bab 4 pengukuran dan evaluasi it balanced …thesis.binus.ac.id/doc/bab4/2010-1-00814-ka bab...
TRANSCRIPT
86
BAB 4
PENGUKURAN DAN EVALUASI
IT BALANCED SCORECARD
4.1 Kerangka Kerja IT Balanced Scorecard
Dalam membangun suatu kerangka IT Balanced Scorecard, ada beberapa
langkah yang harus dilakukan. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut:
1. Penyelarasan visi, misi, dan strategi perusahaan dengan visi, misi dan strategi
Divisi ICT.
2. Penyelarasan strategi ICT dengan perspektif IT Balanced Scorecard.
3. Penentuan tujuan dan ukuran strategis berdasarkan 4 perspektif IT Balanced
Scorecard yang dituangkan dalam bentuk diagram fishbone.
4. Pembuatan strategy map untuk melihat bagaimana tujuan strategis pada tiap
perspektif dapat mendukung strategi Divisi ICT.
5. Menentukan sasaran yang hendak dicapai pada masing-masing ukuran strategis.
6. Melakukan penghitungan berdasarkan data, kuesioner dan wawancara untuk
mengetahui keadaan aktual dan pencapaian dari tiap ukuran dan tujuan strategis.
7. Melakukan penghitungan terhadap pencapaian tiap perspektif dan dituangkan
dalam bentuk diagram layang-layang.
8. Melakukan evaluasi terhadap hasil penghitungan pada tiap-tiap tujuan dan
ukuran strategis dari masing-masing perspektif.
87 Kerangka IT Balanced Scorecard pada PT.GARUDA INDONESIA dapat dilihat pada
gambar 4.1
Gambar 4.1 Kerangka IT Balanced Scorecard
Analisis CSF
Analisis SWOT
Perspekti f Orientasi
Masa Depan
Visi PT.GARUDA INDONESIA
Visi Divisi ICT
Misi PT.GARUDA INDONESIA
Misi Divisi ICT
Strategi PT.GARUDA INDONESIA
Strategi Divisi ICT
Tujuan Strategis
Perspekti f Kontribusi Perusahaan
Perspekti f Orientasi Pengguna
Perspektif Penyempurnaan Operasional
Ukuran Strategis
Strategi Map
Sasaran Strategis
Penghitungan
Pengukuran
Evaluasi Akhir
88 4.2 Penyelarasan Visi, Misi dan Strategi Perusahaan dengan Visi, Misi dan Strategi
Divisi ICT
Langkah awal dari pembangunan IT Balanced Scorecard adalah
menyelaraskan antara visi, misi perusahaan dengan visi, misi Divisi ICT seperti
terlihat pada gambar 4.2
89
Gambar 4.2 Penyelarasan Visi, Misi dan Strategi Perusahaan dengan
Visi, Misi, dan Strategi Divisi ICT
Visi Divisi ICT Menjadikan GIS sebagai IS Solution Provider untuk PT. GARUDA INDONESIA melalui solusi total dengan karyawan yang profesional.
Strategi Divisi ICT
1. Meningkatkan otomatisasi, mengurangi kebergantungan pada aktivitas manual dengan menggunakan teknologi yang handal.
2. Menyediakan infrasturktur yang mampu memberikan ketangkasan bisnis dan efisiensi operasional.
3. Menanggulangi gangguan ataupun resiko yang berpotensial secara tepat, efektif dan efisien.
4. Meningkatkan kompetensi ICT baik SDM maupun infrastruktur, serta melakukan pengembangan perencanaan strategi IT secara berkala.
Strategi Perusahaan
1. Menata ulang kegiatan operasi dan manajemen agar kembali menjadi penerbangan yang tepat waktu dengan kualitas layanan yang prima.
2. Menata ulang aspek bisnis agar seluruh penerbangan menjadi positif.
3. Menjadikan organisasi dan menejemen yang dibangun kembali efektif, sehingga perusahaan dapat berkembang sejajar dengan perusahaan penerbangan internasional lainnya.
4. Meningkatkan operasi dari bisnis perusahaan agar mampu melayani penerbangan yang menjangkau penerbangan (destination) yang semakin luas di manca negara.
Misi Divisi ICT
Memberikan pelayanan dan jasa konsultasi di bidang sistem & teknologi informasi berstandar internasional serta menjadikan IS sebagai alat strategis perusahaan dalam manajemen, perencanaan strategis, keunggulan bersaing dan pengambilan keputusan.
Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan penerbangan pilihan utama di Indonesia yang berdaya saing Internasional.
Misi Perusahaan Memberikan layanan dan jasa angkutan udara yang memberikan kepuasan kepada pengguna jasa secara terpadu dan professional dan didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten.
90
4.2.1 Penyelarasan Visi Perusahaan dan Visi Divisi ICT
Dengan menjadikan Garuda Information System (GIS) sebagai
penyedia solusi bagi kebutuhan sistem informasi PT. GARUDA
INDONESIA maka Divisi ICT berusaha menyediakan suatu solusi melalui
kualitas karyawan yang profesional sebagai suatu bentuk dukungan kepada
PT. GARUDA INDONESIA agar menjadi perusahaan penerbangan utama di
Indonesia yang memiliki daya saing internasional.
4.2.2 Penyelarasan Misi Perusahaan dan Misi Divisi ICT
Dengan memberikan pelayanan dan jasa konsultasi di bidang sistem
dan teknologi informasi yang berstandar internasional serta menjadikan IS
(Information System) sebagai alat strategis perusahaan dalam manajemen,
perencanaan strategis, keunggulan bersaing dan pengambilan keputusan
maka Divisi ICT dapat mendukung perusahaan dalam memberikan layanan
dan jasa angkutan udara yang memberikan kepuasan kepada pengguna yang
didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten.
4.2.3 Penyelarasan Strategi Perusahaan dan Strategi Divisi ICT
Penyelarasan antara strategi perusahaan dan strategi Divisi ICT
adalah sebagai berikut:
1. Strategi pertama adalah menata ulang kegiatan operasi dan manajemen
agar kembali menjadi penerbangan yang tepat waktu dengan kualitas
layanan yang prima. Dalam hal ini Divisi ICT memberikan dukungannya
dengan meningkatkan otomatisasi dan mengurangi kebergantungan pada
91
aktivitas manual dengan menggunakan teknologi yang handal. Hal ini
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada pengguna
dalam meminimalisasi kesalahan-kesalahan akibat aktivitas manual.
2. Strategi kedua adalah menata ulang aspek bisnis agar seluruh
penerbangan menjadi positif. Dalam hal ini Divisi ICT memberikan
dukungannya dengan menyediakan infrastruktur yang mampu
memberikan ketangkasan bisnis dan meningkatkan efektifitas dan
efisiensi proses operasional perusahaan.
3. Strategi ketiga adalah menjadikan organisasi dan menejemen yang
dibangun kembali efektif, sehingga perusahaan dapat berkembang sejajar
dengan perusahaan penerbangan internasional lainnya. Dalam hal ini
Divisi ICT memberikan dukungannya dengan menanggulangi semua
gangguan ataupun resiko yang berpotensial dalam mengurangi kinerja
sistem dan kualitas perusahaan secara tepat, efektif dan efisien.
4. Meningkatkan operasi dari bisnis perusahaan agar mampu melayani
penerbangan yang menjangkau penerbangan (destination) yang semakin
luas di manca negara. Dalam hal ini Divisi ICT memberikan
dukungannya dengan meningkatkan kompetensi ICT itu sendiri baik
Sumber Daya Manusia (SDM) maupun infrastruktur, serta melakukan
pengembangan perencanaan strategi IT secara berkala.
4.3 Penyelarasan Strategi ICT dengan Perspektif IT Balanced Scorecard
Setelah penyelarasan visi, misi dan strategi perusahaan dengan visi, misi dan
strategi Divisi ICT, selanjutnya akan dilakukan penyelarasan terhadap strategi Divisi
92
ICT dengan 4 perspektif IT Balanced Scorecard . Penyelarasan ini untuk
mendapatkan tujuan strategis yang sesuai untuk masing-masing strategi Divisi ICT.
Tabel 4.1 Penyelarasan Strategi ICT dengan Perspektif IT Balanced Scorecard
IT Balanced Scorecard Strategi Tujuan Strategis
Perspektif Kontribusi
Perusahaan
‐ Meningkatkan
otomatisasi, mengurangi
kebergantungan pada
aktivitas manual dengan
menggunakan teknologi
yang handal.
‐ Menyediakan
infrastruktur yang
mampu memberikan
ketangkasan bisnis dan
efisiensi operasional.
‐ Menanggulangi
gangguan ataupun
resiko yang berpotensial
secara tepat, efektif dan
efisien.
‐ Meningkatkan
kompetensi ICT baik
‐ Pengefektifitasan
dan pengefisiensian
biaya ICT-HCM
‐ Kontribusi fungsi
bisnis ICT-HCM
93
SDM maupun
infrastruktur, serta
melakukan
pengembangan
perencanaan strategi
ICT secara berkala.
Perspektif Orientasi
Pengguna
‐ Menanggulangi
gangguan ataupun
resiko yang berpotensial
secara tepat, efektif dan
efisien.
‐ Meningkatkan
kompetensi ICT baik
SDM maupun
infrastruktur, serta
melakukan
pengembangan
perencanaan strategi
ICT secara berkala.
