pengumpulan, pengolahan dan analisis datathesis.binus.ac.id/asli/bab4/2008-2-00547-tias bab...

55
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan dan Pengolahan Data Aspek Teknologi Seleksi awal akan di lakukan untuk mencari 2 alternatif yang terbaik dari 5 alternatif yang tersedia. Seleksi akan dilakukan dengan membandingkan aspek teknis, non teknis dan teknologi. Kemudian dari 2 alternatif terbaik akan ditetapkan suatu metode peramalan untuk jumlah permintaan penggunaan mesin dengan menggunakan Metode Trend Linier dan Metode Eksponensial, perhitungan harga jual, serta biaya variabel mesin. Diharapkan dari kedua metode tersebut akan muncul salah satu metode yang terpilih yang dapat digunakan untuk evaluasi peramalan. Dasar pemilihan metode adalah dengan membandingkan nilai standar error dari masing-masing metode. Metode dengan nilai standar error yang terkecil akan menjadi metode yang terpilih. Kemudian akan dilakukan analisa terhadap perhitungan Earning Before Taxes (EBT), Earning After Taxes (EAT), serta perhitungan Kas Masuk Bersih dengan menggunakan data hasil peramalan yang ada.

Upload: hahuong

Post on 18-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

BAB 4

PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS

DATA

4.1 Pengumpulan dan Pengolahan Data Aspek Teknologi

Seleksi awal akan di lakukan untuk mencari 2 alternatif yang terbaik dari

5 alternatif yang tersedia. Seleksi akan dilakukan dengan membandingkan aspek

teknis, non teknis dan teknologi. Kemudian dari 2 alternatif terbaik akan

ditetapkan suatu metode peramalan untuk jumlah permintaan penggunaan mesin

dengan menggunakan Metode Trend Linier dan Metode Eksponensial,

perhitungan harga jual, serta biaya variabel mesin. Diharapkan dari kedua metode

tersebut akan muncul salah satu metode yang terpilih yang dapat digunakan untuk

evaluasi peramalan. Dasar pemilihan metode adalah dengan membandingkan nilai

standar error dari masing-masing metode. Metode dengan nilai standar error yang

terkecil akan menjadi metode yang terpilih.

Kemudian akan dilakukan analisa terhadap perhitungan Earning Before

Taxes (EBT), Earning After Taxes (EAT), serta perhitungan Kas Masuk Bersih

dengan menggunakan data hasil peramalan yang ada.

Page 2: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

60

4.2 Pengumpulan Data Mesin Plastik Injeksi

Seperti telah diterangkan pada Bab 1, PMA berencana untuk mengganti

mesin. Di bawah ini adalah data-data spesifikasi mengenai mesin lama, dan

alternatifaltenatif yang akan dipilih sebagai pengganti.

4.2.1 Data Spesifikasi Mesin Plastik Injeksi lama

Untuk melakukan produksi pada mesin Plastik Injeksi beberapa hal yang

harus diperhatikan dari produk yang akan dicetak adalah :

1. kapasitas clamping dari mesin

2. jarak antara Tie Rod

3. Clamping stroke

Ini diperhatikan untuk mengukur dimensi cetakan plastik (Mould) yang bisa

dicekam pada mesin plastik injeksi. Berdasarkan hal tersebut PMA bisa

menentukan produk-produk plastik yang bisa dikerjakan di mesin yang

dimilikinya sekarang.

Adapun produk yang secara rutin dikerjakan pada mesin plastik injeksi adalah :

1. Case Head Light KEHR (MEGA PRO II)

2. Case Head Light KEH

3. Cover Handle Lower GN5

4. Poly Box Besar

Karena permintaan produk-produk tersebut akan rutin dan jumlahnya akan

meningkat namun secara ukuran tidak terlalu berbeda jauh, maka Pemilihan mesin

Page 3: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

61

yang baru akan menyamakan data-data dari faktor-faktor tersebut diatas, lalu

membandingkan teknologi yang dimilikinya terutama faktor kecepatan proses

injeksi yang bisa dilakukan, biaya maintenance, dan juga kemudahan control yang

disediakan yang bisa membantu operator melakukan set-up mesin dengan cepat.

Tabel 4.1 Spesifikasi mesin Plastik injeksi lama

Mesin Plastik Injeksi Lama

Model : IS 315 CN II

Serial Number : 206903,207404,208309

Produsen : Toshiba Machine Co.Ltd

Tahun Pembuatan : 1982

Spesifikasi satuan nominal

Clamping Unit

Clamping Force tons 315

Clamp Opening Force tons 18

Distance Between Tie Rod mm 670x670

Platen Dimension mm 960x960

Clamping Stroke mm 710

Daylight (max) without spacer mm 1250

Daylight (max) with spacer mm 1010

Closed Daylight (min) without spacer mm 540

Closed Daylight (min) with spacer mm 300

Ejecting Force (Hydraulic) tons 9.8

Ejector Stroke mm 125

Closing Speed (Fast) m/min -36.8(-30.7)

Closing Speed (Slow) m/min 2.0(2.0)

Opening Speed (Slow) m/min -34.5(-29.5)

Opening Speed (Fast) m/min 2.6(2.2)

Injection Unit

Screw Diameter mm 60

Injection Capacity Calculated cm3 930

Injection Capacity (PE) grams 855

Injection Capacity (PS) grams 680

Page 4: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

62

Injection Pressure kg/cm3 1640

Injection Rate cm3/se

c 367(306)

Platicizing Capacity (PS) kg/h 175

Screw Stroke mm 330

Screw Speed Range rpm 250/192(250/12

7)

Screw Drive Torque kg-m 198/99

Hopper Capacity liters 50

nozzle Pressing Force tons 8.3

Common

Motor,Pump drive kw 7.5+4.5

Heating Unit kw 18.3(97)

Maximum Load Capacity KVA 116(97)

Required Oil Liters 900 Machine Dimension meters 7.4x1.6x2.3

Machine Weight Tons 16.5

Data dari instruction Manual Book

Dari data spesifikasi mesin di atas, terlihat bahwa umur mesin sudah

kurang lebih 25 tahun. Kemampuan teknologi dan produksi sudah tertinggal

dengan mesin-mesin terbaru yang ada sekarang. Sistem clamping pada mesin ini

menggunakan Hidrolik

Page 5: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

63

Gambar 4.1 Mesin Plastik injeksi TOSHIBA

4.2.2 Data Spesifikasi Mesin Plastik Injeksi Baru

Dalam memilih sebuah mesin, perbedaan yang harus diperhatikan adalah

hal-hal mengenai harga mesin, umur ekonomis mesin, kapasitas produksi,

kemampuan mesin, peralatan standar, nilai sisa, teknologi, dan terakhir namun tak

kalah penting adalah pelayanan purna jual. Dengan demikian pihak perusahaan

dapat dengan mudah mengetahui kelemahan maupun keunggulan dari mesin yang

dipilih dan akan dibeli.

PMA akan melakukan seleksi pada beberapa vendor dan brand. Setelah

dikumpulkan maka ada 5 vendor yang mengajukan penawaran, yaitu HUARONG,

Page 6: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

64

STEADY STREAM BUSINESS (SSB), Fu Chun Shin , PowerJet, Chuan Lih Fa.

Berikut ini adalah type dari masing-masing brand beserta spesifikasi teknis.

Tabel 4.2 Spesifikasi Mesin Plastik Injeksi Baru

Fu Chun Shin HUARONG SSB PowerJet Chuan Lih Fa

HT-600I HMC -500 NS-500T BJ650-V1 CLF-500TX

Clamping Unit

Clamping Force tons 500 500 600 650 500

Distance Between Tie Rod mm 760x760 710x710 860x860 930x930 810x810

Platen Dimension mm 1130x1130 1070x1070 1290x1290 1340x1340 1260x1260

Clamping Stroke mm 800 736 900 900 800

Closed Daylight (min) without spacer mm 750 775 300 910 300

Ejector Stroke mm 200 190 220 265 200

Injection Unit

Screw Diameter mm 80 80 85 85 85

Injection Capacity Calculated cm3 2090 2010 2155 2450 2410

Injection Pressure kg/cm2 1613 1565 1551 1700 1736

Injection Rate cm3/sec 98 392,9 539 709 522

Common

Required Oil Liters 800 850 1190 1400 1000

Machine Dimension meters 8.3x1.7x2.2 8.6x2.2x3.85 8.5x2.2x2.6 9.7x2.4x2.5 8.6X2.5X3

Machine Weight Tons 24 20,5 24 32 20

Unit Price US$ 123000 121500 77000 89000 76500

Data dari instruction Manual Book

Spesifikasi satuan

Price

Gambar 4.2 Mesin Palstik Injeksi SSB NS-500T

Page 7: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

65

Gambar 4.3 Mesin Plastik Injeksi HUARONG HMC-500

Gambar 4.4 Mesin Plastik Injeksi Fu Chun Shin HT-600I

Page 8: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

66

Gambar 4.5 Mesin Platik Injeksi PowerJet BJ650-V1

Gambar 4.6 Mesin Plastik Injeksi Chuan Lih Fa CLF-500TX

Page 9: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

67

Dari 5 mesin tersebut akan ditinjau secara teknis dengan pendekatan

Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk mendapatkan 2 mesin terbaik dengan

kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Kemudian dari segala pertimbangan diatas

akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan

NVP, IRR, dan Payback Periode.

