gohi
DESCRIPTION
semogaTRANSCRIPT
I. TUJUAN
Untuk menentukan nilai kalor dari batubara.
II. TINJAUAN TEORI
Batubara adalah suatu batuan sedimen tersusun atas unsur karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur. Dalam proses pembentukannya, batubara
diselipi batuan yang mengandung mineral. Bersama dengan moisture, mineral ini
merupakan pengotor batubara sehingga dalam pemanfaatannya, kandungan kedua
materi ini sangat berpengaruh. Dari ketiga jenis pemanfaatan batubara, yaitu
sebagai pembuat kokas, bahan bakar, dan batubara konversi, pengotor ini harus
diperhitungkan karena semakin tinggi kandungan pengotor, maka semakin rendah
kandungan karbon, sehingga semakin rendah pula nilai panas batubara tersebut.
Kemajuan pesat teknologi industri khususnya sejak akhir tahun 1950-an
membuat konsumsi energi meningkat sangat pesat. Hal ini membuat pemakaian
bahan bakar fosil (minyak bumi, gas alam dan batubara) secara besar-besaran
tidak terhindarkan. Bahan bakar fosil yang mudah di eksplorasi dan dapat
diperoleh dalam jumlah besar adalah batubara dengan biaya yang tidak terlalu
tinggi menjadi sumber energi utama dunia selama berpuluh-pulu tahun.Tetapi
pemakain bahan bakar batubara secara besar-besaran juga membawa dampak
yang sangat serius terhadap lingkungan terutama isu global warming dan hujan
asam.
Batubara memiliki keunggulan dibandingkan bahan bakar fosil lainnya,
yaitu:
1. Jumlah batubara yang economically exploitable lebih banyak.
2. Distribusi batubara di seluruh dunia lebih merata.
Batubara jug memiliki kelemahan, antara lain:
1. Karena komposisi coal adalah CHONS + Ash, coal identik dengan bahan
bakar yang kotor dan tidak ramah lingkungan.
2. Dibanding bahan bakar fosil lainnya, jumlah kandugan C per mol dari
batubara jauh lebih besar.
Jenis-jenis Batubara
Batubara dengan mutu yang rendah, seperti batu bara muda dan sub-bitumen
biasanya lebih lembut dengan materi yang rapuh dan berwarna suram seperti
tanah.
Baru bara muda memilih tingkat kelembaban yang tinggi dan kandungan karbon
yang rendah, dan dengan demikian kandungan energinya rendah.
Batu bara dengan mutu yang lebih tinggi umumnya lebih keras dan kuat dan
seringkali berwarna hitam cemerlang seperti kaca.
Batu bara dengan mutu yang lebih tinggi memiliki kandungan karbon yang lebih
banyak, tingkat kelembaban yang lebih rendah dan menghasilkan energi yang
lebih banyak.
Antrasit adalah batu bara dengan mutu yang paling baik dan dengan demikian
memiliki kandungan karbon dan energi yang lebih tinggi serta tingkat kelembaban
yang lebih rendah.
Pengolahan batu bara
Batu bara yang langsung diambil dari bawah tanah, disebut batu bara
tertambang run-of-mine (ROM), seringkali memiliki kandungan campuran yang
tidak diinginkan seperti batu dan lumpur dan berbentuk pecahan dengan berbagai
ukuran. Namun demikian pengguna batu bara membutuhkan batu bara dengan
mutu yang konsisten. Pengolahan batu bara – juga disebut pencucian batu bara
(“coal benification” atau “coal washing”) mengarah pada penanganan batu bara
tertambang (ROM Coal) untuk menjamin mutu yang konsisten dan kesesuaian
dengan kebutuhan pengguna akhir tertentu.
Pengolahan tersebut tergantung pada kandungan batu bara dan tujuan
penggunaannya. Batu bara tersebut mungkin hanya memerlukan pemecahan
sederhana atau mungkin memerlukan proses pengolahan yang kompleks untuk
mengurangi kandungan campuran.
Untuk menghilangkan kandungan campuran, batu bara terambang mentah
dipecahkan dan kemudian dipisahkan ke dalam pecahan dalam berbagai
ukuran.Pecahan-pecahan yang lebih besar biasanya diolah dengan menggunakan
metode ‘pemisahan media padatan’. Dalam proses demikian, batu bara dipisahkan
dari kandungan campuran lainnya dengan diapungkan dalam suatu tangki berisi
cairan dengan gravitasi tertentu, biasanya suatu bahan berbentuk mangnetit tanah
halus. Setelah batu bara menjadi ringan, batu bara tersebut akan mengapung dan
dapat dipisahkan, sementara batuan dan kandungan campuran lainnya yang lebih
berat akan tenggelam dan dibuang sebagai limbah.
Pecahan yang lebih kecil diolah dengan melakukan sejumlah cara,
biasanya berdasarkan perbedaan kepadatannya seperti dalam mesin sentrifugal.
