disolussi
TRANSCRIPT
-
8/12/2019 DISOLUSSI
1/16
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia kefarmasian para apoteker dan pakar-pakar kimia senantiasa
merancang sediaan obat supaya mampu menrancang terobosan baru dalam
menciptakan suatu produk yang berkualitas, baik dari segi kesetabilan obat
maupun efek yang ditimbulkan. Sudah sepantasnya. Sebagai seorang farmasis kita
harus selalu menggali informasi terkini mengenai teknologi obat dari berbagai
segi.
Diantara semua sifat dan reaksi yang penting untuk kita ketahui bersama
yang paling kami soroti disini yaitu mengenai disolusi dan difusi suatu zat.
Dimana ini merupakan suatu tahapan yang sangat berperan penting dalam
menentukan hasil suatu efek obat dalam tubuh manusia. Laju disolusi atau
kecepatan melarut obat yang relatif tidak larut dalam air telah lama menjadi
masalah pada industry farmasi. bat-obat tersebut umumnya mengalami proses
disolusi yang lambat demikian pula laju absorpsinya. Dalam hal ini partikel obat
terlarut akan diabsorpsi pada laju rendah atau bahkan tidak diabsorpsi seluruhnya.
Dengan demikian absorpsi obat tersebut menjadi tidak sempurna.
Disolusi obat adalah suatu proses pelarutan senya!a aktif dari bentuk
sediaan padat ke dalam media pelarut. "elarutan suatu zat aktif sangat penting
artinya karena ketersediaan suatu obat sangat tergantung dari kemampuan zat
tersebut melarut ke dalam media pelarut sebelum diserap ke dalam tubuh.
Suatu bahan obat yang diberikan dengan cara apapun dia harus memiliki
daya larut dalam air untuk kemanjuran terapeutiknya. Senya!a-senya!a yang
relatif tidak dapat dilarutkan mungkin memperlihatkan absorpsi yang tidak
sempurna, atau tidak menentu sehingga menghasilkan respon terapeutik yang
minimum. Daya larut yang ditingkatkan dari senya!a-senya!a ini mungkin
dicapai dengan menyiapkan lebih banyak turunan yang larut, seperti garam dan
ester dengan teknik seperti mikronisasi obat atau kompleksasi.
1
-
8/12/2019 DISOLUSSI
2/16
leh karena itu kami menyusun makalah ini yang di dalamnya kami
berusaha menjelaskan tentang pengertian disolusi,#aktor-faktor yang
mempengaruhi disolusi,serta mengetahui manfaat dan kegunaan disolusi dalam
dunia farmasi. Sehingga para pembaca dapat memahami secara jelas materi
tentang disolusi.
1.$ %ujuan "enulisan
%ujuan dari pembuatan makalah ini adalah &
1. 'ntuk mengetahui "engertian Disolusi
$. 'ntuk memgetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Disolusi
(. 'ntuk mengetahui )etode "enentuan *ecepatan Disolusi
4. 'ntuk mengetahui perhitungan dalam menentukan kecepatan disolusi?
5. 'ntuk mengetahuimekanisme difusi
+. 'ntuk mengetahui manfaat dan kegunaan disolusi dalam dunia farmasi
1.( )anfaat "enulisan
)anfaat dari pembuatan makalah ini adalah
. gar )ahasis!a memahami "engertian Disolusi
B. gar )ahasis!a memahami faktor-faktor yang mempengaruhi Disolusi
. gar )ahasis!a memahami )etode "enentuan *ecepatan Disolusi
D. gar )ahasis!a memahami perhitungan dalam menentukan kecepatan
disolusi?
E. gar )ahasis!a memahami mekanisme difusi
#. 'ntuk mengetahui manfaat dan kegunaan disolusi dalam dunia farmasi
2
-
8/12/2019 DISOLUSSI
3/16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Disolusi
Disolusi merupakan proses dimana suatu zat padat masuk ke dalam pelarut
menghasilkan suatu larutan. Laju pelarutan obat dalam cairan saluran cerna
merupakan salah satu tahapan penentu rate limiting step/ absorpsi sistemik obat.