4.3 Pengolahan Data Aspek Teknologi

Penentuan kriteria dari tahapan AHP dilakukan lewat wawancara dengan Bapak

Eduardus Dimas Aryasadewa ST. Sebagai satu narasumber yang sudah lebih dari

6 tahun menangani , mengoperasikan dan merawat mesin Plastik Injeksi di

POLMAN ASTRA. Dan dari hasil wawancara tersebut muncullah beberapa

kriteria penting untuk memilih mesin plastik injeksi, yaitu :

4.3.1 Sistem Clamping

Tabel 4.3 Perbandingan Clamping Unit mesin-mesin baru

Fu Chun

ShinHUARONG SSB PowerJet

Chuan Lih

FaHT-600I HMC -500 NS-500T BJ650-V1 CLF-500TX

Clamping Unit

Clamping Force tons 500 500 600 650 500

Distance Between Tie Rod mm 760x760 710x710 860x860 930x930 810x810

Platen Dimension mm 1130x1130 1070x1070 1290x1290 1340x1340 1260x1260

Clamping Stroke mm 800 736 900 900 800

Spesifikasi satuan

Berdasarkan hasil pengumpulan data kami dari narasumber pada Unit ini

terdapat beberapa hal penting yang menentukan kualitas dari mesin :

Page 10: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

68

1. Clamping Force, yaitu kekuatan yang bisa dihasilkan oleh mesin untuk

menutup kedua bagian mold (core dan cavity) sehingga pada saat proses

penembakan material plastik cair , material tersebut tidak akan keluar dari

cetakannya. Semakin rumit suatu bentukan atau semakin besar dimensi

Benda yang akan dicetak maka memerlukan clamping force yang tinggi

pula. Mesin yang ada saat ini (Toshiba) memiliki clamping force 315 ton,

namun melihat perkembangan dunia molding saat ini dan mengantisipasi

pesanan produk yang lebih besar maka diputuskan untuk membeli mesin

plastik dengan clamping force berkisar antara 500 – 650 ton.

2. Distance Between Tirod

Tirod / Tie Bar adalah bentukan poros silindris yang digunakan untuk

menggerakkan moving plate pada mesin plastik injeksi agar gerakannya

saling sejajar, maka pada mesin plastik injeksi selalu terdapat 4 buah

tirod.

Distance between Tirod adalah jarak antara tirod yang satu dengan yang

lain , dan umunya letaknya simetris.Hal ini dianggap penting pada mesin

plastik injeksi karena untuk bisa memasukkan cetakan dan

menempatkannya pada plate dan tepat pada center mesin harus melewati

Tirod ini, oleh karenanya dimensi dari Cetakan yang bisa dipasang pada

plate tergantung dari jarak Tirod yang ada pada mesin. Semakin besar

jarak antar porosnya maka semakin besar dimensi cetakan (mold) yang

bisa dipasang. Dari kelima produk yang terlihat di tabel terlihat bahwa

Page 11: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

69

Fu Chun

ShinHUARONG SSB PowerJet

Chuan Lih

Fa

HT-600I HMC -500 NS-500T BJ650-V1 CLF-500TX

Injection Unit

Injection Pressure kg/cm2 1613 1565 1551 1700 1736

Injection Rate cm3/sec 580 392.9 539 709 522

Spesifikasi satuan

Power Jet BJ650-V1 memiliki jarak tirod paling luas yaitu 930x930 mm

dan Huarong HMC-500 adalah yang terkecil dengan panjang 710x710,

namun kesemua mesin baru yang ada masih lebih besar dibandingkan

mesin lama Toshiba yakni 670x670 mm.

3. Platen Dimension

Adalah besarnya luasan plat dimana nantinya cetakan akan dicekam,

semakin besar area plat maka semakin besar pula cetakan yang bisa

dipasang pada plat tersebut. Untuk dimensi plat Power Jet BJ650-V1 juga

memiliki luasan plat paling besar dan Huarong HMC-500 adalah yang

terkecil

4. Clamping Stroke

Adalah panjangnya langkah yang bisa dilakukan oleh mesin tersebut guna

membuka dan menutup moving plate. Semakin jauh jarak bukaan moving

plate berarti memungkinkan kita menggunakan cetakan yang memiliki

ketebalan lebih besar. Power Jet BJ650-V1 dan SSB NS-500T memiliki

langkah terpanjang hingga 900 mm.

4.3.2 Injection Unit

Tabel 4.4 Perbandingan Injection Unit mesin-mesin baru

Page 12: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

70

Pada unit ini terdapat beberapa output yang dihasilkan :

1. Injection Rate, adalah luasan yang bisa dibentuk oleh mesin plastik

injeksi dalam setiap detiknya, kapasitas ini memudahkan kita bila

akan mencetak produk yang memiliki luasan yang besar dengan

kecepatan yang lebih baik dan meminimalisasi kegagalan proses

injeksi yang membuat produk rusak. Injection Rate terbaik adalah

pada mesin dengan merek Power Jet BJ650-V1 dengan

kemampuan 709 cm3/sec sedang mesin yang lama hanya mampu

hingga 367 cm3/sec.

2. Injection Pressure, adalah kekuatan tekanan yang muncul diujung

nozzle penyemprot, semakin besar tekanan yang bisa dihasilkan

maka akan lebih memudahkan bila kita akan mencetak produk

yang memiliki profil yang rumit. Saat ini mesin yang dipakai

memiliki injection pressure 1640 kg/cm2 yang memang

dikhususkan untuk pekerjaan produk-produk CHL atapun lainnya.

Untuk itu akan dipilih mesin pengganti yang memiliki injection

pressure yang sama ataupun melebihi kemampuan mesin yang

lama. Dari data diatas dapat dilihat hanya mesin Power Jet BJ650-

V1, Chua Lin Fa CLF-500TX dan SSB NT-500T yang memiliki

injection pressure diatas mesin yang lama.

Page 13: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

71

4.3.3 Spesifikasi lain

Lalu yang lain tentang dimensi dari mesin serta berat dari mesin

tersebut juga menjadi pertimbangan dalam pemilihan mesin yang baru,

luasan mesin kami coba sandingkan dengan besar dimensi mesin yang

lama yaitu 7.4 x1.6 x2.3 (meter) karena dengan perbandingan parameter

tersebut akan memudahkan kita menyediakan tempat untuk mesin yang

baru tanpa harus melayout ulang kondisi bengkel yang ada baik dari

panjang dan lebar luasan lantai hingga tinggi dari bangunan sehingga tidak

mengganggu kinerja mesin ataupun instalasi lainnya (listrik, pipa air, pipa

emergency dll) .

