kuliah mikropal-2
DESCRIPTION
sejarah penyelidikan foraminiferaTRANSCRIPT
![Page 1: KULIAH MIKROPAL-2](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080921/563db78d550346aa9a8c2190/html5/thumbnails/1.jpg)
SEJARAH PENYELIDIKAN
Hadi NugrohoPS Teknik Geologi
Universitas Diponegoro2010
![Page 2: KULIAH MIKROPAL-2](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080921/563db78d550346aa9a8c2190/html5/thumbnails/2.jpg)
SEJARAH PENYELIDIKAN
♣ Herodotus dan Pliny (500 BC)
Seorang cendekiawan Yunani menulis hasil temuan merupakan benda aneh yang berserakan di lembah Gizeh, Mesir.
♣ Strabon (25 AD)
Diperkirakan sebagai sisa makanan yang ditinggalkan orang Mesir kuno, ketika
membangun piramid.
Ternyata benda itu adalah fosil nummulites.
![Page 3: KULIAH MIKROPAL-2](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080921/563db78d550346aa9a8c2190/html5/thumbnails/3.jpg)
SEJARAH PENYELIDIKAN
♣ Agricola (1546), Gesser (1565), Scheuchzer (1702), menggunakan kaca pembesar dan menulis
tentang benda aneh yang ditemukan oleh Herodotus.
♣ Hooke (1635-1703), adalah orang pertama yang menulis dan membahas tentang foraminifera kecil.
♣ Anthony van Leuweenhoek (1632-1723), menemukan mikroskop pertama di dunia.
Sejak saat itu dilakukan pemeriksaan benda-benda kecil yang banyak dijumpai pada batuan sedimen
Tersier di Eropa.
![Page 4: KULIAH MIKROPAL-2](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080921/563db78d550346aa9a8c2190/html5/thumbnails/4.jpg)
SEJARAH PENYELIDIKAN
♣ Beccarius (1731), menggambarkan dan menulis laporan tentang penemuan
cangkang-cangkang kecil, yang dijumpai di sedimen batupasir Pliosen, di Bologna, Italia.
♣ Janus Plancis (1739), menerbitkan monograf tentang foraminifera dari pasir pantai laut Adriatik. Tetapi pada saat itu
masih menganggap, bahwa fosil ini adalah bentuk mini dari Cephalopoda, Gastropoda
atau bahkan cacing.
![Page 5: KULIAH MIKROPAL-2](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080921/563db78d550346aa9a8c2190/html5/thumbnails/5.jpg)
SEJARAH PENYELIDIKAN
♣ Ch. De Linné (1758), menerbitkan Systema natura edisi ke-10 berisi sekitar dua puluhan
spesies foraminifera dan memasukkan ke dalam genus Nautilus dan Serpula.
Pada publikasi ini diusulkan tatanama berganda (binomial), untuk menggantikan tatanama banyak (polinomial) yang lazim
digunakan pada waktu itu.
![Page 6: KULIAH MIKROPAL-2](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080921/563db78d550346aa9a8c2190/html5/thumbnails/6.jpg)
SEJARAH PENYELIDIKAN
♣ Alcide d’Orbigny (1802-1857), mengusulkan klasifikasi foraminifera dalam bukunya Tableau
methodique de la Class des Cephalopodes.
Merupakan orang pertama yang memberi nama foraminifera, serta membuat klasifikasinya
secara sistematik.
Berisi lebih dari 1500 genus dan sekitar 18.000 spesies foraminifera, dan menempati lebih dari 30.000 halaman Catalogue Ellis and Messina.
A. d’Orbigny dianggap sebagai bapak mikropaleontologi modern.
![Page 7: KULIAH MIKROPAL-2](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080921/563db78d550346aa9a8c2190/html5/thumbnails/7.jpg)
SEJARAH PENYELIDIKAN
♣ Felix Dujardin (1835), dalam New observations on the microscopic
Cephalopods, memasukkan klasifikasi golongan foraminifera ke dalam Protozoa, berdasarkan struktur, susunan kamar dan
sifat fisiologinya.
♣ HC Sorby (1849), menggunakan sayatan tipis pada pengamatan mikrofosil yang
berasal dari batuan sedimen yang keras.
![Page 8: KULIAH MIKROPAL-2](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080921/563db78d550346aa9a8c2190/html5/thumbnails/8.jpg)
SEJARAH PENYELIDIKAN
♣ Ehrenberg (1854), menerbitkan buku Mikrogeologie yang berisi tentang
foraminifera, ostracoda dan flagellata.
♣ Reuss (1861), menerbitkan tulisan tentang taksonomi dan klasifikasi foraminifera, dan
menyatakan foraminifera ini dapat digunakan untuk menentukan umur suatu lapisan.
♣ Dames dan Bornemann (1874), pertama kali fosil foraminifera dipakai dalam interpretasi
stratigrafi, dari suatu sumur pemboran di dekat kota Greifswald, Austria.