Laju pelarutan obat di dalam saluran cerna dipengaruhi oleh kelarutan obat itu
sendiri. "eningkatan laju disolusi obat merupakan salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk memperbaiki permasalahan bioa0aibilitas
fektifitas dari suatu tablet dalam melepas obat untuk proses absorbsi
bergantung pada laju disintegerasi, disagregasi dari granul-granul, tetapi yang
terpenting yaitu proses laju disolusi dari obat padat tersebut. *ecepatan disolusi
suatu ukuran partikel yang menyatakan banyaknya suatu zat terlarut dalam pelarut
setiap satuan !aktu. Disolusi merupakan tahapan yang membatasi atau tahapan
yang mengontrol laju absopsi obat-bat yang mempunyai kelarutan rendah,
karena tahapan ini seringkali merupakan tahapan yang paling lambat dari berbagai
tahapan yang ada dalam penglepasan obat dari bentuk sediaannya dan
perjalanannya ke dalam sirkulasi
sistemik.
Disolusi didefinisikan sebagai suatu proses melarutnya zat kimia atausenya!a obat dari sediaan padat ke dalam suatu medium tertentu. 'ji disolusi
berguna untuk mengetahui seberapa banyak obat yang melarut dalam medium
asam atau basa lambung dan usus halus/ Laju disolusi suatu obat adalah
kecepatan perubahan dari bentuk padat menjadi terlarut dalam medianya setiap
!aktu tertentu. 2adi, disolusi menggambarkan kecepatan obat larut dalam media
disolusi.
3
-
8/12/2019 DISOLUSSI
4/16
*ecepatan disolusi adalah suatu ukuran yang menyatakan banyaknya suatu
zat terlarut dalam pelarut tertentu setiap satuan !aktu. Dapat juga diartikan
sebagai kecepatan larutan bahan obat dari sediaan farmasi atau granul atau
partikel-partikel sebagai hasil pecahannya bentuk sediaan obat tersebut setelah
berhubungan dengan cairan medium. Dalam hal tablet biasanya diartikan sebagai
mass transfer, yaitu kecepatan pelepasan obat atau kecepatan larut bahan obat dari
sediaan tablet kedalam medium penerima.
Suatu hubungan yang umum menggambarkan proses disolusi zat padat
telah dikembangkan oleh 3oyes dan 4hitney dalam bentuk persamaan berikut &
d) 5 dS s - S/
dt h
*eterangan&
d).dt-1 & kecepatan disolusi
D & koefisien difusi
S & luas permukaan zat
s & kelarutan zat padat
& konsentrasi zat dalam larutan pada !aktu
6 & tebal lapisan difusi
Dalam teori disolusi atau perpindahan massa, diasumsikan bah!a selama
proses disolusi berlangsung pada permukaan padatan terbentuk suatu lapisan
difusi air atau lapisan tipis cairan yang stagnan dengan ketebalan h. Bila
konsentrasi zat terlarut di dalam larutan / jauh lebih kecil daripada kelarutan zat
tersebut s/ sehingga dapat diabaikan, maka harga s-/ dianggap sama dengan
s. 2adi, persamaan kecepatan disolusi dapat disederhanakan menjadi&
dM = DSCsd !
2.2 TE"#I DIS"LUSI
Di dalam pembahasan untuk memahami mekanisme disolusi, kadang-
kadang digunakan salah satu model atau gabungan dari beberapa model antara
lain adalah&
$
-
8/12/2019 DISOLUSSI
5/16
. )odel Lapisan Difusi Diffusion Layer )odel/
)odel ini pertama kali diusulkan oleh 3erst dan Brunner. "ada permukaan
padat terdapat satu lapisan tipis cairan dengan ketebalan 7, merupakan komponen
kecepatan negatif dengan arah yang berla!anan dengan permukaan padat. 8eaksi
pada permukaan padat 9 cair berlangsung cepat. Begitu model solut mele!ati
antar muka liquid film bulk film, pencampuran secara cepat akan terjadi dan
gradien konsentrasi akan hilang. *arena itu kecepatan disolusi ditentukan oleh
difusi gerakan Bro!n dari molekul dalam li:uid film.
B. )odel Barrier ntar )uka ;nterfacial Barrier )odel/
)odel ini menggambarkan reaksi yang terjadi pada permukaan padat dan
dalam hal ini terjadi difusi sepanjang lapisan tipis cairan. Sebagai hasilnya, tidak
dianggap adanya kesetimbangan padatan 9 larutan, dan hal ini harus dijadikan
pegangan dalam membahas model ini. "roses pada antar muka padat 9 cair
sekarang menjadi pembatas kecepatan ditinjau dari proses transpor. %ranspor yang
relatif cepat terjadi secara difusi mele!ati lapisan tipis statis stagnant/.
. )odel Dank!ert Dank!ert )odel/
)odel ini beranggapan bah!a transpor solut menjauhi permukaan padat
terjadi melalui cara paket makroskopik pelarut mencapai antar muka 9 cair karena
terjadi pusaran difusi secara acak. "aket pelarut terlihat pada permukaan padatan.