Tabel 4.5 Perbandingan Common Specification mesin-mesin baru

Fu Chun Shin HUARONG SSB PowerJet Chuan Lih Fa

HT-600I HMC -500 NS-500T BJ650-V1 CLF-500TX

Common

Machine Dimension meters 8.3x1.7x2.2 8.6x2.2x3.85 8.5x2.2x2.6 9.7x2.4x2.5 8.6X2.5X3

Data dari instruction Manual Book

Spesifikasi satuan

Page 14: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

72

FaktorClamping

Force

Distance

Between

tirod

Platen

Dimension

Clamping

Stroke

Injection

Rate

Injection

PressureDimension

Clamping Force 1.0000 1.0000 3.0000 3.0000 5.0000 5.0000 3.0000

Distance Between tirod 1.0000 1.0000 3.0000 3.0000 5.0000 5.0000 3.0000

Platen Dimension 0.3333 0.3333 1.0000 1.0000 3.0000 3.0000 1.0000

Clamping Stroke 0.3333 0.3333 1.0000 1.0000 5.0000 3.0000 1.0000

Injection Rate 0.2000 0.2000 0.3333 0.2000 1.0000 1.0000 0.3300

Injection Pressure 0.2000 0.2000 0.3333 0.3333 1.0000 1.0000 0.3300

Dimension 0.3333 0.3333 1.0000 1.0000 3.0303 3.0303 1.0000

4.5 Analisa Data Teknologi

Berikut adalah susunan hirarki permasalahan yang muncul

Memilih mesin plastik injeksi

Clamping

Force

Distance Between

tirod

Platen

Dimension

Clamping

Stroke

Injection

Rate

Injection

PressureDimension

SSB NS-500T SSB NS-500T SSB NS-500T SSB NS-500T SSB NS-500T SSB NS-500T SSB NS-500T

HUARONG

HMC -500

HUARONG

HMC -500

HUARONG

HMC -500

HUARONG HMC -

500

HUARONG

HMC -500

HUARONG

HMC -500

HUARONG

HMC -500

Fu Chun Shin

HT-600I

Fu Chun Shin

HT-600I

Fu Chun Shin

HT-600I

Fu Chun Shin HT-

600I

Fu Chun Shin

HT-600I

Fu Chun Shin

HT-600I

Fu Chun Shin

HT-600I

PowerJet

BJ650-V1

PowerJet

BJ650-V1

PowerJet

BJ650-V1PowerJet BJ650-V1

PowerJet

BJ650-V1

PowerJet

BJ650-V1

PowerJet

BJ650-V1

Chuan Lih Fa

CLF-500TX

Chuan Lih Fa

CLF-500TX

Chuan Lih Fa

CLF-500TX

Chuan Lih Fa CLF-

500TX

Chuan Lih Fa

CLF-500TX

Chuan Lih Fa

CLF-500TX

Chuan Lih Fa

CLF-500TX

ALT

ERNA

TIF

KRITERIA

Gambar 4.7 Hirarki Mesin Plastik Injeksi

Dari hasil wawancara dengan narasumber bobot dari dari setiap kriteria

berdasarkan skala yang telah ditentukan, tersusun dalam matrik seperti ini :

Tabel 4.6 Matrik Kriteria-kriteria Plastik Injeksi

Page 15: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

73

Sehingga setelah dilakukan pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan

berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas secara bertahap

maka didapatkan bobot dari masing-masing kriteria diurutkan menurut bobot

terbesar sebagai berikut :

Tabel 4.7 Bobot Kriteria-kriteria Plastik Injeksi

Rank Kriteria konsistensi Bobot

1 Clamping Force 0,0009 28,51%

2 Distance Between tirod 0,0002 28,51%

3 Clamping Stroke 0,0012 12,22%

4 Dimension 0,0005 11,11%

5 Platen Dimension 0,0001 11,08%

6 Injection Pressure -0,0015 4,41%

7 Injection Rate -0,0015 4,18%

Selanjutkan akan dianalisa kembali dari masing-masing kriteria , untuk

mendapatkan bobot terbaik dari 5 alternatif yang ada. Untuk perhitungan bobot

perhitungan perbandingan berpasangan diputuskan untuk menggunakan

perbandingan spesifikasi dari masing-masing kriteria disesuaikan dengan satuan

besaran masing-masing kriteria. Hal ini dilakukan karena pada prinsipnya tidak

ada perbandingan yang cukup signifikan dari kelima mesin tersebut, sehingga

untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan menghindari pembobotan ekstrim

Page 16: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

74

yang membuat data menjadi tidak riil. Berikut adalah ringkasan hasil analisa

perbandingan yang telah dilakukan :

a. Clamping Force

Matrik dari 5 alternatif mesin :

Tabel 4.8 Matrik Kriteria Clamping Force

SSB HUARONGFu Chun

ShinPowerJet

Chuan Lih

Fa

Clamp.force ton 600 500 500 650 500

SSB 600 1,0000 2,0000 2,0000 0,5000 2,0000

HUARONG 500 0,5000 1,0000 1,0000 0,3333 1,0000

Fu Chun Shin 500 0,5000 1,0000 1,0000 0,3333 1,0000PowerJet 650 2,0000 3,0000 3,0000 1,0000 3,0000

Chuan Lih Fa 500 0,5000 1,0000 1,0000 0,3333 1,0000

Jenis mesin

Bobot untuk masing-masing alternatif dari yang terbesar :

Tabel 4.9 Bobot Kriteria Clamping Force

Rank Kriteria Konsistensi Bobot

1 PowerJet -0,0267 42,16%

2 SSB 0,0525 18,18%

3 Chuan Lih Fa -0,0086 13,22%

4 Fu Chun Shin -0,0086 13,22%

5 HUARONG -0,0086 13,22%

TOTAL 0,0000 100,00%

Page 17: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

75

b. Distance Between Tirod

Matrik dari 5 alternatif mesin :

Tabel 4.10 Matrik Kriteria Distance Between Tirod

SSB HUARONGFu Chun

ShinPowerJet

Chuan Lih

Fa

Distance BT mm 860 710 760 930 810

SSB 860 1,0000 3,0000 3,0000 0,5000 1,0000

HUARONG 710 0,3333 1,0000 1,0000 0,3333 0,5000

Fu Chun Shin 760 0,3333 1,0000 1,0000 0,3333 0,5000

PowerJet 930 2,0000 3,0000 3,0000 1,0000 2,0000

Chuan Lih Fa 810 1,0000 2,0000 2,0000 0,5000 1,0000

Jenis Mesin

Bobot untuk masing-masing alternatif dari yang terbesar :

Tabel 4.11 Bobot Kriteria Distance Between Tirod

Rank Kriteria Konsistensi Bobot

1 PowerJet -0,0161 38,01%

2 Chuan Lih Fa -0,0092 21,04%

3 SSB 0,0366 20,30%

4 Fu Chun Shin -0,0056 10,32%

5 HUARONG -0,0056 10,32%

TOTAL 0,0000 100,00%

Page 18: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

76

c. Platen Dimension

Matrik dari 5 alternatif mesin :

Tabel 4.12 Matrik Kriteria Platen Dimension

SSB HUARONGFu Chun

ShinPowerJet

Chuan Lih

Fa

Plat.Dim mm 1290 1070 1130 1340 1260

SSB 1290 1,0000 3,0000 2,0000 1,0000 1,0000

HUARONG 1070 0,3333 1,0000 0,5000 0,3333 0,5000

Fu Chun Shin 1130 0,5000 2,0000 1,0000 0,5000 0,5000

PowerJet 1340 1,0000 3,0000 2,0000 1,0000 2,0000

Chuan Lih Fa 1260 1,0000 2,0000 2,0000 0,5000 1,0000

Jenis Mesin

Bobot untuk masing-masing alternatif dari yang terbesar :

Tabel 4.13 Bobot Kriteria Platen Dimension

Rank Kriteria Konsistensi Bobot

1 PowerJet -0,0182 31,90%

2 Chuan Lih Fa -0,0114 22,47%

3 SSB 0,0437 21,55%

4 Fu Chun Shin -0,0085 14,66%

5 HUARONG -0,0056 9,41%

TOTAL 0,0000 100,00%

Page 19: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

77

d. Clamping Stroke

Matrik dari 5 alternatif mesin :

Tabel 4.14 Matrik Kriteria Clamping Stroke

SSB HUARONGFu Chun

ShinPowerJet

Chuan Lih

Fa

Clam.stroke mm 900 736 800 900 800

SSB 900 1,0000 3,0000 2,0000 1,0000 2,0000

HUARONG 736 0,3333 1,0000 0,5000 0,3333 0,5000

Fu Chun Shin 800 0,5000 2,0000 1,0000 0,5000 1,0000

PowerJet 900 1,0000 3,0000 2,0000 1,0000 2,0000

Chuan Lih Fa 800 0,5000 2,0000 1,0000 0,5000 1,0000

Jenis Mesin

Bobot untuk masing-masing alternatif dari yang terbesar :

