adartbkmjatimandiri.docx

26
ANGGARAN DASAR BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) JATI MANDIRI PEMBUKAAN Bahwa penanggulangan kemiskinan harus diupayakan oleh masyarakat sendiri serta menempatkan masyarakat sebagai subyek atau pelaku penanggulangan kemiskinan, sehingga penanggulangan kemiskinan hendaknya mampu mendorong masyarakat untuk aktif serta mandiri. Telah banyak upaya memulihkan kembali kedudukan dan peran mayarakat dalam tatanan berbangsa dan bernegara. Salah satu upaya tersebut diwujudkan dengan membangun kesadaran kritis masyarakat untuk mengorganisisr dirinya dan memulihkan solidaritas. Proses masyarakat untuk memulihkan kedaulatannya dimulai dengan melembagakan pola kepemimpinan bersama (kolektif). Setiap Keputusan dillakukan secara bersama melalui mekanisme rapat anggota. Sebagai lembaga yang dipercaya maka akan membuka akses yang memadai ke berbagai sumberdaya yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan hidup secara layak, termasuk akses-akses informasi dan sumber daya. Bahwa penanggulangan kemiskinan dipandang sebagai proses yang berkelanjutan dan memerlukan peran aktif dari seluruh komponen masyarakat. Upaya penanggulangan kemiskinan harus menjunjung tinggi prinsip-prinsip: demokratis; partisipasi; transparansi; akuntabilitas dan desentralisasi serta menjunjung tinggi nilai-nilai: dapat dipercaya; ikhlas/ kerelawanan; kejujuran; keadilan; kesetaraan dan kebersamaan dalam keragaman. Menyadari bahwa untuk membangun masyarakat warga (civil society) dan menanggulangi kemiskinan itu memerlukan upaya yang sungguh-sungguh, sistematis dan terorganisir, maka kami masyarakat Kelurahan DESA JATI Kecamatan JATEN KAB. KARANGANYAR dengan ini sepakat untuk mendirikan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). BAB I NAMA, WAKTU PENDIRIAN, DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. BKM ini bernama JATI MANDIRI yang selanjutnya disebut BKM JATI MANDIRI 2. BKM JATI MANDIRI berkedudukan di DESA JATI, Kecamatan JATEN KAB. KARANGANYAR 3. BKM JATI MANDIRI didirikan pada hari SELASA tanggal DUA PULUH TIGA bulan AGUSTUS, tahun 2005 untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya. BAB II BENTUK DAN SIFAT LEMBAGA Pasal 2 1. BKM adalah perhimpunan yang merupakan lembaga kolektif masyarakat warga. 2. BKM merupakan milik seluruh lapisan masyarakat desa dan bukan milik pemerintah, perorangan atau keompok masyarakat tertentu, dan merupakan wadah sinergis seluruh warga masyarakat warga desa. BAB III AZAS DAN LANDASAN 11/29/2011<>10:16 AM - 1 – AD-ART BKM JATI MANDIRI

Upload: chasiful-anwar

Post on 07-Feb-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

adart

TRANSCRIPT

Page 1: ADARTBKMJATIMANDIRI.docx

ANGGARAN DASARBADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM)

JATI MANDIRI

PEMBUKAAN

Bahwa penanggulangan kemiskinan harus diupayakan oleh masyarakat sendiri serta menempatkan masyarakat sebagai subyek atau pelaku penanggulangan kemiskinan, sehingga penanggulangan kemiskinan hendaknya mampu mendorong masyarakat untuk aktif serta mandiri.

Telah banyak upaya memulihkan kembali kedudukan dan peran mayarakat dalam tatanan berbangsa dan bernegara. Salah satu upaya tersebut diwujudkan dengan membangun kesadaran kritis masyarakat untuk mengorganisisr dirinya dan memulihkan solidaritas.

Proses masyarakat untuk memulihkan kedaulatannya dimulai dengan melembagakan pola kepemimpinan bersama (kolektif). Setiap Keputusan dillakukan secara bersama melalui mekanisme rapat anggota. Sebagai lembaga yang dipercaya maka akan membuka akses yang memadai ke berbagai sumberdaya yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan hidup secara layak, termasuk akses-akses informasi dan sumber daya.

Bahwa penanggulangan kemiskinan dipandang sebagai proses yang berkelanjutan dan memerlukan peran aktif dari seluruh komponen masyarakat. Upaya penanggulangan kemiskinan harus menjunjung tinggi prinsip-prinsip: demokratis; partisipasi; transparansi; akuntabilitas dan desentralisasi serta menjunjung tinggi nilai-nilai: dapat dipercaya; ikhlas/ kerelawanan; kejujuran; keadilan; kesetaraan dan kebersamaan dalam keragaman.

Menyadari bahwa untuk membangun masyarakat warga (civil society) dan menanggulangi kemiskinan itu memerlukan upaya yang sungguh-sungguh, sistematis dan terorganisir, maka kami masyarakat Kelurahan DESA JATI Kecamatan JATEN KAB. KARANGANYAR dengan ini sepakat untuk mendirikan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM).

BAB I

NAMA, WAKTU PENDIRIAN, DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1

1. BKM ini bernama JATI MANDIRI yang selanjutnya disebut BKM JATI MANDIRI2. BKM JATI MANDIRI berkedudukan di DESA JATI, Kecamatan JATEN KAB. KARANGANYAR3. BKM JATI MANDIRI didirikan pada hari SELASA tanggal DUA PULUH TIGA bulan AGUSTUS,

tahun 2005 untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya.

BAB IIBENTUK DAN SIFAT LEMBAGA

Pasal 21. BKM adalah perhimpunan yang merupakan lembaga kolektif masyarakat warga.2. BKM merupakan milik seluruh lapisan masyarakat desa dan bukan milik pemerintah,

perorangan atau keompok masyarakat tertentu, dan merupakan wadah sinergis seluruh warga masyarakat warga desa.

BAB IIIAZAS DAN LANDASAN

PASAL 31. BKM berazaskan Pancasila2. Landasan dan dasar filosofis lembaga ini adalah memberdayakan masyarakat untuk

dapat menanggulangi kemiskinan secara mandiri, efektif dan berkelanjutan.

BAB IVVISI, MISI, DAN NILAI NILAI SERTA PRINSIP -PRINSIP

Pasal 4Visi dan Misi

1. Visi BKM adalah terciptanya organisasi masyarakat warga (civil society organization) di desa Jati yang memiliki kemampuan strategis untuk mengatasi persoalan kemiskinan secara mandiri, efektif dan berkelanjutan berdasarkan nilai-nilai luhur.

11/29/2011<>10:16 AM - 1 – AD-ART BKM JATI MANDIRI

Page 2: ADARTBKMJATIMANDIRI.docx

2. MISI BKM adalah membangun masyarakat melalui penguatan kelembagaan lokal agar menjadi penggerak, motivator dan inisiator terhadap kegiatan kemasyarakatan untuk secara mandiri melakukan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan; termasuk dengan menjamin kerjasama sinergis dengan pihak lain, baik pemda, dunia usaha, maupun kelompok peduli.

Pasal 5Nilai

Nilai-nilai yang dijunjung tinggi, ditumbuhkembangkan dan dilestarikan adalah :a. Dapat dipercaya atau amanah; dalam melaksanakan kegiatan harus benar-benar dapat

menjaga kepercayaan yang diberikan masyarakat. b. Ikhlas dan tulus; dalam melaksanakan kegiatan benar-benar berlandaskan niat ikhlas

dan tulus untuk turut memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin yang ada di wilayahnya, dengan tidak mengharapkan imbalan materi, jasa, serta tidak mengutamakan kepentingan pribadi serta golongan atau kelompoknya.

c. Kejujuran; dalam proses pengambilan keputusan, pengelolaan dana serta pelaksanaan kegiatan harus dilakukan serta jujur, sehingga tidak dibenarkan adanya upaya-upaya untuk merekayasa, memanipulasi maupun menutup-nutupi sesuatu yang dapat merugikan masyarakat miskin serta menyimpang dari visi, misi dan tujuan BKM.

d. Keadilan; dalam menetapkan kebijakan dan melaksanakan kegiatan harus menekankan asas keadilan, kebutuhan nyata dan kepentingan masyarakat miskin.

e. Kesetaraan; dalam melibatkan masyarakat pada pelaksanaan dan pemanfaatan dana yang dimiliki , serta tidak membeda-bedakan latar belakang, asal-usul, agama status, jenis kelamin dan lain-lainnya.

f. Kebersamaan dalam keragaman; dalam melaksanakan kegiatan penanggulangan kemiskinan perlu dioptimalkan gerakan masyarakat, sehingga kemiskinan benar-benar menjadi urusan semua warga masyarakat dari berbagai latar belakang, suku, agama, mata pencaharian, budaya, pendidikan dan sebagainya, bukan hanya menjadi urusan dari masyarakat miskin atau sekelompok elit saja.

