baba1m

2
Al-Fuqara’ adalah kelompok pertama yang menerima bagian zakat. Al- Fuqara’ adah bentuk jamak dari kata al-faqir. Al-faqir menurut mazhab syafi’i dan hanbali adalah orang yang tidak memiliki harta benda dan pekerjaan yang mampu mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Dia tidak memiliki suami, ayah-ibu dan keturunan yang dapat membiayainya, baik untuk membeli makanan, pakaian maupun tempat tinggal Orang miskin Al-Masakin adalah bentuk jamak dari kata al-miskin. Kelompok ini merupakan kelompok kedua penerima zakat. Orang miskin adalah ialah orang yang memiliki pekerjaan, tetapi penghasilannya tidak dapat dipakai untuk memenuhi hajat hidupnya. Orang fakir, menurut mazhab syafi’i dan hanbali lebih snegsara dibandingkan dengan orang miskin. Orang fakir ialah orang yang tidak memiliki harta benda dan tidak memiliki pekerjaan, atau dia memiliki sesuatu dan juga bekerja tetapi penghasilannya tidak melebihi setengah keperluannya sendiri. Adapun orang miskin adalah orang yang memiliki pekerjaan tetapi pengghasilannya hanya mampu untuk memenuhi lebih dari sebagian hajat kebutuhannya. Panitia zakat Panitia zakat adalah orang-orang yang bekerja memungut zakat. Panitia ini disyarakan harus memiliki sifat kejujuran dan menguasai hukum zakat. Amil yang mengambil zakat tidak disyaratkan harus fakir, sebab dia mengambil karena pekerjaannya, bukan karena kefakirannya. Sementara nabi bersabda: “Shadaqah tidak halal bagi orang kaya selain lima...”kemudian beliau menyebbutkan salah satunya adalah... amil zakat” 1 Mazhab hanafi mengatakan: amil biberi sesuai kadar pekerjaannya, ia diberi jumlah yang mencukupi dirinya dan para pembantunya, tidak ditentukan dengan harga tertentu, namun tidak boleh lebih dari separo harta zakat meskipun pekerjaannya jauh lebih banyak. 1 Shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud (1635), Ibnu Majah (1841)

Upload: satrio-budi

Post on 11-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

lk

TRANSCRIPT

Page 1: baba1m

Al-Fuqara’ adalah kelompok pertama yang menerima bagian zakat. Al-Fuqara’ adah bentuk jamak dari kata al-faqir. Al-faqir menurut mazhab syafi’i dan hanbali adalah orang yang tidak memiliki harta benda dan pekerjaan yang mampu mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Dia tidak memiliki suami, ayah-ibu dan keturunan yang dapat membiayainya, baik untuk membeli makanan, pakaian maupun tempat tinggal

Orang miskin

Al-Masakin adalah bentuk jamak dari kata al-miskin. Kelompok ini merupakan kelompok kedua penerima zakat. Orang miskin adalah ialah orang yang memiliki pekerjaan, tetapi penghasilannya tidak dapat dipakai untuk memenuhi hajat hidupnya. Orang fakir, menurut mazhab syafi’i dan hanbali lebih snegsara dibandingkan dengan orang miskin. Orang fakir ialah orang yang tidak memiliki harta benda dan tidak memiliki pekerjaan, atau dia memiliki sesuatu dan juga bekerja tetapi penghasilannya tidak melebihi setengah keperluannya sendiri. Adapun orang miskin adalah orang yang memiliki pekerjaan tetapi pengghasilannya hanya mampu untuk memenuhi lebih dari sebagian hajat kebutuhannya.

Panitia zakat

Panitia zakat adalah orang-orang yang bekerja memungut zakat. Panitia ini disyarakan harus memiliki sifat kejujuran dan menguasai hukum zakat. Amil yang mengambil zakat tidak disyaratkan harus fakir, sebab dia mengambil karena pekerjaannya, bukan karena kefakirannya. Sementara nabi bersabda: “Shadaqah tidak halal bagi orang kaya selain lima...”kemudian beliau menyebbutkan salah satunya adalah... amil zakat” 1

Mazhab hanafi mengatakan: amil biberi sesuai kadar pekerjaannya, ia diberi jumlah yang mencukupi dirinya dan para pembantunya, tidak ditentukan dengan harga tertentu, namun tidak boleh lebih dari separo harta zakat meskipun pekerjaannya jauh lebih banyak.

Mazhab syafi’i dan hanbali mengatakan: seorang pemimpin dipersilahkan menyewa amil dengan akad persewaan yang sah dan upah yang maklum, untuk bekerja selama waktu yang ditentukan atau melakukan suatu pekerjaan tertentu.

Selanjutnya, mazhab Syafi’i mengatakan: amil tidak boleh diberi dari harta zakat lebih dari seperdelapannya. Jika hak upahnya ternyata di atas seperdelapan zakat maka diambilkan dari baitul mal. Ada juga yang berpendapat diambilkan dari saham zakat yang lain. Penguasa juga boleh member upahnya dari baitul mal saja. Boleh juga mengangkatnya tanpa ada akad sewa, namun nantinya member kepadanya upah yang sebanding. Jika yang mengatur pemungutan zakat dan pembagiannya seorang penguasa itu sendiri, atau seorang gubernur, atau qadhi yang diangkat penguasa atau yang semisalnya, maka ia tidak boleh mengambil zakat sama sekali, sebab gaji dia berasal dari baitul mal dan tugasnya bersifat umum.

Muallaf1 Shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud (1635), Ibnu Majah (1841)

Page 2: baba1m

Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain orang-orang yang lemah niatnya untuk memasuki islam. Mereka diberi bagian dari zakat agar niat mereka memasuki Islam menjadi kuat.2

Orang yang dijinakkan hatinya ada dua macam: dari orang-orang kafir dan dari orang-orang muslim. Tetapi semuanya sama, yaitu para pemuka yang ditaati oleh kamumnya serta kaum kerabatnya.

Yang dari golongan orang-orang muslim antara lain:

1. Para tokoh yang ditaati kaumnya yang masuk Islam namun niatnya masih lemah, sehingga mereka diberi zakat agar mereka semakin teguh.

2. Kaum yang memiliki kedudukan dan posisi kepemimpinan, mereka diberi zakat agar kaum lain yang masih kafir mau masuk Islam.

2 Wahbah al zuhayly, “zakat: kajian berbagai mazhab, (bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm.283