singkata1

2
Singkatan Orang sering merancukan antara singakatan dan akronim. Para mahasiswa, karyasiswa, dosen, peneliti, penulis pada umumnya, juga masih banyak merancukan kedua entitas kebahasaan di atas itu. Mohon dicatat bahwa singkatan menunjuk pada bentuk kependekan yang baiasanya berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang diucapkan atau dilafalkan huruf demi huruf maupun diucapkan atau dilafalkan sesuai dengan bentuk lengkapnya. Adapun akronim dapat dipahami sebagai bentuk kependekan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf awal dan suku kata. Akronim dilafalkan atau diucapkan seperti halnya kata biasa. Jadi, sngkatan itu sesungguhnya hanya merupakan gabungan huruf dan huruf. Ada juga singkatan yang hanya terdiri dari satu buah huruf. Singkatan tidak pernah dilafalkan atau diucapkan sebagai kata, tetapi hanya dilafalkan sesuai dengan bentuk lengkapnya, bukan sebagai kata. Maka, bentuk seperti ‘SMP’ yang dialafalkan sebagai [es-em-pe] adalah singkatan, bukan akronim. Demikian pula bentuk kebahasaan seperti ‘SMA, UGM, USD, ASMI, DPR, PBB, MA, BRI, BNI’, semuanya adalah singkatan. Bentuk-bentuk tersebut tidak dilafalkan sebagai kata, tetapi hanya dilafalkan sesuai dengan bentuk lengkapnya. Bentuk singkatan lain yang pelafalan atau pengucapannya juga seperti yang ditunjukkan di depan itu adalah ‘BPK.’ Yang dilafalkan [bapak], ‘Sdr.’ Yang dilafalkan sebagai [Saudara]. Demikian juga bentuk-bentuk kebahasaan seperti ‘dst, dll, dlsb, d.a, a.n.’ semuanya adalah singkatan. Singkatan yang berasal dari gabungan huruf awal suatu kata seperti ‘KTP, IMB, UUD, MPR, DPA, DPR’ semuanya ditulis dengan tidak menggunakan tanda titik(.). Maka cara penulisan singkatan yang selama ini banyak berkembang di masyarakat, yang memerantikan tanda titik untuk bentuk-bentuk seperti ditunjukkan di depan itu adalah salah. Selanjutnya, mohon diperhatikan penulisan singkatan berikut ini: ‘u.p., u.b., d.a., s.d., d.u., n.a.,’ yang masing-masing kependekan dari

Upload: mutmainnah-sari

Post on 04-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

singkatan

TRANSCRIPT

Page 1: Singkata1

Singkatan

Orang sering merancukan antara singakatan dan akronim. Para mahasiswa, karyasiswa, dosen, peneliti, penulis pada umumnya, juga masih banyak merancukan kedua entitas kebahasaan di atas itu.

Mohon dicatat bahwa singkatan menunjuk pada bentuk kependekan yang baiasanya berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang diucapkan atau dilafalkan huruf demi huruf maupun diucapkan atau dilafalkan sesuai dengan bentuk lengkapnya.

Adapun akronim dapat dipahami sebagai bentuk kependekan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf awal dan suku kata. Akronim dilafalkan atau diucapkan seperti halnya kata biasa. Jadi, sngkatan itu sesungguhnya hanya merupakan gabungan huruf dan huruf.

Ada juga singkatan yang hanya terdiri dari satu buah huruf. Singkatan tidak pernah dilafalkan atau diucapkan sebagai kata, tetapi hanya dilafalkan sesuai dengan bentuk lengkapnya, bukan sebagai kata.

Maka, bentuk seperti ‘SMP’ yang dialafalkan sebagai [es-em-pe] adalah singkatan, bukan akronim. Demikian pula bentuk kebahasaan seperti ‘SMA, UGM, USD, ASMI, DPR, PBB, MA, BRI, BNI’, semuanya adalah singkatan. Bentuk-bentuk tersebut tidak dilafalkan sebagai kata, tetapi hanya dilafalkan sesuai dengan bentuk lengkapnya.

Bentuk singkatan lain yang pelafalan atau pengucapannya juga seperti yang ditunjukkan di depan itu adalah ‘BPK.’ Yang dilafalkan [bapak], ‘Sdr.’ Yang dilafalkan sebagai [Saudara]. Demikian juga bentuk-bentuk kebahasaan seperti ‘dst, dll, dlsb, d.a, a.n.’ semuanya adalah singkatan.

Singkatan yang berasal dari gabungan huruf awal suatu kata seperti ‘KTP, IMB, UUD, MPR, DPA, DPR’ semuanya ditulis dengan tidak menggunakan tanda titik(.).

Maka cara penulisan singkatan yang selama ini banyak berkembang di masyarakat, yang memerantikan tanda titik untuk bentuk-bentuk seperti ditunjukkan di depan itu adalah salah.

Selanjutnya, mohon diperhatikan penulisan singkatan berikut ini: ‘u.p., u.b., d.a., s.d., d.u., n.a.,’ yang masing-masing kependekan dari ‘untuk perhatian’, ‘untuk beliau’, ‘dengan alamat’, sampai dengan’, ‘dengan ucapan’, ‘numpang alamat’. Tanda titik (.) harus digunakan persis seperti yang ditunjukkan di atas.

Demikian pula untuk bentuk ‘hlm., sda., tsb., ybs., dll., tgl., dst.’ Juga harus ditulis seperti yang ditunjukkan di atas, jangan pernah dimodifikasi dengan bentuk-bentuk kebahasaan yang lainnya.

Catatan penting juga harus dibuat untuk penulisan gelar, termasuk singkatan nama orang, sapaan, dan jabatan atau pangkat. Bentuk-bentuk singkatan demikian itu harus diikuti tanda titik (.).

Selain itu, apabila singkatan tersebut terdiri dari huruf-huruf kapital, tanda titik (.) harus digunakan untuk memisahkan huruf-huruf kapital dalam singkatan tersebut.

Page 2: Singkata1