pengaruh variabel prediktor dampak penggunaan it …
TRANSCRIPT
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
160
PENGARUH VARIABEL PREDIKTOR
DAMPAK PENGGUNAAN IT
KUALITAS INFORMASI TERHADAP KEPUASAN
PELANGGAN
(STUDI KASUS : PT. DELAMI BRANDS)
Oleh :
Nasril
Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I Jakarta
Gedung sentra Kramat Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450 Telp. 021 – 31904598 Fax. 021 – 31904599
Email : [email protected]
ABSTRAK
Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang sedemikian rupa pesat
serta potensi pemanfaatan secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan,
pengelolaan, dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara
cepat dan akurat. Dengan pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi akan
meningkatkan efisiensi, efektifitas serta kualitas informasi.
Penelitian ini dikembangkan untuk mengetahui hubungan yang ditimbulkan
dari penggunaan variabel prediktor, yang meliputi ekspektasi kinerja
(performance expectance), ekspektasi usaha (effort expectance), pengaruh sosial
(social influence), dan kondisi pendukung (faciliating condition), terhadap
dampak penggunaan informasi yang meliputi minat pemanfaatan teknologi
sistem informasi dan penerimaan penggunaan sistem informasi, kemudian
bagaimana hubungan yang ditimbulkan dari dampak penggunaan teknologi
informasi terhadap kualitas informasi serta dampaknya terhadap kepuasan
pelanggan.
Dari hasil penelitian yang dikembangkan didapatkan hasil bahwa korelasi
variabel prediktor, dampak penggunaan IT (Information Technology) dan
kualitas informasi bersifat signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
Namun rasanya masih diperlukan kembali penelitian yang lebih matang dan jauh,
sehingga hasil yang dapat diberikan menjadi lebih baik dan akurat, sehingga bisa
bermanfaat proses pencapaian kepuasan pelanggan.
Keyword :Teknologi Komunikasi, Kualitas Informasi, Ekspektasi Kinerja dan Kepuasan
Pelanggan.
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
161
PENDAHULUAN
Menurut Mc.Farlan (1983); Rockart (1998) dalam Nur Indriantoro (2000);
dan Syam(1999), penerapan teknologi informasi bagi perusahaan mempunyai
peranan penting dan dapat menjadi pusat strategi bisnis untuk memperoleh
keunggulan bersaing.
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dewasa ini
memberikan banyak kemudahan pada berbagai aspek kegiatan bisnis (Cushing,
1993; Murdick.et.al,1997; Mc.Leod.R.J,1997; Grace,2000; Nur Indrianto,2000;
Baridwan, 2000 dalam Halim, 2000; Hall,2001). Peranan teknologi informasi
dalam berbagai aspek kegiatan bisnis dapat dipahami karena sebagai sebuah
teknologi yang menitik beratkan pada pengaturan sistem informasi dengan
penggunaan komputer, teknologi informasi dapat memenuhi informasi dunia
bisnis dengan sangat cepat, tepat waktu, relevan, dan akurat (Wilkinson &
Cerullo, 1997).
Salah satu penelitian yang dipergunakan adalah penelitian dengan konsep
Technology Acceptance Model (TAM). Penelitian tentang adopsi Technology
Acceptance Model (TAM) merupakan penelitian yang menarik untuk terus
disimak. Penjelasan tentang TAM oleh Lee et all (2003) menunjukkan bahwa
penggunaan teknologi informasi akan semakin membantu meningkatkan efisiensi
kerja seseorang sehingga akan menunjang efektifitasnya. Gefen (2000)
menjelaskan arah keinginan untuk memanfaatkan teknologi informasi ada pada
penilaian kemudahan penggunaan (Perceived easy of use).
Tujuan utama TAM adalah memberikan penjelasan tentang penentuan
penerimaan komputer secara umum, memberikan penjelasan tentang perilakuatau
sikap pengguna dalam suatu populasi (Davis dkk, 1989) yang dikutip oleh
Malhotra dan Galleta (1999).
Vankatesh et al (2003) melakukan penelitian terhadap industri komunikasi,
hiburan, perbankan, dan administrasi publik yang menggunakan sistem informasi
secara wajib (mandatory) dan sukarela (voluntary). Penelitian dilakukan untuk
review dan menggabungkan beberapa model penerimaan sistem informasi dan
menghipotesiskan ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha dan faktor sosial
mempunyai pengaruh terhadap minat pemanfaatan sistem informasi, sedangkan
minat pemanfaatan sistem informasi berpengaruh terhadap kualitas informasi.
Menurut Davis.et.al (1989); Delone (1988); Raymond (1988) Thong.et.al.
(1994); Yap.et.al (1992) dalam Jantan (2001) dan Iqbra (1997), Faktor-faktor
intern dan ekstern organisasi (Faktor-faktor pendukung) berpengaruh terhadap
penerimaan penggunaan teknologi informasi.
Teddy Oswari, E.Susy Suhendra, Ati Harmoni (2008) melakukan
penelitian terhadap UKM, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
penggunaan teknologi informasi, terutama komputer dalam proses operasi
perusahaan, serta untuk mengetahui pengaruh langsung variabel prediktor, yang
meliputi ekspektasi kinerja (performance expectance), ekspektasi usaha (effort
expectance), pengaruh sosial (social influence), dan kondisi pendukung
(facilitating condition), terhadap minat pemanfaatan teknologi informasi, serta
tingkat penggunaan teknologi informasi.
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
162
Turban and Gehrke (2000) berpendapat bahwa sistem informasi yang
berkualitas memberikan dampak terhadap pengguna (user), dimana pelanggan
memiliki kemungkinan untuk memahami atau menjalankan sistem yang ada
dengan cukup mudah.
Janda et.al (2002) and Szymanski and Hise (2000) berpendapat bahwa
informasi yang berkualitas adalah seberapa besar faktor kepuasan pelanggan
didalam berinteraksi dengan sistem.
Zeithaml.et.al menyatakan “Satisfaction is the consumer’s fulfillment
response. It is a judgement that a product or service feature, or the product or
service it self, provide a pleasurable level of consumption related fulfill”.
Kepuasan atau satisfaction is person’s feelings of pleasure or disappointment
resulting from comparing a product’s perceived performance (or outcome) in
relation to his or her expectation (Koler, 2000).
Rangkuti (2003), mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai respon
pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan
kinerja aktual yang dirasakan setelah pemakaian.
Remenyi (2003,p.119), Kepuasan pengguna sistem informasi adalah hasil
perbandingan kebutuhan pengguna terhadap sistem informasi dengan kinerja yang
dirasakan (kapabilitas), dari sistem informasi tersebut.Atas dasar latar belakang
yang diuraikan sebelumnya, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian
dengan Tema“Pengaruh Variabel Prediktor, Dampak Penggunaan Teknologi
Informasi, Kualitas Informasi Terhadap Kepuasan Pelanggan“.
