osteocondroma lapsus

21
BAB 1. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Definisi Osteokondroma adalah tumor jinak tulang, terdiri dari jaringan osseus yang ditutupi cap kartilago. Osteokondroma dikenal juga sebagai exostosis, osteocartilaginous exostosis. Osteokondroma lebih cenderung berkembang menjadi malformasi daripada neoplasma sejati dan diperkirakan berasal dari periosteum berupa nodul kartilago yang kecil. Lesi tersebut terdiri dari massa tulang, sering dalam bentuk seperti batang (stalk), yang dihasilkan oleh osifikasi endokondral yang progresif dari jaringan kartilago yang bertumbuh. (1,2) Osteokondroma terdapat pada pria dan wanita dengan perbandingan yang sama dan terutama ditemukan pada usia remaja, yaitu selama periode pertumbuhan skeletal. Ujung metafisis tulang panjang merupakan bagian yang paling sering terkena, dimana sekitar 50 % terjadi pada bagian distal femur. Meskipun demikian semua tulang dapat terkena termasuk kosta, pelvis dan vertebra. (3,4,5) Ukuran lesi pada osteokondroma bervariasi antara 1-15 cm, tiap lesi pada osteokondroma multipel ukurannya tidak lebih besar dibanding lesi osteokondroma soliter. Banyak diantara lesi 1

Upload: bagoes-loekman

Post on 08-Apr-2016

65 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Laporan Kasus

TRANSCRIPT

Page 1: OsteoCondRoma Lapsus

BAB 1. TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Definisi

Osteokondroma adalah tumor jinak tulang, terdiri dari jaringan osseus

yang ditutupi cap kartilago. Osteokondroma dikenal juga sebagai exostosis,

osteocartilaginous exostosis. Osteokondroma lebih cenderung berkembang

menjadi malformasi daripada neoplasma sejati dan diperkirakan berasal dari

periosteum berupa nodul kartilago yang kecil. Lesi tersebut terdiri dari massa

tulang, sering dalam bentuk seperti batang (stalk), yang dihasilkan oleh osifikasi

endokondral yang progresif dari jaringan kartilago yang bertumbuh. (1,2)

Osteokondroma terdapat pada pria dan wanita dengan perbandingan yang

sama dan terutama ditemukan pada usia remaja, yaitu selama periode

pertumbuhan skeletal. Ujung metafisis tulang panjang merupakan bagian yang

paling sering terkena, dimana sekitar 50 % terjadi pada bagian distal femur.

Meskipun demikian semua tulang dapat terkena termasuk kosta, pelvis dan

vertebra.(3,4,5)

Ukuran lesi pada osteokondroma bervariasi antara 1-15 cm, tiap lesi pada

osteokondroma multipel ukurannya tidak lebih besar dibanding lesi

osteokondroma soliter. Banyak diantara lesi osteokondroma yang tidak

menimbulkan gejala dan ditemukan secara kebetulan. (1,4)

Bila tumor memberikan keluhan karena menekan struktur disekitarnya,

seperti tendon, saraf, maka diperlukan tindakan operasi secepatnya, terutama bila

hal ini terjadi pada orang dewasa. (6)

1.2 Insiden

Osteokondroma merupakan tumor jinak tersering kedua (32,5 %) dari

seluruh tumor jinak tulang. Tumor tersebut terutama menyerang remaja dan

dewasa muda (sekitar umur 20 tahunan). Tetapi dapat terjadi pada usia yang lebih

tua yang menunda mencari penanganan medis. Insiden kelainan ini dapat

mengenai pria dan wanita dengan perbandingan 1,6 : 1.(1,6,7)

1

Page 2: OsteoCondRoma Lapsus

Pada beberapa penelitian, osteokondroma soliter ditemukan pada 7,9 %

tumor tulang yang direseksi atau melalui analisis dengan pemeriksaan biopsi.

Osteokondroma multipel ditemukan sekitar 5-10 % dari kasus osteokondroma.

