skizofreniaparanoid-

Upload: pratiwi-akbar

Post on 14-Jan-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jh

TRANSCRIPT

Skizofrenia paranoid adalah salah satu jenis skizofrenia dimana pasien memiliki waham (keyakinan palsu) bahwa ada seseorang atau sekelompok individu berupaya menyerang mereka atau anggota keluarga mereka (Nordqvist, 2010). Skizofrenia paranoid adalah salah satu jenis skizofrenia dengan karakteristik klasik mengalami waham (keyakinan palsu) dan mendengar hal-hal yang tidak nyata (Mayo Clinic Inc.). Menurut kamus kesehatan Mediloxicon, skizofrenia paranoid terutama ditandai dengan delusi penganiayaan dan megalomania (khayalan tentang kekuasaan dan kebesaran diri). Dengan demikian, skizofrenia paranoid dapat disimpulkan sebagai salah satu jenis skizofrenia dengan karakteristik utama pasien mengalami waham penganiayaan dan waham kebesaran diri.Skizofrenia paranoid adalah jenis skizofrenia yang paling umum. Kebanyakan penderita skizofrenia paranoid juga memiliki halusinasi pendengaran, yakni mendengar hal-hal yang tidak nyata layaknya penderita skizofrenia jenis lainnya.Penderita skizofrenia paranoid dapat memiliki kemampuan berpikir dan berfungsi yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan penderita skizofrenia jenis lainnya. Penderita tidak mengalami masalah berarti dengan daya ingat, konsentrasi, ataupun ketidakmampuan untuk menunjukkan emosi. Meski demikian, skizofrenia paranoid merupakan masalah serius, yakni kondisi yang dapat menyebabkan banyak komplikasi termasuk perilaku bunuh diri.Tanda dan Gejala

Gejala adalah sesuatu yang dirasakan indera pasien dan dijelaskan oleh pasien sendiri, sedangkan tanda adalah sesuatu yang dijelaskan oleh orang lain, misalnya pemberitahuan dokter atau perawat. Tanda dan gejala skizofrenia paranoid meliputi, pasien akan relatif stabil, delusi sering paranoid (gangguan pikiran berupa kecemasan atau ketakutan yang sangat berlebihan), biasanya disertai halusinasi pendengaran dan gangguan persepsi. Beberapa gejala yang tidak menonjol antara lain, gangguan kemauan, kemampuan mempengaruhi, berbicara, dan katatonia (gangguan psikomotor berupa gerakan-gerakan yang melibatkan kedua ekstrim gerakan). Berikut adalah tanda dan gejala skizofrenia paranoid.

Tanda dan GejalaKeterangan

WahamHalusinasi auditori

Ansietas (kecemasan)

Anger (kemarahan)Detasemen

Agresi dan kekerasan

Merendahkan

Curiga

Pikiran dan perilaku bunuh diriKeyakinan yang tidak nyata, seperti keyakinan bahwa ada individu atau sekelompok individu yang akan mencelakai pasien dan waham kebesaran diriMendengar suara-suara yang tidak ada. Halusinasi visual dapat juga terjadi, tetapi jarang.

Pasien mengalami periode kecemasan yang tinggi.Pasien dapat mengalami keadaan emosional ini berkisar dari ringan sampai berat.

Kadang-kadang menjadi pendiam dan acuh.

Perilaku yang mengarah pada tujuan menyakiti orang lain.

Menggurui dan merasa lebih daripada orang lain.

Mudah curiga terhadap orang lain.

Pasien mengharapkan kematian.

