tumbang revisi.doc

46
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang anak bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, karena ia mempunyai sifat berlainan dari orang dewasa. Ia harus tumbuh dan berkembang sampai dewasa agar dapat berguna bagi masyarakat. Walaupun pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma- norma tertentu, seorang anak dalam banyak hal bergantung kepada orang dewasa, misalnya mengenai makan, perawatan, bimbingan, perasaan aman, pencegahan penyakit dan sebagainya. Oleh karena itu semua orang yang mendapat tugas mengawasi anak harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang, misalnya keperluan dan lingkunagan anak pada waktu tertentu agar anak dapat tumbuh dan berkembang sebaik- baiknya. Bila lingkungan akibat sesuatu hal menjadi buruk, maka keadaan tersebut hendaknya segera diubah sedemikian rupa sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan dengan sebaik-baiknya. Sebuah organ yang tumbuh berarti organ itu akan menjadi besar, karena sel-sel dan jaringan diantara sel bertambah banyak. Selama pembiakan, sel berkembang menjadi sebuah alat (organ) dengan fungsi tertentu. Pada permulaannya, organ ini masih sederhana dan 1

Upload: annisaplarasati

Post on 13-Feb-2016

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUMBANG REVISI.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seorang anak bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, karena

ia mempunyai sifat berlainan dari orang dewasa. Ia harus tumbuh dan berkembang

sampai dewasa agar dapat berguna bagi masyarakat. Walaupun pertumbuhan dan

perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu, seorang anak dalam

banyak hal bergantung kepada orang dewasa, misalnya mengenai makan,

perawatan, bimbingan, perasaan aman, pencegahan penyakit dan sebagainya. Oleh

karena itu semua orang yang mendapat tugas mengawasi anak harus mengerti

persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang, misalnya keperluan dan

lingkunagan anak pada waktu tertentu agar anak dapat tumbuh dan berkembang

sebaik-baiknya. Bila lingkungan akibat sesuatu hal menjadi buruk, maka keadaan

tersebut hendaknya segera diubah sedemikian rupa sehingga pertumbuhan dan

perkembangan anak dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.

Sebuah organ yang tumbuh berarti organ itu akan menjadi besar, karena

sel-sel dan jaringan diantara sel bertambah banyak. Selama pembiakan, sel

berkembang menjadi sebuah alat (organ) dengan fungsi tertentu. Pada

permulaannya, organ ini masih sederhana dan fungsinya belum sempurna. Lambat

laun organ tersebut dengan fungsinya akan tumbuh dan berkembang menjadi

organ yang matang, seperti yang diperlukan orang dewasa. Dengan demikian

pertumbuhan, perkembangan dan kematangan tidak dapat dipisahkan satu dari

yang lain.

Untuk perkembangan yang normal diperlukan pertumbuhan yang selalu

bersamaan dengan kematangan fungsi. Untuk pertumbuhan dan perkembangan

anak yang optimum diperlukan berbagai faktor misalnya makanan harus

disesuaikan dengan keperluan anak yang sedang tumbuh. Penyakit infeksi akut

maupun kronis menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga

pencegahan penyakit menular merupakan hal yang penting, di samping diperlukan

bimbingan, pembinaan, perasaan aman dan kasih sayang dari ayah dan ibu yang

1

Page 2: TUMBANG REVISI.doc

hidup rukun, bahagia dan sejahtera dalam lingkungan yang sehat. Sebelum bayi

lahir terdapat pertumbuhan dan perkembangan yang cepat sekali, yaitu dari

seorang makhluk yang terdiri hanya dari satu sel sampai terjadi seorang bayi yang

setelah dilahirkan dapat hidup sendiri terpisah dari ibunya Periode penting dalam

tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan

dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.

Pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,

kesadaran sosial, kesadaran emosional dan inteligensia berjalan sangat cepat.

Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara

anak dengan orang tuanya. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial

diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangan.

Perkembangan adalah perubahan psikologis sebagai hasil dari proses pematangan

fungsi psikis dan fisik pada diri anak, yang di tunjang oleh faktor lingkungan dan

proses belajar dalam peredaran waktu tertentu menuju kedewasaan dari

lingkungan yang banyak berpengaruh dalam kehidupan anak menuju dewasa.

Perkembangan menandai maturitas dari organ-organ dan sistem-sistem, perolehan

ketrampilan, kemampuan yang lebihsiap untuk beradaptasi terhadap stress dan

kemampuan untuk memikul tanggung jawab maksimal dan memperoleh

kebebasan dalam mengekspresikan kreativitas.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Penulisan laporan ini bertujuan untuk memberi informasi tentang

pertumbuhan dan perkembangan balita yang kami amati. Kami melakukan

pengamatan pada pertumbuhan dan perkembangan anak secara

menyeluruh.

2

Page 3: TUMBANG REVISI.doc

1.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dibuatnya makalah ini agar mahasiswa mampu

menjelaskan hal-hal sebagai berikut.

1. Menjelaskan definisi, tahap dan faktor-faktor pertumbuhan dan

perkembangan pada anak.

2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan anak pada usia 4-6 tahun.

3

Page 4: TUMBANG REVISI.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Anak

2.1.1. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan

Istilah tumbuh kembang pada anak terdiri dari dua peristiwa yang sifatnya

berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu pertumbuhan dam

perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan

ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkatan sel, organ maupun individu.

Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehinggan dapat diukur dengan satuan berat

(gram, kilogram), satuan panjang (cm, m), umur tulang, dan keseimbangan

metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh). Perkembangan

(development) adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang

lebih kompleks. Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi sel-sel

jaringan, organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga

masing-masing dapat memenuhi fungsinya (Soetjiningsih, 1998 dalam Chamidah,

2009).

Pertumbuhan memiliki ciri- ciri khusus, yaitu perubahan ukuran,

perubahan proporsi, hilang ciri-ciri lama, serta munculnya ciri-ciri baru. Keunikan

pertumbuhan adalah mempunyai kecepatan yang berbeda-beda di setiap kelompok

umur dan masing-masing organ juga mempunyai pola pertumbuhan yang berbeda.

Terdapat tiga periode pertumbuhan cepat, yaitu masa janin, masa bayi 0-1 tahun,

dan masa pubertas (Chamidah, 2009). Sedangkan, perkembangan adalah

penigkatan fungsi dan kapabilitas seorang anak. Dalam mempelajari

perkembangan dapat dibagi atas beberapa kategori yang spesifik seperti gerakan

motorik kasar, gerakan motorik halus, perkembangan bahasa, sosial dan

emosional. Pada anak yang normal, proses perkembangan terjadi dalam kecepatan

yang berbeda misalnya ada anak yang berjalan dalam usia yang lebih cepat dari

sebagian anak lain namun lambat dalam perkembangan (Doyle, 2009).

4

Page 5: TUMBANG REVISI.doc

2.1.2 Prinsip dan Ciri-Ciri Pertumbuhan

Pertumbuhan bersifat irreversibe atau tidak dapat kembali pada keadaan

semula. Pertumbuhan mencakup perubahan fisik yang terjadi sejak periode

prenatal sampai massa dewasa lanjut yang dapat berupa kemajuan atau

kemunduran. Anak yang berusia muda pertumbuhannya lebih cepat disbanding

anak yang lebih tua, dan pada waktu dewasa pertumbuhan tinggi badan terhenti.

