ekolatrop_lapangan

80
Ekologi Laut Tropis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau harapan merupakan salah satu direktori pulau-pulau kecil di Indonesia. Pulau ini memiliki topografi pantai berpasir landai sebagian lagi dikelilingi oleh sea wall. Vegetasi daratan terdiri dari pohon kelapa, ketapang dan tanaman pantai lainnya yang tumbuh rimbun pada satu sisi pulau saja dan menyebar di sekitar pulau. Pulau Harapan merupakan salah satu pulau yang berada pada gugusan Kepulauan Seribu. Pulau ini merupakan pulau yang berpenduduk padat. Pulau Harapan termasuk ke dalam Kelurahan Pulau Harapan dan Kecamatan kepulauan seribu utara. Pulau Harapan dan Pulau Kelapa menjadi satu wilayah yang unik tapi dipisahkan oleh jalanan tambunan. Pemisah pulau ini biasa disebut empang kata orang pulonya. Pulau ini dapat dicapai melalui perjalanan laut dengan perahu motor tradisional dari pelabuhan nelayan Muara Angke, Kelurahan Kapuk Muara; atau dengan perahu motor cepat (speedboat) dari dermaga kapal Marina Ancol di kompleks Taman Impian Jaya Ancol. Apabila ingin melakukan perjalanan ke pulau lainnya di Kepulauan Seribu, pengunjung dapat

Upload: wahyu-syahputra

Post on 01-Oct-2015

224 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

asnddkasjlasnxas asbassxnjkahoasknx asxasinxasjbcasgca laxiajnclsjvdfijgpdf sdbjsnfkjoiwepfmsdnfs fksbjfioije

TRANSCRIPT

Ekologi Laut Tropis

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPulau harapan merupakan salah satu direktori pulau-pulau kecil di Indonesia. Pulau ini memiliki topografi pantai berpasir landai sebagian lagi dikelilingi oleh sea wall. Vegetasi daratan terdiri dari pohon kelapa, ketapang dan tanaman pantai lainnya yang tumbuh rimbun pada satu sisi pulau saja dan menyebar di sekitar pulau.Pulau Harapan merupakan salah satu pulau yang berada pada gugusan Kepulauan Seribu. Pulau ini merupakan pulau yang berpenduduk padat. Pulau Harapan termasuk ke dalam Kelurahan Pulau Harapan dan Kecamatan kepulauan seribu utara. Pulau Harapan dan Pulau Kelapa menjadi satu wilayah yang unik tapi dipisahkan oleh jalanan tambunan. Pemisah pulau ini biasa disebut empang kata orang pulonya.Pulau ini dapat dicapai melalui perjalanan laut dengan perahu motor tradisional dari pelabuhan nelayan Muara Angke, Kelurahan Kapuk Muara; atau dengan perahu motor cepat (speedboat) dari dermaga kapal Marina Ancol di kompleks Taman Impian Jaya Ancol. Apabila ingin melakukan perjalanan ke pulau lainnya di Kepulauan Seribu, pengunjung dapat menyewa ojek perahu untuk diantar langsung ke Pulau Tidung, Pulau Payung dan pulau-pulau lainnya.Masyarakat yang mendiami Pulau Harapan sebagian besar adalah etnis Betawi, Bugis, Banten, dan Madura, mandar.Tata tempat tinggal dan sanitasi Pulau Harapan cukup baik, sedangkan dalam bidang pendidikan sudah terdapat sekolah dari SD hingga SMP dan Aliyah. Sarana pra sarana cukup memadai mulai dari masjid, puskesmas, sekolah, dermaga, TPI (Tempat Pelelangan Ikan), villa dan penginapan bagi pengunjung wisata.Pulau Harapan merupakan salah satu dari sekian banyak pulau di daerah adminsitratif kepulauan seribu. Karakteristik dari Harapan yaitu pantai berpasir putih dan lembut dengan perairan yang jernih dan cukup tenang, pantainya landai menjorok ke laut dimana terdapat ekosistem padang lamun dan beberapa karang baik mati maupun yang masih hidup. Lamun di perairan pulau Harapan tumbuh menyebar di perairan dangkal sepanjang lebih dari seratus meter hingga ke tengah laut. Diantara hamparan spot lamun juga hidup berbagai macam bentos tumbuh dan berkembang didalamnya.

1.2 TujuanTujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut : Mahasiswa mampu menggunakan transek kuadrat untuk mengukur tutupan lamun dan mengindetifikasikan jenisnya. Mahasiswa mampu menggunakan transek kuadrat untuk mengukur kelimpahan bentos dan mengidentifikasi jenisnya. Mahasiswa mampu mengukurparameter kualitas perairan di setiap titik plot transek. 1.3 ManfaatManfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 BentosBentos adalah organisme yang hidup di dasar laut atau sungai baik yang menempel pada pasir maupun lumpur. Beberapa contoh bentos antara lain kerang, bulu babi, bintang laut, cambuk laut, terumbu karang dan lain-lain. Hewan bentos hidup relatif menetap, sehingga baik digunakan sebagai petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke habitatnya. Kelompok hewan tersebut dapat lebih mencerminkan adanya perubahan faktor-faktor lingkungan dari waktu ke waktu. karena hewan bentos terus menerus terbawa oleh air yang kualitasnya berubah-ubahDiantara hewan bentos yang relatif mudah di identifikasi dan peka terhadap perubahan lingkungan perairan adalah jenis-jenis yang termasuk dalam kelompok invertebrata makro. Kelompok ini lebih dikenal dengan makrozoobentos. Makrozoobentos berperan sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi dan siklus dari alga planktonik sampai konsumen tingkat tinggi. Keberadaan hewan bentos pada suatu perairan, sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Faktor biotik yang berpengaruh diantaranya adalah produsen, yang merupakan salah satu sumber makanan bagi hewan bentos.Adapun faktor abiotik adalah fisika-kimia air yang diantaranya: suhu sebagai stabilisator sehingga perbedaan suhu dalam air lebih kecil dan perubahan yang terjadi lebih lambat dibandingkan di udara, arus dapat mempengaruhi distribusi gas terlarut; garam dan makanan serta organisme dalam air, oksigen terlarut (DO) berpengaruh terhadap fotosintesis organisme, kebutuhan oksigen biologi (BOD) mempengaruhi respirasi organisme dalam air dan kimia (COD), serta kandungan nitrogen (N), kedalaman air, dan substrat dasar. Hewan bentos, terutama yang bersifat herbivor dan detritivor, dapat menghancurkan makrofit akuatik yang hidup maupun yang mati dan serasah yang masuk ke dalam perairan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, sehingga mempermudah mikroba untuk menguraikannya menjadi nutrien bagi produsen perairan. Karena kelimpahan mereka dan posisi sebagai "perantara" dalam rantai makanan air, bentos memainkan peran penting dalam aliran alami energi dan nutrisi.Bentos memiliki daya tahan adaptasi berbeda- beda antara jenis yang satu dengan jenis yang lainnya, yaitu ada yang tahan terhadap keadaan perairan setempat, tetapi ada pula yang tidak tahan, sehingga keberadaan bentos tertentu dapat dijadikan petunjuk dalam menilai kualitas perairan tersebut. Hewan bentos hidup relatif menetap, sehingga baik digunakan sebagai bioindikator lingkungan, karena selalu kontak dengan zat- zat yang amsuk ke habitatnya. Keberadaan hewan bentos pada suatu perairan sangat di pengaruhi oleh berbagai factor lingkunagn, abik biotik maupun abiotik.

2.2 Penggolongan Bentos Berdasarkan Tempat HidupEpifaunaEpifauna merupakan hewan bentos yang hidupnya menempel di permukaan dasar perairan, contohnya : udang, kepiting dan Paphia Sp..

InfaunaGolongan hewan bentos yang hidupnya di dalam pasir atau didalam lumpur, contohnya : cacing, tiram dan remis

Berdasarkan UkuranMakrobentosmakrobentos merupakan bentos yang memiliki ukuran lebih besar dari 1 mm (0.04 inch), contohnya cacing pelecypod, anthozoa, echinodermata dan crustaceae. makrobentos merupakan bentos yang memiliki ukuran lebih besar dari 1 mm (0.04 inch), contohnya cacing pelecypod, anthozoa, echinodermata dan crustaceae.MeiobentosMeiobenthos merupakan benthos yang memiliki ukuran antara 0. 1- 1 mm, contohnya polychaeta, pelecypoda, copepod, ostracoda, nematode, turbellaria dan foraminifera.

MikrobentosMikrobentos merupakan bentos yang memiliki ukuran lebih kecil dari 0.1 mm, contohnya bakteri, diatom, ciliate, amoeba dan flagellate.

Berdasarkan PergerakannyaBentos SesileBentos sessile merupakan kelompok hewan bentos yang hidupnya menetap. Hewan bentos yang hidup sesile seringkali digunakan sebagai indikator kondisi perairan

Bentos MotileBentos motile merupakan hewan bentos yang hidupnya berpindah-pindah (motile).

