acidizing.ppt

36
Modul- III Modul- III Pengasaman Matrik Pengasaman Matrik Kerusakan Formasi Kerusakan Formasi Pengasaman Pengasaman Reaksi Kimia antar Asam dgn Mineral Reaksi Kimia antar Asam dgn Mineral Batuan Batuan Penyebaran Asam Kedalam Media Berpori. Penyebaran Asam Kedalam Media Berpori. Additive Additive Mineralogi Batuan Reservoar Mineralogi Batuan Reservoar Memilih Calon Sumur Untuk Pengasaman Memilih Calon Sumur Untuk Pengasaman Desain Proyek Pengasaman Desain Proyek Pengasaman Perhitungan Pada Desain Pengasaman. Perhitungan Pada Desain Pengasaman.

Upload: hongkyz-jovianz-x-boyz

Post on 26-Dec-2015

147 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: acidizing.ppt

Modul- IIIModul- IIIPengasaman MatrikPengasaman Matrik

Kerusakan FormasiKerusakan FormasiPengasamanPengasamanReaksi Kimia antar Asam dgn Mineral BatuanReaksi Kimia antar Asam dgn Mineral BatuanPenyebaran Asam Kedalam Media Berpori.Penyebaran Asam Kedalam Media Berpori.AdditiveAdditiveMineralogi Batuan ReservoarMineralogi Batuan ReservoarMemilih Calon Sumur Untuk PengasamanMemilih Calon Sumur Untuk PengasamanDesain Proyek PengasamanDesain Proyek PengasamanPerhitungan Pada Desain Pengasaman.Perhitungan Pada Desain Pengasaman.

Page 2: acidizing.ppt

3.1.Kerusakan Formasi3.1.Kerusakan Formasi3.1.1 Latar Belakang3.1.1 Latar Belakang

Rendahnya produksi SumurRendahnya produksi SumurPerlu dilakukan PengasamanPerlu dilakukan PengasamanPerlu WorkoverPerlu Workover

3.1.2 Penyebab Laju Produksi Rendah3.1.2 Penyebab Laju Produksi RendahTekanan Reservoar KecilTekanan Reservoar KecilPermeabilitas KecilPermeabilitas KecilViskositas Minyak TinggiViskositas Minyak Tinggi

Kondisi Tersebut dapat diketahui dari Pengukuran Tekanan Sumur, Core Kondisi Tersebut dapat diketahui dari Pengukuran Tekanan Sumur, Core Analysis, PVT Analysis.Analysis, PVT Analysis.

Jika Laju Produksi Rendah tetapi hasil Uji Sumur diperoleh Tekanan Reservoar Jika Laju Produksi Rendah tetapi hasil Uji Sumur diperoleh Tekanan Reservoar Cukup Besar,Permeabilitas Tinggi dan Viskositas rendah, maka kondisi tersebut Cukup Besar,Permeabilitas Tinggi dan Viskositas rendah, maka kondisi tersebut diakibatkan oleh situasi disekitar Lubang sumur yang meliputi diakibatkan oleh situasi disekitar Lubang sumur yang meliputi

Formation DamageFormation DamageEmulsion BlockingEmulsion BlockingWater Blocking. Water Blocking.

Page 3: acidizing.ppt

3.1.3. Formation Damage.3.1.3. Formation Damage.

Terjadi akibat konduktifitas Fluida di sekitar lubang sumur berkurang Terjadi akibat konduktifitas Fluida di sekitar lubang sumur berkurang akibat turunnya permebilitas dari permeabilitas formasinya.akibat turunnya permebilitas dari permeabilitas formasinya.

Penyebabnya adalah :Penyebabnya adalah :1.1.Clay Swelling.Clay Swelling.2.2.Particle Plugging.Particle Plugging.3.3.Pengendapan Aspahltene atau Parafin.Pengendapan Aspahltene atau Parafin.

Clay SwellingClay SwellingDisebabkan oleh Fresh Water atau filtrat lumpur pemboran merembes Disebabkan oleh Fresh Water atau filtrat lumpur pemboran merembes ke formasi yang mengadung shale.ke formasi yang mengadung shale.