Mesin sentrifugal adalah mesin yang memutar suatu wadah dengan sangat cepat,
sehingga memisahkan benda padat dan benda cair yang berada di dalam wadah
tersebut.
Metode alternatif menggunakan kandungan permukaan yang berbeda dari
batu bara dan limbah. Dalam ‘pengapungan berbuih’, partikel-partikel batu bara
dipisahkan dalam buih yang dihasilkan oleh udara yang ditiupkan ke dalam
rendaman air yang mengandung reagen kimia. Buih-buih tersebut akan menarik
batu bara tapi tidak menarik limbah dan kemudian buih-buih tersebut dibuang
untuk mendapatkan batu bara halus. Perkembangan teknolologi belakangan ini
telah membantu meningkatkan perolehan materi batu bara yang sangat baik.
Peringkat batu bara
Semakin tinggi peringkat suatu batubara semakin kecil porositas batubara
tersebut atau semakin padat batubara tersebut.Dengan demikian akan semakin
kecil juga moisture yang dapat diserap atau ditampung dalam pori batubara
tersebut. Hal ini menyebabkan semakin kecil kandungan moisturenya khususnya
inherent moisturenya.
Size distribusi
Semakin kecil ukuran partikel batubara, maka semakin besar luas
permukaanya.Hal ini menyebabkan akan semakin tinggi surface moisturenya.
Pada nilai inherent moisture tetap, maka TM-nya akan naik yang dikarenakan
naiknya surface moisture.
Kondisi pada saat sampling
Total Moisture dapat dipengaruhi oleh kondisi pada saat batubara tersebut
di Sampling.Yang termasuk dalam kondisi sampling adalah :
Kondisi batubara pada saat disampling
Size distribusi sample batubara yang diambil terlalu besar atau terlalu kecil.
Cuaca pada saat pengambilan sample.
Calorivic value adalah nilai kalori yang dihasilkan dalam pembakaran
batubara. Dan ini adalah hal yang paling penting dalam suatu bahan bakar
termasuk batubara. Satuannya biasa di tulis dalam Kkal/Kg, Cal/gram, MJ/kg,
Btu/lb.
Sifat kalori tergantung pada peringkat batubara, semakin tingi peringkat
batubara semakin tinggi nilai kalorinya. Nilai kalori sangat dipengaruhi oleh kadar
abu dan kadar air suatu batubara, dalam batubara yang sama semakin besar kadar
air dan atau abu maka nilai kalori akan semakin kecil.
III. PROSEDUR KERJA
3.1 Alat Dan Bahan
3.1.1 Alat
Calorimeter Bomb dilengkapi dengan water handling system,
water cooler, printer, dsb.
Kawat nichrome.
Tabung gas oksigen berisi gas oksigen.
3.1.2 Bahan
Batu bara
3.2 Skema Kerja
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hal yang dicari Nilai
Cawan nikel kosong 8,8862 gram
Nilai panas 22.890 mj/ks atau 5474,1 cal/g
Sampel sisa + cawan setelah
dipanaskan
9,131 gram
1 gram batu bara
Dimasukkan pada cawan nikel yang sudah ditimbang
Di ikatkan kawat nikrom pada electroda bomb ( harus bersentuhan dengan permukaan sampel)
Dimasukkan kedalam kalorimeter bom dan ditutup
Isi dengan oksigen dengan cara parr bomb disambungkan dengan oksigen
Tekan tombol start pada kalorimeter bomb
Dianalisis data di software
Nilai panas
4.2 Pembahasan
Cara kerja kalorimeter bom ( 5E-C5500 )
Sejumlah tertentu zat yang akan diuji ditempatkan dalam cawan platina dan
sebuah "kumparan besi” yang diketahui beratnya (yang juga akan dibakar)
ditempatkan pula pada cawan platinasedemikian sehingga menempel pada zat
yang akan diuji.
Kalorimeter bom kemudian ditutup dan tutupnya lalu dikencangkan.
Setelah itu "bom" diisi dengan O2 hingga tekanannya mencapai 25 atm.
Kemudian "bom" dimasukkan ke dalam kalorimeter yang diisi air.
Setelah semuanya tersusun, sejumlah tertentu aliran listrik dialirkan ke kawat
besi dan setelahterjadi pambakaran, kenaikan suhu diukur.
Kapasitas panas (atau harga air) “bom”, kalorimeter, pengaduk,dan
termometer ditentukan.
dengan percobaan terpisah dengan menggunakan zat yang diketahui panas
pembakarannya dengan tepat (Biasanya asam benzoate).
