ekman baru

26
TEORI PERMAINAN DAN PENENTUAN HARGA KELOMPOK 12 1. DENI CATUR GUMILAR A10130075 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BANDUNG

Upload: denny-gumilar-al-wahhaabu

Post on 17-Dec-2015

231 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

bahan untuk ekonomi manajerial

TRANSCRIPT

TEORI PERMAINAN DAN PENENTUAN HARGA

KELOMPOK 12

1. DENI CATUR GUMILARA10130075SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BANDUNG

2015

KATA PENGANTARPuji syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam makalah ini kami membahas TEORI PERMAINAN DAN PENENTUAN HARGA.

Makalah ini dibuat dalam rangka untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah EKONOMI MANAJERIAL yang sangat diperlukan dalam suatu harapan untuk mendapatkan pengetahuan dan pemahaman, dan juga sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Perekonomian Indonesia.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.

Bandung, 18 Mei 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

iKATA PENGANTAR

iiDAFTAR ISI

1BAB 1

11.1.LATAR BELAKANG

11.2.RUMUSAN MASALAH

21.3.TUJUAN

3BAB 2

32.1.PERILAKU STRATEGIS DAN TEORI PERMAINAN

42.2.STRATEGI DOMINAN DAN KESEIMBANGAN NASH

42.3.STRATEGI DOMINAN

62.4.KESEIMBANGAN NASH

72.5.Dilema tahanan

92.6.PERSAINGAN HARGA DAN NONHARGA, KECURANGAN DALAM KARTEL, DAN DILEMA TAHANAN

112.7.LANGKAH STRATEGIS

14BAB 3

143.1.Kesimpulan

BAB 1PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pasar oligopoli merupakan pasar dimana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Adakalahnya pasar oligopoli terdiri dari dua perusahaan saja dan pasar seperti itu dinamakan duopoli.

Sikap seorang pengusaha didalam pasar oligopoli adalah sangat rumit dari pada menerangkan sikap pengusaha dipasar-pasar lainnya, ini disebabkan karena tidak terdapat keseragaman dalam sifat-sifat berbagai industri dalam pasar oligopoli.

Dalam pasar oligopoli banyak terdapat variasi-variasi antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya. Maka hal-hal itulah yang membedakan pasar oligopoli dengan pasar yang lainnya. Dalam pasar ini banyak terdapat hambatan-hambatan sehingga menyebabkan adanya kelebihan dan kekurangan dalam menjalankan pasar oligopoli.Dalam bab ini, kita memperluas analisis kita tentang perilaku perusahaan dalam pasar oligopolistik menggunakan teori permainan. Teori permainan menawarkan beberapa wawasan tentang ketergantungan oligopolistik dan perilaku strategis yang tidak dibahas dengan alat tradisional pada bab sebelumnya.Bab ini dimulai dengan pembahasan mengenai makna dan manfaat teori permainan. Kemudian menjelaskan strategi dominan dan keseimbangan Nash, dan membahas manfaatnya dalam analisis perilaku oligopolistik. Selanjutnya, bab ini menjelaskan dilema tahanan dan aplikasinya dalam analisis persaingan harga dan nonharga seperti kecurangan kartel. Terakhir, bab ini mendiskusikan langkah strategis dalam persaingan domestik dan internasional, dengnan atau tanpa risiko. Contoh-contoh dan aplikasi disajikan dalam bab ini secara jelas tentang pentingnya teori permainan untuk memahami beberapa aspek perilaku oligopolistik yang tidak dapat dijelaskan.1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu perilaku strategis dan teori permainan?

2. Apa itu strategi dominan dan keseimbangan nash?

3. Apa itu dilema tahanan?

4. Apa itu persaingan harga dan non-harga, kecurangan, kartel dan dilema tahanan?

5. Bagaimana langkah strategis?1.3. TUJUAN

Untuk mengetahui:

