bab4imankpdmalaikat

33
DASAR-DASAR ISLAM, MUTHAWASSITHAH Iman Kepada Malaikat Iman Kepada Malaikat Allah Allah 1. PENDAHULUAN Setelah mempelajari bab ini Anda akan dapat memahami salah satu rukun iman, yaitu iman kepada malaikat. Dengan kata lain setelah mempelajari bab ini diharapkan anda: 1. Dapat menjelaskan perbedaan antara manusia, malaikat dan makhluk ghaib lainnya. 2. Dapat menerangkan hakekat beriman kepada malaikat dan hikmahnya. 3. Dapat menjelaskan bagaimana berinteraksi yang benar dengan makhluk ghaib. B. PEMBAHASAN 1. Antara Manusia, Malaikat dan Makhluk Ghaib yang Lain Secara bahasa, makhluk ghaib adalah segala makhluk yang tidak bisa kita lihat dengan panca indera kita, dengan mata kita. Secara syariat, yang dimaksud makhluk ghaib itu adalah sesuatu yang ada dalam Al Quran maupun BUKU AJAR AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN II UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG B A B 4 65

Upload: mayah-vierrania-vahl

Post on 10-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gxnjgtsxzngv

TRANSCRIPT

DASAR-DASAR ISLAM

DASAR-DASAR ISLAM, MUTHAWASSITHAH

B A B4

Iman Kepada Malaikat Allah

1. PENDAHULUAN

Setelah mempelajari bab ini Anda akan dapat memahami salah satu rukun iman, yaitu iman kepada malaikat. Dengan kata lain setelah mempelajari bab ini diharapkan anda:

1. Dapat menjelaskan perbedaan antara manusia, malaikat dan makhluk ghaib lainnya.

2. Dapat menerangkan hakekat beriman kepada malaikat dan hikmahnya.

3. Dapat menjelaskan bagaimana berinteraksi yang benar dengan makhluk ghaib.

B. PEMBAHASAN

1. Antara Manusia, Malaikat dan Makhluk Ghaib yang Lain

Secara bahasa, makhluk ghaib adalah segala makhluk yang tidak bisa kita lihat dengan panca indera kita, dengan mata kita. Secara syariat, yang dimaksud makhluk ghaib itu adalah sesuatu yang ada dalam Al Quran maupun Hadits, tetapi kita sebagai manusia tidak dapat melihatnya, di antaranya yaitu malaikat, jin dan syaitan. Dan untuk soal ini, kita harus percaya, kita harus mengimani, walaupun kita tidak pernah melihat keberadaan makhluk itu.

Antara manusia dan malaikat

Sebelum menciptakan manusia yang akan dijadikan khalifah di muka bumi, Allah SWT berdialog dengan malaikat.

(((((( ((((( (((((( (((((((((((((((( (((((( ((((((( ((( (((((((( ((((((((( ( ((((((((( (((((((((( (((((( ((( (((((((( (((((( (((((((((( (((((((((((( (((((((( ((((((((( (((((((((( ((((((((((( (((( ( ((((( ((((((( (((((((( ((( (( ((((((((((( ((((

Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (QS. Al-Baqarah [2]: 30)

Lalu siapakah malaikat itu, sehingga Allah SWT menyempatkan diri untuk mendialogkan mega proyek tersebut dengan makhluk-Nya yang satu ini? Dan apa hubungan antara manusia dan malaikat?

Penciptaan malaikat

Tentang asal penciptaan malaikat Rasulullah saw bersabda:

Malaikat itu diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang telah diterangkan kepadamu semua. (HR Muslim)

Jadi malaikat diciptakan dari cahaya sementara manusia diciptakan dari tanah. Karena perbedaan bahan dasar penciptaan antara malaikat dan manusia, maka sudah sewajarnya bila kemudian terdapat perbedaan tabiat.

Malaikat senantiasa taat kepada Allah

Dalam kehidupan sehari-hari kita menyaksikan begitu banyak manusia melanggar perintah Allah SWT. Setiap hari kita disuguhi puluhan bahkan ratusan informasi tentang berbagai kejahatan yang dilakukan manusia. Hingga hampir setiap stasiun televisi memiliki sebuah acara khusus untuk memberitakannya. Demikian pula setiap koran memiliki rubrik khusus untuk hal yang sama. Bahkan tidak perlu jauh-jauh; pada diri kita sendiri. Bila mau sedikit jujur dan teliti, akan kita temukan bahwa diri kita telah banyak meninggalkan perintah dan melanggar larangan Allah SWT.

Barangkali karena itulah, ketika membeberkan ciri-ciri orang yang bertakwa sebagai calon penghuni surga, Allah SWT tidak memberikan syarat bahwa calon penghuni surga adalah manusia yang tidak pernah berbuat dosa. Namun di antara syarat calon penghuni surga yaitu orang yang ketika berbuat dosa segera ingat kepada Allah dan memohon ampunan-Nya.

