bab ii kajian pustaka 2.1 landasan teori 2.1.1 … ii kajian... · menurut narko (2003 :3) prosedur...
TRANSCRIPT
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Prosedur
Menurut Mulyadi (2005:5) prosedur ialah urutan kegiatan klerikal
biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang
dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang
terjadi berulang - ulang.
Menurut Narko (2003 :3) prosedur adalah serangkaian titik rutin yang di
ikuti dalam melaksanakan suatu wewenang fungsi dan operasional.
2.1.2 Pengertian Kredit
Berdasarkan Undang-undang 1998 kredit adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam antara bank (kreditur) dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam (debitur) untuk melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Menurut Thamrin Abdullah, dkk (2012:162) istilah kredit berasal dari
bahasa Yunani “Credere” yang berarti kepercayaan (truth atau faith). Oleh karena
itu, dasar dari kredit adalah kepercayaan. Seseorang atau suatu badan yang
memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) di masa
mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan.
8
2.1.3 Unsur - unsur Kredit
Menurut Thamrin Abdullah, dkk (2012:165) terdapat unsur-unsur yang
terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut:
1) Kepercayaan
Kepercayaan yaitu suatu keyakinan pemberian kredit bahwa kredit yang
diberikan (berupa uang, barang, atau jasa) akan benar-benar diterima
kembali dimasa yang akan datang.
2) Kesepakatan
Kesepakatan ini meliputi kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si
penerima kredit. Kesepatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana
masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya.
3) Jangka waktu
Jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah
disepakati. Jangka waktu tersebut jangka pendek, jangka menengah, atau
jangka panjang.
4) Resiko
Resiko merupakan adanya suatu waktu pengembalian akan menyebabkan
suatu resiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang
suatu kredit semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya.
5) Balas jasa
Balas jasa merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau fase
tersebut yang kita kenal dengan nama bunga.
9
2.1.4 Tujuan Kredit
Menurut Suyatno Thomas (2004:15) pemberian kredit dimaksudkan
untuk memperoleh keuntungan, oleh karena itu Bank memberikan pinjaman
kepada nasabahnya dalam bentuk kredit, jika merasa yakin nasabah yang akan
menerima kredit itu mampu dalam memberikan kredit yang telah diterimanya.
Dalam kaitannya dengan pemberian kredit, kredit memiliki tujuan pokok yang
saling berhubungan yaitu sebagai berikut.
1) Profitabilitas
Yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang
dapat dari bunga pinjaman.
2) Safety
Yaitu keamanan dari prestasi atau fasilatas yang diberikan harus benar-
benar terjamin sehingga tujuan profitabilitas dapat tercapai.
Menurut Kasmir (2010:100) tujuan pemberian kredit adalah sebagai berikut.
1) Mencari Keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut,
hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh Bank
sebagai balas jasa dan biaya admistrasi kredit yang diberikan kepada
nasabah.
2) Membantu Usaha Nasabah
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan
dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja.
10
3) Membantu Pemerintah
Bagi Pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak
perbankan maka makin baik, berarti adanya peningkatan pembangunan di
berbagai sektor.
2.1.5 Fungsi Kredit
Menurut Firdaus Rachmat, dan Maya Ariyanti (2003:13) fungsi pokok
kredit pada dasarnya ialah pemenuhan jasa untuk melayani kebutuhan masyarakat
dalam rangka mendorong dan melancarkan produksi, jasa-jasa dan bahkan
konsumen yang semuanya itu ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup manusia.
Kemudian disamping tujun di atas suatu fasilitas kredit memiliki fungsi
sebagai berikut :
1) Kredit dapat meningkatkan daya guna uang
Pengadaan kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika
uang hanya disimpan saja tidak menghasilkan sesuatu yang berguna.
Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk
menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit.
2) Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke
wilayah lainnya, sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan
memperoleh kredit akan mendapatkan tambahan uang dari daerah
lainnya.
11
3) Kredit dapat meningkatkan daya guna dari barang
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat berguna bagi debitur untuk
mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.
4) Kredit untuk meningkatkan peredaran barang
Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu
wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari
satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula
meningkatkan jumlah barang yang beredar.
5) Kredit adalah salah satu alat stabilitas ekonomi.
Pemberian kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena
kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan
oleh masyarakat. Kemudian dapat pula kredit membantu dalam
mengekspor barang dari dalam negeri sehingga meningkatkan devisa
negara.
6) Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat
Bagi penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan gairah berusaha,
apalagi bagi nasabah yang memiliki modal kecil.
7) Kredit untuk meningkatkan pemerataan pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan akan semakin baik, terutama
dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk
membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga
kerja sehingga dapat pula mengurangi pengangguran.
12
8) Kredit untuk meningkatkan hubungan internasional
Dalam hal pinjaman internasional tentu akan saling membutuhkan antara
penerima kredit dengan pemberi kredit. Pemberi kredit oleh Negara lain
akan meningkatkan kerja sama di bidang lainnya.
2.1.6 Jenis-jenis kredit
Menurut Thamrin Abdulah, dkk (2012:169) secara umum jenis-jenis
kredit dapat dilihat dari berbagai hal diantaranya sebagai berikut :
(1) Dilihat dari kegunaan kredit
1) Kredit Investasi, yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk
keperluan usaha atau pembangunan proyek / pabrik baru atau untuk
keperluan rehabilitasi.
2) Kredit modal kerja, yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan
meningkatkan produksi dalam operasionalnya.
(2) Dilihat dari tujuan kredit
1) Kredit produktif yaitu kredit yang digunakan untuk peningkatan
usaha atau produksi atau investasi
2) Kredit konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk konsumsi
secara pribadi.
3) Kredit perdagangan, yaitu kredit yang digunakan untuk
perdagangan.
13
(3) Dilihat dari jangka waktu kredit
1) Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang memiliki jangka waktu
kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya
digunakan untuk keperluan modal kerja.
2) Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang jangka waktunya
berkisar antara 1 sampai dengan 3 tahun dan biasanya digunkanan
untuk investasi.
3) Kredit jangka waktu panjang, yaitu kredit yang masa
pengembaliannya paling panjang. Waktu pengembalian kredit
jangka panjang di atas 3 tahun atau 5 tahun, biasanya digunakan
untuk investasi jangka panjang.
(4) Dilihat dari jaminan kredit
1) Kredit jaminan, yaitu kredit yang diberikan dengan suatu jaminan
yang dapat berbentuk barang berwujud atau bukan berwujud atau
jaminan orang.
2) Kredit tanpa jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan
barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan
melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik
calon debitur selama ini.
(5) Dilihat dari sektor usaha
1) Kredit pertanian, yaitu kredit untuk membiayai sector perkebunan
atau pertanian rakyat.
2) Kredit peternakan, yaitu kredit untuk membiayai peternakan, dalam
hal ini untuk jangka pendek.
14
3) Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industry kecil,
menengah dan besar.
4) Kredit pembangunan, yaitu untuk membiayai kredit jenis tambang
usaha seperti tambang emas, minyak, atau timah.
5) Kredit pendidikan, yaitu kredit yang diberikan untuk membangun
sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit
untuk para mahasiswa.
6) Kredit profesi, yaitu kredit yang diberikan kepada para professional
seperti dosen, dokter, dan pegacara
7) Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan
atau pembelian perumahan.
2.1.7 Prinsip-prinsip Dalam Pemberian Kredit
Menurut Firdaus Rachmat, dan Maya (2001:139-141) prinsip yang harus
dilaksanakan oleh suatu bank dalam rangka mempertimbangkan dalam pemberian
kredit antara lain :
Prinsip 5C
1) Character (watak)
Yaitu menyangkut kepribadian, sifat/watak, kejujuran seseorang dalam
hal ini adalah debitur. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan
kepada Bank bahwa, sifat/watak dari orang-orang yang akan diberikan
kredit benar-benar dipercaya. Keyakinan ini tercermin dari latar belakang
si nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang
15
bersifat pribadi seseorang yang memilki karakter baik yang memiliki
kejujuran dalam membuat pekerjaan untuk memenuhi kewajibannya.
2) Capacity (kemampuan)
Yaitu yang menyangkut kemampuan atas kesanggupan dalam membayar
kewajiban-kewajibannya tepat pada waktunya. Kesanggupan dapat di
ukur dengan data financial tahun yang lalu.
3) Capital (Modal)
Untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimilki nasabah
terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank, yaitu menyangkut besar
kecilnya pertimbangan antara jumlah hutang dan modal kerja.
4) Condition of Economic (Kondisi Ekonomi)
Yaitu kondisi atas ekonomi harus diperhatikan dalam pertimbangan
pemberian kredit terutama dalam hubungannya dengan sektor usaha
calon peminjam
5) Collateral
Yaitu menunjukan jaminan yang diberikan atas kredit yang diterima.
