analisis pengukuran kinerja dengan metode balanced...

96
ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA LEMBAGA PENGELOLA ZAKAT BAZIS DKI JAKARTA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos) Oleh: Indah Nurwasilah 1111053000027 PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439H/2018  

Upload: others

Post on 11-Dec-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED

SCORECARD PADA LEMBAGA PENGELOLA ZAKAT

BAZIS DKI JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Sosial Islam (S.Sos)

Oleh:

Indah Nurwasilah

1111053000027

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

KONSENTRASI MANAJEMEN ZISWAF

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439H/2018

 

Page 2: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

 

Page 3: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

 

Page 4: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

i

 

Page 5: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

ii

ABSTRAK

Indah Nurwasilah, NIM : 111105300027, Analisis Pengukuran Kinerja

Dengan Metode Balanced Scorecard Pada Lembaga Pengelola Zakat BAZIS

DKI Jakarta, dibimbing oleh Lili Bariadi, MM. M.SI.

Penelitian ini bertujuan untuk menilai kinerja Lembaga Pengelola Zakat dalam

perspektif Balanced Scorecard dengan menggunakan penelitian kualitatif. Data

dikumpulkan melalui wawancara dan data tertulis.

Berdasarkan analisis disimpulkan bahwa 1) kinerja LPZ dalam perspektif

keuangan sudah cukup baik dikarenakan selalu mengalami kenaikan pengumpulan

dan ZIS dan mengalami 99.9% pendayagunaannya tersalurkan dengan baik. 2)

dalam perspektif pelanggan juga sudah cukup baik karna banyak muzakki yang

mau menyalurkan dana zakatnya melalui BAZIS DKI dikarenakan melihat

pendayagunaannya tepat dan terpercaya, juga selalu memberikan inovasi untuk

menarik muzakki. 3) persperktif proses bisnis internal, BAZIS DKI terus

menjalankan program yang sudah ada. 4) perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan, pegawai diberikan pelatihan tentang bidang pekerjaannya masing-

masing.

Kata Kunci : Lembaga Pengelola Zakat, Balanced Scorecard (perspektif

keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan

perspektif pembelajaran dan pertumbuhan).

 

Page 6: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, Allah

SWT. yang telah memberikan bermacam-macam kenikmatan yang tak dapat

terhitung oleh akal manusia sekalipun. Shalawat seiring salam senantiasa tercurah

limpahkan kepada baginda besar kita Nabi Muhammad SAW. Sang pencerah

yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan hingga zaman globalisasi

seperti saat ini yang tauladannya selalu menjadi sandaran umat manusia.

Berkat karunia dan rahmat-Nyalah alhamdulillah penyusun dapat

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Pengukuran Kinerja Dengan

Metode Balanced Scorecard Pada Lembaga Pengelola Zakat BAZIS DKI

Jakarta”. Penyusunan skrispsi ini adalah sebagai syarat Akhir Program Strata I

Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Zakat Infaq Wakaq

Dan Shadaqah (ZISWAF).

Dalam penulisan skrispsi ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih

kepada semua pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi

ini. Sulit rasanya untuk penulis menyelesaikan skripsi ini tanpa bantuan semua

pihak yang terkait dikarenakan penulis hanyalah manusia biasa yang masih haus

akan ilmu. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan tanda

terimakasih kepada :

1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Suparto, M. Ed, Ph.D

selaku Wakil Dekan I, Ibu Dr. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan II,

 

Page 7: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

iv

Bapak Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III. Terima kasih atas

pelayanan yang diberikan kepada penulis. Semoga Bapak dan Ibu menjadi

pemimpin yang diberkahi Allah SWT. Aamiin.

2. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen

Dakwah. Bapak Drs. Sugiharto, MA selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

Dakwah, beserta para dosen yang saya tidak sebutkan namanya satu

persatu. Terimakasih banyak atas segala ilmu dan pelayanan yang

diberikan kepada penulis. Semoga menjadi amal baik dan syafaat di

akhirat kelak. Aamiin.

3. Bapak Lili Bariadi, MM. M.SI selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

selalu sabar memberikan masukan, kritikan, saran dan arahan kepada

penulis sehingga skrispsi ini bisa diselesaikan dengan baik. Penulis sangat

mengagumi sosok beliau. Semoga Allah selalu menganugrahkan kebaikan

untuknya. Aamiin.

4. Para penguji skripsi yang memacu penulis agar menjadi orang yang kuat

baik secara mental maupun akademis. Trimakasih atas dukungannya.

Semoga beliau-beliau diberikan kebahagiaan dunia dan akhirat oleh Allah

SWT. Aamiin.

5. Keluarga besar BAZIS DKI yang telah bersedia memberikan informasi

baik secara lisan maupun tulisan. Barakallahu lakum.

6. Ayahanda H. Ahmad Hafidz Hasyim dan Ibunda Faidiyah yang

merupakan konsultor pribadi terbaik bagi penulis atas segala keluh kesah

sekaligus penyemangat ulung yang doanya tak kunjung-kunjung henti

 

Page 8: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

v

dibisikkan dalan sujud-sujudnya dan tidak pernah lelah memberikan

nasehat yang teramat berguna. Semoga senantiasa dalam dekapan kasih

sayang Nya. Kakak-kakak tercinta Abang Zuhdi dan Ka Mala juga Abang

Rifqi dan Ka Uwi yang selalu meberikan petuah-petuah yang menjadi

cambuk keras untuk penulis sehigga terselesaikanlah skripsi ini. Untuk

adik tersayang Annisa Fakhirah yang terkadang suka menyinggung penulis

untuk mengerjakan skripsi ini hingga selesai. Dan tidak lupa untuk Nenek

tercinta Hj. Maronih yang selalu memanjatkan doa yang indah untuk

penulis. I love them.

7. Seluruh sahabat seperjuangan yang sangat luar biasa Manajemen Dakwah

angkatan 2011 yang lulus terlebih dahulu daripada saya, namun juga terus

selalu mengingatkan saya untuk tetap faight, seperti Tami Cahirunnisa,

Aretha Poetry Qonita, Muhammad Muflih, Aam Abdussalam, M. Aris

Munandar, Illiyen Farida. Tidak lupa juga untuk Muhammad Kemal

temannya Adi Alvian yang sudah sangat membantu pada akhir-akhir

pembuatan skripsi ini.

8. Teman-teman sekolah Madrasah Aliyah Al-Falah angkatan 37 yang terus

memberikan sindiran keras sehingga pada akhirnya saya bisa sadar untuk

mau menyelesaikan skripsi ini. Terkhusus untuk Lia Nur Aulia yag selalu

memberikan nasehat dan masukannya. Siti Khaerani yang sangat

membantu untuk merapikan dan menyempurnakan skripsi ini. Rahmatun

Nazilah yang juga terus mengingatkan tentang skripsi ini. Nida yang sudah

bersedia meminjamkan laptop untuk penulis. Laily Fadhilah yang sudah

 

Page 9: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

vi

memberikan informasi seputar kampus. Dan masih banyak lagi yang tidak

bisa penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas semangat kalian,

sehingga menularkan dan menyadarkan penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat tercinta SD ku Ayu Mutia Rachmawati, Ika Dewi Safitri,

Alvin Novita Sari, Gina Adriana, Aprilia Syafrida Putri yang juga tidak

pernah bosan mengingatkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Love

you so much, Girls!

10. Teman-teman seperjuangan Radio Komunitas RDK FM UIN, yang juga

sudah memotivasi saya untuk bisa menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman Sales Office and Ticketing Garuda Indonesia, baik yang

berada di SO Puri Indah Mall maupun SO Bintaro Jaya Exchange Mall,

terkhusus untuk Tim Bintaro terima kasih atas pengertiannya dan izin

untuk cutinya, yang juga telah memberikan semangat dan motivasi untuk

penulis.

12. Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi. Keduanya telah banyak membantu penulis mendapatkan

buku referensi yang penulis butuhkan. Ungkapan terima kasih juga penulis

ajukan kepada segenap staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Akhir kata penulis berharap semoga segala usaha, bantuan, pengorbanan, doa

dan harapan kita semua mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, penulis mohon

 

Page 10: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

vii

maaf jika ada kekurangan serta kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena

itu masukkan dan saran sangat terbuka sebagai bahan penyempurnaan untuk

selanjutnya. Semoga bermanfaat. Aamiin.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta 05 Juni 2018

Penulis

 

Page 11: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................................... 1

B. Batasan dan Perumusan Masalah ...................................................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................................................... 7

D. Tinjauan Pustaka ............................................................................................................... 8

E. Sistematika Penulisan ...................................................................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................................... 13

A. Pengukuran Kinerja ......................................................................................................... 13

1. Pengertian Pengukuran Kinerja ................................................................................... 13

2. Manfaat Pengukuran Kinerja ...................................................................................... 15

3. Pengukuran Kinerja Pada Organisasi Nirlaba ............................................................. 17

4. Indikator Pengukuran Kinerja ..................................................................................... 19

B. Balanced Scorecard dan Perspektifnya ........................................................................... 20

1. Pengertian Balanced Scorecard .................................................................................. 20

2. Perspektif Dalam Balanced Scorecard........................................................................ 22

C. Lembaga Pengelola Zakat ............................................................................................... 32

1. Pengertian Lembaga Pengelola Zakat ......................................................................... 32

2. Asas-asas Lembaga Pengelola Zakat .......................................................................... 33

3. Karakteristik Lembaga Pengelola Zakat ..................................................................... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................... 36

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................................... 36

B. Metode Pengambilan Sampel .......................................................................................... 36

C. Metode Pengumpulan Data ............................................................................................. 38

D. Teknik Penulisan ............................................................................................................. 40

BAB IV ANALISIS DATA ....................................................................................................... 41

A. Sejarah Singkat BAZIS DKI Jakarta ............................................................................... 41

B. Profil BAZIS DKI Jakarta ............................................................................................... 43

 

Page 12: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

ix

C. Visi dan Misi BAZIS DKI Jakarta .................................................................................. 45

D. Susunan Organisasi BAZIS DKI Jakarta ........................................................................ 46

E. Program Pendayagunaan Dana ZIS Pada BAZIS DKI Jakarta ....................................... 56

F. Hasil Penelitian ............................................................................................................... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................... 66

A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 66

B. Saran ................................................................................................................................ 67

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................................................ 71

 

Page 13: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Kerja Balanced Scorecard................................................ 21

Gambar 2. 2 Perspektif Pelanggan – Ukuran Utama ............................................ 26

 

Page 14: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan salah satu masalah serius yang di hadapi oleh

Indonesia dan harus segera mungkin mencari solusi dan jalan keluar untuk

mengurangi kemiskinan tersebut. Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah

muslim ingin memanfaatkan dana zakat sebagai salah satu cara untuk menekan

angka kemiskinan. Usaha masyarakat muslim di Indonesia dalam menanggulangi

kemiskinan ini bukanlah suatu hal yang mengada-ada, temporer, setengah hati,

atau bahkan bukan hanya sekedar mencari perhatian semata.

Pengurangan angka kemiskinan bagi masyarakat muslim justru

menjadi asas yang khas dan sendi-sendi yang kokoh. Hal ini dibuktikan dengan

zakat yang telah dijadikan oleh Allah SWT. sebagai sumber jaminan hak-hak

orang-orang fakir dan miskin itu sebagai bagian dari salah satu rukun Islam.1

Zakat memiliki potensi yang sangat besar untuk membantu

mengurangi kemiskinan. Selain itu, di dalam Islam juga telah ada perintah untuk

mengeluarkan zakat. Sebagaimana Firman Allah SWT. Surat al-Baqaroh ayat 110:

1 Muhammad Yusuf al-Qaradhowi, Konsesi Islam dalam Mengentas Kemiskinan,

Terj. Umar Fanany, Surabaya: PT. Bina Ilmu, hal: 105.

 

Page 15: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

2

“Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat dan apa-apa yang kamu usahakan

dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah.

Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan”.

Dikarenakan zakat memiliki potensi yang sangat besar untuk

membantu mengatasi kemiskinan di Indonesia, maka perlu adanya pengelolaan

dana tersebut secara baik, jujur, adil, amanah, dan profesional. Tujuannya adalah

agar zakat bisa tersalurkan kepada mustahik (istilah untuk orang yang menerima

zakat) tidak bersifat konsumtif semata. Pendistribusian zakat yang profesional ini

diharapkan bersifat produktif, misalnya peminjaman modal usaha dalam rangka

peningkatan ekonomi. Para pemerhati zakat sepakat untuk dapat mengumpulkan,

mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat secara optimal, maka zakat harus

dikelola melalui lembaga.

Perkembangan zakat di Indonesia secara kelembagaan telah

mengalami perkembangan. Hal ini dapat dilihat bahwa betapa banyaknya lembaga

zakat yang didirikan oleh pemerintah maupun swasta. Namun, dengan banyaknya

didirikan lembaga-lembaga zakat tersebut dirasa belum optimal karena kurangnya

pemahaman dan aturan bagi para dermawan untuk menyalurkan sebagian hartanya

melalui amalan zakat, infak, sedekah, maupun wakaf. Selain itu, banyak oknum-

oknum masyarakat yang melakukan modus penipuan yang mengatasnamakan

lembaga zakat demi meraup harta kekayaan dengan mudah dan cepat, sehingga

dengan adanya kasus tersebut membuat para dermawan atau muzakkienggan dan

tidak percaya untuk menyalurkan Zakat Infaq Shadaqoh dan Wakaf (ZISWAF)

kepada lembaga zakat.

