sporogenesis
TRANSCRIPT
5/13/2018 SPOROGENESIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sporogenesis-55a7542439d73 1/5
P a g e | 1
Perkembangan Sporogonium
A. Terbentuk daer ah epibasal dan hipobasal
B. Perkembangan embrio tipe ek sokopik
C. Embrio ter diri dari empat sel dan disebut fase kuadr an
D. Terjadi pembelahan lanjutan dan terbentuk fase oktan.
E. Terjadi perkembangan di dalam k a psula sehingga mneyeba bk an terjadinya perubahan-perubahan pada jaringan disektar gametof it yaitu :
1. Tangk ai arkegoniof or bertambah panjang
2. Sel-sel perut membelah secar a perik linal membentuk dua atau tiga la pisan k liptr a, yang
ak hirnya ak an membungkus embrio yang sedang berkembang dalam s porof it.
3. Peridinium, struktur semacam ker ah ba ju membentuk lembar an-lembar an silindris setebal
satu sel dan membungkus arkegonium dan s porogonium.
4. Perkembangan perichaetium, semacam tir ai yang membalut sekelompok arkegonium.
5. Berkembangnya jeruji dari tepi cawan betina diantar a dua lobus.
F. Empat sel epibasal penyusun oktan membelah dan ber dif erensiasi menghasilk an k a psula
Ka psula membelah secar a perik linal :
1. la pisan luar : amphitehecium
2. La pisan dalam : endothecium
3. Amphithecium membelah membentuk archos porium.
G. Sel-sel penyusun jaringan s porogen membelah secar a diagonal :
a.Sel induk elater :
1. steril
2. memanjang
3. diploid
4. berbentuk f usif orm dengan kedua ujungnya meruncing
b. Sel induk s por a
SPERMATOGENESIS PADA BRYOPSIDA
S permatogenesis Polytrichum juniperinummenurut Allen (1917) ialah tr ansf ormasi androsit menjadi
s perma. Androsit yang baru sa ja terbentuk berukur an kecil, gela p dan memiliki gr anula padat mirip
sentrosom di samping nuk leus. Gr anula ini dinamak an blepharoplas.
y Selanjutnya sel induk androsit membelah menjadi dua sel yang masing-masing memiliki sebuah
blepharoplas. Blepharoplas ak an memanjang lalu berger ak menuju tepi sel sehingga terjadi kontak
dengan membr ane plasma androsit.
y Secar a per lahan-lahan, blepharoplas tumbuh menyerupai bentuk an batang yang pendek dan muncul
limos phere. Limos phere ini berger ak mendek ati ujung anterior blepharoplas dan membelah menjadi
dua (tidak sama besar ). Bagian yang lebih kecil disebut a pical body. A pical body selanjutnyamengga bungk an diri pada ujung anterior blepharoplas. Bagian yang lebih besar disebut sisa
limos phere.
y A pik al body berpisah dari sisa limos phere. K eduanya dihubungk an oleh untai sitoplasmik .
y Selanjutnya nucleus per lahan-lahan mulai mengalami pemanjangan. Nucleus yang ter letak di pusat
sel berger ak menuju tepi dan terjadi kontak dengan blepharoplas dan mendesaknya.
y Nucleus membentang sepanjang blepharoplas dan tr ansf ormasi teta p ber lanjut, batas antar a keduanya
ter lihat jelas. Nucleus memanjang dan memadat seiring dengan bertambahnya panjang, ukur an, dan
5/13/2018 SPOROGENESIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sporogenesis-55a7542439d73 2/5
P a g e | 2
berputar 1-1,5 putar an membentuk struktur gelendong. Nucleus memiliki dua ujung yaitu anterior dan
posterior .
y A pical body masih berik atan dengan ujung anterior blepharoplas dan sisa limos phere serta
ber hubungan dengan ujung posterior dari nucleus.
y Blepharoplas pada taha p ini ak an menjadi jejak dari bentuk tubuh nucleus kecuali ujung anteriornya.
y Dari sini, terbentuk lah dua flagel (dek at ujung) yang dibentuk oleh blepharoplas sendiri. Salah satu flagel ter letak agak ke ujung anterior daripada yang lainnya.
y Antherozoid melepask an diri dari vesikula. Allen menyimpulk an bahwa nucleus dan blepharoplas
membentuk tubuh lengk a p dari s perma dewasa.
y S perma dibebask an dengan sisa-sisa sitoplasma masih menempel pada ujung posterior .
Perkembangan anteridium ber asal dari
satu sel super f icial yang ter letak pada
batang. Sel ter sebut merupak an
modif ik asi sel-sel tunas ak siler .
Sel-sel ter sebut tumbuh membentuk
pa pilla, kemudian pa pilla membelah
secar a tr ansver sal pada dinding di
bagian dasar . Sel bagian atas ber f ungsi
sebagai sel inisial anteridium.
Sedangk an sel basal ( bawah), ber f ungsi
sebagai pelek atan anteridium dengan
batang tumbuhan induk .
Sel inisial anteridium membelah secar a
horizontal beber a pa k ali sehingga
membentuk beber a pa deret sel. Sel
paling atas dari deretan sel ter sebut
ber f ungsi sebagai sel a pical.
Sel inisial anteridium
Sel basal
Sel apikal
Sel basal
5/13/2018 SPOROGENESIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sporogenesis-55a7542439d73 3/5
P a g e | 3
Sel a pik al membelah bergantian pada
bidang miring sebelah k anan dan kiri.
Sel-sel dibagian bawah sel a pik al
masing-masing membelah secar a
vertical sehingga membentuk 12-15 sel.
