uji biuret

13
LAPORAN TETAP BIOKIMIA 1 Uji Biuret Nama : Septi Andriani NIM : 06101181320005 Kelompok : 2 Anggota : 1. Dess Kasturi 2. Eka Ranti Bendari 3.Hasanul Kamil Ridho 4.Nurul Hidayah 5.Yuliana Dosen Pembimbing : Maefa Eka Haryani., S.Pd.M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Upload: septi-andriani

Post on 18-Feb-2016

50 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA 1

TRANSCRIPT

Page 1: UJI BIURET

LAPORAN TETAP BIOKIMIA 1

Uji Biuret

Nama : Septi Andriani

NIM : 06101181320005

Kelompok : 2

Anggota : 1. Dess Kasturi

2. Eka Ranti Bendari

3.Hasanul Kamil Ridho

4.Nurul Hidayah

5.Yuliana

Dosen Pembimbing : Maefa Eka Haryani., S.Pd.M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015

Page 2: UJI BIURET

I. Percobaan ke : 5

II. Tanggal Percobaan : 23 Oktober 2015

III. Nama Percobaan : Uji Biuret

IV. Tujuan Percobaan :

Untuk mengidentifikasi atau menguji protein didalam suatu larutan sampel

dengan menggunakan reagen biuret

V. Dasar Teori

Protein adalah molekul raksasa yang terdiri dari satuan-satuan kecil penyusunnya

yang disebut asam amino yang tersusun dalam urutan tertentu, dengan jumlah dan struktur

tertentu. Molekul-molekul ini merupakan bahan pembangun sel hidup. Protein yang paling

sederhana terdiri atas 50 asam amino, tetapi ada beberapa protein yang memiliki ribuan

asam amino. Hal yang terpenting adalah ketidakhadiran, penambahan, atau penggantian

satu saja asam amino pada sebuah struktur protein dapat menyebabkan protein tersebut

menjadi gumpalan molekul yang tidak berguna. Setiap asam amino harus terletak pada

urutan yang benar dan struktur yang tepat (Poedjiadi, 1994).

Protein yang terdapat dalam makanan kita dicernakan dalam lambung dan usus

menjadi asam-asam amino, yang diabsorsi dan dibawa oleh darah ke hati. Sebagian asam

amino diambil oleh hati, sebagian lagi diedarkan ke dalam jaringan-jaringan di luar hati.

Protein dalam sel-sel tubuh dibentuk dari asam amino. Bila ada kelebihan asam amino dari

jumlah yang digunakan untuk biosintesis protein, kelebihan asam amino akan diubah

menjadi asam keto yang dapat masuk kedalam siklus asam sitrat atau diubah menjadi urea.

Hati merupakan organ tubuh dimana terjadi reaksi katabolisme maupun anabolisme. Asam

amino yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari proses katabolisme protein

dibawa oleh darah ke dalam jaringan untuk digunakan. Asam amino yang terdapat dalam

darah berasal dari tiga sumber, yaitu absorpsi melalui dinding usus, hasil penguraian

protein dalam sel dan hasil sintesis asam amino dalam sel (Poedjiadi, 1994).

Asam amino adalah monomer protein yang mempunyai dua gugus fungsi yaitu

gugus amino dan gugus hidroksil. Jumlah asam amino yang terdapat di alam ada beratus –

ratus jumlahnya, namun yang diketahui ikut membangun protein hanya sekitar 20 macam.

Sifat asam amino antara lain memiliki titik leleh di atas 200 °C, larut dalam senyawa polar

dan tidak larut dalam senyawa nonpolar serta memiliki momen dipol yang besar (Anonim

a, 2011). Beberapa Reaksi Uji Protein (Page, 1989) :

Page 3: UJI BIURET

A. Percobaan berdasarkan reaksi warna:

1) Percobaan kadar-N

Kapur natron, yaitu campuran NaOH dan Ca(OH)2 dalam tabung reaksi dengan

larutan protein dipanaskan. Keluarlah Amoniak dan Amina.Lakmus merah yang

dibasahi menjadi biru.

2) Reaksi Xantoprotein

Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan protein.

Setelah dicampur terjadi pengendapan putih yang dapat berubah menjadikuning

apabila dipanaskan.. reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti Benzen yang terdapata

pada molekul protein. Jadi, reaksi ini positif untuk protein, fenilalanin dan triptofan.

