pengaruh tiongkok dalam perdagangan maritim di pelabuhan …

137
PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN MALAKA ABAD XV Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Humaniora (S. Hum) Oleh : Ika Wahyuni NIM : 11140220000096 JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

Upload: others

Post on 29-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN

MARITIM DI PELABUHAN MALAKA ABAD XV

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Humaniora (S. Hum)

Oleh :

Ika Wahyuni

NIM : 11140220000096

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …
Page 3: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …
Page 4: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …
Page 5: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

i

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Pengaruh Tiongkok dalam Perdagangan

Maritim di Pelabuhan Malaka Abad XV. Tujuan penulisan dari

judul tersebut adalah untuk mengetahui kontribusi Dinasti Ming

di Tiongkok dalam dinamika perekonomian di Pelabuhan

Malaka, pelabuhan yang menjadi pasar internasional sepanjang

abad XV. Pentingnya kajian maritim untuk perkembangan ilmu

sejarah menjadi alasan mengapa tema ini menarik untuk dibahas

dan ditulis.

Penelitian ini menggunakan metode historis dengan penulisan

deskriptif-analisis. Hasil temuan skripsi ini bersifat kualitatif

dengan data-data yang diperoleh dari berbagai literatur lokal

maupun internasional. Untuk menganalisa hubungan yang

dilakukan antara Malaka dan Tiongkok, teori yang digunakan

adalah teori dependensi (ketergantungan). Malaka, sebagai daerah

vasal dari Dinasti Ming, berusaha menjalin kerjasama untuk

memenuhi misi kepentingan wilayah masing-masing

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa adanya motif politik yang

mengawali hubungan keduanya. Dinasti Ming melindungi

Kerajaan Malaka dari serangan Kerajaan Siam dan Kerajaan

Majapahit, kemudian Dinasti Ming mengangkat dan

mengukuhkan Parameswara sebagai raja di Kerajaan Malaka.

Hubungan tersebut memberikan efek atau pengaruh terhadap

bidang perekonomian. Tiongkok menyumbangkan keuntungan

terbesar bagi perdagangan di Malaka. Begitu pula saat terjadinya

perpindahan ibukota Dinasti Ming, volume perdagangan bagi

Malaka dan beberapa daerah pusat perdagangan di Asia Tenggara

menurun di Tiongkok.

Kata kunci: Maritim, Pelabuhan Malaka, Tiongkok, Abad XV

Page 6: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur semoga selalu

tercurahkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah

memberi kasih sayang kepada kita, sehingga kita dapat menjalani

kehidupan berkat rahmatNya. Tak lupa juga, Shalawat serta

salam yang selalu kita persembahkan kepada junjungan agung

Nabi Muhammad SAW beserta sahabat-sahabatnya, yang telah

membawa kita ke jalan Dinul Islam.

Dalam rangka memenuhi dan menyelesaikan syarat studi

strata satu (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, maka dengan itu penulis telah menulis karya ilmiah

berbentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Tiongkok dalam

Perdagangan Maritim di Pelabuhan Malaka Abad XV”.

Kajian maritim merupakan kajian yang menarik bagi

penulis, terlebih Malaka, sebuah pelabuhan yang telah

menorehkan pelajaran dan sejarah besar bagi dunia kemaritiman

di Nusantara. Malaka tidak sekedar nama tempat, akan tetapi

Malaka adalah pintu gerbang peradaban Nusantara, beragam adat,

budaya, bahasa, etnis dan ras dari berbagai negara singgah disini.

Untuk menelusuri jejak kejayaan maritim di Malaka, sekiranya

penting bagi kita untuk memperdalam khazanah keilmuan dan

naskah-naskah lokal mengenai Malaka.

Dalam proses pengkajian dan penelusuran jejak-jejak

peninggalan Tiongkok di Malaka, penulis banyak menemui

Page 7: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

iv

tantangan dan kesulitan. Akan tetapi, berkat dorongan semangat

dan do’a dari berbagai pihak, penulis mampu menyelesaikan

karya tulis ini dengan baik. Oleh karena itu, izinkan penulis

menghaturkan ucapan terimakasih sebagai bentuk apresiasi

kepada beberapa pihak yang telah membantu penulis dalam

menyusun skripsi ini, baik bantuan dari segi moril maupun

materil

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc, MA, selaku

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2019-

2023

2. Prof. Dr. Sukron Kamil, MA, selaku Dekan Fakultas

Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. H. Nurhasan, MA, selaku Ketua Jurusan Sejarah dan

Peradaban Islam beserta Shalikatus Sa’diyah selaku

Sekretaris Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam (SPI),

UIN Syarif Hidayatullah.

4. Dosen pembimbing akademik, Bapak Ma’ruf Misbah,

MA, selaku dosen pembimbing akademik penulis, yang

telah mengarahkan perkuliahan penulis dari semester awal

hingga kini.

5. Dosen pembimbing skripsi sekaligus motivator penulis,

Ibu Amelia Fauzia, M.A yang selalu memberi arahan,

memberi tantangan kepada penulis, dan mengajarkan

bagaimana cara menulis dan beragumentasi yang baik.

Terima kasih miss, telah percaya dan yakin kepada

penulis untuk bisa berbuat lebih baik lagi.

Page 8: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

v

6. Kepada seluruh civitas akademik Fakultas Adab dan

Humaniora, khususnya dosen-dosen SPI yang telah

memberikan ilmu dan pengalamannya kepada penulis

semenjak penulis memasuki bangku perkuliahan.

7. Kepada ayahanda dan ibunda tercinta, yang tak henti-

hentinya mencurahkan kasih sayang, kerja kerasnya, serta

membimbing sedari kecil sampai saat ini. Semoga dengan

selesainya karya tulis ini, bisa menjadi kebanggan bagi

mereka. Serta adik tecinta dan semua anggota keluarga

yang berada di kampung halaman, Magetan.

8. Kepada teman-teman SPI 2014, khususnya Youngers,

Rika, Vida, Novi, Ziah, Rina, Adam, Ubay, Tarjo, Dika,

Opang, Fahri, Ari, Raden yang telah memberikan

semangat, waktu, dan dukungan selama penulis kuliah

dan berorganisasi. Tawa kalian telah mampu menjadi

stimulus bagi penulis selama kurang lebih empat tahun

ini.

9. Keluarga besar LAPMI HMI Cabang Ciputat, Ka Ma’ruf,

Ka Daniel, Fufu, Hakim, Reza, Fairuz yang telah menjadi

motivator dan teman penulis selama belajar tentang pers

dan media. Khususnya, Ratu Aisyah dan Siti Nurhasanah

(Kim) yang selalu ada untuk penulis, baik susah maupun

senang, terimakasih telah menjadi teman terbaik penulis.

10. Kepada keluarga besar HMI KOFAH, khususnya

angkatan 2014 yang telah menjadi teman berproses baik

di organisasi internal maupun eksternal. Serta teman-

teman pengurus KOHATI Cabang Ciputat periode 2018-

Page 9: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

vi

2019, terimakasih telah mendidik penulis menjadi

perempuan yang berguna bagi sesama.

11. Kepada tim KKN Ekspedisi Nusantara Jaya 2017, yang

telah memberikan pengalaman luar biasa selama

perjalanan satu bulan. Terima kasih atas ilmu travelling

dan pengabdian yang teman-teman berikan.

12. Kepada teman-teman seperjuangan DEMA FAH 2017,

khususnya BPH, Naji, Usamah, dan Ali yang sudah

menghibahkan dirinya untuk mengurus organisasi ini

selama satu periode. Serta Ghea dan Basmah, tempat

curhat, tempat keluh kesah saat kepengurusan ini.

13. Kepada keluarga besar SEMA-U 2018, khususnya tim 18,

terimakasih sudah mengajarkanku bahwa ‘kalah tak lantas

membuat kita lemah’.

Penulis sadar sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, penulis

memohon maaf apabila ada kesalahan dalam seluruh tahapan

penulisan atau pengerjaan skripsi ini. Penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

perkembangan historiografi penulis di masa yang akan datang.

Semoga skripsi ini mampu bermanfaat dan bernilai positif bagi

akademisi dan pihak-pihak yang membutuhkan.

Ciputat, 20 Februari 2019

Penulis

Page 10: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

vii

DAFTAR ISTILAH

Junk atau Jung Kapal besar dari Tiongkok

Upeti Uang, emas, dsb yang wajib

dibayarkan (dipersembahkan) oleh

negeri-negeri kecil kepada raja yang

berkuasa atau yang menaklukan.

Laguna Sekumpulan air asin yang terpisah

dari laut oleh penghalang yang

berupa pasir, batu karang atau

semacamnya. Jadi, air yang tertutup

di belakang gugusan karang atau

pulau-pulau

Delta Daratan pada muara sungai-sungai

besar, berupa endapan material

lapuk yang diangkut oleh sungai

Eboni Kayu yang keras, berat dan tahan

lama. Biasanya digunakan untuk

membuat mebel dan barang ukiran.

Kayu ini berwarna hitam

Damar Getah pohon yang menetes ke tanah

dan diambil dengan cara digali.

Tetesan damar hampir sama dengan

resin pohon pinus. Damar akan

terbakar jika disulut api, oleh

karenanya penduduk

menggunakannya sebagai lampu

Page 11: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

viii

penerang. Damar berkualitas tinggi

tidak berwarna atau transparan.

Balairung Balai atau pendapa besar tempat

raja dihadap rakyatnya.

Depa Ukuran sepanjang kedua belah

tangan mendepang dari ujung jari

tengah tangan kiri sampai ke ujung

jari tengah tangan kanan.

Hokkien atau Hokkian Merupakan salah satu suku

Tionghoa yang populasinya

mendominasi di Nusantara. Mereka

berasal dari wilayah Fujian di

Tiongkok Selatan. Bahasa Hokkian

adalah dialek Minnan Selatan yang

merupakan bagian dari bahasa Han.

Kanton Penduduk Tiongkok yang berasal

dari Guangzhou, ibukota dari

provinsi Guangdong dan

merupakan kota terbesar di

Tiongkok bagian selatan.

Penduduknya banyak yang

berpendidikan tinggi, serta mereka

terkenal dengan teknik pengobatan

tradisionalnya yang mujarab.

Cruzados Uang koin Portugis lama yang

dibuat dari emas. Nilai 1 ceuzados

adalah 390 reis pada masa Pires,

Page 12: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

ix

walaupun menurut perhitungannya

sendiri sepertinya ekuivalen dengan

375 reis. Cortesao menyebut nilai 1

cruzado yang dikonversi ke mata

uang modern sekitar 285 escudos,

atau sama dengan kurang lebih

23.550 rupiah.

Mate Sebuah unit nilai untuk emas. Emas

8 mate senilai 16 calaim per mate,

100 calaim adalah 3 cruzados.

Nanyang Penyebutan orang-orang Tionghoa

untuk wilayah yang berada di

selatan Tiongkok, terutama Asia

Tenggara.

Kuala Tempat pertemuan sungai dengan

sungai atau sungai dengan laut atau

bermuara bersama-sama dari

beberapa aliran menjadi satu.

Commenda Sistem kerjasama antar dua pihak,

yakni pemilik modal dan pekerja.

Hasil atau keuntungannya juga akan

dibagi dua.

Page 13: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

xi

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISTILAH vii

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Identifikasi Masalah 6

C. Batasan Masalah 7

D. Rumusan Masalah 9

E. Tujuan dan Manfaat Penulisan 9

F. Metode Penulisan 10

G. Sistematika Penulisan 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA 15

A. Landasan Teori 15

B. Kajian Pustaka 17

C. Kerangka Berfikir 23

BAB III AKTIVITAS PERDAGANGAN DI MALAKA

ABAD XV 25

A. Dukungan Kondisi Alam dalam Perdagangan 26

B. Masyarakat Malaka dalam Perdagangan 33

C. Peran Kerajaan terhadap Perdagangan 37

D. Datangnya Pedagang Asing ke Malaka 41

Page 14: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

xii

E. Malaka sebagai Bandar Perdagangan

Internasional 43

BAB IV KERJASAMA ANTARA TIONGKOK DAN

MALAKA 49

A. Tiongkok sebagai Penguasa Asia 50

B. Sejarah Awal Malaka dan Tiongkok Menjalin

Hubungan 56

C. Kerjasama Politik antara Dinasti Ming dan

Kerajaan Malaka Abad XV 58

D. Motif Kepentingan Nasional antara Tiongkok

dan Malaka 67

BAB V PENGARUH TIONGKOK TERHADAP

PEREKONOMIAN DI MALAKA ABAD XV 73

A. Kondisi Perekonomian Malaka pasca Kedatangan

Tiongkok 74

B. Terbentuknya Koloni Tiongkok 81

C. Keuntungan Berdagang dengan Tiongkok 83

D. Besarnya Hadiah dari Tiongkok 85

E. Jumlah Kedatangan Kapal dan Komoditas dari

Tiongkok 89

F. Perpindahan Ibukota dan Turunnya Volume

Perdagangan Malaka di Tiongkok 91

BAB VI PENUTUP 99

A. Kesimpulan 99

DAFTAR PUSTAKA 101

LAMPIRAN 107

Page 15: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Misi Malaka dalam Kunjungan Ke

Tiongkok (1405-35) 69

Tabel 5.1 Pengiriman Misi Kehormatan kepada

Tiongkok 88

Tabel 5.2 Penurunan Populasi Penduduk di Tiongkok 93

Page 16: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Letak Geografis Malaka 32

Gambar 4.1 Jalur Pelayaran Tiongkok 54

Page 17: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sepanjang sejarah, Asia Tenggara merupakan wilayah

yang menjadi jalur lalu lintas internasional, sehingga sangat

memungkinkan jika wilayah ini mendapat berbagai pengaruh dan

aspirasi dari luar. Terletak antara Samudera Hindia dan Laut

Cina, serta menjadi pemisah antara dua wilayah yang berbeda

secara geografis, antropologis, dan ekonomi. Semenanjung

Malaya dan Kepulauan Indonesia sejak masa lalu telah

memainkan peranan penting sebagai daerah transit.1

Semenanjung Malaya (sekarang Thailand Selatan dan

Malaysia semenanjung) dan ujung utara Pulau Sumatera

merupakan bagian dari jaringan perdagangan subregional yang

berkembang pesat pada abad XV. Semenanjung ini dipenuhi

negara-kota pesisir yang terhubung dengan daerah-daerah jauh

lainnya di timur dan barat. Negara-negara kota ini mempunyai

peran penting dalam merangsang perdagangan dan kemakmuran

serta menyebarkan kebudayaan dari luar daerah.

Tidak hanya sebagai daerah transit untuk produk-produk

dari timur dan barat, wilayah ini juga menjadi lokasi pertemuan

1 M.A.P Meilink-Roelofsz, Persaingan Eropa dan Asia di Nusantara

Sejarah Perniagaan 1500-1630 (Depok: Komunitas Bambu, 2016), 11.

Page 18: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

2

para pedagang dari berbagai arah.2 Oleh karena itu, wilayah ini

sangat cocok untuk dijadikan Entrepot.3

Selat Malaka yang berada di Semenanjung Malaya

menjadi lalu lintas perdagangan Tiongkok4 dan Jepang di wilayah

timur serta India, Timur Tengah, Afrika Timur, dan bahkan Eropa

bagian barat. Selain itu, pelayaran dan perdagangan di wilayah ini

juga didukung oleh dua sistem angin yang berlawanan bertemu

disini, yakni angin muson dari Samudra Hindia dan angin pasat

dari Laut Cina. Hal ini menyebabkan kapal-kapal harus

menunggu selama beberapa waktu sampai memungkinkan

mereka untuk melanjutkan perjalanan. Kapal-kapal bergerak ke

timur melewati Samudra Hindia berlayar melewati perairan selat

yang tenang dan kemudian singgah untuk beristirahat, memasok

perbekalan dan membeli barang-barang lokal. Para saudagar yang

berlayar ke barat daya melewati Laut Cina Selatan juga

melakukan hal yang sama sambil menunggu angin yang akan

membawa kapal mereka ke Samudera Hindia dan ke arah barat

menuju pelabuhan-pelabuhan perdagangan.5

2 M.A.P Meilink-Roelofsz, Persaingan Eropa dan Asia di Nusantara

Sejarah Perniagaan 1500-1630, 11. 3 Pelabuhan tempat barat dagangan diimpor dan kemudian diekspor

kembali tanpa membayar bea impor, dengan selisih harga yang

menguntungkan. 4 Tiongkok merupakan nama klasik dari Cina yang digunakan oleh

dinasti-dinasti yang silih berganti berkuasa di Cina, yakni Dinasti Tang, Sung,

Yuan, Ming dan Ch‘ing. Penggunaan nama Cina dimulai pada akhir masa

kekuasaan Dinasti Ch‘ing. Ditambah ketika peristiwa revolusi Cina yang

dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen, secara resmi negara ini mempoklamirkan

dengan sebutan Republik Rakyat Cina (Irfani, 2012: 01) 5 M.C. Ricklefs, dkk, Sejarah Asia Tenggara dari Masa Presejarah

sampai Kontemporer (Depok : Komunitas Bambu, 2013), 162.

Page 19: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

3

Kegiatan perdagangan merupakan warisan kegiatan orang

pribumi yang sudah berjalan sejak zaman awal kerajaan

Langkasuka6 dan Sriwijaya, yakni dalam kurun waktu abad ke-7

sampai abad ke-13, kemudian perdagangan tersebut dilanjutkan

oleh Kerajaan Siam dan Kesultanan Malaka pada kurun waktu

abad XIV sampai abad XV. Kerajaan-kerajaan maritim yang

terdapat di pesisir Selat Malaka ini diuntungkan dengan kondisi

geografi dan perairan sehingga memudahkan kedatangan para

pedagang asing dari timur dan barat ke Nusantara.7

Berbagai macam jenis komoditi diperdagangkan di

Malaka. Negeri-negeri lain di Sumatera pesisir timur, seperti Aru,

Rokan, Kampar, Indragiri, Siak, Jambi, hingga Palembang

membawa hasil-hasil hutan seperti lada, kapur barus, kayu

gaharu, madu, lilin, pinang, emas, dan hasil tambang untuk

diperdagangkan di pasaran Malaka. Sepulangnya dari Malaka,

negeri-negeri tersebut membeli komoditas dari negeri-negeri

asing, seperti jenis-jenis kain dari India, porselen dan sutera dari

Tiongkok, wangi-wangian dari Timur Tengah, dan masih banyak

yang lain.8

Sebelum kejayaan Malaka pada abad XV, Tiongkok telah

menjadi salah satu wilayah yang mempunyai peradaban tertua

dan terbesar di dunia. Bangsa-bangsa Tionghoa merupakan

6 Kerajaan Langkasuka merupakan kerajaan tertua di Semenanjung

Malaya, yang berdiri pada abad II. Pada abad XV, kerajaan ini berubah

menjadi kerajaan Melayu Islam atau Kesultanan Pattani di Thailand Selatan. 7 Muhammad Yusoff Hashim, Kesultanan Melayu Melaka Kajian

Beberapa Aspek tentang Melaka pada Abad ke-15 dan Abad ke-16 dalam

Sejarah Malaysia (Kuala Lumpur : Maziza Sdn. Bhd, 1989), 236. 8 Uka Tjandrasasmita, Arkeologi Islam Nusantara (Jakarta:

Kepustakaan Populer Gramedia, 2009), 45.

Page 20: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

4

bangsa yang cerdas dalam bidang perekonomian dengan basis

perdagangan. Hal tersebut dapat dilihat dari sisa-sisa barang

dagangan dari Tiongkok, seperti keramik dan mata uang logam

yang ditemukan di beberapa situs di sepanjang pesisir Sumatera

Utara. Hal ini menunjukkan ramainya komoditas Tiongkok yang

dijual ke berbagai daerah, seperti India Selatan, Timur Tengah,

Asia Tenggara, termasuk Selat Malaka. Hubungan maritim ini

sudah lama dikenal. Maka, ketika Portugis menduduki Malaka

pada abad XVI, Tome Pires dalam bukunya Suma Oriental,

dengan bangga mengatakan :9

Barang siapa menguasai Malaka bisa mencekik

Venesia. Sejauh Malaka, dan dari Malaka ke Cina

dan dari Cina ke Maluku, dan dari Maluku ke Jawa,

dan dari Jawa ke Malaka dan Sumatra, semuanya

sudah berada dalam kekuasaan kami.

Awal berdirinya Malaka, Malaka merupakan daerah di

bawah kekuasaan Kerajaan Siam.10

Parameswara yang masih

mempunyai hubungan erat dengan Kerajaan Sriwijaya di

Palembang, kemudian memberontak dan memerdekakan diri.11

Setelahnya, Malaka terus mendapat ancaman dari Kerajaan Siam

9 Adrian B. Lapian, Pelayaran dan Perniagaan Nusantara Abad ke-

16 dan 17 (Depok : Komunitas Bambu, 2017), 5. 10 Kerajaan Siam yang pertama kali berdiri adalah Kerajaan Sukothai,

yang didirikan oleh Raja Sri Intradit pada tahun 1238. Di bawah kekuaasaan

Raja Ramkamhaeng, Sukothai mencapai puncak kejayaannya dan mulai

menjalin hubungan dengan Tiongkok. Setelah Ramkamhaeng turun, Sukothai

mengalami kemunduran. Disaat itulah, kemudian Kerajaan Ayutthaya mulai

didirikan pada tahun 1350 oleh Raja Ramadhipati I, hingga menemui

kehancurannya pada abad XVIII karena serangan dari Burma. 11 W.P Groeneveldt, Nusantara dalam Catatan Tionghoa (Depok;

Komunitas Bambu, 2018), 139.

Page 21: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

5

dan Majapahit. Oleh karena itu, Parameswara memutuskan untuk

menjalin hubungan dengan Dinasti Ming dari Tiongkok agar ia

dapat mendirikan sebuah kerajaan dan lepas dari ancaman

tersebut. Di sisi lain, kesempatan ini juga dimanfaatkan Tiongkok

untuk menjadi negara adikuasa di Asia. Tiongkok sebagai

penguasa besar telah menjamin keamanan bagi Malaka dari

serangan para bajak laut, sehingga memudahkan Malaka untuk

melakukan segala aktivitas perdagangannya. Dengan begitu,

Malaka mempunyai hutang budi kepada Tiongkok dan hubungan

dagang antar dua negara ini terus terjalin.

Pada awalnya, Malaka hanya melayani orang-orang

Tionghoa untuk mengisi air, perbekalan dan komoditas

perdagangan sebelum melanjutkan ekspedisi ke barat Samudera

Hindia.12

Di tahun-tahun berikutnya, ekspedisi-ekspedisi maritim

besar telah disiapkan oleh Kaisar Yongle dari Dinasti Ming pada

awal abad XV. Salah satu tujuan dari ekspedisi tersebut adalah

untuk membangun hubungan diplomatik dengan negara-negara

lain di luar Tiongkok.

Kontak antar kedua wilayah ini terus terjalin hingga

menjelang keruntuhan Kerajaan Malaka pada abad XVI.

Saudagar-saudagar Tionghoa harus membawa persembahan yang

lebih banyak dibandingkan dengan para saudagar dari negeri lain.

Hal itu disebabkan karena mereka membawa saudagar berjumlah

paling banyak dalam satu kapal. Malaka pun memiliki

12 M.A.P Meilink-Roelofsz, Persaingan Eropa dan Asia di

Nusantara Sejarah Perniagaan 1500-1630, 72.

Page 22: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

6

syahbandar khusus untuk orang-orang Tionghoa.13

Dengan

demikian, hubungan antara Malaka dan Tiongkok adalah

hubungan bilateral (dua negara) yang bekerjasama, baik dalam

bidang politik maupun perekonomian.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan

dibahas oleh penulis adalah tentang pengaruh dan kontribusi yang

diberikan oleh Tiongkok dalam perdagangan maritim di

Pelabuhan Malaka selama abad XV, pada saat Dinasti Ming

berkuasa di Tiongkok. Dalam sumber-sumber sejarah maritim

yang ditulis oleh Adrian B. Lapian dan sejarah Asia Tenggara

yang ditulis Anthony Reid, disebutkan bahwa Selat Malaka

merupakan selat yang strategis bagi rute pelayaran dan

perniagaan internasional. Selat Malaka mempunyai pelabuhan

atau bandar perniagaan yang setiap saat ramai dikunjungi oleh

kapal-kapal para pedagang, terutama pedagang dari Tiongkok

yang mempunyai misi besar.

Bukan hanya perihal geografis saja, komoditi yang

tersedia di Pelabuhan Malaka sangat beragam, seperti rempah-

rempah, bahan makanan, hasil alam, hasil hutan, pakaian,

perhiasan, obat-obatan dan lain-lain. Hal tersebut tentunya

menjadi incaran atau daya tarik tersendiri bagi para pedagang,

baik dari Timur Tengah, Barat, Nusantara, terlebih bagi

Tiongkok. Di antara barang-barang komoditi tersebut yang

13 Adrian B. Lapian, Pelayaran dan Perniagaan Nusantara Abad ke-

16 dan 17, 103.