Sel di sebelah k anan dan kiri mengalami perkembangan, namun tia p
selnya mengalami perkembangan yang
tidak ser agam sehingga keduduk an tia p
sel berubah menjadi ber selang-seling.
Sebagai hasil perkembangan ter sebut,
dua sel yang ter letak tepat di bawah sel
a pik al tergeser ke ar ah dalam sehingga
ter da pat satu sel yang ter himpit. Sel
inilah yang ak an menjadi sel inisial
androgonium.
2-5 sel yang mengelilingi sel inisial
androgonium termasuk sel a pik al
mengalami pembelahan secar a
horizontal asimetri berturut-turut.
Pembelahan pertamanya membentuk
tiga sel inisial jaket, berikutnya
pembelahan kedua membentuk sel jaket.
Sel inisial androgonium juga
mengalami pembelahan secar a
horizontal membentuk sel
androgonium primer .
Sel apikal
Sel inisial
androgonium
j
5/13/2018 SPOROGENESIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sporogenesis-55a7542439d73 4/5
P a g e | 4
Sel androgonium primer membelah
berulang k ali secar a horizontal. Hasil
pembelahan ini ak an membentuk sel
androgonium.
Sisa sel-sel yang tidak mengalami
pembelahan menjadi sel jaket ak an terus berkembang menjadi sel batang
anteridium.
Sel androgonium yang terbentuk dari
hasil pembelahan sel androgonium
primer ak an terus membelah. Seiring
dengan pembelahan ter sebut, sel jaket
juga mengalami pembelahan untuk
menyeimbangk an massa sel
androgonium.
Ak hir perkembangan anteridium
ditandai dengan matangnya sel-sel
androgonium menjadi sel s perma yang
sia p membuahi ovum.
Sporogenesis Bryopsida
Tahapan Sporogenesis pada Sphagnum.
Setelah f ertilisasi terjadi mak a ak an terbentuk zigot. Zigot ter sebut ak an teta p tinggal dalam perut
arkegonium, dalam perkembangan selanjutnya zigot ak an membesar dan menghasilk an secret yang
berper an sebagai dinding yang menyelubunginya. Zigot membelah secar a berulang-ulang yang ak an
berkembang menjadi embrio dengan car a pembelahan melintang, sehingga ak an menghasilk an dua
Sel
androgonium
dewasa
5/13/2018 SPOROGENESIS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sporogenesis-55a7542439d73 5/5
P a g e | 5
sel yang tidak sama besar yaitu sel atas dan sel bawah. Sel bawah ukur annya lebih kecil, yang
kemudian berkembang membentuk organ penanca p atau membentuk k aki. Sel atas ukur annya besar ,
yang kemudian membelah secar a horizontal beber a pa k ali berturut-turut sehingga menghasilk an 6-12
sel. Dengan demikian embrio yang dihasilk an berbentuk f ilament. Selanjutnya 3-4 sel yang ter atas
ak an membelah secar a melintang dan ber dif erensiasi membentuk k a psula, sedangk an sel yang bawah
membentuk k aki berumbi dan mengalami penyempitan membentuk semacam seta atau tangk ai yang
ber f ungsi sebagai haustorium. Haustorium ini nanti ak an dipergunak an sebagai organ penyer a p nutrisi
mak anan yang ber asal dari substr at. Masing-masing segment atas embrio ak an mengalami
pembelahan secar a vertical dan tegak lurus pada bidang pembelahan sebelumnya, sehingga dari setia p
masing-masing sel yang membelah ak an menghasilk an 4 sel. Setengah dari embrio, sek ar ang ter diri
beber a pa tumpuk an dan masing-masing tumpuk an ter diri 4 sel. Pembelahan secar a perik linal terjadi
pada setia p deretan tumpuk an sel ter sebut sehingga menghasilk an amphitesium. Amphitesium ini
terbentuk akibat dari perpisahan la pisan luar sel. Amphitesium ter sebut membungkus pusat massa sel
yang disebut endothecium. Dengan demikian terbentuk lah s porogonium muda. Sel-sel endothecium
melanjutk an pembelahannya, menghasilk an massa yang padat, kubah pusat yang steril, yang disebut
kolumela. Selanjutnya amphitesium membelah secar a perik linal menghasilk an dua la pisan, yaitu
la pisan luar yang steril dan la pisan dalam yang ber sifat f ertile, yang selanjutnya ak an berper an
sebagai arkes porium. Sel-sel arkes porium membelah pada bidang perik linal membentuk jarinag
s porogen setebal 2-4 la pis sel. Jaringan s porogen bagian atas k a psula membentuk daer ah berbentuk
kubah. Sel-sel la pisan luar amphitecium melakuk an pembelahan perik linal sehingga menimbulk an
dinding k a psul. Sel-sel s porogen sebagai gener asi sel yang ter ak hir semuanya ber sifat f ertile, yang
kemudian masing-masing ber f ungsi sebagai sel induk s por a, selanjutnya mengalami meiosis
membentuk tetr ade.
y Sel epidermal yang ber ada pada bagian atas dari k a psula tumbuh kur ang aktif dari sel yang
ber ada di sebelahnya seingga menyeba bk an sel ini teta p kecil. Sel ter sebut membentuk alur
sirkuler pada bagian ata p yang tipis disebut dengan annulus. O perkulum ter da pat pada bagian atas
k a psul. S porogonium muda teta p menutup dan k aliptr a bertugas untuk memprotek si k andungan
atau isi dari s porogonium ter sebut. Bagian seta s porogonuim pada S phagnum teta p ber ada di
bawah. Bentuknya sangat pendek dan seperti menyempit. Bagian ter sebut ber f ungsi sebagai
organ penyedot partikel mak anan yang dibutuhk an untuk perkembangan s porogonium yang
disebut pseudopodium.