Tabel 4.15 Bobot Kriteria Clamping Stroke

Rank Kriteria Konsistensi Bobot

1 SSB 0,0573 32,21%

2 PowerJet -0,0240 24,07%

3 Chuan Lih Fa -0,0129 17,06%

4 Fu Chun Shin -0,0129 17,06%

5 HUARONG -0,0075 9,60%

TOTAL 0,0000 100,00%

Page 20: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

78

e. Injection Pressure

Matrik dari 5 alternatif mesin :

Tabel 4.16 Matrik Kriteria Injection Pressure

SSB HUARONGFu Chun

ShinPowerJet

Chuan Lih

Fa

Inj.Press kg/cm2 1551 1565 1613 1700 1736

SSB 1551 1,0000 1,0000 0,5000 0,3333 0,3333

HUARONG 1565 1,0000 1,0000 0,5000 0,3333 0,5000

Fu Chun Shin 1613 2,0000 2,0000 1,0000 0,5000 0,5000

PowerJet 1700 3,0000 3,0000 2,0000 1,0000 1,0000

Chuan Lih Fa 1736 3,0000 2,0000 2,0000 1,0000 1,0000

Jenis Mesin

Bobot untuk masing-masing alternatif dari yang terbesar :

Tabel 4.17 Bobot Kriteria Injection Pressure

Rank Kriteria Konsistensi Bobot

1 PowerJet -0,0052 32,21%

2 Chuan Lih Fa -0,0040 30,01%

3 Fu Chun Shin -0,0033 18,22%

4 HUARONG -0,0025 11,13%

5 SSB 0,0150 8,44%

TOTAL 0,0000 100,00%

Page 21: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

79

f. Injection Rate

Matrik dari 5 alternatif mesin :

Tabel 4.18 Matrik Kriteria Injection Rate

SSBHUARON

G

Fu Chun

ShinPowerJet

Chuan Lih

Fa

Inj.Rate cm3/sec 539 393 580 709 522

SSB 539 1,0000 2,0000 1,0000 0,5000 1,0000

HUARONG 393 0,5000 1,0000 0,5000 3,0000 2,0000

Fu Chun Shin 580 1,0000 2,0000 1,0000 0,5000 1,0000

PowerJet 709 2,0000 0,3333 2,0000 1,0000 0,5000

Chuan Lih Fa 522 1,0000 0,5000 1,0000 2,0000 1,0000

Jenis Mesin

Bobot untuk masing-masing alternatif dari yang terbesar :

Tabel 4.19 Bobot Kriteria Injection Rate

Rank Kriteria konsistensi Bobot

1 HUARONG -0,0127 25,05%

2 PowerJet -0,0171 20,80%

3 Fu Chun Shin -0,0132 20,70%

4 Chuan Lih Fa -0,0124 19,61%

5 SSB 0,0554 13,84%

TOTAL 0,0000 100,00%

Page 22: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

80

g. Dimension

Untuk Matrik kriteria dimensi, pemahaman yang harus diambil adalah

semakin besar luasan mesin yang digunakan maka akan semakin tidak

prioritaslah mesin tersebut, sehingga luas area yang digunakan dibalikkan

dengan rumus 1/x , dimana x adalah luasan dari mesin.

Matrik dari 5 alternatif mesin :

Tabel 4.20 Matrik Kriteria Dimension

SSB HUARONGFu Chun

ShinPowerJet

Chuan Lih

Fa

Dimension 1/m2 0,05 0,05 0,07 0,04 0,05

SSB 0,05 1,0000 1,0000 0,5000 2,0000 1,0000

HUARONG 0,05 1,0000 1,0000 0,5000 2,0000 1,0000

Fu Chun Shin 0,07 2,0000 2,0000 1,0000 0,3333 0,5000

PowerJet 0,04 0,5000 0,5000 3,0000 1,0000 0,5000

Chuan Lih Fa 0,05 1,0000 1,0000 2,0000 2,0000 1,0000

Jenis Mesin

Bobot untuk masing-masing alternatif dari yang terbesar :

Tabel 4.21 Bobot Kriteria Dimension

Rank Kriteria Konsistensi Bobot

1 Chuan Lih Fa -0,0145 25,42%

2 Fu Chun Shin -0,0127 20,82%

3 HUARONG -0,0121 20,02%

4 PowerJet -0,0104 19,90%

5 SSB 0,0497 13,84%

TOTAL 0,0000 100,00%

Page 23: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

81

4.5 Hasil Rekomendasi Aspek Teknologi

Tabel 4.22 Bobot Kriteria mesin Plastik Injeksi

DimensionInjection

Rate

Injection

Pressure

Clamping

Stroke

Platen

Dimens

ion

Distance

Between tirod

Clamping

Force

SSB 13,84% 13,84% 8,44% 24,07% 21,55% 20,30% 18,18%

HUARONG 20,02% 25,05% 11,13% 9,60% 9,41% 10,32% 13,22%

Fu Chun Shin 20,82% 20,70% 18,22% 17,06% 14,66% 10,32% 13,22%

PowerJet 19,90% 20,80% 32,21% 32,21% 31,90% 38,01% 42,16%

Chuan Lih Fa 25,42% 19,61% 30,01% 17,06% 22,47% 21,04% 13,22%

Setelah dianalisa dengan mengalikan matrik dari alternatif mesin dengan 7

kriteria diatas maka didapatkan bobot dari masing-masing alternatif mesin

sebagai berikut :

Tabel 4.23 Bobot Kriteria mesin Plastik Injeksi

Rank Alternatif Bobot

1 PowerJet 29,75%

2 SSB 19,21%

3 Fu Chun Shin 18,24%

4 Chuan Lih Fa 16,68%

5 HUARONG 16,13%

TOTAL 100,00%

Page 24: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

82

Maka untuk analisa teknologi dengan menggunakan pendekatan AHP , ditentukan

2 mesin yang terbaik yaitu Power Jet BJ650-V1 dan SSB NS-500T. Untuk

selanjutnya akan dianalisa secara ekonomi.

4.7 Data jumlah Permintaan Produksi

Di PMA terdapat bermacam-macam komponen Plastik yang dikerjakan.

Data dibawah ini merupakan total kebutuhan berbagai macam jenis produk Plastik

yang dikerjakan di mesin Plastik Injeksi dalam kurun waktu 1 tahun. Tabel berikut

ini merupakan tabel jumlah permintaan waktu permesinan dari tahun 2001 sampai

dengan akhir tahun 2007.

Data dibawah ini merupakan data total dari mesin plastik injeksi lama yang

sebelumnya dimiliki oleh PMA.

Tabel 4.24 Jumlah Permintaan Produksi

Tahun Jumlah Permintaan Produksi

2001 148929 unit

2002 160843 unit

2003 170449 unit

2004 180395 unit

2005 216694 unit

2006 229453 unit

2007 251986 unit

Page 25: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

83

Dari data di atas, dapat kita lihat adanya peningkatan permintaan Jumlah Produksi

untuk setiap tahunnya dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2007.

Namun, rata-rata peningkatan permintaan tersebut tidak menentu pada setiap

tahunnya.

4.8 Pengumpulan Data Ekonomi

4.8.1 Penetapan Kapasitas Produksi

Dalam menjalankan aktivitas produksinya, PMA mempunyai 9 jam kerja

per hari yang dikurangi 1 jam untuk istirahat, sehingga total jam kerja yang

tersedia adalah 8 jam untuk setiap harinya, dimulai pukul 7.30 hingga 16.30 dan

istirahat pukul 12.00-13.00. Dengan berdasar pada jam efektif yang terjadi, maka

diputuskan dalam 1 hari ada 8 jam kerja efektif. Hari kerja di PMA adalah 5 hari

kerja untuk setiap minggunya. Jadi total hari kerja untuk 1 tahun adalah 5 hari x 4

minggu x 12 bulan = 240 hari kerja. Waktu cuti tidak akan dibahas di sini. Jadi

jumlah hari kerja dalam 1 tahun adalah 240 hari kerja, dengan total waktu

permesinan per tahun adalah 240 x 8 jam = x jam kerja untuk mesin Plastik Injeksi

ini per tahun. Kondisi saat ini, PMA hanya memiliki 1 buah mesin Plastik Injeksi.