Jaminan tersebut dapat berupa barang, harta bergerak, ataupun harta tidak
bergerak. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.
Fungsi jaminan ini adalah sebagai pelindung bank dari resiko kerugian.
Kemudian menurut Kasmir (2010: 91) penilaian kredit dengaan metode analisis
7P adalah sebagai berikut :
1) Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atu tingkah lakunya
sehari-hari maupun masa lalunya.
16
2) Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakter.
3) Purpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,
termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.
4) Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain memiliki prospek atau
sebaliknya.
5) Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang
telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian
kredit.
6) Profitabilitas
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
7) Protection
Bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan.
2.1.8 Pengertian Kredit Usaha Rakyat (KUR)
KUR adalah skema kredit/pembiayaan modal kerja dan atau investasi
yang khusus diperuntukkan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi
(UMKMK) di bidang usaha produktif dan layak (feasible), namun mempunyai
17
keterbatasan dalam pemenuhan persyaratan yang ditetapkan Perbankan (belum
bankable).
Usaha Produktif adalah usaha untuk menghasilkan barang atau jasa
untukmemberikan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan bagi pelaku usaha.
Usaha Layak adalah usaha calon debitur yang menguntungkan /
memberikan laba sehingga mampu membayar bunga dan mengembalikan seluruh
hutang / kewajiban pokok Kredit/ Pembiayaan dalam jangka waktu yang
disepakati antara Bank Pelaksana dengan Debitur KUR.
Belum Bankable adalah UMKMK yang belum dapat memenuhi
persyaratan perkreditan / pembiayaan dari Bank, seperti dalam penyediaan
agunan.
2.1.9 Tujuan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Tujuan program KUR adalah mengakselerasi pengembangan kegiatan
perekonomian di sektor riil dalam rangka penanggulangan dan pengentasan
kemiskinan serta perluasan kesempatan kerja. Secara lebih rinci, tujuan program
KUR adalah sebagai berikut :
1) Mempercepat pengembangan sektor riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro,
Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK)
2) Meningkatkan akses pembiayaan dan mengembangkanUMKM &
Koperasi kepada Lembaga Keuangan
3) Sebagai upaya penanggulangan atau pengentasan kemiskinandan
perluasan kesempatan kerja.
18
2.1.10 Sasaran Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Sasaran program KUR adalah kelompok masyarakat yang telah dilatih
dan ditingkatkan keberdayaan serta kemandiriannya pada kluster program
sebelumnya.Harapannya agar kelompok masyarakat tersebut mampu untuk
memanfaatkan skema pendanaan yang berasal dari lembaga keuangan formal
seperti Bank, Koperasi, BPR dan sebagainya. Dilihat dari sisi kelembagaan, maka
sasaran KUR adalah UMKMK (Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi).
Sektor usaha yang diperbolehkan untuk memperoleh KUR adalah semua sektor
usaha produktif.
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau badan
usaha perorangan.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan.
Usaha Menengah adalah Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Besar.
Koperasi adalah Badan Usaha yang beranggotakan orang seorang atau
badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar
atas asas kekeluargaan.
19
2.1.11 Pengertian Kredit Bermasalah
Menurut Hasanuddin Rahman (1998:121) kredit bermaslah adalah Kredit
yang pembayaran kembali utang pokok dan kewajiban bunganya tidak sesuai
dengan persyaratan-persyaratan atau ketentuan-ketentuan yang ditetapkan
pemberi kredit serta mempunyai resiko dalam penerimaan pendapatan dan bahkan
mungkin punya potensi untuk mendatangkan kerugian terhadap bank sebagai
kreditur.
2.1.12 Penyelesaian Kredit Bermasalah
Menurut Ade Arthesa dan Edeia Handiman (2006:18) apabila kredit telah
menjadi masalah, tindakan yang harus segera dilakukan oleh pihak bank adalah
penyelesaian melalui berbagai cara. Beberapa cara yang umumnya dilakukan oleh
bank untuk menyelesaikan kredit bermasalah adalah cara pendekatan, evaluasi,
penyelesaian, dan pengelolaam pinjaman.