Particle PluggingParticle PluggingPartikel di lumpur pemboran atau semen dapat menyebabkan tertutup Partikel di lumpur pemboran atau semen dapat menyebabkan tertutup pori pori batuan di sekitar lubang borpori pori batuan di sekitar lubang bor

Pengendapan Asphaltene atau Parafin Pengendapan Asphaltene atau Parafin Pengendapan asphaltene dan parafin dapat terjadi akibat penerunun Pengendapan asphaltene dan parafin dapat terjadi akibat penerunun temperatur atau tekanan yang mana dapat menyebabkan turun temperatur atau tekanan yang mana dapat menyebabkan turun konduktifitas akibat buntunya ruang pori dan perubahan wetabilitas.konduktifitas akibat buntunya ruang pori dan perubahan wetabilitas.

Page 4: acidizing.ppt

3.1.4 Efek Kerusakan formasi Terhadap Produktifitas3.1.4 Efek Kerusakan formasi Terhadap Produktifitas

1. Penurunan permeabilitas di sekitar lubang sumur (damage)1. Penurunan permeabilitas di sekitar lubang sumur (damage)

Adanya penurunan permeabilitas di sekitar sumur karena damage Adanya penurunan permeabilitas di sekitar sumur karena damage akan menyebabkan turunnya Laju produksi. Hubungan kerusakan akan menyebabkan turunnya Laju produksi. Hubungan kerusakan formasi dan kedalaman penetrasi terhadap laju produksi formasi dan kedalaman penetrasi terhadap laju produksi diperlihatkan pada gambar 3.1. Pengaruh kerusakan formasi diperlihatkan pada gambar 3.1. Pengaruh kerusakan formasi terhadap produktifitas sumur hanya terjadi pada jarak 1-2 ftterhadap produktifitas sumur hanya terjadi pada jarak 1-2 ft

2. Emulsion Blocking2. Emulsion Blocking

Pada jenis ini tidak terjadi penyumbatan pori , akan tetapi adanya Pada jenis ini tidak terjadi penyumbatan pori , akan tetapi adanya emulsi menyebabkan terhambatnya aliran menuju ke lubang emulsi menyebabkan terhambatnya aliran menuju ke lubang sumur karena kenaikan viskositas.Efek kenaikan viskositas akibat sumur karena kenaikan viskositas.Efek kenaikan viskositas akibat emulsi terhadap laju produksi diperlihatkan gambar 3.2.emulsi terhadap laju produksi diperlihatkan gambar 3.2.

Page 5: acidizing.ppt

Gambar 3.1. Efek kerusakan permeabilitas dan Gambar 3.1. Efek kerusakan permeabilitas dan Kedalaman terhadap Laju ProduksiKedalaman terhadap Laju Produksi

Page 6: acidizing.ppt

Gambar.3.2.Efek Emulsi pada Produktifitas SumurGambar.3.2.Efek Emulsi pada Produktifitas Sumur

Page 7: acidizing.ppt

3.3. Water BlockingWater Blocking

Selama pemboran air dapat dapat masuk ke zona minyak , yang Selama pemboran air dapat dapat masuk ke zona minyak , yang mengakibatkan penurunan permebilitas efektif minyak di daerah mengakibatkan penurunan permebilitas efektif minyak di daerah yang terinvasi air.yang terinvasi air.

Pengaruh water blocking terhadap produktifitas sumur tergantung Pengaruh water blocking terhadap produktifitas sumur tergantung pada kedalaman invasi air dan saturasi di zona invasi.pada kedalaman invasi air dan saturasi di zona invasi.

Gambar 3.3 memperlihatkan pengaruh water blocking terhadap Gambar 3.3 memperlihatkan pengaruh water blocking terhadap laju produksi.laju produksi.

Page 8: acidizing.ppt

Gb.3.3. Pengaruh Water Blocking Terhadap Laju Gb.3.3. Pengaruh Water Blocking Terhadap Laju Produksi.Produksi.

Page 9: acidizing.ppt

3.1.4. Menghilangkan Damage3.1.4. Menghilangkan Damage

Pengasaman matrik bertujuan menghilangkan damage disekitar Pengasaman matrik bertujuan menghilangkan damage disekitar sumur dengan mengembalikan permeabilitas damage ke sumur dengan mengembalikan permeabilitas damage ke permeabilitas aslinya (permeabilitas Formasi).permeabilitas aslinya (permeabilitas Formasi).

