estetika_bentuk

10
MINGGU 7 KESATUAN (UNITY) Dengan melihat bahwa kesatuan bergantung pada cara yang diterapkan untuk memperoleh hubungan yang baik antara masing – masing elemen bentuk, demi bentuk yang jelas. Pada awal proses berkarya diperlukan satu konsep pengolahan. Dalam kerangka inilah siswa dikenalkan pada istilah satu konsep untuk satu karya, yaitu satu konsep yang dipilah dari sekian banyak kemungkinan untuk dilaksanakan saat itu. Kesatuan dapat dihadirkan dalam tiga jenis berdasarkan elemen yang membangun, yaitu: 1. Kesatuan dengan anologi Kesatuan ini diperoleh dari susunan elemen – elemen yang memiliki sifat senada. 2. Kesatuan dengan konsep komplementer Kesatuan ini diperoleh dari susunan elemen – elemen yang saling melengkapi. 3. Kesatuan dengan konsep kontras Kesatuan ini diperoleh dari susunan elemen yang kontras satu sama lain.

Upload: dadan-hamdani-zamil

Post on 24-Jan-2016

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

estetika bentuk

TRANSCRIPT

Page 1: Estetika_Bentuk

MINGGU 7

KESATUAN (UNITY)

Dengan melihat bahwa kesatuan bergantung pada cara yang diterapkan

untuk memperoleh hubungan yang baik antara masing – masing elemen bentuk,

demi bentuk yang jelas.

Pada awal proses berkarya diperlukan satu konsep pengolahan.

Dalam kerangka inilah siswa dikenalkan pada istilah satu konsep untuk satu karya,

yaitu satu konsep yang dipilah dari sekian banyak kemungkinan untuk dilaksanakan

saat itu.

Kesatuan dapat dihadirkan dalam tiga jenis berdasarkan elemen yang membangun,

yaitu:

1. Kesatuan dengan anologi

Kesatuan ini diperoleh dari susunan elemen – elemen yang memiliki sifat

senada.

2. Kesatuan dengan konsep komplementer

Kesatuan ini diperoleh dari susunan elemen – elemen yang saling

melengkapi.

3. Kesatuan dengan konsep kontras

Kesatuan ini diperoleh dari susunan elemen yang kontras satu sama lain.

Sebuah bentuk yang dibangun oleh pola komplementer (saling melengkapi)

membutuhkan akurasi yang tinggi untuk mencapai keutuhan ungkapan.

Dengan melihat hal tersebut maka keselarasan menitik-beratkan penilaian pada

tepat atau tidaknya sistem penyusunan unsur – unsur visual pada sebuah karya.

Sebagai contoh, ukuran intensitas dan orientasi sebuah torehan yang berkesan

keras harus ditentukan dengan tepat jika akan diterapkan pada bentuk yang

berkesan lembut.

Page 2: Estetika_Bentuk

Dominasi dari salah satu sifat memperlihatkan bahwa karya belum mencapai nilai

keselarasan (harmonis).

KESELARASAN (HARMONIS)

Keselarasan atau harmonis dapat didefinisikan sebagai keketapan

keberaturan visual sebagai hubungan estetik antar elemen – elemen visual dalam

sesuatu komposisi.

Keselarasan juga perlu dipertimbangkan jika sebuah objek dibanguna dari beragam

unsur visual dan material.

Nilai harmonis dari komposisi dapat diterjemahkan sebagai tingkat keberaturan yang

lebih tinggi dibandingkan dengan kompleksitas yang tinggi.

Salah satu parameter bagi harmonis adalah keutuhan yang dimiliki oleh bentuk.

jika sebuah bentuk masih memberikan peluang untuk ditambah atau dikurangi, maka

harmonis belum tercapai.

Seperti halnya pada unsur perseptual sebelumnya, nilai harmonis adalah nilai yang

bersifat kualitatif bukan kuantitatif. Dengan demikian penilaian dari harmonis sebuah

bentuk bergantung pada kepekaan indrawi maupun batin.

Apakah proporsi?

Proporsi adalah perbandingan antara ukuran dan kualitas bagian – bagian

dan hubungannya terhadap bentuk fisik keseluruhan.

Proporsi sebagai salah satu media bagi visualisasi konsep, merupakan

perbandingan ukuran yang digunakan untuk menentukan penataan visual,

keseimbangan visual demi ketepatan ungkapan.