‐ Peningkatan
kepuasan pengguna
‐ Peningkatan
kompetensi
pengguna
‐ Peningkatan
hubungan kerjasama
pengguna dengan
divisi ICT-HCM
Perspektif
Penyempurnaan
Operasional
‐ Menanggulangi
gangguan ataupun
resiko yang berpotensial
secara tepat, efektif dan
‐ Peningkatan
dukungan dan
pemeliharaan ICT-
HCM
94
efisien.
‐ Menyediakan
infrastruktur yang
mampu memberikan
ketangkasan bisnis dan
efisiensi operasional.
‐ Meningkatkan
kompetensi ICT baik
SDM maupun
infrastruktur, serta
melakukan
pengembangan
perencanaan strategi
ICT secara berkala.
‐ Pengoptimasian
pengembangan ICT-
HCM
Perspektif Orientasi
Masa Depan
‐ Meningkatkan
otomatisasi, mengurangi
kebergantungan pada
aktivitas manual dengan
menggunakan teknologi
yang handal.
‐ Meningkatkan
kompetensi ICT baik
SDM maupun
‐ Peningkatan kualitas
staf ICT-HCM
‐ Pelatihan staf ICT-
HCM
‐ Pengembangan
sistem dengan
pemanfaatan
teknologi baru
95
infrastruktur, serta
melakukan
pengembangan
perencanaan strategi
ICT secara berkala.
Berikut adalah penjabaran masing-masing strategi Divisi ICT beserta tujuan
strategis dari 4 perspektif IT Balanced Scorecard:
a. Strategi ICT: meningkatkan otomatisasi, mengurangi kebergantungan pada
aktivitas manual dengan menggunakan teknologi yang handal.
Strategi ini berhubungan dengan perspektif dalam IT Balanced Scorecard yaitu
kontribusi perusahaan dan orientasi masa depan.
1. Pengefektifitasan dan pengefisiensian biaya ICT-HCM
Dengan meningkatnya otomatisasi dan mengurangi kebergantungan pada
aktivitas manual dengan menggunakan teknologi yang handal maka Divisi
ICT dapat mengelola dan mengendalikan anggarannya sebaik mungkin untuk
menjalankan fungsi bisnisnya khususnya Human Capital Management.
Ukuran yang digunakan untuk mengetahui pengefektifitasan dan
pengefisiensian biaya ICT-HCM adalah persentase realisasi antara
pengeluaran ICT-HCM terhadap anggaran perusahaan, persentase anggaran
ICT-HCM yang terpakai.
96
2. Pengembangan sistem dengan pemanfaatan teknologi baru
Dengan menggunakan teknologi yang handal dengan memanfaatkan
teknologi baru, diharapkan Divisi ICT dapat mengembangkan sistem untuk
meningkatkan otomatisasi dan mengurangi kebergantungan pada aktivitas
manual. Ukuran yang digunakan adalah frekuensi perusahaan dalam
melakukan pengembangan sistem.
b. Strategi ICT: menyediakan infrastruktur yang mampu memberikan ketangkasan
bisnis dan efisiensi operasional.
Strategi ini berhubungan dengan perspektif dalam IT Balanced Scorecard yaitu
kontribusi perusahaan dan penyempurnaan operasional.
1. Kontribusi fungsi bisnis ICT-HCM
Dengan menyediakan infrastruktur yang mampu memberikan ketangkasan
bisnis dan efisiensi dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, diharapkan
Divisi ICT dapat menunjukkan kontribusinya kepada perusahaan sebagai
penunjang berjalannya proses bisnis perusahaan menjadi lebih baik. Ukuran
strategis yang digunakan untuk melihat kontribusi fungsi bisnis ICT-HCM
adalah banyaknya jumlah program kerja yang terealisasi pada tiap tahun dan
total aplikasi yang digunakan oleh manajemen strategik.
2. Pengoptimasian pengembangan ICT-HCM
Pengembangan ICT-HCM secara optimal dapat terpenuhi yaitu dengan
tersedianya infrastruktur yang mampu memberikan ketangkasan bisnis dan
efisiensi operasioal. Ukuran yang digunakan adalah jumlah waktu yang
diperlukan untuk mengerjakan proyek SAP HCM (skala kecil).
97
c. Strategi ICT: menanggulangi gangguan ataupun resiko yang berpotensial secara
tepat, efektif dan efisien.
Strategi ini berhubungan dengan perspektif dalam IT Balanced Scorecard
yaitu kontribusi perusahaan, orientasi pengguna dan penyempurnaan operasional.
1. Peningkatan kepuasan pengguna
Dengan adanya kemampuan Divisi ICT dalam menanggulangi gangguan
ataupun resiko yang berpotensial secara tepat, efektif dan efisien maka
kepuasan pengguna terhadap kinerja Divis i ICT juaga akan semakin
meningkat. Ukuran yang digunakan adalah persentase kepuasan pengguna
terhadap kualitas laporan yang dihasilkan, persentase kepuasan pengguna
terhadap aplikasi SAP HCM, dan persentase keluhan pengguna.
2. Peningkatan dukungan dan pemeliharaan ICT-HCM
Peningkatan dukungan dan pemeliharaan ICT-HCM dapat dilakukan dengan
menanggulangi gangguan ataupun resiko yang berpotensial secara tepat,
efektif dan efisien. Ukuran yang digunakan adalah rata-rata waktu yang
diperlukan untuk mengatasi masalah aplikasi, rata-rata waktu yang
diperlukan untuk menjawab pertanyaan pengguna, dan rata-rata waktu
perbaikan apabila sistem mengalami down.
d. Strategi ICT: meningkatkan kompetensi ICT baik SDM maupun infrastuktur,
serta melakukan pengembangan perencanaan strategi IT secara berkala.
Strategi ini berhubungan dengan perspektif dalam IT Balanced Scorecard
yaitu kontribusi perusahaan, orientasi pengguna, dan orientasi masa depan.
98
1. Peningkatan kompetensi pengguna
Seiring dengan meningkatkan kompetensi pengguna dalam menjalankan
fungsi bisnisnya maka diharapkan kompetensi ICT baik SDM maupun
infrastruktur akan meningkat pula dalam menunjang pengembangan strategi
ICT. Ukuran yang digunakan adalah persentase tingkat intensitas pelatihan
yang dilakukan dan persentase kualitas pelatihan pengguna.
2. Peningkatan hubungan kerjasama pengguna dengan divisi ICT-HCM
Dengan meningkatnya hubungan kerjasama antara staf ICT-HCM dengan
pengguna diharapkan akan meningkatkan kompetensi ICT baik SDM
maupun infrastruktur, serta dapat melakukan pengembangan perencanaan
strategi IT secara berkala. Ukuran yang digunakan adalah persentase
keterlibatan hubungan kerjasama pengguna dengan Divisi ICT-HCM.
3. Peningkatan kualitas staf ICT-HCM
Untuk menghasilkan staf ICT-HCM yang berkualitas maka perlu
dilakukannya peningkatkan kompetensi ICT-HCM baik SDM maupun
infrastruktur, serta melakukan pengembangan perencanaan strategi IT secara
berkala. Ukuran yang digunakan adalah persentase staf ICT-HCM yang
berpengalaman minimal 3 tahun dan persentase staf ICT-HCM yang
berpendidikan minimal S1.
4. Pelatihan staf ICT-HCM
Untuk meningkatkan kompetensi ICT baik SDM maupun infrastruktur, serta
melakukan pengembangan perencanaan strategi IT secara berkala maka perlu
dilakukannya pelatihan bagi staf ICT-HCM. Ukuran yang digunakan adalah
frekuensi pelatihan staf ICT-HCM.
99 4.4 Perancangan Hubungan Sebab Akibat
Dalam merancang hubungan sebab akibat, terlebih dahulu akan dibuat
diagram Fish Bone yang merupakan dasar dari pembangunan hubungan sebab
akibat, yang menjelaskan penyebab-penyebab yang mungkin muncul dari masalah
yang ingin dipecahkan. Setelah itu, akan dibuat hubungan sebab akibat dengan
menghubungkan penyebab-penyebab yang ada dari keempat perspektif dalam bentuk
diagram sebab akibat.
4.4.1 Diagram FishBone
Keuntungan dalam menggunakan diagram FishBone adalah dapat
dengan mudah menelusuri penyebab masalah, alasan terjadinya masalah,
dampak dari masalah ataupun kondisi yang terjadi. Kemudian akan
dihubungkan beberapa interaksi yang menyebabkan terjadinya dampak atau
efek pada proses yang ada. Hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah
menganalisa masalah yang terjadi, baru dapat ditentukan tindakan apa yang
harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Kami menganalisis proses bisnis ICT-HCM dan CSF ICT PT.
GARUDA INDONESIA dan menemukan bahwa penyebab-penyebab
masalah divisi ICT adalah:
• Pengefektifitasan dan pengefisiensian biaya ICT-HCM
• Kontribusi fungsi bisnis ICT-HCM
• Peningkatan kepuasan pengguna
• Peningkatan kompetensi pengguna
• Peningkatan hubungan kerjasama pengguna dengan divisi ICT-HCM
100
• Peningkatan dukungan dan pemeliharaan ICT-HCM
• Pengoptimasian pengembangan ICT-HCM
• Peningkatan kualitas staf ICT-HCM
• Pelatihan staf ICT-HCM
• Pengembangan sistem dengan pemanfaatan teknologi baru
Penyebab yang telah diidentifikasi tersebut kemudian akan
dikelompokkan kedalam keempat perspektif IT Balanced Scorecard.
