bab_i_epid
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 BAB_I_epid
1/25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang masih memiliki angka kejadian luar biasa
(KLB) penyakit menular dan keracunan yang cukup tinggi. Kondisi ini menyebabkan
perlunya peningkatan sistem kewaspadaan dini dan respon terhadap KLB tersebut
dengan langkah-langkah yang terprogram dan akurat, sehingga proses
penanggulangannya menjadi lebih cepat dan akurat pula. ntuk dapat mewujudkan
respon KLB yang cepat, diperlukan bekal pengetahuan dan keterampilan yang cukup dari
para petugas yang diterjunkan ke lapangan. Kenyataan tersebut mendorong kebutuhan
para petugas di lapangan untuk memiliki pedoman penyelidikan dan penanggulangan
KLB yang terstruktur, sehingga memudahkan kinerja para petugas mengambil langkah-
langkah dalam rangka melakukan respon KLB.
!eristiwa bertambahnya penderita atau kematian yang disebabkan oleh suatu
penyakit di wilayah tertentu, kadang-kadang dapat merupakan kejadian yang
mengejutkan dan membuat panik masyarakat di wilayah itu. "ecara umum kejadian ini
kita sebut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), sedangkan yang dimaksud dengan
penyakit adalah semua penyakit menular yang dapat menimbulkan KLB. !enderita atau
yang beresiko penyakit dapat menimbulkan KLB dapat diketahui jika dilakukan
pengamatan yang merupakan semua kegiatan yang dilakukan secara teratur, teliti dan
terus-menerus, meliputi pengumpulan, pengolahan, analisa#interpretasi, penyajian data
dan pelaporan. $pabila hasil pengamatan menunjukkan adanya tersangka KLB, maka
perlu dilakukan penyelidikan epidemiologis yaitu semua kegiatan yang dilakukan untuk
mengenal si%at-si%at penyebab dan %aktor-%aktor yang dapat mempengaruhi terjadinya dan
penyebarluasan KLB tersebut di samping tindakan penanggulangan seperlunya. &asil
penyelidikan epidemiologis mengarahkan langkah-langkah yang harus dilakukan dalamupaya penanggulangan KLB. paya penanggulangan ini meliputi pencegahan
penyebaran KLB, termasuk pengawasan usaha pencegahan tersebut dan pemberantasan
penyakitnya. paya penanggulangan KLB yang direncanakan dengan cermat dan
dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait secara terkoordinasi dapat menghentikan
atau membatasi penyebarluasan KLB sehingga tidak berkembang menjadi suatu wabah
('%endy erry, **+).
!enyakit emam Berdarah engue (B), bahasa medisnya disebut engue
&emorrhagic eer (&) adalah penyakit yang disebabkan oleh irus dengue yang
1
-
8/16/2019 BAB_I_epid
2/25
-
8/16/2019 BAB_I_epid
3/25
-
8/16/2019 BAB_I_epid
4/25
Istilah wabah dan KLB memiliki persamaan, yaitu peningkatan kasus yang
melebihi situasi yang la/im atau normal, namun wabah memiliki konotasi keadaan yang
sudah kritis, gawat atau berbahaya, melibatkan populasi yang banyak pada wilayah yang
lebih luas.
B. riteria LB
ujuh Kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) 1enurut !ermenkes 05*0 ahun *0*
adalah <
!. imbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak
dikenal pada suatu daerah
". !eningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama > (tiga) kurun waktu dalam
jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya
#. !eningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periodesebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya
$. 4umlah penderita baru dalam periode waktu 0 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua
kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun
sebelumnya
%. 2ata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 0 (satu) tahun menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan
per bulan pada tahun sebelumnya
&. $ngka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 0 (satu) kurunwaktu tertentu menunjukkan kenaikan 5* (lima puluh persen) atau lebih
dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam
kurun waktu yang sama
'. $ngka proporsi penyakit ( Proportional Rate) penderita baru pada satu periode
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam
kurun waktu yang sama.
C. lasi(ikasi LB1enurut Bustan (**), Klasi%ikasi Kejadian Luar Biasa dibagi berdasarkan penyebab
dan sumbernya, yakni sebagai berikut<
0. Berdasarkan !enyebab
a. oCin
0) 'ntero toCin, misal yang dihasilkan oleh Staphylococcus aureus, Vibrio,
Kholera, Eschorichia, Shigella
) 'CotoCin (bakteri), misal yang dihasilkan oleh Clostridium botulinum,
Clostridium perfringens
>) 'ndotoCin b. In%eksi
4
-
8/16/2019 BAB_I_epid
5/25
0) Dirus
) Bakteri
>) !roto/oa
3) Eacing
c. oCin Biologis
0) 2acun jamur ) $l%atoCin
>) !lankton
3) 2acun ikan
5) 2acun tumbuh-tumbuhan
d. oCin Kimia
0) Fat kimia organik< logam berat (seperti air raksa, timah), logam-logam lain
cyanida, nitrit, pestisida.
) Gas-gas beracun< E:, E:, &E;, dan sebagainya.
. Berdasarkan sumber
a. "umber dari manusia1isalnya< jalan napas, tangan, tinja, air seni, muntahan seperti<
Salmonella, Shigella, hepatitis.
b. Bersumber dari kegiatan manusia
1isalnya< toCin dari pembuatan tempe bongkrek, penyemprotan pencemaran
lingkungan.
c. Bersumber dari binatang
1isalnya< binatang peliharaan, rabies dan binatang mengerat.
d. Bersumber pada serangga (lalat, kecoak)
1isalnya< Salmonella, Staphylococcus, Streptococcus
e. Bersumber dari udara1isalnya< Staphylococcus, Streptococcus irus
%. Bersumber dari permukaan benda-benda atau alat-alat
1isalnya< Salmonella
g. Bersumber dari makanan dan minuman
1isalnya< keracunan singkong, jamur, makanan dalam kaleng.
D. )akt*r Mem+engaruhi LB
1enurut ;otoatmojo (**>), %aktor yang mempengaruhi timbulnya Kejadian Luar Biasa
adalah<
0. Herd Immunity yang rendah"alah satu %aktor yang dapat mempengaruhi timbulnya KLB# wabah adalah herd
immunity. "ecara umum dapat dikatakan bahwa herd immunity ialah kekebalan yang
dimiliki oleh sebagian penduduk yang dapat menghalangi penyebaran. &al ini dapat
disamakan dengan tingkat kekebalan indiidu. 1akin tinggi tingkat kekebalan
seseorang, makin sulit terkena penyakit tersebut.
