praktek pa jansen

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prinsip keja irgasi tetes adalah pemberian air ke tanah untuk pemenuhan kebutuhan air bagi tanaman, dengan cara meneteskan air melalui emiter, yang mengarah langsung pada zona perakaran. Irigasi tetes merupakan pengembangan dari irigasi yang sudah ada sebelumnya, misalnya saja irigasi permukaan, irigasi pancar dll. Irigasi ini sangatlah efektif untuk efisiensi penggunaan air, karena sasaran irigasi tetes ini langsung ke akar sehingga kecil kemungkinan air mengalami penguapan. Irigasi tetes pertamakali digunakan di kawasan gurun dimana air sangat langka dan berharga. Pada pertanian skala besar, irigasi tetes cocok untuk sistem pertanian berjajar, untuk buah- buahan, juga sistem irigasi di dalam greenhouse. Irigasi tetes juga menjadi sarana penting di negara-negara maju di seluruh dunia dalam mensiasati pasokan air yang terbatas. Drip irrigation dirancang khusus untuk pertanian bunga-bungaan, sayuran, tanaman keras, greenhouse, bedengan, patio dan tumbuhan di dak. Selain oleh petani tradisional, sistem mikro irigasi ini cocok untuk kebun perkotaan, sekolah, rumahan, operator greenhouse. Pada dasarnya siapapun yang bercocok tanam yang butuh pengairan yang tepat dan efisien, bisa menggunakan sistem ini

Upload: janshen-lea-perdana

Post on 10-Aug-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Praktek Pa Jansen

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Prinsip keja irgasi tetes adalah  pemberian air ke tanah untuk pemenuhan kebutuhan air bagi

tanaman, dengan cara meneteskan air melalui emiter, yang mengarah langsung pada zona

perakaran. Irigasi tetes merupakan pengembangan dari irigasi yang sudah ada sebelumnya,

misalnya saja irigasi permukaan, irigasi pancar dll. Irigasi ini sangatlah efektif untuk efisiensi

penggunaan air, karena sasaran irigasi tetes ini langsung ke akar sehingga kecil kemungkinan air

mengalami penguapan.

Irigasi tetes pertamakali digunakan di kawasan gurun dimana air sangat langka dan berharga.

Pada pertanian skala besar, irigasi tetes cocok untuk sistem pertanian berjajar, untuk buah-

buahan, juga sistem irigasi di dalam greenhouse. Irigasi tetes juga menjadi sarana penting di

negara-negara maju di seluruh dunia dalam mensiasati pasokan air yang terbatas. Drip irrigation

dirancang khusus untuk pertanian bunga-bungaan, sayuran, tanaman keras, greenhouse,

bedengan, patio dan tumbuhan di dak. Selain oleh petani tradisional, sistem mikro irigasi ini

cocok untuk kebun perkotaan, sekolah, rumahan, operator greenhouse. Pada dasarnya siapapun

yang bercocok tanam yang butuh pengairan yang tepat dan efisien, bisa menggunakan sistem ini

Perancangan sistem irigasi tetes meliputi perancangan layout jaringan perpipaan beserta

pompa air dsb., perancangan kalender tanam dan pola tanam, perhitungan kebutuhan air irigasi

pada tingkat tanaman (modulus irigasi), perhitungan maximum interval irigasi, perhitungan

maximum lama penyiraman, perhitungan kebutuhan debit dan daya pompa untuk operasional

sistem tersebut. Perhitungan Reference Crop Evapotranspiration (ETo) menggunakan metoda

Blaney-Criddle. Untuk mengetahui jarak optimal penempatan pompa air untuk tujuan irigasi

sistem tetes pada sumur pompa yang satu dengan yang lainnya pada luasan lahan yang sama,

digunakan pendekatan persamaan aliran air ke dalam sumur dengan kondisi aliran air yang tetap

pada aquifer phreatic dan semi-tertekan.

.

Page 2: Praktek Pa Jansen

Sistem irigasi tetes cepat dan mudah dirakit. Komponennya utama adalah pipa paralon

dengan dua ukuran yang berbeda. Yang berdiameter lebih besar digunakan sebagai pipa utama,

sementara yang lebih kecil digunakan sebagai pipa tetes. Pipa utama berfungsi sebagai pembagi

air ke setiap pipa tetes. Pipa tetes diberi lubang-lubang untuk meneteskan air ke setiap tanaman

dengan jarak sesuai jarak antar tanaman.

