penyelesaian konflik tanah ulayat dalam …

87
i PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM PENGELOLAAN DI DESA DEMANG KECAMATAN LIMUN KABUPATEN SAROLANGUN PROVINSI JAMBI SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna Memdapatkan Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Syariah Oleh: ALDO NOPAL ANRONI NIM: 105170387 DOSEN PEMBIMBING Dr. Illy Yanti, M.Ag Wenny Dastina S. Sos. M. Si PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2021M/1443H

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

i

PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM PENGELOLAAN

DI DESA DEMANG KECAMATAN LIMUN KABUPATEN

SAROLANGUN PROVINSI JAMBI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat

Guna Memdapatkan Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

Dalam Ilmu Syariah

Oleh:

ALDO NOPAL ANRONI

NIM: 105170387

DOSEN PEMBIMBING

Dr. Illy Yanti, M.Ag

Wenny Dastina S. Sos. M. Si

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2021M/1443H

Page 2: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

ii

Page 3: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

iii

Page 4: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

iv

Page 5: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

v

MOTTO

Artinya: yang demikian itu adalah karena Allah telah menurunkan Al kitab

dengan membawa kebenaran; dan Sesungguhnya orang-orang yang

berselisih tentang (kebenaran) Al kitab itu, benar-benar dalam

penyimpangan yang jauh (dari kebenaran). (QS. Al-Baqarah (2):176)1

1 QS. Al-Baqarah (2):176

Page 6: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan kepada :

1. Ibuku tercinta Turniasih yang telah membesarkanku, mengajariku arti

kehidupan, memberi motivasi dan doa untukku.

2. Ayahku Syamsiruddin yang sangat kucintai yang telah membesarkanku,

selalu mengajariku arti semangat hidup dalam mencapai cita-citaku dan selalu

memberikanku kasih sayang.

3. Serta kakak perempuanku Vika Rizky Mardiansyah yang sangat aku cintai

dan sayangi.

Page 7: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

vii

ABSTRAK

Nama :Aldo Nopal Anroni

Nim : 105170387

Judul : Penyelesaian Konflik Tanah Ulayat Dalam Pengelolaan di Desa

Demang Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab munculnya masalah

sengketa lahan di Desa Demang dan proses penyelesaian sengketa lahan sawit

antara masyarakat dengan pemerintah desa Demang. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif, melalui tahapan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab munculnya masalah

sengketa lahan di Desa Demang, diantarnaya; perbedaan antar perorangan

(individu), perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan dan terjadinya

perubahan sosial yang cepat. Proses penyelesaian sengketa lahan sawit antara

masyarakat dengan pemerintah desa, diantarnaya; dilakukan dengan cara duduk

bersama dan melakukan rapat dengan Ninik Mamak dan Tuo Tengganai,

menghentikan sepenuhnya terkait pengerjaan penanaman sawit dan mediasi

ditengahi pihak kecamatan demi menemukan solusi untuk penghentian total

penanaman dan yang telah tertanam tidak dirusak sebagai asset desa.

Kata kunci: penyelesaian, sengketa, lahan sawit

Page 8: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat allah swt yag mana dalam

penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga

dapat menyelesaikan skiripsi ini dengan baik. Di samping itu, tidak lupa pula

iringan shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi

Muhammad saw.

Skripsi ini diberi judul “Penyelesaian Konflik Tanah Ulayat Dalam

Pengelolaan Di Desa Demang Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun Provinsi

Jambi”. Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, tidak sedikit hambatan dan

rintangan yang penulis temui baik dalam pengumpulan data maupun dalam

penyusunanya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama bantuan

dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka skripsi ini dapat

diselesaiakan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan

adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian

skripsi ini, terutama sekalai kepada Yang Terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Suaidi, MA., Ph. D selaku Rektor UIN STS Jambi.

2. Bapak Dr. Sayuti, S. Ag., M.H selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS

Jambi.

3. Bapak Agus Salim, M.A., M.I.R., Ph. D, selaku Wakil Dekan I, Bidang

Akademik, Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, S.H., M.H, selaku Wakil Dekan II,

Bidang Adminitrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, Bapak Dr. H., Ishaq,

SH., M. Hum, selaku Wakil Dekan III, Bidang Kemahasiswaan dan

Kerjasama Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

Page 9: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

ix

Page 10: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................. i

MOTTO ........................................................................................................ iii

PERSEMBAHAN ......................................................................................... iv

ABSTRAK .................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL......................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 8

D. Kerangka Teori ................................................................................ 9

E. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 14

BAB II METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian................................................................................. 20

B. Pendekatan Penelitian ...................................................................... 20

C. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 21

D. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 21

E. Instrument Pengumpulan Data ......................................................... 22

F. Teknik Analisis Data........................................................................ 23

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Aspek Geografis............................................................................... 25

B. Aspek Demografis ........................................................................... 26

C. Aspek Pemerintahan ........................................................................ 28

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Faktor Penyebab Munculnya Masalah Sengketa Lahan di

Page 11: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

xi

Desa Demang ................................................................................... 39

B. Proses Penyelesaian Sengketa Lahan Sawit Antara Masyarakat

Dengan Pemerintah Desa ................................................................. 52

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 60

B. Saran-saran ....................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

CURICULUM VITAE

Page 12: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

xii

DFTAR TABEL

Tabel 1: Jumlah Penduduk Desa Demang dari Tahun 2018 – 2020 .................. 5

Tabel 2: Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Demang ................................... 6

Tabel 3: Perbatasan Desa .................................................................................. 26

Tabel 5: Jumlah Sarana Ibadah di Desa Demang .............................................. 34

Tabel 6: Jumlah Sarana Pendidikan ................................................................... 35

Tabel 7: Status Pekerjaan Masyarakat Desa Demang ....................................... 35

Tabel 8: Aset Desa ............................................................................................. 36

Tabel 9: Prasarana yang berasal dari pihak ketiga ............................................. 39

Page 13: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang berlandaskan hukum semua yang

menyangkut kesejahteraan umum sudah diatur dalam undang-undang dalam

bentuk peraturan-peratura tertulis. Dalam konteks kehidupan dunia modern.

Beberapa hal seringkali menjadi pemicu lahirnya sengketa antara masyarakat

dengan masyarakat maupun antara pemerintah dengan masyarakat. Sengketa

antara masyarakat dengan masyarakat disebabkan salah satunya permasalahan

atas tanah yang bersengketa dengan munculnya dualisme sertifikat atau tumpang

tindihnya kepemilikan atas tanah. 2

Sengketa antara masyarakat dengan pemerintah yang pertama yaitu

tentang kepemilikan tanah dalam perbedaan persepsi mengenai konsep

penguasaan dan pemanfaatan tanah. Pemerintah dengan berbagai program

pembangunannya beranggapan bahwa bumi (atau tanah), air, dan segala kekayaan

yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara, karena itu mereka berhak

melakukan perubahan atas setiap tanah untuk kepentingan bersama.3

Tanah adalah suatu aset negara yang sangat banyak sekali, sumber

penghasilan negara juga sebagian besar dari pajak dan salah satu pajak yaitu pajak

dari tanah, baik itu pajak bangunan maupun pajak-pajak yang lain misalnya sewa,

hak pakai, daln lain sebagainya. Tanah lama kelamaan pasti akan habis dengan

2 Borni Kurniawan, desa Mandiri, desa Membangun, (Jakarta: Kementerian desa,

pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia, 2015), hlm. 27. 3 Fatahurohman, “Konflik Ketidakadilan dan Perbedaan Indentitas,” jurnal konflik

masyarakat, 2008, hlm. 220

Page 14: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

2

setiap tanah bermilik atau berpenghuni karena semakin banyaknya penduduk

Indonesia. Bisa jadi lama‑ kelamaan tanah kita habis dan semua untuk

dimanfaatkan sudah tidak ada lahan yang kosong atau terlantar. 4

Pengadaan tanah untuk kepentingan umum, merupakan salah satu

kegiatan yang dilakukan pemerintah berkaitan dengan tugas dan

tanggungjawabnya untuk memajukan kesejahteraan umum. Tugas negara yang

demikian, menyebabkan Indonesia tergolong sebagai negara kesejahteraan

(welfarestaat),dan dalam rangka tersebut kepada negara diberikan wewenang

untuk menguasai tanah.5 Dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia 1945, disebutkan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang

terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat.6

Pengertian penguasaan negara atas bumi, air dan kekayaan alam yang

terkandung di dalamnya, terdapat dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1960

tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria, yang lebih dikenal dengan sebutan

“Undang-undang Pokok Agraria (UUPA)”. Dalam UUPA ditentukan bahwa hak

menguasai negara tersebut, memberi wewenang kepada negara, diantaranya untuk

mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan

pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa.

4Ningrum, Herlina Ratna Sambawa, "Analisis Hukum Sistem Penyelesaian Sengketa Atas

Tanah Berbasis Keadilan," Jurnal Pembaharuan Hukum 1.2 (2014): 219-227. 5Sufriadi, Yanto, "Penyebab Sengketa Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum

(Studi Kasus Sengketa Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum di Bengkulu)," Jurnal Hukum

Ius Quia Iustum 18.1 (2011): 42-62. 6 Majelis Permusyaratan Rakyat Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, BAB XIV Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial,

Pasal 33 ayat 3.

Page 15: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

3

Berkaitan dengan kewenangan ini, untuk menyelenggarakan

penyediaan tanah bagi berbagai keperluan masyarakat dan negara, pemerintah

dapat mencabut hak-hak atas tanah dengan memberikan ganti kerugian yang layak

menurut cara yang diatur dengan undang-undang,apabila upaya melalui cara

musyawarah gagal membawa hasil.

Dalam melaksanakan wewenang pengaturan tersebut, hal yang sudah

disadari oleh pembentuk UUPA, bahwa hukum tanah yang dibangun itu harus

didasarkan pada nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia sendiri, yaitu

hukum adat, Secara teoritik, hukum tanah yang dibangun berdasarkan nilainilai

yang hidup dalam masyarakat, dan pencabutan hak atas tanah oleh negara untuk

kepentingan umum harus dilakukan dengan pemberian ganti kerugian yang layak

dan sedapat-dapatnya harus didapatkan melalui musyawarah, maka pengambilan

hak atas tanah untuk kepentingan umum, seharusnya akan diterima dan dipatuhi

oleh masyarakat sehingga sengketa akan relatif jarang terjadi. Akan tetapi

kenyataannya, pengadaan tanah untuk kepentingan umum ternyata banyak

menimbulkan sengketa antara pemerintah dengan para pemilik tanah.7

Perkembangan yang terjadi dalam kehidupan manusia selalu berhadapan

dengan konflik yang mewarnai kehidupan, berawal dari permasalahan yang

mengiringi setiap aktivitas dalam kehidupan manusia. Bervariasinya

permasalahan yang menimbulkan konflik tentunya tidak selalu dapat diselesaikan

dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dengan hasil dari pemecahan masalah

yang dapat diterima bagi para pihak yang berselisih bahkan tidak jarang berujung

7Sufriadi, Yanto, "Penyebab Sengketa Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum

(Studi Kasus Sengketa Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum di Bengkulu)," Jurnal Hukum

Ius Quia Iustum 18.1 (2011): 42-62.

Page 16: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

4

pada munculnya sengketa. Namun sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang

sempurna, manusia tentunya senantiasa mengusahakan dan berupaya dengan

berbagai cara terbaik untuk tercapainya solusi yang diinginkan, sehingga

terciptanya keseimbangan dan keselarasan dalam kehidupan manusia. Oleh

Karena itu diharapkan bukan hanya adanya pihak yang menang atau kalah namun

lebih diupayakan dapat melahirkan kesepakatan antara pihak-pihak yang

bersengketa dengan mufakat dirasakan dapat memenuhi keinginan para pihak

tersebut (win-win solution).

Tindak lanjut dari sengketa yang timbul dalam masyarakat tentunya ada

upaya untuk dapat diselesaikan melalui suatu wadah yang ditentukan oleh

masyarakat itu senfiri yang berawal dari kelompok yang terkecil dalam

masyarakat (seperti halnya keluarga) sampai dengan lembaga Negara yang

dilengkapi dengan seperangkat aturan hukum sebagai pedoman dalam

pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti adanya hakim perdamaian

desa sudah sejak lama terbentuk dalam lingkungan masyarakat hukum adat yang

biasanya menyelesaikan sengketa-sengketa adat melalui kelembagaan tradisional

tersebut. 8

Pada peradilan desa, kepala desa, bahkan ada juga yang sekaligus

merupakan tokoh adat dan agama. Dalam hubungan dengan tugas kepala desa

sebagai hakim perdamaian.9 Desa Demang pada beberapa pekan lalu pemerintah

desanya membuat sebuah kebijakan bahwasanya ingin membuat sebuah lahan

8 Kofi A. Annan, Demokrasi dan Konflik yang Mengakar: Sejumlah Pilihan untuk

Negosiator, (Jakarta: AMEEPRO, 2000), hlm. 13. 9Fitriani, Riska, "Penyelesaian sengketa lahan hutan melalui proses mediasi di

Kabupaten Siak," Jurnal Ilmu Hukum 3.1 (2012).

Page 17: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

5

sawit di Desa Demang yang mana lahan tersebut bersumber dari lahan milik Desa

Demang itu sendiri, dan anggarannya bersumber dari Alokasi Dana Desa (ADD).

Seiring dengan berjalannya waktu lahan itu sudah mulai digarap dan ditanami

sawit, namun tidak lama kemudian masyarakat tidak sepakat dengan keberadaan

lahan tersebut. Sehingga terjadilah konflik oleh sebagian besar masyarakat

terkhususnya Orang Tuo Niniak Mamak masyarakat Desa Demang. Yang mana

pada hal ini masyarakat demo karena pihak pemerintah desa mengambil

keputusan sepihak tentang penetapan lahan tersebut dan timbul lah konflik.

Tabel 1

Jumlah Penduduk Desa Demang dari Tahun 2018 – 202010

No Tahun Jumlah

1 2018 420

2 2019 435

3 2020 452

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk desa Demang

dalam kurun waktu tiga tahun mengalami peningkatan, ini disebabkan

penambahan jumlah anggota keluarga dan juga adanya pendatang yang mencari

keberhasilan di Desa Demang. Pada tahun 2018 terdapat 420 orang, dan pada

tahun 2019 terjadi penambahan sehingga menjadi 435 dan ditahun 2020

peningkatan kembali terjadi sehingga menjadi 452 orang penduduk yang tinggal

di Desa Demang.