. !atogenesitas
!atogenesitas merupakan kemampuan bibit penyakit untuk menimbulkan reaksi pada
pejamu sehingga timbul sakit.
>. Lingkungan Hang Buruk
5
-
8/16/2019 BAB_I_epid
6/25
"eluruh kondisi yang terdapat di sekitar organism, tetapi mempengaruhi kehidupan
ataupun perkembangan organisme tersebut.
E. Langkah,Langkah Pen-eliikan LB
!enyelidikan KLB mempunyai tujuan utama yaitu mencegah meluasnya
(penanggulangan) dan terulangnya KLB di masa yang akan datang (pengendalian).
Langkah-langkah yang harus dilalui pada penyelidikan KLB, sebagai berikut<
0. 1empersiapkan penelitian lapangan
. 1enetapkan apakah kejadian tersebut suatu KLB
>. 1emastikan diagnosa etiologis
3. 1engidenti%ikasikan dan menghitung kasus atau paparan5. 1endeskripsikan kasus berdasarkan orang, waktu, dan tempat
8. 1embuat cara penanggulangan sementara dengan segera (jika diperlukan)
6. 1engidenti%ikasi sumber penularan dan keadaan penyebab KLB
7. 1erencanakan penelitian lain yang sistematis
+. 1enetapkan saran cara pengendalian dan penanggulangan
0*. 1elaporkan hasil penyelidikan kepada instansi kesehatan setempat dan kepada sistim
pelayanan kesehatan yang lebih tinggi
!ada pelaksanaan penyelidikan KLB, langkah-langkah tersebut tidak harus
dikerjakan secara berurutan, kadang-kadang beberapa langkah dapat dikerjakan secara
serentak. !emastian diagnosa dan penetapan KLB merupakan langkah awal yang harus
dikerjakan (1ausner and Kramer, 0+75 Daughan and 1arrow, 0+7+ dalam 1aulani,
*0*).
0. !ersiapan !enelitian Lapangan
!ersiapan lapangan sebaiknya dikerjakan secepat mungkin, dalam 3 jam pertama
sesudah adanya in%ormasi. Kelsey., (0+78), Greg (0+75) dan Bres (0+78) dalam
1aulani (*0*) mengatakan bahwa persiapan penelitian lapangan meliputi<
a. !emantapan (kon%irmasi) in%ormasi. b. !embuatan rencana kerja
c. !ertemuan dengan pejabat setempat.
. !emastian iagnosis !enyakit
Eara diagnosis penyakit pada KLB dapat dilakukan dengan mencocokan gejala#tanda
penyakit yang terjadi pada indiidu, kemudian disusun distribusi %rekuensi gejala
klinisnya.
>. !enetapan KLB
!enetapan KLB dilakukan dengan membandingkan insidensi penyakit yang tengah
berjalan dengan insidensi penyakit dalam keadaan biasa (endemik) pada populasi
yang dianggap berisiko, pada tempat dan waktu tertentu. $danya KLB juga ditetapkan
6
-
8/16/2019 BAB_I_epid
7/25
apabila memenuhi salah satu dari kriteria KLB. !ada penyakit yang endemis, maka
cara menentukan KLB bisa menyusun dengan gra%ik pola maksimum-minimum 5
tahunan atau > tahunan.
3. Identi%ikasi kasus atau paparan
Identi%ikasi kasus penting dilakukan untuk membuat perhitungan kasus dengan teliti.
&asil perhitungan kasus ini digunakan selanjutnya untuk mendeskripsikan KLB.
asar yang dipakai pada identi%ikasi kasus adalah hasil pemastian diagnosis penyakit.
Identi%ikasi paparan perlu dilakukan sebagai arahan untuk indenti%ikasi sumber
penularan. !ada tahap ini cara penentuan paparan dapat dilakukan dengan
mempelajari teori cara penularan penyakit tersebut. Ini penting dilakukan terutama
pada penyakit yang cara penularannya tidak jelas (berariasi). !ada KLB keracunan
makanan identi%ikasi paparan ini secara awal perlu dilakukan untuk penanggulangansementara dengan segera (EE, 0+6+ dalam 1aulani, *0*).
5. eskripsi KLB
a. eskripsi Kasus Berdasarkan 9aktu.
!enggambaran kasus berdasarkan waktu pada periode wabah (lamanya KLB
berlangsung) digambarkan dalam suatu kura epidemik. Kura epidemik adalah
suatu gra%ik yang menggambarkan %rekuensi kasus berdasarkan saat mulai sakit
onset of illness! selama periode wabah. !enggunaan kura epidemik untuk
menentukan cara penularan penyakit. "alah satu cara untuk menentukan cara
penularan penyakit pada suatu KLB yaitu dengan melihat tipe kura epidemik,
sebagai berikut<
0) Kura epidemik dengan tipe point common source (penularan berasal dari satu
sumber). ipe kura ini terjadi pada KLB dengan kasus-kasus yang terpapar
dalam waktu yang sama dan singkat. Biasanya ditemui pada penyakit-penyakit
yang ditularkan melalui air dan makanan (misalnya< kolera, typoid).
) Kura epidemik dengan tipe propagated . ipe kura ini terjadi pada KLB
dengan cara penularan kontak dari orang ke orang. erlihat adanya beberapa puncak. 4arak antara puncak sistematis, kurang lebih sebesar masa inkubasi rata
rata penyakit tersebut.
>) ipe kura epidemik campuran antara common source dan propagated . ipe
kura ini terjadi pda KLB yang pada awalnya kasus-kasus memperoleh paparan
suatu sumber secara bersama, kemudian terjadi karena penyebaran dari orang ke
orang (kasus sekunder).
b. eskripsi kasus berdasarkan tempat
ujuan menyusun distribusi kasus berdasarkan tempat adalah untuk mendapatkan
petunjuk populasi yang rentan kaitannya dengan tempat (tempat tinggal, tempat
7
-
8/16/2019 BAB_I_epid
8/25
pekerjaan). &asil analisis ini dapat digunakan untuk mengidenti%ikasi sumber
penularan. $gar tujuan tercapai, maka kasus dapat dikelompokan menurut daerah
ariabel geogra%i (tempat tinggal, blok sensus), tempat pekerjaan, tempat
(lingkungan) pembuangan limbah, tempat rekreasi, sekolah, kesamaan hubungan
(kesamaan distribusi air, makanan), kemungkinan kontak dari orang ke orang atau
melalui ektor (EE, 0+6+ riedman, 0+7* dalam 1aulani, *0*).
c. eskripsi kasus berdasarkan orang
eknik ini digunakan untuk membantu merumuskan hipotesis sumber penularan
atau etiologi penyakit. :rang dideskripsikan menurut ariabel umur, jenis kelamin,
ras, status kekebalan, status perkawinan, tingkah laku, atau kebudayaan setempat.
