fitokimia_-_projectpptpra

43
FITOKIMIA Morindae citrifolia fructus & Chinae cortex Oleh : Farmasi A 2012 Devi Rahmawati (260110120033) M. Indra Permana (260110120035) Nisa Masyitah (260110120036) Bella Maulidya (260110120039) Byantari Prameswari (260110120040) Rabella Mufti Soraya (260110120041) Bethary Kesumawardhany (260110120042)

Upload: tresna-mustikasari

Post on 25-Nov-2015

28 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Klasifikasi Morinda citrifolia

FITOKIMIAMorindae citrifolia fructus & Chinae cortexOleh : Farmasi A 2012Devi Rahmawati (260110120033)M. Indra Permana (260110120035)Nisa Masyitah (260110120036)Bella Maulidya (260110120039)Byantari Prameswari (260110120040)Rabella Mufti Soraya (260110120041)Bethary Kesumawardhany (260110120042)Moch. Ferdiansyah (260110120058)MONOGRAFITumbuhan Beserta Zat IsolatnyaKlasifikasi Morinda citrifolia L.Kingdom: PlantaeDivisi: SpermatophytaSub divisi: AngiospermaeKelas: DicotyledoneAnak kelas: SympatalaeBangsa: RubialesSuku: RubiaceaeMarga / genus: MorindaJenis / spesies: Morinda citrifolia L.

MorfologiBerbentuk pohon, tinggi 4-8 m.Batang berkayu, bulat, kulit kasar, percabangan monopoidal.Daun tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing, panjang 10-40 cm.Bunga majemuk, bentuk bongkol, bertangkai, benang sari 5. Buah bongkol, permukaan tidak teratur, berdaging, panjang 5-10 cm, hijau kekuningan

(Syamsul Hidayat dan Hutapea,1991).KegunaanBuahnya merupakan obat tekanan darah tinggi, beri-beri, melancarkan kencing, radang ginjal, radang empedu, radang usus, disentri, sembelit, nyeri limpa, limpa bengkak, sakit lever, kencing manis, cacingan, cacar air, kegemukan (obesitas), sakit pinggang (lumbago), sakit perut, pelembut kulit, menghilangkan ketombe, antiseptik, peluruh haid.Air perasan buah masak yang diparut digunakan untuk kumur-kumur (gargle) pada difteri atau radang amandel.Godogan buah, kulit batang atau akar digunakan untuk mencuci luka dan ekzema (Wijayakusuma dkk., 1996).Buah mengkudu dapat menghambat pertumbuhan tumor dengan merangsang sistem imun yang melibatkan makrofag dan atau limfosit (Hirazumi et al., 1994)Kandungan KimiaScopoletinRutinPolisakaridaAsam askorbat-karoten1-argininProxironinProxeroninaseIridoidAsperolusidIridoid antrakinonAsam lemakKalsiumVitamin BAsam aminoGlikosida

(Sjabana dan Bahalwan, 2002; Wijayakusuma dan Dalimartha, 1995)

ScopoletinMW: 192.17Formula: C10H8O4Synonyms: 7-Hydroxy-6-methoxycoumarin, gelseminic acid, chrysatropic acid,

Pure scopoletin is a yellow to beige crystalline powder. Scopoletin belongs to the group of coumarins (this group also includes umbelliferone and esculetin). Cheng et al. (2007) reported that the presence of methoxy and hydroxyl groups could contribute to antioxidant properties.

Sumber: http://www.phytochemicals.info/phytochemicals/scopoletin.phphttp://rac1.mardi.gov.my/jtafs/38-1/Main%20Non-polar%20Chemical%20Constituent.pdf

Scopoletin1993: Peneliti Universitas Hawaii memisahkan scopoletin dariMengkudu.Pengikatserotonin, memberikan efek antidepresan.Memperlebar saluran pembuluh darah yang mengalami penyempitan dan melancarkan peredaran darah. Membunuh beberapa tipe bakteri, seperti Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Streptococcus sp., Klebsiella pneumoniae, dan Pseudomonas aeruginosa.Fungisida (pembunuh jamur) terhadapPythium spAnti-peradangan dan anti-alergi.