IDENTIFIKASI MASALAH
Meskipun banyak terdapat ruang lingkup permasalahan yang dapat
diuraikan, namun karena keterbatasan pengetahuan dan waktu penelitian, penulis
hanya mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana
pengaruh variabel prediktor, kualitas informasi, dampak penggunaan teknologi
informasi terhadap kepuasan pelanggan.
MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN
Maksud penelitian ini adalah menguji kembali penelitian yang telah
dilakukan oleh Teddy Oswari, E. Susy Suhendra dan Ati Harmoni (2008)
terhadap pengaruh Variabel prediktor, dampak penggunaan teknologi informasi,
kemudian ditambah dan dipadukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Christy
M K Cheung, Matthew K O Lee (2005) mengenai seberapa jauh dampak kualitas
informasi yang dihasilkan bagi kepuasan pelanggan.
Tujuan secara lengkap penelitian ini adalah untuk memberikan temuan
secara empirik mengenai pengaruh variabel prediktor, dampak penggunaan
teknologi informasi, dan kualitas informasi terhadap kepuasan pelanggan.
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
163
KEGUNAAN PENELITIAN
KEGUNAAN PENGEMBANGAN ILMU
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
pengembangan khasanah ilmu pengetahuan artinya dapat memperkuat teori
tentang pengaruh variabel prediktor, dampak penggunaan teknologi informasi,
dan kualitas informasi terhadap kepuasan pelanggan. Penelitian ini juga
diharapkan akan melengkapi temuan-temuan empirik dibidang manajemen sistem
informasi sebagai dasar penelitian lanjutan.
KEGUNAAN MANAJERIAL
Implementasi bagi manajemen perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat
membantu memberikan keputusan manajerial dengan melakukan business
strategy untuk mempertahankan perusahaan dimasa datang sehingga dapat
meningkatkan reputasi dan kesejahteraan perusahaan sesuai dengan visi dan misi
perusahaan.
LANDASAN TEORI
Teori tindakan beralasan atau theory of reasoned action (TRA)
dikembangkan oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein (1980), teori ini menjelaskan
bahwa perilaku (behaviour) di lakukan karena individual mempunyai minat atau
keinginan untuk melakukannya (behavioral intention) atau dengan kata lain minat
akan menentukan perilakunya. Contoh kuatnya hubungan antara minat dengan
perilaku adalah minat perilaku ibu terhadap perilaku menyusui baik dengan ASI
maupun dengan botol mempuunyai korelasi 0,82 (Ajzen, 1988). Sheppard et.al
(1988) melakukan analisis-meta sebanyak 2 kali terhadap 86 penelitian-penelitian
yang menggunakan TRA dengan hasil menunjukkan adanya korelasi rata-rata
sebesar 0,54 antara hubungan minat dengan perilakunya.
TRA mengusulkan bahwa minat perilaku adalah suatu fungsi dari sikap
(attitude) dan norma-norma subjektif (subjective norms). TRA hanya
dimaksudkan untuk menjelaskan perilaku-perilaku yang dikerjakan secara
sukarela. Hartwick dan Barki (1994) melakukan pengujian model TRA untuk
meneliti hubungan antara partisipasi pemakai di pengembangan sistem teknologi
informasi dengan penggunaan sistemnya dan melibatkan 2 periode yaitu sebelum
pengembangan dan setelah implementasinya. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa sebelum pengembangan adalah semua koefisien jalur secara
statistik positif signifikan dan menunjukkan bahwa minat menggunakan sistem
akan secara positif mempengaruhi perilaku setelah implementasi. Semakin pendek
interval waktu antara pengembangan dengan implementasi semakin jarang
perubahan minat yang berarti sesuai dengan yang dijelaskan oleh Ajzen (1988),
bahwa minat akan berubah menurut waktu.
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
164
Teori perilaku rencanaan atau Theory planned behaviour (TPB) merupakan
pengembangan lebih lanjut dari TRA. Icek Ajzen (1991) mengembangkan teori
ini dengan menambahkan sebuah konstruk yaitu kontrol perilaku persepsian
(perceived behavioral control). Asumsi dasar dari TPB adalah banyak perilaku
tidak semuanya dibawah kontrol penuh individual sehingga perlu ditambahkan
konsep kontrol perilaku persepsian. Teori ini mengasumsikan bahwa kontrol
perilaku persepsian mempunyai implikasi motivasional terhadap minat-minat,
selain itu adaya kemungkinan hubungan langsung antarakontrol perilaku
persepsian dengan perilaku. Jika semua perilaku dapat dikontrol sepenuhnya oleh
individual-individual mendekati maka TPB akan kembali menjadi TRA.
Kontrol perilaku persepsian dalam konteks sistem teknologi informasi
didefinisikan oleh Taylor dan Todd (1995) sebagai persepsi dan konstruk-
konstruk internal dan eksternal dari perilaku. Kontrol ini merefleksikan
pengalaman masa lalu dan juga mengantisipasi halangan-halangan yang ada.
Semakin menarik sikap dan norma subyektif terhadap perilaku dan semakin besar
kontrol perilaku persepsian maka semakin kuat minat seseorang untuk melakukan
perilaku yang sedang dipertimbangkan. Hsu dan Ciu (2004) mendekomposisi TPB
dan mengujinya dengan hasil bahwa 5 dari 9 jalur signifikan pada tingkat 5%.
Model penerimaan teknologi atau technology acceptance model (TAM)
yang dikembangkan oleh Davis (1987) dari TRA merupakan model yang paling
banyak digunakan dalam penelitian sistem informasi. Menurut laporan social
science citation index (SSCI) sampai dengan tahun 2000 model ini telah dirujuk
oleh 424 penelitian dan sampai dengan tahun 2003 telah dirujuk oleh 698
penelitian. TAM menambahkan 2 konstruk terhadap TRA. Konstruk ini adalah
persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan
(perceived ease of use). Persepsi kegunaan menunjukkan bahwa penggunaan
sistem teknologi informasi akan mau menggunakan sistem jika sistem tersebut
berguna untuk meningkatkan kinerjanya. Persepsi kemudahan penggunaan
menunjukkan bahwa pengguna sistem teknologi informasi akan mau
menggunakan sistem jika sistem tersebut mudah digunakan olehnya atau dengan
kata lain sejauh mana seseorang percaya bahwa penggunaan teknologi akan
membebaskanya dari usaha.