((((((((((( ((((( ((((((((( ((((((((( (((( (((((((((( ((((((((((( ((((((((( (((( ((((((((((((((((( ((((((((((((( ((((( (((((((( (((((((((( (((( (((( (((((( ((((((((( (((((( ((( ((((((((( (((((( ((((((((((( (((((

Dan orang-orang yang apbila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka. (QS. Ali Imran [3]: 135)

Itulah sifat dasar manusia yang cenderung mudah menerima bujuk rayu syaitan. Lalu bagaimana halnya dengan malaikat? Seberapa besarkah perbedaan sifat keduanya? Dalam banyak ayat Al-Quran dan hadits Rasulullah saw kita memperoleh banyak informasi bahwa ternyata malaikat tidak pernah melanggar perintah Allah SWT. Mereka senantiasa patuh pada perintah-Nya.

(((((((((( ((((((( (((( (((((((((( ((((((((((((( ((( ((((((((((( ( ((((Mereka (malaikat) takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka). (QS. An-Nahl [16]: 50)

(( ((((((((( (((( (((( (((((((((( ((((((((((((( ((( ((((((((((( (((

(Malaikat itu) tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. Al-Tahrim [66]: 6)

Apabila Allah menentukan suatu keputusan di langit, maka para malaikat memukulkan sayap-sayapnya karena tunduk pada firman-Nya yang seolah-olah sebagai bunyi-bunyian yang nyaring di atas sebuah batu yang licin. Selanjutnya bila telah lenyap ketakutan dari hati mereka malaikat berkata, Apa yang diucapkan Tuhanmu?. Dia (Jibril) menjawab, Kebenaran, dan Dia Maha Luhur lagi Maha Besar. (HR Bukhari)

Manusia atau Malaikat yang lebih mulia?

Pada awal pembahasan ini telah disampaikan bahwa sebelum Adam diciptakan, Allah SWT berdialog dengan malaikat bahwa Dia akan menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Dan dengan caranya sendiri malaikat memberikan pertimbangan, atau bahkan menawarkan dirinya sendiri sebagai pengganti Adam yang dinilai malaikat kurang layak menerima tugas tersebut.

( ((((((((( (((((((((( (((((( ((( (((((((( (((((( (((((((((( (((((((((((( (((((((( ((((((((( (((((((((( ((((((((((( (((( ( ((((( ((((((( (((((((( ((( (( ((((((((((( ((((

Mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? (QS. Al-Baqarah [2]: 30)

Namun Allah menolak pertimbangan tersebut, sebab ternyata Allah mempunyai rencana dengan kerumitan yang tidak terjangkau oleh logika malaikat.

Dari kisah itu kita bisa mengambil kesimpulan bahwa pada dasarnya manusia memiliki potensi kebaikan yang mengungguli malaikat. Dan hal itu dikuatkan oleh kenyataan bahwa Adam, nenek moyang manusia, diberikan kelebihan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan sebagai modal dasar menjadi khalifah di muka bumi. Sementara kemampuan seperti itu tidak diberikan kepada malaikat.

(((((((( ((((((( (((((((((((( ((((((( (((( (((((((((( ((((( (((((((((((((((( ((((((( (((((((((((( (((((((((((( (((((((((( ((( ((((((( (((((((((( (((( (((((((( ((((((((((( (( (((((( (((((( (((( ((( (((((((((((( ( (((((( ((((( ((((((((((( ((((((((((( (((( ((((( ((((((((((( ((((((((((( (((((((((((((((( ( (((((((( ((((((((((( (((((((((((((((( ((((( (((((( ((((( (((((( ((((((( (((((((( (((((( ((((((((((((( (((((((((( (((((((((( ((( ((((((((( ((((( ((((((( ((((((((((( ((((

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar! Mereka menjawab: Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Allah berfirman: Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini! Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: Bukankah sudah Kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan? (QS. Al-Baqarah [2]: 31-33)

Dan puncak dari kelebihan manusia ini ketika Allah SWT memerintahkan kepada malaikat untuk bersujud kepada Adam sebagai bentuk penghormatan tertinggi.

Dan masih ada satu lagi kelebihan manusia, yaitu kemampuan bertaubat. Kekuatan untuk mengakui kesalahannya lalu berusaha membersihkan diri dari noda-noda dosa yang telah diperbuatnya. Ibarat telah terjerumus ke dalam jurang, dia mampu bangkit mendaki tembok jurang itu demi kembali ke jalan yang benar. Sementara kemampuan bertaubat ini tentu tidak akan pernah ada pada malaikat, sebab memang mereka tidak pernah berbuat dosa.

Itulah potensi dasar manusia yang diberikan Allah SWT kepada Ayahanda kita Adam as yang juga diturunkan kepada kita anak cucunya. Asal kita bersungguh-sungguh menjaganya dengan senantiasa mengindahkan perintah dan larangan Allah SWT. Sebab sebenarnyalah perintah dan larangan Allah adalah untuk menjaga kelestarian potensi tersebut.