10

Kantor Desa Demang : Jumlah Penduduk Masyarakat Desa Demang Tahun 2018 –

2020, 22 Februari 2021

Page 18: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

6

Tabel 2

Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Demang 11

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 SD 109

2 SMP 170

3 SMA 105

4 D.I / D.II / DIII 14

5 S.1 51

6 S.2 3

Berdasarkan data yang didapat di kantor Desa Demang pada tabel 2

menunjukan tingkat pendidikan masyarakat di Desa Demang didominasi oleh

tinggak SMP. Sebagian masyarakat masih saja enggan untuk menyelesaikan

permasalahan tahan 20 hektar yang dikelola desa menjadikan kekhawatiran

masyarkat. Tanah 20 hektar merupakan hak milik desa yang merupakan asset desa

untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat desa. Penyelesaiain konflik belum bisa

teratasi sehingga konflik tersebut berlarut-larut. Idealnya suatu permasalahan yang

tidak kunjung selesai akan selalu menjadi masalah di masa yang akan datang

bahkan dapat mempengaruhi dinamika kehidupan sosial.

Pada mulanya terdapat lahan yang luasnya ±20 hektar yang berlokasi di

Desa Demang Kecamataan Limun Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi. Lahan

merupakank milik asset Desa Demang yang kemudian dikelola pemerintah desa

Demang yang mana pada sistem pembagian hasil tersebut akan dialokasikan

untuk kas desa, kas mesjid, fakir miskin, dan anak yatim. Pemberdayaan lahan

tersebut tidak mendapat persetujuan dari sebagian besar masyarakat Desa Demang

11

Kantor Desa Demang : Jumlah Penduduk Masyarakat Desa Demang Tahun 2018 –

2020, pada 22 Februari 2021

Page 19: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

7

seperti Orang Tuo Niniak Mamak. Sejak digarap pada awal tahun 2017 dengan

dasar karena pada dahulunya lahan tersebut hanya boleh ditanami tanaman lembut

atau tanaman yang hidupnya tidak lama seperti padi, cabe tidak diperbolehkan

untuk menanami tanaman keras seperti pohon karet, sawit dan sejenisnya.

Kemudian pada tahun 2018 lalu lahan yang luasnya ±20 tersebut akan dipenuhi

dengan tanaman sawit oleh pemerintah Desa Demang. Setelah tertanam ±10

hektar sawit dengan anggaran 38.000.000, masyarakat tidak sepakat dengan hal

itu yang mana sebagian besar masyarakat beranggapan bahwasanya tanah tersebut

lebih baik dimanfaatkan untuk menanam padi dan juga sayur-sayur, karena

sebagian besar masyarakat Desa Demang berprofesi sebagi petani sawah. Ini

seolah pemerintah desa mengambil keputusan sepihak sehingga memicu konflik

disertai demo oleh sebagian besar masyarakat Desa Demang seperti Orang Tuo

Niniak Mamak. Namun sampai tahun 2021 ini konflik tersebut belum ada

penyelesaiannya oleh pemerintah desa dan belum pernah dibawa ke ranah hukum.

Berdasarkan beberapa alasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul Penyelesaian Konflik Tanah Ulayat Dalam Pengelolaan di

Desa Demang Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi yang

terjadi pada tahun 2020.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan pada latar belakang masalah diatas, maka dapat

dirumuskan mengenai permasalahan yang akan penulis angkat dalam proposal

skripsi ini adalah sebagai berikut:

Page 20: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

8

1. Apa faktor penyebab munculnya masalah sengketa lahan di Desa Demang

Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun?

2. Bagaimanana proses penyelesaian sengketa lahan sawit antara masyarakat

dengan pemerintah Desa Demang Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun?

C. Tujaun dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini, sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui faktor penyebab munculnya masalah sengketa lahan di Desa

Demang Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun.

b. Untuk mengetahui proses penyelesaian sengketa lahan sawit antara masyarakat

dengan pemerintah Desa Demang Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun.

2. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bisa berguna untuk:

a. Sebagai sumbangan pemikiran penulis terhadap para pembaca khususnya dan

masyarakat luas pada umumnya tentang penyelesaian konflik antara

masyarakat dengan pemerintah desa dalam pengelolaan lahan.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan kritikan terhadap

pemerintah desa agar lebih memperhatikan keinginan dan kebutuhan

masyarakat.

c. Sebagai salah satu syarat untuk melanjutkan tugas akhir berupa skripsi yang

dapat di pertanggung jawabkan.

Page 21: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

9

D. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan uraian yang ringkas tentang teori yang

digunakan dan cara menggunakan teori ini dalam menjawab pertanyaan

penelitian12

. Agar penelitian ini lebih tearah dan tepat sasaran maka penulis

menganggap perlu penggunaan kerangka teori sebagai landasan berfikir guna

mendapat konsep yang benar dan tepat dalam penyusunan skripsi ini sebagai

berikut.

1. Pengertian Konflik

Konflik, perselesihan, percekcokan, pertentangan dan perkelahian,

merupakan pengalaman hidup yang cukup mendasar, karena meskipun tidak

harus, tetapi mungkin bahkan amat mungkin terjadi. Seperti pengalaman hidup

yang lain, konflik tidak dapat dirumuskan secara ketat. Lebih tepat bila konflik itu

diuraikan dan dilukiskan. Aderiani mendefinisikan konflik sebagai berikut yaitu

persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok satu sama lain.

Keadaan atau perilaku yang bertentangan (misal pertentangan pendapat,

kepentingan, atau pertentangan individu), perselisihan akibat kebutuhan,

dorongan, keinginan, atau tuntutan yang bertentangan dan perseteruan.13

Konflik

merupakan sebagai sebuah proses yang dimulai ketika suatu pihak memiliki

persepsi bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang

menjadi kondisi yang merupakan titik awal proses konflik.14

12

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta,

2009). hlm. 283. 13

Aderiani, dkk, “Identifikasi Konflik Yang Terjadi Pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi

Gedung”, jurnal Nasional Manajemen Teknologi, 25-26 Pebruari 2005, hlm. 22 14

Andri Wahyudi, “Konflik, Konsep Teori dan Permasalahan”, Jurnal Manajemen

Konflik , 2011, hlm. 4.

Page 22: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

10

Dari uraian di atas kesimpulannya, konflik ialah proses atau keadaan di

mana dua atau lebih dari pihak-pihak itu melakukan persaingan, pertentangan,

perselisihan dan perseteruan dengan berusaha menggagalkan tujuan masing-

masing pihak dan hal itu merupakan kekuasaan yang kreatif dari sejarah manusia.

2. Penyebab Konflik

Ahli sosiologi di Indonesia, yaitu Andri Wahyudi menyimpulkan bahwa ada

empat (4) faktor penyebab terjadinya konflik di masyarakat. Keempat faktor itu

adalah perbedaan antar kebudayaan, perbedaan antar perorangan, perbedaan

kepentingan, dan perubahan sosial yang cepat. 15

a. Perbedaan Antar Perorangan (individu)

Dalam bermasyarakat, individu satu dengan yang lainnya tidak selalu

sependapat mengenai pandangan tertentu. Tentunya hal ini disebabkan setiap

individu mempunyai sifat dan karakter berbeda-beda, sehingga perbedaan inilah

yang menjadi faktor terjadinya konflik di masyarakat.

b. Perbedaan Kebudayaan

Indonesia memiliki perbedaan budaya yang beragam. Perbedaan ini dapat

mendorong terjadinya konflik. Hal ini disebabkan perbedaan pola pikir, watak,

tabiat, dan tingkah laku dari masing-masing kebudayaan berbeda. Selain itu,

konflik yang diawali dari kebudayaan umumnya dikarenakan tidak ada rasa

saling menghormati satu sama lain.

15

Andri Wahyudi, “Konflik, Konsep Teori dan Permasalahan”, hlm. 4.

Page 23: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

11

c. Perbedaan Kepentingan

Kepentingan dapat berarti luas. Perbedaan kepentingan dapat mencakup

dari sisi politik, sosial budaya, ekonomi, keamanan, sumber daya, dan lainnya.

Kenapa bisa terjadi? Pasalnya setiap orang memiliki maksud, tujuan dan

kepentingan tertentu dalam suatu hal. Selain itu, konflik juga dipicu rasa saling

tidak mau mengalah satu sama lain. Inilah penyebab terjadinya konflik di

masyarakat.

d. Terjadinya Perubahan Sosial Yang Cepat

Kehidupan sosial di masyarakat merupakan hal yang dinamis, artinya

selalu mengalami pembaharuan dan perubahan. kedinamisan yang terlalu cepat

dapat memicu terjadinya disorganisasi serta ketidaksiapan masyarakat dalam

menerimanya. Hal ini akan memantik konflik sosial dilingkungan masyarakat.

3. Teori Penyelesaian Konflik

Ada beberapa bentuk dan proses penyelesaian konflik yaitu menghindari

(avoidance), pemecahan masalah secara informal (Informal problem salving),

bernegoisasi (negotiation), munculnya pihak ketiga yang mengadakan mediasi

(mediation), kemunculan puhak lain yang memberikan bentuk penyelesaian

(executive dispute resolution approach), pihak yang bertikai mencari pihak ketiga

yang dipandang netral (arbitration), intervensi pihak berwenang dalam memberi

kepastian hukum (judicial approach), dan penanganan oleh pihak yang memiliki

Page 24: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

12

kekuatan legal (extra legal approach).16

Menurut Ralf Dahrendorf, penyelesaian

konflik yang efektif sangat bergantung pada 3 faktor yaitu :

1. Kedua pihak harus mengakui kenyataan dan situasi konflik yang terjadi di

antara mereka.

2. Kepentingan-kepentingan yang diperjuangkan harus terorganisasi secara

rapi, tidak tercerai berai dan terkotakkotak sehingga masing-masing pihak

memahami dengan jelas lingkup tuntutan pihak lain.

3. Kedua pihak menyepakati aturan main yang menjadi landasan dan

pegangan dalam hubungan dan interaksi diantara mereka 17

.

Konflik memang tidak dapat dihindari, tetapi sedapat mungkin harus

diselesaikan secara bijak. Dalam masyarakat yang rentan, baik dalam hal budaya,

ekonomi, dan politik, maka konflik akan mudah mengarah pada hal destruktif,

bahkan konflik bisa diikuti oleh bentuk-bentuk kekerasan, seperti perang dan

pembantaian. Namun pada masyarakat yang memiliki kapasitas tinggi maka

sangat mungkin konflik dapat mendinamisasi perubahan ke arah yang konstruktif

dan positif. Penyelesain suatu konflik pada umumnya akan sangat bergantung

pada faktor internal dan eksternal. faktor internal adalah bagaimana pihak-pihak

yang berkonflik menyikapi konflik yang dihadapinya, sedangkan faktor eksternal

adalah bagaimana pihak luar berperan dalam melakukan penanganan konflik.

16

Novri Susan, Pengantar Sosiologi Konflik dan Isu-isu Kontemporer, (Jakarta: Kencana,

2010). hlm. 177-178. 17

Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: Grasindo, 1999). hlm. 153.

Page 25: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

13

Untuk itu penting dibuat suatu perencanaan dan langkah tata pengelolaan konflik

dalam bentuk pembangunan perdamaian.18

Konflik merupakan sesuatu yang tidak terpisahkan dari kehidupan

manusia. Sebagaia mahluk sosial, seseorang tidak bisa hidup tanpa manusia lain

di sekitarnya sehingga dalam interaksinya seringkali menimbulkan persinggungan

atau pergesekan. Pemeuhan kebutuhan dasar mamnusia seringpula menimbulkan

konflik karena setiap orang pasti mengingingkan hajat hidupnya terpenuhi yang

bisa saja menimbulkan kerugian pada orang lain sehingga konflik sulit di

hindarkan. Sehingga dapat katakana bahwa konflik merupakan bagian dari

kehidupan manusia mulai sejak dilahirkan sampai meninggal dunia19

.

Karakteristik konflik terbagi atas dua: .20

a. Konflik Ekonomi

Konflik ekonomi adalah konflik yang berlangsung karena perebutan

sumber-sumber ekonomi yang terbatas. Beberapa contoh seperti:

1). Konflik masyarakat dan pemilik modal dalam soal sengketa tanah, antara

perusahaan dan masyarakat.

2). Konflik antara masyarakat dan pemerintah dalam kasus pertembangan emas,

timah dan penggalian pasir.

3). Konflik antara masyarakat vs masyarakat dalam hal perebutan lahan.

4). Konflik antara warga dan preman dalam soal perebutan lahan parkir.

18

Simon Fisher, Manajeman Konflik Keterampilan dan Strategi untuk Bertindak (Jakarta

: British Council, 2000). hlm. 4. 19

Nur Aliyah, Manajemen konflik, (Makassar: Alauddin University Press, 2015). h. 7. 20

Simon Fisher, Manajeman Konflik Keterampilan dan Strategi untuk Bertindak hlm. 7.

Page 26: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

14

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa konflik merupakan

pertentangan berbagai kepentingan yang sangat beragam, tidak hanya fokus pada

soal ekonomi, tetapi juga ideologi, politik dan identitas. Untuk menghasilkan

suatu perubahan yang maksimal, konflik diperlukan. Konflik dapat terjadi karena

banyak sebab, seperti perbedaan nilai-nilai, kepentingan dan tujuan, serta

persaingan untuk memenangkan sesuatu. Konflik dapat berupa segala bentuk

interaksi yang bersifat bertentangan atau bersebrangan yang disebabkan oleh

beberapa faktor dari dalam diri. Bentuk konflik dapat terjadi dari yang lunak

hingga yang keras dan terbuka, yang sumbernya beragam dan pada umumnya

merujuk pada dua dimensi yang meliputi dimensi fundamental (biasanya

diengaruhi aspek budaya dan ideologi, berhubungan dengan masalah identitas),

dan dimensi intrumental (biasanya dipengaruhi aspek politik dan ekonomi,

berhubungan dengan masalah instrumental dan materil).

b. Konflik Sosial

Konflik sosial adalah konflik yang timbul karena masyarakat terdiri atas

sejumlah kelompok sosial yang mempunyai karaktaristik yang berbeda,

masyarakat yang tersusun dalam kelompok dan strata yang berbeda. Beberapa

contoh seperti, 21

1). Kemiskinan bisa memicu konflik sosial dengan pengelompokan warga yakni

kelas atas, menengah dan bawah.