 

Page 16: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

3

Lembaga zakat merupakan salah satu perusahaan atau organisasi jenis

nirlaba, artinya yaitu perusahaan atau organisasi yang tidak mencari keuntungan.

Perusahaan atau organisasi seperti ini dapat menggunakan balanced scorecard

dalam pengukuran kinerjanya.

Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam

perusahaan, baik itu perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan (profit)

maupun perusahaan yang bertujuan dalam kegiatan sosial (nonprofit). Pengukuran

kinerja dikatakan penting mengingat melalui pengukuran kinerja dapat diketahui

seberapa tepat para pegawai menjalankan fungsinya. Pengertian kinerja atau

performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan

suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi

dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu

organisasi.

Kegiatan analisis kinerja merupakan kegiatan menginterpretasikan

atau pemahaman pengunaan data dan informasi yang berhasil dikumpulkan guna

membuat kesimpulan dan temuan evaluasi kinerja.

Selama ini pengukuran kinerja yang banyak digunakan oleh

perusahaan adalah pengukuran tradisional, yang hanya menitik beratkan pada

ukuran keuangan yang bersifat perkiraan dan cenderung suatu hal yang sudah

terjadi. Untuk mengatasi keterbatasan kinerja tradisional, Robert S. Kaplan dari

Havard Business School dan David P. Norton yang merupakan Presiden

 

Page 17: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

4

Renaissance Solution, Inc., mengemukakan sistem pengukuran kinerja baru yaitu

balanced scorecard.

Balanced scorecard merupakan suatu sistem manajemen, pengukuran,

dan pengendalian yang secara cepat, tepat, dan komprehensif dapat memberikan

pemahaman kepada manajer tentang performance bisnis. Pengukuran kinerja

tersebut memandang unit bisnis dari emapat perspektif, yaitu perspektif keuangan,

perspektif pelanggan, proses bisnis dalam perusahaan, serta proses pembelajaran

dan pertumbuhan, yang diturunkan dari proses penerjemahan strategi perusahaan

yang dilaksanakan secara eksplisit dan ketat ke dalam berbagai tujuan dan ukuran

yang nyata.2

Ditinjau dari sistem manajemen strategis, balanced scorecard dapat

dikatakan sebagai intinya. Perusahaan dalam menghadapi lingkungan bisnis tidak

hanya berorientasi pada masa yang akan datang tetapi juga harus bisa

mengantisipasi perubahan dalam jangka pendek dan menengah secara holistik.

Oleh karena itu, memahami langkah-langkah manajemen strategis diperlukan

untuk dapat menciptakan perencanaan yang matang untuk masa depan

perusahaan.

2 Mulyadi, 2001, Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatganda Kinerja

Keuangan Perusahaan, Salemba Empat: Jakarta.

 

Page 18: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

5

Dalam bukunya Mulyadi menyatakan3, “Balanced Scorecard merupakan

alat manajemen kontemporer yang didesain untuk meningkatkan kemampuan

perusahaan dalam melipatgandakan kinerja keuangan luar biasa

secaraberkesinambungan (sustainable outstanding financial performance)”.

Penggunaan balanced scorecard pada awalnya merupakan eksperimen

untuk memperbaiki pengukuran kinerja para eksekutif di perusahaan bermotif

keuntungan (profit). Namun, dalam perkembangan selanjutnya, balanced

scorecard dapat diterapkan secara efektif sebagai inti sistem manajemen strategis

pada semua tipe organisasi apa saja, termasuk organisasi yang bermotif laba,

organisasi sektorpublik, maupun organisasi sosial atau tanpa motif keuntungan

(non profit).

Balanced scorecard telah diterapkan diberbagai perusahaan baik yang

bersifat profit oriented sampai perusahaan yang birsifat nirlaba. Penelitian tentang

analisis pengukuran kinerja dengan menggunakan balanced scorecard masih

sedikit ditemukan.

3 Roberts S. Kaplan dan David P. Norton, Balanced Scorecard: Menerapkan

Strategi Menjadi Aksi, (Jakarta: Erlangga, 2000), edisi terj…, hal: 71.

 

Page 19: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

6

Oleh karena itu dengan adanya pengukuran kinerja dengan metode

balanced scorecard ini diharapkan mampu memberikan informasi pada pembaca

dan Badan Amil Zakat Infak Sodaqoh (BAZIS) DKI Jakarta sebagai Lembaga

Pengelola Zakat (LPZ) yang menyeluruh mengenai kinerja perusahaan agar

dengan adanya informasi tersebut, manajemen dapat melakukan tindakan yang

sesuai dengan kebutuhan perusahaan sehingga perusahaan dapat berjalan dengan

baik.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang analisa pengukuran kinerja lembaga amil zakat yang berbasis

balanced scorecard. Oleh karena itu, penulis mengambil judul ANALISIS

PENGUKURAN KINERJADENGAN METODE BALANCED SCORECARD

PADA LEMBAGA PENGELOLA ZAKAT BAZIS DKI JAKARTA.

B. Batasan dan Perumusan Masalah

Untuk menghindari terlalu meluasnya masalah yang dibahas, maka

pembatasan masalah pada penelitian ini hanya sampai pada kinerja Lembaga

Pengelola Zakat pada tahun 2014 - 2015 melalui pendekatan balanced scorecard.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas,

maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kinerja Lembaga Pengelola Zakat BAZIS DKI Jakarta

bila dilihat dari perspektif keuangan?”

2. Bagaimana kinerja Lembaga Pengelola Zakat BAZIS DKI Jakarta

bila dilihat dari perspektif pelanggan?

 

Page 20: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

7

3. Bagaimana kinerja Lembaga Pengelola Zakat BAZIS DKI Jakarta

bila dilihat dari perspektif internal bisnis?

4. Bagaimana kinerja Lembaga Pengelola Zakat BAZIS DKI Jakarta

bila dilihat dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini diharapkan bisa menjawab dari rumusan

masalah yang telah disebutkan di atas. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian

ini adalah:

1. Untuk melhat kinerja Lembaga Pengelola Zakat BAZIS DKI

Jakarta dalam perspektif keuangan.

2. Untuk melhat kinerja Lembaga Pengelola Zakat BAZIS DKI

Jakarta dalam perspektif pelanggan.

3. Untuk melhat kinerja Lembaga Pengelola Zakat BAZIS DKI

Jakarta dalam perspektif internal bisnis.

4. Untuk melhat kinerja Lembaga Pengelola Zakat BAZIS DKI

Jakarta dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.

Adapun setelah selesainya penelitian yang telah dilaksanakan ini

diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis (keilmuan)

Mengembangkan ilmu pengetahuan manajemen agar terus

berupaya menyiapkan, menyempurnakan, dan mencari strategi-

strategi baru yang tepat dan terencana dengan baik untuk

 

Page 21: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

8

menjadikan lembaga-lembaga mampu bertahan dalam

menyesuaikan perkembangan zaman.

2. Manfaat Praktis

a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran

alternatif tentang implementasi balanced sscorecard yang lebih

baik dan dapat berpengaruh pada peningkatan kinerja lembaga

agar dapat mencapai tujuannya.

b) Dapat diterapkan di lembaga-lembaga pengelola zakat lainnya

baik yang belum berbadan hukum, sedang berproses berbadan

hukum, maupun yang telah berbadan hukum untuk

meningkatkan dan terus mengembangkan potensi-potensi

kinerja lembaga yang dikelolanya untuk mendulang prestasi

yang sangat unggul serta bermanfaat bagi umat.

D. Tinjauan Pustaka

Adapun review skripsi terdahulu dalam menunjang penelitian ini

dengan melihat beberapa penelitian skripsi sebelumnya, antara lain :

1. Karya miliki Firdha Yoshi Nuraida, Jurusan Muamalah Ekonomi

Perbankan Islam Fakultas Syari’ah, Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Syekh Nurjati Cirebon 2012 M/1433 H. tentang KINERJA

LEMBAGA AMIL ZAKAT DALAM PENDISTRIBUSIAN

ZAKAT PRODUKTIF DI LEMBAGA AMIL ZAKAT PKPU

KCP CIREBON. Yang menjadi pembedanya adalah bahwa

penelitian yang penulis tuliskan ini adalah untuk menganalisa

 

Page 22: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

9

pengukuran kinerja LPZ berbasis metode balanced scorecard.

Sedangkan penelitian karya milik Firdha ini hanya meneliti tentang

kinerja LPZ saja tanpa menggunakan metode balanced scorecard.

2. Karya milik Chandra Wibawa, Konsentrasi Perbankan Syariah,

Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2009

M. tentang ANALISIS BALANCED SCORECARD TERHADAP

KINERJA BPRS AL-SALAAM. Pada penelitian karya milik

Chandra ini yang menjadi objek penelitiannya adalah lembaga

keuangan syariah. Sedangkan yang penulis tuliskan dalam

penelitian ini objek penelitiannya adalah lembaga amil zakat.

3. Karya milik Ahmad Rosid, Program Studi Teknik Industri,

Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

2009, tentang PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN

DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTIC

NETWORK PROCESS (ANP) (Studi kasus PT. Setiaji Mandiri).

Yang menjadi pembeda antara penelitian karya milik Ahmad Rosid

dengan penelitian milik penulis adalah bahwa karya milik Ahmad

Rosid ini menggunakan metode balance scorecard dan analytic

network process, sementara karya milik penulis sebatas

menggunakan metode balanced scorecard saja.

4. Karya milik Wayan Adhitya Nugroho, Program Studi Akuntansi,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

 

Page 23: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

10

2013, tentang ANALISIS PENGUKURAN KINERJA

PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD

(STUDI KASUS PT. WIJAYA KARYA). Yang menjadi pembeda

antara karya milik Wayan dengan penelitian milik penulis adalah

terletak pada objeknya.

5. Karya milik Nurul Umam Nurwafi Chamdan, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2010,

tentang

PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI

PENGUKURAN KINERJA PADA LEMBAGA KEUANGAN

SYARIAH (BMT) BINA INSAN MANDIRI GONDANGREJO.

Yang menjadi pembeda antara karya milik Nurul dengan penelitian

milik penulis adalah terletak pada objeknya.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab, adapun rincian

pembahasannya adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini memuat tentang latar belakang masalah,

Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan

Manfaat penelitian, Tinjauan pustaka, dan Sistematika

Penulisan.

 

Page 24: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

11

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini memuat tentangpengertian balanced

scorecard serta perspektifnya, pengertian kinerja, manfaat

pengukuran kinerja, pengukuran kinerja pada organisasi

nirlaba, pengertian lembaga pengelola zakat, asas-asas

lembaga pengelola zakat, serta karakteristik lembaga

pengelola zakat.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi Ruang Lingkup Penelitian, Metode

Pengambilan Sampel, Metode Pengumpulan Data, dan

Teknik Penulisan.

BAB IV : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN DAN

ANALISIS DATA

Dalam Bab ini membahas biografi BAZIS DKI Jakarta,

meliputi Sejarah Berdirinya, Visi Misi, dan Struktur

Organisasi, Program Pendayangunaannya, dan Analisa

Data

 

Page 25: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

12

BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan bagian akhir dari seluruh rangkaian

pembahasan dalam penelitian ini. Bab ini berisi mengenai

kesimpulan dan saran yang sudah diterangkan di bab-bab

sebelumnya, dan juga berisi beberapa saran-saran untuk

pengembangan lebih lanjut.

 

Page 26: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengukuran Kinerja

1. Pengertian Pengukuran Kinerja

Secara umum, istilah kinerja seringkali digunakan untuk

mengukur prestasi atau tingkat keberhasilan dalam bekerja dari

individu maupun kelompok kerja. Kinerja juga merupakan gambaran

tentang tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program

dan juga kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, serta misi

suatu organisasi yang tertuang ke dalam perencanaan strategis pada

suatu organisasi.

Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik

organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented

yang dihasilkan selama satu periode waktu. Kinerja merupakan

gambaran mengenai sejauh mana keberhasilan atau kegagalan

organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya dalam

rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misinya. Dengan kata

lain, kinerja merupakan prestasi yang dapat dicapai oleh organisasi

dalam periode tertentu.

Kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti sesuatu

yang dicapai atau prestasi yang dicapai atau diperlihatkan sehingga

kinerja dapat diartikan sebagai prestasi kinerja oleh individu

 

Page 27: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

14

perusahaan.4

Menurut Stolovitch dan Keeps, kinerja juga merupakan

seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian

dan pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta sehingga kinerja itu

sendiri dapat dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan

tercapai dengan baik.5

Sedangkan pengukuran kinerja menurut Suyadi Prawirosetno

adalah suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan

organisasi secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan

moral dan etika.6

Berdasarkan beberapa pengertian kinerja dan pengukuran

kinerja di atas, dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja dapat

didefinisikan sebagai hasil akhir dari seluruh kegiatan yang dilakukan

oleh perusahaan yang disesuaikan dengan kriteri-kriteria yang telah

ditetapkan. Selain itu, kinerja juga mencerminkan prestasi yang dicapai

oleh suatu organisasi.

4Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Balai

Pustaka, 1997), Cet. Ke-9, hal:22. 5Veithzal Rivai dan Ahmad Fawzi Basri, Performance Appraisal Systemyang tepat

untuk menilai kinerja karyawan dan meningkatkan daya saing perusahaan, (Jakarta, Rajawali

Press, 2005), hal: 14. 6 Joko Widodo, Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja, (Malang, 2005), hal:14.

