antihiperlipid

73
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penderita diabetes mellitus dewasa ini terus meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat kemakmuran dan berubahnya gaya hidup. Banyak orang menganggap penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang hanya timbul karena faktor keturunan, padahal setiap orang dapat mengidap penyakit diabetes mellitus baik tua maupun muda. Menurut WHO (organisasi kesehatan sedunia) tahun 2003 terdapat lebih dari 200 juta orang dengan penderita diabetes mellitus di dunia. Angka ini akan bertambah menjadi 333 juta orang ditahun 2025. Negara berkembang seperti Indonesia menempati urutan ke 4 jumlah penderita diabetes mellitus di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat. Pada tahun 2000 di Indonesia terdapat 8,4 juta pengidap penyakit diabetes mellitus dan diperkirakan akan menjadi 21,3 juta pada tahun 2030 (Soegondo, dkk., 2009). Diabetes mellitus disebabkan karena kekurangan hormon insulin yang berfungsi memanfaatkan glukosa sebagai sumber energi dan mensintesa lemak (Ditjen Bina Farmasi dan Alkes, 2005; Syamsudin, et al., 1

Upload: riyas-luphh-iteemm-poreper

Post on 19-Jan-2016

43 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

laporan resmi herbal

TRANSCRIPT

Page 1: antihiperlipid

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penderita diabetes mellitus dewasa ini terus meningkat seiring dengan

meningkatnya tingkat kemakmuran dan berubahnya gaya hidup. Banyak orang

menganggap penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit orang tua atau

penyakit yang hanya timbul karena faktor keturunan, padahal setiap orang dapat

mengidap penyakit diabetes mellitus baik tua maupun muda. Menurut WHO

(organisasi kesehatan sedunia) tahun 2003 terdapat lebih dari 200 juta orang

dengan penderita diabetes mellitus di dunia. Angka ini akan bertambah menjadi

333 juta orang ditahun 2025. Negara berkembang seperti Indonesia menempati

urutan ke 4 jumlah penderita diabetes mellitus di dunia setelah India, Cina dan

Amerika Serikat. Pada tahun 2000 di Indonesia terdapat 8,4 juta pengidap

penyakit diabetes mellitus dan diperkirakan akan menjadi 21,3 juta pada tahun

2030 (Soegondo, dkk., 2009).

Diabetes mellitus disebabkan karena kekurangan hormon insulin yang

berfungsi memanfaatkan glukosa sebagai sumber energi dan mensintesa lemak

(Ditjen Bina Farmasi dan Alkes, 2005; Syamsudin, et al., 2010). Akibatnya

glukosa bertumpuk di dalam darah (hiperglikemia) dan akhirnya dieksresikan

lewat kemih (glikosuria) tanpa digunakan. Karena itu, produksi kemih sangat

meningkat dan mengakibatkan penderita sering mengeluarkan air seni, merasa

amat haus, berat badan menurun dan berasa lelah (Tjay dan Rahardja, 2007).

Pengobatan diabetes mellitus adalah pengobatan menahun dan seumur hidup.

Pengobatan diabetes mellitus seperti penggunaan insulin dan obat antidiabetes

oral harganya relatif lebih mahal karena penggunaannya dalam jangka waktu

lama dan dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Oleh karena

itu, perlu dicari obat yang efektif, efek samping yang relatif rendah dan obat

dengan harga yang murah (Dalimartha dan Adrian, 2012). Salah satu upaya dalam

penanganan diabetes mellitus adalah dengan menggunakan tumbuhan sebagai

1

Page 2: antihiperlipid

obat alternatif. Salah satu tumbuhan yang berefek sebagai antidiabetes mellitus

adalah tumbuhan manggis yang terletak pada kulit buah manggis (Chaverri, et al.,

2008; Jung, et al., 2004; Santoso, dkk., 2003).

Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tumbuhan yang berasal dari

daerah Asia Tenggara meliputi Indonesia, Malaysia, Thailand dan Myanmar.

Manggis merupakan tumbuhan fungsional karena sebagian besar dari tumbuhan

tersebut dapat dimanfaatkan sebagai obat. Akan tetapi, banyak yang tidak

mengetahui jika kulit buah manggis memiliki khasiat. Kulit buah manggis yang

selama ini dibuang sebagai limbah setelah habis menyantap daging buah, ternyata

memiliki segudang manfaat penting bagi kesehatan. Di dalam kulit buah manggis

kaya akan antioksidan seperti xanthone dan antosianin (Moongkandi, et al., 2004;

Kristenses, 2005; Weecharangsan, et al., 2006; Hartanto 2011).

Berbagai penelitian menunjukkan, senyawa xanthone yang terdapat didalam

kulit buah manggis memiliki sifat sebagai antidiabetes, antikanker,

antiperadangan, meningkatkan kekebalan tubuh, antibakteri, antifungi, pewarna

alami dll. Xanthone didalam kulit buah manggis yang bersifat sebagai

antidiabetes telah dibuktikan oleh seorang peneliti di Jepang, yang dapat

menurunkan kadar glukosa darah pada tikus percobaan dengan kasus diabetes

mellitus tipe II. Xanthone dapat menetralkan radikal bebas dan mencegah

kerusakan sel β pankreas akibat radikal bebas. Xanthone kulit manggis juga telah

dibuktikan dengan menggunakan fraksi air kulit manggis dan menunjukkan

aktivitas antidiabetes (Mardiana, 2011; Anonim, 2012).

Berdasarkan uraian tersebut, kami tertarik untuk melakukan penelitian

pemeriksaan karakteristik simplisia kulit buah manggis, skrining fitokimia dan

efek ekstrak etanol kulit buah manggis terhadap penurunan kadar glukosa darah

pada mencit jantan dengan metode uji toleransi glukosa menggunakan pelarut

etanol. Digunakannya etanol karena senyawa xanthone yang berkhasiat didalam

kulit buah manggis paling efektif diekstrak dengan pelarut etanol (Nugroho,

2011).

2

Page 3: antihiperlipid

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana aktivitas ekstrak etanol kulit buah manggis sebagai

antihiperglikemik ?

Bagaimana cara memformulasi Ekstrak etanol kulit buah Manggis dalam

tablet effervescent?

1.3 Tujuan Penelitian

mengetahui aktivitas antihiperglikemik Ekstrak etanol kulit buah

manggis.

mengetahui cara memformulasi Ekstrak etanol kulit buah Manggis dalam

tablet effervescent.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang pembuatan ekstrak etanol

kulit buah manggis dalam sediaan tablet effervescent.

2. Bagi mahasiswa

Menambah wawasan tentang manfaat ekstrak etanol kulit buah manggis

sebagai antihiperglikemi dan menambah wawasan tentang cara pembuatan

sediaan tablet effervescent.

3. Bagi lembaga Kesehatan

Menambahan pengetahuan dan informasi bagi mahasiswa yang akan

melakukan penelitian lebih lanjut.

4. Bagi masyarakat

Memberi gambaran dan informasi tentang potensi kulit buah manggis sebagai

antihiperglikemik dalam sediaan tablet effervescent.

3

Page 4: antihiperlipid

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hiperglikemia

Hiperglikemia adalah kondisi dimana kadar gula darah yang tinggi. Pada

keadaan tersebut hal yang mendasarinya adalah defisiensi insulin. Hiperglikemik

menurut WHO adalah kadar glukosa darah > 126 mg/dL, kadar glukosa darah antara

100-126 mg/dL dianggap suatu keadaan toleransi abnormal glukosa. Hiperglikemik

berbeda dengan diabetes mellitus, pada umumnya hiperglikemia akan terjadi setelah

makan terutama yang mengandung glukosa tinggi, namun keadaan glukosa darah

tinggi (hiperglikemia) itu bukanlah diabetes mellitus karena tubuh tentu akan

merespon dengan mekanisme umpan balik untuk menurunkan kadar glukosa melalui

pensekresian insulin oleh pancreas sehingga glukosa darah menjadi dalam ambang

normal. Namun, jika keadaan hiperglikemia terjadi secara terus-menerus dan

berlangsung menahun, maka mengakibatkan diabetes mellitus (Setia,2008).