2). Migrasi sosial bisa menimbulkan konflik, dari satu daerah ke daerah lainnya.

3). Eklusifisme kelompok bisa melahirkan konflik dengan kelompok lain.

21

Simon Fisher, Manajeman Konflik Keterampilan dan Strategi untuk Bertindak hlm. 7.

Page 27: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

15

4). Konflik antara pribumi dan non pribumi, dll.

4. Pengelolaan Lahan

Lahan merupakan wadah yang meliputi ruang darat sebagai satu kesatuan

wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan

memelihara kelangsungan hidupnya.

a. Pengelolaan lahan menurut undang-undang

Menurut Uundang-Undang RI No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang,

fungsi lahan merupakan wujud struktur ruang dan pola ruang. Pemanfaatan lahan

di dalam suatu kawasan atau wilayah dilakukan dan dilaksanakan dengan

mengacu kepada rencana peruntukan fungsi lahan. Peruntukan fungsi lahan pada

hakekatnya menjadi arahan pemanfaatan lahan yang mengupayakan terwujudnya

keserasian dan keselarasan pemanfaatan lahan untuk fungsi lindung dan fungsi

budidaya. Pemanfaatan lahan yang senantiasa memperhatikan dan mengacu

kepada rencana peruntukkan fungsi lahan dengan sendirinya akan dapat

mewujudkan kelestarian lingkungan. Dengan demikian rencana peruntukan fungsi

lahan juga berfungsi sebagai pengendalian pemanfaatan lahan agar senantiasa

mengindahkan aspek-aspek keselarasan dan kelestarian lingkungan hidup.22

b. Teori lahan

Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief,

tanah, air dan vegetasi serta benda yang diatasnya sepanjang ada pengaruhnya

terhadap penggunaan lahan, termasuk didalamnya hasil kegiatan manusia dimasa

lalu dan sekarang seperti hasil reklamasi laut, pembersihan vegetasi dan juga hasil

22

Uundang-Undang RI No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Page 28: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

16

yang merugikan seperti yang tersalinasi. Menurut Fajriany Nur Isra lahan di bagi

atas dua kategori yaitu :

1. Use value atau nilai penggunaan yang dapat pula disebut sebagai personal

use values. Manfaat ini dihasilkan dari kegiatan eksploitasi atau kegiatan

usaha tani yang dilakukan pada sumber daya lahan pertanian.

2. Kedua, non- use values yang dapat pula disebut sebagai intrinsic values atau

manfaat bawaan. Yang termasuk kategori manfaat ini adalah berbagai

manfaat yang tercipta dengan sendirinya walaupun bukan merupakan tujuan

dari kegiatan eksploitasi yang dilakukan oleh pemilik lahan. Salah satu

contohnya adalah terpeliharanya keragaman biologis atau keberadaan spesies

tertentu, yang pada saat ini belum diketahui manfaatnya, tetapi di masa yang

akan datang mungkin akan sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan

manusia.23

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka adalah uraian hasil-hasil penelitian terdahulu (penelitian-

penelitian lain) yang berkaitan dengan penelitian ini pada aspek fokus/tema yang

diteliti.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Hendrik Risman Mahasiswa

Jurusan Pemerintahan Integratif Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas

Mulawarman tahun 2015 dengan judul “Upaya pemerintah daerah kabupaten

kutai barat dalam menyelesaikan konflik tapal batas antar kampung di daerah

kabupaten kutai barat (konflik Kampung Muhur dan Kampung Kaliq)”. Penelitian

23

Fajriany Nur Isra, Skripsi, Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Alih Fungsi

Lahan Pertanian Di Kabupaten Pangkep, makasar . 2017.

Page 29: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

17

ini mengkaji tentang Upaya Pemerintah Kabupaten Kutai Barat Dalam

Menyelesaikan Konflik Tapal Batas Antara Kampung Di daerah Kabupaten Kutai

Barat. Penelitian ini mengggunakan metode penelitian kualitaif, dan hasil

penelitian ini menunjukan bahwa upaya Pemerintah Kabupaten Kutai Barat dalam

hal ini Pemerintah kecamatan Siluq Ngurai dan Pemerintah Kabupaten melalui

Tim PBD dalam menangani Konflik Tapal Batas antara kampung Muhur Dan

Kampung Kaliq, Sang Sang adalah negosiasi, mediasi, fasilitasi. Adapun

hambatan penyelesaian konflik tersebut adalah ketidak sabaran masyarakat, ego

satu sama laian masih tinggi, belum memiliki data yang akurat dan susah diajak

berdiskusi karena selalu salah anggapan terhadap pemerintah.24

Kedua, yang di lakukan oleh Ansar Suherman dan Arief Sirajuddin

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Buton, tahun 2018 dengan judul

„‟Kearifan Lokal Sebagai Basis Komunikasi Pemerintah Dalam Penyelesaian

Konflik Sosial Dan KomunaL‟ Peneltian ini menggunakan metode kualitatif

dengan pendekatan deskriftif dan hasil penelitian ini adalah Salah satu aspek yang

turut menentukan laju pembangunan yang berlangsung adalah perlu adanya

sinergitas antara pemerintah sebagai penggerak dan penentu kebijakan

pembangunan di satu sisi, dengan masyarat di sisi lain, karena tanpa adanya

pemerintah sebagai pembuat kebijakan dan pemilik sumber daya, ataupun tanpa

partisipasi nyata dari masyarakat dalam pembangunan maka pelaksanaan

pembangunan tersebut tentunya akan mengalami hambatan dan akan berjalan

24

Hendrik Risman, “Upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat

DalamMenyelesaikan Konflik Tapal Batas Antar Kampung Di Daerah Kabupaten Kutai Barat

(Konflik Kampung Muhur Dan Kampung Kaliq)”, (Jurusan Pemerintahan Integratif, Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman, 2015). h. Iv.

Page 30: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

18

tidak sesuai harapan. Salah satu kunci demi terciptanya kelancaran pembangunan

khususnya di daerah adalah peranan komunikasi pemerintahan untuk dapat

menyempaikan berbagai informasi tentang kebijakan pembangungan yang akan

dilaksanakan kepada masyarakat lokal agar masyarakat turut berpartisipasi aktif

dalam pembangunan tersebut. Salah satu penyebab terjadi konflik sosial

ditengarai diakibatkan oleh kompleksitas permasalahn sosial, ekonomi, dan

kepentingan politik. Ketiadaan pembangunan komunikasi yang berbasis kearifan

lokal oleh pemerintah terhadap masyarakat menjadi salah satu penyebab semakin

sering terjadinya konflik sosial dan komunal di Indonesia. 25

Ketiga yang di lakukan oleh Dedi Kurniawan Dan Abdul Syani tahun

2016 dengan judul „‟Faktor Penyebab, Dampak Dan Strategi Penyelesaian

Konflik Antar Warga Di Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan‟‟

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriftif dan

Dari hasil penelitian, didapatkan faktor utama yang menjadi penyebab konflik

adalah: kurang baiknya keadaan moral pribadi masyarakat yang sering

menggunakan budaya kekerasan dalam setiap menyelesaikan permasalahan,

karena hal ini dapat menimbulkan sebuah dendam berupa akumulasi kebencian

dari kelompk masyarakat lain yang merasa mendapatkan perlakuan kekerasan

tersebut. kondisi pemerintahan yang kurang baik juga menjadi celah untuk

menimbulkan konflik. Sebuah konflik pasti akan menimbulkan dampak baik itu

negatif maupun positif. Dampak-dampak tersebut berupa dampak fisik,

25

Suherman, Ansar, and Arief Sirajuddin. "Kearifan Lokal Sebagai Basis Komunikasi

Pemerintah Dalam Penyelesaian Konflik Sosial Dan Komunal." DIALEKTIKA: Jurnal Ekonomi

dan Ilmu Sosial 3.2 (2018). 34-42.

Page 31: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

19

psikologis, sosial, ekonomi, dan budaya. Positif negatif dari dampak ini tentu akan

membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat yang mengakibatkan

kehidupan yang ada menjadi berbeda dengan kehidupan yang dahulu. Apabila

dampak yang timbul itu adalah positif maka akan adanya peningkatan hubungan

baik antar warga, namun apabila dampak yang timbul itu negatif, justru akan

menjadikan kehidupan yang sudah ada akan menjadi lebih buruk. Dampak negatif

ini juga bisa mejadikan konflik yang telah terjadi tidak terselesaikan, melainkan

akan berkembang semakin besar dan berbahaya bagi kehidupan dimasa yang akan

datang. 26

Keempat yang di lakukan oleh Nur Azizah Raja pada tahun 2019 dengan

judul „‟Analisis Peran Pemerintah Daerah dalam Penyelesaian Konflik Agraria

(Studi Kasus Konflik Antara PT. PP. London Sumatra dengan Masyarakat di

Kabupaten Bulukumba)‟‟ Penelitian ini menggunakan metode kualitatif

dengan pendekatan deskriftif dan dari hasil penelitian adalah Peran Pemerintah

Daerah Kabupaten Bulukumba dalam proses penyelesaian konflik agraria

khususnya kasus konflik lahan antara PT. PP. Lonsum dengan masyarakat di

Kabupaten Bulukumba adalah dengan melakukan upaya konsiliasi dan

membentuk tim verifikasi penyelesaian konflik. Upaya konsiliasi dilakukan

dengan melakukan pertemuan dengan pihak yang berkonflik dan instansi-instansi

pemerintahan terkait baik di tingkat pusat maupun daerah. Dalam proses

konsiliasi ini, pemerintah daerah berperan sebagai konsiliator yang memberikan

26

Kurniawan, Dedi, and Abdul Syani, "Faktor penyebab, dampak dan strategi

penyelesaian konflik antar warga di Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan." Jurnal

Sosiologi 15.1 (2012). 1-12.

Page 32: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

20

pendapat dan membantu pihak yang bersengketa dengan mengemukakan daftar

langkah alternatif yang dapat dipilih untuk menyelesaikan konflik tersebut.

Adapun kesepakatan dari hasil konsiliasi tersebut adalah menjamin kepada

masyarakat bahwa tidak akan memberikan izin perpanjangan Hak Guna Usaha di

atas lahan yang diklaim oleh masyarakat berdasarkan bukti-bukti alam dan

sertifikat sebelum konflik dengan Masyarakat Adat Kajang dan Bulukumpa Toa

selesai secara jelas. 27

Kelima yang di lakukan oleh Arizal Triadiyatma pada tahun 2016 dengan

judul „‟Model Penyelesaian Konflik Nelayan Berbasis Kearifan Lokal Sebagai

Modal Sosial Di Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan‟‟ Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriftif dan hasil dari

penelitian ini adalah Bentuk konflik yang terjadi berupa perselisihan yang

disebabkan oleh perebutan wilayah penangkapan antara nelayan Lekok dengan

nelayan Madura, serta perselisihan yang disebabkan oleh kecemburuan

penggunaan alat tangkap antara sesama nelayan modern dan antara nelayan

modem dengan nelayan tradisional, di mana nelayan modern adalah nelayan

Lekok dan nelayan tradisional adalah nelayan Madura. Selanjutnya, pola konflik

yang muncul bermula dari penyebab potensial berupa perairan Kabupaten

Pasuruan yang sudah overfishing sehingga sumberdaya menjadi terbatas dan

mengharuskan mereka untuk andon ke perairan Madura, di tambah dengan faktor

pemicu berupa penggunaan alat tangkap mini trawl. Setelah konflik yang terjadi

27

Raja, Nur Azizah, "Analisis Peran Pemerintah Daerah dalam Penyelesaian Konflik

Agraria (Studi Kasus Konflik Antara PT. PP. London Sumatra dengan Masyarakat di Kabupaten

Bulukumba)." Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan 12.1 (2019). 53-66.

Page 33: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

21

antara sesama nelayan Lekok dan antara nelayan Lekok dengan nelayan Madura

muncul, penyelesaian konflik tidak serta merta melalui jalur hukum, melainkan

berupa pertemuan nelayan yang berkonflik dengan tokoh masyarakat sebagai

bentuk dan peran kearifan lokal.28

Perbedaan yang terdapat pada penelitian yang saya lakukan adalah dari

segi objek kajiaannya penelitian saya mengambil segala jenis informasi di Desa

Demang Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi. Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan sistemik. Penelitian

ini menggunakan teori Penyelesaian Konflik, fokus pembahasan dalam penelitian

ini adalah unsur-unsur yang terdapat dalam kajian Penyelesaian konflik, faktor

munculnya konflik dan gaya pengambilan keputusan oleh pemerintah Desa

Demang Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.

28

Triadiyatma, Arizal, Model penyelesaian konflik nelayan berbasis kearifan lokal

sebagai modal sosial di Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan. Diss. Universitas Airlangga,

2016.

Page 34: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

22

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian empiris yang dengan kata lain adalah

jenis penelitian ini mengkaji aktivitas dan permasalahan yang ada di lokasi

penelitian.29

Atau dengan kata lain yaitu suatu penelitian yang dilakukan terhadap

keadaan sebenarnya atau keadaan nyata yang terjadi di masyarakat dengan

maksud untuk mengetahui dan menemukan fakta-fakta dan data yang dibutuhkan,

setelah data yang dibutuhkan terkumpul kemudian menuju kepada identifikasi

masalah yang pada akhirnya menuju pada penyelesaian masalah.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan kualitatif deskriptif adalah pendekatan yang akan

mengabarkan kejadian dan juga aktivitas yang ada di lokasi penelitian. Danzin

dan Lincoln menjelaskan dalam bukunya Sudaryono bahwa pendekatan kualitatif

digunakan untuk mencari pemahaman tentang objek yang diteliti yang didapatkan

secara dan ikut serta menyaksikan kejadian atau aktivitas tersebut.30

Itu artinya

pendekatan kualitatif mengedepankan kebenaran data yang ada dilapangan dengan

teknik deskriptif yaitu menjelaskan kenyataan yang sedang diteliti. Sehingga

memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam rangka

mengetahui faktor munculnya konflik dan penyelesaian yang diambil oleh

29

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,

2020), hlm. 9. 30

Sudaryono, metodologi penelitian, Kuantitatif, Kualitatid dan Mix Method, (Depok: PT

Grafindo Persada, 2018), hlm. 118

Page 35: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

23

pemerintah Desa Demang Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun Provinsi

Jambi.

C. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Demang Kecamatan Limun Kabupaten

Sarolangun Provinsi Jambi, untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat

sehingga akan sangat membantu bagi penulis dalam membuat skripsi ini.

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada 12 Februari 2021 hingga 17

Mei 2021, mengingat, menimbang dan memperhatikan segala kekurangan dan

keterbatasan waktu, tenaga, pikiran, moril dan material pada diri peneliti, dan

penelitian ini sedang berlangsung.

D. Jenis dan Sumber Data

Ada 2 (dua) jenis yang di gunakan dalam penelitian ini, yaitu data

primer da data sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data pokok yang diperlukan dalam penelitian, yang

didapatkan secara langsung dari seumbernya maupun dari lokasi objek penelitian,

atau keseluruhan data hasil penelitian yang didapatkan dilapangan.contoh data

primer yang di dapat dalam penelitian ini adalah dokumen yang di dapatkan

langsung dari Kantor Desa Demang Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun.

Page 36: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

24

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data pendukung yang didapat langsung dari

lapangan dan hasil dari berbagai literatur. Contoh dari data sekunder adalah hasil-

hasil yang di dapatkan berasal dari wawancara, observasi, dokumentasi serta

penalaran dari berbagai literatur yang berkaitan dengan penelitian.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data dan fakta penelitian. 31

a. Observasi

Observasi adalah kegitan pengamatan langsung di lokasi penelitian.

Penulis menggunakan observasi non-partisipan, artinya peneliti melihat dan

mengamati secara langsung namun tidak telibat dalam kegiatan di lokasi

penelitian. Observasi non-partisipan adalah teknik pengamatan di lokasi penelitian

namun tidak ikut ambil dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang

diselidiki.32

b. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi

terstruktur (semistructure interview) di mana pelaksanaannya lebih bebas bila

31

Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Refisi), Jambi, Syariah Press, 2012.,

hlm.37. 32

Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm.

143.

Page 37: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

25

dibandingkan dengan wawancara terstruktur.33

Wawancara terstruktur yaitu bila

peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa

yang akan didapatkan dari informan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data berupa dokumen-

dokumen, catatan, transkip, buku, surat kabar atau majalah notulen rapat, anggota

dan sebagainya.34

Metode dokumentasi adalah metode atau teknik pengumpulan data dari

beberapa dokumen yang bersifat resmi dan diakui sebagai memo, buku, surat

kabar, dan sebagainya. Metode dokumen ini digunakan untuk memdapatkan data-

data yang mampu meneliti dan memperkuat penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Teknis analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang didapatkan dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan

lainnya, sehingga mudah dipahami dan tentunya dapat di informasikan kepada

orang lain.Analisis data dalam penelitian secara teknis dilaksanakan secara

induktif yaitu analisa yang dimulai dari pengumpulan data, reduksi data,

penyajian data dan verifikasi data. Secara singkat, komponen- komponen analisis

data dikemukakan oleh (Miles dan Hubermen dalam Lexy Meleong dapat dilihat

penjelasan di bawah ini: 35

33

Sugiyono, Penelitian Kualitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 96. 34

Cholid Narbuko dan Abdu Acmhmad, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Sinar Grafika

Offset, 2018), hlm, 72 35

Lexy Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, hlm. 279

Page 38: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

26

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan penyaringan data dimana data diringkas sesuai

dengan kebnutuhan penulis agar mendapatkan jawaban yang diinginkan. Reduksi

dilakukan saat pengumpulan data telah dimulai, dengan meringkas dan juga

mengkode data agar mudah dipahami sesuai dengan poin-poin yang tengah

diteliti.

b. Penyadian Data

Penyajian data merupakan langkah kedua setelah data diringkas sesuai

dengan rumusan pertanyaan. Data dijelaskan dengan menggunakan naratif atau

uraian-uraian singkat sehingga mudah dipahami dan juga dimengeri. Data yang

dijelaskan meruapakan data yang bersumber dari data urtama dan data sekunder.

c. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah akhir setelah dilakukan peringkasan data dan

juga penjelasan data. Kesimpulan awal yang nantinya didapatkan meruapakan hal

yang sementara apabila tidak lagi ditemukan bukti kuat lain maka akan menjadi

akhir keimpulan.

Page 39: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

27

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Aspek Geograifs

1. Historis

Desa Demang merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Limun

Kabupaten Sarolangun, sebelum berdiri sebagai desa sendiri, Desa Demang

merupakan bagian dari Desa Pancakarya. Desa ini terbentuk pada tahun 2008,

pemekaran dari Desa Panca Karya yang merupakan bagian tak terpisahkan dari

kesatuan wilayah marga Datuk Nan Tigo yang memiliki kesatuan hukum adat

yang sama termasuk juga dalam mengatur dan mengelola sumber daya alam dan

hutan. Dinamakan Desa Demang karena pemekaran dari Desa Panca karya dan

dibuat kedemangan sendiri.36

Desa Demang sendiri terdapat dua dusun yaitu Kampung Pondok dan

Dusun Baru, dinamakan kampung pondok menurut cerita Nenek Khalijah yang

lahir di kampung pondok pada tahun 1945, dikarenakan pada masa itu rumah

hannya ada empat dan berbentuk pondok makanya dinamakan kampung pondok.

Semakin berkembang dan bertambahnya penduduk desa maka dibuatlah Dusun

baru yang diberi nama Dusun Baru.

Adapun asal usul masyarakat Desa Demang umumnya berasal dari provinsi

Sumatra barat, yaitu minang kabau. Desa Demang memiliki luasan 4.200 ha

dengan jumlah 2 dusun, yang berada pada kordinat. Diantaranya : Dusun

Kampung pondok dan Dusun Baru

36

Wawancara dengan dengan Bapak Fahrur Rozi selaku Sekretaris Desa Demang, pada 3

Maret 2021

Page 40: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

28

2. Geografis

Desa Demang Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun adalah

salah satu Desa yang berada di wilayah Kecamatan Limun Kabupaten

Sarolangun dengan luas wilayah 85 km2 dengan jumlah penduduk pada

saat ini 452 jiwa yang terkelompok dalam 107 kepala keluarga dan terdiri

dari 6 RT.

Tabel 3

Perbatasan Desa 37

No Penjuru Mata Angin Berbatasan

1. Utara Desa Ranggo

2. Selatan Tanjung Raden / Sei Kudis

3. Barat Panca Karya

4. Timur Ma. Mensao

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat batasan yang ada di Desa

Demang yang mana pada sebelah utara berbatasan denan Desa Ranggo, pada

abgian Selatan berbatasan dengan Desa Tanjung Raden, sebelah Barat Berbatasan

dengan Desa Panca Karya dan sebelah Timur Berbatasan dengan Desa Mensao.

3. Dasar Hukum

a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang system Perencanaan

Pebangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

37

Wawancara dengan dengan Bapak Fahrur Rozi selaku Sekretaris Desa Demang, pada 3

Maret 2021

Page 41: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

29

b. Undang–Undang Nomor 17 Tahun Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasinal Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

c. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

d. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5459);

e. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang peraturan Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagimana telah diubah

pada Peraturan Pemerintah Noomor 47 Tahun 2014 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5549);

f. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang

bersumber dai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5558);

g. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang pedoman

Pembangunan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

2094);

h. Peraturan Bupati Sarolangun Nomor 70 Tahun 2015 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Daerah Kabupaten Sarolangun Tahun

Page 42: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

30

2015 Nomor 70);

i. Peraturan Bupati Sarolangun Nomor 71 Tahun 2015 tentang tata cara

pembagian dan penetapan rincian dana desa setiap desa di Kabupaten

Sarolangun Tahun Anggaran 2016 (Berita Daerah Kabupaten Sarolangun

Tahun 2015 Nomor 71);

j. Peraturan Bupati Sarolangun Nomor 28 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis

Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa da Rencana

Kerja Pemerintah Desa;

B. Aspek Demografis

Gambar

Struktur Pemerintahan Desa Demang

Kepala Desa

Nasrullah S.E

Sekretaris Desa

Fahrul Rozi

Kaur Pembangunan Kaur Pemerintahan Kaur Umum

Baihaki Herman Marzulian

Kadus Dusun Baru Kadus Kampung Pondok

Zulkrnain Habibi

Page 43: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

31

Tabel di atas merupakan struktur Desa Demang Kecamatan Limun dari

mulai kepala desa yang dipimpin oleh bapak Aidi Toni dan sekretaris desa bapak

Fahrul Rozi dan perangkat lain nya yang telah tersruktur.38

1. Visi dan Misi

a. Visi

Visi adalah pandangan ideal masa depan yang ingin diwujudkan

dan secara potensi untuk terwujud kemana dan apa yang diwujutkan suatu

organisasi dimasa depan, Visi harus bersama yang mampu menarik, dan

harus konsisten, tetap eksis, antisifatif secara insentif dikominikasi kepada

segenaaf anggota organisasi sehingga semuanya merasa memiliki visi,

hendaknya :

1) Bukan fakta tetapi gambaran pandangan ideal masa depan yang

ingin di capai.

2) Dapat memberikan arahan dan mendorong anggota organisasi

mewujutkan kenerja yang baik.

3) Dapat menimbulkan Infirasi dan siap menghadapi tantangan.

4) Menjembatani masa kini dan masa mendatang.

5) Gambaran yang dealistis dan kridibel dengan masa depan yang

menarik.

6) Sipat tidak statis dan tidak selamanya.

38

Dokumentasi di kantor Desa Demang Kecamatan Limun Sarolangun, data tahun 2020,

pada tanggal 21 Februari 2021

Page 44: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

32

Dalam upaya mewujudkan harapan dan aspirasi Stakholder

serta melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, maka pernyataan Visi

Desa Demang Kecamatan Limun adalah : “Menjadikan Desa

Demang Kecamatan Limun Menjadi Desa Makmur dan Sejahtera

Yang Berkepribadian Santun Serta Beriman” 39

b. Misi

Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan instansi

pemerintah dan sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan ini membawa

organisasi kepada suatu focus. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu

ada, apa yang dilakukannya, dan bagaimana melakukannya. Misi adalah

suatu yang dilaksanakan / diemban oleh Instansi pemerintah, sebagai

penjabaran dari Visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi

diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat

mengenal instani pemerintah dan mengetahui peran dan programnya serta

hasil yang didapatkan dimasa mendatang. Pernyataan visi yang jelas, akan

memberikan arahan jangka panjang dan stabiltas dalam manajemen dan

kepemimpinan Desa Demang Kecamatan Limun.

Berikut ini adalah misi Desa Demang Kecamatan Limun untuk

mendukung pencapaian visi yang tersebut diatas :

39

Dokumentasi di kantor Desa Demang Kecamatan Limun Sarolangun, data tahun 2020,

pada tanggal 21 Februari 2021

Page 45: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

33

1) Pembangunan Bidang Pemerintahan dan Pemberdayaan

Masyarakat40

Pembangunan Bidang Pemerintahan Kebijakan strategi yang

akan ditempuh meliputi :

a) Pengembangan kapasitas dan kemampuan perangkat Desa.

b) Pengembangan kapasitas BPD

c) Meningkatkan system dokumentasi dan pelaporan

penyelenggaraan pemerintahan.

d) Meningkatkan Kerjasama dengan desa-desa tetangga yang

saling menguntungkan.

Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat. Kebijakan

strategi yang akan ditempuh meliputi :

(1) Peningkatan kemampuan dan kapasitas lembaga – lembaga

desa.

(2) Peningkatan kemampuan perempuan dalam pembangunan.

(3) Peningkatan kesadaran masyarakat dalam bidang hukum

dan politik.

(4) Peningkatan kemampuan masyarakat dalam bidang

ekonomi.

40

Dokumentasi di kantor Desa Demang Kecamatan Limun Sarolangun, data tahun 2020,

pada tanggal 21 Februari 2021

Page 46: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

34

2) Pembangunan Bidang Sarana dan prasarana

Kebijakan bidang sarana dan prasarana ini diarahkan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan

prasarana yang mendukung peningkatan produktifitas ekonomi

masyarakat.

3) Pembangunan Bidang Agama.

Kebijakan strategis yang akan ditempuh meliputi :

a) Meningkatkan jumlah sarana dan prasarana masjid dan

mushola.

b) Meningkatkan pendidikan keagamaan sejak usia dini.

4) Pembangunan Bidang Pendidikan.

Kebijakan strategis yang akan ditempuh meliputi :

a) Meningkatkan pendidikan dan mutu pendidikan masyarakat.

b) Meningkatkan keahlian generasi muda.

5) Pembangunan di bidang Pertanian, Perkebunan, Perikanan,

Perternakan dan Kehutanan

Meliputi segala bidang sesuai dengan potensi dan kultur

budaya Lokal. 41

6) Pembangunan Bidang Kesehatan dan Lingkungan Hidup.

Kebijakan strategis yang akan ditempuh meliputi :

a) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

b) Meningkatkan standar pelayanan kesehatan.

41

Dokumentasi di kantor Desa Demang Kecamatan Limun Sarolangun, data tahun 2020,

pada tanggal 21 Februari 2021

Page 47: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

35

c) Meningkatkan kemampuan kader posyandu.

d) Meningkatkan kesadaran masyarakatdalam menjaga kelestarian

sumber daya alam.

7) Pembangunan Bidang Sosial Budaya

Kebijakan stategis yang akan ditempuh meliputi :

a) Peningkatan pelestarian budaya lokal

b) Peningkatan rasa aman dan tentram dimasyarakat.

c) Peningkatan kemampuan pemuda dalam kesenian dan

kebudayaan lokal.

C. Aspek Pemerintahan

1. Penduduk Desa Demang

Salah satu syarat berdirinya wilayah adalah mempunyai penduduk.

Penduduk Desa Demang salah satunya. Adapun jumlah Desa Demang secara

keseluruhan adalah 452 jiwa, sedangkan kepala keluarga berjumlah 107 KK.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat distribusi penduduk berdasarkan wilayah

pada tabel dibawah ini:

2. Mata Pencaharian

Sebagian besar masyarakat Desa Demang bermata pencaharian pokok

petani, yaitu seperti perkebunan karet dan sawit. Sekitar 60% masyarakat Desa

Demang mengandalkan hasil komoditi pohon karet sebagai sumber

pendapatan. Sedangkan 20% dari berkebun sawit. Selebihnya 20%

mengandalkan sumber ekonomi dari bekerja sebagai pedagang,tukang / buruh

harian dan sebagai Aperatur Sipil Negara (ASN)/Swasta.

