isbddsxc

12
TUGAS MID TES ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR OLEH: TRI MARYANTO 201 14 226 MANAJEMEN (M5 BTE 10) FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TADULAKO

Upload: echa-ayiimm

Post on 11-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

DFX

TRANSCRIPT

TUGAS MID TES ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

OLEH:TRI MARYANTO201 14 226MANAJEMEN (M5 BTE 10)FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS TADULAKO

1. Manusia adalah pencipta dan pemilik kebudayaan dalam konteks ini selalu ada terjadi proses blajar kebudayaan antara lain : Akulturasi, Internalisasi, dan Sosialisasi. Jelaskan masing-masing proses tersebut disertai dengan contoh kehidupan saudara sebagai mahasiswa?JAWAB :Pengertian AkulturasiAkulturasi budaya pada dasarnya merupakan sebuah proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan yang berbeda. Untuk memahami pengertian akulturasi dalam konteks budaya pertama-tama kita perlu memahami definisi budaya dan kebudayaan terlebih dahulu. Menurut Sachari kebudayaan adalah suatu totalitas dari proses dan hasil segala aktivitas suatu bangsa dalam bidang estetis, moral, dan ideasional yang terjadi melalui proses integrasi, baik integrasi historis maupun pengaruh jangka panjangnya. Para ahli ilmu sosial mengartikan konsep kebudayaan itu dalam arti yang amat luas yakni meliputi seluruh aktivitas manusia dalam kehidupannya, yaitu seluruh hasil dari pikiran, karya dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada nalurinyaProses AkulturasiManusia adalah makhluk sosio budaya yang memperoleh perilaluknya lewat belajar. Dari semua aspek belajar manusia, komunikasi merupakan aspek yang terpenting dan paling mendasar karena kegiatan komunikasi berfungsi sebagai alat untuk menafsirkan lingkungan fisik dan sosial kita.Proses yang dilalui individu-individu untuk memperoleh aturan-aturan (budaya) dimulai dari masa awal hidupnya hingga akhir hayatnya. Melalui proses sosialisasi dan pendidikan pola-pola budaya ditanamkan ke dalam system syaraf manusia dan menjadi kepribadian dan perilaku masing-masing indivdu. Proses belajar ini menjadikan manusia harus berinteraksi dengan manusia yang lain dari anggota budaya lainnya yang juga memiliki pola-pola komunikasi serupa. Proses memperoleh pola-pola demikian oleh individu-individu itu disebut enkulturasi.Proses enkulturasi sendiri mempunyai pengertian proses belajar dan menyesuaikan alam pikiran serta sikap terhadap adat istiadat, system, norma, serta semua peraturan yang terdapat dalam kebudayaan seseorangFaktor Pendorong dan Penghambat AkulturasiProses akulturasi dalam masyarakat dipengaruhi oleh faktor pendorong dan faktor penghambatnya. Kedua faktor tersebut sangat mempengaruri cepat/lamanya, baik/buruknya, serta berhasil/tidaknya proses akulturasi.a. Faktor Pendorong Kontak dengan kebudayaan lain Sistem pendidikan formal yang maju Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation) Sistem terbuka pada lapisan masyarakat Adanya penduduk yang heterogen Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu Adanya orientasi ke masa depanb. Faktor Penghambat Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat Sikap masyarakat yang tradisional Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuatnya. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain. Adanya prasangka buruk terhadap hal-hal baru. Adanya hambatan yang bersifat ideologis. Adat atau kebiasaanFaktor-faktor yang menghalangi terjadinya proses perubahan tersebut, secara umum memang akan merugikan masyarakat itu sendiri. Karena setiap anggota dari suatu masyarakat umumnya memiliki keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih daripada yang sudah didapatnya. Hal tersebut tidak akan diperolehnya jika masyarakat tersebut tidak mendapatkan adanya perubahan-perubahan dan hal-hal yang baru.PROSES INTERNALISASIProses internalisasi, adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu mulai saaat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya. Sepanjang hayatnya seorang individu terus belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu dan emosi yang membentuk kepribadiannya. Perasaan pertama yang diaktifkan dalam kepribadian saat bayi dilahirkan adalah rasa puas dan tak puas, yang menyebabkan ia menangis.Manusia mempunyai bakat yang telah terkandung di dalam dirinya untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat,nafsu, serta emosi dalam kepribadian individunya. Akan tetapi, wujud pengaktifan berbagai macam isi kepribadiannya itu sangat dipengaruhi oleh berbagai macam stimulus yang berada dalam alam sekitarnya dan dalam lingkungan sosial maupun budayanya.Setiap hari dalam kehidupan individu akan bertambah pengalamannya tentang bermacam-macam perasaan baru, maka belajarlah ia merasakan kebahagiaan, kegembiraan, simpati, cinta, benci, keamanan, harga diri, kebenaran, rasa bersalah, dosa, malu, dan sebagainyaa. Selain perasaan tersebut, berkembang pula berbagai macam hasrat seperti hasrat mempertahankan hidup. PROSES SOSIALISASISosialisasi merupakan sebuah proses seumur hidup dimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima dan berpartisipasi efektif dalam masyarakat.Sosialisasi adalah satu konsep umum yang bisa dimaknakan sebagai sebuah proses di mana seseorang belajar melalui interaksi dengan orang lain, tentang cara berpikir, merasakan, dan bertindak, di mana kesemuanya itu merupakan hal-hal yang sangat penting dalam menghasilkan partisipasi sosial yang efektif.Media sosialisasi adalah: keluarga, teman sepermainan, sekolah yang merupakan media sosialisasi sekunder, tempat pekerjaan, masyarakat umum yang merupakan media sosialisasi sekunder yang dominan terhadap proses pembentukan kepribadian, dan media masa.Proses sosialisasi itu sendiri adalah suatu proses dimana seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan kelakuan kelompoknya. Maka kepribadian adalah keseluruhan faktor biologis, psikologis dan sosilogis yang mendasari perilaku individu.Proses sosialisasi terjadi melalui dua cara yaitu:1. Conditioning, merupakan keadaan yang menyebabkan individu mempelajari pola kebudayaan yang fundamental seperti cara makan, bahasa, berjalan, cara duduk, pengembangan tingkah laku dan sebagainya.2. Komunikasi atau interaksi