Memasuki usia lanjut, akan terjadi penurunan tinggi badan yang diikuti

penyusutan otot dan tulang (Berger, 2005 ; Alamdani dkk., 2011).

Ciri-ciri pertumbuhan adalah sebagai berikut.

a. Terjadi perubahan fisik dan perubahan ukuran.

b. Terjadi peningkatan jumlah sel.

c. Terdapat penambahan kuantitatif individu.

d. Dapat dinyatakan dalam ukuran panjang maupun berat.

e. Dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

f. Bersifat terbatas, pada usia tertentu manusia sudah tidak dapat tumbuh

lagi.

2.1.3 Prinsip dan Ciri-Ciri Perkembangan

Perkembangan merupakan perubahan yang bersifat kualitatif terhadap

lingkungan. Perkembangan yang terjadi pada anak merupakan suatu perubahan

yang dinamis, dimana perubahan tersebut mencakup perubahan terhadap kondisi

biologis dan psikologis pada anak.

Ciri-ciri pada perkembangan anak dapat dinilai dengan berbagai teori yang

telah dinyatakan oleh para ahli, yaitu sebagai berikut.

a. Perkembangan Psikoseksual

Freud menyatakan bahwa, manusia dilahirkan dengan libido. Pada

tahun pertama kehidupan, energi yang bersifat seksual ini diduga lebih

terkait pada mulut dan kebutuhan akan kepuasan sensual serta nutrisi

dengan cara menghisap.Pada tahun kedua dan ketiga kehidupan, Freud

5

Page 6: TUMBANG REVISI.doc

menyatakan bahwa energi libidal lebih difokuskan pada daerah rektum

atau anus, khususnya karena caregivers lebih sering memfokuskan

perhatiannya pada hal tersebut ketika toilet learning dibutuhkan (Honig,

2000).

Berdasarkan teori Freud diatas, fase-fase perkembangan

psikoseksual dibagi menjadi seperti berikut.

1. Fase oral/mulut (0-18 bulan)

Fase oral adalah fase pertama yang harus dilalui oleh seorang anak

sejak dilahirkan. Pada bulan-bulan pertama kehidupan, bayi manusia lebih

tidak berdaya dibandingkan dengan bayi binatang menyusui lainnya, dan

ketidakberdayaan ini berlangsung lebih lama dari pada spesies lain. Pada

mulanya bayi tidak dapat membedakan antara bibirnya dengan puting susu

ibunya, yaitu asosiasi antara rasa kenyang dengan pemberian asi. Bayi

hanya sadar akan kebutuhannya sendiri dan pada waktu menunggu

terpenuhi kebutuhannya, bayi menjadi frustasi dan baru sadar akan adanya

obyek pemuas pada waktu kebutuhannya terpenuhi. Inilah pengalaman

pertama kesadaran akan adanya obyek diluar dirinya. Jadi, kelaparan

menuntutnya untuk mengenal dunia luar. Reaksi primitif pertama terhadap

obyek yaitu bayi berusaha memasukkan semua benda yang dipegangnya

ke mulut. Bayi merasa bahwa mulut adalah tempat pemuasan (oral

gratification). Rasa lapar dan haus terpenuhi dengan menghisap puting

susu ibunya. Kebutuhan-kebutuhan, persepsi-persepsi dan cara ekspresi

bayi secara primer dipusatkan di mulut, bibir, lidah dan organ lain yang

berhubungan dengan daerah mulut.

Dorongan oral terdiri dari dua komponen, yaitu dorongan libido

dan dorongan agresif. Dorongan libido, yaitu dorongan seksual pada anak,

yang berbeda dengan libido pada orang dewasa. Dorongan libido

merupakan dorongan primer dalam kehidupan yang merupakan suber

energi dari ego dalam mengadakan hubungan dengan lingkungan,

sehingga memungkinkan pertumbuhan ego. Ketegangan oral akan

membawa pada pencarian kepuasan oral yang ditandai dengan diamnya

6

Page 7: TUMBANG REVISI.doc

bayi pada akhir menyusui. Sedangkan, dorongan agresif dapat terlihat

dalam perilaku menggigit, mengunyah, meludah, dan menangis. Pada fase

oral ini, peran Ibu penting untuk memberikan kasih sayang dengan

memenuhi kebutuhan bayi secepatnya. Jika semua kebutuhannya

terpenuhi, bayi akan merasa aman, percaya pada dunia luar. Hal ini

merupakan dasar perkembangan selanjutnya dalam berhubungan dengan

dunia luar. Jika pada fase oral ini bayi merasakan kekecewaan yang

mendalam, hal ini akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya.

2. Fase Anal (1 1/2 - 3 tahun)

Fase ini ditandai dengan matangnya syaraf-syaraf otot sfingter anus

sehingga anak mulai dapat mengendalikan rasa ingin buang air besar. Pada

fase ini, kepuasan dan kenikmatan anak terletak pada anus. Oleh karena

itu, sikap orang tua yang benar yaitu mengusahakan agar anak merasa

bahwa alat kelamin dan anus serta kotoran yang dikeluarkannya adalah

sesuatu yang biasa (wajar) dan bukan sesuatu yang menjijikkan. Hal ini

penting, karena akan mempengaruhi pandangannya terhadap seks

nantinya. Jika terjadi hambatan pada fase anal, anak dapat

mengembangkan sifat-sifat tidak konsisten, kerapian, keras kepala,

kesengajaan, kekikiran yang merupakan karakter anal yang berasal dari

sisa-sisa fungsi anal. Jika pertahanan terhadap sifat-sifat anal kurang

efektif, karakter anal menjadi ambivalensi (ragu-ragu) berlebihan, kurang

rapi, suka menentang, kasar dan cenderung sadomsokistik (dorongan

untuk menyakiti dan disakiti). Karakter anal yang khas terlihat pada

penderita obsesif kompulsif. Penyelesaian fase anal yang berhasil,

menyiapkan dasar untuk perkembangan kemandirian, kebebasan,

kemampuan untuk menentukan perilaku sendiri tanpa rasa malu dan ragu-

ragu, kemampuan untuk menginginkan kerjasama yang baik tanpa

perasaan rendah diri.

3. Fase Uretral

Pada fase ini merupakan perpindahan dari fase anal ke fase phallus.

Erotik uretral mengacu pada kenikmatan dalam pengeluaran dan

penahanan air seni seperti pada fase anal. Jika fase uretral tidak dapat

7

Page 8: TUMBANG REVISI.doc

diselesaikan dengan baik, anak akan mengembangkan sifat uretral yang

menonjol yaitu persaingan dan ambisi sebagai akibat timbulnya rasa malu

karena kehilangan kontrol terhadap uretra. Jika fase ini dapat diselesaikan

dengan baik, maka anak akan mengembangkan persaingan sehat, yang

menimbulkan rasa bangga akan kemampuan diri. Anak laki-laki meniru

dan membandingkan dengan ayahnya. Penyelesaian konflik uretra

merupakan awal dari identitas gender dan identifikasi selanjutnya.

