badan karantina pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. kondisi . saat ini, beberapa...

277
Badan Karantina Pertanian 2017

Upload: others

Post on 12-Dec-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Badan Karantina Pertanian 2017

Page 2: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

ii

RANCANG INDUK PENGEMBANGAN LABORATORIUM

KARANTINA HEWAN, KARANTINA TUMBUHAN DAN

KEAMANAN HAYATI LINGKUP BADAN KARANTINA

PERTANIAN TAHUN 2017

BADAN KARANTINA PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2017

Page 3: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN

NOMOR : 177/Kpts/OT.160/K/01/2017

TENTANG

RANCANG INDUK PENGEMBANGAN LABORATORIUM KARANTINA HEWAN,

KARANTINA TUMBUHAN DAN KEAMANAN HAYATI LINGKUP BADAN KARANTINA PERTANIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN,

Menimbang : a. Bahwa pada saat ini kondisi laboratorium di Unit Pelaksana

Teknis (UPT) di lingkup Badan Karantina Pertanian sangat beragam dalam prasarana dan sarana serta sumber daya manusianya;

b. Bahwa untuk mengatasi kondisi tersebut, maka Badan Karantina Pertanian perlu menetapkan Rancang Induk Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan Dan Keamanan Hayati Lingkup Badan Karantina Pertanian yang mengacu pada prinsip-prinsip penyelenggaraan laboratorium baik.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3482);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4002);

Page 4: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

5. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4196);

6. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 339);

7. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 85);

8. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang

Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019;

9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.140/4/ 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian;

10. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 83/Permentan/OT.140/10/ 2011 tentang Unit Kerja Eselon IV Lingkup Badan Karantina Pertanian;

11. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 98/Permentan/OT.140/7/ 2014 tentang Tata Cara Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Lingkup Kementerian Pertanian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1017);

12. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/ 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian;

13. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 51/Permentan/KR.010/9/2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 93/Permentan/OT.140/12/ 2011 Tentang Jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina;

14. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 55/Permentan/KR.040/11/

2016 Tentang Pengawasan Keamanan Pangan Terhadap Pemasukan Pangan Segar Asal Tumbuhan;

15. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 3238/Kpts/PD.630/9/2009 tentang Penggolongan Jenis-jenis Hama Penyakit Hewan Karantina, Penggolongan dan Klasifikasi Media Pembawa.

Page 5: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

KESATU : RANCANG INDUK PENGEMBANGAN LABORATORIUM KARANTINA HEWAN, KARANTINA TUMBUHAN DAN KEAMANAN HAYATI LINGKUP BADAN KARANTINA PERTANIAN.

KEDUA : Rancang Induk Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Lingkup Badan Karantina Pertanian sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU tercantum pada Lampiran I sebagai bagian tidak terpisahkan dengan Keputusan ini.

KETIGA : Pedoman Penyelenggaraan dan Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU tercantum pada Lampiran II sebagai bagian tidak terpisahkan dengan Keputusan ini.

KEEMPAT : Pedoman Penyelenggaraan dan Pengembangan Laboratorium Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU tercantum pada Lampiran III sebagai bagian tidak terpisahkan dengan Keputusan ini.

KELIMA : Rancang Induk Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Lingkup Badan Karantina Pertanian sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA, Diktum KETIGA, dan Diktum KEEMPAT sebagai dasar kebijakan pengembangan laboratorium di lingkup Badan Karantina Pertanian, dan pedoman bagi Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkup Badan Karantina Pertanian dalam penyelenggaraan laboratorium.

KEENAM Dengan ditetapkannya Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian ini, maka tidak diberlakukan lagi Surat Keputusan Kepala Badan sebagai berikut:

a. Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 282/Kpts/HK.130/L/01/2013 tentang Klasifikasi Laboratorium Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani pada Unit Pelaksana Teknis Lingkup Badan Karantina Pertanian;

b. Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 487/Kpts/OT.160/L/2/2013 tentang Pedoman Penetapan dan Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani pada Unit Pelaksana Teknis Lingkup Badan Karantina Pertanian;

Page 6: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

c. Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor369.a/Kpts/OT.160/L.1/03/2014 tentang PedomanPengembangan Sarana Prasarana Laboratorium LingkupBadan Karantina Pertanian.

KETUJUH Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal : 30 Januari 2017

KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN,

Ir. BANUN HARPINI, M.Sc. NIP. 19601019 198503 2 001

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth,:

1. Menteri Pertanian RI;

2. Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani;

3. Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati;4. Para Kepala Balai Besar/Balai/Stasiun Karantina Pertanian di seluruh Indonesia.

Page 7: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

-i-

KATA PENGANTAR

Pedoman ini merupakan standard bagi Unit Pelaksana Teknis

(UPT) lingkup Badan Karantina Pertanian dalam pembangunan

dan pengembangan laboratorium Karantina Hewan, Karantina

Tumbuhan dan Keamanan Hayati baik segi fisik bangunan,

sumberdaya manusia (SDM), penganggaran maupun fasilitasi

lainnya.

Pedoman ini merupakan Penyempurnaan dan Pedoman Rancang Induk

Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Tahun 2016.

Pedoman ini telah dibahas dan disetujui oleh Tim Penyempurnaan Pedoman

Rancang Induk Pengembangan Laboratorium karantina Hewan, Karantina

Tumbuhan dan Keamanan Hayati. Dengan ditetapkannya pedoman tahun 2016 ini,

maka untuk Pedoman Rancang Induk Pengembangan Laboratorium Karantina

Hewan, Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati tahun 2015 dibatalkan.

Kepala Badan Karantina Pertanian,

BANUN HARPINI NIP. 19601019.198503.2001

Page 8: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Maksud dan Tujuan 3

1.3. Ruang Lingkup 4

1.4. Dasar Hukum 4

1.5. Pengertian 6

BAB II PENGEMBANGAN LABORATORIUM DAN TATA HUBUNGAN KERJA

LABORATORIUM BARANTAN SERTA JEJARING LABORATORIUM 7

2.1. Tata Hubungan Kerja Laboratorium 7

2.2. Pengelolaan Koleksi Standar HPHK/OPTK 9

2.3. Pengembangan Metode Pengujian/Validasi Metode 10

2.4. Bimbingan Teknis Laboratorium 12

2.5. Jejaring Laboratorium 12

BAB III PENETAPAN AKREDITASI LABORATORIUM 14

3.1. Ruang Lingkup Akreditasi Laboratorium 14

3.2. Tahapan Persiapan Akreditasi Laboratorium 14

BAB IV PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI LABORATORIUM 32

4.1. Fasilitas Data 32

4.2. Fasilitas Perangkat Lunak (Software) dan Perangkat Keras

(Hardware) 32

4.3. Pengelolaan Sistem Informasi 33

BAB V PENGEMBANGAN PENERAPAN STANDAR LABORATORIUM 34

5.1. Lokasi dan Bangunan 34

5.2. Peralatan laboratorium 36

5.3. Bahan yang sudah terstandar 37

5.4. Metode Pengujian Laboratorium 37

5.5. Sumber Daya Manusia 38

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI 39

BAB VII KEBIJAKAN PENGANGGARAN 41

Page 9: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 1

KONSEP, tanggal 30 Desember 2016

Lampiran I Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian

Nomor : 177/Kpts/OT.160/K/01/2017

Tanggal : Januari 2017

Tentang : Rancang Induk Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan Dan Keamanan Hayati Lingkup Badan Karantina Pertanian.

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN

LABORATORIUM KARANTINA HEWAN, KARANTINA TUMBUHAN

DAN KEAMANAN HAYATI

LINGKUP BADAN KARANTINA PERTANIAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43 Tahun 2015

bahwa tugas dan fungsi Badan Karantina Pertanian (Barantan) sebagai

institusi Pemerintah melakukan pencegahan masuk dan tersebarnya Hama dan

Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan

Karantina (OPTK) ke/di dalam Wilayah Negara Republik Indonesia. Tugas dan

fungsi tersebut dilaksanakan melalui tindakan karantina sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang Nomor 16 tentang Karantina Hewan, Ikan dan

Tumbuhan. Pelaksanaan tindakan karantina tersebut tetap memperhatikan

aspek kesehatan hewan dan tumbuhan serta pemenuhan pangan yang aman

dan layak untuk dikonsumsi dalam upaya memberikan jaminan perlindungan

kesehatan serta peningkatan kualitas hidup manusia. Selain itu pelaksanaan

tindakan karantina mempertimbangkan sifat dan tingkat risiko HPHK dan OPTK

yang dapat berdampak pada sosio-ekonomi nasional dan perdagangan

internasional. Untuk mencapai tindakan karantina terhadap media pembawa

30

Page 10: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 2

(MP) HPHK dan OPTK yang optimal, harus didukung dengan sarana dan

prasarana yang memadai sesuai standar nasional maupun internasional.

Sarana dan prasarana yang memadai tersebut mencakup semua laboratorium

yang dimiliki oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Barantan.

Dengan masuknya Indonesia sebagai anggota Organisasi Perdagangan

Dunia (WTO), pembatasan lalulintas komoditas pertanian hanya dapat

dilakukan dengan alasan hambatan teknis (techical barrier) yang berbasis

ilmiah. Adanya kecenderungan peningkatan pemasukan komoditas pertanian

dalam perdagangan di Indonesia, dapat mengganggu stabilitas ekonomi dan

produksi hasil pertanian. Kondisi tersebut perlu diantisipasi terhadap masuk

dan tersebarnya HPHK/OPTK, keamanan pangan, keamanan pakan dan

keamanan lingkungan melalui tindakan karantina dan pengawasan cemaran,

residu serta produk rekayasa genetika dengan penetapan persyaratan teknis.

Pengujian laboratorium merupakan salah satu tahapan penting dari

keseluruhan tindakan karantina. Hasil pengujian laboratorium tersebut

merupakan justifikasi ilmiah dalam menentukan tindakan karantina selanjutnya

terhadap MP HPHK dan MP OPTK yang dilalulintaskan.

Dalam pengujian laboratorium tersebut di atas perlu adanya standarisasi

pengujian laboratorium sehingga hasilnya dapat diakui secara nasional

maupun internasional. Kebijakan Barantan yang dibuat dalam pelaksanaan

perkarantinaan hewan dan tumbuhan, salah satunya terkait dengan fasilitas

dan kegiatan laboratorium. Komitmen untuk keselamatan personil laboratorium

dengan menciptakan lingkungan kerja yang aman, menjaga keselamatan dan

kesehatan individu, masyarakat dan lingkungan perlu dilakukan melalui

penerapan prinsip-prinsip biosafety dan biosecurity.

Kondisi saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan

dikembangkan sesuai dengan persyaratan standar mengacu pada kebutuhan

karantina hewan dan tumbuhan, sehingga kegiatan deteksi dan identifikasi

HPH/HPHK dan OPT/OPTK dapat dilaksanakan dengan baik. Namun ditinjau

dari fisik bangunan laboratorium masih terdapat perbedaan antara satu UPT

dengan UPT yang lain, baik dari segi rancang bangun, pemanfaatan ruangan

dan operasionalnya. Keadaan seperti itu bisa dimaklumi mengingat UPT belum

Page 11: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 3

sepenuhnya mengacu pada pedoman pengembangan sarana prasarana

laboratorium lingkup Barantan sesuai dengan Keputusan Kepala Barantan No.

369.a/Kpts/OT.160/L.1/03/2014. Dengan demikian pengembangan

laboratorium cenderung sesuai keinginan masing-masing UPT dan kadangkala

kurang memperhatikan aspek kesehatan, aspek teknis dan aspek lainnya

antara lain sumber daya manusia, ketersediaan teknologi informasi dan

penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) laboratorium. Selain itu pedoman

tersebut masih terdapat beberapa kekurangan sehingga perlu disempurnakan.

Dalam pelaksanaan standarisasi laboratorium tersebut perlu disusun

Rancang Induk Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan, Karantina

Tumbuhan dan Keamanan Hayati Lingkup Barantan. Dengan disahkan dan

diberlakukannya Rancang Induk ini diharapkan dalam kurun waktu 5 (lima)

tahun dapat terwujud target pencapaian pengembangan laboratorium UPT

sesuai dengan Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian.

1.2. Maksud dan Tujuan

Pedoman Rancang Induk Pengembangan Laboratorium Karantina

Hewan, Karantina Tumbuhan Dan Keamanan Hayati Lingkup Badan Karantina

Pertanian ini dimaksudkan sebagai acuan pengembangan Laboratorium

lingkup Barantan dengan tujuan untuk standarisasi sarana dan prasarana

laboratorium, mengantisipasi adanya perubahan dinamika status HPHK dan

OPTK serta pengawasan keamanan pangan, perkembangan ilmu dan

teknologi pengujian Laboratorium. Hasil uji yang dilakukan oleh Laboratorium

lingkup Barantan yang sudah di standarisasi tersebut diharapkan diakui secara

nasional maupun internasional.

Pedoman ini sebagai acuan UPT lingkup Barantan dalam:

a. pengembangan laboratorium baik dalam pembangunannya, renovasi,

pemenuhan prasarana dan sarana dengan menerapkan prinsip-prinsip

good laboratory practice sehingga diperoleh hasil uji yang baik, benar dan

dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah serta

mampu telusur; dan

b. pengelolaan fasilitas laboratorium lingkup Badan Karantina Pertanian.

Page 12: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 4

1.3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup rancang induk pengembangan laboratorium lingkup Barantan

meliputi: kebijakan pengembangan dan pengelolaan serta pedoman

penyelenggaraan laboratorium Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati lingkup Barantan

1.4. Dasar Hukum

1.4.1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1992 tentang

Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3482);

1.4.2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008

Tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4916);

1.4.3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 Tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

1.4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 161,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4002);

1.4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina

Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor

35, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4196);

1.4.6. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas

dan Fungsi Kabinet Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 339);

1.4.7. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian

Pertanian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

85);

1.4.8. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan

Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun

2014-2019;

Page 13: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 5

1.4.9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.140/9/2006

tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Uji Standar Karantina

Pertanian;

1.4.10. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina

Pertanian;

1.4.11. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 44/Permentan/OT.140/3/2014

tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor

94/Permentan/OT.140/12/2011 tentang Tempat Pemasukan dan

Pengeluaran Media Pembawa Hama dan Penyakit Hewan Karantina

dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina(Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 428);

1.4.12. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 98/Permentan/OT.140/7/2014

tentang Tata Cara Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan

Lingkup Kementerian Pertanian (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 1017);

1.4.13. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian;

1.4.14. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

04/Permentan/PP.340/2/2015 Tentang Pengawasan Keamanan

Pangan Terhadap Pemasukan Dan Pengeluaran Pangan Segar Asal

Tumbuhan;

1.4.15. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 3238/Kpts/PD.630/9/2009 tentang

Penggolongan Jenis-jenis Hama Penyakit Hewan Karantina,

Penggolongan dan Klasifikasi Media Pembawa.

1.4.16. Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor

369.a/Kpts/OT.160/L.1/03/2014 tentang Pedoman Pengembangan

Sarana Prasarana Laboratorium Lingkup Badan Karantina Pertanian;

1.4.17. Lampiran Peraturan Menteri Pertanian Nomor

51/Permentan/KR.010/9/2015 tentang Jenis Organisme Pengganggu

Tumbuhan Karantina.

Page 14: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 6

1.5. Pengertian

1.5.1. Laboratoratorium Karantina yang selanjutnya disebut laboratorium

adalah bagian dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang melaksanakan

deteksi/identifikasi HPHK/OPTK.

1.5.2. Akreditasi adalah rangkaian kegiatan pengakuan formal oleh Komite

Akreditasi Nasional (KAN) yang menyatakan bahwa suatu

lembaga/laboratorium telah memenuhi persyaratan untuk melakukan

kegiatan sertfikasi.

1.5.3. Analis adalah pejabat fungsional yang melakukan kegiatan pengujian

dengan mempergunakan metode uji tertentu di laboratorium.

1.5.4. Penyelia adalah personel kompeten di bidang pengujian tertentu yang

melakukan supervisi pelaksanaan kegiatan pengujian yang dilakukan

analis.

1.5.5. Uji profisiensi adalah penentuan unjuk kerja laboratoium melalui uji

banding antar laboratorium (Inter laboratory comparison).

1.5.6. Uji banding adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk

mengetahui objetivitas hasil pengujian, dilakukan dengan cara

membandingkan hasil uji satu laboratorium dengan laboratorium

lainnya dengan mengggunakan metode pengujian yang asma dan

sampel/specimen yang sama.

1.5.7. Validasi metode adalah konfirmasi melalui pengujian dan pengadaan

bukti objektif bahwa persyaratan tertentu untuk suatu maksud khusus

dapat dipenuhi.

1.5.8. Verifikasi adalah konfirmasi melalui penyediaan bukti objektif bahwa

persyaratan yang ditentukan telah dipenuhi.

1.5.9. Uji rujukan adalah pengujian atas hasil uji laboratorium karantina

hewan, karantina tumbuhan, dan keamanan hayati.

1.5.10. Uji konfirmasi adalah pengujian yang dilakukan terhadap hasil

pemantauan, intersepsi HPH/HPHK dan intersepsi OPT/OPTK.

1.5.11. Koleksi standar OPTK/HPHK adalah koleksi yang sudah diverifikasi

kebenarannya sesuai dengan referensi nasional/internasional.

Page 15: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 7

BAB II

PENGEMBANGAN LABORATORIUM DAN TATA HUBUNGAN KERJA LABORATORIUM BARANTAN SERTA JEJARING

LABORATORIUM

Pengembangan laboratorium dilingkup Barantan ditujukan untuk efektifitas

dan efisiensi pengujian sehingga selalu memenuhi standar Internasional yang telah

ditetapkan Organization International des Epizooties (OIE) dan International Plant

Protection Commitee (IPPC). Pengembangan laboratorium ini memiliki konsekuensi

dengan peningkatan tugas, kompetensi dan kinerja petugas laboratorium penguji

serta peningkatan sarana dan prasarana termasuk sistem perkarantinaan di

Indonesia. Pengembangan laboratorium lingkup Barantan mencakup pengaturan

antara lain:

2.1. Tata Hubungan Kerja Laboratorium

Dalam rangka efektifitas penyelenggaraan dan sistem kinerja laboratorium

lingkup Badan Karantina Pertanian dipandang perlu penetapan tata hubungan

kerja laboratorium untuk mendorong dan meningkatkan peran dan fungsi

penyelenggaraan laboratorium lingkup Badan Karantina Pertanian. Tata

hubungan kerja laboratorium yang dimaksud meliputi :

2.1.1. Mekanisme Pengujian

Barantan sebagai organisasi induk mendukung operasionalisasi

cegah tangkal melalui tindakan karantina pertanian yang salah satu

diantara tindakan karantina tersebut adalah kegiatan pemeriksaan

laboratorium. Unit Pelaksana Teknis dalam melaksanakan kegiatan

pengujian laboratorium harus sesuai dengan kompetensi dan

berdasarkan klasifikasi laboratorium yang ditetapkan oleh Barantan

mengacu pada tingkat risiko terdapatnya HPH/HPHK dan OPT/OPTK.

Pemenuhan seluruh sarana, prasarana serta SDM di UPT Karantina

Pertanian oleh Barantan ditentukan sesuai dengan klasifikasi masing-

masing laboratorium.

Dalam hal UPT belum dapat melakukan pengujian laboratorium

secara mandiri sesuai klasifikasinya dan/atau memerlukan uji rujukan

Page 16: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 8

dan uji konfirmasi, maka UPT yang bersangkutan harus berkoordinasi

dengan BBUSKP dalam hal pengiriman sampel untuk dilakukan uji

rujukan atau uji konfirmasi. Hal tersebut di atas dimaksudkan untuk

monitoring kompetensi laboratorium UPT dalam melaksanakan

kegiatan pengujian dan pengelolaan data base HPHK/OPTK.

Dalam hal pengembangan dan harmonisasi metode pengujian untuk

HPHK/OPTK, BBUSKP berkoordinasi dengan laboratorium instansi

terkait lainnya.

BBUSKP sebagai laboratorium rujukan lingkup Barantan sesuai

dengan tugas dan fungsinya pada Permentan Nomor 43 Tahun 2006

melaksanakan uji rujukan dan uji konfirmasi. Mekanisme pengujian

sesuai Permentan tersebut adalah sebagai berikut:

2.1.1.1. Uji Rujukan dilaksanakan oleh BBUSKP terhadap sampel

yang berasal dari UPT apabila hasil pengujian di UPT masih

diragukan atau diperlukan metode yang lebih tinggi atau

ketidak mampuan UPT karena klasifikasi yang berbeda atau

kondisi dimana UPT mengalami hambatan dalam melakukan

pengujian karena beberapa alasan misalnya keterbatasan

bahan (tidak ada/habis), alat (tidak ada/rusak) dan

keterbatasan SDM.

2.1.1.2. Uji konfirmasi dilaksanakan di BBUSKP terhadap hasil

pemantauan, intersepsi dan uji khusus lainnya HPH/HPHK

dan OPT/OPTK.

2.1.1.3. Uji Banding dapat dilaksanakan oleh laboratorium UPT

lingkup Badan Karantina Pertanian dalam rangka penerapan

SMM laboratorium untuk memenuhi persyaratan pengujian

akreditasi laboratorium dan/atau penambahan ruang lingkup

akreditasi laboratorium di UPT tersebut.

Page 17: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 9

2.1.1.4. Uji Profisiensi dapat diikuti oleh seluruh laboratorium UPT

lingkup Barantan dalam rangka pencapaian akreditasi

laboratorium dan/atau penambahan ruang lingkup akreditasi

di UPT tersebut sekaligus untuk meningkatkan kinerja

laboratorium UPT. Penyelenggaraan uji profisiensi hanya

dilakukan oleh BBUSKP dengan memperhatikan ruang

lingkup akreditasi laboratorium yang dibutuhkan oleh

laboratorium UPT.

2.2. Pengelolaan Koleksi Standar HPHK/OPTK

Sesuai tugas dan fungsi Barantan bahwa UPT wajib melaksanakan pembuatan

koleksi HPHK/OPTK, dengan mengacu pada pedoman koleksi yang ditetapkan

oleh Pusat Teknis. Hasil koleksi HPHK/OPTK tersebut harus diverifikasi oleh

BBUSKP sesuai tugas dan fungsinya. BBUSKP menerbitkan surat keterangan

hasil verifikasi terhadap koleksi tersebut. BBUSKP mengajukan atau

mengusulkan hasil koleksi HPHK/OPTK yang sudah di verifikasi kepada

Kepala Barantan untuk ditetapkan sebagai koleksi standar nasional lingkup

Barantan

Koleksi standar nasional yang sudah ditetapkan dikelola oleh UPT dengan

memperhatikan tingkat risiko dari koleksi tersebut. Koleksi yang memiliki tingkat

risiko berbahaya hanya dapat disimpan di BBUSKP sedangkan koleksi dengan

tingkat risiko rendah dapat disimpan di UPT masing-masing.

Setiap UPT diwajibkan memiliki koleksi HPHK/OPTK hasil pengujian/

pemantauan di wilayahnya masing-masing. Apabila UPT yang bersangkutan

belum memiliki HPHK/OPTK yang dimaksud, UPT bersangkutan dapat

meminta koleksi kepada BBUSKP atau kepada UPT yang sudah memiliki

dengan tingkat risiko HPHK/OPTK yang sama. Koleksi HPHK/OPTK wajib

disimpan dalam data base koleksi contoh Biolink yang terintegrasi dengan

seluruh UPT dan Barantan untuk memudahkan akses informasi koleksi standar

nasional. Mekanisme dan alur penetapan koleksi standar nasional tercantum

pada gambar di bawah ini.

Page 18: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 10

Gambar 1 Mekanisme dan Alur Penetapan Koleksi Standar Nasional

2.3. Pengembangan Metode Pengujian/Validasi Metode

Berdasarkan Permentan Nomor 43 Tahun 2006, BBUSKP melakukan

pengembangan Metode Pengujian/Validasi Metode Uji. Pengembangan

metode dilakukan terhadap metode tidak baku dan metode baku. Pemilihan

metode mengikuti tata alur seperti gambar di bawah ini:

Page 19: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 11

Gambar 2 Langkah-Langkah Penetapan Metode Uji Terimplementasi dan Standar

Barantan melalui Pusat Teknis menetapkan metode standar pengujian

laboratorium dan pada akhirnya digunakan sebagai acuan UPT lingkup

Barantan. UPT lingkup Barantan dapat melakukan validasi/verikasi metode uji

dalam penerapan SMM laboratorium guna memenuhi persyaratan akreditasi

laboratorium sesuai dengan ruang lingkup pengujian masing-masing.

Selain melakukan pengembangan metode, BBUSKP juga melakukan uji coba

metode uji dan perlakuan. Pelaksanaan uji coba memperhatikan beberapa

hal/tahapan yaitu :

2.3.1. Pusat Teknis Barantan menetapkan tema kegiatan uji coba.

2.3.2. BBUSKP menyiapkan dan menyampaikan proposal uji coba sesuai tema

kepada Pusat Teknis untuk dikonsultasikan dan mendapat persetujuan.

2.3.3. BBUSKP melakukan kegiatan uji coba sesuai dengan proposal uji coba

yang disetujui Pusat Teknis.

Page 20: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 12

2.3.4. Hasil uji coba disampaikan kepada Pusat Teknis untuk dilakukan

evaluasi.

2.3.5. Terhadap hasil uji coba yang telah dievaluasi selanjutnya ditetapkan

sebagai bahan desiminasi di BUTTMKP.

2.4. Bimbingan Teknis Laboratorium

Berdasarkan Permentan Nomor 43 Tahun 2006, BBUSKP melaksanakan

bimbingan teknis laboratorium di seluruh UPT lingkup Barantan. BBUSKP

melaksanakan bimbingan teknis laboratorium yang berpedoman pada

rencana strategis ataupun UPT prioritas yang menjadi target Barantan.

Bimbingan teknis tersebut mencakup pemberian bimbingan teknis,

pengawasan dan pengendalian penerapan sistem manajemen mutu

laboratorium, termasuk didalamnya bimbingan teknis metode pengujian.

BBUSKP membuat laporan setiap tahun terhadap hasil bimbingan teknis dan

selanjutnya disampaikan ke Pusat Teknis Barantan sebagai bahan evaluasi

kebijakan didalam menetapkan laboratorium-laboratorium yang siap

mengajukan akreditasi laboratorium penguji dan kompetensi laboratorium

didalam melakukan pengujian terhadap MP HPHK dan MP OPTK.

2.5. Jejaring Laboratorium

Sesuai dengan tugas dan fungsi BBUSKP dalam Permentan Nomor 43 Tahun

2006, salah satu fungsi BBUSKP yaitu melaksanakan jejaring kerja

laboratorium. Jejaring kerja laboratorium ini ditujukan untuk meningkatkan

koordinasi, kerjasama dan harmonisasi laboratorium lingkup Barantan. Oleh

karena itu perlu diadakan pertemuan teknis setiap tahun melalui kegiatan

“Temu Teknis Jejaring Kerja Laboratorium” lingkup Barantan.

Selain jejaring kerja laboratorium lingkup Barantan perlu juga dilakukan jejaring

dengan laboratorium veteriner dan laboratorium penyakit tumbuhan lainnya

baik tingkat nasional maupun internasional (regional, bilateral dan multilateral)

dalam rangka penerapan Sanitary and Phytosanitary Measure (SPS) di era

globalisasi perdagangan. Jejaring kerja laboratorium lingkup Barantan dan

laboratorium terkait lainnya di luar Barantan dapat dilihat pada gambar di

bawah ini.

Page 21: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 13

Gambar 3 Jejaring Kerja Laboratorium

LAB.

UPT KP

LAB.

UPT KP

LAB.

UPT KP

LAB.

UPT KP

BBUSKP

B A R A N T A N

LAB. INSTANSI LAIN

LAB. INSTANSI LAIN

LAB. INSTANSI LAIN

Kerjasamadan

Koordinasi

Konsultasi Pembinaan

Bimtek

- Konsultasi- Uji Konfirmasi

- Uji Rujukan

- Uji Banding

Monev

Monev

Monev

Monev

Page 22: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 14

BAB III

PENETAPAN AKREDITASI LABORATORIUM

Penetapan ruang lingkup akreditasi oleh laboratorium UPT harus berdasarkan pada

klasifikasi laboratorium Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani (Lampiran

2) dan klasifikasi laboratorium Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati

(Lampiran 3) pada pedoman ini. Penetapan klasifikasi laboratorium tersebut

disesuaikan dengan tingkat risiko dan frekuensi komoditas yang dilalulintaskan.

Ruang lingkup yang diajukan dalam akreditasi atau penambahan ruang lingkup

akreditasi dikonsultasikan dan mendapat persetujuan dari Pusat Teknis Barantan

melalui Tim Teknis yang ditunjuk oleh Kepala Barantan.

3.1. Ruang Lingkup Akreditasi Laboratorium

Sesuai dengan sistem akreditasi, ruang lingkup akreditasi laboratorium

merupakan kombinasi dari jenis sampel yang diuji, parameter uji dan metode

uji. Jenis sampel yang diuji oleh setiap laboratorium UPT Lingkup Badan

Karantina Pertanian tidak terlepas dari lalulintas MP HPHK dan MP OPTK yang

masuk/keluar melalui tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran yang sudah

ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor:

44/Permentan/OT.140/3/2014. Penetapan ruang lingkup akreditasi sangat

tergantung pada lalulintas MP HPHK dan MP OPTK, kompetensi setiap

laboratorium penguji yang ditentukan berdasarkan ketersediaan sumber daya

laboratorium antara lain meliputi: personel pelaksana pengujian (Analis dan

Penyelia) yang kompeten, kemampuan metode uji berdasarkan metode

baku/metode tidak baku, bahan uji dan bahan pendukung, peralatan

laboratorium serta sampel/contoh uji.

3.2. Tahapan Persiapan Akreditasi Laboratorium

BBUSKP memberikan bimbingan teknis pengenalan dan pemahaman SMM

laboratorium sesuai SNI ISO/IEC 17025:2008 kepada seluruh personel yang

akan terlibat di dalam penerapan SMM laboratorium baik kepada personel

manajerial maupun personel teknis laboratorium dengan maksud untuk

membangun komitmen manajemen dan seluruh personel yang akan terlibat di

dalam penerapan SMM laboratorium.

Page 23: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 15

3.2.1. Pengenalan Sistem Manajemen Mutu (SMM) Laboratorium SNI

ISO/IEC 17025:2008 Tentang Persyaratan Umum Kompetensi

Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi.

Kegiatan ini dilakukan selama 1 (satu) hari yang meliputi penyampaian

materi Sistem Akreditasi dan Pengenalan SNI ISO/IEC 17025:2008

meliputi 15 (lima belas) persyaratan manajemen dan 10 (sepuluh)

persyaratan teknis. Semua personil yang sudah mengikuti kegiatan ini

dibuktikan dengan sertifikat yang diterbitkan oleh penyelenggara

kegiatan.

3.2.2. Pemahaman SMM Laboratorium SNI ISO/IEC 17025:2008

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Pengenalan Sistem

Manajemen Mutu Laboratorium SNI ISO/IEC 17025:2008 yang

bertujuan untuk memberikan pemahaman terhadap seluruh personel

yang akan terlibat di dalam penerapan sistem manajemen mutu

laboratorium baik personel manajerial maupun personel teknis

laboratorium, dimana kegiatan ini dilaksanakan selama 2 (dua) hari

yang meliputi pemahaman terhadap klausul/elemen 15 (lima belas)

persyaratan manajemen dan 10 (sepuluh) persyaratan teknis SNI

ISO/IEC 17025:2008. Selain itu juga, di dalam kegiatan pemahaman

SNI ISO/IEC 17025:2008 diberikan pemahaman tentang Tahap-tahap

persiapan akreditasi laboratorium dan Prosedur Akreditasi. Semua

personil yang sudah mengikuti kegiatan ini dibuktikan dengan sertifikat

yang diterbitkan oleh penyelenggara kegiatan.

3.2.3. Penetapan/Penyelarasan Struktur Organisasi Laboratorium

Sesuai dengan Persyaratan Manajemen SNI ISO/IEC 17025:2008

Organisasi Laboratorium harus diselaraskan/diharmonisasikan dengan

struktur organisasi UPT yang ditetapkan berdasarkan Permentan

Nomor: 22 Tahun 2008 dan Permentan Nomor:

43/Permentan/OT.140/9/2006. Oleh karena itu penetapan fungsi

personel inti manajemen laboratorium (Manajemen Puncak, Manajer

Administrasi/Penunjang, Manajemen Teknis dan Manajer Mutu) perlu

diselaraskan dengan jabatan struktural sesuai Permentan yang ada.

Penyelarasan struktur organisasi laboratorium yang mencakup

Page 24: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 16

penambahan fungsi pada pejabat struktural ditetapkan dalam surat

keputusan Kepala UPT.

3.2.4. Penyusunan Dokumen Sistem Manajemen Mutu Laboratorium

Penyusunan dokumentasi sistem manajemen mutu laboratorium SNI

ISO/IEC 17025:2008 merupakan implementasi dari persyaratan

manajemen klausul 4.2 Sistem Manajemen. Klausul tersebut

menyatakan bahwa laboratorium harus:

3.2.4.1. Menetapkan, menerapkan dan memelihara sistem

manajemen yang sesuai dengan lingkup kegiatannya.

3.2.4.2. Mendokumentasikan kebijakan, sistem, program, prosedur,

dan instruksi sejauh yang diperlukan untuk menjamin mutu

hasil pengujian.

3.2.4.3. Mendokumentasikan dan mengkomunikasikan sistem

tersebut kepada, dimengerti oleh, tersedia bagi, dan

diterapkan oleh semua personel yang terkait.

3.2.4.4. Menyusun 4 (empat) level dokumen SMM yang meliputi:

dokumen mutu level 1 (Panduan Mutu), dokumen mutu level 2

(Prosedur Kerja), dokumen mutu level 3 (Instruksi Kerja, yang

terdiri dari: Instruksi Kerja Metode/IKM, Instruksi Kerja

Alat/IKA, dan Instruksi Kerja Khusus/IKK) serta dokumen

mutu level 4 (Form/Formulir).

3.2.4.5. Dokumen sistem manajemen mutu laboratorium ini digunakan

sebagai acuan di dalam penerapan SMM Laboratorium.

3.2.5. Sosialisasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium

Manajer Mutu melakukan sosialisasi dokumen SMM laboratorium yang

telah dibuat kepada seluruh personel yang terlibat di dalam penerapan

SMM laboratorium SNI ISO/IEC 17025:2008.

Page 25: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 17

3.2.6. UJi Coba Penerapan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium

Uji coba penerapan SMM laboratorium:

3.2.6.1. Dilakukan untuk mengimplementasikan SMM yang telah

ditetapkan sebagai persyaratan yang harus dipenuhi; dan

3.2.6.2. Dilakukan minimal 3 (tiga) bulan, dan mengumumkan tanggal

dimulainya uji coba kepada seluruh personel laboratorium,

sehingga kegiatan audit internal sudah dapat dilakukan.

3.2.7. Kalibrasi Peralatan

Kegiatan kalibrasi peralatan bertujuan untuk memastikan bahwa

peralatan yang berpengaruh terhadap mutu hasil pengujian seperti

peralatan pengukur suhu, volume, dan massa terjamin akurasinya.

3.2.8. Validasi/Verifikasi Metode Uji

Sesuai dengan persyaratan teknis SNI ISO/IEC 17025:2008 klausul

5.4 disebutkan bahwa laboratorium harus menggunakan metode

pengujian termasuk metode pengambilan contoh (sampel) yang

memenuhi kebutuhan pelanggan dan sesuai dengan pengujian yang

dilakukan. Metode yang digunakan sebaiknya merupakan metode

standar (metode baku) yang dipublikasikan secara internasional,

regional, atau nasional. Laboratorium harus memastikan bahwa

standar yang digunakan adalah edisi mutakhir. Tahapan pemilihan

metode untuk validasi/verifikasi metode uji mengikuti Gambar 2.

3.2.9. Uji Banding/Uji Profisiensi

Penyelenggaraan uji banding atau partisipasi pada program uji banding

antar laboratorium atau program uji profisiensi merupakan salah satu

cara pengendalian mutu yang bertujuan untuk memantau keabsahan

pengujian yang dilakukan. Pemantauan keabsahan hasil pengujian ini

dilakukan dalam rangka memenuhi persyaratan teknis SNI ISO/IEC

17025:2008 klausul 5.9 Jaminan Mutu Hasil Pengujian. Di dalam

penyelenggaraan uji banding, laboratorium penyelenggara uji banding

tidak menilai kinerja laboratorium peserta uji banding, akan tetapi

melihat apakah hasil uji dari laboratorium peserta uji banding sesuai

atau tidak dengan nilai acuan yang telah ditetapkan oleh laboratorium

Page 26: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 18

penyelenggara uji banding. Tujuan dari program uji profisiensi sesuai

SNI ISO/IEC 17043:2010 diantaranya sebagai berikut:

3.2.9.1. Evaluasi kinerja laboratorium dalam pengujian atau

pengukuran tertentu dan pemantauan kinerja laboratorium

berkesinambungan;

3.2.9.2. Identifikasi permasalahan di laboratorium serta inisiasi

tindakan untuk peningkatan yang, misalnya dapat berkaitan

dengan prosedur pengujian atau pengukuran, efektifitas

pelatihan dan penyeliaan atau kalibrasi peralatan yang kurang

memadai;

3.2.9.3. Penetapan efektifitas dan kesetaraan metode uji atau

pengukuran;

3.2.9.4. Peningkatan kepercayaan pelanggan terhadap laboratorium;

3.2.9.5. Identifikasi perbedaan antar laboratorium;

3.2.9.6. Edukasi bagi laboratorium-laboratorium yang berpartisipasi

berdasarkan hasil uji profisiensi.

3.2.10. Audit Internal

Audit internal merupakan salah satu elemen penting yang harus

dilakukan didalam memenuhi persyaratan SNI ISO/IEC 17025:2008.

Audit internal dilakukan secara periodik sesuai dengan jadwal dan

prosedur yang telah ditetapkan. Sesuai dengan definisinya, audit

internal merupakan suatu proses yang sistematik, independen, dan

didokumentasikan, untuk memperoleh dan mengevaluasi fakta secara

objektif serta untuk menentukan sejauh mana kriteria audit dapat

dipenuhi. Program audit internal ditujukan pada semua unsur sistem

manajemen, termasuk kegiatan pengujian.

Adapun Tujuan dari pada audit internal laboratorium adalah sebagai

berikut:

1. Memverifikasi bahwa kegiatan laboratorium dilakukan secara

kontinu sesuai persyaratan sistem manajemen.

2. Memeriksa pemenuhan sistem manajemen dengan persyaratan

SNI ISO/IEC 17025:2008 atau kesesuaiannya dengan kriteria lain

yang relevan.

Page 27: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 19

3. Memeriksa kesesuaian semua kebijakan yang dinyatakan dalam

Panduan Mutu dan dokumen lain yang terkait terhadap

implementasinya diseluruh tingkatan kerja.

4. Ketidaksesuaian yang ditemukan dalam audit internal sebagai

informasi yang berharga untuk meningkatkan sistem manajemen

laboratorium dan sebagai masukan pada kaji ulang manajemen.

3.2.11. Kaji Ulang Manajemen

Sesuai dengan definisinya, kaji ulang manajemen (Management

Review) merupakan peninjauan kembali terhadap sistem manajemen

mutu yang dilaksanakan untuk menjamin kesesuaian dan keefektifan

secara berkesinambungan serta melakukan

perubahan/penyempurnaan jika diperlukan. Lebih lanjut dikatakan

bahwa kaji ulang manajemen adalah evaluasi sistematik oleh

manajemen puncak tentang kesinambungan, kecocokan, efektivitas

dan efisiensi sistem manajemen mutu dengan mengacu pada

kebijakan mutu, dan sasaran mutu. Faktor-faktor yang harus dikaji

didalam melaksanakan kaji ulang manajemen sesuai persyaratan SNI

ISO/IEC 17025.2008 sebagai berikut:

a. Kecocokan kebijakan dan prosedur;

b. Laporan dari personel manajerial;

c. Hasil audit internal yang terakhir;

d. Tindakan perbaikan dan pencegahan;

e. Asesmen/surveilen/re-asesmen oleh Komite Akreditasi Nasional

(KAN);

f. Hasil uji banding antar laboratorium atau uji profisiensi;

g. Perubahan volume dan jenis pekerjaan;

h. Umpan balik pelanggan;

i. Pengaduan;

j. Rekomendasi tentang peningkatan;

k. Faktor-faktor relevan lainnya, seperti kegiatan pengendalian mutu,

sumber daya, dan pelatihan staf.

l. Evaluasi sasaran mutu dan penetapan sasaran mutu tahun

berikutnya.

Page 28: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 20

Kegiatan penerapan sistem manajemen mutu laboratorium/persiapan

pengajuan akreditasi tersebut diatas agar penganggarannya diajukan

oleh setiap UPTKP.

3.2.12. Pengajuan akreditasi ke Komite Akreditasi Nasional (KAN)

3.2.12.1. Laboratorium yang bermaksud mendapatkan akreditasi dari

Komite Akreditasi Nasional (KAN) harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

a. Laboratorium harus memiliki sistem manajemen dan

kompetensi teknis yang memenuhi persyaratan SNI

ISO/IEC 17025:2008 yang didokumentasikan dalam

Panduan Mutu. Sistem manajemen harus telah

diimplementasikan secara efektif dalam setiap pengujian,

yang diajukan dalam ruang lingkup permohonan,

minimum selama 3 (tiga) bulan sebelum mengajukan

permohonan, dan paling tidak satu kali audit internal dan

satu kali kaji ulang manajemen telah selesai

dilaksanakan.

b. Laboratorium harus memenuhi seluruh kebijakan dan

persyaratan yang ditetapkan oleh KAN yang sesuai,

terkait dengan akreditasi laboratorium.

c. Laboratorium harus telah berpartisipasi dalam uji

profisiensi dan/atau uji banding antar laboratorium sesuai

dengan Kebijakan KAN mengenai Uji Profisiensi, apabila

tersedia dan relevan. Jika tidak tersedia program uji

profisiensi, laboratorium harus dapat mendemonstrasikan

unjuk kerja secara internal sesuai klausul 5.9 SNI ISO/IEC

17025:2008.

d. Laboratorium harus menyampaikan rencana partisipasi

dalam uji pofisiensi selama 4 (empat) tahun berikutnya

pada saat mengajukan permohonan akreditasi.

Page 29: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 21

3.2.12.2. Laboratorium yang menginginkan untuk diakreditasi oleh KAN

dapat memperoleh mengenai proses akreditasi yang relevan

langsung dari Sekretariat KAN atau dari website

www.kan.or.id.

3.2.12.3. Proses akreditasi harus dapat diselesaikan dalam waktu

maksimal 1 (satu) tahun sejak disetujuinya kontrak antara

KAN dengan laboratorium. Apabila proses akreditasi tidak

dapat diselesaikan dalam waktu tersebut, maka proses

akreditasi dinyatakan gugur. Laoratorium dapat mengajukan

permohonan akreditasi kembali.

3.2.12.4. Permohonan Akreditasi

3.2.12.4.1. Permohonan akreditasi harus dibuat sesuai

dengan format yang ditetapkan oleh KAN dan

melampirkan informasi yang menjelaskan

laboratorium, seperti:

a. Legalitas hukum laboratorium atau

organisasi induknya;

b. Panduan Mutu laboratorium dengan status

terkendali; dan

c. Dokumen maupun rekaman terkait lainnya

yang dibutuhkan dalam bentuk soft copy

(Formulir isian tersebut dapat diperoleh dari

Sekretariat KAN atau melalui website

www.kan.or.id).

3.2.12.4.2. Permohonan akreditasi harus dibuat di bawah

wewenang manajemen puncak laboratorium

atau manajemen puncak organisasi induk

dimana laboratorium tersebut berada sesuai

dengan legalitas hukum yang digunakan dalam

permohonan akreditasi. Permohonan akreditasi

disampaikan melalui KAN Management

Information System (KANMIS) dengan alamat

http://akreditasi.bsn.go.id.

Page 30: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 22

3.2.12.4.3. Bila laboratorium atau organisasi induk memiliki

lebih dari satu lokasi permanen dan

menginginkan untuk mendapatkan akreditasi

sebagai satu entitas terakreditasi, laboratorium

harus memberikan informasi rinci mengenai

hubungan antara kantor pusat yang akan

diakreditasi dengan lokasi atau kantor cabang

yang tercakup dalam sistem manajemen serta

menunjuk perwakilan dari tiap lokasi atau kantor

cabang. Lampiran sertifikat akreditasi akan

mencantumkan dengan jelas keseluruhan ruang

lingkup akreditasi dari entitas yang diakreditasi

maupun kegiatannya pada tiap lokasi/cabang.

3.2.12.5. Pra Asesmen

3.2.12.5.1. Bila laboratorium pemohon akreditasi

memerlukan pra asesmen, laboratorium dapat

mengajukan permohonan pra asesmen kepada

KAN.

3.2.12.5.2. Pra asesmen bersifat sukarela.

3.2.12.5.3. Pra asesmen dilakukan oleh personel yang

ditunjuk oleh KAN untuk melakukan:

1) Penjelasan syarat dan aturan akreditasi;

2) Konfirmasi kecukupan persyaratan

permohonan akreditasi;

3) Konfirmasi lingkup akreditasi;

4) Konfirmasi pelaksanaan sistem

manajemen;

5) Evaluasi awal kecukupan organisasi dan

SDM;

6). Evaluasi awal kecukupan akomodasi dan

lingkungan, peralatan, dan bahan habis

pakai.