!ada tahap dini kadang hubungan kasus dengan ariabel orang ini tampak jelas.
Keadaan ini memungkinkan memusatkan perhatian pada satu atau beberapaariabel di atas. $nalisis kasus berdasarkan umur harus selalu dikerjakan, karena
dari age spscific rate dengan %rekuensi dan beratnya penyakit. $nalisis ini akan
berguna untuk membantu pengujian hipotesis mengenai penyebab penyakit atau
sebagai kunci yang digunakan untuk menentukan sumber penyakit (1ac1ahon
and !ugh, 0+6* 1ausner and Kramer, 0+75 Kelsey et al., 0+78 dalam 1aulani,
*0*).
8. !enanggulangan sementara
Kadang-kadang cara penanggulangan sementara sudah dapat dilakukan atau
diperlukan, sebelum semua tahap penyelidikan dilampaui. Eara penanggulangan ini
dapat lebih spesi%ik atau berubah sesudah semua langkah penyelidikan KLB
dilaksanakan.
1enurut Goodman et al. (0++*) dalam 1aulani (*0*), kecepatan keputusan cara
penanggulangan sangat tergantung dari diketahuinya etiologi penyakit, sumber dan
cara penularannya, sebagai berikut<
a. 4ika etiologi telah diketahui, sumber dan cara penularannya dapat dipastikan maka
penanggulangan dapat dilakukan tanpa penyelidikan yang luas.
"ebagai contoh adanya kasus &epatitis $ di rumah sakit, segera dapat dilakukan
penanggulangannya yaitu memberikan imunisasi pada penderita yang diduga
kontak, sehingga penyelidikan hanya dilakukan untuk mencari orang yang kontak
dengan penderita (1192, 0+75 dalam 1aulani, *0*).
b. 4ika etiologi diketahui tetapi sumber dan cara penularan belum dapat dipastikan,
maka belum dapat dilakukan penanggulangan. 1asih diperlukan penyelidikan yang
lebih luas untuk mencari sumber dan cara penularannya.
8
-
8/16/2019 BAB_I_epid
9/25
"ebagai contoh< KLB Salmonella "uenchen tahun 0+60. !ada penyelidikan telah
diketahui etiologinya ("almonella). 9alaupun demikian cara penanggulangan tidap
segera ditetapkan sebelum hasil penyelidikan mengenai sumber dan cara penularan
ditemukan. Eara penanggulangan baru dapat ditetapkan sesudah diketahui sumber
penularan dengan suatu penelitian kasus pembanding (aylor et al., 0+7 dalam
1aulani, *0*).
c. 4ika etiologi belum diketahui tetapi sumber dan cara penularan sudah diketahui
maka penanggulangan segera dapat dilakukan, walaupun masih memerlukan
penyelidikan yang luas tentang etiologinya.
"ebagai contoh< suatu KLB :rganophosphate pada tahun 0+78. iketahui bahwa
sumber penularan adalah roti, sehingga cara penanggulangan segera dapat
dilakukan dengan mengamankan roti tersebut. !enyelidikan KLB masih diperlukanuntuk mengetahui etiologinya yaitu dengan pemeriksaan laboratorium, yang
ditemukan parathion sebagai penyebabnya ('t/el et al., 0+76 dalam 1aulani,
*0*).
d. 4ika etiologi dan sumber atau cara penularan belum diketahui, maka
penanggulangan tidak dapat dilakukan. alam keadaan ini cara penanggulangan
baru dapat dilakukan sesudah penyelidikan.
"ebagai contoh< !ada KLB Legionare pada tahun 0+68, cara penanggulangan baru
dapat dikerjakan sesudah suatu penyelidikan yang luas mengenai etiologi dan cara
penularan penyakit tersebut (rase et al., 0+66 dalam 1aulani, *0*).
6. Identi%ikasi sumber penularan dan keadaan penyebab KLB
a. Identi%ikasi sumber penularan
ntuk mengetahui sumber dan cara penularan dilakukan dengan membuktikan
adanya agent pada sumber penularan.
b. Identi%ikasi keadaan penyebab KLB
"ecara umum keadaan penyebab KLB adalah adanya perubahan keseimbangan dari
agent, penjamu, dan lingkungan.
7. !erencanaan penelitian lain yang sistematisGoodman et al (0++*) dalam 1aulani, *0* mengatakan bahwa KLB merupakan
kejadian yang alami (natural), oleh karenanya selain untuk mencapai tujuan utamanya
penyelidikan epidemiologi KLB merupakan kesempatan baik untuk melakukan
penelitian.
1engingat hal ini sebaiknya pada penyelidikan epidemiologi KLB selalu dilakukan<
a. !engkajian terhadap sistem sureilans yang ada, untuk mengetahui kemampuannya
yang ada sebagai alat deteksi dini adanya KLB, kecepatan in%ormasi dan
pemenuhan kewajiban pelaksanaan sistem sureilans.
b. !enelitian %aktor risiko kejadian penyakit KLB yang sedang berlangsung.
c. 'aluasi terhadap program kesehatan.
9
-
8/16/2019 BAB_I_epid
10/25
+. !enyusunan 2ekomendasi
a. !rogram !engendalian
!rogram pengendalian dilakukan oleh institusi kesehatan dalam upaya menurunkan
angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan penyakit
tidak menular.ahapan J tahapan program, yaitu<
0) !erencanaan
alam tahap perencanaan dilakukan analisis situasi masalah, penetapan masalah
prioritas, inentarisasi alternati% pemecahan masalah, penyusunan dokumen
perencanaan. okumen perencaan harus detail terhadap target#tujuan yang ingin
dicapai, uraian kegiatan dimana, kapan, satuan setiap kegiatan, olume, rincian
kebutuhan biaya, adanya petugas penanggungjawab setiap kegiatan, metode
pengukuran keberhasilan.) !elaksanaan
alam tahap pelaksanaan dilakukan implemantasi dokumen perencanaan,
menggerakan dan mengkoordinasikn seluruh komponen dan semua pihak yang
terkait.