4. Fase Phallus (3-5 tahun)

Pada fase ini anak mula mengerti bahwa kelaminnya berbeda

dengan kakak, adik atau temannya. Anak mulai merasakan bahwa

kelaminnya merupakan tempat yang memberikan kenikmatan ketika ia

mempermainkan bagian tersebut. Tetapi orang tua sering marah bahkan

mengeluarkan ancaman bila melihat anaknya memegang atau

mempermainkan kelaminnya. Pada fase ini, anak laki-laki dapat timbul

rasa takut bahwa penisnya akan dipotong (dikebiri). Ketakutan yang

berlebihan tersebut dapat menjadi dasar penyebab gangguan seksual

seperti impotensi primer dan homoseksual. Pada fase ini muncul rasa

erotik anak terhadap orang tua dari jenis kelamin yang berbeda.

Daya erotik anak laki-laki terhadap ibunya, disertai rasa cemburu

terhadap ayahnya, dan keinginan untuk mengganti posisi ayah disamping

ibu, disebut kompleks oedipus. Untuk anak wanita disebut kompleks

elektra. Kompleks elektra biasanya disertai rasa rendah diri karena tidak

mempunyai kelamin seperti anak laki-laki dan merasa takut jika terjadi

kerusakan pada alat kelaminnya. Bila kompleks oedipus/elektra tidak

dapat diselesaikan dengan baik, dapat menyebabkan gangguan emosi pada

kemudian hari.

5. Fase Latensi (5/6 tahun-11/13 tahun)

Pada fase ini semua aktifitas dan fantasi seksual seakan-akan

tertekan, karena perhatian anak lebih tertuju pada hal-hal di luar rumah.

Tetapi keingin-tahuan tentang seksualitas tetap berlanjut. Dari teman-

teman sejenisnya anak-anak juga menerima informasi tentang seksualitas

yang sering menyesatkan. Keterbukaan dengan orang tua dapat

8

Page 9: TUMBANG REVISI.doc

meluruskan informasi yang salah dan menyesatkan itu. Pada fase ini dapat

terjadi gangguan hubungan homoseksual pada laki-laki maupun wanita.

Kegagalan dalam fase ini mengakibatkan kurang berkembangnya kontrol

diri sehingga anak gagal mengalihkan energinya secara efisien pada minat

belajar dan pengembangan ketrampilan.

6. Fase genital (11/13 tahun-18 tahun)

Pada fase ini, proses perkembangan psikoseksual mencapai "titik

akhir". Organ-organ seksual mulai aktif sejalan denga mulai berfungsinya

hormon-hormon seksual, sehingga pada saat ini terjadi perubahan fisik dan

psikis. Secara fisik, perubahan yang paling nyata adalah pertumbuhan

tulang dan perkembangan organ seks serta tanda-tanda seks sekunder.

Remaja putri mencapai kecepatan pertumbuhan maksimal pada usia

sekitar 12-13 tahun, sedangkan remaja putra sekitar 14-15 tahun. Akibat

perbedaan waktu ini, biasanya para gadis tampak lebih tinggi daripada

anak laki-laki seusia pada periode umur 11-14 tahun Perkembangan tanda

seksual sekunder pada gadis adalah pertumbuhan payudara, tumbuhnya

rambut pubes dan terjadinya menstruasi, pantat mulai membesar, pinggang

ramping dan suara feminin. Sedangkan pada anak laki-laki terlihat buah

pelir dan penis mulai membesar, tumbuhnya rambut pubes, rambut kumis,

suara mulai membesar. Terjadi mimpi basah, yaitu keluarnya air mani

ketika tidur (mimpi basah). Bersamaan dengan perkembangan itu,

muncullah gelombang nafsu birahi baik pada laki-laki maupun wanita.

Secara psikis, remaja mulai mengalami rasa cinta dan tertarik pada lawan

jenisnya. Kegagalan dalam fase ini mengakibatkan kekacauan identitas.

b. Perkembangan Psikososial

Dalam bukunya “Childhood and Society” (1963), Erikson

membuat sebuah bagan untuk mengurutkan delapan tahap secara terpisah

mengenai perkembangan ego dalam psikososial, yang biasa dikenal

dengan istilah “delapan tahap perkembangan manusia” .

9

Page 10: TUMBANG REVISI.doc

Berikut adalah delapan tahapan perkembangan psikososial menurut

Erik Erikson dalam Perkembangan Psikososial Anak oleh Scania

Riendravi pada tahun 2013.

1. Tahap I : Trust versus Mistrust (0-1 tahun)

Dalam tahap ini, bayi berusaha keras untuk mendapatkan

pengasuhan dan kehangatan, jika ibu berhasil memenuhi kebutuhan

anaknya, sang anak akan mengembangkan kemampuan untuk dapat

mempercayai dan mengembangkan asa (hope). Jika krisis ego ini tidak

pernah terselesaikan, individu tersebut akan mengalami kesulitan dalam

membentuk rasa percaya dengan orang lain sepanjang hidupnya, selalu

meyakinkan dirinya bahwa orang lain berusaha mengambil keuntungan

dari dirinya.

2. Tahap II: Autonomy versus Shame and Doubt (l-3 tahun)

Dalam tahap ini, anak akan belajar bahwa dirinya memiliki kontrol

atas tubuhnya. Orang tua seharusnya menuntun anaknya, mengajarkannya

untuk mengontrol keinginan atau impuls-impulsnya, namun tidak dengan

perlakuan yang kasar. Mereka melatih kehendak mereka, tepatnya

otonomi. Harapan idealnya, anak bisa belajar menyesuaikan diri dengan

aturan-aturan sosial tanpa banyak kehilangan pemahaman awal mereka

mengenai otonomi, inilah resolusi yang diharapkan.

3. Tahap III : Initiative versus Guilt (3-6 tahun)

Pada periode inilah anak belajar bagaimana merencanakan dan

melaksanakan tindakannya. Resolusi yang tidak berhasil dari tahapan ini

akan membuat sang anak takut mengambil inisiatif atau membuat

keputusan karena takut berbuat salah. Anak memiliki rasa percaya diri

yang rendah dan tidak mau mengembangkan harapan ketika ia dewasa.

Bila anak berhasil melewati masa ini dengan baik, maka keterampilan ego

yang diperoleh adalah memiliki tujuan dalam hidupnya.

4. Tahap IV: Industry versus Inferiority (6-12 tahun)

Pada saat ini, anak-anak belajar untuk memperoleh kesenangan dan

kepuasan dari menyelesaikan tugas khususnya tugas-tugas akademik.

10

Page 11: TUMBANG REVISI.doc

Penyelesaian yang sukses pada tahapan ini akan menciptakan anak yang

dapat memecahkan masalah dan bangga akan prestasi yang diperoleh.

Ketrampilan ego yang diperoleh adalah kompetensi. Di sisi lain, anak yang

tidak mampu untuk menemukan solusi positif dan tidak mampu mencapai

apa yang diraih teman-teman sebaya akan merasa inferior.

5. Tahap V : Identity versus Role Confusion (12-18 tahun)

Pada tahap ini, terjadi perubahan pada fisik dan jiwa di masa

biologis seperti orang dewasa sehingga tampak adanya kontraindikasi

bahwa di lain pihak ia dianggap dewasa tetapi di sisi lain ia dianggap

belum dewasa. Tahap ini merupakan masa stansarisasi diri yaitu anak

mencari identitas dalam bidang seksual, umur dan kegiatan. Peran orang

tua sebagai sumber perlindungan dan nilai utama mulai menurun. Adapun

peran kelompok atau teman sebaya tinggi.