Pasal 6Prinsip

Prinsip-prinsip yang dijunjung tinggi, ditumbuhkembangkan dan dilestarikan oleh BKM adalah :a. Demokrasi; dalam setiap proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan

masyarakat banyak, terutama kepentingan masyarakat kurang mampu, mekanisme pengambilan keputusan dilakukan secara kolektif dan demokratis.

b. Partisipasi; dalam tiap langkah kegiatan dilakukan secara partisipatif, melibatkan segenap komponen masyarakat, khususnya kelompok masyarakat rentan yang selama ini tidak memiliki peluang dalam program dan kegiatan setempat, sehingga mampu membangun rasa memiliki dan proses belajar melalui mekanisme bekerja sama.

c. Transparansi dan Akuntabilitas; dalam proses manajemen organisasi masyarakat harus menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas, sehingga masyarakat belajar dan “melembagakan” sikap bertanggung jawab serta tanggung gugat terhadap pilihan keputusan dari kegiatan yang dilaksanakannya.

d. Desentralisasi; dalam proses pengambilan keputusan yang langsung menyangkut kehidupan dan penghidupan masyarakat agar dilakukan sedekat mungkin dengan pemanfaat pada masyarakat sendiri, sehingga keputusan yang dibuat oleh masyarakat benar-benar bermanfaat bagi masyarakat banyak.

BAB VMAKSUD DAN TUJUAN PENDIRIAN ORGANISASI

Pasal 7

1. Membangun organisasi masyarakat warga yang layak dan mampu memberikan pelayanan dan wadah perjuangan masyarakat miskin untuk menyalurkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat, khususnya dalam penanggulangan kemiskinan dan pembangunan pemukiman.

2. Mempercepat upaya pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan melalui penguatan kaspital sosial dengan menumbuhkan kembai nilai-nilai kemanusiaan dalam rangka memperkuat keswadayaan masyarakat warga.

3. Menumbuhkembangkan pemberdayaan sosial kemasyarakat, ekonomi lokal berbasis keluarga, pemberdayaan sarana dan prasarana dasar lingkungan.

4. Meningkatkan jaringan kerjasama antar lembaga masyarakat dalam koordinasi dan

11/29/2011<>10:16 AM - 2 – AD-ART BKM JATI MANDIRI

Page 3: ADARTBKMJATIMANDIRI.docx

keterpaduan penanggulangan kemiskinan

BAB VIPENDIRIAN, LEGALITAS, DAN KEPEMILIKAN

Pasal 8Pendirian

BKM dibentuk atas persetujuan, kesepakatan serta keputusan dari segenap lapisan masyarakat yang tinggal di desa JATI yang dilakukan melalui keputusan pertemuan warga secara berjenjang mulai dari pertemuan warga rukun tetangga sampai perteman warga kelurahan.

Pasal 9Legalitas

1. Hasil kesepakatan masyarakat yang dirumuskan dalam pertemuan warga yang dilegalisasi adalah lembaga pimpinan kolektif yang terpilih dan mendapatkan mandat untuk memimpin dan mewakili himpunan masyarakat warga kelurahan yang bersangkutan.

2. Hasil kesepakatan masyarakat yang dirumuskan dalam pertemuan warga selanjutnya akan disahkan melalui pencatatan pada Pejabat Notaris.

Pasal 10Kepemilikan

1. BKM adalah milik seluruh masyarakat Desa2. Dana dan segala aset BKM merupakan milik warga masyarakat desa Jati bukan milik

pribadi, golongan maupun BKM beserta unit-unit pengelolanya.

BAB VIIKEDUDUKAN

Pasal 11

1. BKM berkedudukan sebagai lembaga pimpinan masyarakat warga kelurahan dan merupakan lembaga pengendali kegiatan penanggulangan kemiskinan di kelurahan yang bersangkutan, yang posisinya di luar institusi pemerintah, militer, agama, pekerjaan dan keluarga

2. BKM sebagai wadah perjuangan dan wadah aspirasi warga masyarakat Kelurahan, khususnya dalam kaitan dengan penanggulangan kemiskinan.

BAB VIIIPERAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Pasal 12Peran

Peran BKM adalah mewadahi aspirasi masyarakat dengan cara melibatkan masyarakat agar proaktif dalam proses pengambilan keputusan dalam program pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan di wilayahnya dan kebutuhan, sosial, ekonomi dan sarana prasarana dasar di lingkungan bagi masyarakat miskin.

Pasal 13Tugas Pokok

1. Merumuskan dan menetapkan kebijakan serta aturan (termasuk sanksi) secara demokratis dan partisipatif mengenai hal-hal yang bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelurahan, termasuk penggunaan dana BLM program pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan di wilayahnya;

2. Mengorganisir masyarakat untuk bersama-sama merumuskan visi, misi, rencana strategis, dan rencana program penanggulangan kemiskinan (Pronangkis);

3. Memonitor, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi pelaksanaan keputusan-keputusan yang telah diambil BKM, termasuk penggunaan dana program pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan di wilayahnya;

4. Mendorong berlangsungnya proses pembangunan partisipatif sejak tahap penggalian ide dan aspirasi, pemetaan swadaya atau penilaian kebutuhan, perencanaan, pengambilan

11/29/2011<>10:16 AM - 3 – AD-ART BKM JATI MANDIRI

Page 4: ADARTBKMJATIMANDIRI.docx

keputusan, pelaksanaan, pemeliharaan hingga monitoring dan evaluasi;5. Memverifikasi penilaian yang telah dilakukan oleh unit-unit pelaksana dan memutuskan

proposal mana yang diprioritaskan didanai oleh dana program pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan di wilayahnya atau dana-dana lain yang dihimpun oleh BKM, atas dasar kriteria dan prosedur yang disepakati dan ditetapkan bersama;

6. Memonitor, mengawasi dan memberi masukan untuk berbagai kebijakan maupun program pemerintah lokal yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat kurang mampu maupun pembangunan di kelurahannya;

7. Meningkatkan peran serta masyarakat, khususnya masyarakat kurang mampu dan kaum perempuan di wilayahnya, melalui proses serta hasil keputusan yang adil dan demokratis;

8. Membangun transparansi kepada masyarakat khususnya dan pihak luar umumnya, melalui berbagai media seperti papan pengumuman, sirkulasi laporan kegiatan dan keuangan bulanan/triwulan serta rapat-rapat terbuka, dan lainnya;

9. Membangun akuntabilitas kepada masyarakat dengan mengauditkan diri melalui auditor external/independen serta menyebarluaskan hasil auditnya kepada seluruh lapisan masyarakat;

10. Melaksanakan Rapat Anggota Tahunan dengan dihadiri masyarakat luas dan memberikan pertanggungjawaban atas segala keputusan dan kebijakan yang diambil kepada masyarakat;

11. Membuka akses dan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk melakukan kontrol terhadap kebijakan, keputusan, kegiatan dan keuangan yang di bawah kendali BKM;

12. Memfasilitasi aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam perumusan kebutuhan dan usulan program penanggulangan kemiskinan dan pembangunan wilayah kelurahan setempat, untuk dapat dikomunikasikan, dikoordinasikan dan diintegrasikan dengan program serta kebijakan pemerintah Kelurahan, Distrik dan Kota;

13. Menerapkan nilai-nilai dasar, dalam setiap keputusan maupun pelaksanaan kegiatan penanggulangan kemiskinan serta pembangunan ;

14. Menghidupkan serta menumbuhkembangkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan bermasyarakat, pada setiap tahapan dan proses pengambilan keputusan serta pelaksanaan kegiatan penanggulangan kemiskinan dan/atau pembangunan kelurahan dengan bertumpu pada kondisi budaya masyarakat setempat (kearifan lokal);

15. Merencanakan dan menetapkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan menciptakan lapangan kerja baru, pengembangan ekonomi rakyat, dan peningkatan kualitas lingkungan serta permukiman yang berkaitan langsung dengan upaya-upaya perbaikan kesejahteraan masyarakat miskin setempat;

16. Memfasilitasi networking (jejaring) kerjasama dengan berbagai potensi sumber daya yang ada di luar masyarakat setempat.

