etika_bisnis_menurut_islam.doc

Upload: penganten

Post on 07-Jul-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 ETIKA_BISNIS_MENURUT_ISLAM.doc

    1/27

    ETIKA BISNIS MENURUT ISLAM

    (SUATU TELAAH MATERIAL- IMMATERIAL ORIENTED)

     Abstract 

     Islam declared neat ethics to be under Islamic law and good activity of the

    business. Business ethics will make respectively the side feel comfortable and 

    calm, not suspected each other. Business ethics were in Islam presented in the

     Islam business law that normally is mentioned with muamalah. The activity of 

    economics that aimed at satisfying the requirement for the life of humankind had 

    certain rules, mentioned the rule in the matter of the trade (baiy), borrowed 

    (ariyah), the debt, invested (mudharabah), the business cooperation (the partnership), used the guarantee (rahn), the transfer of the debt (hiwalah) and 

     still many other transaction kinds. Business in Islamic perspective is not only

     simply material ends but also immaterial ones. !iven this, business in Islam must 

    be carried out professionally and compatible to "yariah values. This is so since

    business in Islam has two dimensions# vertical and hori$ontal. The %oran

    therefore has offered the concept of business without loss (ti&aratan lan taburra)

    to all businessmen, i.e. despite losing financially, yet making a profit in the form

    of religious rewards. 'ccordingly, this kind of business can only be acquired by

    observing carefully the vertical and hori$ontal dimension of business in Islam.

    Keywords: Business Islam, aterial, Immaterial

    I. Pendahuluan 

    Kegagalan yang paling terasa dari modernisasi yang merupakan akibat

    langsung dari era globalisasi adalah dalam bidang ekonomi. Kapitalisme modern

    yang walaupun akhirnya mampu membuktikan kelebihannya dari sosialisme,

    kenyataannya justru melahirkan berbagai persoalan, terutama bagi negara-negara

    Dunia Ketiga (termasuk negara-negara Muslim) yang cenderung menjadi obyek 

    daripada menjadi subyek kapitalisme.

    Dikaitkan dengan kegagalan kapitalisme arat di negara-negara Muslim

    tersebut, kesadaran bahwa akar kapitalisme bukanlah dari !slam kemudian

    membangkitkan keinginan untuk merekonstruksi sistem ekonomi yang dianggap

    "

  • 8/19/2019 ETIKA_BISNIS_MENURUT_ISLAM.doc

    2/27

    #otentik$ berasal dari !slam. %palagi sejarah memperlihatkan bahwa pemikiran

    ekonomi, telah pula dilakukan oleh para ulama !slam, bahkan jauh sebelum %dam

    &mith menulis buku monumentalnya 'he ealth o *ations." 

    Di samping itu, iklim perdagangan yang akrab dengan munculnya !slam,

    telah menempatkan beberapa tokoh dalam sejarah sebagai pedagang yang

     berhasil. Keberhasilan tersebut ditunjang oleh kemampuan  skill   maupun

    akumulasi modal yang dikembangkan. Dalam pengertiannya yang sangat umum,

    maka bisa dikatakan bahwa dunia kapitalis sudah begitu akrab dengan ajaran

    !slam maupun para tokohnya. Kondisi tersebut mendapatkan legitimasi ayat al-

    +uran maupun sunnah dalam mengumpulkan harta dari sebuah usaha secara

    maksimal. 

    Dengan banyaknya ayat al-+uran dan adis yang memberi pengajaran cara

     bisnis yang benar dan praktek bisnis yang salah bahkan menyangkut hal-hal yang

    sangat kecil, pada dasarnya kedudukan bisnis dan perdagangan dalam !slam

    sangat penting. /rinsip-prinsip dasar dalam perdagangan tersebut dijadikan

    reerensi utama dalam pembahasan-pembahasan kegiatan ekonomi lainnya dalam

    !slam sebagai mana pada mekanisme kontrak dan perjanjian baru yang berkaitan

    dengan negara non-muslim yang tunduk pada hukum perjanjian barat.