Berdasarkan JenisZoobentosZoobentos merupakan hewan yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya berada di dasar perairan, baik yang sesil, merayap maupun menggali lubang. Hewan ini memegang beberapa peran penting dalam perairan seperti dalam proses dekomposisi dan mineralisasi material organik yang memasuki perairan, serta menduduki beberapa tingkatan trofik dalam rantai makanan. Zoobentos membantu mempercepat proses dekomposisi materi organik. Hewan bentos, terutama yang bersifat herbivor dan detritivor, dapat menghancurkan makrofit akuatik yang hidup maupun yang mati dan serasah yang masuk ke dalam perairan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, sehingga mempermudah mikroba untuk menguraikannya menjadi nutrien bagi produsen perairan. Berbagai jenis zoobentos ada yang berperan sebagai konsumen primer dan ada pula yang berperan sebagai konsumen sekunder atau konsumen yang menempati tempat yang lebih tinggi. Pada umumnya, zoobentos merupakan makanan alami bagi ikan-ikan pemakan di dasar ("bottom feeder") Fauna bentik terdiri dari lima kelompok, yaitu Mollusca, Polychaeta, Crustacea, Echinodermata dan kelompok lain yang terdiri dari beberapa takson kecil seperti Sipunculidae (owak-owak), Pogonophora dan lan-lain.Berbagai jenis zoobentos ada yang berperan sebagai konsumen primer dan ada pula yang berperan sebagai konsumen sekunder atau konsumen yang menempati tempat yang lebih tinggi. Pada umumnya, zoobentos merupakan makanan alami bagi ikan-ikan pemakan di dasar ("bottom feeder") Perubahan salinitas dan DO mempengaruhi kehidupan biota perairan, termasuk komunitas makroinvertebrata bentos (biota perairan yang tidak bertulang belakang yang hidup di dasar sungai, berukuran > 1 mm). Nilai pH menunjukkan derajat keasaman atau kebasaan suatu perairan. Toleransi organisme air terhadap pH bervariasi. Hal ini tergantung, pada suhu air, oksigen terlarut dan adanya berbagai anion dan kation serta jenis dan stadium organisme.Suhu air yang tinggi dapat menambah daya racun senyawa-senyawa beracun seperti NO3, NH3, dan NH3N terhadap hewan akuatik, serta dapat mempercepat kegiatan metabolisme hewan akuatik. Sumber utama senyawa ini berasal dari sampah dan limbah yang mengandung bahan organik protein. Oksigen terlarut sangat penting bagi pernafasan zoobentos dan organisme-organisme akuatik lainnya. Kelarutan oksigen dipengaruhi oleh faktor suhu, pada suhu tinggi kelarutan oksigen rendah dan pada suhu rendah kelarutan oksigen tinggi. Tiap-tiap spesies biota akuatik mempunyai kisaran toleransi yang buerbeda-beda terhadap konsentrasi oksigen terlarut di suatu perairan. Spesies yang mempunyai kisaran toleransi lebar terhadap oksigen penyebarannya luas dan spesies yang mempunyai kisaran toleransi sempit hanya terdapat di tempat-tempat tertentu saja. Berdasarkan kandungan oksigen terlarut (DO), Kualitas perairan atas empat yaitu; tidak tercemar (> 6,5 mg/l), tercemar ringan (4,5 6,5 mg/l), tercemar sedang (2,0 4,4 mg/l) dan tercemar berat (< 2,0 mg/l). Cahaya matahari merupakan sumber panas yang utama di perairan, karena cahaya matahari yang diserap oleh badan air akan menghasilkan panas di perairan. Di perairan yang dalam, penetrasi cahaya matahari tidak sampai ke dasar, karena itu suhu air di dasar perairan yang dalam lebih rendah dibandingkan dengan suhu air di dasar perairan dangkal. Suhu air merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi aktifitas serta memacu atau menghambat perkembangbiakan organisme perairan. Pada umumnya peningkatan suhu air sampai skala tertentu akan mempercepat perkembang biakan organisme perairan.Zoobentos membantu mempercepat proses dekomposisi materi organik. Hewan bentos, terutama yang bersifat herbivor dan detritivor, dapat menghancurkan makrofit akuatik yang hidup maupun yang mati dan serasah yang masuk ke dalam perairan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, sehingga mempermudah mikroba untuk menguraikannya menjadi nutrien bagi produsen perairan.

PhytobentosPhytobentos merupakan tanaman milik bentos tersebut.

Berdasarkan Lokasi EpibentosMerupakan organisme yang hidup di atas sedimen

HyperbentosMerupakan organisme yang tinggal tepat di atas sedimen.

Berdasarkan Morfologi dan Cara MakannyaBerdasarkan morfologi dan cara makannya, benthos dapat dikelompokkan menjadiempat, yaitu : Benthos pemakan deposit yang selektif (selective deposit feeders) denganbentuk morfologi mulut yang sempit. Benthos pemakan deposit yang tidak selektif (non-selective deposit feeders) dengan bentuk morfologi mulut yang lebar. Benthos pemakan alga (herbivorous feeders). Benthos omnivora/predator.

Berdasarkan Daya Toleransi Benthos Terhadap Pencemaran Bahan Organik Jenis intoleran Memiliki kisaran toleransi yang sempit terhadap pencemaran dan tidak tahan terhadap tekanan lingkungan, sehingga hanya hidup dan berkembang pada perairan yang belum atau sedikit tercemar. Jenis toleran Mempunyai daya toleran yang lebar sehingga dapat berkembang mencapai kepadatan yang tinggi dalam perairan yang tercemar berat. Jenis fakultatif Dapat bertahan hidup pada lingkungan dengan toleransi yang agak lebar, antara perairan yang belum tercemar sampai dengan tercemar sedang dan masih dapat hidup pada perairan yang tercemar berat.

Berdasarkan derajat toleransinya benthos dibedakan menjadi : Jenis yang tahan terhadap bahan pencemar : contoh cacing tubificid, larva nyamuk, Paphia Sp. terutam Masculium sp. dan Psidium sp. Jenis yang lebih jernih (bersih) : contoh Paphia Sp. yang senang arus, Bryozoa, serangga air dan Crustacea. Jenis yang hanya senang air bersih : contoh Paphia Sp. Vivinatidae dan Amnicolidae, serangga (larva/nimfa) dari bangsa Ephemeridae, Odonata, Hemiptera, dan Coleoptera.

2.3 Habitat BentosBentos memiliki habitat-habitat sebagai tempat hidupnya antara lain : Pantai berlumpur, pantai berpasir, pantai berbatu, ekosistem mangrove, padang lamun, estuaria dan lain-lain. 2.4 Cara BentosMemperoleh MakananSumber makanan utama untuk bentos adalah alga dan organik limpasan dari tanah. Di perairan pantai dan tempat-tempat lain di mana cahaya mencapai bagian bawah, hewan bentik seperti diatom yang mampu berfotosintesis dapat berkembang biak.Adapun cara dari setiap bentos untuk memperoleh makanannya adalah sebagai berikut :

Filter FeederFilter feeder atau sering disebut suspension feeder, adalah hewan yang makan dengan menyaring padatan tersuspensi dan partikel makanan dari air, biasanya dengan melewatkan air melalui struktur penyaringan khusus. Contohya seperti spons dan Cypraea sp. yang memiliki tubuh yang keras. Proses ini dapat terjadi pada daerah yang berpasir.

Deposit FeedersDeposit feeders, adalah binatang atau hewan yang mengkonsumsi sisa-sisa makanan pada substratum di bagian bawah air. Seperti polychaetes yang memiliki permukaan tubuh yang lunak. Ikan, bintang laut, Paphia Sp., cumi, dan krustasea yang merupakan predator. Organisme bentik, seperti bintang laut , tiram , kima , teripang , bintang rapuh dan anemon laut , memainkan peran penting sebagai sumber makanan bagi ikan dan manusia

2.5 Peranan Penting BentosBentos sebenarnya memiliki peranan yang penting dalam suatu ekosistem. Berikut ini akan diuraikan pentingnya keberadaan bentos dalam suatu ekosistem.

Bentos berfungsi dalam proses rantai makanan. Bentos merupakan bagian penting dari rantai makanan, terutama untuk ikan. Banyak invertebrata memakan alga dan bakteri, yang berada di ujung bawah rantai makanan. Beberapa rusak dan makan daun dan bahan organik lainnya yang masuk air. Karena kelimpahan mereka dan posisi sebagai "perantara" dalam rantai makanan air, bentos memainkan peran penting dalam aliran alami energi dan nutrisi. Invertebrata bentos yang sudah mati akan membusuk dan kemudian meninggalkan nutrisi yang digunakan kembali oleh tanaman air dan hewan lainnya dalam rantai makanan.

Bentos dapat digunakan untuk melihat kualitas air pada suatu perairan.Tidak seperti ikan, bentos tidak bisa bergerak banyak sehingga mereka kurang mampu menghindar dari efek sedimen dan polutan lain yang mengurangi kualitas air. Oleh karena itu, bentos dapat memberikan informasi mengenai kualitas air sungai dan kualitas air danau. siklus hidup lama mereka memungkinkan penelitian yang dilakukan oleh ahli ekologi akuatik untuk menentukan setiap penurunan kualitas lingkungan.

Bentos merupakan grup yang sangat beragam hewan air, dan sejumlah besar spesies memiliki berbagai tanggapan terhadap stres seperti polutan organik, sedimen, dan toxicants. bentik makroinvertebrata Banyak berumur panjang, yang memungkinkan deteksi peristiwa masa lalu seperti pencemaran tumpahan pestisida dan ilegal dumping.