Dari data yang kami kumpulkan dari Proses permesinan di Mesin Plastik

Injeksi didapat data estimasi untuk menghasilkan 1 pcs produk (cycle time)

dibutuhkan waktu selama 57 detik , dan dapat dijabarkan kegiatan dalam satu hari

di proses permesinan Plastik Injeksi adalah sebagai berikut :

Page 26: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

84

Tabel 4.25 Waktu Produksi dalam 1 hari

Production Time 07:30 - 07:45 07:45 - 09:30 09:30 - 09:45 09:45 - 12:00 12:00 - 13:00 13:15 – 15.55 15.55-16.30

Activity Preparation Production Break Production Break Production Cleaning

Qty Time (secon) 900 6300 900 8100 3600 9600 2100

Qty Part (pcs) 111 142 168

Sehingga dalam 1 hari bisa dihasilkan produk plastik sejumlah :

111 + 142 + 168 = 421 pcs

Bila dihitung dalam waktu setahun dihasilkan produk plastik sejumlah :

421 x 240 = 101040 pcs

Bila dilihat kebutuhan permintaan jumlah produk yang diminta per tahunnya

sesuai table 3.6 yaitu 148929, hal ini tidak sebanding dengan jumlah produk yang

bisa dihasilkan dalam waktu setahun yaitu 101040 pcs. Maka untuk bisa

mencukupi permintaan tersebut perlu dilakukan Overtime. Data yang dihimpun

dari PPC PMA pada tahun 2003 over time untuk 1 mesin plastik injeksi tercatat

sebanyak 1456 jam kerja yang dilakukan pada hari sabtu, minggu, dan tidak jarang

terpaksa dilakukan shift 3 yang tidak efisien jika dibandingkan antara hasil kerja

dan biaya yang harus dikeluarkan.

4.8.2 Biaya Variabel

Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang jumlahnya meningkat

secara proporsional sesuai dengan peningkatan kegiatan dan menurun secara

Page 27: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

85

proporsional sesuai dengan penurunan kegiatan. Biaya variabel penggunaan mesin

dapat dicari dengan memperhitungkan biaya-biaya sebagai berikut :

1. Biaya Bahan Baku dan Bahan Pembantu

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

3. Biaya Perawatan

4. Biaya Pemakaian Listrik

5. Biaya Tidak Terduga

4.8.2.1 Biaya Bahan Baku dan Bahan Pembantu Mesin

Biaya bahan baku berbeda dengan biaya bahan pembantu. Biaya bahan

baku mengandung pengertian biaya yang dikeluarkan oleh pihak perusahaaan

untuk menghasilkan barang sedangkan biaya bahan pembantu adalah biaya yang

dikeluarkan untuk memperlancar jalannya produksi. Misalnya minyak pelumas,

cairan pendingin (Coolant), biaya untuk pengadaan angin untuk pneumatik mesin,

dan lain-lain.

Page 28: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

86

Tabel 4.26 Biaya Bahan Baku Mesin

Tahun Biaya Bahan Baku

2001 298,006,929.00Rp

2002 322,008,326.64Rp

2003 341,409,828.72Rp

2004 361,511,017.12Rp

2005 542,932,752.09Rp

2006 611,598,827.80Rp

2007 714,530,023.50Rp

Tabel 4.27 Biaya Bahan Pembantu Mesin

Tahun Biaya Bahan Pembantu

2001 63,747,063.45Rp

2002 73,241,306.94Rp

2003 82,569,617.61Rp

2004 92,965,362.94Rp

2005 118,799,756.15Rp

2006 133,824,661.20Rp

2007 156,347,157.59Rp

Page 29: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

87

4.8.2.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung Mesin

Biaya tenaga kerja langsung menunjukkan biaya yang dikeluarkan oleh

pihak PMA untuk membayar tenaga kerja yang langsung berhubungan dengan

mesin ini.

Tabel 4.28 Biaya Tenaga Kerja Langsung Mesin

TahunBiaya Tenaga Kerja

Langsung

2001 17,643,641.62Rp

2002 26,804,046.24Rp

2003 32,214,104.05Rp

2004 36,875,303.47Rp

2005 44,569,465.32Rp

2006 48,273,208.09Rp

2007 57,376,531.79Rp

4.8.2.2.1 Biaya Perawatan Mesin

Biaya perawatan adalah biaya yang dikeluarkan pihak perusahaan untuk

melakukan perawatan mesin-mesin tersebut.

Page 30: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

88

Tabel 4.29 Biaya Perawatan Mesin

Tahun Biaya perawatan mesin

2001 13,631,165.00Rp

2002 15,599,483.60Rp

2003 28,437,161.60Rp

2004 28,762,870.60Rp

2005 21,787,705.20Rp

2006 12,366,773.00Rp

2007 39,699,548.57Rp

Menurut pihak maintenance PMA dan diperkuat oleh sales engineer

beberapa reseller mesin Plastik Injeksi, kerusakan fatal tidak akan terjadi pada

masa umur ekonomis mesin, selama penggunaan mesin sesuai dengan prosedur

yang ditetapkan pembuat.

Kecuali bila terjadi salah penggunaan atau kecelakaan kerja. Ini biasanya

terjadi diluar batas ekonomis mesin. Selain itu fasilitas garansi untuk spare part

vital juga masih berlaku. Biaya perawatan yang dikeluarkan biasanya hanya

sebatas alat-alat pelengkap dan pembantu mesin, seperti selang coolant, selang

angin, grease dan penggantian oli.

Dikarenakan hal tersebut biaya perawatan diasumsikan sama besarnya untuk kedua

mesin yang akan di analisa secara ekonomi.

Page 31: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

89

4.8.2.3 Biaya Pemakaian Listrik

4.8.2.3.1 Biaya Pemakaian SSB NS-500T & Power Jet BJ650-V1

Biaya pemakaian listrik untuk produksi dengan standar volume pemakaian per

tahun berdasarkan keputusan mengenai tarif dasar listrik tahun 2001 dan

disesuaikan dengan keputusan perubahan tarif dasar listrik yang dikeluarkan tahun

2002 namun mulai berlaku tahun 2003.

Tabel 4.30 Biaya Pemakaian Listrik mesin Baru

TahunSSB NS-500T

(71 Kw)

Power Jet BJ650-V1

(93 Kw)

2001 73,958,234.48Rp 96,874,870.52Rp

2002 79,874,893.24Rp 104,624,860.16Rp

2003 84,645,199.36Rp 110,873,289.31Rp

2004 89,584,130.26Rp 117,342,593.16Rp

2005 107,610,169.46Rp 140,954,165.63Rp

4.8.2.4 Biaya Tidak Terduga Mesin

Biaya tidak terduga adalah biaya cadangan pihak PMA yang mungkin sewaktu-

waktu diperlukan dan di luar perhitungan yang ada.

Page 32: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

90

Tabel 4.31 Biaya Tak Terduga Mesin

Tahun Biaya tidak terduga

2001 49,800,739.89Rp

2002 57,217,871.36Rp

2003 64,505,372.12Rp

2004 72,626,778.53Rp

2005 92,809,228.14Rp

2006 104,547,045.51Rp

2007 122,142,161.64Rp

Dari uraian perhitungan biaya variabel di atas, dapat kita simpulkan bahwa biaya

variabel untuk mesin-mesin dari tahun 2001 sampai tahun 2007 adalah :

4.8.2.5 Biaya Variabel Mesin SSB NS-500T & Power Jet BJ650-V1

Tabel 4.32 Biaya Variabel Mesin Baru

Tahun SSB NS-500T Power Jet BJ650-V1

2001 516,787,773.44Rp 539,704,409.48Rp

2002 574,745,928.03Rp 599,495,894.95Rp

2003 633,781,283.46Rp 660,009,373.40Rp

2004 682,325,462.92Rp 710,083,925.81Rp

2005 928,509,076.36Rp 961,853,072.53Rp

2006 1,024,557,220.88Rp 1,059,864,650.68Rp

2007 1,215,231,767.38Rp 1,254,006,409.27Rp

Page 33: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

91

4.8.3 Biaya Tetap

Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang tidak berubah jumlahnya

walaupun kegiatan bisnis meningkat atau menurun.

Biaya tetap proses produksi yang dipergunakan untuk setiap tahunnya adalah:

a. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

b. Biaya Penggunaan Bangunan

c. Biaya Depresiasi

d. Biaya Asuransi

Berikut ini akan dijelaskan biaya tetap pada masing-masing mesin tetapi

untuk biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya penggunaan bangunan, kedua

mesin menggunakan biaya yang jumlahnya sama.