2.2 Diabetes militus (DM)

Diabetes militus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan

hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat

lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau

penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis

mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati :

Kriteria diagnosis diabetes mellitus :

a) Kadar glukosa puasa ≥126 mg/dl

b) Kadar glukosa 2jam setelah makan ≥ 200 mg/dl

4

Page 5: antihiperlipid

c) Kadar glukosa sewaktu ≥ 200 mg/dl

Patofisiologi

a) DM tipe 1 (IDDM) jenis remaja :

1. Terjadi pada 10% dari semua kasus diabetes.

2. DM tipe ini berkembang pada anak –anak atau awal dewasa.

3. Penyebab : adanya kerusakan sel B pancreas akibat autoimun sehingga

terjadi defisiensi insulin absolute. Reaksi autoimun umumnya terjadi

setelah waktu yang panjang (9-13 Thn) yang ditandai oleh adanya

parameter system imun ketika terjadi kerusakan sel B.

Hiperglikemia terjadi bila 80-90% dari sel B rusak.

4. Faktor yang menyebabkan terjadinya autoimun tidak diketahui tetapi

proses itu diperantai oleh matrofag dan limfosit T dengan autoantibody

yang keberbagai antigen sel B (antibody sel islet dan antibody insulin).

b) DM tipe 2 (NIDDM) jenis dewasa

1. Terjadi pada 90% dari semua kasus diabetes dan biasanya ditandai

dengan resistensi insulin dan defistensi insulin relative.

2. Akibat proses menua, banyak pasien jenis ini mengalami penyusutan

sel-sel yang progresif serta penumpukan amiloid sekitar sel-sel B. Sel

B yang tersisa pada umumnya masih aktif, tetapi sekresi insulinnya

semakin berkurang. Selain itu kepekaan reseptornya menurun

hipofungsi sel-sel B ini bersama resistensi insulin yang meningkat

mengakibatkan gula darah meningkat (hiperglikemia).

3. DM tipe 2 disebabkan karena gaya hidup penderita (kelebihan kalori,

kurangnya olah raga, dan obesitas) dibandingkan pengaruh genetic.

c) Diabetes yang disebabkan factor lain (1-2%),termasuk gangguan

endokrim (misalnya akromegali, sindrom chusing) diabetes mellitus gas

totional (DNG) penyakit pancreas eksokrim (pancreas) dank arena

(glukokorfikoi dan pentamidin,niasin dan a-interferon)

5

Page 6: antihiperlipid

1. Komplikasi mikrovaskuler berupa retinopati, neuropati dan nefropati.

Komplikasi mikrovaskuler berupa penyakit jantung kroner, stroke, dan

penyakit vaskuler periferal

2.3 Mekanisme terjadinya Hiperglikemia / DM

Hiperglikemia timbul akibat berkurangnya insulin sehingga glukosa darah

tidak dapat masuk ke sel-sel otot, jaringan adipose, atau hepas dan metabolism

juga terganggu. Dalam keaadan normal, kira-kira 50% glukosa yang dimakan

mengalami metabolisme sempurna menjadi Co2 dan air 5% diubah menjadi

glikogen dan kira-kira 30-40% diubah menjadi lemak. Pada pasien DM semua

proses terganggu, glukosa tidak dapat masuk kedalam sel sehingga energy ke

utama diperoleh dari metabolisme protein dan lemak. Sebenernya hiper glikemia

tidak berbahaya, kecuali bila hebat sekali hingga darah menjadi hiperosmatik

terhadap intrasel. Yang berbahaya ialah glikosuma yang timbul, karena glukosa

bersifat dieuretik, osmosis, sehingga dieresis sangat meningkat disertai hilangnya

berbagai elektrolik. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya dehidrasi dan

hilangnya elektrolit pada pasien DM yang tidak di obati karena adanya dehidrasi,

maka badan berusaha mengatasi dengan banyak minum (polidipsia). Badan

kehilangan x kalori untuk setiap gram glukosa yang di eksresi. Poli timbul karena

perangsang pusat nafsu makan di hipotalamus oleh kurangknya

pemakaiannglukosa di klenjar itu. Gejala yang timbul yaitu polium, polifagia,

polidipsio kehilangan bobot.

2.4 Insulin

Pankreas adalah suatu organ longong kira-kira 15cm, terletak dibelakang

lambung dan sebagian dibelakang hati. Dengan ini terdiri dari 98% sel-sel dengan

sekresi ekstern yang memproduksi enzim-enzim cerna yang di salurkan ke

duodenum. Sisanya terdiri dari kelompok sel ( pulau langlhans) dengan sekresi

hormon, insulin dan glucagon yang di akibatkan langsung ke aliran darah.

6

Page 7: antihiperlipid

Ada 4 jenis sel endokrin yaitu :

1. Sel alfa : memproduksi hormone glucagon

2. Sel beta : berisi insulin

3. Sel O : memproduksi sonatostatin

4. Sel PP : memproduksi PP (panereatic Polypeptide)

2.5 Retensi Insulin

Retensi insulin adalah peristiwa dimana pemasukan insulin kedalam sel

menurun pada penderita DM tipe 2. Penyebabnya adalah berkurangnya jumlah

reseptor yang harus mengikat atau tidak bekerja (lagi) semestinya. Atau karena ada

gangguan pada sistem transport insulin didalam sel ke tempat pembakaran.

Didalam sel glukosa dibakar untuk menghasilkan kalori dan kelebihannya trutama

ditimbun sebagai glikogen dalam sel-sel otot atau sebagai lemak dalam sel lemak.

Bila pemasukan glukosa berlangsung terus menerus (makan terlalu banyak), maka

tumbuhnya sel-sel lemak akhirnya mengakibatkan overweigh dan adipositas.

Akibat lainnya respon insulin berkurang jumlahnya atau fungsinya, dan pengikatan

insulin dipersulit. Jumlah glukosa yang memasuki sel berkurang, sedangkan

banyak glukosa dan insulin beredar dalam darah (hiperglikemia dan

hiperinsulinemia). Peristiwa yang menjadikan organ tujuan menjadi agak kebal

bagi insulin disebut retensi insulin.

Retensi insulin bisa terjadi karena ;

- Obesitas : orang gemuk banyak membutuhkan insulin dari pada orang biasa.

- Gangguan jantung (infark, dekomposisi)

- Obat-obat misalnya kortikosteroid, diuretika trazid (diatas 25 mg/ hari) dan

beta blockers.

7

Page 8: antihiperlipid

2.6 Farmakoterapi Diabetes Melitus

a. Insulin

Mekanisme kerjanya yaitu menurunkan kadar gula darah dengan menstimulasi

pengambilan glukosa perifer dan menghambat produksi glukosa hepatatik.

Contoh sediaan; Actrapis HM, Penfil, Isulatard HM.

b. Sulfonilurea

Mekanisme kerja yaitu bekerja merangsang sekresi insulin pada pankreas

sehingga hanya efektif bila sel beta pankreas masih bias diproduksi. Contoh

sediaan; kloropemid, glikazid, glibenklamid, dll.

c. Biguanida

Mekanisme kerja yaitu; menghambat glukoneogenesis dan meningkatkan

penggunaan glukosa dijaringan. Contoh sediaan; metformin hidroklorida

d. Tiazolidindion

Mekanisme kerja; meningkatkan sensitivitas insulin pada otot dan jaringan

adipose dan menghambat glukoneogenesis hepatik. Contoh obat; proglitazon,

rosiglitazon.

e. Penghambat alfa-glukosidase

Mekanisme kerja yaitu akarobose bekerja menghambat alfa glukosidase

sehingga mencegah penguraian sukrosa dan karbohidrat kompleks dalam usus

halus dengan demikian memperlambat dan menghambat penyerapan

karbohidrat.

Sediaam obat; akarbose dan miglitol.

8

Page 9: antihiperlipid

2.7 Manggis

Gambar buah manggis

Gambar 2.1 buah manggis

Taksonomi buah manggis

Kingdom : plantae

Disio : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : matphigiales/Theales

Familia : Clusiaceae

Genus : Garciani

Spesies : Garcinia mangostana L

Kulit manggis setelah diteliti, ternyata mengandung aktivitas farmakologi

misalnya antinflamasi, antihistamin, pengobatan penyakit jantung, antibakteri,

bahkan untuk pengobatan atau terapi HIV (NugrohoE. Agung, 2012).

Didalam kulit manggis kaya akan antioksidan seperti xanthone dan antosianin

(Moongkandi, etal, 2004), Kristenses, 2005; Weecharangsa etat., 2006;

Hartanto, 2011).

