bab ii tinjauan pustaka 2.1 uraian tumbuhan 2.1.1 ...repository.sari-mutiara.ac.id/23/5/chapter...

17
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan Uraian tumbuhan meliputi sistematika tumbuhan, nama daerah, nama asing, morfologi tumbuhan dan khasiat tumbuhan. 2.1.1 Sistematika Tumbuhan Sistematika tumbuhan binara menurut Tjitrosoepomo (2010), adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Artemisia Spesies : Artemisia vulgaris L. Sinonim : Artemisia chinensis, Artemisia igniaria, Artemisia indica, Artemisia integrifolia, Artemisia moxa, Artemisia lavandulaefolia, Crossostephium artemesioides. UNIVERSITAS SARI MUTIARA-INDONESIA

Upload: others

Post on 28-Oct-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 ...repository.sari-mutiara.ac.id/23/5/Chapter II.pdf · Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru, yang umumnya

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan

Uraian tumbuhan meliputi sistematika tumbuhan, nama daerah, nama asing,

morfologi tumbuhan dan khasiat tumbuhan.

2.1.1 Sistematika Tumbuhan

Sistematika tumbuhan binara menurut Tjitrosoepomo (2010), adalah sebagai

berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Genus : Artemisia

Spesies : Artemisia vulgaris L.

Sinonim : Artemisia chinensis, Artemisia igniaria, Artemisia indica,

Artemisia integrifolia, Artemisia moxa, Artemisia

lavandulaefolia, Crossostephium artemesioides.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA-INDONESIA

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 ...repository.sari-mutiara.ac.id/23/5/Chapter II.pdf · Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru, yang umumnya

7

Gambar 2.1 Tumbuhan Binara

2.1.2 Nama Daerah

Nama daerah dari tumbuhan ini adalah binara. Daun manis, brobos, krebo,

beunghar, kucicing, jukut lokot mala (Sunda). Suket gajahan (Jawa). Baru cina

(Sumatera). Kolo, goro-goro cina (Maluku). Baru cina, daun sundalama, daun manis,

cam cao (Melayu) (Duryatmo,2007).

2.1.3 Nama Asing

Tumbuhan ini pada beberapa negara lain dikenal dengan nama Hia dan ai ye

(Cina), ngai curu dan nha ngai (Thailand), mugwoert,felon herb, wormwood,

St.john’s plant (Inggris) (Duryatmo,2007).

2.1.4 Morfologi Tumbuhan

Tanaman binara (baru cina) adalah tanaman semak dari salah satu jenis

tanaman berbunga (Asteraceae). Tanaman ini memiliki percabangan banyak, beralur,

terdapat bulu halus dibatang tanaman, dan ukuran tanaman baru cina ini dapat

mencapai 1 meter, batang bewarna merah kecoklatan. Tumbuh ditanah yang lembab

dan tumbuh liar dihutan dan diladang. Tumbuhan ini tumbuh 3000 meter diatas

permukaan laut yang berasal dari cina. Daun tanaman binara berbentuk bulat seperti

telur, tepi daun terbagi, atau menjari, daun meruncing pada ujungnya. Daun tanaman

UNIVERSITAS SARI MUTIARA-INDONESIA

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 ...repository.sari-mutiara.ac.id/23/5/Chapter II.pdf · Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru, yang umumnya

8

ini tumbuh berseling diantara batang tanaman, warna daun hijau pada bagian

belakang daun berwarna putih, duduk berseling, panjang 8-12 cm, lebar 6-8 cm.

Bunga majemuk dengan ukuran bunga tergolong kecil berbentuk bonggol yang

tersusun dalam rangkaian berbentuk melalai, berwarna putih kekuningan. Buah kotak,

bentuk jarum, kecil, coklat. Biji kecil bewarna coklat. Akar tunggang kecoklatan

(Widyaningrum, dkk., 2011).