2. Globalisasi dapat dipandang sebagai Peluang dan Ancaman. Jelaskan apa saja Peluang dan Ancaman dari GlobalisasiJAWAB : PELUANG DAN ANCAMAN GLOBALISASI Budaya merupakan salah satu aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap bangsa ataupun negara mempunyai tradisi dan kebudayaan yang berbeda yang sangat sarat akan kehidupan dan lekat dengan masyarakat. Secara umum, kebudayaan bangsa kita dikenal dengan budaya ketimuran yang lembut dan ramah tamah serta sarat akan kesopanan dan nilai-nilai kesusilaan. Sebagai warga negara, kita berhak berbangga dan berupaya untuk menjadikan budaya tetap lestari. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya akan khazanah kebudayaan. Dari sabang sampai merauke merajut beraneka ragam budaya yang eksotis. Seperti, tari-tarian, langgam-langgam (lagu-lagu) daerah, permainan, bahasa, kuliner, dan masih banyak lagi. Sekian banyak ragam kebudayaan tersebut keseluruhannya menyimpan nilai-nilai moral yang tinggi dan makna filosofis yang mendalam. Contohnya dalam permainan tradisional gobag sodor, dimana permainan ini mengajarkan bagaimana mempertahankan diri dan bekerja sama. Hal ini dapat memberikan dorongan kepada anak untuk belajar bersosialisasi terhadap sesama dan lingkungannya. Akhir-akhir ini telah marak remaja yang terserang autis sosial, yakni tidak senang bergaul dan berinteraksi secara langsung dengan lingkungan sekitarnya, melainkan menghabiskan waktunya di depan komputer dan berkutat dengan game-game khas dunia maya. Kasus inilah yang nantinya akan terpaparkan secara lebih jauh di dalam tulisan ini.

Kita semua tidak bisa mengelak pertumbuhan era global yang kian subur dan merebaknya budaya barat yang kian luas. Tak bisa dipungkiri pula, bahwa keberadaan Mr. Global dan kawan-kawan telah memberi kontribusi yang cukup terakui bagi Negara ini khususnya di bidang teknologi dan informasi. Banyak dari alat-alat tersebut yang memberikan efisiensi lebih dari pada alat-alat manual. Akan tetapi, bukan hal tersebut yang akan menjadi kasus di sini, melainkan bagaimana sikap dan kebijaksanaan kita sebagai pengguna. Dan siapa sangka dengan bertambah eloknya teknologi dan informasi di mata dunia, tak sedikit moral-moral dan susila-susila yang mulai terdegradasi. Tanpa terasa pula kita dan generasi kita termanjakan oleh canggihnya teknologi. Hampir semua pekerjaan dikerjakan oleh mesin, dari mulai pekerjaan rumah tangga hingga yang bersifat hiburan, semua di lakukan oleh bukan manusia.