Sumber: http://www.deherba.com/kandungan-mengkudu.html

Chinae Cortex (Chincona succirubra)Isolat : Kuinin, dari Kristal alkaloid

Struktur kimia KUININ

QuinineQuinine, Isolated originally from Cinchona succirubra, is a white crystalline alkaloid soluble in alcohol, ether, carbon disulfide, chloroform, and glycerol. It is almost insoluble in water. It is used chiefly (usually in the form of soluble hydrochloride or sulfate salts) in the treatment of falciparum malaria resistant to other antimalarials. Other anti-malaria drugs such as quinacrine, chloroquine, and primaquine are more effective, but murative malarial parasite developed resistance to them. Quinine is preferred where the disease has become highly resistant to other anti-malaria drugs. In addition to its anti-malarial activity, quinine shows anti-bacteria, antipyretic, mild oxytocic, local anesthetic, cardiosvascular stimulant, and analgesic properties, and it decreases the excitability of the motor endplate. Quinine is used to prevent cardiac arrythmias and is used in tonic beverages which are mixed with alcohols for bitter taste. Quinine is one of the most useful alkaloids for pharmaceutical purposes. Quinine hydrochloride (or dihydrochloride): hydrochloride salt of quinine; administered intravenously; having the same actions and uses with the baseQuinine sulfate: sulfate salt of quinine; having the same actions and uses with the base; administered orally.

Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

KLT di bawah Sinar UV

KHASIATMengkuduMeningkatkan daya tahan tubuhMenormalkan tekanan darahMelawan tumor dan kankerMenghilangkan rasa sakit zat analgesicAnti peradangan dan anti alergi (Scopoletin)Anti bakteriMengatur Siklus Suasana Hati/Mood (Scopoletin)Mengatur Siklus Energi Tubuh

KinaMengobati penyakit Malaria (kinine), jantung (kinidine), hingga InfluenzaDisentriDiareSebagai Tonik dan Anti kejang ototSebagai bahan pembuatan Tamiflu ( obat flu burung )Sebagai katalis yang efektif dan untuk industri minuman ringan.BiopestisidaKosmetikaSCREENINGMetode Penapisan FitokimiaMorindae citrifolia fructusUji Aktivitas Antimikroba EkstrakEtanolSerbuk Buah Mengkudu (Morinda citrifoliaL.) Hasil Iradiasi yang Disimpan Selama 18 Bulan Terhadap Salmonella typhi dan Pityrosporum ovaleAuthors:Wardani, Tri ShintaIssue Date:5-Okt-2012Publisher:Jakarta: Fak.Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Uin Syarif Hidayatullah, 2009Series/Report no.:;Abstract:Buah mengkudu atau pace (Morinda citrifolia L.) dikenal memiliki senyawa antimikroba. Buah mengkudu sering disimpan dalam bentuk serbuk kering. Namun, penyimpanan dalam bentuk serbuk memiliki kendala selama penyimpanan, yaitu mudah mengalami proses enzimatis. Iradiasigammadapat menjadi salah satu cara pengawetan untuk mempertahankan mutu serbuk selama penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antimikroba ekstrak etanol serbuk buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) hasil iradiasi gamma dan penyimpanan terhadapSalmonellatyphi dan Pityrosporum ovale. Penelitian dilakukan pengujian secara kualitatif dengan penapisan golongan senyawa kimia dan identifikasi gugus fungsi dengan spektrofotometer FTIR terhadap serbuk dan ekstrak serbuk hasil iradiasi dan tanpa iradiasi, dan pengujian daya antimikroba terhadap ekstrak serbuk hasil iradiasi dan tanpa iradiasi dengan metode difusi silinder. Hasil penapisan golongan senyawa kimia dalam serbuk dan ekstrak serbuk dengan iradiasi dan tanpa iradiasi mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tannin dan saponin. Hasil identifikasi gugus fungsi dengan spektrofotometer FTIR didapatkan ada perbedaan gugus fungsi antara serbuk dan ekstrak etnaol serbuk buah mengkudu (Morinda citrifolia L.). Proses iradiasi gamma dosis 10 dan 25kGy tidak memberikan pengaruh terhadap aktivitas senyawa antimikroba (P-value > 0,05). Penyimpanan selama 18 bulan tidak memberikan pengaruh terhadap aktivitas senyawa antimikroba (P-value > 0,05). Sehingga tehnik iradiasi gamma dapat digunakan metode pengawetan serbuk buah mengkudu.Description:URI:http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/21760Munculkan pada Koleksi:Skripsi