 

Page 28: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

15

2. Manfaat Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja perlu dilakukan oleh setiap perusahaan

ataupun organisasi. Manfaat mengetahui pengukuran kinerja sangat

berarti untuk pegawai atau karyawan, yang melakukakan penilaian

(biasa dilakukan oleh atasan,supervisor, pimpinan, manajer,

konsultan), dan tak lupa juga berarti untuk perusahaan atau organisasi

itu sendiri.

Adapun manfaat pengukuran kinerja tersebut adalah:7

I. Manfaat bagi karyawan

a) Meningkatkan motivasi

b) Meningkatkan kepuasan kerja

c) Adanya kejelasan standar hasil yang mereka harapkan

d) Umpan balik dari kinerja lalu yang akurat dan konstruktif

e) Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan menjadi lebih

besar

f) Pengembangan perencanaan untuk meningkatkan kinerja

dengan membangun kekuatan dan mengurangi kelemahan

g) Peningkatan pengertian tentang nilai pribadi

7 Veithzal Rivai dan Ahmad Fawzi Basri, Performance Appraisal System yang tepat

untuk menilai kinerja karyawan dan meningkatkan daya saing perusahaan, (Jakarta, Rajawali

Press, 2005), hal: 55.

 

Page 29: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

16

II. Manfaat bagi penilai (atasan, supervisior, pimpinan, manajer,

konsultan)

a) Kesempatan untuk mengukur dan mengidentifikasikan

kecendrungan kinerja karyawan untuk perbaikan manajemen

selanjutnya

b) Kesempatan untuk mengembangkan suatu pandangan umum

tentang pekerjaan individu dan departemen yang lengkap

c) Memberikan peluang untuk mengembangkan sistem

pengawasan baik untuk pekerjaan manajer sendiri, maupun

pekerjaan bawahannya

d) Identifikasi gagasan untuk peningkatan tentang nilai pribadi

dan peningkatan kepuasan kinerja

e) Pemahaman yang lebih baik tentang karyawan, tentang rasa

takut, harapan dan aspirasi mereka

f) Sebagai sarana untuk meningkatkan motivasi karyawan

dengan lebih memusatkan perhatian kepada mereka secara

pribadi

III. Manfaat bagi perusahaan

a) Kebaikan seluruh simpul unit-unit yang ada dalam

perusahaan, karena:

Komunikasi menjadi lebih efektif mengenai tujuan

perusahaan dan nilai budaya perusahaan

Peningkatan rasa kebersamaan dan loyalitas

 

Page 30: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

17

Peningkatan kemampuan dan kemauan untuk menggunakan

keterampilan atau keahlian memimpinnya dan

mengembangkan kemauannya dan keterampilan karyawan

b) Meningkatkan pandangan secara luas menyangkut tugas yang

dilakukan oleh masing-masing karyawan

c) Meningkatkan motivasi karyawan, keharmonisan hubungan

dalam pencapaian tujuan perusahaan

3. Pengukuran Kinerja Pada Organisasi Nirlaba

Kinerja pada dasarnya adalah sebuah konsep multidimensi yang

tidak dapat hanya disamakan dengan aspek tertentu. Kinerja sebuah

organisasi dapat berupa kompetisi, waktu, kualitas, inovasi,

efisiensi, efektivitas, dan dimensi lain.8

Umumnya setiap dimensi

kinerja tersebut ada pada setiap organisasi, tetapi karena sifat dari

masing-masing organisasi dan karakteristik dari stakeholder-nya, tiap

organisasi itu mencapai dimensi kinerja yang berbeda berdasarkan

fokus organisasinya masing-masing.

Organisasi nirlaba merupakan organisasi yang tidak berorientasi

pada pencarian laba melainkan sebuah wadah yang bertujuan untuk

8 Fitzgerald, L., Johnston, R., Brignall, T.J., dan Silvestro, R. (1991). Performance

Measurement In Service Businesses. London: Chartered Institute of Management Accountants.

 

Page 31: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

18

mensejahterakan kehidupan sosial masyarakat. Organisasi nirlaba

mengikuti tempat ibadah, sekolah, rumah sakit, universitas, organisasi

politik, yayasan sosial, pemerintah, dan termausk pula di dalamnya

organisasi pengelola zakat. Bagi para stakeholder organisasi nirlaba,

pengukuran kinerja dapat digunakan sebagai evaluasi atas

akuntabilitas internal dan eksternal organisasi tersebut. Evaluasi

kinerja organisasi nirlaba biasanya dilakukan pada tingkat kegiatan

dan layanan yang memungkinkan administrator untuk mengontrol

kegiatan mereka.9

Menurut Ramanathan10

, ukuran-ukuran kinerja organisasi nirlaba

dapat berupa:

1. Benefit, menyatakan ukuran keuangan dari nilai-nilai sosial yang

dilekatkan pada jasa organisasi. Penilaian keuangan dari benefit

mencakup dua komponen, yaitu:

a. Pengeluaran sosial, baik swasta maupun pemerintah yang perlu

dilakukan bila tidak ada jasa yang diberikan oleh organisasi

yang bersangkutan. Peningkatan pendapatan masyarakat

karena meningkatnya produktivitas, kondisi hidup, kualitas

lingkungan, dan lain-lain yang terjadi karena adanya jasa dari

organisasi nirlaba bersangkutan.

9 Lulu Mutia. Skripsi: “Analisis Pengukuran Kinerja Organisasi Pengelola Zakat

Berdasarkan Klasifikasinya: Studi Kasus Tiga Lembaga Amil Zakat Nasional”. Universitas Indonesia. 2012.

10 Ramanathan, A. R. Management Control In Non Profit Organization. Mc Graw. 1892.

 

Page 32: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

19

2. Outcome, menyatakan ukuran non-keuangan dari manfaat sosial

yang diberikan oleh organisasi. Biasanya ukuran ini lebih mudah

diukur daripada benefit. Sebagai contoh outcome adalah jumlah

pasien yang dapat disembukan.

3. Output, menyatakan berbagai ukuran dari volume kegiatan tanpa

memerhatikan apakah output tersebut mengarahkan organisasi

pada outcome yang diharapkan. Contohnya adalah jumlah pasien

yang dirawat.

4. Input, menunjukkan ukuran non-keuangan dari jenis-jenis sumber

daya yang digunakan organisasi.

5. Cost, menunjukkan nilai keuangan dari semua sumber daya yang

digunakan oleh organisasi untuk meningkatkan jasanya.

4. Indikator Pengukuran Kinerja

Indikator pengukuran kinerja pada organisasi nirlaba menurut

Duan di dalam bukunya dilakukan dengan melihat pada indikator

keuangan dan indikator non-keuangan.11

a. Indikator Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan memiliki makna penentuan ukuran-ukuran

tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan

11

Duan, H. A Survey of Non-Profit Organization Evaluation Methods. Henan

University of Science and Technology. 2010.

 

Page 33: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

20

dalam menghasilkan laba.12

b. Indikator Kinerja Non-Keuangan

Indikator non-keuangan menurut Kaplan dan Norton

dimaksudkan sebagai pelengkap pengukuran kinerja organisasi.

Indikator non-keuangan menggambarkan kemampuan organisasi

untuk melakukan perbaikan dan perubahan, cara organisasi

mengatur proses bisnis internalnya, sampai dengan menciptakan

nilai untuk konsumennya.

B. Balanced Scorecard dan Perspektifnya

1. Pengertian Balanced Scorecard

Dalam bukunya Mulyadi menyatakan, “Balanced Scorecard

merupakan alat manajemenkontemporer yang didesain untuk

meningkatkan kemampuan perusahaan dalam melipatgandakan

kinerja keuangan luar biasa secara berkesinambungan (sustainable

outstanding financial performance)”.13

Balanced Scorecard terdiri dari dua kata, yaitu kartu skor

(scorecard) dan berimbang (balanced). Kartu skor adalah kartu yang

digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja suatu organisasi atau skor

individu.sedangkan kata berimbang dimaksudkan untuk kinerja

12 Sucipto. Penilaian Kinerja Keuangan. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara. 2003. 13

Roberts S. Kaplan dan David P. Norton, Balanced Scorecard: Menerapkan

Strategi Menjadi Aksi, (Jakarta: Erlangga, 2000), edisi terj…, hal: 71.

 

Page 34: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

21

organisasi atau individu diukur secara berimbang dari dua aspek, yaitu

keuangan dan non keeuangan, jangka pendek dan jangka panjang,

internal dan eksternal.

Konsep Balanced Scorecard (BSC) merupakan pendekatan baru

terhadap manajemen, yang dikembangkan pada tahun 1990-an oleh

David Norton dan Robert Kapalan. Balanced Scorecard adalah sebuah

perencanaan strategis dan sistem manajemen yang digunakan secara

Gambar 2. 1Kerangka Kerja Balanced Scorecard

 

Page 35: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

22

luas baik dalam organisasi yang berorientasi laba maupun dalam

organisasi nirlaba di seluruh dunia dalam kegiatan-kegiatan usaha

untuk menyelaraskan visi dan strategi organisasi, meningkatkan

komunikasi internal dan eksternal, dan mengawasi kinerja organisasi

sesuai dengan tujuan stratejik perusahaan.

Menurut Kaplan, Balanced Scorecard adalah kumpulan suatu

ukuran kinerja ysng terintegrasi oleh empat perspektif yang ada di

dalamnya yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif

proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

2. Perspektif Dalam Balanced Scorecard

a) Perspektif Keuangan

Balanced scorecard tidak mengabaikan kebutuhan akan data

keuangan. Data yang tepat waktu dan akurat mengenai data pendanaan

akan selalu menjadi prioritas, dan para controller atau manajer akan

melakukan apa saja yang diperlukan untuk menyediakan data tersebut.

dengan menggunakan database perusahaan, diharapkan bahwa proses

pengelolaan data dapat menjadi terpusat dan otomatis. Tujuan

keuangan pada umumnya berhubungan dengan arus kas perusahaan,

kemampulabaan perusahaan dan yang perlu ditambahkan dalam

keuangan, adalah penilaian risiko dan biaya manfaat data.

Perspektif keuangan tetap menjadi perhatian dalam balanced

scorecard karena ukuran keuangan merupakan ikhtisar dari

 

Page 36: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

23

konsekuensi ekonomi yang terjadi akibat keputusan dan tindakan

ekonomi yang diambil. Tujuan pencapaian kinerja keuangan yang

baik merupakan fokus dari tujuantujuan yang ada dalam tiga

perspektif lainnya. Sasaran-sasaran perspektif keuangan dibedakan

pada masing-masing tahap dalam siklus bisnis yang oleh Kaplan dan

Norton dibedakan menjadi tiga tahap:

a. Growth (Berkembang) Berkembang merupakan tahap pertama

dan tahap awal dari siklus kehidupan bisnis. Pada tahap ini

suatu perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan yang sama

sekali atau paling tidak memiliki potensi untuk berkembang.

Untuk menciptakan potensi ini, kemungkinan seorang

manajer harus terikat komitmen untuk mengembangkan suatu

produk atau jasa baru, membangun dan mengembangkan

fasilitas produksi, menambah kemampuan operasi,

mengembangkan sistem, infrastruktur dan jaringan distribusi

yang akan mendukung hubungan global, serta mengasuh dan

mengembangkan hubungan dengan pelanggan. Perusahaan

dalam tahap pertumbuhan mungkin secara aktual beroperasi

dengan cash flow negatif dan tingkat pengembalian atas

modal yang rendah. Investasi yang ditanam untuk kepentingan

masa depan sangat memungkinkan memakai biaya yang lebih

besar dibandingkan dengan jumlah dana yang mampu

dihasilkan dari basis operasi yang ada sekarang, dengan

 

Page 37: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

24

produk dan jasa dan konsumen yang masih terbatas. Sasaran

keuangan untuk growth stage menekankan pada pertumbuhan

penjualan di dalam pasar baru dari konsumen baru dan atau

dari produk dan jasa baru.

b. Sustain Stage (Bertahan) Bertahan merupakan tahap kedua

yaitu suatu tahap dimana perusahaan masih melakukan

investasi dan reinbestasi dengan mempersyaratkan tingkat

pengembalian yang terbaik, Dalam tahap ini perusahaan

berusaha mempertahankan pangsa pasar yang ada dan

mengembankannya apabila xxxvi mungkin. Investasi yang

dilakukan umumnya diarahkan untuk menghilangkan

kemacetan, mengembangkan kapasitas dan meningkatkan

perbaikan operasional secara konsisten. Pada tahap ini

perusahaan tidak lagi bertumpu pada strategi-strategi jangka

panjang. Sasaran keuangan tahap ini lebih diarahkan pada

besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan.

c. Harvest (Panen) Tahap ini merupakan tahap kematangan

(mature), suatu tahap dimana perusahaan melakukan panen

(harvest) terhadap investasi mereka. Perusahaan tidak lagi

melakukan investasi lebih jauh kecuali hanya untuk

memelihara dan perbaikan fasilitas, tidak untuk melakukan

ekspansi atau membangun suatu kemampuan baru. Tujuan

utama dalam tahap ini adalah memaksimumkan arus kas yang

 

Page 38: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

25

masuk ke perusahaan. Sasaran keuangan untuk harvest adalah

cash flow maksimum yang mampu dikembalikan dari

investasi dimasa lalu. Dalam perspektif financial, balanced

scorecard diterapkan untuk membantu tercapainya tujuan

keuangan. Tujuan keuangan menggambarkan tujuan jangka

panjang perusahaan. Tujuan keuangan menjadi fokus dan

ukuran di semua perspektif scorecard lainnya. Pengukuran

kinerja keuangan menunjukkan apakah perencanaan dan

pelaksanaan strategi memberikan perbaikan yang mendasar,

perbaikan pada sasaran yang secara khusus berhubungan

dengan keuntungan yang terukur. Dalam perspektif finansial,

terdapat tiga aspek dari strategi yang dilakukan suatu

perusahaan, yaitu:

a) Pertumbuhan pendapatan dan kombinasi pendapatan

yang dimiliki suatu organisasi bisnis.

b) Penurunan biaya dan peningkatan produktivitas.

c) Penggunaan aset yang optimal dan strategi informasi.

b) Perspektif Pelanggan

Pada perspektif pelanggan dalam Balanced scorecard, perusahaan

melakukan identifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan

dimasuki, dimana perusahaan akan beroperasi dan kemudian

mengukur kinerja berdasarkan target segmen tersebut. Segmen pasar

merupakan sumber yang menjadi komponen penghasil tujuan

 

Page 39: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

26

keuangan perusahaan. Perspektif pelanggan memungkinkan

perusahaan melakukan identifikasi dan pengukuran proporsi nilai

yang akan diberikan perusahaan kepada pelanggan dan pasar sasaran.