Kini masyarakat menjadi semakin bertindak konsumtif. Bahkan konsumerisme ini telah menjadi tren bagi masyarakat khususnya masyarakat urban zaman sekarang. Tak sedikit dari mereka yang sengaja membeli barang berlabel luar negeri dan berteknologi tinggi untuk sekedar berbangga diri, bukan semata-mata kebutuhan.Globalisasi merupakan suatu kenyataan hidup yang harus dijalani, bahkan suatu kesadaran baru bagi manusia di bumi ini. Sebagian pakar telah melihat betapa besar pengaruh globalisasi dalam kehidupan kita. Bahkan kita semua telah merasakan revolusi global ini. Sebagaimana yang saya sebutkan sebelumnya, globalisasi secara umum telah merubah pola hidup masyarakat khususnya yang tinggal di perkotaan dan semakin merebak merasuki kehidupan-kehidupan yang dulunya terisolasi. Sekali lagi hanya dengan kebijaksanaan globalisasi dapat menjadi sahabat bagi manusia.

Menurut analisis para ahli, globalisasi pada umumnya bertumpu pada 4 kekuatan global, yaitu:1. Kemajuan IPTEK. Terutama dalam bidang teknologi dan informasi, beserta inovasi-inovasi barunya yang memudahkan pekerjaan manusia.2. Free trade (perdagangan bebas) yang ditunjang oleh kemajuan IPTEK3. Kerja sama regional dan internasional yang seolah tanpa batas4. Kesadaran akan hak-hak asasi kemanusiaan serta peran mereka dalam kehidupan bersama yang bersifat majemuk. Hal ini sangat memicu perubahan masyarakat yang cenderung lebih terbuka terhadap sesama dan dunia luar yang dulunya terkotak-kotak. Menurut saya, poin yang paling penting bagi pesatnya pertumbuhan arus globalisasi di sini adalah poin ke-4, dimana masyarakat yang dulunya hidup terkotak-kotak dan berkutat dengan golongannya sendiri kini sudah mulai terbuka dan mau membuka lebar wawasan mereka tentang hal-hal baru. Hal ini lah yang menjadi pintu masuk awal bagi arus globalisasi dan modernisasi. Dengan kemajuan telekomunikasi, sangat memungkinkan bagi manusia untuk berinteraksi secra tidak langsung dengan mudah dan lebih cepat. Saling bertukar pengalaman, pengetahuan, bahkan kebudayaan. Hal ini sangat indah bila disikapi dengan bijak, namun bisakah kita bayangkan ketika seluruh hasil berbagi mereka tercerna dalam sirkulasi IPTEK dan kebudayaan dengan tanpa filter? Masihkah kita dapat menjamin keautentikan budaya dan identitas bangsa yang kita junjung tinggi? Gelombang globalisasi bisa jadi sebuah tantangan bagi kita untuk lebih bersikap bijak dalam menyikapi suatu pembaharuan, dan juga merupakan peluang bagi kita untuk belajar dan menciptakan inovasi-inovasi lain yang lebih baik. Dengan kata lain, globalisasi member ampak positif dan negatif bagi kehidupan. Bahkan erbagai pola kehidupan yang bersifat merugikan akan muncul di tengah-tengah masyarakat.

Ancaman akan lunturnya budaya bangsa merupakan ancaman paling berbahaya bagi suatu bangsa yang berbudaya. Budaya bagaikan paras suatu bangsa yang menggambarkan seluruh tubuh bangsa tersebut. apabila paras bangsa Indonesia telah tercabik oleh goresan-goresan westernisasi, maka keutuhan paras asli Indonesia pun akan berubah secara perlahan. Akibatya, karena telah lama merantau dalam budaya orang lain, maka orang akan bertanya-tanya tentang siapa dirinya sendiri. Mereka bahkan tidak mengetahui tentang budaya sendiri yang sejak dahulu telah dirintis oleh nenek moyangnya. Hal ini sungguh mengerikan.

Ancaman selanjutnya adalah mulai lunturnya identitas-identitas kebangsaan. Kebudayaan merupakan jantung dari identitas suatu bangsa. Apabila kebudayaan suatu bangsa terusik, maka identitas bangsanya akan terusik pula. Hal ini sangat berdampak buruk bagi rasa nasionalisme warga dari suatu negara. Mereka tak lagi bangga menjadi bagian dari bangsa dan negaranya, karena tidak ada masyarakat lain yang dapat mempertahankan identitas kebangsaanyya melainkan masyarakat bangsa tersebut.

Terkikisnya kesadaran terhadap wawasan nusantara merupakan ancaman selanjutnya bagi bangsa yang mulai dilalaikan oleh warganya sendiri. Merupakan suatu keterkaitan dengan apa yang saya sampaikan sebelumnya, bahwasannya terkikisnya kesadaran terhadap wawasan nusantara merupakan dampak dari lunturnya khazanah kebudayaan dan identitas bangsa Indonesia. Dengan ini, sempurna sudah kelalaian suatu warga terhadap bangsanya sendiri. Mereka kini lebih bangga ketika dapat mengimitasi budaya dan perilaku bangsa lain, khususnya bangsa barat dari pada mengapresiasi prestasi dari putra bangsa sendiri.