2.1.5 Khasiat Tumbuhan

Tumbuhan ini digunakan sebagai obat pebghilang nyeri (analgetik),

menghangatkan meridian, menghilangkan rasa dingin, penghenti perdarahan

(hemostatis), peluruh kencing (diuretic), peluruh kentut, peluruh keringat, diare,

mulas, konstipasi, meningkatkan nafsu makan (stomakik), astringen, tonik stimulant,

melancarkan peredaran darah dan menghilangkan pembekuan, mencegah keguguran

dan gangguan menstruasi (Djauriyah,2004).

2.2 Ekstrak dan Ekstraksi

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif

dari simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau

hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan

sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Ditjen POM,1995).

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut dalam pelarut. Diketahui dengan

UNIVERSITAS SARI MUTIARA-INDONESIA

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 ...repository.sari-mutiara.ac.id/23/5/Chapter II.pdf · Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru, yang umumnya

9

senyawa aktif yang dikandung simplisia akan mempermudah pemilihan pelarut

dengan cara ekstraksi yang tepat (Depkes RI, 1995).

Metode ekstraksi menurut Ditjen POM (2000) dan Syamsuni (2006) ada

beberapa cara, yaitu:

1. Cara Dingin

a. Maserasi

Maserasi adalah cara penarikan simplisia dengan cara merendam serbuk

simplisia dalam cairan penyari dengan beberapa kali pengadukan pada

temperatur kamar, sedangkan remaserasi merupakan pengulangan

penambahan pelarut setelah dilakukan pengeringan maserat pertama

(Depkes RI, 2000)

b. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai terjadi

penyarian sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur kamar.

Proses ini terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahapan maserasi

antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampung ekstrak) secara

terus menerus sampai diperoleh perkolat (Depkes RI,2000)

2. Cara Panas

a. Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya

selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan

dengan adanya pendingin balik (Depkes RI, 2000).

UNIVERSITAS SARI MUTIARA-INDONESIA

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 ...repository.sari-mutiara.ac.id/23/5/Chapter II.pdf · Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru, yang umumnya

10

b. Digesti

Digesti adalah proses penyarian dengan pengadukan kontinu pada

temperatur lebih tinggi daripada temperatur kamar, yaitu secara umum

dilakukan pada temperatur 40-500C (Depkes RI, 2000).

c. Sokletasi

Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru, yang

umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi

kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin

balik (Depkes RI,2000).

d. Infundasi

Infundasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada

temperatur 900C selama 15 menit (Depkes RI,2000).

e. Dekoktasi

Dekoktasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada

temperatur 900C selama 30 menit (Depkes RI,2000).

2.3 Radikal bebas

Radikal bebas adalah atom atau molekul yang mengandung satu atau lebih

elektron yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya dan bersifat reaktif. Suatu

atom atau molekul akan tetap stabil bila elektronnya berpasangan, untuk mencapai

kondisi stabil tersebut radikal bebas dapat menyerang bagian tubuh seperti sel, dan

menyebabkan kerusakan sel yang berimbas pada kinerja sel yang akhirnya

UNIVERSITAS SARI MUTIARA-INDONESIA

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 ...repository.sari-mutiara.ac.id/23/5/Chapter II.pdf · Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru, yang umumnya

11

mempengaruhi metabolisme tubuh. Radikal bebas dapat berasal dari tubuh mahkluk

hidup itu sendiri sebagai akibat aktifitas tubuh seperti autooksidasi, oksidasi

enzimatika, organel subseluler, aktivitas ion logam transisi, dan berbagai enzim

lainnya (Darmawan & Artanti, 2009).