Selama berada pada antar muka, paket mampu mengabsorpsi solut menurut
hukum difusi biasa, dan kemudian digantikan oleh paket pelarut segar. 2ika
dianggap reaksi pada permukaan padat terjadi segera, proses pembaharuan
permukaan tersebut terkait dengan kecepatan transpor solut atau dengan kata laindisolusi.
2.3 %&'o()%&'o( *&n+ Me,-en+&(u!i Disolusi
*ecepatan disolusi suatu zat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain adalah&
A. Su!u
-
8/12/2019 DISOLUSSI
6/16
Semakin tinggi suhu maka akan memperbesar kelarutan suatu zat yang
bersifat endotermik serta akan memperbesar harga koefisien zat tersebut. )enurut
instein, koefisien difusi dapat dinyatakan melalui
persamaan berikut &
D = ' T
/ n (
*eterangan &
D & koefisien difusi
r & jari-jari molekul
k & konstanta Boltzman
< & 0iskositas pelarut
% & suhu
B. 0is'osi&s
%urunnya 0iskositas pelarut akan memperbesar kecepatan disolusi suatu
zat sesuai dengan persamaan instein. )eningginya suhu juga menurunkan
0iskositas dan memperbesar kecepatan disolusi.
C. -H Pel&(up6 pelarut sangat berpengaruh terhadap kelarutan zat-zat yang bersifat
asam atau basa lemah. 'ntuk asam lemah &
dc 5 *..s 1=*a /
dt 6=/
2ika 6=/ kecil atau p6 besar maka kelarutan zat akan meningkat. Dengan
demikian, kecepatan disolusi zat juga meningkat.
'ntuk basa lemah &
dc 5 *..s 1=*a /
dt 6=/
2ika 6=/ besar atau p6 kecil maka kelarutan zat akan meningkat. Dengan
demikian, kecepatan disolusi juga meningkat.
D. Pen+&du'&n
/
-
8/12/2019 DISOLUSSI
7/16
-
8/12/2019 DISOLUSSI
8/16
stabil daripada bentuk amorf, kondisi ini menyebabkan obat bentuk amorf lebih
mudah terdisolusi daripada bentuk
kristal.
47 %&'o( &l& d&n 'ondisi lin+'un+&n.
danya perbedaan alat yang digunakan dalam uji disolusi akan
menyebabkan perbedaan kecepatan pelarutan obat. *ecepatan pengadukan akan
mempengaruhi kecepatan pelarutan obat, semakin cepat pengadukan maka
gerakan medium akan semakin cepat sehingga dapat menaikkan kecepatan
pelarutan. Selain itu temperatur, 0iskositas dan komposisi dari medium, serta
pengambilan sampel juga dapat mempengaruhi kecepatan pelarutan obat.
57 %&'o( fo(,ul&si.
Berbagai macam bahan tambahan yang digunakan pada sediaan obat dapat
mempengaruhi kinetika pelarutan obat dengan mempengaruhi tegangan muka
antara medium tempat obat melarut dengan bahan obat, ataupun bereaksi secara
langsung dengan bahan obat. "enggunaan bahan tambahan yang bersifat hidrofob
seperti magnesium stearat, dapat menaikkan tegangan antar muka obat dengan
medium disolusi.
Beberapa bahan tambahan lain dapat membentuk kompleks dengan bahan
obat, misalnya kalsium karbonat dan kalsium sulfat yang membentuk kompleks
tidak larut dengan tetrasiklin. 6al ini menyebabkan jumlah obat terdisolusi
menjadi lebih sedikit dan berpengaruh pula terhadap jumlah obat yang diabsorpsi.
2.$ Meode Penenu&n Ke5e-&&n Disolusi
Berikut ini adalah metode-metode untuk penentuan kecepatan disolusi&
1. Meode Sus-ensi
Serbuk zat padat ditambahkan ke dalam pelarut tanpa pengontrolan eksak
terhadap luas permukaan partikelnya. Sampel diambil pada !aktu-!aktu tertentu
dan jumlah zat yang larut ditentukan dengan cara yang sesuai.
2. Meode Pe(,u'&&n Kons&n
9
-
8/12/2019 DISOLUSSI
9/16
>at ditempatkan dalam suatu !adah yang diketahui luasnya sehingga
0ariable perbedaan luas permukaan efektif dapat diabaikan. 'mumnya zat diubah
menjadi tablet terlebih dahulu, kemudian ditentukan seperti pada metode
suspensi."enentuan dengan metode suspensi dapat dilakukan dengan
menggunakan alat uji disolusi tipe dayung seperti yang tercantum pada 'S".