Sumber: Kaplan, Robert S dan David P. Norton, 1996.

Dalam perspektif pelanggan, Kaplan dan Norton menjelaskan ada

dua kelompok pengukuran yang terkait yaitu14

:

14

Roberts S. Kaplan dan David P. Norton, Balanced Scorecard: Menerapkan

Strategi Menjadi Aksi, (Jakarta: Erlangga, 2000), edisi terj…, hal: 58.

PANGSA

PASAR

Retensi

Pelanggan

Profitabilitas

Pelanggan

Akuisisi

Pelanggan

Kepuasan

Pelanggan

Gambar 2. 2 Perspektif Pelanggan – Ukuran Utama

 

Page 40: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

27

1. Kelompok Inti

1) Pangsa pasar: mengukur seberapa besar pororsi

segmen pasar tertentu yang dikuasai oleh

perusahaan.

2) Tingkat perolehan para pelanggan baru: mengukur

seberapa banyak perusahaan berhasil menarik

pelanggan-pelanggan baru.

3) Kemampuan mempertahankan para pelanggan

lama: mengukur seberapa banyak perusahaan

berhasil mempertahankan pelanganpelanggan

lama.

4) Tingkat kepuasan pelanggan: mengukur seberapa

jauh pelanggan merasa puas terhadap layanan

perusahaan.

5) Tingkat profitabilitas pelanggan: mengukur

seberapa besar keuntungan yang berhasil diraih

oleh perusahaan dari penjualan produk kepada

para pelanggan.

2. Kelompok Penunjang.

1) Atribut-atribut produk (fungsi, harga dan mutu)

Tolok ukur atribut produk adalah tingkat harga

eceran relatif, tingkat daya guna produk, tingkat

pengembalian produk oleh pelanggan sebagai

 

Page 41: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

28

akibat ketidak sempurnaan proses produksi, mutu

peralatan dan fasilitas produksi yang digunakan,

kemampuan sumber daya manusia serta tingkat

efisiensi produksi.

2) Hubungan dengan pelanggan Tolok ukur yang

termasuk sub kelompok ini, tingkat fleksibilitas

perusahaan dalam memenuhi keinginan dan

kebutuhan para pelanggannya, penampilan fisik

dan mutu layanan yang diberikan oleh pramuniaga

serta penampilan fisik fasilitas penjualan.

3) Citra dan reputasi perusahaan beserta produk-

produknya dimata para pelanggannya dan

masyarakat konsumen.

c) Perspektif Proses Bisnis Internal

Menurut Kaplan dan Norton dalam proses bisnis internal, manajer

harus bisa mengidentifikasi proses internal yang penting dimana

perusahaan diharuskan melakukan dengan baik karena proses internal

tersebut mempunyai nilai-nilai yang diinginkan konsumen dan dapat

memberikan pengembalian yang diharapkan oleh para pemegang

saham. Tahapan dalam proses bisnis internal meliputi:15

15

Roberts S. Kaplan dan David P. Norton, Balanced Scorecard: Menerapkan

Strategi Menjadi Aksi, (Jakarta: Erlangga, 2000), edisi terj…, hal: 83

 

Page 42: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

29

1. Inovasi. Inovasi yang dilakukan dalam perusahaan biasanya

dilakukan oleh bagian riset dan pengembangan. Dalam tahap

inovasi ini tolok ukur yang digunakan adalah besarnya

produk-produk baru, lama waktu yang dibutuhkan untuk

mengembangkan suatu produk secara relatif jika

dibandingkan perusahaan pesaing, besarnya biaya, banyaknya

produk baru yang berhasil dikembangkan.

2. Proses Operasi. Tahapan ini merupakan tahapan dimana

perusahaan berupaya untuk memberikan solusi kepada para

pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan

pelanggan. Tolok ukur yang digunakan antara lain

Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE), tingkat kerusakan

produk pra penjualan, banyaknya bahan baku terbuang

percuma, frekuensi pengerjaan ulang produk sebagai akibat

terjadinya kerusakan, banyaknya permintaan para pelanggan

yang tidak dapat dipenuhi, penyimpangan biaya produksi

aktual terhadap biaya anggaran produksi serta tingkat efisiensi

per kegiatan produksi.

3. Proses Penyampaian Produk atau Jasa pada Pelanggan.

Aktivitas penyampaian produk atau jasa pada pelanggan

meliputi pengumpulan, penyimpanan dan pendistribusian

produk atau jasa serta layanan purna jual dimana perusahaan

berupaya memberikan manfaat tambahan kepada pelanggan

 

Page 43: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

30

yang telah membeli produknya seperti layanan pemeliharaan

produk, layanan perbaikan kerusakan, layanan penggantian

suku cadang, dan perbaikan pembayaran.

d) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif keempat dalam balanced scorecard mengembangkan

pengukuran dan tujuan untuk mendorong organisasi agar berjalan dan

tumbuh.

Tujuan dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah

menyediakan infrastruktur untuk mendukung pencapaian tiga

perspektif sebelumnya. Perspektif keuangan, pelanggan dan sasaran

dari proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan antara

kemampuan yang ada dari orang, sistem dan prosedur dengan apa

yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kinerja yang handal.

Untuk memperkecil kesenjangan tersebut perusahaan harus

melakukan investasi dalam bentuk reskilling employes. Adapun

faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah:16

a. Karyawan. Hal yang perlu ditinjau adalah kepuasan

karyawan dan produktivitas kerja karyawan. Untuk

mengetahui tingkat kepuasan karyawan perusahaan perlu

melakukan survei secara reguler. Beberapa elemen kepuasan

16

Roberts S. Kaplan dan David P. Norton, Balanced Scorecard: Menerapkan

Strategi Menjadi Aksi, (Jakarta: Erlangga, 2000), edisi terj…, hal: 110.

 

Page 44: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

31

karyawan adalah keterlibatan dalam pengambilan keputusan,

pengakuan, akses untuk memperoleh informasi, dorongan

untuk melakukan kreativitas dan inisiatif serta dukungan dari

atasan. Produktivitas kerja merupakan hasil dari pengaruh

agregat peningkatan keahlian moral, inovasi, perbaikan

proses internal dan tingkat kepuasan konsumen. Di dalam

menilai produktivitas kerja setiap karyawan dibutuhkan

pemantauan secara terus menerus.

b. Kemampuan Sistem Informasi. Perusahaan perlu memiliki

prosedur informasi yang mudah dipahami dan mudah

dijalankan. Tolok ukur yang sering digunakan adalah bahwa

informasi yang dibutuhkan mudah didapatkan, tepat dan tidak

memerlukan waktu lama untuk mendapat informasi tersebut.

c. Motivasi, pemberdayaan dan keselarasan xliii Pegawai yang

memiliki informasi yang berlimpah tidak akan memberikan

kontribusi pada keberhasilan usaha, apabila mereka tidak

mempunyai motivasi untuk bertindak selaras dengan tujuan

perusahaan atau tidak diberi kebebasan dalam pengambilan

keputusan atau bertindak.

 

Page 45: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

32

C. Lembaga Pengelola Zakat

1. Pengertian Lembaga Pengelola Zakat

Pelaksanaan zakat pada dasarnya terdapat di dalam al-Qur’an

Surat at-Taubah ayat 60.

Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-

orang fakir, orang-orang miskin, amil zakat, para muallaf yang

dibujuk hatinya untuk memerdekakan budak, orang-orang yang

berhutang untuk jalan Allah, dan untuk mereka yang sedang dalam

perjalanan sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah. Dan Allah

Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. At-Taubah: 60)

Imam Qurtubi menafsirkan ayat tersebut dan menyatakan

bahwa amil itu adalah orang yang ditugaskan oleh imam atau

pemerintah untuk mengambil, menuliskan, menghitung, dan

mencatatkan zakat yang diambilnya dari muzakki (sebutan untuk

orang yang berzakat) untuk kemudian diberikan kepadayang berhak

menerimanya.17

17 Al-Qurtubi, al-jami’ Li Ahkam Al-qur’an, Beirut Libanon, Daar el-Kutub ‘Ilmiyyah 1413

H/1993M Jilid VII-VIII, hlm, 112-113. Dikutip dariwww.konsultanekonomi.blogspot.co.id

 

Page 46: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

33

Secara definisi, Lembaga Pengelola Zakat (LPZ) merupakan

sebuah institusi yang bertugas dalam pengelolaan zakat, infaq, dan

shodaqoh, baik yang dibentuk oleh pemerintah seperti Badan Amil

Zakat (BAZ), maupun yang dibentuk oleh masyarakat dan dilindungi

oleh pemerintah seperti Lembaga Amil Zakat (LAZ).18

Pengelolaan

zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan

pengkoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan

pendayagunaan zakat.

Di Indonesia pengelolaan zakat diatur berdasarkan Undang-

Undang No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dengan

Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 581 tahun 1999 Tentang

Pelaksanaan Undang-Undang No. 38 tahun 1999 danKeputusan

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji No.

D. D/291 tahun 2000 tentang Pedoman Tehnis Pengelolaan Zakat.

2. Asas-asas Lembaga Pengelola Zakat

Sebagai sebuah lembaga, Lembaga Pengelolaan Zakat memiliki

asas-asas yang menjadi pedoman kerjanya. Dalam UU No. 23 Tahun

2011 disebutkan bahwa asas-asas lembaga pengelola zakat adalah:19

18

Undang-undang Republik indonesia Nomor 23 tahun 2011 Tentang Pengelolaan

Zakat, Pasal 1 ayat 1. Dikutip dari www.bloghukums.blogspot.co.id 19

Undang-undang Republik indonesia Nomor 23 tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat,

Pasal 12. Dikutip dari www.bloghukums.blogspot.co.id

 

Page 47: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

34

a) Syariat Islam. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Lembaga

Pengelola Zakat haruslah berpedoman sesuai dengan syariat Islam,

mulai dari tata cara perekrutan pegawai hingga tata cara

pendistribusian zakat.

b) Amanah. Lembaga Pengelola Zakat haruslah menjadi lembaga

yang dapat dipercaya.

c) Kemanfaatan. Lembaga Pengelola Zakat harus memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi mustahik.

d) Keadilan. Dalam mendistribusikan zakat, Lembaga Pengelola

Zakat harus mampu bertindak adil.

e) Kepastian hukum. Muzakki dan mustahik harus memiliki jaminan

dan kepastian hukum dalam proses pengelolaan zakat.

f) Terintegrasi. Pengelolaan zakat harus dilakukan secara hierarkis

sehingga mampu meningkatkan kinerja pengumpulan ,

pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.

g) Akuntabilitas. Pengelolaan zakat harus bisa

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan mudah diakses

oleh masyarakat dan pihak lain yang berkepentingan.

Lembaga pengelola zakat yang berkualitas sebaiknya mampu

mengelola zakat yang ada secara efektif dan efisien. Program-program

penyaluran zakat harus benar-benar menyentuh mustahik dan

memiliki nilai manfaat bagi mustahik tersebut. lembaga pengelola

zakat juga harus bersifat responsif terhadap kebutuhan mustahik,

 

Page 48: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

35

muzakki, dan alam sekitarnya. Hal ini mendorong amil zakat untuk

bersifat proaktif, antisipatif, inovatif, dan kreatif sehingga tidak hanya

bersifat pasif dan reaktif terhadap fenomena sosial yang terjadi.20

Selain itu, seluruh organ organisasi pengelola zakat telah memahami

dengan baik syariat dan seluk beluk zakat sehingga pengelolaan zakat

tetap berada dalam hukum Islam, tentunya hal ini sejalan dengan asas-

asas pengelolaan zakat.

3. Karakteristik Lembaga Pengelola Zakat

Di Indonesia terdapa dua jenis lembaga yang bersifat yayasan

namun memiliki karakteristik yang berbeda. Kedua lembaga tersebut

adalah lembaga yang bersifat profit atau berlaba (mencari keuntungan)

dan lembaga nonprofit atau nirlaba (tidak mencari keuntungan).

