vertigo

20
Benign Paroxysmal Positioning Vertigo Samuel Wiratama - 10 2009 142 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara no. 6 Jakarta Barat Email : [email protected] Pendahuluan Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) merupakan penyebab paling umum dari vertigo. 20% dari total kasus vertigo 1 , BPPV didefinisikan sebagai sensasi abnormal seperti gerakan yang ditimbulkan oleh posisi provokatif tertentu. Posisi provokatif biasanya memicu gerakan mata (nistagmus ). Pasien merasakan vertigo hebat (sensasi berputar pada kepala atau lingkungan), pasien dapat mrasakan gerakan seperti ke depan-belakang, atas-bawah yang biasanya pada kepala. Atau merasa lantai dan dinding seperti tenggelam, miring, atau naik. Saat berjalan pasien dapat merasa tidak seimbang dan miring ke sebelah. Pasien juga dapat merasakan seperti ditarik ke bawah, atau ditarik oleh magnet. Onset BPPV biasanya mendadak. Kebanyakan pasien merasakan vertigo setelah bangun dari posisi berbaring ke posisi duduk secara tiba tiba. Setelah itu, gejala vertigo posisional dapat berlanjut selama beberapa hari, beberapa minggu, bahkan kadang-kadang bulan atau 1

Upload: budiarto-syaputra-solomon

Post on 16-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Ver

TRANSCRIPT

Benign Paroxysmal Positioning Vertigo

Samuel Wiratama - 10 2009 142Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara no. 6 Jakarta BaratEmail : [email protected]

PendahuluanBenign paroxysmal positional vertigo (BPPV) merupakan penyebab paling umum dari vertigo. 20% dari total kasus vertigo 1, BPPVdidefinisikan sebagaisensasiabnormal sepertigerakanyang ditimbulkan olehposisiprovokatif tertentu.Posisiprovokatif biasanya memicugerakan mata (nistagmus).Pasien merasakan vertigo hebat (sensasi berputar pada kepala atau lingkungan), pasien dapat mrasakan gerakan seperti ke depan-belakang, atas-bawah yang biasanya pada kepala. Atau merasa lantai dan dinding seperti tenggelam, miring, atau naik. Saat berjalan pasien dapat merasa tidak seimbang dan miring ke sebelah. Pasien juga dapat merasakan seperti ditarik ke bawah, atau ditarik oleh magnet. Onset BPPV biasanya mendadak. Kebanyakan pasien merasakan vertigo setelah bangun dari posisi berbaring ke posisi duduk secara tiba tiba.Setelah itu, gejala vertigo posisional dapat berlanjut selama beberapa hari, beberapa minggu, bahkan kadang-kadang bulan atau tahun.Pada kebanyakan kasus, gejala dapat menghilang dengan sendirinya, tetapi dapat kembali lagi setelah sekian waktu. AnamnesisPasien BPPV akan mengeluh jika kepala berubah posisi pada suatu keadaan tertentu. Pasien akan merasa berputar atau merasa sekelilingnya berputar jika akan ke tempat tidur, berguling dari satu sisi ke sisi lainnya, bangkit dari tempat tidur di pagi hari, mencapai sesuatu yang tinggi atau jika kepala digerakkan ke belakang. Terdapat jeda beberapa detik dari posisi provokasi sampai gejala muncul dan biasanya vertigo hanya berlangsung 1 menit. Kadang-kadang disertai rasa mual dan muntah.1. Pasien dapat diminta untuk melukiskan keluhannya dengan kata - katanya sendiri apa yang dimaksudkan dengan pusing tersebut2. Anamnesis khusus mengenai sifat vertigo :a. Adakah kekhususan sifat vertigo yang timbul, keparahan vertigonya Rasa gerakan palsu dari tubuh atau sekitarnya (rasa berputar, rasa terapung) Rasa tidak enak di kepala : kepala ringan, hubungannya dengan penglihatan dan kesadaran. Apakah vertigonya mempunyai pola gejala tertentu sistematis atau non sistematis, atau vertigo yang kabur Kecenderungan untuk jatuh.b. Intensitas timbulnya vertigo, perjalanan waktu, bagaimana mulai timbul, dan bagaimana berakhir.c. Pengaruh lingkungan atau siuasi : Apakah ada posisi provokasi Apakah didahului oleh stressd. Apakah terdapat keluhan pada pendengaran, seperti rasa tertutup, rasa penekanan, tinnitus, gangguan pendengaran3. Anamnesa neurologi