    /ada dasarnya etika (nilai-nilai dasar) dalam bisnis berungsi untuk 

    menolong pebisnis (dalam hal ini pedagang) untuk memecahkan problem-problem

    (moral) dalam praktek bisnis mereka. 0leh karena itu, dalam rangka

    mengembangkan sistem ekonomi !slam khususnya dalam upaya re1italisasi

    1%diwarman Karim, konomi Islam # "uatu %a&ian konomi akro, (2akarta: !!!'

    !ndonesia, 33), hlm.4-5.2 Ma6ime 7odinson, Islam dan %apitalisme, terj. %sep hikmat, (andung: !8ra, "9).

  • 8/19/2019 ETIKA_BISNIS_MENURUT_ISLAM.doc

    3/27

     perdagangan !slam sebagai jawaban bagi kegagalan sistem ekonomi baik 

    kapitalisme maupun sosialisme, menggali nilai-nilai dasar !slam tentang aturan

     perdagangan (bisnis) dari al-+uran maupun as-&unnah, merupakan suatu hal

    yang niscaya untuk dilakukan. Dengan kerangka berpikir demikian, tulisan ini

    akan mengkaji permasalahan re1italisasi perdagangan !slam, yang akan dikaitkan

    dengan pengembangan sektor riil, dimana pelaku bisnis tidak hanya berorientasi

     pada hal material  tetapi juga immaterial .

    II. Konsep E!"a B!sn!s Menu#u Isla$

    A. Pen%e#!an E!"a B!sn!s

    4

  • 8/19/2019 ETIKA_BISNIS_MENURUT_ISLAM.doc

    4/27

    Menurut ;ran< Magnis-&useno ("999) etika4 merupakan salah satu disiplin

     pokok dalam ilsaat, ia mereleksikan bagaimana manusia harus hidup agar 

     berhasil menjadi sebagai manusia.

    'im /enulis 7asda Karya ("99=) mendeinisikan etika (ethics) yang

     berasal dari bahasa >unani ethikos mempunyai beragam arti : pertama, sebagai

    3Dataran etika normati (teoritis). Di sini ada beberapa kelompok pemikiran. (") 'eleologis,

     paham bahwa baik-buruknya tindakan etis ditentukan oleh tujuan tertentu. Karena itu, menurut

    kaum teleolog, etika adalah konsep yang relati terhadap tujuan. (?orens agus,  %amus *ilsafat ,(2akarta, @ramedia, "99A), "35). 'ermasuk dalam kategori ini, antara lainB (a) etika eudamonia, bahwa baik buruknya tindakan manusia dilihat dari sejauh mana ia mampu mengantarkan si pelaku pada kebahagiaan tertinggi.(;ran< Magnis &useno, + Tokoh tika, (>ogya, Kanisius,"995), hlm. 43. 'okoh utamanya adalah %ristotelesB (b) etika egoisme, bahwa baik buruk  perbuatan indi1idu diukur dari kemampuannya meningkatkan kesejahteraan, kebahagiaan dan

    kepentingan pribadi si pelaku. (?orens agus,  %amus *ilsafat , hlm. "3. 'okohnya, antara lain,@C. &cotti dan Ma6 &ternerB (c) etika utilitarianisme, bahwa benar salahnya perbuatan dilihat padadampaknya dalam memberikan sebanyak mungkin kebaikan, pada diri pelaku dan kebaikankepada sebanyak mungkin orang lain. 'okohnya adalah 2eremy entham ("5-"4) dan 2ohn&tuart Mill ("3A-"54). () Deontologis, kebalikan dari teleologis, bahwa baik buruk tindakantidak dilihat pada tujuan atau konsekuensi tindakan melainkan pada perbuatan itu sendiri, dengan

    merujuk pada aturan perilaku ormal, di mana aturan perilaku ormal ini dihasilkan dari intuisi atau

    a priori. ('im /enulis 7osda,  %amus *ilsafat , (andung, 7osda Karya, "99=), "3. Misalnya, berbohong adalah jelek, karena perbuatan bohong itu sendiri secara moral memang tidak baik,meski ia dilakukan untuk tujuan-tujuan yang baik. 'okoh pemikiran etika ini adalah !mmanuelKant ("5-"3). (4) 7elati1isme, bahwa dalam putusan-putusan moral tidak ada kriteria yangabsolut. &emua tergantung pada kebudayaan masing-masing indi1idu, sehingga nilai moralitas

    masing-masing orang atau masyarakat akan berbeda. /emikiran ini dianut, antara lain, oleh/rotagoras, /yrho, estermack, 2oseph ;letcher dan kaum skeptis. () *ihilisme, suatu pahamyang menyangkal keabsahan alternati positi manapun. Menurut paham ini, semua putusan nilaietis telah kehilangan kesahehannya, sehingga tidak ada satu pun yang bisa digunakan sebagai patokan etis. /aham ini, antara lain, diberikan oleh *iet