Proporsi dalam terminology perbandingan ukuran seperti a:b atau 1:2.

Dasar dari semua sistem proporsional adalah perbandingan tetap.

Sistem proporsional menetapkan hubungan visual dari ukuran shape dan kuantitas

dari bagian – bagian terhadap keseluruhan.

Page 3: Estetika_Bentuk

Sistem – sistem proporsi tertentu untuk:

- seni

- arsitektur

- desain

Telah digunakan sepanjang sejarah, namun terdapat perbedaan pendapat dari

masing – masing kebudayaan mengenai proporsi yang paling “indah”.

Proporsi pertama kali didokumentasikan pada akhir abad 15, dan dibawah pengaruh

literature klasik, digunakan dalam pengetahuan matematik abstrak.

Dalam bahasa latin proporsi berasal dari kata pro artinya diatas, kepala, didepan.

Portio berarti kualitas yang terukur.

Proporsi dalam pengertian yang umum adalah perbandingan (ratio) dari bagian –

bagian terhadap keseluruhan.

Proporsi berhubungsn erat dengan keseimbangan, kesatuan dan harmoni untuk

mencapai nilai estetik sebuah karya.

Definisi proporsi dengan mudah dapat dimengerti, akan tetapi untuk mencapai nilai

proporsi yang memadai dituntut keahlian tertentu.

Usaha manusia untuk dapat memastikan sebuah bentuk yang memiliki proporsi yang

baik dapat ditelusuri dari sejarah.

Pada masa renaissance perhatian seniman – seniman terhadap estetika dari

harmoni visual mengantar mereka pada formulasi sistem – sistem proporsi yang

dapat membantu menciptakan keindahan bentuk.

Skala harmonis telah digunakan untuk menguraikan dinamika proporsi melalui

perbandingan – perbandingan geometrika dan hubungan elemen – elemen sebagai

keseluruhan.

Dalam skala harmoni dimensi – dimensi dan proporsi – proporsi adalah bagian dari

kerangka keseluruhan.

Page 4: Estetika_Bentuk

Penggunaan proporsi yang baik telah dibuktikan dalam guci yunani.

Segala sesuatu yang memacu pada angka telah mempengaruhi evolusi konsep

geometri dan proporsi dalam seni dan arsitektur.

Ketentuan angka dan proporsi dimengerti sebagai inti konsep perwujudan yang

mendekati harmoni dasarbagi tatanan visual dan definisi keindahan dalam bidan seni

dan arsitektur.

System proporsi digunakan untuk menganalisa dan mendiskusikan karya – karya

histories seperti Parthenon (di Athena, Yunani)

Beberapa diagram sanggup mengambarkan konstruksi kuilt tersebut.

Banyak sejarahwan, matematikus, arkeologi dan arsitek tetap mempermasalahkan

proporsi sebagai struktur visual dalam hubungannya dengan estetika.

Analisa tersebut didasarkan pada pemikiran perbandigan angka – angka tertentu.

Penggunaan perhitungan tertentu bagi proporsi karya terbukti pada bangunan klasik

Yunani dan Romawi.

Masing – masing mengindikasikan ciri khas atau gaya / style dari struktur yang juga

dapat dikembalikan pada proporsi dan detail ornament pada kolom – kolom

structural.

Terdapat lima tatanan, yaitu;

- Tuscan

- Doric

- Ionic

- Corinthian

- Composite

Orang Yunani dan Roman meyakini bahwa proporsi tatanan tertentu dengan

sendirinya mempresentasikan keindahan dan harmoni.

Tatanan kolom dengan hati – hati direncanakan dan tiap detail mempunyai

hubungan proporsional terhadap modul dasar.

Page 5: Estetika_Bentuk

Bila tatanan visual didasarkan pada sistem proporsi, maka seakan – akan seluruh

permasalahan arsitektur dan seni dapat diskalakan pada angka – angka tertentu.

Penggunaaan proporsi tertentu memastikan bahwa elemen – elemen bangunan

arsitektur akan memiliki nilai tinggi dan menciptakan harmoni visual.

Golden section dapat didefinisikan secara geometris sebagai sebuah garis yang

terbagi sedemikian rupa dimana bagian yang paling kecil dibanding dengan bagian

yang lebih besar terhadap keseluruhannya.