Page 31: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 23

3.2.12.5.4. Waktu pelaksanaan pra asesmen maksimum 2

orang, selama 1 (satu) hari.

3.2.12.5.5. Struktur biaya pra asesmen sama seperti

struktur biaya yang berlaku pada survailen.

3.2.12.6. Audit Kelayakan dan Kajian Sumber Daya

3.2.12.6.1. Audit Kelayakan adalah pemeriksaan

kelengkapan dari permohonan akreditasi dan

pemenuhan dokumen persyaratan akreditasi.

Audit kelayakan dilakukan oleh Sekretariat KAN.

3.2.12.6.2. KAN hanya akan memproses permohonan

akreditasi apabila laboratorium telah melakukan

pembayaran dan menyampaikan bukti

pembayaran tersebut ke Sekretariat KAN dan

telah menyampaikan seluruh dokumen yang

dipersyaratkan sesuai butir 4.3.13.1.

3.2.12.6.3. KAN melakukan kaji ulang permohonan

akreditasi laboratorium dan melakukan kajian

sumber daya untuk memastikan bahwa KAN

dapat melayani jasa akreditasi yang diminta oleh

laboratorium.

3.2.12.7. Asesmen Awal

3.2.12.7.1. Asesmen awal adalah evaluasi untuk menilai

kompetensi laboratorium berdasarakan SNI

ISO/IEC 17025:2008 dalam menentukan

pemenuhan laboratorium atas kriteria akreditasi

yang relevan dengan lingkup akreditasi yang

diminta oleh laboratorium.

3.2.12.7.2. Persiapan Asesmen

1. Asesmen dilakukan oleh Tim Asesmen yang

ditunjuk oleh KAN, terdiri dari seorang ketua

tim yang memenuhi kualifikasi sebagai asesor

kepala dan dibantu oleh satu atau lebih

Page 32: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 24

asesor teknis dan/atau tenaga ahli sebagai

anggota tim.

2. Jumlah asesor disesuaikan dengan keahlian

yang diperlukan untuk menilai kompetensi

teknis laboratorium dalam melakukan

pengujian yang diajukan akreditasinya.

3.2.12.7.3. Kontrak KAN dengan laboratorium

KAN akan menyampaikan penawaran terkait

susunan tim asesmen, durasi asesmen, dan

biaya Asesmen. Laboratorium diberi

kesempatan untuk menyatakan keberatan

terhadap susunan tim tersebut dengan alasan

yang masuk akal dan dapat diterima. Apabila

laboratorium menyetujui penawaran tersebut,

maka persetujuan tersebut merupakan kontrak

antara KAN dengan laboratorium. Waktu proses

akreditasi mulai dihitung sejak laboratorium

menyetujui kontrak ini.

3.2.12.7.4. Audit Kecukupan

1. Bila laboratorium telah menyetujui kontrak,

Tim Asesmen atau personel yang ditunjuk

oleh Direktur Akreditasi melakukan audit

kecukupan terhadap dokumentasi sistem

manajemen laboratorium yang telah

diserahkan ke KAN.

2. Hasil audit kecukupan diinformasikan kepada

laboratorium. Jika terdapat laporan yang

menyatakan belum cukup, laboratorium harus

menindaklanjuti hasil audit kecukupan dengan

semestinya. Tindakan perbaikan dan

verifikasi tindakan perbaikan audit kecukupan

diselesaikan dalam waktu 2 (dua) bulan sejak

disetujuinya kontrak oleh laboratorium.

Apabila dalam waktu tersebut tidak dapat

Page 33: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 25

diselesaikan, maka laboratorium harus

mengajukan permohonan ulang dan biaya

permohonan yang telah dibayarkan dianggap

hangus.

3. Setelah proses audit kecukupan dinyatakan

selesai, KAN akan menginformasikan kepada

laboratorium tentang waktu pelaksanaan

asesmen lapangan.

3.2.12.7.5. Pembayaran Biaya Asesmen

Laboratorium diharuskan membayar biaya

asesmen sebelum pelaksanaan asesmen

melalui Sistem Informasi PNBP Online

(SIMPONI) melalui:

www.simponi.kemenkeu.go.id dan

menyampaikan bukti pembayaran ke Sekretariat

KAN. Untuk laboratorium pemerintah yang akan

melakukan pembayaran dengan metode

pembayaran langsung (LS), diharuskan untuk

membuat Surat Pernyataan Pembayaran LS

yang ditujukan kepada KAN cq. Bendahara

Penerima sebelum pelaksanaan asesmen (LS

dapat diproses setelah pelaksanaan asesmen

sesuai aturan dari Kementerian Keuangan yang

berlaku).

3.2.12.7.6. Asesmen Lapangan

1. Asesmen lapangan akan dilaksanakan hanya

jika proses audit kecukupan telah dinyatakan

selesai dan laboratorium telah melakukan

pembayaran biaya asesmen sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan.

2. Pada saat asesmen lapangan, laboratorium

harus menyiapkan staf (personel) kunci untuk

diwawancara yaitu:

Page 34: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 26

a. Pimpinan Laboratorium;

b. Manajemen Teknis dan/atau personel

teknis kunci;

c. Manajer Mutu dan

d. Calon penandatangan sertifikat/laporan

hasil uji

Khusus untuk calon penandatangan

sertifikat/laporan hasil uji akan dilakukan

wawancara selama pelaksanaan asesmen

lapangan untuk memverifikasi apakah yang

bersangkutan telah memenuhi persyaratan

KAN sebagai penandatangan

sertifikat/laporan hasil uji.

3. Laboratorium harus dapat menyediakan

seluruh rekaman yang berkaitan dengan

pengujian, sesuai ruang lingkup yang

diajukan untuk diakreditasi.

4. Tim asesmen akan meminta laboratorium

untuk mendemonstrasikan kompetensi yang

berhubungan dengan aspek kritis dalam

pengujian sesuai ruang lingkup yang diajukan

untuk diakreditasi.

5. Jika laboratorium memiliki labih dari satu

lokasi (multilokasi), maka asesmen lapangan

akan dilaksanakan pada seluruh lokasi yang

dicakup oleh sistem manajemen laboratorium.

6. Ketidaksesuaian yang ditemukan selama

pelaksanaan asesmen lapangan akan

dilaporkan dalam formulir laporan

ketidaksesuaian (LKS) dan harus dimintakan

pendapat ke pihak laboratorium untuk

memastikan bahwa ketidaksesuaian tersebut

telah dipahami dan disetujui oleh

laboratorium.

Page 35: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 27

7. Laboratorium akan mendapat LKS yang

ditemukan saat asesmen lapangan.

Manajemen Puncak/wakil laboratorium harus

menandatangani LKS sebagai persetujuan

atas isi laporan yang disepakati oleh pihak

laboratorium dan pihak tim asesmen.

8. Bila pihak laboratorium tidak menyetujui LKS,

laboratorium sebaiknya tidak menandatangani

laporan tersebut. LKS yang tidak disetujui

akan diserahkan oleh tim asesmen kepada

Direktur KAN untuk ditindaklanjuti.

Keputusan Direktur KAN atas status LKS

tersebut bersifat final.

3.2.12.7.7. Tindakan Perbaikan Asesmen Lapangan

1. Laboratorium wajib menindaklanjuti

ketidaksesuaian yang ditemukan pada saat

pelaksanaan asesmen dan menyerahkan

bukti tindakan perbaikan kepada tim asesmen

dan Sekretariat KAN dalam bentuk soft copy.

2. Batas waktu tindakan perbaikan hasil

asesmen ditetapkan oleh asesor kepala

dengan persetujuan laboratorium

berdasarkan analisis terhadap sifat

ketidaksesuaian. Tindakan perbaikan dan

verifikasi tindakan perbaikan diselesaikan

dalam waktu 3 bulan dan 10 hari sejak

pelaksanaan asesmen lapangan. Apabila

proses tindakan perbaikan dan verifikasi

tindakan perbaikan tidak dapat diselesaikan

dalam waktu yang telah ditentukan, maka

laboratorium diperkenankan untuk

mengajukan perpanjangan waktu secara

Page 36: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 28

tertulis selama 1 bulan dengan alasan yang

dapat diterima;

3. Apabila setelah 3 bulan 10 hari atau apabila

setelah perpanjangan waktu tersebut, proses

tindakan perbaikan dan verifikasi tindakan

perbaikan masih belum dapat diselesaikan,

maka akan dilanjutkan ke tahapan proses

berikutnya;

4. Tim asesmen bertanggung jawab untuk

melakukan verifikasi terhadap seluruh bukti

tindakan perbaikan yang diberikan oleh

laboratorium dalam waktu 10 (sepuluh) hari

sesuai kerangka waktu yang telah ditetapkan.

5. Verifikasi lapangan mungkin perlu dilakukan

untuk memverifikasi implementasi tindakan

perbaikan yang telah dilakukan oleh

laboratorium yang tidak mungkin diverifikasi

dari pemeriksaan dokumen.

3.2.12.7.8. Pengambilan Keputusan dan Pemberian

Akreditasi

1. Laporan asesmen yang diberikan oleh tim

asesmen diperiksa kecukupannya oleh

Sekretariat KAN sebelum dilakukan

pengkajian oleh Panitia Teknis yang tidak

terlibat dalam proses asesmen. Hasil

pertimbangan teknis dari Panitia Teknis

digunakan sebagai salah satu pertimbangan

dalam penentuan rekomendasi akreditasi oleh

Sekretaris Jenderal KAN dalam proses

pengambilan keputusan oleh Konsil KAN.

2. Konsil KAN dapat memutuskan verifikasi

lapangan jika terdapat keraguan dalam

pemenuhan persyaratan akreditasi. Hasil

Page 37: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 29

verifikasi lapangan tersebut dilaporkan pada

rapat Konsil setelah pelaksanaan verifikasi

lapangan.

3. Konsil KAN menetapkan keputusan akreditasi

kepada laboratorium pemohon berdasarkan

laporan Tim Asesmen yang telah diresume

oleh Direktur Akreditasi, laporan Panitia

Teknis, rekomendasi dari Sekretaris Jenderal

KAN dan pembahasan yang dilakukan

selama rapat Konsil KAN. Pengambilan

keputusan akreditasi didasarkan atas

pengambilan suara Konsil KAN.

4. Apabila laboratorium diberikan akreditasi,

maka KAN akan memberikan Sertifikat

Akreditasi disertai dengan Lampiran Sertifikat

Akreditasi. Lampiran sertifikat akreditasi

tersebut berisi rincian ruang lingkup

laboratorium yang diakreditasi.

5. Sertifikat akreditasi KAN berlaku 4 (empat)

tahun sejak tanggal akreditasi ditetapkan dan

dapat diperpanjang sesuai dengan Syarat dan

Aturan Akreditasi KAN.

6. Jika KAN tidak memberikan akreditasi kepada

laboratorium, KAN akan menginformasikan

alasan keputusan tersebut kepada

laboratorium. Laboratorium diberi kesempatan

untuk mengajukan banding terhadap

keputusan tidak diberikannya akreditasi.

Banding harus diajukan secara tertulis dan

ditujukan kepada Ketua KAN disertai bukti

dan alasan yang benar dan dapat diterima.

Permohonan banding harus diajukan

selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sesudah

tanggal keputusan KAN.

Page 38: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 30

7. KAN, bila perlu, akan membentuk Panitia

Banding yang beranggotakan personel yang

kompeten dan tidak terlibat dalam proses

akreditasi laboratorium yang mengajukan

banding sesuai dengan prosedur

penyelesaian banding KAN.

8. Laboratorium yang mendapat keputusan tidak

diberikan akreditasi dapat mengajukan

permohonan akreditasi kembali sesuai

dengan prosedur permohonan akreditasi.

3.2.13. Pemeliharaan Status Akreditasi Laboratorium

Kegiatan Pemeliharaan Status Akreditasi Laboratorium bertujuan untuk

memastikan bahwa penerapan sistem manajemen mutu SNI ISO/IEC

17025:2008 di setiap laboratorium UPT Karantina Pertanian yang

sudah terakreditasi dapat diterapkan secara konsisten. Dasar

pertimbangan perlunya dilakukan pemeliharaan status akreditasi

laboratorium sesuai dengan kebijakan KAN yang menyatakan bahwa

selama masa akreditasi (4 tahun) laboratorium akan dilakukan

surveilan (kunjungan pengawasan oleh Tim Asesor KAN) sebanyak 2

(dua) kali kunjungan. Selain itu, laboratorium harus melakukan

peningkatan efektifitas sistem manajamen secara berkelanjutan

diantaranya melalui kegiatan penambahan ruang lingkup akreditasi.

Laboratorium UPT karantina pertanian yang sudah diakreditasi harus

menganggarkan anggaran untuk kegiatan pemeliharaan status

akreditasi laboratorium dan perluasan/penambahan ruang lingkup

akreditasi laboratorium.

3.2.14. Pengajuan Re-Akreditasi Laboratorium

3.2.14.1. Laboratorium yang berminat memperpanjang status akreditasi

disarankan untuk mengajukan permohonan dan dokumen

pendukung lainnya paling lambat 9 (sembilan) bulan

sebelum status akreditasi berakhir. Kunjungan re-asesmen

oleh Tim Asesor KAN sebaiknya sudah dapat dilakukan

paling lambat 6 (enam) bulan sebelum masa berlaku sertifikat

Page 39: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 31

akreditasi berakhir. Hal ini untuk menghindari pembekuan

status akreditasi jika proses re-akreditasi/re-asesmen belum

dapat diselesaikan sampai dengan masa berlakunya sertifikat

akreditasi berakhir.

3.2.14.2. Jika laboratorium belum menyerahkan permohonan

perpanjangan masa akreditasi dan semua dokumen

pendukungnya hingga masa berakhirnya status akreditasi,

maka status akreditasi laboratorium tersebut otomatis dicabut.

Laboratorium dapat mengajukan kembali permohonan

akreditasi setelah 6 (enam) bulan sejak pencabutan status

akreditasinya.

3.2.14.3. Permohonan akreditasi dan semua dokumen yang diserahkan

oleh laboratorium dalam rangka memperbaharui status

akreditasi akan diperiksa oleh Sekretariat KAN dan akan

dilakukan audit kecukupan oleh tim asesmen jika terdapat

perubahan penting pada laboratorium.

3.2.14.4. Kunjungan re-asesmen dan prosedur tindakan perbaikannya

dilakukan sesuai dengan prosedur yang sama seperti pada

saat asesmen awal.

3.2.14.5. Pengambilan keputusan akreditasi dalam rangka re-akreditasi

dilakukan sesuai dengan prosedur yang sama pada saat

pengambilan keputusan akreditasi awal.

3.2.14.6. Jika laboratorium belum mendapatkan keputusan re-

akreditasi sampai dengan masa berlakunya sertifikat

akreditasi habis, maka status akreditasi otomatis dibekukan.

Apabila setelah 1 (satu) tahun sejak pembekuan laboratorium

belum dapat mengaktifkan kembali status akreditasi, maka

status akreditasi akan dicabut.

Page 40: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 32

BAB IV

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI LABORATORIUM

Salah satu aspek dalam pilar sarana dan prasarana laboratorium adalah

peningkatan peran dan fungsi pengembangan sistem informasi laboratorium

perkarantinaan lingkup Barantan. Hal ini dapat dicapai melalui pengembangan

sistem informasi laboratorium yang terintegrasi dan menyeluruh dalam mencegah

masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK. Sistem informasi yang dimaksud

mencakup jejaring informasi laboratorium antara laboratorium UPTKP, BBUSKP dan

Barantan. Informasi laboratorium yang cepat, tepat dan terpercaya menjadi hal

penting dalam pengambilan keputusan tindakan karantina. Komponen penting yang

perlu disiapkan dalam pengembangan sistem informasi laboratorium ini meliputi :

4.1. Fasilitas data

Kecepatan dan keakuratan kebijakan yang diambil sangat tergantung kepada

informasi akurat yang tersedia. Berbagai informasi terkait perkarantinaan di

Indonesia sangat diperlukan dalam perencanaan dan penyusunan program

kerja dan kebijakan perkarantinaan. Fasilitas data yang dibutuhkan antara lain

sistem pelaporan bulanan hasil pengujian laboratorium, intersepsi temuan

HPH/HPHK dan OPT/OPTK, data koleksi terbaru HPH/HPHK dan OPT/OPTK

yang dimiliki UPTKP, data personel laboratorium serta alat dan persediaan

bahan di laboratorium UPT lingkup Barantan.

4.2. Fasilitas Perangkat Lunak (Software) dan Perangkat Keras (Hardware)

Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat berimplikasi kepada

kemampuan Barantan dalam menyediakan berbagai informasi terkait

perkarantinaan baik untuk keperluan internal dan eksternal. Penyediaan

fasilitas perangkat lunak dan perangkat keras sesuai perkembangan teknologi

sangat diperlukan dalam upaya pengembangan sistem informasi. Barantan

menyediakan perangkat lunak yang terintegrasi bagi seluruh UPTKP. Adapun

perangkat keras disediakan oleh UPTKP sesuai dengan spesifikasi yang

ditetapkan oleh Barantan.

Page 41: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 33

4.3. Pengelolaan Sistem Informasi

Pengelolaan dan pengembangan sistem informasi menjadi tanggung jawab

Barantan. Input data kegiatan hasil pengujian laboratorium dilakukan sesuai

dengan sistem dan pedoman yang berlaku di Barantan.

Barantan menetapkan personel yang dapat mengakses data sesuai dengan

kewenangannya.

Page 42: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 34

BAB V

PENGEMBANGAN PENERAPAN STANDAR LABORATORIUM

Dalam rangka peningkatan tugas dan fungsi laboratorium di lingkungan Barantan,

kegiatan laboratorium yang merupakan salah satu ujung tombak dalam serangkaian

tugas Barantan guna keberhasilan dalam menjaga dari masuk dan tersebarnya

HPHK dan OPTK, maka standarisasi laboratorium secara komprehensif menjadi hal

yang sangat penting. Komponen yang tercakup di dalam standarisasi laboratorium

meliputi :

5.1. Lokasi dan Bangunan

Bangunan laboratorium lingkup BARANTAN harus sesuai standar gedung

yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian.

Laboratorium lingkup BARANTAN merupakan laboratorium diagnostik yang

melakukan investigasi pengujian terhadap deteksi HPHK dan OPTK serta

residu bahan kimia berbahaya terhadap pangan segar asal hewan dan

tumbuhan.

Pembangunan laboratorium yang sesuai dengan standar bangunan dan

terpenuhinya fungsi ruang laboratorium yang sesuai guna menunjang

kelancaran pengujian sesuai standar minimal sarana dan prasarana.

Laboratorium juga harus memiliki fasilitas yang permanen dan memenuhi tata

letak serta ketentuan dalam rencana umum tata ruang.Komponen yang harus

diperhatikan untuk lokasi dan bangunan adalah:

A. Lokasi :

1. Tidak berada didaerah banjir;

2. Tidak berada dilingkungan pemukiman penduduk;

3. Tidak berada dilingkungan peternakan;

4. Tidak berada dilingkungan perniagaan/bisnis/pertokoan;

5. Jauh dari sumber getaran yang bersifat permanen seperti rel kereta api

atau jalan yang dilewati kendaraan berat;

6. Ketersediaan air bersih dan listrik harus memadai.

Page 43: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 35

B. Bangunan :

1. Bangunan laboratorium harus merupakan bangunan permanen;

2. Tidak difungsikan untuk kegiatan lainnya selain aktifitas pengujian dan

diagnostik.

3. Ketersediaan fasilitas penunjang lainnya seperti incenerator;

4. Arah panjang bangunan dari timur ke barat.

5. Mempunyai fasilitas penanganan dan pengolahan limbah (cairan dan

padatan).

6. Memiliki jarak yang cukup dari bangunan lain sehingga keamanan dan

ventilasi terjamin.

7. Mudah dikontrol/memiliki sistem keamanan gedung.

Selain lokasi dan bangunan laboratorium yang harus distandarisasi, hal

lain yang penting dan harus diperhatikan adalah :

1. Sistem temperatur dan kelembaban ruangan sesuai aktivitas

laboratorium;

2. Kebersihan ruangan;

3. Drainase ruangan;

4. Voltase listrik dengan tegangan yang stabil;

5. Dilengkapi dengan alat komunikasi seperti telepon;

6. Bahan bangunan disesuaikan dengan jenis aktifitas laboratorium;

7. Dinding dilapisi oleh bahan tahan terhadap bahan kimia yang bersifat

korosif;anti lembab (porselen) sedangkan sisanya dicat dengan

warna terang dan tahan air (cat kolam);

8. Intensitas cahaya, sirkulasi udara, luas dan tinggi bangunan, lantai,

dan lain-lain disesuaikan dengan jenis aktifitas laboratorium.;

9. Lantai dan dinding serta furniture terbuat dari bahan yang mudah

dibersihkan dan tahan bahan kimia;

10. Ruangan yang mengggunakan alat optik/elektronik/alat lain yang peka

terhadap suhu dan kelembaban harus dilengkapi dengan air

conditioner (AC) yang diaktifkan 24 jam.

Page 44: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 36

C. Ruangan

Setiap laboratorium di lingkup BARANTAN harus memiliki fasilitas

standar laboratorium yang lengkap sesuai dengan klasifikasinya masing-

masing.Jenis-jenis ruangan di dalam laboratorium yang harus ada sesuai

standar adalah :

1. Ruang penerimaan sampel;

2. Ruang administrasi;

3. Ruang Laboratorium sesuai jenisnya (mikrobiologi, kimia, biologi, dll)

4. Ruang analis/penyelia/staf;

5. Ruang seminar/rapat;

6. Ruang pantry;

7. Toilet;

8. Ruang penyimpanan sampel;

9. Ruang ganti (Anteroom);

10. Ruang peralatan (gelas, metal, dll);

11. Ruang bahan;

12. Ruang desinfeksi personel;

13. Ruang sterilisasi dan dekontaminasi;

14. Ruang koleksi;

15. Ruang perpustakaan;

16. Green house/screehouse (Karantina Tumbuhan);

17. Kandang hewan percobaan (Karantina Hewan);

18. Ruang pelayanan publik.

5.2. Peralatan laboratorium

Laboratorium pengujian dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya

dilengkapi dengan peralatan yang memadai sesuai dengan ruang lingkup

pengujian dan klasifikasi laboratoriumnya. Peralatan yang harus dimiliki terdiri

dari peralatan inti dan peralatan pendukung.

Page 45: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 37

Yang dimaksud peralatan inti laboratorium terdiri dari peralatan laboratorium

yang berfungsi untuk melakukan proses pengujian yang meliputi pengukuran/

penimbangan, pengendapan/ konsentrasi, alat pengujian/ detektor,

visualisasi, sterilisasi dan pemusnah limbah.

Berdasarkan fungsi dari peralatan tersebut di atas, yang harus tersedia di

laboratorium minimal adalah cabinet Biohazard kelas II (BSC class II), alat

timbang berat, alat ukur volume, pH meter, mikro/makro pipet, peralatan dari

gelas, dissecting set (gunting, pinset, skalpel, dll), sentrifuge, vortek, ELISA

reader, mikroskop, incubator, pembuat air destilasi, alat filtrasi, penyimpan

limbah benda tajam, padatan dan cair, autoclave dan incinerator.

Peralatan/bahan pendukung untuk proteksi petugas berupa sarung tangan,

masker, pelindung mata (gogle), penutup kepala, jas laboratorium dan sepatu

laboratorium. Untuk keselamatan bekerja juga dilengkapi dengan penyiram air

darurat (emergency shower), bahan untuk pertolongan pertama pada

kecelakaan (P3K) dan alat pemadam api.

Semua peralatan ukur (volume, pH dan berat) harus dilakukan kalibrasi

secara rutin untuk menjaga akurasi pengukuran. Pemeliharaan peralatan

wajib dilakukan secara teratur sesuai jenis alatnya. Peralatan lain yang

diperlukan selain peralatan diatas maupun penambahan/penggantian

peralatan yang sudah ada diusulkan sesuai mekanisme yang berlaku di

Badan Karantina Pertanian.

5.3. Bahan yang sudah terstandar

Bahan uji yang diperlukan untuk kegiatan laboratorium sesuai ruang

lingkupnya haruslah bahan-bahan yang sudah terstandar kualitasnya melalui

hasil pengembangan, validasi dan verifikasi metode oleh Balai Besar Uji

Standar Karantina Pertanian atau referensi laboratorium lainnya sehingga

pengujian dan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

5.4. Metode Pengujian Laboratorium

Metode-metode pengujian laboratorium yang digunakan sesuai ruang

lingkupnya haruslah metode yang sudah ditetapkan oleh Barantan (jenis

metode dan kegunaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan standar yang

sudah ditetapkan oleh OIE).

Page 46: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 38

5.5. Sumber Daya Manusia

Selain sarana dan prasarana laboratorium, sumberdaya manusia dalam hal

ini adalah petugas laboratorium memegang peran sangat penting dalam

pelaksanaan pengujian dan diagnosa serta aktifitas laboratorium lainnya

sebagai ujung tombak tugas dan fungsi Barantan. Beberapa hal yang harus

diperhatikan terkait sumberdaya manusia ini adalah :

1. Kompetensi petugas laboratorium haruslah sesuai dengan bidang dan

ruang lingkup pengujian;

2. Jumlah petugas laboratorium harus sesuai dengan kebutuhannya;

3. Frekuensi dan jenis training/magang harus dilakukan secara rutin sesuai

ruang lingkup petugas laboratorium sebagai upaya menjaga dan

meningkatkan kompetensi yang bersangkutan;

4. Pengembangan dan peningkatan kemampuan petugas laboratorium

secara formal dilakukan dengan pendidikan formal lanjutan (Pasca

Sarjana) melalui program beasiswa S2 dan S3 baik didalam maupun di

luar negeri.

Page 47: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 39

BAB VI

MONITORING DAN EVALUASI

6.1. Monitoring dan evaluasi (Monev) terhadap laboratorium UPT lingkup Barantan

dilakukan setiap tahun terhadap kegiatan operasional tahun berjalan oleh Tim

Pusat Barantan.

6.2. Tim Pusat Barantan ditetapkan berdasarkan keputusan Kepala Badan

Karantina Pertanian yang beranggotakan dari unsur Pusat Teknis, Balai Besar

Uji Standar Karantina Pertanian (BBUSKP), dan Sekretariat Barantan.

6.3. Tim melakukan monitoring dan evaluasi terhadap:

6.3.1. Sarana dan prasarana

Dalam melakukan Monev di UPTKP Tim melihat kesesuaian,

kecukupan dan fungsi ketersediaan sarana dan prasarana sesuai

klasifikasi laboratorium, serta kesesuaian kondisi akomodasi dan

lingkungan.

6.3.2. Sumber daya manusia (SDM)

Dalam melakukan Monev di UPTKP Tim melihat ketersediaan sumber

daya manusia (SDM) baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

6.3.3. Operasional pengujian laboratorium

Dalam melakukan Monev di UPTKP Tim melihat kegiatan operasional

laboratorium mulai dari teknik pengambilan sampel, pelaksanaan

pengujian, hasil uji laboratorium dan evaluasi penerapan SMM

laboratorium (pengendalian dokumen, pengendalian rekaman, kalibrasi

peralatan, validasi/verikasi metode uji, uji banding antar laboratorium/

uji profisiensi, audit internal dan kaji ulang manajemen) serta

penerapan SIMLAB. Selain itu dalam melakukan Monev di UPTKP Tim

juga melihat pengujian yang disubkontrakkan atau dirujuk ke

laboratorium lain diluar UPTKP.

6.3.4. Ruang lingkup pengujian

Dalam melakukan Monev di UPTKP Tim melihat kesesuain antara

ruang lingkup pengujian dengan lalu lintas media pembawa

HPHK/OPTK. Selain itu Tim melihat rencana pengembangan

perluasan/penambahan ruang lingkup pengujian.

Page 48: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 40

6.4. Hasil Monev yang telah dilakukan oleh Tim Teknis Barantan dilaporkan kepada

Kepala Badan Karantina Pertanian.

Page 49: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Kebijakan Pengembangan & Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan & Karantina Tumbuhan Lingkup Badan Karantina Pertanian 41

BAB VII

KEBIJAKAN PENGANGGARAN

7.1. Prioritas penganggaran setiap laboratorium dalam rangka fasilitasi

pengembangan dan penyelenggaraan laboratorium di setiap UPTKP lingkup

Barantan disesuaikan dengan klasifikasi laboratorium yang telah ditetapkan

oleh Barantan.

7.2. Prioritas penentuan anggaran setiap laboratorium ditentukan berdasarkan hasil

monitoring dan evaluasi (Monev) terhadap kegiatan operasional tahun berjalan

dari setiap laboratorium di UPT lingkup Barantan oleh Tim Barantan. Kebijakan

penganggaran disesuaikan skala prioritas setiap laboratorium di UPT antara

lain dengan memperhatikan sarana dan prasarana, ruang lingkup pengujian,

kegiatan teknis operasional, dan kegiatan laboratorium (standar metode uji),

rencana pengembangan laboratorium per tahun, standar gedung, dan SDM.

7.3. Dalam rangka kewaspadaan dini terhadap masuknya HPHK eksotik dan OPTK

kategori A1, UPT Barantan harus melakukan peningkatan pengamatan di

daerah rawan dan pintu-pintu pemasukan media pembawa HPHK dan OPTK.

Pengujian penyakit eksotik dan/atau OPTK kategori A1 diprioritaskan di

BBUSKP dan UPT yang memiliki risiko tinggi terintroduksi HPHK/OPTK.

BBUSKP didorong untuk mampu melakukan uji terhadap penyakit eksotik yang

prioritas.

7.4. Penyakit-penyakit hewan dan tumbuhan yang harus diwaspadai dan di survey

terus menerus agar tidak masuk dan menyebar di Wilayah Negara Republik

Indonesia terutama HPHK Eksotik dan OPTK kategori A1 dilakukan

pengamatan sesuai arahan dari Pusat Teknis Badan Karantina Pertanian.

Page 50: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

KARANTINA HEWAN

Page 51: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

DAFTAR ISI

BAB I STANDAR PENGEMBANGAN LABORATORIUM

KARANTINA HEWAN DAN KEAMANAN HAYATI HEWANI

1

1.1 Bangunan Gedung Laboratorium 1

1.2 Fasilitas Laboratorium (Persyaratan Sarana, Prasarana) Dan Sumberdaya Manusia Laboratorium

3

1.3 Tata Letak (Layout) Laboratorium 21

1.4 Fasilitas Laboratorium 34

BAB II KONDISI AKTUAL LABORATORIUM KARANTINA HEWAN

57

BAB III LEVEL DAN KRITERIA LABORATORIUM KARANTINA HEWAN

59

3.1 Klasifikasi Laboratorium 59

3.2 Faktor Penilaian dalam Penetapan Klasifikasi

Laboratorium

61

BAB IV PENETAPAN KLASIFIKASI LABORATORIUM KARANTINA HEWAN

67

4.1 Tolok Ukur Penetapan Klasifikasi Laboratorium 67

4.2 Penetapan Klasifikasi Laboratorium Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani pada Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian Lingkup Badan Karantina Pertanian

71

4.3 Bahan Dan Alat Pengujian Laboratorium Karantina

Hewan

72

4.4 Standar Pengujian Diagnostik (Metode Uji) 78

Page 52: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 1

KONSEP, tanggal 30 Desember 2016

Lampiran II Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian

Nomor : 177/Kpts/OT.160/K/01/2017

Tanggal :

Tentang : Rancang Induk Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan Dan Keamanan Hayati Lingkup Badan Karantina Pertanian.

PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PENYELENGGARAN

LABORATORIUM KARANTINA HEWAN

DAN KEAMANAN HAYATI HEWANI

BAB I

STANDAR PENGEMBANGAN LABORATORIUM KARANTINA HEWAN DAN KEAMANAN HAYATI HEWANI

1.1. BANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM

Laboratorium lingkup Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani

merupakan laboratorium diagnostik dalam rangka deteksi HPHK dan

penjaminan keamanan pangan. Pembangunan laboratorium harus sesuai

dengan standar bangunan dan terpenuhi fungsi ruang laboratorium

(pengujian) sesuai dengan standar minimal sarana dan prasarana untuk

menunjang kelancaran pengujian.

Kondisi yang harus diperhatikan untuk pembangunan laboratorium antara

lain:

1.1.1. Lokasinya memenuhi tata letak serta ketentuan dalam rencana umum

tata ruang (RTRW) yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat.

1.1.2. Bangunan laboratorium harus merupakan bangunan permanen.

1.1.3. Tidak difungsikan untuk kegiatan lainnya selain aktifitas pengujian

laboratorium.

1.1.4. Lingkungannya aman, tenang, dan mudah dikontrol keamanannya.

30 Januari 2017

Page 53: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 2

1.1.5. Memenuhi aspek biosecurity, seperti:

1.1.5.1. sebisa mungkin jauh dari pemukiman penduduk;

1.1.5.2. memiliki sumber listrik (PLN/Generator set), dan air bersih

(PDAM/sumur), serta dilengkapi fasilitas penampungan air

bersih;

1.1.5.3. mempunyai saluran pembuangan limbah sendiri untuk

mencegah terjadinya pencemaran air, tanah dan udara;

1.1.5.4. dilengkapi fasilitas pengolahan limbah cair dan limbah padat;

1.1.5.5. lokasinya cukup jauh dengan sumber air bersih masyarakat

untuk mencegah terjadinya pencemaran sumber air;

1.1.5.6. memiliki ventilasi dan pencahayaan yang baik;

1.1.5.7. tidak menghadap sinar matahari langsung, usahakan

menghadap arah utara dan selatan;

1.1.5.8. tidak terletak diarah angin untuk mencegah menyebarnya

pencemaran udara.

1.1.6. Jauh dari sumber getaran seperti rel kereta api atau jalan yang dilewati

kendaraan berat.

1.1.7. Memiliki fasilitas penunjang lainnya seperti incinerator.

Ruang laboratorium sebagai lingkungan kerja, harus memiliki kondisi

akomodasi dan lingkungan yang standar (bersih, tidak lembab dan bersuhu

tinggi, dsb) karena dapat mengakibatkan kesalahan dan ketidakuratan hasil

pengujian dan analisis sampel. Oleh sebab itu ada beberapa hal terkait

dengan kondisi akomodasi dan lingkungan laboratorium yang perlu

diperhatikan, yaitu:

a. Kelembaban dan temperatur ruangan.

b. Kebersihan ruangan.

c. Drainase ruangan.

d. Tata letak (lay out) ruangan.

e. Mudah dalam pemenuhan kebutuhan laboratorium.

f. Lokasi dengan fluktuasi voltase listrik cukup tinggi harus diantisipasi

dengan baik (dilengkapi dengan alat stabilizer).

g. Dilengkapi dengan alat komunikasi seperti telepon.

Page 54: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 3

h. Bahan bangunan disesuaikan dengan jenis aktivitas laboratorium, bahan

bangunan tidak boleh berubah bentuk atau rusak karena bahan kimia atau

aktivitas.

i. Dinding dilapisi oleh bahan anti lembab (porselin) sedangkan sisanya di

cat dengan warna terang dan tahan air (cat kolam).

j. Intensitas cahaya, sirkulasi udara, luas dan tinggi bangunan, lantai dll

disesuaikan dengan jenis aktivitas laboratorium, misalnya laboratorium

mikrobiologi dengan kimia, fasilitas bangunan yang diperlukan berbeda.

k. Ruang yang digunakan untuk aktivitas laboratorium yang tidak boleh

terkena sinar matahari secara langsung (misalnya laboratorium

mikrobiologi, kimia dsb.), sebaiknya menghadap ke utara atau kaca yang

ada dilapisi dengan kaca film.

l. Lantai/dinding dll. terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan (keramik)

dan tahan bahan kimia.

m. Ruangan yang menggunakan alat optik/elektronik dilengkapi dengan air

condition (AC).

1.2. FASILITAS LABORATORIUM (PERSYARATAN SARANA, PRASARANA)

DAN SUMBERDAYA MANUSIA LABORATORIUM

Prasarana, sarana dan sumberdaya manusia di Laboratorium Karantina

hewan ditentukan berdasarkan klasifikasi tingkat laboratorium. Tataruang

mengacu kepada standar laboratorium biosafety yang berlaku.

1.2.1. Sarana dan Prasarana Laboratorium

1.2.1.1. Bangunan Laboratorium Karantina hewan harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut :

1.2.1.1.1. Kawasan bangunan laboratorium memiliki batas

pemisah dengan kawasan pemukiman/lingkungan

luar berupa tembok setinggi 2 meter.

1.2.1.1.2. Bangunan laboratorium terpisah dari

gedung/bangunan untuk aktifitas administrasi

perkantoran.

Page 55: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 4

1.2.1.1.3. Jika bangunan laboratorium berada dalam satu

gedung/bangunan dengan aktifitas administrasi

perkantoran maka tata ruangnya harus ada

pemisahan yang jelas dan pembatasan akses

masuk/keluar ke laboratorium dengan menerapkan

sistem keamanan laboratorium (biosafety

laboratorium) yang tinggi.

1.2.1.1.4. Struktur bangunan laboratorium harus kokoh dan

permanen (dibuat dari tembok, kontruksi beton)

dan tahan gempa.

1.2.1.1.5. Dinding, lantai dan langit-langit laboratorium harus

mudah dibersihkan (dengan sudut-sudut cekung),

dan tahan bahan kimia. Lantai dari bahan yang

tidak licin.

1.2.1.1.6. Tata ruang laboratorium disesuaikan dengan

standar tingkat keamanan laboratorium (BSL 2 dan

atau BSL 3).

1.2.1.1.7. Bangunan Laboratoriumterdiri dari area publik dan

area terbatas:

1.2.1.1.7.1. Area publik meliputi ruangan loby,

penerimaan sample, ruang adminis-

trasi, dan ruang perpustakaan, ruang

petugas (staf medik/paramedik

veteriner), ruang rapat, toilet, gudang

dan ruang dapur.

1.2.1.1.7.2. Area terbatas terdiri dari ruang

preparasi sampel, ruang bahan, ruang

sterilisasi alat, ruang

pengujian/diagnostik, ruang/tempat

penyimpanan alat gelas/plastik, ruang

pengukuran/penimbangan, ruang

penyimpanan spesimen pasca

uji/ruang koleksi, dan ruang hewan

coba.

Page 56: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 5

1.2.1.1.8. Ruang pengujian harus terpisah atau dapat

bergabung untuk setiap kelompok agen penyakit,

seperti untuk agen virus, bakteri, mikologi,

parasitologi, atau kimia, yang disesuaikan dengan

klasifikasi tingkat laboratorium.

1.2.1.1.9. Laboratorium harus dilengkapi dengan pintu keluar

darurat (emergency exit).

1.2.1.1.10. Ruang-ruang laboratorium didukung dengan

fasilitas komunikasi.

1.2.1.1.11. Gedung laboratorium harus dilengkapi dengan

pengolah llimbah cair dan padat, suplai air (tangki

air), suplai listrikdarurat (generator listrik), serta

sistem pemadam api (smoke detector, sprinkle

water, water hidrant dan tabung pemadam api).

1.2.1.1.12. Tataruang,pencahayaan dan spesifikasi ruang

laboratorium dirancang sesuai dengan tingkat

keamanan laboratorium yang diperlukan dengan

berpedoman pada: Laboratory Biosafety Manual

World Health Organization (WHO), Third edition

(2004); Biosafety in Microbiological and

Biomedical Laboratories (BMBL) Center Disease

Control (CDC), Forth edition (1989) atau Canadian

Laboratory Biosafety Guidlines, Third edition

(2004).

1.2.1.2. Peralatan Laboratorium

Laboratorium Pengujian dalam melaksanakan kegiatan

operasionalnya dilengkapi dengan peralatan yang memadai

sesuai dengan kebutuhan, terdiri dari peralatan inti dan

peralatan pendukung sebagai berikut:

1.2.1.2.1. Peralatan inti laboratorium terdiri peralatan

laboratorium yang berfungsi untuk melakukan

proses pengujian dengan aman, pengukuran/

penimbangan, pengendapan/konsentrasi, alat

Page 57: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 6

pengujian/detektor, visualisasi, sterilisasi dan

pemusnah limbah.

Bedasarkan fungsi dari peralatan tersebut di atas,

yang harus tersedia di laboratorium minimal

adalah kabinet Biohazard kelas II (BSC class II),

alat timbang berat, alat ukur volume, pH meter,

mikro/makro pipet, alat gelas, sentrifuge, ELISA

reader, mikroskop, inkubator, pembuat air desti-

lasi, alat filtrasi, penyimpan limbah benda tajam

dan atau cair, autoclave, dan insinerator.

1.2.1.2.2. Peralatan/bahan pendukung untuk proteksi

petugas berupa sarung tangan, masker, pelindung

mata (kaca mata), penutup kepala, jas labora-

torium, dan sepatu laboratorium. Untuk

keselamatan bekerja juga dilengkapi dengan

penyiram air darurat (emergency shower), bahan

untuk pertolongan pertama pada kecelakaan

(P3K) dan alat pemadam api.

1.2.1.3. Jenis Pengujian

Jenis pengujian yang akan digunakan di laboratorium uji

ditetapkan setelah dilakukan analisis kebutuhan. Secara

umum ketentuan jenis pengujian yang akan digunakan

sebagai berikut:

1.2.1.3.1. Jenis pengujian untuk setiap agen penyakit dapat

berupa pengujian secara isolasi menggunakan

kultur/media buatan atau kit, identifikasi secara

kimia, biologis, pendeteksian agen secara visual

atau bantuan mikroskop, secara serologi,

molekuler atau dengan penggunaan kit komersial

untuk diagnostik.

Page 58: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 7

1.2.1.3.2. Jenis pengujian yang digunakan oleh suatu

laboratorium ditentukan setelah dilakukan analisa

kebutuhan yang terkait dengan kemungkinan agen

penyakit yang dilalulintaskan, volume pengujian,

serta keragaman jenis media pembawa.

1.2.1.3.3. Jenis pengujian yang harus tersedia di

laboratorium, juga terkait erat dengan klasifikasi

laboratorium yang telah ditetapkan.

1.2.1.3.3.1. Laboratorium Tingkat I: Jenis pengujian

yang memiliki tingkat risiko rendah,

dikhususkan untuk pengujian yang

sederhana, cepat meliputi:

organoleptik, serologis sederhana dan

Identifikasi agen parasit.

1.2.1.3.3.2. Laboratorium Tingkat II: Jenis

pengujian yang memiliki tingkat risiko

sedang, dikhususkan untuk pengujian

sederhana dan lebih komplek meliputi:

organoleptik, serologis sederhana,

Isolasi dan identifikasi bakteri;

1.2.1.3.3.3. Laboratorium Tingkat III: Jenis

pengujian yang memiliki tingkat risiko

rendah sampai tinggi, teknik pengujian

dari yang sederhana sampai yang

sulit/komplek, serta dapat menguji

penyakit-penyakit eksotik, meliputi:

Serologis sederhana sampai komplek,

isolasi dan identifikasi bakteri dan

virus, teknik biologi molekuler, dan uji

biologis pada hewan coba.

Page 59: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 8

1.2.1.3.3.4. Laboratorium Uji Standar: memiliki

semua jenis pengujian yang ada dan

diaplikasikan di Laboratorium Tingkat 1

sampai 3. Penguasaan semua uji ini

digunakan disamping untuk pengujian,

juga untuk melakukan evaluasi,

validasi dan uji profisiensi uji di

Laboratorium Tingkat I, II, dan III.

Disamping itu laboratorium ini memiliki

kemampuan melaksanakan uji untuk

penyakit-penyakit eksotik. Jenis

pengujian, meliputi: serologis

sederhana sampai kompleks, isolasi

dan identifikasi mikroba (bakteri, virus,

parasit, jamur), uji biologi molekuler,

serta uji biologis pada hewan coba.

1.2.1.4. Bahan dan Alat Pengujian Laboratorium Karantina hewan

dan keamanan hayati hewani

1.2.1.4.1. Laboratorium Tingkat 1

Mikroskop, sentrifuge, microplate shaker,

Autoclave basah, autoclave kering, water bath,

biohazard cabinet(BSC), inkubator, freezer (-20°C),

set AGP dan incinerator.

1.2.1.4.1.1. Pemeriksaan Parasit.

- Mikroskop binocular, bunsen, tabung

reaksi, object dan cover glass;

- Larutan KOH;

- Mikroskopis binokula parasit, petri

dish;

Page 60: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 9

- Larutan NaCL fisiologis;

- Mikroskopis binocular, object and

cover glass, beaker glass,

pengaduk, tabung reaksi, sentrifus,

Erlenmeyer terbalik;

- Natrium Karbonat (NaH2CO3),

NaCL jenuh.

1.2.1.4.1.2. Pemeriksaan Bakteri dan Jamur.

a. Peralatan:

b. Bahan:

- Petri dish, beaker glass, tabung

reaksi, tusuk/tutup tabung, water

bath, gunting, pinset, balance,

plastik, mortar (atau stomacher);

- Larutan peptone water ethyl

alchohol, HCL, MgO, Malachite

Green, PbS;

- Kertas saring, kertas lakmus;

- Object dan cover glass, Bunsen,

Mikroskop binokular;

- Larutan pewarnaan gram (4

jenis), lar. Pewarnaan giemsa

- Darah atau serum, antigen atau

antibodi;

- Mikroskop binokular, object and

cover glass;

- Larutan pewarnaan Giemsa;

- Object glass, Ose, Jarum suntik;

Page 61: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 10

- Antigen, larutan Pewarnaan

seller;

1.2.1.4.1.3. Pemeriksaan organoleptik dan

pembusukan.

1.2.1.4.1.4. Pemeriksaan uji cepat (rapid test)

dengan kit (untuk diagnostik penyakit

hewan dan keamanan hayati).