Pengelompokkan penyebab-penyebab tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perspektif Kontribusi Perusahaan
Penyebab-penyebab yang termasuk dalam perspektif kontribusi
perusahaan adalah sebagai berikut:
• Pengefektifitasan dan pengefisiensian biaya ICT-HCM
• Kontribusi fungsi bisnis ICT-HCM
2. Perspektif Orientasi Pengguna
Penyebab-penyebab yang termasuk dalam perspektif orientasi pengguna
adalah sebagai berikut:
• Peningkatan kepuasan pengguna
• Peningkatan kompetensi pengguna
• Peningkatan hubungan kerjasama pengguna dengan divisi ICT-HCM
3. Perspektif Penyempurnaan Operasional
Penyebab-penyebab yang termasuk dalam perspektif penyempurnaan
operasional adalah sebagai berikut:
• Peningkatan dukungan dan pemeliharaan ICT-HCM
101
• Pengoptimasian pengembangan ICT-HCM
4. Perspektif Orientasi Masa Depan
Penyebab-penyebab yang termasuk dalam perspektif orientasi masa
depan adalah sebagai berikut:
• Peningkatan kualitas staf ICT-HCM
• Pelatihan staf ICT-HCM
• Pengembangan sistem dengan pemanfaatan teknologi baru
Setelah dikelompokkan ke dalam empat perspektif IT Balanced
Scorecard, selanjutnya dibuat gambar fishbone bagi keseluruhan perusahaan
dan pada masing-masing perspektif untuk melihat keterkaitan tiap tujuan
pada masing-masing perspektif dengan tujuan perusahaan. (lihat gambar 4.3
hingga gambar 4.7)
102
Gambar 4.3 Diagram Fishbone
1. Meningkatkan otomatisasi, mengurangi kebergantungan pada aktivitas manual dengan menggunakan teknologi yang handal.
2. Menyediakan infrastruktur yang mampu memberikan ketangkasan bisnis dan efisiensi operasional.
3. Menanggulangi gangguan ataupun resiko yang berpotensial secara tepat, efektif dan efisien.
4. Meningkatkan kompetensi ICT baik SDM maupun infrastruktur, serta melakukan pengembangan perencanaan strategi IT secara berkala
Kontribusi Perusahaan Penyempurnaan Operasional
Orientasi Pengguna Orientasi Masa Depan
Pengefekti fitasan dan
pengefisiensian biaya ICT-HCM Kontribusi fungsi
bisnis ICT-HCM
Peningkatan kepuasan pengguna
Peningkatan kompetensi pengguna
Peningkatan hubungan kerjasama pengguna
dengan divisi ICT-HCM
Peningkatan dukungan dan pemeliharaan ICT-
HCM Pengoptimasian pengembangan
ICT-HCM
Peningkatan kualitas staf ICT-HCM
Pelatihan staf ICT-HCM Pengembangan sistem
dengan pemanfaatan teknologi baru
103
Gambar 4.4 Perspektif Kontribusi Perusahaan
Gambar 4.5 Perspektif Orientasi Pengguna
Kontribusi Perusahaan
Pengefektifitasan dan pengefisienan biaya ICT-HCM
% Realisasi antara pengeluaran ICT-HCM
terhadap anggaran perusahaan
% Anggaran ICT –HCM yang
terpakai
Kontribusi fungsi bisnis
Realisasi program kerja ICT-HCM per
tahun Total aplikasi yang
digunakan oleh manajemen strategik
Orientasi Pengguna
Peningkatan kepuasan pengguna
Peningkatan kompetensi pengguna
Peningkatan hubungan kerjasama pengguna dengan
divisi ICT-HCM
% Kepuasan pengguna terhadap kualitas laporan
yang dihasilkan % Kepuasan pengguna terhadap aplikasi SAP HCM
% Keluhan pengguna
% Keterlibatan pengguna dalam
pengembangan aplikasi baru
% Kualitas pelatihan pengguna
% Tingkat intensitas pelatihan yang
dilakukan
104
Gambar 4.6 Perspektif Penyempurnaan Operasional
Gambar 4.7 Perspektif Orientasi Masa Depan
Penyempurnaan Operasional
Peningkatan dukungan dan pemeliharaan ICT-
HCM
Pengoptimasian pengembangan
ICT-HCM
Rata-rata waktu yang diperlukan untuk mengatasi
masalah aplikasi Rata-rata waktu yang
diperlukan untuk menjawab pertanyaan pengguna
Rata-rata waktu perbaikan bila sistem mengalami down
Lama pengerjaan proyek SAP HCM (skala kecil)
Orientasi Masa Depan
Peningkatan kualitas staf ICT-
HCM
Peningkatan sistem dengan pemanfaatan
teknologi baru
Pelatihan staf ICT-HCM
% Staf ICT-HCM yang berpengalaman
minimal 3 tahun % Staf ICT-HCM yang berpendidikan
minimal S1
Frekuensi pelatihan staf ICT-HCM
Frekuensi perusahaan melakukan
pengembangan sistem
105
4.5 Strategy Map
Pada strategy map akan dijelaskan hubungan sebab akibat antara tujuan
strategis ICT dengan empat perspektif IT Balanced Scorecard. Setiap hubungan
sebab akibat dalam tiap perspektif harus dapat menyebabkan tercapainya kontribusi
terhadap perusahaan dan mendukung strategi yang ada pada Divisi ICT. Berikut
adalah gambar hubungan sebab akibat dari tiap perspektif.
106
Gambar 4.8 Strategy Map
Keterangan gambar hubungan sebab akibat:
1. Pelatihan terhadap staf ICT-HCM yang dilakukan secara efektif dan berkala akan
meningkatkan kualitas staf ICT-HCM.
107
2. Dengan meningkatnya kualitas staf ICT-HCM dalam memahami sistem yang
ada dapat meningkatkan dukungan dan pemeliharaan ICT-HCM.
3. Pengembangan sistem sebaiknya dilakukan mengikuti perkembangan teknologi
yang ada guna mengoptimalkan pengembangan ICT-HCM.
4. Dalam pengembangan sistem dan teknologi baru dibutuhkan kerjasama antara
pengguna dan staf ICT-HCM untuk mendapatkan hasil proyek yang maksimal.
5. Peningkatan dukungan dan pemeliharaan ICT-HCM yang baik berpengaruh
terhadap pengendalian biaya ICT-HCM yang lebih efektif dan efisien.
6. Dengan adanya pengembangan ICT-HCM yang lebih optimal dan user-friendly
akan meningkat pula kepuasan dari pengguan akhir.
7. Pengoptimasian pengembangan ICT-HCM memerlukan kerjasama antara
pengguna dan staf ICT-HCM.
8. Dengan terjalinnya hubungan kerjasama yang baik antara pengguna dan staf
ICT-HCM secara otomatis pengetahuan yang didapat pengguna akan bertambah
begitu pula kompetensinya akan meningkat.
9. Peningkatan kepuasan yang dirasakan pengguna akan meningkatkan keahlian
dan kompetensi pengguna.
10. Meningkatnya kompetensi pengguna menyebabkan kontribusi fungsi bisnis
perusahaan pun berjalan dengan baik dan optimal.
11. Kontribusi fungsi bisnis akan berjalan dengan lancar dan sebagaimana fungsinya
jika gangguan ataupun resiko yang berpotensial ditanggulangi secara tepat,
efektif dan efisien.
108
12. Kontribusi fungsi bisnis dapat ditingkatkan dengan tanggap perusahaan akan
penyediaan infrastruktur yang mampu memberikan ketangkasan bisnis dan
efisiensi operasional.
13. Peningkatan kompetensi ICT baik SDM maupun infrastruktur dan
pengembangan perencanaan strategi ICT perlu dilakukan secara berkala untuk
tetap dapat melakukan kontribusi fungsi bisnis dengan baik.
14. Agar tercipta peningkatan otomatisasi sistem serta pengurangan kebergantungan
pada aktivitas manual dengan menggunakan teknologi yang handal, dilakukan
penggunaan ICT secara efektif dan efisien.
4.6 Ukuran Strategis dan Sasaran Strategis IT Balanced Scorecard
Ukuran strategis diperoleh dari penjabaran masing-masing tujuan strategis IT
Balanced Scorecard menjadi beberapa ukuran. Setiap ukuran strategis harus
memiliki suatu sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen
perusahaan, yang dapat dilihat pada tabel 4.2
Ukuran Strategis Sasaran Strategis
Perspektif Kontribusi Perusahaaan A. Pengefektifitasan dan pengefisienan biaya ICT-HCM A1. % Realisasi antara pengeluaran ICT-HCM terhadap anggaran perusahaan ≤ 0,005% A2. % Anggaran ICT-HCM yang terpakai ≤ 10% B. Kontribusi fungsi bisnis ICT-HCM B1. Realisasi program kerja ICT-HCM per tahun 4 program kerja B2. Total aplikasi yang digunakan oleh manajemen strategik 5 aplikasi
Perspektif Orientasi Pengguna A. Peningkatan kepuasan pengguna A1. % Kepuasan pengguna terhadap kualitas laporan yang dihasilkan 90% A2. % Kepuasan pengguna terhadap aplikasi SAP HCM 75% A3. % Keluhan pengguna 90% B. Peningkatan kompetensi pengguna B1. % Tingkat intensitas pelatihan yang dilakukan 80%
109
B2. % Kualitas pelatihan pengguna 90% C. Peningkatan hubungan kerjasama pengguna dengan divisi ICT-HCM C1. % Keterlibatan pengguna dalam pengembangan aplikasi baru 75%
Perspektif Penyempurnaan Operasional A. Peningkatan dukungan dan pemeliharaan ICT-HCM A1. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk mengatasi masalah aplikasi ≤ 1jam A2. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan pengguna Real time A3. Rata-rata waktu perbaikan bila sistem mengalami down 10 menit B. Pengoptimasian pengembangan ICT-HCM B1. Lama pengerjaan proyek SAP HCM (skala kecil) 4 bulan
Perspektif Orientasi Masa Depan A. Peningkatan kualitas staf ICT-HCM A1. % Staf ICT-HCM yang berpengalaman minimal 3 tahun 100% A2. % Staf ICT-HCM yang berpendidikan minimal S1 100% B. Pelatihan staf ICT-HCM B1. Frekuensi pelatihan staf ICT-HCM 5 kali setiap tahun C. Peningkatan sistem dengan pemanfaatan teknologi baru C1. Frekuensi perusahaan melakukan pengembangan sistem SAP HCM setiap 5 tahun
Tabel 4.2 Ukuran Strategis IT Balanced Scorecard
1. Perspektif Kontribusi Perusahaan
Ukuran dan sasaran dari perspektif kontribusi perusahaan adalah:
A. Tujuan strategis: pengefektifitasan dan pengefisienan biaya ICT-HCM
A1. Realisasi antara pengeluaran ICT-HCM terhadap anggaran perusahaan
Ukuran strategis ini digunakan untuk menunjukkan besar anggaran ICT-
HCM tiap tahun yang disetujui perusahaan. Pengukuran dilakukan dengan
membandingan anggaran ICT-HCM yang diusulkan terhadap anggaran yang
disetujui perusahaan.
