spiramisin
DESCRIPTION
fTRANSCRIPT
SPIRAMISINDEFINISI
Spiramisin adalah antibiotika golongan Makrolida yang dihasilkan oleh Streptomyces ambofaciens.
CARA KERJA
Umumnya diberikan secara per oral.
Bekerja dengan cara menghambat sintesa protein bakteri. Spiramisin efektif terhadap kuman stafilokokus, streptokokus, pneumokokus, neisseria, toxoplasma, dan Bordetella pertusis.
Spiramisin efektif untuk mencegah transmisi transplasenta toxoplasma dari ibu ke janin.
Spiramisin juga digunakan sebagai obat alternatif untuk pasien toxoplasmosis yang karena suatu sebab tidak dapat diobati dgn pirimetamin + sulfonamid (misalnya pada wanita hamil / ada kontraindikasi lainnya).
FARMAKOKINETIK
Absorpsi di saluran cerna tidak lengkap, namun tidak dipengaruhi adanya makanan dlm lambung. Kadar dlm berbagai jaringan lbh tinggi dibanding kadar antimikroba makrolid lainnya. Bertahan lama dlm jaringan walau kadarnya dlm serum sudah turun rendah sekali.
FARMAKODINAMIK
Konsentrasi tdp dlm serum maternal, darah tali pusat, dan plasenta stelah pemberian 2gr/hari → 2,75μg/Ml. Tdk membahayakan janin, kcuali pd pemberian trimester I.
INDIKASI
Spiramisin digunakan untuk infeksi saluran nafas, seperti tonsilitis, faringitis, bronkitis, pneumonia, sinusitis, otitis media dan toksoplasmosis.
KONTRAINDIKASI
Pasien dengan riwayat hipersensitif terhadap spiramisin atau antibiotik makrolida lainnya.
EFEK SAMPING
Efek samping yang serius dari spiramisin sangat jarang. Mual, muntah, diare, nyeri epigastrik, ruam kulit dan urtikaria adalah efek samping yang biasanya muncul pada pemberian oral.
POSOLOGI
Dewasa
500 mg, 3 x sehari selama 5 hari.
Pada infeksi berat, dosis dapat ditingkatkan sampai maksimal 3000 mg/hari.
Anak-anak
sehari 50-100 mg/kg berat badan terbagi dalam 2-3 dosis.
PERINGATAN DAN PERHATIAN
Spiramisin harus diberikan dengan hati-hati pada pasien dengan gangguan hati karena dapat menyebabkan hepatotoksik.
Spiramisin tidak dianjurkan untuk ibu menyusui dan pada trimester pertama kehamilan.
Hati-hati penggunaan pada penderita gangguaAn fungsi ginjal.
Keamanan penggunaan pada bayi dan neonatus belum diketahui dengan pasti.