Page 48: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

36

D. Keadaan Agama dan Pendidikan

1. Agama

Agama yang di akui di Indonesia ada lima (Islam, Kristen, Hindu,

Budha dan Katolik). Walaupun demikian penduduk Desa Demang yang

berjumlah 452 jiwa, secara keseluruhan beragama islam. Masyarakat Desa

Demang ini pemeluk agamai islam yang kuat. Hal ini dapat di lihat dari para

orang tua yang menyekolahkan anak-anaknya kesekolah agama, baik dari

sekolah SD, MDT, Pesantren sampai ke sekolah MA.

Tabel 4

Jumlah Sarana Ibadah di Desa Demang 42

No Sarana Ibadah Jumlah

1. Masjid 2

2. Musholla 1

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tempat peribadatan yang ada di

Desa Demang terdapat dua masjid besar, dimana keberadaanya di dalam dua

dusun. Sedangkan terdapat satu mushola yang ada di Desa Demang yang

dijadikan sebagai aktivitas madrasah sore dengan anak-anak di Desa Demang.

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan ujung tombak untuk meraih kesuksesan dan

kemajuan suatu daerah. Tanpa adanya pendidikan manusia tidak akan

mengetahui perubahan dunia yang semakin hari semakin cepat. pendidikan

42

Dokumentasi di kantor Desa Demang Kecamatan Limun Sarolangun, data tahun 2020,

pada tanggal 21 Februari 2021

Page 49: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

37

untuk memdapatkan ilmu pengetahuan sangat penting dimiliki manusia. Di

Desa Demang terdapat sarana pendidikan yang terdiri dari Sekolah Dasar dan

Sekolah Menengan Pertama. Selain pendidikan dasar terdapat juga sarana

pendidikan untuk anak usia dini atau yang dikenal dengan istilah Pendidikan

Anak Usia Dini (PAUD).

Tabel 5

Jumlah Sarana Pendidikan 43

NO SEKOLAH JUMLAH

1. PAUD 1

2. SDN 1

3. MDT 2

4 SMPN 1

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat sarana pendidikan

di Desa Demang yang mana sarana pendidikan tersebut masih aktif dan

digunakan oleh anak-anak di Desa Demang dengan baik. Terdapat 1

PAUD dengan kondisi baik, dan Sekolah Dasar Negeri dan juga MDT.

Ada pula SMP N 5 Desa Demang yang masih aktif.

Tabel 6

Status Pekerjaan Masyarakat Desa Demang44

No Jenis Pekerjaan Jumlah

1 ASN / TNI / POLRI / PENSIUNAN 22

2 Honorer / Kontrak 31

3 Swasta 58

4 Petani 153

5 IRT 188

43

Dokumentasi di kantor Desa Demang Kecamatan Limun Sarolangun, data tahun 2020,

pada tanggal 21 Februari 2021 44

Dokumentasi di kantor Desa Demang Kecamatan Limun Sarolangun, data tahun 2020,

pada tanggal 21 Februari 2021

Page 50: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

38

Dari tabel di atas dapt dicermati bahwa terdapat beberapa masyarakat Desa

Demang yang telah mencapai keberhasilan, di mana ada 22 masyarakat yang

bekerja sebagai ASN / TNI / POLRI / Pensiunan dan sebagai honorer ada 31

orang, sedangkan swasta terdapat 58 masyarakat dan petani 153 orang, sedangkan

IRT mencapai 188 orang yang ada di Desa Demang.

Page 51: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

39

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Faktor Penyebab Munculnya Masalah Sengketa Lahan di Desa Demang

1. Perbedaan Antar Perorangan (individu)

Kurang komunikasi yang baik antara pemerintah desa dan juga masyarakat

menyebabkan permasalahan pemanfaatan lahan hingga kini masih bergejolak.

Peneliti mendapatkan hasil penelitian yang didapatkan dari wawancara dengan

Bapak Nasrullah selaku Kepala Desa Demang, sebagai berikut:

Di desa ini tentu berbagai macam karakter di dalamnya, tentu ini membuat

setiap orang memiliki pandangan yang baik menunrutnya. Jadi karena

perbedaan pendapat menyebabkan konflik pamanfaatan tanah menjadi

berlarut-larut. Kami sebelum mengambil keputusan ini, kita melakukan

rapat dengan perwakilan RT dan Kepala Dusun yang ada, jadi kita rapat

dulu, barulah keluar hasil rapat. Mencari solusi bersama dalam menanganin

masalah yang ada disini. Mengumpulkan seluruh desa beserta yang terkait

lainnya. tidak boleh tidak ada yang tidak datang saat jadwal yang telah

dijadwalkan secara, karena masih ada yang tidak datang dan melaggar maka

akan dikenakan sanski.45

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

dalam menangani permasalahan anatra pemerintah desa dengan masyarakat tentu

harus dilakukan dengan musyawarah anatar satu sama lain. Dalam musyarawarah

tersebut haruslah menemukan hasil yang baik dengan bersama dan bisa

menguntungkan satu sama lain. Peneliti mendapatkan hasil penelitian yang

didapatkan dari wawancara dengan Bapak Baihaki, selaku Kaur Pembangunan

Desa Demang, sebagai berikut:

45

Wawancara dengan Bapak Nasrullah selaku Kepala Desa Demang, pada 23 Februari

2021

Page 52: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

40

Saya telah melakukan rapat, tapi memang tidak semua masyarakat ada yang

datang dan juga perwakilannya tidak datang, itu yang membuat masalah.

Mereka membuat alasan yang tidak bisa diterima dengan baik, dengan

masalah yang sebelumnya belum terselesaikan dengan baik tentu saja akan

menambah masalah yang ada tidak akan teratasi dengan cepat. Perlunya

menerapkan sanksi kepada mereka yang tidak mau datang saat telah

diundang oleh pihak desa.46

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

rapat yang diadakan oleh pemerintah tidak akan didengar oleh masyarakat kalau

pemerintah kalau masih sepihak. Penyelesaian masalah tentu saja akan rumit

terselesaikan kalau masyarakat tidak bisa mendatangi musyawarah dengan

pemerintah desa. Peneliti mendapatkan hasil penelitian yang didapatkan dari

wawancara dengan Bapak Fahrur Razi selaku Sekretaris Desa Demang, sebagai

berikut:

Kita rutin membahas masalah tanah 20 hektar yang akan kita manfaatkan

untuk ditanami sawit, itu kita tanami untuk kepentingan bersama, tapi ada

aja masyarakat yang tidak setuju, sebagain banyak yang tidak setuju

dikarenakan mereka mengira akan mengenyangkan perut pemerintah desa

beserta perangkat-perangkatnya. Ada yang memberi solusi kepada kita

untuk dijual saja kepada orang yang ingin membelinya. Kita keberatan akan

masalah tersebut, kami menyarankan dimanfaatkan lahan dengan baik

bersama masyarakat agar bisa membantu perekonomian mereka. itu masih

menjadi masalah yang belum ada solusi dalam menyelesaikan masalah

tersebut.47

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

pernyataan masalah lahan hal yang paling sulit untuk diselesaikan. Jika dari

sebelah pihak yaitu pihak desa yang memilik maksud yang tersebut dalam

mengelola lahan tersebut. Masyarakat tentu saja tidak terima akan hal tersebut dan

menolak keras kepada pemerintah desa untuk tidak melanjutkan proyek lahan

46

Wawancara dengan Bapak Baihaki, selaku Kaur Pembangunan Desa Demang, pada 3

Maret 2021 47

Wawancara dengan dengan Bapak Fahrur Rozi selaku Sekretaris Desa Demang, pada 3

Maret 2021

Page 53: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

41

tersebut dikarenakan itu dapat berpotensi menguntungkan salah satu pihak saja.

Peneliti mendapatkan hasil penelitian yang didapatkan dari wawancara dengan

Bapak Baihaki, selaku Kaur Pembangunan Desa Demang, sebagai berikut:

Sebelum kita sepakati untuk pemanfaatan lahan desa, ini kita rapatkan dulu,

yang jadi masalah masyarakat tidak mau ikut rapat kita undang. Kendala ini

tentu saja membuat kami sangat sulit untuk mencari solusi bersama

masyarakat, kita tentu saja tidak boleh sepihak dalam menyelesaikan

masalah yang ada, masyarakat harus andil dalam menyelesaikan masalah

dengan mengikuti rapat ini. Kita terus berusaha mencari cara agar mereka

mau mengahadiri rapat ini demi kepentingan bersama. 48

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

dalam hal mencari solusi tentang penggunaaan lahan ini masih sulit. Dikarenkan

masyarakat dan pemerinah desa tidak bisa diajak kerjas sama untuk mencari jalan

keluar yang baik. masalah lahan ini juga bersifat sepihak dan hanya untuk

kepentingan para panjabat desa dan tidak peruntukkan untuk masyarakat. Peneliti

mendapatkan hasil penelitian yang didapatkan dari wawancara dengan Bapak M

Rawis selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, sebagai berikut:

Tidak ada kami diundang, mereka hanya meminta pak RT untuk

mengundang kami selaku perwakilan Karangtaruna Desa, mereka itu rapat

sepihak. Kejelasan informasi yang kami dapat tentu saja bohong, mereka

melakukan rapat tersebut diam-diam di balai desa tanpa mengundang kami,

salah kami dimana sebenarnya sehingga kami tidak bisa menghadiri rapat

tersebut. Apakah mereka mempunyai tujuan yang licik dalam

mempermainkan masyarakat, atau ada niat terselubung mereka demi

mengait keuntungan untuk diri mereka sendiri.49

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

dalam menyelesaikan masalah ini haruslah mengundang pihak-pihak yang

berkompeten antara pemerintah desa dan masyarakat. Masalah terus bertambah

48

Wawancara dengan Bapak Baihaki, selaku Kaur Pembangunan Desa Demang, pada 3

Maret 2021 49

Wawancara dengan Bapak M Rawis selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, 26

Februari 2021

Page 54: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

42

serius dikarenakan para pemerintah desa diam-diam dalam melakukan

musyawarah tanpa mengundang masyarakat. Peneliti mendapatkan hasil

penelitian yang didapatkan dari wawancara dengan Bapak Sargawi selaku tokoh

masyarakat di Desa Demang, sebagai berikut:

Seharusnya kalau rapat itu, mengundang secara resmi dan mereka itu mau

juga mendengarkan keluhan masyarkaat, menanami tanah yang telah selama

ini menjadi pekerjaan amsyarakat ya sama aja membunuh masyarakat desa,

dan kami tidak ada diundang sama sekali oleh mereka, mereka acuh tak

acuh kepada kami, terkadang hasil rapat mereka terskesan lebih

menguntungkan dari pihak mereka daripada masyarakat, ini tidak boleh

terus berlangsung, kalau tidak mereka akan mendapatkan keuntungan yang

berlimpah atas proyek yang mereka buat. 50

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

solusi terbaik dalam menyelesaikan adalah dengan berdisjusi anatara pemerintah

desa dan masyarakat desa. Dan hasil rapat yang dilakukan tersebut tentu saja tidak

berpihak dengan masyarakat dan berat sebelah. Itu akan menjadi masalah yang

rumit dan bisa membuat masyarakat sengsara dengan keputusan tersebut. Peneliti

mendapatkan hasil penelitian yang didapatkan dari wawancara dengan Bapak

Darul Qutni selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, sebagai berikut:

Janganlah merugikan masyarakat kalau buat keputusan itu, mereka itu

hanya mau mengambil keuntungan dengan menanam sawit ditanah desa

yang selama ini ditanami padi untuk kebutuhan masyrakat desa. Mereka

beralasan bahwa dengan proyek lebih mensejahterkan masyarakat, tapi

malah sebaliknya yang kami dapatkan tidak sesuai dengan apa yang mereka

katakan, malah itu menjadi lading bisnis bagi mereka demi memperkayadiri

mereka sendiri. Kami malah menjadi tersiksa karena hal tersebut. 51

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

masyarakat tentu tidak ingin dirugikan oleh desa. Dikarenakan hanya ingin

50

Wawancara dengan Bapak Sargawi selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, 26

Februari 2021 51

Wawancara dengan Bapak Darul Qutni selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, 26

Februari 2021

Page 55: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

43

menambah pundi-pundi penghasilan dengan melakukan segala cara dengan

memanfaatkan lahan untuk ditanamkan sawit tersebut.