Sasaran strategis: ≤ 0,005%
110
A2. Anggaran ICT-HCM yang terpakai
Ukuran strategis ini digunakan untuk menunjukkan seberapa besar biaya
ICT-HCM yang digunakan dalam melakukan pengembangan teknologi dan
aplikasi ICT terkait SAP HCM.
Sasaran strategis: ≤ 10%
B. Tujuan strategis: kontribusi fungsi bisnis ICT-HCM
B1. Peningkatan program kerja ICT-HCM per tahun
Ukuran strategis ini digunakan untuk menunjukkan seberapa besar
kontribusi Divisi ICT-HCM terhadap perusahaan, dilihat dari apakah
program kerja yang telah ditetapkan untuk satu tahun dapat terlaksana atau
tidak.
Sasaran strategis: 4 program kerja
B2. Total aplikasi yang digunakan oleh manajemen strategik
Ukuran strategis ini digunakan untuk menunjukkan kontribusi Divisi ICT-
HCM dengan menyediakan aplikasi yang dapat digunakan oleh pihak
manajemen perusahaan dalam memantau kinerja perusahaan yang terkait
dengan Human Capital Management (HCM).
Sasaran strategis: 5 aplikasi
2. Perspektif Orientasi Pengguna
Ukuran dan sasaran dari perspektif orientasi pengguna adalah:
A. Tujuan strategis: peningkatan kepuasan pengguna
A1. Kepuasan pengguna terhadap kualitas laporan yang dihasilkan
111
Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat
kepuasan pengguna terhadap laporan yang dihasilkan dalam mendukung
pekerjaan.
Sasaran strategis: 90%
A2.Kepuasan pengguna terhadap aplikasi SAP HCM
Ukuran strategis ini digunakan untuk menunjukkan seberapa besar tingkat
kepuasan pengguna terhadap kinerja SAP HCM dalam membantu
menyelesaikan pekerjaan.
Sasaran strategis: 75%
A3. Keluhan pengguna
Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar keluhan
pengguna yang ditanggapi Divisi ICT terhadap penggunaan sistem SAP
HCM.
Sasaran strategis: 90%
B. Tujuan strategis: peningkatan kompetensi pengguna
B1. Tingkat intensitas pelatihan yang dilakukan
Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui seberapa sering pengguna
diberikan pelatihan guna meningkatkan kemampuan pengguna dilihat dari
frekuensi pelatihan yang diberikan tiap tahun.
Sasaran strategis: 80%
B2. Kualitas pelatihan pengguna
Ukuran strategis ini digunakan untuk menunjukkan seberapa besar manfaat
pelatihan yang diberikan terhadap pengguna.
Sasaran strategis: 90%
112
C. Tujuan strategis: peningkatan hubungan kerjasama pengguna dengan divisi
ICT
C1. Keterlibatan pengguna dalam pengembangan aplikasi baru
Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana Divisi ICT-
HCM bekerja sama dengan pengguna dalam pengembangan aplikasi baru.
Sasaran strategis: 75%
3. Perspektif Penyempurnaan Operasional
Ukuran dan sasaran dari perspektif penyempurnaan operasional adalah:
A. Tujuan strategis: peningkatan dukungan dan pemeliharaan ICT-HCM
A1. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk mengatasi masalah aplikasi
Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui keefektifitasan kerja Divisi
ICT-HCM dalam mengatasi masalah aplikasi yang terjadi tanpa memakan
waktu yang lama. Hal ini akan berdampak pada kualitas pemeliharaan ICT-
HCM.
Sasaran strategis: ≤ 1jam
A2. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan pengguna
Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui seberapa baik dukungan
dan kualitas pemeliharaan ICT-HCM dalam menjawab pertanyaan pengguna
tentang permasalahan ICT-HCM.
Sasaran strategis: Real time
A3. Rata-rata waktu perbaikan bila sistem mengalami down
Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui seberapa lama sistem yang
mengalami down dapat ditangani, hal ini terkait dengan kualitas infrastruktur
ICT-HCM.
113
Sasaran strategi: 1 menit
B. Tujuan strategis: pengoptimasian pengembangan ICT-HCM
B1. Lama pengerjaan proyek SAP HCM (skala kecil)
Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui apakah pengerjaan proyek
SAP HCM telah dilakukan secara optimal dan tidak melewati batas waktu
yang telah ditentukan.
Sasaran strategi: 4 bulan
4. Perspektif Orientasi Masa Depan
Ukuran dan sasaran dari perspektif orientasi masa depan adalah:
A. Tujuan strategis: peningkatan kualitas staf ICT-HCM
A1. Staf ICT-HCM yang berpengalaman minimal 3 tahun
Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui jumlah staf ICT-HCM yang
berpengalaman kerja minimal selama 3 tahun. Hal ini berkaitan dengan
kualitas staf ICT-HCM.
Sasaran strategis: 100%
A2. Staf ICT-HCM yang berpendidikan minimal S1
Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui jumlah staf ICT-HCM yang
berpendidikan minimal S1.
Sasaran strategis: 100%
B. Tujuan strategis: pelatihan staf ICT-HCM
B1. Frekuensi pelatihan staf ICT-HCM
Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar frekuensi
pelatihan terhadap staf ICT-HCM guna meningkatkan kemampuannya
114
dalam menggunakan SAP HCM dan membantu dalam pemecahan masalah
yang ada.
Sasaran strategis: 5 kali tiap tahun
C. Tujuan strategis: peningkatan sistem dengan pemanfaatan teknologi baru
C1. Frekuensi perusahaan melakukan pengembangan sistem
Ukuran strategis ini digunakan untuk mengetahui seberapa sering perusahaan
melakukan pengembangan sistem SAP HCM guna mendukung proses
operasi perusahaan dan tetap mengikuti perkembangan zaman.
Sasaran strategis: setiap 5 tahun
4.7 Pengukuran IT Balanced Scorecard
Setelah mengetahui ukuran strategis dan sasaran strategis dari tiap perspektif
IT Balanced Scorecard, maka pengukuran IT Balanced Scorecard dapat dilakukan.
Pengukuran dilakukan dengan tujuan untuk melakukan perbandingan tiap tujuan
strategis dengan kondisi yang ada pada perusahaan saat ini. Perolehan informasi
untuk pengukuran kinerja Divisi ICT-HCM dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu
pengambilan data secara langsung, interview dan kuesioner. Tabel 3.3 Menunjukkan
cara perolehan informasi untuk melakukan pengukuran.
Ukuran Strategis Instrumen
Pengukuran
Perspektif Kontribusi Perusahaaan D I K A. Pengefektifitasan dan pengefisienan biaya ICT-HCM A1. % Realisasi antara pengeluaran ICT-HCM terhadap anggaran perusahaan X A2. % Anggaran ICT-HCM yang terpakai X B. Kontribusi fungsi bisnis ICT-HCM B1. Realisasi program kerja ICT-HCM per tahun X B2. Total aplikasi yang digunakan oleh manajemen strategik X
115
Perspektif Orientasi Pengguna D I K A. Peningkatan kepuasan pengguna A1. % Kepuasan pengguna terhadap kualitas laporan yang dihasilkan X A2. % Kepuasan pengguna terhadap aplikasi SAP HCM X A3. % Keluhan pengguna X B. Peningkatan kompetensi pengguna B1. % Tingkat intensitas pelatihan yang dilakukan X B2. % Kualitas pelatihan pengguna X C. Peningkatan hubungan kerjasama pengguna dengan divisi ICT-HCM C1. % Keterlibatan pengguna dalam pengembangan aplikasi baru X
Perspektif Penyempurnaan Operasional D I K A. Peningkatan dukungan dan pemeliharaan ICT-HCM A1. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk mengatasi masalah aplikasi X A2. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan pengguna X A.3 Rata-rata waktu perbaikan bila sistem mengalami down X B. Pengoptimasian pengembangan ICT-HCM B1. Lama pengerjaan proyek SAP HCM (skala kecil) X
Perspektif Orientasi Masa Depan D I K A. Peningkatan kualitas staf ICT-HCM A1. % Staf ICT-HCM yang berpengalaman minimal 3 tahun X X A2. % Staf ICT-HCM yang berpendidikan minimal S1 X X B. Pelatihan staf ICT-HCM B1. Frekuensi pelatihan staf ICT-HCM X C. Peningkatan sistem dengan pemanfaatan teknologi baru C1. Frekuensi perusahaan melakukan pengembangan sistem SAP HCM X
Tabel 4.3 Cara Perolehan Informasi
Keterangan:
D : Data
I : Interview
K : Kuesioner
116
4.8 Hasil Pengukuran Kinerja Divisi ICT-HCM
Pengukuran terhadap kinerja Divisi ICT-HCM dilakukan dengan
mengumpulkan data aktual perusahaan. Perolehan informasi dapat dilakukan dengan
melakukan pengambilan data secara langsung, interview, dan kuesioner. Setelah data
dikumpulkan maka akan dilakukan perhitungan pencapaian terhadap sasaran dari
masing-masing ukuran strategis.