Pemeriksaan Fisik1. Provokasi Pada saat percobaan provokasi dilakukan, pemeriksa harus mengobservasi timbulnya respon nistagmus pada kacamata Frenzel yang dipakai oleh pasien dalam ruangan gelap, lebih baik lagi bila direkam dengan system video infra merah (VIM). Percobaan Dix-Hallpike pada garis besarnya terdiri dari dua gerakan. Percobaan Dix-Hallpike kanan pada bidang kanalis semisirkularis anterior kiri dan kanal posterior kanan dan percobaan DixHallpike kiri pada bidang posterior kiri dan anterior kanan. 1,2,3Untuk melakukan percobaan Dix-Hallpike kanan : Pasien duduk tegak pada meja pemeriksaan dengan kepala menoleh 450ke kanan Dengan cepat pasien dibaringkan dengan kepala tetap miring 450ke kanan sampai kepala pasien menggantung 20-30 pada ujung meja pemeriksaan Tunggu 40 detik sampai respon abnormal timbul. Penilaian respon pada monitor dilakukan selama+1 menit atau sampai respon menghilang. Setelah tindakan pemeriksaan ini maka dapat langsung dilanjutkan denganCanalith Repositioning Treatment(CRT) atau disebut juga Epley maneuver bila terdapat abnormalitas. Lanjutkan pemeriksaan dengan percobaan Dix-Hallpike kiri dengan kepala pasien dihadapkan 450ke kiri, tunggu maksimal 40 detik sampai respon abnormal hilang. Percobaanside lyingjuga terdiri dari 2 gerakan yaitu percobaan side lyingkanan yang menempatkan kepala pada posisi di mana kanalis anterior kiri atau kanalis posterior kanan pada bidang tegak lurus garis horisontal dengan kanal posterior pada posisi paling bawah dan percobaan side lyingkiri yang menempatkan kepala pada posisi di mana kanalis anterior kanan dan kanalis posterior kiri pada bidang tegak lurus garis horisontal dengan kanal posterior pada posisi paling bawah.Pasien duduk pada meja pemeriksaan dengan kaki menggantung di tepi meja, kemudian dijatuhkan ke sisi kanan dengan kepala ditolehkan 45 ke kiri (menempatkan kepala pada posisi kanalis anterior kiri atau kanalis posterior kanan), tunggu 40 detik sampai timbul respon abnormal. Pasien kembali ke posisi duduk untuk diakukan percobaanSidelyingkiri, pasien secara cepat dijatuhkan ke sisi kiri dengan kepala ditolehkan 45 ke kanan (menempatkan kepala pada posisi kanalis anterior kanan/kanalis posterior kiri). Tunggu 40 detik sampai timbul respon abnormal.Pada pasien BPPV setelah provokasi ditemukan nistagmus yang timbulnya lambat,+40 detik, kemudian nistagmus menghilang kurang dari satu menit bila sebabnya kanalitiasis, pada kupulolitiasis nistagmus dapat terjadi lebih dari satu menit, biasanya serangan vertigo berat dan timbul bersamaan dengan nistagmus.Pemeriksa dapat mengidentifikasi jenis kanal yang terlibat dengan mencatat arah fase cepat nistagmus yang abnormal dengan mata pasien menatap lurus ke depan. Fase cepat ke atas, berputar ke kanan menunjukkan BPPV pada kanalis posterior kanan. Fase cepat ke atas, berputar ke kiri menunjukkan BPPV pada kanalis posterior kiri. Fase cepat ke bawah, berputar ke kanan menunjukkan BPPV pada kanalis anterior kanan. Fase cepat ke bawah, berputar ke kiri menunjukkan BPPV pada kanalis anterior kiri.Respon abnormal diprovokasi oleh percobaan Dix-Hallpike atauside lyingpada bidang yang sesuai dengan kanal yang terlibat.Perlu diperhatikan, bila respon nistagmus sangat kuat, dapat diikuti oleh nistagmus sekunder dengan arah fase cepat berlawanan dengan nistagmus pertama. Nistagmus sekunder terjadi oleh karena proses adaptasi sistem vertibuler sentral.Perlu dicermati bila pasien kembali ke posisi duduk setelah mengikuti pemeriksaan dengan hasil respon positif, pada umumnya pasien mendapat serangan nistagmus dan vertigo kembali. Respon tersebut menyerupai respon yang pertama namun lebih lemah dan nistagmus fase cepat timbul dengan arah yang berlawanan. Hal tersebut disebabkan oleh gerakan kanalith ke kupula.Pada umumnya BPPV timbul pada kanalis posterior dari hasil penelitian terhadap 77 pasien BPPV. Terdapat 49 pasien (64%) dengan kelainan pada kanalis posterior, 9 pasien (12%) pada kanalis anterior, 18 pasien (23%) tidak dapat ditentukan jenis kanal mana yang terlibat, serta didapatkan satu pasien dengan keterlibatan pada kanalis horizontal. Kadang-kadang percobaan Dix-Hallpike /side lyingmenimbulkan nistagmus horizontal. 2Nistagmus ini bisa terjadi karena nistagmus spontan, nistagmus posisi atau BPPV pada kanalis horizontal. Bila timbul nistagmus horizontal, pemeriksaan harus dilanjutkan dengan pemeriksaan roll test.2. Pemeriksaan pendengaran, dapatdiperiksa menggunakan garpu tala3. Pemeriksaan darah rutin4. Pemeriksaan neurologis rutinPemeriksaan Penunjang ENG (Electro Nystagmo Graphy) Imaging - CT scan atau MRI untuk mendeteksi adanya lesi pada SSP, seperti hemoragik, infark, atau tumor.Diagnosis KerjaBPPV atau Benign Paroxysmal Posotional Vertigo dikarakteristikan dengan episode vertigo rekuren yang berlangsung bebrapa detik dan dipresipitasi oleh perubahan posisi kepala, terutama memanjangkan leher, membungkuk, berbaring dengan posisi telinga yang terkena di posisi bawah. Pasien mungkin memiliki riwayat trauma atau labirinitis. Pada kebanyakan pasien, resolusi spontan terjadi dalam bebrapa minggu sampai bulanan, dan selama periode tersebut menghindari posisi provokatif membantu menghidari gejala. Walaupun begitu, rekurensi gejala merupakan hal yang umum. Gejala dapat dipancing dengan tes Dix-Hallpike.Diagnosis Banding Vertigo Sentral CiriPerifer (labirin atau saraf)Sentral (batang otak atau serebelum)