1.2.1.4.2. Laboratorium Tingkat 2

Elisa reader, mikroskop, sentrifuge, microplate

shaker, Autoclave basah, autoclave kering, water

bath, biohazard cabinet (BSC), inkubator, freezer (-

20°C), set AGP, incinerator, tabung liquid nitrogen,

magnetic stirrer, pH meter, Stomacher, timbangan.

1.2.1.4.2.1. Pemeriksaan Parasit

- Alat penghitung Whitlock;

- Botol bermulut lebar, cawan petri;

- Medium vermiculate;

- Haematocrite sentrifuge,

haematocrite tube.

1.2.1.4.2.2. Pemeriksaan Bakteri

- Petri dish, tabung reaksi, erlenmeyer,

gelas ukur, ose loop dan ose ujung

jarum;

- Kertas saring;

- Media biakan, aqua bidestilata steril.

1.2.1.4.2.3. Pemeriksaan Jamur

- Petri dish, tabung reaksi, erlenmeyer;

- Kertas saring;

- Media biakan.

Page 62: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 11

1.2.1.4.2.4. Pemeriksaan Virus

- Mikrotiter plate, mikropipet, tip sesuai

dengan ukuran, pipet ependorf,

tabung ependorf, rak ependorf

- Telur embrio tertunas (telur SPF),

antigen, antibodi

1.2.1.4.2.5. Pemeriksaan residu antibiotik:

a. untuk uji tapis dengan menggunakan

metode bioassay

b. Metode cepat lainnya (rapid test kit)

1.2.1.4.3. Laboratorium Tingkat 3

Elisa reader, mikroskop, sentrifuge,

microplate shaker, Autoclave basah,

autoclave kering, water bath, biohazard

cabinet (BSC), inkubator, freezer (-

20oC), set AGP, incinerator, tabung

liquid nitrogen, magnetic stirrer, pH

meter, Stomacher, timbangan, mesin

PCR, gel elektriforesis, set HPLC, deep

freezer, vortex dan gel documentation.

1.2.1.4.3.1. Pemeriksaan Parasit

- Mikroplate, mikropipet,

mikropipet tube;

- Larutan PBS, konjugat,

larutan diterjen, Buffer

Immunoglobulin, NaCL.

1.2.1.4.3.2. Pemeriksaan Bakteri

- Petri dish, mikroplate,

mikropipet, mikropipet

tube;

Page 63: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 12

- Agar gel neutralisasi,

larutan PBS, konjugat,

larutan diterjen, Buffer,

Immunoglobulin, NaCL

antibiotik, antigen, anti-

bodi.

1.2.1.4.3.3. Pemeriksaan Jamur

- Petri dish, tabung reaksi,

erlenmeyer;

- Kertas saring;

- Media biakan.

1.2.1.4.3.4. Pemeriksaan Virus

- Petri dish, mikroplate,

mikropipet, mikropipet

tube;

- Agar gel neutralisasi,

larutan PBS, konjugat,

larutan diterjen, Buffer,

Immunoglobulin, NaCL

antibiotik, antigen, anti-

bodi.

1.2.1.4.3.5. Pemeriksaan Residu

Antibiotik

a. Untuk uji tapis dengan

menggunakan metode

ELISA (kit ELISA

tertentu tergantung

target uji)

b. Untuk uji konfirmasi

dengan menggunakan

HPLC

1.2.1.4.3.6. Komputer

Page 64: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 13

1.2.1.4.4. Laboratorium Uji Standar

Peralatan sama dengan level 1, 2 dan 3

ditambah, mikroskop elektron, mikro-

skop fluorescen, sonicator, dan double

ended otocklaf

Pemeriksaan Parasit, Pemeriksaan

Bakteri, Pemeriksaan Jamur,

Pemeriksaan Virus, Pemeriksaan

Residu, Histopatologis

Microcentrifuge, 12.000 rpm,

elektrophasterisi, power supply, trans-

minator, kacamata anti UV, vorstex

untuk tabung, alat untuk deiomisasi

water, mikropipet tip, tip ART, tabung

eyerdorf, NRNA.

Pemeriksaan biologimolekuler

dilengkapi dengan mesin PCR, real time

PCR dan sequencer,

Pemeriksaan kimia mencakup

pemeriksaan residu kimia dengan

spektrofotometer, residu

antibiotik/hormon dengan HPLC/

LCMSMS, residu pestisida dengan

GC/GCMS/GCMSMS dan deteksi logam

berat dengan AAS/ICP-MS.

1.2.1.5. Standar Pengujian Diagnostik (Metode Uji)

1.2.1.5.1. Laboratorium level 1 :

1.2.1.5.1.1. Tingkat risiko dan pengujian rendah,

dikhususkan untuk pengujian:

sederhana, cepat meliputi:

Organoleptik, Serologis sederhana

dan Identifikasi parasit.

Page 65: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 14

1.2.1.5.1.2. Jenis Pengujian :

- pH daging;

- Uji kebusukan daging dan uji

organoleptik;

- Uji kesempurnaan pengeluaran

darah;

- Uji sederhana untuk susu;

- Rapid test : AI, RBT, Pulorum

Test, Mycoplasma rapid test;

- Serologis sederhana seperti HA

AI, HA ND dll

- Patologi Anatomi;

- Parasit darah;

- Parasitologi Ektoparasit (uji natif);

- Parasit Pencernaan.

1.2.1.5.2. Laboratorium level 2 :

1.2.1.5.2.1. Tingkat risiko dan pengujian sedang,

dikhususkan untuk pengujian

sederhana, kompleks meliputi:

Organoleptik, Serologis sederhana

dan kompleks, Isolasi dan identifikasi

bakteri.

1.2.1.5.2.2. Jenis Pengujian :

- pH daging;

- Uji kebusukan daging dan uji

organoleptik;

- Uji kesempurnaan pengeluaran

darah;

- Uji sederhana untuk susu;

- Rapid test: AI, RBT, Pulorum

Test, Mycoplasma rapid test;

- Patologi Anatomi;

- Parasit darah;

- Parasitologi Ektoparasit (uji natif);

- Parasit Pencernaan;

- HA-HI Test;

Page 66: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 15

- Cemaran mikroba;

- Identifikasi bakteri dan gram

stain;

- Parasit darah;

- HA-HI (virus AI, ND dll)

- CFT;

- AGPT;

- Uji biologis;

- ELISA;

- Uji residu sederhana;

- Mikroskopis MB.

1.2.1.5.3. Laboratorium level 3 :

1.2.1.5.3.1. Tingkat risiko dan kesulitan

pengujian dari yang sederhana sam-

pai yang sulit dan dikhususkan untuk

penyakit-penyakit eksotik, meliputi:

Serologis sederhana dan kompleks,

Isolasi dan identifikasi bakteri dan

virus serta biologi molekuler.

1.2.1.5.3.2. Jenis Pengujian :

- pH daging;

- Uji kebusukan daging dan uji

organoleptik;

- Uji kesempurnaan pengeluaran

darah;

- Uji sederhana untuk susu;

- Rapid test : AI, RBT, Pulorum

Test, Mycoplasma rapid test;

- Patologi Anatomi;

- Parasit darah;

- Parasitologi Ektoparasit (uji natif);

- Parasit Pencernaan;

- HA-HI Test;

- Cemaran mikroba;

- Identifikasi bakteri dan gram

stain;

- Parasit darah;

- CFT;

- AGPT;

- Uji biologis;

Page 67: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 16

- ELISA, PCR;

- Uji residu sederhana;

- Mikroskopis MBM;

- Identifikasi dan isolasi bakteri;

- Ascoli tes (anthraks);

- SNT;

- MAT;

- FAT;

- Histopatologi;

- Patologi Klinik;

- Uji-uji biologis kompleks;

- PCR END POINT;

- Real Time PCR;

- Squensing;

- Tissue Cultur;

- Pengembangan Metode

Pengujian, Kajian Penyakit ekso-

tik;

- Kajian GMO dan IAS;

- Kajian Penyakit Eksotik.

1.2.2. Sumberdaya Manusia

1.2.2.1. Standar Kompetensi Petugas Laboratorium Karantina

hewan.

Untuk meningkatkan kompetensi dan sekaligus jenjang karir

petugas laboratorium karantina hewan baik medik veteriner

maupun paramedik veteriner, maka pelaksanaan standar

pola karir disesuaikan dengan tingkat/jenjang jabatan fung-

sional medik dan paramedik veteriner yang terkait dengan

tugas dan fungsinya sebagai berikut:

1.2.2.1.1. Medik Veteriner

1.2.2.1.1.1. Medik Veteriner Pertama

Dengan kompetensi yang dimiliki

Medik Veteriner Pertama

melaksanakan tugas dan fungsinya:

melakukan pengujian makroskopis,

mikroskopis sederhana; pengujian

Page 68: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 17

kalibrasi alat tingkat kesulitan I (alat

manual); pemeriksaan dan bedah

bangkai/patologi anatomi pada

unggas; serta menyiapkan bahan

untuk pengujian dan sampel bahan.

1.2.2.1.1.2. Medik Veteriner Muda

Dengan kompetensi yang dimiliki

Medik Veteriner Muda melaksanakan

tugas dan fungsinya: melakukan

pengujian kalibrasi alat tingkat

kesulitan II (alat elektronik);

pengujian cemaran mikroba dan

residu; serta melakukan penilaian

pengambilan sampel.

1.2.2.1.1.3. Medik Veteriner Madya

Dengan kompetensi yang dimiliki

Medik Veteriner Madya

melaksanakan tugas dan fungsinya:

mengkaji dan menganalisa hasil

laboratorium; memberikan

rekomendasi analisa risiko terhadap

hasil laboratorium.

1.2.2.1.1.4. Medik Veteriner Utama

Dengan kompetensi yang dimiliki

Medik Veteriner Utama

melaksanakan tugas dan fungsinya:

mengkaji dan menganalisa hasil

laboratorium; memberikan

rekomendasi analisa risiko terhadap

hasil laboratorium, melakukan kajian

terhadap pengembangan

laboratorium ke depan.

Page 69: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 18

1.2.2.1.2. Paramedik Veteriner

1.2.2.1.2.1. Paramedik Veteriner Pelaksana

Dengan kompetensi yang dimiliki

Paramedik Veteriner Pelaksana

melaksanakan tugas dan fungsinya:

menyiapkan media dan sampel

sederhana; melakukan persiapan uji

produk hewan sederhana;

memelihara peralatan secara

sederhana.

1.2.2.1.2.2. Paramedik Veteriner Pelaksana

Lanjutan

Dengan kompetensi yang dimiliki,

Paramedik Veteriner Pelaksana

Lanjutan melaksanakan tugas dan

fungsinya: menyiapkan media dan

sampel kompleks; melakukan

persiapan uji produk hewan

kompleks; memelihara peralatan

kompleks; kalibrasi alat/bahan

secara sederhana (volume).

1.2.2.1.2.3. Paramedik Veteriner Penyelia

Dengan kompetensi yang dimiliki,

Paramedik Veteriner Penyelia

melaksanakan tugas dan fungsinya:

melakukan kalibrasi alat/bahan

secara kompleks, serta melakukan

pengambilan spesimen/sampel dan

pembuatan preparat tingkat kesulitan

III.

Page 70: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 19

1.2.2.2. Standar Pelatihan Dalam Rangka Pengembangan Sumber

Daya Manusia

Untuk meningkatkan keahlian dan ketrampilan petugas

laboratorium dalam pengembangan teknik dan metoda

pemeriksaan dan pengujian laboratorium, maka dianjurkan

untuk mengikuti pelatihan-pelatihan mengenai

pengembangan laboratorium baik yang diselenggarakan di

dalam negeri dan luar negeri. Adapun pelatihan tersebut

adalah sebagai berikut :

1.2.2.2.1. Pelatihan pengenalan dan pemahaman

manajemen mutu laboratorium dan penyusunan

dokumen sistem mutu (SNI ISO/IEC 17025: 2008);

1.2.2.2.2. Pelatihan pengambilan dan penyimpanan contoh/

sampel;

1.2.2.2.3. Pelatihan pengiriman contoh/sample dan bahan

biologis berbahaya;

1.2.2.2.4. Pelatihan audit internal;

1.2.2.2.5. Pelatihan diagnostik laboratorium untuk metode

tertentu sesuai kemajuan IPTEK;

1.2.2.2.6. Pelatihan kalibrasi peralatan laboratorium;

1.2.2.2.7. Pelatihan biosafety dan biosecurity laboratorium;

1.2.2.2.8. Pelatihan validasi dan verifikasi metode

1.2.2.2.9. Pelatihan ketidakpastian pengukuran

Pelaksanaan pelatihan ini dapat diselenggarakan dengan

metode pelatihan khusus, magang, atau training on trainer.

1.2.2.3. Jumlah Sumber Daya Manusia

Kebutuhan jumlah sumber daya manusia (SDM) dengan

tingkat kompetensi dan kualifikasi yang dipersyaratkan

untuk laboratorium disesuaikan dengan tingkat laboratorium

(Laboratorium Tingkat 1, 2, 3 dan 4), volume kegiatan

pengujian, jenis uji dan tingkat kesulitan pengujian.

1.2.2.3.1. Sumberdaya manusia Laboratorium tingkat 1

paling kurang 5 orang terdiri dari:

Page 71: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 20

a. Medik Veteriner Pertama 1 orang

b. Medik Veteriner muda 1 orang

c. Paramedik Veteriner Pelaksana 2 orang

d. Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan 1

orang

1.2.2.3.2. Sumberdaya manusia Laboratorium tingkat 2

paling kurang 12 orang terdiri dari:

a. Medik Veteriner Pertama 2 orang

b. Medik Veteriner muda 2 orang

c. Medik Veteriner Madya 1 orang

d. Paramedik Veteriner Pelaksana 4 orang

e. Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan 2

orang

f. Paramedik Veteriner Penyelia 1 orang

1.2.2.3.3. Sumberdaya manusia Laboratorium tingkat 3

paling kurang 25 orang terdiri dari:

a. Medik Veteriner Pertama 4 orang

b. Medik Veteriner Muda 4 orang

c. Medik Veteriner Madya 2 orang

d. Medik Veteriner Utama 1 orang

e. Paramedik Veteriner Pelaksana 8 orang

f. Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan 4

orang

g. Paramedik Veteriner Penyelia 2 orang

1.2.2.3.4. Sumberdaya manusia Laboratorium tingkat 4

paling kurang 33 orang terdiri dari:

a. Medik Veteriner Pertama 6 orang

b. Medik Veteriner Muda 4 orang

Page 72: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 21

c. Medik Veteriner Madya 3 orang

d. Medik Veteriner Utama 2 orang

e. Paramedik Veteriner Pelaksana 10 orang

f. Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan 5

orang

g. Paramedik Veteriner Penyelia 3 orang

h. Analisis kimia

i. Pengawas Mutu Hasil Pertanian

Untuk mendukung performa staf laborarium dalam

melaksanakan tugas sehari-hari maka disarankan agar

semua petugas yang bekerja di laboratorium dilakukan

imunisasi rutin seperti rabies, meningitis dan influenza serta

General medical check up minimal 1 tahun sekali.

1.3. TATA LETAK (LAYOUT) LABORATORIUM

Laboratorium terdiri ruang laboratorium utama dan fasilitas penunjang

lainnya. Dalam mendesain sebuah laboratorium diperlukan penataan letak

dari masing masing ruangan serta fasilitas yang terdapat didalamnya sesuai

dengan fungsi dari masing masing ruang dan fasilitasnya.Tata letak atau

layout dari suatu laboratorium disesuaikan juga dengan risiko sampel yang

diuji serta alur pengujian mulai dari sampel itu diterima sampai hasil uji

laboratorium dikeluarkan. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam disain laboratorium adalah:

a. Pemisahan secara jelas antara area publik dan area laboratorium.

b. Pemisahan secara jelas antara ruang personil, ruang preparasi, ruang uji,

ruang instrument dan ruang-ruang lain yang menurut fungsinya harus

dipisahkan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang lazim.

c. Ruang yang digunakan untuk lebih dari 1 jenis target pengujian, harus ada

pemisah yang jelas seperti penggunaan BSC yang berbeda.

d. Tata letak ruang tidak boleh mengakibatkan terjadinya kontaminasi silang

(cross contamination),

Page 73: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 22

e. Tata letak harus dapat menciptakan petugas bekerja dengan aman dan

nyaman, jauh dari gangguan panca indera (bising), pencahayaan dll

Laboratorium harus memberikan pictogram atau rambu rambu (signed) yang

jelas misalnya emergency exit, emergency shower, hazard area, dll.

Klasifikasi Laboratorium Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani

dibagi menjadi laboratorium tingkat 1, laboratorium tingkat 2, laboratorium

tingkat 3 dan laboratorium tingkat 4. Pembagian tingkat laboratorium tersebut

berdasarkan tingkat risiko komoditi media pembawa yang

dilalulintaskan.Perbedaan masing masing tingkat laboratorium tersebut

terletak pada fasilitas ruang laboratorium baik itu ruang penunjang maupun

ruang pengujiannya serta peralatan laboratorium yang disesuaikan dengan

jenis pengujian yang dilaksanakan.

Penyediaan fasilitas peralatan disetiap level perlu dipertimbangkan seefisien

mungkin. Penyediaan fasilitas penyimpanan data seperti computer

berdasarkan volume pengujian/sampel yang ditangani dan kompleksitas

pekerjaan, data yang diolah dan system informasi laboratorium yang

diterapkan.

Tata letak (lay out) laboratorium yang disajikan disini merupakan contoh dan

acuan dari pengembangan laboratorium, tetapi UPT dapat mengembangkan

laboratorium dengan mempertimbangkan hal-hal khusus sehingga lay out

dapat disesuikan dengan sumber daya dan kondisi yang dimiliki.Standar tata

letak (lay out) untuk masing-masing tingkat pada laboratorium adalah sebagai

berikut:

1.3.1. LaboratoriumTingkat 1

Laboratorium Tingkat 1 pada UPT yang melayani lalu lintas media

pembawa dengan risiko rendah dan frekuensi lalu lintas dan

pengujian yang rendah serta kemampuan pengujian dengan metode

uji yang cepat atau menggunakan tes kit komersial, maka pembagian

ruangan laboratorium serta tata letak laboratorium tingkat 1 menjadi:

Page 74: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 23

1) Laboratorium penunjang:

a. Ruang penerimaan sampel

b. Ruang bahan

c. Ruang alat

d. Ruang analis

2) Laboratorium utama

a. Ruang preparasi pengujian

b. Lab penguji (virus)

c. Lab Parasit

Page 75: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 24

LABORATORIUM TINGKAT I KARANTINA HEWAN DAN KEAMANAN HAYATI HEWANI

Page 76: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 25

1.3.2. Laboratorium Tingkat 2

Laboratorium tingkat 2 pada UPT yang melayani lalu lintas media

pembawa dengan risiko rendah sampai sedang dan frekuensi lalu

lintas dan pengujian yang rendah sampai sedang serta kemampuan

pengujian selain dengan metode uji yang cepat atau menggunakan

tes kit komersial juga dengan menggunakan metode pengujian yang

lebih tinggi dari laboratorium tingkat 1, maka pembagian ruangan

laboratorium serta tata letak laboratorium tingkat 2 menjadi:

1) Laboratorium penunjang

a. Ruang penerimaan sampel

b. Ruang bahan

c. Ruang alat

d. Ruang analis

e. Ruang sterilisasi

f. Pengolahan Limbah

g. Incinerator

2) Laboratorium utama

a. Ruang preparasi pengujian

b. Lab virus

c. Lab Bakteri

d. Lab Parasit

e. Lab Keamanan Pangan

f. Lab Toxic

Page 77: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 26

LABORATORIUM TINGKAT II KARANTINA HEWAN DAN KEAMANAN HAYATI HEWANI

Page 78: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 27

1.3.3. Laboratorium Tingkat 3

Laboratorium tingkat 3 pada UPT yang melayani lalu lintas media

pembawa dengan risiko sedang sampai tinggi dan frekuensi lalu lintas

dan pengujian yang sedang sampai tinggi serta kemampuan

pengujian selain dengan metode uji yang cepat atau menggunakan

tes kit komersial juga dengan menggunakan metode pengujian yang

lebih tinggi misalnya pengujian ELISA dan atau PCR, maka

pembagian ruangan laboratorium serta tata letak laboratorium tingkat

3 menjadi:

1) Laboratorium penunjang

a. Ruang penerimaan sampel

b. Ruang penyimpanan sampel

c. Ruang bahan

d. Ruang alat

e. Ruang analis

f. Ruang sterilisasi

g. Pengolahan Limbah

h. Incinerator

2) Laboratorium utama

a. Ruang preparasi pengujian

b. Lab virus

c. Lab Bakteri

d. Lab Parasit

e. Lab fungi

f. Lab Nekropsi

Page 79: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 28

LABORATORIUM TINGKAT III KARANTINA HEWAN DAN KEAMANAN HAYATI HEWANI

Page 80: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 29

1.3.4. Laboratorium Tingkat 4

Laboratorium tingkat 4 pada UPT yang melayani uji rujukan dengan

menggunakan metode pengujian yang lebih komplek, maka

pembagian ruangan laboratorium serta tata letak laboratorium tingkat

4 menjadi:

1) Laboratorium penunjang

a. Ruang penerimaan sampel/ Administrasi

b. Ruang penyimpanan sampel

c. Ruang bahan

d. Ruang alat

e. Ruang analis/staf

f. Ruang sterilisasi

g. Ruang seminar/rapat

h. Pantry

i. Ruang tamu

j. Toilet

k. Ruang ganti (anteroom)

l. Ruang koleksi

m. Pengolahan Limbah

n. Incinerator

2) Laboratorium utama

a. Ruang preparasi

b. Lab virus

c. Lab Bakteri

d. Lab Parasit

e. Lab Miko

f. Lab Nekropsi

g. Lab biomekuler

h. Fasilitas lab BSL 2 dan 3

Page 81: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 30

LABORATORIUM TINGKAT IV KARANTINA HEWAN DAN KEAMANAN HAYATI HEWANI

LANTAI 1

Page 82: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 31

LABORATORIUM TINGKAT IV KARANTINA HEWAN DAN KEAMANAN HAYATI HEWANI

LANTAI II

Page 83: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 32

LABORATORIUM TINGKAT IV KARANTINA HEWAN DAN KEAMANAN HAYATI HEWANI

LANTAI III

Page 84: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 33

LABORATORIUM TINGKAT IV KARANTINA HEWAN DAN KEAMANAN HAYATI HEWANI

LANTAI IV

Page 85: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 34

1.4. FASILITAS LABORATORIUM

Fasilitas laboratorium dalam pedoman ini mencakup ruangan laboratorium

dan peralatan laboratorium yang menunjang fungsi laboratorium

tersebut.Bangunan laboratorium terdiri dari beberapa ruangan yang

memiliki fungsi dan spesifikasi yang berbeda sesuai dengan jenis pekerjaan

atau peruntukannya. Laboratorium terdiri dari ruangan penunjang dan

ruangan utama.Kebutuhan dari jenis ruangan yang dimiliki oleh unit

pelaksana teknis berbeda-beda sesuai dengan kondisi masing masing UPT

dan klasifikasi laboratorium yang telah ditetapkan oleh Barantan. Adapun

secara rinci akan diuraikan sebagai berikut:

1.4.1. Ruangan Utama Laboratorium

Ruangan utama laboratorium adalah ruangan tempat pengujian

dilaksanakan. Desain ruangan laboratorium disesuaikan dengan

target pengujian serta tingkat risiko agen penyakit yang diuji. Hal-hal

yang perlu diperhatikan dalam ruangan utama laboratorium adalah

spesifikasi bahan, finishing dan infrastrukturnya.

Ruangan laboratorium utama karantina hewan terdiri dari ruangan

untuk Laboratorium Bakteri, Virus, Parasit, Fungi, Biomolekuler, dan

Nekropsi. Setiap UPT tidak harus memiliki semua ruang

laboratorium tersebut diatas, kebutuhan akan ruangan tersebut

disesuaikan dengan kategori risiko HPHK yang terbawa melalui

komoditi yang dilalulintaskan dan klasifikasi laboratorium yang telah

ditetapkan oleh Barantan. Adapun spesifikasi masing masing

laboratorium sebagai berikut:

1.4.2. Laboratorium Bakteri

Laboratorium bakteri adalah laboratorium diagnosis terhadap

agen penyebab penyakit dari kelompok bakteri. Sesuai

dengan klasifikasi tingkat laboratorium pada laboratorium

karantina hewan dan keamanan hayati hewani, pada

laboratorium tingkat 1 ruang bakteri belum tersedia, untuk

pengujian dengan metode RBT pada Brucellosis dapat

dilakukan bersama sama di ruang pengujian virus. Pada

Page 86: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 35

laboratorium tingkat 2 sudah disediakan ruang laboratorium

bakteri dengan ruang preparasi pengujiannya menggunakan

ruang preparasi bersama sama dengan ruang laboratorium

lainnya. Sedangkan pada laboratorium tingkat 3 dan 4

laboratorium bakteri sudah dilengkapi dengan ruang preparasi

pengujian bakteri walaupun ruang preparasi tersebut

digunakan bersama sama dengan laboratorium fungi. Metode

pengujian yang umumnya dilakukan di laboratorium bakteri

adalah isolasi dan identifikasi bakteri, pewarnaan, dan

pengujian serologi seperti CFT, RBT dll. Adapun spesifikasi

minimal untuk laboratorium bakteri ini terlampir pada Gambar

1.

Selain ruangan, untuk mengukur kapasitas dan daya listri

yang dibutuhkan pada laboratorium bakteri makan peralatan

minimal yang dibutuhkan dalam ruang laboratorium bakteri

adalah sebagai berikut:

No Nama

Peralatan Spesifikasi Jumlah Ukuran Power

1 Medical Freezer Control range -20°C to -30°C, display suhu monitoring

1 Sesuai merek/type

250 W, 220 V

2 Medical Refrigerator

Temperatur control 2-14°C, display suhu monitoring

1 Sesuai volume refrigerator

185 W, 17 A 230/240 V

3 Biosafety

cabinet class

IIA2

Main HEPA filter: 99.999 % at 0.3 micron, 70 % re circulated, Air down flow;270-338 cfm, 30 % exhaust; Air inflow; 105 LFPM

1 External dimension,±WDH; 1362 x 835 x 1524 mm

325 watt

4 Analitical

balance

Min 3 angka dibelakang koma

1 Sesuai merek/type

10 watt

5 Timbangan Analitik

4 angka dibelang koma

1 ± 32 x 20,5 x 35

9,5 – 20 V DC, 6 W

6 PH Meter Glass electroda 1 ± 23 x 19 x 8 6 V DC, 100 W

Page 87: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 36

No Nama

Peralatan Spesifikasi Jumlah Ukuran Power

7 Vortex orbital Shaker time: 100 %, Speed min (adjustable):500 rpm Speed range:0 – 2500 rpm, Untuk1,5 ml, 15 ml dan 50 ml

1 Sesuai merek/type

50 watt

8 Hotplate Stirrer Kecepatan antara 50-1700 rpm, suhu mencapai RT-340°C

1 26 x 16 x 10 230/240 V, 50/60 Hz, 825 W

9 Homogenizer 20.000 rpm 1 14 x 12,5 x 13

200-240 V, 50/60 hz, 50 W

10 Stomacher Timer, sterile plastic

1 40 x 21,5 x 26(sesuai volume)

220 V, 50/60 Hz, 0,5 A 250 VA, 100W

11 Waterbath Temperature range : 5° above ambient to 95°C

Capacity : 14 litres, LCD display, digital setting

Microprocessor control, digital timer

1 Sesuai merek/ volume

1800 W, 230 V, 50/60 Hz

12 Colony Counter Manual 1 Sesuai merek/type

-

13 Mikroskop compound dengan kamera dan monitor display

Complete configuration with full-Köhler stand including

objectives "Plan-Achromat" 4x, 10x, 40x and 100x Oil

1 Sesuai merek/type

external power unit 100...240VAC/50...60Hz/30VA with

14 Micropipet set Multichanel pipet

Single micropipet

1 Sesuai merek/type

-

15 Incubator Temperature range:20° to 70°C

Air circulation:Natural air circulation, integrated digital timer

Temperature setting accuracy:0.1⁰ C, digital LED display

3 point setting calibration

1 Sesuai merek/ volume

Power 250 W, 400 V, 50/60 Hz

Page 88: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 37

1.4.3. Laboratorium Virus

Laboratorium virus adalah laboratorium yang melakukan

identifikasi dan isolasi HPHK dari virus serta penyiapan

koleksi jenis virus. Sesuai dengan klasifikasi tingkat

laboratorium pada laboratorium karantina hewan dan

keamanan hayati hewani, pada laboratorium tingkat 1 dan 2

ruang preparasi pengujiannya menggunakan ruang preparasi

bersama sama dengan ruang laboratorium lainnya.

Sedangkan pada laboratorium tingkat 3 dan 4 laboratorium

virus sudah dilengkapi dengan ruang preparasi pengujian

virus.Metode pengujian yang umumnya dilakukan adalah

identifikasi secara serologi dan isolasi.Adapun standard dan

spesifikasi minimal untuk laboratorium virus adalah dapat

dilihat pada Gambar 2.

Peralatan minimal yang dibutuhkan dalam ruang laboratorium

virus adalah sebagai berikut:

No Nama

Peralatan Spesifikasi Jumlah Ukuran Power

1 Biosafety

cabinet class

IIA2

Main HEPA filter: 99.999 % at 0.3 micron, 70 % re circulated, Air down flow;270-338 cfm, 30 % exhaust; Air inflow; 105 LFPM

1 External dimension,±WDH; 1362 x 835 x 1524 mm

325 watt

2 Incubator 37ºC Ada monitor suhu 1

57,5 x 55 x 67

230 V,3,5 A, 50/60 Hz, 850 W

3 Incubator CO2 Ada Monitor suhu, include tabung CO2

1 66,5 x 68 x 84

220-240 V, 50-60 Hz, 1600 W, 8 A

4 Sink Polypropilene 1 560 x 355 x 230 mm

-

5 Medical Freezer Control range -20°C to -30°C, display suhu monitoring

1 Sesuai merek/type

250 W, 220 V

Page 89: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 38

No Nama

Peralatan Spesifikasi Jumlah Ukuran Power

6 Freezer -80ºC * Temperature range: up to -85⁰C, Display and Control: easy-to-read LED display, alarm

1 Sesuai merek/type

230 V, 5 A, 50 Hz, 2000W

7 Medical Refrigerator

Temperatur control 2-14°C, display suhu monitoring

1 Sesuai volume refrigerator

185 W, 17 A 230/240 V

8 Minispin Speed/RCF: 6000rpm/2000 x.g, For quick spin down and microfiltration

1 Sesuai merek/type

200-240 V, 50 Hz, 1,9 A

9 Centrifuge tabung besar dgn berbagai ukuran rotor dari 15ml, 25ml, 50ml

Max.Speed 6,500 rpm, Max.RCF4,000 xg

1 Sesuai merek/type

220 V, 6 A, 920 W

10 Incubator Telur Temperatur 37°C, humidity 60%

1 Sesuai merek/type

220 V x 50 Hz, 170 W

11 Kompresor untuk Filtrasi Cairan

Pompa, vacum 1 Sesuai merek/type

300 watt

12 Mikroskop Compound mikroskop 1 200-240 V, 260 VA

13 Microcentrifuge Capacity: 18x1.5/2.0 ml, Maximum speed: 14.000 rpm, Relative Centrifugal Force (RCF): 16.000

1 Sesuai merek/type

200-240 V, 50 Hz, 1,9 A

14 Centrifuge Tabung

Max.Speed 6,500 rpm,Max.RCF4,000 xg

1 Sesuai merek/type

220 V, 50 – 60 Hz, 2 A

15 Analitical Balance

Min 3 angka dibelakang koma

1 ± 23 x 20,5 x 35

9,5 – 20 V Dc, 6 W

16 Timbangan Analitik

4 angka dibelang koma

1 ± 32 x 20,5 x 35

9,5 – 20 V DC, 6 W

17 Vortex orbital Shaker time: 100 %, Speed min (adjustable):500 rpm Speed range:0 - 2500 rpm, Untuk 1,5 ml, 15 ml dan 50 ml

1 Sesuai merek/type

230 V, 50 W, 0,3 A

18 Freezer -20ºC Control range -20°C to -30°C, display suhu monitoring

1 Sesuai merek/type

250 W, 220 V

19 Refrigerator

Besar *

2 pintu kaca, suhu 2-

8 °C

1 Sesuai

merek/type

250 W, 220

V

Page 90: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 39

1.4.4. Laboratorium Parasit

Laboratorium parasit adalah laboratorium yang melakukan

identifikasi parasit baik berupa ektoparasit maupun

endoparasit dan penyiapan koleksi dari jenis parasit dan

vektor penyakitnya. Sesuai dengan klasifikasi tingkat

laboratorium pada laboratorium karantina hewan dan

keamanan hayati hewani, pada laboratorium tingkat 1 dan 2

ruang parasit mempunyai ruang preparasi pengujiannya

menggunakan ruang preparasi bersama sama dengan ruang

laboratorium lainnya. Sedangkan pada laboratorium tingkat 3

dan 4, laboratorium parasit sudah dilengkapi dengan ruang

preparasi pengujian parasit. Metode pengujian yang

umumnya dilakukan adalah identifikasi secara

morfologi.Adapun contoh denah laboratorium parasite pada

Gambar 3.

Peralatan minimal yang dibutuhkan dalam ruang laboratorium

parasit adalah sebagai berikut:

No Nama Peralatan Spesifikasi Jumlah Ukuran Power

1 Meja Laboratorium ber-rak, berlemari dan berlaci

Tahan korosif, bahan kimia, permukaan halus, Panjang meja menyesuaikan dengan uk. ruangan, tinggi meja sekitar 80 cm, lebar 90 cm, dengan jarak antar meja kerja atau dinding pembatas min. 1,2 m,

1 Sesuai luas ruangan

-

2 Kursi Kerja Lab. ergonomic 4 Sesuai kebutuhan

-

Page 91: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 40

No Nama Peralatan Spesifikasi Jumlah Ukuran Power

3 Kulkas 2 pintu, refrigerator dan freezer

1 Sesuai volume

220 V, 175 W

4 Mikroskop Stereo lengkap dengan kamera dan monitor display

Magnification :10x….80x 1 205.000.000

Zoom range : 8 : 1

Eyepiece :WPL 10x

1 Sesuai merek /type

90 – 264 V, 50-90 Hz, 150 W

5 Mikroskop Kompon lengkap dengan kamera dan monitor display

Magnification: 40 - 1000 x

1 Sesuai merek /type

220 V, 0,3 A

6 Seperangkat Komputer & printer

Sesuai kebutuhan

1 Sesuai merek /type

200 – 240 V, 4 A

7 AC uk. PK disesuaikan luas ruangan

1 Sesuai merek /type

220 V

8 Centrifus Max.Speed 6,500 rpm,Max.RCF4,000 xg

1 58 x 58 x 32 220 V, 50 – 60 Hz, 2 A

9 Alat penghitung Whitlock, Mc Master, sentrifuse hematocrit

Sesuai kebutuhan

1 - -

1.4.5. Laboratorium Fungi

Laboratorium fungi adalah laboratorium yang melakukan

identifikasi fungi dan penyiapan koleksi dari jenis fungi.

Sesuai dengan klasifikasi tingkat laboratorium pada

laboratorium karantina hewan dan keamanan hayati hewani,

pada laboratorium tingkat 1 ruang fungi belum tersedia,

sedangkan pada laboratorium tingkat 2 jika ada pengujian

fungi maka dapat dilakukan bersama sama di laboratorium

bakteri, tetapi incubator dan bench untuk bekerja harus

Page 92: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 41

dibedakan. Pada laboratorium tingkat 3 dan 4 sudah tersedia

ruang pengujian fungi dengan ruang preparasi pengujian fungi

dapat digabungkan dengan ruang preparasi pengujian bakteri.

Metode pengujian yang umumnya dilakukan adalah isolasi

dan identifikasi secara morfologi. Adapun spesifikasi minimal

untuk laboratorium fungi terlampir pada Gambar 4.

Peralatan minimal yang dibutuhkan dalam ruang laboratorium

fungi adalah sebagai berikut:

No Nama

Peralatan Spesifikasi Jumlah Ukuran Power

1 Meja Laboratorium ber-rak, berlemari dan berlaci, be sink

Tahan korosif, bahan kimia, permukaan halus, Panjang meja menyesuaikan dengan uk. ruangan, tinggi meja sekitar 80 cm, lebar 90 cm, dengan jarak antar meja kerja atau dinding pembatas min. 1,2 m,

1 Sesuai luas ruangan

-

2 Kursi Kerja Lab. ergonomic 4 Sesuai kebutuhan

-

3 Mikroskop stereo

Magnification:10x….80x 1 205.000.000

Zoom range: 8 : 1

Eyepiece:WPL 10x

1 Sesuai merek/type

90 – 264 V, 50-90 Hz, 150 W

4 Kulkas Dua pintu, refrigerator dan freezer

1 Sesuai volume

220V, 175 W

5 Medical Freezer Control range -20°C to -30°C, display suhu monitoring

1 Sesuai merek/type

250 W, 220 V

6 Oven - Temperature range: 5°C above ambient up to 300°C,

Timer 0-99 hours

1 Sesuai volume

230 V, 8,7 A, 200 W

7 Centrifuge Max.Speed 6,500 rpm,Max.RCF4,000 xg

1 ±58 x 58 x 32 220 V, 50 – 60 Hz, 2 A

Page 93: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 42

No Nama

Peralatan Spesifikasi Jumlah Ukuran Power

8 Inkubator Ada monitor suhu 1

Sesuai volume

230 V, 1800 W, 7,5 A

9 Mikroskop Kompon

Magnification: 40 - 1000 x

1 Sesuai merek /type

220 V, 0,3 A

10 Seperangkat Komputer dan printer

Sesuai kebutuhan 1 Sesuai merek /type

200-240 V, 4 A

11 AC uk. PK disesuaikan luas ruangan

1 Sesuai merek/type

220 V

1.4.6. Laboratorium Biomolekuler

Laboratorium biomolekuler adalah laboratorium yang

melakukan identifikasi HPHK secara genetika dengan metode

Polymerase Chain Reaction (PCR). Secara umum prinsip

biologi molekuler dibagi menjadi pre PCR dan post PCR.

Ruang untuk Pre PCR dan ruang post PCR dibuat terpisah

dengan koridor sebagai pemisahnya. Pre PCR terdiri dari

ruang ekstraksi DNA dan ruang ekstraksi RNA. Apabila luas

lahan tidak memungkinkan, ruang ekstraksi DNA dan RNA

tidak perlu dipisahkan tetapi alur atau area tempat bekerja

harus dipisahkan secara jelas misalnya menggunakan bench

atau PCR kabinet yang terpisah. Ruang post PCR yang terdiri

dari ruang amplifikasi, elektroforesis dan dokumentasi dapat

dibuat terpisah apabila memungkinkan tetapi dapat juga

digabung dengan prinsip alur dan area pekerjaannya

dipisahkan secara jelas. Sesuai dengan klasifikasi tingkat

laboratorium pada laboratorium karantina hewan dan

keamanan hayati hewani, pada laboratorium tingkat 1 dan

tingkat 2 belum di lengkapi dengan laboratorium biologi

molekuler, sedangkan laboratorium tingkat 3 dan 4 sudah

tersedia laboratorium biologi molekuler. Khusus laboratorium

tingkat 4 dilengkapi dengan ruang sequencing dan cloning

Page 94: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 43

untuk melakukan diagnosa yang lebih kompleks. Adapun

spesifikasi minimal untuk laboratorium biomolekuler seperti

terlihat pada Gambar 5.

Adapun Peralatan minimal yang dibutuhkan dalam ruang

laboratorium biomolekuler adalah sebagai berikut:

No Nama

Peralatan Spesifikasi Jumlah Ukuran Power

R. Ekstraksi DNA

1 Medical Freezer -30°C

Control range -20°C to -40°C , display suhu monitoring

1 Sesuai merek /type

250 W, 220 V

2 Vortex orbital Shaker time: 100 %, Speed min (adjustable):500 rpm Speed range:0 - 2500 rpm, Untuk 1,5 ml, 15 ml dan 50 ml

1 Sesuai merek /type

200-240 V, 50 W

3 Medical Freezer Control range -20°C to -30°C, display suhu monitoring

1 Sesuai merek /type

250 W, 220 V

4 Centrifuge Max.Speed 6,500 rpm,Max.RCF4,000 xg

1 ±58 x 58 x 32

220 V, 50 – 60 Hz, 2A

5 Analitical Balance

Min 3 angka dibelakang koma

1 ±23 x 20,5 x 35

9,5 – 20 V Dc, 6 W

6 Extractor Ekstraksi sampel automatic

1 Sesuai merek /type

250 W, 220 V

7 AC uk. PK disesuaikan luas ruangan

1 Sesuai merek /type

220 V

R. Ekstraksi RNA

8 Vortex orbital Shaker time: 100 %, Speed min (adjustable):500 rpm Speed range:0 - 2500 rpm, Untuk 1,5 ml, 15 ml dan 50 ml

1 Sesuai merek /type

200-240 V, 50 W

9 Medical Refrigerator

Temperatur control 2-14°C, display suhu monitoring

2 Tergantung volume refrigerator

185 W, 17 A 230/240 V

Page 95: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 44

No Nama

Peralatan Spesifikasi Jumlah Ukuran Power

10 Centrifuge Max.Speed 6,500 rpm,Max.RCF4,000 xg

2 ± 58 x 58 x 32

220 V, 50 – 60 Hz, 2A

11 Analitical Balance

Min 3 angka dibelakang koma

1 ± 23 x 20,5 x 35

9,5 – 20 V Dc, 6 W

12 Dry heat block Temperature accuracy of ± 0.3°C, and uniformity of ± 0.2°C, Wide temperature set range from ambient +5 to 150°C

1 ± 32 x 22 x 15

230 V 350 W

1 3 AC uk. PK disesuaikan luas ruangan

1 Sesuai merek /type

220 v

R. Amplifikasi

14 Mesin PCR Universal dan fleksibilitas, gradient

4 ± 50 x 24 x 24

220-240 V, 10 A

15 PCR Hood UV radiation

1

± 53,5 x 67 x 80

100-240 V, 50-60 Hz, 200 W

16 Medical Refrigerator

Temperatur control 2-14°C, display suhu monitoring

1 Tergantung volume refrigerator

185 W, 17 A 230/240 V

17 Mini spin Speed/RCF: 6000rpm/2000 x.g, For quick spin down and microfiltration

1 ± 53 x 27,5 x 24,5

200-240 V, 50 Hz, 1,9 A

18 AC uk. PK disesuaikan luas ruangan

1 Sesuai merek /type

220 V

R. Dokumentasi

19 UV vis spectrofotometer/Nano drop

Pengukur asam nukleat dan protein sampel, Wavelength range 190 - 1100 nm

1 ± 20,5 x 14 x 19

12 V, 30 W

20 Seperangkat Komputer & printer

Sesuai kebutuhan 1 Sesuai merek /type

200-240 V, 4 A

Page 96: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 45

No Nama

Peralatan Spesifikasi Jumlah Ukuran Power

21 Gel documentation

Progressive scan CCD Camera, Lens Motorized & automated 6x zoom

1 ± 40 x 50 x 98

100/115/230 v, 200 VA

22 Gel Elektroforesis system

Sistem pendingin, run gels at high voltages

1 ± 30 x 17,5 x 15,5

220-240 V, 50 A

1.4.7. Laboratorium Nekropsi/Patologi

Laboratorium nekropsi adalah laboratorium untuk bedah

bangkai untuk melihat perubahan patologi anatomi dari hewan

yang sudah mati. Laboratorium nekropsi harus memilik akses

masuk dan keluar secara langsung untuk akses cadaver yang

belum atau sudah di autopsy. Pada laboratorium ini juga

harus dilengkapi SOP dekontaminasi dan pembuangan

limbah mempunyai alur tersendiri. Adapun spesifikasi minimal

untuk laboratorium nekropsi tergambar pada Gambar 6.