Title: Efek Iradiasi SinarGammaDan Penyimpanan Serbuk Buah Mengkudu (Morinda citrifoliaL.) Pada Aktivitas Antimikroba Dalam Ekstrak Etil Asetat Terhadap Salmonella typhi Dan Pityrosporum ovaleEditionCall Number KF 869Author(s)Susanti,Nur- Personal NameSofina Sofyan- Personal NameNikham Nadikarsa- Personal NameSubject(s)Kimia FarmasiLanguageIndonesiaPublisherFFUPPublishing Year2008Publishing PlaceJakartaAbstract/NotesABSTRAK(A). NUR SUSANTI (2003210061)(B). Efek Iradiasi Sinar Gamma Dan Penyimpanan Serbuk Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Pada Aktivitas Antimikroba Dalam Ekstrak Etil Asetat TerhadapSalmonellatyphi Dan Pityrosporum ovale(C). x + 51 halaman; 2008; 16 tabel; 9 gambar; 8 lampiran.(D). Kata Kunci: Mengkudu (Morinda citrifolia L.), iradiasi, antimikroba, Salmonella typhi, Pityrosporumovale(E). Obat tradisional telah dikembangkan dalam usaha memelihara kesehatan dan mengobati gangguan penyakit. Bahan obat tradisional yang dapat digunakan adalah serbuk buah mengkudu. Penggunaan serbuk mempunyai kendala selama penyimpanan yaitu mudah mengalami proses enzimatik. Iradiasi sinar gamma dapat digunakan untuk mempertahankan mutu serbuk selama penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek iradiasi sinar gamma dan penyimpanan serbuk pada aktivitas antimikroba pada ekstrak etil asetat terhadap Salmonella typhi dan Pityrosporum ovale. Penelitian ini akan dilakukan pengujian secara kualitatit dengan penapisan golongan senyawa kimia dan identifikasi gugus fungsi terhadap serbuk dan ekstrak dari serbuk tanpa dan dengan iradiasi, sedangkan untuk pengujian daya antimikroba hanya dilakukan terhadap ekstrak tersebut. Perubahan jenis senyawa kimia dilihat berdasarkan penapisan senyawa kimia terhadap alkaloid, flavonoid, tanin, dan saponin; serta perubahan gugus fungsi berdasarkan data spektrum spektroskopi inframerah. Sedangkan uji potensi antimikroba menggunakan metode difusi dengan silinder, konsentrasi hambat minimum (KHM) diperoleh berdasarkan metode dilusi terhadap Salmonella typhi dan Pityrosporum ovale. Hasil pengujian penapisan senyawa kimia sebagai antimikroba, dalam serbuk iradiasi maupun tanpa iradiasi mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, dan saponin, dalam ekstrak etil asetat tidak terkandung senyawa alkaloid. Dari data spektrum inframerah serbuk tidak mengalami perubahan gugus fungsi, tetapi dalam ekstrak dari serbuk terlihat perubahan gugus fungsi karena perlakuan iradiasi terhadap serbuk. Berdasarkan diameterzonahambat terjadi peningkatan aktivitas antimikroba terhadap Salmonella typhi dan penurunan aktivitas untuk Pityrosporum ovale karena perlakuan iradiasi maupun penyimpanan serbuk. Konsentrasi hambat minimum (KHM) pada Salmonella typhi sebesar 4%, dan Pityrosporum ovale sebesar 0,8%.

(F). Daftar Rujukan: 26 buah (1980-2007)(G). Dra. Sofina Sofyan, MM., M.Si., Apt. ; Drs. Nikham Nadikarsa.Sumber: http://perpusffup.univpancasila.ac.id/index.php?p=show_detail&id=2028AlkaloidMonoterpenoid & SesquiterpenoidSteroid dan TriterpenoidSaponinChinae cortexSkrining chinae cortex bertujuan untuk identifikasi awal senyawa kimia yang terkandung dalamnya. Chinae cortex diduga mengandung golongan alkaloid. Pada identifikasi umum dilakukan 2 macam percobaan, yaitu reaksi pengendapan dan reaksi warna.Alkaloid bersifat basa, sehingga dengan penambahan asam seperti HCl akan terbentuk garam. Sedangkan fungsi penambahan air adalah untuk melarutkan garam alkaloid yang terbentuk (Depkes RI, 1979). Setelah itu dilakukan pemanasan selama 2 menit di atas penangas air, kemudian didinginkan lalu disaring. Pemanasan yang dilakukan bertujuan untuk memecah ikatan antara alkaloid dengan asam klorida sehingga diperoleh alkaloid yang bukan dalam bentuk garamnya. kemudian didinginkan dan disaring lalu diambil filtratnya.Identifikasi Alkaloid denganMetode Culvenor-Fiztgerald :Kira-kira 4 gram sampel segar dirajang halus dan digerus dalam lumpang dengan bantuan pasir, lalu ditambahkan kloroform sedikit sampai membentuk pasta.Tambahkan 10 ml larutan amoniak-kloroform 0.05 N dan digerus lagi, saring campuran kedalam sebuah tabung reaksi kering.Tambahkan 10 ml H2SO4 2 N dan kocok kuat. Diamkan larutan sampai terbentuk dua lapisan.Dengan menggunakan pipet yang telah diberi kapas pada ujungnya untuk menyaring, ambil lapisan asam sulfat dan masukan kedalam tabung reaksi kecil ( Lapisan kloroform disimpan untuk pengujian terpenoid ).Filtrat diuji dengan pereaksi Mayer, Wagner dan Dragendorf. Terbentuknya endapan putih atau keruh dengan pereaksi Mayer. Endapan coklat dengan pereaksi Wagner dan endapan orange dengan pereaksi Dragendorf menunjukan sampel mengandung alkaloid.