9

Page 10: antihiperlipid

2.8 Xanthone

Xanthone merupakan substansi kimia alami yang tergolong senyawa

polyphenolic. Senyawa xanthone dan derifatnya dapat di isolasi dari kulit

manggis (pericarp). Senyawa xanthone memiliki sifat Antioksidan, antidiabet,

antikanker, anti-inflamasi, hepatoprotective, immunu-mudulation, dan

antibakteri, mampu menekan pembentukan senyawa karsinogen pada kolon , anti

plasmodial (Jung ,HA. et al, 2006) Balunas, MJ, 2008; Suksamarn, S.et al,

2006 ; Muhabusarakam, W., 2006).

Senyawa Xanthone yang telah teridentifikasi, diantaranya adalah alfa-

mangostin ; gamma-mangostin; gareinon-E; 8-hidroksikuadraksanton G;

mangostingon [7-metoksi-2-(3-metil-2-butenil)-8-(3-metil-2-okso-3-butenil)-8-

(3-metil-2-okso-3-butenil)-1,3,6-trihidroksi- santon; kuadraksanton G; 8-

dioksigartanin; garsimangoson; smeathxanthone A; dan trovo-phylin A. Diantara

senyawa-senyawa xanthone, alfa-mangostin dan gamma-mangostin merupakan

komponen terbesar.

Gambar 2.2 Struktur kimia Xanthone (Liska, 2011)

10

Page 11: antihiperlipid

Gambar 2.3 Struktur kimia dari ∝-mangostin dan γ -mangostin

Catt : J = -mangostin

K= γ -mangostin

2.9 Antosianin

Antosianin adalah satu grup pigmen yang berwarna merah muda sampai

biru/ungu, tersebar luas dalam tanaman dan larut dalam air. Antosianin ditemui

pada bunga, buah-buahan, dan sayur-sayuran ( Harborne, 1967).

Molekul antosianin disusun dari sebuah aglikon (antosianidin) yang

teresterifikasi dengan satu atau lebih glikon (gula). Seluruh senyawa antosianin

merupakan senyawa turunan dari kation flafillium.(Efendi, W. , 1991).

Antosianin memiliki manfaat bagi kesehatan dalam mencegah kerusakan akibat

oksidasi, detoksifikasi, meningkatkan sistem imunitas tubuh, menangkap rdikal

bebas, dan mengikat logam berat seperti besi, seng, dan tembaga (Prior RL, Wu

X , 2006).

Gambar 2.4 Strukur dasar Antosianin

2.10 Mekanisme kerja Xanthone sebagai Antihiperglikemik

Senyawa mangostin dari Garcinia mangostana memilki aktivitas sebagai

antidiabetes, namun belum ada data yang menguatkan informasi ini. Selain itu,

informasi lain menunjukkan bahwa senyawa mangostin dapat menurunkan

11

Page 12: antihiperlipid

Lipopolisakarida (LPS) yang merupakan mediator inflamasi pada jaringan

adiposa dan Resistensi Insulin (Sukamrarn, 2009).

Xanthone (antioksidan ampuh yang ditemukan di Pericarp manggis)

bersifat sebagai antipksidan yang dapat menghambat kerusakan sel β-pankreas

pada pulau Langerhans pancreas yang menghasilkan insulin dan merangsang

pelepasan insulin pada sel β-pankreas untuk disekresikan dalam darah. Selain itu

xanthone bertindak untuk mengurangi resistensi Insulin, yang rusak dalam

diabetes melitus tipe 2 dengan mengemvalikan sensitivitas reseptor insulin pada

sel.

2.11 Maserasi

Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut

dengan beberapa kali pengadukan atau pengocokan pada temperature ruang.

Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan

penyarian maserasi pertama dan seterusnya.

Prinsip kerja ekstraksi meserasi : Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan

cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari

pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam

sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi

antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi

akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah

(proses difusi). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi

antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan

pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh

dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.

2.12 Tablet Effervescent

Effervescent didefinisikan sebagai benhtuk sediaan yang menghasilkan

gelembung gas sebagai reaksi kimia vescent adalah karbon dioksida

sehingga dapat memberikan efek sparkling (rasa seperti air soda)

(Lieberman, et al., 1992).

12

Page 13: antihiperlipid

Tablet effervescent dibuat dengan cara mengempa formulasi sari buah dan

bahan-bahan aktif berupa sumber asam dan sumber karbonat. Bila tablet

effervescent dimasukan kedalam air, akan terjadi reaksi kimia antara sumber

asam dan sumber karbonat tersebut membentuk garam natrium dari asam

kemudian menghasilakan larutan gas dalam bentuk CO2.

Reaksi yang terjadi pada tablet effervescent :

H2 C6 H5 O7 + 3NaH CO3 → Na3 C6 H5 O7 + 4H2 O + 3CO2

Asam Sitrat Na-bikarbonat Na-Sitrat Air

Karbondioksida

H2 C4 H4 O6 + 2NaH CO3 → Na2 C4H4 O6 + 2H2 O + 2CO2

Asam Tartarat Na-bikarbonat Na-Tartarat Air Karbondioksida

Keuntungan tablet effervescent :

1. Memberi cita rasa yang menyenangkan

2. Tablet mudah digunakan setelah dilarutkan, nyaman dan merupakan

bentuk sediaan yang mengandung zat aktif.

3. Dapat dikemas secara individual untuk mencegah masuknya kelembapan

sehingga menghindari masalah ketidakstabilan kandungan selama

penyimpanan.

4. Dapat diberikan kepada pasien yang sulit menelan tablet/kapsul.

5. Zat aktif yang tidak stabil apabila disimpan dalam larutan bercair akan

lebih stabil dalam bentuk effervescent (Siregar dan Wikarsa, 2010).

Kerugian tablet effervescent :

1. Sukarnya menciptakan produk yang stabil secara kimia, karena tablet

effervescent sangat terpengaruhi oleh kelembapan udara selama proses

produksi dan penyimpanan karena dapat menyebabkan penurunan kualitas

yang cepat dari produk.

2. Proses pembuatan tablet effervescent meliputi proses pencampuran,

pengayakan, pencetakan dan pengemasan.

13

Page 14: antihiperlipid

2.13 Evaluasi tablet effervescent

1. Evaluasi massa tablet

a. Waktu alir : alat flowmeter

Untuk uji ini digunakan alat waktu uji alir flowmeter. Sejumlah bahan

ditimbang dan dimasukan ke dalam corong lalu diratakan. Alat dinyalakan

dan waktu yang diperlukan seluruh massa tablet untuk mengaliri dicatat.

Laju alir dihitung dengan satuan gram perdetik.

b. Sudut diam : alat flowmeter dan corong

Sejumlah massa tablet dimasukan dalam corong, kemudian alat flowmeter

dinyalakan. Tumpukan serbuk yang terbentuk diukur tinggi dan jari-jarinya.

Sudut diam dihitung berdasarkan rumus :

Kett : α = sudut istirahat

H = tinggi tumpukan serbuk

R = Jari-jari tumpukan serbuk

Sudut diam antara 20-40o menunjukan sifat alir yang bagus.

c. Bobot jenis serbuk (bulk density)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui bobot jenis dari massa tablet yang

dibuat. Pada uji ini diambil 50ml massa tabletdengan memakai gelas ukur,

kemudian ditimbang volume serbuk tersebut, bobot jenis diukur dengan

satuan gram per volume.

d. Indeks kompresibilitas

Massa tablet ditimbang sebanyak 50 gram (m) dimasukan kedalam gelas

ukur kemudian diukur volumenya (V1). BJ Bulk = m/V1.

Gelas ukur yang berisi massa tablet diletakkan pada alat tapping, lalu

diketukkan sebanyak 300kali. Percobaan diulangi dengan ketukan kedua

untuk memastikan bahwa volume massa tablet tidak mengalami penurunan,

14

Tan α = HR

Page 15: antihiperlipid

kemudiaan volumenya diukur. BJ tapped = m/V2.

Indeks kompresibilitas = BJ tapped – BJ bulk

BJ tappedX 100 %

e. Uji kadar air

Pada uji ini digunakan alat moisture balance. Pada alat tersebut dimasukan

minimal 2 gram massa tablet dalam alumunium foil lalu ditara dan diukur

kadar airnya dengan menekan tombol start maka akan didapatkan persen

kadar air. Syarat kadar air massa tablet effervescent dengan bahan herbal

maksimal 10%.