Page 23: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

7

menjadi unggulannya adalah beras, karena beras menjadi

makanan pokok orang Asia Tenggara, meskipun bahannya

diperoleh dengan menggunakan teknologi yang primitif atau

sederhana.14

Komoditi yang dibawa para pedagang dari benua

kecil India, Asia Tenggara dan Tiongkok biasanya dikategorikan

barang buatan atau barang jadi, barang untuk keperluan manusia

sehari-hari dan hasil hutan. Selain itu, barang-barang mentah juga

diperjualbelikan di Pelabuhan Malaka. Oleh karena itu, Tiongkok

pada masa Dinasti Ming mempunyai kekuatan dan pengaruh yang

besar di Asia melalui pintu masuk Selat Malaka. Pengaruh

tersebut menjadikan kedua negara ini maju dalam bidang

perekonomian.

C. Batasan Masalah

Agar kajian dalam penulisan ini fokus, maka perlu adanya

pembatasan masalah terkait judul ―Pengaruh Tiongkok dalam

Perdagangan Maritim di Pelabuhan Malaka Abad XV‖. Pertama,

batasan spasial, yaitu batasan ruang. Batasan ruang atau wilayah

pada penelitian ini adalah wilayah Kerajaan Malaka, lebih

khususnya adalah Pelabuhan Malaka. Hal itu dikarenakan,

wilayah Malaka merupakan wilayah yang penting bagi lalu lintas

perdagangan internasional, termasuk Tiongkok di dalamnya.

Kedua, batasan temporal berupa batasan waktu yang dimulai

pada abad ke XV hingga menjelang keruntuhannya di akhir abad

14 Anthony Reid. Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450-1680 Jilid I : Tanah di Bawah Angin (Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia,

2014), xx.

Page 24: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

8

tersebut. Dalam rentang waktu tersebut, Kerajaan Malaka

mencapai puncak kejayaannya melalui perkembangan

perekonomian maritimnya yang terpusat di Pelabuhan Malaka.

Kejayaan tersebut dimulai pada masa Sultan Muhammad Syah

(1424-1444 M) dan mencapai puncak kejayaannya pada masa

Sultan Mansyur Syah (1456-1477). Kejayaan Malaka juga tidak

bisa dilepaskan dari peran dua sultan sebelumnya, yakni

Parameswara dan Sultan Muhammad Iskandar Syah yang telah

meletakkan pondasi kekuataan dan membangun relasi untuk

kerajaan. Sedangkan Tiongkok, pada abad XV dikuasai oleh

Dinasti Ming, khususnya sejak masa Kaisar Yongle (1402-1424)

sampai dengan Kaisar Cheng Hua (1464-1487). Ketiga, adalah

tema. Tema penulisan ini fokus terhadap sejarah hubungan atau

kontak antar wilayah maritim, yakni Tiongkok dan Malaka,

khususnya dalam bidang perdagangan antar kedua negara

tersebut. Produk-produk Malaka sangat diminati oleh saudagar

Tiongkok untuk dijual dengan harga yang lebih tinggi di negeri

mereka sendiri. Perdagangan yang dilakukan Malaka di Tiongkok

juga sama menguntungkannya. Jung-jung15

milik para pedagang

yang menetap di Malaka sepertinya berlayar ke Tiongkok secara

regular.16

15 Jung merupakan perahu besar dari Tiongkok yang digunakan untuk

melaut. Pada abad ke-13, Marcopolo menjelaskan bahwa Jung memiliki

dinding lambung ganda yang disambungkan dengan baut besi dan mampu

membawa 300 awak atau lebih. Jung digerakkan dengan layar yang dibuat dari

tikar bambu serta dayung. Hanya saja kapal raksasa ini lamban bergerak

karena memiliki bobot rata-rata sekitar 600 ton. Jung terbesar dimiliki oleh

Kerajaan Demak, yang mempunyai bobot mencapai 1000 ton. 16 M.A.P Meilink-Roelofsz, Persaingan Eropa dan Asia di Nusantara

Sejarah Perniagaan 1500-1630 , 75.

Page 25: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

9

D. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang penulis paparkan di atas, maka

masalah-masalah penelitian dapat dirumuskan dengan bentuk

pertanyaan, di antaranya sebagai berikut :

1. Bagaimana aktivitas perdagangan di Pelabuhan Malaka

abad XV?

2. Bagaimana Malaka menjalin hubungan perdagangan

dengan Tiongkok?

3. Bagaimana pengaruh Tiongkok bagi perekonomian di

Malaka?

E. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

hubungan atau pengaruh Tiongkok dalam perdagangan maritim

di Pelabuhan Malaka pada abad XV, dengan penjelasannya

sebagai berikut :

1. Memberikan wawasan yang luas terkait sejarah

aktivitas perdagangan antara Malaka dan Tiongkok pada

abad XV

2. Mengetahui bagaimana Malaka dan Tiongkok menjalin

kerjasama dengan Tiongkok

3. Memberikan informasi tentang bagaimana pengaruh

Tiongkok bagi perekonomian di Malaka.

Adapun manfaatnya, memberikan sumber kepada penulis

dan para akademisi dalam rangka pengembangan sejarah maritim

di Nusantara. Selain itu, menambah perbendaharaan ilmu

Page 26: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

10

pengetahuan sekaligus referensi perbandingan atau rujukan

keilmuan sejarah maritim.

F. Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini

adalah metode sejarah dengan pendekatan sosial ekonomi-politik.

Metode sejarah merupakan proses menguji dan menganalisa

secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Tahapan-

tahapan yang dilakukan dalam metode sejarah adalah :

1. Heuristik, merupakan tehnik mencari dan

mengumpulkan sumber. Dalam hal ini penulis mencari

sumber-sumber primer berupa naskah, buku, majalah,

jurnal dan juga sumber lisan yang berkaitan dengan

Malaka. Untuk memperoleh sumber-sumber tersebut,

penulis melakukan penelusuran ke berbagai tempat,

diantaranya Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora,

Perpustakaan Nasional, Arsip Nasional, Perpustakaan

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud),

toko-toko buku dan ke berbagai situs jurnal nasional dan

internasional. Dari beberapa tempat tersebut, penulis tidak

banyak menemukan sumber primer terkait hubungan

intens antara Tiongkok dan Malaka. Sumber primer

berupa naskah lokal, yakni Hukum Kanun, Sulalatus

Salatin atau Sejarah Melayu dan Hikayat Hang Tuah dapat

penulis temukan di Perpustakaan Nasional.

Page 27: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

11

2. Tahap selanjutnya, yakni verifikasi atau kritik sumber.

Verifikasi mempunyai dua macam, yakni verifikasi

autentisitas atau keaslian atau kritik ekstern dan verifikasi

kredibilitas atau kritik intern.17

Dalam tahap ini, penulis

melakukan kritik terhadap sumber-sumber yang

ditemukan, baik sumber primer maupun sumber sekunder.

Diantaranya adalah sumber Suma Oriental of Tome Pires.

Dari segi konten, buku ini sangat layak untuk dijadikan

rujukan penulisan tentang Malaka. Akan tetapi dari segi

tulisan atau pemilihan diksi, buku ini hampir sulit untuk

dipahami bagaimana isinya, sehingga perlu adanya

perbaikan atau revisi pada setiap diksi yang kurang tepat

digunakan.

3. Interpretasi, merupakan penafsiran sejarah atau analisis

sejarah, yaitu dengan menguraikan sebab akibat dari

setiap peristiwa. Interpretasi atau penafsiran biasanya

disebut sebagai biang subyektivitas.18

Pada tahap ini,

penulis sudah mampu menarik kesimpulan dari hasil

perbandingan-perbandingan sumber serta kritik internal

yang sudah dilakukan pada tahap sebelumnya, serta

mampu menemukan berbagai faktor, penyebab dan

masalah mengenai Tiongkok dan Malaka. Dalam proses

menafsirkan data atau sumber-sumber sejarah, penulis

17 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2013) , 77.

18 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, 78.

Page 28: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

12

perlu sikap kehati-hatian yang tinggi, agar menghasilkan

analisis yang obyektif.

4. Tahap terakhir adalah historiografi, yakni merangkai

bab demi bab berdasarkan data menjadi sebuah karya

sejarah. Historiografi berarti juga merekontruksi imajinasi

dari peristiwa masa lampau berdasarkan sumber yang

diperoleh.19

Dalam tahap ini maka penulis akan

melaporkan dan memaparkan hasil penelitian sejarah yang

telah dilakukan dalam bentuk tulisan. Tahap ini adalah

rangkaian dari keseluruhan tehnik metode pembahasan.

Tak kalah penting dari tahap-tahap sebelumnya, disini

penulis dituntut untuk menghadirkan kembali sejarah

dalam bentuk tulisan yang menarik, inspiratif serta tidak

membosankan. Dalam upaya memperkaya kajian atau

khazanah maritim yang masih sangat terbatas di

Indonesia, dalam penelitian ini penulis juga mencoba

menghadirkan historiografi maritim nusantara.

G. Sistematika Penulisan

Untuk menjelaskan secara rinci permasalahan yang

diangkat serta gambaran yang jelas dan sistematis tentang materi

pembahasan, maka penulis menyusun sistematika penulisan ke

dalam enam bab dengan urutan sebagai berikut:

BAB I ; Membahas tentang latar belakang masalah,

identifikasi masalah, rumusan masalah yang dihasilkan,

19 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah (Depok: UI-Press, 2008), 39

Page 29: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

13

tujuan penulisan, metode penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II ; merupakan bab yang membahas tentang

tinjauan pustaka. Beberapa sub bab dari bab II adalah

landasan teori, kajian pustaka dan kerangka berpikir.

BAB III ; merupakan bab inti pertama yang membahas

tentang gambaran umum Kerajaan Malaka. Beberapa sub

bab dari bab III yaitu membahas letak geografis dan

topografi Malaka serta aktivitas perdagangan dan

Kerajaan Malaka.

BAB IV ; merupakan bab inti kedua. Dalam bab ini

penulis akan menjelaskan kelebihan Tiongkok sebagai

penguasa di Asia Timur serta bagaimana Tiongkok dan

Malaka membangun dan menjalin relasi secara intens.

Hubungan antar kedua wilayah tersebut akan penulis

paparkan dalam beberapa sub bagian.

BAB V ; merupakan bab inti terakhir yang akan

menjelaskan dampak hubungan atau pengaruh Tiongkok

terhadap perekonomian di Malaka. Sub bab yang akan

dibahas diantaranya adalah perekonomian Malaka pasca

kedatangan Tiongkok, terbentuknya pemukiman

Tiongkok, keuntungan-keuntungan yang didapatkan

Malaka dari Tiongkok serta pengaruh kebijakan politik

Tiongkok terhadap Malaka.

BAB VI ; merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan,

yang merupakan pandangan penulis tentang hasil

penelitian yang ditempuh, merupakan hasil akhir dari

Page 30: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

14

penelitian serta uraian ringkas jawaban-jawaban

permasalahan, ditambah dengan hasil refleksi penulis

tentang kajian maritim di nusantara.

Page 31: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Segala aspek yang berkaitan dengan sejarah Tiongkok di

Malaka pada abad XV, dapat dipahami dengan pemikiran yang

lebih umum tentang keadaan sosial ekonomi dan politik Kerajaan

Malaka beserta interaksinya dengan para pendatang dari

Tiongkok. Maka dengan demikian, diperlukan suatu pendekatan

multidimensional. Bukan hanya pendekatan historis yang

menjelaskan tentang urutan, tempat dan tempo peristiwa, akan

tetapi penulis juga perlu menggunakan pendekatan dari beberapa

disiplin ilmu sosial yang lain. Teori-teori atau konsep dari

beberapa macam disiplin ilmu dipandang perlu untuk menjawab

dan menganalisa secara luas segala permasalahan dalam

penelitian ini.

Sebagai upaya menjawab permasalahan mengenai sejarah

maritim, khususnya dalam bidang perdagangan antara Tiongkok

dan Malaka, maka landasan teori yang menurut penulis relevan

untuk menjawab adalah teori dependensi (dependency). Kondisi

ketergantungan merupakan keadaaan saat kehidupan ekonomi di

negara-negara tertentu dipengaruhi oleh perkembangan dan

ekspansi dari negara-negara lain, dan negara yang tersebut hanya

sebagai penerima akibat saja. Hubungan ketergantungan terjadi

bila ekonomi di beberapa wilayah bisa melakukan ekspansi dan

berdiri sendiri, sedangkan ekonomi negara-negara tertentu

Page 32: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

16

mengalami perubahan tetapi hanya sebagai akibat dari ekspansi

tersebut, baik positif maupun negatif.20

Tokoh utama dari teori ini adalah Theotonio Dos Santos

dan Andre Gunder Frank. Mereka mendefinisikan bahwa

ketergantungan adalah hubungan yang relasional yang tidak

imbang antar wilayah yang perekonomiannya maju dan wilayah

yang sedang berusaha mengembangkan sektor perekonomian.

Hal tersebut menyebabkan apabila terjadi sesuatu dalam wilayah

yang berkuasa juga akan berdampak wilayah yang menjadi

bawahannya. Artinya, dalam teori ini ada hubungan yang tidak

berimbang. Apabila terjadi gejolak politik di wilayah yang

berkuasa, maka wilayah yang menjadi bawahan akan menerima

akibat gejolak politik tersebut.21

Dengan menggunakan teori ini dapat dijelaskan bahwa

langkah-langkah yang diambil oleh Tiongkok kepada Malaka

pada abad XV, merupakan bagian dari upaya mempengaruhi

Malaka agar bisa saling menguntungkan satu sama lain. Malaka,

sebagai kerajaan yang baru dibangun pada abad XV diuntungkan

dengan kebijakan perlindungan atau jaminan keamanan dari

Dinasti Ming di Tiongkok. Sedangkan, Tiongkok mendapatkan

kesempatan untuk memperluas eksistensi sebagai penguasa di

Asia. Dalam bidang perdagangan, Malaka sebagai pelabuhan

internasional mendapatkan pasokan barang-barang dari

Tiongkok, berupa mutiara, emas, perak, sutra mentah dan tenun,

20 Rauf A. Hatu. Sosiologi Pembangunan (Interpena: Jogjakarta,

2013), 58 21 Ibid, 58

Page 33: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

17

dan masih banyak lagi. Sedangkan sepulangnya dari Malaka, para

saudagar Tiongkok membeli lada –produk yang sangat diminati

orang-orang Tionghoa pada saat itu- untuk dijual kembali dengan

keuntungan lebih dari dua kali lipat di Tiongkok. Pires

mengatakan bahwa lada sebanyak sepuluh jung dapat dijual

setiap tahunnya dari Malaka ke Tiongkok.

Selain itu, kajian ini dipandang perlu menggunakan

pendekatan geo-history. Sejarah sosial-ekonomi yang

berhubungan dengan lingkungan geografi (geo-history) Lautan

Tengah (Mediterania), pernah dipelopori Fernand Braudel22

dalam bukunya yang berjudul La Mediterranee et le Monde

Mediterraneen a l’epoque de Philippe II (1949). Fernand Braudel

merupakan pakar ilmu sejarah pengganti Lucien Febvre tahun

1956 dari Mazhab Annales.23

Sejatinya, keberhasilan hubungan

yang dibangun antara Malaka dan Tiongkok pada abad XV juga

tidak bisa dipisahkan dari faktor atau kondisi alam yang

mendukung dan letak geografi yang strategis di kedua wilayah

ini.

Berdasarkan penjelasan teori ketergantugan oleh Dos

Santos maupun pendekatan geo-history dari Braudel di atas,

penulis akan menghubungkan antara pengaruh atau

22 Menurut Reid dalam bukunya yang berjudul ―Asia Tenggara dalam

Kurun Niaga 1450-1680‖, Fernand Braudel adalah orang yang pertama kali

melakukan studi dengan metode sejarah total. la bercerita tentang dunia

Mediteranian, pada masa Raja Philip II dari Spanyol-raja yang berkuasa pada

paruh kedua abad ke-16. Bagi kita ia lebih dikenal sebagai raja yang

menghadapi revolusi Belanda, suatu peristiwa yang dalam sejarah dikenal sebagai perang 80 tahun (1568-1648)

23 Uka Tjandrasasmita. Arkeologi Islam Nusantara, 37.

Page 34: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

18

ketergantungan perdagangan maritim dan politik dalam setiap

lingkup kekuasaan antara Malaka dan Tiongkok.

B. Kajian Pustaka

Terdapat beberapa penelitian atau kajian terdahulu yang

menggambarkan tentang situasi Malaka pada abad XV. Dengan

demikian, penulis ingin lebih memfokuskan pada hubungan

antara Tiongkok dan Malaka, khususnya hubungan perdagangan

yang berbasis kemaritiman.

Kajian pertama yang penulis gunakan, yakni jurnal yang

berjudul “The Sea Common to All: Maritime Frontiers, Port

Cities, and Chinese Traders in the Southeast Asian Age of

Commerce, ca 1400-1750” karya Craig A. Lockard. Jurnal

terbitan Universitas Hawai ini mengungkapkan karateristik

wilayah di Asia Tenggara yang perekonomiannya berbasis

kemaritiman dalam masa-masa kejayaan perdagangan. Craig

menyebut penduduk yang tinggal di Asia Tenggara pada saat itu

sebagai littoral society atau masyarakat pesisir. Lalu lintas laut

yang terbuka membawa kemakmuran bagi para pedagang dan

siapapun yang terlibat di dalamnya. Selama 20 tahun masa

perdagangan, Melaka, Hoi An, dan Ayutthaya semuanya

memiliki hubungan yang penting, khususnya ekonomi dan politik

dengan Kekaisaran Tiongkok dan semua komunitas penduduk

Tionghoa, yang mana didominasi oleh suku Hokkien. Para

pemukim Tionghoa di Asia Tenggara ini memadukan budaya

Tiongkok dan Asia Tenggara. Dalam sumber ini penulis

mendapatkan informasi mengenai orang-orang Tionghoa yang

Page 35: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

19

berlayar ke wilayah-wilayah di Asia Tenggara, termasuk Malaka.

Tidak hanya di Malaka, dalam jurnal ini penulis dapat

membandingkan peran atau campur tangan bangsa Tionghoa

dalam perdagangan di wilayah-wilayah pesisir lainnya, seperti di

Ayutthaya, Sumatera dan lain-lain.

Kajian yang kedua adalah buku yang berjudul ―Hubungan

Politik dan Sosiobudaya China-Dunia Melayu Hingga Kurun ke-

15 Masihi‖ dengan editor Nasarudin Zainun dan Nasha Rodziadi

Khaw. Buku ini merupakan kumpulan artikel yang membahas

tentang hubungan politik dan sosiobudaya awal yang pernah

dijalin oleh Tiongkok, sebagai kekaisaran besar di Asia, dengan

dunia Melayu yang mempunyai pengaruh dalam bidang ekonomi

dan perdagangan. Adanya hubungan dengan Tiongkok ini

menunjukkan bahwa berdirinya kerajaan-kerajaan Melayu atas

dasar kuasa politik atau pengangkatan dari Tiongkok. Pada saat

itu, hampir semua wilayah di Nusantara berfungsi sebagai pusat

pelabuhan yang diapit oleh dua kuasa besar, yaitu Tiongkok dan

India. Oleh sebab itu, lokasi kerajaan-kerajaan Melayu yang

strategis, dapat menjadi pusat persinggahan serta pusat

pengumpulan dan pengedaran komoditi asing, terutama oleh

pedagang-pedagang dari Tiongkok. Dari kumpulan artikel ini,

penulis mendapatkan pengetahuan mengenai sejarah bagaimana

Tiongkok menjalin hubungan dan kerjasama dengan kerajaan-

kerajaan Melayu atau Nusantara.

Kajian ketiga, yakni karya David Henley yang berjudul

“Ages of Commerce in Southeast Asian History”. Artikel jurnal

ini menceritakan tentang sejarah perniagaan atau perdagangan di

Page 36: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

20

Asia Tenggara. David Henley menulis masalah ini berdasarkan

sebuah survei kritis yang singkat tentang pengembangan,

implikasi, dan keterbatasan paradigma perdagangan. Belum lama

berselang, sejarah perdagangan di Asia Tenggara sebagian besar

mempunyai tujuan agar disamakan dengan sejarah kolonialisme.

Uang dan perdagangan terlihat sebagai salah satu komponen

serangan Barat yang hebat - ekonomi, politik dan budaya - pada

masyarakat Asia Tenggara 'tradisional' yang dimulai pada abad

ke-16 atau abad ke-17, dan akhirnya mengarah pada reaksi

nasionalis pada abad kedua puluh. Dalam sumber ini penulis

menemukan sumber atau informasi mengenai data perekonomian

di Asia Tenggara dalam kurun waktu abad ke-9 sampai abad ke-

20. Periodisasi yang disajikan dalam tabel di tulisan ini lengkap

dengan deskripsi kondisi ekonomi, politik dan budaya di Asia

Tenggara.

Kajian keempat yakni jurnal yang berjudul ―Hubungan

Diplomatik Melaka-China pada abad XV dan Kesinambungan

Kerjasama Melaka-China abad XXI‖, yang ditulis oleh Syaimak

Ismail dan Mohd. Khalil Yakub. Pada jurnal tersebut, hubungan

Tiongkok dan Malaka dituliskan sudah terjalin sejak abad III M.

Pada saat berdirinya kerajaan Malaka pada abad XV, Tiongkok

sebagai kerajaan besar yang mempunyai pengaruh hampir di

seluruh daratan Asia, melindungi Kerajaan Malaka dari serangan

Kerajaan Siam dan Kerajaan Majapahit. Hubungan diplomatis

tersebut berjalan hingga keruntuhan Malaka pada tahun 1511.

Hubungan harmonis yang terjalin sepanjang abad XV ini,

dianggap mempunyai kesinambungan kerjasama yang dilakukan

Page 37: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

21

pada abad XXI. Setelah 600 tahun lamanya, hubungan antar dua

wilayah semakin berkembang ke dalam sektor politik, diplomatik

dan juga ekonomi. Dari kajian ini, penulis dapat memperoleh

informasi atau wawasan bagaimana Tiongkok dan Malaka

melakukan kerjasama politik pada abad XV dan juga abad XXI.

Kajian terakhir adalah jurnal yang berjudul ―Strategi

Utusan Kerajaan dalam Menjalin Hubungan Diplomatik pada

Zaman Kesultanan Melayu‖ yang diterbitkan oleh Jurnal Bahasa

dan Sastera Melayu, Malaysia. Dalam jurnal ini dipaparkan

mengenai bentuk strategi yang digunakan oleh utusan-utusan

kerajaan Melayu, terutama Malaka untuk menjalin hubungan

diplomatik dengan wilayah-wilayah yang lain, termasuk

Tiongkok. Penulisan dalam jurnal ini berdasarkan naskah kuno,

yakni Hikayat Hang Tuah, yang mana pada saat itu menjadi

utusan atau wakil dari kerajaan Malaka untuk menjalankan misi

diplomatik. Hang Tuah menunjukkan kriteria yang tepat sebagai

seorang diplomat, sebagaimana yang ditulis dalam naskah Siyar

al-Muluk, Nasihat al-Muluk, Taj al-Salatin dan Bustan al-Salatin.

Kejayaanpun dibuktikan oleh Hang Tuah dalam menjalin

hubungan dengan kerajaan yang lain. Oleh karena itu, pengaruh

Malaka semakin meluas dan menjadikan Malaka sebagai

pelabuhan internasional sepanjang abad XV sampai awal abad

XVI. Melalui jurnal ini, penulis menemukan sumber tentang

pentingnya strategi yang digunakan Malaka dalam menjalin

hubungan diplomatik dari naskah-naskah kuno, baik strategi dari

personal maupun dari pemerintahan. Penulis juga mendapatkan

Page 38: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

22

gambaran mengenai dampak yang signifikan bagi pemerintahan

kerajaan Malaka.

Kajian-kajian terbaru di atas menunjukkan bahwa Malaka,

khususnya dalam bidang perekonomian maritim masih relevan

dan menarik untuk dikaji lebih lanjut. Selain mendapatkan

berbagai informasi yang menunjang data dan sumber skripsi,

penulis juga dapat mengambil celah atau kesempatan berupa

permasalahan tentang pengaruh Tiongkok sebagai kekaisaran di

Asia Timur terhadap perdagangan maritim di Pelabuhan Malaka.