2.6 Faktor-faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi BentosSebagaimana kehidupan biota lainnya, penyebaran jenis dan populasi komunitas bentos ditentukan oleh sifat fisik, kimia dan biologi perairan. Sifat fisik perairan seperti pasang surut, kedalaman, kecepatan arus, kekeruhan atau kecerahan, substrat dasar dan suhu air. Sifat kimia antara lain kandungan oksigen dan karbondioksida terlarut, pH, bahan organik, dan kandungan hara berpengaruh terhadap hewan bentos. Sifat-sifat fisika-kimia air berpengaruh langsung maupun tidak langsung bagi kehidupan bentos. Perubahan kondisi fisika-kimia suatu perairan dapat menimbulkan akibat yang merugikan terhadap populasi bentos yang hidup di ekosistem perairan Oksigen adalah gas yang amat penting bagi hewan. Perubahan kandungan oksigen terlarut di lingkungan sangat berpengaruh terhadap hewan air. Kebutuhan oksigen bervariasi, tergantung oleh jenis, stadia, dan aktivitas. Kandungan oksigen terlarut mempengaruhi jumlah dan jenis makrobentos di perairan. Semakin tinggi kadar O2 terlarut maka jumlah bentos semakin besar.Nilai pH menunjukkan derajad keasaman atau kebasaan suatu perairan yang dapat mempengaruhi kehidupan tumbuhan dan hewan air. pH tanah atau substrat akan mempengaruhi perkembangan dan aktivitas organisme lain. Bagi hewan bentos pH berpengaruh terhadap menurunnya daya stress.Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi zona fotosintesis dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman. Kekeruhan, terutama disebabkan oleh lumpur dan partikel yang mengendap, seringkali penting sebagai faktor pembatas. Kekeruhan dan kedalaman air pempunyai pengaruh terhadap jumlah dan jenis hewan bentos.Tipe substrat dasar ikut menentukan jumlah dan jenis hewan bentos disuatu perairan tipe substrat seperti rawa tanah dasar berupa lumpur. Macam dari substrat sangat penting dalam perkembangan komunitas hewan bentos. Pasir cenderung memudahkan untuk bergeser dan bergerak ke tempat lain. Substrat berupa lumpur biasanya mengandung sedikit oksigen dan karena itu organisme yang hidup didalamnya harus dapat beradaptasi pada keadaan ini Perubahan tekanan air ditempat-tempat yang berbeda kedalamannya sangat berpengaruh bagi kehidupan hewan yang hidup di dalam air. Perubahan tekanan di dalam air sehubungan dengan perubahan kedalaman adalah sangat besar. Faktor kedalaman berpengaruh terhadap hewan bentos pada jumlah jenis, jumlah individu, dan biomass. Sedangkan faktor fisika yang lain adalah pasang surut perairan, hal ini berpengaruh pada pola penyebaran hewan bentos.Faktor biologi perairan juga merupakan faktor penting bagi kelangsungan hidup masyarakat hewan bentos sehubungan dengan peranannya sebagai organisme kunci dalam jaring makanan, sehingga komposisi jenis hewan yang ada dalam suatu perairan seperti kepiting, udang, ikan melalui predasi akan mempengaruhi kelimpahan bentos.

2.7 Lamun 2.8 PlanktonPlankton merupakan kelompok organisme yang hanyut bebas dalam air dan sangat lemah daya renangnya. Istilah plankton adalah suatu istilah umum, kemampuan gerak organisme-organisme planktonik demikian lemah sehingga mereka sama sekali disukai oleh gerakan-gerakan air. Plankton terdiri atas dua golongan yakni fitoplankton yang merupakan tumbuhan renik yang bebas melayang dan hanyut dalam air serta mampu berfotosintesis dan zooplankton yang merupakan hewan air yang berukuran renik, dimana organisme ini dapat ditemukan baik di air tawar maupun air laut.Plankton adalah organisme yang hidup melayang atau mengambang di dalam air. Kemampuan geraknya, kalaupun ada, sangat terbatas hingga organisme tersebut selalu terbawa arus. Plankton dapat dibagi menjadi dua golongan utama yaitu fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton (nabati) merupakan tumbuhan yang sangat banyak ditemukan di perairan, tetapi ukurannya mikroskopis sukar dilihat kehadirannya. Kosentrasinya bisa ribuan hingga jutaan sel per liter air laut. Zooplankton seringpula disebut plankton hewani, terdiri dari sangat banyak jenis hewan. Ukurannya lebih besar daripada fitoplankton, bahkan adapula yang mencapai lebih satu meter seperti ubur-ubur.Plankton berbeda dengan nekton yang merupakan hewan yang mempunyai kemampuan aktif berenang bebas, tidak bergantung pada arus, seperti misalnya ikan, cumi-cumi, dan paus. Lain pula dengan bentos yang merupakan biota yag hidupnya melekat, menancap, merayap, atau meliang (membuat liang) di dasar laut, seperti misalnya kerang, teripang, bintang laut,dan karang (coral). Plankton dapat dibagi menjadi beberapa golongan sesuai dengan fungsinya, ukurannya, daur hidupnya, atau sifat sebenarnya.Plankton adalah organisme yang menyumbang 80% kebutuhan oksigen yang ada di bumi ini. Dengan kemampuannya berespisari menghasilkan gelembung-gelembung oksigen yang terdapat di dalam laut, oksigen tersebut terlepas ke udara dan menjadi gas yang bisa kita nikmati sekarang. Plankton terdiri dari fitoplankton dan zooplankton, masing masing memiliki kontribusi yang berbeda di alam, namun juga memiliki ikatan yang sangat erat, hal ini di karenakan karena fitoplankton merupakan penyuplai energi dari zooplankton. Dimana fitoplankton merupakan bagian dari plankton yang berupa tumbuhan laut yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta mampu berfotosintesis. Sedangkan zooplankton adalah hewan laut yang planktonik.

Penggolongan PlanktonPlankton dapat digolongkan menjadi beberapa :1. Berdasarkan FungsiSecara fungsional, plankton digolongkan menjadi empat golongan utama, yaitu fitoplankton, zooplankton, bakterioplankton, dan virioplankton.a. FitoplanktonFitoplankton disebut juga plankton nabati, adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung atau melayang dilaut. Ukurannya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Umumnya fitoplankton berukuran 2 200m (1 m = 0,001mm). fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal, tetapi juga ada yang berbentuk rantai Meskipun ukurannya sangat kecil, namun fitoplankton dapat tumbuh dengan sangat lebat dan padat sehingga dapat menyebabkan perubahan warna pada air laut. Fitoplankton mempunyai fungsi penting di laut, karena bersifat autotrofik, yakni dapat menghasilkan sendiri bahan organic makanannya. Selain itu, fitoplankton juga mampu melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan bahan organic karena mengandung klorofil. Karena kemampuannya ini fitoplankton disebut sebagai primer producer. Bahan organic yang diproduksi fitoplankton menjadi sumber energi untuk menjalan segala fungsi faalnya. Tetapi, disamping itu energi yang terkandund didalam fitoplankton dialirkan melalui rantai makanan. Seluruh hewan laut seperti udang, ikan, cumi cumi sampai ikan paus yang berukuran raksasa bergantung pada fitoplankton baik secara langsung atau tidak langsung melalui rantai makanan.b. ZooplanktonZooplankton, disebut juga plankton hewani, adalah hewan yang hidupnya mengapung, atau melayang dalam laut. Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan ke mana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik, yang maksudnya tak dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan inorganik. Oleh karena itu, untuk kelangsungan hidupnya is sangat bergantung pada bahan organik dari fitoplankton yang menjadi makanannya. Jadi zooplankton lebih berfungsi sebagai konsumen (consumer) bahan organik.Ukurannya yang paling umum berkisar 0,2 - 2 mm, tetapi ada juga yang berukuran besar misalnya ubur-ubur yang bisa berukuran sampai lebih satu meter. Kelompok yang paling umum ditemui antara lain kopepod (copepod), eufausid (euphausid), misid (mysid), amfipod (amphipod, kaetognat (chaetognath). Zooplankton dapat dijumpai mulai dari perairan pantai, perairan estuaria di depan muara sampai ke perairan di tengah samudra, dari perairan tropis hingga ke perairan kutub.Zooplankton ada yang hidup di permukaan dan ada pula yang hidup di perairan dalam. Ada pula yang dapat melakukan migrasi vertikal harian dari lapisan dalam ke permukaan. Hampir semua hewan yang mampu berenang bebas (nekton) atau yang hidup di dasar Taut (bentos) menjalani awal kehidupannya sebagai zooplankton yakni ketika masih berupa terlur dan larva. Baru dikemudian hari, menjelang dewasa, sifat hidupnya yang semula sebagai plankton berubah menjadi nekton atau bentos.c. BakterioplanktonBakterioplankton, adalah bakteri yang hidup sebagai plankton. Kini orang makin memahami bahwa bakteri pun banyak yang hidup sebagai plankton dan berperan penting dalam lour hara (nutrient cycle) dalam ekosistem Taut. la mempunyai ciri yang khas, ukurannya sangat halus (umumnya < style="letter-spacing: -0.15pt;">mempunyai klorofil yang dapat berfotosintesis. Fungsi utamanya dalam ekosistem laut adalah sebagai pengurai (decomposes). Semua biota laut yang mati, akan diuraikan oleh bakteri sehingga akan menghasilkan hara seperti fosfat, nitrat, silikat, dan sebagainya. Hara ini kemudian akan didaur-ulangkan dan dimanfaatkan lagi oleh fitoplankton dalam prows fotosintesis Sachlan. d. VirioplanktonVirioplankton adalah virus yang hidup sebagai plankton. Virus ini ukurannya sangat kecil ( kurang dari 0,2 um ) dan menjadikan biota lainnya, terutama bakterioplankton dan fitoplankton, sebagai inang (host). Tanpa inangnya virus ini tak menunjukkan kegiatan hayati. Tetapi virus ini dapat pula memecahkan dan mematikan sel-sel inangnya. Baru sekitar dua dekade lalu para ilmuwan banyak mengkaji virioplankton ini dan menunjukkan bahwa virioplankton pun mempunyai fungsi yang sangat penting dalam daur karbon (carbon cycle) di dalam ekosistem laut.