4.8.3.1 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Biaya tenaga kerja dibayarkan kepada tenaga kerja yang tidak langsung

ikut dalam kegiatan produksi. Biaya tenaga kerja tidak langsung tahun 1997

sampai tahun 2003 adalah sebagai berikut :

Page 34: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

92

Tabel 4.33 Tabel Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

TahunBiaya Tenaga Kerja Tidak

Langsung

2001 2,850,000.00Rp

2002 3,075,000.00Rp

2003 3,300,000.00Rp

2004 3,525,000.00Rp

2005 3,675,000.00Rp

2006 3,900,000.00Rp

2007 4,200,000.00Rp

Jika biaya ini diasumsikan akan meningkat sebesar 10% per tahun, akan terlihat

seperti dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.34 Tabel Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

TahunBiaya Tenaga Kerja Tidak

Langsung

2008 4,620,000.00Rp

2009 5,082,000.00Rp

2010 5,590,200.00Rp

2011 6,149,220.00Rp

2012 6,764,142.00Rp

2013 7,440,556.20Rp

2014 8,184,611.82Rp

2015 9,003,073.00Rp

Page 35: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

93

4.8.3.2 Biaya Penggunaan Bangunan

Biaya Penggunaan Bangunan untuk bangunan industri standart adalah Rp

674.160,- per meter persegi.

Tabel 4.35 Biaya Penggunaan Bangunan

jenis mesin Dimensi panjang lebar harga/m2

Total biaya

penggunaan

Bangunan

SSB NS-500T 8.3x1.7x2.2 8,30 1,70 674.160,00Rp 9.512.397,60Rp

PowerJet BJ650-V1 9.7x2.4x2.5 9,70 2,40 674.160,00Rp 15.694.444,80Rp

4.8.3.3 Biaya Depresiasi

Besarnya biaya depresiasi untuk peralatan masing-masing mesin dihitung

dengan menggunakan metode Garis lurus ( Straight Line Methode)

Asumsi yang digunakan adalah Mesin dijual sebagai besi bekas dengan

harga per kilogram adalah Rp 7.500,- . Sedangkan kebijakan masa manfaat yang

berlaku di Politeknik Manufaktur Astra adalah 8 tahun.

Bila dihitung maka Nilai Sisa dari Mesin SSB NS-500T adalah Rp

180.000.000,- dan mesin Power Jet BJ650-V1 adalah Rp 240.000.000,- didapat

dari berat mesin dikalikan harga jual per kilogram. Selanjutnya dapat dihitung :

Biaya Depresiasi : ( Harga Beli – Nilai sisa ) / masa manfaat

Page 36: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

94

Didapatkan bahwa biaya depresiasi untuk mesin SSB NS-500T adalah Rp

68.937.500,- sedangkan mesin Power Jet BJ650-V1 adalah Rp 75.687.500,-

4.8.3.4 Biaya Asuransi

Biaya asuransi setiap mesin berbeda-beda disesuaikan dengan harga beli

masing-masing mesin dan ini dibayarkan oleh perusahaan setiap tahunnya. Biaya

asuransi PMA dihitung secara keseluruhan baik mesin, komputer AC, hingga

seluruh inventaris yang ada di PMA. Untuk Asuransi Politeknik Manufaktur Astra

menggunakan jasa Asuransi Astra Buana, untuk mesin yang baru diperhitungkan

biaya premi yang harus dibayarkan mengikuti rumusan 0.153% dikalikan harga

beli mesin SSB NS-500T adalah Rp 1.169.195,- sedangkan mesin Power Jet

BJ650-V1 adalah Rp 1.343.615,-

Dari uraian perhitungan biaya tetap di atas, diperoleh biaya tetap

masingmasing mesin yang diperoleh dengan cara menjumlahkan masing-masing

komponen biaya tetap tersebut yaitu biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya

penggunaan bangunan, biaya depresiasi, dan biaya asuransi. Berikut ini adalah

tabel biaya tetap mesin dari tahun 2001 sampai tahun 2007.

Page 37: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

95

Tabel 4.36 Tabel Biaya Tetap Mesin Baru

Berikut ini adalah tabel biaya tetap mesin dari tahun 2008 sampai tahun 2015.

Tahun SSB NS-500T Power Jet BJ650-V1

2001 82.469.092,60Rp 95.575.559,80Rp

2002 82.694.092,60Rp 95.800.559,80Rp

2003 82.919.092,60Rp 96.025.559,80Rp

2004 83.144.092,60Rp 96.250.559,80Rp

2005 83.294.092,60Rp 96.400.559,80Rp

2006 83.519.092,60Rp 96.625.559,80Rp

2007 83.819.092,60Rp 96.925.559,80Rp

Page 38: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

96

Tabel 4.37 Tabel Biaya Tetap Mesin Tahun 2008 – 2015

Tahun SSB NS-500T Power Jet BJ650-V1

2008 84,239,092.60Rp 97,345,559.80Rp

2009 84,701,092.60Rp 97,807,559.80Rp

2010 85,209,292.60Rp 98,315,759.80Rp

2011 85,768,312.60Rp 98,874,779.80Rp

2012 86,383,234.60Rp 99,489,701.80Rp

2013 87,059,648.80Rp 100,166,116.00Rp

2014 87,803,704.42Rp 100,910,171.62Rp

2015 88,622,165.60Rp 101,728,632.80Rp

4.9 Pengolahan Data Aspek Ekonomi

4.9.1 Peramalan Permintaan Produksi

Metode yang digunakan dalam peramalan permintaan produksi akan dipilih

dengan menentukan persamaan dari dua alternatif metode dengan standar error

yang lebih kecil.

Page 39: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

97

a. Peramalan Permintaan Produksi dengan Metode Trend Linier

Tabel 4.38 Perhitungan Peramalan Produksi Tahun 2001 – 2007

Tahun Y (Pcs) X X² XY Y' (Y-Y')²

2001 148,929 (3) 9 (446,787) 141,325 57,825,627

2002 160,843 (2) 4 (321,687) 158,919 3,703,792

2003 170,449 (1) 1 (170,449) 176,513 36,768,072

2004 180,395 - - - 194,107 188,027,229

2005 216,694 1 1 216,694 211,701 24,924,564

2006 229,453 2 4 458,907 229,295 25,015

2007 251,986 3 9 755,958 246,889 25,974,504

∑ 1,358,749 - 28 492,635 1,358,749 337,248,802

Sumber : Hasil Perhitungan

Sehingga didapatkan :

a = ( 1.358.749 / 7 ) = 194.107,02

b = ( 492.635 / 28 ) = 17.594,11

Jadi persamaan perhitungan yang diperoleh adalah :

Y’ = 194.107,02 + 17.594,11 (X)

Dari perhitungan tersebut kita peroleh :

Tahun 2001 : Y’ = 194.107,02 + 17.594,11 (-3) = 141.324,68

Page 40: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

98

Tabel 4.39 Perhitungan Y’

Tahun Y'

2002 158,919

2003 176,513

2004 194,107

2005 211,701

2006 229,295

2007 246,889

Sumber : hasil perhitungan

(Y - Y’)2 didapat dari perhitungan berikut:

Tahun 2001 : (Y - Y’)² = (2.358 – 2.327,71)² = 917.48

Tabel 4.40 Perhitungan (Y-Y’)2

Tahun (Y-Y')²

2002 3,703,792

2003 36,768,072

2004 188,027,229

2005 24,924,564

2006 25,015

2007 25,974,504

Sumber : hasil perhitungan

Perhitungan standard error dengan menggunakan rumus :

Page 41: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

99

SE = √337.248.802,84

(7-2)

SE = 5.571,25

b. Peramalan Permintaan Produksi dengan Metode Trend Eksponensial

Tabel 4.41 Perhitungan Peramalan Permintaan Produksi Tahun 2001 – 2007

Tahun Y (Jam Mesin) X X² Log Y X Log Y Y' (Y-Y')²

2001 148,929 (3) 9 5 (16) 145,575 11,251,944

2002 160,843 (2) 4 5 (10) 159,331 2,286,538

2003 170,449 (1) 1 5 (5) 174,388 15,511,837

2004 180,395 - - 5 - 190,867 109,671,331

2005 216,694 1 1 5 5 208,904 60,680,997

2006 229,453 2 4 5 11 228,645 653,721

2007 251,986 3 9 5 16 250,251 3,008,157

∑ 1,358,749 - 28 37 1 1,357,961 203,064,525

Sumber : hasil perhitungan

Sehingga diperoleh :

log a = ( 36,97 / 7 ) = 5.28

a = 190.867,13

log b = ( 1.10 / 28 ) = 0,04

b = 1,09

Jadi persamaan perhitungan yang diperoleh adalah :