>) !engendalian (1onitoring#"uperisi)
"uperisi dilakukan untuk memastikan seluruh kegiatan benar-benar
dilaksanakan sesuai dengan dokumen perencanaan.
b. !enanggulangan KLB
!enanggulanagn dilakukan melalui kegiatan yang secara terpadu oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan masyarakat, meliputi<
0) !enyelidikan epidemilogis
!enyelidikan epidemiologi pada Kejadian Luar Biasa adalah untuk mengetahui
keadaan penyebab KLB dengan mengidenti%ikasi %aktor-%aktor yang
berkontribusi terhadap kejadian tersebut, termasuk aspek sosial dan perilaku
sehingga dapat diketahui cara penanggulangan dan pengendaian yang e%ekti%
dan e%isien ($nonim, **3 dalam 9uryanto, **+).
) !emeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita termasuk tindakan
karantina.
ujuannya adalah<
a) 1emberikan pertolongan medis kepada penderita agar sembuh dan
mencegah agar mereka tidak menjadi sumber penularan.
b) 1enemukan dan mengobati orang yang tampaknya sehat, tetapi mengandung
penyebab penyakit sehingga secara potensial dapat menularkan penyakit
(carrier).
>) !encegahan dan pengendalian
10
-
8/16/2019 BAB_I_epid
11/25
1erupakan tindakan yang dilakukan untuk memberi perlindungan kepada
orang-orang yang belum sakit, tetapi mempunyai resiko terkena penyakit agar
jangan sampai terjangkit penyakit.
3) !emusnahan penyebab penyakit
!emusnahan penyebab penyakit terutama pemusnahan terhadap bibit
penyakit#kuman dan hewan tumbuh-tumbuhan atau benda yang mengandung
bibit penyakit.
5) !enanganan jena/ah akibat wabah
erhadap jena/ah akibat penyebab wabah perlu penanganan secara khusus
menurut jenis penyakitnya untuk menghindarkan penularan penyakit pada orang
lain.
8) !enyuluhan kepada masyarakat
!enyuluhan kepada masyarakat, yaitu kegiatan komunikasi yang bersi%at
persuasi% edukati% tentang penyakit yang dapat menimbulkan wabah agar
mereka mengerti si%at-si%at penyakit, sehingga dapat melindungi diri dari
penyakit tersebut dan apabila terkena, tidak menularkannya kepada orang lain.
!enyuluhan juga dilakukan agar masyarakat dapat berperan serta akti% dalam
menanggulangi wabah.
6) paya penanggulangan lainnya
paya penanggulangan lainya adalah tindakan-tindakan khusus masing-masing
penyakit yang dilakukan dalam rangka penanggulangan wabah.
0*. !enyusunan laporan KLB
&asil penyelidikan epidemiologi hendaknya dilaporkan kepada pihak yang
berwenang baik secara lisan maupun secara tertulis. Laporan secara lisan kepada
instansi kesehatan setempat berguna agar tindakan penanggulangan dan
pengendalian KLB yang disarankan dapat dilaksanakan. Laporan tertulis diperlukan
agar pengalaman dan hasil penyelidikan epidemiologi dapat dipergunakan untuk
merancang dan menerapkan teknik-teknik sistim sureilans yang lebih baik atau
dipergunakan untuk memperbaiki program kesehatan serta dapat dipergunakan untuk penanggulangan atau pengendalian KLB.
). Pengertian Demam Berarah Dengue /DBD0
!enyakit emam Berdarah engue (B) bahasa medisnya disebut engue
&emorrhagic eer (&) adalah penyakit yang disebabkan oleh irus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk $edes aegypti dan $edes albopictus, yang mana
menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah,
sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.
11
-
8/16/2019 BAB_I_epid
12/25
!enyakit ini banyak ditemukan didaerah tropis seperti $sia enggara, India, Bra/il,
$merika termasuk di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian
lebih dari 0*** meter di atas permukaan air laut. okter dan tenaga kesehatan lainnya
seperti Bidan dan 1antri seringkali salah dalam penegakkan diagnosa, karena
kecenderungan gejala awal yang menyerupai penyakit lain seperti lu dan ipes
(yphoid).
anda dan Gejala !enyakit emam Berdarah engue 1asa tunas # inkubasi selama
> J 05 hari sejak seseorang terserang irus dengue, "elanjutnya penderita akan
menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai berikut <
• emam tinggi yang mendadak -6 hari (>7 J 3* derajat Eelsius).
• !ada pemeriksaan uji torniMuet, tampak adanya bintik (puspura) perdarahan.
• $danya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtia), 1imisan
('pitaksis), Buang air besar dengan kotoran (!eaces) berupa lendir bercampur darah
(1elena), dan lain-lainnya.
• erjadi pembesaran hati (&epatomegali).
• ekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
• !ada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke > J 6 terjadi penurunan trombosit
dibawah 0**.*** #mm> (rombositopeni), terjadi peningkatan nilai &ematokrit diatas
* dari nilai normal (&emokonsentrasi).
•imbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan
na%su makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala.
• 1engalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.
• emam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal#sakit pada persendian.
• 1unculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
1. Penularan Demam Berarah Dengue
emam Berdarah engue merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan
oleh irus engue dan ditularkan oleh nyamuk $edes aegypti maupun $edes albopictus.
Hang paling berperan dalam penularan penyakit ini adalah nyamuk $edes aegypti karena
hidupnya di dalam dan disekitar rumah, sedangkan $edes albopictus hidupnya di kebun-
kebun sehingga lebih jarang kontak dengan manusia. Kedua jenis nyamuk ini terdapat
hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali ditempat-tempat dengan ketinggian lebih
dari 0*** meter diatas permukaan laut, karena pada ketinggian tersebut suhu udara
terlalu rendah sehingga tidak memungkinkan bagi nyamuk untuk hidup dan
berkembangbiak.
Iklim dapat berpengaruh terhadap pola penyakit in%eksi karena agen penyakit baik
irus, bakteri atau parasit, dan ekor bersi%at sensiti% terhadap suhu, kelembaban, dan
12
-
8/16/2019 BAB_I_epid
13/25
kondisi lingkungan ambien lainnya. "elain itu, 9&: juga menyatakan bahwa penyakit
yang ditularkan melalui nyamuk seperti B berhubungan dengan kondisi cuaca yang
hangat.
H. Tem+at P*tensial Penularan Demam Berarah Dengue
!enularan emam Berdarah engue dapat terjadi disemua tempat yang terdapat
nyamuk penularan. $dapun tempat yang potensial untuk terjadinya penularan B
adalah <
0. 9ilayah yang banyak kasus B ('ndemis).
. empat-tempat umum merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang datang dari
berbagai wilayah sehingga kemungkinan terjadinya pertukaran beberapa tipe irus
dengue cukup besar tempat - tempat umum antara lain<
• "ekolah.
• 2" # !uskesmas dan "arana pelayanan kesehatan lainnya.