2. Perbedaan Kebudayaan

Peneliti mendapatkan hasil penelitian yang didapatkan dari wawancara

dengan Bapak Baihaki, selaku Kaur Pembangunan Desa Demang, sebagai berikut:

Sebagaian masyarakat kita menjunjung nilai-nilai adat, jadi kalau tuan adat

berbicara maka kita mematuhi, sehingga ada sebagian pemuka adat

bertentangan dengan pemerintah. Yang mendukung masyarakat untuk

melakukan perlawanan, sehingga masyarakat ada yang setuju ada juga yang

tidak, jadi kita harus pertimbangan ini baik. tentu saja kami memirkan

bagaimana cara mensejahterakan masyarakat dengan apa yang kami buat,

dengan lahan tersebut tentu saja dapat membuat perekonomian desa menjadi

meningkat, tidak ada yang salah akan hal tersebut. Kita juga dikatakan oleh

masyarakat tidak adil dalam proyek itu, mereka sangat tidak setuju dengan

yang kami buat tersebut, masyarakat bilang itu dapat merugikan mereka. 52

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

tekait masalah lahan tersebut belum ada titik kejelasannya. Ada beberapa dari

masyarakat setuju dengan hal itu dan ada juga menolak dengan keras dengan hal

tersebut. Pemerintah desa mengatakann dengan pengggunaan lahan tersebut dapat

meningkatkan perekonomian desa dan masyarakat. Masyarakat pun bersih keras

menolak akan hal itu, karena itu akan menjadi tercipta peluang bisnis bagi pihak

perangkat desa. Peneliti mendapatkan hasil penelitian yang didapatkan dari

wawancara dengan Bapak Nasrullah selaku Kepala Desa Demang, sebagai

berikut:

Kami selaku sekretaris desa, sudah bosan sebetulnya rapat yang dibahas ini

terus, orang untuk kepentingan masyarakat, malah diperotes. Segala yang

kami ajukan untuk medatangin rapat mereka tidak datang, kami terus

memberitahu informasi tentang masalah itu, kami juga telah berusaha

52

Wawancara dengan Bapak Baihaki, selaku Kaur Pembangunan Desa Demang, pada 3

Maret 2021

Page 56: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

44

mencari solusii untuk mereka malah mereka tidak acuh dengan yang kami

sampaikan, jadi masalah ini menjadi rumit dan juga masyarakat belum bisa

diajak bekerja sama dengan baik. 53

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan

bahwasanyaada sebagian anggota telah merasa bosan dalam menyelesaikan

masalah ini. Masalah tetap saja ditolak oleh masyarakat dinilai dapat merugikan

masyarakat dalam pengelolahan lahan ini. Jadi masalah menjadi lebih rumit dan

belum ada solusi untuk menyelesaikannya. Peneliti mendapatkan hasil penelitian

yang didapatkan dari wawancara dengan Bapak Sargawi selaku tokoh masyarakat

di Desa Demang, sebagai berikut:

Sama sekali tidak ada manfaatnya untuk kami selaku masyarakat, yang ada

kami harus mencari pekerjaan lain, kalau tanah itu tetap digarap lahan tani

padi, tentu akan memberikan manfaat bagi kami, kmai bisa kerja dan kami

pun bisa makan, kami tahu sebenarnya tujuan mereka terhadap lahan

tersebut. Mereka menggunakan lahan tersebut demi kepentingan pribadi

mereka sendiri, yang kami dapatkan tentu saja tidak ada, justru kami akan

sulit lagi dalam mencari beras untuk makan. Kami tidak setuju dengan lahan

padi itu dibikin. Disitulah tempat kami bisa mencari beras untuk memenuhi

kebutuhan pokok kami. 54

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

selaku masyarakat harus menolak proyek lahan ini. Dimana kata pemerintah desa

akan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat, dan itu semua adalah akal-

akalan dari pemerintah desa untuk meningkatkan pengahasilan mereka.

masyarakat tentu saja akan dirugikan masalah lahan tersebut. Peneliti

mendapatkan hasil penelitian yang didapatkan dari wawancara dengan Bapak M

Rawis selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, sebagai berikut:

53

Wawancara dengan Bapak Nasrullah selaku Kepala Desa Demang, pada 23 Februari

2021 54

Wawancara dengan Bapak Sargawi selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, 26

Februari 2021

Page 57: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

45

Selaku yang dituokan di sini, tanah itu tidak pernah dimanfaatkan selain

untuk kebutuhan makan masyarakat desa, dari jaman sejarah dulu, tanah itu

adalah tanah untuk ditanami padi dan sayuran, kok malah sekarang ditanami

sawit, jadi rusah tanah itu. Masyarakat disini tentu saja merasa susah dalam

memenuhi kebutuhan pokok mereka, mereka merasa sengsara akan proyek

yang dilakukan oleh pemerintah desa itu. Saya merasa tujuan mereka

membuat masyarakat menjadi sengsara, banyak masyarakat sekarang

mencari pekerja lain untuk memenuhi kebutuhan mereka. 55

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

sulit dalam menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah lahan tersebut. Parta

tetuo mengatakan masalah lahan tersebut jannganlah dimanfaatkan selain

kebutuhan bercocok tanam masyarakat. Karena lahan tersebut telah menjadi lahan

bercocok sejak dari dahulu. Peneliti mendapatkan hasil penelitian yang didapatkan

dari wawancara dengan Bapak Darul Qutni selaku tokoh masyarakat di Desa

Demang, sebagai berikut:

Janganlah tanah peninggalan tuo tengganai dulu, dijadikan kepentingan

pribadi, seharusnya mereka itu mikir untukkepentingan anak cucu mereka

sendiri. Ternyata malah digunkan untuk membuat masyarakat menjadi

sengsara, lahan tersebut yang seharusnya tempat bercocok tangan oleh

masyarakat, malah dibuat ladang bisnis yang dilakukan oleh pemerintah

desa disini. Mereka sangat sulit sekali untuk diajak musyarawah dengan

masyarakat, mereka malah melakukan musyawarah tersebut antara mereka

sendiri. 56

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

pemerintah desa ditekankan agar mengolah lahan tersebut menjadi lahan yang

ditanami sawit. Mereka harus berpikir bahwa lahan tersebut telah menjadi mata

pencaharian masyarakat dari zaman dahulu. Tidak boleh dirusak hanya karena

kepentingan pribadi.

55

Wawancara dengan Bapak M Rawis selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, 26

Februari 2021 56

Wawancara dengan Bapak Darul Qutni selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, 26

Februari 2021

Page 58: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

46

3. Perbedaan Kepentingan

Peneliti mendapatkan hasil penelitian yang didapatkan dari wawancara

dengan Bapak Sargawi selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, sebagai

berikut:

Initinya ada kepentingan pribadi, mereka hanya mau mencari untung saja.

Kami tidak pernah tahu untuk apa ditanami sawit itu, yang jelas itu pasti

untuk kepentingan pribadinya, selama ini kan kepala desa toke sawit.

Pemerintah desa sangat bersih keras terhadap lahan tersebut dijadiin

sebagaii acuan untuk meningkatkan perekomian desa, terlebih lagi kepala

desa tersebut yang mengurus proyek tersebut, disana ada bau-bau

kecurangan yang telah direncakan oleh pemerintah desa, mereka melakukan

cara apapun untuk lahan tersebut bisa menghasilkan dan meraup keuntungan

mereka sendiri. 57

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

masyarakat tidak mengetahui hasil dari lahan yang digunakan pemerintah desa

hanya untuk ditanamin sawit. Apalagi pihak yang terkait tersebut seperti kepala

desa adalah toke sawit. Disini juga berpotensi menyalahgunakan dalam menguasai

lahan masyarakat ini. Peneliti mendapatkan hasil penelitian yang didapatkan dari

wawancara dengan Bapak Salbawi selaku tokoh masyarakat di Desa Demang,

sebagai berikut:

Tanaman sawit itu untuk kepentingan pribadi, bukan untuk masyarakat,

pemerintah desa itu sudah sepakat mereka untuk membayar gaji mereka,

bukan untuk menghidupi fakir dan miskin yang ada di sini. Tindakan

tersebut tentulah tidak baik untuk masyarakat disini, urusan harus

diutamakan disini tanpa memikirkan bahwa masyarakat. Segala urusan

mereka dipermudah saat mempunyai proyek, akan tetapi berbanding terbalik

ketika dalam menguruws kepentingan masyarakat disini. 58

57

Wawancara dengan Bapak Sargawi selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, 26

Februari 2021 58

Wawancara dengan Bapak Salbawi selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, 26

Februari 2021

Page 59: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

47

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

tujuan dari memanfaatkan lahan sawit tidaklah bukan hanya untuk melakukan

bisnis antar sesama perangkat desa. Tindakan tersebut tentu saja dapat merugikan

pihak masyarakat karena lahan tempat mereka bercocok tanam dijadikan tempat

ladang bisnis oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Peneliti mendapatkan

hasil penelitian yang didapatkan dari wawancara dengan Bapak Baihaki, selaku

Kaur Pembangunan Desa Demang, sebagai berikut:

Kami memberi tahun pemanfaatan tanaman sawit itu untuk kebutuhan desa,

dari mulai menghidupi fakir miskin, membangun masjid dan juga

memperbaiki kerusakan kepentingan umum. Semua demi masyarakat

bahkan lebih buruknya masyarakat terkesan tidak senang dengan apa yang

lakukan untuk mereka, mereka terus berpikir buruk kepada kinerja kami

disini, mereka seakan tidak puas dengan apa yang kami kerjakan. Padahal

yang kami kerjakan tersebut diperuntukan untuk mereka dan desa. 59

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

sebetulnya pemanfaatan dari lahan sawit tentu saja banyak,di jami dapat

menghidupi fakir miskin, membangun masjid, dan juga demi kepentingan yang

lainnya. akan tetapi masyarakat tidak percaya akan tersebut karena dinilai dapat

merugikan mereka secara sepihak. Peneliti mendapatkan hasil penelitian yang

didapatkan dari wawancara dengan Bapak Sargawi selaku tokoh masyarakat di

Desa Demang, sebagai berikut:

Tidak pernah kami mengetahui kemana uang yang sudah dihasilkan,

sekarang ini sudah buah pasir, tapi diam-diam saja pemerintah desa. Kami

tidak tahu arah uang itu mau dikemanakan, dan kami tidak ada juga

merasakan uang itu, mungkin uang dari lahan sawit itu dijadikan untuk

bisnis pribadi. Apalagi kepala desa disini merupakan tokeh sawit, jadi bisa

59

Wawancara dengan Bapak Baihaki, selaku Kaur Pembangunan Desa Demang, pada 3

Maret 2021

Page 60: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

48

dipungkiri duit tersebut disalah gunakan oleh pemerintah desa. Mereka

seakan tidak menahu dengan masalah lahan tersebut. 60

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

masalahan lahan tersebut masih belum menemukan titik terang. Hasil terhadap

lahan sawit itu tentu belum memiliki arah tujuan yang jelas uangnya. Hal yang

paling buruknya lagi uang tersebut telah disalahgunakan oleh pihak yang tidak

bertanggung jawab. Peneliti mendapatkan hasil penelitian yang didapatkan dari

wawancara dengan Bapak M Rawis selaku tokoh masyarakat di Desa Demang,

sebagai berikut:

Kami menanyakan pemanfaatan uang yang dihasilkan tapi mereka bilang

lihat saja nanti bukti nyatanya, itu kan tidak masuk diakal. Terus kami harus

nuggu terus gitu, mereka terus menyakinkan kami bahwa hasil lahan

tersebut digunakan untuk pembangunan desa, mereka juga bersih keras

tidak mau disalahkan, sedangakan mereka berdiskusi dengan pihak-pihak

mereka saja tanpa mengundang kami secara langsung. Lahan tersebut tentu

saja telah bisa dipanen, dan hasil panen tersebut belum jelas uangnya mau

diapakan dan dikemanakan. 61

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

pemerintah desa terus menegaskan hasil lahan yang ditaman sawit tersebut dapat

membuat mereka bisa membantu perekonomian masayakat. Tapi justru itu dapat

merugikan masyarkat, banyak dari pihak masyarakat menolak dengan tegas hal

tessebut. Ditambah lagi pemerintah desa tidak mengonfirmasi saat mereka

melakukan rapat dan tidak mengundang masyarakat dalam rapat itu. Peneliti

mendapatkan hasil penelitian yang didapatkan dari wawancara dengan Bapak

Darul Qutni selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, sebagai berikut:

60

Wawancara dengan Bapak Sargawi selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, 26

Februari 2021 61

Wawancara dengan Bapak M Rawis selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, 26

Februari 2021

Page 61: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

49

Tidak betul semua perangkat desa, mereka serakah dan tidak peduli dengan

masyarakat di sini. Yang namanya orang kalau sudah dikasih jabatan itu

hanyalah manis diawalnya. Mereka saat pertama kalau ada pemilihan

perangkat desa tersebut ucapan dan janji mereka sangatlah manis, mau

membikin ini itulah dan semuanya demi kepentingan masyarakat. Nyatanya

semuanya berubah ketika mereka kalau sudah jadi jabatannya. Mereka

terkesan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan pundi-pundi

penghasilan mereka. 62

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

memang tidak semua perangkat desa tamak dan serakah, akan lebih baiknya tidak

serakah dan tamak juga. Dikarenakan kebanyakan perangkat desa sekarang

memiliki sifat yang begitu. Itu tentu saja dapat merugikan masyarakat karena

tidak bisa memihak dengan masyarkat itu sendiri.

4. Terjadinya Perubahan Sosial Yang Cepat

Peneliti mendapatkan hasil penelitian yang didapatkan dari wawancara

dengan Bapak Sargawi selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, sebagai

berikut:

Banyak masyarakat yang kehilangan mata pencarian, yang selama ini

mereka kerja buruh di sawah, sekarang mereka harus mencari pekerjaan lain

dan tidak tahu kerja apa. Ditambah lagi dengan kondisi covid sekarang

menambah rumit dalam mencari kerja. Mereka pun kenyang dengan kondisi

begini, dengan hasil lahan sawit ini tentu saja dapat membuat mereka

menjadi lebih kaya lagi. Mereka berasalan demi masyarakat akan tetapi

demi kepentingan mereka sendiri. 63

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

masyarakat tidak kehilangan mata pencaharian mereka karena masalah lahan

sawit tersebut. Apalagi di masa pendemi sekarang sangat sulit untuk mencari

pekerjaan yang layak. Dengan adanya lahan tersebut tentu saja dapat memenuhi

62

Wawancara dengan Bapak Darul Qutni selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, 26

Februari 2021 63

Wawancara dengan Bapak Sargawi selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, 26

Februari 2021

Page 62: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

50

kebutuhan pokok masyarakat. Peneliti mendapatkan hasil penelitian yang

didapatkan dari wawancara dengan Bapak M Rawis selaku tokoh masyarakat di

Desa Demang, sebagai berikut:

Masyarakat di sini banyak menggangtungkan hidupnya di sana, sekarang ini

masih ada 10 hektar yang belum digarap, kita stop untuk sementara, kami

memang menanyakan dengan baik-baik pemerintahan desa untuk benar-

benar tidak mengarap lahan itu berikan saja kepada masyarakat disini untuk

bisa bercocok tanam. Jawaban mereka hanya iya, tapi berbanding terbalik

dengan perkataan mereka tersebut. 64

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

masyarakat banyak mengatungkan kehidupan mereka dengan lahan tersebut,

pemerintah desa ternyata malah menananmi lahan tersebut dengan sawit,

pemerintah sekarang menstop proyek tersebut banyak masyarakat karena hal

tersebut dapat merugikan mereka Peneliti mendapatkan hasil penelitian yang

didapatkan dari wawancara dengan Bapak Darul Qutni selaku tokoh masyarakat

di Desa Demang, sebagai berikut:

Kami kasihan dengan masyarakat harus bekerja lain, seperti menjadi buruh

di Desa lain untuk menanam padi atau juga kerja bangunan. Dengan sifat

pemerintah yang serakah akan jabatan. Mereka tidak memikirkan

masyarakat dengan baik, mereka hanya memikirkan kepentingan pribadi

sendiri. Mereka terus mengupayakan untuk mengarap lahan tersebut untuk

dijadikan kebun sawit. Mereka tidak mendengarkan saran dan masukan dari

masyarakat. Mereka terus melanjutkan proyek tersebut untuk kepentingan

pribadi mereka sendiri. 65

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

karena faktor lahan tersebut dapat merugikan masyarakat. Tempat mereka

bercocok tanam tentu saja telah diambil oleh pemerintah desa untuk digunakan

64

Wawancara dengan Bapak M Rawis selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, 26