6. Tahap VI : Intimacy versus Isolation (masa dewasa muda)

Dalam tahap ini, orang dewasa muda mempelajari cara berinteraksi

dengan orang lain secara lebih mendalam. Ketidakmampuan untuk

membentuk ikatan sosial yang kuat akan menciptakan rasa kesepian. Bila

individu berhasil mengatasi krisis ini, maka keterampilan ego yang

diperoleh adalah cinta.

7. Tahap VII : Generativity versus Stagnation (masa dewasa menengah)

Pada tahap ini, individu memberikan sesuatu kepada dunia sebagai

balasan dari apa yang telah dunia berikan untuk dirinya, juga melakukan

sesuatu yang dapat memastikan kelangsungan generasi penerus di masa

depan. Ketidakmampuan untuk memiliki pandangan generatif akan

menciptakan perasaan bahwa hidup ini tidak berharga dan membosankan.

Bila individu berhasil mengatasi krisis pada masa ini maka keterampilan

ego yang dimiliki adalah perhatian.

8. Tahap VIII : Ego Integrity versus Despair (masa dewasa akhir)

Pada tahap usia lanjut ini, mereka juga dapat mengingat kembali

masa lalu dan melihat makna, ketentraman dan integritas. Refleksi ke masa

lalu itu terasa menyenangkan dan pencarian saat ini adalah untuk

mengintegrasikan tujuan hidup yang telah dikejar selama bertahun-tahun.

11

Page 12: TUMBANG REVISI.doc

Kegagalan dalam melewati tahapan ini akan menyebabkan munculnya rasa

putus asa.

c. Perkembangan Kognitif

Jean Piaget percaya bahwa pemikiran anak-anakmelewati empat

tahap yang terpisah dan berubah secara kualitatif di setiap tahapnya. Ia

menekankan pentingnya pematangan dan lingkungan yang merangsang

anak-anak untuk bereksplorasi (A Basic Introduction to Child

Development Theories, 2006).

Tahap perkembangan kognitif menurut Jean Piaget adalah sebagai

berikut.

1. Tahap Sensorik-Motorik (0-2 tahun)

Tahap ini terdiri dari enam sub tahap yang menunjukkan

peningkatan pada pemikiran anak-anak yang merupakan perkembangan

yang tejadi sejak lahir. Anak-anak menggunakan kemampuan fisik dan

motorik serta kepekaan untuk bereksplorasi dan mengembangkan

pemahaman kognitif mereka.

2. Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)

Pada tahap ini anak-anak tidak bergantung pada kepekaan dan

eksplorasi secara fisik, berdasarkan pernyataan Piaget, yaitu “illogical

thinkers”. Pada tahap ini, sebagai contoh, kita dapat menunjukkan dua

adonan yang mempunyai ukuran yang hampir mirip, dan mereka akan

setuju bahwa ukuran kedua adonan adalah sama. Beberapa saat

kemudian setelah mereka mengamati, maka mereka akan mengatakan

bahwa ada perbedaan diantara kedua adonan tersebut. Ketidakmampuan

untuk membedakan ukuran adalah ciri dari tahap praoperasional.

3. Tahap Konkret (7-12 tahun)

Pada tahap ini, yang sejalan dengan pertengangah masa kanak-

kanak, anak-anak mulai mampu menunjukkan pemikiran yang lebih

logis, meskipun mereka memerlukan beberapa material untuk

membantu mereka mencapai kesimpulan yang benar. Jadi, pada tahap

ini kita akan melihat anak-anak mengerjakan hal-hal yang memerlukan

pemikiran yang matematis.

12

Page 13: TUMBANG REVISI.doc

4. Tahap Operasional (12 tahun ke atas)

Pada tahap akhir ini meliputi sisa hidup kita. Piaget percaya bahwa

sekali kita mencapai usia 12 tahun, maka kita mampu berpikir jauh

lebih abstrak dan mampu memecahkan masalah. Kita mampu

menangani masalah-masalah yang jauh lebih kompleks

d. Perkembangan Fisik

Arnold Gesell mengidentifikasi peran alam atau lingkungan sekitar

dan faktor keturunan dalam perkembangan anak. Ada perdebatan panjang

bahwa sifat biologis yang diturunkan oleh orang tua lebih penting dari

pada lingkungan dimana kita dibesarkan. Dalam konteks ini, lingkungan

atau pengasuhan dipandang sebagai faktor eksternal yang memberikan

kontribusi dalam perkembangan, seperti strategi dalam memberikan

perawatan, cara orang tua memperlakukan anaknya dan pengaruh lainnya.

Gesell mengumpulkan data normatif dari anak-anak dan mengumpulkan

informasi mengenai perkembangan fisik anak agar dapat diakses oleh

masyarakat umum. Ia sangat yakin bahwa perkembangan setiap anak

adalah timeable ((A Basic Introduction to Child Development Theories,

2006).

e. Perkembangan Bahasa

Lev Vygotsky mengidentifikasi empat tahap yang berbeda dari

perkembangan bicara, yaitu sebagai berikut.

1. Primitive speech stage (0-2 tahun)

Pada tahap ini, anak mulai blajar untuk bicara, seperti

menirukan kata-kata dan penamaan pada benda, atau merespon

secara emosional seperti menangis atau sosial (tertawa).

2. Naive psycholigical stage (2-4 tahun)

Pada tahap in, anak mulsi menyadari bahwa kata yang

diucapkan merupakan simbol dari suatu objek. Mereka memiliki

rasa keingintahuan yang tinggi tentang bagaimana orang lain

menyebutkan suatu benda.

13

Page 14: TUMBANG REVISI.doc

3. Egocentric or private speech stage (4-7 tahun)

Anak-anak sering berbicara dengan lantang untuk

menunjukkan apa yang sedang mereka kerjakan atau menyelesaikan

masalah dalam tahap perkembangan. “Private speech” adalah

demonstrasi dari pemikiran anak.

4. Ingrowth or inner speech stage (8 tahun ke atas)

Pada tahap ini, anak-anak memecahkan masalah yang ada

“di kepala mereka”. Dengan kata lain kita masih dapat mendengar

suara orang yang sedang berpikir dan mencoba memecahkan

masalah yang tidak biasa ataupun kompleks (Aldwinckle dalam A

Basic Introduction to Child Development Theories, 2006).

2.2 Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan pada Anak

Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan

berkesinambungan dimulai sejak fertilisasi sampai dewasa. Meskipun ada

beberapa variasi, namun setiap anak akan melewati suatu pola tertentu.

Menurut Hurlock, dalam Tinjauan Tentang Anak, Pertumbuhan Dan

Perkembangan Anak Usia Dini oleh Pusat Penitipan dan Pendidikan Anak Usia

Dini di Yogyakarta, perkembangan anak dibagi menjadi 5 periode, yaitu sebagai

beikut.

a. Periode pra lahir yang dimulai dari saat pembuahan sampai lahir. Pada

periode ini terjadi perkembangan fisiologis yang sangat cepat yaitu

pertumbuhan seluruh tubuh secara utuh.

b. Periode neonatus adalah masa bayi yang baru lahir. Masa ini terhitung

mulai 0 sampai dengan 14 hari. Pada periode ini bayi mengadakan

adaptasi terhadap lingkungan yang sama sekali baru untuk bayi

tersebut, yaitu lingkungan di luar rahim ibu.

c. Masa bayi adalah masa bayi berumur 2 minggu sampai 2 tahun. Pada

masa ini bayi belajar mengendalikan ototnya sendiri sampai bayi

tersebut mempunyai keinginan untuk mandiri.