Lembaga nirlaba didirkan benar-benar bukan untuk mencari laba

sedikit pun. Sumber dana lembaga nirlaba itu sendiri berasal dari

donasi masyarakat dan digunakan sepenuhnya untuk kegiatan

operasional untuk mencapai visi dan misi lembaga.21

Dilihat dari tugas dan fungsi Lembaga Pengelola Zakat (LPZ),

jelaslah bahwa LPZ adalah salah satu dari sekian banyak lembaga yang

sifatnya nirlaba. Oleh karena itu, LPZ memiliki karakteristik yang

20Mahmudi, “Penguatan Tata Kelola dan Reposisi Kelembagaan Organisasi

Pengelola Zakat”. Ekbisi 2009, volume 4 Nomor 1:69-84. 21

www.bloghukums.blogspot.co.id

 

Page 49: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penulis menggunakan jenis penelitian studi kasus. Studi kasus adalah

penelitian tentang status subyek penelitian yang berkenan dengan suatu

fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas.22

Metodologi

penelitian mempunyai peranan penting untuk membantu menyelesaikan

masalah dengan mudah dan terarah.

Diperlukan suatu model rumusan masalah untuk menentukan

permasalahan apa yang terdapat di dalam perusahaan, kemudian model

tersebut digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah. Dalam

menentukan model rumusan masalah perlu serangkaian hipotesa yang

membantu alur pemikiran untuk mengambil keputusan akhir yang baik

dan berguna untuk diterapkan pada objek penelitian.

B. Metode Pengambilan Sampel

Proses pengambilan sampel merupakan proses yang sangat penting.

Hal ini juga harus didukung dengan ketepatan dan keakuratan dalam

pengambilan sampel. Sampel yang tidak memiliki hal tersebut akan

menghasilkan kesimpulan penelitian yang tidak diharapkan atau dapat

22 Maxfield FN. “The Case Study, Education, Reset”, Di dalam Nazir M. 1999.

Metode Penelitian. Cetakan keempat, Ghalia Indonesia, Jakarta. 1930.

 

Page 50: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

37

menghasilkan kesimpulan yang salah.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling atau sampel bertujuan, dimana sampel yang diambil

tidak ditekankan pada jumlah melainkan pada kualitas pemahamannya

kepada masalah yang akan diteliti. Peneliti tidak menentukan sejumlah

sampel, tetapi peneliti menentukan jumlah informan untuk diwawancarai

guna memperoleh informasi tentang permasalahan yang diteliti. Peneliti

berusaha mendapatkan informasi sebanyak mungkin yang dapat diperoleh

dari berbagai sumber. Dalam menentukan informan, peneliti menggunakan

teknik bola salju (snowball sampling). Menurut pendapat Yin sebagaimana

dikutip oleh Sutopo, Snowball sampling merupakan penggunaan sampling

tanpa persiapan tetapi mengambil orang pertama yang dijumpai, dan

selanjutnya dengan mengikuti petunjuknya untuk mendapatkan sampling

berikutnya sehingga mendapatkan data lengkap dan mendalam, ibaratnya

bola salju yang menggelinding, semakin besar.23

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa

untuk memperoleh data yang mendalam diperlukan informan tersebut

dianggapmencukupi kemudian informan tersebut diminta menunjukkan

subyeklain yang dianggap mengetahui permasalahan ini lebih luas,

sehingga diperoleh data yang mendalam dan benar-benar mendukung

tercapainya hasil penelitian.

23

Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta : Sebelas Maret

University Press. Hal: 37.

 

Page 51: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

38

C. Metode Pengumpulan Data

Ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan

menentukan ketepatan dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh.24

Menurut Lofland dan Lofland sebagaimana yang dikutip Moleong25

,

“Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan

tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”.

Artinya sumber data dalam penelitian kualitatif adalah manusia,

tingkahlaku, dokumen serta benda-benda lain. Jenis sumber data yang

akan digunakan dalam penelitian ini meliputi :

a. Kata – kata dan tindakan informan Kata – kata dan tindakan

orang – orang yang diamati atau diwawancarai merupakan

sumber data utama. Informan adalah orang yang dimanfaatkan

untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar

penelitian. Kegunaan informan bagi peneliti adalah membantu

agar secepatnya dan tetap seteliti mungkin dapat

membenamkan diri dalam konteks setempat terutama bagi

peneliti yang belum mengalami latihan etnografi. Informan

dalam penelitian ini adalah manajer dalam lembaga tersebut

beserta staf – stafnya

24 Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta : Sebelas Maret

University Press. Hal: 49. 25 Moleong, Dr. Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung :

PT Remaja Rosdakarya. Hal: 112.

 

Page 52: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

39

dan para muzakkinya.26

a. Sumber Tertulis Bahan tambahan yang berasal dari sumber

tertulis dapat terbagi atas sumber buku dan majalah ilmiah,

sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi.

b. Tempat dan peristiwa Tempat dan peristiwa yang digunakan

dalam penelitian ini adalah tempat dan peristiwa – peristiwa

yang terjadi di kantor BAZIS DKI Jakarta.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

a. Wawancara Menurut Lexy J. Moleong27

, “Wawancara adalah

percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan

oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewer)

yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.

b. Observasi. Data didapat dari pengamatan langsung peneliti di

BAZIS DKI Jakarta terhadap permasalahan di bidang

pengukuran kinerja menggunakan metode balanced scorecard.

c. Dokumentasi. Dalam teknik ini peneliti mengumpulkan data

dengan menganalisis dokumen dan arsip yang ada di BAZIS

DKI Jakarta yang berhubungan dengan kendala - kendala yang

dihadapi dalam bidang pengukuran kinerja perusahaan

26 Moleong, Dr. Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya. Hal: 90. 27

Moleong, Dr. Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya. Hal: 186.

 

Page 53: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

40

menggunakan metode balanced scorecard.

D. Teknik Penulisan

Dalam penulisan ini penulis berpedoman dan mengacu kepada

buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.” Yang diterbitkan oleh CEQDA,

April 2007, Cet. Ke-2

 

Page 54: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

41

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Sejarah Singkat BAZIS DKI Jakarta

Secara langsung menjadi latar belakang berdirinya BAZIS DKI

Jakarta didasari oleh beberapa faktor. Pertama, atas saran sebelas tokoh ulama

nasional yang berkumpul di Jakarta pada 24 September 1968 yang tujuannya

untuk membahas beberapa persoalan umat, khusunya pelaksanaan zakat di

Indonesia. Di antara rekomendasi hasil musyawarah tersebut adalah:

1. Perlunya pengelola zakat dengan system administrasi dan tata

usaha yang baik sehingga bisa dipertanggungjawabkan

pengumpulan dan pendayagunaannya kepada masyarakat.

2. Bahwa zakat merupakan potensi umat yang sangat besar yang

belum dilaksanakan secara maksimal. Karenanya, diperlukan

efektivitas pengumpulan zakat sehingga dapat dimanfaatkan untuk

kepentingan pembangunan.

Saran sebelas ulama itu ditanggapi secara serius oleh Presiden RI yang

kemudian memberikan seruan dan edaran kepada para pejabat dan instansi terkait

untuk menyebarluaskan dan membantu terlaksananya pengumpulan zakat secara

nasional.

Kedua, atas dasar seruan Presiden Republik Indonesia pada peringatan

Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW. di Istana Negara, pada tanggal 26 Oktober

 

Page 55: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

42

1968 tentang perlunya intensifikasi pengumpulan zakat sebagai potensi yang besar

untuk menunjang pembangunan.

Dua hal inilah yang melatarbelakangi pendirian BAZIS Provinsi DKI

Jakarta. Selanjutnya, secara resmi Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Ali Sadikin

mengeluarkan Surat Keputusan No. Cb. 14/8/18/68 tertanggal 5 Desember 1968

tentang Pembentukan Badan Amil Zakat, berdasarkan syariat Islam dalam

wilayah DKI Jakarta.28

Berdasarkan keputusan tersebut, maka susunan organisasi BAZ

dibentuk mulai tingkat Provinsi DKI Jakarta dan penyalurannya terutama

ditujukan kepada fakir miskin.

Sejak berdiri dari tahun 1968 hingga tahun 1973, Badan Amil Zakat

(BAZ) DKI Jakarta telah berjalan dengan cukup baik. Hanya saja pada aspek

penghimpunan zakat yang terlihat belum optimal. Jumlah dana zakat yang

terhimpun masih jauh dan potensi ZIS yang dapat digali dari masyarakat. Hal ini

disebabkan lembaga ini membatasi diri pada penghimpunan dana zakat saja. Oleh

sebab itu, untuk memperluas sasaran operasional dank arena semakin kompleknya

permasalahan zakat di Provinsi DKI Jakarta maka Gubernur Provinsi DKI Jakarta

pada 1973 melalui keputusan No. D.III/B/14/6/73 tertanggal 22 Desember 1973,

menyempurnakan BAZ ini menjadi Badan Amil Zakat dan Infaq Shodaqoh yang

selanjutnya disingkat menjadi BAZIS. Dengan demikian, pengelolaan dan

pengumpulan harta masyarakat menjadi lebih luas, karena tidak hanya mencakup

28

www.bazisdki.go.id/page/index/sejarah-bazis

 

Page 56: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

43

zakat, akan tetapi lebih dari itu, mengelola dan mengumpulkan infaq dan

shodaqoh serta amal sosial masyarakat yang lain.

B. Profil BAZIS DKI Jakarta

BAZIS DKI Jakarta merupakan sebuah badan pengelola zakat resmi

yang dibentuk Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Badan ini berdiri secara resmi

pada tahun 1968 sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI

Jakarta (ketika itu dijabat oleh Ali Sadikin) No. Cb. 14/8/18/68 tertanggal 5

Desember 1968 tentang Pembentukan Badan Amil Zakat, berdasarkan syariat

Islam dalam wilayah DKI Jakarta.

Menjelang berdirinya BAZIS DKI Jakarta , wacana tentang perlunya

pengelolaan zakat secara kelembagaan dan professional terus bergelora di

kalangan masyarakat muslim. Pada tanggal 24 September 1968, sebelas ulama

berkumpul di Jakarta yang terdiri dari: Prof. Dr. Hamka, KH. Ahmad Azhari, KH.

Moh. Syukri Ghazali, Moh. Sodry, KH. Taufiqurrahman, KH. Moh. Soleh

Su’aidi, M. Ali Al Hamidy, Mukhtar Luthfy, KH. A. Malik Ahmad, Abdul Kadir,

dan KH. M. A. Zawawy. Pertemuan ini menghasilkan rekomendasi, yaitu:

1. Perlunya pengelola zakat dengan sistem administrasi dan tata

usaha yang baik sehingga bisa dipeertanggungjawabkan

pengumpulan dan pendayagunaannya kepada masyarakat.

2. Bahwa zakat merupakan potensi umat yang sangat besar yang

belum dilaksanakan secara maksimal. Karenanya, diperlukan

 

Page 57: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

44

efektivitas pengumpulan zakat sehingga dapat dimanfaatkan

untuk kepentingan pembangunan.

Lahirnya Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan

Zakat telah memberikan angina segar bagi dunia perzakatan yang lebih baik.

Namun, hal itu juga menuntut semua lembaga pengelola zakat untuk berbenah diri

sesuai dengan regulasi yang baru tersebut. untuk merespon perkembangan

tersebut, Gubernur Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan Surat Keputusan No. 120

Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Amil Zakat Infaq Shodaqoh

Provinsi DKI Jakarta.29

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur No. 120 Tahun 2002 yang

tertuang pada BAB II Pasal 3, tugas pokok BAZIS DKI Jakarta adalah:

1. Menyelenggarakan pengumpulan dan pendayagunaan zakat,

infaq, dan shodaqoh sesuai dengan fungsi dan tujuannya.

2. Dalam melakasanakan tugasnya, BAZIS bersifat obyektif dan

transparan.

Surat Keputusan Gubernur ini juga menyebutkan tentang fungsi

BAZIS DKI Jakarta yang tertuang pada BAB II Pasal 4, yaitu:

1. Penyusunan program kerja

2. Pengumpulan segala macam zakat infaq shodaqoh dari

masyarakat termasuk pegawai di wilayah Provinsi DKI Jakarta

3. Pendayagunaan zakat infaq shodaqoh sesuai dengan ketentuan

hukumnya

29

www.bazisdki.go.id/page/index/profil-bazis

 

Page 58: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

45

4. Penyuluhan kepada masyarakat dalam upaya peningkatan

kesadaran menunaikan ibadah zakat infaq shodaqoh

5. Pembinaan pemanfaatan zakat infaq dan shodaqoh agar lebih

produktif dan terarah

6. Koordinasi, bimbingan dan pengawasan kegiatan pengumpulan

zakat infaq dan shodaqoh yang dilaksanakan oleh pelaksana

pengumpulan BAZIS

7. Penyelenggaraan kerja sama dengan Badan Amil Zakat Infaq

Shodaqoh dan Lembaga Amil Zakat yang lain

8. Pengendalian atas pelaksanaan pengumpulan dan

pendayagunaan zakat infaq shodaqoh

9. Pengurusan fungsi-fungsi ketatausahaan, perlengkapan,

kerumah-tanggaan dan sumber daya manusia.

C. Visi dan Misi BAZIS DKI Jakarta

Adapun visi dan misi BAZIS DKI Jakarta adalah sebagai berikut

Visi

“Menjadi Badan Pengelola ZIS yang unggul dan terpercaya.”