Untuk mengalirkan air dari sumbernya diperlukan pompa air, juga dilengkapi kran dan

saringan air ke pipa utama, tidak lupa pipa konektor untuk sambungan. Untuk instalasi sistem

perpipaan memang membutuhkan biaya. Tapi banyak alternatif yang layak dicoba selain

menggunakan pipa-pipa dan pompa. Contoh irigasi tetes yang paling sederhana adalah dengan

menggunakan bambu yang dilubangi antar ruasnya atau memanfaatkan botol plastik bekas

kemasan air mineral yang diletakkan terbalik.

Dibandingkan dengan sprinkler atau penyiram taman sistem semprot perlu jumlah air yang

banyak. Diperlukan sebanyak 400 galon air per jam, sementara tanah tidak diberi waktu untuk

menyerap air. Hasilnya air lolos di permukaan mengakibatkan erosi. Sementara dengan irigasi

tetes air bisa dihemat hingga 50%. Drip irrigation tidak membuang-buang air, tidak

menyebabkan erosi dan sedikit air yang menguap. Air memiliki waktu untuk menyerap ke dalam

dan secara kapiler ke seluruh area perakaran. Hasilnya irigasi tetes memiliki efisiensi hingga

95% dibanding sistem sprinkler yang hanya 50% - 65%. Dengan penambahan pengatur waktu

(timer) yang diprogram, sistem irigasi mikro ini secara otomatis akan menyiram tanaman dengan

jumlah air yang tepat setiap hari sementara anda bisa berleha-leha di rumah atau bisa tenang

bepergian.

Salah satu rahasia membuat tanaman subur dan sehat adalah dengan cara mengalirkan air

yang sering sampai ke dalam akar. Sistem irigasi tetes sangat bagus digunakan untuk tanaman

bunga, sayuran, pohon, semak dan tanaman rumah kaca, karena sytemnya yang terus menerus

mengalirkan air tetes demi tetes. dengan menggunakan sytem ini kita akan banyak sekali

menghemat waktu dan uang karena kita tidak perlu menyiram air berlebihan setiap waktu yang

hal ini akan sangat memboroskan pasokan air dan membuat tanaman rusak.

Sangat mudah untuk mengotomatisasi irigasi tetes dengan menambahkan baterai yang

dioperasikan timer dan menghemat waktu Anda yang berharga untuk tugas-tugas lain yang lebih

Page 3: Praktek Pa Jansen

penting. Digital timer dapat diatur untuk mengaktifkan secara otomatis pada setiap saat, siang

dan untuk selama diperlukan.

Manfaat dengan melakukan irigasi tetes ini, adalah :

(1) menyediakan air selama musim kemarau;

(2) membantu penyimpanan air dan menghemat persediaan air selama seminggu;

(3) menyalurkan air ke tempat yang kami inginkan; dan yang terpenting

(4) mengusahakan tanah tempat media tumbuh tanaman selalu basah terairi tetesan air dan

cukup untuk mengairi tanaman buah atau tanaman lain di halaman belakang rumah kami

yang ada di dalam pot.

Sistem irigasi adalah suatu sistem pengairan tanaman atau suatu sistem yang diciptakan

untuk menyuplai atau memberikan air bagi kebutuhan tanaman yang dapat dilakukan dengan

lima cara diantaranya; (1) dengan penggenangan (flooding); (2) dengan menggunakan alur, besar

atau kecil; (3) dengan menggunakan air di bawah permukaan tanah melalui sub irigasi, sehingga

menyebabkan permukaan air tanah naik; (4) dengan penyiraman (sprinkling); atau dengan sistem

cucuran (trickle) (Hansen dkk, 1986).

Sistem irigasi merupakan suatu sistem pengairan tepat guna yang memiliki dua fungsi, yaitu

fungsi umum dan fungsi spesifik. Secara garis besar, fungsi umum dari suatu sistem irigasi

adalah untuk memenuhi kebutuhan air tanaman, sedangkan fungsi spesifik dari sistem irigasi

diantaranya; mengambil air dari sumber (diverting), membawa/mengalirkan air dari sumber ke

lahan pertanian (conveying), mendistribusikan air kepada tanaman (distributing) dan mengatur

dan mengukur aliran air (regulating and measuring).