Menurut Mathieson (1991) menyimpulkan bahwa model TPB dan TAM
sama-sama menjelaskan minat perilaku dengan baik, tetapi TAM menjelaskan
sikap (attitude) lebih baik dari TPB. Hubona dan Cheney (1994) menemukan
bahwa TAM lebih sederhana, mudah digunakan dan lebih baik untuk menjelaskan
penerimaan teknologi. Chau dan Hu (2001) menunjukkan bahwa TAM lebih baik
menjelaskan minat perilaku dibandingkan TPB.
TAM dapat dikembangkan dengan variabel-variabel eksternal lainnya,
Kelebihan-kelebihan TAM adalah sebagai berikut :
1. TAM merupakan model perilaku yang bermanfaat untuk menjawab
mengapa sistem teknologi informasi gagal diterapkan yaitu bahwa karena
tidak adanya minat penggunanya untuk menggunakannya.
2. TAM dibangun dengan dasar teori yang kuat.
3. TAM telah diuji dengan banyak penelitian dan sebagai besar hasilnya
mendukung dan menyimpulkan bahwa TAM merupakan e-Indonesia
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
165
Initiative 2008 (eII2008), konferensi dan temu nasional teknologi informasi
dan komunikasi untuk indonesia 21-23 mei 2008, Jakarta.
4. Model TAM merupakan model parsimoni yaitu model sederhana dan valid.
Kelemahan-kelemahan TAM adalah sebagai berikut :
1. TAM hanya memberikan informasi atau hasil yang sangat umum saja
tentang minat dan perilaku pemakai sistem dalam menerima sistem
teknologi informasi.
2. Pada TAM tidak ada kontrol perilaku.
3. Perilaku yang diukur oleh TAM seharusnya merupakan penggunaan
sesungguhnya. (Actual use).
PENGERTIAN EKSPEKTASI KINERJA
Ekspektasi kinerja (performance expectancy) didefinisikan sebagai tingkat
dimana seorang individu meyakini bahwa dengan menggunakan sistem akan
membantu dalam meningkatkan kinerjanya. Konsep ini menggambarkan manfaat
sistem bagi pemakainya yang berkaitan dengan perceived usefulnees, motivasi
ekstrinsik, job fit, keuntungan relatif (relative advantage) Venkatesh et.al, (2003).
PENGERTIAN FAKTOR SOSIAL
Faktor sosial diartikan sebagai tingkat dimana seorang individu
menganggap bahwa orang lain meyakinkan dirinya bahwa dia harus menggunakan
sistem baru. Faktor sosial sebagai determinan langsung dari minat pemanfaatan
sistem informasi adalah direpresentasikan oleh konstruk-konstruk yang terkait
yaitu norma subyektif, faktor sosial dan image (Venkatesh et.al, 2003).
PENGERTIAN FAKTOR PENDUKUNG
Kondisi yang memfasilitasi penggunaan sistem informasi menurut Triandis
(1980) didefinisikan sebagai faktor-faktor obyektif, yang dapat mempermudah
melakukan suatu tindakan penelitian Thompson et.al (1991), menemukan bahwa
tidak ada hubungan antara kondisi-kondisi yang memfasilitasi pemakai dengan
penggunaan sistem informasi.
PENGERTIAN CUSTOMER
Pelanggan atau customer adalah pengambil keuntungan utama dengan
meningkatnya efisiensi teknologi informasi, dan keuntungan itu akan meningkat
sejalan dengan tata ekonomi yang semakin digital. Pengambil keuntungan lain
adalah kalangan bisnis yang para pemimpinnya mengambil manfaat dari metode-
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
166
metode digital dan membangun solusi-solusi canggih lebih cepat dibanding para
pesaing, Chen dan Dubinsky, (2003).
PENGERTIAN KEPUASAN CUSTOMER
Kotler, (2000), kepuasan konsumen atau pelanggan dapat diartikan sebagai
perasaan senang atau kecewa (ketidakpuasan), seseorang setelah membandingkan
kinerja (performance) produk dengan apa yang diharapkan (expectation).
PENGERTIAN FAKTOR MINAT PEMANFAATAN TEKNOLOGI
INFORMASI
Triandis (1980) mengemukakan bahwa perilaku seseorang merupakan
ekspresi dari keinginan atau minat seseorang (intention), dimana keinginan
tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, perasaan dan konsekuensi-
konsekuensi yang dirasakan.
PENGERTIAN FAKTOR PENERIMAAN TEKNOLOGI INFORMASI
Iqbaria (1994), Nelson (1996), Luthans (1995) menyebutkan bahwa secara
individu maupun kolektif penerimaan penggunaan dapat dijelaskan dari variasi
penggunaan suatu sistem, karena diyakini penggunaan suatu sistem yang berbasis
teknologi informasi dapat mengembangkan kinerja individu atau kinerja
organisasi.
PENGARUH EKSPEKTASI KINERJA TERHADAP MINAT
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI
Perceived usefulness mempunyai hubungan yang lebih kuat dan konsisten
dengan sistem informasi, Davis (1989). Penelitian Taylor dan Todd (1995) dan
Venkatesh dan Davis (2000) menunjukkan hasil yang mendukung bahwa
perceived usefulness merupakan faktor penentu yang signifikan terhadap kemauan
individu untuk menggunakan sistem.Venkatesh et.al (2003), menyatakan bahwa
konstruk ekspektasi kinerja merupakan prediktor yang kuat dari minat
pemanfaatan sistem informasi dalam bentuk sukarela maupun wajib.
PENGARUH EKSPEKTASI USAHA TERHADAP MINAT
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI
Davis et.al (1989) mengidentifikasikan bahwa kemudahan pemakaian
sistem informasi mempunyai pengaruh terhadap penggunaan sistem informasi.
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
167
Hal ini konsisten dengan penelitian Adam (1992), dan Iqbaria (1997). Kemudahan
penggunaan sistem informasi akan menimbulkan perasaan dalam diri seseorang
bahwa sistem itu mempunyai kegunaan dan karenanya menimbulkan rasa yang
nyaman bila bekerja dengan menggunakannya.
PENGARUH FAKTOR SOSIAL TERHADAP MINAT PEMANFAATAN
TEKNOLOGI INFORMASI
Moore dan Benbasat (1991), menyatakan bahwa pada lingkungan tertentu,
penggunaan sistem informasi akan meningkatkan status (image) seseorang
didalam sistem sosial. Thompson et.al (1991), dan Diana (2001) menemukan
hubungan yang positif dan signifikan antara faktor-faktor sosial pemakai sistem,
dimana faktor-faktor sosial ditunjukkan dari besarnya dukungan teman sekerja,
manajer senior, pimpinan dan organisasi. Sedangkan Davis et.al (1989)
menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan norma-norma sosial terhadap
pemanfaatan sistem informasi.