Kulit kita bila kena asam nitrat berwarna kuning, itu juga karena terjadi reaksi

xantoprotein ini.

3) Reaksi Millon

Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat, apabila

pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang

dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk

fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang

berwarna. Protein yang mengandung tirosin akan memberikan reaksi positif.

4) Reaksi Biuret

Larutan Protein + NaOH + CuSO4 lembayung Berlaku untuk

senyawaan yang mempunyai jumlah ikatan peptida > 1. Reaksi ini dapat dipakai untuk

penentuan protein secara kualitatif dan kuantitatif.

Beberapa reaksi uji terhadap protein, tes biuret merupakan salah satu cara untuk

mengidentifikasi adanya protein, dalam larutan basa biuret memberikan warna violet

dengan CuSO4 karena akan terbentuk kompleks Cu2+ dengan gugus CO dan gugus NH dari

rantai peptida dalam suasana basa. Pengendapan dengan logam diketahui bahwa protein

mempunyai daya untuk menawarkan racun. Salting out, apabila terdapat garam-garam

anorganik alam presentase tinggi dalam larutan protein, maka kelarutan protein akan

berkurang, sehingga mengakibatkan pengendapan. Pengendapan dengan alkohol,

penambahan pelarut organik seperti aseton atau alkohol akan menurunkan kelarutan protein

pada kedudukan dan distribusi dari gugus hidrofil polar dan hidrofob polar di dalam

molekul hingga menghasilkan protein yang dipol (Tim Dosen Kimia, 2011).

Page 4: UJI BIURET

Fungsi protein di dalam tubuh kita sangat banyak, bahkan banyak dari proses

pertumbuhan tubuh manusia dipengaruhi oleh protein yang terkandung di dalam tubuh kita.

Di bawah ini beberapa fungsi protein yaitu (Anonim b, 2011):

a. Sebagai enzim

Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu senyawa makromolekul

spesifik yang disebut enzim, dari reaksi yang

sangat sederhana seperti reaksi transportasi karbon dioksida sampai yang sangat rumit

seperti replikasi kromosom. Protein besar peranannya terhadap perubahan-perubahan kimia

dalam sistem biologis.

b. Alat pengangkut dan penyimpan

Banyak molekul dengan MB kecil serta beberapa ion dapat diangkut atau dipindahkan

oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit,

sedangkan mioglobin mengangkut oksigen dalam otot. Pengatur pergerakan Protein

merupakan komponen utama daging, gerakan otot terjadi karena adanya dua molekul

protein yang saling bergeseran.

c. Penunjang mekanis

Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen, suatu

protein berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut. Pertahanan tubuh atau

imunisasi Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibodi, yaitu suatu protein khusus

yang dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda asing yang masuk ke

dalam tubuh seperti virus, bakteri, dan sel- sel asing lain.

d. Media perambatan impuls syaraf

Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor, misalnya rodopsin,

suatu protein yang bertindak sebagai reseptor

penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata.

e. Pengendalian pertumbuhan

Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi fungsi

bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan

Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus:

gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R,

dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam

amino dengan asam amino lainnya. Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα ("C-alfa")

sesuai dengan penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan

langsung dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom Cα ini,

Page 5: UJI BIURET

senyawa tersebut merupakan asam α-amino. Asam amino biasanya diklasifikasikan

berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping

dapat membuat asam amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan

hidrofobik jika nonpolar (Anonim a, 2010).

Dari struktur umumnya, asam amino mempunyai dua gugus pada tiap molekulnya,

yaitu gugus amino dan gugus karboksil, yang digambarkan sebagai struktur ion dipolar.

Gugus amino dan gugus karboksil pada asam amino menunjukkan sifat-sifat spesifiknya.

Karena asam amino mengandung kedua gugus tersebut, senyawa ini akan memberikan

reaksi kimia yang yang mencirikan gugus-gugusnya. Sebagai contoh adalah reaksi asetilasi

dan esterifikasi. Asam amino juga bersifat amfoter, yaitu dapat bersifat sebagai asam dan

memberikan proton kepada basa kuat, atau dapat bersifat sebagai basa dan menerima proton

dari basa kuat (Girindra, 1986).