1.2 Tujuan

Agar mahasiswa mengetahui manfaat dan cara menggunakan irigasi tetes bagi tanaman

yang dapat bermanfaat untuk menjaga kelembaban tanah dan mampu mempertahankan pada

tingkat yang optimal bagi pertumbuhan tanaman.

Page 4: Praktek Pa Jansen

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Irigasi Tetes

Irigasi tetes adalah suatu sistem untuk memasok air (dan pupuk) tersaring ke dalam tanah

melalui suatu pemancar (emitter). Irigasi tetes menggunakan debit kecil dan konstan serta

tekanan rendah. Air akan menyebar di tanah baik ke samping maupun ke bawah karena adanya

gaya kapiler dan gravitasi. Bentuk sebarannya tergntung jenis tanah, kelembaban, permeabilitas

tanah, dan jenis tanaman (Keller dan Bliesner, 1990).

Sehingga irigasi tetes diklasifikasikan sebagai irigasi bertekanan rendah. Sistem irigasi

tetes didesain untuk dioperasikan secara harian (minimal 12 jam per hari) dan tingkat

kelembaban tanaman dapat diatur.

Irigasi tetes mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya:

a. Meningkatkan nilai guna air

Secara umum, air yang digunakan pada irigasi tetes lebih sedikit dibandingkan dengan metode

lain

b. Meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil

Dengan irigasi tetes, kelembaban tanah dapat dipertahankan pada tingkat yang

optimal bagi pertumbuhan tanaman

c. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemberian

Pemberian pupuk dan bahan kimia pada metode ini dicampur dengan air irigasi, sehingga

pupuk atau bahan kimia yang digunakan menjadi lebih sedikit, frekuensi pemberian lebih tinggi

dan distribusinya hanya di sekitar daerah perakaran

d. Menekan resiko penumpukan garam

Pemberian air secara terus-menerus akan melarutkan dan menjauhkan garam dari daerah

perakaran

e. Menekan pertumbuhan gulma

Pemberian air pada irigasi tetes hanya terbatas di daerah sekitar tanaman, sehingga

pertumbuhan gulma dapat ditekan

f. Menghemat tenaga kerja

Page 5: Praktek Pa Jansen

Sistem irigasi tetes dapat dengan mudah dioperasikan secara otomatis, sehingga tenaga

kerja yang diperlukan lebih sedikit (James, 1982).

2.1.1 Komponen Irigasi Tetes

A. Jaringan pipa pada irigasi tetes

Pipa yang digunakan pada irigasi tetes terdiri dari pipa lateral, pipa sekunder dan pipa

utama komponen penting dari irigasi tetes. Tata letak dari irigasi tetes dapat sangat bervariasi

tergantung kepada berbagai faktor seperti luas tanah, bentuk dan keadaan topografi. Irigasi tetes

tersusun atas dua bagian penting yaitu pipa dan emiter. Air dialirkan dari pipa dengan banyak

percabangan yang biasanya terbuat dari plastik yang berdiameter 12 mm (1/2 inci) - 25 mm (1

inci) (Hansen dkk, 1986).

Pipa utama (main line, head unit) terdiri dari pompa, tangki injeksi, filter utama,

pengukur tekanan, pengukuran debit dan katup pengontrol. Pipa utama umumnya terbuat dari

pipa polyvinylchloride (PVC), galvanized steel atau besi cord yang berdiameter antara 7,5 – 25

cm. Pipa utama dapat dipasang di bawah permukaan tanah (Prastowo, 2003). Pipa pembagi (sub-

main, manifold) dilengkapi dengan filter kedua yang lebih halus (80-100 m), katup solenoid,

regulator tekanan, pengukur tekanan dan katup pembuang. Pipa sub-utama terbuat dari pipa PVC

atau pipa HDPE (high density polyethylene) dan diameter antara 50 - 75 mm. Penyambungan

pipa pembagi dengan pipa utama (Prastowo, 2003).

Pipa lateral umumnya terbuat dari pipa PVC fleksibel atau pipa politeline dengan

diameter 12 mm - 32 mm. Emiter dimasukkan ke dalam pipa lateral pada

jarak yang ditentukan yang dipilih sesuai dengan tanaman dan kondisi tanah. Pipa lubang ganda,

pipa porous dan pipa dengan perforasi yang kecil digunakan pada beberapa instalasi untuk

menggunakan keduanya sebagai pipa pembawa dan sebuah emitter system (Hansen dkk, 1986).