Radikal bebas ini antara lain radikal superoksida, hidroksil, peroksil, alkoksil,

hidroperoksil, nitrit oksida, lipid peroksil dan kelompok non-radikal yang kurang

reaktif namun masih tergolong radikal bebas seperti hydrogen peroksida, asam

hipoklorit, oksigen singlet, peroksinitrat, asam nitrit, dinitrogen trioksida dan lipid

peroksida (Sen, dkk, 2010). Berdasarkan sumbernya jenis radikal bebas dalam tubuh

ada dua macam yaitu:

1. Radikal Bebas Endogen

Merupakan bentuk radikal bebas yang berasal dari dalam tubuh yaitu:

a. Oksidasi Enzimatik

Radikal bebas ini dihasilkan oleh enzim, misalnys pada proses sintesis

prostaglandin, oksidasi aldehida, oksidasi xantin, oksidasi asam amino.

b. Autoksidasi

Radikal bebas yang berasal dari proses metabolism aerobic, misalnya

pada hemoglobin, katekolamin.

c. Respiratory Bust

Radikal bebas berasal dari hasil sampingan proses pernapasan.

2. Radikal Bebas Eksogen

Merupakan bentuk radikal bebas yang berasal dari luar tubuh yaitu:

UNIVERSITAS SARI MUTIARA-INDONESIA

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 ...repository.sari-mutiara.ac.id/23/5/Chapter II.pdf · Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru, yang umumnya

12

a. Asap Rokok

Asap rokok mengandung epoksida, aldehida, peroksida, dan radikal bebas

lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan pada alveoli di paru-paru.

b. Polusi Udara

Polusi udara yang berasal dari asap pabrik, asap kendaraan bermotor dan

debu merupakan bentuk radikal bebas yang dapat mengganggu

metabolisme tubuh.

c. Radiasi Ultraviolet

Pancaran sinar matahari yang mengandung ultraviolet merupakan sumber

radikal bebas yang masuk melalui kulit (Irmawati, 2014).

Ketika kita bernafas terjadi reaksi oksidasi. Reaksi ini mencetuskan

terbentuknya radikal bebas yang sangat aktif, yang dapat merusak struktur serta

fungsi sel. Radikal bebas juga terlihat dan berperan patologi dan berbagai penyakit

degeneratif, yakni kanker, aterosklerosis, rematik, jantung koroner, katarak dan

penyakit degeneratif saraf seperti parkinson (Silalahi, 2006). Reaktivitas dari radikal

bebas itu dapat dihambat oleh sistem antioksidan yang melengkapi sistem kekebalan

tubuh (Winarsi, 2007).

Secara umum tahapan reaksi pembentukan radikal bebas adalah sebagai

berikut:

1. Inisiasi

Tahap inisiasi adalah tahap awal terbentuknya radikal bebas.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA-INDONESIA

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 ...repository.sari-mutiara.ac.id/23/5/Chapter II.pdf · Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru, yang umumnya

13

2. Propagasi

Tahap propagasi adalah tahap perpanjangan radikal berantai, dimana terjadi

reaksi antara suatu radikal dengan senyawa lain dan menghasilkan radikal

baru.

3. Terminasi

Tahap terminasi adalah tahap akhir, terjadinya pengikatan suatu radikal bebas

dengan radikal bebas yang lain sehingga menjadi tidak reaktif lagi

(Kumalaningsih, 2006).

Target utama radikal bebas adalah protein, karbohidrat, asam lemak tak jenuh

dan lippprotein, serta unsur-unsur DNA. Dari molekul-molekul target tersebut, yang

paling rentan terhadap serangan radikal bebas adalah asam lemak tak jenuh. Senyawa

radikal bebas didalam tubuh dapat merusak asam lemak tak jenuh ganda pada

membran sel sehingga dinding sel menjadi rapuh, merusak basa DNA sehingga

mengacaukan sistem genetika, dan berlanjut pada pembentukan sel kanker. Radikal

bebas akan terus mencari elektron dari molekul-molekul disekitarnya dan apabila

tidak dikendalikan reaksi berantai ini dapat berlangsung secara terus menerus

(Halliwell dan Gutteridge, 2000).