Sedangkan untuk metode permukaan tetap, dapat digunakan alat seperti diusulkan
oleh Simonelli dkk sebagai berikut.&
?ambar 1. lat disolusi
Dalam bidang farmasi, penentuan kecepatan disolusi suatu zat perlu
dilakukan karena kecepatan disolusi merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi absorbs obat di dalam tubuh.
"enentuan kecepatan disolusi suatu zat aktif dapat dilakukan pada
beberapa tahap pembuatan suatu sediaan obat, antara lain&
1. T&!&- P(& %o(,ul&si
:
-
8/12/2019 DISOLUSSI
10/16
"ada tahap ini penentuan kecepatan disolusi dilakukan terhadap bahan
baku obat dengan tujuan untuk memilih sumber bahan baku dan memperoleh
informasi tentang bahan baku tersebut.
2. T&!&- %o(,ul&si
"ada tahap ini penentuan kecepatan disolusi dilakukan untuk memilih
formula sediaan yang terbaik.
3. T&!&- P(odu'si
"ada tahap ini kecepatan disolusi dilakukan untuk mengendalikan kualitas
sediaan obat yang diproduksi. *adar obat dalam darah pada sediaan peroral
dipengaruhi oleh proses absorpsi dan kadar obat dalam darah ini menentukan efek
sistemiknya. bat dalam bentuk sediaan padat mengalami berbagai tahap
pelepasan dari bentuk sediaan sebelum diabsorpsi. %ahapan tersebut meliputi
disintegrasi, deagregasi dan disolusi.
*ecepatan obat mencapai sistem sirkulasi dalam proses disintegrasi,
disolusi dan absorpsi, ditentukan oleh tahap yang paling lambat dari rangkaian di
atas yang disebut dengan rate limiting step.
?ambar $. %ahap- tahap disintegrasi deagregasi dan disolusi ketika obat
meningggalkan suati tablet atau matrik granula
2. MET"DE PENUJIAN DIS"LUSI
1;
-
8/12/2019 DISOLUSSI
11/16
'ntuk mengetahui kecepatan pelarutan suatu zat atau sediaan dapat dilakukan
uji disolusi dengan menggunakan metode-metode sebagai berikut&
. )etode *lasik
)etode ini dapat menunjukkan jumlah zat aktif yang terlarut pada !aktu t,
yang kemudian dikenal dengan %-$@, %-A@, %-@, dan sebagainya. *arena dengan
metode ini hanya menyebutkan 1 titik saja, maka proses yang terjadi di luar titik
tersebut tidak diketahui. %itik terebut menyatakan jumlah zat aktif yang terlarut
pada !aktu tertentu.
B. )etode *han
)etode ini kemudian dikenal dengan konsep dissolution efficiency D/area
di ba!ah kur0a disolusi di antara titik !aktu yang ditentukan. Dirumuskan dengan
persamaan sebagi berikut &
DE = ; 1;;?
1;;.
Beberapa peneliti mensyaratkan bah!a penggunaan D sebaiknya
mendekati 1@@C zat yang terlarut. *euntungan metode ini adalah &
Dapat menggambarkan seluruh proses percobaan yang dimaksud dengan
harga D
Dapat menggambarkan hubungan antara percobaan in 0itro dan in 0i0o
karena penggambaran dengan cara D ini mirip dengan cara
penggambaran pecobaan in 0i0o
. )etode 4agner
)etode ini dapat menghitung tetapan kecepatan pelarutan k/ dengan
berdasarkan pada asumsi bah!a kondisi percobaan dalam keadaan sink, proses
pelarutan mengikuti orde satu, luas permukaan spesifik turun secara eksponensial
terhadap !aktu. )etode 4agner dapat diungkapkan dengan persamaan sebagai
berikut
ln 1;; @ ) 7 = A @ '. 7
11
-
8/12/2019 DISOLUSSI
12/16
D. 2umlah zat aktif yang melarut pada !aktu tertentu, misalnya (@ adalah dalam
!aktu (@ menit zat aktif yang melarut sebanyak mg atau mgEml.
2./ ALAT UJI DIS"LUSI
"engujian disolusi hampir di semua negara telah mengikuti kriteria dan
peralatan yang sama. Sedangkan metode dan peralatan secara rinci dinyatakan
dalam masing-masing #armakope, seperti kecepatan pengadukan, komposisi
0olume media dan ukuran mesh dapat ber0ariasi untuk monografi indi0idu obat
dan masing-masing #armakope.
ara pertama yang diuraikan dalam #armakope ;ndonesia adalah cara
keranjang yang menggunakan pengaduk jenis keranjang dan cara yang kedua
adalah cara dayung yang menggunakan pengaduk berbentuk dayung. Dalam
#armakope ;ndonesia kedua cara ini dikenal dengan cara keranjang dan dayung.