Latensi a3 - 40sTidak ada; vertigo dan nistagmus langsung terjadi

Kelelahan bYaTidak ada

Habituasi cYa Tidak ada

Arah nistagmusTidak berarah, fase cepat pada arah oposisi telingan yang tergangguDua arah atau satu arah

Nistagmus vertikal atau berputar jelasTidak pernahMungkin ada

Fiksasi visualMengurangi nistagmus dan vertigoTidak ada inhibisi

Intensitas vertigoParahSedang

Tinitus dan-atau gangguan pendengaranMungkin adaBiasanya tidak ada

Gangguan SSPTidak adaSangat umum terjadi (mis. Diplopia, hiccup, cranial neuropati, disartria)

Penyebab umumBPPV, infeksi (labirinitis), Menieres, iskemi, trauma, toksinVascular, demyenalisasi, neoplasma

Tabel 1. perbedaan vertigo sentral dengan vertigo perifer 3 aWaktu jeda antara pencapaian posisi kepala dengan onset gejala bMenghilangnya gejala sejalannya dengan waktu pada posisi provokatif cBerkurangnya gejala setelah beberapa percobaan

DurasiGangguan pendengaran

Tidak adaAda

Beberapa detikBPPVFistula perilimfatik

Menit - jamMigrainMeniere

Berhari - hariVestibular neuronitisLabirinitis

Tabel 2. Perbandingan penyebab pada durasi dan gangguan pendengaran pada vertigo 4