Gambar 3.4 memperlihatkan skematik daerah damage , besaran Gambar 3.4 memperlihatkan skematik daerah damage , besaran tingkat kerusakan formasi dinyatakan sebagai Faktor Skin (S)tingkat kerusakan formasi dinyatakan sebagai Faktor Skin (S)

# Untuk kd<ke maka harga S>0, terjadi kerusakan permeabilitas# Untuk kd<ke maka harga S>0, terjadi kerusakan permeabilitas

# Untuk kd>ke maka harga S<0, terjadi perbaikan permeabilitas# Untuk kd>ke maka harga S<0, terjadi perbaikan permeabilitas

w

d

d

e

r

r

k

kS ln1

Page 10: acidizing.ppt

Gb.3.4.Skematik Daerah Damage Disekitar Gb.3.4.Skematik Daerah Damage Disekitar SumurSumur

Page 11: acidizing.ppt

Tabel. Jenis Kerusakan Formasi dan Tabel. Jenis Kerusakan Formasi dan PenanggulangannyaPenanggulangannya

Page 12: acidizing.ppt

3.2.Pengasaman3.2.PengasamanPengasaman dilakukan untuk meningkatkan permeabilitas, dengan Pengasaman dilakukan untuk meningkatkan permeabilitas, dengan melarutkan material di formasi atau material yang menyumbat porimelarutkan material di formasi atau material yang menyumbat pori

3.2.1 Teknik Pengasaman3.2.1 Teknik Pengasaman

– Matrix acidizingMatrix acidizingAsam di injeksikan ke formasi pada tekanan di bawah tekanan rekah, Asam di injeksikan ke formasi pada tekanan di bawah tekanan rekah, dengan tujuan agar reaksi asam menyebar ke formasi secara radial.dengan tujuan agar reaksi asam menyebar ke formasi secara radial.Matrix Acidizing digunakan baik untuk batuan Matrix Acidizing digunakan baik untuk batuan

Karbonat(limestone/dolomite) maupun sand stone. Teknik ini akan Karbonat(limestone/dolomite) maupun sand stone. Teknik ini akan berhasil untuk sumur dengan damage sedalam 1-2 ftberhasil untuk sumur dengan damage sedalam 1-2 ft

– Acid FracturingAcid FracturingDigunakan hanya untuk karbonat,kenaikan produksi diakibatkan oleh Digunakan hanya untuk karbonat,kenaikan produksi diakibatkan oleh kenaikan permeabilitas sampai jauh melampaui zone damagenya.kenaikan permeabilitas sampai jauh melampaui zone damagenya.

– Acid WashingAcid Washing Untuk melarutkan material atau scale sekitar sumur, meliputi pipa Untuk melarutkan material atau scale sekitar sumur, meliputi pipa atau juga perforasinyaatau juga perforasinya

Page 13: acidizing.ppt

3.2.2. Jenis Asam3.2.2. Jenis Asam

Jenis asam yang digunakan dapat terdiri dari :Jenis asam yang digunakan dapat terdiri dari :

1.1. Asam organik, asam acetic dan asam formic.Asam organik, asam acetic dan asam formic.

2.2. Asam Inorganik, Adalah asam Chlorida dan asam fluoridaAsam Inorganik, Adalah asam Chlorida dan asam fluorida

Asam ChloridaAsam Chlorida

Asam HCl atau Muriatic Acidadalah asam yang paling banyak Asam HCl atau Muriatic Acidadalah asam yang paling banyak digunakan, Asam ini harganya murah dan dapat diberi inhibitor, dan digunakan, Asam ini harganya murah dan dapat diberi inhibitor, dan hasil reaksi terlarut dalam air.Tabel 3.1, Merupakan Reaksi HCl hasil reaksi terlarut dalam air.Tabel 3.1, Merupakan Reaksi HCl terhadap Limestone, dolomite dan sandstoneterhadap Limestone, dolomite dan sandstone

Pada umumnya HCl digunakan dilapangan dengan konsentrasi berat Pada umumnya HCl digunakan dilapangan dengan konsentrasi berat 15% hal ini akan mempengaruhi titik beku dari asam yang 15% hal ini akan mempengaruhi titik beku dari asam yang bersangkutan.bersangkutan.