2.8 TEKNIK MENINKATKAN KECEPATAN DIS"LUSI
"eningkatan bioa0ailabilitas suatu zat aktif dapat dilakukan dengan
berbagai cara, diantaranya dengan peningkatan disolusiEkelarutan zat aktif.
%erdapat bermacam-macam teknik untuk peningkatan kelarutan. "emilihan tehnik
yang tepat harus mempertimbangkan banyak faktor seperti sifat fisika-kimiabahan obatEzat aktif, stabilitas E shelf 9 life, kemudahan dalam
pemprosesanEpenanganan, serta besarnya kelarutan yang diinginkankan. sejumlah
teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan *ecepatan disolusiEkelarutan
dari suatu obat, diantaranya&
"endekatan "ro-drug "ro-drug approach/
Sintesis bentuk garam Salt synthesis/
"engecilan ukuran partikel "article size reduction/
"embentukan komplek ompleation/
"erubahan bentuk fisik hange in physical form/
Dispersi padat Solid dispersions/
"engeringan semprot Spray dryng/
6ot-melt etrusion
12
-
8/12/2019 DISOLUSSI
13/16
BAB III
C"NT"H S"AL DAN JAABAN
Sediaan granul dengan berat @.AAg dan luas permukaannya @,$F m$ @,$F
1@Gcm$/ dibiarkan melarut dalam A@@ml air pada $A@. Sesudah menit pertama,
jumlah yang ada dalam larutan adalah @,H+ mg. 2ika kelarutan s dari obat
tersebut adalah 1A mgEml pada $A@, berapakah konstanta laju disolusi k atau DEh
I ) berubah secara linier dengan t a!alJ
2a!ab &
Diketahui&
d) 5 H+@mg 5 1$,+H mgEdetik
dt 5 +@ detik
12/8mgEdetik 5 k @,$F 1A mgEcm(
K 5 (,@$ 1@-G cmEdetik
Dalam contoh diatas @,H+@ g lart dalam A@@ ml air selama 1 menit atau
H+@EA@@ 5 1,A mgE cm. harga ini satu persepuluh dalam dalam kelarutan obat dan
dibuang dari persamaan 1A/ tanpa menimbulkan kesalahanyang berartiyang dapatdilihat dengan persamaan 1A/
*5 1$,+H mgE detik
@,$F 1@Gcm$/ 1A mgE cm 9 1,A mgEcm /
* 5 (,(A 1@-G cmEdetik.
13
-
8/12/2019 DISOLUSSI
14/16
BAB 10
KESIMPULAN DAN SA#AN
$.1 Kesi,-ul&n
Disolusi merupakan proses dimana suatu zat padat masuk ke dalam pelarut
menghasilkan suatu larutan. 'ji disolusi berguna untuk mengetahui
seberapa banyak obat yang melarut dalam medium asam atau basa lambung
dan usus halus/.
#aktor-#aktor yang mempengaruhi disolusi antara lain suhu, 0iskositas, p6
pelarut, pengadukan, ukuran partikel, polimorfisme, dan sifat permukaan
zat.
)etode disolusi terbagi G yaitu& metode klasik, metode khan, metode
!agner dan 2umlah zat aktif yang melarut pada !aktu tertentu
)etode penentuan kecepatan disolusi adalah metode suspense dan
permukaan konstan.
ara meningkatkan *ecepatan disolusi atau kelarutan dari suatu obat,
diantaranya& "endekatan "ro-drug "ro-drug approach/,Sintesis bentuk
1$
-
8/12/2019 DISOLUSSI
15/16
garam Salt synthesis/,"engecilan ukuran partikel "article size
reduction/,"embentukan komplek ompleation/
$.2 S&(&n
DA%TA# PUSTAKA
Martin, Alfred dkk. 2008. Dasar-dasar Farmasi Fisik Dalam Ilmu
Farmasetik. Jakarta : UI ress
!resnick, ". 200#. Intisari Biologi. $ipokrates: Jakarta
Ansel , $o%ard c. &'8'. Pengantar Sediaan Farmasi edisi keempat.
Jakarta : UI ress
1
-
8/12/2019 DISOLUSSI
16/16
"ulistia (. dkk.&''). Farmakologi dan Terapi Edisi IV Farmakologi FK UI.
Jakarta : UI ress
1/