Etiologi Vertigo biasanya disebabkan oleh gangguan sistem vestibular yang berfungsi sebagai organ sensoris yang mendeteksi sensasi sensasi mengenai keseimbangan. Ujung dari organ ini, yang terdapat pada labirin tulang di telinga dalam, terdiri dari tiga kanalis semisirkularis dan dua ruang besar (utrikulus dan sakulus). Bagian kanal meneruskan akselerasi/ gerakan angular (rotasional), sementara itu bagian utrikulus dan sakulus berfungsi untuk meneruskan akselerasi/ gerakan linier, secara berurutan, horizontal dan vertikal. Rangsangan pada organ diteruskan ke nukleus vestibularis di batang otak melalui nervus vestibulokoklearis (N. VIII). 3,4,5Informasi ini diproyeksikan pada nukleus kranialis nervers III, IV, dan VI; medulla spinalis; korteks cerebral; dan serebelum. Reflex vestibulookular (vestibuloocular reflex / VOR) berfungsi untuk mempertahankan stabilitas visual pada pergerakan kepala dan bergantung pada proyeksi langsung dari nukleus vestibularis ke nukleus nervus cranial ke-enam (abdusen) di pons, dan diteruskan melalui fasikulus medial longitudinal ke nukleus nervus cranial tiga (okulomotor) dan empat (troklearis). Hubungan ini menyebabkan nistagmus yang hampir selalu menemani disfungsi vestibular. 3,4,5Ketidaksesuaian input dari impuls visual, impuls labirin, dan impuls propioseptor sendi dan otot menyebabkan disorientasi dan ketidakseimbangan. 3,5Epidemiologi 1 Di Amerika Serikat didapatkan kejadian BPPV 64 per 100.000 Distribusiseks menunjukkankecenderungan untukperempuan(64%) Usia merupakan salah satu predileksi BPPV (51-57.2 tahun). Pada orang di bawah 35 tahun jarang terjadi tanpa riwayat trauma kepala.

Patofisiologi Penyebab patologis vertigo yang paling sering adalah disfungsi vestibular, yang dapat menyangkut labirin, nervus, atau pada bagian sentral. Vertigo seringkali timbul bersama nausea, jerk nistagmus, ketidakseimbangan postural, dan ketidakseimbangan pada waktu berjalan. Karena vertigo dapat meningkat pada gerakan kepala, pasien cenderung untuk tidak menggerakan kepalanya.BPPV merupakan penyebab tersering dari vertigo (20% dari semua kasus). BPPV disebabkan karena pelepasan otolit (kristal kalsium karbonat), yang pada keadaan normal ditemukan di utrikulus dan sakulus ke salah satu kanalis semisirkularis. Dipengaruhi oleh gravitasi, otolit bermigrasi ke bagian terendah dari labirin, tempat di mana statolit dapat tersapu dengan mudah ke pintu masuk kanalis semisirkularis posterior ketika pasien berbaring telentang. Statolit yang lepas juga dapat memasuki kanalis semisirkularis lateralis (jarang). Pelepasan otolit dapat disebabkan oleh bertambahnya umur, infeksi telinga, berbaring untuk waktu yang lama, pembedahan telinga, dan cedera kepala. 1-6Pergerakan dalam bidang kanalis semisirkularis yang terkena membuat kristal di dalamnya bergerak, menimbulkan pergerakan relative endolimf (kanalolitiasis; efek piston), yang ditransmisikan ke kupula. Impuls yang berasal dari kanalis semisirkularis yang terkena menimbulkan sensasi pergerakan dan nistagmus pada bidang kanalis semisirkulari yang terstimulasi (stimulasi sel - sel rambut dan persepsi adanya gerakan), yang dimulai segera setelah interval latensi yang pendek dan menghilang dalan waktu kurang lebih 60 detik. Pengulangan pergerakan kepala yang mencetuskan vertigo menyebabkan pengurangan respons simptomatik sementara (habituasi). 3,4,6,7

