okokokaaaa
DESCRIPTION
yayayayTRANSCRIPT
![Page 1: okokokaaaa](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022071708/55cf8fee550346703ba167ff/html5/thumbnails/1.jpg)
13012036 Ifan Murdiyadi
1
UJIAN TENGAH SEMESTER II
TK 2106-KOMPUTASI TEKNIK KIMIA
TAKE HOME TEST
1. Soal nomor 1 meminta tulisan berisi program untuk menentukan parameter kinetika reaksi
konsekutif berikut ini.
퐴 퐵 퐶
Persamaan diferensial reaksi konsekutif tersebut tertera di dalam soal dan data konsentrasi spesi
A dan B untuk beberapa waktu t disajikan dalam tabel. Berdasarkan program yang telah dibuat,
optimasi dilakukan dengan metode Nelder-Mead (simpleks) dan diperoleh nilai-nilai parameter
reaksi terkait ialah sebagai berikut:
Sebagai tambahan, dimasukkan juga perintah untuk menampilkan grafik pembanding data yang
tersedia di dalam tabel dan data hasil regresi nonlinier pada model kinetika reaksi di atas.
Diperoleh grafik sebagai berikut.
Tampak pada gambar 2, selisih yang
terjadi antara data model terhadap
hasil regresi nonlinier tidak bernilai
besar. Artinya, nilai parameter
kinetika yang dikeluarkan MATLAB
sebagaimana tercantum dalam
gambar 1 sudah benar dan dianggap
dapat mewakili data hasil percobaan.
Gambar 1. Output Program pada Command Window Sesaat Setelah Dijalankan
Gambar 2. Tampilan Grafik oleh Program
![Page 2: okokokaaaa](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022071708/55cf8fee550346703ba167ff/html5/thumbnails/2.jpg)
13012036 Ifan Murdiyadi
2
2. Sebelum menyelesaikan persamaan diferensial pada soal nomor 2, dilakukan penurunan
persamaan diferensial yang tertera dalam soal menjadi persamaan diferensial yang mengandung
variabel bebas r dan variabel terikat T. Berikut ini adalah penurunannya.
a. 0 ≤ 푟 ≤ 푅 푑푑푟푟 푞 = 푆 푟 … (1)
dengan
푞 = −푘푑푇푑푟
… (2)
푆 = 푆 1 + 푏푟푅
… (3)
Substitusi (2) dan (3) ke (1) diperoleh
푑푑푟푟 푞 =
푑푑푟푟 −푘
푑푇푑푟
= −푘푑푑푟
푟푑푇푑푟
= −푘 (2푟푑푇푑푟
+ 푟푑 푇푑푟
)
−푘 2푟푑푇푑푟
+ 푟푑 푇푑푟
= 푆 1 + 푏푟푅
푟 = 푆 푟 + 푏푟푅
−푘 2푑푇푑푟
+ 푟푑 푇푑푟
= 푆 푟 + 푏푟푅
푑 푇푑푟
=1푟
−푆푘
푟 + 푏푟푅
− 2푑푇푑푟
= −푆푘
1 + 푏푟푅
− 21푟푑푇푑푟
b. 푅 < 푟 ≤ 푅
푑푑푟푟 푞 = 0 … (4)
dengan
푞 = −푘푑푇푑푟
… (5)
Substitusi (5) ke (4) diperoleh
푑푑푟푟 푞 =
푑푑푟푟 −푘
푑푇푑푟
= −푘푑푑푟
푟푑푇푑푟
= −푘 2푟푑푇푑푟
+ 푟푑 푇푑푟
= 0
푑 푇푑푟
= −2푟푑푇푑푟
![Page 3: okokokaaaa](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022071708/55cf8fee550346703ba167ff/html5/thumbnails/3.jpg)
13012036 Ifan Murdiyadi
3
Kaninosasi dilakukan dengan memisalkan T=T(1) dan dT/dr=dT(1)/dr=T(2). Diperoleh
d2T/dr2=dT(2)/dr. Fungsi yang digunakan untuk menyelesaikan T(r) untuk 0 < r < Rf dibuat
dalam fungsi fun1, sedangkan untuk batas Rf < r < Rc, bentuk kanonikal ditulis dalam fungsi
fun2. Dengan menggunakan metode shooting method dan berbekal nilai syarat batas yang
diberikan dalam soal, nilai awal T saat r=0 ditentukan. Penentuan dilakukan dengan menebak
nilai T saat r=0, lalu dengan nilai tersebut persamaan kanonikal diselesaikan dengan ode23. Hasil
akhir berupa nilai T saat r=RC dicocokkan dengan nilai batas dalam soal. Diinginkan nilai suhu
pada permukaan luar hasil integrasi numerik bernilai sama dengan syarat batas dalam soal.
Setelah nilai awal ditemukan, persamaan kanonikal diselesaikan dengan diintegrasikan
menggunakan ode23 dengan nilai awal yang sudah didapat. Hasil integrasi dialurkan dalam
sebuah grafik. Grafik yang ditampilkan program ialah sebagai berikut.
Berdasarkan buku Transport Phenomena 2ndedition karangan Bird, Stewart, dan Lightfoot, pada
halaman 298 terdapat penyelesaian analitik hubungan T terhadap r.
Gambar 3. Tampilan Grafik Hubungan T dan dT/dr Terhadap r
Gambar 4. Penyelesaian Analitik T(r) Sumber: Bird, Stewart, dan Lightfoot. Transport Phenomena 2nded., p-298
![Page 4: okokokaaaa](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022071708/55cf8fee550346703ba167ff/html5/thumbnails/4.jpg)
13012036 Ifan Murdiyadi
4
Oleh sebab nilai kC tidak telibat dalam persamaan kanonikal, maka titik potong grafik T(r) pada
sumbu T di program tersebut ditentukan oleh MATLAB. Berdasarkan persamaan 10.3-20, titik
potong grafik T(r) pada sumbu T mengandung konstanta kC yang tidak terlibat dalam program.