• empat umum lainnya seperti < hotel, pertokoan, pasar, restoran, tempat ibadah dan
lain-lain.
>. !emukiman baru dipinggir kota.
I. Pen-e2aran Pen-akit Demam Berarah Dengue.
!enyebaran penyakit emam Berdarah engue di daerah perkotaan lebih intensi%
dari pada di daerah pedesaan. &al ini disebabkan kepadatan jumlah penduduk yang
tinggi didaerah perkotaan. 4arak antara rumah yang satu dengan yang lain sangat
berdekatan sehingga memudahkan nyamuk penular emam Berdarah engue ($edes
$egypti) menyebarkan irus dengue dari satu orang ke orang lain yang ada disekitarnya
(jarak terbang nyamuk $edes aegypti biasanya tidak lebih dari 0** meter). "elain itu
mobilitas penduduk dikota pada umumnya. jauh lebih tinggi dibandingkan di pedesaan.
0. istribusi !enderita emam Berdarah engueistribusi penderita B menurut "uroso (0+78), dapat digolongkan menjadi
istribusi menurut umur, jenis kelamin dan ras 3 < 0. ata penderitaan klinis &#"" yang dikumpulkan di
seluruh Indonesia tahun 0+87 J 0+6> menunjukkan 77 jumlah penderita yang
dilaporkan adalah anak-anak di bawah 05 tahun. aktor ras pada penderita demam
berdarah di Indonesia belum jelas pengaruhnya.
. istribusi menurut waktu <
13
-
8/16/2019 BAB_I_epid
14/25
ari data-data penderita klinis B#"" 0+65 J 0+70 yang dilaporkan di Indonesia
diperoleh bahwa musim penularan demam berdarah pada umumnya terjadi pada awal
musim hujan (permulaan tahun dan akhir tahun). &al ini dikarenakan pada musim
hujan ektor penyakit demam berdarah populasinya meningkat dengan bertambah
banyaknya sarang-sarang nyamuk diluar rumah sebagai akibat sanitasi lingkungan
yang kurang bersih, sedang pada musim kemarau $e. aegypti bersarang di bejana-
bejana yang selalu terisi air seperti bak mandi, tempayan, drum dan penampungan air.
>. istribusi menurut tempat.
aerah yang terjangkit demam berdarah pada umumnya adalah kota#wilayah yang
padat penduduknya. &al ini disebabkan di kota atau wilayah yang padat penduduk
rumah-rumahnya saling berdekatan, sehingga lebih memungkinkan penularan
penyakit demam berdarah mengingat jarak terbang $e. aegypti 0**m. i Indonesiadaerah yang terjangkit terutama kota, tetapi sejak tahun 0+65 penyakit ini juga 7
terjangkit di daerah sub urban maupun desa yang padat penduduknya dan mobilitas
tinggi.
3. Penanggulangan Demam Berarah Dengue
"etiap diketahui adanya penderita B, segera ditindaklanjuti dengankegiatan
!enyelidikan 'pidemiologis (!') dan !enanggulangan okus, sehinggakemungkinan
penyebarluasan B dapat dibatasi dan KLB dapat dicegah."elanjutnya
dalammelaksanakan kegiatan pemberantasan B sangat diperlukanperan serta
masyarakat, baik untuk membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan pemberantasan
maupun dalam memberantas jentik nyamuk penularnya.
0. !enyelidikan 'pidemiolegis (!')
$dalah kegiatan pencarian penderita B atau tersangka B lainnya dan
pemeriksaan jentik nyamuk penular B di tempat tinggal penderita dan
rumah#bangunan sekitarnya, termasuk tempat-tempat umum dalam radius sekurang-
kurangnya 0** m. ujuannya adalah untuk mengetahui penularan dan penyebaran
B lebih lanjut serta tindakan penanggulangan yang perlu dilakukan di wilayah
sekitar tempat penderita. !' juga dilakukan untuk mengetahui adanya penderita dan
tersangka B lainnya, mengetahui ada tidaknya jentik nyamuk penular B, dan
menentukan jenis tindakan (penanggulangan %okus) yang akan dilakukan.
. !enanggulangan okus
$dalah kegiatan pemberantasan nyamuk penular B yang dilaksanakan dengan
melakukan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (!"; B),
laradiasasi, penyuluhan dan penyemprotan (pengasapan) menggunakan insektisisda
sesuai kriteria. ujuannya adalah membatasi penularan B dan mencegah terjadinya
14
-
8/16/2019 BAB_I_epid
15/25
KLB di lokasi tempat tinggal penderita B dan rumah#bangunan sekitarnya serta
tempat-tempat umum yang berpotensi menjadi sumber penularan B lebih lanjut.
>. !enanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)
$dalah upaya penanggulangan yang meliputi < pengobatan#perawatan penderita,
pemberantasan ektor penular B, penyuluhan kepada masyarakat dan
ealuasi#penilaian penanggulangan yang dilakukan di seluruh wilayah yang terjadi
KLB. ujuannya adalah membatasi penularan B, sehingga KLB yang terjadi di
suatu wilayah tidak meluas ke wilayah lainnya. !enilaian !enanggulangan KLB
meliputi penilaian operasional dan penilaian epidemiologi. !enilaian operasional
ditujukan untuk mengetahui persentase co#erage) pemberantasan ektor dari jumlah
yang direncanakan. !enilaian ini dilakukan melalui kunjungan rumah secara acak dan
wilayah-wilayah yang direncanakan untuk pengasapan, larasidasi dan penyuluhan."edangkan penilaian epidemiologi ditujukan untuk mengetahui dampak upaya
penanggulangan terhadap jumlah penderita dan kematian B dengan cara
membandingkan data kasus#kematian B sebelum dan sesudah.
a. !emberantasan "arang ;yamuk emam Berdarah engue (!";B)
$dalah kegiatan memberantas telur, jentik dan kepompong nyamuk penular B
( $edes aegypti) di tempat-tempat perkembangbiakannya. ujuannya adalah
mengendalikan populasi nyamuk, sehingga penularan B dapat dicegah dan
dikurangi. Keberhasilan !"; B diukur dengan $ngka Bebas 4entik ($B4).
$pabila $B4 lebih atau sama dengan +5 diharapkan penularan B dapat
dicegah atau dikurangi. Eara !"; B dilakukan dengan A>1A, yaitu (0)
menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, () menutup rapat-arapat
tempat penampungan air, dan (>) mengubur atau menyingkirkan barang-barang
bekas yang dapat menampung air hujan.