Kerugian pemakian asam HCl terutama pada sifat korosif yang tinggi, Kerugian pemakian asam HCl terutama pada sifat korosif yang tinggi, terutama pada temperatur diatas 250terutama pada temperatur diatas 250ooF. Untuk pencegahan perlu F. Untuk pencegahan perlu ditambah Corrosion inhibitor.ditambah Corrosion inhibitor.

Page 14: acidizing.ppt

Asam FluoridaAsam Fluorida

Hydrofloric Acid (HF) digunakan untuk sandstone karena dapat Hydrofloric Acid (HF) digunakan untuk sandstone karena dapat melarutkan Silikat, HF dapat bereaksi dengan Ca dan Mg akan tetapi melarutkan Silikat, HF dapat bereaksi dengan Ca dan Mg akan tetapi membentuk endapan . Penggunaan HCl yang dicampur HF dapat membentuk endapan . Penggunaan HCl yang dicampur HF dapat menghilangkan scale pada sandstone karena sementasi sandstone terdiri menghilangkan scale pada sandstone karena sementasi sandstone terdiri dari Ca dan Mg, Tabel 3.2. Memperlihatkan reaksi Hf dengan berbagi dari Ca dan Mg, Tabel 3.2. Memperlihatkan reaksi Hf dengan berbagi mineral lainmineral lain

Asam HF mempunyai kemampuan melarutkan padatan lumpur,mineral Asam HF mempunyai kemampuan melarutkan padatan lumpur,mineral Clay , feldspar dan silikaClay , feldspar dan silika

Asam Acetic(CHAsam Acetic(CH33COOH)COOH)

Merupakan asam organik yang dapat melarutkan Carbonat, laju reaksi Merupakan asam organik yang dapat melarutkan Carbonat, laju reaksi asam acetic lebih lambat dibanding dengan HCl,asam acetic tidak bersifat asam acetic lebih lambat dibanding dengan HCl,asam acetic tidak bersifat korosifkorosif

Asam FormicAsam Formic

Merupakan jenis asam yang terionisasi sangat lemah, sehingga Merupakan jenis asam yang terionisasi sangat lemah, sehingga reaksi akan berjalan lambat.reaksi akan berjalan lambat.

Page 15: acidizing.ppt

Tabel 3.1. Reaksi HCl dengan Berbagai MineralTabel 3.1. Reaksi HCl dengan Berbagai Mineral

Page 16: acidizing.ppt

Tabel 3.2. Reaksi HF dengan Berbagai MineralTabel 3.2. Reaksi HF dengan Berbagai Mineral

Page 17: acidizing.ppt

3.3. Reaksi Asam Dengan Mineral Batuan3.3. Reaksi Asam Dengan Mineral Batuan

Jenis asam yang umum digunakan pada operasi pengasaman Jenis asam yang umum digunakan pada operasi pengasaman Adalah HCl dan HFAdalah HCl dan HF

- Asam Chlorida ditujukan untuk melarutkan mineral karbonat- Asam Chlorida ditujukan untuk melarutkan mineral karbonat

- Campuran HF dan HCl untuk melarutkan mineral Silikat - Campuran HF dan HCl untuk melarutkan mineral Silikat

seperti Clay dan feldspar.seperti Clay dan feldspar.

Reaksi Asam dan BatuanReaksi Asam dan Batuan

Bentuk reaksi kimia antara asam dengan mineral batuan perlu Bentuk reaksi kimia antara asam dengan mineral batuan perlu diketahu dengan tujuan:diketahu dengan tujuan:

- sebagai dasar pemilihan jenis asam- sebagai dasar pemilihan jenis asam

- menentukan jumlah asam yang diperlukan- menentukan jumlah asam yang diperlukan

Pada reaksi tersebut perlu diketahui jumlah mol setiap Pada reaksi tersebut perlu diketahui jumlah mol setiap komponen yang bereaksi (asam dan mineral batuan), yang komponen yang bereaksi (asam dan mineral batuan), yang disebut stoichiometridisebut stoichiometri

Page 18: acidizing.ppt

Contoh Reaksi HCL dengan CaCOContoh Reaksi HCL dengan CaCO33

2HCL + CaCO2HCL + CaCO33 CaCl CaCl22 + CO + CO22 + H + H22OO

Pada reaksi diatas diperlukan 2 mol HCl untuk melarutkan 1 Pada reaksi diatas diperlukan 2 mol HCl untuk melarutkan 1 mol CaCOmol CaCO33

Bilangan 2 dan 1 disebut Koefisien stoichiometri(Bilangan 2 dan 1 disebut Koefisien stoichiometri() )

Pada reaksi HF dengan Silikat terjadi reaksi sekunderPada reaksi HF dengan Silikat terjadi reaksi sekunder

4HF + SiO2 SiF4 + 2H2)4HF + SiO2 SiF4 + 2H2)

SiF4 + 2HF H2SiF6SiF4 + 2HF H2SiF6

Pada Reaksi diatas diperlukan 6 mol HF untu melarutkan 1 Pada Reaksi diatas diperlukan 6 mol HF untu melarutkan 1 mol SiO4mol SiO4

Page 19: acidizing.ppt
Page 20: acidizing.ppt
Page 21: acidizing.ppt

Dissolving PowerDissolving PowerJumlah mineral yang dapat dilarutkan oleh sejumlah massa Jumlah mineral yang dapat dilarutkan oleh sejumlah massa asam, secara matematis dinyatakan sebagai:asam, secara matematis dinyatakan sebagai:

Untuk Reaksi antara 100% HCl dengan CaCO3, makaUntuk Reaksi antara 100% HCl dengan CaCO3, maka

Dissolving power untuk konsentrasi asam yang lain sama Dissolving power untuk konsentrasi asam yang lain sama dengan dissolving power dikalikan fraksi asam dalam larutan dengan dissolving power dikalikan fraksi asam dalam larutan asamasam

asamasam

eraleral

MW

MW

minmin

lbmHCl

lbmCaCO3100 37.1

5.362

1.1001

Page 22: acidizing.ppt
Page 23: acidizing.ppt
Page 24: acidizing.ppt

Dissolving Power Volumetric (X)Dissolving Power Volumetric (X)

Volume mineral yang dilarutkan oleh sejumlah volume Volume mineral yang dilarutkan oleh sejumlah volume tertentu asam.tertentu asam.

Harga X berkaitan dengan dissolving power geometrik Harga X berkaitan dengan dissolving power geometrik dengan persamaan sebagai berikut :dengan persamaan sebagai berikut :

Harga Dissolving Power untuk berbagai jenis asam Harga Dissolving Power untuk berbagai jenis asam

ditunjukan dalam Tabel 3.3. dan 3.4, berdasarkan tabel ditunjukan dalam Tabel 3.3. dan 3.4, berdasarkan tabel

tersebut dapat diperkirakan jumlah asam yang diperlukan tersebut dapat diperkirakan jumlah asam yang diperlukan

dalam suatu operasi pengasamandalam suatu operasi pengasaman

eral

asamXmin

Page 25: acidizing.ppt

3.4. Penyebaran Asam kedalam media berpori3.4. Penyebaran Asam kedalam media berpori

Pergerakan Asam Di Media berpori tergantung beberapa hal Pergerakan Asam Di Media berpori tergantung beberapa hal diantaranya diantaranya

- Konsentrasi Asam- Konsentrasi Asam- Jenis Mineral Yang diasamkan- Jenis Mineral Yang diasamkan- Temperatur lapisan.- Temperatur lapisan.

Untuk mengetahui kecepatan pergerakan front asam dalam Untuk mengetahui kecepatan pergerakan front asam dalam media berpori perlu diketahui tentang kenitika reaksi asam media berpori perlu diketahui tentang kenitika reaksi asam dengan mineral batuan, sifat heterogenitas batuan serta dengan mineral batuan, sifat heterogenitas batuan serta distribusi mineral yang tidak merata menyebabkan distribusi mineral yang tidak merata menyebabkan kecepatan dan penyebaran asam yang tidak merata.kecepatan dan penyebaran asam yang tidak merata.Model penyebaran asam dikembangkan sebagai dasar Model penyebaran asam dikembangkan sebagai dasar perencanaan operasi pengasaman. Terdapat dua model perencanaan operasi pengasaman. Terdapat dua model pembentukan wormhole.pembentukan wormhole.

- Wormhole Dengan kecepatan difusi tinggi- Wormhole Dengan kecepatan difusi tinggi- Wormhole dengan kecepatan difusi rendah- Wormhole dengan kecepatan difusi rendah

Page 26: acidizing.ppt

Pola Wormhole.Pola Wormhole.

Page 27: acidizing.ppt

3.5 . Pemilihan asam berdasarkan Jenis Batuan3.5 . Pemilihan asam berdasarkan Jenis Batuan

Berdasarkan komposisi kimia batuan , maka asam yang dipilih untuk Berdasarkan komposisi kimia batuan , maka asam yang dipilih untuk pengasaman adalah yang dapat bereaksi melarutkan material penyumbat.pengasaman adalah yang dapat bereaksi melarutkan material penyumbat.

Jenis asam dan kecocokan terhadapat jenis batuan ,meliputi :Jenis asam dan kecocokan terhadapat jenis batuan ,meliputi :

Formasi Batu Gamping (Calcite,Dolomite)Formasi Batu Gamping (Calcite,Dolomite)

Penggunaan asam pada limestone tidak untuk melarutkan,material Penggunaan asam pada limestone tidak untuk melarutkan,material penyumbat, tetapi akan bereaksi langsung dengan batuannya.penyumbat, tetapi akan bereaksi langsung dengan batuannya.

Perforated FluidPerforated Fluid 5% Acetic5% Acetic

Damage PerforationDamage Perforation a.a. 9% Formic9% Formic

b.b. 10% acetic10% acetic

c.c. 15% HCl15% HCl

Deep Wellbore DamageDeep Wellbore Damage a.a. 15% HCl15% HCl

b.b. 28% HCl28% HCl

c.c. Emulsifier HCLEmulsifier HCL

Page 28: acidizing.ppt

Formasi Batu PasirFormasi Batu PasirPercampuran HCl dan HF adalah jenis yang digunakan dalam stimulasi Percampuran HCl dan HF adalah jenis yang digunakan dalam stimulasi batu pasir. Petunjuk penggunaan jenis asam pada pengasaman batu batu pasir. Petunjuk penggunaan jenis asam pada pengasaman batu pasir diperlihatkan pada tabel berikutpasir diperlihatkan pada tabel berikut

a. HCl Solubility > 20%a. HCl Solubility > 20% Use HCl onlyUse HCl only

b. High Permeabilityb. High Permeability

- High Quarts(80%),Low clay (< 5%)- High Quarts(80%),Low clay (< 5%)

- High Feldspar (> 20%)- High Feldspar (> 20%)

- High Clay (> 10%)- High Clay (> 10%)

- High Iron Chlorite Clay - High Iron Chlorite Clay

12%HCl – 3% HF12%HCl – 3% HF

13.9% HCl – 1.5% HF13.9% HCl – 1.5% HF

6.5% HCl – 1% HF6.5% HCl – 1% HF

3% HCl – 0.5% HF3% HCl – 0.5% HF

c. Low Permeabilityc. Low Permeability

- Low clay- Low clay

- High Chlorite- High Chlorite

6% HCl – 1.5% HF6% HCl – 1.5% HF

3% HCl – 0.5% HF3% HCl – 0.5% HF

Page 29: acidizing.ppt

3.6. Acid Additive3.6. Acid Additive

Komposisi fluida formasi akan berpengaruh terhadap penentuan Komposisi fluida formasi akan berpengaruh terhadap penentuan

additive yang digunakan dalam pengasamanadditive yang digunakan dalam pengasaman

Surfactan Surfactan

Merupakan zat kimia yang dapat memperkecil tegangan Merupakan zat kimia yang dapat memperkecil tegangan permukaan dari suatu cairan dengan mengabsorbsi pada antara permukaan dari suatu cairan dengan mengabsorbsi pada antara cairan dan gas.cairan dan gas.