2. Berdasarkan UkuranUkuran plankton sangat beraneka ragam, dari yang sangat kecil kingga yang besar. Dulu orang menggolongkan plankton dalam tiga kategori berdasarkan ukurannya, yakni:a. Plankton jaring (netplankton): plankton yang dapat tertangkap dengan jaring dengan mata jaring (mesh size) berukuran 20 ,um, atau dengan kata lain plankton berukuran lebih besar dari 20 ,um.b. Nanoplankton: plankton yang lolos dari jaring, tetapi lebih besar dari 2,um. Atau berukuran 2-20 ,um;c. Ultrananoplankton: plankton yang berukuran lebih kecil dari 2 m.

Kini, dengan kemajuan teknik penyaringan yang dapat lebih baik memilah-milah partikel yang sangat halus, penggolongan plankton berdasarkan ukurannya lebih berkembang :a. Megaplankton (20-200 cm)Ada juga yang menyebutnya megaloplankton. Banyak uburubur termasuk dalam golongan ini. Ubur-ubur Schyphomedusa, misalnya bisa mempunyai ukuran diameter payungnya sampai lebih dari satu meter, sedangkan umbai-umbai tentakelnya bisa sampai beberapa meter pajangnya. Plankton raksasa yang berukuran terbesar di dunia adalah ubur-ubur Cyanea arctica yang payungnya bisa berdiameter lebih dua meter dan dengan panjang tentake130 m lebih.b. Makroplankton (2-20 cm)Contohnya adalah eufausid, sergestid, pteropod. Larva ikan banyak pula termasuk dalam golongan ini (Lamberti, 1996).c. Mesoplankton (0,2-20 mm)Sebagian besar zooplankton berada dalam kelompok ini, seperti kopepod, amfipod, ostrakod, kaetognat. Ada juga beberapa fitoplankton yang berukuran besar masuk dalam golongan ini seperti Noctiluc.

3. Berdasarkan Daur HidupnyaBerdasarkan daur hidupnya plankton dibagi menjadi : HoloplanktonDalam kelompok ini termasuk plankton yang seluruh daur hidupnya dijalani sebagai plankton, mulai dari telur, larva, hingga dewasa. Kebanyakan zooplankton termasuk dalam golongan ini. Contohnya : kokepod, amfipod, salpa, kaetognat. Fitoplankton termasuk juga umumnya adalah holoplankton MeroplanktonPlankton dari golongan ini menjadi kehidupannya sebagai plankton hanya pada tahap awal dari daur hidup biota tersebut, yakni pada tahap sebagai telur dan larva saja. Beranjak dewasa ia akan berubah menjadi nekton, yakni hewan yang dapat aktif berenang bebas, atau sebagai bentos yang hidup menetap atau melekat didasar laut. Oleh sebab itu, meroplankton sering pula disebut sebagai plankton sementara.Pada umumnya ikan menjalai hidupnya sebagai plankton ketika masih dalam tahap telur dan larva kemudian menjadi nekton sstelah dapat berenang bebas. Kerang dan karang adalah contoh hewan yang pada awalnya hidup sebagai plankton pada tahap telur hingga larva, yang selanjutnya akan menjalani hidupnya sebagai bentos yang hidup melekat atau manancap didasar laut.Meroplankton ini sangat banyak ragamnya dan umumnya mempunyai bentuk yang sangat berbeda dari bentuk dewasanya. Larva crustacea seperti udang dan kepiting mempunyai perkembangan larva yang bertingkat tingkat dengan bentuk yang sedikitpun tidak menunjukkan persamaan dengan bentuk yang dewasa. mengenai meroplankton ini menjadi sangat penting dalam kaitannya dengan upaya buidaya udang, crustacea, mollusca, dan ikan Tikoplankton Tikoplankton sebenarnya bukanlah plankton yang sejati karena biota ini dalam keadaan normalnya hidup didasar laut sebagai bentos. Namun karena gerak air menyebabkan ia terlepas dari dasar dan terbawa arus mengembara sementara sebagai plankton.

4. Berdasarkan Sebaran HorizontalPlankton terdapat dilingkungan air tawar hingga tengah samudra. Dari perairan tropis hingga ke perairan kutub. Boleh dikatakan tak ada permukaan laut yang tidak dihuni oleh plankton. Berdasarkan sebaran horizontalnya, plankton dibagi menjadi:a. Plankton NeritikPlankton neritik (neritic plankton) hidup di perairan pantai dengan salinitas (kadar garam) yang relatif rendah. Kadang-kadang masuk sampai ke perairan payau di depan muara dengan salinitas sekitar 510 psu (practical salinity unit; dulu digunakan istilah /oo atau permil, g/kg). Akibat pengaruh lingkungan yang terus-menerus berubah disebabkan arus dan pasang surut, komposisi plankton neritik ini sangat kompleks, bisa merupakan campuran plankton laut dan plankton asal perairan tawar. Beberapa di antaranya malah telah dapat beradaptasi dengan lingkungan estuaria (muara) yang payau, misalnya Labidocera muranoi.b. Plankton OseanikPlankton oseanik (oceanic plankton) hidup di perairan lepas pantai hingga ke tengah samudra. Karena itu plankton oseanik ditemukan pada perairan yang salinitasnya tinggi. Karena luasnya wilayah perairan oseanik ini, maka banyak jenis plankton tergolong dalam kelompok ini. Penggolangan seperti di atas tidaklah terlalu kaku, karena ada juga plankton yang hidup mulai dari perairan neritik hingga oseanik hingga dapat disebut neritik-oseanik.

5. Berdasarkan Sebaran VertikalPlankton hidup di laut mulai dari lapisan tipis di permukaan sampai pada kedalaman yang sangat dalam. Dilihat dari sebaran vertikalnya plankton dapat dibagi menjadi:a. EpiplanktonEpiplankton adalah plankton yang hidup di lapisan permukaan sampai kedalaman sekitar 100 m. Lapisan laut teratas ini kira-kira sedalam sinar matahari dapat menembus. Namun dari kelompok epilankton ini ada juga yang hanya hidup di lapisan yang sangat tipis di permukaan yang langsung berbatasan dengan udara. Plankton semcam ini disebut neuston. Contoh yang menarik adalah fitoplankton Trichodesmium (Gambar 10.), yang merupakan sianobakteri berantai panj ang yang hidup di permukaan dan mempunyai keistimewaan dapat mengikat nitrogen langsung dari udara. Neuston yang hidup pada kedalaman sekitar 0-10 cm disebut hiponeuston. Ternyata lapisan tipis ini mempunyai arti yang penting karena bisa mempunyai komposisi jenis yang kompleks.Dari kelompok neuston ini ada juga yang mengambang di permukaan dengan sebagian tubuhnya dalam air dan sebagian lain lagi tersembul ke udara. Yang begini disebut pleuston.b. MesoplanktonMesoplankton yakni plankton yang hidup di lapisan tengah, pada kedalaman sekitar 100-400 m (jangan dikelirukan dengan ukuran plankton yang istilahnya sama). Pada lapisan ini intensitas cahaya sudah sangat redup sampai gelap. Oleh sebab itu, di lapisan ini fitoplankton, yang memerlukan sinar matahari untuk fotosintesis, umumnya sudah tidak dijumpai. Lapisan ini dan lebih dalam didominasi oleh zooplankton. Beberapa kopepod seperti Eucheuta marina tersebar secara vertikal sampai ke lapisan ini atau lebih dalam. Dari kelompok eufausid juga banyak yang terdapat di lapisan ini, misalnya Thysanopoda, Euphausia, Thysanoessa, Nematoscelis. Tetapi eufausid ini juga dapat melakukan migrasi vertikal sampai ke lapisan di atasnya.c. HipoplanktonHipoplankton adalah plankton yang hidupnya pada kedalaman lebih dari 400 m. Termasuk dalam kelompok ini adalah batiplankton (bathyplankton) yang hidup pada kedalaman > 600 m, dan abisoplankton (abyssoplankton) yang hidup di lapisan yang paling dalam, sampai 3000 - 4000 m.Sebagai contoh, dari kelompok eufausid, Bentheuphausia ambylops (Gambar 13) dan Thysanopoda adalah jenis tipikal laut-dalam yang menghuni perairan pada kedalaman lebih dari 1500 m. Kelompok kaetognat Eukrohnia hamata, dan Eukrohnia bathypelagica, termasuk yang hidup pada kedalaman lebih dari 1000 m.

Fungsi PlanktonSeperti yang kita ketahui,plankton adalah salah satu komponen utama dalam sistem mata rantai dan jaring makanan. Plankton-plankton menjadi makanan bagi sejumlah konsumen dalam sistem mata rantai makanan dan jaring makanan.Peranan plankton di perairan sangat penting karena plankton merupakan pakan alami bagi ikan kecil dan hewan air lainnya. Plankton dalam suatu perairan mempunyai peranan yang sangat penting.Plankton terdiri dari fitoplankton yang merupakan produsen utama dan dapat menghasilkan makanannya sendiri dan merupakan makanan bagi hewan seperti zoo, ikan udang dan kerang melalui proses fotosintesis dan zooplankton yang bersifat hewani dan beraneka ragam. Fitoplankton merupakan organisme autotroph utama dalam kehidupan di laut. Melalui proses fotosisntesis yang dilakukannya, fitoplankton mampu menjadi sumber energi bagi seluruh biota laut lewat mekanisme rantai makanan. Walaupun memiliki ukuran yang kecil namun memiliki jumlah yang tinggi sehingga mampu menjadi pondasi dalam piramida makanan di laut.