Menurut Keller dan Bliesner (1990) dalam sistem irigasi tetes tersusun atas pipa dan emiter. Air

dialirkan dari pipa dengan banyak percabangan yang biasanya terbuat dari plastik yang diameter

12 mm (1/2 inci) - 25 mm (1 inci).

Page 6: Praktek Pa Jansen

B. Emiter

Emiter merupakan alat pengeluaran air yang disebut pemancar. Emiter mengeluarkan air

dengan cara meneteskan air langsung ke tanah ke dekat tanaman. Emiter mengeluarkan air hanya

beberapa liter per jam. Dari emiter air keluar menyebar secara menyamping dan tegak oleh gaya

kapiler tanah yang diperbesar pada arah gerakan vertikal oleh gravitasi. Daerah yang dibasahi

emiter tergantung pada jenis tanah, kelembaban tanah, permeabilitas tanah. Emiter harus

menghasilkan aliran yang relatif kecil menghasilkan debit yang mendekati konstan. Penampang

aliran perlu relatif lebar untuk mengurangi tersumbatnya emiter (Hansen dkk, 1986).

C. Tabung marihot

Tabung Marihot merupakan tabung untuk mengalirkan air dengan head sesuai dengan

rancangan (20 cm - 250 cm). Prinsip kerja tabung marihot adalah pengaliran air dengan tekanan

atmosfir atau dengan kata lain low pressure, sehingga air yang keluar pada setiap emiter akan

seragam (Tusi, 2006).

Cara kerja tabung marihot yaitu udara luar yang mempunyai tekanan 1 atm masuk ke

dalam tabung marihot melalui lubang masuk udara, karena berat udara yang lebih ringan dari

larutan nutrisi (air irigasi) maka udara luar yang masuk akan naik ke bagian atas tabung marihot.

Udara yang berada di bagian atas tabung akan menekan air irigasi (larutan nutrisi) yang ada

dalam tabung marihot dengan tekanan tetap sebesar 1 atm sehingga larutan nutrisi akan mengalir

keluar melalui lubang pengaliran dengan kecepatan yang tetap. Adanya tekanan udara dan beda

head yang tetap ini akan menyebabkan kecepatan aliran nutrisi tetap.

D. Tekanan

Menurut Erizal (2003) keseragaman pemberian air ditentukan berdasarkan variasi debit

yang dihasilkan emiter. Karena debit merupakan fungsi dari tekanan operasi, maka variasi

tekanan operasi merupakan faktor keseragaman aliran. Oleh karena tekanan berpengaruh pada

debit emiter maka semakin besar tinggi air tangki penampungan akan semakin tinggi pula

tekanan. Sehingga debit akan semakin besar.

Page 7: Praktek Pa Jansen

E. Debit

Debit adalah banyaknya volume air yang mengalir per satuan waktu. Pada irigasi tetes

debit yang diberikan hanya beberapa liter per jam. Umumnya debit rata-rata dari emiter tersedia

dari suplier peralatan. Debit untuk irigasi tetes bergantung dari jenis tanah dan tanaman. Debit

irigasi tetes yang umum digunakan 4 ltr/jam, namun ada beberapa pengelolaan pertanian

menggunakan debit 2, 6, 8 ltr/jam. Penggunaan debit berdasarkan jarak tanam dan waktu operasi

(Keller dan Bliesner, 1990). Debit air keluaran emiter rata-rata adalah volume dari keseluruhan

air yang tertampung dari semua emiter per satuan waktu dan jumlah emiter yang ada.

F. Tingkat Pembasahan

Parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat pembasahan tanah adalah

persentase terbasahkan (Pw, wetted percentage), yaitu merupakan nisbah antara luas areal yang

terbasahkan (pada kedalaman 15-30 cm dari permukaan tanah). Persentase terbasahkan

dipengaruhi oleh debit dan volume pemberian air dari setiap alat aplikasi, spasi alat aplikasi dan

jenis tanah.

G. Efisiensi Penyebaran Irigasi Tetes

Dalam pemberian air irigasi adalah distribusi air irigasi normal yag merata pada daerah

perakaran. Pada hampir seluruh keadaan, makin merata air yang didistribusikan makin baik

reaksi tanaman. Penyebaran air yang tidak sama mengandung banyak karakteristik yang tidak

diinginkan. Daerah yang kering terlihat perbedaan yang diberi air irigasi secara tidak merata

kecuali kelebihan air yang tidak digunakan, yang sebaliknya berakibat pada pemborosan air.