Februari 2021 65

Wawancara dengan Bapak Darul Qutni selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, 26

Februari 2021

Page 63: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

51

untuk menanam sawit dilahan tersebut. Semuanya mereka lakukan atas dasar

mencari keuntungan pribadi. Peneliti mendapatkan hasil penelitian yang

didapatkan dari wawancara dengan Bapak Sargawi selaku tokoh masyarakat di

Desa Demang, sebagai berikut:

Sekarang ini banyak terjadi pencurian, ini penyebab banyaknya orang yang

tidak memiliki pekerjaan, kemana kami mau mengadu kalau seperti in,

pengaduan kami lambat diproses oleh mereka. seakan mereka tidak peduli

dengan masalah yang di Desa ini. Kalau urusan mereka sangat cepat

melakukan apalagi kalau udah berbicara masalah uang ini, tidak ada kata

terlambat. Segala cara diupayakan demi meningkatkan pundi-pundi

penghasilan mereka. 66

Peneliti mendapatkan hasil penelitian yang didapatkan dari wawancara

dengan Bapak Nasrullah selaku Kepala Desa Demang, sebagai berikut:

Memang ada beberapa pencurian di sini, seperti mencuri di beberapa toko,

kita tindak lanjuti untuk diprses secara hokum. Kami tidak ada

menelantarkan laporan yang masuk kepada kita, kita respond dengan cepat

laporan tersebut, kita usahakan laporan cepat diproses agar mereka tidak

merasa kesulitan lagi. Dan sayangnya malah banyak konplen kepada kami

bahwa kita lambat, tidak peduli, tidak memikirkan masyarakat, dan masih

banyak lagi tuduhan yang diajukan kepada kami. 67

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

ada kasus yang terjadi didesa ini, seperti kasus tenatng pencurian dibeberpa tokoh

yang sedang maraknya. Masyarakat pun melapor kepada pemerintah desa dan

pemerintah seakan lambat dalam menanganin masalah tersebut.

66

Wawancara dengan Bapak Sargawi selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, 26

Februari 2021 67

Wawancara dengan Bapak Nasrullah selaku Kepala Desa Demang, pada 23 Februari

2021

Page 64: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

52

B. Proses Penyelesaian Sengketa Lahan Sawit Antara Masyarakat Dengan

Pemerintah Desa

1. Melakukan Rapat Bersama Ninik Mamak dan Tuo Tengganai

Peneliti mendapatkan hasil penelitian yang didapatkan dari wawancara

dengan Bapak Baihaki, selaku Kaur Pembangunan Desa Demang, sebagai berikut:

Kita rapat rutin untuk membahas yang saat ini terjadi di Desa ini, mereka

protes dan demo ke sini, hasil yang kita dapatkan rapat bersama Ninik

Mamak dan Tuo Tengganai adalah menghentikan pengerjaan penanaman

sawit di lokasi tersebut. Untuk itu kita melakukan rapat bersama mereka.

kami sebagai pihak desa disini tentu saja terus disalahi disini, merak

mengatakan kepada kami tidak memberikan keadilan kepada masyarakat

disini, mereka tidak puas dengan segala yang kami laukan untuk mereka.

tidak ada hal-hal yang benar kami lakukan disini. 68

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

pemerintah desa rajin dalam membahas masalah yang ada didesa ini, akan tetapi

itu berbandung terbalik dengan mereka katakana. Masyarakat merasa tidak merasa

kana kinerja perangkat tersebut. Peneliti mendapatkan hasil penelitian yang

didapatkan dari wawancara dengan Bapak Fahrur Razi selaku Sekretaris Desa

Demang, sebagai berikut:

Seperti yang saya sampaikan kita rapat terus menerus untuk mencarikan

solusi yang baik. Saat ini usia tanaman sawit sudah 3 tahun dan sudah

menghasilkan yaitu berhenti pengerjaannya, namun untuk merubah kembali

tidak kita penuhi karena sangat merugikan. Untuk itu tidak mungkin kita

tebang. Saya mengajak masyarakat yang ada didesa ini untuk menemukan

jalan keluar untuk lahan sawit ini, kita melakukan musyarawah dengan

mereka mau dikemanakan uang lahan sawit ini nantinya, masyarakat pun

68

Wawancara dengan Bapak Baihaki, selaku Kaur Pembangunan Desa Demang, pada 3

Maret 2021

Page 65: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

53

tidak puas akan tindakan tersebut mereka meminta lahan mereka untuk

dikembalikan agar mereka bisa bercocok tanam lagi. 69

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

solusi terbaik belum bisa ditemukan antara masyarakat dengan pemerintahan desa

ini. Masyarakat tentu saja sangat dirugikan akan tindakan lahan mereka yang

ditanamin sawit oleh pemerintah desa tersebut, mereka sepakat untuk melakukan

musyawarah kepada mereka untuk mengembalikan lahan masyarakat tersebut.

Peneliti mendapatkan hasil penelitian yang didapatkan dari wawancara dengan

Bapak Sargawi selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, sebagai berikut:

Masyarakat bersikeras unutk menebang batang sawit itu, ada sebagian

mereka telah menyuntikkan obat rumput ke batang sawit, sehingga sebagian

batang sawit telah mati. Tindakan yang dilakukan masyarakat tersebut

adalah salah. Padahal kita membuka musyawarah terbuka kepada mereka

untuk mencari jalan keluar untuk masalah lahan tersebut. Mereka terus

menolak dengan pernyataan tersebut terus membangkang untuk segera

ditebang lahan tersebut. Mereka berpikir lahan tersebut tidak bisa membuat

mereka merasa sejahtera. 70

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

pemerintah desa mengeluh dengan tindakan yang dilakukan oleh masyarakat

terhadap proyek lahan tersebut. Mereka mencari solusi dengan membuka

musyawarah antara mereka dengan masyarakat. Hasilnya tetap masyarakat

menginginkan lahan mereka tersebut dikembalikan. Peneliti mendapatkan hasil

penelitian yang didapatkan dari wawancara dengan Bapak M Rawis selaku tokoh

masyarakat di Desa Demang, sebagai berikut:

Kami meminta mereka untuk menebang batang pohon dan kami meminta

untuk dihentikan penaman berikutnya. Keinginan pemerintah desa tersebut

69

Wawancara dengan dengan Bapak Fahrur Razi selaku Sekretaris Desa Demang, pada 3

Maret 2021 70

Wawancara dengan Bapak Sargawi selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, 26

Februari 2021

Page 66: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

54

sangat bertentangan masyarakat. Mereka pun tetap menolak akan saran yang

kami sampaikan kepada meraka, saran yang kami berikan tersebut hanya

didengar saja dan tidak akan dikabulkan permintaan kami untuk

menghentikan masalah lahan tersebut. Kami merasa tidak senang dengan

tindakan tersebut, tanpa masyarakat mereka tentu saja tidak bisa menjadi

penjabat. 71

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

keputusan yang diambil oleh pemerintah desa terhadap masyarakat tentu saja

sangat bertentangan dengan masyarakat. Banyak keluhan dari masyarakat tidak

didengarkan oleh pemerintah desa. Masyarakat pun merasa kesal dengan

pemerintah desa tersebut.

2. Menghentikan Pengerjaan Penanaman Sawit

Peneliti mendapatkan hasil penelitian yang didapatkan dari wawancara

dengan Bapak M Rawis selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, sebagai

berikut:

Sementara kita hentikan dulu untuk penanaman berikutnya, setelah ada

kesepakatan baru kita lanjutkan. Proyek seputar mempunyai potensi yang

tinggi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat disini, tapi mereka

dengan tindak tegas akan hal tersebut. Mereka merasa dengan lahan yang

ditanam sawit ini dapat merugikan mereka, padahal niat kami demi

masyarakat dan malah mereka berpikir sebaliknya. Dan sekarang belum ada

penyelesaian dengan masalah ini.72

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

pemerintah desa menghentikan untuk menanam sawit terlebih dahulu. Jika belum

ada kesepakatan dari masyarakat tentang hal itu tentu saja lahan tersebut tidak

bisa dilantukan. Banyak masyarakat merasa lahan yang ditanami sawit tersebut

tentu saja dapat merugikan mereka. Peneliti mendapatkan hasil penelitian yang

71

Wawancara dengan Bapak M Rawis selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, 26

Februari 2021 72

Wawancara dengan Bapak M Rawis selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, pada 3

Maret 2021

Page 67: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

55

didapatkan dari wawancara dengan dengan Bapak Fahrur Razi selaku Sekretaris

Desa Demang, sebagai berikut:

Masih dicari solusi yang disepakati bersama, jangan sampai ada yang

dirugikan initnya seperti itu. Kami terus berupaya untuk mensejahterkan

masyarakat dengan mengupayakan lahan tersebut dengan sebaik-baiknya.

Masyarakat tersebut menolak dengan keras akan proyek lahan tesebut. Kami

pun kesulitan dalam menemukan solusi terbaik kalau tidak ada dukungan

dari masyaraka disini. Mereka ingin kami untuk menghentikan proyek

tersebut dengan bersi kerah dan kalau tidak kami akan didemo oleh mereka.

73

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan

bahwasanyamasih sulitnya menemukan titik terang dalam penyelesaiian masalah

lahan. Masyarakat terus menerus dengan proyek tersebut. Padahal pemerintah

menujukan itu semua demi kebaikan untuk masyarakat itu sendiri bukan untuk

kepentingan sepihak. Peneliti mendapatkan hasil penelitian yang didapatkan dari

wawancara dengan dengan Bapak Herman selaku Kaur Pemerintahan Desa

Demang, sebagai berikut:

Status tanah tersebut adalah milik pemerintah desa. Semua orang juga sudah

tahu kalau tanah itu berjumlah 20 hektar, jadi sama-sama menjaga tanah

tersebut, ada bagusnya dimanfaatkna untuk peningkatan ekonomi

masyarakat, tetapi ada yang tidak setuju. Kita mengupayakan untuk tanaman

sawit tetap ada yang sudah tertanam, namun yang belum tidak kita ganggu

yang nantinya untuk ditanami padi seperti sedia kala. Kalau misalnya

ditebang semua tentu saja sayang dan dapat membuat rugi untuk desa,

potensi dari sawit tentu dapat meningkatkan perekonomian desa disini.

Masyarakat pun sangat sulit diajak kerja sama dalam hal ini. Mereka lebih

setuju jika lahan sawit yang telah tumbuh tersebut ditebang dan

dikembalikan menjadi lahan bercocok tanam lagi. 74

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

pemerintahkan terus berupaya untuk menpertahankan lahan yang ditanamin sawit

73

Wawancara dengan dengan Bapak Fahrur Razi selaku Sekretaris Desa Demang, pada 3

Maret 2021 74

Wawancara dengan dengan Bapak Herman selaku Kaur Pemerintahan Desa Demang,

pada 3 Maret 2021

Page 68: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

56

tersebut. Kalau ditebang tentu saja akan rugi. Dilain pihak masyarakat tidak setuju

akan hal terus menolak agar lahan mereka dikembalikan menjadi seperti

sebelumnya. Peneliti mendapatkan hasil penelitian yang didapatkan dari

wawancara dengan Bapak Alfian selaku tokoh masyarakat di Desa Demang,

sebagai berikut:

Kita meminta untuk menghentikan sementara, dan kita minta untuk

dilakukan penebangan dan pengemburan kembali. Kalau misalnya ditebang

kami bisa bercocok tanam lagi untuk menanam padi dan sayur-sayur

lainnya. disitu juga tempat kami bisa memenuhi bahan pokok kami untuk

mencari makan. Kami melakukan demo besar-besaran jika pemerintah desa

tidak mendengarkan saran kami. mereka harus mendengarkan saran kami

demi kesejahteraan bersama. 75

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

masyarkat terus meminta haknya disini, mereka menginginkan pemerintah desa

unutk mengembalikan lahan mereka seperti dulu kala. Dimana lahan tersebu

adalah salah satu tempat mata pencaharian mereka dalam memenuhi kebutuhann

mereka. Peneliti mendapatkan hasil penelitian yang didapatkan dari wawancara

dengan Bapak M Rawis selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, sebagai

berikut:

Solusi yang mereka tawarkan masih belum menemukan solusinya, kita

inginkan semuanya ditebang. Lahan tersebut menjadi tempat kami bercocok

tanam sejak dahulu, ini juga merupakan peninggalan kakek buyut agar

dijaga dengan baik. ini malah penjabat desa yang tamak dan serakah ingin

mengambil alih lahan tersebut demi kepentingan mereka pribadi. Solusi

yang mereka berikan tidak berpihak kepada masyarakat sepenuhnya. 76

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

masalah teruslah menjadi tidak selesai karena belum ditemukan solusi yang teoat

75

Wawancara dengan Bapak Alfian selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, 26

Februari 2021 76

Wawancara dengan Bapak M Rawis selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, 26

Februari 2021

Page 69: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

57

dalam mengatasinya. Lahan tersebut tentu saja sangat penting bagi masyarakat

untuk memenuhi kebutuhannya. Lahan tersebut diambil alih oleh perangkat desa

yang tamak dan serakah. Peneliti mendapatkan hasil penelitian yang didapatkan

dari wawancara dengan Bapak Darul Qutni selaku tokoh masyarakat di Desa

Demang, sebagai berikut:

Kalau kita setuju untuk tidak ditembang, nanti akan timbul masalah baru,

tanaman sawit itu banyak makan air, dan tentu akan berpengaruh pada

tanaman padi yang ditanam. Sawit ini tentu saja dapat merusak kesuburan

dari tanah. Jika pun ditebang sawitnya tersebut belum tentu tanah itu subur

seperti dulu lagi, mungkin hasil dari bercocok tanam kami menjadi tidak

sebanyak dengan kami dapatkan dahulu. 77

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

mengenai lahan tersebut haruslah di tebang dan diselesaikan dengan cepat. Kalau

tidak hal tersebut bisa menjadi dampak buruk desa. Apalagi lahan yang ditanam

sawit tersebut tanahnya bisa menjadi rusak dan tidak subur lagi. Yang merasa

dirugikan disini tentu saja masyarakat.