4.8.1 Perhitungan pada Perspektif Kontribusi Perusahaan
Berikut adalah perhitungan terhadap tujuan dan ukuran yang ada pada
perspektif kontribusi perusahaan:
A. Tujuan strategis: pengefektifitasan dan pengefisienan biaya ICT-
HCM
A1. Realisasi antara pengeluaran ICT-HCM terhadap anggaran
perusahaan
Untuk mengetahui besarnya anggaran ICT-HCM yang disetujui
perusahaan terhadap anggaran yang diusulkan oleh Divisi ICT-HCM,
informasi ini diperoleh dari hasil interview kepada SM IT Planning &
Governance PT.GARUDA INDONESIA dalam butir pertanyaan no 1
dalam perspektif kontribusi perusahaan. Butir pertanyaan tersebut sebagai
berikut:
Berapa persentase budget dari seluruh anggaran Divisi ICT yang disetujui
perusahaan dalam melakukan penelitian dan pengembangan SAP HCM?
Karena data keuangan tersebut bersifat rahasia, maka akan disajikan
dalam bentuk persentase.
117
Untuk tahun 2009, anggaran direncanakan akan disetujui perusahaan
sebesar ≤ 0,005% dan baru terealisasi sampai bulan September adalah
sebesar 0,00275%.
Sasaran strategis : ≤ 0,005%
Kondisi aktual : 0,00275%
Pencapaian : 100%
Keterangan : karena kondisi aktual perusahaan sesuai dengan
sasaran strategis yang telah ditetapkan maka pencapaian yang diperoleh
100%.
A2. Anggaran ICT-HCM yang terpakai
Untuk mengetahui besarnya anggaran ICT-HCM yang digunakan,
informasi ini diperoleh dari hasil interview kepada SM IT Planning &
Governance PT.GARUDA INDONESIA dalam butir pertanyaan no 2
dalam perspektif kontribusi perusahaan. Butir pertanyaan tersebut sebagai
berikut:
Berapa persentase besarnya pemakaian dana dari jumlah yang
dianggarkan Divisi ICT-HCM sampai dengan bulan September 2009?
Karena data keuangan tersebut bersifat rahasia, maka akan disajikan
dalam bentuk persentase.
Sasaran strategis : ≤ 10%
Sasaran hingga bulan September’09 : 9/12 x 10% = 7,5%
Kondisi aktual : 5,35%
Pencapaian : 100%
118
Keterangan : karena kondisi aktual perusahaan sesuai dengan
sasaran strategis yang telah ditetapkan maka pencapaian yang diperoleh
100%.
B. Tujuan strategis: kontribusi fungsi bisnis ICT-HCM
B1. Realisasi program kerja ICT-HCM per tahun
Untuk mengetahui jumlah program kerja yang sudah dicapai Divisi ICT-
HCM, informasi ini diperoleh dengan melakukan interview kepada SM
IT Planning & Governance PT.GARUDA INDONESIA dalam butir
pertanyaan no 3 dalam perspektif kontribusi perusahaan. Butir pertanyaan
tersebut sebagai berikut:
Berapa banyak jumlah program kerja terencana yang telah diselesaikan
oleh Divisi ICT-HCM dalam waktu satu tahun?
Dalam agenda kerja tahun 2009, direncanakan 4 program kerja yang akan
dilaksanakan oleh Divisi ICT-HCM dan baru terlaksana 3 program kerja
sampai bulan September 2009.
Sasaran strategis : 4 program kerja
Kondisi aktual : 3 program kerja
Pencapaian : 3/4 x 100% = 75%
Keterangan : 3 program kerja yang telah terlaksana yaitu
pengembangan infrastruktur LAN (IP VPN dan IP telephony, SITA),
implementasi New Passanger Revenue Accounting Application &
Passanger Revenue Information system (using Business Object),
119
implementasi SAP/Business Intelligence & HC data warehouse, BSC
(Balanced Scorecard), dan PMS (Performance Management System.
B2. Total aplikasi yang digunakan oleh manajemen strategik
Untuk mengetahui jumlah aplikasi yang digunakan oleh manajemen
strategik dalam membantu pengambilan keputusan, informasi ini
diperoleh dengan melakukan interview kepada SM IT Planning &
Governance dalam butir pertanyaan no 4 dalam perspektif kontribusi
perusahaan. Butir pertanyaan tersebut sebagai berikut:
Berapa jumlah aplikasi (HCM) yang digunakan oleh pihak manajemen
strategik perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawabnya?
Sasaran strategis : 5 aplikasi
Kondisi aktual : 5 aplikasi
Pencapaian : karena kondisi aktual perusahaan sesuai dengan
sasaran strategis yang telah ditetapkan maka pencapaian yang diperoleh
100%.
Keterangan : talent review and calibration, Remote HR,
Enhance Module HR, employee adminstration, dan organization
management.
120
Berikut adalah hasil dari pengukuran perspektif kontribusi perusahaan:
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Perspektif Kontribusi Perusahaan
Tujuan Strategis Ukuran Strategis Sasaran Strategis
Kondisi Aktual Pencapaian
A. Pengefektifitasan dan pengefisienan biaya ICT-HCM
A1. % Realisasi antara pengeluaran ICT-HCM terhadap anggaran perusahaan ≤ 0,005% ≤ 0,00275% 100%
A2. % Anggaran ICT-HCM yang terpakai ≤ 10%
5,35% (sampai Sept'09) 100%
Total 200% Rata-rata 100%
B. Kontribusi fungsi bisnis ICT-HCM
B1. Peningkatan program kerja ICT-HCM per tahun
4 rencana kerja
3 rencana kerja 75%
B2. Total aplikasi yang digunakan oleh manajemen strategik 5 aplikasi 5 aplikasi 100%
Total 175% Rata-rata 87,5% Total rata-rata 187,5% Rata-rata seluruh 93,75%
4.8.2 Perspektif Orientasi Pengguna
Pada perspektif orientasi pengguna terdapat pengolahan kuesioner,
dimana populasi yang dipilih sebagai responden dalam pengambilan data
melalui kuesioner adalah superuser dari SAP HCM pada PT.GARUDA
INDONESIA yang berjumlah 15 orang. Setiap pertanyaan memiliki empat
pilihan jawaban yaitu A-B-C-D. Skala yang digunakan adalah dengan empat
pilihan jawaban dan perhitungannya dilakukan dengan pembobotan bagi tiap
jawaban. Pembobotan yang dilakukan adalah jawaban A bernilai 4, jawaban
B bernilai 3, jawaban C bernilai 2, jawaban D bernilai 1.
121
Ukuran dan sasaran dari perspektif orientasi pengguna adalah:
A. Tujuan strategis: peningkatan kepuasan pengguna
A1. Kepuasan pengguna terhadap kualitas laporan yang dihasilkan.
Pengukuran persentase aplikasi SAP HCM dapat mendukung pekerjaan,
dilakukan dengan pengumpulan data melalui kuesioner yang dibagikan
kepada superuser SAP HCM dalam butir pertanyaan no 1 dalam
perspektif orientasi pengguna. Butir pertanyaan sebagai berikut:
Seberapa besar tingkat kepuasan pengguna terhadap kualitas laporan
yang dihasilkan dalam aplikasi SAP HCM?
a. Sangat puas
b. Puas
c. Kurang puas
d. Tidak puas
Bobot A = 4, B = 3, C = 2, D = 1
Hasil:
Pilihan Jawaban
Jumlah Responden Nilai
Jumlah Nilai (Jumlah x Nilai)
A 1 4 4 B 9 3 27 C 5 2 10 D 0 1 0
Abstain 0 0 0 Total 41
Tabel 4.5 Hasil kuesioner no 1 perspektif orientasi pengguna
Sasaran strategis: 90% (4 dari skala 4)
Hasil: 41/15 = 2,73
122
2,73 x 25% = 68,25% (25% karena skala ada 4, 100%/4 = 25%)
Pencapaian: (68,25/90) x 100% = 75,83%
A2. Kepuasan pengguna terhadap aplikasi SAP HCM
Pengukuran tingkat kepuasan pengguna terhadap aplikasi SAP HCM
dilakukan dengan pengumpulan data melalui kuesioner yang dibagikan
kepada superuser SAP HCM dalam butir pertanyaan no 2 dalam
perspektif orientasi pengguna. Butir pertanyaan sebagai berikut:
Seberapa besar tingkat kepuasan pengguna terhadap aplikasi SAP
HCM?