Supending agentSupending agent

Digunakan untuk mencegah terjadinya endapan dari butiran yang Digunakan untuk mencegah terjadinya endapan dari butiran yang tidak larut dalam asam Seperti Feldspar, quartz dan claytidak larut dalam asam Seperti Feldspar, quartz dan clay

Squestering Squestering

Digunakan untuk menghimpun ion besi dan mencegah agar tidak Digunakan untuk menghimpun ion besi dan mencegah agar tidak terjadi pengendapan dalam larutan sisaterjadi pengendapan dalam larutan sisa

Page 30: acidizing.ppt

Corrosion InhibitorCorrosion Inhibitor

Adalah senyawakimia untuk meminimalkan terjadinya korosi pada logam Adalah senyawakimia untuk meminimalkan terjadinya korosi pada logam karena reaksi dengan asamkarena reaksi dengan asam

Diverting AgentDiverting Agent

Berfungsi agar asam terdistribusi secara merata sepanjang interval Berfungsi agar asam terdistribusi secara merata sepanjang interval perforasi yang diasamkanperforasi yang diasamkan

Retarder AgentRetarder Agent

Digunakan untuk memberikan pengontrolan pada laju reaksi asam Digunakan untuk memberikan pengontrolan pada laju reaksi asam sehingga spending time menjadi lebih lama, terutama untuk volume asam sehingga spending time menjadi lebih lama, terutama untuk volume asam yang besar.yang besar.

Demulsifier AgentDemulsifier Agent

Reaksi antara asam dengan fluida formasi dapat menyebabkan Reaksi antara asam dengan fluida formasi dapat menyebabkan terbentuknya emulsi. Kecenderungan terbentuknya emulsi akan naik terbentuknya emulsi. Kecenderungan terbentuknya emulsi akan naik dengan naiknya konsentrasi asam yang digunakandengan naiknya konsentrasi asam yang digunakan

Page 31: acidizing.ppt

3.7. Memilih Calon sumur untuk pengasaman3.7. Memilih Calon sumur untuk pengasaman

Pengasaman dilakukan apabila sumur mengalami formation damagePengasaman dilakukan apabila sumur mengalami formation damage

Evaluasi yang perlu dilakukan dalam mengidentifikasi sumur yang Evaluasi yang perlu dilakukan dalam mengidentifikasi sumur yang mengalami Damage meliputi:mengalami Damage meliputi:

1. Membandingkan dengan sumur disekitarnya.1. Membandingkan dengan sumur disekitarnya.

2. Production History2. Production History

3. Pressure Transient Analisis3. Pressure Transient Analisis

4. Analisa Komplesi.4. Analisa Komplesi.

5. Analisa sistem produksi sumur5. Analisa sistem produksi sumur

1.1. Membandingkan Produksi dengan sumur sekitarnya.Membandingkan Produksi dengan sumur sekitarnya.

Berdasarkan kemampuan produksi meliputi data Berdasarkan kemampuan produksi meliputi data dan h selanjutnya dan h selanjutnya dibandingkan secara Kwalitatifdibandingkan secara Kwalitatif

Page 32: acidizing.ppt

2. Production History2. Production History

1. Dari grafik sejarah produksi terlihat adanya penurunan mendadak 1. Dari grafik sejarah produksi terlihat adanya penurunan mendadak

setelah dilakukan kerja ulangsetelah dilakukan kerja ulang

2. Berdasarkan metode peramalan produksi dengan menggunakan 2. Berdasarkan metode peramalan produksi dengan menggunakan

Decline curve, terjadi perubahan slopeDecline curve, terjadi perubahan slope

3. Membandingkan production history dari sumur disekitar3. Membandingkan production history dari sumur disekitar

3. Pressure Transient Analisis,akan diperoleh Faktor Skin yang menunjukkan 3. Pressure Transient Analisis,akan diperoleh Faktor Skin yang menunjukkan adanya kerusakan formasi atau tidak.adanya kerusakan formasi atau tidak.

4. Tanda tanda lain yang menunjukkan formation damage.4. Tanda tanda lain yang menunjukkan formation damage.

a. Formasi dengan Kandungan Clay yang tinggi.a. Formasi dengan Kandungan Clay yang tinggi.

b. Adanya Loss circulationb. Adanya Loss circulation

c. Mud Loss.c. Mud Loss.

c. Water lossc. Water loss

d. Sumur menurun produksinya setelah dilakukan Squeeze cementing.d. Sumur menurun produksinya setelah dilakukan Squeeze cementing.

Page 33: acidizing.ppt

3.8. Design Proyek Pengasaman.3.8. Design Proyek Pengasaman.

Design penempatan fluida pengasaman perlu diatur terutama pada Design penempatan fluida pengasaman perlu diatur terutama pada pengasaman batu pasir, agar tidak terjadi kontak langsung antara fluida pengasaman batu pasir, agar tidak terjadi kontak langsung antara fluida formasi dengan asam.formasi dengan asam.

