isosterik

8
JURNAL ANALISIS KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM GALAT, KAFEIN DAN EPIGALOKETEKIN GALAT PADA BEBERAPA PRODUK THE CELUP Sifat Fisikokimia Senyawa Uji 1. Asam galat Asam galat merupakan biosintesis dari tannin. Berikut sifat fisikokimia dari tanin: Sifat-sifat Tanin : 1. Dalam air membentuk larutan koloidal yang bereaksi asam dan sepat. 2. Mengendapkan larutan gelatin dan larutan alkaloid. 3. Tidak dapat mengkristal. 4. Larutan alkali mampu mengoksidasi oksigen. 5. Mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein tersebut sehingga tidak dipengaruhi oleh enzim protiolitik. Sifat kimia Tanin : 1. Merupakan senyawa kompleks dalam bentuk campuran polifenol yang sukar dipisahkan sehingga sukar mengkristal. 2. Tanin dapat diidentifikasikan dengan kromotografi.

Upload: bpmstfb

Post on 04-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

gfghfhfg

TRANSCRIPT

Page 1: ISOSTERIK

JURNAL ANALISIS KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

UNTUK PENETAPAN KADAR ASAM GALAT, KAFEIN DAN

EPIGALOKETEKIN GALAT PADA BEBERAPA PRODUK THE CELUP

Sifat Fisikokimia Senyawa Uji

1. Asam galat

Asam galat merupakan biosintesis dari tannin. Berikut sifat

fisikokimia dari tanin:

Sifat-sifat Tanin :

1.    Dalam air membentuk larutan koloidal yang bereaksi asam dan

sepat.

2.    Mengendapkan larutan gelatin dan larutan alkaloid.

3.    Tidak dapat mengkristal.

4.    Larutan alkali mampu mengoksidasi oksigen.

5.   Mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan

protein tersebut sehingga tidak dipengaruhi oleh enzim

protiolitik.

Sifat kimia Tanin :

1.   Merupakan senyawa kompleks dalam bentuk campuran

polifenol yang sukar dipisahkan sehingga sukar mengkristal.

2.   Tanin dapat diidentifikasikan dengan kromotografi.

3.   Senyawa fenol dari tanin mempunyai aksi adstrigensia,

antiseptic dan pemberi warna.

2. Kafein

Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat

dalam biji kopi, daun teh, daun mete, biji kola, biji coklat, dan

beberapa minuman penyegar. Kafein memiliki berat molekul

194.19 dengan rumus kimia C8H10N8O2 dan pH 6.9 (larutan kafein

1% dalam air). Kristal Coffein dari larutannya dalam air berupa

jarum-jarum bercahaya sutra, bila tidak mengandung air. Coffein

Page 2: ISOSTERIK

mencair pada 236,5oC dan mensublimasi pada temperatur yang

lebih rendah. Dalam air panas zat ini mudah larut sedangkan pada

air dingin sukar larut.

Sifat Fisik Coffein

1.  Merupakan kristal putih berupa jarum-jarum bercahaya sutra.

2. Bila tak mengandung air coffein mencair pada 236,5oC dan

menyublimasi pada temperatur rendah.

3. Mudah larut dalam air panas tetapi sukar larut pada air dingin.

Sifat Kimia Coffein

  Coffein mudah larut dalam pelarut organik seperti alkohol dan

khlorofrom.

3. Epigalokatekin

Page 3: ISOSTERIK

Padatan amorf jingga, titik leleh 213-215oC, uji FeCl3 positif

menunjukkan  senyawa fenol

Semi polar

Tahan terhadap pemanasan

Tipe KCKT yang Dipakai

Tipe KCKT yang dipakai yaitu Kromatografi fase terikat sehingga

pemisahannya adalah fase terbalik.

Fasa Diam

Fasa diam yang digunakan yaitu Oktadesilan (ODS atau C,g)

Fasa Gerak

Fasa gerak yang diapakai yaitu dengan menggunakan berbagai variasi

campuran pelarut, diantaranya:

1. Air : asetonitril : methanol : etil asetat : asam asetat glacial (89 : 6 :

3 : 4 : 1)

2. Asam orto fosfat 0,1% : air : metanol : asetonitril (14 : 6 : 2 : 3)

pH=3,00

3. Asam orto fosfat 0,1% : air : asetonitril : metanol (14 : 7 : 3 : 1)

pH=4,00

Kolom

Kolom yang digunakan pada analisis yaitu Eurosphere C-18 (250X4,6 mm

i.d., 5 µm)

Detektor

Detektor yang dipakai yaitu detector UV (Smart Line UV Detektor 2500 A

5140), pompa ganda Smart Line Pump 1000 V 7603, sampel injector

dengan volume 20 µL Rheodyne Loop model A135.

Hasil Kromatogram KCKT

Page 4: ISOSTERIK

Pembahasan

Optimasi fase gerak dilakukan untuk mendapatkan profi l kromatogram

senyawa asam galat, kafein, dan EGCG yang mempunyai nilai resolusi

≥2,00. Komposisi fase gerak pertama yang dicoba adalah seperti pada

penelitian Saito dkk., (2006) yaitu: air, asetonitril, metanol, etil asetat,

asam asetat glasial. Berbagai variasi komposisi fase gerak yang telah

dicoba untuk mendapatkan nilai resolusi ≥ 2,00 adalah (i) 89:6:1:3:1

(v/v/v/v/v), (ii) 86:6:3:4:1 (v/v/v/v/v), dan (iii) 86:7:1:3:3 (v/v/v/v/v).

Profil kromatogram yang didapat ternyata belum memberikan resolusi

yang sempurna untuk kromatogram asam galat dan kafein, yaitu R = 0,56

(Gambar A).

Komposisi fase gerak lain yang kemudian dioptimalkan adalah

berdasarkan penelitian Prayong dkk. (2007), yaitu asam orto-fosfat 0,1%,

metanol, asetonitril. Penambahan air dalam komposisi fase gerak dan

pengaturan pH (pH = 3,00) ternyata dapat menghasilkan resolusi

kromatogram senyawa yang dituju sesuai nilai yang diharapkan (R ≥ 2,00),

yaitu 8,00 untuk senyawa asam galat dengan kafein dan 3,81 untuk

Page 5: ISOSTERIK

senyawa kafein dengan EGCG. Tetapi, waktu analisis yang dibutuhkan

masih lebih dari 20 menit (Gambar B).

Untuk mengatasi hal ini, pH larutan dinaikkan menjadi 4,00 dengan trietil

amin (TEA). Peningkatan pH berpengaruh terhadap senyawa asam lemah

yang terionisasi seperti asam galat dan EGCG, dimana retensi senyawa-

senyawa yang terionisasi dengan fase diam akan menjadi lemah sehingga

waktu retensinya menjadi pendek (Snyder dkk., 1997). Fase gerak

optimum yang dicapai adalah asam orto-fosfat 0,1%, air, metanol,

asetonitril (14:7:1:3 v/v/v/v) pada pH = 4,00. Nilai pemisahan (R) yang

dicapai untuk asam galat dan kafein adalah 24,80 sedangkan kafein dengan

EGCG adalah 4,56 (Gambar C).

REVIEW JURNALUntuk memenuhi salah satu tugas Analisis Fisikokimia II

Page 6: ISOSTERIK

Kelompok : 3

Putri Ulfa F ( 21121123)

Rany Rahmawati (21121124)

Retno Rahayu Ningsih (21121126)

Rivan Fajarudin A (21121127)

Ita Nurlia (21121258)

Poety Prawesty (21121263)

SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG

2015