2.4 Antioksidan

Antioksidan adalah senyawa yang mampu menangkal atau meredam efek

negatif oksidan dalam tubuh, bekerja dengan cara menangkal satu elektronnya kepada

senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas sentawa oksidan tersebut dapat

UNIVERSITAS SARI MUTIARA-INDONESIA

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 ...repository.sari-mutiara.ac.id/23/5/Chapter II.pdf · Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru, yang umumnya

14

dihambat. Antioksidan bermanfaat dalam mencegah kerusakan oksidatif yang

disebabkan radikal bebas sehingga mencegah terjadinya berbagai macam penyakit

seperti penyakit kardiovaskuler, jantung koroner, kanker sera penuaan dini.

Penambahan antioksidan kedalam formulasi makanan, juga efektif mengurangi

oksidasi yang menyebabkan ketengikan, toksisitas dan destruksi biomolekul yang ada

dalam makanan (Ramadhan, 2015).

Antioksidan merupakan suatu sistem pertahanan dalam tubuh yang berguna

untuk menangkal kerusakan sel tubuh yang disebabkan oleh radikal bebas. Menurut

Subiyandini (2009) senyawa antioksidan merupakam senyawa yang dapat

menghambat reaksi oksidasi dengan mengikat radikal bebas dan juga berperan

melindungi sel dan jaringan tubuh dari efek berbahaya radikal bebas. Secara alami

tubuh memiliki antioksidan untuk mencegah kerusakan akibat radikal bebas, seperti

enxim SOD (Super Oksidasi Dismutase), katalase, glutatione peroksidase dan

persidase. Beberapa antioksidan alami yang sangat efektif seperti tokoferol, vitamin

A dan vitamin C. Vitamin ini sangat efektif terhadap radikal bebas dan terkadang

dapat bekerja secara bersamaan (Young, 2005).

Antioksidan digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu antioksidan primer,

sekunder dan tersier (Winarsi, 2007).

1. Antioksidan primer (antioksidan endogenus)

Antioksidan primer disebut sebagai antioksidan enzimatis. Suatu senyawa

dikatakan sebagai antioksidan primer, apabila dapat memberikan atom hidrogen

secara cepat kepada radikal, kemudian radikal antioksidan yang terbentuk segera

berubah menjadi senyawa yang lebih stabil. Antioksidan primer bekerja dengan cara

UNIVERSITAS SARI MUTIARA-INDONESIA

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 ...repository.sari-mutiara.ac.id/23/5/Chapter II.pdf · Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru, yang umumnya

15

mencegah pembentukan senyawa radikal bebas baru atau mengubah radikal bebas

yang telah terbentuk menjadi molekul yang kurang reaktif (Winarsi, 2007).

2. Antioksidan sekunder (antioksidan eksogenus)

Antioksidan sekunder disebut juga antioksidan eksogenus atau non enzimatis.

Antioksidan dalam kelompok ini juga disebut sebagai sistem pertahanan, preventif.

Sistem pertahanan ini, terbentuknya senyawa oksigen reaktif dihambat dengan cara

pengkekatan metal atau dirusak pembentukannya. Antioksidan non-enzimatis dapat

berupa komponen non-nutrisi dan komponen nutrisi dari sayuran dan buah-buahan.

Kerja sistem antioksidan non-enzimatis yaitu dengan cara memotong reaksi oksidasi

berantai dari radikal bebas atau dengan komponen seluler (Winarsi, 2007)

3. Antioksidan tersier

Kelompok antioksidan tersier meliputi sistem enzim DNA-repair dan

metionin sulfoksida reduktase. Enzim-enzim ini berfungsi dalam perbaikan

biomolekuler yang rusak akibat reaktivitas radikal bebas (Winarsi, 2007).

Senyawa yang menjadi sumber antioksidan pada tumbuhan adalah senyawa

fenolik yang tersebar diseluruh bagian tumbuhan seperti kayu, biji, buah, akar, daun,

maupun batang.Beberapa penelitian yang telah dilakukan, bahwa penurunan kanker

seperti kanker prostat, paru-paru, perut dan payudara lebih lebih meningkat dengan

mengkonsumsi antioksidan dan vitamin. Oleh karena itu, penggunaan antioksidan

harus hati-hati dan sesuai dengan anjuran yang diterapkan (Zuhra, 2008).

UNIVERSITAS SARI MUTIARA-INDONESIA

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 ...repository.sari-mutiara.ac.id/23/5/Chapter II.pdf · Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru, yang umumnya

16

2.5 Radikal Bebas dan Pengaruh Antioksidan

Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat reaktif

karena mengandung satu atau lebih electron tidak berpasangan pada orbital

terluarnya. Untuk mencapai kestabilan atom atau molekul, radikal bebas akan

bereaksi dengan molekul disekitarnya untuk memperoleh pasangannya. Reaksi ini

akan berlangsung terus menerus dalam tubuh kita dan bila tidak dihentikan akan

menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, jantung, katarak, penuaan dini, serta

penyaki degeneratif lainnya. Oleh karena itu tubuh memerlukan suatu substansi

penting yaitu antioksidan yang mampu menangkap radikal bebas tersebut sehingga

tidak dapat menginduksi suatu penyakit (Kikuzaki, et al, 2002 ; Sibuea, 2003)

Keseimbangan antara kandungan antioksidan dan radikal bebas didalam tubuh

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan tubuh. Apabila jumlah

radikal bebas terus bertambah sedangkan antioksidan endogen jumlahnya tetap, maka

kelebihan radikal bebas tidak dapat dinetralkan. Akibatnya radikal bebas akan

bereaksi dengan komponen sel dan menimbulkan kerusakan sel dan terjadinya

penyakit(Arnelia, 2002).

Antioksidan dalam makanan dapat didefenisikan sebagai zat yang mampu

menunda, memperlambat atau mencegah pengembangan ketengikan dan rasa dalam

makanan atau kerusakan lainnya akibat oksidasi. Antioksidan menunda

pengembangan aroma tak sedap dengan memperpanjang periode induksi.

Penambahan Antioksidan dapat menghambat atau memperlambat oksidasi dalam dua

cara yaitu dengan perendaman cara radikal bebas, dalam hal ini senyawa tersebut

UNIVERSITAS SARI MUTIARA-INDONESIA

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 ...repository.sari-mutiara.ac.id/23/5/Chapter II.pdf · Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru, yang umumnya

17

digambarkan sebagai antioksidan primer dan mekanisme yang tidak melibatkan

perendaman radikal bebas dalam hal ini adalah senyawa antioksidan sekunder.

Antioksidan primer termasuk senyawa fenolik. Komponen ini dikonsumsi selama

periode induksi. Antioksidan sekunder beroperasi dengan berbagai mekanisme

termasuk mengikat ion logam, perendaman oksigen, mengubah hidroperoksida untuk

spesi non-radikal, menyerap UV atau menonaktifkan oksigen singlet (Pokorny,

2001).

Antioksidan yang berasal dari senyawa fenolik yaitu flavonoid dimana

terdapat pada buah-buahan dan sayur-sayuran yang dilaporkan digunakan sebagai

kemoprevensif kanker. Sumber utama dari golongan flavonol (kuersetin) yaitu

dengan mengkonsumsi bawang dan apel. Antioksidan tersebut dapat meningkatkan

kekebalan tubuh (sistem imun) pada penyakit kanker. Hal tersebut untuk

memberitahukan kepada masyarakat bahwa menjaga kesehatan diperlukan konsumsi

tambahan yaitu buah-buahan dan sayur-sayuran (Sullivan, 2014).

2.5.1 Flavonoid

Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa yang paling luas

terdistribusi di tanaman. Senyawa-senyawa ini terdapat hampir dalam semua bagian

tanaman. Kelompok flavonoid yaitu flavonol, flavon, isoflavon, katekin,

proantosianidin dan antosianin (Santoso, 2016). Senyawa flavonoid berperan sebagai

penangkap radikal bebas karena mengandung gugus hidroksil. Karena bersifat

UNIVERSITAS SARI MUTIARA-INDONESIA

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 ...repository.sari-mutiara.ac.id/23/5/Chapter II.pdf · Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru, yang umumnya

18

sebagai reduktor, flavonoid dapat bertindak sebagai donor hidrogen terhadap radikal

bebas (Silalahi, 2006).