  • 8/19/2019 ETIKA_BISNIS_MENURUT_ISLAM.doc

    5/27

  • 8/19/2019 ETIKA_BISNIS_MENURUT_ISLAM.doc

    6/27

    dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang

    harus diperbuat.

    &edangkan secara umum bisnis=  diartikan sebagai suatu kegiatan yang

    dilakukan oleh manusia untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan atau

    ri

  • 8/19/2019 ETIKA_BISNIS_MENURUT_ISLAM.doc

    7/27

    /engertian di atas dapat dijelaskan bahwa !slam mewajibkan setiap

    muslim, khususnya yang memiliki tanggungan untuk bekerja. ekerja

    merupakan salah satu sebab pokok yang memungkinkan manusia memiliki

    harta kekayaan. Entuk memungkinkan manusia berusaha mencari nakah,

    %llah &wt melapangkan bumi serta menyediakan berbagai asilitas yang dapat

    dimanaatkan untuk mencari ri

  • 8/19/2019 ETIKA_BISNIS_MENURUT_ISLAM.doc

    8/27

    Ftika bisnis lahir di %merika pada tahun "953-an kemudian meluas ke

    Fropa tahun "93-an dan menjadi enomena global di tahun "993-an jika

    sebelumnya hanya para teolog dan agamawan yang membicarakan masalah-

    masalah moral dari bisnis, sejumlah ilsu mulai terlibat dalam memikirkan

    masalah-masalah etis disekitar bisnis, dan etika bisnis dianggap sebagai suatu

    tanggapan tepat atas krisis moral yang meliputi dunia bisnis di %merika

    &erikat, akan tetapi ironisnya justru negara %merika yang paling gigih

    menolak kesepakatan ali pada pertemuan negara-negara dunia tahun 335 di

    ali. Ketika sebagian besar negara-negara peserta mempermasalahkan etika

    industri negara-negara maju yang menjadi sumber penyebab global warming

    agar dibatasi, %merika menolaknya.

    2ika kita menelusuri sejarah, dalam agama !slam tampak pandangan

     positi terhadap perdagangan dan kegiatan ekonomis. *abi Muhammad &%

    adalah seorang pedagang, dan agama !slam disebarluaskan terutama melalui

     para pedagang muslim. Dalam %l +uran terdapat peringatan terhadap

     penyalahgunaan kekayaan, tetapi tidak dilarang mencari kekayaan dengan

    cara halal (+&: B5=) 'llah telah menghalalkan perdagangan dan

    melarang riba.  !slam menempatkan akti1itas perdagangan dalam posisi

    yang amat strategis di tengah kegiatan manusia mencari re

  • 8/19/2019 ETIKA_BISNIS_MENURUT_ISLAM.doc

    9/27

    eber tentang etika /rotestantisme, yang menyitir kegiatan bisnis sebagai

    tanggungjawab manusia terhadap 'uhan mengutipnya dari ajaran !slam.""

    Kunci etis dan moral bisnis sesungguhnya terletak pada pelakunya, itu

    sebabnya misi diutusnya 7asulullah ke dunia adalah untuk memperbaiki

    akhlak manusia yang telah rusak. &eorang pengusaha muslim berkewajiban

    untuk memegang teguh etika dan moral bisnis !slami yang mencakup 7usnul 

     %huluq. /ada derajat ini %llah akan melapangkan hatinya, dan akan

    membukakan pintu reogyakarta: ?embaga&tudi %gama dan ;ilsaat, "999), hlm. A.