Habitat PlanktonPlankton hidup di pesisir pantai di mana ia mendapat bekal garam mineral dan cahaya matahari yang mencukupi. Ini penting untuk memungkinkannya terus hidup. Mengingat plankton menjadi makanan ikan, tidak mengherankan bila ikan banyak terdapat di pesisir pantai. Itulah sebabnya kegiatan menangkap ikan aktif dijalankan di kawasan itu.Selain sisa-sisa hewan, plankton juga tercipta dari tumbuhan. Jika dilihat menggunakan mikroskop, unsur tumbuhan alga dapat dilihat pada plankton. Beberapa makhluk laut yang memakan plankton adalah seperti batu karang, kerang, dan ikan pausPerairan muara memiliki ciri berfluktuasinya salinitas, yang akan tampak pada saat tertentu, bervariasi bergantung pada musim, topografi muara, pasang surut dan jumlah air tawar. Ciri lain, substrat berlumpur, yang sering kali sangat lunak, berasal dari sedimen yang dibawa ke dalam muara oleh air laut maupun air tawar. Juga suhu lebih bervariasi daripada di perairan didekatnya karena volume air lebih kecil sedangkan luas permukaan lebih besar, dengan demikian pada kondisi atmosfer yang ada, air estuaria ini lebih cepat dingin dan lebih cepat panas. Kekeruhan juga menjadi ciri perairan ini, dimana kekeruhan tertinggi terjadi saat aliran sungai maksimum.Kondisi perairan muara mempengaruhi jumlah spesies plankton yang mendiami sistem muara. Menurut Barnes (1974), jumlah spesies pada umumnya jauh lebih sedikit daripada yang mendiami habitat air tawar atau air laut didekatnya. Hal ini antara lain karena ketidakmampuan organisme air tawar mentolerir kenaikan salinitas dan organisme air laut mentolerir penurunan salinitas estuaria.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi planktonFaktor yang mempengaruhi pertumbuhan plankton dibagi dalam dua kelompok, yaitu : faktor fisik dan faktor kimia 1. Faktor fisik : cahaya, temperatur air, kekeruhan/kecerahan, pergerakan air. 2. Faktor kimia : oksigen terlarut, pH, salinitas, nutrisi

CahayaKetersediaan cahaya di perairan baik secara kuantitatif maupun kualitatif sangat tergantung pada waktu (harian, musiman, tahunan), tempat (kedalaman, letak geografis), kondisi prevalen di atas permukaan perairan (penutupan awan), atau dalam perairan (absorpsi oleh air dan material-material terlarut, serta penghamburan oleh partikel-partikel tersuspensi). Bagi hewan laut, cahaya mempunyai pengaruh terbesar secara tidak langsung, yakni sebagai sumber energi untuk proses fotosintesis tumbuh-tumbuhan yang menjadi tumpuan hidup mereka karena menjadi sumber makanan. Cahaya juga merupakan faktor penting dalam hubungannya dengan perpindahan populasi hewan laut. Hubungan antara cahaya dan perpindahan hewan laut ini banyak dipelajari, terutama pada plankton hewan.Laju pertumbuhan fitoplankton sangat tergantung pada ketersediaan cahaya di dalam perairan. Laju pertumbuhan maksimum fitoplankton akan mengalami penurunan bila perairan berada pada kondisi ketersediaan cahaya yang rendah.

SuhuSuhu air dapat mempengaruhi sifat fisika kimia perairan maupun biologi, antara lain kenaikan suhu dapat menurunkan kandungan oksigen serta menaikkan daya toksit yang ada dalam suatu perairan. Suhu air mempengaruhi kandungan oksigen terlarut dalam air, semakin tinggi suhu maka semakin kurang kandungan oksigen terlarut. Suhu air mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses pertukaran zat atau metabolism dari makhluk hidup dan suhu juga mempengaruhi pertumbuhan plankton. Perkembangan plankton optimal terjadi dalam kisaran suhu antara 25oC-30oC.

Kekeruhan/kecerahanKekeruhan sangat mempengaruhi perkembangan plankton, apabila kekeruhan tinggi maka cahaya matahari tidak dapat menembus perairan dan menyebabkan fitoplankton tidak dapat melakukan proses fotosintesis.

Pergerakan AirArus berpengaruh besar terhadap distribusi organism perairan dan juga meningkatkan terjadinya difusi oksigen dalam perairan. Arus juga membantu penyebab plankton dari satu tempat ke tempat lainnya dan membantu menyuplai bahan makanan yang dibutuhkan plankton.Derajat Keasaman (pH)Derajat keasaman (pH) berpengaruh sangat besar terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan air sehingga sering digunakan sebagai petunjuk untuk menyatakan baik atau tidaknya kondisi air sebagai media hidup. Apabila derajat keasaman tinggi apakah itu asam atau basa menyebabkan proses fisiologis pada plankton terganggu.

Oksigen TerlarutOksigen terlarut diperlukan oleh tumbuhan air, plankton dan fauna air untuk bernapas serta diperlukan oleh bakteri untuk dekomposisi. Dengan adanya proses dekomposisi yang dilakukan oleh bakteri menyebabkan keadaan unsur hara tetap tersedia di perairan. Hal ini snagat menunjang pertumbuhan air, plankton dan perifiton.

SalinitasSalinitas berperanan penting dalam kehidupan organisme, misalnya distribusi biota akuatik. Nybakken (1992) menyatakan bahwa pada daerah pesisir pantai merupakan perairan dinamis, yang menyebabkan variasi salinitas tidak begitu besar. Organisme yang hidup cenderung mempunyai toleransi terhadap perubahan salinitas sampai dengan 15 .

NutrisiNutrisi sangat berperan penting untuk pertumbuhan plankton, nutrisi yang paling penting dalam hal ini adalah nitrat (NO3) dan phosphat (PO4) phytoplankton mengkonsumsi nitrogen dalam banyak bentuk, seperti nitrogen dari nitrat, ammonia, urea, asam amino. Tetapi phytoplankton lebih cendrung mengkonsumsi nitrat dan ammonia. Nitrat lebih banyak didapati di dasar yang banyak mengandung unsur organik ketimbang dari air laut, nitrat juga bisa diperoleh dari siklus nitrogen. Nitrogen dari nitrat adalah salah satu unsur penting untuk pertumbuhan blue green alga dan phytoplankton lainnya. Peranan plankton di perairan sangat penting karena plankton merupakan pakan alami bagi ikan kecil dan hewan air lainnya. Plankton merupakan mata rantai utama dalam rantai makanan di perairan plankton dalam suatu perairan mempunyai peranan yang sangat penting. Plankton terdiri dari fitoplankton yang merupakan produsen utama dan dapat menghasilkan makanannya sendiri dan merupakan makanan bagi hewan seperti zoo, ikan, udang dan kerang melalui proses fotosintesis dan zooplankton yang bersifat hewani dan beraneka ragam. Fitoplankton adalah makanan yang terpenting dalam perikanan darat yang merupakan makanan primer. Suatu perairan dikatakan subur apabila di dalamnya banyak terdapat produsen primer yaitu fitoplankton baik kuantitas maupun kualitasny

BAB IIIMETODOLOGI3.1 Waktu dan TempatPraktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa,27 November 2012 pada pukul 08.00 WIB s/d selesai,bertempat di Pantai Pulau Harapan dan Perairan Pulau Harapan, Kepulauan Seribu, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu Jakarta Utara.

3.2 Alat dan BahanAdapun alat dan bahan yang digunakan pada praktkum kali ini adalah sebagai berikut :Pengamatan LamunAlat dan bahan pengamatan lamun adalah sebagai berikut :NoAlat dan BahanFungsi

1 .Roll meter 100 meter/Tali nilon 100m Untuk mengukur panjang transek

2 .Transek Kuadrat 1x1 m Untuk mengetahui tutupan lamun

3 .Masker dan Snorkel Untuk pengamatan sampel di dalam air

4 .Pisau Kecil Untuk memotong atau mengambil sampel

5 .Plastik Sampel 5 kg Untuk membungkus sampel vegetasi

6 .Sabak Untuk mencatat data pada kondisi basah

7 .Alat Tulis Untuk perlengkapan pencatatan data

8 .Tabel Datasheet Untuk mengcover data yang sudah didapat

Bentos Alat dan bahan pengamatan bentos di lamun adalah sebagai berikut :NoAlat dan BahanFungsi

1Roll meter 100 meter/Tali nilon 100m Untuk mengukur panjang transek

2Transek Kuadrat 1x1 m Untuk mengetahui tutupan lamun

3Masker dan Snorkel Untuk pengamatan sampel di dalam air

4Sekop/Pipa Paralon Untuk mengambil sampel bentos

5Saringan diameter 30 cm Untuk mengambil dan menyaring sampel

6Sabak Untuk mencatat data pada kondisi basah

7Alat Tulis Untuk perlengkapan pencatatan data

8KameraUntuk mengambil dokumentasi objek

9

Wadah Sampel/Toples

Untuk tempat sampel yang sudah diambil

10Tabel datasheet

Untuk mengcover data yang sudah didapat

PlanktonA. Di LapanganNo.Alat dan bahanFungsi

1.Botol FilmSebagai wadah sampel plankton

2.EmberUntuk mengambil sampel air

3.Formalin 4%Untuk mengawetkan sampel

4.Plankton-netUntuk menyaring sampel air

B. LaboratoriumNo.Alat dan bahanFungsi

1.AquadesUntuk mengkalibrasi/menetralisir Sedgwick Rafter Counting Cell (SRCC).