14

Page 15: TUMBANG REVISI.doc

d. Masa kanak-kanak terdiri dari 2 bagian yaitu masa kanak-kanak dini dan

akhir masa kanak-kanak. Masa kanak-kanak dini adalah masa anak

berusia 2 sampai 6 tahun, masa ini disebut juga masa pra sekolah, yaitu

masa anak menyesuaikan diri secara sosial. Akhir masa kanak-kanak

adalah anak usia 6 sampai 13 tahun, biasa disebut sebagai usia sekolah.

e. Masa puber adalah masa anak berusia 11 sampai 16 tahun. Masa ini

termasuk periode yang tumpang tindih karena merupakan 2 tahun masa

kanak-kanak akhir dan 2 tahun masa awal remaja. Secara fisik tubuh

anak pada periode ini berubah menjadi tubuh orang dewasa.

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan

Anak

Faktor faktor yang berpengaruh digolongkan ke dalam dua golongan,

internal dan eksternal atau faktor lingkungan. Faktor internal yang mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan adalah perbedaan ras, etnik atau bangsa, usia

mengalami pubertas, jenis kelamin (wanita lebih cepat dewasa dibandingkan laki -

laki), kelainan gen atau kromosom. Faktor eksternal atau peranan lingkungan

adalah faktor prenatal ibu yang termasuk status gizi ibu pada saat hamil, posisi

fetus normal atau tidak, salah satu kelainan kongenital yang bisa disebabkan oleh

abnormalitas posisi fetus adalah club foot. Toksin atau obat-obatan yang bisa

menyebabkan kelainan kongenital seperti thalidomide. Kelainan gejala endokrin

seperti yang dialami oleh ibu hamil yang menderita gestational diabetes mellitus,

(GDM), bayinya bisa mengalami makrosomia atau kardiomegali atau hiperplasia

adrenal. Paparan terhadap sinar radiasi seperti X-ray dapat mengakibatkan

kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan

deformitas anggota gerak, kelainan kongenital mata dan jantung. Ibu yang

mengalami infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma,

Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dan penyakit menular seksual dapat

mengakibatkan kelainan pada janin seperti katarak, bisu, tuli, mikrosefali,

retardasi mental dan kelainan jantung congenital (Hanafiah, 2011).

15

Page 16: TUMBANG REVISI.doc

Faktor eksternal yang lainnya adalah faktor pasca natal, yaitu bila gizi

yang diperlukan bayi untuk bertumbuh dan berkembang mencukupi. Jika sang

anak atau bayi mengalami penyakit kronis atau kelainan congenital, serta

lingkungan fisik dan kimia, contohnya adalah tempat tinggal anak sanitasinya

baik atau tidak, kecukupan terpapar dengan sinar matahari untuk membentuk

vitamin D, terpapar terhadap rokok, merkuri dan biji timah hitam, yang

memberikan dampak negatif pada anak. Psikologis sang anak, caranya

berhubungan dan berinteraksi dengan orang sekitarnya, apakah sang anak tidak

dikehendaki oleh orang tuanya dan merasa tertekan. Gangguan hormon tiroid anak

dapat mengakibatkan anak mengalami dwarfnism (hypothyroid) atau gigantism

(hyperthyroid) dan juga retardasi mental pada hypothyroid. Sosio-ekonomi

keluarga sang anak, apakah kebutuhannya ditemui, serta apakah ia tumbuh pada

lingkungan yang mendukung atau tidak (Tanuwidjaya dalam Hanafiah, 2011).

Perkembangan anak pada fase awal terbagi menjadi empat, yaitu motorik

kasar, motorik halus dan penglihatan, berbicara dan kemampuan bahasa, serta

sosial emosi dan perilaku. Kemajuan perkembangan anak mengikuti suatu pola

yang teratur dan mempunyai variasi pola batas pencapaian dan kecepatan. Batasan

usia menunjukkan bahwa suatu patokan kemampuan harus dicapai pada usia

tertentu.

2.4 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Anak Prasekolah

Anak usia prasekolah adalah mereka yang berusia 3 – 6 tahun. Mereka

biasa mengikuti program prasekolah dan kinderganten. Sedangkan di Indonesia

pada umumnya mereka mengikuti program tempat penitipan anak 2 – 5 tahun dan

kelompok bermain atau Play Group (usia 3 tahun), sedangkan pada anak usia 4 –

6 tahun biasanya mereka mengikuti program taman kanak-kanak. (Biechler dan

Snowman dalam Hanafiah, 2011).

Snowman (1993) dikutip dari Padmonodewo (2003) mengemukakan ciri-

ciri anak prasekolah meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif anak.

a. . Ciri Fisik

Penampilan atau gerak-gerik prasekolah mudah dibedakan dengan

anak yang berada dalam tahapan sebelumnya.

16

Page 17: TUMBANG REVISI.doc

1) Anak prasekolah umumnya sangat aktif. Mereka telah memiliki

penguasaan (kontrol) terhadap tubuhnya dan sangat menyukai

kegiatan-kegiatan yang dilakukan sendiri. Berikan kesempatan

kepada anak untuk lari, memanjat, dan melompat. Usahakan

kegiatan-kegiatan tersebut sebanyak mungkin sesuai dengan

kebutuhan anak dan selalu di bawah pengawasan.

2) Walaupun anak laki-laki lebih besar, namun anak perempuan lebih

terampil dalam tugas yang bersifat praktis, khususnya dalam tugas

motorik halus, tetapi sebaiknya jangan mengkritik anak lelaki

apabila dia tidak terampil. Jauhkan dari sikap membandingkan

lelaki-perempuan, juga dalam kompetensi ketrampilan.

b. Ciri Sosial

Anak prasekolah biasanya mudah bersosialisasi dengan orang di

sekitarnya. Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat

yang cepat berganti. Mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan diri secara

sosial, mereka mau bermain dengan teman. Sahabat yang biasa dipilih biasanya

yang sama jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang menjadi sahabat

yang terdiri dari jenis kelamin yang berbeda.

1. Ciri Emosional

Anak prasekolah cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan

terbuka, sikap marah, iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka

seringkali memperebutkan perhatian guru atau orang sekitar.

2. Ciri Kognitif

Anak prasekolah umumnya sudah terampil berbahasa, sebagian besar

dari mereka senang berbicara, khususnya pada kelompoknya. Sebaliknya anak

diberi kesempatan untuk menjadi pendengar yang baik.

2.5 Parameter Penilaian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Prasekolah

2.5.1 Parameter Penilaian Perumbuhan pada Anak Prasekolah

17

Page 18: TUMBANG REVISI.doc

Pertumbuhan pada bayi dan balita merupakan gejala kuantitatif. Pada

konteks ini, berlangsung perubahan ukuran dan jumlah sel, serta jaringan

intraseluler pada tubuh anak. Dengan kata lain, berlangsung proses multiplikasi

organ tubuh anak, disertai penambahan ukuran-ukuran tubuhnya.

Penambahan ukuran-ukuran tubuh ini tentu tidak harus drastis.