PENGARUH KONDISI PENDUKUNG TERHADAP PENERIMAAN
TEKNOLOGI INFORMASI
Schultz dan Slevien (1975) menemukan bukti empiris bahwa kondisi-
kondisi yang mendukung pemanfaatan sistem informasi merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi pemanfaatan sistem informasi.
PENGARUH MINAT PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI
TERHADAP KUALITAS INFORMASI
Davis et.al (1989) mengemukakan bahwa adanya manfaat yang dirasakan
oleh pemakai sistem informasi akan meningkatkan minat mereka untuk
menggunakan sistem informasi. Sedangkan Thompson et.al (1991) menyatakan
bahwa keyakinan seseorang akan kegunaan sistem informasi akan meningkatkan
minat mereka dan pada akhirnya individu tersebut akan menggunakan sistem
informasi dalam pekerjaannya.
PENGARUH PENERIMAAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP
KUALITAS INFORMASI
Beberapa penelitian lain telah mengidentifikasi indikator penerimaan
teknologi informasi, dimana dimana secara umum diketahui bahwa penerimaan
teknologi informasi dilihat dari penggunaan sistem dan frekuensi penggunaan
komputer, Delone, (1981), Soh.et.al, (1992) dan ada juga yang melihat dari aspek
kepuasan pengguna Montazemi, (1988), Raymond, (1985, 1990), Soh.et.al,
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
168
(1992); Thong.et.al, (1992) dalam Iqbaria et.al, (1997).
PENGARUH VARIABEL PREDIKTOR DAN DAMPAK PENGGUNAAN
TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN
Variabel prediktor, dampak penggunaan teknologi informasi berpengaruh
positif terhadap hasil kinerja perusahaan, dimana salah satu hasil kinerja
perusahaan yaitu memberikan informasi yang berkualitas, sehingga memberikan
kepuasan kepada pelanggan, Teddy oswari, E.Susy suhendra dan Ati harmoni,
(2008).
PENGARUH KUALITAS INFORMASI TERHADAP KEPUASAN
PELANGGAN
Kepuasan pelanggan adalah salah satu indikator yang cukup penting
didalam proses pemasaran, dan dahulu kala sudah dilakukan penelitian mengenai
faktor terbentuknya kepuasan pelanggan dimana diawali dari minat konsumen
terhadap kualitas pelayanan yang didapatkan. Didalam literatur-literatur yang
membahas mengenai kepuasan pelanggan, Anderson dan Sullivan (1993), Fornell
(1992), Shemwell et.al (1998) menyoroti pentingnya kualitas pelayanan kepada
pelanggan sebagai suatu faktor penyebab dari timbulnya kepuasan pelanggan.
Kualitas informasi yang baik memiliki suatu hubungan dengan sistem yang
digunakan, kepuasan pemakai dan keuntungan yang dihasilkan dari informasi
tersebut, Delone and Mclean, (1992, 2003).
Kualitas informasi adalah suatu bentukyang telah dievaluasi dengan menggunakan
atribut informasi, sebagai contoh Doll dan Torkzadeh (1988), mengembangkan
suatu alat untuk mengukur tingkat kualitas informasi yang didalamnya berisikan
mengenai akurasi, format dan timeliness dari sistem yang dikeluarkan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian empirik yang dilakukan dengan
menggunakan metode regresi linear berganda dengan analisis jalur. Metode ini
berguna untuk menguji pengaruh variabel dependen yaitu peningkatan loyal
customer dan variabel independen yaitu variabel prediktor, kualitas informasi dan
dampak penggunaan teknologi informasi.
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
169
OPERASIONAL VARIABEL
Pengukuran operasional variabel adalah penjelasan teoritis variabel
sehingga dapat diamati dan diukur dalam menganalisa variabel yang telah
dikumpulkan oleh penulis. Dalam melakukan analisis dibutuhkan beberapa
variabel penelitian.
Variabel merupakan segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan dalam
penelitian yang merupakan suatu konsep yang mempunyai varians nilai. Dalam
penelitian ini ada beberapa variabel yang digunakan oleh penulis yaitu :
VARIABEL DEPENDEN
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.
Variabel penelitian ini adalah kepuasan customer Y. Gerson, (2004), kepuasan
pelanggan adalah persepsi pelanggan bahwa harapannya telah terpenuhi atau
terlampaui. Dalam definisi diatas sangat berperan riel benefit yang diterima oleh
konsumen dengan apa yang mereka bayangkan sebelumnya. Oleh karena itu,
satisfaction adalah fungsi dari perceived performanceatauoutput yang diinginkan
dan harapan (expectation).
VARIABEL INDEPENDEN
Variabel independen adalah variabel yang nilainya mempengaruhi variabel
lain. Variabel ini meliputi ; variabel prediktor yang diteliti yaitu ekspektasi
kinerja, ekspektasi usaha, faktor sosial, faktor pendukung (facilitating conditions),
kualitas informasi dan dampak penggunaan teknologi informasi.
POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
Populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah perusahaan Delami
Brands. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuisioner kepada
para karyawan PT. Delami Brands. Kuisioner ditujukan kepada responden untuk
jabatan Sales Coordinator,Chief Showroomdan Supervisor Retail Manager
selakuobyek yang menggunakan sistem informasi. Berdasarkan hasil
pengumpulan data menunjukkan bahwa kuesioner yang kembali terkumpul
berjumlah 30 eksemplar (note:dibulatkan).
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
170
PROSEDUR PENGUMPULAN DATA
Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang sudah tersedia
namun masih memerlukan pengolahan lebih lanjut, data sekunder variabel
independent yaitu, data tentang pengaruh variabel prediktor (x1), dampak
penggunaan TI (x2), kualitas informasi (x3). Data sekunder yang digunakan
tersebut untuk menghitung variabel-variabel prediktor yang diteliti yaitu
ekspektasi usaha adalah tingkat kemudahan yang berhubungan dengan
penggunaan suatu sistem (perceived easy of use PEOU) dari model TAM,
sedangkan ekspektasi kinerja adalah tingkat keyakinan individu bahwa
menggunakan sistem akan membantunya untuk mencapai kinerja pekerjaannya
(Venkantesh et.al.2003). Variabel persepsi manfaat (perceived usefulness-PU)
pengaruh sosial adalah tingkat persepsi seseorang bahwa pihak lain percaya
bahwa sebaiknya menggunakan sistem baru (Venkantesh et.al.2003). Sedangkan
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
171
kondisi pendukung (facilitating conditions) adalah tingkat keyakinan individu
bahwa prasarana organisasi dan teknis tersedia untuk mendukung penggunaan
sistem.
METODE ANALISIS DATA
Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti. Data diolah dengan menggunakan program
Statistical Package for Social Sciences (SPSS), setelah itu ditentukan variabel
dependen dan variabel independen yang akan diuji. Selanjutnya adalah
menentukan model penelitian yang akan menjelaskan antara variabel dependen
dan independen tersebut.