2. Evaluasi tablet effervescent

a. Penampilan fisik tablet dan larutan effervescent

Tablet yang dihasilkan dinilai bentuknya secara keseluruhan meliputi bentuk

keadaan permukaannya apakah halus, licin atau mengkilap serta adanya

cacat tablet. Bentuk larutan effervescent yang dihasilkan juga diperhatikan

meliputi warna dan tingkat kejernihannya.

b. Uji waktu larut

Pada uji ini diambil 3 tablet kemudian diuji satu persatu dalam suatu gelas

yang dapat merendam seluruh bagian tablet, ditambahkan aquadest sampai

volume 200ml kemudian ditentukan waktu larutnya mulai dari tablet

dimasukan dalam gelas hingga tablet habis larut, waktu larut tablet

effervescent adalah kurang dari 5 menit (300detik) pada suhu 25oC.

c. Keseragaman ukuran : alat jangka sorong

Syarat keseragaman ukuran : kecuali dinyatakan lain, garis tengah tablet

tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 113

kali tablet.

Prosedur kerjanya : sebanyak 5 tablet diukur diameternya dan

ketebalannya dengan menggunakan jangka serong.

d. Keseragaman bobot : alat timbangan analitik

Syarat keseragaman bobot : ditimbang 20 tablet, dihitung bobot rata-rata

15

Page 16: antihiperlipid

tiap tablet. Jika ditimbang satu-persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet

yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang

ditetapkan dalam kolom A dan tidak boleh satu tablet pun yang bobotnya

menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga dalam kolom B. Jika

perlu digunakan 10 tablet dan tidak satu tablet yang bobotnya menyimpng

lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A maupun

kolom B.

Bobot rata-rataPenyimpanngan bobot rata-rata dalam %

A B

25 mg atau kurang 15% 30%

26 mg sampai dengan 150 mg 10% 20%

151 mg sampai dengan 300 mg 7,5% 15%

Lebih dari 300 mg 5% 10%

Prosedur kerja : sebanyak 20 tablet ditimbang ditimbangan analitik

kemudian dihitung rata-rata berat tablet tersebut dan tentukan standar

deviasinya.

e. Kekerasan tablet

Ketahanan tablet terhadap goncangan pada waktu pembuatan,

pengepakan dan distribusi bergantung pada kekerasan tablet. Kekerasan

dinyatakan dalam satuan kg dari tenaga yang diperlukan untuk

memecahkan tablet. Alat yang digunakan untuk uji ini adalah hardness

tester, alat ini diharapkan dapat mengukur berat yang diperlukan untuk

memecahkan tablet. Persyaratan kekerasan tablet umumnya berkisar 4-8

kg, bobot tersebut dianggap sebagai batas minimum untuk menghasilkan

tablet yang memuaskan (Soekemi, A. R., 1987).

Prosedur kerja : ambil 10 tablet, letakan tablet pada tempat diantara 2 baja

yang bergerak. Jalankan alat, amati jangka yang tertera pada alat akan

berhenti angka yang tertera dengan satuan Newton.

16

Page 17: antihiperlipid

f. Keregasan tablet

Kekerasan tablet bukanlah indikator yang mutlak dari kekuatan tablet.

Cara lain untuk menentukan kekuatan tablet ialah dengan mengukur

keregasannya. Gesekan dan goncangan merupakan penyebab tablet

menjadi hancur. Untuk menguji keregasan tablet digunakan alat roche

friabilator. Sebelum tablet dimasukkan kedalam alat friabilator, tablet

ditimbang terlebih dahulu. Kemudiann tablet dimasukkan kedalam alat,

lalu alat dioperasikan selama 4 menit atau 100 kali putaran. Tablet

ditimbang kembali dan dibandingkan dengan berat mula-mula. Selisih

berat dihitung sebagai keregasan tablet. Persyaratan keregasan harus lebih

kecil dari 0,8% (Ansel, H.C., 1989).

g. Uji pH larutan effervescent

Uji pH larutan effervescent dilakukan dengan melarutkansatu tablet

effervescent dalam 200 ml aquadest kemudian ukur pH dengan alat ph

meter. Hasil pengukuran dikatakan baik bila pH larutan effervescent

mendekati netral.

h. Uji kadar air

Pada uji ini digunakan alat moisture balance. Pada alat tersebut

dimasukan minimal 2 gram massa tablet dalam alumunium foil lalu ditara

dan diukur kadar airnya dengan menekan tombol start maka akan

didapatkan persen kadar air. Syarat kadar air massa tablet effervescent

dengan bahan herbal maksimal 10%.

i. Uji statistik kesukaan : dicoba pada responden

Formulasi tablet effervescent yang telah dilarutkan dicoba oleh

responden, kemudian responden memberikan pendapat terhadap

penampilan, rasa,dan aroma dari formula yang dibuat berdasarkan selera

mereka pada kuisener yang telah tersedia. Hasilnya kemudian diuji secara

statistik mengunakan Kruskal-Wallis dengan menggunakan program

17

Page 18: antihiperlipid

SPSS.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang digunakan pada proses pembuatan ekstrak dan uji

antihiperglikrmik :

Alat : alat-alat gelas laboratorium, blender, desikator, glukometer, glukotest

strip test, oven, mikroskop, neraca hewan, neraca kasar, neraca analitik, oral

sonde, penangas air, spuit 1 ml.

Bahan : kulit buah manggis, etanol 96%, glibenklamid, glukosa, isopropanol,

kalium iodida, karboksil metil selulosa (CMC).

Alat dan bahan yang digunakan pada proses formulasi sediaan tablet effervescent :

Alat : timbangan analitik, batang pengaduk, alat pencetak tablet, peralatan

gelas untuk analisa, mortir dan stemper, sudip.

Bahan : bubuk kulit buah manggis, pemanis buatan sukrosa dan sorbitol, Na-

bikarbonat, asam sitrat, asam malat dan PEG.

Alat dan bahan yang digunakan dalam proses uji evaluasi sediaan tablet effervescent :

Alat : timbangan analitik, jangka sorong, hardnesstester, friabilator.

Bahan : sediaan jadi tablet effervescent dari kulit buah manggis.

3.2 METODE PRAKTIKUM

a. Pengolahan Simplisia Kulit Buah Manggis

18

Kulit buah manggis dibersihkan dari pengotor dan dicuci

Kupas Kulit Terluar Buah Manggis

Kulit Bagian Dalam diambil dan dirajang

Page 19: antihiperlipid

Skema 3.1 Pengolahan Simplisia Kulit Buah Manggis

b. Ekstraksi Kulit Buah Manggis

Skema 3.2 Ekstraksi Kulit Buah Manggis

c. Pembuatan Larutan Glukosa 50%

19

Diangin-anginkan dan dioven pada suhu 60o-80oC

Kulit Buah Manggis yang keringkan diblender

Diayak Dengan Pengayak

Didapatkan Serbuk Kulit Buah Manggis

Serbuk kulit buah manggis diekstraksi dengan meserasi

menggunakan Etanol 96% (perbandingan 1 :7)

Meserat diuapkan dengan waterbath/rotary evaporator

Dikeringkan dengan freeze dryer

Ekstrak kental disimpan

Ditimbang 50 g glukosa

Dilarutkan dengan aquadest 100 ml

Larutan Glukosa 50%

Page 20: antihiperlipid

Skema 3.3 Larutan Glukosa 50%

d. Penghitungan Dosis Pada Mencit

Dosis pada mencit = 100mg/kg BB

= 100mg/1000 gram

= berat ekstrak

Untuk mencit Putih = berat badan 20gram

Sehingga dosisnya 2020

x 2mg = 2 mg/20gram

BB

Cara : 2mg ekstrak dilarutkan dalam 1ml dan diinduksikan ke mencit.

Untuk mencit hijau = berat badan 20 gram

Sehingga dosisnya 2020

x 2mg = 2 mg/20gram

BB

Cara : 2mg ekstrak dilarutkan dalam 1ml dan diinduksikan ke mencit.