Pasal 14Fungsi

1. Pusat penggerak dan penumbuhan kembali nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai kemasyarakatan dan nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan nyata masyarakat setempat;

2. Pusat pengembangan aturan (kode etik, kode tata laku, dsb);3. Pusat pengambilan keputusan yang adil dan demokratis dalam kegiatan penanggulangan

kemiskinan serta pembangunan;4. Pusat pengendalian dan kontrol sosial terhadap proses pembangunan, utamanya

penanggulangan kemiskinan;5. Pusat pembangkit dan mediasi aspirasi dan partisipasi masyarakat;6. Pusat informasi dan komunikasi bagi warga masyarakat kelurahan; 7. Pusat advokasi integrasi kebutuhan dan program masyarakat dengan kebijakan dan

program pemerintah.

Pasal 15Kewajiban

1. BKM wajib menyelenggarakan kegiatan refleksi kemiskinan, pemetaan swadaya, penyusunan PJM Pronangkis sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun.

2. BKM wajib menyelenggarakan review program, yang mencakup review refleksi kemiskinan, review pemetaan swadaya, review kelembagaan dan keuangan pada tahun kedua dan ketiga masa baktinya,

3. BKM wajib memfasilitasi penyusunan Program Penanggulangan Kemiskinan yang terdiri dari Program Jangka Menengah (PJM) untuk rentang waktu tiga tahunan atau sesuai dengan masa bakti BKM dan Rencana Tahunan (Renta) secara partisipatif.

11/29/2011<>10:16 AM - 4 – AD-ART BKM JATI MANDIRI

Page 5: ADARTBKMJATIMANDIRI.docx

BAB IXKEANGGOTAAN

Pasal 16Anggota BKM

1. Anggota BKM adalah warga yang tinggal di desa Jati yang memenuhi kriteria nilai-nilai kemanusiaan yang telah ditetapkan warga dan dipercaya warga untuk mengemban amanat masyarakat untuk menanggulangi masalah kemiskinan.

2. Anggota BKM menggambarkan keterwakilan nilai-nilai kemanusiaan seperti keikhlasan, kejujuran, keadilan, dan kesetaraan, bukan keterwakilan wilayah, golongan, maupun kelompok tertentu.

Pasal 17Jumlah Anggota BKM

1. Anggota BKM berjumlah 13 orang. 2. Jumlah anggota BKM setiap masa bakti, ditetapkan dalam pertemuan warga kelurahan

(PWK) atau PWK istimewa dari wakil seluruh masyarakat kelurahan.

Pasal 18Koordinator BKM

1. Untuk memudahkan pengkoordinasian kegiatan, anggota BKM memilih dan mengangkat salah seorang di antara anggota BKM untuk menjadi koordinator

2. BKM tidak mengenal hirarki, tiap anggota memiliki hak yang sama, oleh karena itu semua keputusan dilakukan secara kolektif dan

3. Koordinator BKM tidak dapat mengambil keputusan sendiri dengan mengatas namakan BKM.

4. Koordinator BKM dipilih dari dan oleh anggota BKM.

Pasal 19Masa Bakti BKM

1. Anggota BKM dipilih untuk masa bakti maksimum tiga tahun, dengan tiap tahun dilakukan evaluasi dan dapat dilakukan penggantian serta dapat dipilih ulang.

2. Bilamana salah seorang anggota BKM mengundurkan diri dan atau meninggal dunia sebelum masa jabatannya berakhir, maka anggota BKM lainnya mengadakan Rapat Anggota/Pertemuan Khusus untuk menetapkan anggota pengganti yang berasal dari nama hasil Pemilu BKM sebelumnya yang memperoleh peringkat tertinggi .

Pasal 20Gaji atau Imbalan

1. Anggota BKM bertugas berdasarkan kerelaan dan tidak menerima gaji atau imbalan lainnya.

2. Anggota BKM berhak memperoleh biaya transport untuk monitoring dan evaluasi atau rapat di luar Kelurahan sesuai dengan prakiraan pengeluaran biaya perjalanan dimaksud,

Pasal 21Prinsip Pendirian BKM

1. Sistem pemilihan anggota BKM dilakukan secara langsung rahasia, tanpa pencalonan, dan tanpa kampanye atau rekayasa.

2. Kriteria anggota BKM ditentukan sendiri oleh warga melalui refleksi kepemimpinan dengan berbasis nilai-nilai kemanusiaan.

3. Pemilihan dimulai dari pemilihan utusan di tingkat RT dilanjutkan ke tingkat kelurahan.4. Semua warga dewasa di kelurahan bersangkutan berhak untuk memilih.5. Semua warga dewasa di kelurahan bersangkutan yang memenuhi kriteria yang

disepakati warga berhak untuk dipilih.

11/29/2011<>10:16 AM - 5 – AD-ART BKM JATI MANDIRI

Page 6: ADARTBKMJATIMANDIRI.docx

6. Setiap pemilih tidak diperkenankan untuk diwakilkan atau dikuasakan dengan alasan apapun.

7. Setiap pemilih tidak diperkenankan untuk mewakili golongan, ras, agama, jabatan atau kepentingan lainnya.

Pasal 22Tata cara Pemilu BKM

1. Pemilu BKM difasilitasi oleh suatu Panitia Pemilu BKM yang dipilih oleh warga,2. Panitia Pemilu BKM wajib mengadakan sosialisasi pendirian BKM sebelum dilakukan

pemilu 3. Panitia Pemilu BKM memfasilitasi penyusunan tata tertib pemilihan anggota BKM dan

mengawal pelaksanaan pemilu BKM mulai dari tingkat basis (RT) pemilihan utusan RT, yaitu utusan warga yang akan dipilih menjadi anggota BKM pada pemilihan tingkat kelurahan.

4. Panitia Pemilu BKM berkewajiban melakukan sosialisasi nama BKM terpilih melalui berbagai macam media di seluruh kelurahan.

5. Sekurang-kurangnya sebulan sebelum masa bakti BKM berakhir BKM hars sudah memfasilitasi pemilihan utusan warga tingkat basis

BAB XPERANGKAT ORGANISASI

Pasal 23Untuk membantu tugas dan fungsinya, maka BKM mengangkat perangkat organisasi sebagai berikut: 1. Sekretariat, diangkat sebagai unsur pelaksana administratif dan pengelola biaya

operasional BKM yang bekerja secara purna waktu 2. Sekretariat tidak diperkenankan diangkat dari dan atau merangkap sebagai anggota BKM

serta unit-unit pengelola BKM.3. Unit Pengelola Keuangan (UPK), diangkat untuk mengelola dana bergulir.4. Pengawas UPK, diangkat untuk menjalankan fungsi pengawasan dan

peningkatan kinerja UPK 5. Unit Pengelola lainnya, diangkat untuk mengelola kegiatan khusus seperti Unit Pengelola

Lingkungan (UPL), Unit Pengelola Sosial (UPS), dan Unit-unit yang lain dibentuk sesuai kebutuhan.

Pasal 24

1. Perangkat organisasi BKM menjalankan kebijakan/keputusan yang ditetapkan oleh BKM.2. Perangkat organisasi BKM adalah warga dari Desa JATI yang dianggap memiliki nilai-nilai

kemanusiaan serta keahlian di bidangnya 3. Perangkat organisasi BKM bertanggung jawab kepada BKM.4. Tugas, wewenang, tanggung jawab, dan honor untuk perangkat organisasi BKM

ditetapkan oleh BKM dalam suatu kontrak kerja terhadap orang per orang.

Pasal 25Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Organisasi BKM

1. Unit-unit pengelola dibentuk dan dibubarkan oleh BKM sesuai dengan kebutuhan dalam rapat khusus BKM. Hasil rapat khusus diumumkan kepada masyarakat melalui berbagai media, setidak-tidaknya ditempel di lima tempat strategis dengan masa sanggah 14 hari.

2. Kontrak kerja perangkat organisasi BKM berlaku untuk waktu tiga tahun. 3. Jika kinerja perangkat organisasi BKM dianggap baik, maka dkontrak dapat diperpanjang

untuk masa tiga tahun berikutnya,

Pasal 26

Anggota BKM dilarang merangkap menjadi perangkat organisasi BKM.

BAB XIHUBUNGAN KELEMBAGAAN

Pasal 27

Hubungan antara BKM dengan lembaga-lembaga lainnya di tingkat kelurahan adalah sebagai berikut:

11/29/2011<>10:16 AM - 6 – AD-ART BKM JATI MANDIRI

Page 7: ADARTBKMJATIMANDIRI.docx

1. Hubungan BKM dengan perangkat Kelurahan dan organisasi masyarakat formal lainnya di tingkat Kelurahan, tidak bersifat struktural formal, melainkan hubungan yang bersifat koordinatif, fungsional dan komplementer atau saling melengkapi serta mendukung.