Selanjutnya untuk mengetahui jenis alkaloid yang terkandung dalam Chinae cortex, digunakan 200 mg serbuk Chinae Cortex dimaserasi dengan 20 mL air dan 2 tetes Asam Sulfat encer selama 1 jam, diperoleh maserat berwarna coklat muda, disaring. Maserasi bertujuan menarik alkaloid untuk bereaksi dengan asam membentuk garam yang larut dalam air, sedangkan penambahan Asam Sulfat encer bertujuan untuk menarik alkaloid karena alkaloid bersifat basa lemah dan bila direaksikan dengan asam maka akan terbentuk garam yang larut dalam air sehingga garam alkaloid dapat terpisah menuju fase cair dan dapat diisolasi. Setelah filtrat ditambahkan Asam Sulfat encer, didihkan dan ditambahkan arang jerap untuk mengabsorpsi pengotor, kemudian diamati pada lampu UV, terjadi flourosensi biru. Flourosensi ini terjadi karena larutan menyerap cahaya pada panjang gelombang 366 nm. Dari hasil percobaan menunjukkan hasil positif untuk kinina karena alkaloid kinina mampu menyerap gelombang cahaya unutk membentuk flourosensi berwana biru. Hal ini menandakan bahwa simplisia Chinae Cortex memiliki kandungan alkaloid kinina.EKSTRAKSIEkstraksi adalah teknik pemisahan suatu senyawa berdasarkan perbedaan distribusi zat terlarut diantara dua pelarut yang saling bercampur. (Harborne, 1996)Maserasi adalah perendaman bahan alam yang dikeringkan (simplisia) dalam suatu pelarut. Metode ini dapat menghasilkan ekstrak dalam jumlah banyak, serta terhindar dari perubahan kimia senyawa-senyawa tertentu karena pemanasan (Pratiwi, 2009)

Morinda citrifolia fructusAlat dan BahanAlat Blender Toples Maserasi Rotary evaporatorBahan Buah mengkudu Etanol 96 %Penyiapan SimplisiaMencuci bersih buah mengkudu, meniriskan, memotong tipis-tipis, dan menjemur hingga benar-benar keringMemisahkan antara buah dan biji, yang digunakan adalah buahnyaMenghancurkan daging buah kering dengan blenderMelakukan maserasi terhadap simplisia yang dihasilkanMaserasiMerendam simplisia dalam etanol 96 %, selama 24 jamMelakukan maserasi berulang terhadap residu sampai 3 kaliMenampung filtrat yang dihasilkan dan menguapkan pelarutnya menggunakan Rotary evaporator pada suhu 45-500 C sampai pelarut habis menguapEkstrak kental buah mengkuduAlasan Penggunaan EtanolMempunyai polaritas yang tinggi sehingga dapat mengekstrak bahan lebih banyak dibandingkan jenis pelarut organik yang lainTitik didih rendahTidak beracun dan berbahaya

FRAKSINASIMorindae citrifolia fructusFraksinasi adalah suatu proses pemisahan senyawa senyawa berdasarkan tingkat kepolaran.Pada prakteknya dalam melakukan fraksinasi digunakan dua metode yaitu dengan menggunakan corong pisah (ekstraksi cair-cair) dan kromatografi kolom.Corong pisahadalah peralatan laboratorium yang digunakan dalamekstraksi cair-cair untuk memisahkan komponen-komponen dalam suatu campuran antara dua fase pelarut dengan densitas berbeda yang tak saling bercampur.Ekstrak difraksinasi menggunakan pelarut chloroform, etilasetat dan n-butanol secara berturut-turut.