a. Sangat puas (aplikasi SAP HCM mudah dimengerti dan dapat
mendukung pekerjaan)
b. Puas (aplikasi SAP HCM dapat dimengerti dan dapat mendukung
pekerjaan)
c. Cukup puas (aplikasi SAP HCM sulit dimengerti)
d. Tidak puas (aplikasi SAP HCM tidak dimengerti)
Bobot A = 4, B = 3, C = 2, D = 1
Pilihan Jawaban
Jumlah Responden Nilai
Jumlah Nilai (Jumlah x Nilai)
A 1 4 4 B 12 3 36 C 2 2 4 D 0 1 0
Abstain 0 0 0 Total 44
Tabel 4.6 Hasil kuesioner no 2 perspektif orientasi pengguna
123
Sasaran strategis: 75% (4 dari skala 4)
Hasil: 44/15 = 2,93
2,93 x 25% = 73,25% (25% karena skala ada 4, 100%/4 = 25%)
Pencapaian: (73,25/75) x 100% = 97,67%
A3. Keluhan pengguna
Pengukuran terhadap keluhan pengguna yang ditanggapi oleh Divisi ICT
terhadap penggunaan aplikasi SAP HCM dilakukan dengan pengumpulan
data melalui kuesioner yang dibagikan kepada superuser SAP HCM
dalam butir pertanyaan no 3 dalam perspektif orientasi pengguna. Butir
pertanyaan sebagai berikut:
Seberapa sering keluhan pengguna ditanggapi oleh Divisi ITC-HCM
berkaitan dengan penggunaan aplikasi SAP HCM?
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
Bobot A = 4, B = 3, C = 2, D = 1
Pilihan Jawaban
Jumlah Responden Nilai
Jumlah Nilai (Jumlah x Nilai)
A 0 4 0 B 11 3 33 C 3 2 6 D 1 1 1
Abstain 0 0 0 Total 40
Tabel 4.7 Hasil kuesioner no 3 perspektif orientasi pengguna
124
Sasaran strategis: 90% (4 dari skala 4)
Hasil: 40/15 = 2,67
2,67 x 25% = 66,75% (25% karena skala ada 4, 100%/4 = 25%)
Pencapaian: (66,75/90) x 100% = 74,17%
B. Tujuan strategis: peningkatan kompetensi pengguna
B1. Tingkat intensitas pelatihan yang dilakukan
Pengukuran terhadap total pelatihan yang diberikan terhadap pengguna
dalam satu tahun terkait dengan penggunaan SAP HCM dilakukan
dengan pengumpulan data melalui kuesioner yang dibagikan kepada
superuser SAP HCM dalam butir pertanyaan no 4 dalam perspektif
orientasi pengguna. Butir pertanyaan sebagai berikut:
Seberapa sering pengguna diberikan pelatihan yang berkaitan dengan
penggunaan SAP HCM dalam satu tahun?
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
Bobot A = 4, B = 3, C = 2, D = 1
125
Pilihan
Jawaban Jumlah
Responden Nilai Jumlah Nilai
(Jumlah x Nilai) A 1 4 4 B 1 3 3 C 10 2 20 D 3 1 3
Abstain 0 0 0 Total 30
Tabel 4.8 Hasil kuesioner no 4 perspektif orientasi pengguna
Sasaran strategis: 80% (4 dari skala 4)
Hasil: 30/15 = 2
2 x 25% = 50% (25% karena skala ada 4, 100%/4 = 25%)
Pencapaian: (50/80) x 100% = 62,5%
B2. Kualitas pelatihan pengguna
Pengukuran terhadap kualitas pelatihan yang diberikan terhadap
pengguna dilakukan dengan pengumpulan data melalui kuesioner yang
dibagikan kepada superuser SAP HCM dalam butir pertanyaan no 5
dalam perspektif orientasi pengguna. Butir pertanyaan sebagai berikut:
Apakah pelatihan yang diberikan terhadap pengguna dapat membantu
dalam mendukung pekerjaan pengguna?
a. Sangat membantu
b. Membantu
c. Kurang membantu
d. Tidak membantu
Bobot A = 4, B = 3, C = 2, D = 1
126
Pilihan
Jawaban Jumlah
Responden Nilai Jumlah Nilai
(Jumlah x Nilai) A 5 4 20 B 9 3 27 C 0 2 0 D 1 1 1
Abstain 0 0 0 Total 48
Tabel 4.9 Hasil kuesioner no 5 perspektif orientasi pengguna
Sasaran strategis: 90% (4 dari skala 4)
Hasil: 48/15 = 3,2
3,2 x 25% = 80% (25% karena skala ada 4, 100%/4 = 25%)
Pencapaian: (80/90) x 100% = 88,89%
C. Tujuan strategis: peningkatan hubungan kerjasama pengguna
dengan divisi ICT-HCM
C1. Keterlibatan pengguna dalam pengembangan aplikasi baru
Pengukuran tingkat keterlibatan pengguna dalam pengembangan aplikasi
baru terkait dengan SAP HCM dilakukan dengan pengumpulan data
melalui kuesioner yang dibagikan kepada superuser SAP HCM dalam
butir pertanyaan no 6 dalam perspektif orientasi pengguna. Butir
pertanyaan sebagai berikut:
Seberapa sering pengguna dilibatkan dalam proyek pengembangan
baru terkait dengan SAP HCM? (memberikan ide/masukan,
tanggapan, dll)
a. Selalu
b. Sering
127
c. Jarang
d. Tidak pernah
Bobot A = 4, B = 3, C = 2, D = 1
Pilihan Jawaban
Jumlah Responden Nilai
Jumlah Nilai (Jumlah x Nilai)
A 2 4 8 B 4 3 12 C 6 2 12 D 3 1 3
Abstain 0 0 0 Total 35
Tabel 4.10 Hasil kuesioner no 6 perspektif orientasi pengguna
Sasaran strategis: 75%
Hasil: 35/15 = 2,33%
2,33 x 25% = 58,25% (25% karena skala ada 4, 100%/4 = 25%)
Pencapaian: (58,25/75) x 100% = 77,67%
Berikut adalah hasil dari pengukuran perspektif orientasi pengguna:
Tujuan Strategis Ukuran Strategis Sasaran Kondisi Aktual Pencapaian
A. Peningkatan kepuasan pengguna
A1. % Kepuasan pengguna terhadap kualitas laporan yang dihasilkan 90% 68,25% 75,83%
A2. % Kepuasan pengguna terhadap aplikasi SAP 75% 73,25% 97,67%
A3. % Keluhan pengguna 90% 66,75% 74,17% Total 247,67% Rata-rata 82,56% B. Peningkatan kompetensi pengguna
B1. Tingkat intensitas pelatihan yang dilakukan 80% 50% 62,5%
B2. % Kualitas pelatihan pengguna 90% 80% 88,89%
Total 151,39%
128
Rata-rata 75,7% C. Peningkatan hubungan kerjasama pengguna dengan divisi ICT-HCM
C1. % Keterlibatan pengguna dalam pengembangan aplikasi baru 75% 58,25% 77,67%
Total 77,67% Rata-rata 77,67% Total rata-rata 235,93% Rata-rata seluruh 78,64%
Tabel 4.11 Hasil Pengukuran Perspektif Orientasi Pengguna
4.8.3 Perspektif Penyempurnaan Operasional
Ukuran dan sasaran dari perspektif penyempurnaan operasional adalah:
A. Tujuan strategis: peningkatan dukungan dan pemeliharaan ICT-
HCM
A1. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk mengatasi masalah aplikasi
Untuk mengetahui rata-rata waktu yang diperlukan untuk mengatasi
masalah yang ada dalam aplikasi SAP HCM, informasi ini diperoleh
dengan melakukan interview kepada SM Human Capital IT
PT.GARUDA INDONESIA dalam butir pertanyaan no 5 dalam
perspektif penyempurnaan operasional. Butir pertanyaan tersebut sebagai
berikut:
Berapa rata-rata waktu yang diperlukan untuk mengatasi masalah
terhadap aplikasi SAP HCM?
Sasaran strategis : ≤ 1jam
Kondisi aktual : real time (masalah yang ada terhadap aplikasi
SAP HCM diatasi secara langsung)
129
Pencapaian : karena kondisi aktual perusahaan sesuai dengan
sasaran strategis yang telah ditetapkan maka pencapaian yang diperoleh
100%.
A2. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan
pengguna
Untuk mengetahui rata-rata waktu yang diperlukan untuk menjawab
pertanyaan penguna terkait dengan penggunaan dan masalah yang ada
dalam aplikasi SAP HCM, informasi ini diperoleh dengan melakukan
interview kepada SM Human Capital IT PT.GARUDA INDONESIA
dalam butir pertanyaan no 6 dalam perspektif penyempurnaan
operasional. Butir pertanyaan tersebut sebagai berikut:
Berapa rata-rata waktu yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan
pengguna seputar penggunaan aplikasi SAP-HCM?
Sasaran strategis : Real time
Kondisi aktual : Real time
Pencapaian : karena kondisi aktual perusahaan sesuai dengan
sasaran strategis yang telah ditetapkan maka pencapaian yang diperoleh
100%.
A3. Rata-rata waktu perbaikan bila sistem mengalami down
Untuk mengetahui rata-rata waktu yang diperlukan untuk melakukan
perbaikan apabila sistem SAP HCM mengalami down, informasi ini
diperoleh dengan melakukan pengambilan data yang diperoleh dari SM
IT Planning & Governance.