Peralatan minimal yang dibutuhkan dalam ruang laboratorium

nekropsi adalah sebagai berikut:

No Nama

Peralatan Spesifikasi Jumlah Ukuran Power

1 Meja nekropsi (saluran pembuangan cairan)

Stainless steel, drainase pembuangan

1 Sesuai kebutuhan

-

2 Kursi Kerja Lab. Ergonomic 4 Sesuai merek /type

-

3 Oven - Temperature range: 5°C above ambient up to 300°C,

Timer 0-99 hours

1 Sesuai volume

230 V, 8,7 A, 200 W

4 Kulkas 2 pintu, refrigerator dan freezer

1 Sesuai merek /type

220 V, 175 W

5 Medical Refrigerator

Temperatur control 2-14°C, display suhu monitoring

1 Sesuai volume refrigerator

185 W, 17 A 230/240 V

Page 97: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 46

No Nama

Peralatan Spesifikasi Jumlah Ukuran Power

6 Patologi tools set

1 pc Cartilage Knife 4 1/2”

1 pc Amputation Knife 8”

1 pc Brain Knife 10”

1 pc Post Mortem Scissors

1 pc Alice Tissue Forceps

1 pc Dissecting Forceps 8”

1 pc Mallet Round 750 gms

1 pc Hexagonal Chisel 8 x 3/4”

1 pc Hexagonal Ostotome 8 x 1”

1 pc Hexagonal Bone Gouge 8 x 1/4”

1 pc Spine Wrench

1 pc Bone Holding 10”

1 pc Bone Cutting Scissor

1 pc Measuring Steel Tape

1 pc Amputation Saw 12”

2 pcs Retractor 4 prongs

1 pc Blow pipe 10”

2 pcs Probe 6” & 8”

1 pc Bowel Scissor

1 pc Pipe Saw

1 - -

7 Seperangkat Komputer & printer

Sesuai kebutuhan 1 Sesuai merek /type

200-240 V, 4 A

Page 98: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 47

No Nama

Peralatan Spesifikasi Jumlah Ukuran Power

8 AC uk. PK disesuaikan luas ruangan

1 Sesuai merek /type

220 V

9 Autoclave Pressure gauge: 0 to 0.4 Mpa, Sterilization Temperature range: 105 to 135 `C

1 Sesuai volume

2000 Watt

1.4.8. Laboratorium keamanan pangan/toksik/cemaran mikroba

Laboratorium keamanan pangan/toksik/cemaran mikroba

adalah laboratorium yang digunakan untuk pengujian

keamanan pangan dengan metode pengujian yang lebih

sederhana. Sesuai dengan klasifikasi tingkat laboratorium

pada laboratorium karantina hewan dan keamanan hayati

hewani, pada laboratorium tingkat 1 belum tersedia fasilitas

ruang pengujian ini, sedangkan pada laboratorium tingkat 2,

dan 3 sudah tersedia laboratorium ini. Khusus untuk

laboratorium tingkat 4 selain ruang laboratorium keamanan

pangan/cemaran mikroba laboratorium tingkat 4 juga

dilengkapi dengan ruang instrumen kompleks seperti HPLC,

GC, AAS dll. Adapun lay out atau desain dari laboratorium

keamanan pangan dapat tergambar pada Gambar 10.

Peralatan minimal yang dibutuhkan dalam ruang laboratorium

keamanan pangan/cemaran mikroba adalah sebagai berikut:

No Nama

Peralatan Spesifikasi Jumlah Ukuran Power

1 Medical Freezer Control range -20°C to -30°C, display suhu monitoring

1 Sesuai merek/type

250 W, 220 V

2 Medical Refrigerator

Temperatur control 2-14°C, display suhu monitoring

1 Sesuai volume refrigerator

185 W, 17 A 230/240 V

Page 99: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 48

No Nama

Peralatan Spesifikasi Jumlah Ukuran Power

3 Biosafety

cabinet class

IIA2

Main HEPA filter: 99.999 % at 0.3 micron, 70 % re circulated, Air down flow;270-338 cfm, 30 % exhaust; Air inflow; 105 LFPM

1 External dimension,±WDH; 1362 x 835 x 1524 mm

325 watt

4 Analitical

balance

Min 3 angka dibelakang koma

1 Sesuai merek/type

10 watt

5 Timbangan Analitik

4 angka dibelang koma

1 ± 32 x 20,5 x 35

9,5 – 20 V DC, 6 W

6 PH Meter Glass electroda 1 ± 23 x 19 x 8 6 V DC, 100 W

7 Vortex orbital Shaker time: 100 %, Speed min (adjustable):500 rpm Speed range:0 – 2500 rpm, Untuk 1,5 ml, 15 ml dan 50 ml

1 Sesuai merek/type

50 watt

8 Hotplate Stirrer Kecepatan antara 50-1700 rpm, suhu mencapai RT-340°C

1 26 x 16 x 10 230/240 V, 50/60 Hz, 825 W

9 Homogenizer 20.000 rpm 1 14 x 12,5 x 13

200-240 V, 50/60 hz, 50 W

10 Stomacher Timer, sterile plastic 1 40 x 21,5 x 26

(sesuai volume)

220 V, 50/60 Hz, 0,5 A 250 VA, 100W

11 Inkubator Ada monitor suhu 1

Sesuai volume

230 V, 1800 W, 7,5 A

1.4.9. Ruangan Penunjang Laboratorium

Ruangan laboratorium penunjang adalah ruangan yang diperlukan

untuk menunjang kegiatan pengujian sehingga pelaksanaan

pengujian berlangsung dengan baik disamping itu mencegah

terjadinya kontaminasi pada saat pengujian berlangsung.Setiap

laboratorium tidak harus memiliki semua ruangan penunjang

tergantung dari analisis kebutuhan dan manajemen risiko dari

laboratorium itu sendiri. Apabila bangunan laboratorium berada

dalam gedung yang sama dengan kantor pelayanan karantina maka

Page 100: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 49

beberapa ruangan penunjang bisa menggunakan ruangan yang

sudah terdapat pada fasilitas gedung kantor pelayanan. Adapun

jenis ruang laboratorium penunjang terdiri dari:

1.4.9.1. Ruang Penerimaan Sampel

Ruang penerimaan sampel dapat terpisah atau menjadi satu

dalam ruang administrasi. Ruang penerimaan sampel dan

ruang administrasi laboratorium sebaiknya berada dalam

satu area laboratorium itu sendiri walaupun laboratorium

terdapat dalam gedung yang sama dengan gedung

pelayanan operasional perkarantinaan. Ruang penerimaan

sampel, dilengkapi dengan tempat penyimpanan sampel

(refrigerator dan atau frezzer), dan sebaiknya dilengkapi

dengan Biosafety Cabinet (BSC) untuk membuka sampel

yang bersifat zoonosis. Adapun desain untuk ruang

penerima sampel tergambar pada Gambar 11.

1.4.9.2. Ruang Administrasi

Ruang administrasi terdiri dari ruang penerimaan sampel

dan sekaligus berfungsi sebagai penyimpanan dan

pengolahan data hasil pengujian, disamping itu ruang

administrasi dapat digunakan juga sebagai ruang penerima

sampel. Ruang administrasi dapat dilihat pada Gambar 12.

Perlengkapan yang terdapat dalam ruang Administrasi:

No Uraian Jumlah

1 Lemari Arsip dokumen 1 buah

2 Meja Kerja 1 buah

3 Meja Komputer 1 buah

4 Komputer + Printer 1 set

5 Telephone 1 buah

6 Internet 1 buah

7 Air Conditioner Minimal 1 buah

8 White Board 1 buah

Page 101: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 50

1.4.9.3. Ruang Analis/staf

Ruang analis/staf diperuntukkan untuk ruang kerja para

analis/staf untuk menyelesaikan pekerjaan diluar kegiatan

pengujian laboratorium.Ruang staf ini dapat digunakan

untuk berdiskusi ataupun rapat internal analis. Apabila

gedung laboratorium berada dalam satu gedung yang sama

dengan gedung pelayanan karantina dan sudah terdapat

ruang kerja untuk fungsional maka ruang analis di

laboratorium tidak dibutuhkan lagi. Apabila gedung

laboratorium terpisah dengan gedung pelayanan maka

ruang analis harus tersedia di laboratorium sebagai ruang

penunjang. Adapun Denah Ruang Analis/Staff dapat dilihat

pada Gambar 13.

Perlengkapan yang terdapat dalam ruang analis dan staf:

No Uraian Jumlah

1 Loker Minimal 1 buah (tergantung

jumlah analis

2 Meja Kerja (Sharing table) 1 buah

3 Meja Komputer 1 buah

4 Komputer + Printer 1 set

5 Telephone 1 buah

6 Internet 1

7 Air Conditioner Minimal 1 buah

8 White board 1 buah

9 Lemari/rak buku 1 buah

10 Dispenser air minum 1 buah

1.4.9.4. Ruang seminar/rapat

Ruang seminar/rapat diperuntukkan sebagai tempat

seminar/rapat ataupun kegiatan pelatihan baik internal

maupun eksternal.Apabila laboratorium berada dalam satu

gedung dengan ruang pelayanan karantina dan sudah

terdapat fasilitas ruang seminar/rapat maka ruang ruang

seminar/rapat tidak perlu ada lagi di laboratorium.

Page 102: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 51

Sebaliknya, apabila gedung laboratorium terpisah dengan

gedung pelayanan karantina maka ruang seminar/rapat ini

dapat disediakan atau dapat menggunakan ruang

analis/staf. Adapun denah dalam ruang rapat dapat dilihat

pada Gambar 14.

Perlengkapan yang terdapat dalam ruang seminar/rapat:

No Uraian Jumlah

1 Kursi dan Meja Rapat Sesuai kebutuhan

2 Projector 1 buah

3 Sound sistem 1 buah

4 Internet 1 buah

5 Air Conditioner Minimal 1 buah

6 White board 1 buah

1.4.9.5. Ruang Pantry

Ruang pantry ini disediakan apabila laboratorium

merupakan bangunan yang terpisah dari kantor pelayanan

karantina UPT.Apabila laboratorium menjadi satu dengan

gedung pelayanan UPT, pantry sebaiknya tidak terdapat di

area laboratorium. Adapun denah dalam pantry dapat

terlihat pada Gambar 15. Perlengkapan yang terdapat

dalam ruang Pantri:

No Uraian Jumlah

1 Rak atau Lemari tempat menyimpan gelas/piring

1 buah

2 Kompor gas +tabung 1 set

3 Wastafel/Sink 1 buah

4 Dispenser air minum 1 set

5 Kulkas 1 buah

Page 103: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 52

1.4.9.6. Toilet

Secara umum toilet yang ada di laboratorium serupa dengan

toilet toilet pada umumnya.Toilet dibuat terpisah antara laki

laki dan perempuan.Toilet laboratorium sebaiknya di desain

sebagai toilet kering. Laboratorium yang berada satu

gedung dengan gedung pelayanan perkarantinaan maka

tidak perlu menyediakan fasilitas toilet di dalam laboratorium

1.4.9.7. Ruang Penyimpanan sampel

Ruang penyimpanan sampel berfungsi untuk menyimpan

sampel arsip dan sampel uji. Apabila terdapat keterbatasan

pada luasan gedung laboratorium maka ruang penyimpanan

sampel tidak perlu disediakan tetapi menyediakan fasilitas

tempat penyimpanan sampel pada ruang laboratorium

pengujian misalnya menyediakan freezer dan refrigerator di

ruang bakteri untuk penyimpanan sampel yang akan diuji

atau sesudah diuji. Adapun fasilitas yang terdapat dalam

ruang penyimpanan sampel jika dibutuhkan adalah terlihat

pada Gambar 16.

Peralatan dan perlengkapan yang terdapat dalam ruang

penyimpanan sampel:

No Uraian Jumlah

1 Lemari sampel dari kaca* 1 buah

2 Refrigerator* 1 buah

3 Frezer -200C * 1 buah

4 Air conditioner Minimal 1 buah

5 Kursi dan Meja kerja 1 buah

6 Wastafel 1 buah

*) Selalu dalam keadaan terkunci

Page 104: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 53

1.4.9.8. Anteroom

Anteroom merupakan buffer zone antara public area dan

laboratory area. Anteroom juga dapat difungsikan sebagai

ruang ganti (Gowning). Lebar anteroom sebaiknya 2 meter

atau minimal 1,5 meter untuk memudahkan apabila akan

memasukkan barang yang relatif besar. Denah Ruang Ante

Room terlihat pada Gambar 17.

Emergency shower dapat diletakkan pada anteroom dari

ruangan laboratorium dan harus dibuatkan saluran

pembuangan air. Bila dibutuhkan karena tingkat risiko

tertentu misalnya untuk laboratorium karantina hewan dan

keamanan hayati hewani tingkat 3 dan 4, anteroom dapat

dilengkapi dengan fasilitas shower in dan shower out.

Adapun fasilitas yang dimiliki apabila anteroom digunakan

sebagai ruangan shower antara lain:

No Uraian Jumlah

1 Lemari kaca 1 buah

2 Air conditioner Minimal 1 buah

3 Box laundry 1

4 Wastafel 1

5 Cermin tinggi 1

1.4.9.9. Ruang Peralatan Gelas

Ruang Peralatan gelasmerupakan ruang penyimpanan alat

gelas baik yang sudah disterilisasi maupun alat gelas yang

tidak steril. Sterilisasi peralatan gelas dilakukan di ruang ini

untuk meminimalisasi kontaminasi selama transportasi

peralatan yang telah steril ke tempat penyimpanan. Lemari

penyimpanan alat gelas dan alat gelas yang tidak steril juga

harus terpisah. Adapun denah Ruang Peralatan dapat

terlihat pada Gambar 18.

Page 105: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 54

Adapun fasilitas yang terdapat dalam ruang peralatan gelas

adalah:

No Uraian Jumlah

1 Lemari alat steril terbuat dari kaca 1 buah

2 Lemari alat tidak steril 1 buah

3 Air conditioner Minimal 1 buah

4 Sterilisator/oven 1 buah

5 Wastafel 1 buah

1.4.9.10. Ruang Bahan

Ruang bahan merupakan ruangan untuk menyimpan bahan

kimia, menimbang bahan, sekaligus membuat media

pengujian.Timbangan di dalam ruang bahan ditempatkan

pada meja tersendiri yang tahan terhadap getaran dan di

tutup oleh kaca. Ruang preparasi pembuatan media dipisah

menggunakan sekat dengan ruang penyimpanan bahan

kimia karena preparasi media menggunakan sumber api

sehingga harus terpisah dengan penyimpanan bahan kimia

terutama bahan kimia yang mudah terbakar (flammeable).

Apabila ruang penyimpanan bahan tidak terpisah dengan

tempat penyiapan media, harus dipastikan area preparasi

tersebut terpisah cukup aman dari tempat penyimpanan

bahan dan untuk bahan kimia yang mudah terbakar dan

korosiv sebaiknya di simpan dalam lemari khusus. Adapun

denah Ruang Bahan dapat terlihat pada Gambar 19.

Adapun fasilitas yg terdapat dalam ruang bahan:

No Uraian Jumlah

1 Lemari bahan kimia (corrosive) 1 buah

2 Lemari bahan kimia (flammeable) 1 buah

3 Rak bahan Minimal 1 buah

4 Microwave 1 buah

5 Wastafel 1 buah

Page 106: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 55

No Uraian Jumlah

6 Meja timbangan 1 buah

7 Timbangan (analytical balance) 1 buah

8 Waterbath 1 buah

9 Hot Plate stirrer 1 buah

10 Medical refrigerator 1 buah

11 Medical Freezer -20C 1 buah

12 Air Conditioner Minimal 1 buah

13. Autoclave 1 buah

14. Fume hood 1 buah

15. Sink 1 buah

Khusus untuk timbangan analitik harus diletakkan pada

meja tersendiri untuk menghindari getaran atau goncangan

yang akan menyebabkan akurasi alat berubah.

1.4.9.11. Ruang Dekontaminasi/Sterilisasi

Ruang dekontaminasi merupakan tempat pengelolaan

semua sisa sampel uji, limbah padat dan limbah cair, dan

peralatan gelas dengan melalui proses dekontaminasi dan

pencucian peralatan gelas.Ruang ini dianjurkan memiliki

akses dekat ke area pengelolaan limbah atau tempat

penyimpanan sementara limbah padat ataupun cair. Untuk

limbah cair yang berpotensi dapat mencemari lingkungan

tidak boleh dibuang secara langsung melalui wastafel atau

sink, tetapi harus ditampung terlebih dahulu dalam wadah

yang tertutup sebelum ditangani atau dikelola baik oleh

laboratorium maupun oleh pihak ke tiga yang kompeten.

Wadah penyimpanan limbah cair tersebut disimpan

sementara di dalam ruang dekontaminasi dan diberi

tanda/identitas khusus. Adapun denah ruang dekontaminasi

dan sterilisasi dapat terlihat pada Gambar 20.

Adapun fasilitas yang terdapat dalam ruangan

dekontaminasi adalah:

Page 107: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 56

No Uraian Jumlah

1 Wastafel/Sink 1 buah

2 Autoclave dekontaminasi 1 buah

3 Air Conditioner Min 1 buah

1.4.9.12. Ruang Koleksi

Ruang koleksi diperuntukkan untuk penyimpanan koleksi.

Apabila tanah atau gedung laboratorium masih luas, maka

ruang koleksi dapat dibagi menjadi dua ruangan yaitu ruang

persiapan koleksi dan ruang penyimpanan koleksi atau

display koleksi. Adapun denahRuang Koleksi terlihat pada

Gambar 21.

Adapun fasilitas yang terdapat dalam ruang koleksi:

No Uraian Jumlah

1 Dehumidifier 1 buah

3 Ultra Low Freezer (-30 s/d -80°C) 1 buah

5 Medical refrigerator Min 1 buah

6 Kulkas 1 buah

7 Lemari Koleksi Basah 1 buah

8 Rak Koleksi kering serangga 1 buah

9 Seperangkat Komputer & printer (2 Kursi) 1 buah

10 AC (uk. PK disesuaikan luas ruangan) Min 1 buah

*) Jika Ruang penyiapan/preparasi Koleksi terletak didalam ruang

koleksi

1.4.9.13. Ruang Perpustakaan

Ruang perpustakaan tidak diwajibkan dan disediakan

apabila luas bangunan mampu menampung perpustakaan.

Ruang perpustakaan dapat juga digabung dengan ruang

seminar/ rapat untuk memaksimalkan ruangan ruangan

yang sudah ada.

Page 108: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 57

BAB II

KONDISI AKTUAL LABORATORIUM KARANTINA HEWAN

Pada saat ini kondisi laboratoriumkarantina hewan pada UPT Karantina

Pertanian masih sangat beragam. Gedung laboratorium karantina hewan masih

sangat bervariasi, masih ada UPT KP yang belum memisahkan antara gedung

laboratorium dengan gedung pelayanan operasinalnya sehingga aspek biosafety

dan biosecurity belum dapat diterapkan. Selain itu juga persyaratan standar

minimal laboratorium belum dipenuhi misalnya masih menggunakan furniture yang

mudah rusak apabila terkena bahan kimia, sudut ruangan bersiku sehingga sulit

untuk dibersihkan dll. Kondisi akomodasi lingkungan laboratorium belum juga

menjadi perhatian penting misalnya mengenai suhu, Kelembapan, pencahayaan

dll dimana kondisi ini akan mempengaruhi mutu hasil pengujian laboratorium.

Demikian juga dengan peralatan dan bahan laboratorium yang digunakan

masih sangat beragam karena belum adanya standar peralatan laboratorium UPT

karantina pertanian. Demikian juga dengan pengelolaan peralatan dan bahan

misalnya belum semua peralatan yang digunakan terkalibrasi, belum ada program

pemeliharaan peralatan yang rutin dilakukan oleh laboratorium serta pengelolaan

penggunaan bahan laboratorium belum diatur dengan baik.

Pengelolaan limbah laboratorium karantina hewan UPT KP harus menjadi

bagian yang tidak boleh terpisahkan dari kegiatan operasional laboratorium.

Sementara sistem pengelolaan limbah yang ada saat ini pada laboratorium

karantina hewan UPT KP masih belum maksimal baik dari sisi SOP maupun

instalasinya.

Sumber daya manusia yang bekerja dilaboratorium juga belum menjadi

perhatian penting. Karena terbatasnya SDM yang ada di UPT KP maka seringkali

personil laboratorium juga merangkap tugas sebagai petugas operasional di

lapangan atau tugas tugas administrasi lainnya. Jenjang karir yang belum jelas

bagi petugas laboratorium sehingga dengan mudah petugas laboratorium yang

sudah terampil di mutasi ke tempat lainnya. Aspek jaminan kesehatan bagi

Page 109: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 58

petugas laboratorium juga belum maksimal misalnya imunisasi dan pemeriksaan

kesehatan bagi petugas laboratorium.

Walaupun klasifkasi laboratorium telah ditetapkan oleh Barantan, tetapi kondisi

kondisi seperti yang disebutkan diatas masih dapat ditemukan. Hal ini terjadi

disebabkan beberapa hal :

1. Belum adanya panduan untuk UPT Karantina Hewan dalam pengelolaan

laboratorium.

2. Pengadaan dan distribusi bahan dan alat laboratorium belum mempunyai

acuan yang standar.

3. Belum adanya system komunikasi dan informasi antar laboratorium Karantina

Hewan dalam pelaksanaan tindakan karantina impor, ekspor dan antar area.

4. Distribusi petugas laboratorium berdasarkan jenjang jabatan fungsional

(Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner) belum sesuai dengan Tingkat

kebutuhan laboratorium Karantina Hewan.

Page 110: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 59

BAB III.

LEVEL DAN KRITERIA LABORATORIUM KARANTINA HEWAN

3.1. Klasifikasi Laboratorium

Klasifikasi laboratorium Karantina hewan terdiri dari 4 tingkat. Setiap tingkat

memiliki kemampuan berbeda dengan parameter tingkat keamanan, jenis

pengujian, sarana dan prasaranaserta kompetensi sumber daya manusia.

Selain itu dipertimbangkan juga hal-hal terkait dengan jumlah volume dan

frekuensi kegiatan.

3.1.1. Laboratorium Tingkat 1

Laboratorium Tingkat 1 memiliki kriteria dengan kemampuan

melaksanakan pemeriksaan dan pengujian dengan menggunakan

screening (uji tapis) dan rapid test (uji cepat) terhadap HPHK

golongan II (tabel dalam lampiran tentang klasifikasi dan jenis

pengujian laboratorium karantina hewan di UPTKP).

Laboratorium tingkat 1 berada di UPT Karantina Pertanian dan/atau di

wilayah kerja yang menangani antararea/domestik.Laboratorium

tingkat 1 minimal memiliki ruang penerimaan sampel, ruang preparasi,

ruang pengujian, ruang gudang, ruang bahan, ruang alat serta ruang

staf. Tenaga laboratorium sesuai dengan kebutuhan yang terdiri dari

medik dan paramedik veteriner yang memiliki jenjang fungsional dan

telah mendapat pelatihan laboratorium sesuai dengan jenis pengujian

serta bekerja secara penuh di laboratorium. Tingkat keamanan

laboratorium tingkat 1 minimal sama dengan Biosafety Level 2 (BSL2)

dan terakreditasi.

3.1.2. Laboratorium Tingkat 2

Laboratorium Tingkat 2 memiliki kemampuan dan sarana laboratorium

Tingkat 1 ditambah dengan kemampuan melaksanakan pemeriksaan

dan pengujian dengan menggunakan metode yang lebih kompleks

seperti uji isolasi dan identifikasi serta uji konfirmasi untuk agen

Page 111: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 60

penyakit, uji tapisdan uji cepat terhadap cemaran dan residu kimia,

fisikdan biologi.

Laboratorium Tingkat 2 berada di UPT Karantina Pertanian dan/atau

di wilayah kerja yang menangani antararea/domestik, dengan volume

dan frekuensi yang sedang sampai tinggi. Disamping memiliki ruangan

sebagaimana Laboratorium Tingkat 1, Laboratorium Tingkat 2 juga

memiliki ruang isolasi dan identifikasi, ruang pengujian steril dan non

steril, ruang hewan laboratorium, fasilitas pengolahan limbah serta

insinerator.

Tenaga laboratorium terdiri dari medik dan paramedik yang telah

mendapat pelatihan laboratorium sesuai dengan jenis pengujian serta

bekerja secara penuh di laboratorium. Tingkat keamanan laboratorium

Tingkat 2minimal sama dengan Biosafety Level 2 (BSL2) dan

terakreditasi.

3.1.3. Laboratorium Tingkat 3

Laboratorium Tingkat 3memiliki kemampuan dan sarana Laboratorium

Tingkat 2 ditambah dengan kemampuan melaksanakan pemeriksaan

dan pengujian dengan menggunakan metode yang sangat kompleks

dengan peralatan yang spesifik dan sensitif serta analisis genetik.

Laboratorium Tingkat 3 berada di UPT dan/atau di wilayah kerja yang

menangani antararea/domestik, impor/ekspor.Disamping memiliki

ruangan sebagaimana Laboratorium Tingkat 2, Laboratorium Tingkat

3 juga memiliki ruang pengujian yang terpisah untuk pengujian

bakteriologi, virologi, mikologi, parasitologi, patologi, hematologi.

Laboratorium tingkat 3 juga mampu melakukan pengujian sentinel dan

uji konfirmasi cemaran dan residu kimia, fisik dan biologi. Tenaga

laboratorium terdiri dari medik dan paramedik veteriner yang telah

mendapat pelatihan laboratorium sesuai dengan jenis pengujian serta

bekerja secara penuh di laboratorium. Tingkat keamanan laboratorium

Tingkat 3minimal sama dengan minimal Biosafety Level 2 dan

terakreditasi.

Page 112: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 61

Tergantung pada letak geografis dan layanan lalu-lintas, bila

dipandang memiliki risiko untuk melakukan pengujian penyakit eksotik

dan zoonotik berbahaya, maka laboratorium ini dapat memiliki

laboratorium tingkat keamanan tinggi/Bisosafety Level 3 (BSL3).

3.1.4. Laboratorium Tingkat 4

Laboratorium Tingkat 4 adalah laboratorium uji standar yang memiliki

kemampuan dan sarana laboratorium tingkat 3 ditambah kemampuan

melakukan validasi, standardisasi dan pengembangan metode uji

serta melakukan uji profisiensi laboratorium karantina hewan untuk

penguatan Laboratorium Tingkat 1 – 3.

Laboratorium tingkat 4 memilikitingkat keamanan sama dengan

Biosafety Level 2 dan 3 dilengkapi dengan fasilitas laboratorium dan

kandang hewan percobaan ABSL-3.

3.1.5. Laboratorium Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian.

Laboratorium karantina hewan yang dimiliki oleh Balai Uji Terap

Teknik dan Metode Karantina Perrtanian (BBUTTMKP) diarahkan

menjadi laboratorium karantina hewan yang mampu mendukung

program dan kegiatan Uji Terap Teknik dan Metode Karantina

Pertanian, dimana ruang lingkupnya dibedakan dengan ruang lingkup

laboratorium Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian.

3.2. Faktor Penilaian dalam Penetapan Klasifikasi Laboratorium

Untuk menetapkan Klasifikasi Laboratorium Karantina Hewan dan

Keamanan Hayati Hewani yang diperlukan di suatu UPT Karantina

Pertanian, maka ada beberapa tolok ukur yang mendasari dalam

penetapannya, yaitu:

3.2.1. Frekuensi dan Volume Kegiatan

Frekuensi dan volume kegiatan akan terkait dengan kebutuhan

laboratorium dan fasilitas pendukungnya yang diperlukan. Semakin

besar frekuensi dan volume kegiatan semakin tinggi kebutuhan

sarana, prasarana dan jumlah sumberdaya manusia laboratorium.

Page 113: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 62

3.2.2. Jenis Media Pembawa HPHK

Keragaman jenis Media Pembawa HPHK yang dilalulintaskanakan

terkait dengan kebutuhan laboratorium dan fasilitas pendukungnya

yang diperlukan. Semakin besar keragaman jenis Media Pembawa

HPHK yang dilalulintaskan semakin tinggi kebutuhan sarana,

prasarana dan jumlah sumberdaya manusia laboratorium.

3.2.3. Status HPHK Negara/Daerah Asal

Media pembawa yang berasal dari negara yang memiliki penyakit

eksotik lebih berisiko tinggi. Untuk lalu lintas antar area, area tujuan

yang bebas dari penyakit tertentu akan memiliki risiko lebih tinggi dan

sebaliknya.

3.2.4. Letak Geografis

Lokasi geografis dari suatu UPT Karantina Pertanian seperti lokasi

strategis terkait dengan hubungan internasional, daerah terpencil, atau

dekat dengan fasilitas laboratorium veteriner lainnya yang sudah lebih

maju merupakan salah satu pertimbangan dalam urgensi penetapan

klasifikasi laboratorium karantina hewan yang diperlukan oleh UPT

Karantina Pertanian. Hal ini dapat juga terkait dengan tingkat risiko

dari lokasi geografis, volume kegiatan pengujian. Laboratorium

Karantina hewan yang melayani lalu-lintas internasional perlu

mewaspadai akan masuknya penyakit eksotik melalui media

pembawa. Lokasi terpencil dari suatu laboratorium karantina hewan

memerlukan suatu kemandirian dibanding dengan lokasinya yang

berdekatan dengan laboratorium veteriner yang sudah lebih maju.

Lokasi geografis tentunya juga terkait dengan sarana dan prasarana

serta sumberdaya manusia laboratorium yang diperlukan.

a. Letak Geografis Strategis: Daerah Strategis/Banyak Pintu

Masuk/Perbatasan

Badan Karantina Pertanian mempunyai 52(lima puluh dua) UPT

yang tersebar di seluruh wilayah Republik Indonesia dengan

mempunyai karakteristik yang berbeda-beda ditinjau dari :

Page 114: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 63

i. Letak dan topografi wilayah yang berbatasan langsung

dengan wilayah darat atau laut negara tetangga yang

mempunyai status HPHK yang berbeda dengan Indonesia dan

rawan penyelundupan media pembawa HPHK seperti

Kepulauan Riau, Entikong, Tarakan, Papua, NTT, Maluku

utara, pesisir pantai timur dan Sulawesi Utara;

ii. Pelabuhan yang merupakan wilayah kerja UPT Karantina

Pertanian yaitu pelabuhan penyeberangan dimana lalulintas

komoditas sangat padat dan cepat seperti Merak, Lampung

(Bakauheni), Bali dan Nusa Tenggara.

Untuk wilayah kerja UPT Karantina Pertanian dengan risiko

tertular HPHK lebih tinggi seperti daerah perbatasan, frekuensi

lalulintas media pembawa HPHK tinggi, maka diperlukan

kriteria/tingkat laboratorium yang berbeda dengan daerah yang

mempunyai risiko tertular HPHK rendah atau sedang.

b. DaerahSentra Produksi Peternakan dan Kawasan Konservasi

Hewan

Untuk daerah-daerah yang merupakan sentra produksi

peternakan dan kawasan konservasi hewan, dimana kegiatan

utama perekonomian dan perdagangan adalah pada sektor

peternakan dan konservasi hewan seperti Jawa, Sulawesi

Selatan, Lampung, Bali, NTB, Papua dan lainnya memerlukan

tingkat laboratorium karantina hewan yang berbeda. Hal ini

bertujuan untuk mencegah masuk dan tersebarnya HPHK.

Peranan laboratorium secara tidak langsung akan meningkatkan

produktifitas ternak baik kuantitas maupun kualitas daerah sentra

produksi peternakan dan kawasan konservasi hewan.

3.2.5. Jenis HPHK

Jenis HPHK yang mungkin terbawa pada media pembawa akan terkait

dengan kebutuhan laboratorium dan fasilitas pendukungnya yang

diperlukan. Semakin banyak jenis HPHK yang mungkin terbawa pada

Page 115: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 64

media pembawa yang dilalulintaskan membutuhkan tingkat

laboratorium yang semakin tinggi.

3.2.6. Kontinuitas Ancaman Risiko

Kontinuitas pemasukan dan pengeluaran media pembawa yang

kemungkinan membawa HPHK menyebabkan ancaman dan risiko

yang terus menerus terhadap masuk dan tersebarnya

HPHK.Berkaitan dengan hal tersebut maka diperlukan tingkat

laboratorium yang sesuai.

Page 116: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 65

Lampiran.

A. Tabel kuisioner untuk Unit Pelaksana Teknis yang dikaji

No Kriteria Uraian Bobot Nilai Keterangan

1 Tingkat keamanan yang diperlukan

Jenis media pembawa

Jenis penyakit

Status penyakit daerah asal

2 Geografis Pintu masuk/keluar

Impor

Ekspor

Antar Area

Lintas batas

Daerah strategis sentra produksi ternak

Adanya laboratorium veteriner lainnya

3 Jenis komoditi

Hewan hidup

BAH

HBAH

Benda lain

4 Jenis pengujian yang diperlukan

Sederhana

Kompleks

Sangat kompleks

Page 117: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 66

No Kriteria Uraian Bobot Nilai Keterangan

5 Sarana 0 Untuk poin ini akan diberikan kajian khusus

Pendidikan formal

Pelatihan sesuai kompetensi

Pengalaman kerja

7 Volume kegiatan Sedikit

Sedang

Banyak

8 Frekuensi Rendah

Sedang

Tinggi

9 Sarana penunjang lainnya

Telepon, internet, faximile, intercom

0 Untuk poin ini akan diberikan kajian khusus

Page 118: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 67

BAB IV

PENETAPAN KLASIFIKASI

LABORATORIUM KARANTINA HEWAN

Klasifikasi Laboratorium Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani

merupakan gambaran kondisi laboratorium yang diperlukan oleh suatu UPT

Karantina Pertanian sesuai dengan kebutuhan operasional untuk mendukung

pelaksanaan tindakan Karantina hewan dan keamanan hayati hewani yang

menjadi tanggungjawab di wilayah kerjanya. Klasifikasi Laboratorium Karantina

Hewan dan Keamanan Hayati Hewani dibagi menjadi laboratorium tingkat 1,

laboratorium tingkat 2, laboratorium tingkat 3 dan laboratorium tingkat 4.

Pembagian tingkat laboratorium tersebut berdasarkan tingkat risiko komoditi

media pembawa yang dilalulintaskan. Perbedaan masing masing tingkat

laboratorium tersebut terletak pada fasilitas ruang laboratorium baik itu ruang

penunjang maupun ruang pengujiannya serta peralatan laboratorium yang

disesuaikan dengan jenis pengujian yang dilaksanakan.

Laboratorium Karantina hewan dan keamanan hayati hewani dapat dibedakan

menjadi beberapa tingkatan (1, 2, 3 dan 4) dengan mempertimbangkan beberapa

faktor di wilayah kerja UPT KP sebagai tolok ukur untuk penetapannya.

4.1. Tolok Ukur Penetapan Klasifikasi Laboratorium

Untuk menetapkan Klasifikasi Laboratorium yang diperlukan di suatu UPT

Karantina Hewan, maka ada beberapa tolok ukur yang mendasari dalam

penetapannya, yaitu:

4.1.1. Jenis HPHK dan Biosafety Laboratorium

Jenis HPHK yang mungkin dibawa oleh media pembawa yang dilalu-

lintaskan baik impor, ekspor maupun antar area memiliki tingkat risiko

yang berbeda. Perbedaan tingkat risiko menuntut pembedaan dalam

cara penanganannya dan fasilitas laboratorium yang diperlukan.

Berdasarkan tingkat risiko HPHK, maka tingkat biosafety laboratorium

terbagi ke dalam 3 level laboratorium biosafety, yaitu:

Page 119: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 68

4.1.1.1. Laboratorium Biosafety Level 1

Laboratorium yang digunakan untuk menangani HPHK yang di

sebabkan oleh agen penyakit enzootic, tidak kontagius serta

pemeriksaannya dengan cara yang sederhana.

4.1.1.2. Laboratorium Biosafety Level 2

Laboratorium yang digunakan untuk menangani HPHK yang

dapat menular pada manusia dan hewan (zoonotic), tetapi

tidak menjadi bahaya serius pada manusia, hewan dan

lingkungan.Agen penyakitnya dapat dicegah dan dapat

diobati, kemudian dapat di batasi penyebaran agen

penyakitnya.

4.1.1.3. Laboratorium Biosafety Level 3

Laboratorium yang digunakan untuk menangani media

pembawa yang diduga tertular atau mengandung HPHK

bersifat eksotik atau yang dapat menyebabkan penyakit serius

pada manusia, hewan dan lingkungan, dan sulit dibatasi

penyebaran penyakitnya serta membutuhkan pengobatan

efektif dan tindakan pencegahan yang akurat. Agen

penyakitnya termasuk ke dalam subjek yang dikontrol oleh

pemerintah.

4.1.2. Volume Kegiatan (ukuran dan frekuensi) Pengujian

Besaran volume kegiatan pengujian akan terkait dengan besaran

laboratorium dan fasilitas pendukungnya yang diperlukan oleh suatu

laboratorium Karantina Hewan. Semakin besar volume kegiatan

pengujian dan kompleksitas komoditas peternakan yang

dilalulintaskan semakin tinggi kebutuhan sarana, prasarana dan

jumlah sumberdaya manusia laboratorium.

Page 120: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 69

4.1.3. Lokasi Geografis

Lokasi geografis dari suatu UPT Karantina Hewan seperti lokasi

strategis terkait dengan hubungan internasional, daerah

terpencil/remote, atau dekat dengan fasilitas laboratorium veteriner

lainnya yang sudah lebih maju merupakan salah satu pertimbangan

dalam urgensi penetapan klasifikasi laboratorium yang diperlukan oleh

UPT Karantina Hewan. Hal ini dapat juga terkait dengan tingkat risiko

dari lokasi geografis, volume kegiatan pengujian. Laboratorium

Karantina Hewan yang melayani lalu-lintas internasional perlu

mewaspadai akan masuknya penyakit eksotik melalui media

pembawa. Lokasi remote dari suatu laboratorium karantina hewan

memerlukan suatu kemandirian dibanding dengan lokasinya yang

berdekatan dengan laboratorium veteriner yang sudah lebih

maju.Lokasi geografis tentunya juga terkait dengan sarana dan

prasarana serta sumberdaya manusia laboratorium yang diperlukan.

a) Letak Geografis Strategis: Daerah Strategis/Banyak Pintu

Masuk/Perbatasan

Karantina Hewan mempunyai 52 UPT Karantina Hewan yang

tersebar di seluruh wilayah Republik Indonesia dengan

mempunyai karakteristik yang berbeda-beda ditinjau dari :

1. Frekuensi lalulintas media pembawa dan jenis atau

penggolongan media pembawa HPHK;

2. Letak dan topografi wilayah yang berbatasan langsung dengan

wilayah darat atau laut negara tetangga yang mempunyai

status HPHK yang berbeda dengan Indonesia dan rawan

penyelundupan media HPHK seperti Batam, Kepulauan Riau,

Entikong, Tarakan, Papua, NTT dan Sulawesi Utara;

3. Banyaknya exit/entry point yang tidak ada/tidak diawasi oleh

petugas karantina (Batam, Daerah sepanjang pantai Timur

Pulau Utara dan lain-lain);

Page 121: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 70

4. Tingkat pelabuhan yang merupakan wilayah kerja UPT

Karantina Hewan yaitu pelabuhan penyeberangan dimana

lalulintas komoditas sangat padat dan cepat seperti Merak,

Lampung (Bakauheni), Kepulauan Bali dan Nusa Tenggara.

Untuk wilayah kerja UPT Karantina Hewan dengan risiko tertular

HPHK lebih tinggi seperti daerah perbatasan, frekuensi lalulintas

media pembawa HPHK tinggi, exit/entry point yang tidak terawasi

atau rawan, maka diperlukan kriteria/tingkat laboratorium yang

berbeda dengan daerah yang mempunyai risiko tertular HPHK

rendah atau sedang.

b) Daerah Penunjang Peternakan

Untuk daerah-daerah yang merupakan sentra/pusat komoditi

peternakan, dimana kegiatan utama perekonomian dan

perdagangan adalah pada sektor peternakan seperti Jawa,

Sulawesi Selatan, Lampung, Bali, NTB, dan lain-lainnya

memerlukan kriteria/tingkat laboratorium karantina hewan yang

berbeda dengan daerah yang perekonomian dan perdagangan

tidak ditunjang pada sektor peternakan. Hal ini bertujuan untuk

mencegah masuk dan tersebarnya HPHK serta pengendaliannya.

Peranan laboratorium secara tidak langsungakan meningkatkan

produktifitas ternak baik kuantitatif maupun kualitas dan

meningkatkan perekonomian daerah sentra/pusat peternakan

tersebut.

Page 122: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 71

4.2. Penetapan Klasifikasi Laboratorium Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani pada Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian Lingkup Badan Karantina Pertanian

No UPT Klasifikasi

Laboratorium

1 Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok 3

2 Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta 3

3 Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya 3

4 Balai Besar Karantina Pertanian Makassar 3

5 Balai Besar Karantina Pertanian Belawan 3

6 Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram 3

7 Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar 3

8 Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang 3

9 Balai Karantina Pertanian Kelas I Pekanbaru 2

10 Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang 2

11 Balai Karantina Pertanian Kelas I Balikpapan 2

12 Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam 2

13 Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung

2

14 Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado 2

15 Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura 2

16 Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang 2

17 Balai Karantina Pertanian Kelas I Padang 2

18 Balai Karantina Pertanian Kelas I Pontianak 2

19 Balai Karantina Pertanian Kelas I Jambi 2

20 Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 2

21 Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon 2

22 Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu 2

23 Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta 2

24 Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo 2

25 Balai Karatina Pertanian Kelas II Tanjung Pinang

2

26 Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkal Pinang

2

27 Balai Karantin Pertanian Kelas II Tarakan 2

28 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh 2

29 Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya 2

30 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tg.Balai Asahan

2

31 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bengkulu 2

32 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda 2

33 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sumbawa Besar

2

Page 123: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 72

No UPT Klasifikasi

Laboratorium

34 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak 2

35 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Timika 2

36 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Pare-pare 2

37 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke 2

38 Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Manokwari 2

39 Balai Karantina Pertania Kelas I Banjarmasin 2

40 Balai Karantina Pertanian Kelas I Ternate 1

41 Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari 1

42 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon 1

43 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sorong 1

44 Stasiun Kantina Pertanian Kelas I Bandung 1

45 Stasiun Kantina Pertanian Kelas I Cilacap 1

46 Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Entikong 1

47 Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Bangkalan 1

48 Stasiun Karatina Pertanian Kelas II Ende 1

49 Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Tg.Balai Karimun

1

50 Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju 1

51 Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 4

52 Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian

Laboratorium Uji Terap TMKP

4.3. Bahan Dan Alat Pengujian Laboratorium Karantina Hewan

4.3.1. Laboratorium Tingkat 1

- Autoclave basah, autoclave kering, water bath, stonmacher,

microskop binocular dilengkapi dengan tustel, refrigerator.

- Pemeriksaan residu obat hewan belum bisa dilakukan pada

laboratorium tingkat 1.

4.3.1.1. Pemeriksaan Parasit.

- Mikroskop binocular, bunsen, tabung reaksi, object dan

cover glass;

- Lar KOH;

- Mikroskopis binokula parasit, petri dish;

- Lar NaCL fisiologis;

- Mikroskopis binocular, object and cover glass, beaker

glass, pengaduk, tabung reaksi, sentrifus, Erlenmeyer

terbalik;

- Garam (Na2CO3), NaCL fisiologis.

Page 124: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 73

4.3.1.2. Pemeriksaan Bakteri dan Jamur.

- Petri dish, beaker glass, tabung reaksi, tusuk/tutup

tabung, water bath, gunting, pinset, balance, plastik,

mortar (atau stomacher);

- Larutan peptone water ethyl alchohol, HCL, MgO,

Malachite Green, PbS;

- Kertas saring, kertas lakmus;

- Object dan cover glass, Bunsen, Mikroskopis binokular;

- Larutan pewarnaan gram (4 jenis), lar. Pewarnaan Seller;

- Object glass, Ose;

- Darah atau serum, antigen atau antibodi;

- Mikroskopis binokular, object and cover glass;

- Larutan pewarnaan Giemsa;

- Object glass, Ose, Jarum suntik;

- Antigen, lar. Pewarnaan seller;

4.3.1.3. Pemeriksaan organoleptik dan pembusukan.

4.3.1.4. Pemeriksaan uji cepat (rapid test) dengan kit (untuk diagnostik

penyakit hewan dan keamanan hayati).

4.3.2. Laboratorium Tingkat 2

- Dilengkapi dengan lampu UV.

- Laminar air flow blosafety level 2, oven incubator, autoclave basah

dan autoclave kering, sentrifuge 3000 rpm, sentrifuge

haematocrite, magnetic stirrer, water bath, mikroskop binocular

dengan tustel, total PL count, refrigerator.

4.3.2.1. Pemeriksaan Parasit

- Alat penghitung Whitlock;

- Botol bermulut lebar, cawan petri;

- Medium vermiculate;

- Haematocrite sentrifuge, haematocrite tube.

4.3.2.2. Pemeriksaan Bakteri

- Petri dish, tabung reaksi, erlenmeyer, gelas ukur, ose loop

dan ose ujung jarum;

- Kertas saring;

- Media biakan, aqua bidestilata steril.

Page 125: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 74

4.3.2.3. Pemeriksaan Jamur

- Petri dish, tabung reaksi, erlenmeyer;

- Kertas saring;

- Media biakan.

4.3.2.4. Pemeriksaan Virus

- Mikrotiter plate, mikropipet, pipet ependorf

- Telur embrio tertunas (telur SPF), antigen, antibodi

4.3.2.5. Pemeriksaan residu antibiotik :

untuk uji tapis dengan menggunakan metode bioassay.

Bahan:

- Bakto pepton,

- Bakto agar,

- beef extract,

- yeast extract,

- Tryptone,

- D (+) Glukosa,

- Potassium Dihidrogen Phosfat (KH2PO4),

- pasir kuarsa,

- Asam Hidro Klorida (HCl) pro analisis (p.a) ,

- Sodium Klorida (NaCl) pro analisis,

- Sodium Hidroksida (NaOH) pro analisis.

- Disodium Hidrogen Phosfat (Na2HPO4)p.a,

- Potassium Hidroksida (KOH) p.a,

- Hidrogen Phosfat (H3PO4) p.a,

Kuman Uji :

- Micrococcus luteus ATCC 9341 untuk golongan Makrolida

- Spora Bacillus subtilis ATCC 6633 untuk golongan

Aminoglikosida

- Spora Bacillus cereus ATCC 11778 untuk golongan

Tetrasiklin

- Spora Bacillus calidolactis untuk golongan Penisilin

Page 126: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 75

Larutan standar antibiotika:

- Larutan standar Penisilin Natrium (PC-Na ) untuk

golongan Penisilin

- Larutan standar Kanamisin Sulfat (KM-SO4) untuk

golongan Aminoglikosida

- Larutan standar Tilosin Tartrate (TS-Tartrat) untuk

golongan Makrolida

- Larutan standar Oksitetrasiklin Klorida (OTC-HCl) untuk

golongan Tetrasiklin

Kultur Media

Inokulasikan suspensi kuman uji dengan jumlah yang sesuai

dengan hasil kalibrasi kuman uji atau sporakedalam media

agar sebagai berikut:

- Spora Bacillus colidolactis pada media B. colidolactis

(media calidolactis)

- Spora Bacilus subtilis ATCC 6633 pada media Bacillus

subtilis

- Kuman vegetatif Micrococcus luteus ATCC 9341 pada

media M. luteus

- Spora Bacillus cereus ATCC 11778 pada media B.

cereus

Alat:

- neraca/timbangan,

- pengocok tabung,

- penangas air,

- homogenizerataumortar,

- pH meter,

- jangka sorong (caliper) atau alat pengukur diameter zona

hambatan (antibiotic zone reader).

