referat gmo

Upload: fitria-nurulfath

Post on 08-Mar-2016

248 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ggn mental organik

TRANSCRIPT

  • REFERATDELIRIUM DAN DEMENSIA

    PEMBIMBING:Dr. Karjana, Sp.KJ

    PENYUSUN:Fitria Nurulfath1102010105

    KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT JIWA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. I RADEN SAID SUKANTOPERIODE 21 DESEMBER 2015 24 JANUARI 2016FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

  • Gangguan Mental OrganikMenurut PPDGJ III gangguan mental organik meliputi berbagai gangguan jiwa yang dikelompokkan atas dasar penyebab yang lama dan dapat dibuktikan adanya penyakit, cedera atau ruda paksa otak, yang berakibat disfungsi otak. Disfungsi ini dapat primer seperti pada penyakit, cedera, dan ruda paksa yang langsung atau diduga mengenai otak, atau sekunder, seperti pada gangguan dan penyakit sistemik yang menyerang otak sebagai salah satu dari beberapa organ atau sistem tubuh.

  • Klasifikasi1. Delirium1.1 Delirium karena kondisi medis umum.1.2 Delirium akibat zat.1.3 Delirium yang tidak ditentukan (YTT)2. Demensia.2.1 Demensia tipe Alzheimer.2.2 Demensia vaskular.2.3 Demensia karena kondisi umum.2.3.1 Demensia karena penyakit HIV.2.3.2 Demensia karena penyakit trauma kepala.2.3.3 Demensia karena penyakit Parkinson.2.3.4 Demensia karena penyakit Huntington.2.3.5 Demensia karena penyakit Pick2.3.6 Demensia karena penyakit Creutzfeldt Jakob2.4 Demensia menetap akibat zat2.5 Demensia karena penyebab multipel2.6 Demensia yang tidak ditentukan (YTT)3. Gangguan amnestik3.1 Gangguan amnestik karena kondisi medis umum.3.2 Gangguan amnestik menetap akibat zat3.3 Gangguan amnestik yang tidak ditentukan ( YTT )

    4. Gangguan kognitif yang tidak ditentukan.

  • DELIRIUM

    Delirium adalah suatu kondisi yang dikarakterisasi dengan adanya perubahan kognitif akut (defisit memori, disorientasi, gangguan berbahasa) dan gangguaan pada sistem kesadaran manusia.

    Delirium bukanlah suatu penyakit melainkan suatu sindrom dengan penyebab multipel yang terdiri atas berbagai macam gejala akibat dari suatu penyakit dasar.

  • EpidemiologiUsia lanjut merupakan faktor risiko untuk perkembangan delirium. Kira-kira 30-40 % pasien rawat di rumah sakit yang berusia lebih dari 65 tahun mempunyai suatu episode delirium. Faktor predisposisi lainnya untuk perkembangan delirium adalah cedera otak yang telah ada sebelumnya, riwayat delirium, ketergantungan alcohol, diabetes, kanker, gangguan sensoris dan malnutrisi.

  • EtiologiPenyakit intrakranial

    Epilepsi atau keadaan pasca kejangTrauma otak (terutama gegar otak)Infeksi (meningitis.ensetalitis).Neoplasma.Gangguan vaskularPenyebab ekstrakranialObat-obatan (di telan atau putus),RacunDisfungsi endokrin (hipofungsi atau hiperfungsi)Penyakit organ nonendokrin.Penyakit defisiensi (defisiensi tiamin, asam nikotinik, B12 atau asam folat)Infeksi sistemik dengan demam dan sepsis.Ketidakseimbangan elektrolit dengan penyebab apapunKeadaan pasca operatifTrauma (kepala atau seluruh tubuh)Karbohidrat: hipoglikemi.