Chloroform,bersifat nonpolarEtil Asetat, bersifat semipolarN-Butanol, bersifat polarFraksinasi yang berulang ulang bertujuan agar senyawa metabolit sekunder benar benar terpisah.

Ketika fraksinasi selesai, maka akan diperoleh tiga fraksi, yaitu :Fraksi chloroform, fraksi etil asetat dan fraksi n-butanol. Selanjutnya dilakukan isolasi.Metode ISOLASIFraksi kloroform ditimbang sebanyak 5 gram ditambahkan sedikit kloroform hingga terlarutDitambahkan silika sama banyak dengan berat fraksi kloroform (1 : 1) untuk dibuat menjadi serbuk preadsorbsiPelarutnya diuapkan secara in vacuo sehingga diperoleh campuran silika gel dan sampel berupa bubuk kering.Kolom dibuat dengan memasukkan 100 gram silika (1 : 20) yang telah ditambahkan pelarut n-heksana ke dalam kolom kaca sambil diketok-ketok hingga padat dan homogen.Setelah silika padat, bubur preadsorbsi diletakkan secara hati-hati dan merata di atas bubur silika yang telah padatKolom kemudian dielusi dg sistem Step Gradien Polarity dimulai dri pelarut n-heksan, n heksan: etil asetat. Etil asetat kepolarannya perlu ditingkatkan secara bertahap melalui beberapa perbandingan sehingga diperoleh pemisahan yg baik. Pengelusi dibuat sebanyak 100 ml dengan komposisi heksan etil asetat adalah 10:0, 9:1, 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8, 1:9 dan 0:10.Eluat ditampung dengan vial 10 mL.Tiap eluat dimonitor dengan KLT menggunakan eluen heksan : etil asetat 1 : 1Beberapa vial dimonitor, yg Menandakan bahwa zat tersebut adlh skopoletin, jika menunjukkan:1. Noda dengan Rf yang sama yang memberikan warna ungu yang intensif di bawah lampu UV254 nm2. Berfluoresensi biru kuat di bawah lampu UV365 nmVial itu digabungkan dan ditimbang sehingga didapatkan sejumlah skopoletin.PustakaHirazumi, A., Furrasawa, E., Chou, S.C., and Hokama, Y., 1994, Anticancer activity of Morinda citrifolia, L on Intraperitoneally Inplanted Lewis lungcarcinoma in syingenic mice, Proc. West Pharmacol Soc, 37, 145-146.Sjabana, D. Dan Bahalwan, R.R., 2002, Seri Referensi Herbal : Pesona Tradisional dan Ilmiah Buah Mengkudu (Morinda citrifolia, L). Salemba Medika, Jakarta.Syamsuhidayat, S.S and Hutapea, J.R, 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Edisi Kedua, Departemen Kesehatan RI, JakartaWijayakusuma, H., Dalimartha, S., dan Wirian, A., 1996, Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia, Jilid ke-4, Pustaka Kartini, Jakarta.Wijayakusuma, H., dan Dalimartha, S., 1995, Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Darah Tinggi, Penebar Swadaya, Jakarta.http://www.phytochemicals.info/phytochemicals/scopoletin.phphttp://rac1.mardi.gov.my/jtafs/38-1/Main%20Non-polar%20Chemical%20Constituent.pdfhttp://www.deherba.com/kandungan-mengkudu.html

Daftar Pustaka :Wagner, Hildebert. 1996. Plant Drug Analysis: A Thin Layer Chromatography Atlas. Germany : SpringerAvailable online at http://www.chemicalland21.com/lifescience/phar/%28-%29-QUININE.htm# ( March 8th, 2014 12:00)

Daftar PustakaHarborne, J. B. 1996. Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan Diterjemahkan oleh : K. Padmawinata dan I. Soediro. Penerbit ITB, Bandung.Pratiwi, I. 2009. Uji Antibakteri Ekstrak Kasar Daun Acalypha indica terhadap Bakteri Salmonella choleraesuis dan Salmonella typhimurium. Skripsi. Jurusan Biologi FMIPA UNS, Surakarta.Fajar. 2010. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia, Linnaeus) Terhadap Bakteri Pembusuk Daging Segar. Available online at http://eprints.uns.ac.id/4024/1/169682309201001141.pdf [diakses pada tanggal 8 Maret 2014]