Untuk mencit hitam = berat badan 20 gram

Sehingga dosisnya 2020

x 2mg = 2 mg/20gram

BB

Cara : 1mg ekstrak dilarutkan dalam 1ml dan diinduksikan ke mencit.

e. Penghitunga dosis ke Manusia

100mg/kgBB R 2mg/20g mencit

Konversi dosis ke manusia = dosis × factor konversi

= 2 mg/20 gramBB x 387,9

= 775,8 mg/70kgBB manusia

Mencit 20gTikus

200g

Marmut

400g

Kelinci

1,2 kg

Kera 4

kg

Anjing

12 kg

Manusia

70 kg

Mencit 20g 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,2 387,9

Tikus 200g 0,14 1,0 1,74 3,9 9,2 17,8 56,0

20

2mg/20gram BB

mencit

Page 21: antihiperlipid

Mencit ditimbang berat badannya

Mencit dipuasakan 18 jam

Mencit diinduksi dengan glukosa oral sebanyak 1 ml menggunakan alat sonde

Mencit dipuasakan lagi selama 6 jam

Mencit diinduksi dengan glukosa oral 1 ml untuk kedua kalinya

Mencit diberi makan dan minum seperti biasa selama

Mencit di ukur kadar gula darah

Mencit diinduksi dengan Ekstrak Manggis 1ml melalui oral sonde

Ditunggu selama 1 jam

Kadar gula darah mencit diukur kembali

Marmut 400g 0,08 0,57 1,0 2,25 5,2 10,2 31,5

Kelinci 1,2 kg 0,04 0,25 0,44 1,0 2,4 4,5 14,2

Kera 4 kg 0,016 0,11 0,19 0,42 1,0 1,9 6,1

Anjing 12 kg 0,008 0,06 0,10 0,22 0,52 1,0 3,1

Manusia 70 kg 0,0026 0,018 0,031 0,07 0,16 0,32 1

Tabel 3.1 Konversi Antara Jenis Hewan Dengan Manusia (Laurance dan Bacharach, 1964).

f. Prosedur Pengujian Efek EEKBM dalam Menurunkan Kadar Gula Darah

Skema 3.4 Pengujian Efek EEKBM dalam Menurunkan Kadar Gula Darah

g. Formulasi Tablet Effervescent

21

Page 22: antihiperlipid

Dosis untuk manusia = 775,8mg / 70kgBB manusia

Bobot 1 tablet = 5000 mg

Tabel formulasi tablet effervescent:

Nama bahan Fungsi Rentang Jumlah tiap tablet

Jumlah untuk 100

tablet

Jumlah untuk

tab.125 mgEkstrak

k.b.manggis

Bahan

aktif

- 775,8 mg 77,58 g 7,758 g

Sukrosa Pemanis 0,06% 0,3 mg 30 mg 0,03mg

Natrium

bikarbonat

Sumber

karbonat

40 % 2000 mg 200 g 2 g

Asam sitrat Sumber

asam

30 % 1500 mg 150 g 1,5 g

Asam tartaric Sumber

asam

8,6 % 430 mg 43 g 0,43 g

PEG 4000 Lubricant 0,03 % 1,5 mg 15 mg 0,15mg

Sorbitol Pengikat 5,84 % 292,4mg 29,24 g 0,2924mg

Tabel 3.2 Formulasi Tablet Effervescent

Sorbitol merupakan sediaan liquid dengan Berat jenis 1,49 g/cm3

Sehingga volemu yang diukur adalah 0,15 ml sorbitol.

22

Page 23: antihiperlipid

h. Prosedur Pembuatan Tablet Effervescent

23

Ekstrak kental kulit buah manggis

SukrosaNa-bikarbonat

PEG 4000

Dicampur didalam mortir

(+) sorbitol

Digerus sampai homogen

Pengayak no.12

Pengeringan (oven) 50oC 18 jam

Pengayakan no.14

(+) Asam sitrat(+) Asam malat

Granul kering(Granul effervescent)

Pencetakan tablet

Tablet effervescent

Page 24: antihiperlipid

Skema 3.4 Prosedur Pembuatan Tablet Effervescent

i. Evaluasi Massa Tablet dan Tablet effervescent

1. Waktu alir : alat flowmeter

Uji ini digunakan alat waktu uji alir flowmeter. Sejumlah bahan ditimbang

dan dimasukan ke dalam corong lalu diratakan. Alat dinyalakan dan waktu

yang diperlukan seluruh massa tablet untuk mengaliri dicatat. Laju alir

dihitung dengan satuan gram perdetik.

2. Sudut diam : alat flowmeter dan corong

Sejumlah massa tablet dimasukan dalam corong, kemudian alat flowmeter

dinyalakan. Tumpukan serbuk yang terbentuk diukur tinggi dan jari-jarinya.

Sudut diam dihitung berdasarkan rumus :

Kett : α = sudut istirahat

H = tinggi tumpukan serbuk

R = Jari-jari tumpukan serbuk

Sudut diam antara 20-40o menunjukan sifat alir yang bagus.

3. Penampilan fisik tablet dan larutan effervescent

Tablet yang dihasilkan dinilai bentuknya secara keseluruhan meliputi bentuk

keadaan permukaannya apakah halus, licin atau mengkilap serta adanya cacat

tablet. Bentuk larutan effervescent yang dihasilkan juga diperhatikan meliputi

warna dan tingkat kejernihannya.

4. Uji waktu larut

Pada uji ini diambil 3 tablet kemudian diuji satu persatu dalam suatu gelas

yang dapat merendam seluruh bagian tablet, ditambahkan aquadest sampai

volume 200ml kemudian ditentukan waktu larutnya mulai dari tablet

dimasukan dalam gelas hingga tablet habis larut, waktu larut tablet

effervescent adalah kurang dari 5 menit (300detik) pada suhu 25oC.

5. Keseragaman ukuran : alat jangka sorong

24

Tan α = HR

Page 25: antihiperlipid

Syarat keseragaman ukuran : kecuali dinyatakan lain, garis tengah tablet tidak

lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 113

kali tablet.

Prosedur kerjanya : sebanyak 5 tablet diukur diameternya dan ketebalannya

dengan menggunakan jangka serong.

6. Keseragaman bobot : alat timbangan analitik

Syarat keseragaman bobot : ditimbang 20 tablet, dihitung bobot rata-rata tiap

tablet. Jika ditimbang satu-persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang

menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam

kolom A dan tidak boleh satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari

bobot rata-rata lebih dari harga dalam kolom B. Jika perlu digunakan 10 tablet

dan tidak satu tablet yang bobotnya menyimpng lebih besar dari bobot rata-

rata yang ditetapkan dalam kolom A maupun kolom B.

Bobot rata-rataPenyimpanngan bobot rata-rata dalam %

A B

25 mg atau kurang 15% 30%

26 mg sampai dengan 150 mg 10% 20%

151 mg sampai dengan 300 mg 7,5% 15%

Lebih dari 300 mg 5% 10%

Prosedur kerja : sebanyak 20 tablet ditimbang ditimbangan analitik kemudian

dihitung rata-rata berat tablet tersebut dan tentukan standar deviasinya.

7. Kekerasan tablet

Ketahanan tablet terhadap goncangan pada waktu pembuatan, pengepakan dan

distribusi bergantung pada kekerasan tablet. Kekerasan dinyatakan dalam

satuan kg dari tenaga yang diperlukan untuk memecahkan tablet. Alat yang

digunakan untuk uji ini adalah hardness tester, alat ini diharapkan dapat

mengukur berat yang diperlukan untuk memecahkan tablet. Persyaratan

kekerasan tablet umumnya berkisar 4-8 kg, bobot tersebut dianggap sebagai

25

Page 26: antihiperlipid

batas minimum untuk menghasilkan tablet yang memuaskan (Soekemi, A. R.,

1987).

Prosedur kerja : ambil 10 tablet, letakan tablet pada tempat diantara 2 baja

yang bergerak. Jalankan alat, amati jangka yang tertera pada alat akan

berhenti angka yang tertera dengan satuan Newton.

BAB IV

HASIL PRAKTIKUM

a. Pembuatan Simplisia kulit buah manggis

a. Proses pengeringan irisan kulit buah manggis

Gambar 5.1 proses pengeringan irisan kulit buah manggis

b. Simplisia kulit buah manggis

Gambar 5.2 simplisia kulit buah manggis

26

Page 27: antihiperlipid

Organoleptis simplisia :

Warna = orange

Bentuk = serbuk

Rasa = pahit dan kelat

b. Ekstraksi kulit buah manggis

a. berat simplisia kulit buah manggis yang diekstrak = 70 gram

b. jumlah etanol 96% yang digunakan = 490 ml

c. berat ekstrak kental yang diperoleh = 12,43 gram

d. % Rendemen = 12,43 gram / 70 gram × 100% = 17,75 %

Gambar 5.3 ekstrak kulit buah manggis

c. Pengukuran KGD mencit setelah pemberian ekstrak kulit buah manggis

a. Penginduksian ekstrak etanol pada mencit

27

Page 28: antihiperlipid

Gambar 5.4 Penginduksian ekstrak etanol pada mencit

b. Kadar gula darah mencit sebelum pemberian ekstrak = 107 mg/dL

c. Kadar gula darah mencit setelah pemberian ekstrak = 143 mg/dL

d. Data hasil pegamatan uji KGD dan analisa Anova

a. Tabel data hasil pengamatan

28

Page 29: antihiperlipid

ke-0 60 120 180 240 137.00 153.00 77.00 116.00 113.00 164.00 116.00 103.00 126.00 120.00 134.00 135.00 112.00 113.00 91.00 145.00 134.67 97.33 118.33 108.00 227.00 173.00 96.00 87.00 90.00 116.00 135.00 90.00 116.00 115.00 154.00 179.00 118.00 125.00 111.00 165.67 162.33 101.33 109.33 105.33 134.00 107.00 111.00 75.00 115.00 174.00 124.00 118.00 134.00 118.00 133.00 114.00 82.00 97.00 128.00 147.00 115.00 103.67 102.00 120.33 175.00 128.00 117.00 124.00 101.00 140.00 101.00 99.00 86.00 83.00 252.00 111.00 111.00 107.00 90.00 189.00 113.33 109.00 105.67 91.33 152.00 118.00 124.00 114.00 111.00 130.00 128.00 113.00 114.00 116.00 152.00 118.00 134.00 134.00 96.00 144.67 121.33 123.67 120.67 107.67 151.00 156.00 124.00 114.00 115.00 114.00 118.00 113.00 124.00 105.00 177.00 194.00 130.00 101.00 98.00 147.33 156.00 122.33 113.00 106.00

KONTROL +

KELOMPOK D

KELOMPOK C

KELOMPOK B

KELOMPOK A

Perlakuan Pengukuran KGD pada menit ke-…

KONTROL -

a. Analisa dengan Anova satu arah

29

Page 30: antihiperlipid

b. Analisa dengan Anova Reapet

c. Hasil Test Normalitas

30

Page 31: antihiperlipid

Tests of Normality

perlakuan Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

persenselisih

1.00 .252 4 . .962 4 .788

2.00 .194 4 . .990 4 .955

3.00 .214 4 . .982 4 .916

4.00 .254 4 . .895 4 .408

5.00 .270 4 . .950 4 .713

6.00 .199 4 . .985 4 .929

a. Lilliefors Significance Correction

Analisa hasil : jika nilai sig > 0,05 dikatakan normal. Jadi hasil test

normalitasnya normal karna nilai sig>0,005.

d. Hasil Test homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

persenselisih

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.026 5 18 .432

Analisa hasil : jika nilai sig > 0,05 dikatakan variasi homogenitasnya

baik. Jadi hasil test variasi homogenitasnya karna nilai sig>0,005.

e. Formulasi tablet effervescent

31

Page 32: antihiperlipid

a. Diperoleh massa tablet

Bentuk = granul

Warna = kuning tua

Gambar massa tablet effervescent :

Gambar 5.5 Massa tablet effervescent

b. Proses pencampuran massa tablet dengan fase asam (asam sitrat dan asam

tartaric) di dalam toples ternyata membentuk suatu gumpalan busa yang

terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.6 pencampuran massa tablet dengan fase asam (asam sitrat dan

asam tartaric) di dalam toples.

c. Dikarenakan hasil bentuk pencampuran yang didapatkan tidak sesuai yang

dikehendaki, maka kami menambahkan Talcum sebagai pengisi sebanyak 8

gram sehingga didapatkan bentuk serbuk yang dapat dicetak sebagai tablet.

32

Page 33: antihiperlipid

Setelah pemberian talcum, maka massa tablet dapat dicetak pada mesin

pencetak tablet dan didapatkan tablet seperti gambar dibawah ini:

Gambar 5.7 Gambar proses pencetakan tablet dan tablet yang sudah jadi.

f. Evaluai massa tablet

a. Uji waktu alir

Berat massa granul (w) = 7,9024 g

Waktu granul untuk mengalir = 3,27 detik

Kecepatan alir = w/t = 2,416 g/detik

b. Uji sudut diam

Jari-jari alas kerucut = 2,55 cm

Tinggi kerucut = 1,7 cm

α = tan-1 h / r

= tan-1 2,55 / 1,7

= tan-1 0,660

= 33,69o

33

Page 34: antihiperlipid

g. Evaluasi tablet effervescent

a. Uji waktu hancur tablet

Gambar uji waktu hancur tablet ditunjukkan pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.8 uji waktu hancur tablet.

Hasil uji Waktu hancur tablet

Replikasi Waktu hancur

Ke-1 1 menit 19 detik

Ke-2 1 menit 16 detik

Ke-3 1 menit 29 detik

b. Uji pH

Gambar uji pH ditunjukkan pada gambar dibawah ini:

Hasil uji pH larutan

Replikasi pH Larutan

Ke-1 6,6

Ke-2 6,6

Ke-3 6,7

c. Uji keseragaman ukuran

34

Page 35: antihiperlipid

Gambar uji keseragaman ukuran

Gambar 5.8 Pengukuran diameter dan pengukuran ketebalan tablet.

Hasil uji keseragan ukuran

Tablet ke Diameter (cm) Tebal (cm) D/T

1 0,600 0,180 3,3333

2 0,600 0,170 3,5294

3 0,600 0,200 3

4 0,600 0,160 3,750

5 0,610 0,170 3,5882

Rata-rata 0,602 0,176 5,7336

Analisa Hasil

Keseragaman ukuran tablet effervescent telah memenuhi syarat karena

diameter tablet (0,602 cm) tidak lebih dari 3 kali tebal tablet (0,528) dan

tidak kurang dari 1 1/3 kali tablet (0,2346).

d. Uji Keseragaman bobot

Hasil uji keseragaman bobot

35

Page 36: antihiperlipid

Tablet ke Bobot tablet (g) Tablet ke Bobot tablet (g)

1 0,0820 11 0,0758

2 0,0802 12 0,0575

3 0,0771 13 0,0869

4 0,0608 14 0,0778

5 0,0769 15 0,0728

6 0,0702 16 0,0779

7 0,0786 17 0,0813

8 0,0734 18 0,0830

9 0,0623 19 0,0681

10 0,0837 20 0,0758

Jumlah = 1,5021 gram

Rata-rata = 0,075 gram

SD = 7,8939×10-3

KV = SD / rata-rata × 100%

= 7,8939×10-3 / 0,075 × 100%

= 10,5252 %

Bobot yang direncanakan = 75 mg

Rentang bobot untuk kolom A

= 10 % × 75 mg = 7,5 mg

Rentang awal kolom A = 75-7,5 = 67,5 mg = 0,0675 g

Rentang akhi kolom A = 75+7,5 = 82,5 mg = 0,0825 g

Rentang bobot kolom B

= 20 % × 75 mg = 15 mg

Rentang awal kolom B = 75-15 = 60 mg = 0,06 g

Rentang akhir kolom B = 75+15 = 90 mg = 0,09 g

Analisa hasil:

Terdapat 5 tablet ( tablet ke-4, ke-9, ke-12, ke-13, dan ke-18) yang

tidak memenuhi rentang persyaratan bobot pada kolom A, dan

masih terdapat satu tablet (tablet ke-12) yang tidak memenuhi

36

Page 37: antihiperlipid

rentang persyaratan bobot pada kolom B. Sehingga, tablet

effervescent yang kami buat tidak memenuhi uji keseragaman

bobot.

e. Uji kekerasan tablet

Gambar 5.9 Uji Kekerasan Tablet

Hasil uji kekerasan tablet :