Eara pengendalian ini antara lain dengan pengasapan (%ogging) (dengan
menggunakan malathion dan %enthion), berguna untuk mengurangi kemungkinan
penularan sampai batas waktu tertentu. 1emberikan bubuk abate (temephos) pada
tempat-tempat penampungan air seperti gentong air, as bunga, kolam, dan lain-
lain.
ogging merupakan salah satu bentuk upaya untuk dapat memutus rantai penularan
penyakit &, dengan adanya pelaksanaan %ogging diharapkan jumlah penderita
emam Berdarah & dapat berkurang. ;amun demikian untuk menghindari halJ
hal yang tidak diinginkan maka dalam pelaksanaannya %ogging dilakukan oleh
orang operator. :perator I (pendamping) bertugas membuka pintu, masuk rumah
dan memeriksa semua ruangan yang ada untuk memastikan bahwa tidak ada orang
15
-
8/16/2019 BAB_I_epid
16/25
dalam rumah termasuk bayi, anak-anak maupun orang tua dan orang yang sedang
terbaring sakit, selain itu ternak-ternak sudah harus dikeluarkan serta semua
makanan harus sudah ditutup. "etelah siap operator pendamping ke luar dan
operator II (:perator swing og) memasuki rumah dan melakukan %ogging pada
semua ruangan dengan cara berjalan mundur. "etelah selesai operator pendamping
baru menutup pintu. 2umah yang telah di %ogging ini harus dibiarkan tertutup
selama kurang lebih satu jam dengan harapan nyamuk-nyamuk yang berada dalam
rumah dapat terbunuh semua, dengan cara ini nyamuk-nyamuk akan terbunuh
karena malathion bekerja secara @knoc downA. "etelah itu %ogging dilanjutkan di
luar rumah # pekarangan. "etelah satu rumah beserta pekarangannya selesai
di%ogging maka %ogging dilanjutkan ke rumah yang lain, sampai semua rumah dan
pekarangan milik warga di%ogging.
&al-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan %ogging dengan swing %og
untuk mendapatkan hasil yang optimal adalah sebagai berikut <
0) Konsentrasi larutan dan cara pembuatannya. ntuk malation, konsentrasi
larutan adalah 3 J 5 .
) ;o//le yang dipakai harus sesuai dengan bahan pelarut yang digunakan dan
debit keluaran yang diinginkan.
>) 4arak moncong mesin dengan target maksimal 0**m, e%ekti% 5*m.d) Kecepatan
berjalan3) ketika mem%ogging, untuk swing %og kurang lebih 5** m atau J > menit
untuk satu rumah dan halamannya.
5) 9aktu %ogging disesuaikan dengan kepadatan#aktiitas puncak dari nyamuk,
yaitu jam *+.** J 00.**.
alam pelaksanaan %ogging ini pun telah diperhatikan hal-hal di atas sehingga
diharapkan hasilnya juga optimal.
!endapat masyarakat bahwa %ogging merupakan cara yang paling tepat untuk
mencegah penyebaran penyakit demam berdarah sebenarnya kurang tepat, karena
cara ini sesungguhnya hanya bertujuan untuk memberantas nyamuk $edes aegypti
dewasa, sehingga jika di beberapa rumah penduduk masih diketemukan jentik
nyamuk, maka dimungkinkan penularan demam berdarah masih berlanjut dengan
dewasanya jentik yang menjadi nyamuk. $palagi siklus perubahan jentik menjadi
nyamuk hanya membutuhkan waktu kurang lebih satu minggu. "ehingga jika di
daerah tersebut terdapat penderita demam berdarah baru maka dimungkinkan akan
cepat menyebar pula. Langkah yang dianggap lebih e%ekti% adalah dengan !";
(!emberantasan "arang ;yamuk).
16
-
8/16/2019 BAB_I_epid
17/25
Eara yang paling e%ekti% dalam mencegah penyakit B adalah dengan
mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut dengan >1 !lus, yaitu menutup,
menguras dan mengubur barang-barang yang bisa dijadikan sarang nyamuk. "elain
itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik,
menabur larasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa,
menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk
dan memeriksa jentik berkala sesuai dengan kondisi setempat (eubel D et al.,
**0).
4ika diperlukan dapat ditaburkan abate dengan dosis 0* gr# 0** liter air, untuk
membunuh jentik-jentik pada bak kamar mandi maupun kolam-kolam ikan di
rumah, dalam hal ini masyarakat tidak perlu takut kalau-kalau terjadi keracunan
karena abate ini hanya membunuh jentik nyamuk dan aman bagi manusia maupun
ikan. ntuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam memutus rantai penularan
penyakit demam berdarah adalah dengan pelaksanaan !"; oleh masyarakat,
kemudian dilakukan %ogging oleh petugas dan kembali dilaksanakan !"; oleh
masyarakat. 4ika cara ini telah dilakukan oleh seluruh masyarakat secara merata di
berbagai wilayah, maka pemberantasan demam berdarah akan lebih cepat teratasi.
b. !emeriksaan 4entik Berkala
$dalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk $edes aegypti
yang dilakukan secara teratur oleh petugas kesehatan atau kader atau petugas
pemantau jentik (jumantik). ujuannya adalah melakukan pemeriksaan jentik
nyamuk penular demam berdarah dengue termasuk memotiasi keluarga #
masyarakat dalam melaksanakan !"; B.
. asus Dan Analisis asus LB +en-akit DBD
ata irektorat !engendalian !enyakit ular Dektor dan Foonosis Kementerian
Kesehatan menyebutkan hingga akhir 4anuari tahun ini, kejadian luar biasa (KLB)
penyakit B dilaporkan ada di + Kabupaten dan Kota dari 6 !roinsi di Indonesia,
antara lain< 0) Kabupaten angerang, !roinsi Banten ) Kota Lubuklinggau, !roinsi
"umatera "elatan >) Kota Bengkulu, !roinsi Bengkulu 3) Kota enpasar dan
Kabupaten Gianyar, !roinsi Bali 5) Kabupaten Bulukumba, !angkep, Luwu tara,
dan9ajo, !roinsi "ulawesi "elatan 8) Kabupaten Gorontalo, !roinsi Gorontalo serta
6) Kabupaten Kaimana, !apua Barat. "epanjang bulan 4anuari, kasus B yang terjadi
di wilayah tersebut tercatat sebanyak 3+ orang dengan jumlah kematian 5 orang.
17
-
8/16/2019 BAB_I_epid
18/25
-
8/16/2019 BAB_I_epid
19/25
ntuk menekan terjadinya KLB B, perlu membudayakan kembali
!emberantasan "arang ;yamuk (!";) >1 !lus secara berkelanjutan sepanjang tahun
dan mewujudkan Gerakan0 2umah 0 4umantik.