2. Perangkat kelurahan sebagai pelaksana kebijakan publik di tingkat lokal berperan sebagai penyedia dan fasilitator untuk mendukung praksarsa masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan termasuk yang difasilitasi BKM.

3. Organisasi masyarakat formal di tingkat kelurahan, yaitu organisasi yang dibentuk atas dasar peraturan pemerintah dan/atau perundangan berperan mendukung prakarsa masyarakat dalam penanggulanan kemiskinan.

BAB XIIRAPAT-RAPAT

Pasal 28Rapat Warga Kelurahan

1. Rembug Warga Kelurahan (RWK) merupakan institusi tertinggi dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat,

2. RWK diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun guna membahas hasil review program, review kelembagaan, dan review keuangan BKM,

3. RWK Istimewa dapat diselenggarakan atas usulan 75% utusan warga setiap saat dalam keadaan istimewa.

Pasal 28RWK mempunyai wewenang untuk:1. Mengevaluasi dan menolak kebijakan-kebijakan BKM.2. Melakukan amandemen dan atau addendum atas AD BKM.3. Memilih, mengangkat dan memberhentikan anggota BKM sebelum akhir masa baktiya. 4. Mengadakan referendum atau kebijakan-kebijakan penting.

Pasal 29

1. Yang dimaksud dengan keadaan istimewa adalah sebagai berikut: a. Jika RWK tidak dapat berlangsung karena tidak memenuhi ketentuan, dan RWK telah

ditunda paling lama 10 (sepuluh) hari, tetapi pada RWK kedua tetap tidak tercapai syarat tersebut.

b. Keadaan yang mengharuskan adanya keputusan segera yang wewenangnya ada pada RWK.

c. Keadaan ketika perubahan AD harus segera dilakukan karena adanya ketentuan Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah Republik Indonesia yang mengharuskan perubahan tersebut.

2. Keputusan RWK Istimewa hanya sah jika keputusan tersebut untuk menyelamatkan kelangsungan BKM.

3. RWK Istimewa dapat diselenggarakan atas keputusan hasil referendum yang menyetujui pelaksanaan RWK Istimewa.

Pasal 30Rapat BKM

1. Rapat Anggota Tahunan (RAT), dilakukan setiap tahun untuk evaluasi terhadap kinerja unit-unit pelaksana BKM, membahas perkembangan kegiatan tahun sebelumnya menjelang pelaksanaan RWK, memilih koordinator BKM dan pengelola UP-UP pada akhir masa jabatan.

2. Rapat Koordinasi Anggota (RKA), dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu bulan untuk melakukan pembahasan kemajuan dan perkembangan kegiatan serta menetapkan rencana bulan berikutnya.

3. Rapat Prioritas Usulan Kegiatan (RPUK), dilakukan untuk menetapkan prioritas/ perankingan usulan-usulan kegiatan yang telah dinilai layak oleh UPK untuk disetujui memperoleh dana BKM, baik penyerapan maupun pergulirannya.

4. Rapat Keputusan Khusus (RKK), dilakukan secara insidental sesuai kebutuhan untuk mengambil keputusan yang berkenaan dengan kegiatan penanggulangan kemiskinan secara umum sesuai batas kewenangannya, misalnya keputusan mengenai auditor untuk audit independent, keanggotaan dalam forum BKM, utusan peserta pelatihan, dll.

BAB XIIIQUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

11/29/2011<>10:16 AM - 7 – AD-ART BKM JATI MANDIRI

Page 8: ADARTBKMJATIMANDIRI.docx

Pasal 311. Rapat-rapat sebagaimana dimaksud dalam BAB X dinyatakan sah apabila dihadiri lebih

dari ½ dari jumlah anggota plus 1.2. Pengambilan keputusan pada dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat

dan apabila hal ini tidak mungkin, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.

BAB XIVKEUANGAN

Pasal 32Sumber Dana

Sumber Dana untuk pelaksanaan program dan kegiatan BKM terdiri atas: 1. Modal sendiri yang berasal dari dukungan atau swadaya masyarakat.2. Dukungan dari pemerintah, diantaranya Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang

berasal dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat – Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan PNPM-PNPM MP.

3. Kegiatan, program, proyek dari lembaga di luar kelurahan untuk kegiatan penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan.

4. Kegiatan-kegiatan lain oleh unit pengelola yang sah.

Pasal 33Pemanfaatan Dana

1. Dana yang diamanahkan kepada BKM dimanfaatkan bagi kepentingan penanggulangan kemiskinan di Kelurahan.

2. Dana yang diamanahkan kepada BKM adalah milik masyarakat kelurahan dan dikelola oleh UPK – BKM.

3. Dana yang diamanahkan kepada BKM tidak tidak boleh disimpan dalam bentuk deposito dan jenis lainnya yang dilakukan untuk pemupukan dana.

Pasal 34Pengelolaan Dana

1. Dana yang diamanahkan kepada BKM seluruhnya dikelola oleh UPK.2. Sumber dana untuk administrasi dan operasional BKM dapat dibiayai dari sebagian

bunga dana bergulir, sebagian lagi diperuntukkan untuk biaya kegiatan fisik lingkungan dan sosial yang jenis dan besarnya disepakati oleh Rapat Keputusan Khusus (RKK) BKM.

3. Dana yang diamanahkan kepada BKM tidak boleh dijadikan jaminan utang.

Pasal 35Transparansi dan Akuntabilitas

1. BKM dan perangkat organisasinya berkewajiban melaksanakan dan mengembangkan transparansi dan akuntabilitas.

2. Pembukuan keuangan UPK – BKM terbuka untuk diketahui oleh seluruh masyarakat.3. Pengawasan keuangan UPK – BKM dilakukan oleh masyarakat kelurahan dan kelompok

peduli di luar kelurahan melalui :a. Penyebaran informasi tentang kegiatan BKMb. Rapat-rapatc. Audit BKM oleh auditor independen dan BPKP.d. Monitoring, supervisi, dan evaluasi setiap Kegiatan oleh kelompok peduli.e. Kotak-kotak pengaduan.

4. BKM wajib mengadakan audit tahunan terhadap UP yang dilakukan oleh auditor independen yang berkedudukan di luar kelurahan.

BAB XVPERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 36

Perubahan Anggaran Dasar BKM dapat dilakukan dalam RWK atau RWK Istimewa, sebagaimana diatur dalam pasal-pasal mengenai RWK.

BAB XVIPEMBUBARAN

11/29/2011<>10:16 AM - 8 – AD-ART BKM JATI MANDIRI

Page 9: ADARTBKMJATIMANDIRI.docx

Pasal 37

1. Pembubaran BKM hanya dapat dilakukan dengan keputusan yang melibatkan seluruh masyarakat melalui RWK atau RWK istimewa.

2. Dalam hal BKM dibubarkan maka seluruh kekayaan yang dimiliki diserahkan kepada masyarakat, yang pelaksanaannya diatur tersendiri melalui RKK.

BAB XVIIANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN LAINNYA

Pasal 38

1. Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Dasar, akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

2. Rapat anggota BKM untuk menyusun dan menetapkan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan khusus yang memuat peraturan pelaksanaan dari ketentuan-ketentuan lain tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar.

3. BKM dapat mengeluarkan Surat Keputusan yang isinya tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, serta keputusan lain dari RWK.

BAB XVIIIPENUTUP

Pasal 39

1. Demikian Anggaran Dasar BKM ini ditetapkan oleh warga kelurahan melalui RWK. 2. Anggaran dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : JatiPada tanggal : 24 Desember 2010

Pimpinan Rembug Pemilu Pokja Pembentukan Pokja Perumus AD BKM

Pokja Pemantau Lurah /Kepala Desa Ketua LPMK

Utusan Warga Peserta RWK Utusan Warga Peserta RWK Utusan Warga Peserta RWK

11/29/2011<>10:16 AM - 9 – AD-ART BKM JATI MANDIRI

Page 10: ADARTBKMJATIMANDIRI.docx

BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM)“ JATI MANDIRI “

Sekretariat : Kompleks Kantor Pemerintah Desa JATI , JATI , JATEN 57731Website: www.jatimandiri.co.cc Email: [email protected]

ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB I

Pasal 1LAMBANG ATAU LOGO DAN CAP

1. BKM JATI MANDIRI Desa JATI memiliki lambang / logo yang berbentuk :

2. Lambang/Logo BKM JATI MANDIRI Desa JATI berarti atau bermakna: a) Bingkai lingkaran warna hitam berarti dan bermakna tekat yang kuat dan bulat untuk mengemban amanah penanggulangan kemiskinan.b) Dua buah gunung warna hitam berarti dan bermakna gambaran geografis wilayah Desa JATI .c) Tiga buah gelombang warna putih dalam air warna biru laut, berarti dan bermakna tridaya pemberdayaan yang penuh tantangan dan hambatan.d) Huruf N (en) dan M ( em ) warna biru berarti masing-masing Ngudi dan Mulyo, dan bermakna nama depan BKM.E) Satu buah Bintang warna biru diantara huruf N dan M berarti dan bermakna setulus hati dengan landasan Iman dan Taqwa dalam menjalankan program.F). Matahari terbit dengan pancaran sinar berjumlah tiga belas berwarna merah berarti dan bermakna Jumlah 13 (tiga belas) orang anggota BKM JATI MANDIRI Desa JATI siap menjalankan program sepanjang masa dan tidak pernah padam.G) Secara keseluruhan lambang dan logo diatas berarti dan bermakna BKM JATI MANDIRI Desa JATI dapat abadi dan berkembang sepanjang masa.