Sebaliknya, berlangsung perlahan, bertahap, dan terpola secara proporsional pada

tiap bulannya. Ketika didapati penambahan ukuran tubuhnya, artinya proses

pertumbuhannya berlangsung baik. Sebaliknya jika yang terlihat gejala penurunan

ukuran, itu sinyal terjadinya gangguan atau hambatan proses pertumbuhan.

Cara mudah mengetahui baik tidaknya pertumbuhan bayi dan balita adalah

dengan mengamati grafik pertambahan berat dan tinggi badan yang terdapat pada

Kartu Menuju Sehat (KMS). Dengan bertambahnya usia anak, harusnya

bertambah pula berat dan tinggi badannya. Cara lainnya, yaitu dengan

pemantauan status gizi. Parameter yang diukur antara lain BB, TB, LLA, Lingkar

kepala, Lingkar dada, Lemak subkutan. Indeks antropometri bisa merupakan rasio

dari satu pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran atau yang dihubungkan

dengan umur (Hartriyanti dkk, 2007). Sedangkan, indeks yang digunakan untuk

mengukur status gizi balita adalah berat badan terhadap umur (BB/U), tinggi

badan terhadap umur (TB/U), berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB) dan

Indeks Massa Tubuh terhadap Umur (IMT/U) (Penuntun Diet Anak Edisi ke 3

Tahun 2014).

Tabel 2.1 Berat badan dan Tinggi Badan berdasarkan Kelompok Umur

Kelompok umur Berat Badan (kg) Tinggi Badan (cm)

0-6 bulan 6 61

18

Page 19: TUMBANG REVISI.doc

7-11 bulan 9 71

1-3 tahun 13 91

4-6 tahun 19 112

7-9 tahun 27 130

Sumber : Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2014

Tabel 2.2 Pembakuan Indikator Status Gizi Balita

Z-Score

Indikator Pertumbuhan

PB/TB

terhadap

umur

BB terhadap

umur

BB terhadap

PB atau TB

IMT

terhadap

umur

+3 SD

Sangat tinggi

(lihat catatan

1) Masalah

pertumbuhan

(lihat catatan

2)

Obes Obes

+2 SD Normal BB lebih BB lebih

+1 SD Normal

Kemungkinan

risiko BB

lebih (lihat

catatan 3)

Kemungkinan

risiko BB

lebih (lihat

catatan 3)

0 (median Normal

-1 SD Normal Normal Normal Normal

-2 SDPendek (lihat

catatan 4)BB kurang

Kurus (Gizi

kurang)Kurus

-3 SD

Sangat pendek

(lihat catatan

4)

BB sangat

kurang (lihat

catatan 5)

Sangat kurus

(Gizi buruk)*Sangat kurus

Sumber : Kemenkes RI, tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, Kemenkes RI,

Dirjen Bina Gizi dan KIA, Direktorat Bina Gizi tahun 2011 dalam Penuntun Diet Anak Edisi ke 3

Tahun 2014

*Gizi buruk : Bila ada edema bilateral, BB/TB bisa >-3 SD

Catatan :

1. Seorang anak pada kategori ini termasuk sangat tinggi. Seorang anak yang

sangat tinggi merupakan masalah yang jarang ditemui, kecuali jikan anak

19

Page 20: TUMBANG REVISI.doc

tersebut mengalami gangguan kelnjar endokrin, seperti adanya tumor yang

mengganggu produksi hormon pertumbuhan. Rujuklah anak tersebut jika

diduga mengalami gangguan kelenjar endokrin (misalnya, jika orang tuan

tingginya norml tetapi anaknya tinggi sekali).

2. Seorang anak berdasarkan BB/U pada kategori ini, kemungkinan

mempunyai masalah pertumbuhan, tetapi hal ini perlu dilihat lagi

berdasarkan indikator BB/PB atau BB/TB.

3. Hasil ploting +1 SD menyatakan kemungkinan anak mempunyai risiko BB

lebih. Bia kecenderungannya menuju ke garis +2SD, menunjukkan anak

benar-benar mempunyai risiko gizi lebih.

4. Untuk anak yang pendek atau sangat pendek, kemungkinan akan menjadi

kegemukan.

5. Mengacu pada berat badan sangat rendah dalam modul Manajemen

Terpadu Balita Sakit (MTBS).

2.5.2 Parameter Penilaian Perkembangan pada Anak Prasekolah

Perkembangan pada masa balita merupakan gejala kualitatif, artinya pada

diri balita berlangsung proses peningkatan dan pematangan (maturasi)

kemampuan personal dan kemampuan sosial.

Kemampuan personal ditandai pendayagunaan segenap fungsi alat-alat

pengindraan dan sistem organ tubuh lain yang dimilikinya.

a. Kemampuan fungsi pengindraan meliputi sebagai berikut.

1) Penglihatan, misalnya melihat, melirik, menonton, membaca dan

lain-lain.

2) Pendengaran, misalnya reaksi mendengarkan bunyi, menyimak

pembicaraan dan lain-lain.

3) Penciuman, misalnya mencium dan membau sesuatu.

4) Peraba, misalnya reaksi saat menyentuh atau disentuh, meraba

benda, dan lain-lain.

20

Page 21: TUMBANG REVISI.doc

5) Pengecap, misalnya menghisap ASI, mengetahui rasa makanan dan

minuman.

Pada sistem tubuh lainnya di antaranya meliputi sebagai berikut.

1) Tangan, misalnya menggenggam, mengangkat, melempar,

mencoret-coret, menulis dan lain-lain.

2) Kaki, misalnya menendang, berdiri, berjalan, berlari dan lain-lain.

3) Gigi, misalnya menggigit, mengunyah dan lain-lain.

4) Mulut, misalnya mengoceh, melafal, teriak, bicara,menyannyi dan

lain-lain.

5) Emosi, misalnya menangis, senyum, tertawa, gembira, bahagia,

percaya diri, empati, rasa iba dan lain-lain.

6) Kognitif, misalnya mengenal objek, mengingat, memahami,

mengerti, membandingkan dan lain-lain.

7) Kreativitas, misalnya kemampuan imajinasi dalam membuat,

merangkai, menciptakan objek dan lain-lain.

b. Kemampuan sosial.

Kemampuan sosial (sosialisasi), sebenarnya efek dari

kemampuan personal yang makin meningkat. Dari situ lalu

dihadapkan dengan beragam aspek lingkungan sekitar, yang

membuatnya secara sadar berinterakasi dengan lingkungan itu.

Sebagai contoh pada anak yang telah berusia satu tahun dan mampu

berjalan, dia akan senang jika diajak bermain dengan anak-anak

lainnya, meskipun ia belum pandai dalam berbicara, ia akan merasa

senang berkumpul dengan anak-anak tersebut. Dari sinilah dunia

sosialisasi pada ligkungan yang lebih luas sedang dipupuk, dengan

berusaha mengenal teman-temannya itu.

2.6 Nutrisi pada Anak Prasekolah

21

Page 22: TUMBANG REVISI.doc

Pada tahun-tahun prasekolah, makanan memiliki makna yang lebih

kompleks. Makanan memiliki makna khusus yang ditentukan oleh anak-anak itu

sendiri. Misalnya, permen bisa berarti imbalan (reward) untuk perilaku yang baik.