Semua asam amino yang ditemukan pada protein mempunyai ciri yang sama, gugus

karboksil dan amino diikat pada atom karbon yang sama. Masing-masing berbeda satu

dengan yang lain pada gugus R-nya, yang bervariasi dalam struktur, ukuran, muatan listrik,

dan kelarutan dalam air. Beberapa asam amino mempunyai reaksi yang spesifik yang

melibatkan gugus R-nya (Girindra, 1986).

Melalui reaksi hidrolisis protein telah didapatkan 20 macam asam amino yang dibagi

berdasarkan gugus R-nya, berikut dijabarkan penggolongan tersebut : asam amino non-polar

dengan gugus R yang hidrofobik, antara lain Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin, Prolin,

Fenilalanin, Triptofan dan Metionin. Golongan kedua yaitu asam amino polar tanpa muatan

pada gugus R yang beranggotakan Lisin, Serin, Treonin, Sistein, Tirosin, Asparagin dan

Glutamin. Golongan ketiga yaitu asam amino yang bermuatan positif pada gugus R dan

golongan keempat yaitu asam amino yang bermuatan negatif pada gugus R. Dari ke-20

asam amino yang ada, dijumpai delapan macam asam amino esensial yaitu valin, leusin,

Isoleusin, metionin, Fenilalanin, Triptofan, Treonin, dan Lisin. Asam amino essensial ini

tidak bisa disintesis sendiri oleh tubuh manusia sehingga harus didapatkan dari luar seperti

makanan dan zat nutrisi lainnya (Girindra, 1986).

VI. Alat dan Bahan

Bahan Alat

1. NaOH 2,5 N 1. Tabung Reaksi

2. Larutan Albumin 2. Rak Tabung Reaksi

3. Larutan Putih Telur 1%-5% 3. Pipet Tetes

Page 6: UJI BIURET

4. Larutan Kuning Telur 1%-5% 4. Gelas Ukur

5. Larutan CuSO4 ,001 N 5. Beeker Gelas

VII. Prosedur Percobaan

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Ambil larutan sampel yang akan digunakan sebanyak 3 ml

3. Tambahkan 1 ml NaOH 2,5 N ke dalam larutan sampel

4. Aduk larutan sampel hingga homogen

5. Tambahkan tiga tetes CuSO4 0,001 M, aduk dan lihat perubahan warna yang

terjadi dan catatlah hasil pengamatan yang didapat

VIII. Tabel Data Hasil Pengamatan

No Larutan Sampel Pengamatan

1 Larutan Albumin 3 ml + Larutan NaOH 1 ml +

Larutan CuSO4 3 tetes

Larutan berubah menjadi

warna ungu

2 Larutan Putih Telur 1% 3 ml + Larutan NaOH 1

ml + Larutan CuSO4 3 tetes

Larutan berubah menjadi

warna ungu

3 Larutan Putih Telur 2% 3 ml + Larutan NaOH 1

ml + Larutan CuSO4 3 tetes

Larutan berubah menjadi

warna ungu

4 Larutan Putih Telur 3% 3 ml + Larutan NaOH 1

ml + Larutan CuSO4 3 tetes

Larutan berubah menjadi

warna ungu

5 Larutan Putih Telur 4% 3 ml + Larutan NaOH 1

ml + Larutan CuSO4 3 tetes

Larutan berubah menjadi

warna ungu

6 Larutan Putih Telur 5% 3 ml + Larutan NaOH 1

ml + Larutan CuSO4 3 tetes

Larutan berubah menjadi

warna ungu

7 Larutan Kuning Telur 1% 3 ml + Larutan NaOH

1 ml + Larutan CuSO4 3 tetes

Larutan berubah menjadi

warna ungu

8 Larutan Kuning Telur 2% 3 ml + Larutan NaOH

1 ml + Larutan CuSO4 3 tetes

Larutan berubah menjadi

warna ungu

9 Larutan Kuning Telur 3% 3 ml + Larutan NaOH

1 ml + Larutan CuSO4 3 tetes

Larutan berubah menjadi

warna ungu

10 Larutan Kuning Telur 4% 3 ml + Larutan NaOH

1 ml + Larutan CuSO4 3 tetes

Larutan berubah menjadi

warna ungu

11 Larutan Kuning Telur 5% 3 ml + Larutan NaOH Larutan berubah menjadi

Page 7: UJI BIURET

1 ml + Larutan CuSO4 3 tetes warna ungu

IX. Persamaan Reaksi

X. Pembahasan

Pada percobaan kali ini kami melakukan percobaan mengenai pengujian

protein dengan menggunakan biuret. Reagen biuret digunakan untuk menunjukkan

atau menguji ada atau tidaknya ikatan peptida terhadap sampel larutan yang akan

diuji. Sampel larutan yang kami gunakan adalah larutan putih telur 1% sampai 5%

dan larutan kuning telur 1% sampai 5% serta larutan albumin. Pengujian ini dilakukan