Tanda dan gejala lainnya antara lain:PenyebabPenyebab skizofrenia paranoid tidak dapat dipastikan. Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan bentuk skizofrenia disebabkan oleh disfungsi otak. Kemungkinan besar disfungsi otak ini disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan pemicu lingkungan. Para ahli berpikir bahwa ketidakseimbangan slah satu neurotransmiter yakni dopamin terlibat dalam timbulnya skizofrenia. Ketidakseimbangan ini paling mungkin disebabkan oleh gen yang menyebabkan kerentanan terhadap skizofrenia. Beberapa ilmuwan juga menyebutkan neurotransmiter lain yang mungkin terlibat seperti serotonin. Perubahan fungsi otak, seperti persepsi, emosi, dan perilaku cenderung menyimpulkan bahwa otak adalah sisi bilogis skizofrenia.Faktor Risiko

Meskipun penyebab pasti skizofrenia paranoid tidak diketahui, faktor-faktor tertentu tampaknya meningkatkan risiko berkembang atau memicu skizofrenia paranoid. Faktor risiko skizofrenia paranoid pada dasarnya sama dengan faktor risiko skizofrenia jenis lainnya. Berikut adalah faktor-faktor yang meningkatkan risiko skizofrenia paranoid.FaktorKeterangan

Genetik

Infeksi virus janin

Malnutrisi janin

Stress selama awal kehidupan

Trauma masa kanak-kanakUsia parental saat bayi lahir

Obat

Individu dengan riwayat keluarga skizofrenia memiliki risiko yang lebih tinggi. Jika tidak ada riwayat skizofrenia dalam keluarga, risiko individu mengalami skizofrenia kurang dari 1%. Risiko sebesar 10% pada individu yang salah satu orang tuanya merupakan penderita.

Janin yang terinfeksi virus memiliki risiko yang lebih tinggi.

Janin yang menderita kekurangan gizi selama masa kehamilan ibu memiliki risiko yang lebih tinggi.

Stres berat di awal kehidupan dapat menjadi faktor penyumbang terhadap perkembangan skizofrenia.

Trauma pada masa kanak-kanak meningkatkan risiko skizofrenia. Bayi yang lahir dari orang tua yang berusia lebih tua memiliki risiko yang lebih tinggi.

Penggunaan obat yang mempengaruhi pikiran dapat meningkatkan risiko.

Komplikasi

Jika skizofrenia paranoid tidak diobati, akan timbul risiko kesehatan mental yang berat, kesehatan fisik, masalah keuangan, perilaku, dan hukum, yang mungkin memiliki dampak besar terhadap setiap bagian kehidupan individu. Kemungkinan komplikasi yang terjadi antara lain:

Referensi:Diana. (2010). Gejala Skizofrenia Paranoid. Medicalera. Diakses dari http://medicalera.com/3/10240/gejala-skizofrenia-paranoid pada Kamis, 7 November 2013 Pukul 13.57.

Mayo Clinic Staff. (2010). Paranoid Schizophrenia. Mayo Clinic. Diakses dari http://www.mayoclinic.com/health/paranoid-schizophrenia/DS00862 pada Kamis, 7 November 2013 Pukul 14.15.

Nordqvist, Christian. (2010). What Is Paranoid Schizophrenia? What Causes Paranoid Schizophrenia?. Medical News Today. Diakses dari http://www.medicalnewstoday.com/articles/192621.php pada Kamis, 7 November 2013 Pukul 14.10.

Williams, Lippincott, dan Wilkins. (2000). Buku Saku Psikiatri, ed. 6, trans. Martiana W. S. Nasrun. Jakarta: EGC.

Menarik diri dari lingkungan sosial

Perubahan suasana hati

Putus asa

Memberikan barang-barang kepunyaan kepada orang-orang di sekitranya.

Peningkatan konsumsi obat dan alkohol

Mengubah pola makan atau tidur

Mengucapkan selamat tinggal kepada orang-orang di sekitarnya dengan cara tertentu seolah-olah akan pergi untuk selamanya

Depresi

Pikiran dan perilaku bunuh diri

Malnutrisi

Masalah hygiene

Ketidakmampuan untuk bekerja atau belajar

Pengangguran

Kemiskinan

Tunawisma

Penahanan

Menjadi korban kejahatan

Perilaku destruktif pada diri sendiri

Penyalahgunaan zat

Konflik keluarga

Gangguan kesehatan akibat obat antipsikotik

Penyakit jantung dan paru (berhubungan dengan merokok, karena sejumlah besar penderita skizofrenia perokok berat dan teratur)