Dua kerajaan ini adalah basis kuat perekonomian di Asia pada

abad XV, Tiongkok adalah penguasa di Asia Timur, sedangkan

Malaka adalah penguasa yang baru berdiri di Asia Tenggara dan

kemudian dua negara yang kuat ini saling melakukan kerjasama,

terlebih Malaka yang membutuhkan wilayah lain agar dapat

menjalankan roda kerajaan atau pemerintahan bagi kehidupan

masyarakat. Seperti yang tercatat dalam sejarah, Tiongkok

merupakan bangsa yang besar, yang penduduknya tersebar untuk

melakukan kegiatan perekonomian hampir di seluruh dunia.

C. Kerangka Berfikir

Pengaruh Tiongkok terhadap Malaka pada abad XV telah

menghadirkan langkah baru dalam memperkuat dan

mempertahankan wilayah masing-masing kerajaan. Langkah

tersebut terus diupayakan demi keharmonisan hubungan dan

keuntungan yang akan diperoleh keduanya. Semua wilayah tidak

bisa terlepas dari wilayah lain untuk meningkatkan

perkembangan dan kemajuan negaranya. Maka dari itu,

Page 39: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

23

kerjasama politik dan ekonomi antar wilayah merupakan

kerangka yang tepat digunakan untuk merepresentasikan

kebijakan antara Kerajaan Malaka dan Dinasti Ming. Karena

adanya ketergantungan tersebut, maka kerjasama global yang

dijalin antar keduanya merupakan langkah yang tepat untuk

memenuhi kekurangan di wilayah kerajaan masing-masing.

Teori yang tepat untuk menjelaskan permasalahan dalam

skripsi ini, penulis menggunakan teori dependensi atau

ketergantungan berdasarkan dari pemikiran Dos Santos dan

Andre Gunder Frank. Secara sederhana teori ini menjelaskan

bahwa situasi sebuah negara ditentukan atau dipengaruhi secara

signifikan oleh faktor-faktor eksternal. Pendekatan politik dan

ekonomi, adalah pendekatan yang penulis gunakan, karena awal

dari ketergantungan Malaka terhadap Tiongkok didasari oleh dua

motif tersebut beserta kondisi geo-history atau letak kawasan

kedua wilayah ini yang dinilai strategis untuk menjalankan roda

perekonomian berbasis perdagangan.

Kerjasama antara dua wilayah ini (Malaka dan Tiongkok)

pada dasarnya tidak terlepas dari kepentingan nasional,

khususnya dalam bidang politik dan ekonomi masing-masing

kerajaan. Kepentingan nasional merupakan unsur yang sangat

vital yang mencakup kelangsungan hidup bangsa, negara,

kemerdekaan, keutuhan wilayah, keamanan dan kesejahteraan

ekonomi di wilayah mereka. Berawal dari kerjasama politik

global itulah, maka ekonomi kepentingan, kebudayaan, maupun

sosial antara Malaka dan Tiongkok pada abad XV juga dapat

dijalin dan disinergik

Page 40: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

24

SKEMA KERANGKA BERFIKIR

Perdagangan di

Malaka Abad XV

Masalah

Literature

Review

Sumber Primer

Bagaimana Pengaruh Tiongkok

dalam Perdagangan Maritim di

Pelabuhan Malaka Abad XV?

Artikel Ages Commerce in

Southeast Asian History oleh

David Henley

The Sea Common to All

karya Craig A. Lockard

Sejarah Melayu terjemahan

oleh W.G Shellabear

The Suma Oriental of Tome

Pires, Ed. Armando

Cortesao

Metode Historis

Pendekatan

Ekonomi

Politik

Teori

Relasi antara Tiongkok dan

Malaka diawali motif politik

Tiongkok dan Malaka saling bertukar komoditas

untuk meningkatkan perekonomian negerinya

Dependensi atau

ketergantungan oleh Dos

Santos dan Andre Gunder

Frank Temuan

Tiongkok menyumbang keuntungan terbesar

di Malaka, yakni sebanyak 300% daripada

pedagang yang lain

Tiongkok melindungi Malaka dari serangan

Siam dan Majapahit, kemudian menetapkan

Parameswara menjadi raja di Malaka .

Metodologi

Page 41: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

25

BAB III

AKTIVITAS PERDAGANGAN DI MALAKA ABAD XV

Pendekatan geo-history sangat dibutuhkan untuk

memaparkan bab tiga atau bab inti pertama ini. Keadaan geografi

Malaka yang strategis dan topografi alam yang mendukung, turut

menjadi andil atau faktor utama perkembangan aktivitas wilayah

ini, sebagai pelabuhan internasional. Malaka mempunyai kontur

alam berupa pegunungan dan pesisir pantai serta mempunyai

letak yang strategis, yakni berada di pertengahan jalur

perdagangan internasional. Maka dari itu, pada bab ini akan

diuraikan secara detail bagaimana peran penting aspek geografis

dalam perkembangan Malaka menjadi pelabuhan internasional.

Sebelum masuk ke pembahasan yang lebih kompleks,

penulis sedikit menyinggung sejarah awal terbentuknya nama

Malaka. Sebelum abad XV, tulisan-tulisan Tiongkok menyebut

Malaka sebagai ―Man la Chia‖. Ma Huan dalam bukunya yang

berjudul Ying Yai Shing Lan (deskripsi pantai-pantai Samudera)24

menyatakan bahwa pada waktu itu Malaka bukan negeri yang

mempunyai kerajaan. Di pesisir kawasan itu terdapat lima buah

pulau, dan Malaka dikenal dengan nama ―Pulau Lima‖.25

24 Sejarawan Melayu, M. Yussof Hashim dalam bukunya

menyebutkan bahwasannya Ying-yai Sheng-Lan dan Hsing-cha merupakan

laporan naratif dua orang penulis Tiongkok, yakni Ma Huan dan Fei Hsin

yang menyertai ekspedisi Cheng Ho ke Malaka pada awal abad ke XV.

Mereka adalah pegawai dalam ekspedisi tersebut. Ma Huan mempunyai tugas

khusus sebagai penerjemah bahasa Arab. Ying-yai Sheng-lan telah diterbitkan pada tahun 1451, sementara Hsing-cha diterbitkan pada tahun 1436.

25 W.P Groeneveldt, Nusantara dalam Catatan Tionghoa, 30.

Page 42: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

26

Nama Malaka adalah berasal dari nama pohon. Ketika

Parameswara dan rombongannya berburu ke hutan, Parameswara

menanyakan nama pohon tempat mereka berteduh. Lalu

dijawablah, namanya pohon kayu melaka. Parameswara pun

berkata,‖Jika demikian, Melakalah nama negeri ini.‖ Kemudian

dibukalah kawasan itu sebagai tapak awal Kemaharajaan Melayu

Malaka.26

Hal tersebut juga terdapat dalam ‗Sejarah Melayu‘

yang memberikan keterangannya :

Maka disuruh baginda perbuat negeri pada tempat itu.

Maka Raja Iskandar bertanya,‖apa nama kayu ini,

tempat kita bersandar?‖ Maka sembah orang,‖Kayu

Malaka namanya, Tuanku.‖ Maka titah baginda,‖Jika

demikian, Malaka lah nama negeri ini.27

A. Dukungan Kondisi Alam dalam Perdagangan

Keadaan topografi wilayah di Asia Tenggara pada

umumnya banyak memiliki kesamaan. Wilayah Asia Tenggara

merupakan wilayah pegunungan dan lembah-lembah sungai yang

sempit, daratan pantai, laguna28

, dan delta yang sedikit luas,

seperti di Mekong dan Chaophraya. Bukan hanya di Asia

Tenggara, keadaan topografi semacam itu juga terdapat di

Tiongkok bagian Selatan.29

26 O.W Wolters, The Fall of Srivijaya in Malay History (Kuala

Lumpur: Oxford University Press, 1970), 108. 27 W.G Shellabear, Sejarah Melayu (Selangor: Siri Kajian Sastera

Fajar Bakti, 1896), 54. 28 Sekumpulan air asin yang terpisah dari laut oleh penghalang yang

berupa pasir, batu karang atau semacamnya. Jadi, air yang tertutup di

belakang gugusan karang atau pulau-pulau atau di dalam atol disebut laguna. 29 Craig A. Lockard,‖The Sea Common to All‖: Maritime Frontiers,

Port Cities, and Chinese Traders in the Southeast Asian Age of Commerce, ca.

1400-1750. Journal of World History, Vol. 21, No.2 (2010) : 220.

Page 43: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

27

Kepulauan Melayu merupakan gerbang awal bagi

pelayaran perdagangan ke timur. Maka, tidak heran jika banyak

kerajaan yang berdiri di sini. Kerajaan-kerajaan ini kemudian

tumbuh menjadi bandar perdagangan serta pusat perkembangan

Islam.30

Referensi pertama yang menyebutkan “Sea of Malayu”

adalah dokumen Arab tahun 1000 M, yang mana dalam dokumen

tersebut dicatat bahwa para pengembara mencapai laut Melayu

yang letaknya mendekati wilayah Tiongkok. Dalam tulisan

Eredia31

tahun 1613 dari Malaka, juga menggunakan frasa “Sea

of Malayu” untuk mengidentifikasikan wilayah yang dikelilingi

laut dan berada diantara tanah Semenanjung Malaya dan

Sumatra. Eredia percaya bahwa “Sea of Malayu” adalah

penyebutan sederhana dari Selat Malaka. Orang-orang

menamainya dengan bentangan sungai atau kali atau pesisir

Malaka.32

Malay Peninsula atau Semenanjung Tanah Melayu adalah

sebidang tanah kecil yang menganjur di antara lautan Tiongkok

dan Selat Malaka. Semenanjung Malaya terletak di persimpangan

jalan bagi tiga pasar Dunia Timur, yakni India, Jawa dan

30 Khairul Huda,‖ Islam Melayu dalam Pusaran Sejarah, Sebuah

Transformasi Kebudayaan Melayu Nusantara‖. Jurnal Toleransi: Media

Komunikasi Umat Beragama, Vol. 8, No. 1 (2016) : 80. 31 Eredia atau Emanuel Godinho de Eredia, lahir pada tanggal 16 Juli

1563 di Malaka. Ia adalah seorang penulis dan kartografer (ahli peta) Melayu-

Portugis. Ia menulis beberapa buku, diantaranya tentang Semenanjung Malaya

yang menjadi sumber informasi pada masa itu. Pada awal abad XVII, ia

tertarik untuk menjelajahi tanah selatan atau Australia. Karya kartografinya

yang terkenal diantaranya adalah “Construction of Malacca City : Intramuros

Anno 1604” dan buku yang berjudul Declaracam de Malaca e India

Meridional com o Cathay tahun 1613. 32 Leonard Y. Andaya, Leave of the Same Tree Trade and Ethnicity in

the Straits of Melaka (Honolulu : University of Hawaii Press, 2008), 22.

Page 44: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

28

Tiongkok, sehingga terjadilah singgah menyinggah para

pedagang di sini. Semenanjung Tanah Melayu (Semenanjung

Malaya) merupakan bumi yang subur dan kaya dengan hasil

bumi, logam galian dan jenis-jenis tanaman dan tumbuhan yang

makmur.33

Dengan kondisi geografi seperti itu, Malaka mempunyai

hasil alam yang cukup melimpah.34

Negara ini menghasilkan

gaharu, eboni35

, damar36

, timah.37

Di dalam hutan terdapat pohon

sagu. Sagu tersebut diolah menjadi makanan dengan cara

dibasahi dan ditumbuk. Kemudian tepung yang diperoleh akan

dibentuk bola-bola sebesar kacang polong, lalu dikeringkan dan

dijual sebagai makanan. Sayuran yang dihasilkan diantaranya,

bawang bombay, jahe, bawang bakung, dan melon. Di dataran

33 Ibrahim Mahmood, Sejarah Perjuangan Bangsa Melayu (Kuala

Lumpur: Pustaka Antara, 1981), 2. 34 Terdapat perbedaan sangat besar mengenai penjelasan tentang

lingkungan di Malaka yang ditulis oleh Tome Pires dan laporan dari Tiongkok.

Tome Pires menyebutkan bahwa Malaka adalah daerah yang subur, sementara

laporan Tiongkok menyebutkan bahwa Malaka memiliki tanah yang tandus

dan kering, sehingga sedikit tanaman yang bisa tumbuh disini. Tentu saja,

mungkin satu abad setelah laporan Tiongkok ditulis, lingkungan Malaka telah

menemukan metode pertanian yang lebih baik. 35 Kayu yang keras, berat dan tahan lama. Biasanya digunakan untuk

membuat mebel dan barang ukiran. Kayu ini berwarna hitam. 36 Damar adalah getah pohon yang menetes ke tanah dan diambil

dengan cara digali. Tetesan damar hampir sama dengan resin pohon pinus.

Damar akan terbakar jika disulut api, oleh karenananya penduduk

menggunakannya sebagai lampu penerang. Damar dikumpulkan untuk pasar

luar negeri. Damar berkualitas tinggi tidak berwarna atau transparan. Jika

selesai membuat perahu, maka damar akan dioleskan pada sambungannya,

agar tidak bocor. 37Timah putih ditemukan di dua lokasi pegunungan. Raja

memperkerjakan penduduk untuk mengelolanya. Setelah dicairkan, timah

dicetak menjadi balok-balok kecil. Berat satu balok sekitar satu kati delapan tahil. Penduduk menggunakan timah ini sebagai alat transaksi dan tidak

menggunakan uang.

Page 45: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

29

rendah sepanjang pantai ditumbuhi pohon yang daunnya panjang

seperti daun kajang.38

Malaka terletak di sepanjang daratan sempit yang dilalui

oleh Selat Malaka, selat yang terletak di Semenanjung Malaya

dan Pulau Sumatera. Pada abad XV, Malaka menjadi pelabuhan

perdagangan internasional dari timur sampai barat. Hal itu

dikarenakan, Malaka mempunyai akses yang mudah bagi

pelayaran kapal-kapal dari Tiongkok atau India dengan

mengandalkan arah angin muson. Antara bulan November dan

Februari, angin muson timur laut membawa kapal para pedagang

dari Asia Timur, dan di antara bulan Juni dan Agustus para

pedagang dari India, Timur Tengah. Bangsa Eropa menggunakan

angin muson barat daya untuk berlayar ke selat-selat di wilayah

timur. Dengan arah dan pola angin yang tepat ini, memudahkan

para pedagang dari berbagai wilayah untuk mencapai pelabuhan-

pelabuhan yang dekat dengan Selat Malaka. Pelabuhan Malaka

juga tidak banyak ditumbuhi hutan bakau dan terlindung dari

angin kencang atau badai, sehingga memudahkan kapal-kapal

untuk bersandar.39

Negara ini berbatasan dengan laut di sebelah utara dan

bagian tenggara menghadap laut. Sedangkan di bagian timur dan

barat berbatasan dengan pegunungan. Tanah di pegunungan

38 W.P Groeneveldt, Nusantara dalam Catatan Tionghoa, 140.

Penampilan buah kajang seperti leci dan sebesar telur. Penduduk pribumi

biasanya membuat arak dari pohon ini dan disebut sebagai arak kajang serta

sangat memabukkan. Penduduk juga menggunakan daunnya serta bambu

untuk dijadikan tikar. Lebar tikar ini sekitar 70 kaki dan panjangnya lebih dari

tiga meter. Tikar ini kemudian dijual. 39 Leonard Y. Andaya, Leave of the Same Tree Trade and Ethnicity

in the Straits of Melaka, 24.

Page 46: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

30

sangat berpasir dan payau. Suhu udaranya panas di siang hari

dan dingin di malam hari. Di kawasan itu, terdapat sungai yang

melewati istana dan airnya mengalir ke laut. Sultan membangun

jembatan kayu di atas sungai tersebut. Di atas sungai tersebut

dibangun lebih dari 20 balairung40

yang digunakan sebagai

tempat berdagang.41

Di wilayah Upeh, bersebrangan dengan Kedah, Malaka

berbatasan dengan Kuala Lingi (Acoala Penajy)42

, sebuah sungai

yang mengalir ke laut. Di wilayah Iler,43

berseberangan dengan

Muar, berbatasan dengan Kuala Kesang (Acoala Cacam)44

. Dari

satu batas ke perbatasan lain, terdapat kaki bukit bernama

Gunung Ledan yang merupakan batas wilayah daratan Malaka.

40Balai atau pendapa besar tempat raja dihadap rakyatnya. Di

Yogyakarta dan Surakarta disebut ‗Bangsal Kencana‘. 41Kong Yuanzhi, Muslim Tionghoa Cheng Ho : Misteri Perjalanan

Muhibah Nusantara (Jakarta : Pustaka Populer Obor, 2007), 144. 42Acoala Penajy kemungkinan besar sesuai dengan Kuala Linggi,

muara Sungai Linggi. 43 Menurut Eredia, Yler merupakan sebuah desa yang terletak di luar

tembok Malaka, lebih tepatnya di sisi sungai Malaka yang mengarah ke

tenggara. Tempat ini muncul dalam rencana tata kota, tempat ini berkaitan

dengan wilayah tenggara Kota Malaka yang kini dikenal dengan nama Banda

Hilir. 44 Kuala Kesang membentuk apa yang kini merupakan batas di

sebelah timur antara Pemukiman Malaka dan Negeri Johor. Eredia menyebut

wilayah ini sebagai tempat yang indah dan penuh dengan aligator serta buaya.

Menurut Eredia, pada masanya, Distrik Malaka yang disebut-sebut oleh

Portugal merupakan bagian perluasan dari Sungai Linggi di Timur Sungai

Muar, jaraknya yakni 38 mil, sedangkan luas daratan yang ditembus yakni 25

mil, dengan lingkar sepanjang 64 mil. Jarak antara Kuala Linggi dan Kuala

Muar kira-kira sejauh 50 mil sepanjang pesisir, sedangkan Kuala Kesang berjarak sejauh 18 mil dari Malaka. Di masa Pires, perbatasan wilayah Malaka

sama luasnya dengan yang ada hari ini.

Page 47: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

31

Di wilayah perbatasan tersebut terdapat hutan yang luas dan

simpanan air yang berkualitas.45

Menurut Wolters, pengetahuan tentang jalan ke sebelah

utara (Tiongkok dan lain-lain) tidak setua pengetahuan tentang

jalan ke sebelah barat atau negeri-negeri di atas angin (Asia

Tenggara). Menurut Wolters, beberapa abad telah terdapat

pelayaran dari dan ke barat sebelum ditemukannya kapal-kapal

laut menuju Tiongkok.46

45 Armando Cortesao, Suma Oriental Karya Tome Pires : Perjalanan

dari Laut Merah ke Cina & Buku Francisco Rodrigues (Yogyakarta : Ombak,

2014) : 332. 46Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah

Nasional Indonesia III : Zaman Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan-

Kerajaan Islam di Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2010), 93.

Page 48: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

32

Gambar 3.1 Letak Geografis Malaka Abad XV47

47 Leonard Y. Andaya . Leave of the Same Tree Trade and Ethnicity

in the Straits of Melaka, 23.

Page 49: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

33

B. Masyarakat Malaka dalam Perdagangan

Penduduk Asia Tenggara, termasuk Champa, Jawa, Bugis

dan Melayu memanfaatkan laut sebagai ladang mencari nafkah.

Beberapa ilmuwan menyebut mereka sebagai littoral society atau

masyarakat pesisir.48

Pada mulanya, Malaka hanyalah sebuah

perkampungan nelayan. Masyarakat Melayu tinggal di kaki bukit,

di rumah kayu dan beratap rumbia. Rumah mereka dibangun

cukup tinggi diatas tanah (sekitar satu meter dari tanah) dan tidak

menggunakan papan. Sebagai gantinya, mereka menggunakan

batang kelapa yang dibelah dan diikat dengan rotan. Diatas lantai

ini, mereka menggelar tempat tidur dan tikar, dan segala aktivitas

yang mereka lakukan. Mereka tinggal di seberang sungai agar

dapat mengaitkan kapal-kapal mereka di mulut sungai atau di

pantai.49

Secara umum, stratifikasi sosial masyarakat di Malaka

terbagi menjadi tiga. Strata teratas diduduki oleh raja Malaka dan

kerabatnya, kemudian strata selanjutnya diisi oleh para pembesar-

pembesar atau para pegawai kerajaan, dan yang terakhir diisi oleh

rakyat biasa, baik yang merdeka maupun yang menjadi budak.

Berdasarkan catatan Tome Pires dan Sejarah Melayu menuliskan

bahwa raja Malaka dan kerabatnya tinggal di atas bukit yang

strategis dari laut dan wilayah pertahanan. Pembesar-pembesar

kerajaan tinggal di sekitar lereng bukit berdekatan dengan istana

raja dan mempunyai kumpulan masing-masing, seperti kampung

48 Craig A. Lockard,‖The Sea Common to All‖: Maritime Frontiers,

Port Cities, and Chinese Traders in the Southeast Asian Age of Commerce, ca. 1400-1750‖, 229.

49Ibid, 229.

Page 50: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

34

Bendahara, kampung Laksamana, dan kampung Seri Nara Diraja.

Ada juga sebagian penduduk Melayu yang tinggal di beberapa

kampung pedalaman, sembari menjalankan kegiatan pertanian

kecil-kecilan. Di bagian utara bandar Pelabuhan Malaka

berpenduduk lebih padat. Di sepanjang kawasan utara Malaka,

merentang Kampung Keling menjorok ke Linggi dan dipenuhi

dengan rumah-rumah. Arah ke hilir muara sungai, terdapat

kawasan niaga yang sibuk. Saudagar kaya raya menduduki

bagian utara tebing Sungai Malaka yang dikelilingi oleh

perkebunan bunga dan buah-buahan. Mereka tinggal di rumah-

rumah yang besar. Di bagian selatan pelabuhan Malaka juga

merupakan kawasan yang padat penduduk, menjorok dari Air

Leleh sampai ke Muar.50

Raja dan penduduk Malaka merupakan penganut Islam

yang taat. Raja menutup kepalanya dengan kain putih lokal yang

bagus, dan berpakaian yang terbuat dengan kain katun indah

berwarna hijau dan bermotif bunga. Sepatunya terbuat dari kulit,

biasanya ia menaiki kursi tandu jika bepergian. Sedangkan, kaum

pria menutup kepalanya dengan kain persegi empat yang terbuat

dari katun, dan para perempuan menyanggul rambutnya di

belakang kepala. Mereka berkulit agak gelap, tubuh bagian

bawah ditutupi oleh sehelai kain kain katun berwarna putih dan

bagian atas ditutupi jaket pendek dari katun bermotif bunga.51

Menurut catatan Fei Xin bahwa di antara orang Malaka yang

50 Muhammad Yusoff Hashim, Kesultanan Melayu Melaka Kajian

Beberapa Aspek tentang Melaka pada Abad ke-15 dan Abad ke-16 dalam Sejarah Malaysia, 278.

51 W.P Groeneveldt, Nusantara dalam Catatan Tionghoa, 140.

Page 51: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

35

berkulit kehitam-hitaman, terdapat juga orang berkulit kuning

langsat yang merupakan keturunan Tionghoa.52

Bangsa Melayu adalah salah satu bangsa yang

mempunyai sifat pahlawan. Mereka adalah salah satu bangsa

yang taat dan setia, pantang durhaka kepada raja. Tingkah laku

mereka sangat sopan dan sederhana. Bangsa Melayu juga bangsa

yang cinta perdamaian, tetapi jika diserang mereka pantang

mundur.53

Sejak abad VII akhir, mereka memainkan peranan

penting dalam jaringan perdagangan nusantara. Fakta seperti ini

terjadi berkelanjutan, sehingga dapat menghubungkan India dan

Sri Lanka ke Teluk Bengal, Sumatra, Selat Malaka, Semenanjung

Melayu, Teluk Siam, Laut Cina Selatan, Mekong, dan Vietnam

Tengah. Di sinilah awal mula adanya interaksi ekonomi dan

budaya secara intensif dan ekstensif.54

Hingga awal abad XV, Malaka berubah menjadi kerajaan

yang menguasai hampir seluruh semenanjung Tanah Melayu dan

timur Sumatera. Masyarakat Malaka merupakan masyarakat yang

jujur dan berkelakuan baik, terutama dalam berdagang. Malaka,

sebelum jatuh ke tangan Portugis tahun 1511, banyak didiami

oleh orang Jawa yang menjadi budak atau tanggungan para

pedagang besar Jawa yang memasok Malaka dengan bahan

makanan dan membeli banyak barang dagangannya. Pedagang

paling kaya mempunyai gelar ―Utama Diraja‖, dikabarkan

52 Kong Yuanzhi, Muslim Tionghoa Cheng Ho : Misteri Perjalanan

Muhibah Nusantara, 144. 53 Ibrahim Mahmood, Sejarah Perjuangan Bangsa Melayu, 2. 54 Leonard Y. Andaya, Leave of the Same Tree Trade and Ethnicity

in the Straits of Melaka, 22.