PENGUJIAN DATA
Agar model regresi yang diajukan dapat dihindari dari terjadinya
pelanggaran terhadap asumsi, maka model tersebut harus memenuhi asumsi-
asumsi dasar klasik. Uji asumsi tersebut terdiri dari
UJI MULTIKOLINERITAS
Menurut Bhuono (2005:58) uji multikolineritas diperlukan untuk
mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan
variabel lain dalam satu model. Bila terdapat multikolineritas maka nilai t dibagi
koefisien variabel menjadi kecil. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen. Untuk uji multikolineritas ini digunakan
besaran VIF (Varians Inflation Factor) dan Tolerance. Model regresi yang bebas
multikolineritas mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 sampai dengan 5 dan
Tolerance mendekati angka 1.
UJI HETEROKESDATISTAS
Menurut Bhuono (2005:62) uji heterokesdatistas menguji apakah dalam
sebuah model regresi terjadi kesamaan varians dari residual dari satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap disebut homoskedastitas. Dan jika varians dari
residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tidak samaatau tetap
disebut hoterokedastitas. Model regresi yang baik tidak terdapat heteroskedatistas.
Untuk pengujian apa tidaknya pengaruh heterokesdatitas digunakan model plot.
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
172
UJI AUTOKORELASI
Menurut Bhuono (2005:59) uji autokorelasi adalah kondisi dimana
kesalahan penggangu saling korelasi. Uji korelasi bertujuan untuk mengetahui ada
atau tidaknya autokorelasi dalam variabel independen. Pengujian autokorelasi
dilakukan dengan metode Durbin-Watson. Namun secara umum bisa diambil
patokan mengenai uji korelasi ini yaitu : angka D-W dibawah -2 berarti ada
autokorelasi positif, angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada korelasi,
angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
RANCANGAN PENGUJIAN HIPOTESIS
Menurut Sarwono (2007:65) Hipotesis adalah pernyataan tentatif yang
merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk
memahaminya.Untuk menganalisa pengaruh variabel prediktor, dampak
penggunaan teknologi informasi serta kualitas informasi terhadap kepuasan
customer, maka dapat dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi
linear berganda dengan menggunakan teknik analisa jalur (Path Analysis) untuk
mengetahui pengaruh antar variabel.
UJI REGRESI LINEAR BERGANDA
Setelah ditentukan variabel dependen dan variabel independen yang akan
diuji, selanjutnya adalah menentukan model penelitian yang akan menjelaskan
hubungan antara variabel dependen dan variabel independen tersebut.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dibagi kedalam kelompok yaitu
kelompok variabel dependen kepuasan pelanggan (Y) yang dalam hal ini diukur
dengan akurasi informasi, ketepatan informasi, kecepatan informasi, efektifitas
informasi dan keamanan informasi.
Variabel independen meliputi variabel prediktor (x1), dampak penggunaan
teknologi informasi (x2), dan kualitas informasi (x3).
Model analisa regresi yang digunakan dapat dilakukan melalui analisa jalur (Path
Analysis). Pengaruh dan hubungan struktural antara variabel dapat dinyatakan
dalam model berikut :
Struktur pertama mengidentifikasikan pengaruh variabel x1,x2 dan x3 terhadap Y
(peningkatan Loyal Customer). Persamaan variabel ditentukan melalui koefisien
jalur PxiY,i = 1,2,3 seperti tertulis dalam persamaan struktural berikut :
Y=Pyx1+Pyx2+Pyx3+C
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
173
Struktur pengaruh dan hubungan antar variabel dari persamaan ini dapat
digambarkan kedalam bentuk :
Keterangan :
X1 : Variabel prediktor
X2 : Dampak penggunaan teknologi informasi
X3 : Kualitas informasi
C : Variabel lain yang mempengaruhi
ANALISIS KORELASI
Untuk menguji rumusan hipotesis perlu dihitung dengan koefisien korelasi
antar variabel dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
r : n ∑XY - ∑X - ∑Y
√n ∑x2-(∑x)
2.n∑y
2-(∑y)
2
Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 hingga +1. Sifat nilai korelasi
adalah plus dan minus. Hal ini menunjukkan arah korelasi. Makna sifat korelasi
menurut Bhuono (2006:36:39) :
1. Korelasi positif (+) berarti jika variabel x1 mengalami kenaikan maka
variabel x2 juga akan mengalami kenaikan, atau jika variabel x2 mengalami
kenaikan maka x1 juga akan mengalami kenaikan.
2. Korelasi negatif (-) berarti jika variabel x1 mengalami penurunan maka
variabel x2 akan mengalami kenaikan, atau jika variabel x2 mengalami
kenaikan maka variabel x1 akan mengalami penurunan Bhuono (2005:36),
sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi keeratanatau kekuatan
korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1) 0,00 sampai dengan 0,20 berarti korelasi memiliki keeratan sangat
lemah
2) 0,21 sampai dengan 0,40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah
3) 0,41 sampai dengan 0,70 berarti korelasi memiliki keeratan kuat
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
174
4) 0,71 sampai dengan 0,90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat
kuat
5) 0,91 sampai dengan 0,99 berarti korelasi memiliki keeratan sangat
kuat sekali
6) 1 berarti korelasi sempurna
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
HASIL PENELITIAN
Unit penelitian ini adalah perusahaan retail (usaha kecil menengah). Dalam
penulisan ini penulis mengkhususkan fokus pengamatan penelitian yaitu seberapa
jauh pengaruh yang ditimbulkan dari variabel prediktor, dampak penggunaan
tekhnologi informasi dan kualitas informasi terhadap tingkat kepuasan pelanggan
Penelitian dilakukan dengan cara pengambilan sampling dengan pola kuisioner.
Dari 50 kuisioner yang ada, yang berhasil masuk berjumlah 32 dan yang layak
untuk dianalisa lebih jauh berjumlah 30 buah. Identitas responden yang dapat
diolah dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel Distribusi frekuensi profil responden
Deskripsi Jumlah Prosentase
Jenis Kelamin
Pria
2 0,07
Wanita
28 0,93
Jabatan
Chief/Deputy showroom
23 0,76
Sales coordinator
2 0,07
Retail supervisor
3 0,1
Retail manager
2 0,07
Profil responden terbentuk dari hasil tabulasi data yang dikumpulkan dan
disusun menjadi data yang lebih terstruktur. Dari 30 responden yang berpartisipasi
sebagian besar berjenis kelamin wanita yaitu sebanyak 28 orang ( 0,93% ) dan
sebagian besar denga jabatan Chief Showroomyaitu sebanyak 23 orang ( 0,76% ).