Selain itu, pengasuh harus menyadari bahwa kesan awal yang terkait dengan

penggunaan makanan akan mempengaruhi sikap yang berhubungan makanan dan

praktik-praktik yang dapat bertahan sepanjang kehidupan anak. Penerimaan

makanan melalui rasa dan tekstur yang baru memang membutuhkan waktu dan

kesabaran. Pengasuh perlu diberi dorongan agar menyediakan makanan yang

bergizi dengan jumlah yang cukup untuk anak prasekolah (Preschool Nutrition, A

Healthy Start In Life).

Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk membiasakan pola makan

yang baik dan memantau asupan makan pada anak prasekolah adalah sebagai

berikut.

a. Membangun kebiasan dimana anak dan pengasuh atau ibu duduk

bersama pada saat makan utama dan makan selingan.

b. Membangun kebiasaan seperti susu dengan makanan dan air untuk

membantu memastikan variasi dan kecukupan gizi.

c. Menyimpan makanan selingan yang sehat seperti buah dan sayuran

yang sudah dipotong-potong atau camilan yang rendah kalori di lemari

penyimpanan makanan yang mampu dijangkau oleh anak.

d. Jangan memberikan porsi makanan yang besar kepada anak.

Berikanlah porsi makan yang kecil, namun jika anak ingin tambah

maka diperbolehkan dengan porsi yang sesuai pula.

e. Sediakan makanan yang disukai oleh anak, namun sediakan pula

makanan baru untuk mereka coba

22

Page 23: TUMBANG REVISI.doc

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Identitas Anak

Nama : AJ

Nama Ayah : Eri Susanto

Nama Ibu : Siswanti

Pekerjaan Ayah : Karyawan Instalasi Jacketing

Pekerjaan Ibu : Karyawan Salon

Pendidikan Ayah : SLTA

Pendidikan Ibu : SLTA

Tanggal lahir : 3 September, 2011

Usia : 4 tahun 3 bulan

Jenis kelamin : Laki-laki

Riwayat Penyakit : Campak

3.2 Penilaian Pertumbuhan Anak

Oktober November Desember

TK : 24 Oktober 2015 TK : 27 November 2015 TK : 16 Desember 2015

BB (kg) TB (cm) BB (kg) TB (cm) BB (kg) TB (cm)

24 112,5 25 112,5 24 112,5

Status Gizi Okt Nov Des

BB/U : +2.80 SD +3.00 SD +2.64 SD

TB/U : +1.94 SD +1.77 SD +1.68 SD

BB/TB : +2.27 SD +2.69 SD +2.27 SD

IMT/U : +2.48 SD +2.91 SD +2.46 SD

23

Page 24: TUMBANG REVISI.doc

Pengkajian :

1. Status Gizi

Status gizi anak menurut berat badan terhadap umur (BB/U) di

dapatkan hasil z-score lebih dari +2 SD pada 3 bulan selama

observasi yang berarti status gizi responden berada dalam kategori

BB lebih.

Status gizi anak menurut tinggi badan terhadap umur (TB/U)

didapatkan hasil z-score sekitar +1.7 SD pada 3 bulan selama

observasi yang menandakan bahwa tinggi responden berada dalam

kategori normal.

Status gizi anak menurut berat badan terhadap tinggi badan

(BB/TB) diperoleh hasil z-score lebih dari +2 SD pada 3 bulan

selama observasi yang menandakan bahwa responden dalam

kategori BB lebih.

Status gizi anak menurut indeks massa tubuh terhadap umur

(IMT/U) diperoleh hasil z-score lebih dari +2 SD pada 3 bulan

selama observasi yang menandakan bahwa responden berada

dalam kategori BB lebih.

2. Perbandingan Berat Badan

Aktual AKG 2014 Ideal

24 kg 19 kg (Usia x 2) + 8 = 16 kg

Berdasarkan perbandingan yang dilakukan pada berat badan aktual

anak dengan berat badan sesuai kelompok umur pada AKG 2014 dan

perhitungan berat badan ideal, anak dapat dikatakan mengalami kelebihan

berat badan pada usianya. Hal ini disebabkan oleh kesenangan anak pada

makanan cemilan berupa jajanan yang biasa terpajang di warung-warung di

sekitar rumahnya. Kemudian, hal ini mungkin juga dapat disebabkan oleh

ibu yang terus menuruti anak untuk menambahkan porsi makan utamanya

apabila anak memintanya atau merasa belum kenyang dan memberikan

minum susu rasa cokelat apabila anak merasa haus.

24

Page 25: TUMBANG REVISI.doc

3. Penurunan Berat Badan

Berdasarkan data pengukuran berat badan yang didapatkan

sebelumnya dari posyandu dan juga melalui pengukuran berat badan

langsung dengan menggunakan timbangan digital selama 3 bulan

belakangan menunjukkan bahwa sempat terjadi berat badan yang naik dan

turun. Data posyandu pada bulan September menunjukkan bahwa telah

terjadi penurunan berat badan pada anak di bulan Oktober sebanyak

kurang lebih 1.5 kg, hal ini mungkin terkait dengan sakit campak yang

anak alami di bulan Oktober. Pada saat itu, anak mengalami kurang nafsu

makan dan hanya makan dalam jumlah sedikit. Berdasarkan keterangan

dari ibu, pada saat anak sakit, frekuensi makan anak hanya tiga kali dalam

sehari sudah dengan selingan. Berbeda jauh dalam keadaan sehat, yaitu

lima sampai enam kali dalam sehari sudah dengan selingan.

3.3 Penilaian Perkembangan Pada Anak

Beberapa teori perkembangan anak telah menunjukkan fase-fase

perkembangan yang berbeda. Dalam waktu tiga bulan kemampuan anak

berdasarkan perkembangannya cenderung sama. Berdasarkan teori-teori

perkembangan tersebut, hasil penilaian perkembangan balita (anak prasekolah)

yang kami amati adalah sebagai berikut.

1. Berdasarkan teori perkembangan psikoseksual oleh Freud, anak yang berusia 4

tahun 1 bulan ini sedang mengalami fase phallus. Fase ini berpusat pada

genetalia dan daerah yang sensitif, dan timbul rasa cemburu terhadap sesaa

jenis. Beberapa perilaku anak yang kami amati adalah anak mulai mengerti

bahwa kelaminnya berbeda dengan kakak, adik atau temannya, anak dapat

membedakan pakaian yang sesuai dengan jenis kelaminnya dan yang tidak,

anak memiliki rasa cemburu apabila ibu lebih memperhatikan kakak laki-

lakinya atau ayahnya, anak sudah mampu memahami adanya perbedaan jenis

kelamin sebagai contoh anak lebih senang bermain dengan teman yang sama

lawan jenisnya.

2. Berdasarkan teori psikososial oleh Erikson, anak berusia 4 tahun 1 bulan ini

sedang mengalami tahap ke tiga, yaitu Initiative versus Guilt. Pada periode

25

Page 26: TUMBANG REVISI.doc

inilah anak belajar bagaimana merencanakan dan melaksanakan tindakannya.