3. BKM JATI MANDIRI Desa JATI sebagai sebuah organisasi memiliki cap/ stempel yang berbentuk :

BAB IISekretariat BKM

Pasal 2

11/29/2011<>10:16 AM - 10 – AD-ART BKM JATI MANDIRI

Page 11: ADARTBKMJATIMANDIRI.docx

1. Kantor Sekretariat BKM JATI MANDIRI Desa JATI , berkedudukan di Kompleks Balai Desa JATI Kecamatan JATEN, Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah.

2. Sekretariat BKM terdiri dari 2 (dua) orang yang bertindak sebagai Sekretaris dan staf.3. Personalia Sekretariat BKM diangkat dan di berhentikan oleh BKM melalui rapat BKM.4. Sekretariat BKM bekerja secara purna waktu untuk mengelola administrasi kegiatan

sehari-hari, melaksanakan dan mencatat rapat BKM, termasuk pula mencatat seluruh transaksi keuangan baik yang dimanfaatkan untuk BOP BKM maupun yang disalurkan kepada masyarakat melalui laporan yang dibuat UP-UP BKM.

5. Anggota BKM dan Unit-Unit Pengelola BKM tidak diperkenankan merangkap sebagai Sekretariat BKM.

6. Honor untuk sekretariat BKM ditentukan sesuai kondisi dan kemampuan keuangan oleh BKM.

BAB IIIPENASEHAT

Pasal 3

1. Jika dipandang perlu BKM dapat meminta warga yang peduli dan mempunyai kerelawanan tinggi terhadap penanggulangan kemiskinan sebagai penasehat.

2. Jumlah penasehat paling banyak tiga orang, yang dipilih dan ditentukan oleh BKM. 3. Masa kerja penasehat satu periode adalah satu tahun dan sesudah nya dapat dipilih

kembali untuk masa bakti maksimal dua perioda atau dua tahun.

BAB IV

ANGGOTA BKM

Pasal 4KEDUDUKAN

1. Anggota BKM mewakili masyarakat miskin di desa setempat yang memperjuangkan kepentingan masyarakat miskin.

2. Anggota BKM secara kelembagaan melakukan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan melalui kebijakan yang dibuat.

Pasal 5

SYARAT

Untuk menjadi anggota BKM, disyaratkan sebagai berikut :1. Dipilih melalui proses pemilihan ditingkat basis yaitu RT setempat.

Pasal 6PROSES PEMILIHAN

1. Sudah Terpilih dari proses pemilihan tingkat basis RT sebagai Utusan Warga dalam Rembug Warga Desa.

2. Utusan Warga harus hadir pada acara pemilihan anggota BKM dalam RWD.3. Utusan Warga yang diajukan memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam ART

pasal 5.4. Dalam RWD proses pemilihan anggota BKM diperlukan TATA TERTIB PEMILIHAN BKM

yang disahkan oleh Rembug Warga Sebelum RWD dilaksanakan, yang difasilitasi oleh Panitia Pemilihan BKM.

5. Pemilihan anggota BKM secara langsung, umum, bebas dan rahasia.

Pasal 7

PENGGANTIAN ANGGOTA BKM ANTAR WAKTU1. Dalam hal terjadinya pemberhentian anggota, maka penggantian melalui rapat anggota

BKM yang dilakukan selambat-lambatya 60 ( Enam puluh) hari terhitung sejak terjadinya kekosongan anggota.

2. Pengganti untuk mengisi kekosongan tersebut diambilkan dari utusan warga yang menjadi nomor urut di bawahnya dalam pemilihan BKM dan diusulkan melalui rapat BKM .

Pasal 8

11/29/2011<>10:16 AM - 11 – AD-ART BKM JATI MANDIRI

Page 12: ADARTBKMJATIMANDIRI.docx

HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA BKM

1. Setiap Anggota BKM memiliki hak bicara dan hak suara dalam rapat anggota BKM,2. Hak bicara dan hak suara dalam rapat BKM tidak dapat diwakilkan.3. Anggota BKM berkewajiban :

a. Mentaati AD/ART serta keputusan rapat BKMb. Menjunjung nama baik BKM.c. Menghadiri rapat rutin BKM.

4. Koordinator dan Anggota BKM yang ditunjuk berkewajiban mewakili BKM untuk melakukan tindakan hukum baik di dalam maupun di luar Pengadilan

Pasal 9Komisi BKM

1. Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan program BKM dapat membentuk komisi.

2. Setiap komisi dipimpin oleh seorang anggota BKM sebagai penanggung jawabnya.3. Penanggung jawab Komisi dibentuk oleh BKM untuk memperlancar pelaksanaan program4. Penanggung jawab Komisi yang ada : Komisi Lingkungan, Komisi Sosial, dan Komisi

Ekonomi. 5. Penanggung jawab Komisi disesuaikan dengan kebutuhan6. Masing-masing penanggung jawab berugas; membuat program, mengawasi pelaksanaan

program, dan melaporkan program yang telah dilaksanakan.7. Masing-masing penanggung jawab Komisi bertanggung jawab kepada koordinator

Pasal 10

BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN BKM1. Keanggotaan BKM berakhir karena :

a. Mengundurkan dirib. BKM dibubarkanc. Meninggal duniad. Masa bakti berakhire. Dihukum pidanaf. Tidak lagi bertempat tinggal di wilayah Desa JATI .

2. Dalam hal terjadinya pengunduran diri anggota sebagaimana butir (a) ayat (1) maka anggota yang mengundurkan diri harus membuat pernyataan secara tertulis.

3. Surat pengajuan pengunduran diri menyebutkan alasan yang jelas. 4. Apabila keanggotaan telah berakhir maka hak dan kewajiban sebagai anggota BKM

otomatis berakhir/ hilang.5. Berakhirnya keanggotaan BKM ditetapkan melalui rapat BKM.

BAB VREMBUG WARGA TAHUNAN

RAPAT ANGGOTA, HAK SUARA, KUORUM DAN KEPUTUSAN RAPAT

Pasal 11

Rembug Warga Tahunan1. Rembug Warga Desa Tahunan dilakukan untuk membahas :

a. Pertanggungjawaban BKM kepada Utusan Warga sebagai wakil masyarakatb. Hasil Laporan Tahunan BKM dan hasil audit,c. Rencana program kerja beserta RAB dan menetapkannyad. Peninjauan ART.e. Hal-hal lain yang dipandang perlu

2. Rembug Warga Tahunan diadakan selambat-lambatnya 2 bulan setelah tutup buku dan telah dilakukan audit independen.

3. Rembug Warga Desa Tahunan dihadiri oleh Utusan Warga, Tokoh Masyarakat, dan unsur Lembaga Desa.

4. Pemberitahuan Rembug Warga Desa Tahunan disampaikan selambat-lambatnya 1 hari sebelum pelaksanaan.

5. BKM berkewajiban memberikan sekurang-kurangnya 1 eksemplar Laporan Tahunan BKM dan hasil audit yang akan dibahas dalam Rembug Warga Desa Tahunan di setiap dusun bersamaan dengan Pemberitahuan.

6. Pembiayaan Rembug Warga Desa Tahunan berasal dari BOP BKM, Pemerintah Desa dan Swadaya Masyarakat.

11/29/2011<>10:16 AM - 12 – AD-ART BKM JATI MANDIRI

Page 13: ADARTBKMJATIMANDIRI.docx

Pasal 12

RAPAT ANGGOTA1. Rapat anggota BKM dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan sekali. 2. Rapat anggota BKM dianggap sah apabila dihadiri oleh sedikitnya 50% +1 dari jumlah

anggota BKM.3. Rapat anggota dipimpin oleh koordinator atau anggota BKM yang ditunjuk.4. Rapat anggota BKM sebagai keputusan BKM didokumentasikan dalam berita acara dan

atau notulensi rapat dan dilampiri daftar hadir.5. Rapat anggota BKM membahas:

a. Laporan pemantauan kegiatan yang dilakukan anggota BKMb. Laporan kemajuan kegiatan yang dilakukan oleh UP-UPc. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatand. Laporan perkembangan keuangane. Isu-isu terkait dengan penanggulangan kemiskinan dan pengaduan masyarakatf. Perkembangan kelompok swadaya masyarakat yang didukung BKM.g. Hal-hal lain yang dipandang perlu berkaitan dengan masalah penanggulangan

kemiskinan.h. Program kerja dan tindak lanjut dari hasil evaluasi.