Page 52: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

36

menguasai 8.000 budak. Orang-orang Jawa ini adalah pengrajin

terkemuka dari emporium besar itu, mereka pandai membuat

almari, pembuatan senapan dan berbagai macam senjata api. Para

budak ini juga datang ke Patani dan kota-kota lainnya sebagai

salah satu dagangan yang penting. Ekspor budak, hampir selalu

berkaitan dengan perpecahan internal, dan wilayah Indonesia

bagian timur, Irian, Bali, Nias, selamanya merupakan

pengekspor.55

Sebelum kedatangan Parameswara, daerah Malaka di huni

oleh Suku Laut.56

Kemudian pada abad XV, masyarakat yang

tinggal di sekitar Pelabuhan Malaka adalah masyarakat campuran

dari berbagai etnik. Mereka adalah penduduk Jawa, Melayu,

Jawi, Luzon dan Siam, dan beberapa masyarakat maritim lainnya.

Masyarakat Melayu adalah para pedagang yang berdiaspora

sembari membawa barang perniagaan Malaka dan berbicara

menggunakan bahasa perantara warisan kebudayaan, yakni

bahasa Melayu. Etnik yang berada di Malaka bermacam-macam,

akan tetapi para imigran didominasi oleh masyarakat yang berasal

dari pesisir Jawa, bahkan Sejarah Melayu juga ditulis dengan

frasa bahasa Jawa, mereka terkenal sebagai tukang kayu

sekaligus pembuat kapal.57

Dengan banyaknya para pedagang

asing yang datang ke Malaka, maka penduduk Malaka terbagi

55 Anthony Reid. Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450-1680

Jilid I : Tanah di Bawah Angin, 152. 56 Suku Laut (Sea Nomads) merupakan salah komunitas pribumi yang

hidupnya nomaden. Mereka mendiami wilayah perairan Kepulauan Riau,

Kepulauan Malaka dan Laut Cina Selatan 57 Anthony Reid,―Hybrid Identities in the Fifteenth-Century Straits of

Malacca‖. Asia Research Institute, no. 67 (2003): 30.

Page 53: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

37

menjadi tiga macam, yaitu penduduk pribumi, para pedagang

asing yang menetap di Malaka dan para pedagang yang sering

singgah atau sekedar berkunjung ke Malaka.

C. Peran Kerajaan dalam Perdagangan

Kejayaan perdagangan di Malaka tentunya tidak bisa

dilepaskan dari peran pemerintah atau kerajaan setempat. Berkat

adanya perdagangan maritim ini pula, para sultan di Malaka dapat

memperoleh keuntungan yang besar. Dengan penghasilan dari

bea cukai yang dipungut dari barang impor ditambah dengan

pajak yang lainnya, kekayaan sultan bertambah dengan ramainya

kapal-kapal yang berlabuh di Malaka.

Menurut analisa dari beberapa sumber yang penulis

temukan, diantaranya Suma Oriental of Tome Pires yang

disunting oleh Armanda Cortesao dan Sejarah Melayu yang

diterjemahkan oleh Shellabear, dalam mengelola sistem

perdagangan maritim di Malaka, kerajaan dibantu oleh para

utusan. Utusan-utusan tersebut terbentuk dalam struktur kerajaan,

diantaranya adalah :

1. Raja atau sultan, menduduki puncak tertinggi di strata

sosial masyarakat. Sultan memegang tampuk kerajaan dan

kuasa paling besar, bukan hanya di negerinya, tetapi juga

wilayah taklukannya. Kata-kata sultan adalah undang-

undang yang harus dijalankan. Baginda sultan juga

sebagai pusat perpaduan dan titik ketaatan rakyatnya.

Page 54: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

38

Raja-raja Malaka seringkali mengangkat kapten jenderal

yang disebut paduka raja.58

2. Bendahara, Bendahara adalah utusan sultan yang bertugas

mengatur biaya diplomatik, pemasukan raja dan

perdagangan serta hal-hal yang berkaitan dengan

administrasi. Bendahara juga bertugas sebagai penasehat

kerajaan. Bendahara adalah ahli kabinet yang paling dekat

hubungannya dengan sultan. Selain itu, ia juga

diamanahkan sebagai pemangku raja selama sultan

melakukan kunjungan ke negeri lain. Bendahara hampir

seperti hakim tertinggi dalam hukum sipil dan pidana.

Secara historis, Bendahara Malaka yang terkenal adalah

Tun Perak dan Tun Mutahir.

3. Perdana Menteri, untuk posisi ini sedikit membingungkan

tugas dan perannya di kerajaan. Di Balairung, Perdana

Menteri dikatakan duduk berhadapan dengan Bendahara.

Seorang perdana menteri Singapura bergelar Tun Perpatih

Permuka Segalar. Penghulu Bendahari, ber

4. tugas seperti menteri keuangan masa kini. Ia diamanahkan

untuk mencatat penghasilan dalam negeri dan

bertanggung jawab atas perbelanjaan dan pentadbiran

kerajaan. Penghulu juga bertanggung jawab atas

pemungutan pajak.

5. Temanggung atau Tumenggung atau Temenggung,

temanggung adalah kepala keamanan atau polisi. Selain

58 Ding Choo Ming,‖Penafsiran Kuasa Raja dalam Beberapa Teks

Sastra Melayu Lama‖. Jurnal Jumantara, vol. 3, no. 2 (2012) : 69.

Page 55: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

39

itu, temanggung juga bertugas mengepalai para

syahbandar dan berkuasa atas seluruh kota dan pelabuhan.

Temanggung bertanggung jawab atas kepastian hukum

atau undang-undang serta pemeliharaan ketertiban dan

keamanan di Malaka. Ia merupakan hakim di kota. Tiap

kasus yang berkaitan dengan penjara harus terlebih dahulu

dilaporkan kepadanya, baru kemudian dilaporkan ke

Bendahara. Ia juga ditugaskan atas keselamatan harta

benda dan menerima pajak komoditas.

6. Syahbandar, adalah seseorang yang mengurus dan

mengawasi perdagangan orang-orang yang dibawahinya,

termasuk pengawasan di pasar dan gudang. Ia harus

mengawasi timbangan, ukuran dagangan, dan mata uang

yang ditukarkan. Pada masa kejayaannya, Pelabuhan

Malaka sampai memiliki empat orang syahbandar.

Syahbandar merupakan pejabat pertama yang menemui

kapal-kapal asing. Biasanya, mereka dipilih di antara

pedagang-pedagang asing yang sudah lama menetap di

Malaka.59

7. Laksamana, laksamana adalah utusan sultan mengepalai

atau memimpin kekuatan angkatan laut negara.

Laksamana mempunyai tanggung jawab untuk menjamin

perdamaian dan keamanan di laut. Segala yang berada di

laut, jung dan lanchara berada di bawah kekuasaannya. Ia

59 Adrian B. Lapian, Pelayaran dan Perniagaan Nusantara Abad ke-

16 dan 17, 103.

Page 56: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

40

adalah pengawal bagi raja. Legenda Laksamana Hang

Tuah, adalah salah satu legenda yang terkenal.60

8. Para menteri kecil yang terdiri dari : (1) Bentara, yakni

yang bertugas melayani dan menyampaikan titah raja atau

membawa alat-alat kebesaran kerajaan. (2) Sida-sida,

yakni semacam golongan pegawai tinggi. Dan (3)

Hulubalang, yakni kepala laskar atau kepala distrik, yang

memimpin para hulubalang adalah hulubalang besar.61

Jabatan Syahbandar diperkirakan mulai ada ketika

pemerintahan Sultan Mansyur Syah (1456--1477). Walaupun

sebagai jabatan yang baru, posisi Syahbandar dalam Undang-

Undang Malaka setara dengan empat pembesar utama kerajaan

Malaka, yakni Bendahara, Penghulu Bendahari, Tumenggung,

dan Laksamana.

Tome Pires menulis bahwa di Malaka, terdapat

syahbandar khusus yang mengawasi kepentingan saudagar

Tionghoa, Siam dan Ryu Kyu62

. Mereka dibebaskan dari

kewajiban membayar bea cukai. Sebagai gantinya, mereka harus

membawa upeti berdasarkan jenis permintaan dan harga dari

syahbandar. Walaupun begitu, saudagar Tionghoa tetap

mengikuti apa yang telah menjadi adat negeri Malaka, meskipun

60 Armando Cortesao, Suma Oriental Karya Tome Pires : Perjalanan

dari Laut Merah ke Cina & Buku Francisco Rodrigues (Yogyakarta : Ombak,

2014), 103. 61 Ibid, 104. 62

Kerajaan Ryukyu adalah kerajaan yang berkuasa di kepulauan

Ryukyu dari abad ke-15 sampai abad ke-19. Raja Ryukyu menyatukan

pulau Okinawa dan memperluas kerajaan ke Kepulauan Amami, dan Kepulauan Yaeyama di dekat Taiwan. Kerajaan ini resmi menjadi bagian

dari Jepang pada 11 Maret 1879.

Page 57: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

41

upeti yang mereka bawa ke Malaka terbilang sangat berlebihan

dikarenakan mereka membawa para pedagang dengan jumlah

yang lebih banyak dalam satu kapal, dibandingkan dengan negeri

lain. Akan tetapi, saudagar Tionghoa tetap saja mau datang ke

Malaka karena keuntungan yang mereka dapat masih cukup

dibandingkan dengan upeti yang mereka berikan ke kerajaan. Di

sisi lain, mereka juga harus membayar pajak yang tinggi jika

meminta izin meninggalkan negerinya.63

Menurut Hikayat Langlang Buana, selain para pembesar

di atas, terdapat banyak pula yang memainkan peranan penting di

istana. Mereka adalah pawang, bomoh (dukun) dan tukang

nujum. Mereka sering mengadakan rapat dengan raja perihal

ramalan tentang baginda dan negerinya.64

D. Pedagang Asing di Malaka

Orang Tiongkok, Jawa, Keling, Benggala, Arab, Persia

dan Gujarat, mewakili kelompok paling penting, mengunjungi

Malaka secara reguler. Orang Gujarat adalah kelompok yang

paling banyak datang. Sebagai pelaut yang hebat pada masa itu,

mereka mengawaki kapal-kapal Gujarat. Gujarat merupakan

negara perdagangan paling penting di pesisir barat India. Selain

menjadi pelaut, mereka juga menjadi pedagang pasar, pedagang

besar yang melakukan perjalanan dengan modal yang cukup

besaratau kargo berharga. Di kalangan para pedagang yang

63 Adrian B. Lapian, Pelayaran dan Perniagaan Nusantara Abad ke-

16 dan 17, 110. 64 Ding Choo Ming,‖Penafsiran Kuasa Raja dalam Beberapa Teks

Sastra Melayu Lama‖, 69.

Page 58: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

42

menetap di Malaka, para pedagang skala besar adalah orang

Keling dan Jawa. Mereka kadangkala berhasil meraih posisi yang

cukup berkuasa.65

Banyak kota pelabuhan di sepanjang Selat Malaka yang

membawa barang dagangan dan melakukan aktivitas transaksi

jual beli, seperti Aru, Kampar, Siak, Indragiri, Tungkal, Jambi,

Palembang, dan Malaka menjadi kota pelabuhan terbesar. Bukan

hanya itu, Tome Pires menyebutkan pedagang-pedagang yang

datang ke Malaka berasal dari Kairo, Mekkah, Aden, Abessina,

Kilwa, Malindi, Ormuz, Persia, Turki, Armenia, Gujarat, Chaul,

Dabhol, Gowa, Kerajaan Deccan, Malabari, Keling, Orissa,

Ceylon, Bengal, Arakan, Pegu, Siam, Kedah, Malay, Pahang,

Patani, Camboja, Campa, Cochin Cina, Tiongkok, Lequeos,

Brunei, Locoes, Tanjungpura, Lawu, Bangka, Lingga, Maluku,

Banda, Bima, Timor, Madura, Jawa, Sunda, Palembang, Jambi,

Tungkal, Indragiri, Kapatta, Minangkabau, Siak, Arqua, Aru,

Bata, Negari Tamjano, Pasai, dan Pedir Maladewa. Pedagang-

pedagang tersebut datang ke Malaka dengan membawa barang

dagangannya, dan kembali ke negara mereka dengan membawa

barang dagangan seperti cengkeh, porselen, musk, kapur barus,

emas, timah, sutera putih, damas putih, burung-burung, dan lain-

lain.66

Penduduk asli dan para pedagang asing semuanya tinggal

di distrik pemukiman yang terpisah. Di sebelah utara Sungai

65 M.A.P Meilink Roelofsz, Persaingan Eropa dan Asia di Nusantara

: Sejarah Perniagaan 1500-1630, 36. 66 Armanda Cortesao, Suma Oriental of Tome Pires (Yogyakarta :

Ombak, 2014) : 270

Page 59: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

43

Malaka terletak Upeh, yang terdiri dari dua distrik. Dalam satu

distrik, tinggal orang-orang yang datang dari Asia bagian barat

laut. Di distrik lainnya, tinggal orang-orang dari timur.67

E. Malaka sebagai Bandar Perdagangan Internasional

Sebagai wilayah yang strategis, Malaka memang

memenuhi standar sebagai pelabuhan. Malaka memiliki daerah

hinterland68

yang cocok untuk pertanian. Banyak faktor yang

menjadikan Malaka sebagai bandar perdagangan internasional.

Pertama, adalah keuntungan geografi. Seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya, Malaka terletak di tempat pertemuan

angin muson, sehingga dapat menjadi tempat persinggahan yang

dikehendaki oleh saudagar Tiongkok dan India. Terlebih,

Pelabuhan Malaka terletak di lalu lintas pelayaran kapal dagang

internasional. Terletak di selat yang sempit dan pertengahan

―kawasan rempah‖ di Nusantara.

Faktor kedua, adalah Malaka merupakan pelabuhan yang

memiliki pelayanan yang baik dan jaminan keselamatan bagi

siapa saja yang singgah di sana. Penduduk Melayu yang ramah

dan baik, sangat membantu agar pedagang asing mau berkunjung

ke Negeri Malaka. Selain itu, jaminan keselamatan yang telah

diupayakan oleh Parameswara dengan bekerjasama dengan

Tiongkok, sangat membantu para pedagang asing dari serangan

67 M.A.P Meilink Roelofsz, Persaingan Eropa dan Asia di Nusantara

: Sejarah Perniagaan 1500-1630, 35. 68 Suatu daerah yang berfungsi sebagai pemasok dan pemenuhan

kebutuhan bahan makanan pokok serta tempat produksi komoditi eksport.

Page 60: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

44

perompak dan bajak laut. Malaka juga mempunyai aturan negara

yang tertuang dalam Undang-Undang Malaka.

Faktor ketiga, adalah pengaruh orang Islam. Sepanjang

abad XIV, saudagar Islam dari Arab dan India lah yang

menguasai perdagangan. Saudagar ini bertapak di pelabuhan

Sumatera Timur. Hingga pada akhirnya pada tahun 1414,

Parameswara memeluk agama Islam, karena kedatangan para

saudagar Islam ke Malaka dengan membawa pengaruh dan ajaran

Islam. Hingga pada akhirnya, Parameswara masuk Islam dan

menikah dengan putri dari Kerajaan Samudera Pasai. Bukan

hanya itu, Lombard juga menekankan sesungguhnya Islamlah

yang pertama mempunyai andil besar dalam penyebaran gagasan

tentang waktu yang linear dan ruang geografis yang sebenarnya.

Menurutnya, Islam hampir tidak terguncang oleh modernitas

Barat dan tetap mempunyai pengaruh yang luar biasa terhadap

mentalitas masyarakat.69

Faktor keempat, adalah komoditas perdagangan.

Komoditas utama yang diangkut dalam pelayaran pulang oleh

para pedagang dari Malaka adalah cengkih, bunga pala, biji pala,

kayu cendana, biji mutiara, porselin, wewangian musk, tanaman-

tanaman obat, kemenyan, rempah-rempah. Mereka juga

membawa emas, kain sutra putih, timah, damask putih, sutra

69 Susanto Zuhdi, ‖Budaya Bahari dan Jati Diri Bangsa dalam

Perspektif Sejarah‖ (Makalah disampaikan dalam Seminar Internasional Pernaskahan Nusantara: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta,

17-21 September 2018), 7.

Page 61: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

45

warna-warni, burung-burung yang berasal dari Banda.70

Barang-

barang inilah yang menjadi komoditi utama di Malaka.71

Faktor kelima, sistem perdagangan. Sebagai pelabuhan

internasional, Malaka menerapkan sistem perdagangan yang

tersusun rapi. Di Malaka, telah menjadi kebiasaan bahwa ketika

para pedagang tiba, mereka akan segera membongkar kargo dan

membayar pajak atau bea cukai dan hadiah yang sudah

ditentukan. Jumlah yang dibayar tergantung ukuran dan

timbangannya. Sepuluh hingga dua puluh pedagang akan

berkumpul dengan pemilik barang dagangan dan melakukan

tawar-menawar. Dari sini, harga ditentukan dan jumlah dibagi

sesuai jatah masing-masing. Kemudian para pedagang Malaka

membawa barang dagangan ke kapal untuk dijual sesuai

keinginan mereka. Dari sini, para pedagang menerima

keuntungan dan tempat tinggal, sehingga mereka dapat hidup

dalam keteraturan dan menjalankan bisnis mereka. 72

Sebagai bandar pelabuhan internasional, Malaka memiliki

tembok kota dengan empat pintu gerbang serta dilengkapi menara

pengawas dan menara genderang. Pada malam hari, mereka

berpatroli sambil membunyikan semacam bel kecil. Di balik

tembok tersebut, terdapat pertahanan berupa pagar yang terbuat

dari batang kayu yang runcing. Di balik tembok kayu ini, dibuat

70 Bulu dari burung-burung tersebut biasanya akan dipakai sebagai

hiasan oleh orang-orang Rum, Turki dan Arab. Burung-burung tersebut sangat

mahal harganya. 71Armando Cortesao, Suma Oriental Karya Tome Pires : Perjalanan

dari Laut Merah ke Cina & Buku Francisco Rodrigues, 270. 72 Ibid, 350.

Page 62: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

46

sejumlah gudang untuk menyimpan uang dan persediaan bahan

makanan.73

Eredia mengatakan bahwa para pedagang yang terdiri dari

masyarakat biasa, banyak yang berkumpul di Sabak, tepatnya di

sepanjang pinggir sungai Malaka. Para pedagang yang kedua,

yang terdiri dari para pemerintah dan para pembesar Malaka yang

berkumpul dan berdagang di kawasan-kawasan elit di atas dan di

lereng bukit. Para pedagang yang kaya raya dan para pedagang

yang datang dari berbagai daerah di Nusantara, mereka

berkumpul dan menetap di kawasan Upeh atau Iler.74

Tome Pires menulis bahwa setiap tahun dalam bulan

Februari, 15 atau 16 buah kapal besar dari Pegu, bertiang tiga

atau empat, berlayar ke Malaka. Selain itu, ada 20 sampai 30

kapal berlunas panjang dengan muatan yang kurang juga tiba di

Malaka pada bulan Maret dan April. Raja-raja Pahang, Kampang,

dan Inderagiri mempunyai kantor sendiri di Malaka, sekalipun

peranan mereka pasif. Rupanya raja-raja ini tidak memiliki kapal,

akan tetapi mereka mempunyai saham dalam kapal yang berlayar

ke Malaka.75

Kemunculan Malaka sebagai pelabuhan internasional

bersamaan dengan kejayaan Dinasti Ming di Tiongkok dengan

politik luar negerinya dan promosi pertukaran ekonominya.

Laksamana Cheng Ho (Zheng He) beserta armadanya gencar

melakukan ekspedisi ke Malaka, menyepakati aliansi dengan

73 W.P Groeneveldt, Nusantara dalam Catatan Tionghoa, 142. 74 Armando Cortesao, The Suma Oriental of Tome Pires, 259-260 75 Armando Cortesao, Suma Oriental Karya Tome Pires : Perjalanan

dari Laut Merah ke Cina & Buku Francisco Rodrigues, 98

Page 63: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

47

sultan dan membuat basis pelabuhan untuk penjelajahan atau

eksplorasi di Samudra Hindia. Malaka sangat menjaga hubungan

dekatnya dengan Tiongkok, karena kapal-kapal Tiongkok yang

datang meramaikan pelabuhan. Pada abad XV, Tiongkok

membawa parfum, sutra, satin, emas, perhiasan, besi, sulfur,

porselin, perkakas dapur dan bola meriam untuk ditukarkan

dengan rempah-rempah, lada, candu, hasil-hasil hutan dan kayu-

kayu tertentu di Malaka. Permintaan lada oleh para pembesar

Tionghoa membawa keuntungan besar bagi Malaka, lada-lada

tersebut diimpor dari Sumatra dan Patani (pelabuhan di Thailand

Selatan) oleh para tengkulak. Menjalin relasi perdagangan dengan

Tiongkok membawa keuntungan yang tinggi bagi orang-orang

Malaka dan komunitas pedagang lainnya.76

Malaka merupakan pelabuhan pertama yang dikunjungi

oleh Dinasti Ming di Tiongkok pada tahun 1403. Eksistensi

Malaka terdengar sampai di Tiongkok melalui beberapa

pedagang Muslim dari India Selatan. Rupanya, pedagang-

pedagang tersebut menginginkan perkembangan sebuah

pelabuhan di Selat Malaka, yang mana pelabuhan tersebut lebih

baik dari pelabuhan di Ayutthaya bagi pedagang yang datang dari

barat.77

Keuntungan yang dimiliki oleh Malaka, baik secara

geografis maupun demografis memberi daya tarik sendiri bagi

76 Craig A. Lockard,‖The Sea Common to All : Maritime Frontiers,

Port Cities, and Chinese Traders in the Southeast Asian Age of Commerce, ca.

1400-1750‖, 231. 77 Leonard Y. Andaya, Leave of the Same Tree Trade and Ethnicity in

the Straits of Melaka, 69.

Page 64: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

48

pedagang asing, terutama Tiongkok. Malaka bagi Tiongkok

adalah sasaran yang tepat untuk melakukan kerjasama politik dan

ekonomi sekaligus sebagai momen eksistensi Tiongkok di mata

dunia. Kemudian, dua kerajaaan besar di Asia Tenggara dan Asia

Timur ini bekerjasama untuk membangun peradaban di wilayah

masing-masing. Dengan demikian, pembahasan spesifik

mengenai terjalinnya kerjasama antara Malaka dan Tiongkok,

akan dilanjutkan dalam bab IV.

Page 65: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

49

BAB IV

KERJASAMA ANTARA TIONGKOK DAN MALAKA

Dalam bab empat akan menjelaskan banyak tentang

Tiongkok sekaligus sejarah awal mula Tiongkok dan Malaka

menjalin hubungan. Tiongkok sebagai kerajaan besar di Asia

Timur melakukan diplomasi politik dengan Malaka. Sebelumnya,

penulis akan menjelaskan kekuatan atau kejayaan Tiongkok

dalam berbagai bidang, sehingga kekuatan tersebut dapat

digunakan untuk mempengaruhi atau memberikan kontribusi bagi

wilayah yang lainnya.

Tiongkok sendiri merupakan daerah yang luas. Ruang

lingkup geografisnya membentang dari Siberia hingga daerah

beriklim tropis, dan dari Samudra Pasifik hingga mencapai

jantung Asia Tengah. Saat era kepemimpinan Dinasti Ming,

Tiongkok mempunyai 16 wilayah provinsi, yakni Liaoyang,

Jingshi, Shandong, Shanxi, Shaanxi, Henan, Nanjing, Zhejiang,

Huguang, Sichuan, Jiangxi, Fujian, Guangzhou, Guangxi,

Guizhou, dan Yunnan. Dari wilayah-wilayah tersebut, daerah

yang menjadi pasar bagi dagangan dari Asia Tenggara, termasuk

Malaka adalah daerah Tiongkok Selatan, khususnya di Fujian dan

Guangzhou.78

Menurut apa yang dikatakan oleh orang-orang timur,

segala hal yang berasal dari Tiongkok selalu berkualitas tinggi,

kaya, dan megah. Raja Tiongkok adalah seorang pagan yang

78 Taniputera, Ivan. History of China (Jogjakarta: Ar Ruzz Media,

2011), 462.