Artinya, nilai kC sudah ditentukan secara otomatis oleh MATLAB sedemikian sehingga
persamaan diferensial tersebut memiliki penyelesaian yang memenuhi syarat batas. Untuk
membuktikan validity hasil yang dikeluarkan MATLAB, akan ditentukan beberapa parameter
pembanding terhadap hasil analitik.
Keterangan: Oleh sebab tidak ditemukan nilai Sno, b, dan kF dari literatur, digunakan asumsi
nilai-nilai konstanta tersebut sebagai berikut. Sno=5000 kal/cm3s, b=40, kF=300. Nilai RF (jari-
jari bola nuklir) dan RC (jari-jari cangkang aluminium) dipilih senilai 4 cm dan 10 cm berturut-
turut (RF < RC). Nilai To yang dipilih adalah 500 (satuan suhu).
Tabel 1. Klarifikasi Keberterimaan Hasil Penyelesaian Numerik
Penyelesaian Analitik Penyelesaian Numerik Keterangan
Untuk setiap r pada rentang 0
hingga RC, fungsi T(r) merupakan
fungsi nonlinier dengan r sebagai
variabel bebas.
Grafik T(r) pada Gambar
3 bukan berupa garis
lurus.
Penyelesaian analitik dan
numerik memiliki kecocokan
dari segi linieritas fungsi T(r).
Pada 0 < r < RF, fungsi dT/dr
ditentukan dengan menurunakn TF
terhadap r. Diperoleh:
푑푇푑푟
=푆 푅
6푘(−
2푟푅
−6푏푟5푅
)
Pada r=0, dT/dr=0
Pada 0 < r < RF, dT/dr < 0
Grafik T(r) pada 0 < r < 4
bersifat monoton turun,
sedangkan pada r=0,
grafik T(r) berada dalam
kondisi stasioner. Grafik
dT/dr pada grafik berada
di bawah sumbu x (selalu
negatif)
Penyelesaian analitik dan
numerik memiliki kecocokan
pada tinjauan ini. Fungsi y(x)
disebut monoton turun pada
rentang [a,b] jika dy/dx<0
pada rentang tersebut
Pada RF < r < RC, fungsi dT/dr
ditentukan dengan menurunakn TC
terhadap r. Diperoleh:
푑푇푑푟
= −푆 푅3푘 푟
(1 +35푏)
Pada 0 < RF < r < RC, dT/dr < 0
Pada rentang 4 < r < 10
grafik T(r) monoton
turun. Nilai dT/dr pada
rentang ini juga selalu
negatif (berdasarkan
Gambar 3)
Penyelesaian numerik
memiliki kecocokan dalam
hal kemonotonan dengan
fungsi hasil penyelesaian
analitik.
Pada 0 < r < RF, fungsi d2T/dr2
ditentukan dengan menurunkan
dTF/dr terhadap r. Diperoleh:
Grafik T(r) cekung ke
bawah pada rentang 0 < r
< 4.
Hasil numerik memiliki
kecocokan dengan hasil
analitik dari segi kecekungan.
![Page 5: okokokaaaa](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022071708/55cf8fee550346703ba167ff/html5/thumbnails/5.jpg)
13012036 Ifan Murdiyadi
5
푑 푇푑푟
=푆 푅
6푘(−
2푅
−18푏푟5푅
)
Pada 0 < r < RF, d2T/dr2 < 0
Fungsi y(x) disebut cekung
bawah pada rentang [a,b] jika
d2y/dx2<0 pada rentang
tersebut.
Pada RF < r < RC, fungsi d2T/dr2
ditentukan dengan menurunkan
dTC/dr terhadap r. Diperoleh:
푑 푇푑푟
=2푆 푅
3푘 푟(1 +
35푏)
Pada 0 < RF < r < RC, d2T/dr2 > 0
Grafik T(r) cekung ke atas
pada rentang 4 < r < 10.
Hasil numerik memiliki
kecocokan dengan hasil
analitik dari segi kecekungan.
Fungsi y(x) disebut cekung
atas pada rentang [a,b] jika
d2y/dx2>0 pada rentang
tersebut.
Nilai d2T/dr2 pada r=RF
- Ditinjau dari 0 < r < RF
푑 푇푑푟
=푆 푅
6푘(−
2푅
−185
)
푑 푇푑푟
< 0
- Ditinjau dari 0 < RF < r < RC
푑 푇푑푟
=2푆3푘
(1 +35푏)
푑 푇푑푟
> 0
Pada Gambar 3, grafik
dT/dr memiliki corner
point pada r=4 (dalam hal
ini r=RF). Oleh sebab
kurva tersebut tidak
mulus pada r=RF, turunan
kurva tersebut (dalam hal
ini d2T/dr2) pasti diskotinu
di sana.
Penyelesaian numerik
memiliki kecocokan dengan
penyelesaian analitik.
Penyelesaian analitik
menunjukkan bahwa pada
r=RF, fungsi d2T/dr2 akan
mengalami diskotinuitas. Hal
ini terbukti dari hasil
penyelesaian numerik yaitu
munculnya corner point pada
grafik dT/dr saat r=RF
sebagaimana terlihat di
Gambar 3.
Berdasarkan validasi yang disajikan dalam Tabel 1, dapat disimpulkan bahwa grafik yang dihasilkan
dari penyelesain numerik memiliki kecocokan dengan hasil penyelesaian analitik. Dengan demikian,
grafik distribusi T pada setiap r yang diminta pada soal 2 sudah diselesaikan.