  • DiagnosisKriteria diagnostik untuk delirium karena kondisi medis umum

  • Kriteria Diagnosis Delirium akibat Intoksikasi Obat

    Memenuhi kriteria 1, 2, dan 3

    4. terdapat bukti bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium (A) atau (B)(A) gejala dalam kriteria 1 dan 2 berkembang selama intoksikasi zat(B) pemakaian medikasi secara etiologi berhubungan dengan gangguan

    Catatan: Diagnosis ini harus dibuat sebagai pengganti intoksikasi zat hanya jika gejala kognitif ditemukan lebih berat dari yang biasanya menyertai sindrom intoksikasi dan jika gejala adalah cukup parah sehingga memerlukan perhatian klinis yang tersendiri.Catatan: Diagnosis harus dicatat sebagai delirium akibat zat jika berhubungan dengan pemakaian medikasi

  • Kriteria Diagnostik untuk Delirium Putus Zat

  • Kriteria Diagnosis Delirium akibat Penyebab Multipel

    Memenuhi kriteria 1, 2, dan 3

    4. Terdapat bukti-bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium bahwa delirium telah memiliki lebih dari satu penyebab.

    Catatan: gunakan beberapa tanda yang mencerminkan delirium spesifik dan penyebab spesifik, misalnya delirium karena ensefalitis virus, delirium putus obat alkohol.

  • Kriteria Diagnostik untuk Delirium yang Tidak Ditentukan

    Kategori ini harus digunakan untuk mendiagnosis suatu delirium yang tidak memenuhi kriteria salah satu tipe delirium yang dijelaskan dalam bagian ini.a. Suatu gambaran klinis delirium yang dicuriagai karena kondisi karena kondisi media umum atau pemakaian zat tetapi di mana tidak terdapat cukup bukti untuk menegakkan suatu penyebab spesifikb. Delirium karena penyebab yang tidak dituliskan dalam bagian ini missal pemutusan sensorik

  • Pemeriksaan fisik dan Laboratorium

    Delirium biasanya didiagnosis pada sisi tempat tidur (bed side) dan ditandai oleh onset gejala yang tiba-tiba. Penggunaan status pemeriksaan mental bedside seperti-Mini Mental State Examination (MMSE). Pemeriksaan fisik sering kali mengungkapkan petunjuk adanya penyebab delirium. Adanya penyakit fisik yang diketahui atau riwayat trauma kepala atau ketergantungan alcohol atau zat lain meningkatkan kemungkinan diagnosis.

  • Gejala KlinisGejala ProdromalPerkembangan kecemasanMengantuk, InsomniaMimpi yang menakutkanHalusinasi transienkegelisahan

  • Arousal (kesadaran)Memiliki 2 polaHiperaktivitas (peningkatan kesiagaan)Sering pada putus obat (disertai gejala kemerahan kulit, pucat berkeringat, takikardia, pupil berdilatasi, mual, muntah, hipertermi)Hipoaktivitas (penurunan kesiagaan)Sering pada pasien depresi, katatonik, demensia

    OrientasiOrientasi waktu pada umumnya menghilangOrientasi tempat dan orang terganggu pada delirium beratOrientasi diri sendiri jarang terganggu

  • Bahasa sudah tidak dipakai di DSM-IV Melantur, tidak relevan, inkoheren, gangguan untuk mengerti bahasaKognisiMenyusun, mempertahankan, dan mengingat kenangan; memecahkan masalah, waham yang tidak sistematik, paranoidPersepsi terintegrasi dengan masa laluHalusinasi auditorik dan visual (sering)

  • MoodKemarahan, gusar, rasa takut yang tidak beralasan, Apatis, depresi, euforiaGejala PenyertaGangguan tidur-bangunSiang mengantuk, malam mudah tertidurTidur singkat dan terputus putusSiklus tidur bangun terbalikSun-downing Gejala NeurologisDisfasia, tremor, asteriksis, inkoordinasi, dan inkontinensia urin

  • Diagnosis BandingDelirium vs DemensiaDelirium vs Psikosis atau DepresiPsikotik sementaraSkizofreniformGangguan disosiatif

  • TatalaksanaAtasi masalah utamaToksisitas antikolinergik Physostigmine salycilate (Antilirium) 1-2mg IV/IM ulang dalam 15-30 menit bila indikatifBantuan fisikMencegah terjadi kecelakaanPasien sebaiknya tidak ditempatkan pada tempat yang kurang atau lebih stimulasiMemberikan ornamen yang mendukung (jam, kalender)