2.MikroskopUntuk mengidentifikasi plankton

3.LaptopSebagai media penyimpanan data

4.Pipet tetesUntuk meneteskan sampel ke Sedgwick Rafter Counting Cell (SRCC)

5.SRCC( Sedgwick Rafter Counting Cell)Sebagai media/wadah sampel yang akan dididentifikasi

3.3 Cara Kerja

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil4.1.1. Hasil Pengamatan dan Analisis Lamun PlotJenis SpesiesJumlah Petak Jumlah Individu Luas Total Area /A

Terisi (pi)(ni)(m)

1Enhalus acoroides51851

2Halophila minor 31411

Enhalus acoroides3811

3Halophila minor3201

Enhalus acoroides4971

Tabel. 1. Data Lamun

Kerapatan (Di)

Plot 1 (0 m) = D Enhalus acoroides = Plot 2 ( 50 m) =D Halophila minor = 41D Enhalus acoroides = Plot 3 ( 50 m) =D Halophila minor = D Enhalus acoroides =

Kerapatan Relatif (RDi)

Plot 1 (0 m) = RD Enhalus acoroides = Plot 2 ( 50 m) =RD Halophila minor = RD Enhalus acoroides = Plot 3 ( 50 m) =RD Halophila minor = RD Enhalus acoroides =

Frekuensi (Fi)

Plot 1 (0 m) = F Enhalus acoroides =

Plot 2 ( 50 m) =F Halophila minor = F Enhalus acoroides =

Plot 3 ( 50 m) =F Halophila minor = F Enhalus acoroides =

Frekuensi Relatif (RFi)

Plot 1 (0 m) = FR Enhalus acoroides = Plot 2 ( 50 m) =FR Halophila minor = FR Enhalus acoroides = Plot 3 ( 50 m) =FR Halophila minor = FR Enhalus acoroides =

Tutupan (Ci)

Plot 1 (0 m) = C Enhalus acoroides = x100 % = 5%

Plot 2 ( 50 m) =C Halophila minor = x 100% = 3% C Enhalus acoroides = x 100% = 3%

Plot 3 ( 50 m) = C Halophila minor = x 100% = 3% C Enhalus acoroides = x 100% = 4%

Tutupan Relatif (RCi)

Plot 1 (0 m) = RC Enhalus acoroides = Plot 2 ( 50 m) =RC Halophila minor = RC Enhalus acoroides = Plot 3 ( 50 m) =C Halophila minor = C Enhalus acoroides = Indeks Nilai Penting (RDi + RFi + RCi) Plot 1 (0 m) INP Enhalus acoroides = 37 + 1 + 1 = 39 Plot 2 ( 50 m) INP Halophila minor = 28,2 + 0,5 + 0,5= 29,2 INP Enhalus acoroides = 16,2 + 0,5 + 0,5 = 17,2 Plot 3 ( 50 m) INP Halophila minor = 4 + 0,43 + 0,43 =4,86 INP Enhalus acoroides = 19,4 + 0,57 + 0,57 = 20,54StasiunJenis LamunKerapatanFrekuensiTutupan RDiRFiRCiINP

(ind/m)(%)

Plot 1Enhalus acoroides1850,25%371139

Plot 2Halophila minor 1410,123%28,20,50,529,2

Enhalus acoroides810,123%16,20,50,517,2

Plot 3Halophila minor200,123%40,430,434,86

Enhalus acoroides970,164%19,40,570,5720,54

Tabel 2. Analisis Lamun

4.1.2 Hasil Pengamatan dan Analisis BentosStasiunJenisJumlah Individu Dalam KuadratJumlahJumlahJumlahKelimKepa-

Spesies123456TotalkuadratKuadratpahandatan

Individudidalamnyadigunakan

ditemukan

spesies

Plot 1-00000000600

Plot 2Cypraea sp.10010022612

Paphia sp. 00001011611

Plot 3Cypraea sp.01000011611

E. parma10000122611

Halimeda sp.20304093639

Total1696714

Tabel 3. Data BentosIndeks Keanekaragaman Plot 1StasiunJenisSpesies

JumlahTotalIndividuPiLog2 Pipi Log 2 Pi

Plot 1-0000

Total00

H'0

Tabel. 4 Indeks Keanekaragaman Plot 1

Indeks Keanekaragaman Plot 2StasiunJenisSpesiesJumlahTotalIndividuPiLog2 Pipi Log 2 Pi

Plot 2Cypraea sp.20.667-0.5850.389975

Paphia sp.10.333-1.5850.5283208

Total30.9182958

H'0.9183

Tabel. 5 Indeks Keanekaragaman Plot 2

Indeks Keanekaragaman Plot 3StasiunJenisSpesiesJumlahTotalIndividuPiLog2 Pipi Log 2 Pi

Plot 3Paphia sp. 20.154-2.70040.4154523

E. parma 20.154-2.70040.4154523

Halimeda sp.90.692-0.53050.3672794

Total131.1981839

H'1.19818

Tabel. 6 Indeks Keanekaragaman Plot 3

Indeks Dominansi Plot 1StasiunJenisSpesiesJumlahTotalIndividuniPiPi

Plot 1-0000

Total0

C0

Tabel. 7 Indeks Dominansi Plot 1

Indeks Dominansi Plot 2StasiunJenisSpesiesJumlahTotalIndividuniPiPi

Plot 2Cypraea sp.22-0.670.444

Paphia Sp.110.3330.111

Total30.556

C0.55556

Tabel. 8 Indeks Dominansi Plot 2Indeks Dominansi Plot 3StasiunJenisSpesiesJumlahTotalIndividuniPiPi

Plot 3Paphia sp. 220.150.02

E. parma 220.150.02

Halimeda sp.990.690.48

Total130.53

C0.5266

Tabel 9. Indeks Dominansi Plot 3

Indeks Keseragaman Plot 1H'SHmax

000

E 0

Tabel 10. Indeks Keseragaman Plot 1

Indeks Keseragaman Plot 2H'SHmax

0.918321

E0.9183

Tabel 11. Indeks Keseragaman Plot 2

Indeks Keseragaman Plot 3H'SHmax

1.1981831.58496

E0.75597

Tabel 12. Indeks Keseragaman Plot 3

4.1.3 Hasil Pengamatan dan Analisis PlanktonHasil Pengamatan Plankton di TrackingPencacahanNo.KelasStasiun 1Stasiun 2Stasiun 3