Misi

“Mewujudkan optimalisasi pengelolaan ZIS yang amanah,

profesional, transparan, akuntabel, dan mandiri menuju

masyarakat yang bertaqwa, sejahtera, dan berdaya.”

 

Page 59: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

46

D. Susunan Organisasi BAZIS DKI Jakarta

Susunan organisasi BAZIS DKI Jakarta berdasarkan Surat

Keuputusan Gubernur Nomor 120 Tahun 2002 adalah sebagai berikut.

KEPALA DAN WAKIL KEPALA

Kepala : Drs. H. Djubaidi Adih

Wakil Kepala : Drs. Ahmad Haerurohim, M.Si.

SEKRETARIAT

Kepala Sekretariat : Mustopa, S.Ag, M.Ag.

Kasubbag Umum : Sukiyana, S.Sos.

Anggota : Lukman Hakim

Mohammad Mahdi

Ranta

Yani Tantini

Kasubbag Humas : Erwanto, SH.

Kasubbag Infokom : Aan Endawati Junia

Kasubbag Litbang : Riza Fauzi, ST.

BIDANG PENGUMPULAN

Kabid. Pengumpulan : R. Jumhana, SE.

Kasie. Himpunan Zakat : Akhmad Sonhaji. S.Ag.

Kasie. Bina Muzakki : Arifin, SE, MM.

BIDANG PENDAYAGUNAAN

Kabid. Pendayagunaan : Drs. Muh. Chabib

Kasie. Layanan Mustahik : Dewi Insiyah, SE.

 

Page 60: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

47

Kasie. Bina Usaha Produktif : Jaenudin, SE.

BIDANG DANA

Kabid. Dana : Wahyu Hermana, SE.

Kaise. Kas : St. Urfiah Astuti, BBA.

Kasie. Akuntansi : Mansyur, SE, M.ak

PELAKSANA BAZIS KOTAMADYA/KABUPATEN ADMINISTRASI

Kasubbag TU

Kasie. Pengumpulan

Kasie. Penyaluran

Adapun tugas dari setiap bagian yang ada dalam struktur organisasi

tersebut adalah sebagai berikut.30

Kepala memiliki tugas:

a. Memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi BAZIS DKI Jakarta

b. Memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan Sekretariat, Bidang

Pelaksana BAZIS Kotamadya/Kabupaten Administrasi termasuk

petugas Operasional BAZIS Kecamatan, Kelurahan, dan Unit Satuan

Kerja

Wakil Kepala memiliki tugas:

a. Membantu Kepala dalam memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi

BAZIS DKI Jakarta

b. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan yang dilimpahkan kewenangannya

oleh Kepala

30

Data BAZIS DKI Jakarta

 

Page 61: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

48

c. Mewakili Kepala apabila berhalangan melaksanakan tugas dan

fungsinya

d. Melaksanakan pengendalian administratif pelaksanaan kegiatan BAZIS

Sekretariat memiliki tugas dan fungsi:

Tugasnya melaksanakan koordinasi, konsolidasi internal dan pengendalian

administrasi kegiatan BAZIS yang berhubungan dengan fungsi-fungsi

pembinaan dan administrasi kepegawaian sumber daya manusia; tata rumah

tangga dan inventarisasi kantor; penelitian dan pengembangan; program

kerja hubungan lembaga, serta informasi dan komunikasi yang membawahi

aplikasi fungsi Sistem Informasi Manajemen BAZIS.

Fungsinya:

a. Penyusunan surat menyurat dan kearsipan

b. Pengurusan perlengkapan dan kerumahtanggaan

c. Pembina sumber daya manusia

d. Pelaksanaan urusan kepegawaian

e. Pengelolaan keuangan anggaran yang bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

f. Pelaksanaan hubungan masyarakat dan penyuluhan

g. Pengembangan sistem informasi manajemen

h. Pembentukan dan pembinaan jaringan kerja

i. Penelitian dan pengembangan

j. Penyusunan program kerja

 

Page 62: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

49

Sub Bagian Umum memiliki tugas:

a. Menerima, mencatat, dan mendistribusikan surat

b. Menyediakan, mengurus, memelihara, dan mendistribusikan

perlengkapan kantor dan barang inventaris

c. Mengatur penyelenggaraan rapat, menerima tamu, keprotokolan, tata

tertib, keamanan, dan keindahan gedung kantor

d. Mengurus, menyiapkan, dan menyajikan data kepegawaian atau personil

e. Mengurus dan melaksanakan peningkatan kemampuan profesionalisme

(kafaah atau keahlian, amanah dan himmatul amal atau etos kerja)

personil, kesejahteraan, dan disiplin, kenaikan pangkat, mutasi,

penghargaan, pemberhentian, dan pension pegawai atau personil

f. Menerima, membukukan, dan mengeluarkan keuangan dari sumber APBD

g. Menyiapkan bahan, mengkoordinasikan penyusunan rencana program

dan anggaran

h. Melaksanakan pengendalian dan evaluasi anggaran

Sub. Bagian Hubungan Masyarakat memiliki tugas:

a. Mengkomunikasikan kepentingan BAZIS dengan lembaga-lembaga lain

b. Membentuk dan membina jaringan kerja BAZIS

c. Menyiapkan materi sosialisasi zakat pada masyarakat luas

d. Melaksanakan dan mengkoordinaasikan upaya pemasyarakatan ibadah

zakat melalui jaringan kerja BAZIS

Sub Bagian Informasi dan Komunikasi memiliki tugas:

 

Page 63: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

50

a. Mengembangkan sistem informasi manajemen yang dapat menyajikan

data dan informasi yang dibutuhkan oleh bidang serta pihak terkait

b. Menjaga berjalannya operasionalisasi dan pemeliharaan sistem

informasi

Sub Bagian Penelitian dan Pengembangan memiliki tugas:

a. Melakukan penelitian dan pengembangan organisasi serta program-

programnya

b. Mrnyusun sistem dan prosedur operasi standar

c. Menghimpun dan menyusun program kerja BAZIS

d. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan program kerja

Bidang Pengumpulan memiiki tugas dan fungsi.

Tugasnya, melaksanakan usaha-usaha pengumpulan zakat, infaq, dan

shadaqah

Fungsinya:

a. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengumpulan zakat, infaq dan

shadaqah dari sumber-sumber yang mencakup wilayah, korporat, dan

perorangan

b. Pengembangan upaya-upaya pengumpulan zakat, infaq, dan shadaqah

c. Pendataan muzakki, munfiq, dan mutashaddiqdan memasukkan data

tersebut ke dalam SIM BAZIS

d. Pembinaan terhadap muzakki, munfiq, dan mutashaddiqterutama untuk

menjaga silaturahim dan komunikasi serta citra BAZIS

e. Penyiapan bahan laporan pengumpulan zakat, infaq, dan shadaqah

 

Page 64: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

51

Sie. Himpun Muzakki memiliki tugas:

a. Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pengumpulan zakat,

infaq, dan shadaqah dari sumber-sumber yang mencakup wilayah,

korporat, dan perorangan

b. Mendistribusikan kelengkapan administrasi operasional pengumpulan

zakat, infaq, dan shadaqah

c. Melakukan pengembangan secara terus menerus terhadap upaya-upaya

pengumpulan zakat, infaq, dan shadaqah

d. Menyiapkan bahan laporan hasil pengumpulan zakat, infaq, dan

shadaqah

Sie. Bina Muzakki memiliki tugas:

a. Menerima dan meneliti bukti penerimaan dan penyetoran zakat, infaq,

dan shadaqah, baik melalui bank, petugas operasional maupun yang

langsung dari muzakki, munfiq, dan mutashaddiq

b. Mencatat data setiap muzakki, munfiq, dan mutashaddiq dan besarnya

zakat, infaq, dan shadaqah yang diberikan

c. Meenyampaikan tanda bukti penerimaan zakat, infaq, dan shadaqah

kepada Sie. Akuntansi

d. Melakukan pendataan muzakki, munfiq, dan mutashaddiq dan

memasukan data tersebut ke dalam SIM BAZIS

e. Melakukan upaya-upaya pembinaan terhadap muzakki, terutama untuk

menjaga silaturahim dan komunikasi serta citra BAZIS

Bidang Pendayagunaan memiliki tugas dan fungsi

 

Page 65: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

52

Tugasnya, melaksanakan usaha-usaha pelayanan dan pembinaan mustahik

serta pengembangan usaha produktif

Fungsinya:

a. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendayagunaan zakat, infaq,

dan shadaqah

b. Penelitian (seleksi persyaratan) calon mustahik

c. Pendistribusian zakat, infaq, dan shadaqah kepada para mustahik

d. Pencatatan penyaluran zakat, infaq, dan shadaqah

e. Pengembangan pendayagunaan infaq dan shadaqah untuk usaha-usaha

produktif

f. Pembinaan mustahik

g. Penyiapan bahan pelaporan pendayagunaan zakat, infaq, dan shadaqah

Sie. Layanan Mustahik memiliki tugas:

a. Menerima dan menyeleksi permohonan calon mustahik

b. Mencatat mustahik yang memenuhi syarat menurut kelompoknya

masing-masing

c. Menyiapkan rancangan keputusan tentang mustahik yang menerima

zakat, infaq, dan shadaqah

d. Melaksanakan penyaluran zakat, infaq, dan shadaqah sesuai dengan

keputusan yang telah ditetapkan

e. Mencatat penyaluran zakat, infaq, dan shadaqah dan menyerahkan tanda

bukti penerimaan kepada Sie. Akuntansi

 

Page 66: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

53

f. Melaksanakan kegiatan penyaluran dana yang bersifat respon cepat

terhadap permasalahan masyarakat incidental (musibah)

g. Menyiapkan bahan laporan penyaluran zakat, infaq, dan shadaqah

Sie. Bina Usaha Produktif memiliki tugas:

a. Melaksanakan penelitian mustahik calon penerima dana produktif

b. Melaksanakan penyaluran dana produktif kepada mustahik

c. Melaksanakan pengurusan pengembalian dana produktif dan atau hasil

pengembangan

d. Melaksanakan pencatatan/pembukuan penyaluran dan pengembalian

dana produktif

e. Melaksanakan pengawasan, dan evaluasi terhadap pemanfataan dana

produktif yang telah diterima para mustahik

f. Melakukan usaha-usaha perintisan pembentukan unit-unit usaha BAZIS

yang tetap berorientasi pada pelayanan masyarakat

g. Menyiapkan bahan pelaporan hasil pendayagunaan infaq dan shadaqah

untuk usaha produktif

Bidang Dana memiliki tugas dan fungsi

Tugasnya menerima, membukukan, dan menyalurkan hasil penerimaan

zakat, infaq, dan shadaqah, menyusun laporan keuangan.

Fungsinya:

a. Penerimaan hasil pengumpulan zakat, infaq, dan shadaqah

b. Pembukuan penerimaan dan pengeluaran zakat, infaq, dan shadaqah

c. Pengeluaran hasil pengumpulan zakat, infaq, dan shadaqah

 

Page 67: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

54

d. Pelaporan penerimaan dan pengeluaran zakat, infaq, dan shadaqah

e. Penyusunan dan pengelolaan anggaran

Sie. Kas memiliki tugas:

a. Menerima hasil pengumpulan zakat, infaq, dan shadaqah

b. Menerima pengembalian dana produktif beserta hasil pengembangan

c. Menyetorkan hasil penerimaan ke Bank

d. Menyampaikan tanda terima bukti setoran ke Sie. Akuntansi

e. Menyiapkan administrasi pengeluaran uang

f. Menyelenggarakan Buku Kas dan Bank

g. Menyampaikan tanda terima bukti penyaluran ke Sie. Akuntansi

Sie. Akuntansi memiliki tugas:

a. Menerima dan meneliti berkas tanda terima bukti setoran dan

penyaluran

b. Membukukan tanda terima bukti setoran dan penyaluran ke dalam buku

jurnal, buku besar, buku pembantu

c. Menyusun laporan keuangan

d. Menyiapkan bahan untuk diaudit oleh akuntan publik

Pelaksana BAZIS Kotamadya/Kabupaten Administrasi memiliki tugas dan

fungsi

Tugasnya, melaksanakan pengumpulan dan penyaluran zakat, infaq, dan

shadaqah

Fungsinya:

 

Page 68: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

55

a. Pendataan muzakki, munfiq, dan mutasaddik termasuk sumber-sumber

zakat, infaq, dan shadaqah baru serta mustahik di wilayah

Kotamadya/Kabupaten Administrasimasing-masing

b. Pengumpulan zakat, infaq, dan shadaqah dari sumber-sumber zakat,

infaq, dan shadaqah

c. Penyaluran zakat, infaq, dan shadaqah kepada para mustahik

d. Pengkoordinasian pengumpulan dan penyaluran zakat, infaq, dan

shadaqah yang dilakukan oleh perangkat tingkat Kecamatan dan

Kelurahan

e. Pengelolaan umum ketatausahaan

f. Pelaporan kegiatan pengumpulan dan penyaluran zakat, infaq, dan

shadaqah di wilayah Kotamadya/Kabupaten Administrasi

Sub. Bagian Tata Usaha memiliki tugas:

a. Mengerjakan urusan surat-menyurat dan kearsipan

b. Melakukan urusan sumberdaya amil

c. Mengelola urusan keuangan anggaran

d. Mengurus keperluan perlengkapan dan rumah tangga

e. Menyusun laporan

Sie. Pengumpulan memiliki tugas:

a. Melakukan pendataan terhadap muzakki dan sumber zakat, infaq, dan

shadaqah lainnya

b. Melakukan usaha penggalian sumber zakat, infaq, dan shadaqah baru

 

Page 69: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

56

c. Melakukan pengumpulan zakat, infaq, dan shadaqah dan menyetorkan

hasilnya ke Bank yang ditunjuk serta menyampaikan tanda bukti

penerimaan setoran kepada BAZIS Provinsi

d. Mencatat dan membukukan hasil pengumpulan zakat, infaq, dan

shadaqah

e. Mengkoordinasikan kegiatan pengumpulan zakat, infaq, dan shadaqah

oleh perangkat tingkat Kecamatan dan Kelurahan

f. Menyiapkan bahan laporan pengumpulan zakat, infaq, dan shadaqah

Sie. Penyaluran memiliki tugas:

a. Melakukan pendataan terhadap mustahik di wilayahnya

b. Menyalurkan dana zakat, infaq, dan shadaqah kepada mustahik sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan

c. Mencatat dan membukukan penyaluran zakat, infaq, dan shadaqah

d. Menyiapkan bahan laporan penyaluran dana zakat, infaq, dan shadaqah

E. Program Pendayagunaan Dana ZIS Pada BAZIS DKI Jakarta

BAZIS DKI Jakarta memiliki beberapa program pendayagunaan

dana Zakat Infak Shadaqah (ZIS) yang telah disalurkan oleh muzakki.