IRAMA

Irama hadir terutama pada perulangan dan dpat dipahami sebagai hasil

penyusunan elemen – elemen komposisi secara teratur dalam pola yang selaras,

berdasarkan ukuran – ukuran yang sama.

Irama adalah pergerakan berulang elemen yang sama dalam satu komposisi berupa

modul – modul yang memiliki kesamaan.

Irama adalah nilai perseptual terutama terdapat pada komposisi jenis perulangan.

Irama melalui keberaturan sebuah perulangan dapat tertangkap dengan mudah jika

modul yang digunakan telah memiliki arah yang jelas atau setelah modul tersusun

dalam jumlah tertentu.

Gabungan antara sistem pengaturan yang cukup kompleks. Irama dan kesan gerak

dapat mencapai nilai estetika yang tinggi.

Komposisi perulangan dapat diaksentuasi yaitu dengan memberikan penekanan

tertentu atau pemberian jeda pada sistem perulangan tersebut namun tetap harus

diikuti loeh pertimbangan kesatuan, keseimbangan dan keselarasan komposisi.

Aksentuasi dicapai melalui penempatan salah satu atau beberapa modul atau

dengan merubah intensitas salah satu bagian terhadap format dasar.

Page 6: Estetika_Bentuk

Aksentuasi dapat mengurangi monoton yang sering ditimbulkan oleh repetisi yang

sederhana.

“Istirahat sejenak” dari gerak dan arah komposisi dapat dimanfaatkan sebagai

aksentuasi yang memperkaya penampilan.

Setiap unsur bentuk mempunyai kualitas visual yang spesifik.

Tertangkap tidaknya masing –masing unsur visual diantara unsur yang lain akan

tergantung dari beberapa kuatnya unsur visual itu mempertahankan diri melalui

ukuran, posisi dan intensitas.

Intensitas dapat dicapai dengan:

1. Mempertegas arah dan posisi

2. Memperbesar ukuran

3. Meningkatkan kecerahan warna

4. Memberikan teksture

5. Mendekatkan jarak

Diperlukan kepekaan untuk menentukan tingkat intensitas dari satu unsur terhadap

unsur lainnya.

Pada batas tertentu intensitas yang terlalu kuat dari sebuah unsur visual akan

menggangu komposisi karya secara keseluruhan sehingga unsur visual lain kurang

berbicara.

Untuk dapat mencapai nilai yang optimal perlu adanya seleksi, yaitu memilih unsur –

unsur mana saja yang akan digunakan.

Pengolahan adalah mengatur unsur – unsur melalui reduksi dan sseleksi agar

tercapai kualitas optimal.

Dengan melihat uraian diatas, kembali dapat kita memahami lebih dalam lagi apa

yang dimaksud dengan pengolahan rupa.

Yaitu “pengaturan” rupa unsur – unsur rupa melalui proses seleksi dan reduksi untuk

mencapai kualitas yang optimal.

Page 7: Estetika_Bentuk

Pada pengolahan rupa karya tiga dimensional yang dimaksud dengan kualitas

optimal adalah nilai estetik yang dicapai oleh sebuah karya.

Perlu disadari bahwa yang akan dicapai adalah kualitas yang optimal bukan

maksimal.

Terdapat dua unsur visual, yaitu;

1. unsur rupa

2. unsur perseptual

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam pengolahan rupa, yang harus

dilakukan adalah memilih unsur – unsur mana sajakah yang akan digunakan, agar

nilai karya yang dihasilkan dapat mencapai nilai optimal.

Kembali ditekankan bahwa untuk dapat mencapai nilai optimal, maka diperlukan

proses evaluasi yang dilakukan secara berulang.

Dalam nirmana trimatra dikenal istilah “dialog dengan karya” yaitu komunikasi yang

dilakukan oleh perancang terhadap karyanya.

Perilaku yang diberikan pada materi olahan akan menimbulkan akibat pada nilai

karya keseluruhan.

Perilaku yang diberikan eksploitasi materi, dapat berupa sayatan, lipatan, robekan,

potongan dan keratan.

Akibat yang ditimbulkan oleh perlakuan tersebut akan memperlihatkan unsur – unsur

rupa mana sajakah yang ada dalam karya olahan.