Kemuliaan satu malaikat di atas malaikat yang lain

(((((((((( (( ((((((( ((((((((((((( (((((((((( ((((((( (((((((((((((((( (((((( (((((((( (((((((((( (((((((( ((((((((( ((((((((( ( ((((((( ((( (((((((((( ((( (((((((( ( (((( (((( (((((( ((((( (((((( ((((((( (((

Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Fathir [35]: 1)

((((( (((((( (((( ((((( ((((((( ((((((((( ((((( ((((((( (((((((( (((((((((((( (((((

Tiada seorang pun di antara kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan tertentu, dan sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf (dalam menunaikan perintah Allah). (QS. Ash-Shaffat [37]: 164-165)

Ibnu Masud ra meriwayatkan sebuah hadits:

Bahwa Rasulullah saw melihat Jibril as bersayap enam ratus. (HR Muslim)

Tugas malaikat yang berhubungan dengan manusia

1. Menyampaikan wahyu

Dia antara malaikat ada yang bertugas menyampaikan wahyu kepada para nabi dan rasul, yaitu Malaikat Jibril as alias Ruhul Qudus atau Ar-Ruhul-Amin.(((( ((( ((((( ((((((( (((((((((((( ((((((((( ((((((((( (((((( (((((((( (((((((( (((( (((((((((( (((((( (((((( (((((((( ((((((( (((((((((( ((((((((((((((( ((((

Katakanlah: Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkan Al-Quran ke dalam hatimu dengan seizin Allah. (QS. Al-Baqarah [2]: 97)

2. Mencatat amal perbuatan manusia

Di antara para malaikat ada yang diberi tugas untuk mencatat amal perbuatan manusia. Mereka selalu menyertai manusia. Maka di manapun manusia berada malaikat tidak pernah lepas bersamanya. Mencatat seluruh ucapan dan gerak-geriknya, sehingga manusia tidak akan bisa mengelak dari pertanggungjawaban atas seluruh amal perbuatannya selama di dunia.(((((( (((((((((( (((((((((((( (((( (((((((( (((((((((( ((((

Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Infithar [82]: 10-11)

(((((((( ((((((((( (((((((((( (((((((((( ((( (((((((((( ((((( ((((((((( ( (((((((( (((((((( (((((((( (((( (((((( ((((((((((( (((( (((( ((((((((( (((((((((((((((((( (((( ((((((((((( (((((( ((((((((((( ((((((( (((( ((( (((((((( ((( (((((( (((( (((((((( ((((((( ((((((( ((((

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (QS. Qaf [50]: 16-18)

3. Mendoakan orang-orang yang beriman.

Di antara para malaikat ada yang selalu mendoakan dan memohonkan ampunan bagi orang-orang yang beriman.

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: Setiap hamba (manusia) memasuki pagi hari selalu turun dua malaikat. Salah satu malaikat itu berdoa: Ya Allah, berikanlah pengganti bagi orang yang gemar membelanjakan hartanya (untuk kebaikan). Sementara malaikat yang lain berdoa: Ya Allah, berikanlah kebinasaan bagi orang yang enggan membelanjakan hartanya (untuk kebaikan). (HR Muttafaq alaih)

4. Mendoakan para pengajar kebaikan

Dari Abu Umamah, (seorang shahabat) menyebutkan tentang dua orang. Seorang diantaranya adalah seorang ahli ibadah, sementara yang lain seorang ahli ilmu. Rasulullah saw menanggapinya: Keutamaan seorang ahli ilmu atas seorang ahli ibadah adalah seperti keutamaan diriku atas orang yang paling rendah di atas kalian. Kemudian beliau menambahkan: Sesungguhnya Allah bersama para malaikat dan para penghuni seluruh lapisan langit dan bumi termasuk semut di lubang persembunyiannya dan ikan paus selalu memberikan rahmatnya bagi orang yang mengajarkan kebaikan pada manusia. (HR Tirmidzi)

5. Memberikan memberikan keberkahan bagi penuntut ilmuAbu Darda ra meriwayatkan sebuah hadit dari Rasulullah saw:

Aku mendengar dari Rasulullah, beliau bersabda: Barangsiapa menempuh sebuah perjalanan demi menuntut ilmu, maka Allah akan meudahkan baginya jalan menuju surga. Dan para malaikat merendahkan sayapnya bagi orang yang menuntut ilmu sebab ridha. Dan seluruh penghuni air hingga ikan yang hidup dalam air memintakan ampun bagi penuntut ilmu. (HR Ibnu Majah)

6. Meneguhkan pendirian orang-orang yang beriman

Di antara para malaikat ada yang diberi tugas oleh Allah meneguhkan pendirian orang-orang yang beriman sehingga mereka senantiasa tegar di jalan al-haq menghadapi orang-orang kafir.