Prinsip kerja kalorimeter bomb ( 5E-C5500 )
Calorimeter bomb merupakan suatu piranti lain yang banyak di
gunakan untuk penentuan nilai kalorbahan padat dan cair.Ppengukuran
calorimeter bomb dilakukan pada kondisi volume konstan tanpa aliran atau
dengan kata lain reaksi pembakaran di lakukan tanpa menggunakan nyala api
melainkan menggunakan gas oksigen sebagai pembakar dengan volume
konstan atu tegangan tinggi.Prinsip kerjanya ialah contoh bahan bakar yang
akan di ukur dimasukan kedalam benjana logam yang kemudian di isi oksigen
pada tekanan tinggi. Bom itudi tempatkan di dalam bejana berisi airbdan
bahan bakar itu di nyalakan dengan sambungan listrik dari luar.Suhu di ukur
sebagai fungsi waktu setelah penyalaan.Pada saat pembakaran suhu bom
tinggi oleh karena itu keseragaman suhu air di sekeliling bom harus di jga
dengan suatu pengaduk .Selain itu dalam beberapa hal tertentu di berikan
pemanasan dari luar melalui selubung air untuk menjaga supaya suhu seragam
agar kondisi bejana air adiabatic.
Calorific Value atau disebut juga Specific Energy, higher heating
value merupakan parameter yang sangat penting, karena pada dasarnya yang
dibeli dari batubara adalah energy. Nilai CV yang dibutuhkan oleh pengguna
batubara bervariasi tergantung dari design peralatan yang dibuat. Ada yang
memerlukan Calorific value tinggi, ada yang menengah, bahkan ada pula yang
kalori rendah. Pada prinsipnya batubara yang dibakar pada suatu industri atau
boiler harus memiliki nilai kalori yang sesuai dengan capasitas energy yang
ditargetkan dapat tersupply yang telah disesuaikan dengan design boiler
tersebut. Untuk mencapai hal tersebut pengguna batubara biasanya membeli
batubara dari shipper tertentu yang memiliki nilai kalori sesuai dengan yang
dibutuhkan dan konsisten. Dalam hal ini pengguna batubara tersebut
menggunakan single type coal. Akan tetapi ada pula pengguna batubara yang
membeli batubara dengan nilai kalori yang bervariasi dari yang rendah, sedang
,sampai tinggi. Namun coal feed yang dimasukan kedalam boiler nilai
kalorinya harus tetap sesuai dengan design boiler tersebut. Dalam hal ini
batubara yang bervariasi tersebut diblending. Yang kedua ini biasanya
disebabkan oleh alasan ekonomi dan di mana dengan cara ini harga batubara
dapat diatur. Dan juga supaya terjamin bahwa supply batubara yang
diperlukan dapat terus secara konsisten sehingga tidak terjadi kekurangan
bahan bakar. Menggunakan single supplier biasanya riskan konsistensinya
karena apabila perusahaan tersebut mengalami masalah dan stop produksinya
maka akan berdampak sangat besar terhadap kelangsungan industri tersebut
terutama dalam supply energy.
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan panas pembakaran
dengan menggunakan bom kalorimeter, dimana prinsip daripada bom
kalorimeter adalah bekerja pada sistem terisolasi yang tidak ada perpindahan,
baik energi maupun massa. Hal yang pertama dilakukan pada percobaan ini
adalah mengisi tabung bom kalorimeter dengan sampel batu bara sebanyak 1
gram dan kawat spanjang 10 kal/cm. dimana kawat ini membentuk huruf V
dan hanya menyentuh sampel batu bara tanpa menyentuh wadah dari sampel
maupun dari dinding tabung bom kalorimeter.
Kemudian mengisi jaket bom kalorimeter dengan 2 liter aquadest,
tujuan penggunaan aquadest yang diletakkan di dalam jaket bom kalorimeter
adalah untuk menstabilkan suhu dalam sistem sehingga panas dalam sistem
tertutup ini merata pada semua sisi dari bom kalorimeter, disamping itu pula
aqudest merupakan cairan penghantar listrik yang baik. Setelah itu tabung
bom kalorimeter yang berisi sampel tersebut ditutup rapat lalu diberi gas
oksigen pada tekanan 26-30 atm. Setelah itu dimasukkan ke dalam jaket bom
kalorimeter dengan posisi yang sesuai lalu menyalakan bom kalorimeter
tersebut.
Dari analisa data maka didapatkan energi panas pembakaran dari
sampel batu bara sebesar 5474,1 kalori/gram. Hal ini berarti dalam ± 1 gram
sampel batu bara terdapat 5474,1 kalori setiap gramnya yang ada dalam
sampel tersebut sedangkan menurut teori batas antara batu bara muda dan batu
bara tua terletak pada nilai kalori sebesar 5700 Kcal/Kg, hal ini berarti nilai
kaori yang didapatkan pada percobaan sedikit berbeda berbeda dengan nilai
kalori secara teori. Hal ini dapat disebabkan batu bara yang digunakan pada
percobaan sudah tersimpan lama di laboratorium sehingga mengakibatkan
sedikit perbedaan nilai kalori.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah panas pembakaran dari
sampel batu bara sebesar 5474,1 kalori/gram.
5.2 saran
Saran dari percobaan ini sebaiknya untuk percobaan selanjutnya
digunakan sampel sampel batu bara diganti dengan pakan ternak agar
dapat diketahui perbandingan kalori dari sampel tersebut dari sampel
tersebut.