Sungguh ironis sekali, keadaan bangsa kita saat ini. Hal ini kembali kepada kesadaran individu masing-masing akan pentingnya melestarikan budaya bangsa dengan sebaik-baiknya. Mari kita memulai dengan hal kecil, yaitu membiasakan generasi muda kita untuk berinteraksi langsung terhadap teman-temannya disbanding dengan menggunakan media teknologi yang mengurangi ruang interaksi langsung mereka. Mari kita kembali ke jalan-jalan desa untuk sekedar mengikuti kegiatan rutin mingguan yaitu, kerja bakti. Mengenalkan alat-alat music adan lagu-lagu daerah sejak dini hingga di tingkat perguruan tinggi mungkin akan memberikan aura yang baik untuk lestarinya budaya dan identitas bangsa. 3. Menurut saudara bagamana seharusnya bangsa indonesia merespon proses globalisasi saat ini?JAWAB : Indonesia merupakan negara multikultural yang kaya akan kebudayaan,ras dan agama,negara yang heterogen ini seharusnya menjadi kelebihan tersendiri bagi indonesia dibandingnegara lainnya, berasaskan atas semboyan bhineka tunggal ika indonesia dapat bersatu dibawah satu pemerintahan dengan beragam perbedaan yang ada, di zaman modern ini dimanazaman yang menganggap ideologi telah mati dan ketinggalan zaman, akan tetapi nasionalismeitu sendiri adalah sebuah ideologi maka dari itu membicarakan perihal nasionalisme dianggapsudah ketinggalan zaman dan seperti menggali kuburan yang cukup jauh dari dataran, karenaideologi bangsa benar-benar telah dikubur rapat-rapat sehingga potensi dari anak bangsa yangbersinar seperti dahulu kala para pemuda-pemuda pendiri bangsa sulit sekali kita menemukan dizaman sekarang.

4. Berikan pandangan dan pendapat saudara tentang Multikulturalisme dan Kesetaraan di indonesia saat ini JAWAB :Di Indonesia, konsep tentang multikulturalisme telah lama diperbincangkan oleh para tokoh sosial maupun agama. Hal ini berkaitan dengan masyarakat Indonesia yang memiliki banyak sukubangsa, agama, dan ras. Dengan itulah konsep masyarakat multikultural menjadi topik yang relevan untuk ditelaah karena sesuai dengan semboyan Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Masyarakat multikultutral disini lebih dipandang sebagai masyarakat yang memiliki kesederajatan dalam bertindak di negara meski berbeda-beda sukubangsa, ras, maupun agama. Lebih tepatnya masyarakat multikultural tidaklah hanya sebagai konsep keanekaragaman secara sukubangsa atau kebudayaan sukubangsa yang menjadi ciri masyarakat majemuk, akan tetapi menekankan pada keanekaragaman kebudayaan dalam kesederajatan. Dalam artian lain, multikulturalisme dinyatakan sebagai sebuah ideologi yang menekankan pengakuan dan penghargaan pada kesederajatan atas perbedaan kebudayaan.Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat keanekaragaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah mayarakat multikultural. Bila kita mengenal masyarakat sebagai sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka mampu mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu (Linton), maka konsep masyarakat tersebut jika digabungkan dengan multikurtural memiliki makna yang sangat luas dan diperlukan pemahaman yang mendalam untuk dapat mengerti apa sebenarnya masyarakat multikultural itu.Multikultural dapat diartikan sebagai keragaman atau perbedaan terhadap suatu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Sehingga masyarakat multikultural dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang tinggal dan hidup menetap di suatu tempat yang memiliki kebudayaan dan ciri khas tersendiri yang mampu membedakan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Setiap masyarakat akan menghasilkan kebudayaannya masing-masing yang akan menjadi ciri khas bagi masyarakat tersebut.Dari sinilah muncul istilah multikulturalisme. Banyak definisi mengenai multikulturalisme, diantaranya multikulturalisme pada dasarnya adalah pandangan dunia -yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan- yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keragaman, pluralitas, dan multikultural yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Multikulturalisme dapat juga dipahamni sebagai pandangan dunia yang kemudian diwujudkan dalam politics of recognition (Azyumardi Azra, 2007). Lawrence Blum mengungkapkan bahwa multikulturalisme mencakup suatu pemahaman, penghargaan dan penilaian atas budaya seseorang, serta penghormatan dan keingintahuan tentang budaya etnis orang lain. Berbagai pengertian mengenai multikulturalisme tersebut dapat ddisimpulkan bahwa inti dari multikulturalisme adalah mengenai penerimaan dan penghargaan terhadap suatu kebudayaan, baik kebudayaan sendiri maupun kebudayaan orang lain. Setiap orang ditekankan untuk saling menghargai dan menghormati setiap kebudayaan yang ada di masyarakat. Apapun bentuk suatu kebudayaan harus dapat diterima oleh setiap orang tanpa membeda-bedakan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain.