2214206711_salman_akbar_uang_elektronik.pdf

8
1 | Page IMPLEMENTASI E-MONEY DI INDONESIA Tugas Keamanan Sistem Informasi dan Jaringan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Elektro Telematika – CIO 2014 Nama : Salman Akbar | NRP : 2214206711 Abstrak Dokumen ini merupakan Tugas Mata Kuliah Kemanan Sistem Informasi dan Jaringan yang merupakan ringkasan penerapan atau implementasi electronic money (e-money) di indonesia Pendahuluan Dewasa ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berlangsung sangat cepat dan meliputi segala aspek kehidupan manusia. Semua perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tersebut hadir untuk memberikan kemudahan bagi manusia dalam melaksanakan aktivitas kesehariannya. Layanan sosial media yang semakin berkembang kini selain sebagai media komunikasi, juga dapat menjadi media distribusi dan promosi yang erat kaitannya dengan ecommerce. Begitulah perkembangan teknologi di bidang informasi dan komunikasi memberi dampak terhadap munculnya berbagai inovasi baru dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Dalam perkembangannya saat ini, teknologi informasi dan komunikasi pun turut menghadirkan inovasi dalam pembayaran elektronis (electronic payments). Pembayaran elektronis yang kita kenal dan sudah ada di Indonesia saat ini antara lain phone banking, internet banking, kartu kredit, dan kartu debit/ATM yang kemudian telah berkembang menjadi produk pembayaran elektronis lainnya yang dikenal sebagai Electronic Money (E- Money) di Indonesia. Alat pembayaran elektronis ini tentu memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dengan media pembayaran elektronis yang terlebih dahulu lahir.

Upload: salman-akbar

Post on 16-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2214206711_Salman_Akbar_Uang_Elektronik.pdf

1 | P a g e

IMPLEMENTASI E-MONEY DI INDONESIA

Tugas Keamanan Sistem Informasi dan Jaringan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Elektro Telematika – CIO 2014

Nama : Salman Akbar | NRP : 2214206711

Abstrak

Dokumen ini merupakan Tugas Mata Kuliah Kemanan Sistem Informasi dan Jaringan yang

merupakan ringkasan penerapan atau implementasi electronic money (e-money) di indonesia

Pendahuluan

Dewasa ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berlangsung sangat cepat dan meliputi segala aspek kehidupan manusia. Semua perkembangan teknologi informasi

dan komunikasi tersebut hadir untuk memberikan kemudahan bagi manusia dalam melaksanakan aktivitas kesehariannya. Layanan sosial media yang semakin berkembang kini

selain sebagai media komunikasi, juga dapat menjadi media distribusi dan promosi yang erat kaitannya dengan ecommerce. Begitulah perkembangan teknologi di bidang informasi

dan komunikasi memberi dampak terhadap munculnya berbagai inovasi baru dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

Dalam perkembangannya saat ini, teknologi informasi dan komunikasi pun turut

menghadirkan inovasi dalam pembayaran elektronis (electronic payments). Pembayaran elektronis yang kita kenal dan sudah ada di Indonesia saat ini antara lain phone banking,

internet banking, kartu kredit, dan kartu debit/ATM yang kemudian telah berkembang menjadi produk pembayaran elektronis lainnya yang dikenal sebagai Electronic Money (E-Money) di Indonesia. Alat pembayaran elektronis ini tentu memiliki beberapa karakteristik

yang membedakannya dengan media pembayaran elektronis yang terlebih dahulu lahir.

Page 2: 2214206711_Salman_Akbar_Uang_Elektronik.pdf

2 | P a g e

I. Payment Regulation

E-Money hadir sebagai alternatif alat pembayaran nontunai khususnya untuk pembayaran mikro sampai dengan ritel. Munculnya E-Money di Indonesia dilatarbelakangi oleh Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 yang kemudian disempurnakan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money)s ebagai salah satu pendukung agenda Bank Indonesia untuk menciptakan less cash society di Republik Indonesia. E-Money sendiri bertujuan untuk memudahkan manusia dalam melakukan segala macam transaksi ekonomi di kehidupannya terutama untuk transaksi-transaksi berskala mikro (micro payments). Bahkan saat ini beberapa produk E-Money yang dikembangkan oleh issuer tertentu telah diintegrasikan dengan banyak penyedia layanan, termasuk sarana transportasi umum seperti Transjakarta Busway, Commuter Line, dan jalan tol. Bisa dibayangkan hanya dengan satu kartu, kita dapat mengakses berbagai bentuk layanan umum, tempat makan, department store, supermarket, dan tempat-tempat perbelanjaan lainnya. Hal ini tentu perkembangan yang baik dari sisi e-commerce sekaligus menciptakan less cash society di Indonesia.

II. Definisi E-Money

Electronic Money atau E-Money adalah suatu alat pembayaran elektronik prabayar dimana nilai uang tertentu melekat padanya yang dapat diisi ulang dan dapat digunakan untuk membiayai berbagai transaksi pada merchant yang tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, E-Money merupakan jenis dari Stored-Value Cards (SVC) yang sifatnya lebih luas dari SVC konvensional yang kita kenal selama ini, misalnya kartu telepon, e-toll card, blitzmegaplex card, dan sebagainya. E-Money merupakan salah satu alternatif pembayaran yang bentuknya bisa bermacam-macam. Selama ini E-Money yang berkembang di masyarakat masih dalam bentuk microprocessor chip yang ditanamkan dalam sebuah kartu. Kartu E-Money berukuran sama dengan kartu kredit/debit namun sedikit lebih tebal akibat adanya chip tadi. Berdasarkan Bank for International Settlement (BIS) 6, E-Money didefinisikan sebagai: “stored-value or prepaid products in which a record of the funds or value available to a consumer is stored on an electronic device in the customer’s possession.” (Produk stored-value atau prepaid dimana sejumlah nilai uang disimpan dalam suatu media elektronis yang dimiliki oleh pengguna) Lebih lanjut dikelaskan bahwa nilai uang dalam E-Money akan berkurang pada saat konsumen menggunakannya untuk pembayaran. Di samping itu E-Money yang dimaksudkan di sini berbeda dengan “single-purposed prepaid card” lainnya seperti kartu telepon, sebab E-Money yang dimaksudkan di sini dapat digunakan untuk berbagai macam jenis pembayaran (multi-purposed). E-Money yang juga berbeda dengan alat pembayaran elektronis berbasis kartu lainnya seperti kartu kredit dan kartu debit. Kartu kredit dan kartu debit bukan merupakan “prepaid products” melainkan “access product”. Secara umum perbedaan karakteristik antara “prepaid products” dengan “access product” adalah sebagai berikut :

1. Prepaid product (E-Money) - Nilai uang telah tercatat dalam instrument E-Money (chip) atau sering disebut

dengan stored-value;

Page 3: 2214206711_Salman_Akbar_Uang_Elektronik.pdf

3 | P a g e

III. Penerapan E-Money Di Indonesia

Di Indonesia E-Money merupakan hal baru yang timbul dari kebijakan Bank Indonesia untuk menciptakan “less cash society”. Kebijakan ini diatur secara teknis dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (E-Money). Jadi dengan didasarkan pada peraturan ini, mulailah era uang elektronik di Indonesia. Selama tiga tahun perkembangan E-Money di Indonesia bisa dikatakan perkembangannya pelan tapi pasti. Bank Indonesia mengharapkan E-Money ini dapat berkembang untuk menggantikan peran uang konvensional dalam transaksi-transaksi mikro. Terkait dengan agenda Bank Indonesia untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia, E-Money diharapkan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk orang-orang yang belum mempunyai akun di bank (unbanked people). Sejauh ini berdasarkan data Bank Indonesia, jumlah volume dan nominal transaksi uang elektronik atau E-Money di Indonesia tergolong tinggi. Masing-masing tumbuh 55% dan 38% per tahun. Bila pada tahun 2009 volume transaksinya masih mencapai 48.000, maka pada tahun 2012 telah ada sebanyak 311.000 transaksi yang menggunakan E-Money. Sementara itu, nilai transaksi E-Money di Indonesia pada tahun 2009 memang masih kecil, hanya Rp 1 milliar, tetapi tiga tahun berikutnya (2012) nilai transaksinya mencapai Rp 5 milliar. Perkembangan E-Money di Indonesia dimulai dari dikeluarkannya regulasi dari Bank Indonesia pada tahun 2009. Sejak saat itu penerbit E-Money bermunculan, mulai dari kalangan Bank maupun non-Bank. Dari kalangan Bank ada Bank Mandiri dengan kartu E-Money-nya dan BCA dengan kartu Flazz-nya, sementara dari kalangan lembaga non perbankan ada Telkomsel dengan TCash-nya. Untuk menjadi penerbit resmi E-Money tidaklah mudah. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 dibutuhkan perizinan dari Bank Indonesia untuk dapat menjadi penerbit resmi dari segala bentuk E-Money yang beredar di Indonesia. Secara detail mengenai pihak penerbit E-Money akan penulis jelaskan pada subbab lain di bab ini. Perkembangan E-Money Sebelum regulasi Bank Indonesia tersebut diterbitkan sesungguhnya telah dijumpai berbagai bentuk E-Money sederhana dalam bentuk single-purpose prepaid card yang beredar di masyarakat, misalnya kartu telepon, Blitzmegaplex prepaid card, kartu voucher di berbagai foodcourt, dan sebagainya. Namun demikian, pada saat tersebut belum dijumpai satu pun E-Money berbentuk multipurposed prepaid card yang dapat diakses ke banyak merchant, tidak hanya satu merchant saja. Pada saat tersebut, pengguna direpotkan dengan kebutuhan untuk membawa banyak kartu untuk menangani berbagai macam transaksi. Namun sekarang, keadaan telah berubah sejak hadirnya EMoney sebagai kartu prepaid multi purposes di Indonesia. Saat ini pengguna cukup membawa satu kartu E-Money untuk menangani berbagai transaksi dengan catatan transaksi tersebut harus dilakukan pada merchant-merchant yang telah bekerja sama dengan penerbit kartu E-Money yang pengguna gunakan. Oleh karena itulah, perkembangannya saat ini berbagai penerbit E-Money berlomba-lomba melakukan ekspansi dengan cara bekerja sama mengintegrasikan sistem E-Money mereka dengan merchant-merchant yang beraneka ragam jenisnya, mulai dari bisnis rumah makan, department store, supermarket, salon, media telekomunikasi, sampai dengan sarana transportasi umum masyarakat seperti Commuterline, Transjakarta, dan Transjogja. Isu terakhir yang berkembang adalah bagaimana Bank penerbit E-Money menggandeng PT Railink dan PT Kereta Commuter Jakarta (KCJ), anak usaha PT Kereta Api Indonesia (KAI) dalam rangka mendapatkan akses produk E-Money

Page 4: 2214206711_Salman_Akbar_Uang_Elektronik.pdf

4 | P a g e

masing-masing pada transportasi commuterline yang sedang hits di Jakarta 1-2 tahun belakangan ini. Ketika upaya ini berhasil, maka ke depannya pengguna E-Money dapat mengakses commuterline tanpa perlu mengantri untuk membeli karcis di loket stasiun. Sangat nyaman dan efisien. Di samping memperluas jangkauan operabilitas E-Money, setiap penerbit E-Money juga melakukan inovasi dengan menciptakan produk E-Money yang ‘berbeda’. Dalam hal ini, Bank Mandiri hadir sebagai pelopor dengan merilis produk gelang E-Money yang berbentuk gelang dalam berbagai warna. Gelang tersebut dilengkapi dengan microprocessor chip di dalamnya yang berfungsi sebagai media penyimpanan data saldo nilai uang yang tersimpan. Terkait penggunannya juga sangat mudah. Gelang tersebut hanya perlu didekatkan pada alat pindai E-Money saat ingin melakukan transaksi. Menurut informasi yang penulis terima dari pihak Bank Mandiri, gelang E-Money ini diterbitkan dalam upaya Bank Mandiri meningkatkan pengguna E-Money untuk kalangan remaja yang diyakini sebagai pihak-pihak yang belum ‘tersentuh’ oleh produk E-Money dalam bentuk kartu. Pihak Bank Mandiri mengklaim bahwa inovasi mereka tidak akan berhenti sampai di sini. Ke depannya akan muncul berbagai inovasi untuk meraih keunggulan pasar di bidang pengembangan produk E-Money.

Gambar 1 : gelang e-money Bank Mandiri

IV. Media Penyimpanan Data Elektronis E-Money

Berdasarkan media yang digunakan untuk merekam ‘nilai uang’ yang telah dikonversi ke dalam format elektronik, produk E-Money umumnya dikategorikan ke dalam dua kelompok yaitu card-based product dan software-based product.

1. Card-Based Product

E-Money dalam bentuk card-based product sering juga disebut sebagai electronic purses (dompet elektronik). Card-based product pada prinsipnya dimaksudkan untuk pembayaran yang bersifat langsung (face to face), namun demikian saat ini beberapa card-based product juga dapat digunakan untuk pembayaran via internet dengan menambahkan alat tertentu pada komputer pengguna.Jenis produk ini menggunakan media kartu dengan teknologi Integrated Circuit (IC) atau dikenal dengan ‘IC card’ yang mengandung microprocessor chip. IC cards dapat digolongkanmenjadi dua jenis

Page 5: 2214206711_Salman_Akbar_Uang_Elektronik.pdf

5 | P a g e

yaitu : smart cards dan memory cards. Smart card telah memiliki fungsi untuk melakukan proses data serta fungsi penyimpanan. Sementara memory card hanya memiliki fungsi untuk penyimpanan data. Saat ini, produk E-Money yang berbasis kartu pada umumnya menggunakan teknologi smart card, mengingat fungsi ’dataprocessing’ sangat dibutuhkan untuk melakukan proses perhitungan. Smart card sendiri dapat digolongkan lagi menjadi 2 (dua) tipe yaitu :

a. contact type, dimana dalam penggunaannya kartu harus dimasukkan ke dalam mesin pembaca (card-reader); dan

b. contactless type, dimana dalam penggunaannya kartu tidak harus dimasukkan ke dalam card-reader, melainkan cukup diarahkan/didekatkan ke alat pembaca (tanpa harus menyentuh).

Secara fisik, smart card merupakan kartu plastik dimana sebuah IC chip ditanamkan ke dalam kartu tersebut. Di dalam chip tersebut terdapat operating system dan aplikasi (software) yang di-install pada saat proses produksi chip dimaksud. Microprocessor chip inilah yang berfungsi sebagai pusat pengendalian seluruh transaksi yang mempunyai kemampuan untuk melakukan perhitungan-perhitungan serta perekaman data. Spesifikasi fisik dan elektronik dari suatu produk smart card umumnya mengacu padastandar internasional (ISO/EMV). Secara umum, komponen chip yang ada pada smart card adalah sebagai berikut :

- Central Processing Unit (CPU), yang berfungsi untuk melakukan perhitungan; - Read Only Memory (ROM), yang berfungsi untuk menyimpan sistem operasi dan

aplikasi sistem; - Electronically Erasable and Programmable ROM (EEPROM), yang berfungsi untuk

menyimpan data variabel seperti saldo E-Money, data pemegang kartu dan lain-lain;

- Random Accesss Memory (RAM), yang berfungsi sebagai ‘work area’ pada saat chip melakukan processing; dan

- Input/Output (I/O) yang berfungsi untuk melakukan kontak dengan external devices.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh kelompok kerja BIS yang meneliti mengenai perkembangan E-Money di berbagai negara 8 , produk E-Money yang saat ini umumnya dikembangkan termasuk ke dalam kelompok cardbased product. Contoh card-based product yang saat ini telah dikembangkan di negara-negara lain antara lain, Octopus Card (Hong Kong), Visa Cash (Inggris Raya), Mondex (Inggris Raya), Proton (Belgia), dan lain-lain.

Gambar 2 : Contoh Uang Elektronik Chip Based

Page 6: 2214206711_Salman_Akbar_Uang_Elektronik.pdf

6 | P a g e

2. Software-Based Product Software-Based Product disebut juga sebagai digital cash (kas digital). Produk E-Money yang masuk dalam kelompok ini pada prinsipnya merupakan suatu aplikasi (software) yang kemudian di-install ke dalam suatu Personal Computer (PC) yang dijalankan pada sistem operasi standar. Produk ini dikembangkan untuk melakukan transaksi melalui suatu jaringan komputer (internet). Meskipun demikian, beberapa card-based product (seperti Mondex ) juga sudah dapat digunakan untuk melakukan transaksi melalui internet dengan menggunakan alat bantu tertentu. Beberapa contoh software-based product di beberapa negara antara lain, Kleline (Perancis), e-cash (Swiss), Barclaycoin (UK), CyberCoin (USA) dan lain-lain. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh kelompok kerja BIS, produk e-money yang berbasis software ini masih relatif sedikit.

Gambar 3 : Contoh Uang Elektronik Software Based

V. Isu Keamanan

E-Money menawarkan kemudahan dan kecepatan dalam melakukan transaksi. Namun demikian, untuk mencapai itu E-Money harus mengorbankan aspek lain, yaitu aspek keamanan. Dalam proses pembayaran sama sekali tidak ada proses otorisasi untuk meningkatkan risiko keamanan yangditanggung oleh pihak pengguna / pemilik kartu. Proses pembayaran dilakukan dengan menempelkan kartu E-Money pada alat scan yang disediakan, tanpa melalui proses otorisasi baik berupa PIN atauproses otorisasi transaksi lainnya. Di sisi lain memang benar hal ini menawarkan kemudahan dan kecepatan dalam melakukan transaksi. Namun di sisi lain, risiko keamanan yang ditanggung oleh pengguna sangatlah besar. Apabila pengguna kehilangan kartu E-Money, kartu tersebut dicuri, atau kejadian lain yang menyebabkan kepemilikan kartu beralih dari pengguna yang sah ke pihak lain yang tidak sah, maka kartu tersebut tetap dapat dipergunakan oleh pihak lain yang tidak sah itu. Sehubungan dengan ini, pihak yang kehilangan kartu tidak dapat melakukan upaya lain untuk memperjuangkan haknya. Pemillik kartu tidak dapat melakukan blokir atas kartu E-Money yang tercuri tersebut. Di samping itu telah dinyatakan dalam perjanjian pembuatan kartu E-Money antara bank/Issuer dengan pengguna bahwa risiko kehilangan kartu merupakan risiko pengguna. Untungnya, Bank Indonesia mengatur supaya ada batas nilai maksimal yang diperkenankan dalam satu kartu E-Money. Dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money) diatur bahwa besaran nilai maksimal dalam E-Money adalah sebesar Rp 1.000.000,-. Ini merupakan upaya dari bank sentral untuk menurunkan tingkat risiko yang ditanggung oleh pengguna E-Money.

Page 7: 2214206711_Salman_Akbar_Uang_Elektronik.pdf

7 | P a g e

VI. Tren Ke Depan Uang Elektronik

Seperti yang mungkin sudah diketahui, transaksi pembayaran dengan menggunakan media uang elektronik (e-money) dipandang telah tumbuh secara signifikan di Indonesia dalam beberapa waktu belakangan. Meski jika berbicara jenis transaksinya masih didominasi oleh transaksi berjenis micropayment, saat ini angka jumlah transaksi dari e-money telah mencapai sekitar Rp. 6,7 milyar per hari dan diharapkan akan terus bertumbuh seiring dengan perkembangan dari para pelaku industrinya. Produk-produk e-money jelas mungkin sebagian dari pembaca sudah familiar atau bahkan sudah menggunakannya, seperti misalnya dari ranah operator telekomunikasi ada T-Cash dari Telkomsel, XL-Tunai, dan juga Dompetku dari Indosat. Di luar lingkup provider juga banyak nama-nama yang “menghiasi” industri e-money Indonesia seperti misalnya ada Doku, VeriTrans, Skye Do-It, Delima, dan masih banyak lagi yang tentu selain berlomba-lomba merangkul nasabah serta merchant sebanyak-banyaknya namun produk-produk ini juga hadir sebagai peng-edukasi masyarakat secara luas dalam betapa menggiurkannya teknologi e-money ini, sehingga dapat diprediksi kedepan tren uang elektronik akan menggunakan platform mobile. Dibanding perbankan, operator telko lebih memiliki jangkauan segmentasi pengguna yang lebih luas. Selama ini perbankan kita lihat lebih dekat ke arah segmen middle-up, sedangkan bagi provider tentu seperti yang kita ketahui setiap orang kini memiliki handphone mulai dari segmen low hingga teratas sekalipun. Operator telah menjadi bagian terpenting dari mereka dan itu hal yang sangat baik bagi pengedukasian e-money secara menyeluruh, jadi baik perbankan maupun operator harus ada kolaborasi yang baik agar menghadirkan win-win solution dalam mewujudkan less cash society. Dari segi pelaku operator telekomunikasi sepatutnya menjalankan langkah-langkah strategis yang merupakan kelanjutan dari perilisan tiga platform e-money yang dibentuk oleh ketiga provider besar tersebut. “Setidaknya diupayakan untuk melanjutkan kolaborasi yang apik antara 3 (tiga) operator besar untuk mewujudkan campaign dari less cash society secara signifikan,” imbuhnya. Mengenai detail kolaborasinya sendiri baik pihak XL Axiata maupun operator lainnya belum dipaparkan secara mendetail, namun yang jelas kemungkinan besar akan berada pada layanan lintas transaksi antar operator. Jika dilihat dari segi kesiapan para operator telekomunikasi yang tengah menyiapkan berbagai langkah strategis demi perwujudan less cash society, tentu yang menjadi kunci dari kesuksesan tersebut adalah terletak pada minat dan “kesadaran” masyarakat yang dapat diarahkan oleh sistem yang dirancang sendiri oleh para pelaku industri e-money. “Orang tidak akan menggunakan e-money kalau tidak ada. Itu sebabnya, e-money saat ini masih terbatas penggunaannya, pelanggan kepada need-of-use maka harapan less cash society dapat diwujudkan.