Sasaran strategi : 1 menit
130
Kondisi aktual : ≤ 1 menit
Pencapaian : karena kondisi aktual perusahaan sesuai dengan
sasaran strategis yang telah ditetapkan maka pencapaian yang diperoleh
100%.
Keterangan : dalam PT.GARUDA INDONESIA terdapat
ketentuan SLA (Service Level Agreement) sebesar 99,8%. Artinya hanya
boleh 0,2% yang mengalami down. Akumulasi down yang terjadi dalam
PT.GARUDA INDONESIA adalah kurang lebih sebesar 6 jam (360
menit) dalam satu tahun. Diasumsikan 1 bulan = 30 hari, maka perkiraan
waktu yang diperlukan untuk mengatasi down per hari = (360/12) / 30 =
1 menit.
Berikut adalah dokumen mengenai SLA yang terjadi selama tahun 2009:
131
B. Tujuan strategis: pengoptimasian pengembangan ICT-HCM
B1. Lama pengerjaan proyek SAP HCM (skala kecil)
Untuk mengetahui rata-rata waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan
proyek SAP HCM (skala kecil), informasi ini diperoleh dengan cara
mengumpulkan data melalui pengambilan data yang diperoleh dari SM IT
Planning & Governance.
Berikut adalah data yang diperoleh:
No Tahapan
Bulan ke-1
Bulan ke-2
Bulan ke-3
Bulan ke-4
Bulan ke-5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Preparation
2 Conceptual Design
3 Detail Design
4 Test User Acceptance
5 Life
6 After Life Support
Tabel 4.12 Gantt chart Proyek SAP HCM (skala kecil) Sasaran strategi : 4 bulan
Kondisi aktual : 4,5 bulan
Penyimpangan : 4,5 bulan – 4 bulan = 0,5 bulan
Pencapaian : 100% - (0,5/4 x 100%) = 87,5%
Berikut adalah hasil dari pengukuran perspektif orientasi penyempurnaan
operasional:
Tujuan Strategis Ukuran Strategis Sasaran
Kondisi Aktual Pencapaian
132
A. Peningkatan dukungan dan pemeliharaan ICT-HCM
A1. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk mengatasi masalah aplikasi ≤ 1 jam Real time 100%
A2. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan pengguna Real time Real time 100%
A3. Rata-rata waktu perbaikan bila sistem mengalami down 10 menit ≤ 1 menit 100%
Total 300% Rata-rata 100% B. Pengoptimasian pengembangan ICT-HCM
B1. Lama pengerjaan proyek SAP HCM (skala kecil) 4 bulan 4,5 bulan 87,5%
Total 87,5% Rata-rata 87,5% Total rata-rata 187,5% Rata-rata seluruh 93,75%
Tabel 4.13 Hasil Pengukuran Perspektif Penyempurnaan Operasional
4.8.4 Perspektif Orientasi Masa Depan
Ukuran dan sasaran dari perspektif orientasi masa depan adalah:
A. Tujuan strategis: peningkatan kualitas staf ICT-HCM
A1. Staf ICT-HCM yang berpengalaman minimal 3 tahun
Untuk mengetahui jumlah staf ICT-HCM yang berpengalaman minimal 3
tahun, informasi ini diperoleh dengan melakukan interview kepada SM
Human Capital IT PT.GARUDA INDONESIA dalam butir pertanyaan
no 9 dalam perspektif orientasi masa depan. Butir pertanyaan tersebut
sebagai berikut:
Berapa persentase jumlah staf ICT-HCM yang berpengalaman minimal 3
tahun?
133
Sasaran strategis : 100%
Kondisi aktual : hanya 3 orang, dari total 6 orang
Pencapaian : 50%
Keterangan : jumlah staf ICT-HCM berjumlah 6 orang dan
yang berpengalaman minimal 3 tahun berjumlah 3 orang. Maka
pencapaian yang diperoleh adalah 3/6 x 100% = 50%
Berikut adalah data yang diperoleh:
No. Nama Pendidikan Lama Bekerja Jabatan
1 Rusnendar STM 21 tahun SC. Personnel Administration Application
2 Roedy Sukaton S‐1 17 tahun SC. Personnel Development Application 3 Budi Setyono D‐3 17 tahun System Analyst
4 Hanif Rahma H. S‐1 2 tahun System Programmer 5 Ryan Octavianus S‐1 2 tahun System Programmer
6 Dadhi W. S‐1 1 tahun System Programmer
A2. Staf ICT-HCM yang berpendidikan minimal S1
Untuk mengetahui jumlah staf ICT-HCM yang berpendidikan minimal
S1, informasi ini diperoleh dengan melakukan interview kepada SM
Human Capital IT PT.GARUDA INDONESIA dalam butir pertanyaan
no 10 dalam perspektif orientasi masa depan. Butir pertanyaan tersebut
sebagai berikut:
Berapa persentase jumlah staf ICT-HCM yang berpendidikan minimal
S1?
Sasaran strategis : 100%
Kondisi aktual : hanya 5 orang, dari total 6 orang
Pencapaian : 83,33%
134
Keterangan : jumlah staf ICT-HCM berjumlah 6 orang dan
yang berpendidikan minimal S1 berjumlah 5 orang. Maka pencapaian
yang diperoleh adalah 5/6 x 100% = 83,33%
Berikut adalah data yang diperoleh:
No. Nama Pendidikan Lama Bekerja Jabatan
1 Rusnendar STM 21 tahun SC. Personnel Administration Application 2 Roedy Sukaton S‐1 17 tahun SC. Personnel Development Application
3 Budi Setyono D‐3 17 tahun System Analyst 4 Hanif Rahma H. S‐1 2 tahun System Programmer
5 Ryan Octavianus S‐1 2 tahun System Programmer 6 Dadhi W. S‐1 1 tahun System Programmer
B. Tujuan strategis: pelatihan staf ICT-HCM
B1. Frekuensi pelatihan staf ICT-HCM
Untuk mengetahui jumlah pelatihan yang dilakukan oleh staf ICT-HCM,
informasi ini diperoleh dengan melakukan interview kepada SM Human
Capital IT PT.GARUDA INDONESIA dalam butir pertanyaan no 11
dalam perspektif orientasi masa depan. Butir pertanyaan tersebut sebagai
berikut:
Berapa jumlah frekuensi pelatihan terhadap staf ICT-HCM yang
dilakukan setiap tahun?
Sasaran strategis : 5 kali tiap tahun
Kondisi aktual : 40jam / tahun
Pencapaian : 100%
Keterangan : dalam PT.GARUDA INDONESIA ditargetkan
untuk setiap staf ICT-HCM melakukan pelatihan sebanyak 40jam / tahun.
Diasumsikan setiap staf ICT-HCM setiap kali melakukan pelatihan
135
selama kurang lebih 8 jam. Maka dalam tiap tahunnya pelatihan yang
dilakukan sebanyak 40/8 = 5 kali tiap tahun. Karena kondisi aktual
perusahaan sesuai dengan sasaran strategis yang telah ditetapkan maka
pencapaian yang diperoleh 100%.
C. Tujuan strategis: peningkatan sistem dengan pemanfaatan teknologi
baru
C1. Frekuensi perusahaan melakukan pengembangan sistem
Untuk mengetahui frekuensi perusahaan melakukan pengembangan
terhadap sistem SAP HCM, informasi ini diperoleh dengan melakukan
interview kepada SM Human Capital IT PT.GARUDA INDONESIA
dalam butir pertanyaan no 11 dalam perspektif orientasi masa depan.
Butir pertanyaan tersebut sebagai berikut:
Berapa frekuensi perusahaan dalam melakukan pengembangan sistem
guna mendukung proses operasi perusahaan dan agar tetap mengikuti
perkembangan zaman?
Sasaran strategis : setiap 5 tahun
Kondisi aktual : flexible (pengembangan disesuaikan dengan
kebutuhan)
Pencapaian : karena kondisi aktual perusahaan sesuai dengan
sasaran strategis yang telah ditetapkan maka pencapaian yang diperoleh
100%.
136
Berikut adalah hasil dari pengukuran perspektif orientasi masa depan:
Tujuan Strategis Ukuran Strategis Sasaran Kondisi Aktual Pencapaian
A. Peningkatan kualitas staf ICT-HCM
A1. % Staf ICT-HCM yang berpengalaman minimal 3 tahun 100%
3 dari 6 orang 50%
A2. % Staf ICT-HCM yang berpendidikan minimal S1 100%
5 dari 6 orang 83,33%
Total 133,33% Rata-rata 66,67% B. Pelatihan staf ICT-HCM
B1. Frekuensi pelatihan staf ICT-HCM
2 kali tiap tahun
5 kali tiap tahun 100%
Total 100% Rata-rata 100% C. Peningkatan sistem dengan pemanfaatan teknologi baru
C1. Frekuensi perusahaan melakukan pengembangan sistem
Setiap 5 tahun flexible 100%
Total 100% Rata-rata 100% Total rata-rata 266,67% Rata-rata seluruh 88,89%
Tabel 4.14 Hasil Pengukuran Perspektif Orientasi Masa Depan
4.9 Pembobotan Tujuan Strategis pada Empat Perspektif IT Balanced Scorecard
Setelah melakukan perhitungan terhadap keadaan aktual perusahaan dan
pencapaian pada masing-masing ukuran strategis, selanjutnya yang perlu dilakukan
adalah pembobotan tujuan strategis pada setiap perspektif IT Balanced Scorecard.