(((( (((((( (((((( ((((( (((((((((((((((( (((((( (((((((( (((((((((((( ((((((((( (((((((((( (

Ingatlah ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman. (QS. Al-Anfal [8]: 12)

7. Mencabut nyawa

Di antara para malaikat ada yang ditugaskan mencabut nyawa manusia.

( (((((((((( (((((((((( (((((((( (((((( ((((( (((((( (((((((((( (((((((((( (((((((((( ((((((((( (((((( (( (((((((((((( ((((

Dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang diantara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. (QS. Al-Anam [6]: 61)

Ketika malaikat mencabut nyawa manusia, malaikat tersebut akan memperlakukan manusia sesuai dengan amalnya ketika masih hidup. Bila manusia tersebut orang yang saleh, maka malaikat akan memperlakukannya dengan lembut serta memberinya kabar gembira. Adapun manusia yang jahat, maka malaikat akan memperlakukannya dengan kasar.

((((((((( ((((((((((((( (((((((((((((((( (((((((((( ( (((((((((( ((((((( (((((((((( ((((((((((( (((((((((( ((((( ((((((( ((((((((((( ((((

Orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik (wafat dalam keadaan suci dari kekafiran dan kemaksiatan) oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): Selamat sejahtera bagimu. (QS. An-Nahl [16]: 32)

(((( ((((((((( (((((((( ((((((( (((( (((( (((((((((((((( (((((((((( (((((((((( (((((((((((((((( (((( (((((((((( (((( ((((((((((( ((((((((((((( (((((((((((( ((((((( ((((((( (((((((((( ((((

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah, kemudian mereka menegeuhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. (QS. Fushshilat [41]: 30)

(((((( (((((( (((( ((((((((( ((((((((( ((((((((( ( (((((((((((((((( ((((((((((( ((((((((((( ((((((((((((((( (((((((((( ((((((( ((((((((((( (((( Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar. (QS. Al-Anfal [8]: 50)

8. Malaikat turut membaca amin dalam shalat

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: Bila Imam mengucapkan: Ghairil maghdhubi alaihim waladh-dhallin, maka ucapkanlah: Amin. Maka barangsiapa yang bacaan amin-nya bersamaan dengan bacaan Malaikat, maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Bukhari)

9. Malaikat turut membaca samiallahu liman hamidah dalam shalat

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: Bila imam mengucapkan: Samiallahu liman hamidah. Maca ucapkanlah: Allahumma rabbana lakal hamdu. Maka barangsiapa yang bacaannya itu bersamaan dengan bacaan malaikat, diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Muslim)

10. Malaikat turut hadir dalam shalat shubuh

Dari Abu Hurairah ra, Rasullah saw. bersabda: Keutamaan shalat berjamaah atas shalat shalat sendirian itu selisih dua puluh lima derajat. Dan malaikat malam dan malaikat siang itu bertemu pada Shalat Fajar (Shubuh). Bila engkau mau, maka bacalah: Inna qur-anal fajri kana masyhuda, sesungguhnya Shalat Shubuh itu disaksikan (oleh malaikat). (HR Ahmad)

11. Malaikat turut hadir dalam majlis dzikir

Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat-malaikat yang menyebar di jalan-jalan mencari kumpulan orang-orang yang berdzikir. Bila mereka menemukan sekelompok orang yang berdzikir kepada Allah, mereka berseru: Kemarilah, di sini terdapat apa yang sedang kalian butuhkan. Mereka kemudian mengibas-ngibaskan sayap mereka hingga mereka tiba di langit dunia. Rasulullah melanjutkan sabda beliau: Allah lalu bertanya padahal Dia lebih mengetahui keadaan hamba-hamba-Nya, Apa yang diucapkan hamba-hamba-Ku itu? Malaikat menjawab: Mereka memahasucikan, memahabesarkan, memuji serta memahaagungkan-Mu. Allah bertanya: Apakah mereka pernah malihat-Ku? Malaikat menjawab: Tidak, demi Allah. Mereka belum pernah melihat-Mu. Allah bertanya: Bagaimana sekiranya mereka dapat melihat-Ku? Malaikat menjawab: Bila mereka dapat melihat-Mu, tentu mereka akan lebih giat beribadah, lebih mengagungkan, serta lebih memahasucikan-Mu. Allah bertanya: Apa yang mereka minta pada-Ku? Malaikat menjawab: Mereka meminta surga pada-Mu. Allah bertanya: Apakah mereka pernah melihat surga? Malaikat menjawab: Tidak, demi Allah. Mereka belum pernah melihatnya. Allah bertanya: Bagaimana sekiranya mereka pernah melihatnya? Malaikat menjawab: Bila mereka telah melihatnya, tentu mereka akan lebih bersemangat memperolehnya, lebih bersungguh-sungguh mengejarnya, dan lebih berkeinginan mencapainya. Allah bertanya: Dari apa mereka meminta perlindungan? Malaikat menjawab: Mereka memohon perindungan dari neraka. Allah bertanya: Apakah mereka pernah melihat neraka? Malaikat menjawab: Tidak, demi Allah. Mereka belum pernah melihatnya. Allah bertanya: Bagaimana bila mereka pernah melihatnya? (HR Bukhari)

2. Makhluk Ghaib yang lain

a. Jin

Jin diciptakan sebelum manusia. Dan berbeda dengan manusia yang diciptakan dari tanah liat, jin diciptakan dari api yang sangat panas.