Page 66: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

50

berkuasa atas negeri yang sangat luas dan rakyat yang berjumlah

banyak. Orang-orang Tionghoa berkulit putih. Sebagian dari

mereka mengenakan kain katun berwarna hitam dan lima lapis

jubah dengan tanduk kerbau. Tiongkok memiliki banyak kota dan

benteng, semuanya terbuat dari batu.79

Jika dalam sastra Melayu klasik disebutkan bahwa putri-

putri Tiongkok terkenal dengan kulit mereka yang berwarna

kuning langsat dan paras yang cantik. Tidak heran, jika pada

masa silam, banyak bangsawan bahkan sultan di dunia Melayu

menjadikan putri-putri Tiongkok sebagai istri. Seorang jenderal

Portugis meninggalkan catatan bahwa Sultan Malaka yang kedua,

pernah memperistri puteri dari seorang kapten Tiongkok di

Malaka. Dapat dipastikan bahwa kapten tersebut telah lama

menetap di Malaka dan menikah dengan perempuan pribumi.80

A. Tiongkok Sebagai Penguasa di Asia

Sifat keterbukaan yang dimiliki bangsa Tiongkok

mendorong negara-negara di Asia untuk menjalankan aktivitas

kerjasama dengan Tiongkok, karena pada waktu itu Tiongkok

merupakan negara yang kuat dan mempunyai kedudukan yang

tinggi bagi negara-negara di Asia.

Bidang Perniagaan

Jauh sebelum abad ke XV, orang-orang Tionghoa

sudah giat berdagang antar wilayah. Pada masa Dinasti Tang

79 Armando Cortesao, Suma Oriental Karya Tome Pires : Perjalanan

dari Laut Merah ke Cina & Buku Francisco Rodrigues, 151. 80 Kong Yuanzhi,‖Cerita Hang Lipo: Ode Persahabatan Kedua-dua

Bangsa China-Malaysia‖. Nota Penyelidikan, no. 19 (2001): 184

Page 67: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

51

(618-907 M), Tiongkok menggalakkan hubungan eksternal

dengan membuka pintu kepada dunia asing, di samping

mengasimilasikan unsur luar bagi peningkatan peradaban

Tiongkok. Kerajaan ini giat melakukan pertukaran dua arah

dengan negeri-negeri lain, terutama hal-hal yang melibatkan

ekonomi dan kebudayaan. Tiongkok tidak pernah secara paksa

kepada negeri lain untuk menerimanya. Negeri-negeri yang

datang menghadap kaisar Tiongkok adalah berdasarkan

kehendak rajanya sendiri. Selain itu, upeti diberikan oleh

Tiongkok guna menjaga hubungan diplomatik dengan

kawasan luar negeri, terutama di kawasan Asia Timur Laut

dan Asia Tenggara. Oleh karena itu, negara-negara tersebut

akan merasa bangga jika dapat menjalin hubungan dengan

Tiongkok.81

Sejak zaman dahulu, bangsa Tionghoa adalah bangsa

yang gemar mengelilingi seluruh negeri di dunia. Dengan

timbangan di tangan, mereka membeli semua lada yang

mereka jumpai. Setelah menimbang sedikit, mereka

menentukan perkiraan jumlahnya, kemudian menawarkan

pembayaran.82

Zaman pemerintahan Dinasti Tang merupakan

era perdagangan yang maju bagi Tiongkok, jalur-jalur

perdagangan mulai dikenal oleh para pedagang.

81Mohd Khalil Yaakob dan Syaimak Ismail,‖Hubungan Diplomatik

Melaka-China pada Abad Ke-15 dan Kesinambungan Kerjasama Melaka-

China Abad Ke 21‖. Jurnal Malaysia Sains Sosial, no. 2 (2017): 132. 82 Gavin Menzies, 1421: Saat China Menemukan Dunia (Ciputat : PT

Pustaka Alvabet, 2006), 65.

Page 68: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

52

Kota Kanton adalah tempat dimana seluruh kerajaan

Tiongkok membongkar barang-barang dagangan mereka yang

sangat banyak, baik dari darat maupun laut. Kota Kanton

berada di pintu masuk muara sebuah sungai besar yang

dalamnya mencapai 3 atau 4 depa83

pada saat air pasang.

Tempat ini memiliki pelabuhan-pelabuhan di mana mereka

memiliki banyak jung. Kota ini memiliki penjagaan,

gerbangnya ditutup. Mereka kuat, mereka menyediakan

stempel untuk duta-duta besar. Mereka berdagang di dalam

kota, atau kalau tidak mereka berdagang di luar dengan

membawa barang-barang dagangan dari tempat tersebut dari

Kanton. Tak lama setelah jung-jung menurunkan jangkar,

penguasa mengirimnkan pesan ke Kanton dan para pedaganga

segera datang untuk menimbang barang dagangan.84

Bidang Pelayaran

Sejak masa kekaisaran Dinasti Ming (1368-1644 M)

pelayaran internasional di Asia Tenggara semakin meluas.

Utusan-utusan para raja di Asia Tenggara, Asia Selatan, barat,

bahkan dari Afrika Timur berlayar mempersembahkan

upetinya ke kaisar Tiongkok, kemudian kaisar Tiongkok

mengirimkan sampai tujuh kali armada kapal-kapalnya ke

raja-raja ini, dipimpin oleh Cheng Ho.

83 Ukuran sepanjang kedua belah tangan mendepang dari ujung jari

tengah tangan kiri sampai ke ujung jari tengah tangan kanan (empat hasta,

enam kaki) atau kurang lebih 1,8 meter. 84Armando Cortesao, Suma Oriental Karya Tome Pires : Perjalanan

dari Laut Merah ke Cina & Buku Francisco Rodrigues, 162.

Page 69: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

53

Kapal-kapal Tiongkok semuanya berangkat dari

Liujiagang di Suzhou, kemudian berlayar menuju Wuhumen di

Fujian dan menyeberang ke pantai Vietnam Tengah di

pelabuhan Culao-Re dan Qui Nhon. Dari sini jalur pelayaran

dibagi menjadi tiga, menyeberang ke Kalimantan dan terus ke

Pulau Jawa, Siam, Malaka serta ujung Semenanjung Malaya.

Selanjutnya perjalanan menyusur ke pantai Sumatera sampai

ke Aceh, untuk melintasi Teluk Benggala menuju Sri Lanka.

Ada pula yang menuju ke muara sungai Gangga, dan juga ke

Quilon atau Cochin dan ke pantai Malabar. Sesudahnya, kapal-

kapal menyeberang ke pantai Arab (Dhofar), ke arah selatan

sampai di Afrika Timur, dan ada pula yang ke Ormuz, sebuah

pelabuhan yang menguasai pintu Teluk Persia.85

85 Adrian B. Lapian, “Peta Pelayaran Nusantara dari Masa ke Masa‖.

Jati, no. 2 (1996) : 38.

Page 70: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

55

ditanam di daerah perantauan untuk persediaan makanan bagi

koloni Tiongkok.

Ukuran yang mengagumkan untuk kapal-kapal Tiongkok,

merupakan kapal yang terbaik dibandingkan angkatan laut

yang lain pada zamannya. Pada 1412, armada laut terkuat yang

berlayar adalah Venesia. Kapal terbesar Venesia berukuran

panjang sekitar 150 kaki, lebar 20 kaki87

dan dapat

mengangkut 50 ton kargo. Sebaliknya, kapal Tiongkok

merupakan kapal untuk mengarungi samudera yang terbuat

dari kayu jati. Kemudi salah satu dari kapal besar itu berdiri

setinggi 36 kaki. Setiap kapal mampu membawa lebih dari

2.000 ton kargo.88

Sebuah laporan dari Mekah, mengungkapkan bahwa

sejumlah kapal telah datang dari Tiongkok ke pelabuhan laut

India. Dua diantaranya menambatkan sauhnya di Aden, namun

barang dagangan mereka, seperti tembikar, sutera, musk dan

sejenisnya tidak diturunkan di sana karena tidak stabilnya

keadaan pemerintahan Yaman. Sultan menulis surat kepada

mereka dan meminta mereka untuk datang ke Jeddah. Orang-

orang Tionghoa dan Arab memiliki jumlah yang seimbang di

pelabuhan besar di India, di Calcutta. Hormuz di Teluk Persia

dan Malindi, Kilwa dan Zanzibar di Afrika Timur merupakan

pelabuhan Arab yang sering digunakan oleh bangsa Tionghoa.

87 Ukuran sekarang 150ft sekitar 45,72000 m dan 20ft sekitar 6.09600 m. Perhitungan ini didasarkan pada penghitungan kalkulator.

88 Gavin Menzies, 1421: Saat China Menemukan Dunia, 38.

Page 71: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

56

Namun, Malaka pada akhirnya merupakan jaringan Tiongkok

yang melambangkan basis depan Tiongkok.89

B. Sejarah Awal Malaka dan Tiongkok Menjalin Hubungan

Pada abad I masehi, sudah terdapat jalur maritim antara

Tiongkok dengan India. Tidak diragukan lagi, pantai

Semenanjung Tanah Melayu menjadi salah satu jalur maritim

yang dilewati dalam pelayaran tersebut. Hal itu dibuktikan oleh

penemuan arkeologi berupa berbagai macam pecahan alat

keramik peninggalan masa Dinasti Qin (221-206 SM) dan Dinasti

Han (206 SM-220 M) dari Tiongkok di lembah sungai Johor.

Semenanjung Tanah Melayu merupakan tempat transit bagi

pelayaran perdagangan antara Tiongkok dan India pada masa

itu.90

Penguasaan atas Delta Chalton dan Pulau Hainan telah

membuka ruang dan jalan laut ke Asia Tenggara. Armada

Tiongkok telah menjelajah hingga ke sebelah selatan dan setiap

kerajaan yang terdapat di Asia Tenggara akan dihantar seorang

duta secara resmi untuk menandakan permulaan sebuah

hubungan. Bermula dari situ, ramai orang Tiongkok yang mulai

merantau dan menetap di wilayah-wilayah di Asia Tenggara.91

Hubungan politik antara Malaka dan Tiongkok dimulai

pada abad III. Kerajaan Wu (222-280) pernah mengirim Kang Tai

dan Zhu Ying sebagai utusan kerajaan dan kawasan di Asia

89 Gavin Menzies, 1421: Saat China Menemukan Dunia, 63. 90 Kong Yuanzhi, Muslim Tionghoa Cheng Ho : Misteri Perjalanan

Muhibah Nusantara (Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2007), 128. 91 Mohd Khalil Yaakob dan Syaimak Ismail,‖Hubungan Diplomatik

Melaka-China pada Abad Ke-15 dan Kesinambungan Kerjasama Melaka-

China Abad Ke 21‖. Jurnal Malaysia Sains Sosial, no. 2 (2017): 131.

Page 72: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

57

Tenggara, diantaranya ke Tantatam, Johor, dan Wu Wen atau

Semenanjung Tanah Melayu, menurut ejaan bahasa Mandarin.

Selama Dinasti Song (420-479) sampai Dinasti Liang (502-557)

terdapat utusan kerajaan Dan Dan dan Langkasuka dari

Semenanjung Tanah Melayu, yang dikirim untuk menghadap

Kaisar Tiongkok guna menyampaikan cinderamata berupa patung

Buddha, ukiran pagoda yang terbuat dari gading, dan wangi-

wangi an.92

Pada awal abad VII, Kaisar Tiongkok dari Dinasti Sui

mengirim Chang Jun dan Wang Junzheng untuk kunjungan

persahabatan ke Kerajaan Chi Tu, yang terletak di bagian timur

laut Semenanjung Tanah Melayu, tepatnya di hulu sungai

Kelantan. Kedatangan orang-orang Tionghoa tersebut, disambut

hangat oleh Kerajaan Chi Tu. Ketika Chang Jun hendak kembali

ke Tiongkok, raja Chi Tu mengutus putra mahkotanya untuk

kunjungan balasan ke Tiongkok. Sang putra mahkota juga

mendapat sambutan yang hangat di Tiongkok. Hubungan

persahabatan berlanjut hingga ke Dinasti Tang (618-907), Dinasti

Song (960-1279), dan Dinasti Yuan (1206-1368). Hubungan

antara Malaka dan Tiongkok semakin berkembang dengan

adanya kunjungan timbal balik dari utusan kedua belah pihak.

Misalnya pada tahun 1001, Kerajaan Tambralingga mengirim

sembilan utusan ke Tiongkok dan bertukar cinderamata dengan

Dinasti Song (960-1279).93

92Kong Yuanzhi, Muslim Tionghoa Cheng Ho : Misteri Perjalanan Muhibah Nusantara, 129.

93Ibid, 129.

Page 73: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

58

Leonard Andaya dalam bukunya yang berjudul Leaves of

the Same Tree “Trade and Ethnicity in the Straits of Melaka”

menggunakan sumber Ming Shi-lu94

untuk asumsinya mengenai

kedatangan Tiongkok di Malaka. Malaka disebutkan menjadi

pelabuhan pertama yang dikunjungi kasim Yin Qing pada bulan

ke-10 tahun 1403. Pedagang-pedagang dari India pun juga

meyakinkan bahwa Malaka merupakan tempat berdagang yang

sukses. Dinasti Ming kemudian kembali memberangkatkan

pasukannya sebagai delegasi untuk menyatukan kekuatan politik

yang baru dan membuktikan kekayaan yang dimiliki oleh

Tiongkok. Yin Qing juga melaporkan, pembesar di Malaka

bernama Pai-li-su-ra (Parameswara).95

Ketika kasim Yin Qing

tiba di Malaka, ia menceritakan kekuatan dan kedudukan

Tiongkok serta keinginannya untuk mengajak Parameswara ke

Tiongkok.

C. Kerjasama Politik antara Dinasti Ming dan Kerajaan

Malaka Abad XV

Sebelumnya, Malaka tidak disebut sebagai kerajaan.

Tidak ada raja di sana, tetapi hanya seorang pemimpin. Sebagai

wilayah yang menjadi bagian dari Siam, setiap tahun orang-orang

94Ming Shih Lu atau yang biasanya disingkat dengan MSL adalah

kumpulan atau gambaran umum sejarah pemerintahan dari kesuksesan Dinasti

Ming. Pada saat berakhirnya kekaisaran ini, catatan selama pemerintahannya

dikumpulkan dan didirikan kantor untuk penulisan sejarah selama Dinasti

Ming berkuasa. MSL telah dikumpulkan pada tahun 1742. 95 Leonard Y. Andaya, Leaves of the Same Tree : Trade and

Ethnicity in the Straits of Melaka (Honolulu: University of Hawa‘i Press,

2008), 69.

Page 74: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

59

di Malaka harus mengirimkan upeti berupa 40 tahil emas. Jika

Malaka tidak bisa memenuhinya, maka Siam akan menyerang.96

Dinasti Ming Melindungi dan Menjamin Keamanan di

Malaka

Pada awal mulai berdirinya Malaka sebagai

kerajaan, Parameswara, pendiri kerajaan Malaka sudah

mendapat serangan semenjak dirinya melarikan diri dari

Kerajaan Sriwijaya, yang pada saat itu mendapat serangan

dari Kerajaan Majapahit di Jawa. Di dalam Sejarah Melayu

dan sumber-sumber lainnya menyebutkan bahwa Malaka

diserang oleh Kerajaan Siam dari Sharu’n-nuwi, sebuah

nama dari Persia yang diberikan untuk nama kota di

Ayutthaya. Berdiri pada tahun 1351, Ayutthaya berkembang

menjadi pelabuhan besar di wilayahnya. Akan tetapi,

pertumbuhan pelabuhan-pelabuhan lainnya yang cepat

diprediksi akan menjadi ancaman dan saingan bagi ambisi

yang dimiliki oleh Ayutthaya.

Atas ancaman tersebut, maka Parameswara dan

beberapa pengikutnya pergi menghadap kaisar dari Dinasti

Ming di Tiongkok untuk mencari perlindungan dan

keamanan bagi Malaka. Kekaisaran Tiongkok memberikan

bantuannya kepada Malaka untuk memelihara perdamaian

dan keamanan di Selat Malaka.97

96 W.P Groeneveldt, Nusantara Dalam Catatan Tionghoa, 139 97 Leonard Y. Andaya, Leaves of the Same Tree : Trade and

Ethnicity in the Straits of Melaka, 70.

Page 75: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

60

Menurut Tome Pires dalam Suma Oriental, sebelum

lari ke wilayah Malaka, Parameswara telah membunuh

jenderal di Tumasik (Singapore) dan mengambil alih wilayah

tersebut. Kejadian ini membuat marah raja Siam yang

menjadi penguasa Tumasik pada saat itu. Kemudian, raja

Siam dan pengikut-pengikutnya melancarkan ekspedisi besar

dan mengeluarkan orang-orang Palembang atau pengikut

Parameswara dari wilayahnya.

Delapan hari setelah kedatangannya, Sam Agy

Singapura terbunuh oleh kaki tangan

Paramjcura. Terusan dan kota-kota pun jatuh ke

tangan Paramjcura. Ia menjadi tuan (penguasa)

bagi semua wilayah dan menguasai terusan serta

kepulauan. Melalui usahanya, ia berhasil

memiliki dan memperoleh wilayah ini dengan

adil. Raja Siam, yang merupakan ayah mertua

dari Sam Agy Singapura mendengar tentang

berita anak menantunya ini dan memutuskan

untuk menyerangnya. Ia datang dengan pasukan

yang sangat kuat sehingga Paramijcura bahkan

tidak berani untuk menunggu kedatangannya.98

Fakta tentang serangan Siam ini juga tercatat dalam

Ming Shi Lu tertanggal 20 November 1407, yang

menyebutkan bahwa Raja dari dua negara, yakni Samudera

dan Malaka mengirim orang untuk protes bahwa Siam telah

bersikap sombong dan mengirim pasukan untuk mengambil

legalitas mereka. Raja-raja tersebut juga melaporkan bahwa

98 Armando Cortesao, Suma Oriental Karya Tome Pires : Perjalanan

dari Laut Merah ke Cina & Buku Francisco Rodrigues, 299.

Page 76: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

61

orang-orang di negerinya merasa takut dan tidak bisa hidup

dalam kedamaian.99

Pengangkatan Raja Malaka oleh Kaisar Tiongkok

Pada bulan ke-9 tahun 1405, utusan Malaka tiba di

ibukota Tiongkok pada saat itu, yakni Nanjing. Kaisar

menyanjung pemimpinnya dan mengangkatnya menjadi Raja

Malaka, melalui surat pengangkatan. Raja Malaka atau

Parameswara juga mendapatkan sebuah stempel, satu setel

pakaian sutra dan sebuah payung kuning kaisar. Raja Malaka

kemudian menyampaikan bahwa ia ingin negaranya menjadi

bagian dari distrik kekaisaran serta akan mengirim upeti

setiap tahun. Mereka juga ingin pegunungan di Malaka bisa

dijadikan pelindung negeri. Kaisar menyetujuinya dan

mempersiapkan sebuah prasasti yang di dalamnya diakhiri

syair. Kaisar juga memerintahkan pendirian tugu di gunung

itu.100

Pada tahun 1409 utusan Cheng Ho membawa

perintah dari kaisar Zhu Di dan menyampaikannya kepada

pemimpin di Malaka. Selain perintah, utusan dari Dinasti

Ming ini membawa dua stempel perak, sebuah topi, sebuah

ikat pinggang, dan sebuah jubah panjang. Cheng Ho

mendirikan sebuah batu dan meresmikan tempat ini menjadi

sebuah kota. Kemudian, wilayah ini berkembang menjadi

sebuah kerajaan. Sejak saat itu, orang-orang Siam tidak

99 Leonard Y. Andaya, Leaves of the Same Tree : Trade and Ethnicity in the Straits of Melaka, 69.

100 W.P Groeneveldt,Nusantara Dalam Catatan Tionghoa, 139.

Page 77: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

62

pernah menyerang lagi. Parameswara yang menjadi raja atas

penunjukan kaisar dari Dinasti Ming kemudian pergi ke

Tiongkok untuk menyampaikan rasa terima kasihnya. Bukan

hanya itu, pemimpin Malaka ini juga membawa upeti berupa

barang produksi Malaka. Kaisar pun memulangkannya

dengan menggunakan kapal Tiongkok, agar ia dengan segera

bisa mengurus kerajaannya.101

Dinasti Ming Mengirim Ekspedisi Cheng Ho

Tiongkok rupanya mempunyai inisiatif baru untuk

menjalankan wilayah-wilayah barunya. Laksamana Cheng Ho

beserta armadanya gencar mengunjungi Malaka dan menjalin

aliansi dengan pembesar-pembesar Malaka. Laksamana

Cheng Ho atau Zheng He adalah pelaut besar bukan hanya di

Tiongkok, akan tetapi juga di sepanjang sejarah pelayaran

dunia. Selama 28 tahun (1405-1433) ia memimpin pasukan

armada raksasa dalam ekspedisi ke 30 negara lebih di sekitar

kawasan Asia Tenggara, Samudra Hindia, Laut Merah, Afrika

Timur, dan lain-lain. Cheng Ho adalah utusan kedua dari

Tiongkok, setelah utusan yang pertama dipimpin oleh kasim

Yin Qing pada tahun 1403.

Ekspedisi maritim Tiongkok ini dimulai semenjak

awal abad XV atas kebijakan Dinasti Ming. Ekspedisi

tersebut dimaksudkan untuk memperluas pengaruh

diplomatik Tiongkok. Tujuannya adalah mengembalikan

101 W.P Groeneveldt. Nusantara Dalam Catatan Tionghoa, 139.

Page 78: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

63

kejayaan Tiongkok dan mengontrol perdagangan global serta

memperluas pengaruh di Samudra Hindia.102

Terdapat 62 kapal besar yang mengiringi ekspedisi

Cheng Ho ke Saudra Barat (lautan sebelah barat Tiongkok).

Selain itu, jumlah awak kapalnya mencapai 27.800 orang.

Sejarawan J.V. Mills juga mengungkapkan kapasitas kapal

yang digunakan Cheng Ho mencapai 2.500 ton. Menurut

Prof. J. J. L Duyvendak103

dan sejumlah data kumpulan data

studi mengenai Cheng Ho104

, ekspedisi ini dilakukan

sebanyak tujuh kali, yakni :

1. Pada tahun ketiga Kaisar Yung-lo (1405), ia

memerintahkan armada Cheng Ho untuk pergi ke Calicut,

dan negara-negara lainnya. Pelayaran ini dimulai

tepatnya, pada tahun 1405-1407 tepatnya pada tanggal 11

Juli 1405, pada bulan ke enam di tahun ketiga dan

kembali pada bulan kesembilan di tahun kelima, tepatnya

pada tanggal 2 Oktober 1407. Cheng Ho dan para kasim

membawa 27.000 tentara prajurit. Cheng Ho mengunjungi

Jawa, Malaka, Samudra (Sumatra), dan Lambri (Lamuri)

lalu meneruskan perjalanan ke Calicut, daerah yang

menjadi objek pertama. Pada ekspedisi ini pula berhasil

102 Gavin Menzies, 1421: Saat China Menemukan Dunia, 66 103 J.J.L Duyvendak, ―The True Dates of the Chinese Maritime

Expeditions in the Early Fifteenth Century‖. T'oung Pao, Vol. 34, No. 5

(1939), 341-413. Jan Julius Lodewijk Duyvendak merupakan seorang

Sinologis asal Belanda dan professor di Universitas Leiden. Duyvendak

menjadi penerjemah untuk kedutaan Belanda di Peking pada tahun 1912-1918.

Pada tahun 1919, dia memulai karirnya sebagai dosen Tionghoa di Leiden. 104 Data yang berbentuk bagan tersebut dibuat berdasarkan ―Catatan

Mengenai Pelayaran Cheng Ho ke Samudera Barat‖ yang ditulis oleh Shu

Shizheng.

Page 79: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

64

menangkap bajak laut Ch‘en Tsuyi dan pengikutnya di

Palembang.

2. Pada tahun kelima kekuasaan Yung-lo (1407)

memerintahkan armada Cheng Ho untuk pergi ke Jawa,

Calicut, Cochin, Siam, Malaka dan daerah-daerah yang

lain. Raja-raja di wilayah tersebut memperkenalkan

produk lokal, dan binatang-binatang mahal kepada

Tiongkok.

3. Pada tahun ketujuh kekuasaan Yung-lo (1409), pelayaran

ketiga dimulai tepatnya pada tanggal 16 Januari-14

Februari 1409 dan kembali pada tanggal 6 Juli 1411. Fei

Shin menyebutkan negara-negara yang dikunjungi armada

Cheng Ho, diantaranya Champa, Jawa, Malaka, Samudra,

Ceylon, Quilon, Cochin, dan Calicut.

4. Pada tahun ke-12 kekuasaan Yung-lo (1413), armada

Cheng Ho pergi ke Hulu, Ormuz, dan beberapa negara

yang lain. Pelayaran keempat ini dimulai pada tanggal 18

Desember 1412 dan kembali pada tanggal 25 Agustus

1415. Selain ke Ormuz, Cheng Ho juga singgah di

Malaka, Jawa, Champa, Samudra, Aru, Cochin, Calicut,

Lambri, Pahang, Kelantan, Maldives, dan lain-lain.