Page 8: 2214206711_Salman_Akbar_Uang_Elektronik.pdf

8 | P a g e

VII. Kesimpulan

1. Mengacu pada pengalaman di beberapa negara, E-Money sebagai instrument pembayaran elektronis terbukti telah memberikan manfaat sebagai alternatif instrument pembayaran khususnya untuk pembayaran yang bersifat mikro dan ritel. Berdasarkan hal tersebut, E-Money juga mempunyai potensi yang sama untuk dikembangkan di Indonesia sebagai alternatif instrument pembayaran nontunai, khususnya untuk pembayaran makro dan retail sehingga diharapkan dapat mendorong masyarakat Indonesia ke arah less cash society.

2. Masih terdapat banyak kendala maupun kelemahan atas pengembangan E-Money di

Indonesia. Adanya isu keamanan, interoperabilitas, belum tersedianya fasiltas refunding balance via operator selular, dan terbatasnya rekanan merchant untuk penggunaan transaksi E-Money adalah empat faktor utama terhambatnya pengembangan E-Money di Indonesia. Keempat masalah ini sebaiknya segera dicari solusinya, lalu diimplementasikan sesegera mungkin agar tidak menghambat pengembangan E-Money ini di Indonesia.

3. e-money jelas tidak hanya membantu memberi kemudahan dari segi pengguna namun juga bermanfaat bagi penghematan negara. Setiap kali mencetak uang tunai (fisik), biaya yang dibutuhkan mencapai 2 trilyun Rupiah setiap kali mencetak dan semuanya itu dibebankan oleh anggaran negara, dengan adanya e-money yang diproyeksikan dapat menyeluruh bagi seluruh masyarakat, tentu negara setidaknya dapat menghemat ongkos cetak yang besar tersebut.

Referensi

[1] http://ressay.wordpress.com/2011/11/28/e-money-dalamkacamata-plus-minus/

[2] http://majalaheindonesiaku.com/index.php?option=com_content&view=article&id=64:emoney-inovasi-

alat-pembayaran&catid=43:artikel-ti&Itemid=68

[3] http://www.slideshare.net/jhotank62/modul-e-money-fundamentalx

[4] http://www.tribunnews.com/bisnis/2013/05/26/mandiri-bidik-nasabah-muda-lewat-gelange-money

[5] http://www.tribunnews.com/bisnis/2013/06/21/perkuat-bisnis-e-money-mandiri-rambah-eticketing-kereta

[6] http://en.wikipedia.org/wiki/Stored-value_card

[7] http://wartaekonomi.co.id/berita14914/tantangan-emoney-di

[8] http://www.bi.go.id/id/peraturan/sistem-pembayaran/Pages/PBI_16814.aspx

[9] https://dailysocial.net/post/memetakan-kesiapan-operator-telekomunikasi-dalam-industri-e-money

[10] http://inet.detik.com/read/2013/11/21/181354/2420018/319/4/kunci-sukses-e-money-di-indonesia-

kolaborasi-dan-insentif

[11] http://www.antaranews.com/foto/55975/menyambut-tren-uang-elektronik