Sedangkan profil responden berdasarkan jabatan sebagai berikut, ChiefatauDeputy
Showroomberjumlah 76%, atau berjumlah 23 orang, Sales Coordinatorberjumlah
7% atau berjumlah 2 orang, Retail Supervisorberjumlah 10% atau berjumlah 3
orang, dan retail manager berjumlah 7% atau berjumlah 2 orang.
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
175
ANALISIS DATA
PENGUJIAN VALIDITAS
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur apa
yang ingin diukur. Dari penelitian ini penggolongan validitas termasuk kedalam
validitas konstruksi (construct validity), yaitu instrument nontest yang
dipergunakan untuk mengukur sikap. Untuk menentukan apakah butir-butir
pertanyaan dalam suatu variabel valid atau tidak, dengan menggunakan analisis
Alpha Croancbach.Menurut Masrun (1979), menyatakan bahwa item yang
mempunyai korelasi positif dengan kriterium (Skor total) serta korelasi yang
tinggi menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula.
Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah r > 0,3.
Sehingga kalau korelasi antar butir dengan skor total < 0,3 maka butir instrument
tersebut tidak valid. Apabila ada butir-butir yang tidak valid maka harus
dikeluarkan atau dibuang ( Sugiyono,2002 ). Berikut disajikan mengenai tabel uji
validitas pada variabel prediktor (x1 ), dampak penggunaan IT ( x2 ), kualitas
informasi ( x3 ) serta kepuasan pelanggan ( y ).
Tabel
hasil uji validitas variabel prediktor
Variabel Item Pearson
Status Correlation
Ekspektasi
kinerja
Eks1 0,558 Valid
Eks2 0,493 Valid
Eks3 0,784 Valid
Eks4 0,813 Valid
Eks5 0,612 Valid
Eks6 0,284 Invalid
Ekspektasi
usaha
Eku1 0,51 Valid
Eku2 0,667 Valid
Eku3 0,018 Invalid
Eku4 0,565 Valid
Eku5 0,58 Valid
Eku6 0,649 Valid
Faktor sosial
Fs1 0,421 Valid
Fs2 0,632 Valid
Fs3 0,729 Valid
Fs4 0,735 Valid
Fs5 0,694 Valid
Fs6 0,771 Valid
Kp1 0,637 Valid
Kp2 0,815 Valid
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
176
Kondisi
pendukung
Kp3 0,749 Valid
Kp4 0,699 Valid
Kp5 0,765 Valid
Tabel
hasil uji validitas variabel penggunaan IT
Variabel Item Pearson
Status Correlation
Minat
Mn1 0,532 Valid
Mn2 0,827 Valid
Mn3 0,72 Valid
Mn4 0,397 Valid
Mn5 0,719 Valid
Mn6 0,419 Valid
Penerimaan
Pn1 0,51 Valid
Pn2 0,797 Valid
Pn3 0,741 Valid
Pn4 0,621 Valid
Pn5 0,73 Valid
Pn6 0,583 Valid
Tabel
Hasil uji validitas variabel kualitas informasi
Variabel Item Pearson
Status Correlation
Kualitas
Ku1 0,787 Valid
Ku2 0,787 Valid
Ku3 0,675 Valid
Ku4 0,731 Valid
Ku5 0,412 Valid
Tabel
hasil uji validitas variabel kepuasan pelanggan
Variabel Item Pearson
Status Correlation
Efisiensi
Efs1 0,728 Valid
Efs2 0,808 Valid
Efs3 0,913 Valid
Efk1 0,858 Valid
Efk2 0,903 Valid
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
177
Efektifitas Efk3 0,878 Valid
Kepuasan
Kp1 0,857 Valid
Kp2 0,876 Valid
Kp3 0,166 Invalid
Hasil pengujian validitas menunjukkan bahwa korelasi antara masing-
masing skor butir pertanyaan terhadap total skor variabel menunjukkan hasil yang
signifikan (pada level 0,05). Hanya terdapat 2 variabel (x) yang mengalami error,
yaitu pernyataan pada ekspektasi kinerja pada variabel pertanyaan 6 dan
ekspektasi usaha pada variabel pertanyaan 3, serta 1 variabel (y) yaitu pernyataan
pada kepuasan pada variabel pertanyaan 3. Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-
masing butir pertanyaan pada variabel konstruk penelitian adalah valid.
Hasil Penelitian Variabel Independen
Variabel Prediktor X1
Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh dari pengumpulan data tentang
variabel prediktor x1, skor terendah adalah 60 dan skor tertinggi adalah 90 dengan
range sebesar 30 sedangkan jumah data adalah 30. Distribusi tersebut dapat
dilihat dalam tabel berikut :
Tabel
deskripsi variabel prediktor
N Valid 30
Missing 0
Mean
73,7333
Median
73,5000
Mode
65,00a
Std.Deviation
7,47379
Variance
55,857
Skewness
0,093
Std.Error of
skewness
0,427
Kurtosis
-0,440
Std.Error of
kurtosis
0,833
Range
30,00
Minimum
60,00
Maximum
90,00
Sum 2212,00
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
178
Dalam tabel tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan nilai mean sebesar 73,733,
standard deviasi sebesar 7,473 dan skewness sebesar 0,93 serta kurtosis -0,440.