No. Kekerasan N Kekerasan KP

1. 3 0,3059

2. 8 0,8158

3. 6 0,6118

4. 6 0,6118

5. 8 0,8158

6. 5 0,5098

7. 5 0,5098

8. 9 0,9178

9. 6 0,6118

10. 5 0,5098

Σ 6,1 6,2201

37

Page 38: antihiperlipid

rata−rata= ΣKpΣ sampel

= 6,2201

10=0,62201Kp

Analisa data : Syarat dari kekerasan tablet adalah 4-8 Kp. Dari 10

tablet effervescent telah didapatkan kekerasan tablet dengan rata-rata

0,62201 Kp. Hal ini menyatakan bahwa tablet tersebut tidak

memenuhi syarat kekerasan tablet.

f. Uji kerapuhan tablet

Gambar uji kerapuhan tablet ditunjukkan pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.10 Uji Kerapuhan

Hasil uji kerapuhan tablet:

kelompok Bobot awal Bobot akhir % kerapuhan

A 0,73 g 0,68 g 6,8493 %

B 0,75 g 0,53 g 29,3333 %

% Kerapuhan = (bobot awal-bobot akhir) × 100%

Bobot awal

Rata-rata % Kerapuhan = 18,0913%

Analisa hasil:

38

Page 39: antihiperlipid

Persyaratan dari uji kerapuhan tablet yaitu 0,5-1%. Namun, perentase

kerapuhan yang kami dapatkan adalah 18,0913 %. Sehingga, tablet

effervescent yang kami buat tidak memenuhi persyaratan uji kerapuhan

tablet.

BAB V

PEMBAHASAN

39

Page 40: antihiperlipid

Hiperglikemia adalah kondisi dimana kadar gula darah yang tinggi. Pada

keadaan tersebut hal yang mendasarinya adalah defisiensi insulin. Hiperglikemik

menurut WHO adalah kadar glukosa darah > 126 mg/dL, kadar glukosa darah antara

100-126 mg/dL dianggap suatu keadaan toleransi abnormal glukosa. Hiperglikemik

berbeda dengan diabetes mellitus, pada umumnya hiperglikemia akan terjadi setelah

makan terutama yang mengandung glukosa tinggi, namun keadaan glukosa darah

tinggi (hiperglikemia) itu bukanlah diabetes mellitus karena tubuh tentu akan

merespon dengan mekanisme umpan balik untuk menurunkan kadar glukosa melalui

pensekresian insulin oleh pancreas sehingga glukosa darah menjadi dalam ambang

normal. Namun, jika keadaan hiperglikemia terjadi secara terus-menerus dan

berlangsung menahun, maka mengakibatkan diabetes mellitus (Setia,2008).

Kulit manggis setelah diteliti, ternyata mengandung aktivitas farmakologi

misalnya antinflamasi, antihistamin, pengobatan penyakit jantung, antibakteri, bahkan

untuk pengobatan atau terapi HIV (NugrohoE. Agung, 2012). Didalam kulit manggis

kaya akan antioksidan seperti xanthone dan antosianin (Moongkandi, etal, 2004),

Kristenses, 2005; Weecharangsa etat., 2006; Hartanto, 2011).

Praktikum sediaan herbal antihiperglikemik ini menggunakan simplisia kulit

buah manggis. Karena kulit buah manggis kaya akan antioksidan seperti xanthone

dan antosianin (Moongkan2di, etal, 2004), Kristenses, 2005; Weecharangsa etat.,

2006; Hartanto, 2011). Mekanisme senyawa flavonoid (xanthone dfan antosianin)

sebagai antihiperglikemik bersifat sebagai antioksidan yang dapat menghambat

kerusakan sel B pada pulau largerhans pankreas yang menghasilkan hormon insulin

dan merangsang pelepasan insulin pada sel B-pankreas untuk diekskresikan dalam

darah. Selain itu flavonoid juga dapat menyeimbangkan sensitifitas reseptor insulin

pada sel.

Kami mengolah kulit buah manggis sampai menjadi serbuk halus. Kemudian

serbuk halus tersebut diekstraksi dengan metode meserasi menggunakan etanol 96%.

Pemilihan metode ini dikarenakan ekstraksi meserasi memiliki kelebihan sebagai

40

Page 41: antihiperlipid

berikut : prosesnya tanpa pemanasan, alat yang sederhana, dan tidak memakan biaya

yang tinggi.

Prinsip kerja ekstraksi meserasi : Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan

cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari

pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam

sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi

antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi

akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah

(proses difusi). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi

antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan

pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh

dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.

Penghitungan dosis pada mencit yaitu 100mg/kgBB (dosis yang paling

efektif). Sehingga didapat dosis ekstrak per mencit dengan BB mencit 20gram yaitu

2mg/20gram BB mencit. Dengan cara melarutkan 2mg ekstrak dilarutkan dalam 1ml

aquadest. Sebelum dilakukan treatmen, mencit ditimbang berat badannya kemudian

dipuasakan selama 18 jam kemudian diberikan larutan glukosa 1ml kemudian di

puasakan lagi selama 6 jam. Lalu diinduksi lagi dengan larutan glukosa. Kemudian

diberi makan dan minum dengan jangung manis dengan maksut agar kadar glukosa

naik.

Mencit di tes kadar gula darahnya (KGD) dengan alat strip test. KGD yang

didapat mencit sebelum pemberian ekstrak = 107 mg/dL. Setelah itu mencit diberi

ekstrak EKBM sebanyak 1ml secara oral menggunakan sonde lalu dipuasakan selama

satu jam. Setelah itu di test kadar gula dalam darah mencit, didapatkan KGD= 143

mg/dL. Hasil ini tidak sesuai yang kita inginkan, seharusnya hasil KGD sebelum

pemberian EEKBM lebih tinggi dari hasil KGD setelah pemberian EEKBM, tetapi

hasil yang kita dapat hasilnya lebih tinggi setelah pemberian EEKBM daripada

sebelum pemberian EEKBM. Hal ini mungkin dikarenakan mencit makan jagung

41

Page 42: antihiperlipid

tanpa sepengetahuan kita, kesalahan dalam proses penyondean larutan glukosa atau

larutan ekstraks yang kurang tepat sehingga cairan tersebut tidak bisa masuk ke

dalam tubuh mencit sehingga tidak memberikan efek terapi pada mencit. Dan

rendemen yang dihasilkan sedikit yaitu 17,75 % dimungkinkan terjadi karena

kesalahan pada saat proses penguapan yang suhunya tidak dijaga. Suhu yang

semestinya adalah 70oC.

Analisa data menggunakan ANOVA satu arahuntuk mengetahui

seberapa besar

kemampuan

kelompok B

dalam

menurunkan

kadar gula

dibandingkan

dengan

perlakuan

lainnya.

Berdasarkan

grafik ANOVA disebelah dapat dilihat perbedaan yang sangat nyata antara

perlakuan tiap kelompok. Perlakuan yang dapat menurunkan kadar glukosa

dalam darah paling tinggi adalah perlakuan kelompok B daripada perlakuan

kelompok kontrol

negatif, kontrol

positif, dan

kemopok A,C&D.

Analisa data

dengan Anova Reapet

dapat dilihat dalam gambar

grafik disebelah. Didalam

42

Page 43: antihiperlipid

grafik terlihat hasil yang sangat nyata dari kelompok B dengan kelompok yang

lainnya. Kelompok B menunjukan adanya penurunan glukosa dalam darah yang

signifikan, sedangkan kelompok lain menunjukan tidak ada hubungan dengan

penurunan glukosa darah, kelompok lain yaitu kontrol negatif, kontrol positif,

kelompok A,C dan D terlihat penurunan glukosa darahnya tidak signifikan.

Penghitungan dosis ekstrak kulit buah manggis dari mencit ke manusia

didapatkan 775,8mg/70kgBB manusia. Formulasi tablet effervescent terdiri dari

ekstrak kulit buah manggis (bahan aktif), sukrosa (pemanis), Na-bikarbonat (sumber

karbonat), Asam Sitrat (sumber asam), Asam Malat (sumber asam), PEG 4000

(lubricant), sorbitol (pengikat). Pemilihan pemanis sukrosa karena ekstrak kulit buah

manggis ini memiliki rasa yang pahit, sedangkan sukrosa mempunyai rasa yang

manis tetapi mengandung kalori yang sedikit sehingga sangat cocok dikonsumsi

untuk orang yang sakit DM.