- gelas ukur 100 ml; 500 ml,

- Erlenmeyer 250 ml; 500 ml,

- Cawan petri 100x12 mm,

- tabung reaksi ukuran 7 ml; 20 ml; 50ml,

- tabung sentrifus ukuran 50 ml,

- labu ukur 50 ml; 100 ml,

- botol timbang ukuran 20 ml,

- pipet volumetric ukuran 1 ml; 2 ml; 3 ml; 5 ml; 10 ml;18

ml

- pipet graduasi ukuran 1 ml; 5 ml; 7 ml; 10 ml ; 20 ml,

Page 127: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 76

- mikropipet 50µl-250 µl,

- kertas cakram (paper disk) tebal (thick) dengan diameter

8 mm atau 10 mm.

4.3.3. Laboratorium Tingkat 3:

Peralatan sama dengan level 1 dan 2 ditambah ELISA reader, ELISA

washer, vacuum, mikroskop fluorescense, laminar air flow biosafety

level 3.

4.3.3.1. Pemeriksaan Parasit

- Mikroplate, mikropipet, mikropipet tube;

- Larutan PBS, konjugat, larutan diterjen, Buffer

Immunoglobulin, NaCL.

4.3.3.2. Pemeriksaan Bakteri

- Petri dish, mikroplate, mikropipet, mikropipet tube;

- Agar gel neutralisasi, larutan PBS, konjugat, larutan

diterjen, Buffer, Immunoglobulin, NaCL antibiotik, antigen,

antibodi.

4.3.3.3. Pemeriksaan Jamur

- Petri dish, tabung reaksi, erlenmeyer;

- Kertas saring;

- Media biakan.

4.3.3.4. Pemeriksaan Virus

- Petri dish, mikroplate, mikropipet, mikropipet tube;

- Agar gel neutralisasi, larutan PBS, konjugat, larutan

diterjen, Buffer, Immunoglobulin, NaCL antibiotik, antigen,

antibodi.

4.3.3.5. Pemeriksaan Residu Antibiotik

Untuk uji tapis dengan menggunakan metode ELISA

Page 128: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 77

Bahan :

Kit ELISA yang terdiri dari :

- plate ELISA yang telah dilapisi (coated) dengan antibodi

atau antigen

- standar antibiotik

- Konjugate atau enzim penanda

- Substrat

- Larutan pencuci

- Larutan penghenti reaksi (stop solution)

Peralatan

- Timbangan

- Gelas ukur

- Single mikro pipet 5-50 µl, 50-1000 µl

- Multi channel mikro pipet 5-50 µl, 50-300 µl

- Bak reservoar

- Homogenizer/stomacher/mortar,

- Sentrifuger atau filter

- Penangas air

- Inkubator

- ELISA Plate washer atau labu semprot

- ELISA Plate Reader dengan filter panjang gelombang

400-600 nm

- Komputer

Untuk uji konfirmasi dengan menggunakan HPLC

Peralatan umumnya terdiri dari :

- Neraca analitik

- Botol timbang

- Gelas ukur (100 mL dan 10 mL.)

- Erlenmeyer (125 mL)

- Labu ukur 10 ml, 500 mL dan 1000 mL)

- Mikropipet tip 200 l dan 1000 l

- Corong gelas

- Pipet gelas

- Alat penguap (vacum rotary evaporator)

- Nitrogen evaporator

- Tabung sentrifus

- Labu penguap (florentin 125 mL.)

- Kertas saring Whatman No. 41

- Mikro pipet (50-200l, 200-1000l )

Page 129: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 78

- Cartridge Sep-pak C-18

- Botol contoh

- Seperangkat HPLC dengan kolom reverse phase, dan

detector UV, flourescent

Bahan

- Asetonitril p.a.

- Dinatrium hidrogen phosphat dihidrat

- Asam asetat

- Natrium EDTA

- Asam oksalat

- Metanol p.a.

- Metanol (chromatography grade)

- Asetonitril (chromatography grade)

- Kloroform

- Standar antibiotik yang akan diperiksa

4.3.4. Laboratorium Uji Standar

Peralatan sama dengan level 1, 2 dan 3 ditambah peralatan PCR,

mikroskop elektron

4.3.4.1. Pemeriksaan Parasit, Pemeriksaan Bakteri, Pemeriksaan

Jamur, Pemeriksaan Virus, Pemeriksaan Residu,

Histopatologis

- Microcentrifuge, 12.000 rpm, elektrophasterisi, power

supply, transminator, kacamata anti UV, vorstex untuk

tabung, alat untuk deiomisasi water, mikropipet tip, tip

ART, tabung eyerdorf, NRNA

4.4. Standar Pengujian Diagnostik (Metode Uji)

4.4.1. Laboratorium level 1 :

4.4.1.1. Tingkat risiko dan pengujian rendah, dikhususkan untuk

pengujian : sederhana, cepat meliputi : Organoleptik,

Serologis sederhana dan Identifikasi parasit.

Page 130: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 79

4.4.1.2. Jenis Pengujian :

- pH daging;

- Uji kebusukan daging dan uji organoleptik;

- Uji kesempurnaan pengeluaran darah;

- Uji sederhana untuk susu;

- Rapid test : AI, RBT, Pulorum Test, Mycoplasma rapid

test;

- Patologi Anatomi;

- Parasit darah;

- Parasitologi Ektoparasit (uji natif);

- Parasit Pencernaan.

4.4.2. Laboratorium level 2 :

4.4.2.1. Tingkat risiko dan pengujian sedang, dikhususkan untuk

pengujian sederhana, kompleks meliputi : Organoleptik,

Serologis sederhana dan kompleks, Isolasi dan identifikasi

bakteri

4.4.2.2. Jenis Pengujian :

- pH daging;

- Uji kebusukan daging dan uji organoleptik;

- Uji kesempurnaan pengeluaran darah;

- Uji sederhana untuk susu;

- Rapid test : AI, RBT, Pulorum Test, Mycoplasma rapid

test;

- Patologi Anatomi;

- Parasit darah;

- Parasitologi Ektoparasit (uji natif);

- Parasit Pencernaan;

- HA-HI Test;

- Cemaran mikroba;

- Identifikasi bakteri dan gram stain;

- Parasit darah;

- CFT;

- AGPT;

- Uji biologis;

- ELISA;

- Uji residu sederhana;

- Mikroskopis MB.

Page 131: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 80

4.4.3. Laboratorium level 3 :

4.4.3.1. Tingkat risiko dan kesulitan pengujian dari yang sederhana

sampai yang sulit dan dikhususkan untuk penyakit-penyakit

eksotik, meliputi: Serologis sederhana dan kompleks, Isolasi

dan identifikasi bakteri dan virus serta biologi molekuler

4.4.3.2. Jenis Pengujian :

- pH daging;

- Uji kebusukan daging dan uji organoleptik;

- Uji kesempurnaan pengeluaran darah;

- Uji sederhana untuk susu;

- Rapid test : AI, RBT, Pulorum Test, Mycoplasma rapid

test;

- Patologi Anatomi;

- Parasit darah;

- Parasitologi Ektoparasit (uji natif);

- Parasit Pencernaan;

- HA-HI Test;

- Cemaran mikroba;

- Identifikasi bakteri dan gram stain;

- Parasit darah;

- CFT;

- AGPT;

- Uji biologis;

- ELISA, PCR;

- Uji residu sederhana;

- Mikroskopis MBM;

- Identifikasi dan isolasi bakteri;

- Ascoli tes (anthraks);

- SNT;

- MAT;

- FAT;

- Histopatologi;

- Patologi Klinik;

- Uji-uji biologis kompleks;

- PCR END POINT;

- Real Time PCR;

- Squensing;

- Tissue Cultur;

- Pengembangan Metode Pengujian, Kajian Penyakit

eksotik;

- Kajian GMO dan IAS;

- Kajian Penyakit Eksotik.

Page 132: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 81

LAMPIRAN

Page 133: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

METODE UJI LABORATORIUM

KARANTINA HEWAN DAN KEAMANAN HAYATI HEWANI

No UPT Level Lab Metode Uji Pengujian Komoditi

1 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh RBT Brucellosis Sapi Potong

HA HI Avian Influenza Unggas

HA HI Newcastle Disease Unggas

TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH Konsumsi dan HBAH Konsumsi

Isolasi Coliform BAH Konsumsi dan HBAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH Konsumsi dan HBAH Konsumsi

Isolasi E. coli BAH Konsumsi dan HBAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH Konsumsi dan HBAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH Konsumsi dan HBAH Konsumsi

2 Balai Besar Karantina Pertanian Belawan Mikroskopis Diferansiasi Spesies Tepung Asal Hewan

Elisa Diferansiasi Spesies Tepung Asal Hewan

Kultur anthraks Tepung Asal Hewan, Kulit

Elisa Aflatoksin Tepung Asal Hewan Pakan jadi

RBT Brucellosis Sapi Potong

Elisa BVD, Paratuberculosis, IBR Sapi Potong

TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH Konsumsi dan HBAH Konsumsi

Isolasi Coliform BAH Konsumsi dan HBAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH Konsumsi dan HBAH Konsumsi

Isolasi E. coli BAH Konsumsi dan HBAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH Konsumsi dan HBAH Konsumsi

Elisa Residu Hormon BAH Konsumsi dan HBAH Konsumsi

Elisa Residu antibiotik BAH Konsumsi dan HBAH Konsumsi

Kromatografi Kinerja cair Residu hormon dan antibiotik BAH Konsumsi dan HBAH Konsumsi

3 Balai Besar Karantina Pertanian Kelas II Medan Elisa Rabies HPR

HA HI Avian Influenza Unggas

HA HI Newcastle Disease Unggas

TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba Unggas

RBT Brucellosis Sapi Potong

TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Coliform BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH dan HBAH Konsumsi, satwa liar

Isolasi E. coli BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH dan HBAH Konsumsi

PCR Avian Influenza Unggas, Produk Unggas dll

Spektrofotometri Nitrit Sarang Burung walet

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 82

Page 134: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

No UPT Level Lab Metode Uji Pengujian Komoditi

4 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan RBT Brucellosis Kambing

Isolasi Salmonella sp BAH dan HBAH Konsumsi

5 Balai Karantina Pertanian Kelas I Padang TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Coliform BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH dan HBAH Konsumsi, satwa liar

Isolasi E. coli BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH dan HBAH Konsumsi

Elisa Rabies HPR

6 Balai Karantina Pertanian Kelas I Pekanbaru Uji Tapis/RBT Brucellosis Sapi

HA HI Avian Influenza DOC, Unggas Dewasa

HA HI Newcastle Disease DOC, Unggas Dewasa

TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH konsumsi

Isolasi Coliform BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH dan HBAH Konsumsi, satwa liar

Isolasi E. coli BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH dan HBAH Konsumsi

Elisa Rabies HPR

7 Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjung Pinang Uji Tapis/RBT Brucellosis Sapi

HA HI Avian Influenza DOC, Unggas Dewasa

HA HI Newcastle Disease DOC, Unggas Dewasa

TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH konsumsi

8 Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Tanjung Balai Karimun TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Coliform BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH dan HBAH Konsumsi, satwa liar, Reptil

Isolasi E. coli BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Listeria sp BAH dan HBAH Konsumsi

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 83

Page 135: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

No UPT Level Lab Metode Uji Pengujian Komoditi

9 BKP Kelas I Jambi Uji Tapis/RBT Brucellosis Sapi

HA HI Avian Influenza DOC, Unggas Dewasa

HA HI Newcastle Disease DOC, Unggas Dewasa

TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH konsumsi

Isolasi Coliform BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH dan HBAH Konsumsi, satwa liar

Isolasi E. coli BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH dan HBAH Konsumsi

Spektrofotometri Nitrit Sarang Burung walet

10 BKP kelas I Palembang Elisa Rabies HPR

HA-HI Avian Influenza Unggas

PCR Avian Influenza Unggas

Isolasi Coliform BAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH Konsumsi

Isolasi E. coli BAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH Konsumsi

Spektrofotometri Nitrit Sarang Burung walet

11 SKP Kelas II Bengkulu Elisa Rabies HPR

HA-HI Avian Influenza Unggas

12 BKP Kelas I Lampung Mikroskopis Diferansiasi Spesies Tepung Asal Hewan

Elisa Diferansiasi Spesies Tepung Asal Hewan

Kultur anthraks Tepung Asal Hewan

Elisa Aflatoksin Tepung Asal Hewan Pakan jadi

HA HI Avian Influenza Unggas

HA HI Newcastle Disease Unggas

PCR Avian Influenza Bulu, Produk Unggas dll

RBT Brucellosis Sapi Potong, Sapi Bibit

Elisa BVD, Paratuberculosis, IBR, Brucellosis Sapi Potong, Sapi Bibit

Elisa Rabies HPR

13 BBKP Soekarno Hatta Elisa Rabies HPR

HA HI Avian Influenza Unggas

HA HI Newcastle Disease Unggas

TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba Unggas

RBT Brucellosis Sapi Potong

Elisa BVD, Paratuberculosis, IBR, Brucellosis Sapi Potong, Sapi Bibit

TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Coliform BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH dan HBAH Konsumsi, satwa liar, Reptil

Isolasi E. coli BAH dan HBAH Konsumsi

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 84

Page 136: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

No UPT Level Lab Metode Uji Pengujian Komoditi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Listeria sp BAH dan HBAH Konsumsi

PCR Avian Influenza Unggas, Produk Unggas dll

Elisa Residu Hormon BAH dan HBAH Konsumsi

Elisa Residu antibiotik BAH dan HBAH Konsumsi

Kromatografi Kinerja cair Residu hormon dan antibiotik BAH dan HBAH Konsumsi

Spektrofotometri Nitrit Sarang Burung Walet

Elisa EquineInfectious Anemia Kuda

14 BBKP Tanjung Priok Mikroskopis Diferansiasi Spesies Tepung Asal Hewan

Elisa Diferansiasi Spesies Tepung Asal Hewan

Kultur anthraks Tepung Asal Hewan, Kulit basah

Elisa Aflatoksin Tepung Asal Hewan Pakan jadi

RBT Brucellosis Sapi Potong

Elisa BVD, Paratuberculosis, IBR, Brucellosis Sapi Potong

TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Coliform BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi E. coli BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Listeria sp BAH dan HBAH Konsumsi

Elisa Residu Hormon BAH dan HBAH Konsumsi

Elisa Residu antibiotik BAH dan HBAH Konsumsi

Kromatografi Kinerja cair Residu hormon dan antibiotik BAH dan HBAH Konsumsi

PCR PMK Kulit sapi basah dari Brazil

PCR Avian Influenza Bulu, Produk Unggas dll

15 SKP Kelas I Bandung TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Coliform BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH dan HBAH Konsumsi, serangga

Isolasi E. coli BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH dan HBAH Konsumsi

Rapid test Nitrit Sarang Burung Walet

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 85

Page 137: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

No UPT Level Lab Metode Uji Pengujian Komoditi

16 BKP kelas I Semarang Mikroskopis Diferansiasi Spesies Tepung Asal Hewan

Elisa Diferansiasi Spesies Tepung Asal Hewan

Kultur anthraks Tepung Asal Hewan, Kulit basah

Elisa Aflatoksin Tepung Asal Hewan Pakan jadi

TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Coliform BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi E. coli BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Listeria sp BAH dan HBAH Konsumsi

Elisa Residu Hormon BAH dan HBAH Konsumsi

Elisa Residu antibiotik BAH dan HBAH Konsumsi

Kromatografi Kinerja cair Residu hormon dan antibiotik BAH dan HBAH Konsumsi

PCR PMK Kulit sapi basah dari Brazil

HA HI Avian Influenza Unggas

HA HI Newcastle Disease Unggas

PCR Avian Influenza Bulu, Produk Unggas dll

17 BKP kelas I Cilacap RBT Brucellosis Sapi Potong

Elisa BVD, Paratuberculosis, IBR, Brucellosis Sapi Potong, Sapi Bibit

Mikroskopis Parasit Darah Sapi Potong

Uji Apung Endoparasit Sapi Potong

HA HI Avian Influenza Unggas

HA HI Newcastle Disease Unggas

18 BKP kelas II Yogyakarta TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Coliform BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi E. coli BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH dan HBAH Konsumsi

Rapid test Nitrit Sarang Burung Walet

Elisa Rabies HPR

19 BBKP surabaya Mikroskopis Diferansiasi Spesies Tepung Asal Hewan

Elisa Diferansiasi Spesies Tepung Asal Hewan

Kultur anthraks Tepung Asal Hewan, Kulit basah

Elisa Aflatoksin Tepung Asal Hewan, Pakan jadi

RBT Brucellosis Sapi Potong, Sapi Bibit

Elisa BVD, Paratuberculosis, IBR, Brucellosis Sapi Potong, Sapi Bibit

TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Coliform BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi E. coli BAH dan HBAH Konsumsi

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 86

Page 138: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

No UPT Level Lab Metode Uji Pengujian Komoditi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Listeria sp BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Campylobacter foetus Sapi Bibit

Elisa Residu Hormon BAH dan HBAH Konsumsi

Elisa Residu antibiotik BAH dan HBAH Konsumsi

Kromatografi Kinerja cair Residu hormon dan antibiotik BAH dan HBAH Konsumsi

PCR PMK Kulit sapi basah dari Brazil

Elisa Equine Infectious Anemia Kuda

20 SKP Kelas II Bangkalan RBT Brucellosis Sapi Potong

HA HI Avian Influenza Unggas

HA HI Newcastle Disease Unggas

TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

21 BKP Kelas I Pontianak Mikroskopis Diferansiasi Spesies Pakan Hewan Ternak

Elisa Diferansiasi Spesies Pakan Hewan Ternak

Elisa Aflatoksin Pakan Hewan Ternak

TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Coliform BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi E. coli BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH dan HBAH Konsumsi

Elisa Rabies HPR

22 SKP Kelas I Entikong HA-HI/Rapid Test Avian Influenza Unggas

PCR Avian Influenza Unggas

Isolasi Coliform BAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH Konsumsi

Isolasi E. coli BAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH Konsumsi

23 BKP kelas II Palangkaraya RBT Brucellosis Sapi Bibit

Elisa BVD, Paratuberculosis, IBR, Brucellosis Sapi Bibit

Mikroskopis Parasit Darah Sapi Bibit

Uji Apung Endoparasit Sapi Bibit

Spektrofotometer Nitrit Sarang Burung wale

HA HI Avian Influenza Unggas

HA HI Newcastle Disease Unggas

TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Coliform BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi E. coli BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH dan HBAH Konsumsi

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 87

Page 139: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

No UPT Level Lab Metode Uji Pengujian Komoditi

24 BKP Kelas I Banjarmasin Elisa Rabies HPR

HA-HI Avian Influenza Unggas

PCR Avian Influenza Unggas

Isolasi Coliform BAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH Konsumsi

Isolasi E. coli BAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH Konsumsi

Spektrofotometer Nitrit Sarang Burung Walet

25 BKP Kelas I Balikpapan Elisa Rabies HPR

HA-HI Avian Influenza Unggas

PCR Avian Influenza Unggas

Isolasi Coliform BAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH Konsumsi

Isolasi E. coli BAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH Konsumsi

Spektrofotometer Nitrit Sarang Burung Walet

26 BKP Kelas II Tarakan RBT Brucellosis Sapi Potong

TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Coliform BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi E. coli BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH dan HBAH Konsumsi

HA HI Avian Influenza Unggas

HA HI Newcastle Disease Unggas

27 SKP kelas I Samarinda RBT Brucellosis Sapi Potong

Elisa BVD, Paratuberculosis, IBR, Brucellosis Sapi Potong, Sapi Bibit

Mikroskopis Parasit Darah Sapi Potong

Uji Apung Endoparasit Sapi Potong

TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Coliform BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi E. coli BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH dan HBAH Konsumsi

HA HI Avian Influenza Unggas

HA HI Newcastle Disease Unggas

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 88

Page 140: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

No UPT Level Lab Metode Uji Pengujian Komoditi

28 BKP Kelas I Manado TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Coliform BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi E. coli BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH dan HBAH Konsumsi

HA-HI Avian Influenza Unggas

HA-HI ND Unggas

Elisa Rabies HPR

29 BKP Kelas II Palu TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Coliform BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi E. coli BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH dan HBAH Konsumsi

HA-HI Avian Influenza Unggas

Elisa Rabies HPR

30 BKP kelas II Kendari TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Coliform BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi E. coli BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH dan HBAH Konsumsi

HA-HI Avian Influenza Unggas

Elisa Rabies HPR

RBT Brucellosis Sapi Potong

31 BBKP Makassar Mikroskopis Diferansiasi Spesies Tepung Asal Hewan

Elisa Diferansiasi Spesies Tepung Asal Hewan

Kultur anthraks Tepung Asal Hewan, Kulit basah

Elisa Aflatoksin Tepung Asal Hewan, Pakan jadi

TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Coliform BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi E. coli BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Listeria sp BAH dan HBAH Konsumsi

HA-HI Avian Influenza Unggas

HA-HI ND Unggas

PCR Avian Influenza Unggas

Elisa Rabies HPR

RBT Brucellosis Sapi Potong dan sapi Bibit

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 89

Page 141: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

No UPT Level Lab Metode Uji Pengujian Komoditi

32 SKP Kelas I Pare Pare RBT Brucellosis Sapi Potong

33 SKP Kelas II Mamuju Skrining test/RBT Brucellosis Sapi Potong, Sapi Bibit

Mikroskopis Parasit Darah Sapi Potong, Sapi Bibit

Mikroskopis Ektoparasit Sapi Potong, Sapi Bibit

Uji Apung Parasit Pencernaan Sapi Potong, Sapi Bibit

34 BKP Kelas I Denpasar Elisa Rabies HPR

HA HI Avian Influenza Unggas

HA HI Newcastle Disease Unggas

TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba Unggas

RBT Brucellosis Sapi Potong

Elisa Jembrana Sapi Potong, Sapi Bibit

TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Coliform BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH dan HBAH Konsumsi, satwa liar, Reptil

Isolasi E. coli BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Listeria sp BAH dan HBAH Konsumsi

PCR Avian Influenza Unggas, Produk Unggas dll

Elisa Residu Hormon BAH dan HBAH Konsumsi

Elisa Residu antibiotik BAH dan HBAH Konsumsi

35 BKP Kelas I Mataram Elisa Rabies HPR

HA HI Avian Influenza Unggas

HA HI Newcastle Disease Unggas

TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba Unggas

RBT Brucellosis Sapi Potong

Elisa BVD, Paratuberculosis, IBR, Brucellosis Sapi Potong, Sapi Bibit

Elisa Equine Infectoius anemia Kuda

TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Coliform BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH dan HBAH Konsumsi,

Isolasi E. coli BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Listeria sp BAH dan HBAH Konsumsi

PCR Avian Influenza Unggas, Produk Unggas dll

Elisa Residu Hormon BAH dan HBAH Konsumsi

Elisa Residu antibiotik BAH dan HBAH Konsumsi

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 90

Page 142: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

No UPT Level Lab Metode Uji Pengujian Komoditi

37 BKP Kelas I Kupang TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

HA HI Avian Influenza Unggas

HA HI Newcastle Disease Unggas

38 SKP Kelas II Ende RBT Brucellosis Sapi Potong

Elisa BVD, Paratuberculosis, IBR, Brucellosis Sapi Potong, Sapi Bibit

Mikroskopis Parasit Darah Sapi Potong

Uji Apung Endoparasit Sapi Potong

HA HI Avian Influenza Unggas

HA HI Newcastle Disease Unggas

39 SKP Kelas I Ambon TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

HA HI Avian Influenza Unggas

HA HI Newcastle Disease Unggas

40 BKP Kelas II Ternate TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

HA HI Avian Influenza Unggas

HA HI Newcastle Disease Unggas

41 SKP Kelas I Timika TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Coliform BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH dan HBAH Konsumsi, satwa liar, Reptil

Isolasi E. coli BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Listeria sp BAH dan HBAH Konsumsi

Elisa Residu Hormon BAH dan HBAH Konsumsi

Elisa Residu antibiotik BAH dan HBAH Konsumsi

42 BKP Kelas I Jayapura TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Coliform BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH dan HBAH Konsumsi, satwa liar, Reptil

Isolasi E. coli BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH dan HBAH Konsumsi

PCR Avian Influenza Unggas, Produk Unggas dll

43 SKP Kelas I Sorong TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

HA HI Avian Influenza Unggas

HA HI Newcastle Disease Unggas

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 91

Page 143: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

No UPT Level Lab Metode Uji Pengujian Komoditi

44 SKP Kelas I Biak TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

HA HI Avian Influenza Unggas

HA HI Newcastle Disease Unggas

Elisa PRSS, Hog Cholera Babi

45 SKP Kelas I Merauke TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

HA HI Avian Influenza Unggas

HA HI Newcastle Disease Unggas

46 SKP Kelas II Manokwari RBT Brucellosis Sapi Potong

Elisa BVD, Paratuberculosis, IBR, Brucellosis Sapi Potong, Sapi Bibit

Mikroskopis Parasit Darah Sapi Potong

Uji Apung Endoparasit Sapi Potong

HA HI Avian Influenza Unggas

HA HI Newcastle Disease Unggas

47 BKP Kelas II Gorontalo

48 BKP Kelas II Pangkal Pinang TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

Mikroskopis Pemeriksaan Parasit Darah Sapi Potong, sapibibit dan Ruminan lain

RBT Brucellosis Sapi Potong, sapibibit dan Ruminan lain

HA HI Avian Influenza Unggas

HA HI Newcastle Disease Unggas

ELISA BVD Sapi Potong, sapibibit dan Ruminan lain

49 BKP Kelas II Cilegon Elisa Rabies HPR

HA HI Avian Influenza Unggas

HA HI Newcastle Disease Unggas

TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba Unggas

RBT Brucellosis Sapi Potong

Mikroskopis Diferensiasi Pakan Bahan Baku pakan

TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Coliform BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH dan HBAH Konsumsi,

Isolasi E. coli BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH dan HBAH Konsumsi

50 BKP Kelas I Batam TPC/Kultur Total Cemaran Mikroba BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Coliform BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Salmonella sp BAH dan HBAH Konsumsi, satwa liar, Reptil

Isolasi E. coli BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Staphylococcus aureus BAH dan HBAH Konsumsi

Isolasi Listeria sp BAH dan HBAH Konsumsi

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 92

Page 144: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 1. Laboratorium Bakteri

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 93

Page 145: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 2. Laboratorium Virus

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 94

Page 146: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 3. Laboratorium Parasit

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 95

Page 147: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 4. Laboratorium Fungi

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 96

Page 148: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 5. Laboratorium Biologimolekuler

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 97

Page 149: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 6. Laboratorium Nekropsi

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 98

Page 150: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 7. Laboratorium Toksik

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 99

Page 151: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 8. Laboratorium Kromatografi Cair dan Gas

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 100

Page 152: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 9.Laboratorium AAS (Logam Berat)

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 101

Page 153: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 10. Laboratorium Keamanan Pangan (Cemaran Mikroba)

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 102

Page 154: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 11. Ruang Penerima Sampel

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 103

Page 155: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 12. Ruang Administrasi Laboratorium

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 104

Page 156: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 13. Ruang analis dan Ruang Ganti

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 105

Page 157: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 14. Ruang Rapat

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 106

Page 158: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 15. Toilet dan Pantry

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 107

Page 159: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 16.Penyimpanan Sampel

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 108

Page 160: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 17. Anteroom ( Shower in dan shower out)

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 109

Page 161: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 18. Ruang Penyimpanan Alat Gelas

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 110

Page 162: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 19. Ruang Penyimpanan Bahan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 111

Page 163: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 20. Ruang Sterilisasi

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 112

Page 164: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 21. Ruang Koleksi

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 113

Page 165: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 22. Ruang Perpustakaan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 114

Page 166: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 23. Waste Staging Area (Sampah Solid)

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 115

Page 167: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 24. Waste Staging Area (Limbah Cair)

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 116

Page 168: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 25. Ruang Server dan Kontrol

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 117

Page 169: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 26. Ruang Beranda dan Penerima Tamu

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 118

Page 170: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

KARANTINA TUMBUHAN

Page 171: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

DAFTAR ISI

BAB I STANDAR PENGEMBANGAN LABORATORIUM

KARANTINA TUMBUHAN

1

1.1 Gedung Laboratorium dan Sarana Penunjang 1

1.2 Sumber Daya Manusia 4

1.3 Peralatan, Bahan dan Metode Pengujian 6

1.4 Teknologi Informasi 6

1.5 Penerapan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium 7

BAB II KONDISI AKTUAL LABORATORIUM KARANTINA

TUMBUHAN

8

1 Bangunan Laboratorium dan Sarana Penunjang 8

2 Sumber Daya Manusia 9

3 Peralatan, Bahan dan Metode 10

4 Teknologi Informasi (TI) 10

5 Penerapan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium 11

BAB III LEVEL DAN KRITERIA LABORATORIUM KARANTINA

TUMBUHAN

12

1 Laboratorium Karantina Tumbuhan Level 4 12

2 Laboratorium Karantina Tumbuhan Level 3 13

3 Laboratorium Karantina Tumbuhan Level 2 13

4 Laboratorium Karantina Tumbuhan Level 1 14

BAB IV PENETAPAN KELASIFIKASI LABORATORIUM

KARANTINA TUMBUHAN

15

a. Skoring dan Kategori Risiko 17

b Aplikasi Kategori Risiko Terhadap Kelas/Level

Laboratorium Karantina Tumbuhan

25

Page 172: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

BAB V KEBIJAKAN PENGEMBANGAN LABORATORIUM

KARANTINA TUMBUHAN

48

BAB VI TATALAKSANA OPERASIONAL LABORATORIUM

KARANTINA TUMBUHAN

51

1. Tatalaksana Internal 51

2. Tatalaksana Antar Laboratorium Karantina Tumbuhan 52

3. Jejaring Kerja dengan Laboratorium di luar Instansi

Karantina Tumbuhan

53

Page 173: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 1

Lampiran III Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian

Nomor : 177/Kpts/OT.160/K/01/2017

Tanggal :

Tentang : Rancang Induk Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan Dan Keamanan Hayati Lingkup Badan Karantina Pertanian.

PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PENYELENGGARAAN

LABORATORIUM KARANTINA TUMBUHAN

DAN KEAMANAN HAYATI NABATI

BAB I

STANDAR PENGEMBANGAN LABORATORIUM

KARANTINA TUMBUHAN

Kebijakan pengembangan laboratorium karantina tumbuhan disusun dan

ditetapkan berdasarkan variabel-variabel faktor penentu penyelenggaraan

kegiatan laboratorium. Variabel penentu penyelenggaraan Laboratorium

Karantina Tumbuhan merupakan faktor-faktor yang paling berpengaruh

terhadap kegiatan operasional laboratorium. Terdapat lima variabel utama

yang dijadikan bahan pertimbangan dalam menyusun standar pengembangan

Laboratorium Karantina Tumbuhan, yaitu (1) Gedung Laboratorium dan

Sarana Penunjang, (2) Sumber Daya Manusia, (3) Peralatan, Bahan dan

Metode, (4) Dukungan Teknologi Informasi dan(5) Penerapan Sistem

Manajemen Mutu Laboratorium.

30 Januari 2017

Page 174: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 2

1.1 Gedung Laboratorium dan Sarana Penunjang

Bangunan Laboratorium Karantina Tumbuhan harus memenuhi

persyaratan sebagai tempat untuk melakukan deteksi dan identifikasi

OPT/OPTK pada MPOPTK Persyaratan tersebut antara lain:

a. Bangunan harus permanen, kokoh dan aman dari kemungkinan

gangguan fisik (antara lain: suhu, kelembaban, cahaya matahari),

ganguan biologis (antara lain: rayap, semut, tikus dan mikroorganisme

kontaminan) dan gangguan mekanik (antara lain: getaran, goyangan).

b. Bangunan dapat dirancang berdiri sendiri (tunggal) sebagai satu unit

laboratorium atau berupa satu bangunan yang dibagi atas beberapa

unit laboratorium berdasarkan kelompok OPT, antara lain:

Laboratorium Virus dan Viroid, Laboratorium Bakteri dan Fitoplasma,

Laboratorium Cendawan, Laboratorium Nematoda dan Moluska,

Laboratorium Serangga dan Tungau, Laboratorium Gulma,

Laboratorium Bio-molekuler. Adapun Laboratorium keamanan pangan

selanjutnya diatur tersendiri.

c. Setiap unit laboratorium dilengkapi dengan ruangan-ruangan

penunjang seperti: ruang administrasi, ruang ganti pakaian kerja

laboratorium, ruangan preparasi, ruang inkubasi, ruang isolasi, ruang

sterilisasi alat dan bahan serta ruang penyimpanan alat dan bahan.

d. Dilengkapi dengan sarana penampung atau pengolah limbah

laboratorium dan sarana pemusnah (incinerator).

e. Dilengkapi sumber tenaga listrik (PLN dan Genset) dan sumber air

bersih yang memadai.

f. Memiliki fasilitas untuk menumbuhkan tanaman (green house/screen

house), atau ruangan untuk rearing dan perbanyakan serangga

(insectarium).

g. Memiliki fasilitas pemadam kebakaran, dan atau fasilitas keamanan

lainnya sesuai keperluan (misalnya fume hood, shower, serta memiliki

fasilitas biosafety dan biosecurity)

Page 175: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 3

Rancang bangun laboratorium yang dibagi atas beberapa unit

laboratorium dimaksudkan untuk memastikan bahwa pengujian MPOPTK

dilakukan di tempat khusus sesuai dengan jenis OPT/OPTK dan untuk

menjamin agar tidak terjadi kontaminasi silang antar sampel yang diuji.

Jumlah unit laboratorium dan ruangan penunjang sebaiknya disesuaikan

dengan ketersediaan lahan. Unit laboratorium berikut ruang penunjang

dapat dibangun secara terpisah antara unit laboratorium yang satu

dengan unit yang lain jika lahan yang tersedia mencukupi.

Apabila lahan terbatas, unit laboratorium dan ruang penunjang

dengan sistem pengujian yang sejenis dapat disatukan, misal laboratorium

serangga dan tungau dijadikan satu dengan laboratorium nematoda dan

moluska menjadi Laboratorium Hama. Jumlah ruangan penunjang di

masing-masing unit laboratorium disesuaikan dengan kebutuhan dan

ketersediaan ruangan. Satu atau beberapa ruangan penunjang dapat

digunakan bersama oleh beberapa unit laboratorium, selama hal tersebut

tidak mengganggu dan mempengaruhi proses pengujian. Sebagai contoh

ruang preparasi untuk unit Laboratorium Cendawan, Laboratorium Bakteri

dan Fitoplasma, Laboratorium Virus dan Viroid dapat dijadikan satu

menjadi Ruang Preparasi Sampel dan Bahan .

Ruang isolasi untuk lahan laboratorium yang terbatas dapat dijadikan

satu antara unit laboratorium Cendawan dengan unit laboratorium Bakteri

dan Fitoplasma, namun dengan chamber isolasi (Laminar Air Flow) yang

berbeda.

Luas masing-masing unit laboratorium berikut ruangan penunjang

disesuaikan dengan beban kerja, jenis dan ukuran peralatan yang

digunakan, serta luas lahan yang tersedia. Ruangan laboratorium harus

memenuhi persyaratan agar terhindar dari kontaminasi. Persyaratan

tersebut antara lain:

a. Pintu akses keluar dan masuk di setiap ruangan harus dibuat dengan

bahan yang kokoh dan rapat serta dapat menutup dengan sempurna

secara otomatis.

Page 176: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 4

b. Pintu utama laboratorium harus mempunyai ruang antara (pintu

ganda) atau dimodifikasi sesuai ketersediaan lahan.

c. Akses masuk dan keluar laboratorium dilengkapi dengan rambu-

rambu yang jelas, khususnya petunjuk ke pintu-pintu keluar (exit

doors) sebagai jalur evakuasi jika terjadi keadaan darurat.

d. Jika unit-unit laboratorium berada dalam satu bangunan maka

susunan atau tataletak unit laboratorium hendaknya

mempertimbangkan tingkat sterilisasi yang dikehendaki dan

menggunakan sistem satu arah sesuai alur pengujian.

Unit Laboratorium Karantina Tumbuhan berikut ruangan penunjang yang

diperlukan (Tabel 1) seperti tercantum dibawah ini, adapaun contoh denah unit

Laboratorium Karantina Tumbuhan terlampir pada pedoman ini.

Tabel 1. Jenis Laboratorium Karantina Tumbuhan dan ruang penunjang yang diperlukan

No. Nama laboratorium Ruangan penunjang yang diperlukan

R. preparasi

R. isolasi R.

inkubasi R.

sterilisasi R. alat dan

bahan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Virus Bakteri & Fitoplasma Cendawan Nematoda & Moluska Serangga & Tungau Gulma Bio-molekuler Keamanan Pangan

-

- - -

-

-

- - - - -

- - - - -

1.2 Sumber Daya Manusia

Peraturan perundang-undangan Karantina Tumbuhan telah menetapkan

bahwa kewenangan atas pelaksanaan tindakan Karantina Tumbuhan diberikan

kepada petugas Karantina Tumbuhan, dalam hal ini adalah Petugas

Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT). Petugas POPT

bertanggung jawab atas penyelenggaraan laboratorium karantina tumbuhan

dimana tindakan pemeriksaan kesehatan tumbuhan dilakukan. Berdasarkan

kewenangan tersebut setiap POPT dituntut harus memiliki kompetensi yang

memadai di bidang deteksi dan identifikasi OPT/OPTK sesuai jenjang

jabatannya. Pemenuhan kompetensi oleh POPT sesuai jenjang jabatan dapat

Page 177: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 5

meningkatkan performa laboratorium sehingga dapat difungsikan dengan

memadai sesuai ketentuan yang berlaku.

Kompetensi pengujian yang mencakup kelompok/ jenis OPT/OPTK sangat

diperlukan terus ditingkatkan sesuai perkembangan ilmu dan teknologi. Oleh

karena itu dipandang perlu melakukan pelatihan untuk meningkatkan dan

memperluas kompetensi. Pelatihan yang dibutuhkan POPT dapat diidentifikasi

sesuai kebutuhan dan kajian oleh UPT yang bersangkutan. Persebaran

kapasitas kompetensi POPT di seluruh UPT lingkup Barantan harus

memperhatikan pola penempatan POPT yang disesuaikan dengan kompetensi

yang dibutuhkan UPT. Penempatan POPT di setiap unit laboratorium dapat

dilakukan melalui penelusuran minat dan bakat serta mengacu pada latar

belakang pendidikan formal dan pengalaman mengikuti pelatihan, magang

dan/ atau workshop yang pernah diikuti.

Analisis jabatan terhadap kebutuhan POPT di suatu UPT hendaknya

dilakukan dengan penghitungan yang seksama, cermat, dan akurat untuk

menunjang kelancaran proses pengujian kesehatan MPOPTK di UPT tersebut.

Penentuan kebutuhan petugas laboratorium karantina dtentukan berdasarkan

beban kerja, yaitu menurut jenis dan jumlah sampel/contoh MPOPTK yang

harus diuji dalam satu satuan waktu. Pemenuhan kebutuhan POPT terkait erat

dengan komitmen janji layanan (sasaran mutu) yang telah ditetapkan oleh

Laboratorium. Hal tersebut harus menjadi bahan pertimbangan utama dalam

menentukan penempatan POPT di setiap UPT lingkup Barantan.

Memperhatikan kesamaan tugas dan fungsi UPT, seyogyanya setiap UPT

memiliki POPT dari semua jenjang jabatan. Akan tetapi hal tersebut tidak

terjadi jika berdasarkan kebijakan telah ditetapkan bahwa kegiatan

laboratorium suatu UPT dibatasi sampai tingkat sesuai level laboratorium

yang disandangnya. Sebagai contoh jika level laboratorium hanya dibatasi

setinggi-tingginya sampai tingkat morfologi, maka di UPT bersangkutan tidak

perlu memiliki POPT Ahli Madya. Jabatan tertinggi pada level tertinggi untuk

pengujian morfologi hanya memerlukan jabatan paling tinggi POPT Ahli Muda.

Pengaturan demikian memungkinkan setiap POPT di suatu UPT mendapatkan

Page 178: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 6

tugas/pekerjaan berdasarkan butir-butir kegiatan sesuai dengan jenjang

jabatannya.

1.3 Peralatan, Bahan dan Metode Pengujian

Keberadaan peralatan, bahan, dan metode pengujian di suatu

laboratorium sangat menentukan penyelenggaraan laboratorium dapat

terlaksana dengan memadai atau tidak. Ketiadaan salah satu dari ketiga unsur

tersebut dapat berakibat pada tidak berjalannya kegiatan pengujian

laboratorium. Pengujian laboratorium berjalan dengan baik jika ada

kesesuaian antara peralatan, bahan dan metode yang digunakan. Sering kali

pemilihan suatu metode pengujian pada banyak hal harus disesuaikan dengan

peralatan dan bahan yang telah tersedia di suatu laboratorium.

Metode pengujian yang dipilih dapat mengacu pada buku Pedoman

Identifikasi sesuai Jenis OPTK yang telah dterbitkan Pusat Karantina

Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati tahun sebelumnya. Laboratorium

dengan fasilitas dan sarana yang memadai memungkinkan semua metode

pengujian dapat dilakukan dari yang paling konvensional sampai tingkat yang

paling tinggi.

1.4 Teknologi Informasi

Pemanfaatan teknologi informasi (TI) yang berbasis jaringan (web) sangat

membantu efektivitas pengelolaan organisasi termasuk dalam pengelolaan

laboratorium. Penerapan TI memberikan beberapa keuntungan, antara lain

cepat dan hemat, karena hanya memerlukan perangkat computer sederhana.

Program TI dapat dimanfaatkan dalam pencatatan, pelaporan, penelusuran

mulai dari penerimaan sampel uji sampai penyampaian laporan hasil pengujian

dan mampu menyimpan data dalam jumlah yang besar. Agar TI bisa

dimanfaatkan dengan baik maka diperlukan fasilitas dan sarana jejaring

teknologi informasi misalnya local area network (LAN) atau wide area network

(WAN) atau memanfaatkan jejaring yang lebih luas seperti internet atau

teknologi sejenis.

Page 179: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 7

Operator dengan kompetensi yang memadai adalah faktor penunjang

yang mutlak diperlukan dalam aplikasi TI. Tingkat keamanan dan kerahasiaan

sebaiknya menjadi salah satu pertimbangan dalam aplikasi TI, sehingga data

dan informasi yang tersimpan di dalam sistem tidak disalah-gunakan oleh

pihak-pihak yang tidak berkepentingan.

1.5 Penerapan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium

Pengamatan dan pengukuran terhadap kualitas hasil pekerjaan dapat

digunakan sebagai salah satu cara untuk mengetahui apakah suatu organisasi

telah dikelola dengan baik atau belum. Organisasi yang dijalankan dengan

system pengelolaan dan manajemen yang baik diikuti oleh kualitas hasil kerja

yang semakin baik. Kesulitan yang sering dihadapi oleh pengelola (manajer)

adalah bagaimana membangun dan menciptakan sistem pengelolaan tersebut.

Oleh sebab itu, suatu lembaga atau organisasi yang berkeinginan kuat

meningkatkan kualitas hasil kerjanya dianjurkan untuk memanfaatkan standar

pengelolaan organisasi, baik yang bersifat nasional dan/ atau internasional.

Pengakuan dalam bentuk akreditasi merupakan kebutuhan suatu

laboratorium di era globalisasi ini. Penerapan sistem manajemen mutu

laboratorium sebagaimana tertuang didalam SNI ISO/IEC 17025:2008 menjadi

hal penting. Penerapan sistem manajemen mutu laboratorium yang dilakukan

secara konsisten dan sungguh-sungguh dapat meningkatkan kualitas hasil uji

laboratorium dan tingkat kepercayaan berbagai pihak. Oleh karena itu

laboratorium UPT harus memiliki cukup sumber daya dan waktu untuk

mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam pemenuhan persyaratan.

Page 180: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 8

BAB II

KONDISI AKTUAL LABORATORIUM KARANTINA TUMBUHAN

Kondisi aktual Laboratorium Karantina Tumbuhan diperoleh dari hasil

pengumpulan data kondisi laboratorium UPT lingkup Barantan melalui kegiatan

monitoring dan evalusasi yang dilakukan oleh BBUSKP sesuai tugas dan

fungsinya. Pendekatan yang digunakan untuk menggambarkan kondisi aktual

Laboratorium Karantina Tumbuhan saat ini adalah dengan melihat kondisi 5

variabel yang digunakan dalam penentuan pengembangan laboratorium.

Berdasarkan data yang terkumpul tentang kondisi aktual tersebut dapat diringkas

kondisi di 5 variabel penentu penyelenggaraan dan poengembangan laboratorium

seperti berikut ini.