Bahan pangan sumber flavonoid antara lain teh, coklat (kokos), minuman

anggur merah (red wine), buah-buahan, sayur-sayuran dan kacang-kacangan

(Muchtadi, 2012). Flavonoid sebagai antioksidan dapat menghambat penggumpalan

keping-keping sel darah, merangsang produksi nitrit oksida yang dapat melebarkan

pembuluh darah dan menghambat pertumbuhan sel kanker. Flavonoid juga berpotensi

sebagai antioksidan dan penangkap radikal bebas, serta memiliki berbagai sifat

seperti hepatoprotektif, antitrombotik, antiinflamasi dan antivirus (Winarsi, 2007).

Senyawa flavonoid merupakan suatu senyawa polifenol yang berbobot

molekul rendah. Strukturnya merupakan turunan dari inti aromatik flavan atau 2-

fenilbenzopiran. Golongan flavonoid dapat digambarkan sebagai deretan senyawa C6-

C3-C6. Artinya, kerangka karbonnya terdiri atas dua gugus C6 (cincin benzena

tersubsitusi) disambungkan oleh rantai tiga karbon (Rohman, 2016).

Gambar 2.1 Struktur dasar flavonoid (Silalahi, 2006)

2.5.2 Kuersetin

Kuersetin adalah senyawa golongan flavonoid (bagian dari flavonoid) yang

banyak terkandung dalam buah-buahan dan sayuran, misalnya apel, anggur, teh,

UNIVERSITAS SARI MUTIARA-INDONESIA

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 ...repository.sari-mutiara.ac.id/23/5/Chapter II.pdf · Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru, yang umumnya

19

bawang merah dan kopi. Kuarsetin memiliki 5 gugus –OH bebas yang dapat

diperoleh oleh gugus asil melalui reaksi esterifikasi. Eter kuersetin dapat diperoleh

dengan mereaksikan kuersetin dengan senyawa golongan asam karboksilat, halida

asam karboksilat dan antihidrida karboksilat (Silalahi, 2006).

Kuetsetin seperti semua antioksidan lainnya telah diteliti untuk memenuhi

kemampuannya dalam melawan kanker. Kuersetin sebagai antioksidan, melindungi

sel dari radikal bebas dengan menetralisir efek buruknya terhadap sel tubuh.

Kuersetin adalah bentuk aglikon dari sejumlah glikosida flavonoid lainnya., seperti

halnya rutin dan kuersitrin, ditemukan dalam buah jeruk, gandum dengan ramnosa

dan rutinosa, secara berturut-turut. Beberapa sumber kuersetin yaitu teh hitam, teh

hijau, bawang, apel, anggur dan spesies berry (Silalahi, 2006).

Gambar 2.2 Struktur kimia kuersetin (Silalahi, 2006)

2.6 Metode Pengukuran Antioksidan

Menurut Santoso (2016), metode untuk pengujian aktivitas antioksidan invitro

yang paling umum digunakan, yang umumnya mendasarkan daya tangkap atau

penetralan terhadap senyawa-senyawa turunan oksigen reaktif (ROS) yaitu:

1. ORAC (Oxygen Radical Absorbance Capacity)

2. TRAP (Total Radical Trapping Antioxidant Parameter)

3. TEAC (Trolox Equivalent Antioxidant capacity)

UNIVERSITAS SARI MUTIARA-INDONESIA

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 ...repository.sari-mutiara.ac.id/23/5/Chapter II.pdf · Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru, yang umumnya

20

4. PSC (Peroxyl Radical Scavenging Capacity)

5. FRAP (Ferric Reducing/Antioxidant Power)

6. Folin Ciocalteau untuk menentukan kandungan fenolat total

7. Penentuan kandungan flavonoid total

8. DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazil)

Perkiraan aktivitas antioksidan bergantung kepada sistem pengujiannya.