dengan menggunakan larutan NaOH dan CuSO4 sebagai reagennya.

Pada saat pengujian larutan putih telur yang diambi sebanyak 3 ml dan

kemudian ditambahkan larutan NaOH sebanyak 1 ml dan ditambahkan 3 tetes CuSO4

warna larutan akan berubah dari yang awalnya larutan berwarna bening berubah

menjadi warna ungu. Disini terlihat jelas kepekatan warna yang terjadi yaitu semakin

tinggi konsentrasi larutan yang akan diuji maka warna larutannya akan semakin

menjadi ungu pekat (lebih ungu dari yang sebelumnya). Hal ini menunjukkan bahwa

didalam larutan yang diuji terdapat ikatan peptida karena terjadinya perubahan warna

menjadi warna ungu.

Warna ungu pada asam amino ini berasal dari kompleks Cu2+ dengan gugus

CO dan NH dari rantai peptida dalam suasana basa. Albumin memiliki gugus bagun

yang kompleks dan mengikat dua atau lebih asam amino essensial sehingga terbentuk

ikatan peptida dan menghasilkan warna ungu (violet). Semakin banyak ikatan peptida

yang dimiliki maka warna ungu yang terbentuk semakin nyata (Gilvery : 1996).

Page 8: UJI BIURET

Pada percobaan ini harus dihindarkan dari kelebihan CuSO4 karena akan

memberikan pengaruh warna yang dihasilkan yaitu menjadi biru tua (Vogel : 231).

Alasan lain yaitu karena CuSO4 mengandung logam Cu yang merupakan logam besar

yang mana jika ditambahka ke dalam protein maka akan menyebabkan protein

terdenaturasi enjadi koagulan. Dalam suasana basa atau alkalis terbentuk Cu(OH)2.

Cu2+ memberikan warna biru tua yang intensif dan memberikan hasil pengamatan

yang negatif (Poedjadi : 1994). Garam ammonium dapat menggangu karena dapat

menghilangkan endapan yang terjadi atau tidak terjadinnya endapan sama sekali tetapi

langsung membentuk warna biru pada larutan.

Untuk pengujian dengan uji biuret ini tidak hanya memberikan reaksi positif

terhadap protein saja tetapi juga memberikan reaksi positif terhadap karbohidrat dan

juga lemak.

Dari hasil yang kami dapatkan ternyata larutan putih telur lebih memiliki

warna ungu yang agak terang (pekat) daripada larutan kuning telur itu disebabkan

karena putih telur lebih banyak mengadung protein dibandingkan dengan kuning

telur.

XI. Kesimpulan

1. Perubahan warna yang terjadi yaitu beruah menjadi warna ungu menandakan bahwa

larutan sampel bereaksi positif

2. Warna ungu yang terbentuk menandakan bahwa adanya ikatan peptida pada larutan

sampel

3. Semakin tinggi konsentrasi larutan sampel maka perubahan warnanya akan semakin

pekat (lebih ungu dari yang sebelumnya)

4. Perubahan warna untuk larutan putih telur lebih terang dibandingkan dengan kuning

telur karena kandungan protein pada putih telur lebih banyak daripada kuning telur.

XII. Daftar Pustaka

Page 9: UJI BIURET

Frederica, Debrina . 2012. Protein (online) http://bio-protein.blogspot.com/ diakses

pada 25 Oktober 2015.

Ningsih,Ismi.2013.UjiReaksi;(online)(http://ismiariningsih.blogspot.com/2013/02/

laporan-praktikum-biokimia-reaksi-uji.html,diakses pada tanggal 26 Oktober

2015

Pudjiadi, Anna.1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI.

XIII. Lampiran