  • PsikofarmakaPsikosisHaloperidol 2-10mg IM, diulang 1jam bila agitasi berlanjutBila tenang: berikan per oral 5-50mg (1.5x dosis parenteral) 1/3 siang, 2/3 sebelum tidurDroperidol (inapsine) IV ECG monitorTidak disarankan: Phenothiazine (aktivitas antikolinergik)InsomniaGolongan Benzodiazepine dengan waktu paruh singkat (triazolam)Hydroxyzine(vistaril) 25-100mgTidak disarankan: Barbiturate, Benzodiazepine dengan waktu paruh panjang (nitrazepam, flurazepam)

  • DEMENSIADemensia merupakan sindrom yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsi kognitif tanpa gangguan kesadaran. Fungsi kognitif yang dapat dipengaruhi pada demensia adalah inteligensia umum, belajar, dan ingatan, bahasa, memecahkan masalah, orientasi, persepsi, perhatian, dan konsentrasi, pertimbangan dan kemampuan social.

  • EpidemiologiPada usia >65 tahun: 3-30%Bertambah 2 kali lipat setiap penambahan usia 5 tahun50 60% menderita demensia tipe Alzheimer (paling sering)5% dari semua orang yang mencapai usia 65 tahun menderita demensia tipeAlzheimer15 25% dan semua orang yang berusia 85 tahun

  • Etiologi

    Dementia tipe AlzheimerDeposit Amiloid40% memiliki riwayat keluarga faktor genetikNeuropatologiMakroskopikAtrofi difus Pendataran sulkus kortikalPembesaran ventrikel serebralMikroskopikPlak/bercak senilisKekusutan Neurofibriler (bercampur dengan elemen sitoskeletal)Hilangnya neuronal (hingga 50% korteks)Degenerasi granulovaskular pada neuron

  • Demensia VaskularPenyebab utama: penyakit serebrovaskular yang multipelFaktor resiko (menurut DSM-III-R)Laki-lakiRiwayat hipertensi atau gangguan kardiovaskular lainPemeriksaan fisikBruits karotisKelainan funduskopiPembesaran kamar jantung

  • Binswanger DiseasePick DiseaseCreutzfeldt-Jakob DiseaseHuntingtons DiseaseParkinsons DiseaseDemensia yang berhubungan dengan HIVDemensia yang berhubungan dengan Trauma Kepala

  • Kriteria diagnosis demensia tipe alzheimer.

    A. adanya gangguan kognitif yang multipel dengan manifestasi1. gangguan memori (gangguan kemampuan untuk mengingat informasi baru dan memanggil kembali informasi lama)2. satu atau lebih gangguan kognitif berikutAfasia atau gangguan bahasa Apraksia atau gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas motorik walaupun fungsi motorik adalah utuhAgnosia (kegagalan untuk mengenali atau mengindentifikasi benda walaupun fungsi sensorik adalah utuhGangguan dalam fungsi eksekutif (seperti perencanaan, perorganisasian, berpikir abstrak)B. gangguan fungsi kognitif dalam kriteria A1 dan A2 masing-masingmenyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan dan menunjukan suatu penurunan bermakna dari tingkat fungsi sebelumnya C. Perjalanan penyakit ditandai oleh onset yang bertahap dan penurunan kognitif yang terus-menerus

  • D. Defisit kognitif dalam kriteria A1 dan A2 bukan karena salah satu dari berikut:1. Kondisi sistem saraf pusat lain yang menyebabkan defisit progesif dalam daya ingat dan kognisi (misalnya penyakit cerebrovaskular, parkinson, huntington, hematosubdural, hidrocephalus tekanan normal, tumor otak)2. Penyakit sistemik yang diketahui menyebabkan demensia (misalnya hipotiroidisme, def. Vit. B12, asam folat, def. Niacin, hiperkalsemia, neurosiphilis, infeksi HIV)3. Kondisi akibat zat.E. Defisit tidak terjadi semata-mata selama suatu perjalanan delirium.F. Gangguan tidak lebih baik diperankan oleh gangguan axis 1 lainnya (misalnya gangguan depresif berat, schizoprenia)