(((((((( ((((((((( (((((((((( ((( ((((((((( ((((( (((((( ((((((((( (((( (((((((((((( ((((((((((( ((( (((((( ((( ((((( (((((((((( ((((

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari tanahliat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum Adam dari api yang sangat panas. (QS. Al-Hijr [15]: 26-27)

Seperti telah disampaikan sebelumnya tentang asal penciptaan jin tersebut, Rasulullah saw bersabda:

Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang berkobar, dan Adam diciptakan dari apa yang telah diterangkan kepada kalian. (HR Muslim)

Penggolongan jin

((((((( ((((( ((((((((((((( ((((((( ((((( ((((((( ( ((((( (((((((((( ((((((( ((((

Dan sesungguhnya di antara kami (jin) ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda. (QS. Al-Jin [72]: 11)

Jin juga menerima taklif

((((((((((( ((((((((( ((((((((( (((((( (((((((((( (((((( (((((((( ((((((((( (((((((((( ((((((((( (((((((((((((((( (((((((( (((((((((( (((((( ( (((((((( ((((((((( (((((( (((((((((( ( (((((((((((( (((((((((((( (((((((((( ((((((((((( (((((( ((((((((((( (((((((( (((((((( (((((((((( (((((

Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri. Kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir. (QS. Al-Anam [6]: 130)

Jin tidak mengetahui hal-hal yang ghaib

((((((( ((((((((( (((((((( (((((((((( ((( (((((((( (((((( (((((((((( (((( (((((((( (((((((( (((((((( (((((((((((( ( ((((((( (((( (((((((((( (((((((( ((( (((( (((((((( ((((((((((( (((((((((( ((( ((((((((( ((( ((((((((((( ((((((((((( (((( Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan. (QS. Saba [34]: 14)b. Iblis dan Syaitan

(((((( ((((((( (((((((((((((((( ((((((((((( (((((( (((((((((((( (((( ((((((((( (((((( (((((((((((((( ((((((( (((( (((((((((((((( ((((

Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat: Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (QS. Al-Baqarah [2]: 34)

Jenis Syaitan

Syaitan bisa berwujud manusia dan jin. Allah SWT berfirman:

((((((((((( ((((((((( ((((((( ((((((( ((((((( (((((((((( ((((((( ((((((((((( (((((( (((((((((( (((((( (((((( (((((((( (((((((((( (((((((( (

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan dari jenis manusia dan jenis jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu. (QS. al-Anam [6]: 112)

Langkah-langkah Syaitan Menyesatkan Manusia

Untuk menguasai dan membuat manusia lupa mengingat Allah, Syaitan menempuh dua cara, yaitu tadhll (menyesatkan) dan takhwf (menakut-nakuti).

Pertama: Tadhlil. Melalui para Rasul-Nya, Allah SWT telah memberikan tuntunan kepada umat manusia mana yang hak dan mana yang batil, mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang boleh dikerjakan dan mana yang tidak boleh dikerjakan. Akan tetapi Syaitan berusaha memutar balik, mencampur aduk dan mengaburkan semua itu semua itu sehingga manusia tersesat dari jalan yang lurus. Dalam hal ini syaitan memiliki delapan langkah:1. Waswasah (bisikan)

(((( ((((((( ((((((( (((((((( ((( (((((( (((((((( ((( ((((((( (((((((( ((( ((( ((((( ((((((((((((( ((((((((((( (((

Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhan manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan bisikan Syaitan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan ke dalam dada manusia. Dari Jin dan Manusia. (QS. An-Nas [114]: 1-4)

2. Nisyan (lupa)

((((((( (((((((( ((((((((( (((((((((( (((( ((((((((((( (((((((((( (((((((( (((((( (((((((((( ((( ((((((( ((((((((( ( ((((((( ((((((((((( (((((((((((( (((( (((((((( (((((( (((((((((((( (((( (((((((((( ((((((((((((( ((((

Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan lain. Dan jika Syaitan menjadilan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk lagi bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu). (QS. Al-Anam [6]: 68)

3. Tamani (angan-angan)

Dan sesungguhnya saya (Syaitan) akan menyesatkan mereka, dan sesungguhnya saya akan bangkitkan angan-angan kosong pada mereka.... (QS. An-Nisa [4]: 119)