Bacillariophyceae

1Chaetoceros100

2Coscinodiscus110

3Rhizosolema267

4Skeletonema91821

5Streptotheca100

Total142528

Tabel 13. Pencacahan Plankton di tracking

KelimpahanNo.KelasStasiun 1Stasiun 2Stasiun 3

Bacillariophyceae

1Chaetoceros500

2Coscinodiscus550

3Rhizosolema102934

4Skeletonema4386100

5Streptotheca500

Total68120134

Tabel 14. Kelimpahan plankton di tracking

Indeks KeanekaragamanStasiun 1No.KelasniPiLog2 Pi Pi Log2 Pi

Bacillariophyceae

1Chaetoceros10.04545-4.459430.202701437

2Coscinodiscus10.04545-4.459430.202701437

3Rhizosolema20.09091-3.459430.314493784

4Skeletonema90.40909-1.289510.527525434

5Streptotheca10.04545-4.459430.202701437

Total14

H'1.450123529

Tabel. 15 Indeks Keanekaragaman Stasiun 1 tracking

Stasiun 2No.KelasniPiLog2 Pi Pi Log2 Pi

Bacillariophyceae

1Chaetoceros0000

2Coscinodiscus10.02564-5.28540.135523134

3Rhizosolema60.15385-2.700440.415452264

4Skeletonema180.46154-1.115480.514835639

5Streptotheca0000

Total25

H'1.065811037

Tabel 16. Indeks Keanekaragaman Stasiun 2 tracking

Stasiun 3No.KelasniPiLog2 Pi Pi Log2 Pi

Bacillariophyceae

1Chaetoceros0000

2Coscinodiscus0000

3Rhizosolema70.24138-2.050630.494978707

4Skeletonema210.72414-0.465660.337204656

5Streptotheca0000

Total28

H'0.832183363

Tabel. 17. Indeks Kaeanekaragaman stasiun 3tracking

Indeks Dominansi Stasiun 1NoKelasniPiPi

Bacillariophyceae

1Chaetoceros10.045450.002066

2Coscinodiscus10.045450.002066

3Rhizosolema20.090910.008264

4Skeletonema90.409090.167355

5Streptotheca10.045450.002066

Total14

C0.181818

Tabel 18. Indeks Dominansi Stasiun 1 tracking

Stasiun 2NoKelasniPiPi

Bacillariophyceae

1Chaetoceros000

2Coscinodiscus10.025640.000657

3Rhizosolema60.153850.023669

4Skeletonema180.461540.213018

5Streptotheca000

Total25

C0.237344

Tabel 19. Indeks Dominansi Stasiun 2 trackingStasiun 3NoKelasniPiPi

Bacillariophyceae

1Chaetoceros000

2Coscinodiscus000

3Rhizosolema70.241380.058264

4Skeletonema210.724140.524376

5Streptotheca000

Total28

C0.58264

Tabel 20. Indeks Dominansi Stasiun 3 tracking

Indeks Keseragaman Stasiun 1H'SHmax

1.4501252.321928095

E = 0.6245

Tabel 21. Indeks Keseragaman Stasiun 1 Tracking

Stasiun 2H'SHmax

1.0658152.321928095

E=0.459

Tabel 22. Indeks Keseragaman Stasiun 2 TrackingStasiun 3H'SHmax

0.8321852.321928095

E=0.3584

Tabel 23. Indeks Keseragaman Stasiun 3 Tracking

Struktur KomunitasKet.Stasiun 1Stasiun 2Stasiun 3

H'1.450121.065810.83218

E0.624530.459020.3584

C0.181820.237340.58264

Tabel 24. Struktur Komunitas Tracking

Gambar . Struktur Komunitas Plankton Tracking

Hasil Pengamatan Plankton di Pantai PencacahanNo.KelasPlot 1Plot 2Plot 3

Bacillariophyceae

1Biddulphia110

2Baccilaria321

3Hemiaulus171

4Thalassionema221

Dinophyceae

5Peridinium120

Total8143

Tabel 25. Pencacahan plankton di PantaiKelimpahanNo.KelasPlot 1Plot 2Plot 3

Bacillariophyceae

1Biddulphia550

2Baccilaria15105

3Rhizosolema102915

4Thalassionema10105

Dinophyceae

5Peridinium50

Total405425

Tabel 26. Kelimpahan Plankton di Pantai

Indeks KeanekaragamanPlot 1No.KelasniPiLog2 Pi Pi Log2 Pi

Bacillariophyceae

1Biddulphia10.04545-4.459430.202701437

2Baccilaria30.13636-2.874470.391973062

3Hemiaulus10.04545-4.459430.202701437

4Thalassionema20.09091-3.459430.314493784

Dinophyceae

5Peridinium10.04545-4.459430.202701437

Total8

H'1.314571157

Tabel 27. Indeks Keanekaragaman Plot 1 PantaiPlot 2No.KelasniPiLog2 Pi Pi Log2 Pi

Bacillariophyceae

1Biddulphia10.02564-5.28540.135523134

2Baccilaria20.05128-4.28540.219764216

3Rhizosolema60.15385-2.700440.415452264

4Thalassionema20.05128-4.28540.219764216

Dinophyceae

5Peridinium20.05128-4.28540.219764216

Total13

H'1.210268047

Tabel 28. Indeks Keanekaragaman Plot 2 Pantai

Plot 3No.KelasniPiLog2 Pi Pi Log2 Pi

Bacillariophyceae

1Biddulphia0000

2Baccilaria10.04762-4.392320.209157973

3Hemiaulus10.04762-4.392320.209157973

4Thalassionema10.04762-4.392320.209157973

Dinophyceae

5Peridinium0000

Total3

H'0.627473918

Tabel 29. Indeks Keanekaragaman Plot 3 Pantai

Indeks DominansiPlot 1NoKelasniPiPi

Bacillariophyceae

1Biddulphia10.045450.002066

2Baccilaria30.136360.018595

3Hemiaulus10.045450.002066

4Thalassionema20.090910.008264

Dinophyceae

5Peridinium10.045450.002066

Total8

C0.033058

Tabel 30. Indeks Dominansi Plot 1 pantai

Plot 2NoKelasniPiPi

Bacillariophyceae

1Biddulphia10.025640.000657

2Baccilaria20.051280.00263

3Hemiaulus70.179490.032216

4Thalassionema20.051280.00263

Dinophyceae

5Peridinium20.051280.00263

Total14

C0.040763

Tabel 31. Indeks Dominansi Plot 2 PantaiPlot3NoKelasniPiPi

Bacillariophyceae

1Biddulphia000

2Baccilaria10.047620.002268

3Hemiaulus10.047620.002268

4Thalassionema10.047620.002268

Dinophyceae

5Peridinium000

Total3

C0.006803

Tabel 32. Indeks Dominansi Plot 3 PantaiIndeks Keseragaman Plot 1H'SHmax

1.314652.321928095

E = 0.566154981

Tabel 33. Indeks Keseragaman Plot 1 Pantai

Plot 2H'SHmax

1.210352.321928095

E = 0.521234077

Tabel 34. Indeks Keseragaman Plot 2 PantaiPlot 3H'SHmax

0.627552.321928095

E = 0.270238307

Tabel 35. Indeks Keseragaman Plot 3 Pantai

Struktur KomunitasKet.Plot 1Plot 2Plot 3

H'1.3151.2100.627

E0.5660.5210.270

C0.0330.0410.007

Tabel 36. Struktur Komunitas plankton Pantai

Gambar . Struktur Komunitas Plankton Pantai

4.1.4 Data Mentah Pengukuran Parameter Kualitas AirdTrackingStasiunPengulanganSalinitasPhTemperatur

ke-

A21338.2828.20

2348.2028.10

3348.2028.10

A31338.2928.30

2348.3028.10

3348.2528.10

A41308.0327.80

2358.0627.80

3338.0627.80

A51348.2327.30

2348.2027.50

3348.2927.70

A61338.3327.40

2328.3327.60

3328.3527.70

A71338.3827.20

2358.3827.10

3348.3527.00

A81318.0727.20

2338.1527.30

3338.1027.30

A91328.0425.50

2338.0626.90

3348.1827.10

Tabel 37. Data Suhu, pH dan Temperatur TrackingTitik KoordinatStasiunLongitudeLatitudeDepth (m)Temp.

A210633'10.7 " E539'08.5" S27.931.7

A310633'30.2" E539'07.3" S17.529.9

A410633'35.4" E538'49.9" S19.129.5

A510633'58.2" E538'47" S22.229.6

A610634'05.6" E538'30.9" S20.329.4

A710634'10.8" E538'42.4" S24.730.1

A810634'25.6" E538'30.5" S27.231.1

A910634'39.215 E538'29.732" S25.9

Tabel 38. Data Titik Koordinat Tracking

KekeruhanStasiunPengulangan ke-

123

A20.440.490.42

A30.740.680.4

A40.550.490.41

A50.760.630.55

A60.840.530.54

A71.320.910.58

A80.590.590.98

A90.960.590.57

Tabel 39. Kekeruhan Tracking

KecerahanStasiunD1 (m)D2 (m)Z (m)

123123123

A2887.56.567242424

A398.57.587717.517.517.5

A487.576.55.56191919

A5876.5766222222

A687.58777252525

A7877666242424

A8877.566.56.5272727

A9988877262626

Tabel 40. Kecerahan Tracking

Current MeterStasiunWaktuTemperatur (C)DirectionSpeedPressure

Perm.KolomDasarPerm.KolomDasarPerm.KolomDasarPerm.KolomDasar

A211.230.00429.45829.444255.020.116.40.3250.0910.0270.17112.8324.9

A310.5730.1429.2329.3113.3309.2149.90.10.0430.0430.019.618.9

A410.3529.1129.43729.429252.2284.8253.60.3390.0390.1180.31411.77223.298

A510.2529.97529.40329.408306.3233.5275.0000.2280.34323.69911.40

A610.0629.70229.45629.451325.8242.3356.70000.1716.79917.599

A79.4529.65229.39429.401328.0222.3268.70.2140.0540.0770.0712.63025.187

A89.3029.86729.42929.429300.2239.7119.90.0710.0780.030.22811.60421.41

A99.0029.78129.4429.4334.3291.6274.600.639.05101524

Tabel 41. Current Meter

PantaiStasiunPengulanganSalinitasDensitaspHTemperaturDOLongitudeLatitude

ke(ppt)(gr/cm)(C)

Plot 113010248.3531.77.33"10634'53.50539'11.9"

23110258.2931.77.33

33210268.2931.97.33

Plot 213210248.0531.27.3210634'41.2"0539'14.5"

23210248.0731.27.41

33210258.0131.37.40

Plot 313310257.7530.87.4610634'53.5"0539'11.9"

23310257.8630.97.44

33410267.9230.97.45

Tabel 42. Data Mentah Parameter Kualitas Perairan di Pantai

Arus dan KecerahanStasiunPengulanganArusKecerahan (cm)