2.1 Bangunan Laboratorium dan Sarana Penunjang

Kondisi fisik bangunan laboratorum karantina tumbuhan saat ini berbeda

antara satu dengan yang lain, baik dari segi rancang bangun, pemanfaatan

ruangan dan operasionalnya. Keadaan seperti itu bisa dimaklumi mengingat UPT

belum dibekali panduan yang dapat dijadikan acuan dalam menyelenggarakan

dan mengembangkan laboratorium. Hal ini menyebabkan pengembangan

laboratorium cenderung sesuai keinginan masing-masing UPT yang kadangkala

kurang memperhatikan aspek teknik, seperti tata-letak bangunan dan ruangan,

faktor keamanan, dan kenyamanan bagi petugas yang akan melakukan kegiatan

pengujian laboratorium Kondisi actual bangunan laboratorium seperti ini

menyebabkan Laboratorium Karantina Tumbuhan belum dapat difungsikan

secara maksimal peranan dan hasil uji, yang kadangkala hanya terbatas sebagai

pelengkap status suatu UPT.

Namun demikian, beberapa laboratorium UPT memiliki kondisi aktual

bangunan yang sesuai dengan persyaratan standar mengacu pada kebutuhan

Karantina Tumbuhan (Tabel 2), sehingga kegiatan deteksi dan identifikasi

OPT/OPTK dapat dilaksanakan dengan baik.

Page 181: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 9

2.2 Sumber Daya Manusia

Program pengembangan laboratorium harus sejalan dengan program

pengembangan kompetensi sumber daya manusia sebagai penyelenggara

kegiatan laboratorium. Hasil monitoring dan evaluasi BBUSKP menunjukkan

bahwa beberapa UPT telah berhasil meningkatkan dan mengembangkan

kompetensi petugas laboratorium. Hal tersebut merupakan hasil tindak lanjut

program pengembangan sumber daya manusia yang telah dilakukan oleh

Barantan, dimulai dari pelatihan teknis dasar calon POPT, dilanjutkan oleh UPT

melalui program pelatihan/workshop, program magang dan sebagainya di

laboratorium yang telah diakreditasi di dalam maupun di luar negeri.

Sejumlah UPT juga telah menerapkan pengelolaan laboratorium mengacu

pada standar internasional (SNI ISO/IEC 17025:2008) termasuk uji kompetensi

personal sebagai salah satu prasyarat yang harus dipenuhi dalam program

akreditasi. Kompetensi personel laboratorium yang handal dalam melakukan

pengujian MPOPTK, dapat dilihat pada rekaman kompetensi personel yang

disimpan di Manajer Mutu laboratorium (Tabel 2) masing-masing UPT yang telah

memperoleh Sertifikat Akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN).

Pada sisi lain, laboratorium karantina tumbuhan menghadapi persoalan

kurangnya tenaga POPT yang bertugas di laboratorium, disebabkan oleh adanya

mutasi POPT yang tidak seimbang, sehingga dapat mengganggu kelancaran

kegiatan pengujian kesehatan MPOPTK dan kesinambungan proses akreditasi.

Selain itu, sebagai akibat keterbatasan jumlah dan kompetensi petugas

laboratorium, menyebabkan sejumlah peralatan dan bahan uji tidak digunakan

sebagaimana mestinya. Kondisi seperti itu menimbulkan kesan bahwa

laboratorium tidak difungsikan dengan baik dan menyebabkan terjadi pemborosan

sehingga berpotensi menjadi temuan ketidaksesuaian pada saat dilakukan audit

baik oleh Inspektorat Jenderal maupun oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Dampak lain dari minimnya jumlah POPT menyebabkan satu orang POPT (analis)

terpaksa dan harus bekerja di beberapa unit laboratorium. Walaupun hal tersebut

masih dianggap wajar namun dari segi pengelolaan dan kepatutan adanya tugas

rangkap bisa berakibat kinerjanya kurang baik dan dapat menurunkan

kepercayaan pemilik MPOPTK atau pengguna jasa lainnya.

Page 182: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 10

3 Peralatan, Bahan dan Metode

Sebagai akibat dari belum jelasnya kebijakan standardisasi laboratorium

karantina tumbuhan menyebabkan pengadaan peralatan dan bahan uji oleh UPT

didasarkan pada rencana dan keinginan masing-masing.Akibatnya pengadaan

peralatan dan bahan uji menjadi tidak standar bahkan sebagian diantaranya tidak

sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan. Keadaan seperti itu akhirnya berimbas

pada perbedaan waktu pengujian dan kesesuaian metode pengujian yang

digunakan dalam mendeteksi dan mengidentifikasi OPT/OPTK.

Penggunaan metode yang berbeda dalam mendeteksi dan mengidentifikasi

OPT/OPTK bisa saja dianggap hal biasa, namun hal tersebut mungkin kurang

tepat jika diterapkan di laboratorium karantina tumbuhan, karena kesamaan tugas

dan fungsi UPT menghendaki keseragaman dalam pelaksanaan tindakan

karantina tumbuhan, khususnya tindakan pemeriksaan MPOPTK. Yang dapat

membedakan antara UPT satu dengan yang lain terletak pada jumlah peralatan

dan bahan-bahan yang diperlukan, yaitu didasarkan pada perbedaan volume

kegiatan pemasukan dan pengeluaran MPOPTK di masing-masing UPT,

termasuk perbedaan jenisnya. Penggunaan metode yang berbeda menyebabkan

lamanya waktu untuk memperoleh hasil pengujian tidak sama. Itu sebabnya

mengapa perbedaan waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan tindakan

pemeriksaan antar UPT sering dipertanyakan oleh pemilik MPOPTK atau pihak

terkait lainnya.

4 Teknologi Informasi (TI)

Penggunaan TI dalam pengelolaan laboratorium karantina tumbuhan sampai

saat ini masih sangat terbatas sehingga sebagian besar pencatatan dan

pelaporan masih dilakukan secara konvensional. Aplikasi jejaring infomasi yang

tidak optimal juga disebabkan oleh masih terbatasnya fasilitas dan operator

bidang TI yang kurang memadai.

Pengembangan TI yang pernah dilakukan dalam penyelenggaraan laboratorium

adalah Sistem Informasi Manajemen Laboratorium (SIMLAB). Pada saat ini

aplikasi program SIMLAB belum sempurna dan sedang dilakukan pengembangan

lebih lanjut oleh Barantan.

Page 183: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 11

5 Penerapan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium

Badan Karantina Pertanian melalui Pusat Karantina Tumbuhan dan

Keamanan Hayati Nabati selama beberapa tahun terakhir telah mendorong setiap

laboratorium karantina tumbuhan untuk menerapkan sistem manajemen mutu

laboratorium sesuai SNI ISO/IEC 17025:2008. Pencapaian akreditasi laboratorium

sampai dengan tahun 2016 di Laboratorium Karantina Tumbuhan lingkup

Barantan (terlampir) mencapai 28 Laboratorium UPT.

Beberapa faktor penghambat dalam pencapaian akreditasi antara lain:

(a) Akreditasi bukan wajib

(b) Kurangnya komitmen pimpinan

(c) Biaya relatif tinggi

(d) Keterbatasan personel/petugas laboratorium

(e) Pemenuhan persyaratan akreditasi memerlukan waktu relatif lama

Page 184: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 12

BAB III

LEVEL DAN KRITERIA LABORATORIUM KARANTINA TUMBUHAN

Penentuan kelas atau level dan kriteria laboratorium karantina tumbuhan disusun

berdasarkan lima variabel meliputi: (1) gedung laboratorium dan sarana penunjang; (2)

sumber daya manusia; (3) peralatan, bahan dan metode pengujian; (4) teknologi

informasi; (5) penerapan manajemen laboratorium. Pembagian level tersebut

dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dengan mensimulasikan variabel pada kondisi

tertentu, sehingga antara satu level dengan level berikutnya terdapat perbedaan secara

gradual.

Berdasarkan simulasi tersebut ditetapkan 4 level laboratorium karantina tumbuhan

dengan kriteria sebagai berikut:

1. Laboratorium Karantina Tumbuhan Level 4

Dengan kriteria:

a. Memiliki fasilitas lengkap untuk melakukan pengujian kesehatan MPOPTK mulai

dari metode konvensional sampai metode canggih.

b. dilengkapi fasilitas pengujian keamanan PSAT.

c. Memiliki petugas laboratorium/POPT yang jumlahnya mencukupi dengan jenjang

jabatan mulai POPT Pemula hingga POPT Ahli Madya serta memiliki kompetensi

pada berbagai jenjang pengujian yang mencakup gejala, morfologi, biologi,

fisiologi, serologi dan biomolekuler untuk semua kelompok OPT/OPTK.

d. Menerapkan sistem pengelolaan laboratorium sesuai SNI ISO/IEC 17025:2008

atau standar sejenis.

e. Dikelola dengan memanfaatkan teknologi informasi.

f. Dilengkapi fasilitas dan prosedur penerapan biosafety dan biosecurity

g. Terakreditasi.

Page 185: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 13

2. Laboratorium Karantina Tumbuhan Level 3

Dengan kriteria:

a. Memiliki fasilitas lengkap untuk melakukan pengujian kesehatan MPOPTK mulai

dasri metode konvensional sampai metode canggih.

b. Tidak dilengkapi fasilitas untuk pengujian keamanan PSAT.

c. Memiliki petugas laboratorium/POPT yang jumlahnya mencukupi dengan jenjang

jabatan mulai POPT Pemula hingga POPT Ahli Madya dan memiliki kompetensi

pada berbagai jenjang pengujian yang mencakup gejala, morfologi, biologi,

fisiologi, serologi dan biomolekuler untuk semua kelompok OPT/OPTK.

d. Menerapkan sistem pengelolaan laboratorium sesuai SNI ISO/IEC 17025:2008

atau standar sejenis.

e. Dikelola dengan memanfaatkan teknologi informasi.

f. Dilengkapi fasilitas dan prosedur penerapan biosafety dan biosecurity

g. Terakreditasi atau dianjurkan untuk mengajukan akreditasi

3. Laboratorium Karantina Tumbuhan Level 2

Dengan kriteria:

a. Memiliki fasilitas lengkap untuk melakukan pengujian kesehatan MPOPTK mulai

dari metode konvensional sampai metode canggih, kecuali pengujian dengan

metode Biomolekuler.

b. Tidak dilengkapi fasilitas pengujian keamanan PSAT.

c. Memiliki petugas laboratorium/POPT yang jumlahnya belum mencukupi dengan

jenjang jabatan mulai POPT Pemula hingga POPT Ahli Muda dan memiliki

kompetensi pengujian pada berbagai jenjang pengujian yang mencakup gejala,

morfologi, biologi, fisiologi, serologi untuk semua kelompok OPT/OPTK.

d. Menerapkan sistem pengelolaan laboratorium sesuai dengan SNI ISO/IEC

17025:2008 atau standar sejenis.

e. Dikelola secara konvensional atau memanfaatkan teknologi informasi.

f. Tidak dipersyaratkan mengikuti akreditasi.

Page 186: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 14

4. Laboratorium Karantina Tumbuhan Level 1

Dengan kriteria:

a. Memiliki fasilitas terbatas dan hanya untuk menguji OPT/OPTK dari kelompok

tungau, serangga, gulma, cendawan, moluska dan nematoda berdasarkan gejala

dan morfologi.

b. Tidak dilengkapi fasilitas pengujian keamanan PSAT.

c. Memiliki petugas laboratorium/POPT yang jumlahnya belum mencukupi dengan

jenjang jabatan mulai POPT Pemula hingga POPT Ahli Pertama dan memiliki

kompetensi pengujian pada jenjang pengujian yang mencakup gejala dan

morfologi.

d. Dikelola secara konvensional atau memanfaatkan teknologi informasi.

e. Menerapkan SNI ISO/IEC 17025:2008 atau standar sejenis.

f. Tidak dipersyaratkan mengikuti akreditasi.

Page 187: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 15

BAB IV

PENETAPAN KELASIFIKASI LABORATORIUM

KARANTINA TUMBUHAN

Pertimbangan yang paling logis untuk menetapkan level laboratorium karantina

tumbuhan adalah dengan memperhatikan potensi risiko introduksi OPTK melalui

MPOPTK yang dimasukkan dari suatu negara ke dalam wilayah negara Republik

Indonesia.

Secara garis besar tingkat risiko introduksi OPTK melalui pemasukan MPOPTK

ditentukan oleh sekurang-kurangnya 4 faktor, yaitu: (1) volume atau jumlah MPOPTK

yang dimasukkan, (2) frekuensi pemasukan, (3) jenis MPOPTK yang dimasukkan dan

(4) tempat atau negara dimana MPOPTK tersebut berasal. Akan tetapi, jumlah dan

frekuensi pemasukan lebih sering digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan

tinggi atau rendahnya risiko.Hal tersebut dimaksudkan bahwa semakin banyak jumlah

MPOPTK yang dimasukkan ke dalam wilayah negara Republik Indonesia maka

semakin besar peluang suatu OPTK terintroduksi ke wilayah negara Republik

Indonesia.Hal serupa juga berlaku pada frekuensi pemasukan, dimana semakin sering

MPOPTK dimasukkan ke dalam wilayah negara Republik Indonesia maka semakin

besar peluang suatu OPTK terintroduksi ke dalam wilayah negara Republik Indonesia.

Secara lebih spesifik tingkat risiko introduksi OPTK didasarkan pada bentuk

MPOPTK yang dimasukkan (misalnya: tanaman utuh, akar, batang/stek, daun, bunga,

buah, biji) dan kegunaan dari MPOPTK tersebut setelah dimasukkan ke dalam wilayah

negara Republik Indonesia (misalnya: sebagai benih/bibit, konsumsi, bahan baku

produk olahan).

Dengan pertimbangan tersebut maka tingkat risiko berdasarkan bentuk dan tujuan

pemasukan MPOPTK dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Page 188: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 16

a. Risiko tinggi; berlaku untuk MPOPTK berupa tanaman hidup dalam berbagai bentuk

dan digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman (sebagai benih atau bibit).

b. Risiko sedang; berlaku untuk MPOPTK berupa tanaman hidup seperti biji-bijian,

buah, umbi lapis namun tidak digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman,

melainkan digunakan sebagai bahan konsumsi (pangan atau pakan), atau bahan

baku industri atau sejenisnya.

c. Risiko rendah; berlaku untuk MPOPTK dalam bentuk tanaman mati dan digunakan

untuk berbagai keperluan seperti bahan pangan dan pakan, bahan baku industri atau

untuk dijadikan produk olahan lainnya.

d. Risiko nol atau tidak memiliki risiko; berlaku untuk MPOPTK yang telah diolah

sedemikian rupa sehingga tidak memiliki potensi membawa OPTK.

Memperhatikan keempat tingkat risiko di atas, pemasukan MPOPTK berupa

tanaman hidup sebagai bahan perbanyakan tanaman memiliki risiko paling tinggi,

sehingga dijadikan faktor dominan dalam penentuan Kelasifikasi/level laboratorium

karantina tumbuhan, dengan pertimbangan bahwa introduksi OPTK/OPT asing yang

telah terjadi diduga kuat berasal pemasukan benih atau bibit tanaman.

Selain jumlahnya, keragaman jenis/spesies benih/bibit tanaman yang dimasukkan juga

akan memperbesar potensi risiko introduksi untuk berbagai jenis OPTK.

MPOPTK selain benih/bibit tanaman baik berupa tanaman hidup atau tanaman

mati dijadikan faktor non-dominan, sedangkan pemasukan dan pengeluaran MPOPTK

antar area tidak dijadikan faktor penentu, namun tetap dijadikan bahan pertimbangan

penetuan Kelasifikasi/level laboratorium.

Selain memperhatikan potensi risiko introduksi OPTK, unsur-unsur lain seperti

kebijakan pemasukan benih/bibit dalam rangka program pemerintah untuk

pengembangan potensi wilayah perlu mendapat perhatian dan menjadi salah satu

bahan pertimbangan.

Page 189: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 17

a. Skoring dan Kategori Risiko

Untuk mengetahui besarnya risiko introduksi OPTK melalui benih/bibit tanaman

maka besarnya risiko tersebut harus dapat digambarkan dalam bentuk skoring dan

dideskripsikan sebagai kategori risiko seperti (1) risiko sangat tinggi, (2) risiko

tinggi, (3) risiko sedang dan (4) risiko rendah. Jenis MPOPTK, jumlah/volume dan

frekuensi pemasukan adalah variabel yang digunakan dalam scoring atau

penghitungan tingkat risiko introduksi OPTK.

Untuk menggambarkan nilai hasil scoring dan kategorisasi risiko OPTK

berdasarkan jenis diuraikan pada Tabel 2, sedangkan hasil scoring dan kategori

risiko berdasarkan jumlah/volume benih kecil, benih besar dan bibit diuraikan pada

Tabel 3, 4 dan 5. Nilai hasil scoring dan kategori risiko berdasarkan frekuensi

pemasukan MPOPTK benih tercantum pada Tabel 6 dan nilai skoring risiko yang

diperoleh dari kombinasi antara jenis, jumlah/volume, dan frekuensi pemasukan

MPOPTK dihitung dari nilai rata-rata ketiga faktor tersebut sebagaimana pada

Tabel 7.

Tabel 2. Nilai/skor dan kategori risiko berdasarkan jenis MPOPTK untuk satu kali

pemasukan

Jenis MPOPTK Skor Kategori Risiko

Hanya 1 spesies 1 Rendah

Hanya 2 spesies 2 Sedang

Hanya 3 spesies 3 Tinggi

Lebih dari 3 spesies 4 Sangat tinggi

Tabel 3. Nilai/skor dan kategori risiko berdasarkan jumlah/volume MPOPTK benih kecil

(seperti: tembakau, alfalfa, sawi, rumput, dll.) untuk satu kali pemasukan

Jumlah/ Volume MPOPTK benih kecil

Skor Kategori Risiko

Kurang dari 1 gram 1 Rendah

1 gram - 1,9 kg. 2 Sedang

2 kg - 10 kg. 3 Tinggi

> 10 kg 4 Sangat tinggi

Page 190: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 18

Tabel 4. Nilai/skor dan kategori risiko berdasarkan jumlah/volume MPOPTK benih besar

(seperti: kelapa sawit, kelapa, kakao, dll.) untuk satu kali pemasukan

Jumlah/ Volume MPOPTK benih besar

Skor Kategori Risiko

Kurang dari 10 butir 1 Rendah

11 - 100 butir. 2 Sedang

101 - 1000 butir. 3 Tinggi

> 1000 butir 4 Sangat tinggi

Tabel 5. Nilai/skor dan kategori risiko berdasarkan jumlah/volume MPOPTK bibit untuk

satu kali pemasukan

Jumlah/ Volume MPOPTK bibit Skor Kategori Risiko

Kurang dari 10 batang 1 Rendah

11 - 100 batang. 2 Sedang

101 - 1000 batang. 3 Tinggi

> 1000 batang 4 Sangat tinggi

Tabel 6. Nilai/skor dan kategori risiko berdasarkan frekuensi pemasukan MPOPTK

benih/bibit

Frekuensi pemasukan Nilai risiko Kategori Risiko

Paling banyak 1 kali dalam 6 bulan 1 Rendah

Paling banyak 1 kali dalam 1 bulan 2 Sedang

Paling banyak 2 kali dalam 1 bulan 3 Tinggi

Lebih dari 2 kali dalam 1 bulan 4 Sangat tinggi

Tabel 7.Nilai/skor dan kategori risiko berdasarkan kombinasi nilai jenis, jumlah/ volume dan

frekuensi pemasukan MPOPTK benih/bibit.

Rata-rata skor jenis, jumlah/volume, dan frekuensi

Skor Kategori Risiko

(4 + 4 + 1) : 3 3,0 Tinggi

(4 + 4 + 2) : 3 3,3 Sangat tinggi

(4 + 4 + 3) : 3 3,6 Sangat tinggi

(4 + 4 + 4) : 3 4,0 Sangat tinggi

Page 191: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 19

(4 + 3 + 1) : 3 2,6 Tinggi

(4 + 3 + 2) : 3 3,0 Tinggi

(4 + 3 + 3) : 3 3,3 Sangat tinggi

(4 + 3 + 4) : 3 3,6 Sangat tinggi

(4 + 2 + 1) : 3 2,3 Tinggi

(4 + 2 + 2) : 3 2,6 Tinggi

(4 + 2 + 3) : 3 3,0 Tinggi

(4 + 2 + 4) : 3 3,3 Sangat tinggi

(4 + 1 + 1) : 3 2,0 Sedang

(4 + 1 + 2) : 3 2,3 Tinggi

(4 + 1 + 3) : 3 2,6 Tinggi

(4 + 1 + 4) : 3 3,0 Tinggi

(3 + 4 + 1) : 3 2,6 Tinggi

(3 + 4 + 2) : 3 3,0 Tinggi

(3 + 4 + 3) : 3 3,3 Sangat tinggi

(3 + 4 + 4) : 3 3,6 Sangat tinggi

(3 + 3 + 1) : 3 2,3 Tinggi

(3 + 3 + 2) : 3 2,6 Tinggi

(3 + 3 + 3) : 3 3,0 Tinggi

(3 + 3 + 4) : 3 3,3 Tinggi

(3 + 2 + 1) : 3 2,0 Sedang

(3 + 2 + 2) : 3 2,3 Tinggi

(3 + 2 + 3) : 3 2,6 Tinggi

(3 + 2 + 4) : 3 3,0 Tinggi

(3 + 1 + 1) : 3 1,6 Sedang

(3 + 1 + 2) : 3 2,0 Sedang

(3 + 1 + 3) : 3 2,3 Tinggi

(3 + 1 + 4) : 3 2,6 Tinggi

(2 + 4 + 1) : 3 2,3 Tinggi

(2 + 4 + 2) : 3 2,6 Tinggi

(2 + 4 + 3) : 3 3,0 Tinggi

(2 + 4 + 4) : 3 3,3 Tinggi

(2 + 3 + 1) : 3 2,0 Sedang

(2 + 3 + 2) : 3 2,3 Tinggi

(2 + 3 + 3) : 3 2,6 Tinggi

(2 + 3 + 4) : 3 3,0 Tinggi

(2 + 2 + 1) : 3 1,6 Sedang

Page 192: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 20

(2 + 2 + 2) : 3 2,0 Sedang

(2 + 2 + 3) : 3 2,3 Tinggi

(2 + 2 + 4) : 3 2,6 Tinggi

(2 + 1 + 1) : 3 1,3 Sedang

(2 + 1 + 2) : 3 1,6 Sedang

(2 + 1 + 3) : 3 2,0 Sedang

(2 + 1 + 4) : 3 2,3 Tinggi

(1 + 4 + 1) : 3 1,6 Sedang

(1 + 4 + 2) : 3 2,3 Tinggi

(1 + 4 + 3) : 3 2,6 Tinggi

(1 + 4 + 4) : 3 3,0 Tinggi

(1 + 3 + 1) : 3 1,6 Sedang

(1 + 3 + 2) : 3 2,0 Sedang

(1 + 3 + 3) : 3 2,3 Tinggi

(1 + 3 + 4) : 3 2,6 Tinggi

(1 + 2 + 1) : 3 1,3 Sedang

(1 + 2 + 2) : 3 1,6 Sedang

(1 + 2 + 3) : 3 2,0 Sedang

(1 + 2 + 4) : 3 2.3 Tinggi

(1 + 1 + 1) : 3 1,0 Rendah

(1 + 1 + 2) : 3 2,3 Sedang

(1 + 1 + 3) : 3 2,6 Sedang

(1 + 1 + 4) : 3 2,0 Sedang

Berdasarkan perhitungan pada Tabel 7, kategori risiko dapat ditentukan dengan rumus dan

interval nilai sebagai berikut:

Rumus 1.

Keterangan:

x: nilai risiko (rata-rata)

a: jenis MPOPTK

b: jumlah/ volume MPOPTK

c: frekuensi pemasukan MPOPTK

Page 193: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 21

Interval nilai:

Risiko Rendah : 0,1 - 1,0

Risiko Sedang : 1,1 - 2,0

Risiko Tinggi : 2,1 - 3,0

Risiko Sangat Tinggi : 3,1 – 4,0

Penghitungan risiko introduksi OPTK melalui MPOPTK non benih dapat dilakukan dengan

metode penghitungan sebagaimana digunakan untuk benih/bibit tanaman (Tabel 8, 9, 10,

11, 12, 13 dan 14)

Tabel 8. Nilai/skor dan kategori risiko berdasarkan jenis pemasukan MPOPTK non benih

untuk satu kali pemasukan

jenis MPOPTK non benih skor Kategori Risiko

Hanya 1 spesies 1 Rendah

Hanya 2 spesies 2 Sedang

Hanya 3 spesies 3 Tinggi

Lebih dari 3 spesies 4 Sangat tinggi

Tabel 9. Nilai/skor dan kategori risiko berdasarkan jumlah/volume pemasukan MPOPTK non

benih dalam bentuk biji-bijian (grain) untuk satu kali pemasukan

Jumlah/ Volume untuk satu kali pemasukan

Skor Kategori Risiko

Kurang dari 1 ton 1 Rendah

1 - 10 ton 2 Sedang

11 – 20 ton 3 Tinggi

> 20 ton 4 Sangat tinggi

Tabel 10. Nilai/skor dan kategori risiko berdasarkan jumlah/volume pemasukan MPOPTK

non benih dalam bentuk buah segar, sayuran buah segar dan umbi untuk satu

kali pemasukan

Jumlah/ Volume untuk satu kali pemasukan

skor Kategori Risiko

Kurang dari 1 ton 1 Rendah

1 - 10 ton 2 Sedang

11– 20 ton 3 Tinggi

> 20 ton 4 Sangat tinggi

Page 194: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 22

Tabel 11. Nilai/skor dan kategori risiko berdasarkan jumlah/volume pemasukan MPOPTK

non benih berupa kayu untuk satu kali pemasukan

Jumlah/ Volume untuk satu kali pemasukan

skor Kategori Risiko

Kurang dari 1 m3 1 Rendah

1 - 10 m3 2 Sedang

11 – 20 m3 3 Tinggi

> 20 m3 4 Sangat tinggi

Tabel 12. Nilai/skor dan kategori risiko berdasarkan jumlah/volume pemasukan MPOPTK

non benih dalam bentuk tepung untuk satu kali pemasukan

Jumlah/ Volume untuk satu kali pemasukan

skor Kategori Risiko

Kurang dari 10 ton 1 Rendah

11 – 20 ton 2 Sedang

21– 50 ton 3 Tinggi

> 50 ton 4 Sangat tinggi

Tabel 13. Nilai/skor dan kategori risiko berdasarkan frekuensi pemasukan MPOPTK non

benih

Frekuensi pemasukan Skor Kategori Risiko

Paling banyak 1 kali dalam 6 bulan 1 Rendah

Paling banyak 1 kali dalam 1 bulan 2 Sedang

Paling banyak 2 kali dalam 1 bulan 3 Tinggi

Lebih dari 2 kali dalam 1 bulan 4 Sangat tinggi

Tabel 14. Nilai/skor dan kategori risiko berdasarkan kombinasi nilai jenis, jumlah/ volume

dan frekuensi pemasukan untuk MPOPTK non benih

rata-rata skor jenis, jumlah/ volume, dan frekuensi

skor Kategori Risiko

(4 + 4 + 1) : 3 3,0 Tinggi

(4 + 4 + 2) : 3 3,3 Sangat tinggi

(4 + 4 + 3) : 3 3,6 Sangat tinggi

(4 + 4 + 4) : 3 4,0 Sangat tinggi

(4 + 3 + 1) : 3 2,6 Tinggi

(4 + 3 + 2) : 3 3,0 Tinggi

Page 195: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 23

(4 + 3 + 3) : 3 3,3 Sangat tinggi

(4 + 3 + 4) : 3 3,6 Sangat tinggi

(4 + 2 + 1) : 3 2,3 Tinggi

(4 + 2 + 2) : 3 2,6 Tinggi

(4 + 2 + 3) : 3 3,0 Tinggi

(4 + 2 + 4) : 3 3,3 Sangat tinggi

(4 + 1 + 1) : 3 2,0 Sedang

(4 + 1 + 2) : 3 2,3 Tinggi

(4 + 1 + 3) : 3 2,6 Tinggi

(4 + 1 + 4) : 3 3,0 Tinggi

(3 + 4 + 1) : 3 2,6 Tinggi

(3 + 4 + 2) : 3 3,0 Tinggi

(3 + 4 + 3) : 3 3,3 Sangat tinggi

(3 + 4 + 4) : 3 3,6 Sangat tinggi

(3 + 3 + 1) : 3 2,3 Tinggi

(3 + 3 + 2) : 3 2,6 Tinggi

(3 + 3 + 3) : 3 3,0 Tinggi

(3 + 3 + 4) : 3 3,3 Sangat tinggi

(3 + 2 + 1) : 3 2,0 Sedang

(3 + 2 + 2) : 3 2,3 Tinggi

(3 + 2 + 3) : 3 2,6 Tinggi

(3 + 2 + 4) : 3 3,0 Tinggi

(3 + 1 + 1) : 3 1,6 Sedang

(3 + 1 + 2) : 3 2,0 Sedang

(3 + 1 + 3) : 3 2,3 Tinggi

(3 + 1 + 4) : 3 2,6 Tinggi

(2 + 4 + 1) : 3 2,3 Tinggi

(2 + 4 + 2) : 3 2,6 Tinggi

(2 + 4 + 3) : 3 3,0 Tinggi

(2 + 4 + 4) : 3 3,3 Sangat tinggi

(2 + 3 + 1) : 3 2,0 Sedang

(2 + 3 + 2) : 3 2,3 Tinggi

(2 + 3 + 3) : 3 2,6 Tinggi

(2 + 3 + 4) : 3 3,0 Tinggi

(2 + 2 + 1) : 3 1,6 Sedang

(2 + 2 + 2) : 3 2,0 Sedang

(2 + 2 + 3) : 3 2,3 Tinggi

(2 + 2 + 4) : 3 2,6 Tinggi

(2 + 1 + 1) : 3 1,3 Sedang

(2 + 1 + 2) : 3 1,6 Sedang

(2 + 1 + 3) : 3 2,0 Sedang

(2 + 1 + 4) : 3 2,3 Tinggi

Page 196: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 24

(1 + 4 + 1) : 3 2,0 Sedang

(1 + 4 + 2) : 3 2,3 Tinggi

(1 + 4 + 3) : 3 2,6 Tinggi

(1 + 4 + 4) : 3 3,0 Tinggi

(1 + 3 + 1) : 3 1,6 Sedang

(1 + 3 + 2) : 3 2,0 Sedang

(1 + 3 + 3) : 3 2,3 Tinggi

(1 + 3 + 4) : 3 2,6 Tinggi

(1 + 2 + 1) : 3 1,3 Sedang

(1 + 2 + 2) : 3 1,6 Sedang

(1 + 2 + 3) : 3 2,0 Sedang

(1 + 2 + 4) : 3 2,3 Tinggi

(1 + 1 + 1) : 3 1,0 Rendah

(1 + 1 + 2) : 3 1,3 Sedang

(1 + 1 + 3) : 3 1,6 Sedang

(1 + 1 + 4) : 3 2,0 Sedang

Berdasarkan perhitungan pada Tabel 14, kategori risiko dapat ditentukan dengan rumus dan

interval nilai sebagai berikut:

Rumus 2.

Keterangan:

x: nilai risiko (rata-rata)

a: jenis MPOPTK

b: jumlah/ volume MPOPTK

c: frekuensi pemasukan MPOPTK

Interval nilai:

Risiko Rendah : 0 - 1,0

Risiko Sedang : 1,1 - 2,0

Risiko Tinggi : 2,1 - 3,0

Risiko Sangat Tinggi : 3,1 - 4,0

Untuk menggambarkan potensi risiko introduksi OPTK di suatu UPT akibat pemasukan

benih tanaman dikombinasikan dengan pemasukan non benih tanaman dengan berbagai

tingkatan risiko sebagaimana diuraikan pada tabel 15.

Page 197: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 25

Tabel 15. Kategori risiko berdasarkan rata-rata nilai risiko pemasukan MPOPTK benih,

pemasukan MPOPTK non benih dan frekuensi pemasukan

No. Skor dan kategori risiko

Kategori risiko MPOPTK benih MPOPTK non benih

Frekuensi

1. 1 (rendah) 1 (rendah) 1 (rendah) 1,0 (rendah)

2. 1 (rendah) 1 (rendah) 2 (sedang) 1,3 (sedang)

3. 1 (rendah) 1 (rendah) 3 (tinggi) 1,6 (sedang)

4. 1 (rendah) 1 (rendah) 4 (sangat tinggi) 2,0 (sedang)

5. 1 (rendah) 2 (sedang) 2 (sedang) 1,6 (sedang)

6. 1 (rendah) 2 (sedang) 3 (tinggi) 2,0 (sedang)

7. 1 (rendah) 2 (sedang) 4 (sangat tinggi) 2,3 (tinggi)

8. 1 (rendah) 3 (tinggi) 3 (tinggi) 2,3 (tinggi)

9. 1 (rendah) 3 (tinggi) 4 (sangat tinggi) 2,6 (tinggi)

10. 1 (rendah) 4 (sangat tinggi) 4 (sangat tinggi) 3,0 (tinggi)

11. 2 (sedang) 3 (tinggi) 3 (tinggi) 2,6 (tinggi)

12. 2 (sedang) 3 (tinggi) 4 (sangat tinggi) 3,0 (tinggi)

13. 2 (sedang) 4 (sangat tinggi) 4 (sangat tinggi) 3,3 (sangat tinggi)

14. 3 (tinggi) 3 (tinggi) 3 (tinggi) 3,0 (tinggi)

15. 3 (tinggi) 3 (tinggi) 4 (sangat tinggi) 3,3 (sangat tinggi)

16. 3 (tinggi) 4 (sangat tinggi) 4 (sangat tinggi) 3,6 (sangat tinggi)

17. 4 (sangat tinggi) 4 (sangat tinggi) 4 (sangat tinggi) 4,0 (sangat tinggi)

b. Aplikasi Kategori Risiko Terhadap Kelas/Level Laboratorium Karantina

Tumbuhan

Supaya penyelenggaraan laboratorium krantina tumbuhan dapat berjalan efektif

dan efisien maka hasil penilaian risiko pemasukan OPTK harus dapat diaplikasikan

dan diselaraskan dengan kategori risiko yang ada pada suatu UPT. Sedangkan

untuk mengetahui tingkat risiko yang ada di suatu UPT dilakukan dengan

menganalisis data kegiatan operasional setiap UPT mulai tahun 2010 sampai

2013, meliputi jenis, jumlah/volume dan frekuensi pemasukan MPOPTK benih

sebagai faktor dominan dan MPOPTK non benih sebagai faktor non dominan.

Kontinuitas pemasukan di pelabuhan pemasukan dalam jangka panjang dapat

digunakan sebagai pertimbangan lain dalam penetapan Kelasifikasi laboratorium

karantina tumbuhan. Misalnya, besarnya pemasukan benih kelapa sawit di

Page 198: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 26

sejumlah pelabuhan pemasukan di Pulau Kalimantan yang terjadi saat ini dapat

dipastikan sebagai akibat dari pengembangan kebun kelapa sawit secara besar-

besaran yang terjadi di Pulau Kalimantan.Jika pengembangan kebun kelapa sawit

sudah tidak mungkin dilakukan lagi (sudah jenuh) maka biasanya diikuti oleh

berkurangnya jumlah dan frekuensi pemasukan benih kelapa sawit.

Pada Tabel 16 dicantumkan Kelasifikasi/level laboratorium karantina tumbuhan

didasarkan pada kategori risiko introduksi OPTK yang diperoleh dari faktor

dominan, faktor non dominan dan pertimbangan lain.

Tabel 16. Kelasifikasi laboratorium karantina tumbuhan berdasarkan risiko introduksi OPTK

No. Kategori Pertimbangan faktor dominan dan non dominan level

laboratoium

1. Risiko Rendah Faktor dominan

a. UPT berpotensi rendah sebagai tempat pemasukanMPOPTK benih dari luar negeri .

Faktor non dominan

a. UPT berpotensi rendah sebagai tempat pemasukanMPOPTK non benih dari luar negeri

b. Hanya menangani kegiatan operasional antar areac. Wilayah layanan UPT bukan sebagai area pengembangan

tanaman strategis.

Laboratorium

Karantina

Tumbuhan

Level 1

2. Risiko Sedang Faktor dominan

a. UPT berpotensi sebagai tempat pemasukan MPOPTKbenih namun jumlah, jenis dan frekuensinya sedang.

b. Pemasukan benih berlangsung hanya pada saat terjadipengembangan pertanian wilayah setempat

Faktor non dominan

a. UPT berpotensi sebagai tempat pemasukan MPOPTKnon benih dalam jumlah, jenis dan frekuensinya sedang.

b. Menangani kegiatan karantina tumbuhan antar area.c. Wilayah layanan UPT sebagai area pengembangan

pertanian strategis.

Laboratorium

Karantina

Tumbuhan

Level 2

Page 199: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 27

3. Risiko Tinggi Faktor dominan

a. UPT berpotensi sebagai tempat pemasukan MPOPTKbenih dalam jumlah, jenis dan frekuensi tinggi.

b. Pemasukan benih berlangsung secara kontinyu untukpemenuhan pengembangan pertanian nasional

Faktor non dominan

a. UPT berpotensi sebagai tempat pemasukan MPOPTKnon benih dalam jumlah, jenis, dan frekuensi tinggi.

b. Menangani kegiatan karantina tumbuhan antar area.c. Wilayah layanan UPT merupakan area pengembangan

pertanian strategis

Laboratorium

Karantina

Tumbuhan

Level 3

4. Risiko Sangat

Tinggi

Faktor dominan

a. UPT berpotensi sebagai tempat pemasukan MPOPTKbenih dalam jumlah, jenis dan frekuensi sangat tinggi.

b. Pemasukan benih berlangsung secara kontinyu untukpemenuhan pengembangan pertanian nasional

Faktor non dominan

a. UPT berpotensi sebagai tempat pemasukan MPOPTK nonbenih dalam jumlah, jenis, dan frekuensi sangat tinggi.

b. Menangani kegiatan karantina tumbuhan antar area.c. Wilayah layanan UPT merupakan area pengembangan

pertanian strategis, ataud. UPT sebagai laboratorium rujukan bagi UPT lain lingkup

Badan Karantina Pertanian

Laboratorium

Karantina

Tumbuhan

Level 4

Berdasarkan kriteria Kelas/level laboratorium sebagaimana Tabel 16 dan

pertimbangan lainnya, maka ditetapkan Kelasifikasi laboratorium karantina tumbuhan

sebagaimana tercantum pada Tabel 17.

Tabel 17. Kelasifikasi laboratorium karantina tumbuhan lingkup Badan Karantina Pertanian

No Nama UPT Kelas

lab. saat ini

Alasan Kelas lab.

yang diharapkan

Alasan

1 2 4 5 3

1. BBUSKP Level 4 (-

)

1. SDM mencukupi2. Fasilitas bangunan

memadai3. Peralatan lengkap4. Bahan cukup5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety cukup

Level 4 1. Tupoksi sebagailaboratorium

rujukan

Page 200: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 28

memadai 6. Terakreditasi

2. BUTTMKP Level 2 1. SDM belummencukupi

2. Fasilitas bangunanmemadai

3. Peralatan lengkap4. Bahan terbatas5. Fasilitas biosecurity

dan biosafetykurang memadai

6. BelumTerakreditasi

1. Tupoksi sebagailaboratorium uji terapuntuk Karantina

3. BBKP Belawan Level 4 1. Peralatan cukup2. Bahan cukup3. Fasilitas bangunan

belum memadai4. SDM belum cukup5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety belummemadai

6. Terakreditasi

Level 4 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih tanamandalam jumlah, jenis danfrekuensi sedang.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK non benih danjumlah, jenis danfrekuensi sangat tinggi.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembanganpertanian setempat.

4. Prov. Sumatera Utarasebagai sentra berbagaijenis tanaman strategis.

4. BBKP

Soekarno-

Hatta

Level 3 1. Fasilitas bangunanbelum memadai

2. SDM belum cukup3. Peralatan lengkap4. Bahan cukup5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety belummemadai

6. Terakreditasi

Level 4 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi sangat tinggi.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi sangat tinggi.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tidak tergantungpada pengembanganpertanian setempat.

4. Prov. Banten sebagaisentra berbagai jenistanaman strategis

Page 201: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 29

5. BBKP Tanjung

Priok

Level 4 1. Fasilitas bangunanmemadai

2. Peralatan lengkap3. Bahan cukup4. SDM belum cukup5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety belummemadai

6. terakreditasi

Level 4 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi sangat tinggi

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi sangat tinggi.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tidak tergantungpada pengembanganpertanian setempat

4. Prov. Jawa Barat sebagaisentra berbagai jenistanaman strategis.

6. BBKP

Surabaya

Level 4 1. Fasilitas bangunanmemadai

2. Peralatan cukup3. Bahan cukup4. SDM belum cukup5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety belummemadai

6. Terakreditasi

Level 4 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau atau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi sangat tinggi.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi sangat tinggi.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tidak tergantungpada pengembanganpertanian setempat.

4. Prov. Jawa Timur sebagaisentra berbagai jenistanaman strategis.

7. BBKP

Makassar

Level 4 1. Fasilitas bangunanmemadai

2. Peralatan cukup3. Bahan cukup4. SDM belum cukup5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety belummemadai

6. Terakreditasi

Level 4 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi sedang.

2. berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi sangat tinggi.

3. Kontinuitas pemasukan benih tergantung pada

Page 202: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 30

pengembangan pertanian setempat.

4. Prov. Sulawesi Selatansebagai sentra berbagaijenis tanaman strategis.

8. BKP Kelas I

Padang

Level 2 1. Fasilitas bangunanmemadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum terakreditasi

Level 3 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi sedang.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi tinggi.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembanganpertanian setempat.

4. Prov. Sumatera Baratsebagai sentra berbagaijenis tanaman strategis.

9. BKP Kelas I

Pekanbaru

Level 2 1. Fasilitas bangunanmemadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum terakreditasi

Level 3 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi sedang.

2. berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi tinggi.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembanganpertanian setempat.

4. Prov. Riau Daratansebagai sentra berbagaijenis tanaman strategis.

10. BKP Kelas I

Jambi

Level 2 1. Fasilitas bangunanmemadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Dalam proses akreditasi

Level 3 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi sedang.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis dan

Page 203: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 31

frekuensi tinggi. 3. Kontinuitas pemasukan

benih tergantung padapengembanganpertanian setempat.

4. Prov. Jambi sebagaisentra berbagai jenistanaman strategis.

11. BKP Kelas I

Palembang

Level 4 1. Fasilitas bangunanmemadai

2. Peralatan cukup3. Bahan cukup4. SDM cukup5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Terakreditasi

Level 3 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi sedang.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah ragam danfrekuensi tinggi.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembanganpertanian setempat.

4. Prov. Sumatera Selatansebagai sentra berbagaijenis tanaman strategis.

12. BKP Kelas I

Bandar

Lampung

Level 2 1. Fasilitas bangunanbelum memadai

2. Peralatan cukup3. Bahan cukup4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum terakreditasi

Level 3 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi sedang.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi tinggi.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembanganpertanian setempat.

4. Prov. Lampung sebagaisentra berbagai jenistanaman strategis.

13. BKP Kelas I

Pontianak

Level 2 1. Fasilitas bangunanmemadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidak

Level 3 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi sedang.

2. Berpotensi sebagai

Page 204: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 32

memadai 6. Belum terakreditasi

tempat pemasukan dan atau pengeluaran MPOPTK non benih dalam jumlah, jenis dan frekuensi tinggi.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembanganpertanian setempat.

4. Prov. Kalimantan Baratsebagai sentra berbagaijenis tanaman strategis.

14. BKP Kelas I

Banjarmasin

Level 2 1. Fasilitas bangunanbelum memadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum terakreditasi

Level 3 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi sedang.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi tinggi.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembanganpertanian setempat.

4. Prov. Kalimantan Selatansebagai sentra berbagaijenis tanaman strategis.

15. BKP Kelas I

Balikpapan

Level 2 1. Fasilitas bangunantidak memadai

2. Peralatan kurang3. Bahan cukup4. SDM cukup5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Terakreditasi

Level 3 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi sedang.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi tinggi.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembanganpertanian setempat.

4. Prov. Kalimantan Timursebagai sentrapengembangan tanamanstrategis.

Page 205: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 33

16. BKP Kelas I

Batam

Level 2 1. Fasilitas bangunantidak memadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas

biosecurity dan biosafety tidak memadai

6. Belum terakreditasi

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK benih dalam jumlah, jenis dan frekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi tinggi.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembanganpertanian setempat.

4. Tidak berpotensi sebagaiarea pengembanganpertanian strategis

17. BKP Kelas I

Semarang

Level 3 1. Fasilitas bangunanmemadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM cukup5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Dalam proses akreditasi

Level 3 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi sedang.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danpengeluaran MPOPTKnon benih dalam jumlah,jenis dan frekuensitinggi.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembanganpertanian setempat.

4. Prov. Jawa Tengahsebagai sentra berbagaijenis tanaman strategis.

18. BKP Kelas I

Denpasar

Level 3 1. Fasilitas bangunantidak memadai

2. Peralatan kurang3. Bahan cukup4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Terakreditasi

Level 3 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi sedang.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi tinggi.

3. Kontinuitas pemasukan

Page 206: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 34

benih tergantung pada pengembangan pertanian setempat.

4. Prov. Bali sebagai sentraberbagai jenis tanamanstrategis.

19. BKP Kelas I

Manado

Level 2 1. Fasilitas bangunanmemadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Dalam proses akreditasi

Level 3 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi tinggi.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembanganpertanian setempat.