Syaitan itu memberikan janji-janji kepda mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal Syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain tipuan belaka. (QS. An-Nisa [4]: 120)

4. Tazyn (memandang baik perbuatan maksiat)

((((( ((((( (((((( ((((((((((((( ((((((((((( (((((( ((( (((((((( (((((((((((((((( ((((((((((( (((( (((( ((((((((( (((((((( ((((((((((((((( ((((

Iblis berkata, Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik perbuat maksiat di muka bumi dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka. (QS. Al-Hijr [15]: 39-40)

5. Wadun (janji palsu)

((((((( (((((((((((( ((((( (((((( (((((((( (((( (((( (((((((((( (((((( ((((((((( ((((((((((((( (((((((((((((((( ( ((((( ((((( (((( ((((((((( (((( ((((((((( (((( ((( (((((((((((( (((((((((((((((( ((( ( (((( ((((((((((( ((((((((((( (((((((((( ( (((( (((((( (((((((((((((( (((((( (((((( (((((((((((( ( (((((( (((((((( (((((( ((((((((((((((( ((( (((((( ( (((( ((((((((((((( (((((( ((((((( ((((((( ((((

Dan berkatalah Syaitan tatkala perkara telah diselesaikan: Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan sekadar aku menyeru kamu, lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu, dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukanku (dengan Allah) sejak dahulu. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih. (QS. Ibrahim [14]: 22)

6. Kaidun (tipu daya)

((((((((( (((((((((( (((((((((((( ((( ((((((( (((( ( ((((((((((( ((((((((( (((((((((((( ((( ((((((( ((((((((((( ((((((((((((( (((((((((((( (((((((((((( ( (((( (((((( (((((((((((( ((((( (((((((( (((( Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan Syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya Syaitan itu adalah lemah. (QS. An-Nisa [4]: 76)

7. Shaddun (hambatan)

Dalam surat An-Naml dikisahkan bahwa burung Hudhud melaporkan kepada Nabi Sulaiman tentang Ratu Saba dan rakyatnya yang telah dihalangi oleh Syaitan dari jalan Allah sehingga mereka tidak dapat petunjuk.

(((((((((( ((((((((((( ((((((((((( ((((((((( ((( ((((( (((( (((((((( (((((( (((((((((((( ((((((((((((( (((((((((( (((( (((((((((( (((((( (( ((((((((((( ((((

Aku mendapati dia dan kaumnya menembah matahari, selain Allah; dan Syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga merek tidak dapat petunjuk. (QS. An-Naml [27]: 24)

8. Adawah (permusuhan)

((((((( ((((((( (((((((((((( ((( ((((((( (((((((((( ((((((((((((( (((((((((((((((( ((( (((((((((( (((((((((((((( (((((((((((( ((( (((((( (((( (((((( ((((((((((( ( (((((( (((((( (((((((((( (((( Sesungguhnya Syaitan itu bernaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran meminum khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat. Maka maukah kamu berhenti? (QS. al-Maidah [5]: 91)

Sebagai korban dari tadhlil Syaitan itu akan lahirlah generasi atau pribadi-pribadi yang: beriman setengah-setengah atau beragama Islam secara parsial; tidak konsisten, bolak-balik antara iman dan kufur, antara taat dan durhaka; tidak jelas masuk golongan mana (apakah golongan beriman atau golongan kafir); sehingga hidupnya terombang-ambing; dan berusaha mengkompromikan antara kebenaran dan kebatilan.

Kedua: Takhwif. Takut yang dimaksud di sini adalah takut menyatakan kebenaran, takut menegakkan hukum Allah SWT, takut melakukan amar maruf nahi munkar karena khawatir dengan segala resiko dan konsekuensinya. Misalnya resiko jatuh miskin, kehilangan jabatan, masuk penjara dan lain-lain.

((((((( ((((((((( (((((((((((( ((((((((( ((((((((((((((( (((( (((((((((((( (((((((((( ((( (((((( ((((((((((( (((((

Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah Syaitan yang menakut-nakuti pengikut-pengikutnya, oleh sebab itu janganlah engkau takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman (QS. Ali Imran [3]: 175)

Bila takhwif Syaitan ini berhasil akan lahirlah generasi atau pribadi-pribadi yang tidak lagi memiliki keberanian, sehingga mereka akan menyembunyikan kebenaran; dan yang lebih parah kalau sampai memperjualbelikan kebenaran itu. Namun tadhlil dan takhwif tersebut tidak hanya dilakukan oleh Syaitan, tapi juga oleh manusia para pengikut Syaitan.