VARIABEL DAMPAK PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI
Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh dari pengumpulan data tentang
variabel dampak penggunaan teknologi informasi x2, skor terendah adalah 35 dan
skor tertinggi adalah 53 dengan range sebesar 18 sedangkan jumlah data adalah
30. Sedangkan perhitungan keragaman atau variasi menghasilkan nilai mean
sebasar 44,400 standar deviasi sebesar 5,170 dan skewness sebesar -0,009 serta
kurtosis sebesar -0,866. Adapun bentuk tabelnya sebagai berikut :
Tabel
deskripsi variabel dampak penggunaan IT
N Valid 30
Missing 0
Mean
44,4000
Median
43,0000
Mode
43,00
Std.Deviation
5,17021
Variance
26,731
Skewness
-0,009
Std.Error of
skewness
0,427
Kurtosis
-0,866
Std.Error of
kurtosis
0,833
Range
18,00
Minimum
35,00
Maximum
53,00
Sum 1332,00
VARIABEL KUALITAS INFORMASI X3
Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh dari pengumpulan data tentang
variabel kualitas informasi x3, skor terendah adalah 12 dan skor tertinggi adalah
19 dengan range sebesar 7 sedangkan jumlah data adalah 30. Sedangkan
perhitungan keragaman atau variasi menghasilkan nilai mean sebasar 15,866
standar deviasi sebesar 1,382 dan skewness sebesar -1,253 serta kurtosis sebesar
3,367. Adaapun bentuk tabelnya sebagai berikut :
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
179
Tabel
deskripsi kualitas informasi
N Valid 30
Missing 0
Mean
15,8667
Median
16,0000
Mode
16,00
Std.Deviation
1,38298
Variance
1,913
Skewness
-1,253
Std.Error of
skewness
0,427
Kurtosis
3,367
Std.Error of
kurtosis
0,833
Range
7,00
Minimum
12,00
Maximum
19,00
Sum 476,00
HASIL PENELITIAN VARIABEL DEPENDEN
VARIABEL KEPUASAN PELANGGAN ( Y )
Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh dari pengumpulan data tentang
variabel kepuasan pelanggan y, skor terendah adalah 24 dan skor tertinggi adalah
37 dengan range sebesar 13 sedangkan jumlah data adalah 30. Sedangkan
perhitungan keragaman atau variasi menghasilkan nilai mean sebasar 31,800
standar deviasi sebesar 3,305 dan skewness sebesar -0,671 serta kurtosis sebesar
0,614. Adapun bentuk tabelnya sebagai berikut :
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
180
Tabel
deskripsi kepuasan pelanggan
N Valid 30
Missing 0
Mean
31,8000
Median
32,0000
Mode
32,00
Std.Deviation
3,30517
Variance
10,924
Skewness
-0,671
Std.Error of
skewness
0,427
Kurtosis
0,614
Std.Error of
kurtosis
0,833
Range
13,00
Minimum
24,00
Maximum
37,00
Sum 954,00
PENGUJIAN RELIABILITAS
Jika alat ukur telah dinyatakan valid, selanjutnya reabilitas alat ukur tersebut
diuji. Suatu butir pertanyaan dianggap reliabel menurut Usman (1995) adalah
apabila alpha > 0,7 (koefisien reabilitas) dapat dilihat pula pada bagian akhir tabel
alpha croancbach yang dihasilkan oleh SPSS.
VARIABEL PREDIKTOR
Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh dari pengumpulan data tentang
variabel prediktor x1, dari 30 responden yang diambil validitas hasil bernilai
100%, dengan cronbach’s alpha 0,802 dengan jumlah pertanyaan 21 buah, karena
nilai suatu butir pertanyaan > 0,7 yang ditandai dengan nilai cronbach’s alpha
maka uji reliabilitas variabel prediktor dinyatakanj valid.
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
181
Tabel
hasil uji reliabilitas variabel prediktor
Case processing summary
N %
Case Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
Reliability statistic
Cronbach's
Alpha Based
On
Cronbach's Standardized N of Items
Alpha Items
.802 .805 21
VARIABEL DAMPAK PENGGUNAAN IT
Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh dari pengumpulan data tentang
variabel dampak penggunaan IT x2, dari 30 responden yang diambil validitas hasil
bernilai 100%, dengan cronbach’s alpha 0,805 dengan jumlah pertanyaan 12
buah, karena nilai suatu butir pertanyaan > 0,7 yang ditandai dengan nilai
cronbach’s alpha maka uji reliabilitas variabel prediktor dinyatakan valid.
Tabel
hasil uji reliabilitas variabel dampak penggunaan IT
Case processing summary
N %
Case Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
Reliability statistic
Cronbach's
Alpha Based
On
Cronbach's Standardized N of Items
Alpha Items
.805 .817 12
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
182
VARIABEL KUALITAS INFORMASI
Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh dari pengumpulan data tentang
variabel kualitas informasi x3, dari 30 responden yang diambil validitas hasil
bernilai 100%, dengan cronbach’s alpha 0,768 dengan jumlah pertanyaan 4 buah,
karena nilai suatu butir pertanyaan > 0,7 yang ditandai dengan nilai cronbach’s
alpha maka uji reliabilitas variabel prediktor dinyatakan valid.
Tabel
hasil uji reliabilitas variabel kualitas informasi
Case processing summary
N %
Case Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
Reliabilitity statistic
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized N of Items
Alpha Items
.768 .826 4
VARIABEL KUALITAS INFORMASI
Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh dari pengumpulan data tentang
variabel kualitas informasi x3, dari 30 responden yang diambil validitas hasil
bernilai 100%, dengan cronbach’s alpha 0,768 dengan jumlah pertanyaan 4 buah,
karena nilai suatu butir pertanyaan > 0,7 yang ditandai dengan nilai cronbach’s
alpha maka uji reliabilitas variabel prediktor dinyatakan valid.
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
183
Tabel
hasil uji reliabilitas variabel kualitas informasi
Case processing summary
N %
Case Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
Reliabilitity statistic
Cronbach's
Alpha Based
On
Cronbach's Standardized N of Items
Alpha Items
.768 .826 4
KEPUASAN PELANGGAN
Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh dari pengumpulan data tentang
variabel kepuasan pelanggan y, dari 30 responden yang diambil validitas hasil
bernilai 100%, dengan cronbach’s alpha 0,8000 dengan jumlah pertanyaan 8
buah, karena nilai suatu butir pertanyaan > 0,7 yang ditandai dengan nilai
cronbach’s alpha maka uji reliabilitas variabel prediktor dinyatakan valid.
Tabel
hasil uji reliabilitas variabel kepuasan pelanggan
Case processing summary
N %
Case Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
Reliability statistic
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized N of Items
Alpha Items
.800 .803 8
Koefisien reabiltas (alpha) dari variabel ini adalah 0,802 (prediktor), 0,805
(dampak penggunaan IT), 0,768 (kualitas informasi) dan 0,800 (kepuasan
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
184
pelanggan). Tingkat koefisien reabilitas keempat variabel tersebut > 0,7 sehingga
dinyatakan reliabel.
PENGUJIAN NORMALITAS
Sebelum dilakukan analisis terhadap data hasil penelitian maka terlebih
dahulu dilakukan uji normalitas data yang akan dilakukan secara bertahap. Uji
normalitas untuk masing-masing variabel penelitian akan dilakukan dengan cara
membagi angka skewness dengan standard error of skewness.