Y’= 190.867,13 x (1,09)x

Page 42: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

100

Dari perhitungan tersebut diperoleh :

Tahun 2001 : Y’ = 190.867,13 x (1,09)x = 145.574,61

Tabel 4.42 Perhitungan Y’

Tahun Y'

2002 159,331.19

2003 174,387.75

2004 190,867.13

2005 208,903.78

2006 228,644.88

2007 250,251.47

Sumber : hasil perhitungan

Dari perhitungan tersebut akan diperoleh nilai yaitu :

Tahun 2001 : (Y - Y’)2 = (148.929-145.574,61)

2 = 11.251.944,19

Tabel 4.43 Perhitungan (Y-Y’)2

Tahun (Y-Y')²

2002 2,286,538.05

2003 15,511,836.81

2004 109,671,331.16

2005 60,680,997.07

2006 653,720.84

2007 3,008,156.58

Sumber : hasil perhitungan

Untuk perhitungan standard error digunakan rumus :

Page 43: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

101

SE = √203.064.524,69

(7-2)

SE = 4.259,36

Karena SE metode trend linier senilai 5.571,25 lebih besar daripada SE metode

trend eksponensial senilai 4.259,36 maka hasil peramalan permintaan jam

permesinan akan dihitung dengan menggunakan metode Trend Eksponensial.

Berikut ini adalah hasil peramalan permintaan jumlah produk 8 tahun mendatang.

Tabel 4.44 Peramalan Permintaan Produksi 2008-2015

Tahun X Y'

2008 4 273,899.86

2009 5 299,782.99

2010 6 328,112.03

2011 7 359,118.12

2012 8 393,054.24

2013 9 430,197.28

2014 10 470,850.27

2015 11 515,344.92

Sumber : hasil perhitungan

4.9.2 Perhitungan Biaya Variabel dan biaya tetap

Perhitungan untuk biaya variabel dan biaya tetap untuk tahun 2007 sebagai dasar acuan

perhitungan selanjutnya akan didapat seperti terlihat pada tabel dibawah ini :

Page 44: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

102

Tabel 4.45 Biaya variabel dan tetap mesin SSB NS-500T

Biaya variabel Jumlah Biaya tetap Jumlah

Biaya Material 714,530,023 Biaya tenaga kerja tidak langsung 4,200,000Rp

Biaya Bahan Pembantu 156,347,158 Biaya penggunaan bangunan 15,694,445Rp

Tenaga Kerja Langsung 57,376,532 Biaya depresiasi 68,937,500Rp

Biaya pemakaian listrik 125,136,344 Biaya asuransi 1,169,195Rp

Biaya tidak terduga 122,142,162

Biaya perawatan 39,699,549

Total biaya variabel 1,215,231,767 Total biaya tetap 90,001,140

Tabel 4.46 Biaya variabel dan tetap mesin Power Jet BJ650-V1

Biaya variabel Jumlah Biaya tetap Jumlah

Biaya Material 714,530,023 Biaya tenaga kerja tidak langsung 4,200,000Rp

Biaya Bahan Pembantu 156,347,158 Biaya penggunaan bangunan 15,694,445Rp

Tenaga Kerja Langsung 57,376,532 Biaya depresiasi 75,687,500Rp

Biaya pemakaian listrik 195,186,644 Biaya asuransi 1,343,615Rp

Biaya tidak terduga 122,142,162

Biaya perawatan 39,699,549

Total biaya variabel 1,285,282,068 Total biaya tetap 96,925,560

4.9.3 Peramalan Penjualan

Harga jual produk saat ini yang berlaku untuk PMA dan juga pasar secara umum

adalah senilai Rp 5.350,-/pc.

Hasil penjualan didapatkan dari hasil perhitungan harga jual dikalikan dengan

rata-rata peramalan penjualan selama 8 tahun.

Hasil Penjualan = Rata-rata penjualan x Harga jual

Hasil Penjualan = (3.070.359/8) x Rp 5.350 ,-

Hasil Penjualan total dalam setahun = Rp 2.053.303.052,43 ,-

Page 45: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

103

4.9.4 Perhitungan Earning Before Taxes (EBT)

Setelah mengetahui hasil perhitungan dari penjualan, perhitungan biaya variable

dan perhitungan biaya tetap maka dapat dicari hasil dari semua penghasilan

sebelum pajak, yaitu dengan rumus :

EBT = HP – BV – BT

Dimana :

EBT = Earning Before Taxes

HP = Hasil Penjualan

BV = Biaya Variabel

BT = Biaya Tetap

Penghasilan sebelum pajak dari mesin SSB NS-500T dan Power Jet BJ650-V1

dapat dicari melalui rumus di atas, tetapi juga harus diperhatikan bahwa

perhitungan dilakukan pada masing-masing mesin dengan menggunakan biaya

masing-masing mesin.

Perhitungan earning before taxes dapat dilihat tabel di bawah ini:

EBT = HP – BV – BT

Page 46: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

104

Tabel 4.47 Perhitungan Earning Before Taxes

SSB Powerjet

HP 1,763,901,143 1,763,901,143

BV 1,215,231,767 1,285,282,068

BT 90,001,140 96,925,560

EBT 458,668,236 381,693,515

Sumber : Hasil perhitungan

4.9.5 Perhitungan Earning After Taxes (EAT)

Setelah didapatkan hasil perhitungan penghasilan sebelum pajak (earning before

taxes), selanjutnya dicari perhitungan penghasilan setelah pajak (earning after

taxes) dengan rumus:

EAT = EBT – ( EBT x % Pajak )

Dimana :

EAT = Earning After Taxes

EBT = Earning Before Taxes

Pajak = Besarnya Pajak yang ditetapkan

Besarnya pajak telah ditetapkan pemerintah sesuai dengan pendapatan dari

perusahaan mengikuti Undang-undang Perpajakan No. 28 tahun 2007.

Adapun besarnya pajak yang dikenakan sebagai berikut:

Page 47: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

105

EBT 10% 15% 30% Total Pajak EAT

SSB 458,668,236Rp 5,000,000Rp 7,500,000Rp 107,600,471Rp 120,100,471Rp 338,567,765Rp

Powerjet 381,693,515Rp 5,000,000Rp 7,500,000Rp 84,508,054Rp 97,008,054Rp 284,685,460Rp

Tabel 4.48 Penghasilan kena pajak

Tarif Pajak

( % )

0 - Rp 50.000.000,- 10

Rp 50.000.001,- - Rp 100.000.000,- 15

> Rp 100.000.000,- 30

Penghasilan Kena Pajak

Penghitungan penghasilan mesin setelah pajak dapat dicari dengan menghitung

selisih antara penghasilan sebelum pajak dengan penghasilan sebelum pajak

dikalikan dengan persentase pajak.

Rumus :

EAT mesin = EBT mesin – (EBT mesin x % Pajak)

Penghasilan setelah pajak dari mesin dapat dicari melalui rumus diatas, tetapi juga

harus diperhatikan bahwa perhitungan dilakukan pada masing-masing mesin

dengan menggunakan EBT masing-masing mesin juga.