6. Rapat anggota BKM menetapkan Koordinator dan Anggota BKM yang ditunjuk mewakili BKM dalam pembukaan rekening bank dan untuk melakukan tindakan hukum baik di dalam maupun di luar pengadilan.

BAB VIPENCATATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN

Pasal 13

PENGATURAN PENGGUNAAN BUNGA JASA PENGELOLAAN

a. Pendapatan jasa UPK dialokasikan :1. Untuk HR UPK sebesar 25% dari bruto2. Jasa UPK Neto dialokasikan untuk keperluan BKM Jati Mandiri dliuar UPK.

b. Pendapatan bunga jasa netto, pengelolaan yang diperoleh dari perguliran pinjaman akan dipergunakan sebagai berikut :1. Penambahan modal perguliran : 25%2. Biaya Operasional BKM : 35 %3. Cadangan inflasi dan kredit macet : 10 %4. Alokasi dana kegiatan sosial : 7 %5. Alokasi dana kegiatan lingkungan : 8%6. Alokasi dana kesekretariatan : 10%7. Pengawas UPK : 5%

Pasal 14

Sumber-sumber Pendanaan Kegiatan1. Pendapatan jasa bunga pinjaman dimanfaatkan untuk kegiatan sosial dan Lingkungan,

serta untuk kegiatan administrasi BKM dan UP-UP BKM2. Mengembangkan peran dan kepedulian semua lapisan masyarakat untuk berswadaya

dalam penanggulangan kemiskinan, melalui jimpitan, zakat dll3. Memunculkan peran kerjasama dengan pihak lainnya ( LSM, Perbankan, Lembaga

Keagamaan, lembaga keuangan serta pengusaha setempat )4. Usaha lainnya yang sah dan bermanfaat bagi masyarakat setempat.

Pasal 151. Pencatatan keuangan yang berasal dari dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) untuk

pertama kalinya dilakukan oleh Sekretariat BKM,2. Pencatatan dan pengelolaan keuangan selanjutnya dilakukan oleh UPK dengan

persetujuan BKM,3. Dana BKM tidak diperkenankan dikembangkan melalui deposito atau sejenisnya,4. Biaya operasional BKM diperoleh dari persentase pendapatan bunga jasa sesuai AD/ART.

Pasal 16

JASA PINJAMAN

11/29/2011<>10:16 AM - 13 – AD-ART BKM JATI MANDIRI

Page 14: ADARTBKMJATIMANDIRI.docx

1. Semua bentuk penyaluran pinjaman dana bergulir kepada KSM dikenakan bunga jasa pinjaman sebesar 1,5% per bulan menetap dan biaya lain yang timbul.

BAB. VIIUP – UP BKM

Pasal 17

UNIT PENGELOLA KEUANGAN (UPK)

Unit Pengelola Keuangan atau UPK adalah lembaga keuangan masyarakat, sebagai gugus tugas dari BKM yang dikelola atas dasar prinsip profesionalisme serta berdasarkan pedoman pengelolaan dana bergulir.

Pasal 18

Tugas, Wewenang dan Tanggungjawab UPK

1. Unit pengelola keuangan atau UPK adalah unit pelaksana BKM yang bertugas menjalankan keputusan serta kebijakan yang ditetapkan BKM dalam mengelola dana bergulir masyarakat dan dana lainnya.

2. UPK melakukan pendampingan penyusunan usulan kegiatan KSM ekonomi.3. UPK berwenang menilai kelayakan usulan KSM berdasarkan pada kelayakan usaha, dan

finansial, yang diverifikasi oleh anggota BKM dan Ketua RT, dan Kadus .4. UPK mempunyai tugas mencairkan dan menyalurkan dana kepada KSM yang dinilai layak

dan disetujui Rapat Prioritas Usulan Kegiatan (RPUK).5. UPK mempunyai tanggung jawab melakukan pemantauan, pengawasan dana yang

disalurkan kepada warga/KSM penerima pinjaman dana dari BKM.6. Menjalin kemitraan (channeling) dengan pihak-pihak lain yang mendukung program

ekonomi UPK

Pasal 19

Tugas, Wewenang dan Tanggungjawab Manajer UPK

1. Manajer bertugas mendeskripsikan rencana, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi kebutuhan dan realisasi dana yang disalurkan kepada warga/KSM.

2. Manajer berwenang melakukan perjanjian dengan warga/KSM binaan BKM3. Manajer bertanggungjawab kepada anggota BKM melalui rapat-rapat BKM4. Manager UPK berwenang menunjuk staf pembantu untuk melakukan verifikasi usulan,

penagihan, pencatatan dan penyimpanan dokumen yang imbalannya ditentukan oleh Rapat Anggota BKM.

5. Apabila manajer berhalangan maka tugas harian akan dilakukan oleh Sekretariat BKM yang ditunjuk dan keputusan dilakukan dalam rapat koordinasi BKM.

Pasal 20Pengangkatan dan Pemberhentian Manajer dan Staf UPK

1. Manajer dan staf UPK diangkat serta diberhentikan oleh BKM. 2. Pengangkatan dan pemberhentian Manajer dan staf lainnya dilakukan melalui

mekanisme Rapat Anggota BKM.

Pasal 21

Pertanggungjawaban UPK1. Pengelola UPK bertanggungjawab langsung kepada BKM2. UPK bertanggungjawab kepada BKM dalam hal pengelolaan keuangan yang disalurkan

lewat BKM ke KSM dan penggulirannya serta bidang keuangan yang lain.

Pasal 22

Keputusan, Kebijakan dan Lembaga UPK1. UPK menjalankan keputusan serta kebijakan yang telah ditetapkan oleh BKM. 2. BKM dapat memanfaatkan dan memampukan lembaga keuangan lokal yang sudah ada

sebagai UPK (Misalnya; BMT, Kelompok Arisan dll) sejauh lembaga keuangan tersebut:a. Bukan lembaga keuangan yang kepemilikan, pelayanan maupun keang-gotaannya

bersifat tertutup serta terbatas (exclusive), melainkan yang menjamin kepemilikan dan keterlibatan seluruh masyarakat setempat (inclusive).

b. Berkegiatan dan berpengalaman di bidang pelayanan kepada masyarakat miskin,

11/29/2011<>10:16 AM - 14 – AD-ART BKM JATI MANDIRI

Page 15: ADARTBKMJATIMANDIRI.docx

upaya penanggulangan pengangguran serta pengembangan kewira-usahaan.c. Kredibilitas pengelolaannya transparan, akuntabel, dan profesional.d. Merupakan organ teknis atau gugus tugas BKM yang menjalankan keputusan dan

kebijakan yang ditetapkan BKM serta bertanggungjawab kepada BKM.e. Bersedia mematuhi azas, prinsip dan ketentuan yang ditetapkan BKM.

3. Manajer dan staf UPK berhak menerima imbal jasa yang besarnya disesuaikan dengan prestasi kerja dan kemampuan BKM serta ditetapkan oleh BKM

Pasal 23

UNIT PENGELOLA LINGKUNGAN

1. Sesuai kebutuhan masyarakat BKM dapat membentuk Unit Pengelola Lingkungan UPL yang menjadi pelaksana atau gugus tugas BKM untuk perencanaan, penataan, perbaikan, pembangunan maupun pemeliharaan prasarana Lingkungan.

2. Pembentukan UPL menjawab atau memenuhi kebutuhan warga akan peningkatan kualitas perumahan dan lingkungannya.

3. Pembentukan UPL ditetapkan dalam mekanisme Rapat BKM.

Pasal 24

Tugas, Wewenang dan Tanggungjawab UPL

1. Unit pengelola lingkungan atau UPL adalah unit pelaksana BKM yang bertugas menjalankan keputusan serta kebijakan yang ditetapkan BKM dalam mengelola dana saran dan prasarana lingkungan (infrastruktur) masyarakat dan dana lainnya.