Terdapat 3 tahap penempatan fluida pengasaman, meliputi :Terdapat 3 tahap penempatan fluida pengasaman, meliputi :

1. Preflush1. Preflush

2. Flush (Main Treatment)2. Flush (Main Treatment)

3. Afterflush3. Afterflush

1.1. Preflush dipompakan di depan HF untuk menghindari kontak langsung Preflush dipompakan di depan HF untuk menghindari kontak langsung dengan fluida formasi, yang akan menimbulkan endapan sodium dan dengan fluida formasi, yang akan menimbulkan endapan sodium dan pottasium silikat, Jenis preflush yang dipakai umumnya adalah HCl, pottasium silikat, Jenis preflush yang dipakai umumnya adalah HCl, NH4Cl , diesel oil atau kerosen.NH4Cl , diesel oil atau kerosen.

2.2. Flush (main treatment) fluida dirancang untuk mengatasi kerusakan Flush (main treatment) fluida dirancang untuk mengatasi kerusakan formasi dan tergantung pada jenis batuan dan fluida reservoar.formasi dan tergantung pada jenis batuan dan fluida reservoar.

3.3. Overflush, dilakukan untuk mendorong asam kedaqlam formasi Overflush, dilakukan untuk mendorong asam kedaqlam formasi sekaligus untuk meyakinkan bahwa asam akan bereaksi dalam formasisekaligus untuk meyakinkan bahwa asam akan bereaksi dalam formasi

Fluida Overflush yang umum digunakan NH4Cl,Hcl,diesel oilFluida Overflush yang umum digunakan NH4Cl,Hcl,diesel oil

Page 34: acidizing.ppt

3.9. Tahap perhitungan Perencanaan Pengasaman3.9. Tahap perhitungan Perencanaan Pengasaman

1.1. Penentuan Gradient rekah formasiPenentuan Gradient rekah formasiMetode Gidley,William dan SchechterMetode Gidley,William dan SchechterPersamaan matematis yang digunakan untuk menentukan gradien rekah Persamaan matematis yang digunakan untuk menentukan gradien rekah formasi dengan metode ini yaitu :formasi dengan metode ini yaitu :

dimana :dimana :Gf Gf = gradien rekah formasi, psi/ft= gradien rekah formasi, psi/ftαα = konstanta, berkisar antara 0,33 - 0,55= konstanta, berkisar antara 0,33 - 0,55Gov Gov = gradien overburden,psi/ft= gradien overburden,psi/ft

Besarnya harga gradien overburden ditetapkan antara 1,0 hingga 1,2 Besarnya harga gradien overburden ditetapkan antara 1,0 hingga 1,2 psi/ft. Jika kedalaman sumur kurang dari 10.000 ft , maka gradien psi/ft. Jika kedalaman sumur kurang dari 10.000 ft , maka gradien overburden dianggap 1 psi/ft. Sedangkan jika kedalaman lebih besar dari overburden dianggap 1 psi/ft. Sedangkan jika kedalaman lebih besar dari 10.000 ft besarnya gradien overburden berkisar antara 1,0 hingga 1,2 psi 10.000 ft besarnya gradien overburden berkisar antara 1,0 hingga 1,2 psi

D

GGf ov

Pr

Page 35: acidizing.ppt

2. Perhitungan Tekanan Rekah Formasi

Pf = Gf x D

dimana :Pf = tekanan rekah formasi, psiGf = gradien rekah formasi, psi/ftD = kedalaman sumur, ft.

3. Perhitungan Tekanan Maksimum Dipermukaan

Pmax = (Gf - gradien hidrostatik asam) x D

dimana :Pmax = tekanan injeksi maksimum di permukaanGf = gradien rekah formasi, psi/ftD = kedalaman sumur, ft.

Page 36: acidizing.ppt

4.4. Perhitungan Laju Injeksi Asam Di PermukaanPerhitungan Laju Injeksi Asam Di Permukaan

5.5. Perhitungan Volume AsamPerhitungan Volume Asam

rwre

PGfxDhkxi rav

ln

10917.4 6

max

wp rrhV 481.7