Program pendayagunaan tersebut adalah sebagai berikut.31

1. JAKARTA BERTAKWA

a. Bantuan Personal

31 Data BAZIS DKI Jakarta

 

Page 70: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

57

Guru ngaji

Guru honorer

Guru TKA/TPQ/TPA

Merbot

b. Bantuan Kegiatan

Mualaf

Syiar agama, kelompok kajian, dan majlis ta’lim

c. Bantuan Fisik

Tempat ibadah

Majlis ta’lim

Yayasan keagamaan

2. JAKARTA CERDAS

a. Bantuan Personal

Beasiswa SLTA

Beasiswa S1

Beasiswa Santri

Beasiswa Guru PAUD

Pondok dhuafa

Biaya tunggakan sekolah

Beasiswa kaderasasi ulama dan mubaligh

Pembinaan qori/qoriah

 

Page 71: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

58

Bantuan S2 dan S3

b. Bantuan Fisik

Bantuan Lembaga Pendidikan

3. JAKARTA MANDIRI

a. Pelatihan Skill/Kemandirian

Monitoring mustahik

Servis handphone

Montir

Menjahit

Tata boga

b. Hibah

Modal usaha

4. JAKARTA PEDULI

a. Pemberian Santunan

Bantuan sarana

Penyaluran bantuan

Biaya berobat

Rumah dhuafa

Gharimin dan Ibnu Sabil

Jamaah haji meninggal

Dhuafa korban bencana

Anak yatim

 

Page 72: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

59

5. JAKARTA SADAR ZAKAT

a. Penerbitan Buku, Majalah, Brosur, Kalender dan lain-lain

Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pengumpulan

Peduli Ramadhan dan Gema Muharram

Perpanjangan operasioanal billboard

Pelaksanaan dan publikasi audit

Pembuatan souvenir

Media luar ruangan

Media cetak dan dakwah

Penerbitan buku, majalah, dan brosur

F. Hasil Penelitian

1. Perspektif Keuangan

BAZIS DKI dari tahun ke tahun mengalami peningkatan

untuk penyaluran dan penghimpunan zakat. Persepktif keuangan

juga dilihat dari bagaimana pendayagunaan zakat tersebut bisa

tersalurkan dengan baik.

Dari tahun 2015, pengumpulan berhasil dicapai di atas

130miliar, sedangkan dari segi pendayagunaan mencapi di atas 99

%. Hanya 0 sekian persen, yg tidak tersalurkan, dalam arti 0 sekian

persen tersebut memang sengaja dialihkan sebagai dana cadangan

jika memang terjadi bencana alam, contoh banjir, tanah longsor

dan lain sebagainya.

 

Page 73: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

60

Manajemen keuangan BAZIS DKI Jakarta dilakukan dalam

beberapa langkah:

a. Menyusun rencana anggaran. Termasuk di dalamnya target dan

strategi penghimpunan, jumlah dana dan mustahik baik

lembaga dan individu.

b. Membuat panduan umum pengelolaan berbasis akuntansi

syariah. Sehingga akuntabilitas dan kredibilitas pengelolaan

ZIS dapat dipertanggungjawabkan.

c. Melakukan pengendalian dalam penghimpunan dan

penyaluran.

Di dalam perspektif keuangan, juga bisa dilihat dari

bagaiman pendayagunaan dana ZIS tersebut bisa tersalurkan

dengan baik. Ada dua kategori pendayagunaan ZIS di BAZIS DKI,

yaitu bantuan dan santunan. Bantuan adalah dana yang diberikan

untuk dipergunakan kepentingan sarana ibadah, pendidikan Islam,

beasiswa pendidikan, modal usaha, dan lain-lain. Sedangkan

santunan adalah pemberian dana untuk keperluan konsumtif,

seperti untuk membeli makanan dan pakaian bagi fakir miskin, dan

orang-orang yang ditimpa musibah.

Dalam kaitannya dengan penanggulangan dan

pendayagunaan dan penanggulangan kemiskinan di Ibukota ini,

BAZIS DKI telah memberikan perannya. Dapat dilihat dari

beberapa aspek, diantaranya:

 

Page 74: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

61

a. Dilihat dari aspek ekonomi, sudah banyak masyarakat

DKI Jakarta yang dapat mempertahankan dan

mengembangkan usahanya.

b. Dari aspek sosial, dapat membantu memenuhi

kebutuhan primer (sandang, pangan, dan papan) bagi

sebagian masyarakat Jakarta.

2. Perspektif pelangan

Pada lembaga zakat, yang memang kita ketahui bukanlah

sebuah lembaga yang mengedepankan laba. Jadi, penilaian dalam

perspektif ini dilakukan dengan cara melihat berapa banyak jumlah

muzakki (penyalur zakat) pada lembaga tersebut.

Sedikit banyaknya muzakki ditarik dari pegawai PEMDA

DKImelalui surat edaran Gubernur. Setiap PNS (PEGAWAI

Negeri Sipil) diwajibkan mengeluarkan dan ZIS (Zakat, Infaq,

Shodaqoh) sebesar 2,5% bagi yang muslim. Dan bagi PNS

nonmuslim, hanya dihimbau untuk menyisihkan beberapa persen

dari penghasilannya sebagai amal sosial.

Muzakki yang ada di BAZIS DKI bukan hanya berasal dari

kalangan PNS saja. Akan tetapi, untuk masyarakat luas yang ingin

menyalurkan dana ZIS bisa ke BAZIS DKI, bisa melalui beberapa

bank mitra, baik itu bank yang bersifat konvensional maupun

syariah yang telah menjalin kerjasama dengan BAZIS DKI.

 

Page 75: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

62

Kinerja dari BAZIS DKI untuk menarik muzakki juga

bukan hanya terhenti di situ. BAZIS DKI juga melakukan

kerjasama dengan beberapa Universitas, salah satunya UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta untuk melakukan sosialisasi mengenai

pentingnya berzakat, infaq, dan shodaqoh.

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Terdapat 3 tahapan di dalam perspektif proses bisnis

internal, yaitu sebagai berikut.

a. Inovasi. Adapun BAZIS DKI telah melakukan

kerjasama di beberapa universitas, seperti UIN Syarif

Hidayatullah, Universitas Ibnu Khaldun, dan lain

sebagainya untuk dilakukan sosialisasi mengenai zakat,

infaq, shodaqoh.

b. Proses operasi. Tahapan ini merupakan tahapan dimana

perusahaan dalam hal ini yaitu BAZIS DKI berupaya

untuk membuka wadah bagi muzakki yang ingin

menyalurkan dana ZIS, yaitu dengan cara membuka

rekening di beberapa bank mitra agar muzakki lebih

mudah dalam melakukan penyaluran dana tersebut.

Kemudian BAZIS DKI juga melakukan penyaringan

musahik yang berhak menerima dana ZIS dan

 

Page 76: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

63

disalurkanlah dana tersebut untuk memenuhi kebutahan

dari mustahik.

c. Proses penyampaian produk atau jasa pada pelanggan.

Pada BAZIS DKI sendiri dibentuk beberapa bagian

dalam struktur organisasi untuk memudahkan dalam

penyaluran dana ZIS.

Berbicara mengenai inovasi, BAZIS DKI memiliki

keinginan untuk meningkatkan jumlah ZIS. Oleh sebab itu, BAZIS

DKI berusaha memberikan kepuasan dan kenyamanan masyarakat

dalam melakoni ibadah ini. Upaya yang ditempuh adalah dengan

cara berikut ini.

1) Program “Jemput Bola”, dalam hal ini petugas BAZIS

DKI mendatangi muzakki untuk mengambil dana ZIS

yang sudah diinformasikan dan disiapkan.

2) SMS Infaq. BAZIS DKI yang bekerjasama dengan PT.

Manajemen Qalbu Multi Media, menyediakan layanan

pembayaran infaq melalui SMS ponsel.

3) Mempertemukan muzakki setiap ramadhan para

muzakki dipertemukan.

4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

Dalam perspektif ini, BAZIS DKI kerap kali membuat

pelatihan untuk menunjang kualitas kerja pegawai. Seperti

 

Page 77: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

64

membuat pelatihan dan seminar. Bahkan menurut salah seorang

staff BAZIS DKI, sarana dan prasaran yang diberikan oleh

pemerintah sudah cukup mumpuni untuk menunjang kinerja dari

setiap staff di bagian masing. Tercipta lingkungan kerja yang akrab

dan nyaman sehingga memudahkan proses kerja dar masing-

masing bagian.

Prestasi yang diraih BAZIS DKI tidak lepas dari adanya

motivasi dan control. Motivasi yang dimaksud adalah dorongan

yang timbul pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan.

Adapun control dalam hal ini adanya pengeendalian dan

pengawasan.

Dalam kaitannya dengan motivasi, ada dua hal yang

dilakukan pihak manajemen BAZIS DKI kepada semua unsur yang

terlibat di dalamnya. Ada motivasi intrinsik dan motivasi

ekstrinsik.

Pada motivasi intrinsik adalah dorongan yang muncul pada

diri seseorang. Maksudnya adalah para pekerja yang terlibat di

dalamnya ditanamkan rasa ikhlas dalam bekerja, karena

sesungguhnya bekerja pada lembaga seperti ini memiliki tujuan

utama untuk kemaslahatan umat. Bekerja pada lembaga zakat

adalah salah satu bentuk tabungan akhirat.

Sedangkan motivasi ektrinsik merupakan dorongan yang

muncul dari luar diri seseorang. Di sinilah mendapatkan

 

Page 78: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

65

penghargaannya di dunia. Karena pihak BAZIS DKI akan

memberikan penghargaan dan hadiah bagi pegawai yang

berprestasi. Tujuannya guna memberikan apresiasi kepada para

pegawai. Dan pada praktiknya dengan adanya hal tersebut dapat

meningkatkan penghimpuna ZIS dan kinerja pegawai BAZIS dari

masing-masing wilayah.

 

Page 79: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Perancangan system pengukuran kinerja yang dibuat untuk

BAZIS DKI Jakarta dengan menggunakan pendekatan Balanced

Scorecard, dimana sasaran-sasaran strategi BAZIS DKI dapat

dikelompokkan menjadi seperti berikut.

a. Perspektif keuangan, diutamakan dalam perancangan

strategi BAZIS DKI memiliki dua sasaran strategi, yaitu

dilihat dari penghimpunan dana ZIS dan pendayagunaan

dan ZIS.

b. Perspektif pelanggan, BAZIS DKI menetapkan sasaran

strategi dengan cara memberikan peluang kepada

masyarakat luas untuk bisa menjadi muzakki melalui bank

mitra yang bekerjasama dengan BAZIS DKI dan kegiatan

sosialisasi terhadap mahasiswa di beberapa universitas.

c. Perspektif proses bisnis internal, menciptakan inovasi

program dalam pemberdayaan dana ZIS.

d. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, ditetapkan

sebagai prioritas terakhir dari seluruh perspektif yang ada

pada metode Balanced Scorecard lainnya. Dan memiliki

sasaran untuk mengembangkan peningkatan SDM amil.

 

Page 80: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

67

Penentuan ukuran hasil pencapaian pada perspektif keuangan

ditunjukkan dengan melihat adanya peningkatan setiap tahunnya,

terkhusus di dua tahun pada 2015-2016 dalam perolehan dana ZIS

yang diterima oleh pihak BAZIS DKI, dan dilihat pula dari

keberhasilan pendayagunaan dana ZIS tersebut.

Penentuan ukuran hasil pencapaian pada perspektif pelanggan

ditunjukkan dengan edukasi terhadap muzakki selain yang berasal dari

PEMDA DKI, seperti masyarakat luas dan mahasiswa.

Penentuan ukuran hasil pencapaian pada perspektif proses bisnis

internal dilihat dengan adanya inovasi program pendayagunaan.