1. Perilaku strategis dan teori permainan

2. Strategi dominan dan keseimbangan nash

3. Dilemma tahanan

4. Persaingan harga dan non-harga, kecurangan, kartel5. Langkah strategisBAB 2PEMBAHASAN2.1. PERILAKU STRATEGIS DAN TEORI PERMAINANPerilaku strategis (strategic behaviour) mengacu kepada rencana kerja atau perilaku seorang oligopolis, setelah mempertimbangkan semua reaksi yang mungkin dilakukan oleh para pesaingnya selama adanya persaingan di antara mereka untuk memperoleh laba dan keuntungan lainnya. Karena hanya terdapat sedikit perusahaan dalam industri tersebut, tindakan dari perusahaan satu akan berpengaruh terhadap yang lain, dan reaksi dari perusahaan lain harus diperhitiungkan oelh yang pertama dalam menentukan tindakan mana yang paling baik. Jadi, setiap oligopolis mengubah-ubah harga produk, atau kuantitas produk yang dijualnya, atau tingkat pemasangan iklan dan sebagainya, dengan tujuan memaksimumkan labanya. Pengubahan tersebut dilakukan setelah perusahaan oligopolis memperhitungkan semua kemungkinan reaksi yang akan dilancarkan pesaingnya, berkaitan dengan setiap tindakan yang diambilnya. Pengkajian atas perilaku strategis tersebut merupakan materi teori permainan.Teori permainan (game theory) dipelopori oleh ahli matematika John von Neumann dan ekonom Oskar Morgenstern pada tahun 1944 dan tidak lama kemudian teori ini diakui sebagai terobosan baru dalam penelitian tentang oligopoli. Secara umum, teori permainan berkaitan dengan strategi terbaik optimum dalam berbagai situasi konflik. Misalnya, teori permainan bisa membantu sebuah perusahaan ketika menurunkan harga tidak akan terjadi perang harga yang mematikan atau menentukan apakah perusahaan harus menambah kapasitas untuk mencegah pemain baru masuk dalam industri meskipun hal ini mengurangi laba jangka pendek perusahaan, dan mengapa kecurangan dalam kartel akan menyebabkan keruntuhan perusahaan. Singkatnya, teori permainan memperlihatkan bagaimana perusahaan oligopolistik membuat keputusan strategis untuk memperoleh keunggulan kompetitif atas pesaingnya, atau bagaimana perusahaan oligopolistik bisa memperkecil ancaman potensial akibat langkah strategis pesaingnya.

Setiap model teori permainan terdiri atas pemain, strategi, dan ganjaran. Pemain (player) adalah para pembuat keputusan (yaitu, para manajer perusahaan oligopolis) yang perilakunya akan berusaha kita jelaskan dan ramalkan. Strategi (strategy) adalah pilihan untuk mengubah harga, mengembangkan produk baru, melakukan kampanye iklan, membangun kapasitas baru, dan tindakan serupa lainnya yang mempengaruhi penjualan dan tingkat laba perusahaan serta pesaingnya. Ganjaran (payoff) adalah hasil atau konsekuensi dari setiap pilihan strategi. Untuk setiap strategi yang diterapkan oleh sebuah perusahaan, biasanya terdapat strategi-strategi (reaksi) yang bisa dilakukan oleh pesaing. Ganjaran adalah hasil atau konsekuensi dari setiap kombbinasi strategi yang dilakukan dua perusahaan. Ganjaran biasanya dinyatakan dalam bentuk laba atau rugi dari perusahaan yang kita kaji, akibat strategi perusahaan itu atau reaksi pesaingnya. Tabel yang mencantumkan ganjaran dari semua strategi yang mungkin dilakukan suatu perusahaan dan reaksi yang mungkin diberikan pesaingnya disebut matriks ganjaran (payoff matrix).

Kita harus membedakan antara permainan berjumlah nol dan permainan tidak berjumlah nol. Permainan berjumlah nol (zero-sum game) adalah permainan dimana keuntungan salah satu pemain merupakan akibat dari pengeluaran dan keuntungan ini secara persis seimbang dengan kerugian pemain lainnya. Sebagai contoh hal ini terjadi jika perusahaan A meningkatkan pangsa pasarnya sebesar biaya yang dikeluarkan perusahaan B dengan meningkatkan pengeluaran iklannya (perusahaan B tidak melakukan perubahan iklan). Pada satu sisi, jika perusahaan B juga meningkatkan pengeluaran iklannya, perusahaan A mungkin tidak akan memperoleh pangsa pasar sama sekali. Di sisi lain, jika perusahaan A meningkatkan harganya dan perusahaan B tidak melakukannya, perusahaan A mungkin akan kehilangan pasarnya yang beralih ke perusahaan B. Permainan dalam sifat ini, dimana keuntungan satu pemain sama dengan kerugian pemain lainnya (sehingga total keuntungan ditambah dengan total kerugian sama dengan nol) disebut permainan berjumlah nol. Namun jika keuntungan atau kerugian salah satu perusahaan tidak diakibatkan oleh biaya atau memberikan keuntungan dalam jumlah yang sama pada perusahaan lain, kita melakukan permainan tidak berjumlah nol (nonzero-sum game). Misalkan kemungkinan itu muncul jika peningkatan iklan diarahkan untuk meningkatkan laba kedua perusahaan dan kita menggunakan laba, bukan pangsa pasar sebagai ganjaran. Dalam kasus ini, kita melakukan permainan berjumlah positif (positive-sum game). Namun demikian, jika meningkatnya iklan memunculkan biaya lebih besar daripada pendapatan dan laba kedua perusahaan menurun, kita menghadapi kasus permainan berjumlah negatif (negative-sum game).