3. Mediasi Ditengahi Pihak Kecamatan

Peneliti mendapatkan hasil penelitian yang didapatkan dari wawancara

dengan Bapak Baihaki, selaku Kaur Pembangunan Desa Demang, sebagai berikut:

Kita melakukan mediasi lanjautan yang ditengahi oleh pihak kecamatan,

akhirnya mendapatkan solusi bahwa yang tetanam dijadikan asset desa dan

yang belum tertanam tidak diganggu sebagai lahan masyarakat untuk

bertani. Sosialisasi kepada masyarakat agar mereka mengerti kalau ditebang

merugikan kita semua, lahan tersebut adalah sumber dalam meningkatkan

kesejahteraan bagi sesama. Masyarakat masih belum percaya akan itu,

mereka mendemo kami supaya memberhentikan proyek lahan tersebut

untuk selamanya. Jadi kami pun tidak bisa berbuat apa-apa kalau memang

77

Wawancara dengan Bapak Darul Qutni selaku tokoh masyarakat di Desa Demang, 26

Februari 2021

Page 70: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

58

masyarajat tidak setuju akan hal itu. Kita terus berupaya akan bisa

menyakinkan mereka dengan segala cara. 78

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan

bahwasanyasolusi masalah lahan tersebut tentu saja akan merugikan. Selain bisa

menuai hasil tersebut dan perekonomian bisa meningkat juga. Tetap saja dari

masyarakat tidak setuju akan hal itu. Penebangan harus tetap dilakukan agar bisa

mengembalikan lahan mereka supaya bisa bercocok tanam lagi. Peneliti

mendapatkan hasil penelitian yang didapatkan dari wawancara dengan Bapak

Nasrullah selaku Kepala Desa Demang, sebagai berikut:

Kita memberikan kesempatan siapapun untuk mencarikan jalan kesepakatan

bersama. Kami mengumpulkan orang tetua disini dan serta pegawai sara

untuk mendiskusikan tentang masalah ini. Kita berdiskusi dengan mereka

dengan memberikan tahu dampak dari penanaman sawit sangat memiliki

untung yang banyak bagi masyarakat didesa ini. Akan tetapi mereka pun

dengan kepala tegak tidak setuju dengan proyek lahan untuk ditumbuhkan

sawit tersebut. 79

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

kesepakatam haruslah dicari dalam menyelesaikan masalah ini. Mengumpulkan

orang yang memiliki pengaruh dalam penyelesaian masalah adalah hal yang

diutamakan. Dan tentu saja jawaban dari tetua disini tentu tetap tidak setuju

dengan apa yang dibuat oleh pemerintah desa. Dinilai dapat merugikan dari pihak

masyarakat dan harus dihentikan segera. Peneliti mendapatkan hasil penelitian

yang didapatkan dari wawancara dengan dengan Bapak Fahrur Razi selaku

Sekretaris Desa Demang, sebagai berikut:

78

Wawancara dengan Bapak Baihaki, selaku Kaur Pembangunan Desa Demang, pada 3

Maret 2021 79

Wawancara dengan Bapak Nasrullah selaku Kepala Desa Demang, pada 23 Februari

2021

Page 71: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

59

Kita melibatkan masyarakat untuk mencari jalan terbaik dalam penyelesaian

masalah ini, dan alhamdulilah sejauh ini kita hentikan penanaman. Pada

akhirnya kita mendengarkan perkataan dari masyarakat. Kami juga terbuka

dalam menemukan solusi yang terbaik bagi mereka, jika solusi tersebut

mengenai diberhentikan penanaman pada lahan tersebut adalah solusi yang

terbaik iya kami harus mendengarkan mereka dengan baik. kami tidak mau

gara-gara masalah lahan ini bisa menjadi petaka besar bagi desa kami.80

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

mengumpulkan seluruh masyarakat untuk melakukan musyawarah dengan

pemerintah demi mencari jalan keluar akan masalah ini. Solusi yang telah

ditemukan adalah memberhentikan menanam sawit dilahan tersebut dan

mengembalikan lahan tersebut seperti dahulu kala demi kesejahteraan bersama.

Peneliti mendapatkan hasil penelitian yang didapatkan dari wawancara dengan

dengan Bapak Fahrur Razi selaku Sekretaris Desa Demang, sebagai berikut:

Dalam melakukan penyelesaian ini kmai juga melakukan sosialisasi bahwa

tanah itu milik bersama, tanah itu adalah asset desa kita, jadi untuk apa kita

ribut gara-gara tanah itu, sudah jelas kepemilikannya ada seporadiknya dan

diperuntukkan kesejahteraan bersama.81

Berdasarkan data yang peneliti dapatkan di atas menjelaskan bahwasanya

status tanah 20 hektar adalah tanah desa, yang mana kepemilikinnya atas nama

pemerintah desa dengan bukti seporadik yang ada di kantor pemerintah desa.

80

Wawancara dengan dengan Bapak Fahrur Razi selaku Sekretaris Desa Demang, pada 3

Maret 2021 81

Wawancara dengan dengan Bapak Fahrur Razi selaku Sekretaris Desa Demang, pada 3

Maret 2021

Page 72: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penlitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Faktor penyebab munculnya masalah sengketa lahan di Desa Demang,

diantarnaya; perbedaan antar perorangan (individu), perbedaan kebudayaan,

perbedaan kepentingan dan terjadinya perubahan sosial yang cepat.

2. Proses penyelesaian sengketa lahan sawit antara masyarakat dengan

pemerintah desa, diantarnaya; melakukan rapat bersama Ninik Mamak dan Tuo

Tengganai, di mana pemerintah desa melakukan musyawarah dengan ditengahi

kepala Ninik Mamak dan Tuo Tengganai desa agar dapat mendapatkan solusi,

menghentikan pengerjaan penanaman sawit, di mana didapati hasil rapat

dengan menghentikan penanaman kelapa sawit di tanah desa dan mediasi

ditengahi pihak kecamatan, di mana pihak camat ikut serta dalam melakuan

mediasi dan menemukan solusi untuk penghentian total penanaman dan yang

telah tertanam tidak dirusak sebagai asset desa.

B. Saran-Saran

Adapun beberapa saran dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Hendaknya pemerintah Desa Demang terus menjaga masyarakat agar tidak

terjadi konflik yang merugikan banyak orang, untuk itu seharusnya pemerintah

tidak gegabah dalam mengambil kebijakan yang sifatnya milik bersama.

Page 73: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

2. Hendaknya pemerintah desa terus melakukan msuyawarah untuk mencari cara

terbaik dalam meningkatkan ekonomi masyarakat tanpa ada pihak yang

dirugikan

3. Hendaknya masyarakat lebih tenang dalam menyelesaikan konflik tanah desa

dan tidak mengambil langkah sendiri dan merusak fasilitas desa, sehingga

dapat merugikan masyarkat itu sendiri.

4. Hendaknya pemerintah Kecamatan yang betul-betul tidak berpihak kesalah

satu, sehingga dapat menghasilkan keputusan yang adil dan bijaksana.

Page 74: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

DAFTAR PUSTAKA

A. Referensi

Borni Kurniawan, desa Mandiri, desa Membangun, Jakarta: Kementerian desa,

pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia,

2015.

Cholid Narbuko dan Abdu Acmhmad, Metodologi Penelitian, Jakarta: Sinar

Grafika Offset, 2018.

Novri Susan, Pengantar Sosiologi Konflik dan Isu-isu Kontemporer, Jakarta:

Kencana, 2010.

Kofi A. Annan, Demokrasi dan Konflik yang Mengakar: Sejumlah Pilihan untuk

Negosiator, Jakarta: AMEEPRO, 2000.

Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmia, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Novri Susan, Pengantar Sosiologi Konflik dan Isu-isu Kontemporer, Jakarta:

Kencana, 2010.

Nur Aliyah, Manajemen konflik, Makassar: Alauddin University Press, 2015.

Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, Jakarta: Grasindo, 1999.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung :

Alfabeta, 2020.

Syarifuddin Jurdi, Bahan Perkuliahan Tata Kelola Konflik Makassar: Alauddin

University Press. 2014.

Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Refisi), Jambi, Syariah Press,

2021.

Sudaryono, metodologi penelitian, Kuantitatif, Kualitatid dan Mix Method,

Depok: PT Grafindo Persada, 2018.

Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Refisi), Jambi, Syariah Press,

2012.

Simon Fisher, Manajeman Konflik Keterampilan dan Strategi untuk Bertindak

Jakarta : British Council, 2000.

Page 75: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

B. Karya Ilmiah, Skripsi/Jurnal

Fajriany Nur Isra, Skripsi, Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Alih

Fungsi Lahan Pertanian Di Kabupaten Pangkep, makasar . 2017.

Fatahurohman, “Konflik Ketidakadilan dan Perbedaan Indentitas,” jurnal konflik

masyarakat, 2008.

Fitriani, Riska, "Penyelesaian sengketa lahan hutan melalui proses mediasi di

Kabupaten Siak," Jurnal Ilmu Hukum 3.1 (2012).

Hendrik Risman, “Upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat Dalam

Menyelesaikan Konflik Tapal Batas Antar Kampung Di Daerah Kabupaten

Kutai Barat (Konflik Kampung Muhur Dan Kampung Kaliq)”, (Jurusan

Pemerintahan Integratif, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas

Mulawarman, 2015.

Kurniawan, Dedi, and Abdul Syani, "Faktor penyebab, dampak dan strategi

penyelesaian konflik antar warga di Kecamatan Way Panji Kabupaten

Lampung Selatan." Jurnal Sosiologi 15.1 (2012.

Majelis Permusyaratan Rakyat Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945, BAB XIV Perekonomian Nasional

dan Kesejahteraan Sosial, Pasal 33 ayat 3.

Ningrum, Herlina Ratna Sambawa, "Analisis hukum sistem penyelesaian sengketa

atas tanah berbasis keadilan," Jurnal Pembaharuan Hukum 1.2 2014.

Sufriadi, Yanto, "Penyebab Sengketa Pengadaan Tanah untuk Kepentingan

Umum (Studi Kasus Sengketa Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum

di Bengkulu)," Jurnal Hukum Ius Quia Iustum 18.1 (2011):

Sufriadi, Yanto, "Penyebab Sengketa Pengadaan Tanah untuk Kepentingan

Umum (Studi Kasus Sengketa Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum

di Bengkulu)," Jurnal Hukum Ius Quia Iustum 18.1 (2011).

Suherman, Ansar, and Arief Sirajuddin. "Kearifan Lokal Sebagai Basis

Komunikasi Pemerintah Dalam Penyelesaian Konflik Sosial Dan

Komunal." DIALEKTIKA: Jurnal Ekonomi dan Ilmu Sosial 3.2 (2018.

Raja, Nur Azizah, "Analisis Peran Pemerintah Daerah dalam Penyelesaian

Konflik Agraria (Studi Kasus Konflik Antara PT. PP. London Sumatra

dengan Masyarakat di Kabupaten Bulukumba)." Government: Jurnal Ilmu

Pemerintahan 12.1 (2019.

Page 76: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

Triadiyatma, Arizal, Model penyelesaian konflik nelayan berbasis kearifan lokal

sebagai modal sosial di Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan. Diss.

Universitas Airlangga, 2016.

Page 77: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

Lampiran I :

Jadwal Penelitian

No.

Kegiatan

Tahun 2020-2021

September

-Desember

Januari-

Februari

Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengajuan Judul x x

2. Pembuatan Proposal x

3. Perbaikan Proposal dan

Seminar

x x x x

4. Surat Izin Riset x x x

5. Pengumpulan Data x x x

6. Pengolahan dan Analisis

Data

x x x x x x

7. Pembuatan Laporan x x x x

8. Bimbingan dan

Perbaikan

x x x x

9. Agenda dan Ujian

Skripsi

x x x

10. Perbaikan dan Penjilidan x x x x x

Page 78: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

Lampiran II :

DAFTAR INFORMAN

No Nama Jabatan/Pekerjaan Ket

1. Bapak Nasrullah Kepala Desa Aktif

2. Bapak Fahrur Razi Sekretaris Desa Aktif

3. Bapak Baihaki Kaur Pembangunan Aktif

4. Bapak M Rawis Tokoh Masyarakat Aktif

5. Bapak Sargawi Tokoh Masyarakat Aktif

6. Bapak Darul Qutni Tokoh Masyarakat Aktif

7. Bapak Salbawi Tokoh Masyarakat Aktif

8. Bapak Alfian Tokoh Masyarakat Aktif

Page 79: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

Lampiran III :

DOKUMENTASI

Kondisi Lahan Yang Telah Ditanami Sawit

Kondisi Lahan Yang Telah Ditanami Sawit

Page 80: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

Kondisi Lahan Yang Belum Digarap Untuk Ditanami Sawit

Poto bersama Bapak Nasrullah selaku Kepala Desa Demang

Page 81: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

Poto bersama Bapak Baihaki selaku Kaur Pembangunan Desa Demang

Poto bersama Bapak Fahrur Razi selaku Sekretaris Desa Demang

Page 82: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

Poto bersama Bapak Salbawi tokoh Masyarakat Desa Demang

Poto bersama Bapak Sargawi selaku tokoh Masyarakat Desa Demang

Page 83: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

Poto bersama Bapak M. Rawis selaku tokoh Masyarakat Desa Demang

Poto bersama Bapak Alfian selaku tokoh Masyarakat Desa Demang

Page 84: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

Poto bersama Bapak Darul Qutni selaku tokoh Masyarakat Desa Demang

Daftar absesi kehadiran antara pemerintah desa dan masyarakat

Page 85: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …
Page 86: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …
Page 87: PENYELESAIAN KONFLIK TANAH ULAYAT DALAM …

CURRICULUM VITAE

A. Identitas Diri

Nama : Aldo Nopal Anroni

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat, Tanggal Lahir : Kp. Pondok, 09 November 1998

Alamat : RT 03 Dusun Kampung Pondok Desa Demang

Kec.Limun Kab.Sarolangun

No. Telp/HP : 082282157689

Nama Ayah : Syamsirudin

Nama Ibu : Turniasih

B. Riwayat Pendidikan

SD/ MI, Tahun Lulus : SD Negeri 53/VII Panca Karya I Tahun 2011

SMP/ MTS : SMP Negeri 24 Sarolangun Tahun 2014

SMA/ MA, Tahun Lulus : SMK Negeri 1 Sarolangun Tahun 2017

UIN STS JAMBI : Sedang Berlangsung