4. Prov. Sulawesi Utarasebagai sentra berbagaijenis tanaman strategis.

20. BKP Kelas I

Mataram

Level 2 1. Fasilitas bangunanmemadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Dalam proses akreditasi

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi sedang.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembanganpertanian setempat.

4. Potensi sebagai areapengembanganpertanian terbatas padatanaman hortikultura

Page 207: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 35

21. BKP Kelas I

Kupang

Level 2 1. Fasilitas bangunanmemadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasii

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi sedang.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembanganpertanian setempat.

4. Potensi sebagai areapengembanganpertanian terbatas padatanaman perkebunan.

22. Balai Karantina

Pertanian

Kelas I

Jayapura

Level 1 1. Fasilitas bangunanmemadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasi

level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi sedang.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembanganpertanian setempat.

4. Potensi sebagai areapengembangan tanamanhortikultura danperkebunan.

23. Balai Karantina

Pertanian

Kelas II Medan

Level 3 1. Fasilitas bangunanmemadai

2. Peralatan cukup3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasi

Level 3 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi sedang.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi tinggi .

3. Kontinuitas pemasukan

Page 208: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 36

benih tergantung pada pengembangan pertanian setempat.

4. Prov. Sumatera Utaraberpotensi sebagai areapengembangan pertanianstrategis.

24. Balai Karantina

Pertanian

Kelas II

Cilegon

Level 2 1. Fasilitas bangunanmemadai

2. Peralatan cukup3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasi

Level 3 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi sedang.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi tinggi.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembangan pertaniansetempat.

4. Prov. Banten berpotensisebagai areapengembangan pertanianstrategis.

25. Balai Karantina

Pertanian

Kelas II

Tanjung

Pinang

Level 1 1. Fasilitas bangunanbelum memadai

7. Peralatan kurang8. Bahan kurang9. SDM kurang10. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

11. Belum diakreditasi

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK benih dalam jumlah, ragam dan frekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danpengeluaran MPOPTKnon benih dalam jumlah,jenis dan frekuensisedang.

3. Kontinuitas pemasukanbenih sangat tergantungpada pengembanganpertanian setempat.

4. Potensi sebagai areapengembangan pertanianterbatas pada tanamanhortikultura.

Page 209: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 37

26. Balai Karantina

Pertanian

Kelas II

Palangka Raya

Level 2 1. Fasilitas bangunanmemadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasi

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danragam sedang.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembangan pertaniansetempat.

4. Potensi sebagai areapengembangan tanamanperkebunan dan tanamanpangan

27. Balai Karantina

Pertanian

Kelas II

Tarakan

Level 1 1. Fasilitas bangunanbelum memadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasi

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK benih dalam jumlah, jenis dan frekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi sedang.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembangan pertaniansetempat.

4. Potensi sebagai areapengembangan tanamanperkebunan.

28. Balai Karantina

Pertanian

Kelas II

Yogyakarta

Level 2 1. Fasilitas bangunanmemadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasi

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih tanamandalam jumlah, jenis danfrekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi sedang.

3. Kontinuitas pemasukan

Page 210: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 38

benih tergantung pada pengembangan pertanian setempat.

4. Prov. Jawa Tengah berpotensi sebagai area pengembangan pertanian strategis.

29. Balai Karantina

Pertanian

Kelas II

Pangkal

Pinang

Level 2 1. Fasilitas bangunanbelum memadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasi

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi sedang.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembangan pertaniansetempat.

4. Portensi sebagai areapengembangan tanamanperkebunan

30. Balai Karantina

Pertanian

Kelas II Palu

Level 1 1. Fasilitas bangunanbelum memadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasi

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi sedang.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembanganpertanian setempat.

4. Portensi sebagai areapengembangan tanamanperkebunan

Page 211: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 39

31. Balai Karantina

Pertanian

Kelas II

Gorontalo

Level 1 1. Fasilitas bangunanbelum memadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasi

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi sedang.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembangan pertaniansetempat.

4. Portensi sebagai areapengembangan tanamanpangan dan perkebunan

32. Balai Karantina

Pertanian

Kelas II

Kendari

Level 2 1. Fasilitas bangunanbelum memadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasi

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi sedang.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembangan pertaniansetempat.

4. Portensi sebagai areapengembangan tanamanperkebunan

33. Balai Karantina

Pertanian

Kelas II

Ternate

Level 2 1. Fasilitas bangunanbelum memadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasi

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi sedang.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembangan pertaniansetempat.

Page 212: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 40

4. Prov. Maluku Utaraberpotensi sebagai areapengembangan pertanianyang terbatas pada tanaman pangan dan hortikultura

34. Stasiun

Karantina

Pertanian

Kelas I Banda

Aceh

Level 1 1. Fasilitas bangunanbelum memadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasi

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi sedang.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembangan pertaniansetempat.

4. Prov. DI Aceh berpotensisebagai areapengembangan pertanianstrategis.

35. Stasiun

Karantina

Pertanian

Kelas I

Bengkulu

Level 2 1. Fasilitas bangunanbelum memadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasi

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi sedang.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembangan pertaniansetempat.

4. Prov. Bengkulu berpotensisebagai areapengembangan pertanianstrategis

36. Stasiun

Karantina

Pertanian

Level 1 1. Fasilitas bangunanmemadai

2. Peralatan cukup3. Bahan kurang

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalam

Page 213: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 41

Kelas I

Bandung

4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasi

jumlah, jenis dan frekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi sedang.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembangan pertaniansetempat.

4. Prov. Jawa Baratberpotensi sebagai areapengembangan pertanianstrategis

37. Stasiun

Karantina

Pertanian

Kelas I

Entikong

Level 1 1. Fasilitas bangunanbelum memadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasi

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi sedang.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembangan pertaniansetempat.

5. Prov. Kalimantan Baratberpotensi sebagai area

38. Stasiun

Karantina

Pertanian

Kelas I

Samarinda

Level 2 1. Fasilitas bangunanbelum memadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasi

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi sedang.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembangan pertaniansetempat.

4. Prov. Kalimantan Timurberpotensi sebagai area

Page 214: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 42

pengembangan pertanian yang terbatas pada tanaman perkebunan

39. Stasiun

Karantina

Pertanian

Kelas I Cilacap

Level 1 1. Fasilitas bangunanbelum memadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasi

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi sedang.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembangan pertaniansetempat.

4. Prov. Jawa Tengahberpotensi sebagai areapengembangan pertanianstrategis.

40. Stasiun

Karantina

Pertanian

Kelas I

Parepare

Level 2 1. Fasilitas bangunanbelum memadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasi

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi sedang.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembangan pertaniansetempat.

4. Prov. Kalimantan Timurberpotensi sebagai area

41. Stasiun

Karantina

Pertanian

Kelas I

Sumbawa

Besar

Level 1 1. Fasilitas bangunan belum memadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasi

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran

Page 215: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 43

MPOPTK non benih dalam jumlah, jenis dan frekuensi sedang.

3. Kontinuitas pemasukan benih tergantung pada pengembangan pertanian setempat.

4. Prov. NTB berpotensisebagai areapengembangan pertanian,khususnya tanamanpangan dan perkebunan

42. Stasiun

Karantina

Pertanian

Kelas I Ambon

Level 1 1. Fasilitas bangunanbelum memadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasi

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi sedang.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembangan pertaniansetempat.

4. Prov. Ambon berpotensisebagai areapengembanganpertanian, khususnyatanaman pangan danperkebunan

43. Stasiun

Karantina

Pertanian

Kelas I Timika

Level 1 1. Fasilitas bangunanbelum memadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasi

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi sedang.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembangan pertaniansetempat.

4. Prov. Papua berpotensisebagai area

Page 216: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 44

pengembangan pertanian strategis

44. Stasiun

Karantina

Pertanian

Kelas I Sorong

Level 1 1. Fasilitas bangunanbelum memadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasi

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi sedang.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembangan pertaniansetempat.

4. Prov. Papua berpotensisebagai areapengembangan pertanianstrategis

45. Stasiun

Karantina

Pertanian

Kelas I Biak

Level 1 1. Fasilitas bangunanbelum memadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasi

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi sedang.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembangan pertaniansetempat.

4. Prov. Papua berpotensisebagai areapengembangan pertanianstrategis

46. Stasiun

Karantina

Pertanian

Kelas I Tanjung

Balai Asahan

Level 1 1. Fasilitas bangunanbelum memadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan dan

Page 217: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 45

6. Belum diakreditasi atau pengeluaran MPOPTK non benih dalam jumlah, jenis dan frekuensi sedang.

3. Kontinuitas pemasukan benih tergantung pada pengembangan pertanian setempat.

4. Prov. Sumatera Utaraberpotensi sebagai areapengembangan pertanianstrategis.

47. Stasiun

Karantina

Pertanian

Kelas I

Merauke

Level 1 1. Fasilitas bangunanbelum memadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasi

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi sedang.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembangan pertaniansetempat.

4. Prov. Papua berpotensisebagai areapengembangan pertanianstrategis.

48. Stasiun

Karantina

Pertanian

Kelas II

Tanjung Balai

Karimun

Level 1 1. Fasilitas bangunanbelum memadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasi

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi rendah.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembangan pertaniansetempat.

4. Prov. Riau Kepulauanberpotensi sebagai areapengembangan pertanianyang terbatas padatanaman perkebunan.

Page 218: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 46

49. Stasiun

Karantina

Pertanian

Kelas II

Bangkalan

Level 1 1. Fasilitas bangunanbelum memadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasi

Level 1 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi rendah.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembangan pertaniansetempat.

4. Pulau Madura berpotensisebagai areapengembangan pertanianyang terbatas padatanaman pangan.

50. Stasiun

Karantina

Pertanian

Kelas II

Mamuju

Level 1 1. Fasilitas bangunanbelum memadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasi

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi rendah.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembangan pertaniansetempat.

4. Prov. Sulawei Baratberpotensi sebagai areapengembangan pertanianyang terbatas padatanaman pangan danperkebunan.

51. Stasiun

Karantina

Pertanian

Kelas II Ende

Level 1 1. Fasilitas bangunanbelum memadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasi

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi rendah.

Page 219: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 47

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembangan pertaniansetempat.

4. Prov. NTT berpotensisebagai areapengembangan pertanianyang terbatas padatanaman pangan danperkebunan.

52. Stasiun

Karantina

Pertanian

Kelas II

Manokwari

Level 1 1. Fasilitas bangunanbelum memadai

2. Peralatan kurang3. Bahan kurang4. SDM kurang5. Fasilitas biosecurity

dan biosafety tidakmemadai

6. Belum diakreditasi

Level 2 1. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaranMPOPTK benih dalamjumlah, jenis danfrekuensi rendah.

2. Berpotensi sebagaitempat pemasukan danatau pengeluaran MPOPTK non benihdalam jumlah, jenis danfrekuensi rendah.

3. Kontinuitas pemasukanbenih tergantung padapengembangan pertaniansetempat.

4. Prov. Papua Baratberpotensi sebagai areapengembangan pertanianstrategis.

Page 220: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 48

BAB V

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN LABORATORIUM

KARANTINA TUMBUHAN

Memperhatikan derasnya pemasukan MPOPTK dari luar negeri ke dalam

wilayah negara Republik Indonesia yang dari tahun ke tahun cenderung meningkat,

menuntut kesiapan laboratorium karantina tumbuhan yang memadai. Kesiapan tersebut

bertujuan agar upaya mencegah introduksi OPTK dan OPT asing bisa tercapai secara

maksimal. Kesiapan yang dikehendaki meliputi seluruh aspek yang memiliki

keterkaitan langsung terhadap kegiatan pengujian kesehatan MPOPTK, meliputi

fasilitas dan sarana serta sumber daya manusia dan dilakukan terhadap seluruh UPT.

Walaupun demikian, kebijakan yang diambil tetap konsisten dalam memperhatikan

risiko potensi introduksi OPTK khususnya kemungkinan introduksi OPTK melalui

pemasukan MPOPTK dari luar negeri.

Dengan ditetapkannya level laboratorium karantina tumbuhan maka

perencanaan pengembangan atau pembangunan laboratorium karantina tumbuhan

harus berpedoman pada level laboratorium UPT bersangkutan. PengKelasifikasian

laboratorium sebagaimana diuraikan dalam kajian ini tidak dimaksudkan untuk

mempersempit fungsi laboratorium suatu UPT melainkan upaya untuk meningkatkan

efektifitas dan efisiensi kinerja UPT disesuaikan dengan beban kerjanya. Hal ini harus

dipahami dengan benar, dan jika tidak maka dapat berpengaruh negative terhadap

kinerja petugas laboratorium bersangkutan. Dengan penetapan tersebut UPT

diharapkan tahu batas kewenangan dan rambu-rambu kegiatan laboratorium yang akan

dilaksanakan. PengKelasifikasian laboratorium ini tidaklah bersifat mutlak, karena

perkembangan teknologi dan tuntutan percepatan pelayanan akan memberi peluang

suatu UPT untuk dapat meningkatkan kelasnya sesuai kebutuhan.

Pembagian pemerintahan pusat kepada daerah-daerah (desentralisasi) yang

bergerak begitu agresif telah mempercapat proses pembangunan wilayah sampai ke

daerah-daerah terpencil. Pergeseran pembangunan yang demikian pesat seringkali

diikuti oleh kebijakan-kebijakan untuk mendorong dan mempertahankan kelangsungan

Page 221: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 49

pembangunan.Daerah-daerah yang memiliki potensi di bidang pertanian harus diikuti

oleh pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang memadai baik untuk

keperluan transportasi antar daerah maupun ke pelabuhan-pelabuhan pengeluaran

dalam rangka ekspor komoditas pertanian. Karenanya kebijakan yang diterbitkan

langsung atau tidak langsung akan berdampak pada penyelenggaraan perkarantinaan

tumbuhan, khususnya kegiatan pengujian kesehatan tanaman dalam rangka sertifikasi

karantina tumbuhan. Pada Tabel 17 dicantumkan faktor-faktor yang menjadi kebijakan

Badan Karantina Pertanian dalam pengembangan laboratorium karantina tumbuhan.

Tabel 18. Kebijakatan Badan Karantina Pertanian terhadap pengembangan laboratorium

karantina tumbuhan

No. Faktor yang menjadi

fokus kebijakan Deskripsi kebijakan

1. Bangunan dan sarana

penunjang

Pembangunan atau pengembangan laboratorium harus disesuaikandengan risiko introduksi OPTK melalui pemasukan MPOPTK benihdan non benih, termasuk pemasukan MPOPTK antar area.

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati danBagian Perencanaan akan melakukan verifikasi sebelum pengajuananggaran

Peralatan yang sudah tidak bisa digunakan agar diperbaharui dandilakukan pemeliharaan sesuai spesifikasinya

2. Alat dan Bahan Pengadaannya harus disesuaikan dengan risiko introduksi OPTKmelalui pemasukan MPOPTK benih dan non benih, termasukpemasukan MPOPTK antar area

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati danBagian Perencanaan akan melakukan verifikasi sebelum pengajuananggaran

UPT harus melakukan analisis kebutuhan bahan uji agar sesuaidengan keperluan atau sekurang-kurangnya mendekati kebutuhan.

3. Sumber Daya Manusia Kantor pusat dan UPT bertanggung jawab terhadap peningkatandan pengembangan kompetensi SDM melalui kegiatanpelatihan/workshop, magang di dalam atau di luar negeri

Peningkatan dan pengembangan kompetensi melalui uji bandingdan atau uji profisiensi dilakukan oleh UPT

Peningkatan jumlah SDM menjadi tanggung jawab kantor pusat

Kaderisasi SDM di bidang laboratorium perlu dipersiapkan

4. Sistem Manajemen Mutu

Laboratorium

Laboratorium Level 4 wajib menerapkan sistem manajemen mutusesuai SNI ISO/IEC 17025:2008 dan wajib mengikuti akreditasi

Laboratorium Level 3 wajib menerapkan sistem manajemen mutusesuai SNI ISO/IEC 17025:2008 dan dapat mengikuti akreditasi

Laboratorium Level 2 dan Level 1 wajib menerapkan sistemmanajemen mutu sesuai SNI ISO/IEC 17025:2008 dan ataspertimbangan biaya, ruang lingkup dan risiko introduksi OPTKmaka tidak dianjurkan mengikuti akreditasi

Page 222: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 50

5. Penerapan IT Pengembangan sistem manajemen laboratorium (SIMLAB) berbasisteknologi informasi menjadi tanggung jawab kantor pusat

Laboratorium karantina tumbuhan level 4 dan 3 diwajibkanmenggunakan SIMLAB apabila sudah diuji-coba dan diaplikasikan

Laboratorium karantina tumbuhan level 2 dan 1 dianjurkan dapatmenggunakan SIMLAB untuk menunjang kegiatan laboratorium

Page 223: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 51

BAB VI

TATALAKSANA OPERASIONAL LABORATORIUM

KARANTINA TUMBUHAN

1. Tatalaksana Internal

1.1. Pendistribusian Sampel MPOPTK Untuk Pengujian

1.1.1. Pendistribusian sampel MPOPTK untuk keperluan pengujian

berpedoman pada sistem manajemen mutu masing-masing laboratorium

1.2. Pendokumentasian Sampel Arsip

1.2.1. Sampel MPOPTK/spesimen OPT/OPTK sisa pengujian dapat disimpan

sebagai sampel arsip untuk keperluan pengujian ulang jika diperlukan;

1.2.2. Identitas sampel MPOPTK/spesimen OPT/OPTK harus dicatat dan

dibukukan;

1.2.3. Sampel arsip atau spesimen OPT/OPTK dapat disimpan paling lama

untuk jangka waktu satu tahun atau menurut keperluan.

1.3. Penyampaian Hasil Pengujian

1.3.1 Analis mencatat hasil pengujian sampel MPOPTK/spesimen

OPT/OPTK;

1.3.2 Analis menyampaikan hasil pengujian sampel MPOPTK/spesimen

OPT/OPTK kepada Penanggungjawab Laboratorium sesuai kode sampel

yang diuji.

1.3.3 Penanggungjawab Laboratorium menerima dan menyampaikan hasil

pengujian kepada petugas yang ditunjuk untuk disampaikan kepada:

Pemilik MPOPTK atau UPT yang mengirimkan sampel

MPOPTK/spesimen OPT/OPTK melalui surat hasil pengujian yang

ditandatangani oleh Kepala UPT;

Koordinator jabatan fungsional atau ketua tim pemantauan

OPT/OPTK.

Page 224: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 52

1.4. Penanganan Sisa Sampel Uji

1.4.1. Sisa sampel MPOPTK/spesimen OPT/OPTK yang sudah tidak

diperlukan harus segera dimusnahkan;

1.4.2. Terhadap pemusnahan sampel MPOPTK atau spesimen OPT/OPTK

sebaiknya dibuat Berita Acara Pemusnahan atau Surat Keterangan

Pemusnahan yang ditandatangani oleh penanggungjawab laboratorium

dan beberapa orang saksi.

2. Tatalaksana Antar Laboratorium Karantina Tumbuhan

2.1. Jenis Pengujian

2.1.1. Setiap laboratorium karantina tumbuhan dapat membangun kerjasama

melalui jejaring kerjasama antar laboratorium karantina tumbuhan;

2.1.2. Jejaring kerjasama laboratorium sebagaimana dimaksud pada angka

2.1.1 meliputi kegiatan-kegiatan antara lain: pelatihan/magang, uji

profisiensi, uji konfirmasi, uji banding dan uji rujukan, uji bersama.

catatan: uji rujukan sebaiknya mengacu ke laboratorium yang lebih tinggi

kompetensinya

2.2. Pengiriman sampel MPOPTK/spesimen OPT/OPTK dari UPT ke

laboratorium UPT lain atau ke laboratorium rujukan

1.2.1 Sampel MPOPTK/spesimen OPT/OPTK yang dikirim oleh UPT ke

laboratorium UPT lain atau ke labaratorium rujukan dapat melalui

Perusahaan Jasa Kiriman pos atau dibawa sendiri;

1.2.2 Sampel MPOPTK/spesimen OPT/OPTK harus dikemas dengan baik

(kuat dan aman) untuk menghindari kontaminasi dan penyebaran OPTK

selama dalam perjalanan;

1.2.3 Sampel MPOPTK/spesimen OPT/OPTK dialamatkan kepada

UPT/Laboratorium Rujukan dengan mencantumkan alamat dan

keterangan yang jelas.

Page 225: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 53

2.3. Pengiriman Hasil Pengujian dari UPT tempat pengujian atau dari

Laboratorium Rujukan ke UPT pemohon

2.3.1. Hasil pengujian MPOPTK atau spesimen OPT/OPTK disampaikan oleh

UPT pelaksana pengujian atau laboratorium rujukan harus melalui surat

resmi yang ditandatangani oleh kepala UPT atau kepala UPT

laboratorium rujukan;

2.3.2. Hasil pengujian harus disampaikan kepada UPT pemohon paling lama

dua hari setelah selesai dilakukan pengujian;

2.3.3. Hasil pengujian dapat dikirim oleh UPT pelaksana pengujian atau

laboratorium rujukan menggunakan perusahaan jasa kiriman pos atau

melalui surat elektronik;

2.3.4. Tindak lanjut hasil pengujian menjadi tanggung jawab UPT Pemohon

pengujian atau UPT tempat pemasukan.

3. Jejaring Kerja dengan Laboratorium di luar Instansi Karantina Tumbuhan

3.1 Untuk meningkatkan kompetensi dibidang deteksi dan identifikasi OPT/OPTK,

laboratorium karantina tumbuhan dapat menjalin jejaring kerjasama dengan

laboratorium instansi di luar Badan Karantina Pertanian;

3.2 Jejaring kerjasama dibangun melalui surat resmi atau nota kesepahaman

antara kepala instansi dengan kepala Badan Karantina Pertanian;

3.3 Jejaring kerjasama yang dimaksud pada butir 3.1 dan 3.2 hanya dibatasi secara

nasional;

3.4 Jejaring kerjasama mencakup kegiatan-kegiatan, antara lain: uji profisiensi, uji

banding, uji konfirmasi, sub kontrak pengujian MPOPTK, pengembangan dan

validasi metode uji, pelatihan/ training atau magang.

Page 226: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 54

LAMPIRAN

Page 227: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

METODE UJI LABORATORIUM

KARANTINA TUMBUHAN DAN KEAMANAN HAYATI NABATI

Saat Ini Yang Diharapkan

1 EKSPOR Balai Besar Karantina Pertanian Belawan AKAR KELAPA SAWIT\ Level 3 (+) Level 4

AKAR MURBEI\

AMPAS SAWIT\

ARANG\

ASAM JAWA\

ASAM KERANJI\

BAMBU\

BENIH KUBIS\

BIBIT BUNGA KAMBOJA\

BIBIT NIPAH\

BUAH ASAM\

BUAH MANGGIS\

BUAH PEPAYA\

BUAH SIRSAK\

BUNGKIL JAGUNG\

BUNGKIL KELAPA\

CENGKEH\

DAMAR BATU\

DAUN SEGAR\

DEDAK\

GAMBIR\

GETAH DAMAR\

GETAH PINUS\

JAHE\

KAKAO BIJI\

Kakao Cake\

KAKAO PASTA\

KAPULAGA\

KARET LEMBARAN\

KARET LEMBARAN\

KARET LEMPENGAN\

KARUNG GONI\

KAYU DURIAN\

KAYU JATI/FURNITURE\

KAYU KARET\

KAYU LAPIS\

KAYU MANIS\

KAYU MERANTI\

KAYU OLAHAN\

KELAPA PARUT\

KELAPA SERABUT\

KEMENYAN\

KEMIRI\

KOPI BIJI\

KULIT KAYU MANIS\

MINYAK SAWIT\

PINANG BIJI\

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Lab. PSAT sudah

ada, Pengujian

terkait metode yang

canggih (teknologi

tinggi) tidak ada

keterangan

UPTKEGNO.

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 55

Page 228: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

SAPU LIDI\

SAYURAN KUBIS\

SAYURAN SEGAR\

TEH\

TEMBAKAU DAUN\

TEMBAKAU KERING\

TEMULAWAK\

TEPUNG BATOK\

TEPUNG INDUSTRI\

TEPUNG SABUT KELAPA\

TEPUNG SAGU\

TEPUNG TERIGU\

UBI JALAR\

UBI KAYU BEKU\

WOOD FLOORING\

IMPOR Balai Besar Karantina Pertanian Belawan BAHAN BAKU LAIN\

BAMBU\

BAWANG BOMBAI\

BAWANG PUTIH\

BENIH CINAMMON BASIL\

BENIH KETUMBAR\

BENIH TANAMAN PENUTUP\

BERAS\

BUAH ANGGUR\

BUAH APEL\

BUAH JERUK LEMON\

BUAH JERUK MANDARIN\

BUAH JERUK MANIS\

BUAH JERUK\

BUAH KELENGKENG\

BUAH KIWI\

BUAH KORMA\

BUAH LECI\

BUAH NAGA\

BUAH PIR\

BUAH-BUAHAN\

BUNGKIL BIJI KUBIS\

BUNGKIL JAGUNG\

BUNGKIL KEDELAI\

BUNGKIL TEAH\

CABE KERING\

CABE MERAH\

DEDAK GANDUM\

DRAGON FRUIT\

EUCALYPTUS SAWN TIMBER\

GANDUM BIJI\

GONI KARUNG\

JAGUNG\

JAMUR\

JINTAN\

JUTE\

KACANG COKLAT\

KACANG HIJAU\

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Lab. PSAT sudah

ada, Pengujian

terkait metode yang

canggih (teknologi

tinggi) tidak ada

keterangan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 56

Page 229: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

KACANG KAPRI\

KACANG KARA\

KACANG MATPEL\

KACANG MERAH\

KACANG TANAH\

KARET LEMBARAN\

KARUNG GONI\

KAYU BEECH\

KAYU IROKO\

KAYU JATI/FURNITURE\

KAYU KARET\

KAYU LAPIS\

KAYU MERANTI\

KAYU OAK MERAH\

KAYU OAK PUTIH\

KAYU OLAHAN\

KAYU PAPAN\

KAYU PINUS\

KAYU VENEER\

KEDELAI\

KEDELAI\

KEDELAI\

KETUMBAR\

MAKANAN BURUNG KENARI\

MILLET\

MINYAK KEDELAI\

PERABOTAN KAYU\

POPCORN\

RAGI\

RAPE SEED MEAL\

SAPU LIDI\

TANAMAN PENUTUP TANAH\

TAPIOKA\

TEMBAKAU KERING\

TEPUNG INDUSTRI\

TEPUNG JAGUNG\

TEPUNG KENTANG\

TEPUNG PATI JAGUNG\

TEPUNG TERIGU\

WALNUT\

WHEAT GLUTEN\

WIJEN\

WOOD FLOORING\

YELLOW MAIZE\

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Lab. PSAT sudah

ada, Pengujian

terkait metode yang

canggih (teknologi

tinggi) tidak ada

keterangan

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 57

Page 230: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

2 EKSPOR Balai Besar Karantina Pertanian Makassar BUAH MARKISA\ Level 3 (+) Level 4

CARRAGEENAN POWDER\

CINCAU HITAM\

DEDAK GANDUM\

GANDUM BIJI\

GANITRI\

GETAH DAMAR\

GETAH PINUS\

JENITRI\

KACANG MEDE\

KAKAO BIJI\

KAKAO BUBUK\

KAKAO CAIR\

Kakao Cake\

KAKAO PASTA\

Kakao Residu\

KAKAO SHELL\

KARET LEMPENGAN\

KELAPA BULAT\

KELOR\

KEMIRI\

KOPI BIJI\

KUNYIT\

RUMPUT LAUT\

TEPUNG TERIGU\

TERUNG ASINAN\

WHEAT GLUTEN\

KAKAO BIJI\

BUNGKIL KEDELAI\

GANDUM BIJI\

KAKAO BIJI\

KARUNG GONI\

3 EKSPOR Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta AKAR PASAK BUMI\ Level 4 (-) Level 4

ALMON\

ANUBIAS SP\

BAHAN BAKU LAIN\

BAHAN CAMPURAN\

BAHAN JAMU-JAMUAN\

BENIH BAYAM\

BENIH BUNGA ASTER\

BENIH EUPHORBIA\

BENIH KEDELAI\

BENIH KETIMUN\

BENIH LABU\

BENIH PADI\

BIBIT AGAPANTHUS\

BIBIT AGLAONEMA\

BIBIT ANIGOZANTHOS\

BIBIT BOUGENFIL\

BIBIT BUNGA MELATI\

BIBIT GERBERA\

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Sudah ada lab.

PSAT

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Sudah ada lab.

PSAT

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 58

Page 231: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

BIBIT KRISAN\

BIBIT LOMANDRA\

BIBIT MAHONI\

BIBIT PHALAENOPSIS\

BIBIT SAINTPAULIA\

BIBIT TANAMAN AQUARIUM\

BIBIT TANAMAN BUAH\

BUAH JAMBU\

BUAH MANGGA\

BUAH MANGGIS\

BUAH MELON\

BUAH NANAS\

BUAH RAMBUTAN\

BUAH SALAK\

BUAH SAWO\

BUAH SEMANGKA\

BUAH SIRSAK\

BUAH STRAWBERRY\

BUAH-BUAHAN\

BUMBU MACAM-MACAM\

BUNGA ANTHURIUM\

BUNGA GLADIOL\

BUNGA KRISAN\

BUNGA MAWAR\

BUNGA MELATI SEGAR\

BUNGA PALA\

CABOMBA\

CENGKEH\

CRYPTOCORINE\

DAUN KETEPENG\

DAUN PAKIS\

DRACAENA\

GAHARU\

JAHE\

JAMUR\

JAVA FERN-REAL FORM\

JENETRI\

KACANG HIJAU\

KAKAO BUBUK\

KAYU MANIS\

KAYU OLAHAN\

KAYU WANGE\

KAYU WANGE\

KENTANG KONSUMSI\

KETAPANG BIJI\

KOPI BIJI\

KOPI INSTAN\

LAIN-LAIN\

LOBELIA\

MAKANAN BURUNG KENARI\

ORNAMETAL PLANTS\

PACHIRA\

PALA BIJI\

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Sudah ada lab.

PSAT

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 59

Page 232: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

PALA BUBUK\

PETAI\

REMPAH-REMPAH\

Sawit (Cangkang)\

SAYURAN BUNCIS\

SAYURAN SEGAR\

SELADA AIR\

TANAMAN AQUARIUM\

TANAMAN PENUTUP TANAH\

TEH\

TEMBAKAU KERING\

TEPUNG SABUT KELAPA\

UBI JALAR\

VANILI\

IMPOR Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta ALFALFA\

APRICOT\

ASPARAGUS\

BAHAN BAKU LAIN\

BENIH BUNGA KOL\

BENIH CABE\

BENIH EUCALYPTUS\

BENIH KARET\

BENIH MUCUNA\

BERAS\

BIBIT AGAPANTHUS\

BIBIT AGLAONEMA\

BIBIT AKASIA\

BIBIT ANGGREK BULAN\

BIBIT ANGGREK DENDROBIUM\

BIBIT ANGREK PHALAENOPSIS\

BIBIT BROKOLI\

BIBIT DENDROBIUM\

BIBIT JAGUNG\

BIBIT LILIUM\

BIBIT PHALAENOPSIS\

BIBIT PISANG\

BIBIT STRAWBERRY\

BIBIT TANAMAN HIAS\

BUAH ALPUKAT\

BUAH BLUEBERRY\

BUAH CERI\

BUAH JAMBU AIR\

BUAH JAMBU\

BUAH KIWI\

BUAH KORMA\

BUAH PERSIK\

BUAH PIR\

BUAH PLUM\

BUAH RAMBUTAN\

BUAH STRAWBERRY\

BUBUK KUNYIT\

BUBUK REMPAH\

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Sudah ada lab.

PSAT

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 60

Page 233: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

BUNGA ANGGREK DENDROBIUM\

BUNGA BRASSICA\

BUNGA CYMBIDIUM\

BUNGA GYPSOPHILLA\

BUNGA KRISAN\

BUNGA LILI\

BUNGA LIMONIUM\

BUNGA LISIANTHUS\

BUNGA MAWAR\

BUNGA PEACH HAKEA\

BUNGA POTONG SEGAR\

BUNGA TULIP\

CELERY\

DEDAK GANDUM\

DELIMA\

DRAGON FRUIT\

ECHINODORUS\

GARLIC POWDER\

JAGUNG MANIS\

JAGUNG\

JAMUR\

JINTAN\

KAKAO BIJI\

KAPAS SERAT\

KARET LEMBARAN\

KAYU JATI/FURNITURE\

KAYU OAK PUTIH\

KAYU OLAHAN\

KAYU POPLAR KERING\

KAYU ROSEWOOD\

KAYU VENEER\

KERAJINAN TANGAN\

KOPI BIJI\

KOPI BUBUK\

LADA BUBUK\

MAKANAN KERING\

PALA BIJI\

PERABOTAN KAYU\

PERSIMMON, Fresh\

REMPAH-REMPAH\

ROTAN\

SAYURAN LABU\

SELADA\

SELEDRI SEGAR\

SERAT PISANG\

TANAMAN KERING\

TEH\

TEMBAKAU DAUN\

TEMBAKAU KERING\

TEPUNG BERAS\

TEPUNG INDUSTRI\

TEPUNG JAGUNG\

TEPUNG KENTANG\

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Sudah ada lab.

PSAT

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 61

Page 234: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

TOMAT\

WALUH\

WOOD FLOORING\

4 EKSPOR Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya AGAR LAUT\ Level 3 (+) Level 4

AKAR PASAK BUMI\

ALANG-ALANG\

AMPAS SAWIT\

ASAM JAWA\

BAHAN BAKU LAIN\

BAHAN CAMPURAN\

BAHAN KEMAS\

BAMBU\

BENIH BUNGA BALSAMINA\

BENIH CABE\

BENIH KANGKUNG\

BENIH KELAPA SAWIT\

BENIH KETIMUN\

BENIH LABU\

BENIH MELON\

BENIH PADI\

BENIH PARIA\

BENIH RUMPUT\

BENIH SEMANGKA\

BENIH TOMAT\

BERAS\

BIBIT ALANG-ALANG\

BIBIT BUNGA KAMBOJA\

BIBIT JAGUNG\

BIBIT MAHONI\

BIBIT MAHONI\

BIBIT PALM RAPHIS\

BIBIT SAWI\

BIBIT TANAMAN HIAS\

BIJI KAPAS\

BUAH ASAM\

BUAH BEKU\

BUAH MANGGIS\

BUAH MELON\

BUAH NANAS\

BUAH PISANG\

BUAH SEMANGKA\

BUBUK MOSTER\

BUMBU MACAM-MACAM\

BUNGA MACE PAPUA\

BUNGA PALA\

BUNGA SEACREST\

BUNGKIL JAGUNG\

BUNGKIL KELAPA\

CABE JAMU\

CENGKEH\

CENGKEH\

CINCAU HITAM\

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Sudah ada lab.

PSAT

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Sudah ada lab.

PSAT

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 62

Page 235: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

DAMAR BATU\

DAUN CHIC\

DAUN CINCAU\

DAUN NILAM\

DAUN SINGKONG\

ECHINODORUS\

GETAH DAMAR\

GETAH JERNANG\

GETAH PINUS\

GULA TEBU\

ILES-ILES\

JAGUNG BIJI\

JAGUNG CANTEL\

JAGUNG MANIS\

JAGUNG\

JAHE\

JAMUR KUPING\

JAMUR\

JENETRI\

KACANG HIJAU\

KACANG KEDELAI\

KACANG MEDE\

KACANG PANJANG\

KACANG TANAH\

KAKAO BIJI\

KAKAO CAIR\

Kakao Cake\

KAKAO SHELL\

KAPAS SERAT\

KAPUK\

KAPULAGA\

KARET LEMBARAN\

KARUNG GONI\

Kayu Akasia\

KAYU ALBASIA\

KAYU BALAU\

KAYU BASS\

KAYU EBONY\

KAYU GAHARU\

KAYU JATI/FURNITURE\

KAYU JATI\

KAYU KARET\

KAYU KRUING\

KAYU LAPIS\

KAYU MANIS\

KAYU MERANTI\

KAYU MERBAU\

KAYU MERBAU\

KAYU MERBAU\

KAYU NYATOH\

KAYU OLAHAN\

KAYU SENGON\

KAYU VENEER\

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Sudah ada lab.

PSAT

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 63

Page 236: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

KEDELAI\

KELAPA PARUT\

KELAPA SERABUT\

KEMIRI\

KERAJINAN TANGAN\

KETUMBAR\

KOPI BIJI\

KOPI BUBUK\

KOPI INSTAN\

KOPRA\

KULIT KAYU GEMBOR\

KULIT KAYU MANIS\

KUNYIT\

LADA BIJI\

LAIN-LAIN\

LENGKUAS\

MAKANAN BURUNG KENARI\

MAKANAN KERING\

MAOULDING\

MATOA\

MEDE BIJI\

MEDIA TANAMAN\

MINYAK KELAPA MENTAH\

MINYAK KELAPA\

MINYAK SAWIT MENTAH\

MINYAK SAWIT\

MINYAK SAYUR\

OKRA\

PAKAN TERNAK\

PAKIS\

PALA BIJI\

PALA BUBUK\

PALM KERNEL MEAL\

PALM KERNEL OIL\

PALM KERNEL OLEIN\

PALM KERNEL STEARIN\

PAPRIKA\

PERABOTAN KAYU\

PETAI\

PINANG BIJI\

ROCK MELON\

ROTAN\

RUMPUT LAUT\

SAPU LIDI\

SAYURAN BEKU\

SAYURAN KAPRI\

SAYURAN KUBIS\

SAYURAN SEGAR\

SEMBAKO\

SERAT ABAKA\

SINGKONG IRIS BEKU\

SNOW PEA SPROUTS\

TANAMAN AQUARIUM\

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Sudah ada lab.

PSAT

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 64

Page 237: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

TANAMAN KERING\

TAPE UBI BEKU\

TAPIOKA\

TEH\

TEMBAKAU DAUN\

TEMBAKAU KERING\

TEMULAWAK\

TEPUNG AGAR\

TEPUNG BERAS\

TEPUNG GANDUM\

TEPUNG JAGUNG\

TEPUNG ONGGOK\

TEPUNG SABUT KELAPA\

TEPUNG TAPIOKA\

TEPUNG TERIGU\

UBI JALAR\

UBI KAYU BEKU\

VANILI\

WOOD FLOORING\

YOUNG COCONUT\

IMPOR Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya ADAS PEDAS\

ASAM JAWA\

BAHAN CAMPURAN\

BAHAN JAMU-JAMUAN\

BAHAN KEMAS\

BAMBU\

BARLEI\

BAWANG BOMBAI\

BAWANG DAUN\

BAWANG MERAH\

BAWANG PUTIH\

BENIH BUNGA KOL\

BENIH CABE\

BENIH KANGKUNG\

BENIH KUBIS\

BENIH MELON\

BENIH PADI\

BENIH SAWI\

BENIH SAYURAN (CAMPURAN)\

BENIH SELEDRI\

BERAS KETAN\

BERAS\

BIBIT ANGGREK BULAN\

BIBIT BEGONIA\

BIBIT JAGUNG\

BIBIT LILIUM\

BIBIT TANAMAN HIAS\

BIJI LENA\

BUAH ANGGUR\

BUAH APEL\

BUAH CRANBERRY\

BUAH JERUK LEMON\

BUAH JERUK MANDARIN\

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Sudah ada lab.

PSAT

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 65

Page 238: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

BUAH JERUK\

BUAH KIWI\

BUAH KORMA\

BUAH LECI\

BUAH MANGGA\

BUAH NAGA\

BUAH PIR\

BUAH PIR\

BUAH PISANG\

BUAH STRAWBERRY\

BUAH-BUAHAN\

BUNGA MATAHARI\

BUNGKIL BIJI KUBIS\

BUNGKIL JAGUNG\

BUNGKIL KEDELAI\

BUNGKIL TEAH\

CABE GILING\

CABE KERING\

CELERY\

DEDAK GANDUM\

DELIMA\

DRAGON FRUIT\

GANDUM BIJI\

GARLIC POWDER\

JAGUNG\

JAHE\

JAMUR KERING\

JINTAN\

KACANG BABI\

KACANG COKLAT\

KACANG HIJAU\

KACANG KAPRI\

KACANG KARA\

KACANG MATPEL\

KACANG MEDE\

KACANG MERAH\

KACANG OTOK\

KACANG TANAH\

KACANG TANAH\

KAKAO BIJI\

KAPAS SERAT\

KARET LEMBARAN\

KARUNG GONI\

KAYU ALDER\

KAYU BASS\

KAYU BEECH\

KAYU CEDAR\

KAYU CHERRY\

KAYU GERGAJIAN\

KAYU JATI/FURNITURE\

KAYU JATI\

KAYU KARET\

KAYU LAPIS\

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Sudah ada lab.

PSAT

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 66

Page 239: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

KAYU LAPIS\

KAYU MAPLE\

KAYU OAK MERAH\

KAYU OAK PUTIH\

KAYU OLAHAN\

KAYU PAKING\

KAYU PAKING\

KAYU PINUS\

KAYU POPLAR KERING\

KAYU POPLAR\

KAYU SPRUCE\

KAYU VENEER\

KAYU WALNUT\

KETUMBAR\

KISMIS\

KOPI BIJI\

LADA BIJI\

LADA BIJI\

LIMBAH KAPAS\

LUMUT\

MAJAKANI\

MAKANAN BURUNG KENARI\

MEDIA TANAMAN\

MILLET\

MINYAK KEDELAI\

NIGER BIJI\

OATS\

ONION POWDER\

PAKAN BURUNG\

PALLET\

PERABOTAN KAYU\

SAYURAN WORTEL\

SELADA\

SISAL\

TANAMAN KERING\

TAPIOKA\

TEMBAKAU DAUN\

TEMBAKAU KERING\

TEPUNG GANDUM\

TEPUNG INDUSTRI\

TEPUNG INDUSTRI\

TEPUNG JAGUNG\

TEPUNG JAGUNG\

TEPUNG KANOLA\

TEPUNG KENTANG\

TEPUNG PATI JAGUNG\

TEPUNG TERIGU\

WHEAT GLUTEN\

WHEAT POLLARD\

WHITE BROOMCORN MILLET\

WIJEN\

YELLOW MAIZE\

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Sudah ada lab.

PSAT

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 67

Page 240: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

5 EKSPOR Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok AGAR LAUT\ Level 3 (+) Level 4

AGAR-AGAR\

AKAR PAKIS\

AKAR PASAK BUMI\

AMPAS SAWIT\

ARANG\

ASAM JAWA\

BAHAN BAKU LAIN\

BAHAN CAMPURAN\

BAHAN JAMU-JAMUAN\

BAHAN KEMAS\

BAMBU\

BENIH CABE\

BENIH KARET\

BENIH LABU\

BENIH PALEM EKOR TUPAI\

BENIH PALEM\

BENIH TOMAT\

BERAS KETAN\

BERAS\

BIBIT MAHONI\

BIBIT TANAMAN HIAS\

BUAH JAMBU\

BUAH JERUK NIPIS\

BUAH MANGGIS\

BUAH PEPAYA\

BUAH SALAK\

BUBUK REMPAH\

BUMBU MACAM-MACAM\

BUNGA KERING\

BUNGA KERTAS\

BUNGA MACE PAPUA\

BUNGKIL KELAPA\

CABE MERAH\

CABE\

CENGKEH\

CINCAU HITAM\

DAUN CINCAU\

DAUN PAKIS\

DEDAK GANDUM\

GAHARU\

GETAH DAMAR\

GETAH PINUS\

HERBARIUM\

HYDROGENATE PALM KERNEL OLEIN\

IJUK\

JAGUNG MANIS\

JAHE\

JENITRI\

KACANG HIJAU\

KAKAO BUBUK\

Kakao Cake\

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Sudah ada lab.

PSAT

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 68

Page 241: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

KAKAO PASTA\

KAPAS SERAT\

KAPULAGA\

KARET LEMBARAN\

KARET LEMPENGAN\

KAYU ALBASIA\

KAYU GAHARU\

KAYU GERGAJIAN\

KAYU JATI/FURNITURE\

KAYU JATI\

KAYU KARET\

KAYU LAPIS\

KAYU MANIS\

KAYU MERBAU\

KAYU OLAHAN\

KAYU PALLET\

KAYU PINUS\

KAYU SENGON\

KELAPA BULAT\

KELAPA PARUT\

KELAPA SERABUT\

KEMENYAN\

KEMIRI\

KERAJINAN TANGAN\

KLERAK\

KOLANG-KALING\

KOPI BIJI\

KOPI BUBUK\

KOPI INSTAN\

KOPRA\

KULIT KAYU MANIS\

KULIT KAYU SERBUK\

KUMIS KUCING\

LADA BIJI\

LAIN-LAIN\

MAKANAN KERING\

MEDIA TANAM/SERBUK KELAPA\

MENGKUDU\

MIE\

MINYAK KELAPA MENTAH\

MINYAK SAWIT\

MINYAK SAYUR\

ORNAMETAL PLANTS\

PALA BIJI\

PALA BUBUK\

PALM KERNEL OIL\

PANDAN\

PEAT\

PERABOTAN KAYU\

PINANG BIJI\

RBD PALM STEARIN\

REMPAH-REMPAH\

ROTAN\

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Sudah ada lab.