5. Pada tahun ke-15 kekuasaan Yung-lo (1417), armada

Cheng Ho mengunjungi wilayah di sebelah barat,

diantaranya Campa, Jawa, Palembang, Malaka, Ceylon,

Cochin, Calicut, Aden, Mogedoxu, Brawa, Malinde,

Ormuz dan lain-lain. Ormuz mempersembahkan singa,

macan tutul dengan bintik emas, dan kuda barat. Aden

Page 80: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

65

mempersembahkan jerapah. Negara Mogadisho

mempersembahkan singa yang bergaris seperti zebra.

Negara Brawa mempersembahkan unta. Ekspedisi ini

berangkat tepatnya pada tanggal 28 Desember 1916 dan

kembali pada tanggal 8 Agustus 1419.

6. Pada tahun ke-19 Yung-lo (1421) armada Cheng Ho

mengumpulkan duta besar dari Ormuz dan negara-negara

yang lain, yang sudah lama berada di ibukota kembali ke

negara mereka. Semua raja dari negara-negara tersebut

mempersembahkan produk lokal sebagai upeti atau tanda

kehormatan, produk yang diberikan bahkan lebih besar

dari sebelum-sebelumnya. Pelayaran ini dimulai pada

tanggal 3 Maret 1421 dan pulang pada tanggal 3

September 1422. Selain Ormuz yang menjadi tujuan,

pelayaran ini juga mengunjungi beberapa wilayah,

diantaranya Aden105

, Djofar106

, La-sa107

, Brawa108

,

Mogadisho, Calicut, Cochin, Cail, Ceylon, Maldives,

Lambri (Lamuri), Sumatra, Aru, Malaka, Kan-pa-li, Sulu,

Bengal, Borneo and Ku-ma-la-lang.

7. Pada tahun ke-5 dari kepemimpian kaisar Hsuan-te (1431)

memerintahkan sekali lagi kepada armada yang tersisa

untuk mengunjungi negara-negara barbar dan

membacakan dekrit kekasiaran serta memberi hadiah.

105 Nama sebuah kota di Yaman 106 Atau disebut Dhofar Nama sebuah tempat di Oman, berada di

persimpangan jalur perdagangan antara Asia dan Eropa di Laut Arab. 107 Atau Lha-sa adalah ibu kota tradisional Tibet dan ibu kota wilayah

Otonomi Tibet yang terletak di Republik Rakyat Tiongkok. 108 Sebuah tempat di Afrika

Page 81: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

66

Pelayaran ini dimulai pada tanggal 29 Juni 1430 dan

kembali pada tanggal 14 September 1433. Beberapa

wilayah yang disinggahi, diantaranya Campa, Jawa,

Palembang, Malaka, Siam, Aceh, Aru, Lide, Lambri,

Ceylon, Bengal, Maldive, Quilon, dan lain-lain.

Dari tujuh kali pelayaran yang telah disebutkan di atas,

penulis dapat menyimpulkan bahwa Malaka menjadi salah

satu daerah yang selalu disinggahi oleh setiap pelayaran Cheng

Ho. Malaka mempunyai daya tarik sendiri bagi bangsa

Tionghoa, hal ini diperkuat dengan sumber yang menyebutkan

bahwa Malaka merupakan pelabuhan yang dibangun oleh

bangsa Tionghoa dan kemudian pelabuhan tersebut digunakan

sebagai basis terdepan armada Cheng Ho yang menyediakan

perbekalan segar, air dan kayu sepanjang perjalanan dari

Tiongkok hingga Afrika Timur.109

Sebagai basis pelabuhan

dalam ekspedisinya, Cheng Ho memanfaatkan Malaka untuk

menjelajah lebih jauh lagi di Samudra Hindia, sesekali ia

memeriksa kerusakan kapalnya dan kelengkapan

perjalanannya di Malaka.110

Dalam perjalanannya ke Malaka, pasukan Cheng Ho

singgah di Kamboja dan Jawa, kemudian berlayar dengan

angin musim barat daya ke Sri Lanka dan Calcutta (Kalkuta)

di pesisir barat India. Pelayaran besar ini menghasilkan sebuah

buku yang berjudul Zheng He’s Navigation Map. Bahkan

109 Gavin Menzies, 1421: Saat China Menemukan Dunia, 62. 110 Craig A. Lockard,‖The Sea Common to All‖: Maritime Frontiers,

Port Cities, and Chinese Traders in the Southeast Asian Age of Commerce, ca.

1400-1750‖, 230

Page 82: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

67

pelayaran ini juga mampu mengubah peta navigasi dunia

sampai abad XV. Dalam buku tersebut, terdapat 24 peta

navigasi mengenai arah pelayaran, jarak di lautan, dan

berbagai pelabuhan. Jalur pelayaran Tiongkok berubah, tidak

sekedar bertumpu pada Jalur Sutra antara Beijing-Bukhara.111

Armada Cheng Ho tiba di Malaka enam minggu setelah

meninggalkan Tiongkok. Pertama kali yang dibangun oleh

Tiongkok sebagai tempat pelabuhan di mana rempah-rempah

Mollucas, Pulau Rempah-rempah (yang sekarang ini Maluku

di Indonesia) dapat dikumpulkan.112

D. Motif Kepentingan Nasional antara Tiongkok dan Malaka

Semenjak terjalinnya hubungan antara Tiongkok dan

Malaka, penulis menyimpulkan terdapat kepentingan nasional

dari kedua wilayah ini, meskipun intensitas kepentingan yang

dibangun oleh Malaka lebih tinggi daripada Tiongkok.

Kepentingan tersebut terlihat dari misi yang dibawa saat

Tiongkok mengunjungi Malaka dan begitu juga sebaliknya.

Bahwasanya terdapat dua misi penting yang mendasari Tiongkok

dan Malaka menjalin hubungan, yakni misi diplomasi dan misi

perdagangan.113

111 W.P Groeneveldt, Nusantara dalam Catatan Tionghoa, hal.

217. 112 Gavin Menzies, 1421 Saat China Menaklukan Dunia, 62. 113 Geoff Wade, ―Melaka in Ming Dynasty Texts‖. Journal of The

Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society, Vol. 70, No. 1 (1997), 31-69.

Page 83: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

68

Misi Diplomasi Politik

Awal abad XV adalah masa di saat Tiongkok di

bawah kekuasaan Dinasti Ming baru saja pulih dari dominasi

Mongol. Tiongkok pada saat itu sedang gencar-gencarnya

melakukan ekspansi ke arah selatan sekaligus pembukaan

hubungan perniagaan. Misi-misi Tiongkok ini bahkan

menembus jauh ke Barat hingga ke Teluk Persia. Armada

perang yang sangat besar dan ribuan prajurit dibutuhkan

untuk mempertegas keinginan Tiongkok. Ketika Cheng Ho

sampai di Malaka, ia menaikkan kedudukan Malaka sebagai

negara bawahan Tiongkok.114

Sementara itu, Kerajaan

Malaka menaklukan Pahang sebagai pangkalan terdepan

melawan Kerajaan Siam. Malaka dijauhkan dari perhatian

Jawa (Majapahit) dan Siam, sementara Tiongkok dijamin

keamanan pelabuhannya ketika berlayar ke Samudera

Hindia.

Bukan hanya itu, pernikahan campuran antara orang

Melayu dan Tiongkok, terutama dalam kelas sosial atas,

memainkan peranan penting dalam sejarah pendirian

Kerajaan Malaka dan perkembangan politik dan

pemerintahan di Malaka :

Maka titah raja Tiongkok,”Besar Raja Melaka

ini, banyak sungguh rakyatnya. Tiada berapa

bezanya dengan rakyat kita. Baiklah ia kuambil

akan menantuku.115

114 Geoff Wade, ―Melaka in Ming Dynasty Texts‖, 41. 115 W.G Shellabear, Sejarah Melayu, 95.

Page 84: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

69

Semenjak saat itu, hubungan yang teratur terjalin

antara Tiongkok dan Malaka selama abad XV. Ketika

Parameswara mengunjungi Tiongkok pada tahun 1411, dia

membawa pasukannya sebanyak 540 orang, begitu juga

dengan keponakan Parameswara yang berkunjung pada tahun

1413 dengan membawa 165 orang. Misi-misi dari Malaka

inipun tercatat selama beberapa tahun, yakni 1405, 1407,

1411, 1414, 1415, 1416, 1419, 1420, 1421, 1423, 1424,

1426, 1431, 1433 dan seterusnya hingga awal abad XVI.116

Kunjungan Kerajaan Malaka ke Dinasti Ming, akan

dijelaskan dalam bentuk tabel seperti berikut :

Tabel 4.1 Misi Malaka dalam Kunjungan Ke Tiongkok

(1405-35)117

116 Geoff Wade, ―Melaka in Ming Dynasty Texts‖, 41. 117 Wang Gungwu., ―The First Three Rulers of Malacca‖. Journal of

the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society, Vol. 41, No. 1 (1968), 16

Tahun Tempat Nama Raja

Malaka

Nama Duta

Malaka

3 Oktober 1405 Nanking Pai-li-mi-su-la Tidak disebutkan

2 Oktober 1407 Nanking Tidak

disebutkan

Tidak disebutkan

16 Februari

1409

Nanking Pai-li-mi-su-la A-pu-la-chia-hsin

14 Agustus

1411

Nanking Pai-li-mi-su-la -

27 Juli 1412 Nanking Pai-li-mi-su-la Hsi-la-ma-lan-cha-

ya (keponakan raja)

20 September

1413

Peking Pai-li-mi-su-la Sai-li-la-che

(keponakan raja)

5 Oktober 1414 Peking Mu-kan-sa-yu-

ti-er-sha

-

Page 85: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

70

Selain membangun hubungan politis dengan Tiongkok

dan mendapatkan perlindungan dari Dinasti Ming, Kerajaan

Malaka berambisi untuk melakukan ekspansi ke beberapa

11 Oktober

1415

Peking Tidak

disebutkan

Tidak disebutkan

19 November

1416

Nanking Tidak

disebutkan

Tidak disebutkan

3 September

1418

Peking Mu-kan-sa-yu-

ti-er-sha

Sa-li-wang-la-cha

(kakak laki-laki

raja, anak laki-laki

Parameswara)

23 September

1419

Peking I-ssu-han-ta-

er-sha

-

19 Oktober

1420

Peking Mu-kan-sa-yu-

ti-er-sha

Tuan-ku-ma-la-

shih-ti

26 Februari

1421

Peking Tidak

disebutkan

Tidak disebutkan

24 Oktober

1423

Peking Tidak

disebutkan

Tidak disebutkan

20 April 1424 Peking Hsi-li-ma-ha-

cha

-

20 Desember

1424

Peking Tidak

disebutkan

Na-la-ti-pa-na

17 Juni 1426 Peking Hsi-li-ma-ha-

cha

I-ssu-ma (Ismail)

20Maret 1431 Peking Tidak

disebutkan

Wu-pao-chih-na

26 Mei 1434

Pada 28

November 1433

sampai di

Peking dan

meninggalkan

Kanton setelah

28 April 1435

Peking Hsi-li-ma-ha-

cha -

11 April 1435 Peking Hsi-li-ma-ha-

cha

La-tien-pa-la

(adik laki-laki raja)

Page 86: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

71

wilayah sekitarnya. Beberapa tahun kemudian, Malaka

meluaskan wilayah kekuasaannya hingga ke Kuala Linggi di

utara dan Kuala Kesang di selatan. Lalu Malaka berhasil

menaklukan Trengganu yang terletak di utara Pahang dan

Kelantan. Akan tetapi, Kerajaan Malaka tidak berani

melawan Patani yang kuat dan berpenduduk Melayu tetapi

sangat dipengaruhi oleh Kerajaan Siam.

Misi Ekonomi

Penaklukan politik secara tidak langsung juga akan

melibatkan penaklukan ekonomi. Hasil berdagang dengan

wilayah taklukan atau kekuasaan dikehendaki untuk dijual

dan kemudian dipasarkan ke Malaka atau melalui Malaka.

Semenjak Cheng Ho mengukuhkan Malaka menjadi kerajaan

di bawah dari Dinasti Ming, maka semenjak itu pula

kerjasama dalam kegiatan perekonomian yang berbasis

perdagangan maritim juga gencar dilakukan.

Setiap orang akan menyadari bahwa begitu mereka

tiba di Malaka, mereka dapat berlayar ke Tiongkok, Bengal,

Pulicat dan Pegu. Malaka memiliki sumber daya manusia

yang memenuhi syarat. Pemerintahan yang besar tidak akan

tercapai dengan orang yang sedikit. Malaka terus disuplai

dengan orang dalam jumlah besar, mereka mengirimkan

orang-orang keluar negeri dan mengundang orang-orang baru

untuk masuk. Dari Malaka, Tiongkok dapat membeli lada

sebanyak 10 jung per tahun. Bukan hanya lada, tetapi juga

cengkih, sedikit pala, pachak yang agak banyak, catechu.

Mereka akan membeli dupa dalam jumlah banyak, gading

Page 87: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

72

gajah, timah, tanaman obat, kamper, manik merah, kayu

cendana putih, kayu brasil, kayu hitam dalam jumlah yang

tak terkira.118

Sebagai wilayah yang berada di tengah-tengah jalur

pelayaran perdagangan, Malaka menjadi sebuah kota yang

khusus dibuat untuk barang dagangan. Oleh karena itu,

Malaka sangat butuh suplai barang dagangan produksi

Tiongkok di mana barang dagangan tersebut juga dibutuhkan

oleh beberapa wilayah lainnya. Jika tidak, maka kehidupan

rakyat Malaka hanya bergantung dengan menanam padi,

memancing ikan dan menjarah musuh-musuhnya.119

Selain itu, Malaka juga melakukan tanda tangan

kerjasama dengan berbagai wilayah penghasil timah, seperti

Klang, Selangor, Perak, Bernam, Mangong, dan Bruas.

Perjanjian ini mengharuskan wilayah-wilayah tersebut

mengirimkan perak dalam jumlah tertentu kepada sultan

Malaka. Pada saat yang sama, Malaka menjadikan Kampar

sebagai basis bagi perluasan wilayah ke utara dan selatan

Oleh karena itu, pembahasan terkait perkembangan

ekonomi Malaka dan bagaimana pengaruhnya dari Tiongkok,

akan dijelaskan secara spesifik dalam bab V.

118 Armando Cortesao, Suma Oriental Karya Tome Pires : Perjalanan dari Laut Merah ke Cina & Buku Francisco Rodrigues, 163.

119Ibid, 299.

Page 88: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

73

BAB V

PENGARUH TIONGKOK TERHADAP

PEREKONOMIAN DI MALAKA ABAD XV

Sebagai sebuah pelabuhan, kekuatan perdagangan Malaka

bergantung kepada pedagang-pedagang asing, tak terkecuali

Tiongkok. Dalam bab ini, penulis akan menjelaskan bagaimana

Tiongkok turut berperan atau pengaruh dalam perkembangan

ekonomi perdagangan di Malaka. Sejalan dengan bab sebelumnya

yang menjelaskan kerjasama politik, hal itu turut mempengaruhi

Malaka dalam segi perekonomian. Merujuk pada tulisan

D‘Albuquerque yang menyatakan bahwa setelah berdirinya

kerajaan Malaka, mereka bergantung pada kedatangan kapal-

kapal dagang dari Tiongkok.120

Berkat adanya diplomasi dan aliansi politik antar kedua

pemimpin dari Tiongkok dan Malaka, Malaka mampu

memperluas daerah pedalaman dan hutan, agrikultur, laut, dan

produk-produk dagang lainnya. Dengan kewajiban membayar

bea cukai yang rendah, Malaka menjadi wilayah politik dan

perdagangan bebas. Malaka menjadi pelabuhan utama di

Samudra Hindia, sekaligus penghubung antara Samudra Hindia

dan Laut Cina Selatan.121

120 Purcell Victor, Orang-Orang Cina di Tanah Melayu (Johor Bahru:

Universiti Teknologi Malaysia, 1997), 21. 121 Craig A. Lockard,‖The Sea Common to All‖: Maritime Frontiers,

Port Cities, and Chinese Traders in the Southeast Asian Age of Commerce, ca.

1400-1750‖, 229.

Page 89: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

74

A. Kondisi Perekonomian di Malaka setelah Kedatangan

Tiongkok

Perdagangan maritim adalah bagian yang menarik untuk

dibahas dari sejarah perekonomian di Malaka.122

Akan tetapi,

sebelum kedatangan Tiongkok dan pengukuhan atas raja Malaka,

catatan mengenai kondisi perekonomian Malaka tidak tercatat

secara jelas.

Trade especially the deep ocean trade, was the

glamorous part of the Melakan economy, and is well-

documented. Yet the Melakan economy comprised

much more, not so well-documented.123

Secara mikro, ekonomi penduduk lokal Malaka pada

awalnya digerakkan oleh para nelayan lokal. Sebagian besar

penduduk hidup dengan cara mencari ikan. Mereka menggunakan

kano (perahu panjang dan sempit, ujung haluan dan buritannya

tajam) yang terbuat dari sebatang pohon utuh.124

Akan tetapi,

persoalan mengenai penduduk asli Malaka ini pula tidak tercatat

secara jelas dan tidak banyak diketahui kegiatannya, karena

seiring berjalannya waktu, penduduk asing semakin banyak yang

menetap di Malaka dan membaur dengan penduduk setempat.125

Peningkatan penduduk yang terjadi di Malaka dan

semakin ramainya pedagang yang datang, maka penduduk

Malaka didominasi oleh masyarakat kota yang berjenis kelamin

122 Victor Purcell ,‖Chinese Settlement in Malacca‖. Journal of the

Malayan Branch of the Royal Asiatic Society, Vol. 20, No.21 (1947), 118. 123 Robert W. McRoberts, ―An Economic History of Melaka 1400-

1510‖. Journal of the Malayan Branch of the Royal Asiatic Society, Vol 64,

No. 2, 47. 124 W.P Groeneveldt, Nusantara dalam Catatan Tionghoa, 140 125 Robert W. McRoberts, ―An Economic History of Melaka 1400-

1510‖, 47.

Page 90: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

75

laki-laki, terutama Tiongkok, karena perempuan-perempuan

Tionghoa tidak diperbolehkan keluar dari negerinya hingga abad

XX. Malaka harus mengimpor beberapa barang dagangan yang

lainnya untuk memenuhi permintaan lokal. Tentu saja, hal

tersebut masuk akal secara ekonomi, bahwa ukuran pasar yang

dilayani oleh perdagangan di Pelabuhan Malaka dan peningkatan

perdagangan sepanjang abad ini, difasilitasi oleh kehadiran

Muslim dalam perdagangan Samudra Hindia. Hal tersebut, secara

tidak langsung telah mempengaruhi peningkatan skala ekonomi

di berbagai industri manufaktur di seluruh Asia, sehingga

mendorong spesialisasi regional dalam hal-hal tertentu,

contohnya dalam komoditi perdagangan.126

Sedangkan secara makro, Malaka menggerakkan

perekonomiannya melalui kerjasama dengan beberapa wilayah

sekaligus melakukan ekspansi wilayah-wilayah yang berpotensi

menjadi saingannya dalam perdagangan. Malaka pertama kali

melakukan kerjasama dengan Tiongkok, bersama wilayah-

wilayah yang lain mengunjungi istana Dinasti Ming. Malaka

menjadikan kerajaan-kerakaan lokal sebagai kerajaan

bawahannya, dengan membuat kebijakan yang cukup menarik,

agar pelabuhannya dapat menjadi tujuan akhir untuk

berdagang.127

Kebijakan adanya penarikan pajak perdagangan sama

sekali tidak memberatkan para pedagang, meskipun ada

126 Robert W. McRoberts, ―An Economic History of Melaka 1400-

1510‖, 48. 127Ibid, 57.

Page 91: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

76

perbedaan atau selisih jumlah yang diterapkan kepada wilayah di

timur dan di barat. Barang-barang dagangan yang datang dari

wilayah barat (India, Arabia, Burma, Siam, dan sekitarnya)

dengan ketentuan sebagai berikut :128

- Pegu, Thailand, Tenasserim, Kedah, Pedir dan Pasai

membayar 6% atas barang dagangan mereka

- Pedagang-pedagang asing yang menetap di Malaka

membayar 3% dan 6% wajib dibayarkan untuk pajak

kerajaan, tambahan 1% untuk orang asing dan 3% untuk

orang lokal. Baik orang-orang Melayu maupun non

Melayu wajib menyerahkan hadiah, kemudian

persembahan hadiah akan diserahkan kepada raja,

bendahara, tumenggung atau syahbandar. Nilai hadiah ini

adalah 1% hingga 2%.

- Walaupun sedikit memberatkan, akan tetapi kewajiban

pembayaran pajak ini mendorong kedisiplinan

administrasi pemerintahan di pasar. Orang-orang Melayu

membayar sekitar 7-8% sebagai pajak import dan orang-

orang non Melayu membayar sebesar 10-11%.

Sementara itu, barang-barang dagangan yang datang dari

timur, termasuk Tiongkok, Jepang, Luzon, Ryukyu, dan wilayah-

wilayah nusantara (Indonesia sekarang) dengan ketentuan tidak

ada kewajiban membayar pajak untuk barang dagangan, tetapi

hanya menyerahkan hadiah kepada Bendahara, Tumenggung dan

`128 Armando Cortesao, The Suma Oriental of Tome Pires an Account

of the East, From the Red Sea to China, 273.

Page 92: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

77

Syahbandar. Hadiah yang diberikan bernilai kurang lebih setara

dengan pajak.129

Dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat,

Kerajaan Malaka mengharuskan mengimpor bahan makanan

secara terus menerus. Bukan hanya bahan makanan, akan tetapi

kebutuhan rumah tangga lainnya juga sangat diperlukan, seperti

tembikar dari Thailand, porselen dari Tiongkok, kayu, bahan-

bahan bangunan, kain dan bahan lainnya untuk pakaian, kuda dan

gajah untuk tenaga kerja, perhiasan, rempah-rempah dan

lainnya.130

Meskipun impor dilakukan secara terus menerus

sepanjang abad XV, akan tetapi Malaka hampir tidak pernah

mengalami defisit perekonomian, karena antara impor dan

penghasilan dari perdagangan berjalan secara seimbang. Sumber-

sumber dari Thailand, Melayu, Tiongkok dan Portugis tidak

menyebutkan bahwa Malaka mengalami krisis nilai mata uang.

Kestabilan mata uang Malaka berkat usahanya mampu

mempertahankan keunggulan perdagangan di pelabuhan, serta

secara terus menerus mampu mempertahankan keuangan kerajaan

dalam jangka panjang.

Sistem upeti atau pajak di atas merupakan adopsi dari

sistem Tiongkok. Tiongkok telah menerapkan sistem ini

129 Armando Cortesao, The Suma Oriental of Tome Pires an Account

of the East, From the Red Sea to China , 274. 130 Robert W. McRoberts, ―An Economic History of Melaka 1400-

1510‖, 61.

Page 93: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

78

semenjak dahulu. Hal tersebut bisa dilihat dari kebijakan Dinasti

Ming yang mempengaruhi sistem upeti. Kaisar Tiongkok selalu

memberikan duta-duta yang datang dari wilayah lain dengan

jumlah yang lebih tinggi, dengan begitu maka mereka akan

merasa hutang budi kepada Tiongkok. 131

Secara tidak langsung, sistem pemungutan pajak ini

dilakukan sebagai upaya menarik para pedagang untuk singgah

di Pelabuhan Malaka, terkhusus Tiongkok yang tidak dibebani

membayar pajak. Setelah kedatangan Tiongkok pada awal abad

XV, populasi penduduk di Malaka bertambah, baik penduduk

lokal maupun penduduk asing yang datang untuk berdagang.

Sebelumnya, Malaka hanya ditempati oleh 20-30 orang saja.

Akan tetapi, setelah Malaka aman dan mendapat perlindungan

dari Tiongkok, Malaka berkembang menjadi pasar internasional

yang bebas didatangi oleh para pedagang dari berbagai wilayah.

Pada akhir tahun 1400, sekitar 50.000-100.000 orang menempati

kota-kota besar di Asia Tenggara. Setelah wafatnya

Parameswara, jumlah penduduk Malaka menjadi 6000 orang.132

Seperti pelabuhan lainnya, Malaka tergolong sebagai wilayah

yang kosmopolitan dan menarik bagi kapal-kapal perdagangan

dari berbagai wilayah, terhitung paling sedikit 15.000 pedagang

luar. Setidaknya, terdapat 61 bangsa dan suku bangsa serta 84

bahasa yang ada di Malaka pada saat itu. Mereka datang dari

seluruh lembah sungai Samudra Hindia dan Indonesia, termasuk

131 Gavin Menzies, Saat China Menemukan Malaka, 23 132 Armando Cortesao, The Suma Oriental of Tome Pires an Account

of the East, From the Red Sea to China (Chennai: Asian Educational Services,

2005), 234-236.

