saliva

3
SALIVA Pengertian saliva pada umumnya adalah cairan oral kompleks dari campuran sekresi kelenjar saliva mayor dan kelenjar saliva minor di oral mucosa. Saliva ini terdapat sebagai lapisan setebal 0,1-0,01 mm yang melapisi seluruh rongga mulut dan selalu bergerak. Komposisi : 99% air, sisanya zat organic yang penting fungsinya untuk menjaga integritas jaringan mulut. Komposisi saliva juga dipengaruhi berbagai factor, antara lain jenis kelenjar yang menghasilkannya, rangsang, kecepatan sekresi, hormone, penyakit, obat- obatan,dll. Yang sangat penting untuk diketahui dalam hubungannya terhadap karies adalah kecepatan sekresi, yang juga akan mempengaruhi pH dan selanjutnya juga akan mempengaruhi kapasitas buffernya. Fungsi saliva: pada umumnya adalah fungsi protektif, yakni menjaga kesehatan gigi dan mulut yang oleh Whelton(1996) diuraikan sebagai: 1. cairan lubrikasi: melapisi mukosa dan melindunginya terhadap iritasi mekanik, termal dan kimia, juga membantu kelancaran udara, percakapan dan menelan. 2. cadangan ion: merupakan cairan jenuh dan memudahkan remineralisasi. 3. buffer: menetralisasi pH plak sesudah makan sehingga mencegah demineralisasi. 4. pembersih: membersihkan makanan dan membantu menelan. 5. aksi antimikroba: spesifik dan non spesifik 6. aglutinasi: mengumpulkan dan mempercepat pembersihan sel-sel bakteri. 7. pembentukan pelikel: pada permukaan email, sebagai pertahanan difusi. 8. pencernaan: dengan adanya enzim amylase 9. perasa: sebagai pelarut, jadi memungkinkan makanan dirasakan. 10. ekskresi: substansi dalam saliva juga dapat diekskresi.

Upload: diliesdi

Post on 26-Jun-2015

36 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Saliva

SALIVA Pengertian saliva pada umumnya adalah cairan oral kompleks dari campuran

sekresi kelenjar saliva mayor dan kelenjar saliva minor di oral mucosa. Saliva ini terdapat sebagai lapisan setebal 0,1-0,01 mm yang melapisi seluruh

rongga mulut dan selalu bergerak. Komposisi : 99% air, sisanya zat organic yang penting fungsinya untuk menjaga

integritas jaringan mulut. Komposisi saliva juga dipengaruhi berbagai factor, antara lain jenis kelenjar yang menghasilkannya, rangsang, kecepatan sekresi, hormone, penyakit, obat-obatan,dll.

Yang sangat penting untuk diketahui dalam hubungannya terhadap karies adalah kecepatan sekresi, yang juga akan mempengaruhi pH dan selanjutnya juga akan mempengaruhi kapasitas buffernya.

Fungsi saliva: pada umumnya adalah fungsi protektif, yakni menjaga kesehatan gigi dan mulut yang oleh Whelton(1996) diuraikan sebagai:1. cairan lubrikasi: melapisi mukosa dan melindunginya terhadap iritasi

mekanik, termal dan kimia, juga membantu kelancaran udara, percakapan dan menelan.

2. cadangan ion: merupakan cairan jenuh dan memudahkan remineralisasi.3. buffer: menetralisasi pH plak sesudah makan sehingga mencegah

demineralisasi.4. pembersih: membersihkan makanan dan membantu menelan.5. aksi antimikroba: spesifik dan non spesifik6. aglutinasi: mengumpulkan dan mempercepat pembersihan sel-sel bakteri.7. pembentukan pelikel: pada permukaan email, sebagai pertahanan difusi.8. pencernaan: dengan adanya enzim amylase9. perasa: sebagai pelarut, jadi memungkinkan makanan dirasakan.10. ekskresi: substansi dalam saliva juga dapat diekskresi.11. menjaga keseimbangan air: dalam keadaan dehidrasi, sekresi saliva menurun,

mulut menjadi kering dan menyebabkan keinginan minum bertambah. Fungsi protektif saliva terhadap karies:

1. aliran saliva dapat mengurangi akumulasi plak pada permukaan gigi dan juga meningkatkan tingkat pembersihan karbohidrat dari oral cavity.

2. difusi ke plak oleh komponen saliva seperti calcium, fosfat, hydroxyl dan ion fluoride dapat mereduksi kelarutan enamel dan meningkatkan remineralisasi dari lesi karies dini.

3. sistem buffer asam karbon- bikarbonat dapat menyeimbangkan dan menetralisasi jatuhnya pH yang muncul ketika bacteria plak memetabolisme gula. pH dan kapasitas buffer saliva tergantung tingkat sekresi. pH saliva parotid sekitar 7,4 ketika terstimulasi sedangkan pH saliva submandibular sekitar 7,1 ketika terstimulasi. Peningkatan kecepatan sekresi juga menghasilkan kapasitas buffer yang lebih besar. Pada kedua hal tersebut tergantung peningkatan pada konsentrasi sodium dan bikarbonat.

4. protein saliva meningkatkan penebalan pelikel dan membantu memperlambat pergerakan ion kalsium dan fosfat keluar enamel.

Macam pemeriksaan saliva untuk mendeteksi factor resiko karies:

Page 2: Saliva

1. tes kecepatan sekresi: pengukuran kecepatan sekresi dengan cara pasien duduk tegak dengan kepala menunduk dan saliva ditampung selama 5 menit. Tes ini dapat dilakukan dengan atau tanpa stimulasi. Jika diperlukan stimulasi umumnya digunakan paraffin yang dikunyah selama satu menit. Nilai kecepatan sekresi di bawah 0,7 ml/menit dengan stimulasi, orang tersebut digolongkan dalam kelompok resiko tinggi terhadap karies.

2. tes buffer saliva: pasien dengan buffer tinggi umumnya makin tahan terhadap karies.

3. tes lactobacillus: makin tinggi jumlah koloni, makin tinggi pula resiko terjadinya karies.

4. tes streptococcus mutan: ada kecenderungan bahwa pasien dengan jumlah mutans yang tinggi aktivitas kariesnya juga tinggi.