2.2. STRATEGI DOMINAN DAN KESEIMBANGAN NASH

Kita sekarang mendiskusikan makna strategi dominan dan keseimbangan nash serta menjelaskan manfaatnya dalam menganalisis saling ketergantungan (interdependence) oligopolistik.2.3. STRATEGI DOMINAN

Untuk melihat bagaimana para pemain memilih strategi yang memaksimumkan ganjaran mereka, marilah kita mulai dengan permainan paling sederhana dalam suatu industri yang terdiri atas dua perusahaan (duopoli), perusahaan A dan perusahan B. Masing-masing perusahaan mempunyai dua pilihan strategi, yaitu memasang iklan atau tidak memasang iklan. Perusahaan A, tentu saja mengharapkan laba yang lebih tinggi jika dia memasang iklan dibanding jika ia tidak melakukannya. Tetapi tingkat laba perusahaan A sebenarnya, juga tergantung dari apakah perusahaan B memasang iklan atau tidak. Dengan begitu, setiap strategi yang dilakukan oleh perusahaan A(yaitu memasang iklan atau tidak) bisa dihubungkan dengan setiap strategi perusahaan B (juga memasang iklan atau tidak).TABEL 10-1 Matriks Gajaran untuk Permainan Pemasang Iklan.Perusahaan B

Pasang IklanTidak pasang Iklan

Perusahaan APasang Iklan(4,3)(5,1)

Tidak Pasang Iklan(2,5)(3.2)

Empat hasil yang mungkin didapatkan dari permainan sederhana ini digambarkan dalam matriks ganjaran dalam Tabel 10-1. Nomor pertama setiap elemen dalam tabel mengacu kepada ganjaran (laba) bagi perusahaan A, sementara nomor kedua adalah ganjaran (laba) bagi perusahaan B. Dari tabel 10-1, kita melihat bahwa jika kedua perusahaan memasang iklan, Perusahaan A akan memperoleh laba sebesar 4, dan perusahaan B akan memperoleh laba sebesar 3 (sel kiri atas dalam matriks ganjaran). Sebaliknya, elemen kiri bawah dalam matriks ganjaran menunjukkan bahwa jika perusahaan A tidak memasang iklan dan perusahaan B memasang iklan,perusahaan akan memperoleh laba sebesar 2, dan perusahn B akan memeproleh laba sebesar 5. Ganjaran yang lain dalam kolom kedua tabel tersebut bisa diartikan dengan cara yang sama.Strategi manakah yang harus dipilih oleh setiap perusahaan? Pertama-tama mari kita pertimbangkan perusahaan A. jika Perusahaan B memasang iklan(yaitu,bergerak ke kolom kiri dari tabel 10-1), kita lihat bahwa perusahaan A akan memperoleh laba sebesar 4 jika dia juga memasang iklan Dan hanya 2 jika dia tidak memasang iklan. Dengan demikian perusahaan A harus memasang iklan jika perusahaan B memasangnya. Jika perusahaan B tidak memasang iklan (yaitu, bergerak ke kolom kanan dalam Tabel 10-1), perusaahn A akan memperoleh laba 5 jika dia memasang iklan, dan 3 jika ia tidak memasang iklan. Dengan demikian, perusahaan a harus memasang iklan tidak peduli apakah perusahaan B memasang iklan atau tidak. Laba perusahaan A akan selaly lebih besar jika dia memasang iklan dibanding jika dia tidak melakukannya, tanpa peduli apa yang dilakukan perusahaan B. Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa memasang iklan adalah strategi yang dominan bagi perusahaan A. Strategi dominan (dominant strategy) adalah pilihan yang optimum bagi seorang pemain, apa pun reaksi yang akan dilakukan oleh lawannya.Hal yang sama juga berlaku untuk perusaahn B. Apapun yang dilakukan oleh perusahaan A (yaitu, apakah perusahaan A memasang iklan atau tidak), akan lebih menguntungkan bagi perusahaan B untuk memasang iklan. Kita bisa melihat hal ini dengan berpindah-pindah baris pada tabel 10-1. Tepatnya, jika perusahaan A memasang iklan, laba perusahaan menjadi 5 jika memasang iklan dan 2 jika tidak. Dengan demikian, strategi yang dominan bagi perusahaan B adalah juga memasang iklan.Dalam kasus ini, kedua perusahaan A dan B memiliki strategi dominan memasang iklan, dan oleh karena itu, akan menjadi keseimbangan akhir. Kedua perusahaan A dan B akan memasang iklan tanpa perlu mempertimbangkan apa yang akan dilakukan oleh perusahaan lain dan akan memperoleh laba berturut-turut sebesar 4 dan 3 (sel kiri atas dalam matriks ganjaran pada tabel 10-1). Perhatikan bahwa dalam kasus ini, solusi memasang iklan atau keseimbangan akhir bagi kedua perusahaan akan tetap dipertahankan A atau B yang mula-mula memilih strateginya, atau apakah kedua perusaahn memutuskan strategi terbaik mereka secara bersamaan.2.4. KESEIMBANGAN NASH