Spesifitas dan sensitifitas satu metode saja tidak dapat menguji seluruh senyawa fenol

yang terdapat pada ekstrak. Aktivitas anntioksidan membutuhkan kombinasi

pengujian lebih dari satu (Sun dan Ho, 2005).

2.6.1 Uji Aktifitas Antioksidan dengan Menggunakan Metode DPPH

Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazil) merupakan salah satu uji untuk

menentukan aktivitas antioksidan. DPPH memberikan serapan kuat pada panjang

gelombang 516 nm dengan warna violet gelap. Pemerangkapan radikal bebas

menyebabkan elektron menjadi berpasangan yang kemudian menyebabkan

penghilangan elektron warna yang sebanding dengan jumlah elektron yang diambil

(Kuncahyo, 2007).

Gambar 2.3 Struktur kimia DPPH

UNIVERSITAS SARI MUTIARA-INDONESIA

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 ...repository.sari-mutiara.ac.id/23/5/Chapter II.pdf · Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru, yang umumnya

21

Parameter yang digunakan untuk menunjukkan aktivitas antioksidan adalah

harga konsentrasi efisiensi atau efficient concentration (EC50) atau inhibition

Concentration (IC50) yaitu konsentrasi suatu zat antioksidan yang dapat

menyebabkan 50% DPPH kehilangan karakter radikal atau konsentrasi zat suatu

antioksidan yang memberikan % penghambatan 50%. Zat yang mempunyai nilai

EC50 atau IC50 yang rendah (Molyneux, 2004). Menurut literatur panjang gelombang

maksimum DPPH antara lain 515-517 nm. Lama pengukuran metode DPPH menurut

beberapa literatur yang direkomendasikan adalah 60 menit, tetapi dalam beberapa

penelitian waktu yang digunakan bervariasi yaitu 5 menit, 10 menit, 20 menit, 30

menit, dan 60 menit (Molyneux, 2004). Waktu reaksi yang paling tepat adalah ketika

reaksi sudah mencapai keseimbangan. Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh sifat dan

aktivitas yang terdapat didalam sampel (Rosidah, 2008).

2.7 Spektrofotometri UV-Visible

Metode spektrofotometri ultraviolet dan sinar tampak (visible) telah banyak

diterapkan untuk penetapan senyawa-senyawa organik yang umumnya digunakan

untuk penentuan senyawa dalam jumlah yang sangat kecil. Spektrofotometri pada

dasarnya terdiri dari sumber sinar, monokromator, sel untuk zat yang diperiksa,

detektor, penguat arus dan alat ukur atau pencatat. Panjang gelombang untuk sinar

ultraviolet antara 200-400 nm sedangkan panjang gelombang untuk sinar tampak

antara 400-800 nm (Rohman, 2007).

Spektrofotometer UV-Visibel pada umumnya digunakan untuk:

UNIVERSITAS SARI MUTIARA-INDONESIA

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 ...repository.sari-mutiara.ac.id/23/5/Chapter II.pdf · Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru, yang umumnya

22

1. Menentukan jenis kromofor, ikatan rangkap yang terkonjugasi dan auksokrom

dari suatu senyawa organik.

2. Menjelaskan informasi dari struktur berdasarkan panjang gelombang

maksimum suatu senyawa.

3. Menganalisis senyawa organic secara kuantitatif.

Dalam suatu larutan, gugus molekul yang dapat mengabsorpsi cahaya

dinamakan gugus kromofor. Molekul-molekul yang hanya mengandung satu gugus

kromofor dapat mengalami perubahan pada panjang gelombang. Molekul yang

mempunyai dua gugus kromofor atau lebih akan mengabsorpsi cahaya pada panjang

gelombang yang hampir sama dengan molekul yang mempunyai satu gugus kromofor

tertentu, tetapi absorpsinya adalah sebanding dengan jumlah kromofor yang ada

(Rohman, 2007).

UNIVERSITAS SARI MUTIARA-INDONESIA