Resolusi yang tidak berhasil dari tahapan ini akan membuat sang anak takut

mengambil inisiatif atau membuat keputusan karena takut berbuat salah. Bila

anak berhasil melewati masa ini dengan baik, maka keterampilan ego yang

diperoleh adalah memiliki tujuan dalam hidupnya. Beberapa perilaku anak

yang kami amati adalah kemampuan indranya seperti merasakan rasanya

makanan yang pedas, asin, manis, dan lain-lain dengan menggerakkan salah

satu organ tubuhnya, seperti memejamkan mata saat merasakan makanan pedas

dan asin. Inisiatif anak untuk memcicipi makanan ini merupakan bentuk dari

respon anak terhadap makanan yang ia lihat. Kemudian, anak sudah mampu

memakai celana sendiri dan memiliki inisiatif untuk membantu ibunya dengan

mencuci piring dan menyapu lantai untuk membantu ibunya. Orang tua

menyambut dengan positif sikap anak yang memiliki inisiatif untuk melakukan

beberapa hal secara mandiri ini, sehingga anak tidak merasa melakukan hal

yang salah di hadapan orang tuanya.

3. Berdasarkan teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget, anak yang berusia 4

tahun 1 bulan ini sedang mengalami tahap pra-operasional. Pada tahap ini

anak-anak tidak bergantung pada kepekaan dan eksplorasi secara fisik,

berdasarkan pernyataan Piaget, yaitu “illogical thinkers”. Anak dapat berpikir

dengan pola yang abstrak dan menggambarkan kesimpulan yang logis. Seperti

yang kami lakukan dengan menunjukan dua gambar yang berbeda tetapi

hampir mirip. Anak menganggukan kepalanya saat kami menanyakan bahwa

kedua gambar tersebut sama. Kemudian saat kami menunjukkan kembali kedua

gambar tersebut dan mengajak anak melihat lebih dekat dan kami menanyakan

kembali, anak menggelengkan kepalanya.

4. Berdasarkan teori perkembangan bahasa oleh Ley Vygotsky, anak yang berusia

4 tahun 1 bulan ini sedang mengalami tahap Egocentric or private speech

stage. Pada tahap ini, anak-anak sering berbicara dengan lantang untuk

menunjukkan apa yang sedang mereka kerjakan atau menyelesaikan masalah

dalam tahap perkembangan. “Private speech” adalah demonstrasi dari

pemikiran anak. Beberapa perilaku anak yang kami amati adalah ketika kami

menanyakan tentang penjumlahan angka, anak bersuara pelan saat sedang

26

Page 27: TUMBANG REVISI.doc

berhitung. Ketika anak sedang menggambar dan mewarnai, anak menunjukkan

sambil menyebutkan apa yang ia gambar.

Perkembangan anak pada fase awal terbagi menjadi empat, yaitu motorik

kasar, motorik halus dan penglihatan, berbicara dan kemampuan bahasa, kognitif

serta sosial emosi dan perilaku. Berdasarkan dengan perkembangan fase awal

tersebut, hasil penilaian perkembangan balita (anak prasekolah) yang kami amati

adalah sebagai berikut.

1. Gerakan Motorik Kasar

Berdasarkan parameter ini, anak sudah mampu menendang bola sesuai

arah, melompat dengan satu kaki saat bermain dan berlari.

2. Gerakan Motorik Halus

Berdasarkan parameter ini, anak sudah mampu menggambar dan

mewarnai tetapi belum bisa menulis, menggenggam sendok, membawa

dan mencuci piring sendiri, menggenggam gagang sapu, dan memakai

celana sendiri.

3. Berbicara dan Kemampuan Bahasa

Berdasarkan parameter ini, anak sudah mampu menjawab sesuai dengan

pertanyaan yang ditanyakan seperti ya atau tidak, mengatakan apa yang

diinginkan dan yang tidak diinginkan, jika anak ingin membeli mainan,

makan, atau menolak makanan yang tidak disukai, anak akan langsung

mengatakan ya atau tidak.

4. Kognitif

Berdasarkan parameter ini, anak sudah mampu berhitung dan menebak

nama benda yang ditunjukkan pada gambar.

5. Sosial Emosi dan Perilaku

Berdasarkan parameter ini, anak sudah mampu berinteraksi dengan

lingkungannya, sebagai contoh anak akan menjawab jika diajak bicara

oleh tetanggnya dan teman-teman yang sering bermain dengannya.

Namun, jika bertemu orang asing atau yang baru dikenal, anak akan

menunjukkan rasa sungkan ataupun malu jika ingin mengatakan atau

menunjukkan sesuatu atau keinginannya. Rasa malu dan sungkan ini

27

Page 28: TUMBANG REVISI.doc

merupakan hal yang baik, karena anak dapat dianggap bisa mencegah

pengaruh atau ajakan orang yang tidak dikenal.

28

Page 29: TUMBANG REVISI.doc

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan pertumbuhan dan perkembangan yang kami

lakukan, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut.

1. Berdasarkan data yang diambil meliputi berat badan, tinggi badan dan

status gizi didapatkan hasil bahwa berat badan melebihi normal tetapi

untuk tinggi badan normal dan kemudian untuk status gizi berada dalam

kategori berat badan lebih menurut BB/U, BB/TB, dan IMT/U

2. Berdasarkan teori perkembangan psikoseksual, psikososial, kognitif dan

bahasa, anak dianggap mengalami perkembangan yang sesuai dengan

patokan kemampuan yang harus dicapai pada anak seusianya.

3. Berdasarkan parameter perkembangan anak pada fase awal, yaitu motorik

kasar, motorik halus dan penglihatan, berbicara dan kemampuan bahasa,

kognitif serta sosial emosi dan perilaku, anak dianggap memiliki

perkembangan yang baik pada usianya.

29

Page 30: TUMBANG REVISI.doc

DAFTAR PUSTAKA

Asosiasi Dietisien Indonesia,. Ikatan Dokter Indonesia,. apersatuan Ahli Gizi Indonesia..

(2014). Penuntun Diet Anak (edisi ketiga). Jakarta: Badan Penerbit FKUI.

Chamidah, Atien N. (2009). Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan

Anak. Jurnal Pendidikan Khusus Volume 5, No. 2 h 84.

Alamdani, dkk. (2011). Pertumbuhan dan Perkembangan Selama Masa Kehidupan.

Makalah Konsep Dasar Keperawatan. Fakultas Ilmu Universitas Indonesia.

A Basic Introduction to Child Development Theories. (2006). Department of Education

and Training. New South Wales.

Riendrawi, Scania. (2013). Perkembangan Psikososial Anak. DePsikiatri Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana.

Tinjauan tentang Anak, Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Dini dan Konsep

Ruang bagi Anak. Pusat Penitipan dan Pendidikan Anak Usia Dini di

Yogyakarta.

Preschool Nutrition. A Healthy Start In Life. Queensland Health.

Honig, Sterling A. (2000). Psychosexual Development in Infants and Young Children.

Klesges RC., Stein RJ., Eck RJ., Isbell TR., Klesges LM.(1991). Parental influence on

food selection in young children and its relationships to childhood obesity.

American Journal of Clinical Nutrition.

http://e-journal.uajy.ac.id/828/3/2TA12160.pdf. Diakses pada tanggal 17 Desember 2015

pukul 9.32 wib

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-ekapujihas-5541-3-babii.pdf.

Diakses pada tanggal 17 Desember 2015 pukul 15.02 wib

jtptunimus-gdl-muksing2a2-5767-2-babii.pdf. Diakses pada tanggal 17 Desember 2015

pukul 15.03 wib

30