Tidak semua permainan menyediakan strategi dominan bagi setiap pemain. Bahkan dalam dunia sesungguhnya, sangat mungkin bahwa satu atau kedua pemain tidak memiliki strategi dominan. Contohnya adalah yang ditunjukkan dalan matriks ganjaran pada tabel 10-2. Ini adalah matriks ganjaran yang smaa dengan yang ada dalam tabel 10-1, kecuali angka pertama dalam elemen kanan bawah diubah dari 3 menjadi 6. Sekarang perusahaan b mempunyai strategi yang dominan, tetapi perusahaan A tidak.strategi dominan bagi perusahaan B adalag memasang iklan, tidak peduli apakah perusahaan A memasang iklan atau tidak, yaitu sama persis dengan kasus sebelumnya, karena ganjaran bagi perusahaan B sama dengan yang ada dalam tabel 10-1. Namun, perusahaan A sekarang tidak memiliki strategi yang dominan. Alasannya adalah bahwa jika perusahaan B memasang iklan, Perusahaan A akan memperoleg laba 4 jika harus beriklan. Di sisi lain, jika perusahaan B tidak beriklan, laba perusahaan Adalah 5 jika memasang iklan dan 6 jika tidak. Jadi, perusahaan A harus memasang iklan jika perusahaan B memasang iklan dan tidak memasangnya jika peerrusahaan B tidak. Perusahaan A tidak lagi memiliki strategi yang domina. Apa yang gharus dilakukan oleh perusahaan A tergantung dari apa yang dilakukan oleh perusahaan B.Agar perusahaan A bisa menentukan memasang iklan atau tidak, pertama-tama perusahaan a harus menetukan apa yang dilakukan oleh perusahaan B, dan memasang iklan jika perusahaan B memasangnya dan tidak memasang iklan jika perusahaan B tidak. Karena perusahaan A mengetahui isi matriks gajaran, maka perusahaan A mengetahui bahwa strategi dominan perysahaan B adalah memasang iklan. Karena itu, strategi yang optimum bagi perusahaan A adalah dan juga memasang iklan (karena perusahaan A akan meperoleh laba sebesar 4 jika memasang iklan dan hanya 2 jika tidak-liahat kolom pertama dalam tabel 10-2). Inilah keseimbangan Nash, yang namanya diambil dari johanash, ahli matematika dari universitas printceton dan pemegang hadiah adalah Nobel tahun 1994 yang meresmikan konser tersebut pada tahun 1951.Keseimbangan Nash (nash ekuilibrium) adalah sebuah situasi ketika setiap pemain memilih strategi optimumnya, untuk menghadapi strategi yang telah dilakukan oleh peamin lainnya. Dalam cobtoh diatas strategi pemasangan iklan yang genjar untuk perusahaan A dan perushaan B TABEL 10-2 Matriks Gajaran untuk Permainan Pemasang Iklan.

Perusahaan B

Pasang IklanTidak pasang Iklan

Perusahaan APasang Iklan(4,3)(5,1)

Tidak Pasang Iklan(2,5)(6.2)

adalah keseimbangan nash, anggaplah perusahaan B memilih beriklan sebagai strategi dominannya. Strategi optimum untuk perushaan adalah juga memasang iklan. Perhatikan bahwa ketika kedua perusahaan memiliki strategi dominan, masing-maisng perusahaan dapat memilih strategi optimumnya tanpa memedulikan strategi dipilih oelh pesaingnya. Disini, hanya perusahaan B yang memiliki strategi dominan. Perusahaan A tidak memilkinya. Sebagai akibatnya, perusahaan A tidak bisa memilih strategi optimumnya tanpa terlepas dari dari perusahaan B. Hanya ketika setiap pemain yang telah memilih strategi optimumnya berdasarkan strategi yang dipilih oleh pemain lainnya, maka kita akan berada pada keseimbangan Nash. Singkatnya, keseimbangan strategi dominan adalah selalu merupakan keseimbangan nash, tetapi keseimbangan nash tidak memerlukan keseimbangan strategi dominan. 2.5. Dilema tahanan

Perusahaan oligopolistik sering menghadapi masalah yag disebut dilema tahanan (prisonersdilema). Istilah ini mengacu pada sebuah situasi dimana setap perusahaan melaksanakan strategi dominannya, tetapi masing-masing bisa bertindak lebih baik (artinya, memperoleh laba yang lebih besar) dengan melakukan kerjasama. Untuk memahami hal ini, peratian situasi beriikut. Dua orang tersangka ditangkap atas tuduhan perampokan bersenjata, dan jika terbukti bersalah, masing-masinng harus terima hukuman maksimum 10 tahun penjara. Namun demikian, jika kedua tahanan tersebut tidak mengaku, mereka hanya akan dituntut satu tahun penjara atas tuduhan menyimpan barang-barang curian. Setiap tersangka diinterograsi secara terpisah, dan keduanya tidak diizinkan berkomunikasi. Jaksa wilayah berjanji kepada masing-masing tesangka jika mereka mengaku, tersangka tersebut akan dibebaskan sementara temannya (yang tidak mengaku) akan menerima 10 tahun penjara. Jia kedua tersangka mengaku, masing-masing akan memperoleh hukuman yang lebih ringan 5 tahun penjara. Matriks ganjaran (negatif) dalam hal masa hukuman yang harus dijalani, disajikan dalam tabel 10-3