Analisa asus
1eningkat tajamnya kasus emam Berdarah di Eiamis didukung oleh kondisi
musim penghujan pada saat tersebut. !eriode epidemi tersebut erat kaitannya dengan
keadaan lembab dimana hal tersebut meningkatkan aktiitas ektor dalam menggigit
karena dukungan lingkungan yang baik untuk masa inkubasi.
0. emam Berdarah engue
1erupakan penyakit yang dapat menyerang semua umur baik anak-anak maupun
orang dewasa dapat terserang penyakit ini, bahkan dapat menyebabkan kematian jika
terlambat penanganannya. !enyakit demam berdarah sering terjadi terutama pada
musim penghujan. emam berdarah diakibatkan oleh gigitan nyamuk $edes aegypti
betina yang membawa #irus dengue% Dirus dengue yang masuk ke dalam tubuh
seseorang, tidak selalu menyebabkan in%eksi jika orang tersebut mempunyai daya
tahan tubuh yang kuat sehingga dengan sendirinya irus tersebut akan dilawan oleh
tubuh.
a. $edes aegypti
;yamuk $edes aegypti mempunyai badan dan tungkai yang berbintik dan belang-
belang putih. ;yamuk ini hidup di dataran rendah beriklim tropis sampai subtropis.
;yamuk betina menggigit dan menghisap darah serta memilih darah manusia
untuk mematangkan telurnya, sedangkan nyamuk jantan hidup dari sari-sari bunga
tumbuhan. Kemampuan terbang nyamuk ini berkisar antara 3*-0** meter dari
tempat perkembangbiakannya.
b. empat &idup ;yamuk ;yamuk $edes aegypti menyukai tempat yang lembeb dan teduh seperti dibawah
pohon yang rindang ataupun pada pakaian yang bergelantungan didalam kamar
karena kebenyakan nyamuk ini menyukai tinggal didalam rumah. !erindukannya
bukan ditempat yang kotor malainkan di tempat yang jernih yang tergenang.
c. Kesukaan 1enggigit
;yamuk demam berdarah bukan nyamuk yang tergolong rakus. 1enggigitnya
hanya pada jam-jam tertentu saja yaitu pada pagi hari pukul *8.** J *+.** dan sore
hari pukul 05.** J 06.**. diluar jam tersebut nyamuk betina akan hinggap di air
19
-
8/16/2019 BAB_I_epid
20/25
yang jernih untuk bertelur. &anya nyamuk $edes aegypti yang berirus saja yang
bisa menularkan penyakit B.
. Gejala emam Berdarah
emam berdarah memiliki gejala demam disertai dengan perdarahan. emam yang
terjadi biasanya mencapai >+-3* *E . i Indonesia @ demam dengue @ dikenal sebagai
demam lima hari, yakni demam tiga hari pertama panas (>+-3* *E) kemudian demam
mereda pada hari ke empat, kemudian demam kembali terjadi pada hari ke lima.
emuan nyeri ulu hati ini dinilai khas ( phatognomonis) untuk kasus @demam dengueA
(:lier). (&andrawan, **6).
>. Eara dan aktor !enularan emam Berdarah engue (B)
!ejamu (manusia)Dirus BDektoraedes1ultiplikasi :rang lain
!ada penyakit demam berdarah dengue (B) tidak terjadi siklus perubahan hidupnamun hanya terjadi multiplikasi irus B dalam tubuh nyamuk $edes aegypti
sebagai pejamu intermediate atau karier untuk menularkan kepada orang lain.
(Budiman Ehandra, **+).
aktor penularan B dipengaruhi oleh tiga %aktor, yaitu <
• aktor pejamu (target penyakit, inang), dalamhalinimanusialah yang paling
rentantertularpenyakit.
• aktor penyebar (ektor), dan penyebab penyakit (agen), dalam hal ini adalah
irus '; 0-3 sebagai penyebab penyakit, sedangkan nyamuk $edes aegypti
dan $edes albopictus berperan sebagai ektor penyebar penyakit B.
• aktor lingkungan, yakni %aktor lingkungan yang memudahkan terjadinya
kontak penularan penyakit B.
In%eksi irus dengue dalam tubuh nyamuk dapat mengakibatkan perubahan perilaku
yang mengarah pada peningkatan kompetensi ektor, yaitu kemampuan nyamuk
menyebarkan irus.
3. paya !enanganan emam Berdarah engue
!erbaikan kualitas kebersihan sanitasi (lingkungan) akan menekan jumlah populasi
nyamuk $ades aegypti%
5. !enyebab ingkat Kematian B
!enyebab tingginya angka kematian akibat B khususnya di Indonesia terjadi
karena masyarakat terlambat dalam mengenali gejala B, sehingga terjadi
keterlambatan dalam mendiagnosa dan memberikan pertolongan medis. etapi bila
pemberian in%us pada pasien belum terlambat, umunya pasien masih dapat tertolong.
Karena kasus pasien yang meninggal akibat B biasanya terjadi karena
20
-
8/16/2019 BAB_I_epid
21/25
keterlambatan pemberian in%us, disamping itu juga karena keganasan irus, dan
penderita B dengan kerusakan hati ataupun ginjal.
"elain itu pasien yang berindikasi masuk rumah sakit lebih tinggi lantaran masyarakat
tidak dimampukan untuk melakukan upaya penaggulangan penyebaran penyakit
demam berdarah sejak dini. !engetahuan masyarakat tentang nyamuk $edes aegypti
dan penularannya juga sangat mempengaruhi.
8. 'pidemiologi B
a. $gen
Dirus dengue merupakan anggota %amili %laiiridae. Dirus dengue bersi%at labil
terhadap panas (termolabil). "i%at ini harus diperhatikan ketika hendak melakukan
isolasi ataupun mengultur irus. $da empat tipe penyebab B, yaitu ';-0,
';-, ';->, ';-3. 1asing-masing dari irus ini dapat dibedakan melalui
isolasi irus di laboratorium.
b. &ost
isini yang berperan sebagai host adalah manusia. aktor umur maupun jenis
kelamin manusia baik itu balita, anak-anak maupun dewasa, dan laki-laki maupun
perempuan tidak berpengaruh terhadap kerentanan terhadap serangan B.