Gejala KlinikPasien merasakan vertigo hebat (sensasi berputar pada kepala atau lingkungan), pasien dapat mrasakan gerakan seperti ke depan-belakang, atas-bawah yang biasanya pada kepala. Atau merasa lantai dan dinding seperti tenggelam, miring, atau naik. Saat berjalan pasien dapat merasa tidak seimbang dan miring ke sebelah. Pasien juga dapat merasakan seperti ditarik ke bawah, atau ditarik oleh magnet. Onset BPPV biasanya mendadak. Kebanyakan pasien merasakan vertigo setelah bangun dari posisi berbaring ke posisi duduk secara tiba tiba.Setelah itu, gejala vertigo posisional dapat berlanjut selama beberapa hari, beberapa minggu, bahkan kadang-kadang bulan atau tahun.Pada kebanyakan kasus, gejala dapat menghilang dengan sendirinya, tetapi dapat kembali lagi setelah sekian waktu.Gejala yang dirasakan pasien mencakup spektrum yang luas.Pada pasien dengan kasus-kasus ekstrim, sedikit gerakan kepala dapat menimbulkan gejala mual dan muntah.Pada pasien yang lain, meskipun terdapat nistagmus yang kuat, tampak relatif tidak terpengaruh.Pasien dengan BPPV biasanya tidak merasa pusing sepanjang waktu.Pusing terjadi seperti serangan yang dipicu oleh gerakan kepala.Pada saat tidak terjadi serangan, pasien biasanya memiliki sedikit atau tanpa gejala.BPPV klasik dipicu oleh gerakan tiba-tiba dari posisi tegak ke posisi telentang, dan kepala mengarah 45 ke sisi telinga yang bermasalah.Setelah itu,terdapat periode lag beberapa detik sebelum serangan terjadi. Ketika BPPV terpicu, pasien merasa seolah-olah berputar ke arah sisi telinga yang terkena.Gejala awal sangat hebat dan biasanya menghilang dalam waktu 20 atau 30 detik.Jika terdapat gangguan kesadaran pada serangan, hampir selalu berarah pada kelainan lain, seperti kejang atau pingsan.

TatalaksanaNon-medika mentosaTiga macam percobaan dilakukan untuk menanggulangi BPPV yaitu Canalith Repositioning Treatment(CRT) atau Epley maneuver, percobaanliberatory,dan latihan Brandt-Daroff. 1. Canalith Repositioning Treatment(CRT) atau Epley maneuver 1-5,7CRT sebaiknya segera dilakukansetelah hasil percobaan Dix-Hallpikemenimbulkan respon abnormal. Pemeriksa dapat mengidentifikasi adanya kanalitiasis pada kanal anterior atau kanal posterior dari telinga yang terbawah. Pasien tidak kembali ke posisi duduk, namun kepala pasien dirotasikan dengan tujuan untuk mendorong kanalith keluar dari kanalis semisirkularis menuju ke utrikulus, tempat di mana kanalith tidak lagi menimbulkan gejala. Bila kanalis posterior kanan yang terlibat maka harus dilakukan tindakan CRT kanan. Percobaan ini dimulai pada posisi Dix-Hallpikeyang menimbulkan respon abnormal dengan cara kepala ditahan pada posisi tersebut selama 1-2 menit Kepala direndahkan dan diputar secara perlahan ke kiri dan dipertahankan selama beberapa saat. Setelah itu badan pasien dimiringkan dengan kepala tetap dipertahankan pada posisi menghadap ke kiri dengan sudut 450sehingga kepala menghadap kebawah melihat ke lantai. Akhirnya pasien kembali ke posisi duduk, dengan kepala menghadap ke depan. Setelah terapi ini pasien di lengkapi dengan menahan leher dan disarankan untuk tidak menunduk, berbaring, dan membungkukkan badan selama satu hari. Pasien harus tidur pada posisi yang sehat untuk 5 hari.Percobaan yang sama juga dapat digunakanpada pasien dengan kanalitiasis pada kanal anterior kanan. Pada pasien dengan kanalith pada kanal anterior kiri dan kanal posterior, CRT kiri merupakan metode yang dapat di gunakan, yaitu dimulai dengan kepala menggantung kiri dan membalikan tubuh ke kanan sebelum duduk.