![Page 9: KULIAH MIKROPAL-2](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080921/563db78d550346aa9a8c2190/html5/thumbnails/9.jpg)
SEJARAH PENYELIDIKAN
♣ Brady (1884), melakukan penelitian foraminifera dalam ekspedisi Chalenger.
♣ Rowchin (1891), Chapman (1900), Schuchert (1924), menggunakan fosil foraminifera sebagai penentuan umur dan berkembang ke segenap
penjuru dunia.
♣ Tahun 1917, pertama kali mikropaleontologi sebagai ilmu masuk dalam kurikulum Perguruan
Tinggi.
♣ Tahun 1919, beberapa perusahaan minyak mulai mempekerjakan ahli mikropaleontologi dalam staf
eksplorasinya.
![Page 10: KULIAH MIKROPAL-2](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080921/563db78d550346aa9a8c2190/html5/thumbnails/10.jpg)
SEJARAH PENYELIDIKAN
♣ Chusman (1924) , mendirikan lembaga khusus yang bergerak dalam riset
foraminifera, diberi nama: The Chusman Laboratory of Foraminiferal Research di Massachussets, Amerika. Lembaga ini
menerbitkan majalah Contributions from the Chusman Laboratory.
Sekarang diberi nama: “Journal of Foraminiferal Research” .
![Page 11: KULIAH MIKROPAL-2](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080921/563db78d550346aa9a8c2190/html5/thumbnails/11.jpg)
SEJARAH PENYELIDIKAN
♣ Akhir tahun 1930, setelah terbukti fosil foraminifera dapat sebagai petunjuk lingkungan pengendapan purba, maka dimulai penelitian
foraminifera hidup di Amerika Utara.
Peneliti antara lain: Nathland, Phleger dan Norton.
♣ Akhir 1940, Chusman dan Bermudez berhasil menunjukkan bahwa foraminifera planktonik
merupakan jenis fosil yang amat penting dalam Biostratigrafi.
Pelopor penyusunan Zonasi Biostratigrafi: Bolli, Blow, Postuma, dan Bergern.
![Page 12: KULIAH MIKROPAL-2](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080921/563db78d550346aa9a8c2190/html5/thumbnails/12.jpg)
SEJARAH PENYELIDIKAN
♣ Tahun 1920, di Indonesia baru dimulai studi foraminifera.
Perusahaan minyak menggunakan tenaga ahli mikropaleontologi untuk penentuan umur
lapisan batuan.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa peristiwa geologi di Indonesia selama zaman Tersier
tidak identik dengan di Eropa.
Sehingga skala waktu geologi yang digunakan di Eropa tidak dapat digunakan di Indonesia.
![Page 13: KULIAH MIKROPAL-2](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080921/563db78d550346aa9a8c2190/html5/thumbnails/13.jpg)
SEJARAH PENYELIDIKAN
♣ Van der Vlerk dan Umgrove (1927) , menerbitkan hasil studi biostratigrafi foraminifera besar.
Zona biostratigrafi ini diusulkan agar dipakai sebagai untuk nama zaman geologi di Indonesia. Nama zona biostratigrafi yang dihasilkan diberi notasi dengan huruf, hasilnya secara populer dikenal
sebagai
“Klasifikasi Huruf Tersier Indonesia”
(The Indonesian Tertiary Letter Classification)
Sesuai dengan kemajuan penelitian paleontologi, klasifikasi huruf ini senantiasa diperbaiki, antara lain:
Adam (1970); Postuma & Haak (1975).
![Page 14: KULIAH MIKROPAL-2](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080921/563db78d550346aa9a8c2190/html5/thumbnails/14.jpg)
SEJARAH PENYELIDIKAN
♣ Tan Sin Hok (1930), menerbitkan suatu karya ilmiah tentang evolusi dari foraminifera besar
Cycloclypeus.
♣ Setelah PD II dan semenjak awal tahun 1960, studi foraminifera di Indonesia berkembang lagi terutama dalam eksplorasi minyak dan
gasbumi.
Bolli, Harsono, Darwin Kadar, Wibisono melakukan penelitian untuk zonasi
foraminifera planktonik. Aktivitas ini juga dicatat oleh Bilman (1975).
![Page 15: KULIAH MIKROPAL-2](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022080921/563db78d550346aa9a8c2190/html5/thumbnails/15.jpg)
TERAPAN MIKROPALEONTOLOGI
♦ Data paleontologi untuk penyusunan suatu penampang stratigrafi.
♦ Studi fasies dari beberapa litologi yang spesifik.
♦ Penentuan umur dari suatu
formasi batuan.
♦ Analisis suatu lingkungan pengendapan.
♦ Korelasi dari beberapa penampang stratigrafi, baik ps permukaan maupun ps
bawah permukaan.