2. UPL melakukan pendampingan penyusunan usulan kegiatan Panitia3. UPL berwenang menilai kelayakan usulan warga/Panitia berdasarkan pada kelayakan

kegiatan, finansial, kelayakan teknis dan kelayakan lingkungan yang diverifikasi oleh anggota BKM dan KMW selama pendampingan berlangsung.

4. UPL mempunyai tugas mencairkan dan menyalurkan dana kepada Panitia yang dinilai layak dan disetujui Rapat Prioritas Usulan Kegiatan (RPUK).

5. UPL mempunyai tanggung jawab melakukan pemantauan, pengawasan dana yang disalurkan kepada Panitia penerima dana dari BKM.

6. Menjalin kemitraan (channeling) dengan pihak-pihak lain yang mendukung program lingkungan UPL

Pasal 25

Tugas, Wewenang dan Tanggungjawab Manajer UPL

1. Manajer bertugas mendeskripsikan rencana, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi kebutuhan dan realisasi dana yang disalurkan kepada warga/Panitia.

2. Manajer berwenang melakukan perjanjian dengan warga/Panitia binaan BKM3. Manajer bertanggungjawab kepada anggota BKM melalui rapat-rapat BKM4. Manager UPL berwenang menunjuk staf pembantu untuk melakukan verifikasi usulan,

penagihan, pencatatan dan penyimpanan dokumen yang imbalannya ditentukan oleh Rapat Anggota BKM.

5. Apabila manajer berhalangan maka tugas harian akan dilakukan oleh Sekretariat BKM yang ditunjuk dan keputusan dilakukan dalam rapat koordinasi BKM.

Pasal 26Pengangkatan dan Pemberhentian Staf UPL

(1) Pengelola UPL diangkat serta diberhentikan oleh BKM .

(2) Pengangkatan dan pemberhentian Pengelola Lingkungan dilakukan melalui mekanisme Rapat Anggota BKM.

Pasal 27Pertanggungjawaban UPL

1. Pengelola UPL bertanggungjawab langsung kepada BKM.2. UPL bertanggungjawab kepada BKM dalam hal pengelolaan keuangan yang disalurkan

kepada KSM / Panitia dan penggulirannya jika ada

Pasal 28Keputusan, Kebijakan dan Lembaga UPL

11/29/2011<>10:16 AM - 15 – AD-ART BKM JATI MANDIRI

Page 16: ADARTBKMJATIMANDIRI.docx

1. UPL menjalankan keputusan serta kebijakan yang telah ditetapkan oleh BKM. 2. Pengelola UPL sebaiknya orang-orang yang peduli dan mempunyai ketrampilan dalam

bidang pengelolaan sarana dan prasarana lingkungan.3. Pengelola UPL berhak mendapatkan honor yang ditetapkan oleh BKM berdasarkan

kemampuan dan kondisi keuangan.

Pasal 24UNIT PENGELOLA SOSIAL

1. Sesuai kebutuhan masyarakat BKM dapat membentuk Unit Pengelola Sosial UPS yang menjadi pelaksana atau gugus tugas BKM untuk program kegiatan sosial.

2. Pembentukan UPS untuk memenuhi warga akan peningkatan rasa solidaritas dan menumbuhkan rasa peduli terhadap permasalahan sosial..

3. Pembentukan UPS ditetapkan dalam mekanisme Rapat Anggota BKM.

Pasal 25Pengangkatan dan Pemberhentian Staf UPS

(1) Pengelola UPS diangkat serta diberhentikan oleh BKM

(2) Pengangkatan dan pemberhentian Pengelola Sosial dilakukan melalui mekanisme Rapat Anggota BKM.

Pasal 26Pertanggungjawaban UPS

1. Pengelola UPS bertanggungjawab langsung kepada BKM.2. UPS bertanggungjawab kepada BKM dalam hal pengelolaan keuangan yang disalurkan

kepada KSM / Panitia

Pasal 27Keputusan, Kebijakan dan Lembaga UPS

1. UPS menjalankan keputusan serta kebijakan yang telah ditetapkan oleh BKM.2. Pengelola UPS adalah orang yang peduli dan mempunyai rasa tanggung jawab yang

tinggi dalam menjalankan kebijakan BKM dan pengelolaan sarana dan prasarana Sosial.3. Pengelola UPS berhak mendapatkan honor yang ditetapkan oleh BKM berdasarkan

kemampuan dan kondisi keuangan.

BAB VIIIPENGAWAS UPK

Pasal 281. Dalam rangka meningkatkan kinerja dan transparansi UPK, BKM membentuk badan

pengawas UPK (BPUPK)2. Pembentukan BPUPK dilakukan dalam rapat anggota BKM dan jumlahnya 3 orang.3. BPUPK bertanggungjawab langsung kepada BKM dan melaporkan tugasnya dalam forum

rapat BKM.4. BPUPK berhak mendapat honor yang ditetapkan oleh BKM berdasarkan kemapuan dan

kondisi keuangan BKM.

Pasal 29Tugas dan Kewenangan BPUPK

1. Melakukan pemeriksaan  dan evaluasi transaksi, bukti transaksi, dokumen-dokumen,

pelaksanaan  administrasi dan pelaporan pengelolaan keuangan dan pinjaman yang

dikelola oleh UPK.

2. Melakukan pengawasan  terhadap ketaatan UPK pada prinsip dan mekanisme PNPM-MP

3. Melakukan pengawasan  ketaatan UPK terhadap aturan-aturan BKM, termasuk aturan

perguliran.

4. Memantau Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus UPK

5. Memantau Realisasi anggaran UPK dan rencana kerja UPK.

11/29/2011<>10:16 AM - 16 – AD-ART BKM JATI MANDIRI

Page 17: ADARTBKMJATIMANDIRI.docx

6. Memantau Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus UPK

Pasal 30Pengangkatan dan Pemberhentian staf BP UPK

(1) BP UPK diangkat serta diberhentikan oleh BKM

(2) Pengangkatan dan pemberhentian BP UPK dilakukan melalui mekanisme Rapat Anggota BKM.

BAB IX

KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM)

Pasal 31Pengertian

1. Kelompok swadaya masyarakat atau KSM adalah kumpulan orang-orang yang menyatukan diri dalam usaha-usaha bidang sosial ekonomi yang tumbuh dan berkembang dengan prinsip dari, oleh dan untuk anggota.

2. Kelompok swadaya masyarakat dibentuk secara sadar oleh mereka yang merasa memiliki persamaan permasalahan dan kesamaan pandangan bahwa permasalahan yang dihadapi mustahil dipecahkan sendiri-sendiri,

3. Bekal utama pembentukan KSM adalah kesadaran dan kemauan bersama untuk mengatasi masalah di masyarakat serta peduli terhadap warga miskin.

Pasal 32

Tujuan

1. Mempelajari serta menanamkan pengertian tatalaksana ekonomi keluarga dan kelompok yang sehat,

2. Mengembangkan sikap ekonomi yang sehat diantara para anggota agar lebih sadar diri dan bertanggung jawab terhadap kelompoknya,

3. Memberikan pelayanan kepada anggota, baik dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi atau usaha produktif, sosial dan politik,

4. Membina dan mengembangkan produksi dan pemasaran untuk meningkatkan taraf hidup anggota,

5. Membudayakan cara-cara pengambilan keputusan yang demokratis,6. Meningkatkan kemampuan tawar kelompok dan masyarakat,7. Menanamkan pada anggota dan masyarakat sekitar tentang nilai-nilai kejujuran,

keadilan, kesetaraan, kebersamaan, dan keterbukaan, 8. Ikut serta memperjuangkan terpenuhinya hak-hak warga negara termasuk menciptakan

tatapemerintahan yang baik (good governence).

Pasal 33

Ciri-ciri

1. KSM merupakan kumpulan orang yang beranggotakan sedikitnya 5 (lima) orang dan sebanyaknya 10(sepuluh) orang

2. Keanggotaan KSM berdasar kesadaran, kejujuran, sukarela dan terbuka,3. KSM bekerja dengan prinsip dari, oleh, dan untuk anggota,4. Kedudukan anggota KSM setara,5. KSM mengadakan rapat anggota dan pengurus secara teratur,6. Anggota KSM ekonomi guliran wajib memberikan simpanan dan iurann di KSM secara

teratur untuk pemupukan modal, dan menunjang kegiatan KSM.7. KSM menjalankan upaya pendidikan dan pembinaan anggota secara teratur,8. Usaha dan tatalaksana dilakukan secara terbuka,9. Manfaat kegiatan diperluas.

11/29/2011<>10:16 AM - 17 – AD-ART BKM JATI MANDIRI

Page 18: ADARTBKMJATIMANDIRI.docx

Pasal 34

Status

1. Non formal atau tak berbadan hukum,2. Otonom atau menentukan sendiri tujuan dan langkah kegiatan yang diperlukan untuk

mencapai tujuan.