Data mengenai pembobotan diperoleh melalui wawancara dengan SM IT
Planning & Governance dengan teknik adjustment dimana terdapat kesepakatan
antara penulis dengan SM IT Planning & Governance. Pembobotan tujuan strategis
menggunakan teknik average dan dapat dilihat pada tabel 4.15 dibawah ini.
137
Perspektif Tujuan Strategis Bobot Hasil Ukuran
Hasil Tujuan
Kontribusi Perusahaan
Pengefektifitasan dan pengefisienan biaya ICT-HCM 40% 100% 40%
Kontribusi fungsi bisnis ICT-HCM 60% 87,5% 52,5%
Total 92,5% Orientasi Pengguna
Peningkatan kepuasan pengguna 30% 82,56% 24,77%
Peningkatan kompetensi pengguna 35% 75,7% 26,5%
Peningkatan hubungan kerjasama pengguna dengan divisi ICT-HCM
35% 77,67% 27,18%
Total 78,45% Penyempurnaan Operasional
Peningkatan dukungan dan pemeliharaan ICT-HCM 35% 100% 35%
Pengoptimasian pengembangan ICT-HCM 65% 87,5% 56,88%
Total 91,88% Orientasi Masa Depan
Peningkatan kualitas staf ICT-HCM 30% 66,67% 20%
Pelatihan staf ICT-HCM 30% 100% 30% Peningkatan sistem dengan pemanfaatan teknologi baru 40% 100% 40%
Total 90%
Tabel 4.15 Pembobotan Tujuan Strategis
Hasil tingkat pemenuhan target pada masing-masing perspektif IT Balanced Scorecard
ditunjukkan pada tabel 4.16 berikut:
Perspektif Hasil Pengukuran Kontribusi Perusahaan 23,13% Orientasi Pengguna 19,61% Penyempurnaan Operasional 22,97% Orientasi Masa Depan 22,5%
Total 88,21%
Tabel 4.16 Tingkat Pemenuhan Target Masing-masing Perspektif
138
Hasil pengukuran pada tabel 4.16 dapat digambarkan dalam bentuk grafik. Grafik
tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.9 berikut ini:
Gambar 4.9 Grafik Hasil Pengukuran Kinerja Sistem
4.10 Evaluasi Hasil Pengukuran IT Balanced Scorecard
Selanjutnya, akan dievaluasi data-data yang diperoleh dari PT. GARUDA
INDONESIA baik melalui wawancara maupun kuesioner.
4.10.1 Tabel Evaluasi
Hasil perhitungan ukuran dan tujuan strategis dari empat perspektif IT
Balanced Scorecard dapat dilihat pada tabel 4.17 dibawah.
139
Tabel 4.17 Evaluasi Hasil Pengukuran IT Balanced Scorecard
Tujuan Strategis
Ukuran Strategis
Sasaran Aktual Pencapai
an
Bobot Tujuan
Hasil Tujuan
Hasil Perspektif
Perspektif Kontribusi Perusahaan (25%) = 23,13%
Pengefektifitasan dan pengefisienan biaya ICT-HCM
% Realisasi antara pengeluaran ICT-HCM terhadap anggaran perusahaan
≤ 0,005
%
≤ 0,00275
% 100%
40% 40%
92,5%
% Anggaran ICT-HCM yang terpakai
≤ 10% 5,35% (sampai Sept'09)
100%
Kontribusi fungsi bisnis ICT-HCM
Peningkatan program kerja ICT-HCM per tahun
4 rencana kerja
3 rencana kerja
75%
60% 52,5% Total
aplikasi yang digunakan oleh manajemen strategik
5 aplika
si
5 aplikasi 100%
Perspektif Orientasi Pengguna (25%) = 19,61%
Peningkatan kepuasan pengguna
% Kepuasan pengguna terhadap kualitas laporan yang dihasilkan
90% 68,25% 75,83%
30% 24,77%
78,45%
% Kepuasan pengguna terhadap aplikasi SAP
75% 73,25% 97,67%
% Keluhan pengguna 90% 66,75% 74,17%
Peningkatan kompetensi pengguna
Tingkat intensitas pelatihan yang dilakukan
80% 50% 62,5% 35% 26,5%
140
% Kualitas pelatihan pengguna
90% 80% 88,89%
Peningkatan hubungan kerjasama pengguna dengan divisi ICT-HCM
% Keterlibatan pengguna dalam pengembangan aplikasi baru
75% 58,25% 77,67% 35% 27,18
%
Perspektif Orientasi Penyempurnaan Operasional (25%) = 22,97%
Peningkatan dukungan dan pemeliharaan ICT-HCM
Rata-rata waktu yang diperlukan untuk mengatasi masalah aplikasi
≤ 1 jam
Real time 100%
35% 35%
91,88%
Rata-rata waktu yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan pengguna
Real time
Real time 100%
Rata-rata waktu perbaikan bila sistem mengalami down
10 menit
≤ 1 menit 100%
Pengoptimasian pengembangan ICT-HCM
Lama pengerjaan proyek SAP HCM (skala kecil)
4 bulan
4,5 bulan 87,5% 65% 56,88
%
Perspektif Orientasi Masa Depan (25%) = 22,5%
Peningkatan kualitas staf ICT-HCM
% Staf ICT-HCM yang berpengalaman minimal 3 tahun
100% 3 dari 6 orang 50%
30% 20% 90% % Staf ICT-HCM yang berpendidikan minimal S1
100% 5 dari 6 orang 83,33%
141
Pelatihan staf ICT-HCM
Frekuensi pelatihan staf ICT-HCM
5 kali tiap
tahun
5 kali tiap
tahun 100% 30% 30%
Peningkatan sistem dengan pemanfaatan teknologi baru
Frekuensi perusahaan melakukan pengembangan sistem
Setiap 5
tahun Flexible 100% 40% 40%
Nilai IT Balanced Scorecard = 88,21% 4.10.2 Evaluasi Hasil Pengukuran
Setelah dilakukan pengukuran melalui keempat perspektif yang ada
pada IT Balanced Scorecard, maka dapat dilakukan evaluasi hasil
pengukuran terhadap hasil rata-rata pencapaian yang diperoleh dari masing-
masing perspektif.
Dari keempat perspektif dalam IT Balanced Scorecard, melalui
konsultasi dan kesepakatan dari PT.GARUDA INDONESIA, maka dapat
dibuat 4 kategori bobot / nilai range persentase sebagai berikut:
• 0% - 25% : Warning
• 26% - 50% : Challenged
• 51% - 75% : Good
• 76% - 100% : Very Good
1. Perspektif Kontribusi Perusahaan
Nilai 92,5% menunjukkan bahwa pencapaian pada perspektif
kontribusi perusahaan sudah sangat baik, yaitu pada level very good. Hal
142
ini dapat terjadi karena penggunaan anggaran ICT yang efektif dan
efisien, serta sesuai rencana. Selain itu, juga terdapat kontribusi fungsi
bisnis ICT yang sangat baik dalam menunjang kebutuhan pengembangan
sistem pada PT. GARUDA INDONESIA.
2. Perspektif Orientasi Pengguna
Biarpun berada pada level very good, pencapaian pada perspektif
orientasi pengguna jauh lebih rendah dibandingkan perspektif lainnya
yaitu 78,45%. Hal ini disebabkan oleh tingkat kepuasan pengguna
terhadap sistem cukup rendah, frekuensi pelatihan pengguna yang masih
kurang, serta kurangnya keterlibatan pengguna dalam pengembangan
sistem.
3. Perspektif Penyempurnaan Operasional
Perspektif penyempurnaan operasional berada pada level very
good dengan hasil pencapaian 91,88%. Hal ini dapat terjadi karena
keefektitasan dan keefisiensian operasional sistem baik dalam mengatasi
masalah sistem, menjawab pertanyaan pengguna maupun mengerjakan
proyek SAP HCM (skala kecil).
4. Perspektif Orientasi Masa Depan
Dengan hasil 90%, terlihat bahwa pencapaian perspektif orientasi
masa depan juga berada pada level very good. Hal ini dapat terjadi karena
staf ICT yang berkualitas serta memiliki cukup banyak pengalaman di
bidangnya. Selain itu, PT. GARUDA INDONESIA sering melakukan
pelatihan untuk menambah skill staf ICT. Seringnya perusahaan
143
melakukan pengembangan sistem juga turut mendukung pencapaian yang
baik pada perspektif ini.
4.10.3 Evaluasi Nilai IT Balanced Scorecard
Dilihat dari keseimbangan ke-empat perspektif IT Balanced
Scorecard dapat diketahui bahwa pencapaian pada perspektif orientasi yang
78,45% masih perlu ditingkatkan dengan melakukan pelatihan pengguna
secara berkala, maupun melibatkan pengguna dalam pengembangan sistem,
sehingga kepuasan pengguna terhadap sistem meningkat. Pencapaian pada
ke-tiga perspektif lainnya yaitu perspektif kontribusi perusahaan,
penyempurnaan operasional dan orientasi masa depan sudah sangat baik
dengan nilainya masing-masing 92,5%, 91,88% dan 90%. Pencapaian
tersebut harus tetap dipertahankan dan ditingkatkan lagi.
Dari hasil pengukuran IT Balanced Scorecard terlihat bahwa
pencapaian nilai IT Balanced Scorecard pada PT. GARUDA INDONESIA
sebesar 88,21% sudah cukup baik karena berada pada tingkat very good.
Dengan kata lain, kinerja divisi Human Capital IT sudah cukup maksimal
dalam mendukung proses bisnis PT. GARUDA INDONESIA.