Gejala-gejala remisi yang terjadi setelah CRT kemungkinan disebabkan oleh percobaan itu sendiri, bukan oleh percobaan pada saat pasien duduk tegak. Kadang-kadang CRT dapat menimbulkan komplikasi. Terkadang kanalith dapat pindah ke kanal yang lain. Komplikasi yang lain adalah kekakuan pada leher, spasme otot akibat kepala di letakkan dalam posisi tegak selama beberapa waktu setelah terapi. Pasien dianjurkan untuk melepas penopang leher dan melakukan gerakan horisontal kepalanya secara periodik. Bila dirasakan adanya gangguan leher, ekstensi kepala diperlukan pada saat terapi dilakukan. Digunakan meja pemeriksaan yang bertujuan untuk menghindari keharusan posisi ekstensi dari leher. Pada akhirnya beberapa pasien mengalami vertigo berat dan merasa mual sampai muntah pada saat tes provokasi dan penatalaksanaan. Pasien harus diminta untuk duduk tenang selama beberapa saat sebelum meninggalkan klinis.2. Percobaanliberatory juga dibuat untuk memindahkan otolit (debris/kotoran) dari kanal semisirkularis. Tipe percobaan yang dilakukan tergantung dari jenis kanal mana yang terlibat, apakah kanal anterior atau posterior. 2Bila terdapat keterlibatan kanal posterior kanan, percobaanliberatorykanan perlu dilakukan. Percobaan dimulai dengan : Penderita diminta untuk duduk pada meja pemeriksaan dengan kepala diputar menghadap ke kiri 45. Pasien yang duduk dengan kepala menghadap ke kiri secara cepat dibaringkan ke sisi kanan dengan kepala menggantung ke bahu kanan. Setelah 1 menit, pasien digerakan secara cepat ke posisi duduk awal dan untuk ke posisiside lyingkiri dengan kepala menoleh 45 ke kiri. Pertahankan penderita dalam posisi ini selama 1 menit dan perlahan-lahan kembali ke posisi duduk. Penopang leher kemudian dikenakan dan diberi instruksi yang sama dengan pasien yang diterapi dengan CRT. Bila kanal anterior kanan yang terlibat, percobaan yang dilakukan sama, namun kepala diputar menghadap ke kanan. Bila kanal posterior kiri yang terlibat, percobaanliberatorykiri harus dilakukan, (pertama pasien bergerak ke posisisidelyingkiri kemudian posisiside lyingkanan dengan kepala menghadap ke kanan). Bila kanal anterior kiri yang terlibat, percobaanliberatorykiri dilakukan dengan kepala diputar menghadap ke kiri. Angka kesembuhan 70-84% setelah terapi tunggal percobaanliberatory.3. Latihan Brandt dan Daroff, dapat di lakukan oleh pasien di rumah tanpa bantuan terapis. Pasien melakukan gerakan-gerakan dari duduk ke samping yang dapat mencetuskan vertigo (dengan kepala menoleh ke arah yang berlawanan) dan tahan selama 30 detik, lalu kembali ke posisi duduk dan tahan selama 30 detik, lalu dengan cepat berbaring ke sisi yang berlawanan (dengan kepala menoleh ke arah yang berlawanan) dan tahan selama 30 detik, lalu secara cepat duduk kembali. Pasien melakukan latihan secara rutin 10-20 kali, 3 kali sehari sampai vertigo hilang paling sedikit 2 hari. 2Angka remisi 98% remisi timbul akibat latihan-latihan akan melepaskan otokonia dari kupula dan keluar dari kanalis semirkularis, di mana mereka tidak akan menimbulkan gejala. Remisi juga timbul akibat adaptasi sistem vestibuler sentral. Lebih baik, kanalitiasis pada anterior dan posterior kanal diterapi dengan CRT. Bila terdapat kupulolitiasis, kita dapat menggunakan percobaanliberatory. Latihan Brandt Daroff dilakukan bila masih terdapat gejala sisa ringan. Obat-obatan dilakukan untuk menghilangkan gejala-gejala seperti mual, muntah. Terapi pembedahan, seperti