BAB IXREFERENDUM

Pasal 35

1. Apabila BKM dalam melaksanakan tugasnya menyimpang atau tidak sesuai dengan prinsip, nilai maupun visi dan misi PNPM MP, masyarakat berhak untuk mengusulkan pembubaran melalui referendum (RW Khusus).

2. Memperhatikan pasal 27 ayat (1) Anggaran Dasar, masyarakat dapat mengusulkan pembubaran BKM melalui Referendum yang diadakan untuk itu.

3. Tata cara pelaksaaan Referendum diatur dalam ketetapan rapat BKM

BAB XLAIN-LAIN

Pasal 36Aturan Tambahan

1. Staf sekretariat UPK, UPL dan UPS wajib mengembangkan prakarsa, inisiatif dan kreatifitas agar tercipta keadaan kegiatan yang sebaik-baiknya dengan persetujuan BKM.

2. KSM wajib membuat identitas yang jelas, meliputi nama KSM, alamat KSM dan anggotanya.

3. KSM wajib membuat kesepakatan aturan dan tata tertib untuk semua anggotanya dan harus disampaikan kepada BKM untuk mendapatkan persetujuan.

Pasal 37

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini dapat diatur oleh rapat anggota sepajang peraturan tersebut tidak bertentangan dengan Anggaran dasar dan Anggara Rumah Tangga.

BAB XIPENUTUP

Pasal 38

Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan dan disahkan oleh BKM JATI MANDIRI Desa JATI Pada hari Jum’at Tanggal dua puluh empat Bulan Desember Tahun 2010 dan mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

JATI 24 Desember 2010

Disahkan

Koordinator BKM JATI MANDIRI

11/29/2011<>10:16 AM - 18 – AD-ART BKM JATI MANDIRI

Page 19: ADARTBKMJATIMANDIRI.docx

Joko Pramono,S.Pd.)

11/29/2011<>10:16 AM - 19 – AD-ART BKM JATI MANDIRI

Page 20: ADARTBKMJATIMANDIRI.docx

PERATURAN DAN TATA CARA PEMANFAATAN DANA PNPM MP

BKM JATI MANDIRI

BAB I

Pasal 1

Sarana dan Prasarana dasar lingkungan dan sosial

Alokasi dana sarana dan Prasarana dasar dan Sosial dari dana Bantuan Langsung Masyarakat ( BLM ) dapat dimanfaatkan oleh warga ( personal ) / lingkungan (Kelompok) dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Santunan bagi anak putus sekolah / kurang mampu dari keluarga sasaran,yang telah tertuang dalam hasil Pemetaan swadaya diutamakan untuk biaya sekolah, untuk sekolah Dasar maksimal enam tahun , yang secara adminsitrasi diterimakan kepada sekolahan yang bersangkutan.

2. Santunan bagi orang jompo, diutamakan bagi orang jompo yang tidak mempunyai/tidak rawat oleh keluarganya yang diwujudkan barang, yang sedapat mungkin bersifat mendidik, bukan menciptakan ketergatungan.

3. Besarnya santunan disesuaikan dengan kemampuan BKM, yang akan ditentukan pada rapat anggota BKM setelah dana tersedia, dengan melihat tingkat /frekwensi persoalan.

4. Perbaikan rumah bagi rumah yang tidak layak huni bagi janda/warga sasaran yang telah terdaftar dalam pemetaan swadaya.

5. Perbaikan rumah sedapat mungkin menggali kemampuan bagi pemilik, serta menggugah kepedulian warga dilingkungannya.besarnya biaya akan disesuaikan dengan kemampuan BKM, dan akan dibahas dalam rapat anggota BKM

Pasal 2

Perbaikan Sanitasi lingkungan

Yang termasuk Sanitasi / lingkungan adalah : Saluran Pembuangan Air Limbah ( SPAL), Tempat Pembuangan Sampah, Drinase, jalan kampung, Jamban umum, Pengadaan air bersih dll.

a. Bantuan Sanitasi dan lingkungan dapat dimanfaatkan oleh lingkungan yang telah di prioritaskan dalam BAPPUK dan PJM Pronangkis.

b. Warga lingkungan membuat usulan kegiatan dan rincian biaya yang akan digunakan yang menampilkan porsi pembiayaan dan disampaikan kepada BKM melalui UPK

c. Bantuan perbaikan sanitasi dan lingkungan hanya merupakan stimulan, sehingga warga lingkungan diwajibkan dapat menggali dana swadaya, yang besaran swadaya minimal 50 % dari total biaya.

d. Pelaksanaan Pembangunan Sanitasi/lingkungan , harus ada panitia pelaksananya yang dibentuk secara demokratis oleh warga lingkungan setempat

e. Setelah pembangunan selesai, harus ada kelompok / panitia yang akan merawat hasil pembangunan tersebut

f. Panitia pengelola diwajibkan membuat kesepakatan kepada warga lingkungan, untuk menarik dana perawatan dari warga, yang akan dikelola oleh panitia sebagai cadangan perbaikan.

BAB II

Pasal 3Peningkatan Sumberdaya

Pelatihan ketrampilan yang dapat dibiyai antara lain, pelatihan-pelatihan yang bersifat untuk meningkatkan produktifitas warga sasaran ( Bengkel, Menjahit, Home Industri,

11/29/2011<>10:16 AM - 20 – AD-ART BKM JATI MANDIRI

Page 21: ADARTBKMJATIMANDIRI.docx

kerajinan tangan dll )

1. Pelatihan ketrampilan diperuntukan bagi warga sasaran yang telah terdaftar dalam pemetaan swadaya

2. Peserta latihan antara 10 – 15 orang per pelatihan

3. Peserta pelatihan berhimpun dalam satu kelompok

4. Kelompok membuat usulan kegiatan tentang pelat5. ihan yang diminati disampaikan kepada BKM melalui UPK

BAB III

Pasal 4

Pengguliran dana

1. BKM melalui UPK, dapat memberikan pinjaman kepada warga masyarakat yang telah terdaftar dalam pemetaan swadaya

2. Warga sasaran yang berminat memanfaatkan dana bergulir, harus berhimpun dalam satu wadah ( KSM ), atau masuk menjadi anggota kelompok / KSM yang sudah ada dilingkungannya.

3. Jumlah anggota kelompok,/KSM minimal 5 (lima ) orang, 4. Kelompok /KSM tersebut, harus sudah pernah melakukan rapat anggota secara

berkala/rutin paling tidak 2 kali, dalam masa 2 bulan5. Kelompok/KSM, membuat usulan kegiatan serta kebutuhan / besaran pinjaman yang

dibutuhkan kepada BKM melalui UPK6. Pinjaman dana bergulir diharuskan untuk usaha produktif ( Perdagangan, Pertanian,

dan Peternakan/perikanan dll.)7. Besarnya pinjaman disesuaikan dengan kebutuhan, dan kemampuan KSM, yang dapat

dilihat dalam studi kelayakan usaha.8. Kelompok/KSM yang memanfaatkan dana bergulir dikenakan jasa 1,5 % flat / bulan,

dikenakan biaya administrasi sebesar : Rp 25.000,00 dan dikenakan tabungan wajib pinjam sebesar 5 % dari jumlah pinjaman, serta Tabungan wajib KSM, minimal Rp. 10.000,-/KSM/bln

9. Jangka waktu pinjaman maksimal 12 bulan10. Sistim angsuran disesuaikan dengan jenis usaha anggota KSM, atau sesuai dengan

kesepakatan, yang akan diatur dalam akad kredit ( surat Perjanjian )11. Jasa yang masuk dari dana bergulir akan dimanfaatkan untuk : 25 % pemupukan modal,

35 % biaya operasional BKM, 10 % administrasi ( ATK ) dan 5 % pos perbaikan sarana dan prasarana lingkungan, yang akan diakumulaksikan , dan 5 % untuk dana sosial.

JATI , 24 Desember 2010

No Nama Alamat Tanda tangan

1 Joko Pramono,S.Pd.

2 Parjito,S.Sos.

3 Eko Suryadi,ST

4 Ook Karyanto

5 Riman

6 Sidik Suwarno

7 Drs. Bintoro,M.M

8 Drs. H Arkanuddin

9 Purwadi

10 Sunarti

11 Dyah Sulastri

12 Drs. Solihin

13 Hidayati,S.Pd.

11/29/2011<>10:16 AM - 21 – AD-ART BKM JATI MANDIRI

Page 22: ADARTBKMJATIMANDIRI.docx

11/29/2011<>10:16 AM - 22 – AD-ART BKM JATI MANDIRI