Dari tabel 10-3, kita melihat bahwa mengaku adalah strategi dominan atau terbaik bagi tersangka A, apapun yang dilakukan oleh tersangka B. Alasannya adalah, jika tersangka B mengaku, maka tersangka A menerima hukuman 5 tahun jika mengaku dan 10 tahun jika tidak. TABEL 10-3 Matriks Gajaran negatif (masa tahanan) untuk tersangka A dan BIndividu B

mengakuTidak mengaku

Individu AMengaku(5,5)(0.10)

Tidak mengaku (10,0)1,1)

Demikian pula, jika tersangka B tidak mengaku, tersangka A bebas jika dia mengaku dan menerima hukuman 1 tahun jika tidak. Jadi, strategi dominan bagi tersangka A adalah mengaku. Mengaku juga merupakan strategi dominan atau terbaik bagik tersangka B. Alasannya adalah jika tersangka A mengaku, tersangka B menerima hukuman 5 tahun jika mengaku dan 10 tahun jika tidak. Demikian pula, jika tersangka A tidak mengaku, tersanga B bebas jika dia mengaku dan mennerima hukuman 1 tahun jika tidak. Jadi, strategi dominan bagi tersangka B adalah juga mengaku.

Jika setiap tersangka melakukan strategi dominannya dengan mengaku, masing-masing aka menerima 5 tahun hukuman penjara. Tetapi, jika masing-masing tersangka tidak mengaku, masing-masing hanya akan diganjar 1 tahun hukuman. Tetapi masing-masing tersangka merasa takut, seandainya dia tidak mengaku, temannya akan mengaku sehingga dia harus menerima hukuman 10 tahun penjara. Hanya jika setiap tersangka merasa yakin bahwa temannya tidak akan mengaku dan dia sendiripun tidak mengaku, maka keduanya hanya akan memperoleh 1 tahun penjara. Karena tidak mungkin melakukan kesapakatan untuk tidak mengaku (harap diinngat bahwa kedua tersangka berada terpisah dipenjara dan tidak bisa berkomunikasi), kedua tersangka akan melakukan strategi dominannya untuk mengaku dan memperoleh tuntutan hukuman 5 tahun penjara. Perhatikan bahwa meskipun berhasil dicapai kesepakatan untuk tidak mengaku, kesepakatan tersebut tidak bisa dipastikan untuk berlaku. Kerena itu, setiap tersangka akhirnya akan mengaku dan menerima hukuman 5 tahun penjara.2.6. PERSAINGAN HARGA DAN NONHARGA, KECURANGAN DALAM KARTEL, DAN DILEMA TAHANAN

Kita sekarang menggunakan konsep dilema tahanan untuk membahas persaingan harga dan non harga, dan juga kecurangan kartel dalam harga oligopolistik.

Persaingan harga dan dilemana tahanan

Konsep dilema tahanan dapat digunakan untuk menganalisis persaingan harga dan non harga dalam pasar oligopolistik, selainn juga dalam hal kecenderungan untuk berbuat curang (yaitu, untuk seecara diam-diam mmengurangi harga atau menjual lebih banyak dari kuota) didalam sebuah kartel. Pesaingan harga oligopolisti yang terjadi bersamaan dengan situasi dilema tahanan, dapat dikaji dengan mengguakan matriks ganjaran dalam tabel 10-4. Matriks ganjaran dalam tabel 10-4 menunjukan bahwa perusahaan B menentukan harga rendah (misalnya, $6), perusahaan A akan memperoleh laba sebesar 2 jika dia juga menentukan harga rendah ($6) dan memperoleh laba 1 jika menentuan harga tinnggi (misalya, $8). Demikian pula, jika perusahaan B menentuka harga tinggi ($8) perusahaan A akan memperoleh laba sebesar 5 jika dia menentuan harga rendah dan sebesar 3 jika dia menentukan harga tinggi. Jadi, perusahaan A harus melaksanakan strategi dominannya utuk menentukan harga rendah. Untuk perusahaan B, jika perusahaan A menentukan harga rendah, perusahaan B akan memperoleh laba sebesar 2 jika dia menentukan harga rendah dan sebesar 1 jika dia menentukan harga tinggi. Demikian pula, jikan perusahaan A menentukan harga tinnggi, perusahaan B akan memperoleh laba sebesar 5 jika dia menentukan harga rendah dan sebesar 3 jika dia menentukan harga tinggi. Jadi, perusahaan B juga harus melaksanakan strategi dominannya untuk menentukann harga rendah. Meskipun begitu, kedua perusahaan bisa melakukan hal yang lebih baik (artinya, memperoleh laba yang tinggi, yaitu sebesar 3) jika mereka bekerjasama dan keduanya menentukan harga tinggi (sel kanan bawah dalam tabel 10-4).