Tabel 4.49 Perhitungan Earning After Taxes

4.9.6 Perhitungan Kas Masuk Bersih (Proceeds)

Perhitungan kas masuk bersih dapat diketahui setelah didapatkan hasil dari

perhitungan Earning After Taxes dan selanjutnya dijumlahkan dengan biaya

depresiasi. Rumus yang digunakan adalah :

Proceeds = EAT + Depresiasi

Page 48: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

106

Dengan menggunakan rumus di atas, proceeds untuk mesin dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.50 Perhitungan Proceeds Mesin S-33

mesin EAT depresiasi Proceeds

SSB 338,567,765Rp 68,937,500Rp 407,505,265Rp

Powerjet 284,685,460Rp 75,687,500Rp 360,372,960Rp

4.9.7 Perhitungan Net Present Value (NPV)

Analisa ini digunakan untuk membandingkan penghasilan yang didapat oleh

kedua alternatif yaitu mesin SSB NS-500T dan mesin Power Jet BJ650-V1

dengan memperhitungkan penghasilan sepanjang umur ekonomis mesin yang

akan dinilai besarnya untuk waktu sekarang dengan tingkat bunga yang berlaku di

bank sebesar 6% per tahun. Perhitungan Net Present Value menggunakan rumus :

NPV = PV keuntungan – PV Investasi

4.9.7.1.1 Perhitungan NPV mesin SSB NS-500T

P (Investasi) = Rp 731.500.000,-

NA (Nilai Akhir) = Rp 180.000.000,-

a. PV Keuntungan

Dengan menggunakan data-data pada uraian sebelumnya, dapat diperoleh

PV keuntungan seperti berikut ini:

Page 49: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

107

PV = F (P/F , 6%, 8)

Dengan menggunakan rumus di atas, didapatkan hasil seperti tabel berikut ini:

Tabel 4.51 Perhitungan Present Value Keuntungan Mesin SSB NS-500T

Tahun F (Rp) (P/F, 6%, 8) PV (Rp)

2008 407,505,265 0.9434 384,438,929

2009 407,505,265 0.8900 362,678,235

2010 407,505,265 0.8396 342,149,279

2011 407,505,265 0.7921 322,782,338

2012 407,505,265 0.7473 304,511,640

2013 407,505,265 0.7050 287,275,132

2014 407,505,265 0.6651 271,014,275

2015 407,505,265 0.6274 255,673,845

2,530,523,673 ∑

b. PV Investasi :

P (Investasi) = Rp 731.500.000,-

NA (P/F, 6%, 8) = Rp 180.000.000,- x 0,7894

= Rp 142.093.662,-

maka Present Value Investasi :

Dengan menggunakan rumus:

PV Investasi = P (Investasi) – NA (P/F, i%, n)

Maka diperoleh :

PV Investasi = Rp 731.500.000 – Rp 142.093.662,-

= Rp 589.406.338,-

Page 50: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

108

Dari perhitungan di atas, diperoleh Net Present Value Mesin SSB NS-500T :

= PV keuntungan – PV Investasi

= Rp 2.530.523.673,- – Rp 589.406.338,-

= Rp 1.941.117.335,-

4.9.7.1.2 Perhitungan NPV mesin Power Jet BJ650-V1

P (Investasi) = Rp 845.500.000,-

NA (Nilai Akhir) = Rp 240.000.000,-

a. PV Keuntungan

Dengan menggunakan data-data pada uraian sebelumnya, dapat diperoleh PV

keuntungan seperti berikut ini:

PV = F ( P/F , 6%, 8 )

Dengan menggunakan rumus di atas, didapatkan hasil seperti tabel berikut ini:

Page 51: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

109

Tabel 4.52 Perhitungan Present Value Keuntungan Mesin Power Jet BJ650-V1

Tahun F (Rp) (P/F, 6%, 8) PV (Rp)

2008 360,372,960 0.9434 339,974,491

2009 360,372,960 0.8900 320,730,652

2010 360,372,960 0.8396 302,576,087

2011 360,372,960 0.7921 285,449,138

2012 360,372,960 0.7473 269,291,640

2013 360,372,960 0.7050 254,048,717

2014 360,372,960 0.6651 239,668,601

2015 360,372,960 0.6274 226,102,454

2,237,841,779 ∑

b. PV Investasi

P (Investasi) = Rp 845.500.000,-

NA (P/F, 6%, 8) = Rp 240.000.000,-x (0,7894)

= Rp 189.456.000,-

Present Value Investasi :

Dengan menggunakan rumus:

PV Investasi = P (Investasi) – NA (P/F, i%, n)

Maka diperoleh :

PV Investasi = Rp 845.500.000 – Rp 189.456.000

= Rp 656.044.000,-

Dari perhitungan di atas, diperoleh Net Present Value Mesin Power Jet BJ650-V1 :

Page 52: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

110

= PV keuntungan – PV Investasi

= Rp 2.237.841.779,- – Rp 656.044.000

= Rp 1.581.797.779,-

Dari perhitungan di atas, kita peroleh data bahwa Net Present Value mesin SSB

NS-500T adalah Rp 1.941.117.335,- sedangkan NPV mesin Power Jet BJ650-

V1 adalah Rp 1.581.797.779,-. NPV Mesin Power Jet BJ650-V1 lebih kecil

daripada NPV Mesin SSB NS-500T .

4.9.8 Perhitungan Internal Rate of Return (IRR)

Analisa ini digunakan untuk membandingkan aliran kas yang dihasilkan

oleh kedua alternatif yaitu mesin SSB NS-500T dan Power Jet BJ650-V1 dengan

MARR yang berlaku. Kriteria dari metode ini adalah apabila i% yang diperoleh

dari penghitungan IRR lebih besar atau sama dengan MARR perusahaan, maka

suatu usulan proyek bisa diterima (layak dilaksanakan). Sebaliknya apabila i%

yang diperoleh lebih kecil dari MARR perusahaan, usulan proyek tersebut ditolak

(tidak layak dilaksanakan).

Perhitungan dilakukan dengan trial and error yang menyamakan cashflows

selama umur investasi pada nilai present value, dengan modal awal investasi.

Hasil dari perhitungan tersebut diatas, diperoleh untuk mesin powerjet IRR

berkisar pada 35%, sedangkan untuk SSB, hasil perhitungan IRR berkisar pada

48%. Dengan demikian, karena kedua-duanya lebih besar nilainya daripada

Page 53: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

111

MARR, maka investasi pada kedua mesin ini layak untuk dilakukan. Dan hasil

terbaik diperoleh dari mesin SSB dimana IRRnya lebih besar daripada powerjet.

4.9.9 Penghitungan Payback Periode (PP)

Metode Payback Periode ini digunakan untuk mengetahui jangka waktu

pengembalian investasi. Untuk itu perlu analisa dari masing-masing mesin.

a. Penghitungan Payback Periode Mesin SSB NS-500T

Investasi = Rp 731.500.000,-

Proceeds tahun ke-1 = Rp 407.505.265,-

Kelebihan = Rp 83.510.530,-

Maka PP tahun ke-2 = (83.510.530/407.505.265) x 12 bulan

= 2,5 bulan

= 2 bulan 15 hari

Jadi Payback Periode Mesin SSB NS-500T membutuhkan waktu 1

tahun 2 bulan 15 hari.

b. Penghitungan Payback Periode Mesin Power Jet BJ650-V1

Investasi = Rp. 845.500.000,-

Proceeds tahun ke-1 = Rp 360.372.960,-

Investasi – Proceeds = Rp 485.127.040,-

Proceeds tahun ke-2 = Rp 360.372.960,-

Kelebihan = Rp 124.754.079,-

Page 54: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

112

Maka PP tahun ke-5 = (124.754.079 / 360.372.960) x 12 bulan

= 4,2 bulan

= 5 bulan 6 hari

Jadi Payback Periode Mesin Power Jet BJ650-V1 membutuhkan waktu 2

tahun 5 bulan 6 hari.

Dari penghitungan Payback Periode di atas dapat diketahui bahwa mesin Mesin

SSB NS-500T mempunyai tingkat pengembalian investasi 2 tahun, 2 bulan 15

hari, lebih cepat jika dibandingkan dengan mesin Power Jet BJ650-V1 dengan

tingkat pengembalian investasi 2 tahun 5 bulan 6 hari.

4.9.8 Perhitungan Profitability Index (PI)

Metode Profitability Index ini digunakan untuk mengetahui nilai investasi

sekarang dapat dikembalikan dengan nilai penerimaan sekarang. Untuk itu perlu

analisa dari masing-masing mesin.

a. Perhitungan PI SSB NS-500T

PI = Rp 2.530.523.673,- / Rp 589.406.338,-

= 4.29

b. Perhitungan PI Power Jet BJ650-V1

PI = Rp 2.237.841.779,- / Rp 656.044.000

= 3,41

Page 55: PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2008-2-00547-TIAS Bab 4.pdf · akan diambil 2 terbaik untuk analisa aspek ekonomi teknik dengan menggunakan NVP,

113

Dari hasil perhitungan PI, diketahui, kedua investasi atas mesin tersebut layak

untuk dilakukan, karena nilai PI kedua investasi tersebut lebih besar dari 1.

Tabel 4.53 Ringkasan Hasil Analisa aspek Finansial

Metode SSB Powerjet Pilihan

NPV 1.941.117.335Rp 1.581.797.779Rp SSB

IRR 48,0% 35,0% SSB

Payback 1 tahun 2 bulan 15 hari 2 tahun 5 bulan 6 hari SSB

PI 4,29 3,41 SSB