  • Kriteria diagnosis demensia vaskular

    Tanda dan gejala neurologis fokal (misalnya peninggian refleks tendon dalam, respon ekstensor plantar, palsi pseudobulbar, kelainan gaya berjalanan, kelemahan pada satu ekstremitas) atau tanda-tanda laboratorium indikatif untuk cerebrovaskular (misalnya infark multipel yang mengenai korteks dan substansia putih dibawahnya) yang dianggap berhubungan secara etiologi dengan gangguan.Defisit tidak terjadi semata-mata selama perjalanan delirium.

  • Kriteria diagnosis demensia menetap akibat zat

    Defisit tidak terjadi semata-mata hanya selama perjalanan suatu delirium dan menetap melebihi lama yang lazim dari intoksikasi atau putus zat.Terdapat bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau penemuan laboratorium bahwa defisit secara etiologis berhubungan dengan efek menetap dari pemakaian zat (misalnya obat yang disalah gunakan, medikasi)

  • Kriteria diagnosis demensia karena penyebab multipel

    Terdapat bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau penemuan laboratorium bahwa gangguan memiliki lebih dari satu penyebab (misalnya trauma kepala kepala ditambah penggunaan alkohol kronis, demensia tipe alzheimer dengan perkembangan demensia vaskular selanjutnya). Defisit tidak terjadi semata-mata selama perjalanan delirium.

  • Pemeriksaan LengkapPemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan neorologis lengkapTanda vitalMini mental state exemenation ( MMSE )Pemeriksaan medikasi dan kadar obatSkrining darah dan urin untuk alkoholPemeriksaan fisiologisElektrolit, glukosa, Ca , Mg.Tes fungsi hati, ginjalSMA -12 atau kimia serum yang ekuivalenUrinalisaHit sel darah lengkap dan sel deferensialTes fungsi tiroidFTA ABSB12Kadar folatKortikosteroid urineLaju endap eritrositAntibodi antinuklear, C3C4, anti DSDNAGas darah ArterialSkrining H I VPorpobilinogen Urin.Sinar-X dadaElektrokardiogram (EKG)Pemeriksaan neurologisCT atau MRI kepalaSPECTPungsi lumbalEEGTes neuropsikologis

  • Gambaran klinis

    Gejala gejala yang umum terjadi pada gangguan otak demensia adalah:Gangguan daya ingatOrientasiGangguan bahasa Perubahan KepribadianPsikosisGangguan lainPsikiatrisNeurologisReaksi katastropikSindrom sundowner

  • Diagnosis BandingDemensia Tipe Alzheimer vs Demensia VaskulerDemensia Vaskuler vs Serangan Iskemik TransienDeliriumDepresiSkizofreniaPenuaan Normal

  • TatalaksanaBila dasar penyakit dapat diobati obati gangguan dasarPendekatanPerawatan medis suportifBantuan emosional untuk pasien dan keluargaPengobatan farmakologis untuk gejala spesifikPsikoterapi suportif dan edukasiPengobatan suportifPemeliharaan dietLatihan yang tepatTerapi rekreasi dan aktivitasPerhatian terhadap masalah visual dan auditorisPengobatan masalah medis (ISK, ulkus dekubitus, gg.kardiopulmoner)Demensia vaskularAtasi penyakit kardiovaskular

  • FarmakologiObat yang dapat diberikanBenzodiazepinInsomnia dan kecemasanAntidepresandepresiAntipsiotikwaham dan halusinasiObat dengan aktivitas kolinergik yang tinggi harus dihindariNamun beberapa obat seperti Thioridozine (Mellaril) dalam dosis yang kecil, baik mengontrol gangguan perilakuTetrahydroaminoacridine (Tacrine)Antikolinesterase inhibitor kerja panjangMemberikan perbaikan pada 20-25% pasien

  • PrognosisPerjalanan klasik dari dementia adalah onsetnya pada pasien yang berusia 50 an dan 60 an dengan perburukan bertahap selama 5 sampai 10 tahun, yang akhirnya menyebabkan kematian.