Dengan demikian, kedua perusahaan mengalami dilema tahanan: setiap perusahaan akan menentukan harga rendah dan memperoleh laba yang lebih kecil karena jika dia menentukan harga tinggi, perusahaan tersebut tidak bisa mempercayai bahwa pesaingnya juga akan menentukan harga yang mahal. Secara khusus, katakan bahwa perusahaan A menentukan harga tinggi dengan harapan bahwa perusahaan B juga akan menentuka harga tinggi (sehingga setiap perusahaan akan memperoleh laba sebesar 3). Tetapi, jika perusahaan A sudah menentukan harga tinggi, perusahaann B kini memiliki kecenderungan untuk menentukan harga rendah, karena dengan demikian dia akan meningkatnya labanya menjadi 5 (lihat sel kiri bawah dalam tabel 10-4). Hal yang sama juga berlaku jika perusahaan B yang mulai menentukan harga rendah dan memperoleh labanya hanya sebesar 2. Hanya jika kedua perusahaan belajar bekerjasama dan menentukan harga tinggi maka mereka berdua akan memperoleh laba lebih besar yaitu 3 (dan mengakhiri dilema yang merekan hadapi). Aplikasi kasus 10-3 menunjuka perang harga dalam industri penerbangan dalam contoh dilema tahanan.Tabel 10-4 matriks ganjaran untuk permainan penentuan harga

Perusahaan B

Harga rendahHarga tinggi

Perusahaan AHarga rendah(2,2)(5,1)

Harga tinggi(1,5)(3,3)

Persaingan non harga, kecuragan dalam kartel, dan dilema tahanan

Meskipun matriks ganjaran dalam tabel 10-4 diatas digunakan untuk mengkaji persaingan harga oligopolistik dalam menghadapi dilema tahanan, dengan hanya mengganti judul masing-masing kolom dan baris matriks itu, kita dapat menggunakan matriks yang sama untuk membahas persaingan nonharga dan kecurangan dalam kartel. Misalnya, jika kita mengganti judul harga rendah dengan memasang iklan dan mengganti judul harga tinggi dengan tidak memasang iklan pada matriks ganjaran dalam tabel 10-4, kita dapat menggunakan matriks dalam tabel 10-4 tersebut untuk menganalisis sebuah bentuk persaingan nonharga dalam menghadapi dilema tahanan. Kita kemudian akan melihat bahwa setiap perusahaan melaksanaka strategi dominan untuk memasang iklan dan (sebagaimana dalam kasus menentukan harga rendah) akan memperoleh laba sebesar 2. Namun, kedua perusahaan akan lebih diuntungkan jika mereka tidak memasang iklan karena mereka akan memperoleh (seperti halnya dalam kasus menentukan harga tinggi) laba yang lebih tinggi sebesar 3. Kedua perusahaan tersebut dengan demikian menghadapi situasi dilema tahanan hanya dengan bekerjasama untuk tidak memasang iklan, keduanya akan memperoleh laba yang lebih tinggi sebesar 3. Misalnya, ketika iklan rokok di televisi dilarang pada tahun 1971, semua perusahaan tembakau diuntungkan karena pengeluaran iklannya berkurang dan memperoleh laba yang lebih tinggi. Dampak yang diharapkan dari aturan tersebut bukanlah merangsang orang untuk merokok, tetapi aturan tersebut memiliki dampak yang tidak diharapkan, yaitu memecah dilema tahanan yang di hadapi oleh produsen-produsen rokok.

Serupa dengan itu, jika kita mengganti judul harga rendah atau beriklan dengan curang dan judul dari harga tinggi atau tidak beriklan dengan jangan curang di dalam kolom dan baris dari matriks ganjaran di tabel 10-4, kita dapat menggunakan ganjarann yang sama di tabel 10-4 untuk menganalisis insentif bagi para anggota kartel untuk melakukan kecurangan dalam dilema tahanan. Dalam kasus ini, setiap perusahaan menerapkan strategi dominannya untukcurang dan (dalam kasus penerapan harga rendah atau beriklan) mendapatkan keuntungan 2. Namun, dengan tidak melakukan kecurangan, setiap anggota kartel akan mendapatkan keuntungan sebesar 3. Anggota kartel kemudian akan menghadapi dilema tahanan, hanya jika para anggota kartel tidak melakukan kecurangan setiap anggota akan mendapatkan laba kartel sebesar 3. Kartel dapat mencegah atau mengurangi probabilitas terjadinya kecurangan dengan mengawasi penjualan setiap anggota dan menghukum anggota yang curang. Namun demikian, semakin besar jumlah anggota kartel dan semakin banyak produk yang berbeda, semakin sulit bagi kartel untuk melakukan pengawasan dan mencegah terjadinya kecurangan.2.7. LANGKAH STRATEGIS

Dalam bagian ini, kita membahas permainan yang meliputi ancaman, komitmen, kredibilitas, dan hambatan masuk. Konsep ini secara garis besar memperluas teori permainan dan memberikan elemen pentinng paham realis dan relevansi.