Arah ()Jarak (m)Waktu (s)D1D2Z

Plot 11220560141414

2200360141414

3180460141414

Plot 21180460282828

2180460282828

3170560282828

Plot 311803.560434343

2180460434343

3190560434343

Tabel 43. Arus dan Kecerahan PantaiPEMBAHASANPada Praktikum fieldtrip Ekologi Laut Tropis kali ini dilakukan pada lokasi perairan Pulau Harapan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Terdapat dua titik lokasi yang digunakan untuk lokasi pengukuran parameter yaitu daerah pengukuran perairan dengan tracking dan pengukuran di pantai. Pada tracking, dilakukan pengambilan sampel plankton secara acak dari 8 stasiun. Untuk lamun dan bentos dilakukan siang hari, di pulau Harapan Bagian pantai dengan 3 stasiun. Dimulai dari titik 0 m (Plot 1), titik 50 m (Plot 2), dan titik 100 m (plot 3). Pengamatan lamun menggunakan transek kuadrat dan untuk bentos dilakukan dengan pipa grab serta plankton menggunakan plankton net. Daerah yang digunakan bukanlah merupakan padang lamun, maupun spot lamun. Karena masih terdapat mangrove. Padang lamun ini biasanya berfungsi memperlambat gerakan air sehingga menyebabkan perairan menjadi lebih tenang. Setelah dilakukan pemasangan transek pada titik-titik yang telah dilakukan,didapatkalah bahwa ada hanya ada dua jenis lamun yang dominan pada luasan wilayah atau spot lamun tersebut yaitu Enhalus acoroides atau biasa disebut lamun Tropik dan Halophila minor yang juga acapkali disebut lamun sendok. Umumnya jenis lamun ini merupakan jenis yang memang sering dijumpai di perairan pantai. Di Indonesia, secara umum yang sering dijumpai di bagian pantai adalah Halophila,Cymodocea, dan Enhalus.Setelah dilakukan pengamatan lamun menggunakan transek kuadrat,didapatklah data seperti pengolahan data diatas. Lamun dihitung dan dilakukan pengolahan data untuk mendapatkan kerapatan,kerapatan relatif , frekuensi, frekuensi relatif ,tutupan,tutupan relatif dan indeks nilai penting. Pada titik 0 m (plot 1) hanya ditemukan satu jenis lamun yaitu Enhalus acoroides saja. Jenis ini diketahui memiliki kerapatan sekitar 185 ind/m pada plot 1. Memiliki keraparan relatif sebesar 37, frekuensi sebesar 0,2, frekuensi relatif sebesar 1 dan nilai tutupan sebesar 1dan tutupan relatif serta indeks nilai penting sebesar 39.Kemudian untuk plot 2 pada titik 50 m, ditemukan 2 jenis lamun, satu dari jenis yang sama seperti plot 1, dari jenis Enhalus acoroides dan satu lagi yaitu Halophila minor. Pada Halophila minor diketahui memiliki kerapatan sebesar 141 ind/m, frekuensi sebesar 0,12, kerapatan relatif sebesar 20,2 kemudian frekuensi relatif sebesar 0,5, tutupan relatif sebesar 0,5 dan indeks nilai penting sebesar 29,2. Kemudian pada spesies yang satu lagi yaitu Enhalus acoroides didapatkan kerapatan sebesar 81 ind/m, frekuensi sebesar 0,12, kerapatan relatif sebesar 16,2. Frekuensi relatif sebesar 0,5. Tutupan relatif sebesar 0,5 dan indeks nilai penting sebesar 17,2. Selanjutnya dilakukanlah pengamatan terhadap plot 3 dititik 100 m. Sama halnya dengan plot 2, plot 3 juga memiliki 2 jenis lamun yaitu Halophila minor dan Enhalus acoroides. Pada Halophila minor, didapatkan kerapatan sebesar 20 ind/m, frekuensi sebesar 0,12, kerapatan relatif sebesar 4, frekuensi relatif sebesar 0,12, tutupan relatif sebesar 0,43 dan indeks nilai penting sebesar 4,86. Kemudian untuk Enhalus acoroides didapatan kerapatan sebesar 97 ind/m, frekuensi sebesar 0,16, kerapatan relatif sebesar 19,4. Untuk frekuensi relatif sebesar 0,57; tutupan relatif sebesar 0,57 dan indeks nilai penting sebesar 20,34. Berdasarkan hasil yang didapatkan,skala kerapatan lamun pada luasan wilayan ini termasuk dalam skala 2, dimana terletak antara 25-224 yaitu kondisi jarang, terkecuali untukjenis Halophila minor pada plot ke-2, dinyatakan dalam skala 1 dimana sangat jarang menurut pernyataan Odum (1971).Kemudian untuk bentos, dilakukan pengambilan sampel bentos dengan pipa grab pada keenam petak yang terdapat di transek kuadrat pada masing-masing plot. Setelah didapat, kemudian diayak menggunakan saringan hingga tinggal bentos yang tersisa, kemudian di identifikasi spesies apa saja. Pada plot ke-1 dititik 0 m, tidak ditemukan bentos pada keenam petak transek tersebut. Kemudian pada plot ke-2 dilakukan juga hal yang sama. Pada plot ke-2 didapatkan 2 genus yaitu Cypraea sp dan Paphia sp.Pada plot ke tiga terdapat Cypraea sp dan E. parma serta Halimeda sp.

Jadi total ditemukan 5 jenis bentos pada keseluruhan plot dan jumlah total individu adalah sebesar 16 individu. Kemudian Jumlah kuadrat yang ditemukan spesies adalah 9 petak. Setelah dihitung didapatkan bahwa kelimpahannya sebesar 7 dan jumlah kepadatan total adalah 14. Setelah melakukan pengamatan lamun dan bentos, praktikan juga mengambil sampel plankton di tiga titik stasiun pada saat tracking dan 3 plot pada saat di pantai. Kemudian diidentifikasi dan didapatkan hasil seperti diatas. Jumlah total ada 10 genus yang ditemukan dari 2 kelas yaitu dari kelas Baccilariophyceae dan Dinophyceae. Banyaknya anggota dari kelas Bacillariophyceae ditemukan disebabkan adanya kesesuaian dengan kondisi lingkungan perairan untuk perkembangannya, salah satunya adalah Bacillariophyceae mempunyai toleransi yang kuat terhadap perubahan salinitas di banding kelas yang lainnya oleh karena sifatnya yang euryhalin. Setelah diidentifikasi dilakukan penghitungan pencacahan, kelimpahan, indeks keanekaramagan, indeks keseragaman, indek dominansi dan yang terakhir strutur komunitas. Perhitungan kelimpahan plankton pada suatu perairan berguna untukmengetahui keberadaan organismeplankton pada perairan tersebut,mengingat arti pentingnya keberadaan plankton di dalam suatu perairan yang berperan sebagai pakan alami bagi organisme perairan lainnya. Khususnya fitoplankton yang merupakan produsen primer. Berdasarkan hasil struktur komunitas dua lokasi yaitu tracking dan pantai, dapat diketahui bahwa indeks keseragaman jenisnya bisa dikatakan sedang. Untuk Indeks keanekeragaman cukup rendah. Dimana pada masing-masing stasiun dan lokasi hanya ditemukan beberapa genus saja. Sementara itu untuk indeks dominansi 2 lokasi pengambilan sampel menyatakan bahwa hanya ada satu genus yang mendominasi pada stasiun3 di tracking yaitu Skeletonema.

BAB VPENUTUP5.1 Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data dan kesimpulan, maka didapatkanlah kesimpulan sebagai berikut:1. Kondisi spot lamun pada pulau Harapan berdasarkan kerapatan dinyatakan dalam skala 2 yaitu jarang 2. Sementara untuk tutupan lamun dinyatakan dalam skala 1 yaitu kurang dari 25%.3. Pada bentos, jenis yang paling banyak ditemukan adalah halimeda sp.4. Hanya ditemukan satu genus saja yang paling mendominasi fitoplankton yaitu Skeletonema.5. Skeletonema merupakan genus fitopaplankton yang termasuk cepat berkembangbiak dan memiliki toleransi tinggi terhadap perubahan lingkungan sehingga ketersediaannya cukup melimpah.

5.2 Saran Praktikan menyarankan agar unutk praktikum kedepan penggunaan alat dan perh itungan pengolahan data dilakukan dengan teliti dan hati-hati dengan harapan meningkatnya akurasi dalam hasil yang didapatkan. Ada baiknya juga dilakukan dokumentasi untuk memudahkan mengidentifkasi jenis atau individu yang kita amati.

LAMPIRAN PLANKTON

BiddulphiaBaccilaria

Chaetoceros Coscinodiscus

Rhizosolema Streptotheca

SkeletonemaThalassionema

Peridinium

DAFTAR PUSTAKA

Chusnia, Wilda. 2010. Pengukuran Parameter Kualitas dengan Bentos. http://id. shvoong.com.writers/wildachusnia diakses 25 Oktober 2012.

Effendi, M.I. 1979. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Tama. Yogyakarta.

Heddy, Suwarsono. 1989. Pengantar Ekologi. Rajawali Press. Jakarta.

Irwan, D. 1997. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem & Komunitas Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara

Malino.2012. Ekologi Laut Tropis http://juprimalino.blogspot.com/2012/06/ ekologi-ekosistem-laut-tropis-plankton.html diakses 19/11/2012 pukul 21:30 WIB

Nontji, Anugerah. 2007. Laut Nusantara. Jakarta : Penerbit Djambatan.

Nontji, Anugrah. 2005. Laut Nusantara Djambatan. Jakarta.

Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologi. Jakarta : Gramedia.

Odum, P. Eugene. 1993. Dasar-dasar Ekologi, edisi ketiga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Ramli, D. 1989. Ekologi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Reynolds, C. S. 1984. The Ecology of Freshwater Phytoplankton. Cambridge University Press. Cambridge

Rista.2012. Nekton. http://bahankuliah-tha.blogspot.com/2012/03/ nekton.html diakses pada 20/11/2012 pukul 22:25 WIB

Romimohtarto dan Juwana. 2000. Biologi Laut. Jakarta : Gramedia.

Romimohtarto, Kasjian dan Srijuwana. 2001. Biologi Laut. Djambatan. Jakarta.Setyobudiandi, I. 1997. Makrozoobentos. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Triyanda, heru. 2012. Biologi Laut. http://kuliahkelautan.blogspot.com/ 2012/10/ilmu-kelautan-biologi-laut-nekton-dan.html diakses 20/11/2012 pukul 21:23 WIB

Wikipedia.2010. Pari Manta. http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_pari_manta. Diakses 20/11/2012 puku; 19:55 WIB

7