dataaaaa

4
Aktivitas enzim dapat diamati dengan mengukur produk yang dihasilkan dari proses hidrolisis substrat yang berupa gula reduksi. Pada Gambar 1 disajikan dinamika konsentrasi gula reduksi dari hasil hidrolisis substrat yang berbeda oleh enzim kasar yang diperoleh dari cairan rumen, dengan waktu fermentasi yang berbeda dan dengan atau tanpa penambahan ekstrak daun murbei. Dari gambar tersebut terlihat bahwa gula reduksi yang dihasilkan dari hidrolisis maltosa lebih tinggi dibandingkan dengan substrat lainnya. Pada inkubasi sampai 30 menit, hidrolisis sukrosa, pati dan selulosa oleh enzim kasar cairan rumen belum menghasilkan gula reduksi. Gula reduksi dari hidrolisis pati dan selulosa terdeteksi pada inkubasi selama 60 menit. Hal ini disebabkan oleh proses hidrolisis pati dan selulosa menjadi glukosa membutuhkan jenis enzim dan tahap hidrolisis yang lebih panjang dibandingkan dengan maltosa. Berbeda dengan pati dan selulosa, rendahnya gula reduksi yang dihasilkan dari hidrolisis sukrosa dapat disebabkan oleh jenis ikatan kimia yang berbeda antara maltosa dan sukrosa. Maltosa merupakan pereduksi sempurna dengan ikatan α-glukosida, dan proses hidrolisisnya menghasilkan 2 molekul glukosa, sedangkan sukrosa bukan pereduksi dan mempunyai ikatan α-ß-glikosidik. Untuk memutus ikatan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa dibutuhkan enzim yang spesifik, yang mungkin kurang dalam cairan rumen yang dikoleksi untuk mendapatkan enzim kasar. Hasil hidrolisis pati oleh enzim amilase adalah gula reduksi, yaitu maltosa dan glukosa. Hal itu karena nilai pH medium menjadi semakin asam, sehingga aktivitas enzim amilase mengalami penurunan. Semakin asam nilai pH maka semakin banyak enzim yang mengalami denaturasi. Enzim amilase merupakan enzim ekstraseluler, maka aktivitas enzimatik dipengaruhi oleh nilai pH medium. Enzim amilase umumnya stabil pada kisaran nilai pH 5,5-7,0. Aktivitas optimum umumnya terjadi pada nilai pH 4,8 –6,5. Tetapi nilai pH optimum aktivitas enzim berbeda-beda tergantung organisme penghasil enzimnya. Karbohidrat merupakan

Upload: widdi-widyastuti

Post on 01-Jan-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

farma

TRANSCRIPT

Page 1: dataaaaa

Aktivitas enzim dapat diamati dengan mengukur produk yang dihasilkan dari proses hidrolisis substrat yang berupa gula reduksi. Pada Gambar 1 disajikan dinamika konsentrasi gula reduksi dari hasil hidrolisis substrat yang berbeda oleh enzim kasar yang diperoleh dari cairan rumen, dengan waktu fermentasi yang berbeda dan dengan atau tanpa penambahan ekstrak daun murbei. Dari gambar tersebut terlihat bahwa gula reduksi yang dihasilkan dari hidrolisis maltosa lebih tinggi dibandingkan dengan substrat lainnya. Pada inkubasi sampai 30 menit, hidrolisis sukrosa, pati dan selulosa oleh enzim kasar cairan rumen belum menghasilkan gula reduksi. Gula reduksi dari hidrolisis pati dan selulosa terdeteksi pada inkubasi selama 60 menit. Hal ini disebabkan oleh proses hidrolisis pati dan selulosa menjadi glukosa membutuhkan jenis enzim dan tahap hidrolisis yang lebih panjang dibandingkan dengan maltosa. Berbeda dengan pati dan selulosa, rendahnya gula reduksi yang dihasilkan dari hidrolisis sukrosa dapat disebabkan oleh jenis ikatan kimia yang berbeda antara maltosa dan sukrosa. Maltosa merupakan pereduksi sempurna dengan ikatan α-glukosida, dan proses hidrolisisnya menghasilkan 2 molekul glukosa, sedangkan sukrosa bukan pereduksi dan mempunyai ikatan α-ß-glikosidik. Untuk memutus ikatan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa dibutuhkan enzim yang spesifik, yang mungkin kurang dalam cairan rumen yang dikoleksi untuk mendapatkan enzim kasar.