Pencapaian hasil pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

dapat ditunjukkan dengan adanya pelatihan dan training motivation

dan musyawarah kerja.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran

yang dapat diberikan antara lain:

1. BAZIS DKI sebaiknya melakukan tindakan korektif pada

indicator kinerja yang belum optimal dengan

mengidentifikasikan penyebab dan memperbaikinya. Hal ini

terkait kinerja pada perspektif proses bisnis internal, agar dapat

lebih invotif.

 

Page 81: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

68

2. BAZIS DKI sebaiknya merepakan system pengukuran kinerja

dengan menerapkan konsep pengukuran Balanced Scorecard

agar perusahaan mampu menilai kinerjanya secara

komprehensif, koheren, seimbang, dan terukur.

3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk merancang

perencanaan strategi di masa yang akan dating dngan

pendekatan balanced scorecard sebagai tindak lanjut dari

pengukuran kinerja yang tela dilakukan.

 

Page 82: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

69

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qaradhowi, Muhammad Yusuf. Konsesi Islam dalam Mengentas Kemiskinan,

Terj. Umar Fanany, Surabaya: PT. Bina Ilmu, hal: 105.

Al-Qurtubi, Al-jami’ Li Ahkam Al-qur’an, Beirut Libanon, Daar el-Kutub

‘Ilmiyyah 1413 H/1993M Jilid VII-VIII, hlm, 112-113. Dikutip

dariwww.konsultanekonomi.blogspot.co.id

Duan, H. A Survey of Non-Profit Organization Evaluation Methods. Henan

University of Science and Technology. 2010.

Fitzgerald, L., Johnston, R., Brignall, T.J., dan Silvestro, R. (1991). Performance

Measurement In Service Businesses. London: Chartered Institute of

Management Accountants.

Fitzgerald, L., Johnston, R., Brignall, T.J., dan Silvestro, R. (1991). Performance

Measurement In Service Businesses. London: Chartered Institute of

Management Accountants.

https://www.bloghukums.blogspot.co.id diakses pada 30 Mei 2018

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ,

Balai Pustaka, 1997), Cet. Ke-9, hal:22.

Lulu Mutia. Skripsi: “Analisis Pengukuran Kinerja Organisasi Pengelola Zakat

Berdasarkan Klasifikasinya: Studi Kasus Tiga Lembaga Amil

Zakat Nasional”. Universitas Indonesia. 2012.

Mulyadi, 2001, Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatganda Kinerja

Keuangan Perusahaan, Salemba Empat: Jakarta.

Mahmudi, “Penguatan Tata Kelola dan Reposisi Kelembagaan Organisasi

Pengelola Zakat”. Ekbisi 2009, volume 4 Nomor 1:69-84.

Ramanathan, A. R. Management Control In Non Profit Organization. Mc Graw.

1892.

Roberts S. Kaplan dan David P. Norton, Balanced Scorecard: Menerapkan

Strategi Menjadi Aksi, (Jakarta: Erlangga, 2000), edisi terj…, hal:

71.

 

Page 83: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

70

Roberts S. Kaplan, et al. Balanced Scorecard: Menerapkan Strategi Menjadi Aksi,

(Jakarta: Erlangga, 2000)

Sucipto. Penilaian Kinerja Keuangan. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara. 2003.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2011 Tentang Pengelolaan

Zakat, Pasal 1 ayat 1. Dikutip dari

www.bloghukums.blogspot.co.id

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2011 Tentang Pengelolaan

Zakat, Pasal 12. Dikutip dari www.bloghukums.blogspot.co.id

Veithzal Rivai dan Ahmad Fawzi Basri, Performance Appraisal Systemyang tepat

untuk menilai kinerja karyawan dan meningkatkan daya saing

perusahaan, (Jakarta, Rajawali Press, 2005), hal: 14.

Veithzal Rivai dan Ahmad Fawzi Basri, Performance Appraisal System yang

tepat untuk menilai kinerja karyawan dan meningkatkan daya

saing perusahaan, (Jakarta, Rajawali Press, 2005), hal: 55.

 

Page 84: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

71

LAMPIRAN-LAMPIRAN

 

Page 85: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

72

FOTO 1. Saat melakukan wawancara dengan Bapak Sukiyana,

selaku KASUBBAG Umum

 

Page 86: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

73

FOT

O 2. Saat melakukan wawancara dengan Ka Dzaki Mubarok selaku staff

penghimpunan.

FOTO 3. Saat melakukan wawancara dengan bagian KASUBBAG LITBANG

 

Page 87: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

74

PERTANYAAN WAWANCARA

Nama : Sukiyana, S.Sos

Pekerjaan/Jabatan : Kasubag Umum

Tanggal Wawancara : 18 April 2016

Jam : 10:30 WIB

Tempat : Kantor BAZIS DKI Jakarta

1. Bagaimana pengukuran kinerja di BAZIS DKI yang dlihat dari

metode balanced scorecard pada perspektif keuangan?

 

Page 88: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

75

Jawab : kalau BAZIS DKI Alhamdulillah dari tahun ke tahun selalu

meningkat dari segi pengumpalan dana ZIS, pada tahun 2015 data hasil

pengumpulan mencapai sekitar 130 miliar. Namun juga tidak hanya dari

segi pengumpulan saja, melainkan dari segi pendayagunaannya yang

tersaurkan di atas 99%, hanya 0 sekian persen yang tidak tersalurkan

dalam arti itu sebagai dana cadangan untuk bencana.

2. Apakah terdapat strategi khusus dalam hal menarik muzakki?

Jawab : kalau saya melihat bagian kepegawaian, dari penarikan ZIS

berdasarkan PEMDA DKI bahwa setiap PNS diharapkan mengeluarkan

2,5% untuk dan ZIS, dan itu bagi PNS yang muslim. Namun, bagi PNS

yang nomuslim hanya dihimbau untuk sebagai dana amal social.

3. Lalu bagaimana dengan muzakki di luar PNS?

Jawab : hasil pengumpulan dari PNS ada sebagian dari dan ZIS

masyarakat luar, karena kita punya rekening yang tersebar di bank syariah

maupun non syariah. Diaharapkan dengan adanya rekening tersebu dari

bank dapat memberikan kepercaaan untuk setiap yang mau menyalurkan

dana ZISnya. Ketika muzakki memerlukan administrasi tertulis bisa

dilaporkan lalu kami mengirimkan tanda terima ke yang bersangkutan

melalui email atau pos. Lalu dana ZIS yang terkumpul juga bukan hanya

dari situ aja, tapi dari pengusaha-pengusaha nasional dan pejabat DKI

terutama pada bulan ramadhan yang akan dikumpulkan di JCC untuk kami

himbau mengeluarkan dana ZIS bagi yang muslim dan dana social bagi

 

Page 89: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

76

nonmuslim. Di samping iu juga ada sekarang lagi digalang kerjasama ke

beberapa universitas seprti UIN, Ibnu Khaldun, IKJ, Pancasila..

4. Dari dana yang sudah terkumpul apakah bisa menjalankan semua

program yang sudah terprogram?

Jawab : jadi BAZIS itu hanya sebagai pelaksana, jadi ada dewan

pertimbangan melalui rapat pleno untuk memutuskan nanti berapa persen

yang harus disalurkan, nah kita tinggal menjalankannya. seperti yang

tercantum di SK Gubernur.

5. Apakah pernah ada dilakukan penilaian tentang pelayanan BAZIS

DKI dari muzakki?

Jawab : kami ada audit independent, yang ditunjuk oleh komisi pengawas.

6. Apakah BAZIS DKI sudah menetapkan strategi untuk jangka

panjang dan pendek dalam hal pengumpulan dana ZIS?

Jawab : kami memiliki strategi menarik masyarakat supaya lebih percaya

kepada BAZIS dengan cara kita menyelurkan pendayagunaan itu secara

transfer. Kalo BAZIS DKI adalah lebaga pemerintah yang memberikan

pelayanan terbaik untuk masyarakat denga prinsip cepat, cepat, dan

memenuhi. Jadi dengan sendirinya masyarakat akan percaya.

7. Bagaimana cara BAZIS DKI mempertahankan pegawai?

Jawab : dikarenakan semuanya adalah PNS jadi harus mau gak mau betah

dan bertahan. Untuk yang non PNS itu kendalanya ada di BAZIS Provinsi.

PNS hanya sekitar 44 orang dan yg non PNS sekitar 46 orang.

 

Page 90: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

77

8. Bagaimana meningkatkan kinerja dari para pegawai?

Jawab : Kalau PNS ada pelatihan sendiri melalui diklat provinsi, seperti

kepemimpinan, b.inggris, dan sebagainya. Kalau yang non PNS kita

berikan peluang untuk tetap menjalankan pendidikan dengan dispensasi

waktu dari pimpinan dan kita sebagian ada yang kita bantu untuk masalah

biaya pendidikannya.

9. Lalu mustahiknya berasal dari mana saja?

Jawab : mustahiknya dari DKI, tapi ada juga yang dari luar DKI.

10. Apakah dari dana ZIS yang sudah diberikan kepada mustahik, ada

yang bertransformasi dari mustahik menjadi muzakki, mengingat

tujuan pemberian dana ZIS tersebut pun seperti itu?

Jawab : yang terasa itu adalah dari mahasiswa yang menerima dana

beasiswa. Kalau dari yang bantuan bina usaha kecil, itu di samping mereka

meminjam tanpa bunga, diharapkan dia bisa menyalurkan dana infaq.

11. Lalu jika melihat dari program pendayagunaan, apakah setiap

tahunnya pasti ada inovasi program?

Jawab : kami tetap menjalankan program yang sudah ada, namun jika ada

peluang untuk program baru kami tidak menutup kemungkinan. Itu

tergantung dari dewan pertimbangan dan komisi pengawas.

Menyetujui,

 

Page 91: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

78

PERTANYAAN WAWANCARA

Nama : Dzaki Mubarok

Pekerjaan/Jabatan : Staff Penghimpunan Zakat

Tanggal Wawancara : 18 April 2016

Jam : 10:55 WIB

Tempat : Kantor BAZIS DKI Jakarta

1. Bagaimana perasaan bapak bekerja di sini?

Jawab : Alhamdulillah senang, kalau di sini Alhamdulillah beban kerja

tidak terlalu berat ketika saya bandingkan dengan institusi zakat yang lain.

 

Page 92: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

79

Tapi yang saya rasakan ketika saya pulang ke rumah tidak ada beban kerja

lagi.

2. Menurut bapak, kalau untuk petunjuk pelaksanaan tugasnya sendiri

apa sudah cukup jelas?

Jawab : sudah jelas, langsung dari atasan. Misalnya ada berkas yang

masuk ke pemimpinan lalu diarahkan ke saya.

3. Lalu kalau untuk lingkungan kerjanya sendiri separti apa?

Jawab : kalau untuk sarana yang diberikan kelengkapan untuk bekerja

saja, dan untuk internal di kantor Alhamdulillah lengkap.

4. Lalu bagaimana hubungannya langsung ke atasan?

Jawab : saya merasakan asik-asik aja sih

5. Lalu apakah ada bimbingan langsung dari atasan?

Jawab : waktu di awal saya bekerja ada bimbingan langsung, tapi kalo

untuk saat ini, kalau saya tidak ada pertanyaan ya sudah dianggap sudah

mengerti.

6. Apakah pernah merasa kurang kerja sama dengan tim?

Jawab : pernah ada rasa kaya gitu tapi ternyata setelah dimusywarahkan

ya adil ko.

7. Jika sedang merasa ada masalah, siapa yang menangani?

Jawab : biasanya sih ada litbang, tapi kalau saya sering sharing ke atasan

saya langsung atau kepala sie. masing-masing.

8. Bagaimana pelatihan yang diberikan untuk pegawai?

 

Page 93: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

80

Jawab : agak sedikit kurang pelatihan dan pemberian pengetahuan tentang

zakat, tapi kalau untuk pelatihan di bidang masing-masing sudah

mencukupi, hanya pengetahuan sebagai amil aja yg agak kurang.

Menyetujui,

PERTANYAAN WAWANCARA

Nama : Riza Fauzi, S.T

Pekerjaan/Jabatan : Kasubag Litbang

Tanggal Wawancara : 18 April 2016

Jam : 10:55 WIB

Tempat : Kantor BAZIS DKI Jakarta

1. Bagaimana perasaan bapak bekerja di BAZIS DKI ini?

 

Page 94: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

81

Jawab : ya biasa aja sih, engga ada beban, masih bisa diatasi. Saya

kerja udah dari tahun 2005.

2. Bagaimana dengan petunjuk kerja yang diberikan?

Jawab : sudah cukup jelas sih

3. Lingkungan kerjanya sendiri gimana?

Jawab : udah seperti keluarga sih di sini

4. Kalau hubungannya ke atasan gimana?

Jawab : dengan atasan juga baik, seperti yang saya bilang karna

sudah terjalin seperti keluarga.

5. Bagaimana yang diberikan dari BAZIS DKI?

Jawab : pelatiahannya sih udah cukup ya tapi ya paling ada

beberapa yang harus diberikan seperti pengetahuan tentang amil zakat

dan lain sebagainya.

6. Kalau untuk sarana yang diberikan?

Jawab : kalau saya sih sudah merasa cukup, tapi perlu ada sedikit

yang harus diupgrade.

Menyetujui,

 

Page 95: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

82

 

Page 96: ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41433... · 2018. 9. 18. · ANALISIS PENGUKURAN KINERJA. DENGAN METODE BALANCED

83