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu Syaitan-syaitan dari jenis manusia dan jenis jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu.. (QS. Al-Anam [6]: 112)

Usaha-usaha Melawan Syaitan

1. Masuk Islam secara utuh (kaffah) dan menjauhi semua langkah-langkah Syaitan.

((((((((((( ((((((((( (((((((((( ((((((((((( ((( (((((((((( (((((((( (((( ((((((((((( ((((((((( (((((((((((( ( ((((((( (((((( (((((( ((((((( (((((

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan (kaffah), dan janganlah kamu turut langkah-langkah Syaitan. Sesungguhnya Syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah [2]: 208)

2. Selalu menyadari bahwa Syaitan adalah musuh utama dan memperlakukannya sebagai musuh.

(((( (((((((((((( (((((( (((((( ((((((((((((( ((((((( ( ((((((( ((((((((( ((((((((( (((((((((((( (((( ((((((((( (((((((((( (((

Sesungguhnya Syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuhmu, karena sesungghnya Syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS. Fathir [35]: 6)

3. Secara praktis Rasulullah saw mengajarkan beberapa hal berikut:

a. Membaca istiadzah atau taawudz. (H. Muttafaq alaih)

b. Membaca surat Al-Falaq dan surat An-Nas (HR An-Nasa)

c. Membaca ayat Kursi (Al-Baqarah ayat 255). (HR Muslim)

d. Membaca surat Al-Baqarah lengkap. (HR Muslim)

e. Membaca zikir

100 kali sehari (Muttafaq alaih)

f. Mengingat Allah SWT. (HR At-Tirmizi)

g. Berwudhu tatkala marah. (HR Abu Daud)

2. Hakekat Beriman Kepada Malaikat dan Hikmahnya

Beriman kepada malaikat adalah satu rukun iman yang tidak boleh sedikit pun bercampur dengan keraguan. Seseorang tidak sah keimannya bila dia belum beriman kepada malaikat. Kita wajib percaya bahwa Allah SWT mempunyai malaikat yang bersayap. Mereka tidak pernah menentang perintah Allah SWT. Mereka tidak makan, tidak minum, tidak berjodoh dan tidak tidur. Dan sepanjang masa mereka tidak putus-putusnya mengkuduskan Tuhan. Dan masing-masing mereka mempunyai kedudukan dan tugas tertentu.

(((( ((( ((( ((((((((((((( ((((( ((( (((((((( ( ((((((( (((( ((((((( (((((( (((((((( (((((

Barang siapa yang kafir kepada Allah dan malaikat-Nya, Rasul-Rasul-Nya dan hari Kemudian maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya (QS. An-Nisaa[4]: 126)

((((((( (((((((((( (((((( ((((((( (((((((( ((( (((((((( ((((((((((((((((( ( (((( ((((((( (((((( ((((((((((((((((( ((((((((((( ((((((((((( (( ((((((((( (((((( (((((( (((( ((((((((( ( (((((((((( ((((((((( ((((((((((( ( ((((((((((( ((((((( (((((((((( ((((((((((( (((((

Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya dan Rasul-rasul-Nya (QS. Al-Baqarah [2]: 285).

3. Berinteraksi Yang Benar dengan Makhluk Ghaib

Islam adalah agama yang cinta kebersihan sehingga mengingatkan bahayanya memiliki anjing, bahkan melarang memelihara anjing kecuali untuk kepentingan penjagaan keamanan atau pertanian. Tidak sedikit nash hadits yang menyatakan bahwa malaikat rahmat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing, dan pahala pemilik anjing akan susut atau berkurang. Rasulullah bersabda:

Malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan juga tidak memasuki rumah yang didalamnya terdapat gambar (patung)" (Muttafaq Alaih)

Ibnu Hajar berkata: "Ungkapan malaikat tidak akan memasuki...." enunjukkan malaikat secara umum (malaikat rahmat, malaikat hafazah, dan malaikat lainnya)". Tetapi, pendapat lain mengatakan: "Kecuali malaikat hafazah, mereka tetap memasuki rumah setiap orang karena tugas mereka adalah mendampingi manusia sehingga tidak pernah berpisah sedetikpun dengan manusia. Pendapat tersebut dikemukakan oleh Ibnu Wadhdhah, Imam Al-Khaththabi, dan yang lainnya.

Sementara itu, yang dimaksud dengan ungkapan rumah pada hadits di atas adalah tempat tinggal seseorang, baik berupa rumah, gubuk, tenda, dan sejenisnya. Sedangkan ungkapan anjing pada hadits tersebut mencakup semua jenis anjing. Imam Qurthubi berkata: "Telah terjadi ikhtilaf di antara para ulama tentang sebab-sebab malaikat rahmat tidak memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing. Sebagian ulama mengatakan karena anjing itu najis, yang lain mengatakan bahwa ada anjing yang diserupai oleh syaitan, sedangkan yang lainnya mengatakan karena di tubuh anjing menempel najis. Ummul Mukminin Aisyah ra mengatakan bahwa Rasulullah saw telah mengadakan perjanjian dengan Jibril bahwa Jibril akan datang. Ketika waktu pertemuan itu tiba, ternyata Jibril tidak datang. Sambil melepaskan tongkat yang dipegangnya, Rasulullah saw bersabda: "Allah tidak mungkin mengingkari janjinya, tetapi mengapa Jibril belum datang?" Ketika Rasulullah saw menoleh, ternyata beliau melihat seekor anak anjing di bawah tempat tidur. "Kapan anjing ini masuk?" tanya beliau. Aku (Aisyah) menyahut: "Entahlah". Setelah anjing itu dikeluarkan, masuklah malaikat Jibril. "Mengapa engkau terlambat? tanya Rasulullah saw kepada Jibril. Jibril menjawab: "Karena tadi di rumahmu ada anjing. Ketahuilah, kami tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar (patung)" (HR Muslim).