Lebih dari 50 % penderita berumur kurang dari 20 tahun, yang mana sekitar 80 %

penderita dioperasi pada usia kurang dari 21 tahun.(7,8)

1.3 Etiologi Dan Patogenesis

Pada tahun 1891 Virchow merupakan ahli yang pertama kali menunjukkan

bahwa osteokondroma berkaitan dengan kartilago lempeng epifisis yang oleh

sesuatu sebab terpisah dari jaringan asalnya. Sedangkan Muller (dikutip dari

Mirra JM), menyatakan bahwa osteokondroma dibentuk oleh adanya metaplasia

kartilagineus periosteum. Saat ini berdasarkan penelitian terbaru pendapat

virchow cenderung lebih diterima. Belum jelas apa yang menjadi penyebab

terjadinya kelainan tersebut.(5)

Pada tahun 1920, keith (dikutip dari Mirra JM) menyatakan bahwa

osteokondroma merupakan akibat dari terjadi defek pada bagian periosteal tulang

yang dalam keadaan normal dikelilingi oleh zona vakualisasi kartilago lempeng

epifisis selama kehidupan fetal dan anak-anak. Herniasi kartilago lempeng epifisis

melalui defek ini diperkirakan merupakan penyebab terjadinya evolusi

osteokondroma. Makin besar defek makin besar pula osteokondroma yang

dihasilkan. Pada defek tunggal akan terjadi osteokondroma soliter, sementara pada

defek multiple akan terjadi osteokondroma multiple. Belum dapat dibuktikan

bahwa faktor herediter menyebabkan terjadinya defek tersebut.(1,5)

Karena osteokondroma merupakan anomali yang bertumbuh secara

perlahan, tidak sulit untuk mengerti mengapa kelainan ini pertama kali ditemukan

pada usia anak-anak atau remaja dan kebanyakan pertumbuhan lesi

osteokondroma akan berhenti pada saat epifise menutup. Sebagaimana halnya

dengan enkondroma, maka osteokondroma berasal dari kartilago lempeng epifise

dan merupakan kemungkinan untuk berkembang menjadi kondrosarkoma pada

usia dewasa.(2,5)

2

Page 3: OsteoCondRoma Lapsus

1.4 Klasifikasi

Osteokondroma dapat diklasifikasikan menjadi dua bentuk berdasarkan

jumlah lesi yaitu bentuk soliter dan multipel.

1. Bentuk Soliter

Osteokondroma soliter merupakan bentuk yang paling sering ditemukan.

Bentuk ini jarang mengalami perubahan menjadi bentuk keganasan. Jumlah

kasus yang menjadi ganas 1-4 %. Harus dicurigai terjadi perubahan keganasan

apabila osteokondroma soliter ditemukan pada orang dewasa dan dengan

pertumbuhan yang cepat.(2,9)

2. Bentuk Multipel

Osteokondroma multipel merupakan bentuk yang ditemukan sekitar 5-10 %

dari kasus osteokondroma. Bentuk ini merupakan kelainan yang bersifat

familier dan sebanyak 10- 20 % mengalami perubahan menjadi bentuk

keganasan. Pada keluarga dengan salah satu orang tuanya menderita

osteokondroma maka kemungkinan 50 % anaknya menderita osteokondroma

multipel.(2,9,10)

1.5 Patologi

Suatu osteokondroma tersusun dari dari 2 bagian dasar, yaitu cartilago

capped protuberance dan bony stalk. Tumor terdiri dari tulang matur yang

ditutupi oleh lapisan periosteum, lesi tersebut tersusun dari massa tulang, sering

dalam bentuk seperti stalk. Ditemukan adanya tulang rawan hialin yang berbentuk

Mushroom dan dikelilingi jaringan irreguler didaerah sekitar tumor serta terdapat

eksostosis yang berbentuk tiang didalamnya.(11, 12)

Pada pemeriksaan mikroskopis tampak bahwa cap kartilago mempunyai

fokus sel-sel kartilago yang berproliferasi pada cap bagian dalamnya. Selain itu

terdapat pula daerah reabsorpsi kartilago diantara trabekula subkondral tulang

disekitar pertumbuhan osteokondroma, kadang-kadang teramati adanya sumsum

fibrosa akibat deposisi kalsium. Transformasi maligna osteokondroma jarang

ditemukan, tetapi bila terjadi maka yang mengalami perubahan maligna adalah

daerah kartilago dan bukan daerah tulang. Proliferasi kartilago yang cepat pada

3

Page 4: OsteoCondRoma Lapsus

suatu osteokondroma dapat terjadi setelah lempeng pertumbuhan menutup atau

terjadinya invasi komponen-komponen kartilago ke dalam daerah penulangan.(2,12,13)

1.6 Predileksi

Osteokondroma dapat terjadi pada tulang manapun yang tumbuh pada

bagian kartilago tetapi lokasi osteokondroma sering ditemukan pada daerah

metafisis tulang panjang dekat lempeng epifisis khususnya femur distal, tibia

proksimal dan humerus proksimal. Selain itu, dapat juga tumbuh dekat

persendiaan, pinggul, bahu dan siku tetapi jarang terjadi.(14)

Gambar 1 Lokasi yang tersering Gambar 2 Tampak lesi osteokondromaOsteokondroma (3) pada daerah metafisis tulan panjang (14)

1.7 Gambaran Klinis

Osteokondroma dapat bersifat asimptomatik dan biasa terdeteksi secara

kebetulan beradasarkan pemeriksaan radiologis atau telah mengalami transformasi

menjadi kondrosarkoma perifer. Beberapa penderita dapat mengalami nyeri akibat

terjadi penekanan pada bursa atau jaringan lunak disekitarnya. Disamping itu

keluhan lain akibat berbagai mekanisme, yaitu iritasi mekanis, kompresi saraf,

4

Page 5: OsteoCondRoma Lapsus

fraktur (meskipun sangat jarang), serta transformasi maligna bila disertai bursitis

dan osteomielitis. Ada beberapa laporan tentang terjadinya pseudoaneurisma dari

pembuluh darah besar ekstremitas inferior .(14,15,16)

Gambar 3 : memperlihatkan gambaran klinis dari osteokondroma pada paha atas berupa pembengkakan. (3)

Sekitar 30-60 % penderita dengan osteokondroma multipel dapat

mengalami deformitas ke bagian bawah. Deformitas seperti hampir selalu

menimbulkan gangguan pergerakan, seperti retriksi rotasi lengan bawah, kesulitan

dalam pronasi dan supinasi dan dapat menimbulkan berbagai kelainan termasuk

paresis saraf.(2,15)

1.8 Gambaran Radiologis

Ditemukan adanya penonjolan tulang yang berbatas tegas sebagai

eksostosis yang muncul dari metafisis. Tetapi yang terlihat pada pemeriksaan

radiologis lebih kecil dibandingkan dengan yang ditemukan pada pemeriksaan

fisik. Secara garis besarnya tumor bentuknya ada dua macam yaitu yang

bertangkai (pendunculated) dan yang mempunyai dasar lebar (sessile). Bagian

proyeksi lesi memiliki komponen yang kortikal dan cancelllous. Keduanya

mempunyai hubungan langsung dengan tulang asalnya. Lesinya tertutup oleh

kartilago cap yang kadang irreguler dan biasanya dapat terlihat melalui rontgen.

Biasanya kalsifikasi dalam cap dapat terlihat dimana tebal cap hanya beberapa

mm, kadang dapat lebih tebal dan pada keadaan ini lesi perlu dipelajari seksama

untuk menghilangkan kemungkinan kondrosarkoma sekunder.(2, 14)

5

Page 6: OsteoCondRoma Lapsus

Gambar 4 : osteokondroma pada daerah distial tibia yang pedunculated (14)

Gambar 5 : osteokondroma pada proksimal tulang humerus, ukuran yang terlihat lebih kecil dari ukuran sebenarnya.(11)

1.9 Diagnosis

Diagnosis osteokondoma ditegakkan berdasarkan anamnesis terhadap

gejala klinis yang dikeluhkan oleh penderita, berupa adanya pembengkakan,

terutama pada daerah tulang-tulang panjang, yang dapat terasa nyeri atau tidak.

Penderita umumnya remaja atau dewasa muda. Pada pemeriksaan fisis ditemukan

adanya massa yang keras pada daerah predileksi. Sedangkan pada pemeriksaan

radiologis dapat terlihat suatu penonjolan pada tulang baik yang bertangkai

(pedunculted) maupun yang sesile (mempunyai dasar yang lebar). Sedangkan

untuk memastikan apakah suatu keganasan atau bukan melalui pemeriksaan

histologis.(1,2)

1.10 Diagnosis Banding

Sebagai diagnosis banding dari ostekondroma adalah osteosarkoma

parosteal. Pada pemeriksaan biopsi kedua lesi tersebut memperlihatkan sifat

benigna tetapi pada osteosarkoma parostal biasanya kartilago cap diinvasi oleh

pembuluh darah.

6

Page 7: OsteoCondRoma Lapsus

Pada pemeriksaan radiologis, osteokondroma terlihat pada bagian distal

femur, korteks lesi bersatu dengan korteks tulang, terpisah dari sendi. Sedangkan

pada osteosarkoma parostal lokalisasinya pada bagian posterior distal femur,

terdapat garis lesi yang tipis antara lesi dan korteks, berlobus atau mempunyai

batas ireguler, bersifat blastic. Lesi terpish dari korteks tulang.

1.11 Penanganan

Penanganan untuk osteokondroma diindikasikan bila lesi cukup berat atau

bila (1) menimbulkan gejala akibat penekanan terhadap struktur-struktur

sekitarnya, (2) bila gambaran radiologis menunjukkan tanda-tanda keganasan,

serta (3) bila pertumbuhannya progresif.

Lesi-lesi asimptomatik pada anak besar dapat dibiarkan saja, tetapi

penderita diawasi agar tidak mengalami trauma di daerah lesi sebab mudah

menimbulkan fraktur. Lesi-lesi soliter yang besar (> 5 cm) diangkat untuk tujuan

kosmetik serta memperkecil resiko terjadinya keganasan.

Penanganan osteokondroma secara umum adalah eksisi. Bila

memungkinkan eksisi harus mencapai reseksi en block, lingkaran tulang normal

disekitar lesi serta keseluruhan bursa yang menutupi lesi. Deformitas yang terjadi

pada osteokondroma multipel, harus ditangani dengan mempertimbangkan tepi

deformitas dan dengan tujuan akhir memperbaiki rentang pergerakan

1.12 Prognosis

Prognosis osteokondroma tergantung pada banyak faktor antara lain

lokasi, serta ketepatan penanganan. Osteokondroma merupakan suatu proses

benigna meskipun lesi-lesi tertentu sulit untuk diangkat, misalnya bila lokasinya

didaerah vertebra. Rekurensi dapat terjadi bila cap tidak diangkat. Selain itu,

regresi spontan dapat pula terjadi meskipun jarang.

7

Page 8: OsteoCondRoma Lapsus

BAB 2. LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. Alvina Sherina

Umur : 13 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku : Jawa

Alamat : Sumberejo 3/3 Tempurejo

No. RM : 44.91.52

Tanggal MRS : 26 Agustus 2013

Tanggal KRS : 28 Agustus 2013

II. ANAMNESIS

Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 26 Agustus 2013

S) 1. Keluhan Utama

Benjolan di kaki kiri

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengeluh ada benjolan di kaki kiri yang dekat dengan

lututnya, benjolan dirasa sudah ada sejak 2 tahun yang lalu. Sebelumnya

pada daerah yang muncul benjolan tidak pernah terkena benturan atau

terjatuh. Benjolan awalnya kecil kemudian semakin lama semakin

membesar. Benjolan tidak mengganggu saat berjalan dan tidak nyeri.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Disangkal

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Disangkal

5. Riwayat Pengobatan

Disangkal

8

Page 9: OsteoCondRoma Lapsus

III. PEMERIKSAAN FISIK

O) Keadaan Umum : baik

Kesadaran : Compos Mentis

TTV : TD : 110/70 mmHg RR : 16 x/menit

N : 88 x/menit t ax : 36,3 oC

K/L : a / i / c / d : - / - / - / -

Thorax :

Cor : S1S2 tunggal

Pulmo : ves +/+, wh -/-, rh -/-

Abdomen :

I : flat

A : BU (+) N

P : Timpani

P : Soepel

Ekstremitas :

AH : +/+

Oedema : -/-

Status Lokalis :

Regio Femur 1/3 Distal (S)

L : massa ± 5x5 cm

F : padat, keras, immobile, tidak nyeri

M : tidak ada keterbatasan gerak

IV. DIAGNOSIS

A) Osteochondroma Distal Femur Sinistra

V. PENATALAKSANAAN

P) Pro Excisi

9

Page 10: OsteoCondRoma Lapsus

VI. LABORATORIUM

19 Agustus 2013

(Pre Operasi)

HEMATOLOGI

Hemoglobin 12,5 gr/dl

Leukosit 8,2 x 109/L

Hematokrit 36,7 %

Trombosit 266 X 109/ll

Laju Endap Darah 26/54 mm/jam

FAAL HATI

SGOT 15 U/L

SGPT 10 U/L

FAAL GINJAL

Kreatinin Serum 0,7 mg/dl

BUN 7 mg/dl

Urea 16 mg/dl

KADAR GULA DARAH

Sewaktu 100 mg/dl

10

Page 11: OsteoCondRoma Lapsus

VII. LAPORAN OPERASI

Laporan operasi

Diagnosis Pre Operasi : Osteochondroma distal femur sinistra

Diagnosis Post Operasi : Osteochondroma distal femur sinistra

Jenis operasi Excisi Osteochondroma, operasi besar Elektive

Posisi telentang

Incisi diatas femur

Terlihat osteochondroma

Excisi osteochondroma

11

Page 12: OsteoCondRoma Lapsus

VIII. FOLLOW UP

Tanggal 2 7 Agustus 201 3

S) (-)

O) Keadaan Umum : baik

Kesadaran : compos mentis

TTV : TD : 100/60 mmHg RR : 18 x/menit

N : 88 x/menit t ax : 36,6 oC

K/L : a / i / c / d : - / - / - / -

Thorax :

Cor : S1S2 tunggal

Pulmo : ves +/+, wh -/-, rh -/-

Abdomen :

I : Flat

A : BU (+) N

P : Timpani

P : Soepel

Ekstremitas :

AH : +/+

Oedema : -/-

Status Lokalis :

Regio Femur (S) : elastic bandage, darah (-), nyeri (+)

A) Osteochondroma distal femur sinistra post excisi H1

P) Venflon (+)

Inj. Cefotaxime 3 x 1 gr

Inj. Anrain 3 x 1 amp

Mobilisasi berdiri

Diet bebas

12

Page 13: OsteoCondRoma Lapsus

Tanggal 2 8 Agustus 201 3

S) (-)

O) Keadaan Umum : baik

Kesadaran : compos mentis

TTV : TD : 100/70 mmHg RR : 18 x/menit

N : 88 x/menit t ax : 36,4 oC

K/L : a / i / c / d : - / - / - / -

Thorax :

Cor : S1S2 tunggal

Pulmo : ves +/+, wh -/-, rh -/-

Abdomen :

I : Flat

A : BU (+) N

P : Timpani

P : Soepel

Ekstremitas :

AH : +/+

Oedema : -/-

Status Lokalis :

Regio Femur (S) : elastic bandage, darah (-), nyeri (-)

A) Osteochondroma distal femur sinistra post excisi H2

P) Venflon (+)

Inj. Cefotaxime 3 x 1 gr

Inj. Anrain 3 x 1 amp

Mobilisasi jalan

Diet bebas

13

Page 14: OsteoCondRoma Lapsus

DAFTAR PUSTAKA

1. Carnesal PG. Benign tumors of bone. In : Crenshaw AH: Campbel’s

operative orthopaedics. Eighth edition, Philadelphia, Mosby Year Book; 1992 : 244-47.

2. Turek SL. Tumors of bone in orthopaedics principles and their application. Fourth edition, Philadeplphia; J. B. Lippincott Company; 1984: 598-599

3. Rasjad C. Tumor tulang dan sejenisnya dalam pengantar ilmu bedah ortopedi, Ujung Pandang, Bintang Lamumpatue; 1998 : 306-10.

4. Mirra JM. Benign cartilagineous exostosis, osteokondroma and osteokondromatosis in Mirra JM, ed. Bone tumors : Clinical, radiologic and pathologic correlations. Vol. 2, Philadelphia; Lea & Febinger; 1989 : 1625-59.

5. Apley GA, Solomon L. Apley’s system of orthopaedics and fracture. 8 th

edition, London; Butterworth-Heinemann; 2000: 177-88.

6. Hutagalung EU. Neoplasma tulang. Dalam: Reksopradjo S, et al eds, Kumpulan kuliah ilmu bedah. Jakarta; Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS dr. Cipto Mangunkusumo; 2000: 590-1.

7. Goldsmchmidt MH, Thrall DE. Benign bone tumors in the dog. Available at http//www.osti.gov/energycitatious/product.bibrio. last updated January 1 st1985

8. Canale ST, Beaty JH. Operative pediatric orhopaedics. St louis; Mosby Year Book; 1989: 1090-91.

9. Harris NH. Cysts and tumors of the muskuloskeletal system in postgraduate textbook of clinical orthopaedics. Low priced edition, Bristol; Wright; 1983: 614-6.

10. Benign tumors of bone. Available at http//www.merck.com/merckshared /mmanual/section 5/chapter 56/56b.jsp.

11. Fabbri N, Paolis MD, Bertoni F. Benign cartilage tumours in. Mini-symposium : benign musculoskletal tumours , Current orthopaedics. London ; Churchill Livingstone; 2004 : 7 –13.

12. Mellors RC. Bone tumors. Available at http//www.bonetumor.org/ foot%20tumors/benignbonefacts3.htm.

14

Page 15: OsteoCondRoma Lapsus

13. MacAusland WR, Mayo RA. Bone and joint tumors in Orthopedics a concise guide to clinical practices. Boston; Little, Brown and Company; 1999: 10-4.

14. Bone tumor pathology site. Available at http//www.ivis.org/special-_books/ortho/chapter 75/ mast.asp. last update juni 2nd 2004.

15. Ferdiansyah. Terapi pembedahan pada muskuloskeletal tumor dalam scientific meeting & workshop of Indonesian musculoskeletal pathology multidisciplinary approach on the management of musculoskeletal pathology. Surabaya; school of Medicine Airlangga Uniiversity; March 22-23, 2003. 101-106

15