Sedangkan nilai rasio kurtosis dengan cara membagi angka kurtosis dengan
standard error of kurtosis. Dengan ketentuan apabila nilai rasio skewness maupun
rasio kurtosis berada pada interval yaitu lebih kecil + atau -2, maka data tersebut
dinyatakan normalitas.
a. Variabel kepuasan pelanggan ( y )
Dari data tabel diatas maka penelitian variabel kepuasan pelanggan ( y ),
mempunyai nilai skewness -0,671 dengan standard error of skewness 0,427
sehingga diperoleh rasio skewness -1,571. Sedangkan nilai kurtosis 0,614
dengan standard rasio kurtosis 0,833 sehingga diperoleh rasio kurtosis
0,737. Maka bisa dikatakan memenuhi syarat dan bersifat normal.
b. Variabel prediktor (x1)
Dari data tabel diatas maka penelitian variabel prediktor (x1), mempunyai
nilai skewness 0,930 dengan standard error of skewness 0,427 sehingga
diperoleh rasio skewness 2,17. Sedangkan nilai kurtosis -0,440 dengan
standard rasio kurtosis 0,833 sehingga diperoleh rasio kurtosis -0,528. Maka
bisa dikatakan memenuhi syarat dan bersifat normal.
c. Variabel dampak penggunaan IT (x2)
Dari data tabel diatas maka penelitian variabel dampak penggunaan IT (x2),
mempunyai nilai skewness -0,09 dengan standard error of skewness 0,427
sehingga diperoleh rasio skewness -0,210. Sedangkan nilai kurtosis 0,866
dengan standard rasio kurtosis 0,833 sehingga diperoleh rasio kurtosis1,039.
Maka bisa dikatakan memenuhi syarat dan bersifat normal.
d. Variabel kualitas informasi ( x3 )
Dari data tabel diatas maka penelitian variabel kualitas informasi (x3),
mempunyai nilai skewness 1,913 dengan standard error of skewness-1,253
sehingga diperoleh rasio skewness -1,526. Sedangkan nilai kurtosis
0,427dengan standard rasio kurtosis 3,367 sehingga diperoleh rasio kurtosis
0,126. Maka bisa dikatakan memenuhi syarat dan bersifat normal.
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
185
INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN
Korelasi variabel prediktor, dampak penggunaan IT dan kualitas informasi
terhadap kepuasan pelanggan.
Variabel Dampak Kualitas
Prediktor Penggunaan IT Informasi
Pearson Variabel prediktor 1 0.379 0.270
Correlation Dampak penggunaan IT 0.379 1 0.369
Kualitas informasi 0.270 0.369 1
Sig(1-
tailed)
Variabel prediktor 0.020 0.075
Dampak penggunaan IT 0.020 0.022
Kualitas informasi 0.075 0.022
N
Variabel prediktor 30 30 30
Dampak penggunaan IT 30 30 30
Kualitas informasi 30 30 30
Dari tabel korelasi diatas disimpulkan bahwa :
1. Terdapat hubungan atau korelasi antara variabel prediktor dengan dampak
penggunaan IT sebesar 0,379
2. Terdapat hubngan atau korelasi antara variabel prediktor dengankualitas
informasi sebesar 0,270
3. Terdapat hubungan atau korelasi antara variabel dampak penggunaan IT
dengan kualitas informasi sebesar 0,369
Hipotesis pertama :
Terdapat pengaruh variabel prediktor ( x1 ) terhadap kepuasan pelanggan ( y )
Coefficientsa
Model
Unstandardized Standardized
t Sig.
Collinearity Statistic Coefficients Coefficients
B Std.Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 22,678 5,946 3,814 ,001
Prediktor ,124 ,080 ,280 1,542 ,134 1,000 1,000
Anovab
Model
Sum of
df Mean Square F Sig Squares
1
Regression 24,792 1 24,792 2,377 134a
Residual 292,008 28 10,429
Total 316,800 29
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
186
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted
Std. Error
of Durbin -
R Square
the
Estimate Watson
1 ,280a ,078 ,045 3,22937 1,441
Hipotesis kedua :
Pengaruh dampak penggunaan IT ( x2 ) terhadap kepuasan pelanggan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Standardized
t Sig.
Collinearity
Statistic Coefficients Coefficients
B Std.Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 20,666 4,966 4,161 ,000
Dampak IT ,251 ,111 ,392 2,257 ,032 1,000 1,000
Anovab
Model
Sum of
df Mean Square F Sig
Squares
1
Regression 48,750 1 48,750 5,092 ,032a
Residual 268,050 28 9,573
Total 316,800 29
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted Std. Error of
Durbin
-
R Square the Estimate Watson
1 ,392a ,154 ,124 3,09406 1,095
Hipotesa ketiga :
Pengaruh kualitas informasi ( x3 ) terhadap kepuasan pelanggan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Standardized
t Sig.
Collinearity
Statistic Coefficients Coefficients
B Std.Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 7,428 5,510
1,348 ,188
Kualitas
informasi 1,536 ,346 ,643 4,439 ,000 1,000 1,000
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
187
Anovab
Model
Sum of
df Mean Square F Sig
Squares
1
Regression 130,872 1 130,872 19,709 ,000a
Residual 185,928 28 6,640
Total 316,800 29
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted
Std. Error
of Durbin -
R Square
the
Estimate Watson
1 ,643a ,413 ,392 2,57687 1,129
Berdasarkan angka-angka diatas dapat ditarik kesimpulan yang merupakan
penutup pembahasan penelitian ini antara lain :
1. Pengaruh secara simultan : Variabel prediktor, dan dampak penggunaan IT
memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap kepuasan pelanggan, akan
tetapi kualitas informasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kepuasan pelanggan.
2. Pengaruh secara parsial : Variabel prediktor memiliki pengaruh yang kurang
signifikan terhadap kepuasan pelanggan, sedangkan dampak penggunaan IT
dan kualitas informasi memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan
pelanggan.
3. R Square atau koefisien determinasi (R2) sebessar 44,5%. Hal ini
mengidentifikasi bahwa perkembangan teknologi informasi khususnya
penggunaan komputer, bukanlah salah satu faktor yang cukup kuat
(signifikan) untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan, yang pada
akhirnya dapat menciptakan loyal customer.
DAFTAR PUSTAKA
Christy MK Cheung, Matthew K O Lee, 2005, Research Framework For
Consumer Satisfaction With Internet Shopping
Fahmi Natigor Nasution, 2004, Penggunaan Teknologi Informasi Berdasarkan
Aspek Perilaku (Behavioral Aspect)
Fred D Davis, 1991, User Acceptance Of Information Technology, System
Characteristic, User Perception And Behavioural Impact
Rachel Mccalla, Jean Noel Ezingeard And Kevin Money, Henly Management
College, UK, 2003, A Behavioural Approach To Crmsystem Evaluation
Sri Nawangsari, Rantih Mayang, Eri Prasetyo, 2008, Analisis Diskriptif Kepuasan
JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 2 NO. 1 Mei 2013 / ISSN 2252-9993
188
Masyarakat Pengguna Terhadap Layanan Situs Web X.
Toto Sugiharto, Susy Suhendra, Budi Hermana Adang Suhendra, 2007, Model
Adopsi E Business Oleh Pengusaha Kecil : Metode Pengukuran Dengan
Webstatic Dan Selfreported
Viswanath Venkatesh, 2000, Determinants Of Perceived Ease Of Use : Integrating
Control, Intrinsic Motivation, And Emotion Into Technology Acceptance Model