PSAT

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 69

Page 242: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

ROTAN\

RUMPUT LAUT\

SANTAN KELAPA\

Sawit (Cangkang)\

TAPIOKA\

TEH\

TEMBAKAU KERING\

TEPUNG GANDUM\

TEPUNG ONGGOK\

TEPUNG TAPIOKA\

TEPUNG TERIGU\

VANILI\

IMPOR Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok ALMON\

ASAM JAWA\

BAHAN BAKU LAIN\

BAHAN CAMPURAN\

BAHAN JAMU-JAMUAN\

BAHAN KEMAS\

BAMBU\

BARLEI\

BAWANG BOMBAI\

BAWANG DAUN\

BAWANG MERAH\

BAWANG PUTIH\

BENIH KANGKUNG\

BENIH KARET\

BENIH PADI\

BENIH PARIA\

BENIH RUMPUT\

BENIH SAWI\

BENIH SAYURAN (CAMPURAN)\

BENIH TANAMAN PENUTUP\

BERAS KETAN\

BERAS\

BIBIT BAWANG MERAH\

BIBIT JAGUNG\

BIBIT LILIUM\

BIBIT TANAMAN HIAS\

BIJI BUNGA MATAHARI\

BIJI HAZEL\

BUAH ANGGUR\

BUAH APEL\

BUAH CERI\

BUAH DURIAN\

BUAH JERUK KEPROK\

BUAH JERUK KINO\

BUAH JERUK LEMON\

BUAH JERUK MANDARIN\

BUAH JERUK MANIS\

BUAH JERUK\

BUAH KELENGKENG\

BUAH KISMIS KERING\

BUAH KIWI\

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Sudah ada lab.

PSAT

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 70

Page 243: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

BUAH KORMA\

BUAH NAGA\

BUAH PIR\

BUAH PISANG\

BUBUK GANDUM\

BUBUK JAGUNG\

BUBUK JAHE\

BUBUK REMPAH\

BUMBU MACAM-MACAM\

BUNGA ILEX\

BUNGA KRISAN\

BUNGA LILI\

BUNGA SEDAP MALAM\

BUNGKIL BIJI KUBIS\

BUNGKIL JAGUNG\

BUNGKIL KEDELAI\

BUNGKIL TEAH\

CABE GILING\

CABE KERING\

CABE MERAH\

CELERY\

CHAISIM\

CHIVES KERING\

DAUN SENA\

DRAGON FRUIT\

EUCALYPTUS SAWN TIMBER\

GAMBUT\

GANDUM BIJI\

GARLIC POWDER\

GINSENG INDONESIA\

HERBARIUM\

IJUK\

JAGUNG BEKU\

JAGUNG BIJI\

JAGUNG MANIS\

JAGUNG PATI\

JAGUNG\

JAHE\

JAMUR CINA\

JAMUR KERING\

JINTAN\

JUTE\

KACANG BABI\

KACANG COKLAT\

KACANG HIJAU\

KACANG INDIA\

KACANG KAPRI\

KACANG KARA\

KACANG KAROB\

KACANG KEDELAI\

KACANG KUNING\

KACANG MATPEL\

KACANG MEDE\

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Sudah ada lab.

PSAT

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 71

Page 244: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

KACANG MERAH\

KACANG TANAH\

KAKAO BIJI\

KAKAO PASTA\

KAPAS SERAT\

KARET LEMBARAN\

KARUNG GONI\

KAYU ALDER\

KAYU BEECH\

KAYU CEDAR\

KAYU DOSSIE\

KAYU GERGAJIAN\

KAYU IROKO\

KAYU JATI/FURNITURE\

KAYU LAPIS\

KAYU MANIS\

KAYU MERANTI\

KAYU OAK MERAH\

KAYU OAK PUTIH\

KAYU OLAHAN\

KAYU PAPAN\

KAYU PINUS\

KAYU SPRUCE\

KAYU VENEER\

KEDELAI\

KELAPA PARUT\

KENTANG IRIS BEKU\

KENTANG\

KETUMBAR\

KISMIS\

KOPI BIJI\

KOPI BUBUK\

KOPI INSTAN\

KULIT KAYU SERBUK\

KULIT KINA\

LADA BUBUK\

LAIN-LAIN\

LOBAK BUNGKIL\

MAJAKANI\

MAKADAMIA\

MAKANAN BURUNG KENARI\

MAKANAN KERING\

MAKANAN KERING\

MAKANAN KERING\

MAKANAN KUDA\

MILLET\

NIGER BIJI\

OATS\

ONION POWDER\

OREGANO\

PALLET\

PAPRIKA\

PEAT\

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Sudah ada lab.

PSAT

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 72

Page 245: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

PERABOTAN KAYU\

PERSIMMON, Fresh\

PISTACHIO\

POPCORN\

PRODUK PASTA\

RAGI\

RAPE SEED MEAL\

REMPAH-REMPAH\

SANTAN KELAPA\

SAYURAN BAYAM BEKU\

SAYURAN BAYAM\

SAYURAN BEKU\

SAYURAN BROKOLI\

SAYURAN BUNCIS\

SAYURAN KUBIS\

SAYURAN SAWI\

SAYURAN SEGAR\

SAYURAN WORTEL\

SELDERI KERING\

SELEDRI SEGAR\

TAPIOKA\

TEH\

TEMBAKAU KERING\

TEMULAWAK\

TEPUNG GANDUM\

TEPUNG INDUSTRI\

TEPUNG JAGUNG\

TEPUNG KANOLA\

TEPUNG KENTANG\

TEPUNG PATI JAGUNG\

TEPUNG TAPIOKA\

TEPUNG TERIGU\

TOMAT\

VANILI\

WALNUT\

WHEAT GLUTEN\

WIJEN\

WOOD FLOORING\

YELLOW MAIZE\

YOUNG COCONUT\

6 EKSPOR Balai Karantina Pertanian Kelas I Balikpapan Kayu Akasia\ Level 2 (+) Level 3

KAYU LAPIS\

IMPOR Balai Karantina Pertanian Kelas I Balikpapan PETI KAYU\

7 EKSPOR Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar

Lampung

AMPAS KULIT NANAS\ Level 2 Level 3

AMPAS SAWIT\

Ampas Tebu\

ARANG BATOK KELAPA\

BUAH PISANG\

BUAH PISANG\

BUBUK LAOS\

CABE JAMU\

DAUN SAWIT\

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Sudah ada lab.

PSAT

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 73

Page 246: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

DAUN TEBU\

JAGUNG BIJI\

JAHE\

KAKAO BIJI\

Kakao Residu\

KARET LEMBARAN\

KARUNG GONI\

KAYU KARET\

KAYU MANIS\

KAYU OLAHAN\

KELAPA BULAT\

KELAPA PARUT\

KELAPA SERABUT\

KELAPA SERABUT\

KOPI BIJI\

KOPI BIJI\

KOPI BUBUK\

KOPI LUWAK\

KOPRA\

LADA BIJI\

MINYAK SAWIT MENTAH\

NENAS CAIR\

NENAS IRISAN\

NENAS SIRUP\

PALM KERNEL MEAL\

PINANG BIJI\

RUMPUT GAJAH KERING\

SABUT KELAPA\

Sawit (Cangkang)\

TAPIOKA\

IMPOR Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung BERAS MENIR\

BERAS\

BUNGKIL BIJI KUBIS\

BUNGKIL BIJI TEH\

BUNGKIL KEDELAI\

JAGUNG BIJI\

KACANG TANAH\

KARUNG GONI\

KEDELAI\

KOPI BIJI\

LADA BIJI\

PAKAN TERNAK\

PALA BIJI\

TEPUNG JAGUNG\

TEPUNG KENTANG\

TEPUNG PATI JAGUNG\

TEPUNG TERIGU\

8 EKSPOR Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin AMPAS SAWIT\ Level 2 (-) Level 3

BAHAN BAKU LAIN\

BAHAN KEMAS\

BUNGA CANDLES\

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Dari data yang

diperoleh tidak ada

target pengujian

yang menggunakan

metode serologi, dan

target OPTk terbatas

pada serangga dan

cendawanPedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 74

Page 247: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

KARET LEMPENGAN\

KAYU BALAU\

KAYU LAPIS\

KAYU MERANTI\

KAYU OAK PUTIH\

KAYU OLAHAN\

KAYU RAMIN\

PALLET\

PALM KERNEL MEAL\

PALM KERNEL OIL\

RBD PALM STEARIN\

IMPOR Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin KAYU BIRCH\ Bungkil Kelapa sawit FOX elaidis Blotter Test

KAYU OAK MERAH\ Buah-buahan Ceratitis capitata DI

KAYU OAK PUTIH\ Anastrepa fraterculus DI

KAYU OLAHAN\ Bactrocera occipitalis DI

TEPUNG INDUSTRI\

9 EKSPOR Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam ARANG\ Level 1 Level 2

GETAH JERNANG\

KAKAO BUBUK\

Kakao Cake\

KAKAO PASTA\

KAKAO SHELL\

KELAPA BULAT\

MINYAK SAWIT\

RBD PALM STEARIN\

RUMPUT LAUT SARGASUM\

RUMPUT LAUT\

TEPUNG KENTANG\

IMPOR Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam AMPAS KELAPA\ Kelapa Sawit Phytium myriotylum Blotter Test

BAWANG BOMBAI\ Kayu Chrysomphalus aonidum DI

BAWANG MERAH\ Ampas buah Ambypelta cocophaga DI

BAWANG PUTIH\ Kacang-kacangan Trogoderma granarium DI

BUAH APEL\ Serangga Gudang DI

BUAH KORMA\ Sayur-sayuran Serangga dan Nematoda DI

BUAH PIR\

BUNGKIL KEDELAI\

CABE KERING\

JAGUNG MANIS\

JAGUNG\

KACANG HIJAU\

KACANG TANAH\

KACANG TANAH\

KAKAO BIJI\

KARET LEMBARAN\

KAYU GERGAJIAN\

KAYU LAPIS\

KAYU OLAHAN\

KAYU PAKING\

KAYU PALLET\

KAYU PAPAN\

KEDELAI\

KELAPA BUNGKIL\

KENTANG KONSUMSI\

Dari data yang

diperoleh tidak ada

target pengujian

yang menggunakan

metode serologi, dan

target OPTk terbatas

pada serangga dan

cendawan

Level sesuai

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 75

Page 248: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

KENTANG\

LOTUS ROOTS\

PALLET\

PURUN TIKUS\

SAYURAN BROKOLI\

SAYURAN KAILAN\

SAYURAN KUBIS\

SAYURAN KUBIS\

SAYURAN SAWI\

SAYURAN SEGAR\

SAYURAN WORTEL\

SELADA\

TEMBAKAU DAUN\

TEMBAKAU KERING\

TEPUNG TERIGU\

UMBI WATER CHESTNUT\

10 EKSPOR Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar ALANG-ALANG\ Level 2 (+) Level 3

ASAM JAWA\

BAMBU\

BIBIT ALANG-ALANG\

BIBIT CENDANA\

BIBIT MAHONI\

BUAH ANGGUR\

BUAH MANGGIS\

BUAH RAMBUTAN\

BUAH SALAK\

BUAH STRAWBERRY\

BUMBU MACAM-MACAM\

BUNGA ANGGREK DENDROBIUM\

BUNGA KRISAN\

BUNGA MAWAR\

BUNGA POTONG SEGAR\

BUNGKIL KELAPA\

KACANG KEDELAI\

KAKAO BIJI\

KAKAO BUBUK\

KAKAO PASTA\

KAYU ALBASIA\

KAYU BANGKIRAI\

KAYU JATI/FURNITURE\

KAYU JATI\

KAYU MERBAU\

KAYU OLAHAN\

KAYU PAKING\

KAYU SENGON\

KELAPA BULAT\

KERAJINAN TANGAN\

KOPI BIJI\

LIDAH BUAYA\

PERABOT ROTAN\

PLUMERIA\

ROTAN\

Level sesuai

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 76

Page 249: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

SIRIH\

VANILI\

IMPOR Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar BAHAN BAKU LAIN\

BAHAN KEMAS\

BIJI HAZEL\

BIJI LENA\

BUAH APEL\

BUAH CEMPEDAK\

BUAH LONTAR\

DAUN NILAM\

HOP\

JINTAN\

KAVA\

KAYU PALLET\

KELAPA TEMPURUNG\

LUPIN BIJI\

MINYAK NILAM\

OATS\

PERABOTAN KAYU\

TEH\

TEPUNG GANDUM\

TEPUNG JAGUNG\

10 EKSPOR Balai Karantina Pertanian Kelas I Jambi DAMAR BATU\ Level 2 (+) Level 3

GETAH DAMAR\

GONI KARUNG\

KARET LEMPENGAN\

KAYU KEMPAS\

KAYU LAPIS\

KAYU MERANTI\

KAYU OLAHAN\

KOPI BIJI\

MEDIA TANAMAN\

MINYAK KELAPA MENTAH\

PINANG BIJI\

Sawit (Cangkang)\

IMPOR Balai Karantina Pertanian Kelas I Jambi KEDELAI\

11 DOMAS Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura BIBIT CEMARA\ Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang Level 2 (-) Level 2

12 DOKEL Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang LAIN-LAIN\ Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Level 1 Level 2

13 EKSPOR Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado BUNGKIL KELAPA SAWIT\ Pala biji, Lada, Bungkil Kelapa,

bungkil kelapa sawit

Serangga gudang DI Level 2 Level 3

BUNGKIL KELAPA\ Rumah Kayu Penggerek batang kayu DI

CENGKEH\

FULLY\

KELAPA PARUT\

KELAPA TEMPURUNG\

KOPRA\

MINYAK KELAPA MENTAH\

MINYAK KELAPA\

MINYAK SAWIT\

PALA BIJI\

PALM KERNEL MEAL\

RUMAH KAYU\

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Dari data yang

diperoleh tidak ada

target pengujian

yang menggunakan

metode serologi, dan

target OPTk terbatas

pada serangga

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 77

Page 250: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

TEPUNG KELAPA\

TEPUNG KELAPA\

VANILI\

14 EKSPOR Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram BUAH MELON\ Kedelai Peronospora manshurica Blotter Test Level 2 (-) Level 2 Dari data yang

diperoleh tidak ada

target pengujian

yang menggunakan

metode serologi, dan

target OPTk terbatas

pada Cendawan

15 EKSPOR Balai Karantina Pertanian Kelas I Padang AKAR PASAK BUMI\ Level 2 Level 3

BAHAN BAKU LAIN\

BUNGA POTONG SEGAR\

Cangkang sawit\

CENGKEH\

GETAH JERNANG\

JAHE\

KAKAO BIJI\

KARET LEMPENGAN\

KARET LEMPENGAN\

KAYU KELAPA SAWIT\

KAYU MANIS\

KELAPA PARUT\

KOPI BIJI\

KULIT KAYU MANIS\

PALM KERNEL MEAL\

PINANG BIJI\

ROTAN\

SANTAN KELAPA\

Sawit (Cangkang)\

JAGUNG BIJI\

KAYU LAPIS\

16 EKSPOR Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang Buah Tempayan\ Level 3 (-) Level 3

DAUN KELAPA SAWIT\

KARET LEMPENGAN\

KARET\

KELAPA BULAT\

KOPI BIJI\

KOPI BUBUK\

KOPRA\

MEDIUM DENSITY FIBREBOARD\

MINYAK KELAPA\

PALM KERNEL EXPELLERS\

PINANG BIJI\

Sawit (Cangkang)\

SERABUT KELAPA\

IMPOR Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang CABE GILING\

JAMUR PUTIH\

JINTAN\

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Dari data yang

diperoleh tidak ada

target pengujian

yang menggunakan

metode serologi, dan

target OPTk terbatas

pada serangga

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 78

Page 251: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

KACANG HIJAU\

KARET LEMPENGAN\

KAYU AKASIA\

KAYU GERGAJIAN\

KAYU LAPIS\

KAYU OLAHAN\

KETUMBAR\

LAIN-LAIN\

MYCORRHIZA\

PALLET\

TEPUNG TERIGU\

17 EKSPOR Balai Karantina Pertanian Kelas I Pekanbaru BAHAN JAMU-JAMUAN\ Kelapa sawit LY Phytoplasma PCR Level 2 Level 3

BIBIT NIPAH\ Tepung terigu Trogoderma granarium DI

BUAH JERUK NIPIS\ Kelapa sawit Phytium myriothylum Blotter Test

BUAH NANAS\

BUAH PISANG\

Buah Tempayan\

BUNGKIL KELAPA\

CANGKANG SAWIT\

CRUDE COCONUT OIL\

CRUDE GLYCERINE\

CRUDE PALM KERNEL OIL\

DAUN NILAM\

JAHE\

KARET LEMBARAN\

KAYU AKASIA\

KAYU KARET\

KAYU LAPIS\

KAYU PALLET\

KAYU PALLET\

KAYU POPLAR\

KAYU SERPIHAN\

KELAPA BULAT\

KELAPA PARUT\

KELAPA SERABUT\

KELAPA TEMPURUNG\

KULIT KAYU MANIS\

KULIT KAYU SERBUK\

KUNYIT\

NENAS SIRUP\

NENAS SIRUP\

PALLET\

PALM FATTY ACID DISTILLATE\

PALM KERNEL EXPELLERS\

PALM KERNEL MEAL\

PINANG BIJI\

RBD PALM KERNEL OIL\

RBD PALM OIL\

RBD PALM OLEIN\

RBD PALM STEARIN\

SABUT SAWIT\

SANTAN KELAPA\

Sudah mampu

melakukan pengujian

biomolekuler,

seharusnya sudah

masuk lab. Level 3

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 79

Page 252: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

Sawit (Cangkang)\

SERAI\

SPLIT PALM KERNEL FATTY ACID\

SPLIT PALM OIL FATTY ACID\

SPLIT PALM STEARIN FATTY ACID\

SPLITTER GRADE CRUDE GLYCERINE\

TALAS\

TEPUNG SAGU\

TETES TEBU\

UBI JALAR\

IMPOR Balai Karantina Pertanian Kelas I Pekanbaru BIBIT KELAPA SAWIT\

JAGUNG\

JINTAN\

KACANG HIJAU\

KACANG KEDELAI\

KACANG TANAH\

KACANG TANAH\

KAYU LAPIS\

KAYU PAPAN\

KWACI\

PERABOTAN KAYU\

TEPUNG TAPIOKA\

WIJEN\

18 EKSPOR Balai Karantina Pertanian Kelas I Pontianak AKAR PASAK BUMI\ Level 2 Level 3

BAHAN BAKU LAIN\

BIBIT TANAMAN AQUARIUM\

DAUN DILEM\

DAUN SAWIT\

GAHARU\

GETAH DAMAR\

KARET LEMPENGAN\

KAYU AKASIA\

KAYU BANGKIRAI\

KAYU GAHARU\

KAYU KRUING\

KAYU MERANTI\

KAYU OLAHAN\

KELAPA BULAT\

KELAPA PARUT\

KELAPA SERABUT\

KRATOM\

KULIT KAYU ACACIA CRASSICARPA\

MEDIA TANAM/SERBUK KELAPA\

PALM KERNEL MEAL\

PINANG BIJI\

IMPOR Balai Karantina Pertanian Kelas I Pontianak BAHAN KEMAS\

BUNGKIL KEDELAI\

JAGUNG PATI\

KACANG KEDELAI\

KACANG TANAH\

KAYU LAPIS\

KAYU PALLET\

Sudah mampu

melakukan pengujian

biomolekuler,

seharusnya sudah

masuk lab. Level 3

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 80

Page 253: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

KEDELAI\

WHEAT POLLARD\

YELLOW MAIZE\

19 EKSPOR Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang AKAR PAKIS\ Level 3 (-) Level 3

ARANG\

BAHAN JAMU-JAMUAN\

BAMBU\

BENIH KETIMUN\

BENIH MELON\

BENIH TOMAT\

BUAH NANAS\

BUAH STRAWBERRY\

Buah Tempayan\

BUBUK REMPAH\

CABE JAMU\

CINCAU HITAM\

DAUN CINCAU\

DAUN PAKIS\

GETAH DAMAR\

GETAH PINUS\

GUANO PHOSPHATE\

GULA MERAH\

IJUK\

JAHE\

JENITRI\

KACANG MEDE\

KACANG TANAH\

KAKAO SHELL\

KAPAS SERAT\

KAPUK\

KAPULAGA\

KARET LEMBARAN\

KARUNG GONI\

KAYU ALBASIA\

KAYU BALAU\

KAYU BANGKIRAI\

KAYU GERGAJIAN\

KAYU JATI/FURNITURE\

KAYU JATI\

KAYU KEMPAS\

KAYU KRUING\

KAYU LAPIS\

KAYU MERANTI\

KAYU MERBAU\

KAYU OAK PUTIH\

KAYU OLAHAN\

KAYU PALLET\

KAYU ROSEWOOD\

KAYU SENGON\

KAYU WALNUT\

KELAPA BULAT\

KELAPA TEMPURUNG\

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 81

Page 254: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

KEMENYAN\

KERAJINAN TANGAN\

KOPI BIJI\

KOPI INSTAN\

LADA BIJI\

LIMBAH KAPAS\

MAKANAN KERING\

MAOULDING\

MELINJO BIJI\

MINYAK KELAPA MENTAH\

MINYAK KELAPA\

MINYAK SAWIT\

PALA BIJI\

PEAT\

PERABOT ROTAN\

RUMPUT LAUT\

SAPU LIDI\

SAYURAN BEKU\

TANAMAN KERING\

TEMBAKAU DAUN\

TEMULAWAK\

TEPUNG INDUSTRI\

TEPUNG TERIGU\

TERUNG BEKU\

UBI JALAR\

WHITE BROOMCORN MILLET\

WOOD FLOORING\

ZUCCINI\

IMPOR Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang ARANG\

BAHAN JAMU-JAMUAN\

BAMBU\

BAWANG DAUN\

BERAS\

BUAH KORMA\

BUBUK JAGUNG\

BUNGA KAPAS\

BUNGA KAPAS\

BUNGKIL BIJI KUBIS\

BUNGKIL JAGUNG\

BUNGKIL KEDELAI\

BUNGKIL TEAH\

CABE KERING\

CEREJEIRA SAWN LUMBER\

DEDAK GANDUM\

EUCALYPTUS SAWN TIMBER\

GANDUM BIJI\

JAGUNG PATI\

JAGUNG\

JARAK\

JINTAN\

KACANG COKLAT\

KACANG HIJAU\

KACANG TANAH\

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 82

Page 255: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

KAPAS SERAT\

KARUNG GONI\

KAYU ALDER\

KAYU ASH\

KAYU BASS\

KAYU BEECH\

KAYU GERGAJIAN\

KAYU IROKO\

KAYU JATI/FURNITURE\

KAYU JATI\

KAYU LAPIS\

KAYU MAPLE\

KAYU OAK PUTIH\

KAYU OLAHAN\

KAYU PALLET\

KAYU PAPAN\

KAYU PINUS\

KAYU POPLAR KERING\

KAYU POPLAR\

KAYU VENEER\

KAYU WALNUT\

KEDELAI\

LAIN-LAIN\

MAKANAN BURUNG KENARI\

PAKAN TERNAK\

PALLET\

PERABOTAN KAYU\

PRODUK PASTA\

RAPE SEED MEAL\

RED CHICORY\

SAYURAN WORTEL\

TAPIOKA\

TEMBAKAU DAUN\

TEMBAKAU KERING\

TEPUNG GANDUM\

TEPUNG INDUSTRI\

TEPUNG JAGUNG\

TEPUNG KANOLA\

TEPUNG KENTANG\

TEPUNG PATI JAGUNG\

TEPUNG TAPIOKA\

TEPUNG TERIGU\

WALNUT\

WOOD FLOORING\

CABE KERING\

KACANG TANAH\

20 EKSPOR Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon DEDAK GANDUM\ Level 2 Level 3

JAGUNG BIJI\

KAYU JATI/FURNITURE\

KEDELAI\

TEPUNG JAGUNG\

IMPOR Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon BUNGKIL KEDELAI\

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 83

Page 256: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

GANDUM BIJI\

JAGUNG\

KEDELAI\

KOPI BIJI\

21 EKSPOR Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo KELAPA TEMPURUNG\ Sayuran Serangga hidup DI Level 1 Level 2

Jagung Trogoderma granarium DI

22 DOMAS Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari SAYURAN KUBIS\ Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSK

Level 1 Level 2

23 EKSPOR Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan ACORUS\ Level 3 (-) Level 3

AKAR PASAK BUMI\

ANDALIMAN\

ASAM GLUGUR\

BAMBU\

BENIH BUNGA PETUNIA\

BENIH CINAMMON BASIL\

BENIH IMPATIENS\

BENIH KELAPA SAWIT\

BIBIT BAKAU\

BIBIT GERANIUM\

BIBIT IMPATIENS\

BUAH SALAK\

Buah Tempayan\

BUBUK KUNYIT\

BUNGA POTONG SEGAR\

CANGKANG KELAPA SAWIT\

CHLOROPHYTUM\

DAMAR BATU\

DAUN SIRSAK\

DRACAENA\

GAMBIR\

GETAH JERNANG\

GETAH KARET\

HEMEROCALLIS\

HIPPEASTRUM\

HOSTA\

JAHE\

KARET LEMBARAN\

KAYU OLAHAN\

KAYU PALLET\

KOPI BIJI\

KOPI BUBUK\

MINYAK NILAM\

MINYAK SAWIT\

PASAK BUMI\

PELARGONIUM\

PETUNIA SP\

POHON ARA\

SABUT SAWIT\

Sawit (Cangkang)\

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Sesuai

Sesuai, Sudah

mampu melakukan

pengujian canggih

hingga biomolekuler

walaupun tidak ada

data terkait

pengujian tersebut

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 84

Page 257: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

SAYURAN BROKOLI\

SAYURAN BUNCIS\

SERABUT SAWIT\

TANAMAN AQUARIUM\

TEH\

TEMBAKAU KERING\

TEPUNG DAUN SIRSAK\

TEPUNG GANDUM\

UBI JALAR BEKU\

VANILI\

IMPOR Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan BIBIT LILIUM\ Tanaman hias Cendawan Blotter Test

BUNGA POTONG SEGAR\ Sayuran Rhizobium rhizogenes Blotter Test

SERBUK SARI\ Benih Kelapa Sawit Pythium myriotylum Blotter Test

TEMBAKAU KERING\ Bibit Kakao Ceratocystis fimbriata DI

Buah-buahan Serangga/lalat buah DI

24 EKSPOR Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya BIBIT TANAMAN AQUARIUM\ Palm kernel Serangga gudang DI Level 2(-) Level 2

BUNGKIL KELAPA SAWIT\

DAUN SAWIT\

KARET LEMPENGAN\

KAYU OLAHAN\

PALM KERNEL OLEIN\

RBD PALM STEARIN\

25 EKSPOR Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu KAYU EBONY\ Sauran buah Serangga hidup, beberapa

cendawan

DI Level 1 Level 2 Sesuai

Biji bijian serangga gudang DI

26 EKSPOR Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkal Pinang AMPAS SAWIT\ Lada biji, jengkol, beras,

dedak, terigu

Serangga Hidup DI Level 1 Level 2

EKSPOR Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkal Pinang KARET LEMPENGAN\ Lada biji Phytoptora capsici DI

LADA BIJI\ Karet Serangga hidup DI

27 EKSPOR Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjung Pinang KARET LEMPENGAN\ sayuran, buah Serangga DI Level 1 Level 2

IMPOR Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjung Pinang PALLET\ Benih sayuran Phytium spp DI

Karet SALB DI

Beras Hama gudang DI

28 EKSPOR Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan KAYU MERANTI\ Kayu Crytotermes DI Level 1 Level 2

KAYU LAPIS\ Padi Fusarium gramineum DI

Buah serangga DI

29 EKSPOR Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate KOPRA\ Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Level 1 Level 2 Sesuai

Sesuai

Sesuai

Sesuai, Sudah

mampu melakukan

pengujian canggih

hingga biomolekuler

walaupun tidak ada

data terkait

pengujian tersebut

Tidak ada data

terkait pengujian

dengan metode

canggih seperti

serologi yang dapat

dilakukan

Sesuai

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 85

Page 258: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

30 EKSPOR Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta ALTERNANTHERA\ Spesimen Bactrocera spp Level 2 (-) Level 2

ARANG\ Benih Sayuran Pseudomonas viridiflava DA

BAMBU\ CMM ELISA

BENIH KETIMUN\ ArMV ELISA

BENIH MELON\ CGMMV ELISA

BENIH PADI\ GLFV ELISA

BENIH PARIA\ PSS ELISA

BENIH TOMAT\ PSL ELISA

BIBIT BAMBU\ SQMV ELISA

BIBIT MAHONI\ TAV ELISA

BUAH JERUK NIPIS\

BUAH MANGGIS\

BUAH SALAK\

BUNGA EUSTOMA\

CABE KERITING\

CABE MERAH\

CENGKEH\

CINCAU HITAM\

DAUN PAKIS\

EICHORNIA CRASSIPES\

GETAH DAMAR\

GULA MERAH\

GULA MERAH\

JAHE\

JENITRI\

KACANG TANAH\

KAYU ALBASIA\

KAYU JATI/FURNITURE\

KAYU JATI\

KAYU LAPIS\

KAYU MANIS\

KAYU OLAHAN\

KAYU SENGON\

KAYU SONOKELING\

KELAPA SERABUT\

KEMEYAN\

KERAJINAN TANGAN\

KOPI BIJI\

KULIT KAYU MANIS\

LIDI\

LIMBAH KAPAS\

PALA BIJI\

PALA BUBUK\

PERABOT ROTAN\

ROTAN\

SAYURAN BUNCIS\

SAYURAN LABU\

SAYURAN LOBAK\

Tidak sesuai, UPT

sudah dapat

melakukan pengujian

hingga metode

Biomolekuler

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 86

Page 259: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

SAYURAN SEGAR\

TEMBAKAU KERING\

TEPUNG KELAPA\

UBI JALAR\

VANILI\

WATER WISTERIA\

YOUNG COCONUT\

IMPOR Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta BAHAN KEMAS\

KAYU PALLET\

31 EKSPOR Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon PALA BIJI\ Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Level 1 Level 2 Sesuai

33 EKSPOR Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh DAUN NIPAH KERING\ Level 1 Level 2

KELAPA BULAT\

KOPI BIJI\

IMPOR Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh BERAS KETAN\ Beras Trogoderma granarium

KACANG KEDELAI\

KACANG TANAH\

34 EKSPOR Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bandung BENIH MUCUNA\ Tanaman Hias Serangga Hidup DI Level 2 Level 2

BENIH RUMPUT\ Kentang Globodera rostochiensis DI

BIBIT KAKTUS\ Benih Sayuran Meloidogyne hapla DI

BIBIT TANAMAN AQUARIUM\ Phytium ultymum Blotter test

BIBIT TANAMAN HIAS\ Spongospora subterranea Blotter test

BONSAI\ Helminthosporium Blotter test

BUAH MANGGIS\ Sclerotinia sclerontium Blotter test

BUNGA MELATI SEGAR\ Diaporthe vexans DI

GAHARU\ Pseudoperonospora cubensis DA

IJUK\ Erwinia Chysanthemi ELISA

ILES-ILES\ Clavibacter michiganensis

subsp michiganensis

ELISA

JAHE\ Pseudomonas syringae pv

Lachrimans

ELISA

KAKAO BUBUK\

Kakao Cake\

KAKAO PASTA\

KAKAO SHELL\

KAPAS SERAT\

KAYU MAHONI\

KAYU ALBASIA\

KAYU BASS\

KAYU CEDAR\

KAYU GERGAJIAN\

KAYU JATI\

KAYU MANIS\

KAYU MERANTI\

KAYU OLAHAN\

KAYU PALLET\

KELAPA BULAT\

KELAPA PARUT\

KERAJINAN TANGAN\

Tidak sesuai, UPT

sudah dapat

melakukan pengujian

hingga metode

Biomolekuler

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 87

Page 260: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

KOPI BIJI\

KOPRA\

LADA BIJI\

LIMBAH KAPAS\

MAKANAN KERING\

ORNAMETAL PLANTS\

PERABOT ROTAN\

ROTAN\

RUMPUT LAUT\

SAYURAN BUNCIS\

TANAMAN AQUARIUM\

TEH\

TEPUNG SAGU\

TEPUNG TERIGU\

35 EKSPOR Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Bengkulu BAHAN KEMAS\ Level 1 Level 2 Sesuai

JAHE\

KARET LEMPENGAN\

KARET LEMPENGAN\

Sawit (Cangkang)\

36 EKSPOR Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Biak KAYU LAPIS\ Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Level 1 Level 2 Sesuai

37 EKSPOR Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap JENITRI\ Level 1 Level 2

KAYU ALBASIA\

KAYU DURIAN\

KAYU KARET\

KAYU OLAHAN\

IMPOR Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap GANDUM BIJI\ Kayu Serangga Hidup DI

KAYU PAKING\ Gandum Serangga gudang, Tilletia DI, Washing

38 EKSPOR Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Entikong BUNGKIL KELAPA\ Lada Phytoptora capsici Blotter test Level 1 Level 2

GETAH DAMAR\

LADA BIJI\

MEDIA TANAM/SERBUK KELAPA\

MINYAK SAWIT MENTAH\

39 EKSPOR Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Merauke KAYU LAPIS\ Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Level 1 Level 2 Sesuai

40 DOMAS Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Pare-Pare BUAH NANAS\ Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Level 1 Level 2 Sesuai

41 EKSPOR Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda DAUN SAWIT\ Level 1 Level 2

Kayu Akasia\

KAYU LAPIS\

WOOD FLOORING\

IMPOR Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda PALLET\

KAYU LAPIS\

42 DOMAS Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sorong BENIH KELAPA SAWIT\ spesimen Bactrocera spp DI Level 1 Level 2 Sesuai

kernel cendawan Blotter test

buah-buahan cendawan Blotter test

43 IMPOR Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Sumbawa

Besar

KAYU PALLET\ Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Level 1 Level 2 Sesuai

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Sesuai

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Sesuai

Sesuai

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 88

Page 261: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Saat Ini Yang Diharapkan

KeteranganMetodeTarget SampelLalu Lintas Komoditas

KOMODITAS YANG DILALULINTASKAN REKAP PENGUJIAN YANG DILAKUKAN UPT

Klasifikasi Laboratorium (Existing)UPTKEGNO.

44 EKSPOR Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai

Asahan

BUAH PISANG\ Level 1 Level 2

BUNGKIL KELAPA\

CENGKEH\

IJUK\

KAYU KARET\

KELAPA PARUT\

MINYAK SAWIT\

PALM KERNEL MEAL\

PINANG BIJI\

SABUT SAWIT\

SAPU LIDI\

TEPUNG KELAPA\

45 EKSPOR Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Timika PERABOTAN KAYU\ Level 1 Level 2

IMPOR Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Timika JAMUR\

KAYU PAKING\

SAYURAN BUNCIS\

TEPUNG GANDUM\

TOMAT\

46 DOMAS Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende BERAS\ Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Level 1 Level 2 Sesuai

47 EKSPOR Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju MINYAK SAWIT\ Buah Pisang Serangga DI Level 1 Level 2 Sesuai

48 DOMAS Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Manokwari BAWANG MERAH\ Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Level 1 Level 2 Sesuai

49 EKSPOR Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Tanjung Balai

Karimun

AKAR PASAK BUMI\ Level 1 Level 2

GAMBIR\

KARUNG GONI\

KELAPA BULAT\

KELAPA TEMPURUNG\

TALAS\

50 Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Bangkalan Pohon kurma Nematoda DI Level 1 Level 2

Bonsai Nematoda DI

SesuaiTidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

SesuaiTidak ada data pemasukan I, E dan domestik

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Sesuai

Tidak Ada Lap. Kegiatan Yang

masuk Ke BBUSKP

Sesuai

Pedoman Pengembangan dan Penyelenggaraan Laboratorium Karantina Tumbuhan & Keamanan Hayati Nabati 89

Page 262: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 1. Ruang Preparasi

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 90

Page 263: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 2. Ruang Administrasi

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 91

Page 264: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 3. Ruang Analis

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 92

Page 265: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 5. Ruang Preparasi Bahan

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 93

Page 266: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 6. Rumah Kaca

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 94

Page 267: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 7 Contoh I denah sederhana unit laboratorium karantina tumbuhan: (a) denah, (b)

ilustrasi 3 dimensi

Depan

Belakang

a b Depan

Belakang

R. Administra

si

R. Ganti

R. Pengujia

n

R. Alat

R. Bahan

R. Isolasi R. Sterilisas

i

R. Inkubasi

R. Preparas

i

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 95

Page 268: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 8 Contoh II denah sederhana unit laboratorium karantina tumbuhan: (a) denah, (b)

ilustrasi 3 dimensi

Depan

Belakang

a b Depan

Belakang

R. Administras

i

L. Penyakit

R. Identifikasi Morfologi

L. Hama (L. Kering)

L. Hama (L. Basah)

R. Instrume

n

R. Koleksi

R. A

ntar

a

R. G

anti

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 96

Page 269: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 9 Contoh III denah sederhana unit laboratorium karantina tumbuhan: (a) denah, (b)

ilustrasi 3 dimensi

R. Sterilis

asi/ Prepar

asi

Toilet

R. Staf/ Data/ Penerimaan

sampel

R. Antara

R. Bahan

L. Hama/ Nematoda/

Gulma

R. Inkubasi

Cabinet Isolasi

cendawan

Cabinet Isolasi Bakteri

L. Penyaki

t

R. Tunggu/ tamu/

display koleksi

Depan

Belakang

Depan

Belakang

a b

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 97

Page 270: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Lampiran 1 Quisioner pengumpulan data untuk penyusunan kebijakan pengembangan

laboratorium karantina tumbuhan Tahun 2013

Lingkari huruf di depan pernyataan di bawah ini sesuai kondisi di UPT saudara

1. Unit laboratorum yang dimiliki (dapat dilingkari lebih dari 1)a. Gulmab. Seranggac. Tungaud. Nematodae. Moluskaf. Cendawang. Bakterih. fitoplasmai. Virus/ viroidj. PSATk. Unit laboratorium lain (sebutkan): …………………………………

2. Sumber daya manusia(Petugas Laboratorium)a. Mencukupi dan sesuai jenjang jabatan fungsionalb. Memcukupi tetapi tidak sesuai jenjang jabatan fungsionalc. Kurang mencukupid. Tidak ada petugas laboratorium

3. Alat-alat laboratorium (sebutkan jika perlu)a. Lengkap (mulai dari alat pengujian konfensional sampai alat pengujian molekuler

/ PCR)b. Sampai pengujian serologi (ELISA)c. Sampai uji biologid. Sampai uji morfologi

4. Bahan-bahan uji (sebutkan jika perlu)a. Lengkap sampai pengujian secara molekuler (PCR)b. Sampai pengujian secara serologi (ELISA)c. Sampai uji pertumbuhan pada medium tumbuh (kertas blotter, medium agar, dsb)

5. Penerapan sistim manajemen mutu SNI ISO/IEC 17025:2008a. Sudah menerapkanb. Dalam persiapan penerapanc. Tidak menerapkan

6. Akreditasi KANa. Sudah diakreditasib. Dalam proses akreditasi (diajukan)c. Persiapan akreditasi tetapi belum diajukand. Tidak mengajukan akreditasi

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 98

Page 271: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Lampiran 2 Hasil analisis penilaian Level Laboratorium Dalam Rangka Penyusunan

Kebijakan Pengembangan Laboratorium Karantina Tumbuhan Tahun 2013

berdasarkan quisioner yang di kirim ke UPT

Tabel 19 Hasil penilaian Level Laboratorium berdasarkan quisioner yang di kirim ke UPT

No UPT skor level

1 BBKP Belawan 2.69 Level 4

2 BBKP Surabaya 2.65 Level 4

3 BBKP Tanjung Priok 2.65 Level 4

4 BBUSKP 2.63 Level 4

5 BBKP Makassar 2.63 Level 4

6 BKP Kelas I Palembang 2.61 Level 4

7 BBKP Soekarno Hatta 2.35 Level 3

8 BKP Kelas I Denpasar 2.31 Level 3

9 BKP Kelas I Semarang 2.26 Level 3

10 BKP Kelas II Medan 1.96 Level 3

11 BUTTMKP 1.80 Level 2

12 BKP Kelas I Bandar Lampung 1.80 Level 2

13 BKP Kelas I Mataram 1.78 Level 2

14 BKP Kelas I Padang 1.78 Level 2

15 BKP Kelas II Palangkaraya 1.76 Level 2

16 BKP Kelas I Balikpapan 1.70 Level 2

17 BKP Kelas I Pontianak 1.46 Level 2

18 BKP Kelas II Kendari 1.46 Level 2

19 BKP Kelas II Ternate 1.41 Level 2

20 BKP Kelas II Yogyakarta 1.41 Level 2

21 SKP Kelas I Bengkulu 1.41 Level 2

22 BKP Kelas I Banjarmasin 1.39 Level 2

23 BKP Kelas I Manado 1.26 Level 2

24 BKP Kelas I Pekanbaru 1.24 Level 2

25 BKP Kelas II Kupang 1.24 Level 2

26 SKP Kelas I Samarinda 1.24 Level 2

27 SKP Kelas I Parepare 1.22 Level 2

28 BKP Kelas I Jambi 1.11 Level 2

29 BKP Kelas II Cilegon 1.11 Level 2

30 BKP Kelas I Batam 1.09 Level 2

31 BKP Kelas II Pangkal Pinang 1.06 Level 2

32 SKP Kelas I Banda Aceh 0.94 Level 1

33 BKP Kelas I Jayapura 0.93 Level 1

34 SKP Kelas I Cilacap 0.93 Level 1

35 BKP Kelas II Tanjung Pinang 0.91 Level 1

36 SKP Kelas I Sumbawa Besar 0.91 Level 1

37 SKP Kelas I Ambon 0.89 Level 1

38 BKP Kelas II Palu 0.74 Level 1

39 SKP Kelas II Ende 0.74 Level 1

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 99

Page 272: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

40 SKP Kelas II Tanjung Balai Karimun 0.72 Level 1

41 SKP Kelas I Biak 0.56 Level 1

42 BKP Kelas II Tarakan 0.54 Level 1

43 SKP Kelas I Entikong 0.54 Level 1

44 SKP Kelas I Timika 0.54 Level 1

45 SKP Kelas II Bangkalan 0.52 Level 1

46 BKP Kelas II Gorontalo 0.00 Level 1

47 SKP Kelas I Bandung 0.00 Level 1

48 SKP Kelas I Merauke 0.00 Level 1

49 SKP Kelas I Sorong 0.00 Level 1

50 SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan 0.00 Level 1

51 SKP Kelas II Mamuju 0.00 Level 1

52 SKP Kelas II Manokwari 0.00 Level 1

Gambar 4 Persentase level laboratorium Karantina Tumbuhan yang ada di UPT

Tanpa data 13%

Level 1 27%

Level 2 40%

Level 3 8%

Level 4 12%

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 100

Page 273: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 5 Visualisasi grafik Level Laboratorium berdasarkan quisioner yang di kirim ke UPT

2,69 2,65 2,65 2,63 2,63 2,61

2,35 2,31

2,26 1,96

1,80 1,80 1,78 1,78 1,76

1,70 1,46 1,46

1,41 1,41 1,41 1,39

1,26 1,24 1,24 1,24 1,22

1,11 1,11 1,09

1,06 0,94 0,93 0,93 0,91 0,91 0,89

0,74 0,74 0,72

0,56 0,54 0,54 0,54 0,52

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

0,00 1,00 2,00 3,00

BBKP Belawan

BBKP Surabaya

BBKP Tanjung Priok

BBUSKP

BBKP Makassar

BKP Kelas I Palembang

BBKP Soekarno Hatta

BKP Kelas I Denpasar

BKP Kelas I Semarang

BKP Kelas II Medan

BUTTMKP

BKP Kelas I Bandar Lampung

BKP Kelas I Mataram

BKP Kelas I Padang

BKP Kelas II Palangkaraya

BKP Kelas I Balikpapan

BKP Kelas I Pontianak

BKP Kelas II Kendari

BKP Kelas II Ternate

BKP Kelas II Yogyakarta

SKP Kelas I Bengkulu

BKP Kelas I Banjarmasin

BKP Kelas I Manado

BKP Kelas I Pekanbaru

BKP Kelas II Kupang

SKP Kelas I Samarinda

SKP Kelas I Parepare

BKP Kelas I Jambi

BKP Kelas II Cilegon

BKP Kelas I Batam

BKP Kelas II Pangkal Pinang

SKP Kelas I Banda Aceh

BKP Kelas I Jayapura

SKP Kelas I Cilacap

BKP Kelas II Tanjung Pinang

SKP Kelas I Sumbawa Besar

SKP Kelas I Ambon

BKP Kelas II Palu

SKP Kelas II Ende

SKP Kelas II Tanjung Balai …

SKP Kelas I Biak

BKP Kelas II Tarakan

SKP Kelas I Entikong

SKP Kelas I Timika

SKP Kelas II Bangkalan

BKP Kelas II Gorontalo

SKP Kelas I Bandung

SKP Kelas I Merauke

SKP Kelas I Sorong

SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan

SKP Kelas II Mamuju

SKP Kelas II Manokwari

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 101

Page 274: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 6 Grafik jumlah petugas laboratorium Karantina Tumbuhan di UPT

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 102

Page 275: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 7 Grafik jumlah petugas laboratorium Karantina Tumbuhan di UPT berdasarkan

keahlian yang dimiliki

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 103

Page 276: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 8 Persentase tingkat pedidikan yang dimiliki petugas laboratorium Karantina

Tumbuhan di UPT

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 104

Page 277: Badan Karantina Pertanian 2017 · biosafety . dan. biosecurity. Kondisi . saat ini, beberapa laboratorium UPT telah berhasil dibangun dan . dikembangkan sesuai dengan persyaratan

Gambar 9 Sebaran petugas laboratorium Karantina Tumbuhan di UPT berdasarkan tahun

kelahiran

Standar Pengembangan Laboratorium Karantina Hewan & Keamanan Hayati Hewani 105