diagnosa keperawatan kandung kemih

8
A. Diagnosa Keperawatan 1. Perubahan eliminasi urine b.d. peradangan kandung kemih, pasca-diversi urine. 2. Nyeri b.d. respon inflamasi kandung kemih, keusakan jaringan pasca bedah. 3. Risiko tinggi b.d. penurunan imunitas pasca-kemoterapi dan radiasi, port de entrée luka pasca bedah. 4. Kerusakan intergitas kulit b.d. pascabedah, adanya stoma. 5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d. asupan yang kurang, peningkatan metabolisme, mual muntah. 6. Kecemasan b.d. tindakan invasif diagnostik, intervensi medik, rencana bedah. 7. Pemenuhan informasi b.d. tindakan diagnostiki invasif, intervensi kemoterapi, radiasi dan pembedahan, adanya stoma, perencanaan pasien pulang. 8. Koping maladatif b.d. intervensi pengobatan kanker. 9. Berduka disfungsional b.d. perubahan anatomis seksual. B. Rencana keperawatan NO DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC RASIONAL 1 Perubahan eliminasi urine b.d. peradangan kandung kemih, pasca- diversi urine. Tujuan: dalam waktu 3 x 24 jam pola eliminasi urine membaik. Kriteria Hasil: - Secara objektif berpartisipasi 1. Kaji kemampuan partisipasi dan keluarga. 2. Lakukan dan ajarkan cara perawatan ostomi. 1. Menjadi data dasar dalam memberikan informasi. 2. Pascabedah dengan stoma yang ada, maka pasien atau

Upload: nilza-cuemachynxkamoeclmanya

Post on 17-Sep-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ommin8i

TRANSCRIPT

A. Diagnosa Keperawatan1. Perubahan eliminasi urine b.d. peradangan kandung kemih, pasca-diversi urine.2. Nyeri b.d. respon inflamasi kandung kemih, keusakan jaringan pasca bedah.3. Risiko tinggi b.d. penurunan imunitas pasca-kemoterapi dan radiasi, port de entre luka pasca bedah.4. Kerusakan intergitas kulit b.d. pascabedah, adanya stoma.5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d. asupan yang kurang, peningkatan metabolisme, mual muntah.6. Kecemasan b.d. tindakan invasif diagnostik, intervensi medik, rencana bedah.7. Pemenuhan informasi b.d. tindakan diagnostiki invasif, intervensi kemoterapi, radiasi dan pembedahan, adanya stoma, perencanaan pasien pulang.8. Koping maladatif b.d. intervensi pengobatan kanker.9. Berduka disfungsional b.d. perubahan anatomis seksual.

B. Rencana keperawatan

NODIAGNOSA KEPERAWATANNOCNICRASIONAL

1Perubahan eliminasi urine b.d. peradangan kandung kemih, pasca-diversi urine.Tujuan: dalam waktu 3 x 24 jam pola eliminasi urine membaik.Kriteria Hasil: Secara objektif berpartisipasi dalam aktivitas yang b.d. perawatan stoma.1. Kaji kemampuan partisipasi dan keluarga.2. Lakukan dan ajarkan cara perawatan ostomi.3. Pasang alat ostomi yang tepat ukuran.4. Bantu pasien melakukan perawatan ostomi secara mandiri.5. Pantau proses penyembuhan luka insisi pada ostomi.6. Anjurkan klien mengunjungi seseorang yang telah mengalami ostomi.7. Sarankan klien untuk mencegah kontak urine dengan kulit, untuk mencegah iritasi kulit akibat diversi urine. Bersihkan stoma dengan sabun dan air lalu dikeringkan pada setiap penggantian kantong urine.8. Ganti kantung ostomi sesuai kebutuhan.1. Menjadi data dasar dalam memberikan informasi.2. Pascabedah dengan stoma yang ada, maka pasien atau keluarga perlu diajak dalam berpartisipasi agar kemandirian meningkat.3. Mencegah iritasi pada kulit daerah sekitar ostomi.4. Mengembangkan teknik yang benar.5. Mengembangkan intervensi dini terhadap kemungkinan komplikasi.6. Menurunkan kecemasan dan ketakutan terhadap kemampuan beradaptasi.7. Menurunkan risiko infeksi.8. Memberi kesempatan dan penguatan terhadap prosedur mengganti kantong dan mengevaluasi stoma.

2Risiko tinggi infeksi b.d penurunan imunitas pasca-kemoterapi dan radiasi, port de entre luka pasca bedah.Tujuan: Dalam waktu 3 x 24 jam tidak tejadi infeksi.Kriteri Hasil: TTV normal Tidak ada tanda dan gejala ISK.