pemotongan n. vestibularis, n. Singularis, dan penutupan kanal yang terlibat jarang dilakukan.Modifikasi CRT digunakan untuk pasien dengan kanalitiasis pada BPPV kanalis horizontal, permulaan pasien dibaringkan dengan posisi supinasi, telinga yang terlibat berada di sebelah bawah. Bila kanalith pada kanalis horizontal kanan secara perlahan kepala pasien digulirkan ke kiri sampai ke posisi hidung di atas dan posisi ini dipertahankan selama 15 detik sampai vertigo berhenti. Kemudian kepala digulirkan kembali ke kiri sampai telinga yang sakit berada di sebelah atas. Pertahankan posisi ini selama 15 detik sampai vertigo berhenti. Lalu kepala dan badan diputar bersamaan ke kiri, hidung pasien menghadap ke bawah, tahan selama 15 detik. Akhirnya, kepala dan badan diputar ke kiri ke posisi awal dimana telinga yang sakit berada di sebelah bawah. Setelah 15 detik, pasien perlahan-lahan duduk, dengan kepala agak menunduk 30. Penyangga leher dipasang dan diberi instruksi serupa dengan pasca CRT untuk kanalis posterior dan kanalis anterior. Latihan Brandt-Daroff dapat dimodifikasi untuk menangani pasien dengan BPPV pada kanalis horizontal karena kupulolitiasis. Pasien-pasien tersebut diminta melakukan gerakan ke depan-belakang secara cepat pada bidang kanalis horizontal pada posisi supinasi. Percobaan ini bertujuan untuk melepaskan otokonia dari kupula. Namun bukti menunjukan efektifitas percobaan-percobaan terapi untuk kanalis horizontal masih dipertanyakan.Percobaan CRT, liberatory,dan Brandt Daroff merupakan latihan yang baik untuk pasien BPPV. CRT merupakan terapi standar di berbagai negara. CRT digunakan untuk terapi kanal posterior and anterior akibat kanalithiasis. PercobaanLiberatorydigunakan untuk kupolitiasis agar menggerakkan otokonia. Latihan Brandt Daroff digunakan untuk pasien dengan gejala yang menetap.Medikamentosa Obat - obat vestibule supresan, sperti anti histamine, anti kolinergik, dan benzodiazepine dapat digunakan untuk mengurangi gejala vertigo, tetapi tidak dapat menyembuhkan, dan hanya menutupi penyebab vertigo sehingga jarang digunakan. 1,2,4KomplikasiKomplikasi terjadi akibat gangguan penerimaan impuls pada pasien, seperti terjatuh, serta mual dan muntah. 1PencegahanKarena salah satu faktor resiko dari BPPV adalah trauma dan infeksi, kemungkinan BPPV dapat dihindari dengan mencegah kedua faktor resiko tersebut.PrognosisPrognosis baik, karena walaupun tidak diobati, BPPV cenderung dapat menghilang dengan sendirinya secara spontan dalam waktu kurang lebih 6 minggu. Dan dengan terapi seperti maneuver Epley, mempunyai hasil yang baik. Jika telah diobati, angka rekurensi kira - kira 10 - 25%. 1

Daftar Pustaka

Li J. Benign paroxysmal positional vertigo. 2010. Diunduh dari : http://emedicine.medscape.com/article/884261-overviewFife T. Benign paroxysmal positional vertigo. Semin Neurol. 2009;29(5):500-508. Diunduh dari : http://www.medscape.com/viewarticle/714335Wazen J, Ghossaini S. Hearing loss and dizziness. Current diagnosis and treatment in neurology. Mcgraw-Hill 2007;6:42-45.Daroff R, Carlson M. Dizziness, syncope, and vertigo. Harrison's neurology in clinical medicine. Mcgraw-Hill 2006;10:123-128.Baehr M, Frotscher M. Diagnosis topik neurologi duus. ECG;2005:168-171.Lustig L, Schindler J. Ear, nose, and throat disorders. Lange Current Medical Diagnosis and Treatment. Mcgraw-Hill 2010;8:188-192.Lumbantobing SM. Neurologi klinik pemeriksaan fisik dan mental. FKUI 2005;5:69-73.

14