Malaikat rahmat pun tidak akan mendampingi suatu kaum yang terdiri atas orang-orang yang berteman dengan anjing. Abu Haurairah ra mengatakan bahwa Rasulullah bersabda: Malaikat tidak akan menemani kelompok manusia yang di tengah-tengah mereka terdapat anjing". (HR Muslim)

Imam Nawawi mengomentari hadits tersebut: "Hadits di atas memberikan petunjuk bahwa membawa anjing dan lonceng pada perjalanan merupakan perbuatan yang dibenci dan malaikat tidak akan menemani perjalanan mereka. Sedangkan yang dimaksud dengan malaikat adalah malaikat rahmat (yang suka memintakan ampun) bukan malaikat hafazhah yang mencatat amal manusia. (Lihat Syarah Shahih Muslim 14/94). Malaikat juga tidak suka masuk rumah yang berbau tidak sedap. Rasulullah Saw bersabda, Barangsiapa yang memakan bawang putih, bawang merah, dan makanan tidak sedap lainnya, maka jangan sekali-kali ia mendekati (memasuki) masjid kami, oleh karena sesungguhnya para malaikat terganggu dari apa-apa yang mengganggu manusia. (HR. Bukhari dan Muslim). Juga adanya penghuni rumah yang mengancam saudaranya (sesama muslim) dengan senjata. Rasulullah Saw bersabda, Barangsiapa mengarahkan (mengancam) saudaranya (muslim) dengan benda besi (pisau misalnya), maka orang itu dilaknat oleh malaikat, sekalipun orang itu adalah saudara kandungnya sendiri. (HR Muslim)

Kita semua berharap rumah kita akan senantiasa dikelilingi malaikat dan dijauhkan dari syetan laknat. Maka tidak ada cara lain bagi kita kecuali senantiasa meningkatkan bobot dan kapasitas keimanan, keislaman dan keihsanan kita, setiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun. Peningkatan ini kita butuhkan karena hidup ini tidak pernah henti berputar. Waktu kita terus bergulir dan kita tidak bisa menghentikannya. Umur kita terus mengkerut dan kita tidak bisa lagi merentangnya. Hanya ada satu kata dalam kehidupan kita: beramal saleh dengan segera!

C. RANGKUMAN

Makhluk ghaib adalah segala makhluk yang tidak bisa kita lihat dengan panca indera kita, dengan mata kita. Dan terhadap segala sesuatu yang ghaib ini, kita hanya dituntut untuk mempercayai (mengimani), karena al Quran dan hadits pun menyebutkan bahwa memang ada makhluk selain manusia yang tidak dapat dilihat secara kasat mata. Di antara makhluk ghaib tersebut adalah malaikat, jin dan syaitan. Adapun malaikat Allah SWT diciptakan dari nur (cahaya); tidak pernah bermaksiyat dan senantiasa patuh kepada perintah Allah SWT. Sementara jin dan syaitan diciptakan dari api (yang menyala), jika dalam komunitas jin masih terdapat golongan yang baik, maka syaitan adalah makhluk yang senantiasa bermaksiyat kepada Allah SWT.

D. PERTANYAAN

1. Jelaskan perbedaan antara manusia, malaikat dan makhluk ghaib lainnya!

2. Terangkan hakekat beriman kepada malaikat dan hikmahnya!

3. Jelaskan bagaimana berinteraksi yang benar dengan makhluk ghaib.

4. REFERENSI (END NOTE)

Kuliah Aqidah Islam, Yunahar Ilyas, LPPI UMY, 2001, hal 96-103.

Shahih Bukhari, Kitab Tafsir Al-Quran, no. 4426, Darul Qalam - Beirut, 1987.

Shahih Muslim, Kitab Al-Iman, no. 253, Dar Ihya Al-Kutub Al-Arabiah, 1985.

Sunan At-Tirmidzi, Kitabul-Ilm an Rasulillah, no. 2609, Maktabah Islamiyah, 1983

Sunan Ibnu Majah, Kitab Muqaddimah, no. 219, Dar Ihhy Al-Kutub Al-Arabiyah, 1987.

No. 4115

No 617

PAGE 87BUKU AJAR AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN II

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG