pengaruh kecerdasan emosional, persepsi kode …lib.unnes.ac.id/8128/1/8529.pdf · variables. the...

208
i PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, PERSEPSI KODE ETIK, TEKANAN WAKTU DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI KOTA SEMARANG SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Universitas Negeri Semarang Oleh Indiarti Shoviana Dewi NIM 7250407106 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

Upload: haminh

Post on 17-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, PERSEPSI KODE ETIK, TEKANAN WAKTU DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR

AKUNTAN PUBLIK DI KOTA SEMARANG

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Indiarti Shoviana Dewi

NIM 7250407106

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2011

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

skripsi pada:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I

Dra. Margunani, MP NIP. 195703161986012001

Pembimbing II

Rediana Setiyani, S.Pd, M.Si NIP. 197912082006042002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Akuntansi

Drs. Fachrurrozie, M.Si NIP. 196206231989011001

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I

Dra. Margunani, MP NIP. 195703161986012001

Pembimbing II

Rediana Setiyani, S.Pd, M.Si NIP. 197912082006042002

Penguji Skripsi

Nanik Sri Utaminingsih, SE, M.Si, Akt NIP. 197112052006042001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

Drs. S. Martono, M.Si NIP. 1966030819899011001

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.

Pendapat temuan atau orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk

berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah

jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi dengan

ketentuan yang berlaku.

Semarang, Agustus 2011

Penulis

Indiarti Shoviana Dewi

NIM. 7250407106

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

Ø “Sesungguhnya dimana ada kesulitan disitu ada kelapangan dan

sesungguhnya disamping kesulitan ada kemudahan, karena itu bila engkau

telah selesai dari sesuatu urusan pekerjaan, maka kerjakanlah yang lain

dengan tekun”

(Q.S. Al Insyirah: 5-7)

Ø Keberhasilan profesional tidak hanya menuntut bakat. Keberhasilan itu

antara lain menuntut dorongan, inisiatif, komitmen, dan terutama antusiasme.

(David H. Maister)

PERSEMBAHAN:

v Allah SWT

v Kedua Orangtuaku tercinta

v Kakak-kakakku, Sri Wahyuni, Fivin Eka

Shoviana, Shofwan Shidiq.

v Almamaterku Universitas Negeri Semarang

v Kekasihku, Mas Apriaman Pulung K

v Sahabat-sahabatku, Fitriyani W, Ihda Khoirun

Nisak, Bunga Nur J, Hendryan Purnomo

v Teman-teman AKT A 2007

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Kecerdasan Emosional, Persepsi kode etik, Tekanan waktu, dan Motivasi Terhadap

Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang”. Besar harapan

penulis skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya dan

kalangan akademis khususnya. Skripsi ini selesai dengan baik tidak terlepas dari

peranan berbagai pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan. Untuk itu

dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Fachrurrozie, M.Si, Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk mengadakan

penelitian.

4. Dra. Margunani, M.P, Dosen Pembimbing I yang dengan arahan dan kebijakan,

serta kesabaran telah membantu memberikan bimbingan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

5. Rediana Setiyani, S.Pd,M,Si, Dosen Pembimbing II yang telah membimbing serta

memberikan motivasi dan arahan dengan penuh kesabaran sehingga dapat

menyusun skripsi ini dengan baik.

vii

6. Nanik Sri Utaminingsih, SE, M.Si, Akt. dosen wali sekaligus penguji skripsi yang

selalu memberikan saran dan motivasi kepada penulis selama menempuh

pendidikan di Universitas Negeri Semarang.

7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Akuntansi yang telah memberikan ilmu dan telah

mendidik dengan sepenuh hati.

8. Bapak dan Ibu Akuntan Publik di Semarang yang telah bersedia menjadi

responden dan meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner yang disebarkan

penulis.

9. Semua pihak-pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Terima kasih atas segala bentuk bantuan dan motivasi yang diberikan, semoga

Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik. Besar harapan penulis, bahwa

skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Semarang, Agustus 2011

Penulis

viii

SARI Dewi, Indiarti Shoviana.2011. “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Persepsi Kode Etik, Tekanan Waktu, dan Motivasi terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang”. Skripsi. Jurusan Akuntasi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Dra. Margunani, MP. Pembimbing II. Rediana Setiyani, S.Pd, M.Si.

Kata Kunci : Kecerdasan Emosional, Persepsi Kode Etik, Tekanan Waktu, Motivasi, dan Kinerja.

Maraknya kasus perbankan yang melibatkan auditor menimbulkan tanda tanya akan kinerja yang dimiliki oleh seorang auditor. Auditor dalam melaksanakan profesinya dituntut untuk memiliki kinerja yang maksimal. Kinerja auditor adalah suatu hasil kerja yang dihasilkan auditor dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Kinerja auditor dapat dipegaruhi oleh faktor psikologis, individu, dan organisasi seperti kecerdasan emosional, persepsi kode etik, tekanan waktu dan motivasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti secara empiris apakah kecerdasan emosional, persepsi kode etik, tekanan waktu dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja auditor.

Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik di Kota Semarang. Sedangkan dalam pengambilan sampel menggunakan metode convenience sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 54 responden yang didapat dari 11 Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang. Gambaran kecerdasan emosional, persepsi kode etik, tekanan waktu, motivasi dan kinerja dapat diketahui dengan menggunakan analisis deskriptif variabel. Adapun pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional, persepsi kode etik, tekanan waktu dan motivasi terhadap kinerja auditor baik secara simultan maupun secara parsial.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional, persepsi kode etik, tekanan waktu dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja auditor baik secara parsial maupun bersama-sama. Saran pada penelitian ini, berdasarkan kategori kinerja auditor, tingkat kinerja auditor di kota Semarang masih sedang. Oleh karena itu diharapkan agar auditor diberikan pelatihan agar dapat meningkatkan kinerjanya.

ix

ABSTRACT

Dewi, Indiarti Shoviana. 2011. The Influence of Emotional Intelligence, Perception of the Code, Time Pressure, and Motivation to Performance Auditor in Public Accountant Firm in Kota Semarang". Thesis. Accounting majors. Faculty of Economics. State University of Semarang. Supervisor I. Dra. Margunani, MP. Supervisor II. Rediana Setiyani, S.Pd, M.Si. Key Words : Emotional intelligence, Perception of the code, Time pressure, Motivation, and Performance.

The rise of banking cases involving auditor performance raises a question mark will be owned by an auditor. Auditors in carrying out their profession are required to have a maximal performance. The performance auditor is an auditor's work produced results in executing the tasks assigned to him based on skill, experience and sincerity as well as time. Performance auditors may be influenced by psychological factors, individuals, and organization such as emotional intelligence, perceptions of ethical codes, time pressure and motivation. The purpose of this study was to obtain empirical evidence of whether emotional intelligence, perception of ethical codes, time pressure and motivation affect the performance of auditors.

The population in this study is the auditor who worked on public accounting firm in the Semarang of city. While the sampling using convenience sampling methods. The sample in this study amounted to 54 respondents obtained from 11 public accounting firm in the city of Semarang.

Picture of emotional intelligence, perception of ethical codes, time pressure, motivation and performance can be determined by using descriptive analysis of variables. The hypothesis testing is done using multiple regression analysis.

The results of hypothesis testing indicate that there is significant influence between emotional intelligence, perceptions of ethical codes, time pressure and motivation on the performance of auditors either simultaneously or partially. The results of this study can be concluded that emotional intelligence, perceptions of ethical codes, time pressure and motivation affect the performance of auditors either partially or jointly. Suggestions on this research, based on the category of auditor performance, the performance level of the auditor in the city of Semarang is still moderate. It is therefore expected that the auditors are given training in order to improve its performance.

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. ii

PENGESAHAN KELULUSAN............................................................................... iii

PERNYATAAN ...................................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi

SARI ..................................................................................................................... viii

ABSTRACT ............................................................................................................ ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ...................................................................................................xv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvii

BAB IPENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 9

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 9

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................10

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................11

2.1 Kinerja Auditor .........................................................................................11

2.2Teori Atribusi ...........................................................................................16

xi

2.3 Kecerdasan Emosional ............................................................................17

2.4.Persepsi Kode Etik ................................................................................20

2.4.1 Persepsi .........................................................................................20

2.4.2 Kode Etik .................................................................................24

2.5 Tekanan Waktu .........................................................................................34

2.6 Motivasi .............................................................................................................. 37

2.7 Kerangka Berpikir ......................................................................................40

2.8 Hipotesis ...............................................................................................47

BAB III METODE PENELITIAN ...........................................................................48

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian .....................................................................48

3.1.1 Populasi Penelitian ...................................................................48

3.1.2 Sampel Penelitian ....................................................................48

3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ...............................................49

3.2.1 Variabel Terikat (Y) ..............................................................................49

3.2.1.1 Kinerja Auditor ..........................................................49

3.2.2 Variabel Bebas (X) .................................................................50

3.2.2.1 Kecerdasan Emosional ...............................................50

3.2.2.2 Persepsi Kode Etik .....................................................50

3.2.2.3 Tekanan Waktu ..........................................................51

3.3.2.4 Motivasi ....................................................................51

3.3 Metode Pengumpulan Data ......................................................................52

xii

3.4 Uji Validitas dan Reliabilitas .......................................................................53

3.4.1 Uji Validitas .....................................................................................54

3.4.2 Uji Reliabilitas .................................................................................55

3.5 Metode Analisis Data .................................................................................56

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif ..............................................................56

3.5.1.1 Analisis Deskriptif Responden ..............................................56

3.5.1.2 Analisis Deskriptif Variabel ..................................................56

3.6 Uji Prasyarat ................................................................................................60

3.6.1 Uji Normalitas Data .............................................................................60

3.6.2 Uji Asumsi Klasik ...............................................................................60

3.6.2.1 Uji Heterokedastisitas............................................................62

3.6.2 Uji Multikolinieritas .................................................................62

3.7 Analisis Regresi Berganda ............................................................................63

3.8 Uji Hipotesis ................................................................................................63

3.8.1 Uji F ....................................................................................................63

3.8.2 Uji R2 .................................................................................................64

3.8.3 Uji t .....................................................................................................64

3.8.4 Uji r2 ...................................................................................................65

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................66

4.1 Hasil Penelitian .........................................................................................66

xiii

4.2 Analisis Data ...............................................................................................67

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden .............................................................67

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ................................................................69

4.2.2.1 Deskriptif Variabel Kecerdasan Emosional ..................................69

4.2.2.2 Deskriptif Variabel Persepsi Kode Etik .........................................70

4.2.2.3 Deskriptif Variabel Tekanan Waktu ..............................................72

4.2.2.4 Deskriptif Variabel Motivasi ........................................................73

4.2.2.5 Deskriptif Variabel Kinerja Auditor ..............................................74

4.2.3 Uji Prasyarat.............................................................................................76

4.2.3.1 Uji Normalitas ..............................................................................76

4.2.3.2 Uji Asumsi Klasik ........................................................................77

4.2.3.2.1 Uji Heterokedastisitas ................................................................78

4.2.3.2.1 Uji Multikolinieritas ..................................................................80

4.2.4 Analisis Regresi Berganda...............................................................................81

4.2.5 Pengujian Hipotesis ........................................................................................82

4.2.5.1 Uji F ......................................................................................................82

4.2.5.2 Uji R2 ...................................................................................................83

4.2.5.3 Uji t .......................................................................................................84

4.2.5.3 Uji r2 .....................................................................................................86

xiv

4.3 Pembahasan ......................................................................................................88

4.3.1 Pengaruh kecerdasan emosional, persepsi kode etik, tekanan waktu

dan motivasi terhadap kinerja auditor ......................................................89

4.3.2 Pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja auditor .....................91

4.3.3 Pengaruh persepsi kode etik terhadap kinerja auditor ...........................91

4.3.4 Pengaruh tekanan waktu terhadap kinerja auditor ................................92

4.3.5 Pengaruh motivasi terhadap kinerja auditor .........................................93

BAB V PENUTUP ..................................................................................................94

5.1 Kesimpulan ...............................................................................................94

5.2 Saran ........................................................................................................95

5.2.1 Saran Praktis .................................................................................95

5.2 2 Keterbatasan Penelitian .................................................................95

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................96

LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................... 103

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Hasil Uji Reabilitas ....................................................................... 55

Tabel 3.2 Kategori Kecerdasan Emosional ................................................... 57

Tabel 3.3 Kategori Persepsi Kode Etik ......................................................... 58

Tabel 3.4 Kategori Tekanan Waktu .............................................................. 58

Tabel 3.5 Kategori Motivasi ......................................................................... 59

Tabel 3.6 Kategori Kinerja Auditor .............................................................. 60

Tabel 4.1 Tingkat Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner ......................... 67

Tabel 4.2 Gambaran Umum Responden ....................................................... 68

Tabel 4.3 Deskriptif Kecerdasan Emosional ................................................. 69

Tabel 4.4 Kualifikasi Kecerdasan Emosional ............................................... 70

Tabel 4.5 Deskriptif Persepsi Kode Etik ....................................................... 71

Tabel 4.6 Kualifikasi Persepsi Kode Etik ..................................................... 71

Tabel 4.7 Deskriptif Tekanan Waktu ............................................................ 72

Tabel 4.8 Kualifikasi Tekanan Waktu .......................................................... 73

Tabel 4.9 Deskriptif Motivasi ....................................................................... 73

Tabel 4.10 Kualifikasi Motivasi ................................................................... 74

Tabel 4.11 Deskriptif Kinerja Auditor .......................................................... 75

Tabel 4.12 Kualifikasi Kinerja Auditor ........................................................ 75

Tabel 4.13 Hasil Output Uji Normalitas ....................................................... 77

Tabel 4.14 Hasil Output Uji Glejser ............................................................. 79

Tabel 4.15 Hasil Uji Multikolinieritas .......................................................... 80

xvi

Tabel 4.16 Hasil Uji F .................................................................................. 82

Tabel 4.17 Hasil Uji R2 ................................................................................ 83

Tabel 4.18 Hasil Uji t ................................................................................... 84

Tabel 4.19 Hasil Uji r2 ................................................................................. 87

Tabel 4.20 Kesimpulan Hasil Pengujian Hipotesis ....................................... 87

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Keranga Berfikir ........................................................................ 46

Gambar 4.1 P-Plot Uji Normalitas ................................................................ 70

Gambar 4.2 Scatterplot ................................................................................ 78

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Sampel .......................................................................... 104

Lampiran 2. Kisi-kisi instrument penelitian sebelum uji validitas ................ 106

Lampiran 3. Kisi-kisi setelah uji validitas dan reliabilitas .............................. 110

Lampiran 4. Kuesioner penelitian sebelum uji validitas dan reliabilitas ......... 114

Lampiran 5. Kuesioner penelitian setelah uji validitas dan reliabilitas .......... 125

Lampiran 6. Hasil tabulasi validitas dan reliabilitas ...................................... 135

Lampiran7. Hasil tabulasi variabel ............................................................... 141

Lampiran 8. Hasil analisis deskriptif ............................................................ 155

Lampiran 9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................... 157

Lampiran 10. Hasil uji normalitas ................................................................ 178

Lampiran 11. Hasil uji asumsi klasik ............................................................ 180

Lampiran 12. Hasil uji Regresi berganda ...................................................... 183

Lampiran 13. Surat ijin penelitian ................................................................ 186

Lampiran 13. Surat keterangan telah melakukan penelitian .......................... 187

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Profesi auditor merupakan salah satu profesi yang memiliki peran penting

dalam dunia bisnis. Informasi keuangan yang disajikan pihak manajemen perusahaan

kepada masyarakat, mengandung kemungkinan adanya pengaruh kepentingan pribadi

pihak manajemen dalam penyampaian hasil usaha dan posisi keuangan yang

menguntungkan bagi pihak manajemen, kecurangan, keteledoran serta ketidakjujuran

yang dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan. Oleh karena itu masyarakat

memerlukan jasa profesional untuk menilai kewajaran informasi keuangan yang

disajikan pihak manajemen, disinilah peran auditor diperlukan.

Meningkatnya kebutuhan akan kinerja auditor yang berkualitas pada tingkat

individu maupun perusahaan, mengakibatkan profesi auditor di Indonesia mengalami

perkembangan yang pesat. Meningkatnya kebutuhan jasa audit ini didukung oleh

peraturan yang diterbitkan oleh BAPEPAM No Kep-36/PM/2003 yang menyebutkan

bahwa perusahaan yang go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan

yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Adanya peraturan

tersebut, mengakibatkan banyaknya perusahaan-perusahaan di Indonesia yang

membutuhkan jasa auditor yang berkualitas.

Semakin meluasnya kebutuhan jasa yang diberikan auditor sebagai pihak

yang independen, auditor dituntut untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat

2

menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak yang membutuhkan.

Menurut Mulyadi (2002) akuntan publik (auditor) bertanggung jawab untuk

menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat

pengguna laporan keuangan mendapatkan informasi keuangan yang handal sebagai

dasar untuk memutuskan alokasi sumber-sumber ekonomi.

Auditor sebagai pihak yang bertanggung jawab atas opini pada laporan

keuangan yang dihasilkan sudah seharusnya merupakan seseorang yang memiliki

kinerja yang profesional dan berperilaku etis sehingga hasil pekerjaannya dapat

dipercaya. Pengguna laporan keuangan akan meragukan kualitas informasi laporan

keuangan yang telah diaudit apabila mereka tidak mempercayai kredibilitas auditor

dalam menyajikan laporan keuangan.

Kinerja auditor dapat dikatakan baik jika dalam pelaksanaan jasa auditnya

sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), dalam hal ini adalah

standar auditing. Peningkatan kinerja yang dimiliki oleh seorang auditor dalam

menghadapi persaingan harus terus dilakukan, dengan kinerja yang baik maka hasil

kerja yang dihasilkan akan memiliki kualitas dan kuantitas yang baik pula.

Adanya kasus yang melibatkan auditor dibelakangnya mengakibatkan

munculnya keraguan oleh masyarakat atas kinerja yang dimiliki oleh auditor.

Menurut siaran pers hasil pemeriksaan kasus laporan keuangan dan perdagangan

saham PT Bank Lippo Tbk tanggal 17 Maret 2003, menunjukkan adanya kinerja

auditor yang kurang maksimal, hal itu ditunjukkan dengan adanya kelalaian yang

dilakukan oleh auditor Drs. Rochjat Kosasih berupa keterlambatan selama tiga puluh

3

lima hari dalam menyampaikan peristiwa penting dan material nilai Agunan Yang

Diambil Alih PT. Bank Lippo Tbk kepada BAPEPAM. Adanya kelalaian tersebut,

merupakan salah satu cerminan rendahnya kinerja auditor karena auditor yang

bersangkutan tidak menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu.

Menurut Gibson (1997) terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi kinerja

dan perilaku seseorang, yaitu faktor individu yang berasal dari dalam diri seseorang,

faktor organisasi, dan faktor psikologis. Begitu juga dengan perilaku dan kinerja

seorang auditor dapat juga dipengaruhi oleh ketiga faktor tersebut. Suasana hati dan

suasana tempat kerja yang berubah-ubah, menuntut auditor agar tetap dapat

mengontrol diri serta menjaga suasana hati agar saat melaksanakan tugasnya, auditor

tetap terfokus dengan pekerjaan yang harus diselesaikan. Suasana hati akibat adanya

problem yang ada dalam kehidupan pribadi atau konflik dengan rekan kerja yang lain

terkadang dapat juga terbawa hingga mempengaruhi kinerja auditor tersebut yang

nantinya dapat mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan. Hal tersebut dapat

menunjukkan bahwa seseorang yang tidak dapat mengontrol diri dengan baik

biasanya memiliki kecerdasan emosional yang rendah. Menurut Robbins (2002),

orang-orang yang dapat mengenal emosi-emosi mereka sendiri dan mampu dengan

baik membaca emosi orang lain dapat menjadi lebih efektif dalam pekerjaan mereka.

Kecerdasan emosional yang dimiliki auditor akan membantu auditor dalam

berkomunikasi dengan klien dan mengerti apa yang diinginkan klien selama tidak

melanggar kode etik yang berlaku di Indonesia. Beberapa penelitian menyatakan

bahwa kecerdasan emosional memainkan sebuah peran penting dalam kinerja auditor.

4

Penelitian yang dilakukan Alwani (2007) kinerja auditor dapat dipengaruhi oleh

kecerdasan emosional. Penelitian tersebut mendukung apa yang dikemukakan oleh

McClelland et al (1973) dalam Goleman (1999) yang menunjukkan bahwa faktor

dominan yang menetukan keberhasilan karir bukanlah kecerdasan otak, melainkan

seperangkat kecerdasan lainnya yang kemudian dipopulerkan oleh Goleman (1999)

sebagai kecerdasan emosional. Hal tersebut memperkuat hasil penelitian yang

dilakukan Sojka (2003) dan Hananto (2004) yang menyimpulkan bahwa kecerdasan

emosional secara signifikan berpengaruh tehadap kinerja auditor. Penelitian tersebut

juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Boyatzis dan Chermiss dalam

Prihandini (2005) bahwa hasil yang didapat dalam penelitiannya menunjukkan bahwa

auditor yang memiliki skor kecerdasan emosional yang tinggi akan menghasilkan

kinerja yang baik pula, hal tersebut dapat dilihat dari bagaimana kualitas dan

kuantitas yang diberikan karyawan tersebut terhadap perusahaan.

Menurut Martin dalam Trihandini (2005) kinerja seseorang tidak hanya dilihat

dari kemampuan kerja yang sempurna, tetapi juga kemampuan menguasai diri dan

mengelola diri serta kemampuan dalam membina hubungan dengan orang lain.

Tidak hanya kecerdasan emosional yang dapat mempengaruhi kinerja seorang

auditor. Sebagai salah satu profesi yang harus tetap menjunjung tinggi profesionalitas

kerja dan kepercayaan terhadap masyarakat, seorang auditor juga terikat dalam suatu

aturan yang disebut dengan kode etik profesi. Kode etik profesi auditor diharapkan

dapat meningkatkan kinerja auditor dalam profesinya. Etika profesi merupakan suatu

prinsip moral dan perbuatan yang menjadi landasan bertindak seseorang, sehingga

5

apa yang dilakukannya dipandang oleh masyarakat sebagai perbuatan terpuji dan

meningkatkan martabat dan kehormatan sesorang (Munawir,1995). Hal inilah yang

menarik untuk diperhatikan bahwa profesi akuntan publik ibarat pedang bermata dua.

Disatu sisi auditor harus memperhatikan kredibilitas dan etika profesi, namun disisi

lain auditor juga harus menghadapi tekanan dari klien dalam berbagai pengambilan

keputusan. Hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap kinerja yang dihasilkan oleh

seorang auditor.

Adanya persepsi kode etik profesi yang dimiliki auditor akan membuat kinerja

yang dihasilkan auditor menjadi lebih baik. Hal ini dikarenakan dengan adanya

pemahaman atau persepsi terhadap kode etik, auditor akan dapat menghindari hal-hal

yang dapat menurunkan kinerja seperti adanya dilemma etika.

Finn et. al. dan Bazerman et.al. dalam Sasongko (2011) menyatakan bahwa

auditor seringkali dihadapkan pada situasi adanya dilema yang menyebabkan dan

memungkinkan auditor tidak dapat independen. Auditor diminta untuk tetap

independen dari klien, tetapi pada saat yang sama kebutuhan mereka tergantung

kepada klien karena fee yang diterimanya, sehingga auditor seringkali berada dalam

situasi yang dilematis. Keadaan yang seperti ini akan berdampak langsung terhadap

kualitas kinerja yang dihasilkan oleh auditor.

Auditor secara sosial juga bertanggung jawab kepada masyarakat dan

profesinya daripada mengutamakan kepentingan pribadi atau kepentingan ekonomis

semata. Situasi seperti ini seringkali dihadapi oleh auditor. Auditor seringkali

6

dihadapkan pada situasi dilema etika dalam pengambilan keputusannya, hal ini tentu

saja akan berakibat pada kualitas kinerja yang dihasilkan. (Tsui,1996).

Kinerja auditor yang profesional dapat ditunjukan melalui adanya

pemahaman, pengetahuan serta pengintepretasian kode etik akuntan publik pada saat

auditor melaksanakan proses audit. Pemahaman kode etik profesi bagi auditor sangat

penting dilakukan guna peningkatan kinerja yang dimiliki oleh seorang auditor.

Karena dengan adanya pemahaman, kemauan, dan pengetahuan yang lebih untuk

menerapkan nilai-nilai moral dan etika secara memadai dapat mengurangi berbagai

pelanggaran etika yang akan mempengaruhi kinerja auditor, (Ludigdo, 2001).

Penelitian yang dilakukan Kusrini (2008) menyimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara persepsi kode etik terhadap kinerja auditor, hal ini

senada dengan penelitian yanng dilakukan oleh Aryanto (2005) yang membuktikan

bahwa pemahaman kode etik berpengaruh terhadap kinerja auditor. Pemahaman

terhadap kode etik profesi akuntan publik (auditor) akan mengarahkan pada sikap,

tingkah laku, dan perbuatan auditor dalam tugas dan kewajibannya untuk berupaya

menjaga mutu kinerja auditor, serta citra dan martabat profesi auditor.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja auditor, adalah adanya tekanan

waktu. Kondisi tekanan waktu adalah suatu kondisi dimana auditor mendapat tekanan

dari tempatnya bekerja untuk dapat menyelesaikan tugasnya sesuai dengan waktu

yang telah ditetapkan. Tekanan waktu yang tidak realistis akan memberikan dampak

tekanan bagi auditor yang secara lansung akan mempengaruhi kinerja auditor.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Simanjuntak (2008) tekanan waktu

7

berpengaruh terhadap berbagai perilaku auditor yang dapat menyebabkan turunnya

kinerja auditor yang akan berdampak pada turunnya kualitas audit. De Zoort dan Lord

(1997) menyebutkan ketika menghadapi tekanan anggaran waktu, auditor akan

memberikan respon dengan dua cara yaitu dengan menggunakan waktu sebaik-

baiknya dan yang kedua dengan adanya tekanan waktu akan berpotensi menyebabkan

perilaku yang menurunkan kinerja auditor.

Seorang auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik dalam

melaksanakan kinerjanya akan mengalami tekanan waktu atas biaya yang dikeluarkan

oleh klien. Kenyataanya seberapa besar biaya audit membuat pembatasan terhadap

Kantor Akuntan Publik agar dapat melaksanakan penugasan sesuai dengan waktu

yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, Kantor Akuntan Publik akan memerintahkan

auditor agar bekerja pada tekanan waktu tersebut. Auditor yang mengalami tekanan

waktu tentunya akan berakibat pada kinerja yang dihasilkan. Semakin besar tekanan

waktu yang dialami auditor maka kinerja auditor yang dihasilkan menjadi buruk.

Penelitian yang dilakukan Almaretta (2010) menunjukkan bahwa tekanan

waktu dapat berpengaruh terhadap kinerja auditor. tekanan waktu yang diberikan

dapat dijadikan sebagai motivasi dalam melaksanakan proses audit. Hal itu juga dapat

dijadikan auditor sebagai faktor untuk meyakinkan kepada klien bahwa dengan

adanya tekanan waktu yang tinggi, auditor tetap dapat menghasilkan kinerja yang

profesional.

8

Faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja auditor menurut penelitian

Dwilita (2008) adalah motivasi. Menurut Dwilita (2008) motivasi berpengaruh

terhadap kinerja auditor, ketika motivasi kerja auditor meningkat maka kinerja

mereka pun juga meningkat. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan

Bahagia (2004) bahwa motivasi dapat berdampak terhadap kepuasan kerja seorang

auditor. Menurut Robbins (2002) jika seseorang tidak memiliki motivasi dalam

bekerja, maka penilaian kinerja yang dihasilkan akan kurang memuaskan. Motivasi

akan membuat seseorang meraih kepuasan dalam bekerja. Setiawan dan Ghozali

(2006) menyatakan, tidak ada tugas yang dapat dilaksanakan dengan baik tanpa

didukung oleh kemampuan untuk melaksanakannya. Kemampuan merupakan bakat

individu untuk melakukan tugas yang berhubungan dengan tujuan. Namun,

kemampuan tidaklah menjamin untuk tercapainya kinerja terbaik, seseorang harus

memiliki motivasi untuk mencapai kinerja yang terbaik.

Penelitian kembali mengenai pengaruh kecerdasan emosional, tekanan waktu,

persepsi kode etik dan motivasi terhadap kinerja auditor sangat menarik untuk

dilakukan. Berdasarkan uraian diatas dan beberapa pendapat dari hasil penelitian

terdahulu serta beberapa faktor yang belum pernah dilakukan penelitian dan

keinginan untuk mencari faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kinerja

auditor. Maka pada kesempatan ini penulis ingin melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Kecerdasan Emosional, Persepsi Kode Etik, Tekanan waktu dan

Motivasi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di Kota

Semarang”.

9

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dirumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh antara kecerdasan emosional, persepsi kode

etik, tekanan waktu, dan motivasi terhadap kinerja auditor ?

2. Apakah terdapat pengaruh antara kecerdasan emosional terhadap

kinerja auditor ?

3. Apakah terdapat pengaruh antara persepsi kode etik terhadap kinerja

auditor ?

4. Apakah terdapat pengaruh antara tekanan waktu terhadap kinerja

auditor?

5. Apakah terdapat pengaruh antara motivasi terhadap kinerja auditor ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk memperoleh bukti secara empiris mengenai pengaruh kecerdasan

emosional, persepsi kode etik, tekanan waktu, dan motivasi terhadap kinerja

auditor.

2. Untuk memperoleh bukti secara empiris tentang pengaruh kecerdasan

emosional terhadap kinerja auditor.

3. Untuk memperoleh bukti secara empiris mengenai pengaruh persepsi kode

etik terhadap kinerja auditor.

10

4. Untuk memperoleh bukti secara empiris mengenai pengaruh tekanan waktu

terhadap kinerja auditor.

5. Untuk memperoleh bukti secara empiris mengenai pengaruh motivasi

terhadap kinerja auditor.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat secara teoritis

Penelitian ini dapat menjadi referensi dan sumbangan konseptual bagi

peneliti maupun penggunannya dalam rangka pengembangan penelitian

selanjutnya serta menambah pengetahuan mengenai faktor yang

mempengaruhi kinerja auditor.

2. Manfaat secara praktis

a. Bagi auditor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai kebijakan

untuk auditor mengenai pengaruh kecerdasan emosional, etika profesi,

tekanan waktu, dan motivasi secara parsial terhadap kinerja auditor.

b. Bagi peneliti lain

Dapat digunakan sebagai referensi atau acuan dalam melakukan

penelitian selanjutnya yang sejenis.

c. Sebagai media belajar dalam memecahkan masalah secara ilmiah.

11

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kinerja Auditor

Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang

diberikan kepadanya (Mangkunegaran dalam Kusrini, 2008)

Tingkat dan kualitas kinerja auditor ditentukan oleh beberapa faktor baik

perseorangan maupun lingkungan. Menurut Gibson (1997) terdapat tiga faktor yang

mempengaruhi kinerja dan perilaku, yaitu faktor individu yang berasal dari dalam diri

seseorang, faktor organisasi, dan faktor psikologis. Faktor individu dapat berupa

motivasi, kemampuan pengetahuan dan ketrampilan, pengalaman, dan sikap. Faktor

organisasi dapat berupa struktur organisasi, pemimpin, rekan sejawat, beban

pekerjaan, rancangan kerja, kondisi kerja.

Kinerja merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personil,

tidak terbatas pada personil yang memangku jabatan fungsional maupun struktural,

tetapi juga pada keseluruhan jajaran personil dalam suatu organsasi (Ilyas, 2002).

Penilaian kinerja adalah suatu proses menilai hasil karya personil dalam suatu

organisasi melalui instrumen kinerja dan pada hakikatnya merupakan suatu evaluasi

terhadap penampilan kinerja personil dengan membandingkan dengan standar baku

penampilan.

12

Tiffin dan Mc Cormick dalam Widiarti (2007) menyatakan bahwa ada dua hal

yang mempengaruhi kinerja yaitu :

a. Variabel individual, meliputi sikap, karakteristik, kepribadian, sifat-sifat

fisik, minat dan motivasi, pengalaman, umur, jenis kelamin, pendidikan

dan faktor individual lainnya.

b. Variabel situasional, meliputi (1) faktor fisik yang meliputi metode kerja,

kondisi dan desain perlengkapan kerja, pentaan ruang, dan lingkungan fisik

(penyinaran, temperature, fentilasi) dan (2) faktor sosial dan organisasi,

meliputi peraturan organisasi, sifat organisasi, jenis pelatihan dan

pengawasan sistem upahndan lingkungan sosial.

Menurut Hasibuan (2001) kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai

seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang

didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan, serta waktu. Kinerja

merupakan gabungan dari tiga faktor penting, yaitu kemampuan dan minat seorang

pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas, serta peran dan

tingkat motivasi seorang pekerja. Semakin tinggi tiga faktor diatas, maka semakin

tinggi pula kinerja seorang auditor.

Menurut Minner dalam Alwani (2009) dimensi kerja adalah ukuran dan

penilaian dari perilaku yang aktual di tempat kerja,dimensi kerja mencakup :

a. Quality of output

Kinerja individu dinyatakan baik apabila kualiatas output yang dihasilkan

lebih baik atau paling tidak sama dengan target yang ditentukan.

13

b. Quantity of output

Kinerja seseorang juga diukur dari jumlah output yang dihasilkan. Seorang

individu dinyatakan mempunyai kinerja yang baik apabila jumlah atau kuantitas

output yang dicapai dapat melebihi atau paling tidak sama dengan target yang telah di

tentukan tanpa mengabaikan kualitas output tersebut.

c. Time work

Dimensi waktu juga menjadi pertimbangan didalam mengukur kinerja

seseorang. Dengan tidak mengabaikan kualitas dan kuantitas output yang harus

dicapai, seorang individu dinilai mempunyai kinerja yag baik apabila individu

tersebut dapat menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu atau bahkan melakukan

penghematan waktu.

d. Corporation with other work

Kinerja juga dinilai dari kemampuan seorang individu untuk tetap bersifat

kooperatif dengan pekerja lain yang juga harus menyelesaikan tugasnya masing-

masing.

Menurut Wirawan (2009), kinerja mempunyai hubungan kausal dengan

kompetensi. Kinerja merupakan fungsi dari kompetensi, sikap, dan tindakan.

Kompetensi melukiskan ketrampilan, perilaku, sikap, dan pengalaman untuk

melakukan suatu pekerjaan atau peran tertentu secara efektif. Pengetahuan

melukiskan apa yang terdapat dalam kepala sesorang, mengetahui kesadaran atau

pemahaman mengenai sesuatu, misalnya mengenai pekerjaan. Keterampilan

melukiskan kemampuan yang dapat diukur yang telah dikembangkan melalui praktik,

14

melukiskan perasaan senang atau tidak, senang trhadap objek (orang, benda, atau

pekerjaan).

Menurut Jackson (2002) tedapat beberapa standar kinerja, diantaranya adalah

sebagai berikut :

a. Istimewa

Seseorang sangat berhasil pada criteria pekerjaan, sehingga catatan khusus

harus dibuat.

b. Sangat baik

Kinerja pada tingkat ini adalah kinerja yang lebih baik dari rata-rata didalam

unit, dengan menggunakan standard yang umum dari hasil unit itu.

c. Memuaskan

Kinerja pada tingkat ini adalah pada batas waktu atau sedikit diatas standar

minimal. Tingkat kinerja ini adalah yang diharapkan dari seseorang yang sudah

sangat berpengalaman dan sangat kompeten.

d. Rata-rata

Kinerja ini dibawah standard minimal dari dimensi pekerjaan.

e. Tidak memuaskan

Kinerja pada tingkat ini adalah dibawah standard yang diterima, dan ada

perntanyaan serius apakah orang ini mampu meningkatkan diri untuk memenuhi

standar minimal.

15

Indikator yang diguakan dalam penelitian ini, untuk mengukur kinerja auditor

adalah kualitias kerja, kuantitas kerja, pengetahuan tentang pekerjaan, pendapat atau

pernyataan yang disimpulkan, dan perencanaan kerja (Ahmad, 2009).

1. Kualitas kerja

Seperangkat hasil atau nilai yang menitik beratkan pada mutu kerja

apakah sesuai dengan standar kerja atau tidak.

2. Kuantitas kerja

Menitik beratkan kepada hasil seberapa banyak yang dihasilkan

seseorang pada kerja pada satuan waktu atau periode tertentu.

3. Pengetahuam tentang pekerjaan

Kemampuan seseorang dapat dilihat dengan seberapa besar dia

memahami apa yang sedang dikerjakan termasuk tanggung jawab apa yang harus

dilaksanakan.

4. Pendapat atau pernyataan yang disimpulkan.

Kemampuan seorang karyawan untuk mengambil kesimpulan terhadap

ide atau hasil kerja yang diberikan kemudian diterapkan sesuai prosedur kerja.

5. Perencanaan kerja

Merupakan suatu rangkaian kerja untuk melakukan persiapan guna

menunjang pelaksanaan kerja sampai dengan pada pencapaian hasil kerja.

Fungsi dari perencanaan adalah sebagai konsep awal dalam menjalankan alur

kerja yang akan dilaksanakan.

16

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan usaha

yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan dalam menghadapi tugas yang telah

diterima.

2.2 Teori Atribusi

Teori atribusi merupakan teori yang menjelaskan tentang perilaku seseorang.

Apakah perilaku itu disebabkan oleh faktor internal atau faktor eksternal. Misalnya

karakter, sifat, sikap, ataukah disebabkan oleh keadaan eksternal misalnya tekanan

situasi atau keadaan tertentu yang memaksa seseorang melakukan perbuatan tertentu

(Luthans,2005). Teori atribudi mempelajari proses bagaimana seseorang

menintepretasikan suatu peristiwa, mempelajari bagaimana sseorang

mengintepretasikan alasan atau sebab perilakunya.

Menurut Luthans (2005), teori atribusi mengacu pada bagaimana orang

menjelaskan penyebab perilaku orang lain atau dirinya sendiri. Atribusi adalah proses

kognitif dimana orang menarik kesimpulan mengenai faktor yang mempengaruhi atau

masuk akal terhadap perilaku orang lain. Terdapat dua jenis umum atribusi yang ada

pada orang, yaitu atribusi disposisional, yang menganggap perilaku seseorang berasal

dari faktor internal seperti ciri kepribadian, motivasi atau kemampuan, dan atribusi

situasional yang menghubungkan perilaku seseorang dengan faktor eksternal seperti

peralatan atau pengaruh sosial dari orang lain. Fritz Heider juga menyatakan bahwa

kekuatan internal (atribut personal seperti kemampuan, usaha dan kelelahan) dan

kekuatan internal (atribut lingkungan seperti aturan etika dan cuaca) itu bersama-

17

sama menentukan perilaku manusia. Orang akan berbeda perilakunya apabila mereka

lebih merasakan atribut internalnya daripada atribut eksternalnya.

Menurut Kelly dalam Gibson (1994) penentuan atribusi penyebab apakah

seseorang dipengaruhi oleh faktor internal atau eksternal dipengaruhi oleh tiga faktor,

yaitu :

1. Konsensus, adalah perilaku yang ditunjukkan jika semua orang

menghadapi situasi yang serupa merespon dengan cara yang sama,

2. Kekhususan, adalah perilaku yang ditunjukkan individu berlainan dalam

situasi yang berlainan.

3. Konsistensi, adalah perilaku yang sama dalam tindakan seseorang dari

waktu ke waktu.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa teori atribusi dapat

digunakan sebagai dasar untuk menentukan faktor-faktor apa saja yang dapat

mempengaruhi perilaku dan kinerja seseorang (auditor). Faktor internal yang dapat

mempengaruhi kinerja auditor diantaranya adalah kecerdasan emosional, persepsi

kode etik, dan motivasi, sedangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja

auditor adalah tekanan waktu.

2.3 Kecerdasan Emosional

Emosional yang ada pada diri seseorang dapat mempengaruhi kinerja

seseorang, terkadang apabila tingkat emosional seseorang sedang tidak stabil, akan

mempersulit seseorang untuk berkonsentrasi dalam mengerjakan sesuatu. Emosional

18

seseorang dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar atau karena ada banyak berbagai

tuntutan yang harus dihadapi.

Menurut John, Robert dan Matteson (2002) kerja emosional dapat

memodifikasi dan mengelola organisasi menjadi efektif. Namun, walau kerja

emosional dapat efektif secara organisasi, mungkin terdapat efek bagi karyawan

secara individual. Beberapa penelitian menemukan bahwa mengelola emosi

merupakan hal yang sangat memancing stress dan mungkin menghasilkan kejenuhan.

Asumsinya adalah bahwa mengelola emosi memerlukan usaha, waktu, dan energi.

Kinerja seseorang tidak hanya dilihat dari kemampuan kerja yang sempurna,

tetapi juga kemampuan menguasai diri dan mengelola diri sendiri serta kemampuan

dalam membina hubungan dengan orang lain (Martin, 2000) dalam Trihandini

(2005). Chermiss dalam Prihandini (2005) mengungkapkan bahwa walaupun

seseorang memiliki kinerja yang baik, tetapi apabila dia memiliki ifat yang tertutup

dan tidak dapat berinteraksi dengan orang lain dengan baik, maka kinerjanya tidak

akan berkembang.

Ada dua cara bagi seseorang untuk mengelola emosional, pertama melalui apa

yang disebut surface acting, dimana seseorang mengatur ekspresi emosionalnya,

yang kedua melalui deep acting dimana seseorang memodifikasi perasaan untuk

mengekspresikan suatu emosi yang diinginkan. (John, Robert, dan Matteson, 2002).

Menurut Goleman (2001), kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk

mengenal perasaan diri sendiri dan orang lain untuk memotivasi diri sendiri dan

mengelola emosi dengan baik dalam diri kita dan hubungan kita. Kemampuan ini

19

saling melengkapi dan berbeda dengan kemampuan akademik murni, yaitu

kemampuan kognitif murni yang diukur dengan Intelectual Quetient (IQ).

Goleman (2001) membagi kecerdasan emosional kedalam 5 komponen yaitu

kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan ketrampilan sosial. Kelima

komponen tersebut dijadikan penulis sebagai indikator yang digunakan untuk

mengukur variabel kecerdasan emosional dalam penelitian ini.

a. Kesadaran diri

Kesadaran diri adalah mengetahui apa yang dirasakan pada suatu saat dan

menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri. Selain itu

kesadaran diri juga berarti menetapkan tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri

dan kepercayaan diri yang kuat.

b. Pengaturan diri

Pengaturan diri adalah menguasai emosi diri sedemikian sehingga berdampak

positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda

kenikmatan sebelum tercapainya sesuatu sasaran dan mampu pulih kembali dari

tekanan emosi.

c. Motivasi

Motivasi adalah menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan

dan menuntun seseoang menuju sasaran. Motivasi membantu seseorang mengambil

inisiatif dan bertindak sangat efektif dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan

frustasi.

d. Empati

20

Empati adalah merasakan yang dirasakan orang lain,mampu memahami

prespektif orang lain, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan

diri sendiri dengan berbagai macam orang.

e. Keterampilan sosial

Keterampilan sosial berarti menangani emosi dengn baik ketika berhubungan

dengan orang lain dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi

dengan lancar, menggunakan ketrampilan-ketrampilan ini untuk mempengaruhi dan

memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan perelisihan dan untuk bekerja sama

dan bekerja dalam tim.

Menurut konsep diatas, kecerdasan emosional pada dasarnya merupakan

pengendalian penggunaan emosional pada diri sendiri. Bagaimana seseorang dapat

mengelola emosi yang ada agar menjadi lebih bermanfaat, sehingga sesuatu yang

dikerjakan akan tetap terkendali.

2.4 Persepsi Kode Etik

2.4.1 Persepsi

Persepsi adalah proses dimana individu mengatur dan mengintepretasikan

kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka

(Robbins, 2002). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999) persepsi adalah

pandangan dari seseorang atau banyak orang akan hal atau peristiwa yang didapat

atau diterima. Sedangkan persepsi sendiri berasal dari bahasa latin perception yang

artinya penerimaan, pengertian atau pengetahuan.

21

Agar individu dapat menyadari dan dapat membuat persepsi, ada beberapa

syarat yang harus dipenuhi, yaitu adanya obyek yang dipersepsikan, alat indera atau

reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus, dan adanya perhatian yang merupakan

langkah pertama dalam mengadakan persepsi psikologis (Walgito, Bimo, 1997).

Gibson (1997) menyebutkan bahwa kinerja seorang pegawai (auditor),

dipengaruhi oleh variabel individual dan variabel lingkungan. Secara garis besar,

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang (auditor) adalah:

1. Faktor berasal dari individu itu sendiri, yaitu ketrampilan dan kemampuan,

faktor psikologis yang meliputi motivasi, nilai-nilai, persepsi, sikap dan

kepribadian.

2. Faktor diluar individu atau lingkungan atau faktor situasional yang meliputi

struktur organisasi, kepemimpinan, system imbalan, karakteristik dan

desain pekerjaan.

22

Individual

- K em am puan ketram pilan

- Latar belakang keluarga

- K epribadian - Persepsi - Sikap - C iri-ciri - K apasitas belajar - U m ur - R as - Jenis kelam in -

L ingkungan kerja :

- D esain pekerjaan - Struktur

organisasi - K ebijakan dan

aturan - K epem im pinan - Penghargaan dan

sanksi - Sum ber daya

Lingkungan non kerja

- Ekonom i - K eliarga - K esenangan dan

hobi -

Perilaku

- Pem ecahan m asalah

- Proses berfikir

- K om unikasi

- O bservasi

- Pergerakan -

H asil

- Prestasi jangka panjang dan jangka pendek

- Pengem bangan pribadi

- H ubungan dengan pihak orang lain

Berikut adalah gambaran rerangka perilaku individu :

Sumber : Gibson, Ivancevich, and Donnely (1997) Organisasi Perilaku Struktur,

Proses, edisi ke-8. Erlangga. Jakarta.

Gambar diatas memberikan gambaran atau suatu model yang sederhana tetapi

cukup komprehensif dalam memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

dan tindakan seorang pegawai (auditor) dan hubungannya dengan kinerja yang

dihasilkan. Menurut Gibson (1997) ada dua variabel yang mempengaruhi perilaku

23

dan kinerja individu., yaitu variabel individual yang mencakup kemampuan dan

ketrampilan, latar belakang keluarga. Faktor psikologis (kepribadian, persepsi, sikap

dan nilai-nilai), faktor demografis (pendidikan, umur, suku/ras, jenis kelamin) serta

variabel lingkungan seperti desain pekerjaan, struktur organisasi, kebijakan dan

peraturan perusahaan, gaya kepemimpinan, system penghargaan dan sanksi, sumber

daya atau pendukung lainnya.

Salah satu aspek dari psikologis individu yang perlu diperhatikan dalam

hubungannya dengan kinerja adalah persepsi. Persepsi adalah proses dari seseorang

dalam memahami lingkungannya yang melibatkan pengorganisasian dan penafsuran

sebagai rangsangan dalam suatu pengalaman psikologis (Gibson,1997). Setiap orang

akan memberikan arti sendiri terhadap rangsangan yang diterimanya. Persepsi setiap

individu akan berbeda walaupun melihat hal yang sama.

Sementara itu McShane dan Von Glinov dalam Widiarti (2007) membuat

sebuah konseptual tetntang kinerja seseorang yang dikenal denan model MARS yang

merupakan Motivation, Ability, Role perception, dan Situasional factors. Keempat

faktor tersebut secara konsisten dipengaruhi oleh karakteristik individual seperti nilai,

kepribadian, persepsi, emosional dan sikap, dan tekanan yang dipersepsikan.

Keempat faktor yang melatarbelakangi kinerja seseorang harus hadir secara

bersama-sama untuk suatu tujuan. Kemampuan seseorang tidak akan berarti apa-apa

tanpa adanya persepsi yang jelas akan peranannya dalam situasional yang kondusif.

24

Persepsi merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur

dan mengintepretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman

yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan gambaran

yang berarti atas apa yang dipersepsikannya.

Jadi dalam konteks penelitian ini persepsi dapat diartikan sebagai penerimaan

atau pandangan auditor melalui proses yang didapat dari pengalaman dan

pembelajaran sehingga auditor mampu untuk memutuskan mengenai suatu hal yang

dapat mempengaruhi kinerja yang dihasilkan.

2.4.2 Kode Etik Akuntan

Kode Etik Akuntan adalah norma yang mengatur hubungan antara akuntan

dengan kliennya, antara akuntan dengan sejawatnya, dan antara profesi dengan

masyarakat.

Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus

memiliki kode etik, yang merupakan seperangkat prinsip-prinsip moral yang

mengatur tentang perilaku professional (Agus, 2004) dalam Herawaty dan Susanto

(2010). Pada kode etik profesi akuntan diatur mengenai berbagai masalah, baik

masalah prinsip yang harus melekat pada diri auditor, maupun standar teknis

pemeriksaan yang juga harus diikuti oleh auditor. Etika profesional dikeluarkan oleh

organisasi profesi untuk mengatur perilaku anggotanya dalam menjalankan praktik

profesinya bagi masyarakat. Menurut Wikipedia kode etik profesi akuntan publik

adalah aturan etika yang harus diterapkan oleh anggota akuntan publik Indonesia dan

staf profesional yang bekerja pada suatu Kantor Akuntan Publik (KAP).

25

Maryani dan Ludigdo (2001) menjelaskan bahwa kode etik adalah

seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik

yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok

atau segolongan masyarakat atau profesi. Tanpa etika, profesi akuntan tidak akan ada

karena fungsi akuntan adalah sebagai penyedia informasi untuk proses pembuatan

keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis. Pada kode etik profesi akuntan diatur

mengenai berbagai masalah, baik masalah prinsip yang harus melekat pada diri

auditor, maupun standar teknis pemeriksaan yang juga harus diikuti oleh auditor.

Kode etik yang berkaitan dengan masalah prinsip bahwa auditor harus menjaga,

menjunjung dan menjalankan nilai-nilai kebenaran dan moralitas, seperti bertanggung

jawab, berintegritas, bertindak secara objektif dan menjaga independensinya terhadap

kepentingan berbagai pihak dan hati-hati dalam menjalankan profesi.

Seorang auditor harus menaati kode etik profesi akuntan publik untuk

menjamin bahwa kinerja yang dimiliki dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

kode etik akuntan publik yang berlaku di Indonesia. Adanya persepsi terhadap kode

etik akuntan publik, akan mendorong auditor untuk memiliki kinerja yang baik.

Finn et.al., (1988) menyatakan bahwa akuntan seringkali dihadapkan pada

situasi adanya dilemma etika yang menyebabkan dan memungkinkan auditor tidak

dapat bersikap independen. Untuk menjaga kualitas kinerjanya, auditor diminta untuk

tetap bersikap independen terhadap klien. Namun dalam kondisi yang sama,

kebutuhan mereka tergantung kepada klien karena bonus yang diterimanya, sehingga

seringkali auditor berada dalam situasi yang dilema. Hal ini tentu akan

26

mempengaruhi kinerja auditor. Secara sosial auditor juga bertanggungjawab kepada

masyarakat dan profesinya daripada mengutamakan kepentingan pribadi atau

kepentingan ekonomis semata. Situasi seperti ini sangat sering dihadapi oleh auditor.

Seorang auditor yang memiliki persepsi kode etik yang baik dalam

melaksanakan proses audit maka akan memiliki kinerja yang lebih baik. Menurut

Cohen et.al (1998) dalam Alfianto (2002) akuntan adalah profesi yang memberi

informasi bagi pembuatan keputusan masyarakat dan sebagai seorang profesional,

akuntan memiliki kewajiban untuk menyajikan informasi keuangan yang handal.

Untuk melaksanakan kewajibanya tersebut secara profesional, perilaku akuntan harus

konsisten dengan kode etik. Persepsi yang tinggi terhadap kode etik akan menjadikan

auditor untuk bertindak sesuai dengan kode etik dan kualitas kinerja yang dihasilkan

pun akan maksimal.

Indikator yang digunakan untuk mengukur etika profesi dalam penelitian ini

adalah prinsip etika dan aturan etika (Kusrini, 2008). Berdasarkan standar profesi

akuntan publik 1 Januari 2009 Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan Indonesia

diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Prinsip Kesatu : Tanggung Jawab Profesi

Dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai professional, setiap anggota

harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan professional dalam semua

kegiatan yang dilakukannya.

27

b. Prinsip Kedua : Kepentingan Publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka

pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan

komitmen atas profesionalisme.

c. Prinsip Ketiga : Integritas

Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota

harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi

mungkin.

d. Prinsip Keempat : Objektivitas

Setiap anggota harus menjaga obyektivitas dan bebas dari benturan

kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

e. Prinsip Kelima : Kompetensi dan kehati-hatian profsional

Setiap anggota harus menjalankan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian,

kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

pengetahuan dan ketrampilan professional pada tingkat yang diperlukan untuk

memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa

profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legalisasi dan

teknik yang paling mutakhir.

f. Prinsip Keenam : Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh

selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan

28

informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban

professional atau hukum untuk mengungkapkannya.

g. Prinsip Ketujuh : Perilaku professional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang

baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

h. Prinsip Kedelapan : Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesua dengan standar

profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati,

anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa

selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan objektivitas.

Kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit akan meningkat jika profesi

akuntan publik dapat menerapkan seluruh standar mutu yang tinggi terhadap

pelaksanaan pekerjaan audit yang dilaksanakan anggota profesi tersebut. Prinsip etika

profesi akuntan yang telah disebutkan diatas, merupakan ketetapan yang harus

dipatuhi oleh seorang akuntan publik. Sedangkan Aturan Etika terdiri dari :

1. Aturan Etika Nomor 100 tentang Independensi, Integritas, dan Objektivitas

101. Independensi

Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus selalu mempertahankan

sikap mental independen didalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur

dalam standar profesional akuntan publik yang diterapkan IAI. Siap independen

tersebut harus meliputi independen dalam fakta (in fact) maupun dalam penampilan

(in appearance).

29

102. Integritas dan objektivitas

Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus mempertahankan integritas

dan objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak

boleh membiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang

diketahuinya atau mengalihakan pertimbangannya pada pihak lain.

2. Aturan nomor 200 tentang standar umum dan prinsip akuntansi

201. Standar Umum

Anggota KAP arus mematuhi standar berikut ini beserta interpretasi yang

terkait yang dikeluarkan oleh badan pengantar standar yang ditetapkan IAI.

1. Kompetensi profesional. Anggota KAP hanya boleh memberikan jasa profesional

yang secara layak diharapkan data diselesaikan dengan kompetensi profesional.

2. Kecermatan dan keseksamaan profesional. Anggota KAP wajib melakukan

pemberian jasa profesional dengan kecermatan dan keseksamaan profesional.

3. Perencanaan dan supervisi. Anggota KAP wajib merencanakan dan mensupervisi

secara memadai setiap pelaksanaan pemberian jasa profesional.

4. Data relevan yang memadai. Anggota KAP wajib memperoleh data relevan yang

memadai untuk menjadikan dasar yang layak bagi sipulan atau rekomendasi

sehubungan denga pelaksanaan jasa profesionalnya.

202. Kepatuhan terhadap standar

Anggota KAP yang melaksanakan jasa auditing, atestasi, review, kompilasi

konsultasi manajemen, perpajakan, atau jasa profesional lainnya wajib mematuhi

standar yang dikeluarkan oelh badan pengatur standar yang ditetpakan oleh IAI.

30

203. Prinsip-prinsip akuntansi

Anggota KAP tidak diperkenankan :

1. Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laopran keuangan atau

data keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang

berterima umum atau.

2. Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang harus

dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku, apabila laporan atau data tersebut memuat

penyimpangan yang berdampak material terhadap laporan keunagna atau data

secara keseluruhan dari prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh badan

penagtur standar yang ditetapkan oleh IAI. Dalam keadaan luar biasa, laporan

atau data mungkin memuat penyimpangan tersebut diatas. Dalam kondisi

tersebut, anggota KAP dapat menunjukkan bahwa laporan atau data akan

menyesatkan apabila tidak memuat penyimpangan seperti itu, dengan cara

mengungkapkan penyimpangan dan estimasi dampaknya, serta alasan mengapa

kepatuhan atas prinsip akuntansi yang berterima umum akan menghasikan

laporan yang menyesatkan.

3. Aturan etika nomor 300 tentang tanggung jawab kepada klien.

301. informasi klien yang rahasia

Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia,

tanpa persetujuan klien. Ketentuan ini dimaksudkan untuk :

31

(1) Membebaskan anggota KAP dari kewajiban profesionalnya sesuai dengan

aturan etia kepatuhan terhadap standard an prinsip-prinsip akuntansi.

(2) Mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun untuk mematuhi

peraturan perundabg-undangan yang berlaku seperti panggilan resmi

penyidikan pejabat pengusut atau melarang kepatuhan anggota KAP terhadap

ketentuan peraturan yang berlaku.

(3) Melarang review praktik profesional (review mutu) seorang anggota sesuai

dengan kewenangan IAI.

(4) Menghalangi anggota dari pengajuan pengaduan keluhan atau pemberian

komentar atas penyidikan yang dilakukan oleh badan yang dibentuk oleh IAI-

KAP dalam rangka penegakan disiplin anggota.

Anggota yang terlibat dalam penyelidikan dan review diatas, tidak boleh

memanfaatkannya untuk kepentingan diri priadi mereka atau mengungkapkan

informasi klien yang harus dirahasiakan yang diketahuinya dalam pelaksanaan

tugasnya. Larangan ini tidak boleh membatasi anggota dalam pemberian informasi

sehubungan dengan proses penyidikan atau penegakan disiplin sebagaimana telah

seperti telah diungkapakan dalam butir (4) diatas atau review praktik profesional

(review mutu) seperti telah disebutkan dalam butir (3) diatas.

302. Fee profesional

1. Besarnya fee

Besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung antara lain : risiko

penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan

32

untuk melaksanakanjasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan

pertimbangan profesional lainnya.

Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara

menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.

1. Fee Kontijen

Fee kontijen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa

profesional tanpa adanya fee yang dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil

tertentu dimana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut.

Fee dianggap tidak kontijen jika ditetapkan oleh pengadilan atau badan pengatur

atau dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil penyidikan hokum

atau temuan badan pengatur, anggota KAP tidak diperkenankan untuk

menetapkan fee kontijen apabila penetapan tersebut dapat mengurangi

independensi.

4. Aturan Etika nomor 400 tentang tanggung jawab kepada rekan seprofesi.

401. Tanggung jawab kepada rekan seprofesi.

Anggota wajib memelihara citra profesi dengan tidak melakukan

perkataan dan perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.

402. Komunikasi antara akuntan publik

Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengn akuntan publik terdahulu

bila akan mengadakan perikatan (engagement) audit menggantikan akuntan

publik terdahulu. Akuntan publik pendahulu wajib menanggapi secara tertulis

permintaan komunikasi dari akuntan pengganti secara memadai.

33

403. Perikatan Atestasi

Akuntan publik tidak diperkenankan mengadakan perikatan atestasi

yang jenis atestasi dan periode sama dengan periatan yang dilakukan akuntan

yang lebih dulu ditunjuk oleh klien, kecuali apabila perikatan tersebut

dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan atau peraturan

yang dibuat oleh badan yang berwenang.

5. Aturan etika nomor 500 tentang tanggung jawab dan praktik lain.

501. Perbuatan dan perkataan yang mendiskreditkan.

Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan atau mengucapkan

perkataan yang mencemarkan profesi.

502. Iklan, promosi, dan kegiatan pemasaran lainnya.

Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan

mencari klien melalui pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan

kegiatan pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi.

503. Komisi dan Fee Reveral.

(1) Komisi

Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk

lainnya yang diberikan atau diterima dari klien atau pihak lain untuk memperoleh

perikatan dari klien atau pihak lain. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk

memberikan atau menerima komisi apabila pemberian/ penerimaan tersebut

dapat mengurangi independensi.

(2) Fee Reveral (Rujukan)

34

Fee reveral (rujukan) adalah imbalan yang dibayarkan atau diterima

kepada atau dari sesame penyedia jasa profesional akuntan publik. Free reveral

hanya diberikan bagi sesama profesi.

(3) Bentuk Organisasi dan KAP

Anggota hanya dapat berpraktik akuntan publik dalam bentuk organisasi

yang diizinkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau tidak

menyesatkan dan merendahkan citra profesi.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi kode etik adalah

pemahaman, pengintepretasian, dan penerapan seorang auditor pada kode etik profesi

aukuntan publik (auditor).

2.5 Tekanan waktu

Alokasi waktu yang sangat terbatas, akan menyebabkan auditor bekerja secara

tergesa- gesa dan dapat menurukan kinerja auditor. Hal ini akan mempengaruhi

tingkat kinerja auditor, contohnya auditor kurang teliti dalam pendekteksian salah saji

dalam laporan keuangan, mereview dokumen tidak secara maksimal, bekerja tidak

sesuai prinsip akuntansi yang ditetapkan, kurang fokus dalam menerima penjelasan

dari klien, ataupun tidak melakukan prosedur yang seharusnya dilakukan.

Suatu audit laporan keuangan yang dilakukan GAAS memiliki jumlah

keterbatasan yang melekat. Salah satunya adalah bahwa auditr bekerja dalam suatu

keterbatasan ekonomi yang wajar. Berikut ini adalah dua batasan ekonomi penting

yang dimaksud (Boynton, et. al, 2002):

35

1. Biaya yang memadai, pembatasan biaya audit dapat menimbulkan terbatasnya

pengujian atau penarikan sampel dari catatan akuntansi atau data pendukung yang

dilakukan secara selektif.

2. Jumlah waktu yang memadai, biasanya laporan auditor akan terbit b3-5

minggu setelah tangggal neraca. Hambatan waktu ini dapat mempengaruhi jumlah

bukti yang diperoleh tentang peristiwa dan transaksi setelah tanggal neraca yang

berdampak pada laporan keuangan.

Oleh karena itu auditor dituntut untuk melakukan efisiensi biaya dan waktu

dalam melaksanakan proses audit. Akhir-akhir ini tuntutan tersebut semakin besar

dan menimbulkan time pressure atau tekanan waktu. Tekanan waktu yang diberikan

oleh KAP kepada auditornya bertujuan untuk mengurangi biaya auit. Semakin cepat

waktu pengerjaan audit, maka biaya pelaksanaan audit akan semakin kecil.

Keberadaan tekanan waktu ini memaksa auditor untuk menyelesaikan tugasnya

secepat mungkin sesuai dengan waktu yang diberikan. Adanya tekanan waktu yang

diberikan kepada auditor, secara langsung akan berpengaruh terhadap kinerja yang

dihasilkan.

Tekanan waktu merupakan suatu keadaan yang menunjukkan auditor dituntut

untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran yang sangat ketat dan kaku

(Raghunatan,1991). Kondisi tekanan waktu (time pressure) adalah suatu kondisi

dimana auditor mendapatkan tekanan dari tempatnya bekerja untuk dapat

menyelesaikan tugasnya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

36

Kelly et al. dalam Suryanita dkk (2006) membedakan antara time budget

pressure dan time deadline dengan meneliti dampak keduanya terhadap perilaku

auditor.

1. Time budget pressure adalah keadaan yang menunjukan auditor dituntut

untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang sangat ketat dan

kaku, hal ini dilakukan oleh adanya jumlah waktu yang telah dialokasikan

dalam melengkapi audit tertentu.

2. Time deadline pressure adalah usaha pengurangan waktu dalam pekerjaan

audit, hal ini timbul oleh adanya kebutuhan untuk melengkapi tugas audit

berdasarkan pedoman waktu tertentu.

Adanya tekanan waktu menyebabkan seseorang dituntut untuk menyelesaikan

suatu pekerjaan dengan segera, dan apabila hal tersebut tidak tercapai maka akan

menimbulkan konflik karena waktu yang telah ditentukan untuk suatu pekerjaan audit

terlewati sehingga kinerja yang dihasilkan pun kurang maksimal.

Pada praktiknya, adanya tekanan waktu digunakan untuk mengukur tingkat

efisiensi seorang auditor dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal ini menimbulkan

tekanan bagi auditor untuk menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan waktu yang

ditetapkan. Penetapan waktu yang tidak realistis pada tugas audit khusus akan

berdampak kurang efektifnya pelaksanaan audit atau auditor pelaksana cenderung

mempercepat pelaksanaan tes. Sebaliknya bila waktu yang diberikan terlalu lama hal

ini akan berdampak negatif pada biaya dan efektifitas pelaksanaan audit. Dibawah

tekanan waktu yang sangat terbatas, auditor dituntut untuk tetap memiliki kinerja

37

yang profesional dalam melaksanakan proses pengauditan. Kinerja auditor akan

berdampak pada laporan hasil auditan. Semakin baik kinerja auditor, maka hasil

auditan akan semakin objektif, begitu juga sebaliknya (Ventura, 2001).

Menurut Almaretta (2010) pengukuran kinerja melalui tekanan waktu dapat di

ukur melalui ketepatan waktu, pemenuhan target dengan waktu yang ditentukan,

kelonggaran waktu audit, dan beban yang ditanggung dengan keterbatasan waktu.

Kelima hal tersebut dijadikan penulis sebagai indikator dalam penelitian ini.

2.6 Motivasi

Untuk meningkatkan kinerja seseorang, diperlukan motivasi yang kuat agar

tujuan dalam bekerja dapat tercapai. Motivasi merupakan dorongan bagi seseorang

dalam bekerja. Motivasi berasal dari kata movere yang berarti dorongan, keinginan,

sebab, atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Menurut Manullang (1982),

motivasi adalah pemberian kegairahan bekerja kepada karyawan. Dengan pemberian

motivasi dimaksudkan pemberian daya perangsang kepada karyawan yang

bersangkutan, agar karyawan tersebut bekerja dengan segala upaya.

Menurut Robbins (2002) motivasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu

dan menentukan kemampuan bertindak untuk memuaskan kebutuhan individu.

Orang-orang yang termotivasi akan melakukan usaha yang lebih besar daripada yang

tidak. Menurut Handoko (1999) motivasi diartikan sebagai keadaan dalam pribadi

seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan

tertentu guna tujuan.

38

Biasanya orang bertindak karena suatu alasan untuk mencapai tujuan. Menurut

Ahmadi dalam Dwilita (2009) motivasi lahir dari adanya suatu tuntutan atau

dorongan terhadap pemenuhan kebutuhan individu dan tuntutat atau dorongan yang

berasal dari lingkungan kemudian diimplementasikan dalam bentuk perilaku. Hasil

dari perilaku yang positif inilah yang nantinya bias disebut prestasi. Kebutuhan dapat

dipandang sebagai kekurangan yang menuntut adanya pemenuhan untuk segera

mendapat keseimbangan. Situasi kekurangan ini berfungsi sebagai suatu kekuatan

atau dorongan alasan yang menyebabkan seseorang bertindak untuk memenuhi

kebutuhan.

Ada beberapa alasan seseorang mau melakukan atau termotivasi dalam

bertindak sesuai keinginan atau standar yang ada. Berdasarkan peneletian yang

terdahulu diketahui bahwa alasan seseorang termotivasi untuk melakukan suatu

kegiatan adalah karakter, kebutuhan, dan tujuan individu sehingga hal-hal tersebut

merupakan dasar dalam menyusun pola motivasi.

Perkembangan penelitian mengenai motivasi telah banyak teori-teori yang

mengungkapkan tentang motivasi seseorang. Salah satunya adalah teori kebutuhan

Maslow. Inti dari teori ini bahwa kebutuhan dapat disusun dalam bentuk hirarki,

dimulai dari kebutuhan fisologis, kebutuhan keselamatan dan keamanan, kebutuhan

sosial, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. Kelima hal tersebut

dijadikan penulis sebagai indikator untuk pengukuran variabel motivasi.

1. Kebuthan fisiologis

39

Merupakan kebutuhan yang sifatnya untuk mempertahankan diri seperti

pemenuhan kebutuhan pokok, paling kuat dan paling jelas disbanding

kebutuhan yang lainnya. Kebutuhan dasar tersebut meliputi kebutuhan

pangan, ssndang, papan, tidur dan oksigen.

2. Kebutuhan keselamatan dan keamanan

Merupakan kebutuhan keteraturan, stabilitas, menghindari hal-hal yang

sifatnya asing dan yang tidak diharapkan, serta hal-hal yang menyangkut

hidup dan mati. Misalnya keselamatan saat berada di tempat kerja, apakah

auditor merasa nyaman berada di lingkungan tempat kerja.

3. Kebutuhan sosial

Merupakan kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki dan

dimiliki. Hal ini dapat diwujudkan saat seseorang berada disekitar rekan

kerjanya, adanya keinginan untuk mendapatkan rasa kasih saying, perhatian,

di tengah kelompoknya.

4. Kebutuhan penghargaan

Setiap orang memiliki dua kategori penghargaan, yaitu :

a. Harga diri, meliputi kebutuhan akan percaya diri, kompetensi,

penguasaan kecukupan, prestasi, ketidakketergantungan dan kebebasan.

b. Penghargaan dari orang lain, meliputi prestise, pengakuan, penerimaan,

kedudukan, nama baik serta penghargaan atas prestasi yang dimiliki.

40

5. Kebutuhan akan aktualisasi diri

Merupakan suatu hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuanya

sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya.

Sebagai individu ebutuhan masing-masing auditor berbeda-beda. Jika

seorang auditor memiliki motivasi dalam bekerja, dia akan lebih baik dan

kecil kemungkinan dia akan melakukan tindakan yang dapat menurunkan

kinerja, karena kebutuhan yang menjadi latar belakang perilaku yang

dilakukannya.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah

dorongan seseorang dalam melakukan pekerjaan untuk mencapai suatu kebutuhan

tertentu. Seorang auditor yang memiliki motivasi terhadap pekerjaannya akan bekerja

dengan sungguh-sungguh hingga menghasilkan kinerja yang baik.

2.7 Kerangka Berpikir

Proses hidup dan kehidupan pembentukan perilaku seseorang dipengaruhi

oleh faktor pada diri sendiri dan faktor lingkungan. Ada yang berperilaku baik dan

ada yang buruk. Begitu juga dalam melakukan pekerjaan, ada yang malas dan ada

yang rajin, ada yang produktif dan ada yang tidak produktif bahkan ada yang senang

dengan tantangan pekerjaan dan ada yang berusaha menjauhi tantangan pekerjaan

serta ada yang berambisi untuk kepentingan pribadi yang kuat dan ada juga yang

41

lemah. Data empiris menunjukan bahwa seseorang dalam bekerja dipengaruhi oleh

faktor individu dan lingkungan.

Profesi auditor merupakan salah satu jenis pekerjaan yang dituntut untuk

bersikap professional dan terhindar dari segala bentuk penyimpangan selama proses

audit berlangsung agar hasil auditan berkualitas. Kualitas audit yang dihasilkan

dipengaruhi oleh kinerja yang dimilki oleh auditor. Kinerja auditor dapat dipengaruhi

oleh berbagai faktor, baik dari individu auditor itu sendiri maupun dari lingkungan

tempatnya bekerja. Adanya tekanan dan suasana lingkungan yang tidak kondusif,

akan mengakibatkan kinerja auditor yang rendah, atau bahkan terjadi penyimpangan

sehingga akan berdampak pada kualitas hasil auditan yang buruk. Kinerja sendiri

merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang

pegawai dalam melaksanakannya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan

kepadanya. Seorang auditor harus mempertahankan bahkan meningkatkan kinerja

yang dimilikinya. Hal ini sangat penting karena dengan semakin tinggi kinerjanya

maka hasil audit yang dihasilkan akan semakin berkualitas. Tingkat kinerja yang

rendah dapat mengakibatkan potensi kesalahan dan kurangnya kredibiltas.

Campbell et.al., (1998) menyatakan bahwa kinerja (performance) sebagai

sesuatu yang tampak, dimana individu relevan dengan tujuan organisasi. Kinerja yang

baik merupakan salah satu sasaran organisasi dalam mencapai produktivitas kerja

yang tinggi. Tercapainya kinerja yang baik tidak lepas dari kualitas sumber daya

manusia yang baik pula. Hal ini dipertegas oleh Hellriegel (2001) bahwa kinerja yang

baik dicapai saat tujuan yang diinginkan telah tercapai, moderator (kemampuan,

42

komitmen, dan motivasi) telah tersedia, dan mediator (petunjuk, usaha, ketekunan,

dan strategi) telah dijalankan.

Suatu model yang melahirkan pemikiran teoritis mengenai faktor-faktor yang

berhubungan dengan kinerja auditor adalah penelitian yang dilakukan oleh Alwani

(2007) mengenai hubungan kecerdasan emosional dengan kinerja auditor. Dari hasil

penelitiannya menyimpulkan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh terhadap

kinerja auditor. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Sayogya (2004)

yang mengungkapkan bahwa prestasi kinerja auditor yang optimal dapat dicapai jika

seorang auditor tersebut memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Kecerdasan

emosional menjadi penting karena kecerdasan emosional turut menentukan seberapa

baik seseorang menggunakan ketrampilan-ketrampilan yang dimiliki. Apabila

seseorang mampu menggunakan ketrampilan yang dimiliki secara maksimal, maka

kinerja yang dihasilkan akan meningkat. Pada berbagai situasi, saat proses

pengauditan berlangsung seorang auditor harus tetap terfokus terhadap apa yang

sedang dikerjakannya. Walaupun auditor tersebut sedang menghadapi konflik dengan

orang lain sekalipun.

Menurut Sy (2004) karyawan (auiditor) yang secara emosional cerdas akan

dapat memahami bagaimana emosi terjadi, dapat mengatur emosinya, mengurangi

emosi tidak produktif yang menjadi penghalang dalam bekerjasama, serta mengambil

langkah-langkah produktif untuk mencapai keberhasilan dalam bekerja. Senada

dengan hal tersebut Howes dan Herald (1999) berpendapat bahwa pada intinya

43

kecerdasan emosional merupakan komponen yang membuat seseorang menjadi pintar

menggunakan emosi.

Karakteristik lainnya yang dapat mempengaruhi kinerja auditor adalah adanya

persepsi kode etik yang dimiliki oleh auditor. Menurut penelitian yang dilakukan

Kusrini (2008) persepsi kode etik profesi dapat mempengaruhi kinerja auditor.

Pemahaman kode etik akan mengarahkan pada sikap, tingkah laku, dan perbuatan

auditor dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Sebagai seorang auditor yang

professional, auditor harus mematuhi kode etik profesi yang telah digelutinya.

Auditor harus bersikap independen, dan taat terhadap kode etik agar kredibilitasnya

tetap terjaga. Masyarakat akan menghargai profesi yang menerapkan standar mutu

yang tinggi dalam pekerjaannya.

Studi yang dilakukan Purba (2009) menunjukan bahwa kode etik

berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini mempertegas

penelitian Tamin (2004) dengan berkembangnya pemahaman terhadap budaya etika

yang tinggi, maka akan terbentuk sikap, perilaku yeng etis, bermoral, profesional,

disiplin, hemat, hidup sederhanan, jujur, produktif, menghargai waktu, menjadi

panutan dan teladan, serta mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Adanya

perspsi kode etik yang baik bagi auditor akan meningkatkan kinerja yang dimiliki

oleh auditor. aik.

Kode etik profesi merupakan suatu prinsip moral dan pelaksanaan aturan-

aturan yang member pedoman dalam berhubungan dengn klien, masyarakat, anggota

sesame profesi serta pihak yang berkepentingan lainnya. Kode etik berupa aturan

44

umum mengenai tingkah laku yang baik atau aturan-aturan khusus yang tidak boleh

dilakukan. Adanya persepsi kode etik profesi bagi auditor diharapkan dapat

membantu para akuntan public (auditor) untuk mencapai mutu kinerja saat proses

pemeriksaan pada tingkat yang diharapkan.

Hal lain yang dapat mempengaruhi kinerja auditor adalah tekanan waktu yang

dimiliki oleh auditor. Kebanyakan seseorang akan merasa tertekan saat mengerjakan

tugas dengan waktu yang terbatas. Terkadang kualitas kinerja seorang auditor akan

menurun dikarenakan tekanan waktu yang tidak realistis. Pada saat proses

pengauditan, terkadang akan muncul permasalahan. Masalah ini timbul ketika adanya

tekanan waktu yang tinggi (time pressure) yang disediakan untuk melaksanakan

penugasan audit. Keterbatasan ini akan memberikan tekanan bagi auditor dalam

melaksanakan penugasan audit. Tekanan waktu merupakan salah satu faktor eksternal

yang dapat menimbulkan stress kerja yang secara otomatis akan mempengaruhi

kinerja auditor.

Penelitian yang dilakukan Simanjuntak (2008) menyebutkan bahwa tekanan

waktu audit memiliki pengaruh terhadap berbagai perilaku auditor yang dapat

menyebabkan turunya kinerja auditor yang akan berdampak pada turunnya kualitas

audit. Tekanan yang diberikan oleh manajemen dalam menentukan anggaran waktu

diperkirakan merupakan faktor yang signifikan yang dapat mempengaruhi perilaku

auditor. De Zoort dan Lord (1997) menyebutkan ketika menghadapi tekanan

anggaran waktu, auditor akan memberikan respon dengan dua cara yaitu dengan

menggunakan waktu sebaik-baiknya dan yang kedua dengan adanya tekanan waktu

45

akan berpotensi menyebabkan perilaku yang menurunkan kinerja auditor dan

berakibat turunnya kualitas audit. Hasil penelitian Alderman dan Deitrick (1982)

menyebutkan bahwa kendala anggaran waktu merupakan faktor utama yang

mendorong auditor melakukan perilaku yang menyimpang.

Pada setiap individu, motivasi merupakan salah satu faktor yang penting

unutk mencapai kinerja yang maksimal. Motivasi dapat memberikan kenyamanan

dalam pribadi dan semangat kerja yang lebih baik. Bagi seorang auditor, dengan

memiliki motivasi yang tinggi akan berpengaruh terhadap kinerja yang dimilikinya.

Adanya harapan akan jabatan atau gaji yang lebih tinggi akan merangsang auditor

untuk bekerja lebih agar hasil kerja dapat maksimal. Motivasi pada seorang auditor

akan meningkatkan rasa tanggung jawab untuk dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai

dengan standar yang berlaku dan sesuai dengan yang diharapkan. Kenyamanan dan

kesenangan auditor dalam bekerja akan memacu auditor untuk bekerja lebih baik

guna menghasilkan kinerja yang optimal.

Motivasi yang dimiliki dapat digunakan sebagai alasan mengapa seseorang

ingin melakukan suatu pekerjaan. Auditor yang memiliki motivasi tinggi akan dapat

melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik dibanding auditor yang tidak memiliki

motivasi. Setiap orang mempunyai sesuatu yang dapat memicu baik itu berupa

kebutuhan material, emosional, spiritual maupun nilai-nilai keyakinan tertentu.

Studi yang dilakukan Prasanti (2008) menyimpulkan bahwa motivasi dapat

memperbaiki kinerja lebih tinggi pada auditor yang kurang berpengalaman. Sejalan

dengan penelitian yang dilakukan Dwilita (2009) bahwa motivasi mepengaruhi

46

kinerja auditor, ketika motivasi para auditor meningkat maka kinerja mereka juga

akan meningkat. Pengaruh motivasi ini hanya berasal dari motivasi akan penghargaan

sedangkan motivasi akan kebutuhan yang lainnya tidak menjadi prioritas bagi para

auditor, sehingga ketika peningkatan motivasi tersebut tidak berkaitan dengan

kebutuhan akan penghargaan maka tidak akan mengakibatkan peningkatan terhadap

kinerja para auditor. Menurut Lee (2000) orang akan menyukai pekerjaannya jika

mereka termotivasi untuk pekerjaan itu dan secara psikologi bahwa pekerjaan yang

dilakukan adalah berarti, ada rasa tanggungjawab terhadap pekerjaan yang dilakukan

dan pengetahuan mereka tentang hasil kerja, sehingga hasil pekerjaan akan

meningkatkan motivasi, kepuasan kerja dan kinerja.

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka rerangka

pemikiran penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Persepsi Kode Etik (X2)

(X2)

Tekanan waktu (X3)

Persepsi Kode Etik (X2)

(X2)

Tekanan waktu (X3)

Persepsi Kode Etik (X2)

(X2)

Tekanan waktu (X3)

Persepsi Kode Etik (X2)

(X2)

Motivasi (X4)

Tekanan waktu (X3)

Persepsi Kode Etik (X2)

(X2)

Motivasi (X4)

Tekanan waktu (X3)

Persepsi Kode Etik (X2)

(X2)

Persepsi Kode Etik (X2)

(X2)

Kecerdasan Emosional

(X1)

Persepsi Kode Etik (X2)

(X2)

Kecerdasan Emosional

(X1)

Tekanan waktu (X3)

Persepsi Kode Etik (X2)

(X2)

Kecerdasan Emosional

(X1)

Motivasi (X4)

Tekanan waktu (X3)

Persepsi Kode Etik (X2)

(X2)

Kecerdasan Emosional

(X1)

Motivasi (X4)

Tekanan waktu (X3)

Persepsi Kode Etik (X2)

(X2)

Kecerdasan Emosional

(X1)

Motivasi (X4)

Tekanan waktu (X3)

Persepsi Kode Etik (X2)

(X2)

Kecerdasan Emosional

(X1)

Motivasi (X4)

Tekanan waktu (X3)

Persepsi Kode Etik (X2)

(X2)

Kecerdasan Emosional

(X1)

Motivasi (X4)

Tekanan waktu (X3)

Persepsi Kode Etik (X2)

(X2)

Kecerdasan Emosional

(X1)

Motivasi (X4)

Tekanan waktu (X3)

Persepsi Kode Etik (X2)

(X2)

Kecerdasan Emosional

(X1)

Motivasi (X4)

Tekanan waktu (X3)

Persepsi Kode Etik (X2)

(X2)

Kecerdasan Emosional

(X1)

Motivasi (X4)

Tekanan waktu (X3)

Persepsi Kode Etik (X2)

(X2)

Kecerdasan Emosional

(X1)

Kinerja Auditor (Y)

Motivasi (X4)

Tekanan waktu (X3)

Persepsi Kode Etik (X2)

(X2)

Kecerdasan Emosional

(X1)

Kinerja Auditor (Y)

Motivasi (X4)

Tekanan waktu (X3)

Persepsi Kode Etik (X2)

(X2)

Kecerdasan Emosional

(X1)

Kinerja Auditor (Y)

Motivasi (X4)

Tekanan waktu (X3)

Persepsi Kode Etik (X2)

(X2)

Kecerdasan Emosional

(X1)

Kinerja Auditor (Y)

Motivasi (X4)

Tekanan waktu (X3)

Persepsi Kode Etik (X2)

(X2)

Kinerja Auditor (Y)

Motivasi (X4)

Tekanan waktu (X3)

Persepsi Kode Etik (X2)

(X2)

Kinerja Auditor (Y)

Motivasi (X4)

Tekanan waktu (X3)

Persepsi Kode Etik (X2)

(X2)

47

2.8 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, tujuan penelitian, dan tinjauan teoritis,

maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. H1: Terdapat pengaruh antara kecerdasan emosional, persepsi kode etik,

tekanan waktu, dan motivasi tehadap kinerja auditor.

2. H2:Terdapat pengaruh antara kecerdasan emosional terhadap kinerja

auditor.

3. H3:Tterdapat pengaruh antara persepsi kode etik terhadap kinerja auditor.

4. H4: Terdapat pengaruh antara tekanan waktu terhadap kinerja auditor

5. H5: Terdapat pengaruh antara motivasi terhadap kinerja auditor.

48

48

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

3.1.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian (Arikunto,1996). Populasi

dalam penelitian ini adalah para auditor yang terdaftar dan bekerja di KAP yang

terdapat di kota Semarang pada tahun 2011. Alasan penentuan KAP di Kota

Semarang dilakukan dengan pertimbangan bahwa Kota Semarang merupakan ibu

kota provinsi Jawa Tengah sehingga perputaran perekonomian yang terjadi juga

sangat tinggi. Kota Semarang memiliki 18 kantor akuntan publik dengan populasi

sebanyak 285 auditor. Tabel nama dan alamat Kantor Akuntan Publik di kota

Semarang dapat dilihat pada lampiran 1.

3.1.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi, sampel terdiri atas sejumah anggota

yang dipilih dari populasi (Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini, pengambilan sampel

dilakukan dengan menggunakan metode convenience sampling, yaitu pengumpulan

informasi dari anggota populasi yang dengan senang hati bersedia memberikannya

(Sekaran, 2006). Alasan menggunakan metode ini adalah karena keterbatasan jumlah

auditor yang tidak dapat ditemui untuk dijadikan responden yang dikarenakan

kesibukan.

49

Auditor yang bersedia untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini sebanyak

54 responden yang berasal dari 11 kantor akuntan publik di Kota Semarang. Tabel

daftar KAP dan jumlah auditor yang bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini

dapat dilihat pada lampiran 2.

3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada

nilai. Nilai bias berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau

pada waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda. (Sekaran,2006).

Variabel dalam peneitian ini adalah:

3.2.1 Variabel Terikat (Y)

Variable terikat atau variabel Y adalah sejumlah faktor atau unsur yang

dipengaruhi oleh variabel bebas.

3.2.1.1 Kinerja Auditor

Kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas

kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu (Hasibuan,2001). Kinerja (job

performance) diukur dengan menggunakan indikator penilaian kualitas kerja,

kuantitas kerja, pengetahuan tentang pekerjaan, pendapat atau parnyataan yang

disimpulkan, dan perencanaan kerja. Persepsi responden terhadap indikator tersebut

50

diukur dengan lima point skala likert dari “sangat tidak setuju” sampai “sangat

setuju”.

3.2.2 Variabel bebas (X)

Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik itu

secara positif atau negatif, serta sifatnya dapat berdiri sendiri. Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel bebas ialah kecerdasan emosional, persepsi kode etik, tekanan

waktu, dan motivasi.

3.2.2.1 Kecerdasan Emosional (X1)

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk mengenal perasaan diri

sendiri dan orang lain untuk memotivasi diri sendiri dan mengelola emosi dengan

baik dalam diri kita dan hubungan kita. (Goleman, 2001). Kecerdasan emosional

diukur dengan indikator kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan

ketrampilan sosial. Persepsi responden terhadap variabel tersebut diukur dengan lima

poin skala likert dari “sangat tidak setuju” hingga “sangat setuju”.

3.2.2.2 Persepsi Kode Etik (X2)

Persepsi menurut kamus besar bahasa Indonesia (1991) merupakan tanggapan

secara langsung dari sesuatu atau merupakan proses seseorang mengetahui beberapa

hal melalui panca inderanya. Sedangkan kode etik akuntan adalah norma perilaku

yang mengatur hubungan antara akuntan dengan kliennya, antara akuntan dengan

51

sejawatnya, dan antara profesi dengan masyarakat (Sihwahjoeni dan Gudono,2000).

Persepsi kode etik auditor diukur dengan menggunakan indikator prinsip etika dan

aturan etika yang diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh Kusrini (2008).

Persepsi responden terhadap variabel tersebut diukur dengan lima poin skala likert

dari “sangat tidak setuju” hingga “sangat setuju”.

3.2.2.3 Tekanan Waktu (X3)

Kondisi tekanan waktu adalah suatu kondisi dimana auditor mendapatkan

tekanan dari tempatnya bekerja untuk dapat menyelesaikan tugasnya sesuai dengan

waktu yang telah ditetapkan (Maulina et.al.2010). Indikator dalam variabel ini

diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh Almaretta (2010) yaitu ketepatan waktu,

pemenuhan target dengan waktu yang ditentukan, kelonggaran waktu audit, dan

beban yang ditanggung dengan keterbatasan waktu. Persepsi responden terhadap

variabel tersebut diukur dengan lima poin skala likert dari “sangat tidak setuju”

hingga “sangat setuju”.

3.2.2.4 Motivasi (X4)

Motivasi merupakan dorongan-dorongan individu untuk bertindak yang

menyebabkan orang tersebut berperilaku dengan cara tertentu yang mengarah pada

tujuan (Hellriegel, 2001). Indikator dalam variabel ini menggunakan teori yang

dikemukakan oleh Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan

keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.

52

Persepsi responden terhadap variabel tersebut diukur dengan lima poin skala likert

dari “sangat tidak setuju” hingga “sangat setuju”.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan (Nazir,2005). Teknik pengumpulan data dilakukan

dengan metode distribusi langsung (direct distribution method) yaitu mendatangi para

responden secara langsung untuk menyerahkan maupun mengumpulkan kembali

kuesioner. Kuesioner berisi data demografi responden dan pertanyaan-pertanyaan

data yang berkaitan dengan kecerdasan emosional, persepsi kode etik, tekanan waktu,

motivasi dan kinerja auditor yang digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini.

Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari 2 bagian, yaitu:

1. Data Diri Responden

Data diri responden berisi beberapa pertanyaan tentang identitas

responden. Pernyataan tersebut meliputi nama, jenis kelamin, jabatan,

pendidikan terakhir, lama pengalaman kerja responden.

2. Pernyataan mengenai kecerdasan emosional, persepsi kode etik, tekanan

waktu, motivasi dan kinerja auditor.

Bagian ini berisi pernyataan-pernyataan mengenai kecerdasan

emosional, persepsi kode etik, tekanan waktu, motivasi dan kinerja auditor.

53

Jenis pernyataan bersifat tertutup, responden hanya memberi tanda chek list

(√) pada jawaban yang tersedia.

Penggunaan kuesioner dilakukan untuk memperoleh data secara langsung dari

responden. Adapun cara pengumpulan data adalah dengan membuat daftar

pertanyaan tertulis yang bersifat tertutup yang artinya jawaban alternatif telah tersedia

dan mencerminkan skala tertentu (skala interval). Skala interval dalam penelitian ini

menggunakan skala likert.

Skala yang diberikan pada alternativ pilihan jawaban pada angket adalah

sebagai berikut :

1. Jawaban“sangat tidak setuju” mendapat skor 1

2. Jawaban “tidak setuju” mendapat skor 2.

3. Jawaban “netral” mendapat skor 3.

4. Jawaban “setuju” mendapat skor 4.

5. Jawaban “sangat setuju” mendapat skor 5.

Sedangkan karakteristik pengumpulan data dengan menggunakan angket

adalah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan data yang relevan dengan indikator penelitian yang diperoleh

melalui daftar pertanyaan yang dibagi pada responden.

54

2. Jawaban yang sudah diperoleh kemudian dilihat skornya kemudian dimasukkan

dalam daftar data tabulasi. Data yang tertabulasi inilah yang kemudian dihitung

dengan uji statistik yang sesuai.

3.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

bantuan program SPSS16. Menurut Sugiyono (2000) kesimpulan penelitian berupa

jawaban atas pemecahan masalah penelitian, dibuat berdasarkan hasil proses

pengujian data yang meliputi pemilihan, pengumpulan dan analisis data. Oleh karena

itu kesimpulan tergantung pada kualitas data yang dianalisis dan instrument yang

digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Ada dua konsep untuk mengukur

kualitas data, yaitu :

3.4.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner

dalam mengkur suatu konstruk, dan apakah dimensi-dimensi yang diukur secara

sungguh-sungguh mampu menjadi item-item dalam pengukuran (Ghozali,2005).

Suatu instrument yang valid atau sahih berarti memiliki validitas yang tinggi,

sebaliknya instrument yang kurang valid atau berarti memiliki validitas rendah

(Arikunto,2000).

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 16. Untuk

mengetahui validitas dapat dilihat di lampiran 7 pada tampilan pearson correlation

55

pada kolom total konstruk masing-masing indikator. Pada variabel X1 menunjukan

bahwa dari 21 pernyataan, terdapat 6 pernyataan yang dinyatakan tidak valid. Pada

uji validitas variabel X2 dapat diketahui bahwa dari 14 pernyataan keseluruhannya

dinyatakan valid. Pada uji validitas variabel X3 terdapat 5 pernyataan yang diujikan,

dan keseluruhannya dinyatakan valid. Pada uji validitas variabel X4 dapat diketahui

dari 10 pernyataan, seluruh pernyataan dinyatakan valid. Pada uji validitas variabel Y

sebanyak 18 pernyataan yang diujikan dan keseluruhannya dinyatakan valid.

3.4.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuesioner dalam

mengukur suatu konstruk yang sama (Sekaran, 2000) dan jika dilakukan pengukuran

dari waktu ke waktu oleh orang lain. Uji coba terhadap pertanyaan tersebut dengan

bantuan program SPSS 16. Cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner

adalah dengan menggunakan Cronbach Alpha.

Kriteria pengujian uji reliabilitas adalah jika alpha > 0,60 konstruk (variabel)

maka memiliki reliabilitas.(Ghozali, 2005). Hasil pengujian reliabilitas masing-

masing variabel dengan menggunakan SPSS sebagai berikut:

Tabel 3.1. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s alpha Status

56

Kecerdasan emosional (x1) Persepsi kode etik (x2) Tekanan waktu (x3) Motivasi (x4) Kinerja auditor (y)

0.950 0.956 0.919 0.953 0.962

Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel

Sumber : Data primer diolah, 2011

Hasil pengujian reliabilitas terhadap variabel dengan cronbach’s alpha

sebagaimana terlihat pada tabel 3.2 diatas menunjukkan bahwa nilai cronbach’s

alpha based on standarlized items variabel >0.60 sehingga dapat dikatakan bahwa

semua instrument penelitian ini adalah reliabel dengan kategori baik.

3.5 Metode Analisis Data

Analisis data adalah cara-cara yang mengolah data yang telah terkumpul

kemudian dapat memberikan intepretasi. Hasil pengolahan data ini digunakan untuk

menjawab masalah yang dirumuskan.

3.5.1 Uji Diskriptif

Analisis diskriptif digunakan untuk mengolah data demografi

responden. Uji deskriptif untuk menganalisis data diperlukan suatu cata atau

metode analisis dari penelitian agar dapat diintepretasikan sehingga laporan

57

yang diberikan mudah dipahami. Metode analisis data diskriptif adalah suatu

metode yang digunakan untuk mengolah hasil penelitian guna memperoleh

suatu kesimpulan. Penelitian ini menggunakan analisis data sebagai berikut :

3.5.1.1 Analisis Diskriptif Responden

Analisis diskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai

keadaan demografi responden. Gambaran tersebut meliputi jenis kelamin,

umur, tingkat pendidikan, jabatan dan lama bekerja.

3.5.1.2 Analisis Diskriptif Variabel

Analisis diskriptif variabel digunakan untuk mendiskripsikan masing-masing

indikator dalam setiap variabel agar lebih mudah memahaminya. Variabel

pada penelitian ini yang terdiri dari kecerdasan emosional (X1), persepsi kode

etik (X2), tekanan waktu (X3), motivasi (X4) serta kinerja auditor (Y) untuk

mengetahui distribusi masing-masing variabel dimana pengumpulannya

dengan menggunakan angket, setiap indikator dari data yang dikumpulkan

terlebih dahulu diklasifikasikan dan kemudian diberi skor.

Cara menentukan kategori diskriptif variabel kecerdasan emosional , dibuat

tabel kategori yang disusun dengan perhitungan sebagai berikut :

a. Menetapkan jumlah maksimal = 5 x 15 = 75

b. Menetapkan jumlah minimal = 1 x 15 = 15

c. Menetapkan rentang = 75-15 = 60

58

d. Menetapkan interval =60/5 = 12

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2. Kategori Kecerdasan Emosional

No. Interval Kriteria 1 64-75 Sangat tinggi 2 52-63 Tinggi 3 40-51 Sedang 4 28-39 Rendah 5 16-27 Sangat rendah

Sumber : data yang diolah, 2011

Untuk menentukan kategori diskriptif variabel persepsi kode etik ,dibuat dengan

kategori yang disusun dengan cara sebagai berikut :

a. Menetapkan jumlah maksimal = 5 x 14 = 70

b. Menetapkan jumlah minimal = 1 x 14 = 14

c. Menetapkan rentang = 70-14 = 56

d. Menetapkan interval =56/5 = 11.2 dibulatkan 11

Tabel 3.3. Kategori Persepsi Kode Etik

No. Interval Kriteria 1 60-70 Sangat tinggi 2 49-59 Tinggi 3 38-48 Sedang 4 27-37 Rendah 5 16-26 Sangat rendah

Sumber : data yang diolah, 2011

59

Untuk menentukan kategori variabel tekanan waktu menggunakan cara sebagai

berikut :

a. Menetapkan jumlah maksimal = 5 x 5 = 25

b. Menetapkan jumlah minimal = 1 x 5 = 5

c. Menetapkan rentang = 25-5 = 20

d. Menetapkan interval = 20/5 = 4

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :

Tabel3.4. Kategori Tekanan Waktu

No. Interval Kriteria 1 22-25 Sangat tinggi 2 18-21 Tinggi 3 14-17 Sedang 4 10-13 Rendah 5 6-9 Sangat rendah

Sumber : data yang diolah, 2011

Untuk menetapkan kategori variabel motivasi menggunakan cara sebagai

berikut:

e. Menetapkan jumlah maksimal = 5 x 10 = 50

f. Menetapkan jumlah minimal = 1 x 10 = 10

g. Menetapkan rentang = 50-10 = 40

60

h. Menetapkan interval =40/5 = 8

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5. Kategori Motivasi

No. Interval Kriteria 1 43-50 Sangat tinggi 2 35-42 Tinggi 3 27-34 Sedang 4 19-26 Rendah 5 11-18 Sangat rendah

Sumber : data yang diolah, 2011

Untuk menetapkan kategori variabel kinerja auditor menggunakan cara sebagai

berikut:

a. Menetapkan jumlah maksimal = 5 x 18 = 90

b. Menetapkan jumlah minimal = 1 x 18 = 18

c. Menetapkan rentang = 90-18 = 72

d. Menetapkan interval = 72/5 =14,4 dibulatkan

14

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6. Kategori Kinerja Auditor

No. Interval Kriteria 1 77-90 Sangat tinggi 2 63-76 Tinggi 3 49-62 Sedang

61

4 35-48 Rendah 5 21-34 Sangat rendah

Sumber : data yang diolah, 2011

3.6 Uji Prasyarat

Data yang akan dianalisis dengan menggunakan regresi berganda, terlebih

dahulu dilakukan uji prasyarat yang bertujuan untuk mengetahui kualitas data

penelitian. Uji prasyarat yang dilakukan yaitu dengan uji normalitas dan uji asumsi

klasik.

3.6.1 Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi,

variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak. Model

regresi yang baik adalah yang memiliki data normal atau mendekati normal. Untuk

mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat menggunakan tiga

cara, yaitu melalui analisis histogram, normal probability plot dan uji kolmogorof-

smirnov dengan bantuan SPSS.

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan model regresi berganda

terlebih dahulu akan dilakukan uji asumsi klasik dimaksudkan untuk mengetahui

apakah model regresi berganda yang digunakan dalam menganalisis penelitian ini

memenuhi asumsi klasik atau tidak. Asumsi klasik terdiri dari uji

heterokedastisitas dan uji multikolinieritas.

62

3.6.2.1 Uji Heteroskesdastsitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah data dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Jika varians dari residual satu ke pengamatan lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskesdastisitas. Pengujian

heteroskedastisitas dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap pola scatter plot

yang dihasilkan melalui program SPSS. Salah satu cara untuk mendeteksi

heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatter plot antara lain prediksi

variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Apabila pola scatter plot

membentuk pola tertentu ( bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka

model regresi memiliki gejala heterokedastisita. Munculnya gejala

heterokedastisitas menunjukkan bahwa penaksir dalam model regresi tidak

mengandung heterokedastisitas. Karena grafik plot memiliki kelemahan yang

cukup signifikan, maka diperlukan tambahan uji statistic untuk menjamin

keakuratan. Uji statistic yang digunakan adalah uji glejser untuk meregres nilai

absolute terhadap variabel independen. Jika pobabilitas signifikan diatas tingkat

kepercayaan 5%, maka regresi tidak mengandung heterokedastisitas ( Ghozali,

2006).

3.6.2.2 Uji Multikolinieritas

63

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel

bebas. Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan yang

sempurna atau mendekati sempurna. Koefisien hasil korelasinya tinggi atau bahkan

satu diantara beberapa atau semua variabel bebas yang menjelaskan model regresi

(Ghozali, 2005). Syarat model regresi berganda dapat digunakan apabila tidak ada

hubungan yang sempurna antara variabel bebasnya. Deteksi adanya multikolinieritas

dapat dilakukan dengan mengkorelasikan antara variable bebas atau dapat pula dilihat

dari nilai tolerance dan variance inflantion factor (VIF). Kedua ukuran tersebut

menunjukan setiap variabel independen (bebas) menjadi variabel dependen (terikat)

dan diregres terhadap variable bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas

variable bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variable bebas lainnya.

Dengan kriteria pengambilan keputusan suatu model regresi bebas multikolinieritas

adalah sebagai berikut :

a. Mempunyai nilai VIF dibawah 10

b. Mempunyai nilai tolerance diatas 0,10

Jika variabel bebas dapat memenuhi kriteria tersebut maka variabel bebas tersebut

tidak mempunyai persoalan multikolinieritas dengan variable bebas lainnya.

64

3.7 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis dilakukan dengan menggunakan rumus regresi berganda dengan

persamaan sebagai berikut :

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e

Keterangan :

Y : Kinerja auditor

X1 : Kecerdasan emosional

X2 : Persepsi kode etik

X3 : Tekanan waktu

X4 : Motivasi

β0 : Konstanta

β1, β2, β3 β4 : Koefisien Regresi

e : error

3.8 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian secara

simultan (Uji F), uji koefisien determinasi (R2), dan pengujian secara parsial

(uji t dan uji r2).

3.8.1 Uji F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen

atau variabel bebas yang dimasukkan berpengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen atau variabel terikat (Ghozali, 2006). Cara

65

melakukan uji F adalah membandingkan hasil besarnya peluang melakukan

kesalahan (tingkat signifikansi) yang muncul, dengan tingkat peluang

munculnya kejadian (probabilitas) yang ditentukan sebesar 5% atau 0,05 pada

output, untuk mengambil keputusan menolak atau menerima hipotesis nol

(Ho):

a. Apabila signifikansi > 0,05 maka keputusannya adalah menerima

Ho dan menolak Ha.

b. Apabila signifikansi < 0.05 maka keputusannya adalah menolak

Ho dan menerima Ha.

3.8.2 Uji Koefisien Determinasi (R2 )

Koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengukur kemampuan seberapa

besar persentase variasi variabel bebas (independen) pada model regresi linier

berganda dalam menjelaskan variasi variabel terikat (dependen). Dengan kata

lain pengujian menggunakan R2 , dapat menunjukkan bahwa variabel-variabel

independen yang digunakan dalam model regresi linier berganda adalah

variabel-variabel independen yang mampu mewakili keseluruhan dari

variabel-variabel independen lainnya dalam mempengaruhi variabel

dependen, kemudian besarnya pengaruh ditunjukkan dalam bentuk persentase.

3.8.3 Uji Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

66

dependen (Ghozali, 2006). Cara melakukan uji t adalah membandingkan hasil

besarnya peluang melakukan kesalahan (tingkat signifikansi) yang muncul, dengan

tingkat peluang munculnya kejadian (probabilitas) yang ditentukan sebesar 5% atau

0,05 pada output, untuk mengambil keputusan menolak atau menerima hipotesis nol

(Ho) :

a. Apabila signifikansi > 0.05 maka keputusannya adalah menerima Ho

dan menolak Ha

b. Apabila signifikansi < 0.05 maka keputusannya adalah menolak Ho

dan menerima Ha

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel X (kecerdasan

emosional, persepsi kode etik auditor, tekanan waktu, dan motivasi) secara parsial

terhadap variabel Y (kinerja auditor). Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5

persen.

3.8.4 Uji Koefisien determinasi parsial (r2)

Uji koefien determinasi parsial (r2) digunakan untuk mengetahui hubungan

masing-masing antara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel

dependen secara parsial.

67

67

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuesioner dalam pengumpulan data,

dimana penyebarannya dilakukan secara personal survey atau peneliti mendatangi

secara langsung tiap-tiap Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di Kota Semarang.

Pengumpulan data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan bantuan

program SPSS. Penyebaran kuesioner ditujukan kepada auditor yang bekerja pada

KAP di kota Semarang. Keseluruhan kuesioner yang dikirim kepada responden

adalah sebanyak 54 kuesioner berdasarkan jumlah auditor yang dapat berpartisipasi di

11 KAP di Kota Semarang. Sebaran jumlah sampel dapat dilihat pada lampiran 1.

Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 10 Mei 2011 hingga 30 Mei 2011.

Kuesoner yang kembali sebanyak 54 buah, sehingga tingkat pengembalian kuesioner

adalah sebesar 100%, sedangkan kuesioner yang tidak kembali adalah 0 buah atau

0%. Kuesioner yang dapat digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah 54

atau 100%, sedangkan total kuesioner yang tidak lengkap adalah 0 atau 0%. tabel 4.1

menunjukkan tingkat pengiriman dan pengembalian dalam penelitian.

68

Tabel 4.1 Tingkat Pengiriman Dan Pengembalian

Keterangan Jumlah Persentase Total kuesioner yang dibagikan 54 100%

Total kuesioner yang tidak kembali 0 0%

Total kuesioner yang kembali 54 100% Total kuesioner yang tidak lengkap 0 0%

Total kuesioner yang dapat digunakan 54 100% Sumber : Data Primer diolah, 2011

4.2 Analisis Data

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden

Deskriptif responden digunakan untuk mengetahui persentase karakteristik

demografi responden. Deskriptif responden terdiri dari jenis kelamin, lama bekerja,

jabatan, pendidikan terakhir. Data deskriptif mengenai demografi responden dapat

dilihat pada tabel 4.2 berikut ini.

69

Tabel 4.2. Gambaran Umum Profil Responden

Karakteristik Jumlah Persentase Jenis Kelamin :

1. Laki-laki 2. Perempuan

18 36

33.33% 66.67%

Jumlah 54 100 % Lama bekerja pada Kantor Akuntan Publik :

1. Kurang dari 3 Tahun 2. 3 tahun sampai 5 tahun 3. Lebih dari 5 tahun

25 14 15

46.3% 26% 27.7%

Jumlah 54 100 %

Jabatan dalam Kantor Akuntan Publik 1. Auditor Yunior 2. Auditor senior

20 34

37% 63%

Jumlah

54 100 %

Pendidikan terakhir : 1. D3 2. S1 3. S2

15 30 9

27.8% 55.5% 16.7%

Jumlah 54 100 % Sumber : Data Primer yang Diolah, 2011

Deskripsi lebih lanjut mengenai karakteristik partisipan auditor seperti terlihat

pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden yang terlibat terdiri dari 18 orang laki-

laki (33.33%) dan 36 orang perempuan (66.67%). Untuk lama bekerja di Kantor

Akuntan Publik selama kurang dari 3 tahun berjumlah 25 orang (46.3%), 3 tahun

sampai 5 tahun sebanyakn14 orang (26%), lebih dari 5 tahun sebanyak 15 orang

(27.7%). Untuk jabatan dalam kantor akuntan publik, sebanyak 34 orang atau 63%

70

sampel yang dimiliki adalah auditor senior, sedangkan 20 orang lainnya atau 37%

adalah auditor junior. Untuk jenjang pendidikan menunjukkan bahwa sebagian besar

tingkat pendidikan terakhir para auditor yang bekerja pada KAP di kota Semarang

adalah D3 akuntansi yang berjumlah 15 orang atau (27.8%), kemudian tingkat

pendidikan S1 yang berjumlah 30 orang atau ( 55.5%), dan yang terakhir yaitu

tingkat pendidikan S2 berjumlah 9 orang atau (16.7%).

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan variable-variabel

penelitian, yaitu kecerdasan emosional, persepsi kode etik, tekanan waktu, motivasi

serta kinerja auditor dengan menggunakan program SPSS yang menunjukkan nilai

minimum, nilai maksimum, titik tengah, rata-rata, dan standar deviasi.

4.2.2.1 Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk mengenal perasaan diri

sendiri dan orang lain untuk memotivas diri sendiri dan mengelola emosional dengan

baik dalam diri kita dan hubungan kita. Kecerdasan emosional diukur dengan lima

indikator yang terdiri dari kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan

ketrampilan sosial.

Tabel 4.3 Deskriptif Kecerdasan Emosional

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation VAR00001 54 35.00 68.00 54.3704 8.79171 Valid N (listwise) 54

71

Sumber : Data Primer diolah, 2011

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data rata-rata untuk variabel

kecerdasan emosional (X1) sebesar 54.37 dengan standar deviasi 8.79, sehingga

apabila dikonsultasikan dengan tabel kategori, hasil tersebut termasuk dalam kategori

tinggi. Jadi dapat disimpulkan secara umum kecerdasan emosional yang digunakan

auditor dalam melaksanakan proses audit adalah tinggi. Berikut ini ditampilkan

rangkuman hasil analisis deskriptif untuk variabel kecerdasan emosional.

Tabel 4.4 Kualifikasi Variabel Kecerdasan Emosional

No. Interval Frekuensi Prosentase Kriteria 1 64-75 12 22.22% Sangat tinggi 2 52-63 20 37.03% Tinggi 3 40-51 18 33.4% Sedang 4 28-39 3 5.51% Rendah 5 16-27 1 1.84% Sangat rendah Jumlah 54 100%

Sumber : Data Primer diolah 2011

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa ada 20 responden atau 37.03% auditor

yang menggunakan kecerdasan emosional dengan baik, akan tetapi hanya ada 1 atau

1.84% auditor yang menggunakan kecerdasan emosional dengan sangat rendah.

4.2.2.2 Persepsi kode etik

Persepsi kode etik merupakan norma perilaku yang mengatur hubungan antara

akuntan publik dengan kliennya, antara akuntan publik dengan rekan sejawatnya, dan

antara profesi dengan masyarakat. Persepsi kode etik auditor diukur dengan

72

menggunakan indikator prinsip etika dan aturan etika yang diadopsi dari penelitian

yang dilakukan oleh Kusrini (2008).

Tabel 4.5 Deskriptif Persepsi kode etik

Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation VAR00002 54 35.00 63.00 48.5926 7.12826 Valid N (listwise) 54

Sumber : Data Primer diolah, 2011

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data rata-rata untuk variabel persepsi

kode etik (X2) sebesar 48,59 dengan standar deviasi 7.128, sehingga apabila

dikonsultasikan dengan tabel kategori, hasil tersebut termasuk dalam kategori tinggi.

Jadi dat disimpulkan bahwa secara umum, persepsi kode auditor dalam melaksanakan

proses audit adalah tinggi. Berikut ini adalah rangkuman deskriptif untuk variabel

persepsi kode etik.

Tabel 4.6 Kualifikasi Variabel Persepsi kode etik

No. Interval Frekuensi prosentase Kriteria 1 60-70 3 5.56% Sangat tinggi 2 49-59 23 42.59% Tinggi 3 38-48 25 46.29% Sedang 4 27-37 3 5.56% Rendah 5 16-26 0 0.00% Sangat rendah Jumlah 54 100%

Sumber : Data Primer diolah 2011

73

Dari tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa ada 3 atau 5.56% auditor yang memiliki

persepsi kode etik yang rendah, akan tetapi ada 3 atau 5.56% auditor yang memiliki

persepsi kode etik yang sedang.

4.2.2.3 Tekanan waktu

Kondisi tekanan waktu (time pressure) adalah suatu kondisi dimana auditor

mendapatkan tekanan dari tempatnya bekerja untuk dapat menyelesaikan tugasnya

sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan . Indikator dalam variabel ini diadopsi dari

penelitian yang dilakukan oleh Almaretta (2010) yaitu ketepatan waktu, pemenuhan

target dengan waktu yang ditentukan, kelonggaran waktu, dan beban yang ditanggung

dengan keterbatasan waktu.

Tabel 4.7 Deskriptif Tekanan waktu

Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation VAR00004 54 11.00 24.00 18.1667 3.42989 Valid N (listwise) 54

Sumber : Data Primer diolah, 2011

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data rata-rata untuk variabel tekanan

waktu (X3) sebesar 18.166 dengan standar deviasi 3.42, sehingga jika

dikonsultasikan dengan tabel kategori, hasil tersebut dalam kategori tinggi. Berikut

kualifikasi jawaban variabel tekanan waktu.

74

Tabel 4.8 Kualifikasi Variabel Tekanan Waktu

No. Interval Frekuensi Persentase Kriteria 1 22-25 11 20.4% Sangat tinggi 2 18-21 16 29.62% Tinggi 3 14-17 17 31.48% Sedang 4 10-13 10 18.5% Rendah 5 6-9 0 0% Sangat rendah Jumlah 54 100%

Sumber : Data Primer diolah 2011

Dari tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa terdapat 10 atau 18.5% auditor yang

memeliki tekanan waktu yang rendah dalam melaksanakan proses audit, namun

secara umum tekanan waktu yang dialami auditr dalam melaksanakan proses audit

termasuk dalam kualifikasi tinggi.

4.2.2.4 Motivasi

Motivasi merupakan dorongan-dorongan individu untuk bertindak yang

menyebabkan orang tersebut berperilaku dengan cara tertentu yang mengarah pada

tujuan (Hellriegel, 2001). Indikator dalam variabel ini menggunakan teori yang

dikemukakan oleh Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keselamatan

dan kenyamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan

aktualisasi diri.

Tabel 4.9 Deskriptif Motivasi

Descriptive Statistic

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation VAR00003 54 18.00 47.00 35.5370 6.58389 Valid N (listwise) 54

Sumber : Data Primer diolah, 2011

75

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data rata-rata untuk variabel tekanan

waktu (X3) sebesar 35.53 dengan standar deviasi 6.58, sehingga jika di konsultasikan

dengan tabel kategori, hasil tersebut dalam kategori tinggi.

Tabel 4.10 Kualifikasi Variabel Motivasi

No. Interval Frekuensi Persentase Kriteria 1 43-50 9 16.67% Sangat tinggi 2 35-42 22 40.74% Tinggi 3 27-34 17 31.48% Sedang 4 19-26 6 11.11% Rendah 5 11-18 0 0% Sangat rendah Jumlah 54 100%

Sumber : Data Primer diolah 2011

Dari tabel 4.10 diatas sebanyak 6 atau 11.11% auditor yang memiliki motivasi yang

rendah, namun secara keseluruhan sebanyak 22 atau 40.74% auditor memiliki

motivasi yang tinggi dalam melaksanakan proses audit.

4.2.2.5 Kinerja Auditor

Kinerja merupakan kesuksesan seorang karyawan dalam melakukan suatu

pekerjaan selama periode tertentu didasarkan pada ketentuan yang telah ditetapkan.

Pada profesi auditor kinerja berkaitan dengan kualitas audit. Kinerja (job

performance) diukur dengan menggunakan indikator penilaian kuantitas pekerjaan,

penilaian kualitas hubungan dengan biaya dan pengetahuan tentang pekerjaan.

76

Tabel 4.11 Deskriptif Kinerja Auditor

Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation VAR00005 54 38.00 78.00 61.3333 7.51602 Valid N (listwise) 54

Sumber : Data Primer diolah, 2011

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data rata-rata untuk variabel kinerja

auditor (Y) sebesar 61.33 dengan standar deviasi 7.51, sehingga apabila

dikonsultasikan dengan tabel kategori, hasil tersebut dalam kategori sedang. Berikut

kualifikasi jawaban variabel kinerja auditor.

Tabel 4.12 Kualifikasi Variabel Kinerja Auditor

No. Interval Frekuensi Persentase Kriteria 1 77-90 3 5.56% Sangat tinggi 2 63-76 18 33.34% Tinggi 3 49-62 31 57,40% Sedang 4 35-48 2 3.70% Rendah 5 21-34 0 0% Sangat rendah Jumlah 54 100%

Sumber : Data Primer diolah 2011

Berdasarkan tabel 4.12 diatas sebanyak 2 responden (74%) memiliki kinerja

yang rendah dalam melakukan suatu proses audit. Sedangkan sebanyak 31 responden

(57.40%) memiliki kinerja dengan tingkat sedang.

77

4.2.3 Uji Prasyarat

Sebelum data dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan regresi linier

berganda, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu dengan uji normalitas dan

uji asumsi klasik.

4.2.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regrei, variabel

terikat dan variabel bebas berditribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik

adalah yang memiliki data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi apakah

data berdistribusi normal atau tidak dapat menggunakan dua cara yaitu melalui P-P

Plot dan uji Kolmogorov-smornov dengan bantuan SPSS.

Gambar 4.1 : P-P Polt uji Normalitas

Sumber : Data yang diolah, 2011

78

Dengan melihat tampilan P-P Plot pada gambar 4.1, dapat disimpulkan bahwa

sumbu menyebar sekitar garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa P-P Plot

memberikan pola distribusi yang normal. P-P Plot tersebut menunjukkan bahwa

model regresi tersebut layak dipakai karena asumsi normalitas. Untuk mendapatkan

hasil yang lebih akurat, pengujian ini didukung oleh uji kolmogrov-smirnov.

Tabel 4.13 . Hasil Output Uji KS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 54 Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 4.38941930 Most Extreme Differences Absolute .103

Positive .076 Negative -.103

Kolmogorov-Smirnov Z .757 Asymp. Sig. (2-tailed) .616 a. Test distribution is Normal. Sumber : Data primer diolah, 2011

Dari tabel 4.13 diatas, dapat dilihat bahwa nilai kolmogorov smirnov sebesar

0,757 dan memiliki tingkat signifikansi pada 0.616. Karena tingkat signifikansi diatas

0,05, maka data residual terdistribusi secara normal dan layak digunakan.

4.2.3.2 Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah data yang akan

diregresikan telah memenuhi syarat asumsi klasik, yaitu dilakukan melalui uji

heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas.

79

4.2.3.2.1 Hasil Uji Heterokesdastisitas

Uji heterokesdastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika

varians dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah

yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2006). Untuk

mengetahui varians masing-masing variabel bebas Kecerdasan emosional (X1),

persepsi kode etik (X2), tekanan waktu (X3), dan motivasi (X4) terhadap kinerja

auditor (Y), maka digunakan uji heterokedastisitas. Dalam penelitian ini pengujian

heterokedastsitas mengggunakan scatterplot dan uji Glejser. Berikut gambar4.2 hasil

scatterplot dan tabel 4.14uji glejser :

Gambar 4.2 hasil scatterplot uji heterokedastisitas

Sumber : Data Primer yang diolah, 2011

80

Dapat dilihat sebaran data nampak berada di atas dan dibawah garis Y,

sehingga dapat dikatakan bahwa data yang digunakan tidak terjadi heterokedastisitas.

Tabel. 4.14 Hasil Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.314 3.444 1.253 .216

X1 -.041 .051 -.125 -.817 .418

X2 -.055 .068 -.135 -.812 .421

X3 .144 .138 .169 1.041 .303

X4 .035 .070 .080 .507 .614

a. Dependent Variable: Abs_res Sumber : Data primer diolah, 2011

Hasil tampilan output SPSS pada tabel 4.14 dengan jelas menunjukkan bahwa

tidak ada satupun variebel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi

variabel dependen dengan nilai masing-masing variabel kecerdasan emosional (X1)

0.418, persepsi kode etik (X2) sebesar 0.421, tekanan waktu (X3) sebesar 0.303, dan

motivasi (X4) sebesar 0.614. Hal ini menunjukkan probabilitas signifikansi diatas

tingkat kepercayaan 5%, jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung

adanya heterokedastisitas.

81

4.3.2.2 Hasil Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Ada tidaknya korelasi

antar variabel independen dapat dideteksi dengan mlihat nilai VIF. Apabila nilai VIF

<10 maka dinyatakan sempurna antar variable bebas dan sebaliknya (Ghozali,

2006:91). Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.15 Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant) X1 .826 1.210

X2 .702 1.424

X3 .734 1.363

X4 .778 1.285 a. Dependent Variable: Y Sumber : Data primer yang diolah, 2011

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.15 diatas dapat dilihat bahwa

angka tolerance dari variable bebas kecerdasan emosional, persepsi kode etik,

tekanan waktu dan motivasi mempunyai nilai lebih dari 10% (nilai tolerance berkisar

antara 0,702 sampai 0,826) dan nilai VIF tidak lebih dari 10. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinieritas antar variabel

bebas.

82

4.2.4 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (X)

terhadap variabel terikat (Y). Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

berganda dengan variabel bebas kecerdasan emosional (X1), persepsi kode etik (X2),

tekanan waktu (X3) dan motivasi (X4) terhadap variabel terikat kinerja auditor (Y).

Dari analisis uji regresi dapat dilihat mode regresi penelitian ini yaitu :

Y =10.501+ 0.320 X1 + 0.224 X2 + 0.584 X3 + 0.337 X4 + e

Hasil persamaan linier diatas diperoleh dari hasil tabel koefisien regresi pada

tabel 4.18. Persamaan regresi linier dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Konstanta sebesar 10.501 menyatakan bahwa jika variabel independen

konstan, maka nilai kinerja auditor (KA) sebesar 10.501.

b. Koefisien regresi (b1) = + 0.320, menyatakan bahwa setiap penambahan satu

satuan variabel kecerdasan emosional akan menaikan kinerja auditor sebesar

0.320 dengan asumsi semua variabel tetap.

c. Koefisien regresi (b2) = + 0.224, menyatakan bahwa setiap penambahan satu

satuan variabel persepsi kode etik akan menaikan kinerja auditor sebesar

0.224 dengan asumsi semua variabel tetap.

d. Koefisien regresi (b3) = + 0.582, menyatakan bahwa setiap penambahan satu

satuan variabel tekanan waktu akan menaikan kinerja auditor sebesar 0.582

dengan asumsi semua variabel tetap.

83

e. Koefisien regresi (b4) = + 0.337, menyatakan bahwa setiap penambahan satu

satuan variabel kecerdasan emosional akan menaikan kinerja auditor sebesar

0.337 dengan asumsi semua variabel tetap.

4.2.5 Pengujian Hipotesis

4.2.5.1 Hasil Uji F

Pengujian hipotesis uji F digunakan untuk melihat apakah secara keseluruhan

variabel independen atau bebas yang dimasukkan kedalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau variabel terikat.

Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.18 sebagai berikut :

Tabel 4.16. Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1972.849 4 493.212 23.667 .000a

Residual 1021.151 49 20.840 Total 2994.000 54

a. Predictors: (Constant), X4, X1, X3, X2 b. Dependent Variable: Y

Sumber : data primer diolah, 2011

Berdasarkan tabel 4.16 diatas menunjukkan bahwa secara bersama-sama

variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F hitung sebesar 23.667 dengan probabilitas

0.000. Oleh karena nilai probabilitas jauh lebih kecil dari tingkat signifikansi 0.05,

maka dapat disimpulkan bahwa variabel kecerdasan emosional, persepsi kode etik,

84

tekanan waktu dan motivasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja

auditor.

4.2.5.2 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2 )

Koefisien determinan digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel-variabel dependen. Nilai koefisien adalah

antara nol sampai dengan satu dan ditunjukkan dengan nilai Adjusted R2. Apabila

angka koefisien determinasi semakin kuat berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel

dependen. Sedangkan nilai koefisien determinasi (adjusted R2 ) yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen adalah terbatas (Ghozali, 2006). Hasil uji koefisien determinasi dapat

dilihar pada tabel 4.17 sebagai berikut :

Tabel 4.17. Hasil uji koefisien determiansi (R2)

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .812a .659 .631 4.56506 a. Predictors: (Constant), X4, X1, X3, X2 Sumber : data primer diolah, 2011

Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa nilai adjusted R square adalah

sebesar 0.631. hal ini menunjukkan 63.1% variabel kinerja auditor dapat dijelaskan

oleh variabel kecerdasan emosional, persepsi kode etik, tekanan waktu, dan

motivasi. Sedangkan sisanya sebsar 36.9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

termasuk dalam model regresi.

85

4.5.3 Hasil Pengujian Hipotesis secara Parsial (Uji t)

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen

secara individual dalam menerangkan variasi dependen (Ghozali, 2006). Hasil uji t

dapat dilihat pada tabel 4.18 sebagai berikut :

Tabel 4.18 Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 10.501 5.335 1.969 .055

X1 .320 .078 .374 4.078 .000

X2 .224 .105 .213 2.137 .038

X3 .582 .213 .266 2.727 .009

X4 .337 .108 .295 3.118 .003 a. Dependent Variable: Y Sumber : Data primer diolah, 2011

Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.18 diatas, maka pengambilan keputusannya

adalah sebagai berikut :

a. Hipotesis 2 terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja

auditor.

Berdasarkan tabel 4.18 dapat diketahui bahwa kinerja auditor memiliki t

hitung sebesar 4.078 dengan tingkat sigifikansi sebesar 0,000. Apabila dilihat dari

signifikansinya yang kurang dari 0,05, maka variabel kecerdasan emosional

berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Sedangkan berdasarkan persamaan

regresi terlihat bahwa koefisien variabel kecerdasan emosional adalah positif.

Dengan demikian H2 diterima.

86

b. Hipotesis 3 terdapat pengaruh antara persepsi kode etik terhadap kinerja

auditor.

Berdasarkan tabel 4.18 diatas diketahui variabel persepsi kode etik memiliki t

hitung sebesar 2.137 dengan tingkat signifikansi 0,038. Apabila dilihat dari nilai

signifikansinya yang kurang dari 0,05, maka variabel persepsi kode etik berpengaruh

secara signifikan terhadap kinerja auditor. Sedangkan berdasarkan persamaan regresi

terlihat bahwa koefisien variabel persepsi kode etik adalah positif, hal ini berarti

dengan memahami kode etik profesi akan meningkatkan kinerja auditor. Dengan

demikian H3 diterima.

c. Hipotesis 4, tekanan waktu berpengaruh terhadap kinerja auditor

Berdasarkan tabel 4.18 diatas diketahui variabel tekanan waktu memiliki t

hitung sebesar 2.727 dengan tingkat signifikansinya 0,009. Apabila dilihat dari nilai

signifikansinya yang kurang dari 0,05 maka varabel tekanan waktu berpengaruh

secara signifikan terhadap kinerja auditor. Sedangkan berdasarkan persamaan regresi

terlihat bahwa koefisien variabel tekanan waktu adalah positif. Hal ini berarti

semakin tinggi tekanan waktu yang diberikan maka berakibat pada peningkatan

kinerja auditor. Dengan demikian dapat disimpulkan H4 diterima.

d. Hipotesis 5, terdapat pengaruh antara motivasi terhadap kinerja auditor.

Berdasarkan tabel 4.18 diatas diketahui variabel motivasi memiliki t hitung

sebesar 3.118 dengan tingkat signifikansinya 0,003. Apabila dilihat dari nilai

87

signifikansinya yang kurang dari 0,05 maka varabel motivasi berpengaruh secara

signifikan terhadap kinerja auditor. Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat

bahwa koefisien variabel motivasi adalah positif. Hal ini berarti semakin motivasi

yang dimiliki maka berakibat pada peningkatan kinerja auditor. Dengan demikian

dapat disimpulkan H5 diterima. Berdasarkan penjelasan, hasil pengujian terhadap

hipotesis penelitian ini dirangkum pada tabel 4.20. Tabel tersebut dapat menjelaskan

bahwa keseluruhan hipotesis diterima.

4.2.5.3 Uji Determinasi Parsial (Uji r2)

Uji r2 digunakan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel antara

dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen secara masing-

masing. Hasil uji determinasi parsial dapat ditunjukkan pada tabel 4.19 dibawah ini :

Tabel 4. 19 Hasil Uji Determinasi r2

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Correlations

B Std. Error Beta Zero-order Partial Part

1 (Constant) 10.501 5.335 1.969 .055

X1 .320 .078 .374 4.078 .000 .585 .503 .340

X2 .224 .105 .213 2.137 .038 .580 .292 .178

X3 .582 .213 .266 2.727 .009 .575 .363 .228

X4 .337 .108 .295 3.118 .003 .556 .407 .260 a. Dependent Variable: Y Sumber : Data primer diolah, 2011

88

Berdasarkan tabel 4.19 diatas diperoleh nilai r2 sebesar (0.5032) = 0,253 atau

25.3% untuk variabel kecerdasan emosional. Artinya variabel kecerdasan emosional

menyumbang 25,3% terhadap variabel kinerja auditor. Pada variabel persepsi kode

etik memiliki nilai r2 sebesar (0,292)2= 0.085 atau 8.5% untuk variabel persepsi kode

etik. Artinya variabel persepsi kode etik menyumbang 8.5% terhadap variabel kinerja

auditor. Pada variabel tekanan waktu memiliki nilai r2 sebesar (0.363)2 = 0.131,

artinya variabel tekanan waktu menyumbang 13.1% terhadap variabel kinerja auditor.

Pada variabel motivasi memiliki nilai r sebesar (0.407)2 = 0.165, artinya variabel

motivasi menyumbang 0.165 atau 16.5% terhadap variabel kinerja auditor.

Dari keempat variabel bebas yang digunakan dalam penelitan ini, variabel

kecerdasan emosional merupakan variabel yang paling dominan dalam memberikan

pengaruhnya terhadap kinerja auditor yaitu dengan nilai 25.3% .

89

Tabel 4.20 Kesimpulan Hasil Pengujian Hipotesis Keseluruhan

Hipotesis Pernyataan Hasil H1

Kecerdasan emosional, persepsi kode etik, tekanan waktu, dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja auditor.

Diterima

H2 Kecerdasan emosional berpengaruh terhadap kinerja auditor

Diterima

H3 Persepsi kode etik berpengaruh terhadap kinerja auditor

Diterima

H4 Tekanan waktu berpengaruh terhadap kinerja auditor

Diterima

H5 Motivasi berpengaruh terhadap kinerja auditor.

Diterima

4.3 Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja auditor dapat dipengaruhi

oleh kecerdasan emosional, persepsi kode etik, tekanan waktu, dan motivasi. Berikut

adalah penjelasan dari masing-masing variabel:

4.3.1 Terdapat pengaruh antara kecerdasan emosional, persepsi kode etik,

tekanan waktu, dan motivasi terhadap kinerja auditor

Hipotesis 1 menyatakan bahwa tedapat pengaruh antara Kecerdasan

Emosional, Persepsi Kode Etik, Tekanan Waktu, dan Motivasi terhadap kinerja

auditor. Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Gibson (1997)

bahwa kinerja seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis yang dalam

penelitian ini diwakili oleh variabel kecerdasan emosional dan persepsi kode etik,

90

faktor organisasi yang diwakili oleh variabel tekanan waktu, serta faktor individu

yang diwakili oleh variabel motivasi. Ketiga faktor ini tidak dapat berdiri sendiri

namun merupakan kesatuan yang saling terkait satu dengan yang lain, sehingga dapat

diketahui bahwa kinerja auditor tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika kecerdasan emosional, persepsi kode etik,

tekanan waktu, dan motivasi meningkat maka kinerja yang dihasilkan auditor juga

akan meningkat.

4.3.2 Terdapat pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Auditor

Hipotesi 2 yang menyatakan terdapat pengaruh antara Kecerdasan Emosional

terhadap kinerja auditor. Pengaruh yang ditimbulkan adalah positif, yaitu semakin

tinggi tingkat kecerdasan emosional seorang auditor, akan semakin tinggi pula kinerja

auditor yang dihasilkan. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan

oleh Goleman (2003) yang menyatakan bahwa seseorang yang mempunyai kesadaran

diri, pengaturan diri, pengendalian diri, motivasi, dan empati yang tinggi akan

memiliki dorongan untuk berprestasi, berkomitmen,memiliki inisiatif, rasa

optimisme, mudah dalam menerima ide, memiliki perasaan keyakinan dalam diri

untuk berbuat tegas dan membuat keputusan yang baik walaupun dalam keadaan

tertekan. Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan memiliki

motivasi yang akan memiliki dorongan untuk berprestasi, komitmen terhadap

kelompok serta memiliki inisiatif dan rasa optimisme yang tinggi.

Salovely dan Mayer dalam Alwani (2007) mendefinisikan kecerdasan

emosional sebagai kemampuan memantau dan mengendalikan diri sendiri dan orang

91

lain, serta menggunakan perasaan itu untuk memadukan pikiran dan tindakan. Dari

definisi diatas nampak bahwa kecerdasan emosional merupakan sebagai alat

pengendali untuk bertindak baik bagi diri sendiri dan oraang lain. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa kecerdasan emosional dapat mempengaruhi tindakan atau kinerja

pada diri sendiri maupun orang lain.

Menurut Goleman (2003) kecerdasan emosional berorientasi pada kecerdasan

untuk mengelola emosional manusia yang didalamnya terdapat unsur kemampuan

akan kepercayaan pada diri sendiri, ketabahan, ketekunan, dan menjalin hubungan

sosial. Auditor yang memiliki kecerdasan rata-rata masih dapat untuk bisa

meningkatkan kemampuannya dalam meraih prestasi bila auditor tersebut memiliki

keyakinan pada diri sendiri, tekun, tidak tergantung pada orang lain , dan melakukan

hubungan sosial dalam bekerja maka akan merubah posisi kerja yang semula

memiliki prestasi rata-rata menjadi prestasi kerja yang lebih baik. Kecerdasan

emosional juga menuntut para pemiliknya untuk belajar mengakui, menghargai

perasaan dalam diri dan orang lain, serta menanggapinya dengan tepat. Kecerdasan

emosional dan bentuk-bentuk kecerdasan lain saling melengkapi dan saling

menyempurnakan (Cooper dan Sawaf,2002).

Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan Ahmad (2009) yang meneliti

tentang pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja

auditor, yang menyebutkan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh positif

terhadap kinerja auditor. Hal ini disebabkan karena seorang auditor yang memiliki

kecerdasan emosional yang tinggi maka auditor tersebut akan mampu menyelesaikan

92

tingkat kerumitan yang ada dengan baik dan mampu menghasilkan kinerja yang

berkualitas. Senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ristanto (2009)

bahwa kecerdasan emosional berpengaruh terhadap kinerja auditor. Menurut

Marpaung (2002) yang merupakan seorang pengamat sumber daya manusia,

mengemukakan bahwa ketika auditor memasuki jenjang karir dan kecerdasan

emosional menjadi fokus utamanya, maka akan menjadi suatu hal yang menakutkan

bagi auditor jika kecerdasan emosionalnya tidak terlalu tinggi.

4.3.3 Terdapat pengaruh antara Persepsi Kode Etik terhadap Kinerja Auditor

Hipotesis 3 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara persepsi kode

etik terhadap kinerja auditor. Menurut penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil

bahwa persepsi kode etik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja

auditor. Pengaruh yang ditimbulkan adalah positif, yaitu semakin tinggi tingkat

pemahaman terhadap kode etik yang dimiliki akan semakin tinggi pula kinerja yang

dihasilkan auditor. Hal ini menunjukkan bahwa SPAP sebagai suatu pedoman atau

peraturan sangat penting kedudukannya bagi para akuntan publik dalam

melaksanakan tugas profesionalnya.

Penelitian ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Agoes (2004)

bahwa dengan mentaati kode etik IAPI, aturan etika Kompartemen Akuntan Publik,

Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) dan standar pengendalian mutu auditing

merupakan acuan yang baik untuk meningkatkan kinerja auditor.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusrini

(2008) yang meneliti tentang pengaruh persepsi kode etik profesi dan kecerdasan

93

emosional terhadap kinerja auditor. Hasilya persepsi kode etik profesi berpengaruh

secara positif terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian

yang dilakukan oleh Ariyanto (2011) bahwa pemahaman kode etik profesi

berpngaruh terhadap kinerja auditor. Pemahaman auditor terhadap kode etik akuntan

publik yang berlaku di Indonesia akan mengarahkan pada sikap, tingkah laku, dan

perbuatan auditor dalam menjalankan tugas dan kewajibannya berupaya untuk

menjaga mutu kinerja auditor.

4.3.4 Terdapat pengaruh antara Tekanan waktu terhadap Kinerja Auditor

Hipotesis 4 menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara tekanan waktu

terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa tekanan waktu secara

parsial berpengaruh terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Marganingsih dan Martani (2007) bahwa tekanan

waktu berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini juga sejalan

dengan apa yang dikemukakan oleh Robbins (2002) bahwa seseorang individu dinilai

mempunyai kinerja yang baik apabila individu tersebut dapat menyelesaikan

pekerjaan secara tepat waktu atau bahkan melakukan penghematan waktu dalam

bekerja. Adanya tekanan waktu yang diberikan oleh klien akan dijadikan pemicu bagi

auditor untuk segera menyelesaikan proses audit. Hasil penelitian ini tidak

mendukung penelitian yang dilakukan Fitriany (2010) yang menyimpulkan bahwa

tekanan waktu tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor.

94

4.3.5 Terdapat pengaruh antara Motivasi terhadap Kinerja Auditor

Hipotesis 5 menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara motivasi terhadap

kinerja auditor. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa motivasi berpengaruh

terhadap kinerja auditor dengan nilai pengaruh positif. Hal ini berarti semakin tinggi

motivasi kerja yang dimiliki oleh seorang auditor, maka semakin tinggi pula kinerja

yang akan dihasilkan.

Senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwilita (2009), faktor motivasi

ternyata mempengaruhi kinerja auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di

Kota Medan, ketika motivasi para auditor meningkat maka kinerja mereka juga akan

meningkat. Motivasi merupakan dorongan dalam pencapaian kerja yang diharapkan.

Dengan adanya motivasi kerja yang dimiliki, seorang auditor akan merasa terpacu

utuk dapat meningkatkan prestasi dan kualitas kinerja yang dihasilkan.

Penelitian ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh MC Clelland (1973)

bahwa motivasi dapat menjadi penggerak dan memberikan semangat dalam bekerja

pada seseorang, mengembangkan diri atas potensi yang dimilikinya, serta adanya

semangat untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik dalam berkarir. Dengan

demikian, motivasi dapat dijadikan sebagai dorongan bagi seorang auditor untuk

menghasilkan kinerja yang maksimal dalam melakukan proses audit.

95

95

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh kecerdasan emosional, persepsi kode etik, tekanan waktu, dan

motivasi secara simultan dan parsial terhadap kinerja auditor, dengan demikina

hipotesis 1 diterima.

2. Terdapat pengaruh signifikan antara kecerdasan emosional terhadap kinerja

auditor, dengan demikian hipotesis 2 diterima. Jadi seorang auditor yang

memiliki kecerdasan emosional yang tinggi ataupun rendah dapat berpengaruh

terhadap kinerja auditor.

3. Terdapat pengaruh signifkan antara persepsi kode etik terhadap kinerja auditor,

dengan demikian hipotesis 3 diterima. Jadi seorang auditor yang memahami,

mengintepretasikan serta menerapkan ketaatan terhadap kode etik yang tinggi

ataupun rendah dapat berpengaruh terhadap kinerja auditor.

4. Terdapat pengaruh signifikan antara tekanan waktu terhadap kinerja auditor,

dengan demikian hipotesis 4 diterima. Jadi seorang auditor yang memiliki

96

tekanan waktu yang tinggi ataupun rendah dalam bekerja dapat berpengaruh

terhadap kinerja auditor

5. Terdapat pengaruh signifikan antara motivasi terhadap kinerja auditor, dengan

demikian hipotesis 5 diterima. Jadi seorang auditor yang memiliki motivasi yang

tinggi ataupun rendah dapat berpengaruh terhadap kinerja auditor.

5.2 Saran

5.2.1 Saran praktis

1. Dalam penelitian ini kategori kinerja auditor di kota Semarang masih rendah.

Oleh karena itu perlu adanya pelatihan yang harus diberikan kepada auditor.

2. Auditor diharapkan untuk meningkatkan kecerdasan emosional, pemahaman

dan menerapkan kode etik, serta motivasi guna mendukung peningkatan kinerja

auditor.

3. Adanya tekanan waktu yang dialami auditor dapat dijadikan sebagai motivasi

guna peningkatan karirnya dan bukan dijadikan sebagai beban dalam bekerja,

sehingga kinerja yang dihasilkan pun akan maksimal.

5.2.2 Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penelitian ini memiliki

keterbatasan, yaitu variabel persepsi kode etik dalam penelitian ini tidak

memiliki pengaruh secara langsung terhadap variabel kinerja auditor. Oleh

karena itu, jika persepsi kode etik digunakan dalam penelitian selanjutnya untuk

mempengaruhi kinerja auditor, diharuskan menggunakan variabel sensitivitas

etika sebagai variabel moderating.

97

97

DAFTAR PUSTAKA

A, Maslow. 1954. Motivation and Personaliy

Ahituv, Niv. Dan Igbaria, Magid. 1998. The Effect of Time Pressure and

Completeness of information on Decision Making. Journal Management

Insformation System 15.(2): p. 153-172.

Ahmad, Kamila. 2009. Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual

Terhadap Kinerja Auditor pada KAP di Kota Semarang. Skripsi Jurusan

Akuntansi UNNES (tidak dipublikasikan).

Akers. M.D & Eaton. T.V. 2003. “Underreporting of Chargable Time : The Impact of

Gender and Characteristics OF underreporters.” Journal of Managerial Issues

1.

Alwani, Ahmad. 2008. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Auditor

pada KAP Di Kota Semarang. Skripsi Jurusan Akuntansi UNNES (tidak

dipublikasikan).

Alderman, C Wayne dan James W. Deitrick. (1982). Auditor’s perceptions of Time

Budget Pressures and Premature Sign Offs : A Replication and Extension.

Auditing : A Journal of Practice and Theory

Alim, Hapsari, Purwanti. 2005. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap

Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi.Malang.

Simposiun Nasional Akuntansi X.

98

Almaretta, Intan Ilsa.2010. Pengaruh Tekanan Waktu dan Struktur Program Audit

terhadap Kinerja Auditor pada KAP di Kota Semarang.Skripsi. Jurusan

Akuntansi. Universitas Negeri Semarang. (tidak dipublikasikan).

Ariyanto Dodik dan Jati Ardani M.2011. pengaruh Independensi, dan sensitivitas

Etika Profesi terhadap produktivitas Kerja Auditor Eksternal. Jurnal

Akuntansi.Universitas Udayana.

Aryanto, Bambang. 2005, Pengaruh Komitmen Organisasional dan komitmen

Profesional terhadap kepuasan Kerja Akuntan Publik. Skripsi. Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Astriana, Novika .2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Job

Performance Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di Semarang. Skripsi

Jurusan Akuntansi UNDIP (Tidak dipublikasikan).

Andin Prasita et al. 2006. Pengaruh kompleksitas audit dan Tekanan Anggaran

Waktu Terhadap Kualitas Audit dengan Moderasi Pemahaman Terhadap

Sistem Informasi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Fakultas Eknomi UKSW.

September 2007.

Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, Edisi

Revisi, Cetakan Ketigabelas, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Bahagia, Rahmad. (2004). Pengaruh kepemimpinan dan motivasi terhadap kepuasan

kerja pegawai PDAM Tirtanadi Kantor Pusat Medan. Tesis Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

Basuki dan Krisna, Y. Mahardani. 2006. “Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu

99

terhadap Perilaku Disfungsional Auditor dan Kualitas Audit pada Kantor

Akuntan Publik di Surabaya.” Jurnal Manajemen Akuntansi & Sistem

Informasi MAKSI UNDIP (Agustus): vol. 6, No. (2), 177-256.

Braun, R.L. 2000. ”The Effect of Time Pressure on Auditor Attention to Qualitative

Aspect of Misstatement Indicative of Potential Fraudulent Financial

Reporting” Accounting, Organization and Society 25 (3): 243-259

Boyatzis, R.E. Ron. S. 2001. Unleashing the Power of Solf Directed Learnung, Case

western Reserve University, Clevon, Ohio, USA.

Boynton William W, Johnson Raymont N, and Fell Walter G. 2002. Modern

Auditing Jilid 1. Erlangga, Jakarta.

Campbell, C. 1998.Psychological climate: Relevance for Sales Manajer and Impact

on Concequent Job Satisfication. Journal of marketing theory and practice,

Winter 1998,27-37.

Carruso, D.R. 1999. Applying The Ability Model of Emotional Intelligence to The

World of Work. http: //cjwolfe.com/ article. 20 Juli 2011.

Coper, Robert K dan Ayman Sawaf.2002. Kecerdasan Emosional dalam

Kepemimpinan Organisasi; Jakarta, Gramedia Pustaka.

Dwilita, Handriyani, 2008. Analisis Pengaruh Motivasi, Stres, dan Rekan Kerja

Terhadap Kinerja Auditor Di Kantor Akuntan Publik Di Kota Medan. Tesis

Pascasarjana USU.

100

De Zoort, F.T. 1997. Time Pressure Research In Auditing :Implication For Practice.

The auditor’s report. Vol. 22. No.1.pp,11-14.

Falah, Shaikul. 2006. Pengaruh Budaya Etis Organisasi Dan Orientasi Etika

Terhadap Sensitivitas Etika. Tesis Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Finn, D.W., L.B Chonko, and J.D. Hunt. 1988. Ethical Problem in Public

Accounting: The View from The Top”. Journal of Business Ethic, 7, pp. 605-

615

Furtwengler, Dale. 2000. Penilaian Kinerja. Penerbit Andi, Yogyakarta

Forgaty, R.T. 2001. Role Stress, the Tipe A Behaviour Pattern, and External Auditor

Jib Satisfaction and Performance. Behaviour Research In Accounting. Vol.

13. 143

Gibson, Ivancevich, and Donnely.1997. Organisasi Perilaku Struktur, Proses, edisi

ke-8. Erlangga. Jakarta.. 1997. Organitation. Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Goleman, Daniel. 2001. Working White Emotional Inteligence. (terjemahan Alex Tri

Kantjono W). Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit

Universitas Diponegoro, Semarang.

Gordon, E. 2004. EQ dan Kesuksesan Kerja, Focus-online, http:// www.e-

psikologi.com. 20 Juli 2011.

101

Hananto S T, dan Surya R. 2004. Pengaruh Kecerdasan Emotional Quotient Auditor

terhadap Kinerja Auditor di Kantor Akuntan Publik. Prespektif, Vol. 9, No. 1,

Juni 2004; hal 33-40.

Hasibuan, M.S.P. 2001. Organisasi dan Motivasi, cetakan ke dua. Jakarta : Bumi

Aksara.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2001. Standar Profesional Akuntan Publik, Salemba

Empat, Jakarta.

Ilyas, Y., 2002. Kinerja: Teori, penilaian dan penelitian. Jakarta: Pusat Kajian

Ekonomi dan Kesehata FKM UI.

J.H. Jackson & R.L Mathis, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:

Salemba Empat.

Jogiyanto, 2004.Metodologi Penelitian Bisnis.BPFE, Yogyakarta.

John M, Robert K, Matteson M,2002. Perilaku dan Manajemen Organisasi (Alih

bahasa Gina Gania). Edisi Tujuh. Jakarta. Erlangga.

Kalbers and T. Forgaty. 1995. Profesionalism and its Consequences : A Study

Internal Auditors. A journal Practice and Theory (sSpring): 64-85

Kelley, T. And Margheim, L. 1990. The Impact Of Time Budget Pressure.

Personality And Leadership Variable On Dysfunctional Behaviour. Auditing:

A Journal Of Practice And Theory. Vol 9. No.2.Pp.21-41.

102

Kusrini,Sri. 2008. Pengaruh Persepsi Kode Etik dan Kecerdasan Emosional

Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang.

Skripsi Jurusan Akuntansi UNNES. (tidak dipublikasikan).

Liyanarachchi, Gregory A. dan Shaun M. McNamara. 2007. Time Budget Pressure In

New Zealand Audits. Bussines Review, Vol 9, No.2:p. 61-68.

Luthans, Fred. 2005. Organizational Behaviour, Sevent Edition. McGraq-Hi

International, Singapore.

Mangkuprawira, Syafri dan Aida Vitalaya Hubeis. 2007. Manajemen Mutu SDM.

Ghalia Indonesia.

Marganingsih, Arywaty. 2009. Analisis Variabel Anteseden Perilaku Auitor Internal

Dan Konsekuensinya Terhadap Kinerja. Jakarta: Simposium Nasional

Akuntansi XII.

Maryani, T. dan U. Ludigdo. 2001. Survey Atas Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Sikap Dan Perilaku Etis Akuntansi. TEMA. Volume II nomor 1. Maret. P. 49-

62.

Maulina, Anggraini, dan Anwar, 2010. Pengaruh Tekanan Waktu dan Tindakan

Supervisi Terhadap Penghentian Premature Atas Prosedur Audit. Simposium

Nasional Akuntansi XIII.

Mayangari, S. 2003. Pengaruh Keahlian Audit Dan Independensi Terhadap Pendapat

Audit: Sebuah Kuasieksperimen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 6 No.

1. Januari, P. 1-22.

103

Minner, Haywood,Jhon, 1992. Organizational Behavior Performance and

Productivity, New York: Random House Bussiness Division.

Mulyadi. 2002 : Auditing. Cetakan pertama Maret 2002. Jakarta : Salemba Empat

Mcclelland,D.C.1973. Testing for Rather than Intelligence. American

Psychologist,28,1-14.

Pramonowati,Irma Dyah. 2006. Perbedaan Kierja Auditor dilihat dari Segi Gender.

Prasita, Adi. 2006. Pengaruh Kompleksitas Audit Dan Tekanan Anggaran Waktu

Terhadap Kualitas Audit Dengan Pemoderasi Pemahaman Terhadap Sistem

Informasi. Salatiga. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol XIII, No.1 : p.54-78.

Ristanto, Lilik Henry. 2009. Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Perilaku Etis

Terhadap Kinerja Auditor Pemerintah Daerah. Tesis Maksi UNDIP

Robbins, Stephen P. 2002. Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Sayogya, Nataline. 2004. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Kerja

Auditor. Skripsi Jurusan Akuntansi UKSW (tidak dipublikasikan).

Setiawan, Ivan Aris dan Imam Ghozali. 2006. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Sekaran,Uma, 2001, Research for Business. Jakarta: Salemba Empat.

Sihwahjoeni dan M.Gudono, 2000. Persepsi Akuntan Terhadap Kode Etik Akuntan.

Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 3, No. 2.

104

Simanjuntak, Peter. 2008. Pengaruh Time Budget Pressure dan Resiko Kesalahan

terhadap Penurunan Kualitas Audit. Tesis Maksi UNDIP.

Sojka. Jane Z and Dawn R Deeter. 2002. Enhancing The Emotional Intellegence Of

Salespeople. Journal of Bussiness : Spring 17.1

Sososutikno, Christina, 2003. Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku

Disfungsional serta Pengaruhnya Terhadap Kualitas Audit. Simposium

Nasional Akuntansi VI (Oktober): 1116-1124.

Tim Penyusun kamus Pusat Pembina dan Pengembangan Bahasa, 1999. Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Ed.2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai

Pustaka.

Trihandini, Fabiola Meinayati. 2005. Analisis Pengaruh Kecerdasan Intelektual,

Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Sipiritual terhadap Kinerja Karyawan

pada Hotel Horison Semarang. Tesis. UNDIP.

Walgito, Bimo, 1997. Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi Offset.

Widiarti.2007. Analisis Hubungan Antara Persepsi Pegawai Terhadap System

Kompensasi, Karakteristik Pekerjaan, dan Iklim Organisasi Dengan Persepsi

Pegawai Trhadap Kinerja. Studi Kasus Pada Divisi Tresuri Bank BNI. Tesis.

FISIP UI.

Wirawan,2009.Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta : Salemba Empat

105

Zulkifli, Albar. 2009. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pendidikan Berkelanjutan,

Komitmen Organisasi, Sistem Reward, Pengalaman Dan Motivasi Auditor

Terhadap Kinerja Auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Tesis Maksi

Universitas Sumatera Utara.

http://google.com

http://ssrn.com

106

107

Lampiran 1. SAMPEL PENELITIAN

108

Lampiran 1. Daftar Sampel

No. Nama KAP Alamat Jumlah Responden

1. KAP Bayudi Watu & Rekan Jl. Dr. Wahidin No. 85 10 2. KAP Darsono & Budi Cahyo Santoso Jl. Mugas Dalam No. 65 3 3. KAP Drs. Hananta Budianto & Rekan (Pusat) Jl. Sisingamangaraja No. 20-22 3 4. KAP I. Soetikno Jl. Durian Raya No. 20 Kav. 3 4 5. KAP Ruchedi, Mardjito, dan Rushadi Jl. Beruang Raya No. 48 3 6. KAP Soekamto Jl. Durian Selatan No. 16 5 7. KAP Dra. Suhartati & Rekan (Cab) Jl. Citarum Tengah No. 22 5 8. KAP Yulianti, SE,BAP. Jl. MT. Haryono, No. 548 4 9. KAP Ngurah Arya & Rekan Jl. Pamularsih Raya No.16 6 10. KAP Supriyanto, Auditor, Tax, and

Management Consultan Jl. Puri Anjasmoro EE-3/12A Puri Arta Plaza Semarang

6

11. KAP Drs. Tahrir Hidayat Jl. Pusponjolo Tengah 1-2 A 5 Jumlah Responden 54

109

LAMPIRAN 2. KISI-KISI SEBELUM UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

110

Lampiran 2. Kisi – Kisi instrumen sebelum dilakukan uji validitas dan reliabilitas

1. KECERDASAN EMOSIONAL

NO MATERI DEFINISI OPERASIONAL

INDIKATOR BUTIR SOAL NOMOR

1. KECERDASAN EMOSIONAL

Menjelaskan tentang penggunaan kecerdasan emosional auditor yang digunakan saat melakukan proses audit.

a. Kesadaran diri b. Pengendalian diri c. Motivasi d. Empati e. Ketrampilan

sosial

1,4,5 2,6,8,9 7,11,12,13 3,10,14,15,16,17 18,19,20,21

2. PERSEPSI KODE ETIK

NO PERSEPSI KODE ETIK INDIKATOR SUB INDIKATOR BUTIR SOAL

NOMOR 1. PRINSIP

ETIKA Prinsip tanggung jawab profesi

1

Prinsip Kepentingan Publik 2 Prinsip Integritas 3 Prinsip Obyektif 4 Prinsip kompetensi dan kehati-hatian 5 Prinsip Kerahasiaan 6 Prinsip perilaku profesi 7 Prinsip Standar teknis 8 Aturan Etika Independensi, Integritas, objektivitas 9 Standar umum, Prinsip Akuntansi 10 Tanggung Jawab Kepada klien 11 Tanggung jawab Kepada rekan 12 Tanggung jawab kepada praktik lain 13,14

3. TEKANAN WAKTU

NO DEFINISI INDIKATOR BUTIR SOAL NOMOR

Menjelaskan tentang anggaran waktu audit dan ketepatan waktu pelaksanaan audit

a. Ketepatan waktu 1

b. Pemenuhan target dengan waktu yang ditentukan

2,3

c. Kelonggaran waktu audit 4 d. Beban yang ditanggung 5

111

dengan keterbatasam waktu

4. MOTIVASI

NO INDIKATOR PENGERTIAN BUTIR SOAL NOMOR

1. Kebutuhan Fisiologis Kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan

1,2

2. Kebutuhan keselamatan dan keamanan

Kebutuhan akan keamanan dan keselamatan diri di tempat kerja.

3

3. Kebutuhan sosial Kebutuhan akan perhatian, cinta kasih, saying sesame rekan kerja

4

4. Kebutuhan penghargaan Kebutuhan untuk dihargai oleh orang lain

5,6,7

5. Kebutuhan aktualisasi diri Keinginan untuk menunjukan kemampuan yang dimiliki diri sendiri kepada orang lain

8,9,10

5. KINERJA AUDITOR

NO INDIKATOR PENGERTIAN BUTIR SOAL NOMOR

1. Kualitas kerja Seperangkat hasil atau nilai yang menitik beratkan pada mutu kerja apakah sesuai dengan standar kerja atau tidak.

1,2,3,4,5

2. Kuantitas kerja Menitik beratkan kepada hasil seberapa banyak yang dihasilkan seseorang pada kerja pada satuan waktu atau periode tertentu.

6,7

3. Pengetahuan tentang pekerjaan Kemampuan seseorang dapat dilihat dengan seberapa besar dia memahami apa yang sedang dikerjakan termasuk tanggung jawab apa yang harus dilaksanakan.

8,9,10,11

4. Pendapat atau pernyataan yang disimpulkan

Kemampuan seorang auditor untuk mengambil kesimpulan terhadap ide atau hasil kerja

12,13,14

112

yang diberikan kemudian diterapkan sesuai prosedur audit.

5. Perencanaan kerja Merupakan suatu rangkaian kerja untuk melakukan persiapan guna menunjang pelaksanaan kerja sampai dengan pada pencapaian hasil kerja.

15,16,17,18

113

Lampiran 3.

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian setelah uji validitas dan

reliabilitas

114

1. KECERDASAN EMOSIONAL

NO MATERI DEFINISI OPERASIONAL

INDIKATOR BUTIR SOAL NOMOR

1. KECERDASAN EMOSIONAL

Menjelaskan tentang penggunaan kecerdasan emosional auditor yang digunakan saat melakukan proses audit.

f. Kesadaran diri g. Pengendalian diri h. Motivasi i. Empati j. Ketrampilan

sosial

1,2,3 4,5 6,7,8 9,10,11 12,13,14,15

2. PERSEPSI KODE ETIK

NO PERSEPSI KODE ETIK INDIKATOR SUB INDIKATOR BUTIR SOAL

NOMOR 1. PRINSIP

ETIKA Prinsip tanggung jawab profesi

1

Prinsip Kepentingan Publik 2 Prinsip Integritas 3 Prinsip Obyektif 4 Prinsip kompetensi dan kehati-hatian 5 Prinsip Kerahasiaan 6 Prinsip perilaku profesi 7 Prinsip Standar teknis 8 Aturan Etika Independensi, Integritas, objektivitas 9 Standar umum, Prinsip Akuntansi 10 Tanggung Jawab Kepada klien 11 Tanggung jawab Kepada rekan 12 Tanggung jawab kepada praktik lain 13,14

3. TEKANAN WAKTU

NO DEFINISI INDIKATOR BUTIR SOAL NOMOR

Menjelaskan tentang anggaran waktu audit dan ketepatan waktu pelaksanaan audit

e. Ketepatan waktu 1

f. Pemenuhan target dengan waktu yang ditentukan

2,3

g. Kelonggaran waktu audit 4 h. Beban yang ditanggung

dengan keterbatasam waktu

5

115

4. MOTIVASI

NO INDIKATOR PENGERTIAN BUTIR SOAL NOMOR

1. Kebutuhan Fisiologis Kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan

1,2

2. Kebutuhan keselamatan dan keamanan

Kebutuhan akan keamanan dan keselamatan diri di tempat kerja.

3

3. Kebutuhan sosial Kebutuhan akan perhatian, cinta kasih, saying sesame rekan kerja

4

4. Kebutuhan penghargaan Kebutuhan untuk dihargai oleh orang lain

5,6,7

5. Kebutuhan aktualisasi diri Keinginan untuk menunjukan kemampuan yang dimiliki diri sendiri kepada orang lain

8,9,10

5. KINERJA AUDITOR

NO INDIKATOR PENGERTIAN BUTIR SOAL NOMOR

1. Kualitas kerja Seperangkat hasil atau nilai yang menitik beratkan pada mutu kerja apakah sesuai dengan standar kerja atau tidak.

1,2,3,4,5

2. Kuantitas kerja Menitik beratkan kepada hasil seberapa banyak yang dihasilkan seseorang pada kerja pada satuan waktu atau periode tertentu.

6,7

3. Pengetahuan tentang pekerjaan Kemampuan seseorang dapat dilihat dengan seberapa besar dia memahami apa yang sedang dikerjakan termasuk tanggung jawab apa yang harus dilaksanakan.

8,9,10,11

4. Pendapat atau pernyataan yang disimpulkan

Kemampuan seorang auditor untuk mengambil kesimpulan terhadap ide atau hasil kerja yang diberikan kemudian diterapkan sesuai prosedur audit.

12,13,14

5. Perencanaan kerja Merupakan suatu rangkaian kerja untuk melakukan persiapan guna menunjang pelaksanaan kerja sampai dengan pada pencapaian hasil kerja.

15,16,17,18

116

LAMPIRAN 4 KUESIONER SEBELUM UJI

VALIDITAS DAN RELIABILITAS

117

KUESIONER PENELITIAN

JUDUL

Pengaruh Kecerdasan Emosional, Persepsi Kode Etik, Tekanan Waktu, dan Motivasi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di

Kota Semarang

Kepada Yth : Bapak / Ibu Responden Di Tempat

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2011

118

Semarang, Mei 2011

Lap : Satu (1) Set Kuesioner

Hal : Permohonan Menjadi Responden

Kepada :

Bapak / Ibu Responden Yang Terhormat

Di Tempat

Dengan Hormat,

Dalam rangka penelitian ilmiah untuk memenuhi tugas akhir pada Program Sarjana (S1) Universitas Negeri Semarang, maka saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Indiarti Shoviana Dewi

Nim : 7250407106

Alamat : Jl. Tumpang X/14 Semarang

Membutuhkan beberapa informasi untuk mendukung penelitian yang akan dilakukan. Informasi yang saya peroleh dari respon yang Bapak/ Ibu berikan akan sangat membantu saya untuk mendapatkan bukti empiris mengenai penelitian yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Persepsi Kode Etik, Tekanan waktu Dan Motivasi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Semarang.

Informasi ini bersifat rahasia dan hanya akan digunakan untuk penelitian ilmiah. Keberhasilan penelitian ini sangat bergantung pada partisipasi dan perhatian Bapak/Ibu responden dalam mengisi kuesioner ini dengan sungguh-sungguh.

Atas perhatian, kerjasama, dukungan dan kesediaan Bapak/Ibu saya mengucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Indiarti Shoviana Dewi

7250407106

119

I. Identitas Responden

Isilah dengan singkat dan jelas sesuai dengan data diri Bapak/ Ibu dengan Jawaban yang paling sesuai.

Tanggal Pengisian :

Nama KAP :

Nama Responden (boleh tidak diisi) :

Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan

Usia :…….Tahun

Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3 Lainnya …….

Lama bekerja pada Kantor Akuntan Publik…….tahun…….bulan

Jenjang Profesi : Auditor Junior Supervisor

Auditor Senior Manager

II. Petunjuk pengisian

Jawaban Bapak/Ibu atas pertanyaan yang diajukan sangat berharga bagi saya dan akan memberikan kontribusi penting untuk penelitian ini. Mohon Bapak/Ibu memberikan pendapat atas pertanyaan-pertanyaan berikut, sesuai dengan tingkat persetujuan dengan memberikan tanda CHECK (√) pada tingkat pilihan yang mewakili tingkat persetujuan Bapak/Ibu.

Keterangan :

1. Sangat Tidak Setuju (STS)

2. Tidak Setuju (TS)

3. Netral (N)

4. Setuju (S)

5. Sangan Setuju (SS)

120

Berikan tanda CHECK (√) sesuai dengan persetujuan yang mewakili Anda pada nilai frekuensi dibawah ini.

KECERDASAN EMOSIONAL (Ahmad, 2009)

No KECERDASAN EMOSIONAL FREKUENSI

A KESADARAN DIRI 1 2 3 4 5 STS SS N S SS

1. Saya merasa mampu menggunakan segenap pengetahuan saya dalam melaksanakan proses pengauditan sesuai dengan SPAP.

2. Saya sulit menerima gagasan atau ide dari klien saya mengenai proses audit.

3. Saya merasa tidak canggung ketika melakukan audit pada lingkungan yang belum saya kenal.

4. Saya mempunyai kemampuan untuk mendapatkan bukti audit yang diperlukan

5. Saya sering merasa khawatir tidak dapat menyelesaikan pengauditan tepat waktu.

B. PENGENDALIAN DIRI 6. Selama melakukan audit saya tetap bersikap tenang dalam

menghadapi klien yang kurang kooperatif.

7. Saya sering menggunakan inisiatif saya sendiri untuk menggunakan strategi agar tercapai sasaran audit yang diinginkan.

8. Untuk menyelesaikan audit tepat waktu, saya dapat menunda pemuasan sesaat saya seperti menonton tv, jalan-jalan, dll.

9. Saya akan menarik diri dari penugasan orang yang memandang saya tidak independen terhadap suatu penugasan.

10. Saya akan melaksanakan proses pemeriksaan sesuai dengan kehendak klien meskipun tidak sesuai dengan kenyataan.

C. MOTIVASI 11. Saya berharap mendapatkan kesempatan untuk

memperoleh promosi dari perusahaan

12. Saya diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan yang berguna untuk meningkatkan profesional saya.

121

13. Saya akan berkemauan untuk mencoba lagi melakukan hal

yang sama meskipun dulu pernah mengalami kegagalan.

D. EMPATI 14. Saya memahami tugas-tugas dan kesibukan klien.

15. Saya akan melakukan audit sebaik mungkin meskipun klien saya sulit ditemui.

16. Saya akan terlebih dahulu mengkomunikasikan kepada klien untuk mengetahui sudut pandang yang klien berikan apabila terjadi penyelewengan atas tindakan klien.

17. Saya mampu menciptakan suasana nyaman bagi klien dalam melaksanakan proses audit.

E. KETERAMPILAN SOSIAL 18. Saya mampu mengkomunikasikan laporan hasil audit saya

kepada klien.

19. Saya sering bertukar pengalaman dengan sesama auditor. 20. Saya mampu bekerja sama dengan staf dari entitas yang

saya audit.

21. Saya merasa mudah mengembangkan topik pembicaraan mengenai audit dengan klien saya.

PERSEPSI KODE ETIK (Kusrini, 2008)

NO PERSEPSI KODE ETIK FREKUENSI 1 2 3 4 5

A. PRISIP ETIKA STS TS N S SS 1. Akuntan harus mempertahankan nama baik profesi dengan

menjunjung tinggi etika profesi serta hukum Negara tempat ia melaksanakan pekerjaan.

2. Akuntan berkewajiban bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan public, dan menunjukkan atas profesionalisme.

3. Seorang akuntan harus bersikap jujur dan berterus terang tanpa mengorbankan rahasia penerima jasa.

4. Setiap akuntan harus menjaga objektifitasnya dan bebas dari

122

kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

5. Akuntan tidak boleh menerima/ menawarkn hadiah yang dipercaya dapat menimbulkan pengaruh tertentu terhadap pertimbangan profesionalnya.

6. Sebagai akuntan, saya dibenarkan untuk memberikan pernyataan pendapat akuntan atas laporan keuangan.

7. Setiap akuntan harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang meniskreditkan profesi.

8. Akuntan harus melakukan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar integritas dan objektivtas

B.

ATURAN ETIKA

9. Akuntan harus mempertahankan independensi, integritas, dan objektivitas dalam melaksanakan tugas profesionalnya.

10. Seorang akuntan harus memberikan jasa profesional dan menyelesaikannya dengan kompetensi yang profesional.

11. Umumnya waktu 6 sampai 9 bulan merupakan jangka waktu yang memadai bagi auditor untuk merencanaan secara seksama pekerjaan audit yang idealnya waktu perikatan audit sudah diterima oleh auditor 6 sampai dengan 9 bulan sebelum berakhir tahun buku klien.

12. Seorang auditor dapat tidak mengeluarkan pendapat karena tidak memperoleh bukti yang lengkap dan relevan karena adanya pressure dan pembatasan yang ketat oleh klien.

13. Semua anggota IAI tidak boleh melakukan perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.

14. Seorang auditor boleh mengumumkan pembukaan kantor akuntan public dengan memasang iklan di surat kabar.

123

TEKANAN WAKTU (Almaretta,2010)

No TEKANAN WAKTU FREKUENSI A. KETEPATAN WAKTU 1 2 3 4 5

STS TS N S SS 1. Dalam penegrjaan tugas, anda selalu menyelesaikan sebelum

waktu yang telah ditetapkan.

B. PEMENUHAN TARGET DENGAN WAKTU YANG DITENTUKAN

2. Dengan waktu yang telah ditentukan, tugas yang diberikan dapat dikerjakan dengan sebaik-baiknya.

3. Selama ini anda mampu memenuhi target waktu yang ditentukan.

C. KELONGGARAN WAKTU AUDIT 4. Dengan waktu yang ada, anda mempunyai waktu untuk

bersantai sejenak.

D. BEBAN YANG DITANGGUNG DENGAN KETERBATASAN WAKTU

5. Anda merasa beban pekerjaan anda berat ditambah dengan adanya pembatasan waktu yang ada.

MOTIVASI (Dwilita, 2009 dengan modifikasi)

No MOTIVASI Frekuensi A. MOTIVASI AKAN KEBUTUHAN FISIOLOGIS

(kebutuhan pangan,sandang, papan) 1 2 3 4 5

STS TS N S SS 1. Gaji yang diberikan kepada saya, sesuai dengan

tanggung jawab yang saya emban.

2. Sebagai seorang auditor penghasilan saya mampu mencukupi kebutuhan pangan, sandang, papan.

B. KEBUTUHAN AKAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN

3. Tempat saya bekerja merupakan lingkungan yang aman.

C. KEBUTUHAN SOSIAL 4. Rekan-rekan yang ada disini memberikan motivasi saya

dalam bekerja.

D. KEBUTUHAN PENGHARGAAN 5. Pendapat yang anda kemukakan,didengarkan oleh orang

124

lain dengan baik.

6. Pimpinan menghargai pekerjaan saya.

7. Saya merasa tidak ada tekanan bekerja dari teman-teman yang ada disini.

E. KEBUTUHAN AKAN AKTUALISASI DIRI 8. Kompetensi saya dalam bekerja sangat tinggi.

9. Menurut saya, kemampuan saya sebagai auditor sudah cukup.

10. Saya bekerja sebagai auditor karena saya yakin saya memiliki kemampuan sebagai seorang auditor.

KINERJA AUDITOR (Ahmad,2009)

No KINERJA AUDITOR

FREKUENSI

A. KUALITAS KERJA 1 2 3 4 5 STS TS N S SS

1. Saya sering melakukan pembuktian untuk setiap asersi manajemen dalam melakukan pemeriksaan.

2. Dalam setiap menyelesaikan pekerjaan, saya selalu berusaha untuk sesuai dengan ketentuan dan standar yang ada.

3.

Saya mampu membuat audit yang sesuai dengan kondisi yang sebenarnya karena hasil audit bermanfaat bagi orang lain.

4. Terkadang saya merasa kurang yakin dengan apa yang telah saya kerjakan.

5. Saya berani bertanggungjawab terhadap hasil audit yang telah saya lakukan.

B. KUANTITAS KERJA 6. Saya mampu mencapai target kerja yang dibebankan

kepada saya.

125

7. Saya dapat menyelesaikan tugas audit sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan.

C. PENGETAHUAN TENTANG PEKERJAAN 8. Saya sering mengembangkan tujuan umum dan tujuan

khusus spesifik yang akan digunakan sebagai dasar pengumpulan bukti.

9. Prosedur audit yang saya buat memberikan prosedur yang jelas dan rinci mengenai tindakan, metode, dan teknik yang akan digunakan untuk memperoleh bukti audit yang kompeten.

10. Saya memahami resiko yang akan saya terima ketika melakukan kesalahan kerja.

11. Saya selalu mengikuti perkembangan informasi yang ada untuk menunjang profesi saya sebagai auditor.

D. PENDAPAT ATAU PERNYATAAN YANG DISIMPULKAN

12. Saya sering member pendapat dalam laporan auditor independen untuk menggambarkan kondisi atau fakta keuangan.

13. Saya sering mempertimbangkan faktor ekonomis dan waktu untuk memperoleh bukti audit yang cukup sebagai dasar merumuskan pendapat.

14. Saya sering menggabungkan informasi atau bukti audit yang didapat selama pemeriksaan untuk memperoleh kesimpulan menyeluruh mengenai laporan keuangan.

E. PERENCANAAN KERJA 15. Saya sering menyusun pogram audit terlebih dulu

sebelum melakukan pemeriksaan.

16. Saya sering menyeleksi bukti audit atau informasi yang diperoleh sebelum melakukan pemeriksaan.

17. Program audit yang saya susun merinci mengenai prosedur audit yang digunakan, ukuran sampel yang dipilih, pelaksana audit serta waktunya.

18. Saya sering melakukan pengamatan inspeksi permintaan keterangan untuk memperoleh bukti audit yang kompeten sebelum menyatakan pendapat dalam laporan keuangan auditan.

126

Lampiran 5.

Kuesioner Penelitian Setelah uji validitas dan reliabilitas

127

KUESIONER PENELITIAN

JUDUL

Pengaruh Kecerdasan Emosional, Persepsi Kode Etik, Tekanan Waktu, dan Motivasi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di

Kota Semarang

Kepada Yth : Bapak / Ibu Responden Di Tempat

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2011

128

Semarang, Mei 2011

Lap : Satu (1) Set Kuesioner

Hal : Permohonan Menjadi Responden

Kepada :

Bapak / Ibu Responden Yang Terhormat

Di Tempat

Dengan Hormat,

Dalam rangka penelitian ilmiah untuk memenuhi tugas akhir pada Program Sarjana (S1) Universitas Negeri Semarang, maka saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Indiarti Shoviana Dewi

Nim : 7250407106

Alamat : Jl. Tumpang X/14 Semarang

Membutuhkan beberapa informasi untuk mendukung penelitian yang akan dilakukan. Informasi yang saya peroleh dari respon yang Bapak/ Ibu berikan akan sangat membantu saya untuk mendapatkan bukti empiris mengenai penelitian yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan Emosional, Persepsi Kode Etik, Tekanan waktu Dan Motivasi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Semarang.

Informasi ini bersifat rahasia dan hanya akan digunakan untuk penelitian ilmiah. Keberhasilan penelitian ini sangat bergantung pada partisipasi dan perhatian Bapak/Ibu responden dalam mengisi kuesioner ini dengan sungguh-sungguh.

Atas perhatian, kerjasama, dukungan dan kesediaan Bapak/Ibu saya mengucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Indiarti Shoviana Dewi

7250407106

129

III. Identitas Responden

Isilah dengan singkat dan jelas sesuai dengan data diri Bapak/ Ibu dengan Jawaban yang paling sesuai.

Tanggal Pengisian :

Nama KAP :

Nama Responden (boleh tidak diisi) :

Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan

Usia :…….Tahun

Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3 Lainnya …….

Lama bekerja pada Kantor Akuntan Publik…….tahun…….bulan

Jenjang Profesi : Auditor Junior Supervisor

Auditor Senior Manager

IV. Petunjuk pengisian

Jawaban Bapak/Ibu atas pertanyaan yang diajukan sangat berharga bagi saya dan akan memberikan kontribusi penting untuk penelitian ini. Mohon Bapak/Ibu memberikan pendapat atas pertanyaan-pertanyaan berikut, sesuai dengan tingkat persetujuan dengan memberikan tanda CHECK (√) pada tingkat pilihan yang mewakili tingkat persetujuan Bapak/Ibu.

Keterangan :

6. Sangat Tidak Setuju (STS)

7. Tidak Setuju (TS)

8. Netral (N)

9. Setuju (S)

10. Sangan Setuju (SS)

130

Berikan tanda CHECK (√) sesuai dengan persetujuan yang mewakili Anda pada nilai frekuensi dibawah ini.

KECERDASAN EMOSIONAL (Ahmad, 2009)

No KECERDASAN EMOSIONAL FREKUENSI

A. KESADARAN DIRI 1 2 3 4 5 STS SS N S SS

1. Saya merasa mampu menggunakan segenap pengetahuan saya dalam melaksanakan proses pengauditan sesuai dengan SPAP.

2. Saya mempunyai kemampuan untuk mendapatkan bukti audit yang diperlukan

3 Saya sering merasa khawatir tidak dapat menyelesaikan pengauditan tepat waktu.

B. PENGENDALIAN DIRI 4. Selama melakukan audit saya tetap bersikap tenang dalam

menghadapi klien yang kurang kooperatif.

5. Untuk menyelesaikan audit tepat waktu, saya dapat menunda pemuasan sesaat saya seperti menonton tv, jalan-jalan, dll.

C. MOTIVASI 6. Saya berharap mendapatkan kesempatan untuk memperoleh

promosi dari perusahaan

7. Saya diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan yang berguna untuk meningkatkan profesional saya.

8. Saya akan berkemauan untuk mencoba lagi melakukan hal yang sama meskipun dulu pernah mengalami kegagalan.

D. EMPATI 9 Saya memahami tugas-tugas dan kesibukan klien.

10. Saya akan melakukan audit sebaik mungkin meskipun klien saya sulit ditemui.

11. Saya mampu menciptakan suasana nyaman bagi klien dalam melaksanakan proses audit.

131

E. KETERAMPILAN SOSIAL 12. Saya mampu mengkomunikasikan laporan hasil audit saya

kepada klien.

13. Saya sering bertukar pengalaman dengan sesame auditor. 14. Saya mampu bekerja sama dengan staf dari entitas yang saya

audit.

15. Saya merasa mudah mengembangkan topik pembicaraan mengenai audit dengan klien saya.

PERSEPSI KODE ETIK (Kusrini, 2008)

NO PERSEPSI KODE ETIK FREKUENSI 1 2 3 4 5

A. PRISIP ETIKA STS TS N S SS 1. Akuntan harus mempertahankan nama baik profesi dengan

menjunjung tinggi etika profesi serta hukum Negara tempat ia melaksanakan pekerjaan.

2. Akuntan berkewajiban bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan public, dan menunjukkan atas profesionalisme.

3. Seorang akuntan harus bersikap jujur dan berterus terang tanpa mengorbankan rahasia penerima jasa.

4. Setiap akuntan harus menjaga objektifitasnya dan bebas dari kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

5. Akuntan tidak boleh menerima/ menawarkn hadiah yang dipercaya dapat menimbulkan pengaruh tertentu terhadap pertimbangan profesionalnya.

6. Sebagai akuntan, saya dibenarkan untuk memberikan pernyataan pendapat akuntan atas laporan keuangan.

7. Setiap akuntan harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang meniskreditkan profesi.

8. Akuntan harus melakukan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar integritas dan objektivtas

132

B. ATURAN ETIKA

9. Akuntan harus mempertahankan independensi, integritas, dan objektivitas dalam melaksanakan tugas profesionalnya.

10. Seorang akuntan harus memberikan jasa profesional dan menyelesaikannya dengan kompetensi yang profesional.

11. Umumnya waktu 6 sampai 9 bulan merupakan jangka waktu yang memadai bagi auditor untuk merencanaan secara seksama pekerjaan audit yang idealnya waktu perikatan audit sudah diterima oleh auditor 6 sampai dengan 9 bulan sebelum berakhir tahun buku klien.

12. Seorang auditor dapat tidak mengeluarkan pendapat karena tidak memperoleh bukti yang lengkap dan relevan karena adanya pressure dan pembatasan yang ketat oleh klien.

13. Semua anggota IAI tidak boleh melakukan perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.

14. Seorang auditor boleh mengumumkan pembukaan kantor akuntan public dengan memasang iklan di surat kabar.

TEKANAN WAKTU (Almaretta,2010)

No TEKANAN WAKTU FREKUENSI A. KETEPATAN WAKTU 1 2 3 4 5

STS TS N S SS 1. Dalam penegrjaan tugas, anda selalu menyelesaikan sebelum

waktu yang telah ditetapkan.

B. PEMENUHAN TARGET DENGAN WAKTU YANG DITENTUKAN

2. Dengan waktu yang telah ditentukan, tugas yang diberikan dapat dikerjakan dengan sebaik-baiknya.

3. Selama ini anda mampu memenuhi target waktu yang ditentukan.

C. KELONGGARAN WAKTU AUDIT 4. Dengan waktu yang ada, anda mempunyai waktu untuk

bersantai sejenak.

D. BEBAN YANG DITANGGUNG DENGAN KETERBATASAN WAKTU

5. Anda merasa beban pekerjaan anda berat ditambah dengan adanya pembatasan waktu yang ada.

133

MOTIVASI (Dwilita, 2009 dengan modifikasi)

No MOTIVASI Frekuensi A. MOTIVASI AKAN KEBUTUHAN FISIOLOGIS

(kebutuhan pangan,sandang, papan) 1 2 3 4 5

STS TS N S SS 1. Gaji yang diberikan kepada saya, sesuai dengan

tanggung jawab yang saya emban.

2. Sebagai seorang auditor penghasilan saya mampu mencukupi kebutuhan pangan, sandang, papan.

B. KEBUTUHAN AKAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN

3. Tempat saya bekerja merupakan lingkungan yang aman.

C. KEBUTUHAN SOSIAL 4. Rekan-rekan yang ada disini memberikan motivasi saya

dalam bekerja.

D. KEBUTUHAN PENGHARGAAN 5. Pendapat yang anda kemukakan,didengarkan oleh orang

lain dengan baik.

6. Pimpinan menghargai pekerjaan saya.

7. Saya merasa tidak ada tekanan bekerja dari teman-teman yang ada disini.

E. KEBUTUHAN AKAN AKTUALISASI DIRI 8. Kompetensi saya dalam bekerja sangat tinggi.

9. Menurut saya, kemampuan saya sebagai auditor sudah cukup.

10. Saya bekerja sebagai auditor karena saya yakin saya memiliki kemampuan sebagai seorang auditor.

KINERJA AUDITOR (Ahmad,2009)

No KINERJA AUDITOR

FREKUENSI

A. KUALITAS KERJA 1 2 3 4 5 STS TS N S SS

134

1. Saya sering melakukan pembuktian untuk setiap asersi manajemen dalam melakukan pemeriksaan.

2. Dalam setiap menyelesaikan pekerjaan, saya selalu berusaha untuk sesuai dengan ketentuan dan standar yang ada.

3.

Saya mampu membuat audit yang sesuai dengan kondisi yang sebenarnya karena hasil audit bermanfaat bagi orang lain.

4. Terkadang saya merasa kurang yakin dengan apa yang telah saya kerjakan.

5. Saya berani bertanggungjawab terhadap hasil audit yang telah saya lakukan.

B. KUANTITAS KERJA 6. Saya mampu mencapai target kerja yang dibebankan

kepada saya.

7. Saya dapat menyelesaikan tugas audit sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

C. PENGETAHUAN TENTANG PEKERJAAN 8. Saya sering mengembangkan tujuan umum dan tujuan

khusus spesifik yang akan digunakan sebagai dasar pengumpulan bukti.

9. Prosedur audit yang saya buat memberikan prosedur yang jelas dan rinci mengenai tindakan, metode, dan teknik yang akan digunakan untuk memperoleh bukti audit yang kompeten.

10. Saya memahami resiko yang akan saya terima ketika melakukan kesalahan kerja.

11. Saya selalu mengikuti perkembangan informasi yang ada untuk menunjang profesi saya sebagai auditor.

D. PENDAPAT ATAU PERNYATAAN YANG DISIMPULKAN

12. Saya sering member pendapat dalam laporan auditor independen untuk menggambarkan kondisi atau fakta keuangan.

135

13. Saya sering mempertimbangkan faktor ekonomis dan waktu untuk memperoleh bukti audit yang cukup sebagai dasar merumuskan pendapat.

14. Saya sering menggabungkan informasi atau bukti audit yang didapat selama pemeriksaan untuk memperoleh kesimpulan menyeluruh mengenai laporan keuangan.

E. PERENCANAAN KERJA 15. Saya sering menyusun pogram audit terlebih dulu

sebelum melakukan pemeriksaan.

16. Saya sering menyeleksi bukti audit atau informasi yang diperoleh sebelum melakukan pemeriksaan.

17. Program audit yang saya susun merinci mengenai prosedur audit yang digunakan, ukuran sampel yang dipilih, pelaksana audit serta waktunya.

18. Saya sering melakukan pengamatan inspeksi permintaan keterangan untuk memperoleh bukti audit yang kompeten sebelum menyatakan pendapat dalam laporan keuangan auditan.

136

Lampiran 6.

Hasil tabulasi data Validitas dan Reliabilitas

137

Tabulasi data Instrumen Penelitian

Res x1.1 x1.2 x1.3 x1.4 x1.5 x1.6 x1.7 x1.8 x1.9 x1.10 x1.11 x1.12 x1.13 x1.14 x1.15 x1.16 x1.17 x1.18 x1.19 x1.20 x1.21 1 5 2 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3

2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 1 3 3 3 2 3 2 3 2 3

3 1 1 3 1 2 2 2 2 4 3 1 2 3 2 2 4 2 2 1 1 3

4 3 2 4 5 5 3 2 5 3 4 4 4 4 4 3 3 5 3 4 3 4

5 2 2 3 1 2 2 2 2 1 4 1 1 3 1 2 4 2 2 1 1 2

6 4 4 4 5 5 3 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 3 4 4

7 4 3 3 4 4 3 5 4 5 3 4 4 4 5 4 4 4 2 3 3 3

8 3 5 3 4 5 3 5 4 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 5 4

9 2 3 3 2 2 2 5 4 2 2 2 1 3 3 3 2 2 2 2 3 2

10 3 2 2 2 2 3 5 4 5 3 2 2 3 4 4 2 2 2 4 2 2

138

Tabulasi data Instrumen Penelitian

res X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10 X2.11 X2.12 X2.13 X2.14 1 5 3 2 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3

2 1 2 3 3 3 3 2 2 1 3 3 3 2 4

3 2 3 1 2 2 1 2 1 2 3 2 2 1 2

4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3

5 2 2 2 3 3 1 2 1 1 3 1 2 1 2

6 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5

7 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4

8 4 2 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2

9 4 3 3 3 2 2 2 2 1 3 3 3 5 4

10 2 2 2 2 1 3 3 2 2 3 4 4 1 2

139

Tabulasi data Instrumen Penelitian

Res X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 1 4 3 5 4 3

2 3 3 3 3 3

3 1 3 2 1 3

4 3 5 5 3 5

5 1 2 1 1 2

6 5 4 5 4 5

7 4 3 4 3 4

8 3 3 3 2 3

9 3 3 3 5 3

10 1 2 2 1 2

140

Tabulasi data Instrumen Penelitian

Res x4.1 x4.2 x4.3 x4.4 x4.5 x4.6 x4.7 x4.8 x4.9 x4.10 1 2 3 3 4 4 3 1 4 4 4 2 3 2 3 3 3 4 3 2 1 3 3 1 2 2 2 1 2 2 1 2 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 5 2 2 1 2 1 2 3 1 1 3 6 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 7 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4 8 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 9 3 2 3 3 5 4 2 2 1 3

10 2 3 4 4 1 2 1 2 2 3

141

Tabulasi data Instrumen Penelitian

Res Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10 Y.11 Y.12 Y.13 Y.14 Y.15 Y.16 Y.17 Y.18 1 3 4 4 4 2 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4

2 3 3 4 2 2 2 3 3 4 2 2 2 4 2 1 3 3 3

3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 4 3 4 2 1 2 3 2 2

4 5 3 5 3 3 4 3 4 5 3 5 4 5 4 4 4 4 3

5 2 3 2 1 2 3 1 2 1 1 2 3 1 1 1 3 1 2

6 4 4 5 3 3 4 3 5 3 5 5 5 4 5 5 4 5 4

7 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4

8 4 3 5 3 5 4 4 3 5 4 5 5 3 3 5 4 3 5

9 3 3 4 2 2 2 3 3 2 2 3 4 2 2 1 3 3 3

10 1 2 2 1 1 3 1 3 2 2 1 3 1 2 2 3 4 4

142

Lampiran 7. Hasil Tabulasi Variabel

143

res X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10 X1.11 X1.12 X1.13 X1.14 X1.15 jumlah

1 5 3 1 2 4 3 1 4 5 4 5 4 5 5 5 56

2 3 4 3 5 5 3 2 4 4 4 3 2 3 1 3 49

3 5 1 2 4 2 5 4 2 3 4 2 4 3 5 1 47

4 2 3 2 4 2 2 3 2 5 5 4 5 3 5 1 48

5 2 4 2 3 1 3 4 2 5 2 3 2 3 4 3 43

6 3 3 5 3 5 3 3 5 4 3 4 4 3 5 1 54

7 4 4 3 5 5 2 2 2 4 5 3 3 3 5 1 51

8 4 2 4 2 2 2 2 4 3 3 4 5 3 4 1 45

9 4 5 5 3 3 2 3 5 2 5 5 4 3 5 3 57

10 3 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 4 5 4 4 67

11 5 3 5 2 4 5 2 5 5 5 5 5 5 5 4 65

12 3 2 2 5 1 3 2 2 4 4 4 3 4 4 5 48

13 5 2 4 5 3 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 65

14 5 2 5 2 4 4 2 3 4 3 5 5 5 4 4 57

15 4 5 3 5 5 3 5 5 5 4 5 5 4 4 4 66

16 5 5 5 4 5 4 3 5 5 5 3 5 4 5 4 67

17 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 2 4 5 3 65

18 2 3 3 5 4 2 5 5 2 5 2 3 3 2 3 49

19 2 3 2 5 3 3 3 5 2 1 3 4 4 4 4 48

144

20 5 5 2 5 4 5 4 4 2 5 5 4 5 5 3 63

21 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 2 5 67

22 5 5 4 3 5 3 3 3 4 3 5 3 4 5 3 58

23 1 3 2 2 4 2 2 4 4 5 1 3 4 4 4 45

24 2 2 2 3 2 2 1 2 5 1 3 2 4 5 5 41

25 5 5 4 5 3 2 4 5 2 3 3 4 5 5 5 60

26 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 68

27 3 4 2 2 4 3 4 2 2 3 5 2 4 3 4 47

28 2 3 2 2 5 2 2 3 3 2 4 2 4 4 5 45

29 2 4 5 4 3 5 5 4 5 4 5 3 5 4 5 63

30 4 3 4 2 5 4 3 5 5 5 4 2 4 4 4 58

31 2 2 2 3 2 2 1 3 4 3 3 3 2 2 1 35

32 4 5 5 5 4 3 5 5 3 4 4 2 5 5 5 64

33 4 2 4 4 5 4 4 5 5 5 2 3 5 5 4 61

34 4 2 5 1 5 4 2 4 5 4 4 4 5 5 5 59

35 4 3 5 4 5 4 5 5 2 5 3 3 4 4 4 60

36 2 4 3 2 2 2 1 2 1 3 4 2 5 3 4 40

37 4 4 3 2 5 3 5 4 4 5 5 3 4 3 5 59

38 2 2 2 2 5 5 2 2 3 2 2 4 5 5 5 48

39 4 4 4 3 3 5 5 5 4 4 5 2 5 5 5 63

145

40 3 2 2 1 3 3 2 3 3 2 4 3 5 2 2 40

41 5 4 5 2 5 2 4 5 3 4 4 5 5 4 3 60

42 2 3 2 3 5 1 3 5 2 5 2 4 5 5 5 52

43 2 2 2 2 3 2 2 5 2 4 3 2 4 5 4 44

44 3 3 2 2 4 3 1 2 3 5 5 3 4 3 4 47

45 4 4 4 5 1 4 3 4 3 5 2 2 4 5 3 53

46 4 5 4 2 5 3 4 3 5 5 4 2 4 2 5 57

47 4 3 5 5 3 4 1 2 2 5 5 2 4 3 4 52

48 4 4 4 5 3 2 4 4 4 4 2 3 5 3 4 55

49 2 4 5 4 2 3 5 2 5 4 4 4 5 5 4 58

50 4 2 2 3 4 3 2 3 4 2 3 3 2 2 3 42

51 3 5 3 1 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 64

52 4 2 4 1 2 2 2 5 2 5 1 4 5 5 5 49

53 2 4 2 2 1 2 3 5 4 3 4 3 3 2 5 45

54 5 5 3 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 2 5 67

146

res x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 x2.5 x2.6 x2.7 x2.8 x2.9 x2.10 x2.11 x2.12 x2.13 x2.14 jumlah

1 4 5 5 3 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 63 2 2 2 3 5 2 1 5 3 2 2 4 4 2 3 40 3 2 2 3 5 5 2 4 1 5 3 4 4 4 2 46 4 5 2 2 5 5 4 5 4 4 4 3 2 5 1 51 5 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 2 5 3 3 41 6 5 4 3 2 2 4 3 1 4 2 4 3 2 2 41 7 1 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 2 1 35 8 3 5 3 4 3 5 4 3 4 4 4 2 3 4 51 9 4 5 3 5 3 1 1 3 2 4 3 4 5 2 45 10 4 5 5 4 3 4 5 3 4 4 4 5 3 3 56 11 3 4 3 3 3 4 1 1 1 5 5 2 4 3 42 12

1 4 3 2 2 1 5 1 2 3 2 2 3 4 35 13

4 5 4 5 4 1 1 2 2 4 4 5 4 5 50 14

1 3 2 4 5 4 1 5 5 2 5 5 5 5 52 15

1 1 5 4 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 57 16

5 4 5 4 5 5 5 2 2 4 5 4 5 4 59 17

5 5 3 4 4 4 4 3 5 2 3 5 4 5 56 18

1 5 2 2 5 1 1 5 1 3 1 5 5 3 40

147

19 1 1 3 4 4 4 4 4 5 4 4 1 1 1 41

20 4 4 3 4 4 1 1 4 4 2 3 5 4 4 47

21 2 5 3 4 4 5 5 4 5 5 2 5 4 5 58

22 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 1 5 56

23 2 3 4 2 2 1 1 4 3 5 5 5 4 4 45

24 2 3 1 2 3 2 4 4 4 4 4 5 3 5 46

25 4 5 3 1 4 4 5 4 5 5 5 5 2 5 57

26 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 2 5 5 3 59

27 4 4 4 4 4 1 1 4 4 3 4 5 2 4 48

28 4 3 3 2 1 4 4 3 4 2 3 2 5 4 44

29 5 5 3 1 1 1 1 5 5 4 5 3 2 5 46

30 5 3 3 4 1 4 4 4 5 3 4 5 3 2 50

31 4 2 2 2 2 1 1 2 5 2 2 3 4 3 35

32 5 4 5 5 4 4 5 4 2 5 4 5 3 2 57

33 5 5 2 1 2 5 1 4 4 5 3 4 4 2 47

34 4 2 3 4 4 1 3 4 2 5 3 2 4 2 43

35 3 2 4 2 4 5 5 1 5 2 5 3 5 4 50

36 2 3 3 2 3 3 1 5 2 4 5 5 3 4 45

37 2 5 1 4 1 4 4 1 4 2 2 4 3 3 40

148

38 2 5 5 2 5 5 5 5 5 3 2 5 5 3 57

39 5 2 5 5 4 4 5 1 5 2 2 5 2 2 49

40 5 5 2 5 5 2 5 5 5 3 5 4 5 4 60

41 5 3 3 5 4 5 1 5 4 4 2 1 3 2 47

42 2 2 2 1 5 4 2 5 1 3 3 3 3 3 39

43 5 2 4 1 2 2 5 4 4 2 3 2 5 2 43

44 2 3 2 3 4 4 5 5 1 5 2 5 3 3 47

45 2 4 2 2 4 3 5 5 1 3 4 5 5 2 47

46 5 4 5 3 3 5 4 4 1 2 4 1 1 3 45

47 2 2 4 4 3 5 4 5 1 4 2 5 3 3 47

48 5 4 4 4 4 4 5 4 1 2 1 4 1 1 44

49 4 3 5 5 3 3 5 1 4 3 2 5 3 3 49

50 4 3 3 5 4 5 4 3 1 4 3 4 4 3 50

51 5 5 5 4 5 4 5 1 5 5 4 3 3 4 58

52 5 4 3 4 4 5 4 1 4 2 3 4 4 5 52

53 3 5 3 5 3 5 5 5 5 4 5 3 5 5 61

54 5 3 5 2 4 4 2 5 5 3 5 3 5 4 55

149

res x3.1 x3.2 x3.3 x3.4 x3.5 jumlah 1 4 5 2 2 4 17 2 5 4 3 4 3 19 3 5 5 5 5 4 24 4 5 2 2 4 2 15 5 4 4 5 3 5 21 6 5 3 2 5 4 19 7 5 4 2 5 3 19 8 5 4 5 5 4 23 9 5 4 3 5 4 21

10 5 3 5 4 5 22 11 5 5 4 5 4 23 12 4 2 2 3 2 13 13 4 4 4 5 4 21 14 4 3 4 4 4 19 15 4 5 5 5 4 23 16 4 5 4 5 5 23 17 4 4 4 5 3 20 18 4 2 3 3 3 15 19 4 3 5 1 4 17 20 5 4 5 5 2 21 21 4 5 4 5 4 22 22 5 4 5 3 4 21 23 4 4 3 5 4 20 24 2 4 2 2 4 14 25 5 3 5 5 3 21 26 4 3 3 5 3 18 27 2 5 2 4 2 15

150

28 2 3 4 2 3 14 29 3 3 4 2 2 14 30 4 3 4 2 4 17 31 2 2 3 4 4 15 32 5 5 5 4 4 23 33 3 2 3 2 4 14 34 2 3 4 3 4 16 35 2 4 3 5 1 15 36 2 4 3 3 2 14 37 2 3 2 2 4 13 38 5 5 3 5 5 23 39 2 2 2 3 4 13 40 2 5 5 5 5 22 41 2 2 3 2 2 11 42 2 5 2 3 3 15 43 3 4 3 3 4 17 44 4 5 3 2 3 17 45 3 3 5 5 1 17 46 4 3 3 5 5 20 47 1 5 5 3 1 15 48 4 5 5 5 3 22 49 5 5 3 3 2 18 50 3 2 5 3 4 17 51 4 5 4 4 4 21 52 2 3 5 2 2 14 53 4 4 4 4 3 19 54 3 5 5 3 3 19

151

res x4.1 x4.2 x4.3 x4.4 x4.5 x4.6 x4.7 x4.8 x4.9 x4.10 Jumlah 1 2 2 4 5 4 4 4 4 4 3 36 2 2 4 2 2 3 4 4 2 4 2 29 3 4 2 4 5 5 5 3 2 4 2 36 4 3 4 4 5 4 4 2 2 3 1 32 5 5 4 2 2 5 2 5 5 3 3 36 6 2 3 5 2 2 2 3 5 5 3 32 7 4 2 4 2 5 1 5 2 5 2 32 8 5 5 5 4 5 5 4 3 4 3 43 9 4 3 4 5 2 5 4 3 4 3 37

10 3 2 5 4 5 3 5 2 4 2 35 11 5 4 2 4 4 4 5 2 5 4 39 12 3 2 3 4 3 2 5 4 2 3 31 13 3 5 5 5 4 5 4 5 5 5 46 14 5 5 5 5 4 3 5 5 5 2 44 15 4 5 4 5 4 4 5 5 5 2 43 16 3 4 3 5 3 4 4 5 5 3 39 17 5 5 5 2 4 3 5 5 5 3 42 18 2 3 2 3 4 3 5 5 5 2 34 19 5 4 5 4 5 4 4 2 5 2 40 20 4 4 2 4 5 5 3 5 4 1 37 21 5 4 5 5 5 3 4 5 4 4 44 22 1 5 1 3 5 1 4 5 5 2 32 23 2 2 2 4 1 2 1 2 1 1 18 24 2 2 2 2 5 2 2 3 5 5 30 25 5 4 5 3 5 5 4 3 2 2 38 26 5 5 2 5 5 3 3 5 5 5 43 27 4 2 3 4 2 1 5 4 2 4 31 28 2 2 5 3 3 5 5 2 3 2 32 29 2 2 5 4 4 2 5 3 4 1 32

152

30 3 3 2 2 2 2 2 4 3 3 26 31 5 5 4 5 5 5 5 2 4 2 42 32 5 4 3 5 5 5 5 4 3 2 41 33 2 5 3 4 4 2 4 4 2 3 33 34 3 4 4 2 5 5 3 4 5 1 36 35 2 2 3 3 5 4 3 4 5 2 33 36 2 4 4 5 4 5 4 3 4 5 40 37 1 3 1 2 3 4 3 5 3 2 27 38 5 5 5 5 3 5 5 3 5 3 44 39 2 2 1 2 2 4 2 3 3 2 23 40 5 5 5 5 2 3 5 3 5 3 41 41 5 3 3 3 2 4 5 3 5 2 35 42 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 47 43 3 3 2 2 2 2 5 1 5 1 26 44 3 3 1 5 1 5 1 5 5 5 34 45 1 1 3 1 2 5 1 1 5 1 21 46 2 1 1 1 4 1 5 5 5 5 30 47 2 3 3 1 4 3 3 3 2 2 26 48 3 5 5 5 5 3 5 3 5 2 41 49 5 3 3 3 3 5 3 3 5 5 38 50 3 3 2 5 3 2 2 4 3 4 31 51 4 2 5 4 3 4 4 5 5 5 41 52 4 4 4 3 2 4 5 2 3 4 35 53 5 4 5 4 4 3 5 5 5 5 45 54 5 4 3 5 4 5 4 3 5 2 40

153

RES Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 Y18 JUMLAH

1 3 4 5 1 2 3 4 5 3 4 4 5 4 2 4 3 5 2 63

2 4 3 4 3 2 3 4 2 3 4 3 4 4 4 2 2 4 4 59

3 4 2 5 2 4 4 4 2 5 1 3 5 4 2 2 3 5 2 59

4 4 5 2 3 2 2 5 4 1 2 3 5 5 2 3 1 5 2 56

5 1 1 5 5 5 4 1 2 5 4 2 3 3 2 4 4 3 2 56

6 4 1 2 1 2 3 4 2 3 5 4 4 2 3 3 4 4 5 56

7 4 3 4 3 2 5 3 2 3 3 3 1 4 3 2 4 3 3 55

8 5 2 5 3 5 4 4 3 5 4 4 2 4 3 3 5 5 3 69

9 5 4 3 2 2 5 3 1 5 4 2 2 4 2 4 2 5 5 60

10 3 5 4 4 4 5 3 2 4 5 4 5 4 4 2 3 5 5 71

11 2 5 4 2 4 5 2 4 3 4 4 5 2 4 3 4 5 5 67

12 4 3 5 4 2 3 2 4 2 3 3 2 3 4 3 2 5 3 57

13 5 2 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 2 5 5 3 77

14 5 2 4 5 5 3 5 5 3 5 3 3 3 5 2 5 5 3 71

15 5 2 3 5 4 4 3 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 75

16 4 2 5 2 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 2 3 71

17 4 2 3 2 4 3 4 4 3 5 5 4 4 3 3 5 5 5 68

18 4 3 3 2 4 3 2 5 3 5 4 4 4 2 3 1 4 3 59

154

19 4 2 3 1 4 3 2 4 4 2 5 4 4 2 5 4 5 3 61

20 4 1 4 2 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 3 5 3 65

21 4 5 5 4 5 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 5 5 5 75

22 4 5 1 2 1 5 1 5 4 4 4 5 4 4 4 3 5 4 65

23 5 1 5 4 4 5 5 1 1 3 5 5 4 1 3 1 2 1 56

24 4 1 4 1 4 1 1 2 4 5 2 1 1 4 1 5 5 5 51

25 3 5 4 3 2 5 3 2 4 3 3 4 2 3 4 5 3 4 62

26 2 5 5 5 5 3 3 4 5 5 4 3 1 3 2 4 4 3 66

27 3 5 4 2 4 2 4 2 4 4 5 3 1 3 3 1 5 2 57

28 2 5 2 2 2 1 5 2 5 4 5 2 1 2 4 2 4 4 54

29 2 5 1 1 5 2 2 4 3 5 4 3 3 3 3 3 4 4 57

30 4 4 2 4 3 2 4 4 5 5 5 2 2 2 3 2 4 4 61

31 3 5 2 4 3 3 2 1 3 5 4 2 3 2 3 4 5 4 58

32 4 4 3 3 5 2 2 2 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 64

33 4 5 4 2 3 2 5 2 4 4 4 2 3 2 2 4 4 4 60

34 2 5 3 1 5 2 5 1 4 2 5 2 4 2 3 4 4 4 58

35 4 4 5 2 4 1 3 3 5 2 5 4 2 3 3 4 4 2 60

36 4 4 4 3 4 2 3 3 4 3 4 4 1 3 3 2 4 1 56

37 4 5 3 2 4 2 3 2 4 2 3 5 2 4 3 3 4 4 59

155

38 2 3 5 2 5 1 3 2 5 5 3 3 3 4 4 5 5 4 64

39 2 2 3 3 3 1 3 2 5 5 3 4 2 5 3 4 4 3 57

40 1 5 5 5 5 3 5 3 5 3 4 3 2 4 4 4 4 4 69

41 2 5 2 2 3 2 3 2 5 5 4 2 2 4 4 4 3 4 58

42 5 4 3 5 5 1 1 1 1 1 4 2 4 1 4 5 5 1 53

43 1 1 3 1 1 1 3 1 5 3 3 3 1 1 1 4 2 3 38

44 2 4 5 1 1 2 5 1 5 1 4 2 2 2 1 3 2 4 47

45 2 1 3 5 4 1 5 2 5 5 4 4 2 3 4 3 4 4 61

46 5 3 5 3 5 4 5 2 5 4 3 2 3 4 4 4 4 3 68

47 1 4 4 3 3 5 4 1 5 3 4 2 1 2 5 2 4 1 54

48 3 3 5 3 4 5 5 2 5 3 3 2 2 3 4 2 4 3 61

49 2 3 5 4 5 4 4 1 5 4 4 2 2 2 4 3 5 4 63

50 3 4 4 3 2 2 4 3 2 2 5 3 4 3 3 2 3 3 55

51 4 4 4 4 4 4 4 5 1 2 1 5 5 5 5 5 2 4 68

52 3 4 3 2 4 3 2 4 3 4 3 5 2 4 3 2 3 2 56

53 2 5 4 4 4 5 3 2 4 5 3 2 4 5 3 4 5 4 68

54 4 2 3 5 4 5 3 5 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 78

156

Lampiran 8.

Hasil Analisis Diskriptif

157

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation VAR00001 54 33.00 35.00 68.00 54.3704 8.79171 Valid N (listwise) 54

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation VAR00002 54 28.00 35.00 63.00 48.5926 7.12826 Valid N (listwise) 54

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation VAR00003 54 13.00 11.00 24.00 18.1667 3.42989 Valid N (listwise) 54

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation VAR00004 54 29.00 18.00 47.00 35.5370 6.58389 Valid N (listwise) 54

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation VAR00005 54 40.00 38.00 78.00 61.3333 7.51602 Valid N (listwise) 54

158

Lampiran 9.

Uji Validitas dan Reliabilitas

159

VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL X1

Correlations

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10 X1.11 X1.12 X1.13 X1.14 X1.15 X1.16 X1.17 X1.18 X1.19 X1.20 X1.21 TOTAL X1

X1.1 Pearson Correlation 1 .328 .170 .758* .504 .797** .339 .636* .281 .428 .826** .708* .730* .615 .854** .091 .548 .544 .636* .658* .354 .767**

Sig. (2-tailed) .355 .640 .011 .138 .006 .338 .048 .432 .218 .003 .022 .016 .058 .002 .803 .101 .104 .048 .039 .316 .010

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X1.2 Pearson Correlation .328 1 .233 .522 .651* .353 .721* .518 -.111 -.112 .487 .367 .539 .393 .336 .375 .524 .535 .250 .805** .464 .620

Sig. (2-tailed) .355 .516 .122 .041 .317 .019 .125 .761 .758 .153 .296 .108 .261 .342 .285 .120 .111 .486 .005 .177 .056

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X1.3 Pearson Correlation .170 .233 1 .629 .688* .122 -.235 .425 -.157 .493 .588 .563 .557 .266 -.050 .499 .764* .692* .055 .327 .719* .513

Sig. (2-tailed) .640 .516 .051 .028 .738 .514 .221 .665 .148 .074 .090 .094 .458 .892 .142 .010 .027 .879 .356 .019 .129

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X1.4 Pearson Correlation .758* .522 .629 1 .910** .800** .272 .847** .208 .400 .949** .844** .899** .740* .629 .255 .937** .773** .709* .786** .804** .948**

Sig. (2-tailed) .011 .122 .051 .000 .005 .446 .002 .565 .252 .000 .002 .000 .014 .052 .478 .000 .009 .022 .007 .005 .000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

160

X1.5 Pearson Correlation .504 .651* .688* .910** 1 .671* .228 .698* .103 .382 .808** .773** .867** .604 .358 .478 .973** .764* .541 .732* .916** .879**

Sig. (2-tailed) .138 .041 .028 .000 .034 .526 .025 .777 .277 .005 .009 .001 .064 .310 .162 .000 .010 .106 .016 .000 .001

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X1.6 Pearson Correlation .797** .353 .122 .800** .671* 1 .341 .673* .386 .307 .724* .631 .655* .717* .758* -.022 .674* .488 .890** .594 .563 .789**

Sig. (2-tailed) .006 .317 .738 .005 .034 .335 .033 .270 .389 .018 .050 .040 .020 .011 .953 .033 .153 .001 .070 .090 .007

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X1.7 Pearson Correlation .339 .721* -.235 .272 .228 .341 1 .525 .360 -.476 .359 .215 .223 .620 .656* -.007 .166 .166 .377 .559 .000 .472

Sig. (2-tailed) .338 .019 .514 .446 .526 .335 .119 .307 .164 .309 .551 .536 .056 .040 .984 .647 .646 .283 .093 1.000 .168

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X1.8 Pearson Correlation .636* .518 .425 .847** .698* .673* .525 1 .329 .140 .855** .709* .697* .830** .745* -.010 .734* .667* .802** .749* .514 .866**

Sig. (2-tailed) .048 .125 .221 .002 .025 .033 .119 .353 .700 .002 .022 .025 .003 .013 .978 .016 .035 .005 .013 .129 .001

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X1.9 Pearson Correlation .281 -.111 -.157 .208 .103 .386 .360 .329 1 -.036 .359 .505 .231 .693* .596 .130 .185 .057 .406 .012 .099 .399

Sig. (2-tailed) .432 .761 .665 .565 .777 .270 .307 .353 .921 .308 .137 .521 .026 .069 .720 .609 .875 .245 .973 .785 .254

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

161

X1.10

Pearson Correlation .428 -.112 .493 .400 .382 .307 -.476 .140 -.036 1 .424 .540 .469 .013 .083 .482 .455 .582 .140 .075 .403 .350

Sig. (2-tailed) .218 .758 .148 .252 .277 .389 .164 .700 .921 .222 .107 .172 .971 .819 .159 .186 .078 .700 .837 .248 .322

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X1.11

Pearson Correlation .826** .487 .588 .949** .808** .724* .359 .855** .359 .424 1 .925** .905** .800** .745* .345 .866** .787** .630 .760* .681* .965**

Sig. (2-tailed) .003 .153 .074 .000 .005 .018 .309 .002 .308 .222 .000 .000 .005 .013 .329 .001 .007 .051 .011 .030 .000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X1.12

Pearson Correlation .708* .367 .563 .844** .773** .631 .215 .709* .505 .540 .925** 1 .917** .707* .622 .554 .823** .789** .498 .644* .728* .910**

Sig. (2-tailed) .022 .296 .090 .002 .009 .050 .551 .022 .137 .107 .000 .000 .022 .055 .096 .003 .007 .143 .045 .017 .000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X1.13

Pearson Correlation .730* .539 .557 .899** .867** .655* .223 .697* .231 .469 .905** .917** 1 .590 .535 .498 .857** .745* .498 .801** .775** .904**

Sig. (2-tailed) .016 .108 .094 .000 .001 .040 .536 .025 .521 .172 .000 .000 .073 .111 .143 .002 .013 .143 .005 .009 .000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X1.14

Pearson Correlation .615 .393 .266 .740* .604 .717* .620 .830** .693* .013 .800** .707* .590 1 .833** .092 .679* .439 .746* .512 .435 .832**

Sig. (2-tailed) .058 .261 .458 .014 .064 .020 .056 .003 .026 .971 .005 .022 .073 .003 .800 .031 .204 .013 .130 .209 .003

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

162

X1.15

Pearson Correlation .854** .336 -.050 .629 .358 .758* .656* .745* .596 .083 .745* .622 .535 .833** 1 -.080 .413 .398 .745* .578 .173 .738*

Sig. (2-tailed) .002 .342 .892 .052 .310 .011 .040 .013 .069 .819 .013 .055 .111 .003 .827 .236 .254 .013 .080 .634 .015

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X1.16

Pearson Correlation .091 .375 .499 .255 .478 -.022 -.007 -.010 .130 .482 .345 .554 .498 .092 -.080 1 .461 .519 -.307 .207 .514 .381

Sig. (2-tailed) .803 .285 .142 .478 .162 .953 .984 .978 .720 .159 .329 .096 .143 .800 .827 .180 .124 .388 .566 .129 .277

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X1.17

Pearson Correlation .548 .524 .764* .937** .973** .674* .166 .734* .185 .455 .866** .823** .857** .679* .413 .461 1 .767** .563 .645* .886** .894**

Sig. (2-tailed) .101 .120 .010 .000 .000 .033 .647 .016 .609 .186 .001 .003 .002 .031 .236 .180 .010 .090 .044 .001 .000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X1.18

Pearson Correlation .544 .535 .692* .773** .764* .488 .166 .667* .057 .582 .787** .789** .745* .439 .398 .519 .767** 1 .371 .716* .770** .797**

Sig. (2-tailed) .104 .111 .027 .009 .010 .153 .646 .035 .875 .078 .007 .007 .013 .204 .254 .124 .010 .291 .020 .009 .006

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X1.19

Pearson Correlation .636* .250 .055 .709* .541 .890** .377 .802** .406 .140 .630 .498 .498 .746* .745* -.307 .563 .371 1 .510 .385 .689*

Sig. (2-tailed) .048 .486 .879 .022 .106 .001 .283 .005 .245 .700 .051 .143 .143 .013 .013 .388 .090 .291 .132 .271 .028

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

163

X1.20

Pearson Correlation .658* .805** .327 .786** .732* .594 .559 .749* .012 .075 .760* .644* .801** .512 .578 .207 .645* .716* .510 1 .620 .811**

Sig. (2-tailed) .039 .005 .356 .007 .016 .070 .093 .013 .973 .837 .011 .045 .005 .130 .080 .566 .044 .020 .132 .056 .004

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X1.21

Pearson Correlation .354 .464 .719* .804** .916** .563 .000 .514 .099 .403 .681* .728* .775** .435 .173 .514 .886** .770** .385 .620 1 .748*

Sig. (2-tailed) .316 .177 .019 .005 .000 .090 1.000 .129 .785 .248 .030 .017 .009 .209 .634 .129 .001 .009 .271 .056 .013

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

VAR00022

Pearson Correlation .767** .620 .513 .948** .879** .789** .472 .866** .399 .350 .965** .910** .904** .832** .738* .381 .894** .797** .689* .811** .748* 1

Sig. (2-tailed) .010 .056 .129 .000 .001 .007 .168 .001 .254 .322 .000 .000 .000 .003 .015 .277 .000 .006 .028 .004 .013

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

164

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.950 .956 21

165

VALIDITAS DAN RELIABILITAS X2

Correlations

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10 X2.11 X2.12 X2.13 X2.14

TOTAL X2

X2.1 Pearson Correlation 1 .669* .543 .576 .501 .534 .669* .818** .781** .818** .507 .536 .838** .406 .816**

Sig. (2-tailed) .034 .105 .082 .140 .112 .034 .004 .008 .004 .135 .110 .002 .245 .004

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X2.2 Pearson Correlation .669* 1 .704* .645* .612 .545 .800** .754* .776** .600 .674* .401 .623 .670* .836**

Sig. (2-tailed) .034 .023 .044 .060 .103 .005 .012 .008 .067 .033 .251 .055 .034 .003

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X2.3 Pearson Correlation .543 .704* 1 .568 .701* .616 .792** .783** .602 .616 .764* .494 .664* .767** .844**

Sig. (2-tailed) .105 .023 .087 .024 .058 .006 .007 .065 .058 .010 .147 .036 .010 .002

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X2.4 Pearson Correlation .576 .645* .568 1 .659* .704* .516 .681* .546 .516 .435 .518 .625 .742* .754*

Sig. (2-tailed) .082 .044 .087 .038 .023 .126 .030 .102 .126 .209 .125 .053 .014 .012

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

166

X2.5 Pearson Correlation .501 .612 .701* .659* 1 .408 .612 .662* .605 .612 .309 .191 .409 .606 .682*

Sig. (2-tailed) .140 .060 .024 .038 .242 .060 .037 .064 .060 .384 .597 .240 .063 .030

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X2.6 Pearson Correlation .534 .545 .616 .704* .408 1 .727* .850** .712* .636* .834** .923** .547 .636* .838**

Sig. (2-tailed) .112 .103 .058 .023 .242 .017 .002 .021 .048 .003 .000 .102 .048 .002

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X2.7 Pearson Correlation .669* .800** .792** .516 .612 .727* 1 .905** .917** .800** .842** .668* .484 .479 .892**

Sig. (2-tailed) .034 .005 .006 .126 .060 .017 .000 .000 .005 .002 .035 .156 .161 .001

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X2.8 Pearson Correlation .818** .754* .783** .681* .662* .850** .905** 1 .925** .905** .800** .745* .720* .592 .975**

Sig. (2-tailed) .004 .012 .007 .030 .037 .002 .000 .000 .000 .005 .013 .019 .071 .000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X2.9 Pearson Correlation .781** .776** .602 .546 .605 .712* .917** .925** 1 .917** .707* .622 .522 .358 .873**

Sig. (2-tailed) .008 .008 .065 .102 .064 .021 .000 .000 .000 .022 .055 .122 .310 .001

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

167

X2.10 Pearson Correlation .818** .600 .616 .516 .612 .636* .800** .905** .917** 1 .590 .535 .623 .287 .827**

Sig. (2-tailed) .004 .067 .058 .126 .060 .048 .005 .000 .000 .073 .111 .055 .421 .003

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X2.11 Pearson Correlation .507 .674* .764* .435 .309 .834** .842** .800** .707* .590 1 .833** .542 .621 .829**

Sig. (2-tailed) .135 .033 .010 .209 .384 .003 .002 .005 .022 .073 .003 .106 .055 .003

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X2.12 Pearson Correlation .536 .401 .494 .518 .191 .923** .668* .745* .622 .535 .833** 1 .481 .486 .733*

Sig. (2-tailed) .110 .251 .147 .125 .597 .000 .035 .013 .055 .111 .003 .160 .154 .016

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X2.13 Pearson Correlation .838** .623 .664* .625 .409 .547 .484 .720* .522 .623 .542 .481 1 .669* .781**

Sig. (2-tailed) .002 .055 .036 .053 .240 .102 .156 .019 .122 .055 .106 .160 .034 .008

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X2.14 Pearson Correlation .406 .670* .767** .742* .606 .636* .479 .592 .358 .287 .621 .486 .669* 1 .729*

Sig. (2-tailed) .245 .034 .010 .014 .063 .048 .161 .071 .310 .421 .055 .154 .034 .017

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

168

VAR00015

Pearson Correlation .816** .836** .844** .754* .682* .838** .892** .975** .873** .827** .829** .733* .781** .729* 1

Sig. (2-tailed) .004 .003 .002 .012 .030 .002 .001 .000 .001 .003 .003 .016 .008 .017

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.956 .961 14

169

VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL X3

Correlations

X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 TOTAL X3

X3.1 Pearson Correlation 1 .563 .874** .807** .720* .924**

Sig. (2-tailed) .090 .001 .005 .019 .000

N 10 10 10 10 10 10

X3.2 Pearson Correlation .563 1 .778** .474 .922** .810**

Sig. (2-tailed) .090 .008 .166 .000 .005

N 10 10 10 10 10 10

X3.3 Pearson Correlation .874** .778** 1 .713* .821** .954**

Sig. (2-tailed) .001 .008 .021 .004 .000

N 10 10 10 10 10 10

X3.4 Pearson Correlation .807** .474 .713* 1 .510 .828**

Sig. (2-tailed) .005 .166 .021 .132 .003

N 10 10 10 10 10 10

170

X3.5 Pearson Correlation .720* .922** .821** .510 1 .873**

Sig. (2-tailed) .019 .000 .004 .132 .001

N 10 10 10 10 10 10

VAR00006 Pearson Correlation .924** .810** .954** .828** .873** 1

Sig. (2-tailed) .000 .005 .000 .003 .001

N 10 10 10 10 10 10

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.919 .927 5

171

VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL X4

Correlations

X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 X4.6 X4.7 X4.8 X4.9 X4.10 TOTAL X4

X4.1 Pearson Correlation 1 .792** .764* .494 .695* .731* .485 .783** .602 .616 .821**

Sig. (2-tailed) .006 .010 .147 .026 .016 .156 .007 .065 .058 .004

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X4.2 Pearson Correlation .792** 1 .842** .668* .600 .602 .803** .905** .917** .800** .930**

Sig. (2-tailed) .006 .002 .035 .067 .066 .005 .000 .000 .005 .000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X4.3 Pearson Correlation .764* .842** 1 .833** .751* .639* .734* .800** .707* .590 .898**

Sig. (2-tailed) .010 .002 .003 .012 .047 .016 .005 .022 .073 .000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X4.4 Pearson Correlation .494 .668* .833** 1 .756* .515 .828** .745* .622 .535 .809**

Sig. (2-tailed) .147 .035 .003 .011 .128 .003 .013 .055 .111 .005

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

172

X4.5 Pearson Correlation .695* .600 .751* .756* 1 .537 .531 .801** .581 .686* .811**

Sig. (2-tailed) .026 .067 .012 .011 .110 .114 .005 .078 .029 .004

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X4.6 Pearson Correlation .731* .602 .639* .515 .537 1 .525 .708* .569 .602 .741*

Sig. (2-tailed) .016 .066 .047 .128 .110 .119 .022 .086 .066 .014

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X4.7 Pearson Correlation .485 .803** .734* .828** .531 .525 1 .830** .841** .688* .840**

Sig. (2-tailed) .156 .005 .016 .003 .114 .119 .003 .002 .028 .002

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X4.8 Pearson Correlation .783** .905** .800** .745* .801** .708* .830** 1 .925** .905** .979**

Sig. (2-tailed) .007 .000 .005 .013 .005 .022 .003 .000 .000 .000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

X4.9 Pearson Correlation .602 .917** .707* .622 .581 .569 .841** .925** 1 .917** .895**

Sig. (2-tailed) .065 .000 .022 .055 .078 .086 .002 .000 .000 .000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

173

X4.10 Pearson Correlation .616 .800** .590 .535 .686* .602 .688* .905** .917** 1 .850**

Sig. (2-tailed) .058 .005 .073 .111 .029 .066 .028 .000 .000 .002

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

VAR00011

Pearson Correlation .821** .930** .898** .809** .811** .741* .840** .979** .895** .850** 1

Sig. (2-tailed) .004 .000 .000 .005 .004 .014 .002 .000 .000 .002

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.953 .960 10

174

VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL Y

Correlations

Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 Y1.7 Y1.8 Y1.9 Y1.10 Y1.11 Y1.12 Y1.13 Y1.14 Y1.15 Y1.16 Y1.17 Y1.18 TOTAL Y

Y1.1 Pearson Correlation 1 .616 .912** .730

* .743* .569 .743* .616 .783** .498 .868** .525 .853** .743* .675* .792** .497 .346 .880**

Sig. (2-tailed) .058 .000 .016 .014 .086 .014 .058 .007 .143 .001 .119 .002 .014 .032 .006 .144 .328 .001

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Y1.2 Pearson Correlation .616 1 .638* .767

** .436 .469 .693* .571 .409 .456 .388 .361 .639* .775** .552 .714* .445 .405 .702*

Sig. (2-tailed) .058 .047 .010 .208 .171 .026 .084 .240 .185 .268 .306 .047 .008 .098 .020 .197 .245 .024

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Y1.3 Pearson Correlation .912** .638* 1 .699

* .666* .598 .892** .758* .800** .504 .758* .522 .816** .787** .678* .758* .560 .570 .904**

Sig. (2-tailed) .000 .047 .025 .036 .068 .001 .011 .005 .138 .011 .122 .004 .007 .031 .011 .092 .086 .000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Y1.4 Pearson Correlation .730* .767** .699* 1 .613 .362 .789** .390 .736* .760* .558 .560 .800** .809** .773** .878** .534 .532 .854**

Sig. (2-tailed) .016 .010 .025 .059 .304 .007 .265 .015 .011 .094 .092 .005 .005 .009 .001 .112 .113 .002

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

175

Y1.5 Pearson Correlation .743* .436 .666* .613 1 .533 .597 .269 .663* .544 .821** .639* .469 .487 .717* .718* .318 .549 .754*

Sig. (2-tailed) .014 .208 .036 .059 .113 .069 .452 .037 .104 .004 .047 .172 .153 .020 .019 .371 .100 .012

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Y1.6 Pearson Correlation .569 .469 .598 .362 .533 1 .438 .742* .495 .269 .545 .462 .395 .703* .732* .742* .473 .625 .696*

Sig. (2-tailed) .086 .171 .068 .304 .113 .206 .014 .145 .452 .103 .179 .259 .023 .016 .014 .167 .054 .025

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Y1.7 Pearson Correlation .743* .693* .892** .789

** .597 .438 1 .539 .799** .471 .500 .433 .736* .690* .603 .718* .393 .647* .810**

Sig. (2-tailed) .014 .026 .001 .007 .069 .206 .108 .006 .170 .141 .212 .015 .027 .065 .019 .261 .043 .005

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Y1.8 Pearson Correlation .616 .571 .758* .390 .269 .742* .539 1 .452 .328 .500 .344 .596 .829** .570 .600 .758* .546 .721*

Sig. (2-tailed) .058 .084 .011 .265 .452 .014 .108 .189 .355 .141 .330 .069 .003 .085 .067 .011 .103 .019

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Y1.9 Pearson Correlation .783** .409 .800** .736

* .663* .495 .799** .452 1 .482 .571 .294 .843** .648* .678* .754* .470 .592 .811**

Sig. (2-tailed) .007 .240 .005 .015 .037 .145 .006 .189 .159 .085 .410 .002 .043 .031 .012 .171 .071 .004

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

176

Y1.10 Pearson Correlation .498 .456 .504 .760

* .544 .269 .471 .328 .482 1 .632* .771** .550 .692* .836** .737* .531 .501 .741*

Sig. (2-tailed) .143 .185 .138 .011 .104 .452 .170 .355 .159 .050 .009 .100 .027 .003 .015 .114 .141 .014

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Y1.11 Pearson Correlation .868** .388 .758* .558 .821** .545 .500 .500 .571 .632* 1 .770** .586 .614 .733* .714* .445 .327 .800**

Sig. (2-tailed) .001 .268 .011 .094 .004 .103 .141 .141 .085 .050 .009 .075 .059 .016 .020 .197 .356 .005

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Y1.12 Pearson Correlation .525 .361 .522 .560 .639* .462 .433 .344 .294 .771** .770** 1 .256 .571 .785** .688* .348 .476 .679*

Sig. (2-tailed) .119 .306 .122 .092 .047 .179 .212 .330 .410 .009 .009 .474 .085 .007 .028 .325 .165 .031

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Y1.13 Pearson Correlation .853** .639* .816** .800

** .469 .395 .736* .596 .843** .550 .586 .256 1 .787** .614 .745* .565 .325 .818**

Sig. (2-tailed) .002 .047 .004 .005 .172 .259 .015 .069 .002 .100 .075 .474 .007 .059 .013 .089 .359 .004

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Y1.14 Pearson Correlation .743* .775** .787** .809

** .487 .703* .690* .829** .648* .692* .614 .571 .787** 1 .850** .905** .800** .642* .924**

Sig. (2-tailed) .014 .008 .007 .005 .153 .023 .027 .003 .043 .027 .059 .085 .007 .002 .000 .005 .046 .000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

177

Y1.15 Pearson Correlation .675* .552 .678* .773

** .717* .732* .603 .570 .678* .836** .733* .785** .614 .850** 1 .951** .603 .719* .909**

Sig. (2-tailed) .032 .098 .031 .009 .020 .016 .065 .085 .031 .003 .016 .007 .059 .002 .000 .065 .019 .000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Y1.16 Pearson Correlation .792** .714* .758* .878

** .718* .742* .718* .600 .754* .737* .714* .688* .745* .905** .951** 1 .590 .655* .947**

Sig. (2-tailed) .006 .020 .011 .001 .019 .014 .019 .067 .012 .015 .020 .028 .013 .000 .000 .073 .040 .000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Y1.17 Pearson Correlation .497 .445 .560 .534 .318 .473 .393 .758* .470 .531 .445 .348 .565 .800** .603 .590 1 .625 .697*

Sig. (2-tailed) .144 .197 .092 .112 .371 .167 .261 .011 .171 .114 .197 .325 .089 .005 .065 .073 .053 .025

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Y1.18 Pearson Correlation .346 .405 .570 .532 .549 .625 .647* .546 .592 .501 .327 .476 .325 .642* .719* .655* .625 1 .693*

Sig. (2-tailed) .328 .245 .086 .113 .100 .054 .043 .103 .071 .141 .356 .165 .359 .046 .019 .040 .053 .026

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

VAR00019

Pearson Correlation .880** .702* .904** .854

** .754* .696* .810** .721* .811** .741* .800** .679* .818** .924** .909** .947** .697* .693* 1

Sig. (2-tailed) .001 .024 .000 .002 .012 .025 .005 .019 .004 .014 .005 .031 .004 .000 .000 .000 .025 .026

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

178

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.962 .966 18

179

Lampiran 10. Uji normalita

180

180

Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 54 Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 4.38941930 Most Extreme Differences Absolute .103

Positive .076 Negative -.103

Kolmogorov-Smirnov Z .757 Asymp. Sig. (2-tailed) .616 a. Test distribution is Normal.

181

Lampiran 11. Uji Asumsi Klasik Uji Heterokedastisitas dan

Uji Multikolinieritas

182

Uji Heterokedastisitas

Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.314 3.444 1.253 .216

X1 -.041 .051 -.125 -.817 .418

X2 -.055 .068 -.135 -.812 .421

X3 .144 .138 .169 1.041 .303

X4 .035 .070 .080 .507 .614 a. Dependent Variable: Abs_res

183

183

Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 10.501 5.335 1.969 .055 X1 .320 .078 .374 4.078 .000 .826 1.210

X2 .224 .105 .213 2.137 .038 .702 1.424

X3 .582 .213 .266 2.727 .009 .734 1.363

X4 .337 .108 .295 3.118 .003 .778 1.285 a. Dependent Variable: Y

184

184

Lampiran 12. Uji Regresi

185

Analisis Regresi Berganda

Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1972.849 4 493.212 23.667 .000a

Residual 1021.151 49 20.840 Total 2994.000 53

a. Predictors: (Constant), X4, X1, X3, X2 b. Dependent Variable: Y

Uji R2

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .812a .659 .631 4.56506 a. Predictors: (Constant), X4, X1, X3, X2

Uji t Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 10.501 5.335 1.969 .055

X1 .320 .078 .374 4.078 .000

X2 .224 .105 .213 2.137 .038

X3 .582 .213 .266 2.727 .009

X4 .337 .108 .295 3.118 .003 a. Dependent Variable: Y

186

Uji r 2

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Correlations

B Std. Error Beta Zero-order Partial Part

1 (Constant) 10.501 5.335 1.969 .055

X1 .320 .078 .374 4.078 .000 .585 .503 .340

X2 .224 .105 .213 2.137 .038 .580 .292 .178

X3 .582 .213 .266 2.727 .009 .575 .363 .228

X4 .337 .108 .295 3.118 .003 .556 .407 .260 a. Dependent Variable: Y

187

Lampiran 13. Surat Ijin Penelitian

188

189

Lampiran 14. Surat Keterangan Telah

Melakukan Penelitian

190