Ancaman, komitmen, dan kredibilitas

Perusahaan oligopolistik sering menggunakan beberapa strategi untuk mencapai keunggulan kompetetif atas pesaingnya, meskipun itu membatasi perilaku mereka sendiri atau untuk sementara mengurangi jumlah keuntungan mereka. Misalnya, seorang oligopolistik bisa mengancam menurunkan harganya jika jika para pesaingnya menurunkan harga mereka, meskipun ini berarti mengurangi laba mereka. Ancaman bisa dipastikan memiliki kredibilitas, misalnya dengan menulis sebuah surat komitmen kepada para pelanggan untuk menyamai harga produk pesaing yang lebih rendah.

Sebagai contoh, misalnya bahwa matriks ganjaran bagi perusahaan A dan B ditunjukkan oleh tabel 10-5. Matriks ganjaran ini menunjukkan bahwa perusahaan A mempunyai strategi dominan menentukan harga tinggi. Alasannya adalah jika perusahaan B menentukan harga rendah, perusahaan A akan memperoleh laba sebesar 2 jika menentukan harga rendah dan laba sebesar Tabel 10-5 Matriks ganjaran untuk Permainan penentuan Harga dengan Ancaman

Perusahaan B

Harga rendahHarga tinggi

Perusahaan AHarga rendah(2,2)(2,1)

Harga tinggi(3,4)(5,3)

3 jika menentukan harga tinggi. Demikian pula, jika perusahaan B menentukan harga tinggi, perusahaan A akan memperoleh laba sebesar 2 jika menentukan harga rendah dan sebesar 5 jika menetukan harga tinggi. Karena itu, perusahaan A akan menentukan harga tinggi, perusahaan B berkeinginan menentukan harga rendah, karena dengan demikian dia akan memperoleh laba sebesar 4 (dan bukan 3 seandainya dia menentukan harga tinggi). Ini di tunjukkan oleh sel kiri bawah dalam tabel 10-5. Sekarang perusahaan A mengancam perusahaan B, yaitu perusahaan A mengancam untuk juga menurunkan harga dan menentukan harga rendah. Tetapi, perusaahn A akan menurunkan tingkat labanya dari tingkat labanya dari 3 (jika dia menentukan harga tinggi) menjadi 2 jika dia menentukan harga rendah (sel kiri atas dalam tabel 10-5).

Sebuah cara membuat ancaman ini dapat dipercaya adalah perusahaan A membangun sebuah reputasi sebagai perusahaan yang menjalankan ancaman-meskipun itu berarti mengurangi labanya. Hal ini mungkin terlihat irasional. Tetapi, jika perusaahn A beberapa kali benar-benar menjalankan ancamannya, dia akan memperoleh reputasi sebagai perusahaan yang membuat ancaman yang memilih kredibilitas, dan ini akan mempengaruhi perusahaan B untuk menentukan harga tinggi juga, sehingga memungkinkan terjadinya laba yang lebih tinggi bagi perusahaan A dalam jangka panjang. Dalam hal ini, perusahaan A akan memperoleh laba sebesar 5 dan perusahaan B memeproleh laba sebesar 3(sel kanan bawah) dan bertolak tinggi belakang dengan laba 3 untuk perusahaan A dan 4 untuk perusahaan B (sel kiri bawah). Perhatikan bahwa meskipun perusahaan B memperoleh laba sebesar 3 karena menentukan harga tinggi (dibandingkan laba sebesar 4 jika menetukan harga rendah), laba ini masih lebih tinggi dibanding laba sebesar 2 yang akan diperoleh seandainya perusahaan A menjalankan ancamannya untuk menentukan harga rendah untuk membalas perusahaan B yang melakukan hal tersebut (lihat sel kiri atas dalam tabel 10-5). Dengan menunjukkan komitmen utnuk menjalankan ancamannya, perusahaan A membuat ancamannya memiliki kredibilitas dan meningkatkan labanya sejalan dengan berlalunya waktu.

Hambatan Masuk

Salah satu strategi yang bisa digunakan seorang oligopolis untuk menghambat masuknya perusahaan baru kedalam pasar adalah mengancam akan menurunkan harganya sehingga menyebabkan kerugian bagi pemain baru yang potensial. Meskipun demikian, ancaman seperti itu hanya akan ditanggapi jika memiliki kredibilitas. Hambatan masuk bisa dikaji dengan menggnakan matriks ganjaran dalam tabel 10-6 dan tabel 10-7. Mari kita mulai dengan matriks ganjaran dalam tabel 10-6.

Matriks ganjaran dalam tabel 10-6 menunjukkan bahwa ancaman perusahaan A untuk menurunkan harganya tidaklah bisa dipercaya dan tidak menghalangi perusahaan B untuk memasuki pasar. Alsannya adalah karena perusahaan A memperoleh laba sebesar 4 jika dia menentukan harga rendah dan sebesar 7 jika dia menetukan harga tinggi. Jika perusahan A tidak memebrikan komitmen yang bisa dipercaya untuk menghalangi masuknya perusahaan baru, meskipun harus mengurangi jumlah labanya, dia tidak akan menghambat perusahaan B untuk masuk ke dalam pasar. Perusahaan A bisa membuat ancaman yang memiliki kredibilitas dengan cara memperbesar kapasitas produksinya sebelum dibutuhkan (artinya, membangun kapasitas berlebih). Maka matriks ganjaran yang baru akan terlihat seperti yang tercantum dalam tabel 10-7.