Hasil hidrolisis pati oleh enzim amilase adalah gula reduksi, yaitu maltosa dan glukosa. Hal itu karena nilai pH medium menjadi semakin asam, sehingga aktivitas enzim amilase mengalami penurunan. Semakin asam nilai pH maka semakin banyak enzim yang mengalami denaturasi. Enzim amilase merupakan enzim ekstraseluler, maka aktivitas enzimatik dipengaruhi oleh nilai pH medium. Enzim amilase umumnya stabil pada kisaran nilai pH 5,5-7,0. Aktivitas optimum umumnya terjadi pada nilai pH 4,8 –6,5. Tetapi nilai pH optimum aktivitas enzim berbeda-beda tergantung organisme penghasil enzimnya. Karbohidrat merupakan sumber karbon dan energi yang paling banyak digunakan dalam prosesfermentasi. Sebagai sumber energi karbohidrat dimetabolisme melalui 2 cara, yaitu respiratif dan fermentatif (Mirdamadi et al, 2002). Rhizopus oryzae merupakan mikroorganisme yang mampu memecah karbohidrat baik secara respiratif maupun fermentatif. Pada metabolisme respiratif, terjadi pemecahan glukosa yang menghasilkan air, karbondioksida dan sejumlah besar energi (ATP) yang digunakan untuk aktivitas metabolisme pertumbuhan. Metabolisme nonrespiratif (fermentasi) menghasilkan sejumlah kecil energi, karbondioksida, air, dan produk akhir metabolik organik seperti asam laktat, asam asetat, dan sejumlah asam organik lainnya.

menjadi polimer pendek berupa dekstrin dangula reduksi.

Proses pemecahan pati menjadi gula reduksi disebut sebagai proses sakarifikasi. Gula reduksi dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal, misalnya produksi etanol dan asam laktat.Produksi Gula Reduksi oleh Rhizopus oryzae dari Substrat BekatulCHANDRA DEWI, TJAHJADI PURWOKO!, ARTINI PANGASTUTIJurusan Biologi FMIPA Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta 57126Diterima: 12 Agustus 2004. Disetujui: 1 Desember 2004.

Page 2: dataaaaa

Uji dilakukan berdasar Chairul (2003) yang dimodifikasi, dan dilakukan di akhir

penelitian. Uji glikosida dilakukan terhadap gugus gula (2-deoksi-gula), menggunakan

pereaksi Keller-Kiliani. Pengujian dilakukan dengan cara mengekstrak 10 g bahan tanaman

(akar dan bonggol) dengan etanol 80%, kemudian disaring menggunakan kertas saring, lalu

dikeringkan dengan penangas air. Lemak dihilangkan dengan pencucian menggunakan

heksana hingga pigmen hilang atau larutan heksana tidak berwarna lagi. Selanjutnya residu

dipanaskan di atas penangas air untuk menghilangkan sisa heksana. Setelah sisa heksana

hilang, ditambahkan 3 ml pereaksi FeCl3, diaduk dan dipindahkan ke dalam tabung reaksi. 1

ml larutan asam sulfat pekat diteteskan melalui dinding tabung reaksi. Campuran dibiarkan

beberapa saat hingga terjadi perubahan warna. Perubahan warna tersebut menunjukkan reaksi

positif terhadap 2-deoksi-gula.

Metode Keller-Killiani yaitu dengan menguapkan 2 mL sampel, dan mencucinya dengan heksana sampai heksana jernih. Residu yang tertinggal dipanaskan diatas penangas air kemudian ditambahkan 3 mL pereaksi FeCl3 dan 1 mL H2SO4 pekat. Jika terlihat cincin merah bata menjadi biru atau ungu maka identifikasi menunjukkan adanya kardenolin dan bufadienol.Hasil positif pada uji Keller Kiliani menunjukkan adanya deoksi gula untuk glikosida. Warna merah yang terbentuk kemungkinan disebabkan terbentuknya kompleks. Atom oksigen yang mempunyai pasangan elektron bebas pada gugus gula bisa mendonorkan elektronnya pada Fe3+ membentuk kompleks. Perkiraan reaksi yang terjadi pada uji Keller Killiani ditunjukkan padaSkrining Fitokimia dan Analisis Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam (Sechium edule Jacq. Swartz.) dalam Ekstrak EtanolSOERYA DEWI MARLIANA!, VENTY SURYANTI, SUYONOJurusan Kimia FMIPA Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta 57126. Korespondensi: Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta 57126. Tel. & Fax.: +62-271-663375. e-mail: [email protected]. Diterima: 3 Januari 2005. Disetujui: 15 Januari 2005.

Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahsiswa Kedokteran dan Mahasiswa Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Pereaksi Fehling terdiri atas Larutan Fehling A (34, 65 gram kupri sulfat dalam 500 ml air) dan Larutan Fehling B (campuran 173 gram natrium hidroksida dan 125 gram kalium tartrat dalam 500 ml air). Campuran larutan Fehling A dan Larutan Fehling B merupakan larutan berwarna biru.

Page 3: dataaaaa

Pereaksi Fehling ditambahkan karbohidrat pereduksi, kemudian dipanaskan akan terjadi perubahan warna dari biru menjadi hijau, kemudian kuning, kemerah-merahan dan akhirnya terbentuk endapan merah bata kupro oksida bila jumlah karbohidrat pereduksi banyak.

Dalam reaksi reduksi ini, karbohidrat pereduksi akan diubah menjadi asam onat, yang membentuk garam karena adanya basa, sedangkan pereaksi Fehling akan mengalami reduksi sehingga tembaga bermartabat dua akan berubah menjadi tembaga bermartabat satu.