Apabila ada kecenderungan untuk akumulasi garam, daerah tersebut yang menerima

air lebih sedikit dari kedalaman air yang diinginkan akan menunjukkan akumulasi garam yang

paling besar.

2.2 Sawi pakcoy (Brassica rapa)

Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau

bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi mencakup beberapa

spesies Brassica yang kadang-kadang mirip satu sama lain.

Page 8: Praktek Pa Jansen

Di Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi hijau (Brassica rapa)

kelompok parachinensis, yang disebut juga sawi bakso, caisim, atau caisin). Selain itu, terdapat

pula sawi putih (Brassica rapa kelompok pekinensis, disebut juga petsai) yang biasa dibuat sup

atau diolah menjadi asinan. Jenis lain yang kadang-kadang disebut sebagai sawi hijau adalah

sesawi sayur (untuk membedakannya dengan caisim). Kailan (Brassica oleracea kelompok

alboglabra) adalah sejenis sayuran daun lain yang agak berbeda, karena daunnya lebih tebal dan

lebih cocok menjadi bahan campuran mi goreng. Sawi sendok (pakcoy atau bok choy)

merupakan jenis sayuran daun kerabat sawi yang mulai dikenal pula dalam dunia boga

Indonesia.

2.2.1 Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

 Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

 Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

 Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

 Sub Kelas: Dilleniidae

Ordo: Capparales

 Famili: Brassicaceae (suku sawi-sawian)

 Genus: Brassica

 Spesies: Brassica rapa var. parachinensis L.

2.2.2 Kebutuhan Air Tanaman

A. Kebutuhan air tanaman teoritis

Kebutuhan air tanaman adalah jumlah air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan

evapotranspirasi tanaman agar tanaman dapat tumbuh dengan baik (Doorenbos and Pruitt, 1984).

B. Kebutuhan air tanaman riil

Kebutuhan air tanaman riil adalah besarnya pemakaian air untuk metabolisme tanaman

yang ditentukan dengan mengukur volume pemakaian air oleh tanaman. Permatasari (2001)

menyimpulkan bahwa kebutuhan air tanaman riil lebih kecil dari kebutuhan air tanaman teoritis.

Page 9: Praktek Pa Jansen

Jika air bebas diberikan kesempatan merambah ke dalam suatu kolom tanah yang kering dan

posisi mendatar dan yang mempunyai keragaman struktur berat isi, tingkat kekeringan, maka

akan menunjukkan hubungan yang erat antar jarak perambatan, kecepatan, dan waktu yang

diperlukan untuk mencapai jarak tersebut (Kertonegoro dkk, 1998).

C. Tingkat Produktivitas Tanaman

Tingkat produktivitas tanaman dihitung berdasarkan berat tanaman keseluruhan (akar,

batang, daun) secara langsung di lapangan, yaitu dengan menimbang tanaman setelah di panen.

Pengukuran berat masing-masing tanaman pada setiap polibag bertujuan untuk mengetahui berat

tiap tanaman apakah memiliki berat yang merata atau tidak.

Page 10: Praktek Pa Jansen

BAB III

METODE PRAKTIKUM3.1 Tempat dan waktu

Adapun pelaksanaan praktikum pengelolaan air ini dilaksanakan di samping laboratorium

mekanisasi pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Riau.

Hari/tanggal : dilaksanakan dari bulan Mei – Juni 2012.

3.2 Alat dan Bahan

Alat

Kayu

Polibag

Ember

Selang infus

Selang irigasi

Gergaji besi

Penggaris

Alat tulis

Bahan

Air

Pupuk

Tanah

Benih caisim yang sudah disemai

Pupuk kandang

3.3 Cara Kerja

1) Sediakan alat dan bahan yang akan digunakan pada saat praktikum

2) Isilah polibag yang berukuran 3 kg dengan campuran tanah dan pupuk kandang.

3) Buatlah jaringan irigasi sesuai dengan struktur yang telah diberikan.

Page 11: Praktek Pa Jansen

4) Sambungkanlah selang infus yang telah disediakan dengan pipa jaringan irigasi.

5) Letakkan polibag tepat dibawah selang infus dan ikatkan dengan kayu sehingga selang

infus tidak bergeser kesana kemari.

6) Aturlah tetesan air sesuai dengan kelompok.

7) Tanam lah benih caisim yang telah disemai dengan jarak 10 cm dan 5 cm sebanyak 4

buah.