"emua bisa terjangkit oleh penyakit ini. Hang menjadi pembeda adalah tingkat
kekebalan tubuh seseorang terhadap irus ini. Kemudian kepadatan maupun
jumlah persebaran penduduk juga akan berpengaruh terhadap berkembangnya
penyebaran penyakit emam Berdarah engue.
c. Lingkungan
"elain itu %aktor lingkungan tempat tinggal dan kebiasaan masyarakat pun sangat
mempengaruhi adanya perkembangbiakan nyamuk pembawa irus dengue% "eperti
kebiasaan yang memicu timbulnya penyakit B adalah kebiasaan yang sering
ditemukan dimasyarakat yaitu menggantungkan pakaian-pakaian mereka di dalamkamar, pengurasan bak mandi atau !$ yang dilakukan lebih dari satu minggu
sekali, padahal dianjurkan untuk melakukan pengurasan sekurang-kurangnya
seminggu sekali bahkan bila perlu kurang dari satu minggu karena tingkat
perkembangbiakan nyamuk juga tergantung suhu maupun tingkat kelembaban
masing-masing daerah tempat tinggal.
21
-
8/16/2019 BAB_I_epid
22/25
BAB III
PENUTUPA. esim+ulan
1enurut !eraturan 1enteri Kesehatan 2epublik Indonesia ;o
05*0#1';K'"#!'2 #?#*0*, Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau meningkatnya
kejadian kesakitan dan # atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu
daerah dalam kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada
terjadinya wabah.
Istilah wabah dan KLB memiliki persamaan yaitu peningkatan kasus yang melebihi
situasi yang la/im atau normal, namun wabah memiliki konotasi keadaan yang sudah
kritis, gawat atau berbahaya, melibatkan populasi yang banyak pada wilayah yang lebih
luas. 1enurut !eraturan 1enteri Kesehatan 2epublik Indonesia ;o. 05*0#1';K'"
#!'2 #?#*0*, suatu derah dapat ditetapkan dalam keadaan KLB apabila memenuhi
salah satu dari 6 kriteria KLB.
aktor yang mempengaruhi Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah herd immunity yang
rendah, patogenesitas, dan lingkungan yang buruk.Langkah-langkah yang harus dilalui
pada penyelidikan KLB, adalah< (0) mempersiapkan penelitian lapangan, () menetapkan
22
-
8/16/2019 BAB_I_epid
23/25
apakah kejadian tersebut suatu KLB, (>) memastikan diagnosa etiologis, (3)
mengidenti%ikasikan dan menghitung kasus atau paparan, (5) mendeskripsikan kasus
berdasarkan orang, waktu, dan tempat (8) membuat cara penanggulangan sementara
dengan segera (jika diperlukan), (6) mengidenti%ikasi sumber penularan dan keadaan
penyebab KLB, (7) merencanakan penelitian lain yang sistematis, (+) menetapkan saran
cara pengendalian dan penanggulangan, (0*) melaporkan hasil penyelidikan kepada
instansi kesehatan setempat dan kepada sistim pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.
!enanggulanagn dilakukan melalui kegiatan yang secara terpadu oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan masyarakat, meliputi< (0) penyelidikan epidemilogis, ()
pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita termasuk tindakan karantina,
(>) pencegahan dan pengendalian, (3) pemusnahan penyebab penyakit, (5) penanganan
jena/ah akibat wabah, (8) penyuluhan kepada masyarakat, (6) upaya penanggulangan
lainnya.
ata irektorat !engendalian !enyakit ular Dektor dan Foonosis Kementerian
Kesehatan menyebutkan hingga akhir 4anuari tahun ini, kejadian luar biasa (KLB)
penyakit B dilaporkan ada di + Kabupaten dan Kota dari 6 !roinsi di Indonesia,
antara lain< 0) Kabupaten angerang, !roinsi Banten ) Kota Lubuklinggau, !roinsi
"umatera "elatan >) Kota Bengkulu, !roinsi Bengkulu 3) Kota enpasar dan
Kabupaten Gianyar, !roinsi Bali 5) Kabupaten Bulukumba, !angkep, Luwu tara,
dan9ajo, !roinsi "ulawesi "elatan 8) Kabupaten Gorontalo, !roinsi Gorontalo serta
6) Kabupaten Kaimana, !apua Barat.
B. Saran
"etiap indiidu sebaiknya mengerti dan memahami bahaya dari penyakit B tersebut,
sehingga setiap indiidu tersebut bisa lebih merasa khawatir dan mampu menjaga diri
dan lingkungannya dari kemungkinan terserangnya demam berdarah. !er lunya
d iga lakkan Gerakan > 1 p lus , tidak hanya bila terjadi wabah tetapi harus dijadikan
gerakan nasional melalui pendekatan masyarakat. "egenap pihak yang terkait dapat bekerja
sama untuk mencegah KLB penyakit B.
23
-
8/16/2019 BAB_I_epid
24/25
24
-
8/16/2019 BAB_I_epid
25/25
DA)TAR PUSTAA
Bustan, **. Pengantar Epidemiologi. 4akarta< !. 2ineka Eipta.
Ehandra, Budiman. **6. Pengantar Kesehatan &ing'ungan. 4akarta< Buku Kedokteran
'GE.
'%%endi, erry. **+. Kepera(atan Kesehatan Komunitas. 4akarta< "alemba 1edika.
1aulani, ;oie "ri. *0*. @Kejadian Luar BiasaA, Eatatan Kuliah. !rogram "tudi "0
Kesehatan 1asyarakat "IK'" &$KLI "emarang.
1enteri Kesehatan 2epublik Indonesia. *0*. !eraturan 1enteri Kesehatan 2epublik
Indonesia ;o. 05*0#1';K'"#!'2#?#*0* tentang 4enis !enyakit 1enular
ertentu yang apat 1enimbulkan 9abah dan paya !enanggulangan. 4akarta<
(tidak diterbitkan).
;otoatmojo, "oekidjo. **>. Ilmu Kesehatan 1asyarakat< !rinsip !rinsip asar. 4akarta< !.
2ineka Eipta.
!ickett, George., dan 4ohn 4 &anlon. **+. Kesehatan 1asyarakat < $dministrasi dan !raktik,
'disi +. 4akarta< Buku Kedokteran 'GE.
2eingold , $rthur L. 0++7. @:utbreak InestigationsO$ !erspectieA. 'merging In%ectious
iseases.Dol. 3, ;o. 0 < 0-6.
immreck, homas E. **5. 'pidemiologi "uatu !engantar, 'disi . 4akarta< Buku
Kedokteran 'GE.
9uryanto, 1.$rie. @$spek "osial an Lingkungan !ada Kejadian Luar Biasa (KLB)
Ehikungunya ("tudi Kasus KLB Ehikungunya di Kelurahan Bulusan Kecamatan
embalang Kota "emarang)A. 4urnal !romosi Kesehatan Indonesia. Dol. 3 ;o. 0<
87-53.
http