Page 94: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

79

juga orang-orang Vietnam, Champa, Okinawa, Jepang, dan

Muslim Filiphina (termasuk leluhur orang-orang Tionghoa).133

Sebagaimana raja-raja Sriwijaya yang menjadi nenek

moyang Parameswara dan pengganti-penggantinya, sedari awal

raja Malaka sadar peranan penting Tiongkok dan mengakuinya

sebagai kuasa besar atas berbagai wilayah di dunia, untuk tujuan

sebagai kepentingan ekonomi dan politik.134

Perlindungan yang

didapatkan dari Tiongkok terhadap Malaka adalah suatu hal yang

penting untuk menghalau ancaman dari negeri-negeri lain.

Hubungan ini menyiratkan kepentingan politik dan ekonomi yang

penting. Pertama, keberadaan Malaka mendapat pengakuan dari

kuasa Dinasti Ming. Pengakuan ini disimbolisasikan dengan

prasasti yang menceritakan suatu moral dan falsafah Dinasti

Ming. Malaka merupakan kerajaan seberang laut yang pertama

kali mendapat pengakuan dan penghormatan seperti itu.

Pengakuan ini semacam memberikan jaminan politik kepada

Malaka bukan sekedar tujuan untuk kedaulatannya, tetapi

sekaligus menjadi dorongan Malaka untuk menjadi sebuah

kekuasaan yang besar di nusantara.135

Tujuan seperti itu juga saling berkaitan dengan tujuan

kedua, yakni ekonomi, terutama dalam pengamalan dan

pelaksanaan sistem upeti atau sistem pajak. Pengawalan terhadap

seluruh kawasan Pantai Timur dan Pantai Barat Selat Malaka

133 Craig A. Lockard,‖The Sea Common to All‖: Maritime Frontiers,

Port Cities, and Chinese Traders in the Southeast Asian Age of Commerce, ca.

1400-1750‖, 230. 134 O.W. Wolters, The Fall of Sriwijaya, 33-40. 135 M. Yusoff Hashim, Kesultanan Melayu Melaka, 189.

Page 95: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

80

berarti turut menjamin pengawalan terhadap kawasan lalu lintas.

Hal tersebut sekaligus memudahkan Tiongkok untuk menukarkan

barang dagangannya dengan Barat melalui Malaka.136

Dalam

konteks politik dan ekonomi, Malaka dan Tiongkok saling

membutuhkan.

Beberapa ilmuwan mencatat, penduduk-penduduk yang

datang dari Gujarat dan Tiongkok mendominasi. Meilink

mencatat dalam bukunya Persaingan Eropa dan Asia di

Nusantara: Sejarah Perniagaan 1500-1630137

, Gujarat

menduduki posisi paling banyak jumlah pedagang yang datang ke

Malaka pada abad XV, akan tetapi Kenneth Hall dalam jurnalnya

Multidimensional Networking: Fifteenth-Century Indian Ocean

Maritime Diaspora in Southeast Asian Perspective138

menyebutkan orang-orang Tionghoa paling banyak yang datang

ke Malaka. Terkait kuantitas para pedagang asing ini memang

tidak terdapat sumber yang menyediakan data-data penduduk

asing, sehingga terjadi perbedaan pendapat di kalangan para

ilmuwan terkait bangsa mana yang memiliki jumlah yang

mendominasi di Malaka.

136 M. Yusoff Hashim, Kesultanan Melayu Melaka, 189. 137 Meilink Roelofsz, Persaingan Eropa dan Asia di Nusantara:

Sejarah Perniagaan 1500-1630, 35 138 Kenneth R. Hall, ―Multidimensional Networking: Fifteenth-

Century Indian Ocean Maritime Diaspora in Southeast Asian Perspective‖, 455

Page 96: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

81

B. Terbentuknya Koloni Tiongkok

Sejarah mencatat bahwa orang-orang Tionghoa telah

tinggal di Melayu selama berabad-abad, entah itu untuk

kunjungan berdagang atau misi diplomatik atau bahkan memang

untuk tinggal secara permanen. Orang-orang Tiongkok sendiri

tidak menemukan jalan ke Semenanjung Melayu, mereka harus

mempelajarinya dari orang-orang Arab yang sudah menetap di

Kanton pada abad VIII.

Cheng Ho dalam pelayarannya melaporkan bahwa ia

menemukan komunitas orang-orang Tionghoa di Malaka.

Beberapa dari mereka tinggal di Bukit Cina. Menurut laporan

Eredia, terdapat sebuah kampung yang dinamakan ―Kampung

Cina‖ atau ―Bukit Cina‖. Bukit Cina, Bukit Gudong dan Bukit

Tempurong telah menjadi tanah pemakaman orang Tiongkok

yang terbesar di luar negerinya sendiri. 139

.

Bagaimanapun beberapa orang Tionghoa tinggal atau

bermarkas di Bukit Cina, tepatnya di pinggir kota Malaka atau di

daerah yang dekat dengan pusat-pusat perdagangan.

Diperkirakan, orang-orang Tionghoa di Malaka adalah keturunan

dari pelaut-pelaut semasa Cheng Ho yang memilih tinggal di

Malaka dan menikah dengan perempuan lokal, daripada harus

kembali ke negeri mereka. Komunitas Tiongkok ini didominasi

oleh suku Hokkien140

bersama beberapa penduduk Kanton,141

139 Victor Purcell, Orang-Orang Cina di Tanah Melayu (Johor Bahru:

Universiti Teknologi Malaysia, 1997), 22. 140 Hokkien atau Hokkian merupakan salah satu suku Tionghoa yang

populasinya mendominasi di Nusantara. Mereka berasal dari wilayah Fujian di

Page 97: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

82

jumlah mereka berkembang hingga ratusan penduduk, baik yang

menetap tinggal di sana maupun penduduk musiman selama abad

XV. Sebagian besar komunitas asing seperti ini memiliki

lingkungan sendiri. Pada awal abad XVI banyak orang Tionghoa

tinggal di utara sungai di sepanjang pinggir laut. Mereka

diperkirakan mengorganisir semacam usaha bersama, yang

didasari oleh ikatan primordial.142

Dikatakan pula bahwa Hang Tuah telah dimakamkan di

Tanjung Keling. Eredia juga melaporkan bahwa terdapat sebuah

kampung, yaitu Kampung Keling yang ditempati oleh Chelis of

Coromandel. Selain itu, di Malaka terdapat pula Bazar of the

Jaos yang terletak di kuala143

sungai, tempat orang Jawa

menjalankan perdagangan setiap hari Wilayah-wilayah tersebut

diberi nama sesuai dengan mayoritas suku yang tinggal di sana.

Selain Kampung Cina, Kampung Keling, Kampung Jawa,

terdapat pula Kampung Pasai dan seterusnya. Pola demografi

seperti ini terbentuk karena dua faktor, yakni yang pertama

merujuk pada etnik dan kedua merujuk pada profesionalisme dan

kegiatan ekonomi.

Tiongkok Selatan. Bahasa Hokkian adalah dialek Minnan Selatan yang

merupakan bagian dari bahasa Han. 141 Cina Kanton atau suku Kanton adalah penduduk Tiongkok yang

berasal dari Guangzhou, ibukota dari provinsi Guangdong dan merupakan kota

terbesar di Tiongkok bagian selatan. Penduduknya banyak yang berpendidikan

tinggi, serta mereka terkenal dengan teknik pengobatan tradisionalnya yang

mujarab. 142 Craig A. Lockard,‖The Sea Common to All‖: Maritime Frontiers,

Port Cities, and Chinese Traders in the Southeast Asian Age of Commerce, ca.

1400-1750‖, 230. 143 Tempat pertemuan sungai dengan sungai atau sungai dengan laut

atau bermuara bersama-sama dari beberapa aliran menjadi satu.

Page 98: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

83

Sementara itu, saudagar-saudagar Tiongkok juga tinggal

di hotel-hotel dan berdampingan dengan penduduk lokal, mereka

dilayani oleh para buruh perempuan. Dengan adanya pemukiman

Tiongkok ini, aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh para

saudagar Tionghoa menjadi terpusat dan berjalan dengan baik.

C. Keuntungan Berdagang dengan Tiongkok

Berdasarkan buku Suma Oriental karya Tome Pires,

perdagangan antara Tiongkok dan Malaka pada abad XV

memberikan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan koalisi

dagang Malaka dengan daerah yang lain. Tiongkok

menyumbangkan keuntungan bagi Malaka hingga mencapai

300%, sedangkan pesisir Coromandel di India bagian tenggara

dan Bengal memberikan keuntungan sekitar 80-90%, tetapi

kadang-kadang meningkat hingga 100%. Sementara itu

keuntungan yang diperoleh dari Pegu dan Siam sebanyak 50%,

terkadang meningkat hingga 200%. Sementara itu, keuntungan

perdagangan yang diperoleh dengan wilayah-wilayah di

nusantara diantara lain, Tanjung pura di Borneo memberikan

keuntungan sebesar 50%. Kedah, Pasai dan Pedir memberikan

keuntungan sebesar 35%. Pelabuhan-pelabuhan di Pantai Utara

Jawa memberikan keuntungan sebesar 20%, dan terkadang bisa

mencapai 200%. Di Pelabuhan Sunda memberikan keuntungan

sebesar 50%.144

144 Armando Cortesao, The Suma Oriental of Tome Pires an Account

of the East, From the Red Sea to China , 284.

Page 99: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

84

Dari perbandingan keuntungan yang didapat, maka dapat

dikatakan Tiongkok adalah wilayah dengan angka keuntungan

yang paling besar. Hal tersebut diperjelas oleh Tome Pires dalam

bukunya Suma Oriental :

China is a profitable voyage, and moreover

whoever loads up, hiring cabins (petiacas),

sometimes make three for one, and in good

merchandise which is soon sold145

Orang-orang Tionghoa memberikan banyak untung

karena mereka juga paling banyak dan sering menyewa petak-

petak untuk berdagang. Perdagangan yang dilakukan dengan

wilayah-wilayah ini pada umumnya berbentuk penanaman modal

yang berbentuk uang atau emas, serta mereka menjalankan

kegiatan perdagangan secara besar-besaran. Tome Pires

mengatakan bahwa berdagang antar pelabuhan lebih besar

keuntungannya daripada menanam modal dalam bentuk uang

atau emas. Hal ini dikarenakan apabila terjadi perubahan arah

angin, maka bahan dagangan yang diperlukan di pelabuhan

tersebut bisa jadi berkurang, sehingga kapal-kapal lain tidak akan

datang untuk beberapa waktu.146

Sistem ekonomi perdagangan

yang dipakai pada saat itu ialah commenda, yakni sistem

kerjasama antar dua pihak, yakni pemilik modal dan pekerja.

Hasil atau keuntungannya tentu akan dibagi dua.

Permintaan lada yang tinggi dari Tiongkok menjadi

keuntungan tersendiri bagi Malaka, karena Malaka berperan

145 Armando Cortesao, The Suma Oriental of Tome Pires an Account

of the East, From the Red Sea to China (Chennai: Asian Educational Services, 2005), 284.

146 Ibid, 285.

Page 100: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

85

sebagai orang tengah yang mengimpor lada dari Patani, Pasai dan

Pedir. Tome Pires melaporkan, satu kuintal lada yang dibeli

dengan harga 4 cruzados di Malaka, dijual kembali di Tiongkok

dengan harga 15 atau 16 cruzados.147

D. Besarnya Hadiah dari Tiongkok

Tradisi pemberian hadiah oleh Dinasti Ming ini biasanya

dilakukan dengan duta-duta utusan dari berbagai wilayah, tak

terkecuali Malaka. Hadiah tersebut diberikan setiap kali orang-

orang Tionghoa datang ke Malaka, ataupun utusan Malaka yang

menghadap Dinasti Ming.

Diantaranya hadiah tersebut diberikan dari Dinasti Ming

kepada Parameswara, ketika ia berkunjung ke Tiongkok. Barang-

barang tersebut adalah emas dan sabuk permata, lencana, dua

kuda, 100 ons emas, 500 ons perak, 400.000 guan uang kertas,

2600 uang tembaga, 300 bordir sutra halus, 1000 sutra tipis dan

dua lengan gaun sutra.148

Ditambah, Malaka merupakan basis wilayah Tiongkok

yang tidak mempunyai kewajiban membayar upeti. Jung-jung

yang datang dari Tiongkok ke Malaka dibebaskan dari kewajiban

membayar pajak. Akan tetapi saudagar-saudagar dari Tiongkok

147Armando Cortesao, The Suma Oriental of Tome Pires an Account

of the East, From the Red Sea to China , 274.

Nilai 1 cruzado (uang koin Portugis lama yang dibuat dari emas)

adalah 390 reis pada masa Pires, walaupun menurut perhitungannya sendiri

sepertinya ekuivalen dengan 375 reis. Cortesao menyebut nilai 1 cruzado yang

dikonversi ke mata uang modern sekitar 285 escudos, atau sama dengan

kurang lebih 23.550 rupiah. Dikatakan pada masa Marco Polo untuk setiap

satu kapal lada yang dikirim ke Alexandria untuk dikonsumsi Eropa maka 100 kapal dikirim ke Tiongkok Selatan.

148 Geoff Wade, ―Melaka in Ming Dynasty Texts‖, 41

Page 101: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

86

ini wajib memberikan hadiah yang jumlahnya ditentukan oleh

syahbandar. Menurut beberapa sumber, para syahbandar menarik

hadiah yang sangat besar dari saudagar-saudagar yang datang dari

Tiongkok. Keuntungan besar yang diperoleh saudagar Tiongkok

yang datang ke Malaka, membuat mereka sama sekali tidak

keberatan untuk menyerahkan hadiah yang diminta oleh

syahbandar di Malaka. Tome Pires menyebutkan dalam

catatannya :

This was general custom, but the present from

China were larger than from all other parts. And

these presents amount to a great deal because the

number of sea traders who paid presents is

considerable149

Hadiah yang diberikan oleh orang-orang Tionghoa ini

pun berjumlah sangat besar daripada wilayah lainnya, karena

mereka pun juga membawa rombongan pedagang yang lebih

banyak. Maka dari itu, tak heran jika kekayaan para pembesar-

pembesar Malaka pada saat itu semakin berlimpah.

Sultan Alauddin Syah dikatakan mempunyai harta yang

ditaksir sama dengan 140 kuintal emas (8.824 kg). Mansyur

Syah, menurut Pires, memiliki 120 kuintal emas ditambah dengan

sejumlah besar intan berlian dan ratna-mutu-manikam. Hikayat-

hikayat kuno juga memuji kekayaan raja, misalnya pakaian raja

terdiri dari :

Serawal berantelas dengan air mas, berumbaikan

mutiara dan permata merah, berkain ungu bertepi

merah, berair mas dipahat, bersirat benang mas

149 Armando Cortesao, The Suma Oriental of Tome Pires an Account

of the East, From the Red Sea to China , 274

Page 102: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

87

bertatah pudi manikam; ikat pinggang bersuji emas

diragam dan berbaju anta kesuma dan destar bertepi

bungai sirih mas dipahat awan berarak. Setelah

memakai, maka dipakainya keris sepukal. Keris itu

semuanya disalut intan, harganya sebuah negeri, dan

sarungnya emas bepermata sembilan bagai dan

beribu-ribu permata dikarang.150

Tak hanya itu saja, raja dan para pembesar Malaka

mendapatkan kekayaan berupa emas, mutiara, permata emas,

perunggu, keris dan lain-lain.

Begitu juga sebaliknya, sejak awal berdirinya Malaka juga

menyerahkan hadiah kepada Dinasti Ming sebagai bentuk

kerjasama. Bersama dengan Raja Jawa, Raja Pasai, dan Raja

Siam, Malaka mengirimkan duta-duta besarnya kepada kaisar

Tiongkok setiap lima tahun dan sepuluh tahun. Tiap-tiap dari

mereka juga membawa barang-barang terbaik dari negerinya

masing-masing, yang sangat disukai oleh orang Tiongkok. Para

duta besar ini diizinkan untuk keluar masuk Tiongkok.151

Pengiriman duta-duta ke Tiongkok dari Malaka dan wilayah-

wilayah yang lain dikomparasikan dalam bentuk tabel sebagai

berikut :

150 Bot Genoot Schap, Hikayat Hang Tuah I (Jakarta: Pusat Bahasa

Kementerian Pendidikan Nasional, 2010), 91. 151 Armando Cortesao, Suma Oriental Karya Tome Pires : Perjalanan

dari Laut Merah ke Cina & Buku Francisco Rodrigues, 154

Page 103: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

88

Tabel 5.1 Pengiriman Misi Kehormatan kepada Tiongkok152

Tahun Cambodia Champa Jawa Malaka Palembang Siam Sumatra

1370-79 3 9 7 7 15

1380-89 6 9 2 12

1390-99 1 3 1 9

1400-09 3 6 11 1 3 10 2

1410-99 3 7 7 7 1 6 7

1420-29 7 14 4 1 9 2

1430-39 10 7 4 6 2

1440-49 10 5 1 4

1450-59 3 3 3 3

1460-69 5 2 2 1

1470-79 3 1 4

1480-89 2 4 2

1490-99 3 3

Dari tabel tersebut dapat dianalisis bahwa Kerajaan

Malaka sudah menjalin hubungan dengan Tiongkok, semenjak

awal berdirinya dengan mengirimkan misi sebanyak satu kali dan

terhenti pada akhir abad XV, hal tersebut terlihat sebagai dampak

dari gejolak politik di Tiongkok, serta mulai datangnya bangsa

Eropa ke Malaka pada awal abad XV.

Hadiah yang harus diberikan Malaka ke ibukota istana

Dinasti Ming secara reguler sudah cukup mewakili perdagangan.

Barang-barang tersebut termasuk lada, berbagai jenis kayu

berharga (termasuk kayu cendana dan kayu gaharu), permata dan

batu berharga, serta ornamen-ornamen yang beraneka warna.

Ornamen ini dibuat dari hiasan penutup kepala dari bulu burung-

152 Kenneth R. Hall, ―Multidimensional Networking: Fifteenth-Century Indian Ocean Maritime Diaspora in Southeast Asian Perspective‖.

Journal of the Economic and Social History, Vol. 49, No.4, 460

Page 104: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

89

burung yang eksotis di Maluku. Persembahan ini dibalas dengan

barang-barang Tiongkok yang sama berharganya.153

E. Jumlah Kedatangan Kapal dan Komoditas dari Tiongkok

Jumlah kapal dan jenis komoditas yang dibawa oleh para

pedagang asing menjadi pertimbangan yang penting untuk

menghitung keuntungan yang didapat oleh Malaka. Semakin

banyaknya kapal atau jung yang dibawa, maka sudah menjadi hal

yang pasti bahwa awak kapal, para pedagang dan komoditas yang

berjumlah banyak juga turut dibawa dalam jung tersebut.

Selain itu, perekonomian di Malaka bisa berkembang jika

pelayanan pasar di pelabuhan perdagangan di Malaka

dipertimbangkan atau direncanakan secara matang. Fasilitas yang

dikembangkan oleh kehadiran orang-orang muslim yang

berdagang di Samudra Hindia juga turut mengembangkan skala

ekonomi dengan bentuk produk-produk yang bervariasi.

Diantaranya, Tiongkok dengan produknya berupa sutra dan

barang-barang pecah, Sumatra berkembang dan mengutamakan

pertanian lada, Bengal dan India Selatan mengutamakan bahan

pakaian, Maluku menghasilkan cengkeh, Jawa menghasilkan

bahan makanan. Barang-barang yang termasuk barang yang

umumnya dipakai atau dibutuhkan oleh para pedagang adalah,

pakaian Bengal, lada Sumatra dan barang-barang pecah dari

Siam.154

153 Armando Cortesao, The Suma Oriental of Tome Pires an Account

of the East, From the Red Sea to China, 118 154 Robert W. McRoberts, ―An Economic History of Melaka 1400-

1510‖, 48.

Page 105: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

90

Komoditas tersebut dibawa ke Malaka dengan

menggunakan beberapa kapal. Tiongkok datang dengan jumlah

jung sebanyak 8-10 per tahun dengan membawa komoditi berupa

wangi-wangian, besi, keramik, sutra, permata, satin, belerang,

porselen, alat memasak, tembikar, peluru dan lain-lain. Gujarat

datang ke Malaka dengan membawa 4-5 kapal besar per tahun

dengan barang dagangan berupa tekstil, manik-manik, indigo,

candu, sabun, dan gerabah, sementara itu kapal yang datang dari

Koromandel berjumlah 4-5 kapal per tahun. Kapal-kapal yang

datang dari Benggala berjumlah 4-5 kapal per tahun. Selain itu,

Siam paling banyak mengirimkan kapalnya ke Malaka dengan

jumlah 30 kapal per tahun dengan komoditas berupa Beras,

garam, ikan kering, sayur mayur, dan arak, kapal-kapal dari

nusantara membawa barang dagangan berupa Kamper, merica,

kapur barus, madu, lilin, tar belerang, kapas, kayu rotan, cengkih,

pala, bahan makanan.155

Kapal-kapal tersebut masing-masing memiliki nilai

barang dagangan atau kargo yang berbeda-beda, sesuai dengan

muatan yang mereka bawa. Kapal dari Gujarat memiliki nilai

sebanyak 15.000-30.000 cruzados, sedangkan kapal dari

Koromandel sebanyak 12.000-15.000 cruzados dan Benggala

sebanyak 80.000-90.000 cruzados.156

Tentunya, masih banyak

kapal yang datang berkunjung ke Malaka, akan tetapi catatan

155 Armando Cortesao, The Suma Oriental of Tome Pires an Account

of the East, From the Red Sea to China , 269. 156Ibid, 270.

Page 106: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

91

rinci mengenai jumlah kedatangan kapal tidak ditemukan oleh

penulis.

F. Perpindahan Ibukota dan Turunnya Volume

Perdagangan Malaka di Tiongkok

Dalam aspek politik, Tiongkok mempunyai pengaruh

besar terhadap negeri-negeri yang lain. Kebijakan-kebijakan

politiknya turut menjadi andil dalam penentuan keputusan bagi

wilayah-wilayah kekuasaannya, salah satunya Malaka. Sebagai

contoh peristiwa perpindahan ibukota Tiongkok dari Nanjing ke

Beijing turut mempengaruhi kondisi perekonomian di Malaka.

Pada abad XV, Tiongkok mendominasi wilayah baik di

Malaka, maupun di seluruh Asia Tenggara. Di bawah pengaruh

Tiongkok, pada tahun 1403-1430 adalah tahun dimana Malaka

mengalami ekspansi maritim dari Tiongkok. Akan tetapi, pada

saat kedatangan Portugis tahun 1511, aktivitas perekonomian

Tiongkok menjadi minoritas di Malaka.157

Penurunan ekonomi ini terjadi disebabkan adanya

perpindahan ibukota Dinasti Ming, dari Nanjing ke Beijing pada

tahun 1430. Perpindahan tersebut terjadi karena wilayah Beijing

dianggap lebih strategis dan aman dari serangan bangsa Mongol,

sekaligus kaisar Tiongkok ingin membangun kota terbesar dan

termegah di dunia. Pada tahun tersebut perdagangan tetap

berlanjut, terutama di Guangzhou dan pelabuhan di Fujian.

157 Robert W. McRoberts, ―An Economic History of Melaka 1400-

1510‖, 65.

Page 107: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

92

Permintaan Tiongkok masih bergantung kepada produksi

nanyang158

, terutama lada dan tanaman wewangian. Begitu juga

dengan permintaan pasar dunia yang menginginkan produk

Tiongkok, terutama sutra dan porselen. Jalur pendistribusian

barang-barang inipun beralih ke silk route atau jalur sutra atau

jalur darat, tentunya dengan biaya yang tak murah.159

Hingga pada tahun-tahun akhir abad XV, menjelang

kemunduran Malaka dan sebagai akibat dari perpindahan ibukota

Tiongkok baru mulai berdampak serius. Populasi penduduk

Tionghoa di Tiongkok Selatan menurun dan berpindah ke

Tiongkok Utara. Penurunan populasi penduduk di pasar-pasar

Tiongkok bagian selatan memiliki dampak yang sama seriusnya

terhadap keberlangsungan pusat-pusat produksi di Asia Tenggara.

Populasi penduduk Tiongkok secara umum terpantau

stabil pada tahun 1403 yang menunjukkan angka 56.598.337

hingga pada tahun 1511 terdata sebanyak 60.406.135, artinya

sepanjang abad XV penduduk Tionghoa meningkat dengan angka

empat juta lebih. Akan tetapi, Yangzi di provinsi selatan

Tiongkok menurun dari angka 43.336.056 pada tahun 1393

menjadi 29.220.594 pada tahun 1511, mengalami penurunan

sebanyak 33% sepanjang abad ini. Populasi penduduk di

Guangdong menurun sebanyak 40%, Fujian menurun sebanyak

46%, Zhejiang menurun sebanyak 46% dan populasi penduduk di

158 Nanyang adalah penyebutan orang-orang Tionghoa untuk wilayah

yang berada di selatan Tiongkok, terutama Asia Tenggara. 159 Robert W. McRoberts, ―An Economic History of Melaka 1400-

1510‖, 67.