8) Campurlah air penyiraman dengan pupuk.

9) Kemudian amatilah parameter dari tinggi tanaman, jumlah daun dan persentase

kehidupan dari masing-masing tanaman setiap minggu .

Page 12: Praktek Pa Jansen

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel Pengamatan Tanaman Caisim

Minggu ke - 1

Parameter

Tanaman

Tinggi Tanaman

Jumlah Daun

Persentasekehidupan

Tanaman 1 8 475 %

Tanaman 2 11 6

Tanaman 3 7,5 2

Minggu ke – 2

Parameter

Tanaman

Tinggi Tanaman

Jumlah Daun

Persentasekehidupan

Tanaman 1 10 475 %

Tanaman 2 12 6

Tanaman 3 10 5

Minggu ke – 3

Parameter

Tanaman

Tinggi Tanaman

Jumlah Daun

Persentasekehidupan

Tanaman 1 19 575 %

Tanaman 2 22 6

Tanaman 3 19 5

Page 13: Praktek Pa Jansen

4.2 Pembahasan

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian air irigasi dengan menggunakan irigasi

tetes sebanyak 19 tetes per menit pertumbuhannya bagus, karena dengan sistem irigasi tetes

maka kelembaban tanah dapat dipertahankan pada tingkat yang optimal bagi pertumbuhan

tanaman juga meningkatkan efisiensi dan pemberian pupuk bahan kimia,karena pada metode ini

dicampur dengan air irigasi, sehingga pupuk atau bahan kimia yang digunakan menjadi lebih

sedikit. Frekuensi pemberian dan distribusinya hanya di sekitar daerah perakaran.

Menekan pertumbuhan gulma,pemberian air pada irigasi tetes hanya terbatas di daerah sekitar

tanaman, sehingga pertumbuhan gulma dapat ditekan. Meningkatkan pertumbuhan tanaman

Menghemat tenaga kerja. Sistem irigasi tetes dapat dengan mudah dioperasikan secara otomatis,

sehingga tenaga kerja hanya diperlukan lebih sedikit.

Page 14: Praktek Pa Jansen

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Prinsip dasar irigasi tetes adalah memompa air dan mengalirkannya ke tanaman dengan

perantaraan pipa-pipa yang dibocorkan tiap 15 cm (tergantung jarak antartanaman). Penyiraman

dengan sistem ini biasanya dilakukan dua kali sehari pagi dan petang selama 10 menit. Sistem

tekanan air rendah ini menyampaikan air secara lambat dan akurat pada akar- akar tanaman, tetes

demi tetes.

Manfaat dengan melakukan irigasi tetes ini, adalah : (1) menyediakan air selama musim

kemarau; (2) membantu penyimpanan air dan menghemat persediaan air selama seminggu; (3)

menyalurkan air ke tempat yang kami inginkan; dan yang terpenting (4) mengusahakan tanah

tempat media tumbuh tanaman selalu basah terairi tetesan air dan cukup untuk mengairi tanaman

buah atau tanaman lain di halaman belakang rumah kami yang ada di dalam pot.

Untuk metodologi merancangan sistem irigasi tetes meliputi perancangan layout jaringan

perpipaan beserta pompa air dsb, perancangan kalender tanam dan pola tanam, perhitungan

kebutuhan air irigasi pada tingkat tanaman (modulus irigasi).

5.2 Saran

Jumlah air irigasi yang diberikan ditetapkan berdasarkan kebutuhan tanaman,

kemampuan tanah memegang air, serta sarana irigasi yang tersedia.

Dibutuhkan naungan karena jika terjadi hujan maka air tidak meluapi polibag sehingga

pemberian air sesuai dengan jumlah tetes yang telah diberikan dan tidak tercampur oleh air

hujan.

Page 15: Praktek Pa Jansen

DAFTAR PUSTAKA

AAK.1992.Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran.Yogyakarta:Kanisius

Anonymous.2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Budidaya Tanaman Sawi. diakses tanggal 13 juni

2012.

Anonymous.2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Sawi_putih. diakses tanggal 1 Februari 2009.

Kloppenburg.1993.Petunjuk Lengkap mengenai Tanam-tanaman di Indonesia dan Khasiatnya

sebagai Obat-obatan Tradisional. Yogyakarta:Yayasan Dana Sejahtera.

http://id.wikipedia.org/wiki/sawi. Diakses 12 juni 2012. Pukul 13.00 WIB.