2.1.13 Teknik Penyelesaian Kredit Bermasalah
Menurut Sutarno (2009: 265) tindakan bank dalam usaha menyelamatkan
dan menyelesaikan krdit bermasalah ada beraneka ragam tergantung pada kondisi
kredit bermasalah itu. Untuk menyelesaikan kredit bermaslah ada dua strategi
yang dapat ditempuh yaitu sebagai berikut :
(1) Penyelamatan Kredit
Penyelamatan kredit adalah suatu langkah penyelesaian kredit
bermasalah melalui perundingan kembali antara kreditur dengan debitur dengan
memperingan syarat-syarat pengembalian kredit sehingga dengan memperingan
20
syarat-syarat pengembalian kredit tersebut diharapkan debitur memiliki
kemampuan kembali untuk menyeleaikan kredit itu.
Penyelamatan kredit dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1) Penurunan suku bunga kredit
Penurunan suku bunga kredit merupakan slah satu bentuk
restrukturisasi yang bertujuan memberikan keringanan kepada
debitur sehingga dengan penurunan bunga kredit besarnya bunga
yang harus dibayar debitur setiap tanggal pembayaran menjadi
lebih kecil dibanding suku bunga yang ditetapkan sebelumnya.
2) Pengurangan tunggakan bunga kredit
Pengurangan tunggakan bunga kredit merupakan penyelamatan
kredit dengan cara mengurangi tunggakan bungga kredit sebagian
atau sepenuhnya.
3) Perpanjangan jangka waktu kredit
Perpanjangan jangka waktu kredit merupakan perpanjangan dari
jangka waktu yang telah ditetapkan.
4) Penambahan fasilitas kredit
Penambahan fasilitas kredit merupakan penambahan fasilitas yang
disyaratkan dengan adanya jaminan tabahan.
5) Pengambil alihan agunan
Pengambil alihan agunan merupakan bentuk penyelamatan kredit
dengan mengambi alih agunan kredit yang nilai jaminan tersebut di
kompensasikan dengan jumlah kredit sebesar nilai agunan yang
diambil.
21
6) Novasi (Pembaharuan hutang)
Novasi (Pembaharuan hutang) adalah salah satu scara untuk
mengakhiri perjanjian antara kreditur dan debitur. Novasi juga
dapat dimanfaatkan untuk melakukan penyelamatan kredit
bermasalah dengan cara mengalihkan debitur lama kepada
debitur baru berikut asset yang menjadi jaminan kredit yang
disebut Novasi Subyektif.
7) Subrogasi
Subrogasi adalah penggantian hak-hak yang berpiutang atau
kreditur oleh seorang pihak ketiga yang telah membayar atas
utang yag berhutang/debitur kepada si berpiutang/kreditur.
8) Bank menjual barang-barang jaminan dibawah tangan berdasarkan
surat kuasa
Debitur memberi kuasa kepada bank/kreditur untuk menjual barang
jaminan karena debitur kesulitan atau tidak mampu menjual barang
itu sendiri atau mungkin debitur tidak ingin dibebani kewajiban
yang tidak mudah itu.
9) Penghapusan piutang
Penghapusan piutang adalah pembebasan hutang debitur oleh bank,
baik seluruh atau sebagian atau hutangnya telah kadaluwarsa
menurut hukum.
22
10) Somasi
Somasi menurut pasal 1238 KUHP Perdata adalah suatu peringatan
atau perintah yang disampaikan pengadilan kepada debitur untuk
segera membayar/menyelesaikan hutangnya kepda kreditur.
(2) Penyelesaian Kredit
Penyelesaian kredit adalah langkah penyelesaian kredit bermaslah
melalui lembaga hukum seperti pengadilan atau Direktorat Jendral Piutang dan
Lelang Negara atau badan lainnya dikarenakan langkah penyelamatan sudah tidak
dimungkinkan kembali.
Penyelesaian kredit melalui lembaga hukum dilakukan dengan cara
sebagai berikut.
1) Gugatan kepada Debitur
Merupakan penyelesaian kredit yang harus ditempuh kreditur
melalui jalur hukum, kreditur harus mengajukan gugatan perdata
kepada Debitur atau melakukan eksekusi sesuai peraturan hokum
atas jaminan-jaminan jika kreditur memiliki dasar hokum untuk
melakukan eksekusi.
2) Eksekusi
Penyitaan merupakan pengambilan terhadap barang jaminan milik
debitur dan atau miliki penjamin hutang. Bila barang jaminan tidak
ada atau ada tapi nilainya diperkirakan tidak melunasi sisa hutang,
penyitaan dapat dilakukan terhadap harta kekayaan lain.