Page 108: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

93

Nanjing menurun sebanyak 26%. Pesisir di provinsi selatan

Tiongkok, yang mana menjadi basis pasar bagi produk-produk

nanyang mengalami penurunan populasi penduduk. Pastinya

kenaikan populasi justru terjadi di provinsi Tiongkok Utara,

padahal provinsi selatan Tiongkok yang menjadi pusat

perdagangan maritim dan pasar bagi produk Asia Tenggara.160

Berikut angka populasi penduduk Tiongkok pada sepanjang abad

XV :

Tabel 5.2 Penurunan Populasi Penduduk di Tiongkok161

A. Angka per Dasawarsa Populasi Penduduk Tiongkok

No. Tahun Populasi

1. 1391 56. 774, 561/

56, 874, 561

2. 1402 56, 301, 026

3. 1412 ........12, 692

4. 1422 52, 688, 691

5. 1432 50, 667, 805

6. 1442 53, 949, 951

7. 1452 53, 507, 730

8. 1462 54, 160, 634

9. 1472 61, 819, 232

10. 1482 62, 452, 677

11. 1492 50, 506, 325

12. 1502 50, 908, 672

13. 1512 60, 590, 309

B. Perubahan Populasi, 1393-1491, di Tiongkok Selatan

dan Tiongkok bagian Tenggara

No. Nama Provinsi Populasi

1393 1491

1. Chekiang 10, 487, 567 5, 305, 843

160 Robert W. McRoberts, ―An Economic History of Melaka 1400-1510‖, 66.

161 Ibid, 66.

Page 109: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

94

2. Fukien 3, 916, 806 2, 106, 060

3. Hukuang 4, 702, 660 3, 781, 714

4. Kiangsi 8, 982, 482 6, 549, 800

5. Kwangsi 1, 482, 671 1, 676, 274

6. Kwangtung 3, 007, 932 1, 817, 384

7. Nanking 10, 755, 938 7, 983, 519 Catatan :

Nama-nama provinsi diatas dieja menggunakan Wade-Giles seperti pada

pekerjean van der Sprenkel: angka tersebut diambil dari hasil pekerjaan

itu. Jika menggunakan sistem romanisasi Pinyin, nama-nama tersebut

menjadi Zhejiang, Fujian, Huguang, Jiangxi, Guangxi, Guangdong, Nanjing .

Secara tidak langsung, pada abad XV Tiongkok mampu

mengontrol pasar produksi di Asia Tenggara. Pergantian ibukota

Tiongkok ini berpengaruh terhadap permintaan di tahun-tahun

terakhir abad XV. Produk-produk nanyang kehilangan pasarnya

di Tiongkok Selatan, begitu pula penduduk Tiongkok lebih

memilih melakukan kegiatan produksi secara mandiri untuk

memenuhi kebutuhan mereka. Secara geografis, letak Beijing

yang berada di Tiongkok Utara memang terlampau jauh dari

pasar-pasar utama di Tiongkok Selatan. Oleh karena itu, secara

otomatis terjadi kenaikan harga bagi produk-produk yang datang

ke pelabuhan-pelabuhan di Tiongkok Selatan. Hal tersebut

menyebabkan berkurangnya aktivitas perdagangan di Samudra

Hindia.162

Dalam upaya menciptakan kondisi ekonomi yang stabil,

walaupun tanpa pasar Tiongkok, para pedagang di Asia Tenggara,

khususnya di Malaka mengalihkan distribusi produk-produk

162 Robert W. McRoberts, ―An Economic History of Melaka 1400-

1510‖, 67.

Page 110: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

95

nanyang ke Asia bagian barat atau Timur Tengah dan Eropa

melalui jalur sutra.

Pada awal abad XV, Dinasti Ming masih aktif melakukan

ekspedisi dan pengiriman duta sebagai perwakilan dari berbagai

negeri. Akan tetapi pasca tahun 1430, ketika pelayaran Dinasti

Ming berakhir karena perpindahan ibukota, Dinasti Ming

merevisi kebijakan perdagangan maritimnya. Orang-orang Asia

Tenggara ingin tetap melanjutkan perdagangan mereka ke

Tiongkok, karena hal itu akan memperkuat pertukaran

perdagangan mereka dan akan menguntungkan kedua belah

pihak, keuntungan baik atas nama pedagang itu sendiri, maupun

atas nama kerajaan mereka.163

Tepatnya sekitar pada tahun 1440 , Dinasti Ming mulai

membatasi jumlah pelayarannya, misi serta ukurannya. Dinasti

Ming menyatakan bahwa misi-misi selama ini telah menjadi ritual

yang terlalu mahal dan tanpa tujuan. Kaisar menyatakan bahwa

misi tersebut terlalu memakan banyak biaya :

You, king, respect Heaven and serve the superior, and

regularly send envoys to the Court. However, given

the long distance involved and the excessive number

of envoys, this is troublesome to both sides, and

suspicions and divisions could easily result. In future,

you should select one or two persons versed in the

Great Principles as chief and deputy envoys and

carefully consider how many attendants should be

sent. When they arrive in Guang-dong, they shall

163 Kenneth R. Hall, ―Multidimensional Networking: Fifteenth-Century Indian Ocean Maritime Diaspora in Southeast Asian Perspective‖,

457.

Page 111: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

96

permit the officials there to decide who is to remain in

Guang-dong and who is to be sent to the Court. You

must warn your envoys to respect the rites and the

laws, and to not engage in improper actions. The

tribute goods need not be rare birds and exotic

animals. Local products to show your loyalty will be

sufficient. Further, it is not permitted to privately

trade jewels, clothing and other precious things with

foreign lands. You king, should respect and implement

my orders and not violate them164

Mengingat jarak yang semakin jauh dan jumlah utusan

yang terlalu banyak, ini akan menyusahkan kedua belah pihak,

dan perpecahan dapat dengan mudah terjadi. Maka selanjutnya,

utusan duta yang datang ke Tiongkok cukup perwakilan satu atau

dua orang saja sebagai kepala utusan. Dengan adanya kebijakan

ini, maka orang-orang Tionghoa di perantauan nusantara yang

sebelumnya menjadi fasilitator perdagangan, mulai membangun

jaringan regional di tempat yang menjadi basis mereka, dan

membuat nama lokal sebagai bentuk dari afiliasi mereka dengan

orang-orang lokal.165

Sementara itu, Malaka tetap menjaga kontak dengan

Tiongkok, walaupun tidak intens seperti sebelumnya, karena

bagaimanapun Tiongkok masih mempunyai kekuatan politik yang

cukup berpengaruh terutama ketika bangsa Eropa menginvasi

Malaka, meskipun kekuatan ekonominya sudah menjadi hal yang

tidak penting lagi.

164 Kenneth R. Hall, ―Multidimensional Networking: Fifteenth-

Century Indian Ocean Maritime Diaspora in Southeast Asian Perspective‖, 458.

165 Ibid, 458.

Page 112: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

97

Pada akhirnya, Dinasti Ming tetap menjadi koalisi

Kerajaan Malaka hingga menjelang keruntuhannya pada abad

XVI. Setidaknya, kekuatan politik Tiongkok masih berpengaruh,

meskipun kekuatan ekonominya mulai melemah di Malaka.

Kontribusi Tiongkok terhadap perkembangan maupun kelemahan

perekonomian Malaka, sebagai pelabuhan internasional pada abad

XV telah menjadi catatan sejarah yang penting untuk dipelajari.

Page 113: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

99

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam bab terakhir dari skripsi ini, penulis akan

memberikan penjelasan sebagai hasil kesimpulan dari analisa

permasalahan yang penulis lakukan. Sebagai bab pamungkas, bab

ini hanya akan menuliskan inti bagaimana pengaruh yang

diberikan oleh Tiongkok ke Malaka.

Pada abad XV, Pelabuhan Malaka merupakan bandar

internasional yang ramai dikunjungi oleh para pedagang.

Kerjasama yang dilakukan dengan negeri-negeri lain, menjadikan

kejayaan Malaka terus berkembang sepanjang abad XV. Selain

itu, kontur alam atau geografis Malaka dinilai sangat strategis

bagi pedagang asing yang ingin singgah mengisi perbekalan.

Gugusan pulau-pulau yang mengelilingi Malaka, menjadikan

Malaka terlindung dari ancaman badai yang besar, ditambah

pelayaran dan perdagangan di wilayah ini juga didukung oleh dua

sistem angin yang berlawanan bertemu, yakni angin muson dari

Samudra Hindia dan angin pasat dari Laut Cina.

Tiongkok, penguasa Asia Timur pada saat itu, menjadi

salah satu wilayah yang berpengaruh terhadap perkembangan

Malaka baik sebagai kerajaan maupun sebagai pelabuhan. Dinasti

Ming dan Parameswara sedari awal berdirinya Malaka terus

menerus melakukan kerjasama politik-ekonomi, sebagai upaya

memperoleh keuntungan antar kedua belah pihak. Tiongkok

melindungi Malaka dari ancaman serangan kerajaan Majapahit

Page 114: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

100

dan Siam, sekaligus mengangkat Parameswara menjadi raja di

Malaka. Simbol pengukuhan atas Kerajaan Malaka tersebut

terdapat dalam prasasti yang berisikan falsafah Dinasti Ming.

Wilayah ini kemudian menjadi basis pelabuhan pada pelayaran

Cheng Ho (1405-1433) di Nusantara.

Pengaruh politik tersebut tentu saja berdampak pada

kegiatan ekonomi yang dilakukan kedua wilayah ini, terlebih

orang-orang Tionghoa merupakan produsen barang-barang

keramik dan sutra yang sangat membutuhkan pasarnya di Asia

Tenggara. Berbagai keuntungan perekonomian diperoleh Malaka

dari Tiongkok. Menurut Tome Pires dan beberapa ilmuwan

Melayu lainnya berpendapat bahwa pada saat itu Tiongkok

berhasil memberi keuntungan perdagangan kepada Malaka

sebesar 300%, dibandingkan dengan wilayah lainnya. Selain itu,

dinamika politis di Tiongkok turut mempengaruhi kondisi

perekonomian di Malaka, terutama saat perpindahan ibukota

Tiongkok dari Nanjing ke Beijing pada tahun 1930.

Sebagai bahan refleksi, kajian-kajian terkait sejarah

kemaritiman nusantara seperti ini ternyata banyak ditulis oleh

para ilmuwan dari barat. Akan lebih menarik dan lebih baik, jika

penulisan sejarah Pelabuhan Malaka dan sejarah pelabuhan-

pelabuhan nusantara dianalisa berdasarkan naskah-naskah kuno

atau naskah sejaman. Selain bisa memperkaya sejarah, hal

tersebut juga perlu dilakukan sebagai upaya melestarikan naskah

sebagai sumber primer, agar eksistensi dan subtansinya tidak

hilang tergerus jaman.

Page 115: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

101

DAFTAR PUSTAKA

Naskah Terjemahan :

Shellabear, W.G. Sejarah Melayu. Selangor: Siri Kajian Sastera

Fajar Bakti, 1896

Schap, Bot Genoot. Hikayat Hang Tuah I. Jakarta: Pusat Bahasa

Kementerian Pendidikan Nasional, 2010

Cortesao, Armando, Ed. Suma Oriental of Tome Pires (terj).

Yogyakarta : Ombak, 2014. (versi bahasa Indonesia)

Cortesao, Armando, Ed. The Suma Oriental of Tomer Pires an

Account of The East, From The Red Sea to China.

Chennai : Asian Educational Service, 2005 (versi bahasa

Inggris)

Buku :

Andaya, Barbara Watson dan Leonard Y. Andaya . A History of

Malaysia. Hampshire : Palgrave, 2001

Andaya, Leonard Y. Leave of the Same Tree Trade and Ethnicity

in the Straits of Melaka. Honolulu : University of Hawaii

Press, 2008.

Bakry, Umar Suryadi. Dasar-Dasar Hubungan Internasional.

Depok : Kencana, 2017.

Dahlan, Ahmad. Sejarah Melayu. Jakarta : PT. Gramedia, 2014.

Gottschalk, Louis. Mengerti Sejarah. Depok: UI-Press, 2008.

Groeneveldt, W.P. Nusantara dalam Catatan Tionghoa. Depok;

Komunitas Bambu, 2018.

Page 116: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

102

Hashim, Muhammad Yusoff. Kesultanan Melayu Melaka Kajian

Beberapa Aspek tentang Melaka pada Abad ke-15 dan

Abad ke-16 dalam Sejarah Malaysia. Kuala Lumpur :

Maziza Sdn. Bhd, 1989.

Keohane, Robert O & Joseph S. Nye, Power and

Interdependence; Third Edition. New York: Longman

Pub. Group, 2000.

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara

Wacana, 2013.

Lapian, Adrian B. Pelayaran dan Perniagaan Nusantara Abad

ke-16 dan 17. Depok : Komunitas Bambu, 2017.

Mahmood, Ibrahim. Sejarah Perjuangan Bangsa Melayu. Kuala

Lumpur: Pustaka Antara, 1981.

Menzies, Gavin. 1421: Saat China Menemukan Dunia. Ciputat :

PT Pustaka Alvabet, 2006.

Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto,

Sejarah Nasional Indonesia III : Zaman Pertumbuhan dan

Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka, 2010.

Reid, Anthony. Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450-1680

Jilid I : Tanah di Bawah Angin. Jakarta : Yayasan

Pustaka Obor Indonesia, 2014.

Ricklefs, M.C, dkk. Sejarah Asia Tenggara dari Masa

Presejarah sampai Kontemporer. Depok: Komunitas

Bambu, 2013.

Roelofsz, M.A.P Meilink. Persaingan Eropa dan Asia di

Nusantara Sejarah Perniagaan 1500-1630. Depok:

Komunitas Bambu, 2016.

Sen, Tan Ta. Penyebar Islam dari China ke Nusantara. Jakarta :

PT Kompas Media Nusantara, 2010

Page 117: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

103

Taniputera, Ivan. History of China. Jogjakarta: Ar Ruzz Media,

2011.

Tjandrasasmita, Uka. Arkeologi Islam Nusantara. Jakarta:

Kepustakaan Populer Gramedia, 2009.

Twitchett, Denis and John. K. Fairbank, Ed. The Cambridge

History of China volume 7: The Ming Dynasti, 1368-1644.

New York: Cambridge University Press, 2008.

Victor, Purcell. Orang-Orang Cina di Tanah Melayu. Johor

Bahru: Universiti Teknologi Malaysia, 1997

Wolters, O.W. The Fall of Srivijaya in Malay History. Oxford :

Oxford University Press, 1970

Wood, Frances. Did Marcopolo Go to China. Colorado:

Westview Press, 1996

Yuanzhi, Kong. Muslim Tionghoa Cheng Ho : Misteri

Perjalanan Muhibah Nusantara. Jakarta: Pustaka Populer

Obor, 2007.

Zainun, Nasarudin dan Nasha Rodziadi Khaw, Ed. Hubungan

Politik dan Sosiobudaya China-Dunia Melayu Hingga

Kurun ke-15 Masihi. Pulau Pinang: Universiti Sains

Malaysia, 2016.

Artikel Jurnal :

Duyvendak, J.J.L. ―The True Dates of the Chinese Maritime

Expeditions in the Early Fifteenth Century‖. T'oung Pao,

Vol. 34, No. 5 (1939)

Gungwu, Wang. ―Three Rulers of Malacca‖. Malaysian Branch

of The Royal Asiatic Society, Vol. 41, No.1 (1968)

Page 118: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

104

Hall, Kenneth R. ―Multidimensional Networking: Fifteenth-

Century Indian Ocean Maritime Diaspora in Southeast

Asian Perspective‖. Journal of the Economic and Social

History of the Orient, Vol 49, No. 4 (2006)

_____________. ―Local and International Trade and Traders in

the Straits of Melaka Region: 600-1500‖. Journal of the

Economic and Social History of the Orient, Vol. 47, No. 2

(2004)

Henley, David. ―Ages of Commerce in Southeast Asian History‖.

Environment, Trade and Society in Southeast Asia, 2015.

Huda, Khairul.‖Islam Melayu dalam Pusaran Sejarah, Sebuah

Transformasi Kebudayaan Melayu Nusantara.‖ Jurnal

Toleransi: Media Komunikasi Umat Beragama, vol. 8,

no. 1 (2016)

Irwin, Graham. ―Malacca Fort‖. Journal of the Southeast Asian

History, Vol.3, No. 2 (1962)

Ismail, Syaimak dan Mohd Khalil Yaakob. ‖Hubungan

Diplomatik Melaka-China pada Abad Ke-15 dan

Kesinambungan Kerjasama Melaka-China Abad Ke 21‖.

Jurnal Malaysia Sains Sosial, no. 2 (2017).

Lapian, Adrian B. “Peta Pelayaran Nusantara dari Masa ke

Masa‖. Jati, no. 2 (1996).

Lockard, Craig A.‖The Sea Common to All : Maritime Frontiers,

Port Cities, and Chinese Traders in the Southeast Asian

Age of Commerce, ca. 1400-1750.‖ Journal of World

History, vol. 21, No.2 (2010)

McRoberts, Robert W. ―A Study in Growth: An Economic

History Of Melaka 1400 — 1510‖. Journal of the

Malayan Branch of the Royal Asiatic Society, Vol. 64,

No.2 (1991)

Page 119: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

105

Ming, Ding Choo. ‖Penafsiran Kuasa Raja dalam Beberapa Teks

Sastra Melayu Lama‖. Jurnal Jumantara, vol. 3, no. 2

(2012).

Purcell, Victor. ‖Chinese Settlement in Malacca‖. Journal of the

Malayan Branch of the Royal Asiatic Society, Vol. 20,

No.21 (1947)

Reid, Anthony.‖ Hybrid Identities in the Fifteenth-Century Straits

of Malacca‖. Asia Research Institute, no. 67 (2003).

Sandhu, Singh Kernial and Paul Wheatley. ―Melaka: The

Transformation of a Malay Capital, c 1400-1980.‖ The

American Historical Review, Vol. 89, No. 3 (1984).

Wade, Geoff. ―Melaka in Ming Dynasty Texts‖. Journal of The

Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society, Vol. 70,

No. 1 (1997).

Yuanzhi, Kong. ‖Cerita Hang Lipo: Ode Persahabatan Kedua-dua

Bangsa China-Malaysia‖. Nota Penyelidikan, no. 19

(2001).

Zulkifli.―Kerjasama Ekonomi Internasional Sebagai Solusi

Pengelolaan Kawasan Perbatasan Negara.‖ Jurnal Ilmiah

Cano Ekonomos, vol. 3, no.2 (2014)

Zuhdi, Susanto. ―Budaya Bahari dan Jati Diri Bangsa dalam

Perspektif Sejarah‖. Makalah disampaikan dalam Seminar

Internasional Pernaskahan Nusantara: Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia, Jakarta, 17-21 September

2018.

Internet :

https://gallica.bnf.fr/ark:/12148/btv1b59629854.r=malaka?rk=21

459;2 (diakses pada tanggal 19 Februari 2019, pukul 16:25)

Page 120: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

106

http://mcp.anu.edu.au/ (diakses pada tanggal 30 Oktober 2018,

pukul 20.01 WIB)

https://gallica.bnf.fr/ark:/12148/btv1b6903970j.r=malaka?rk=429

18;4 (Diakses pada tanggal 19 Februari 2019, pukul 16:28)

https://gallica.bnf.fr/ark:/12148/btv1b5963022t/f1.item.r=china

(Diakses pada tanggal 19 Februari 2019 pukul 16:43

Page 121: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …
Page 122: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …
Page 123: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

109

Peta Kota Malaka3

3 Robert W. McRoberts, “An Economic History of Melaka 1400-

1510”, 48.

Page 124: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …
Page 125: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …
Page 126: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …
Page 127: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …
Page 128: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …
Page 129: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …
Page 130: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …
Page 131: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

117

Perbandingan antara Pelayaran Cheng Ho dengan

Beberapa Pelaut Eropa11

Tokoh Tahun Jumlah

Kapal

Kapasitas

Kapal

Awak

Kapal

Cheng Ho

(1405-1433) 1405 41-317 ± 2.500 ton 27.800

C. Columbus

(1492-1504) 1492 3-17 100 ton 88

Vasco de Gama

(1497-1524) 1497 4-14 120 ton 171

Ferdinand

Magellan

(1519-1522)

1519 5 130 ton 270

Pembagian Provinsi Masa Dinasti Ming12

11 Kong Yuanzhi dalam bukunya Muslim Tionghoa Cheng Ho :

Misteri Perjalanan Muhibah Nusantara, 5 12 Ivan Taniputera. History of China (Jogjakarta: Ar Ruzz Media,

2011), 52

Page 132: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

118

Laporan Kondisi Politik-Ekonomi di Asia Tenggara13

Politik Ekonomi Kebudayaan

Tahun

pertama

Perdagangan

Asia

?-800

Awal politik

India di Asia

Tenggara

(Funan,

Sriwijaya)

Ekspor hasil

hutan dan

rempah-

rempah;

import

keramik

Tiongkok;

perdagangan

Tiongkok-

India transit

lewat Selat

dan Kra

Kosmopolis

Sanskrit;

Kebudayaan

dari agama

Hindu-Buddha

Krisis abad

ke-9

800-900 Kemunduran Dinasti Tang mengganggu

perdagangan antara Tiongkok dan Asia Tenggara

Awal masa

perdagangan

900-

1300

Kebijakan

perdagangan ke

luar wilayah

dari Dinasti

Song;

Perdagangan

Muslim yang

meiputi

Samudra Hindia

dan Laut Cina

Selatan ;

jaringan dalam

perdagangan

Tamil didukung

oleh Dinasti

Chola; Asia

Tenggara

berorientasi

kepada

pelabuhan laut

(Sriwijaya,

Mataram dari

Ekspor hasil

hutan (eboni,

buah pinang,

lilin lebah,

aromatik dan

tanaman

obat),

pewarna,

keramik dan

besi yang

diimpor dari

Tiongkok;

penggunaan

mata uang

(koin dari

emas dan

perak, uang

tembaga dari

Tiongkok)

Jawa India

klasik dan

Angkor,

perkenalan

terhadap

Buddha

Theravada dan

Islam

13 David Henley, “Ages of Commerce in Southeast Asian History”,

127

Page 133: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

119

929)

Krisis abad

ke-14

1300-

1400

Perang dan ketidak stabilan di Yuan (Mongol)

Tiongkok; perdagangan laut dialihkan melalui

darat atau jalur sutra; jatuhnya Cholas di India,

hancurnya Sriwijaya, jatuhnya Angkor; konflik dan

fragmentasi di Burma

Masa

Perdagangan

1400-

1650

Perdagangan

luar negeri

Dinasti Ming;

kejayaan

Malaka sebagai

pelabuhan

transit; politik

perdagangan

sentralistik

(Jawa, Aceh,

Burma, Siam);

awal Eropa

melakukan

kontak dan

penaklukan

(Malaka,

Maluku, Jawa,

Filiphina)

Perdagangan

hasil bumi

(cengkeh,

pala, lada)

puncak

perdagangan

pribumi;

perdagangan

Eropa; import

pakaian India;

impor koin

perak;

urbanisasi

Islamisasi

(Indonesia);

Kristianisasi

(Filiphina);

ortodoksi

Buddha

Theravada

modern dan

insitusi

Krisis

sepanjang

abad ke-17

1650-

1780

Monopoli kolonial Belanda terhadap perdagangan

maritim , konflik internal di Indonesia (Jawa,

Aceh); mundurnya perdagangan di daratan Siam;

retradisionalisasi kebudayaan

Perdagangan

Kolonial

1780-

1930

Kembalinya

perdagangan

bebas di laut;

penaklukan

besar-besaran;

tanam paksa di

Jawa

Perdagangan

hasil bumi

besar-besaran;

imigrasi

tenaga kerja;

irigasi

Gerakan

menuju

ortodoksi

agama; dari

tahun 1900

pendidikan

barat dan

nasionalisme

Krisis abad

ke-20

1930-

1970

Krisis keuangan global (1930), perang, revolusi,

nasionalisme ekonomi

Pos-modern

globalisasi

1970-

sekarang

Kontra

perkembangan

revolusi;

Revolusi

hijau; industri

orientasi

Kosmopolis

global;

kebangkitan

Page 134: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

120

perdagangan

bebas

ekspor Islam

Page 135: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …

121

Keramik adalah Produk Unggulan Tiongkok14

14 http://p0.storage.canalblog.com/00/61/119589/106573032_o.jpg

(diakses pada tanggl 15 April 2019 pukul 04.02 WIB)

Page 136: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …
Page 137: PENGARUH TIONGKOK DALAM PERDAGANGAN MARITIM DI PELABUHAN …