1. Gunakan sabun antimikrobial untuk cuci tangan.2. Pertahankan intake cairan adekuat.3. Ajarkan klien cuci tangan.4. Ajarkan klien tentang gejala dan tanda infeksi, serta anjurkan untuk melaporkannya.5. Ajarkan klien dan keluarga untuk sering mengalirkan kantong untuk mencegah refluks.6. Kaji jenis pembedahan, hari pembedahan, dan apakah adanya order khusus dari tim dokter bedah dalam melakukan perawatan luka.7. Lakukan mobilisasi miring kiri-kanan tiap 2 jam.8. Lakulan perawatan luka: Lakukan perawatan luka steril pada hari ke-3 operasi dan diulang 2 hari sekali. Bersihkan luka dengan cairan antiseptik jenis iodine providum dengan cara swabbing dari arah dalam ke luar. Bersihkan bekas sisa iodine providum dengan alkohol 70% atau normal saline dengan cara swabbing dari arah dalam ke luar. Tutup luka dengan kasa steril dan tutup dengan plester adhesif yang menyeluruh menutupi kasa.1. Mencegah transmisi organisme.2. Meningkatkan aliran urine.3. Memberikan informasi tentang personal higiene.4. Memberikan info untuk meningkatkkan kepatuhan.5. Dapat mencegah infeksi.6. Mengidentifikasikan kemajuan atau penyimpangan dari tujuan yang diharapkan.7. Mencegah penekanan setempat yang berlanjut pada nekrosis jaringan lunak.8. - perawatan luka sebaiknya tidak setiap hari untuk menurunkan kontak tindakan dengan luka yang dalam kondisi steril sehingga mencegah kontaminasi kuman ke luka bedah. Pembersihan debris (sisa fagositosis, jaringan mati) dan kuman sekitar luka dengan mengoptimalkan kelebihan dari iodine providum sebagai antiseptik dan dengan arah dari dalam ke luar dapat mencegah kontaminasi kuman ke jaringan luka. Antiseptik iodine providum mempunyai kelemahan dalam menurunkan proses epitelisasi jaringan sehingga memperlambat pertumbuhan luka, maka harus dibersihkan dengan alkohol atau normal saline. Penutupan secara menyeluruh dapat menghindari kontaminasi dari benda atau udara yang bersentuhan dengan luka bedah.

3Pemenuhan informasi b.d. tindakan diagnostiki invasif, intervensi kemoterapi, radiasi dan pembedahan, adanya stoma, perencanaan pasien pulang.

Tujuan: Dalam waktu 3 x 24 jam terpenuhin ya informasi yang di butuhkan pasien.Kriteria Hasil: Pasien teradaptasi dengan kondisi yang dialami. Pasien mampu mengungkapkan jadwal pengobatan dan tujuannya.1. Ajarkan klien dan keluarga prosedur dan tujuan terpi.2. Lakukan pemberian kemoterapi intravesika: Gunakan tekhnik steril dalam kateterisasi. Instruksikan klien untuk berkemih sebelum obat dimasukkan. Instruksikan untuk selalu mengubah posisi. Instruksikan untuk menunggu berkemih selama beberapa jam. Instruksikan klien untuk toileting dengan hati-hati.3. Ajarkan perawatan stoma selama dirumah.1. Meningkatkan pemahaman dan menurunkan ansietas.2. mencegah infeksi. Emeningkatkan retensi obat. Meningkatkan lapisan bagian dalam kandungan kemih dengan obat-obatan. Memberikan kontak yang besar dari obat dengan permukaan kandung kemih. Mencegah pemajanan pada kemoterapi dan imunoterapi yang dikeluarkan melalui urine.3. Meningkatkan kemandirian.

4Berduka disfungsional b.d. perubahan anatomis seksual.

Tujuan: Dalam waktu 3 x 24 jam adaptasi pasien meningkat.Kriteria Hasil: Pasien teradaptasi dengan kondisi yang dialami. Pasien mampu mengungkapkan perasannya.1. Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai ostomi dan kanker kandung kemih dan dampak yang diharapkan pada gaya hidup.2. Evaluasi perasaan klien mengenai diversi urinarius dan efeknya, identitas seksual, hubungan, dan citra diri.3. Bant untuk memisahkan penampilan fisik atas kehilangan fungsi kandung kemih.4. Berikan kesempatan untuk berduka atas kehilangan fungsi kandung kemih.5. Pantau apakah klien dapat melihat ostominya.1. Meningkatkan integrasi dari perubahan ke dalam gaya tubuh.2. Sebagai data untuk merumuskan rencana asuhan keperwatan.3. Meningkatkan adaptasi fisiologis.4. Memberi waktu untuk mengatasi kehilangan.5. Ketidakmampuan memandang ostominya mengidikasikan kesulitan koping.