Matriks ganjaran dalam tabel 10-7 sama dengan yang ada dalam tabel 10-6, perbedaanya adalah laba perusahaan A kini lebih rendah disaat dia menentukan harga tinggi, karena kelebihan kapsitas atau kapasitas yang menganggur menyebabkan biaya perusahaan A meningkat tanpa diiringi peningkatan dalam penjualan. Disisi lain, matriks ganjaran dalam tabel 10-7, kita mengasumsikan bahwa menentukan harga rendah akan memungkinkan perusahaan A meningkatkan penjualannya dan menggunakan kapasitas produksinya yang baru, sehingga biaya dan pendapatan akan meningkat, alhasil laba perusahaan A akan sama dengan laba dalam tabel 10-6 (artinya, sama dengan sebelum perusahaan A meningkatkan kapasitasnya). Sekarang membangun kapasitas 10-6 Matriks ganjaran Tanpa hambatan Masuk yang Kredibel

Perusahaan B

MasukTidak masuk

Perusahaan AHarga rendah(4,-2)(6,0)

Harga tinggi(7,2)(10,2)

10-7 Matriks ganjaran dengan hambatan Masuk yang Kredibel

Perusahaan B

MasukTidak masuk

Perusahaan AHarga rendah(4,-2)(6,0)

Harga tinggi(3,2)(8,0)

berlebih untuk mengantisipasi kebutuhan masa mendatang, menjadi ancaman yang kredibel, karena dengan adanya kelebihan kapasitas, perusahaan A akan menentukan harga rendah dan memeproleh laba sebesar 4, bukannya sebesar 3 seandainya dia menetukan harga tinggi. Meskipun begitu, saat ini perusahaan B akan menderita kerugian sebesar 2 jika dia memasuki pasar, sehingga dengan demikian perusahaan B akan menghindarinya. Hambatan masuk kini memiliki kredibilitas dan efektivitas. Alternatif lain disamping membangun kapasitas berlebih adalah perusahaan A membangun reputasi sebagai perusahaan yang mampu bertindak irasional dalam menghambat perusahaan baru masuk pasar, yaitu dengan menentukan harga rendah meskipun itu berarti kehilangan laba dalam jumlah besar.BAB 3

KESIMPULAN

3.1. KesimpulanPerilaku strategis (strategic behaviour) mengacu kepada rencana kerja atau perilaku seorang oligopolis, setelah mempertimbangkan semua reaksi yang mungkin dilakukan oleh para pesaingnya selama adanya persaingan di antara mereka untuk memperoleh laba dan keuntungan lainnya. Secara umum, teori permainan berkaitan dengan strategi terbaik optimum dalam berbagai situasi konflik. Misalnya, teori permainan bisa membantu sebuah perusahaan ketika menurunkan harga tidak akan terjadi perang harga yang mematikan atau menentukan apakah perusahaan harus menambah kapasitas untuk mencegah pemain baru masuk dalam industri meskipun hal ini mengurangi laba jangka pendek perusahaan, dan mengapa kecurangan dalam kartel akan menyebabkan keruntuhan perusahaan. Singkatnya, teori permainan memperlihatkan bagaimana perusahaan oligopolistik membuat keputusan strategis untuk memperoleh keunggulan kompetitif atas pesaingnya, atau bagaimana perusahaan oligopolistik bisa memperkecil ancaman potensial akibat langkah strategis pesaingnya.Setiap model teori permainan terdiri atas pemain, strategi, dan ganjaran. Pemain (player) adalah para pembuat keputusan (yaitu, para manajer perusahaan oligopolis) yang perilakunya akan berusaha kita jelaskan dan ramalkan. Strategi (strategy) adalah pilihan untuk mengubah harga, mengembangkan produk baru, melakukan kampanye iklan, membangun kapasitas baru, dan tindakan serupa lainnya yang mempengaruhi penjualan dan tingkat laba perusahaan serta pesaingnya. Ganjaran (payoff) adalah hasil atau konsekuensi dari setiap pilihan strategi. Untuk setiap strategi yang diterapkan oleh sebuah perusahaan, biasanya terdapat strategi-strategi (reaksi) yang bisa dilakukan oleh pesaing. Ganjaran adalah hasil atau konsekuensi dari setiap kombbinasi strategi yang dilakukan dua perusahaan. Ganjaran biasanya dinyatakan dalam bentuk laba atau rugi dari perusahaan yang kita kaji, akibat strategi perusahaan itu atau reaksi pesaingnya. Tabel yang mencantumkan ganjaran dari semua strategi yang mungkin dilakukan suatu perusahaan dan reaksi yang mungkin diberikan pesaingnya disebut matriks ganjaran (payoff matrix).2 | Page