Effervescent didefinisikan sebagai benhtuk sediaan yang menghasilkan

gelembung gas sebagai reaksi kimia vescent adalah karbon dioksida sehingga dapat

memberikan efek sparkling (rasa seperti air soda) (Lieberman, et al., 1992). Na-

bikarbonat sebagi sumber karbonat dan asam sitrat dan asam malat sebagai sumber

asam, sehingga apabila kedua bahan ini ditambahkan dalam sediaan tablet maka akan

terbentuk suatu tablet effervescent.

Formulasi sediaan tablet effervescent dibuat dengan menggunakan metode

granulasi basah. Pada formulasi sediaan tablet effervescent didapatkan bentuk granul

yang berwarna kuning tua. Sedangkan proses pencampuran massa tablet dengan fase

asam (asam sitrat dan asam tartaric) di dalam toples ternyata membentuk suatu

gumpalan busa yang lembek. Dikarenakan hasil bentuk pencampuran yang

didapatkan tidak sesuai yang dikehendaki, seharusnya terbentuk granul yang siap

cetak tetapi tidak, maka kami menambahkan Talcum sebagai pengisi sebanyak 8

gram sehingga didapatkan bentuk serbuk yang dapat dicetak sebagai tablet. Setelah

pemberian talcum, maka massa tablet dapat dicetak pada mesin pencetak tablet.

43

Page 44: antihiperlipid

Uji evaluasi tablet, uji waktu alir dilakukan setelah EEKBM ditambah dengan

sukrosa, Na-bikarbonat, PEG 4000 dan di ayak kemudian dioven. Uji waktu alir

didapatkan kecepatan alir 2,416 g/detik. Kemudian dilakukan uji sudut diam dan

didapatakan hasilnya 33,69o. Pda Uji waktu hancur tablet didapatkan hasil waktu

hancut rata-rata antara 3 tablet adalah 1 menit 23 detik. Waktu hancur tablet yang

terlalu lama mungkin disebabkan karena kurangnya bahan karbonat dan bahan asam,

karena kami menambahkan bahan Talcum sebagai pengisi sebanyak 8 gram tidak

termasuk dalam formulasi kami, sehingga bahan asam dan karbonnya terlalu sedikit

didalam tablet (belum terhitungkan dosisnya).

Pada uji pH larutan tablet effervescent yang sudah dilarutkan didapatkan hasil

rata-rata pH 6,6. Jadi pH larutan tablet effervescent kami memiliki sifat pH yang

mendekati basa. Sedangkan pada uji keseragaman ukuran tablet effervescent telah

memenuhi syarat karena diameter tablet (0,602 cm) tidak lebih dari 3 kali tebal tablet

(0,528) dan tidak kurang dari 1 1/3 kali tablet (0,2346). Pada uji keseragaman bobot

terdapat 5 tablet ( tablet ke-4, ke-9, ke-12, ke-13, dan ke-18) yang tidak memenuhi

rentang persyaratan bobot pada kolom A, dan masih terdapat satu tablet (tablet ke-12)

yang tidak memenuhi rentang persyaratan bobot pada kolom B. Sehingga, tablet

effervescent yang kami buat tidak memenuhi uji keseragaman bobot.

Pada uji kekersan tablet 10 tablet effervescent telah didapatkan kekerasan

tablet dengan rata-rata 0,62201 Kp Syarat dari kekerasan tablet adalah 4-8 Kp. Hal ini

menyatakan bahwa tablet tersebut tidak memenuhi syarat kekerasan tablet.

Sedangkan pada uji kerapuhan, perentase kerapuhan yang kami dapatkan adalah

18,0913 %.Persyaratan dari uji kerapuhan tablet yaitu 0,5-1%. Sehingga, tablet

effervescent yang kami buat tidak memenuhi persyaratan uji kerapuhan tablet.

Jadi pada uji pH larutan tablet effervescent hasilnya tidak memenuhi,

pada uji keseragaman bobot tablet effervescent juga tidak memenuhi, pada uji

kekerasan tablet tidak memenuhi syarat kekerasan tablet. Pada uji kerapuhan tablet

juga tidak memenuhi syarat kerapuhan tablet.

44

Page 45: antihiperlipid

BAB VI

PENUTUP

6.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan

bahwa hasil KGD mencit sebelum diinduksi dengan EEKBM sebanyak = 107 mg/dL.

Namun, setelah diinduksi dengan EEKBM hasil KGD = 143 mg/Dl. Hal ini

menunjukan ketidakefektifan EEKBM sebagai penurun gula darah. Rendemen yang

dihasilkan sedikit yaitu 17,75 % dimungkinkan terjadi karena kesalahan pada saat

proses penguapan yang suhunya tidak dijaga. Suhu yang semestinya adalah 70oC.

45

Page 46: antihiperlipid

Analisa data menggunakan ANOVA satu arah dan ANOVA Reapet

menunjukan bahwa kelompok B yang paling efektif dalam penurunan glukosa darah

pada mencit. Karena penurunan glukosa darah yang signifikan dibandingkan dengan

hasil dari kelompok lain.

Uji waktu alir didapatkan kecepatan alir 2,416 g/detik. Sedangkan pada uji sudut

diam dan didapatakan hasilnya 33,69o. Pda Uji waktu hancur tablet didapatkan hasil

waktu hancut rata-rata antara 3 tablet adalah 1 menit 23 detik. Waktu hancur tablet

yang terlalu lama mungkin disebabkan karena kurangnya bahan karbonat dan bahan

asam, karena kami menambahkan bahan Talcum sebagai pengisi sebanyak 8 gram

tidak termasuk dalam formulasi kami, sehingga bahan asam dan karbonnya terlalu

sedikit didalam tablet (belum terhitungkan dosisnya).

Pada uji pH larutan tablet effervescent hasilnya tidak memenuhi syarat,

pada uji keseragaman bobot tablet effervescent juga tidak memenuhi syarat

keseragam bobot, pada uji kekerasan tablet tidak memenuhi syarat kekerasan tablet.

Pada uji kerapuhan tablet juga tidak memenuhi syarat kerapuhan tablet.

6.2 SARAN

Untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan ketelitian dalam melakukan

semua proses praktikum.

46

Page 47: antihiperlipid

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (1995). Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Departemen

Kesehatan RI. Hal. 300-306, 321, 325, 333-337.

Depkes RI. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.

Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 8-11.

Liska, Y. (2011). Gempur 41 Penyakit Dengan Buah Manggis. Yogyakarta:

Penerbit Pustaka Baru Press.Cetakan1. Hal. 1-2, 9, 12-14, 20-23.

47

Page 48: antihiperlipid

Harborne, J.B., 1967a. Comparative Biochemistry of the Flavonoid Academic

Press, London.

Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia. Penerjemah: Kosasih Padmawinata

dan Iwang Soediro. Edisi II. Bandung: Penerbit ITB. Hal. 152.

Hartanto, S.B. (2011). Mengobati Kanker Dengan Manggis. Yogyakarta:

Penerbit Second Hope. Hal. 24.

Holistic Health Solution. (2011). Khasiat Fantastis Kulit Manggis. Jakarta:

Widiasarana Indonesia. Hal. 19, 23-28, 51-53.

Jurnal Sifat Antioksidan Bubuk Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana

L.) Instan dan Aplikasinya Untuk Minuman Fungsional Berkarbonasi.

2012. Siti Mariyana dkk

Sukamran, S., 2006. Cytotoxic Prenylated Xanthones from the Young Fruit of

Garcinia manggostana. Chemical & Pharmaceutical Bulletin 54:301-

305.

Moongkarndi, P., Kosem, N., Kaslungka, S., Luanratana, O., Pongpan, N.,

dan Neungton, N. (2004). Antiproliferation, antioxidation and induction

of apoptosit by Garcinia mangostana (mangosteen) on SKBR3 human

breast cancer cell line. J. Ethonopharmacol. 90(1): 161-166.

48

Page 49: antihiperlipid

Lampiran 1 gambar kemasan

49

Page 50: antihiperlipid

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM SEDIAAN HERBAL

FORMULASI TABLET EFFERVESCENT DARI KULIT

BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

50

Page 51: antihiperlipid

DISUSUN OLEH :

RIYAS SANJUNG ANDIKA

NIM : 10111037

KELOMPOK : 8

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

2014

51