    9

  • 8/19/2019 ETIKA_BISNIS_MENURUT_ISLAM.doc

    10/27

    amanah (tempatnya di surga) bersama para nabi, "hiddiqin (orang yang 

     &u&ur) dan para syuhada (adits). &iat toleran juga merupakan kunci sukses

     pebisnis muslim, toleran membuka kunci re

  • 8/19/2019 ETIKA_BISNIS_MENURUT_ISLAM.doc

    11/27

    4. Menyembunyikan barang cacat karena penjual mendapatkan harga yang

     baik untuk kualitas yang buruk.. 'ransaksi 1a&asy dilarang, karena si penjual menyuruh orang lain memuji

     barangnya atau menawar dengan harga tinggi agar orang lain tertarik.

    =.  Ikhtikar   dilarang, karena bermaksud mengambil keuntungan di atas

    keuntungan normal dengan menjual lebih sedikit barang untuk harga

    yang lebih tinggi.

    A. !haban  *ahisy dilarang, karena menjual di atas harga pasar ."

    &. Landasan No#$a!' E!"a B!sn!s Menu#u Isla$

     -ertama, tauhid (kesatuan). 'auhid merupakan konsep serba eksklusi 

    dan serba inklusi. /ada tingkat absolut ia membedakan khalik dengan

    makhluk, memerlukan penyerahan tanpa syarat kepada kehendak-*ya, tetapi

     pada eksistensi manusia memberikan suatu prinsip perpaduan yang kuat

    sebab seluruh umat manusia dipersatukan dalam ketaatan kepada %llah

    semata. Konsep tauhid merupakan dimensi 1ertikal !slam sekaligus hiri

  • 8/19/2019 ETIKA_BISNIS_MENURUT_ISLAM.doc

    12/27

    memperhatikan tiga hal:"  (") , tidak diskriminasi terhadap pekerja, penjual,

     pembeli, mitra kerja atas dasar pertimbangan ras, warna kulit, jenis kelamin

    atau agama."=  () , %llah yang paling ditakuti dan dicintai."A  (4), tidak 

    menimbun kekayaan atau serakah, karena hakikatnya kekayaan merupakan

    amanah %llah."5

     %edua, keseimbangan (Keadilan). %jaran !slam berorientasi pada

    terciptanya karakter manusia yang memiliki sikap dan prilaku yang seimbang

    dan adil dalam konteks hubungan antara manusia dengan diri sendiri, dengan

    orang lain (masyarakat) dan dengan lingkungan." 

    Keseimbangan ini sangat ditekankan oleh %llah dengan menyebut umat

    !slam sebagai ummatan wasathan. :mmatan wasathan adalah umat yang

    memiliki kebersamaan, kedinamisan dalam gerak, arah dan tujuannya serta

    memiliki aturan-aturan kolekti yang berungsi sebagai penengah atau

     pembenar. Dengan demikian keseimbangan, kebersamaan, kemoderenan

    merupakan prinsip etis mendasar yang harus diterapkan dalam akti1itas

    maupun entitas bisnis."9

    Dalam al-+uran dijelaskan bahwa pembelanjaan harta benda harus

    dilakukan dalam kebaikan atau jalan %llah dan tidak pada sesuatu yang dapat

    membinasakan diri.3 arus menyempurnakan takaran dan timbangan dengan

    14 7ai8 !ssa eekun, Islamic Business thict, (Iirginia: !nternational !nstitute o !slamic

    'hought, "995), hlm. 3-4.15 +&. %l-ujurat (9): "4.16 +&. %l-%nam (A): "A4.17+&. %l-Kahi ("): A.18 Muslich, ;p.cit., hlm. 4519Muhammad dan ?ukman ;auroni,

  • 8/19/2019 ETIKA_BISNIS_MENURUT_ISLAM.doc

    13/27

    neraca yang benar ."  Dijelaskan juga bahwa ciri-ciri orang yang mendapat

    kemuliaan dalam pandangan %llah adalah mereka yang membelanjakan harta

     bendanya tidak secara berlebihan dan tidak pula kikir, tidak melakukan

    kemusyrikan, tidak membunuh jiwa yang diharamkan, tidak ber

  • 8/19/2019 ETIKA_BISNIS_MENURUT_ISLAM.doc

    14/27

    melaksanakan bentuk akti1itas bisnis tertentu, berkreasi mengembangkan

     potensi bisnis yang ada.

    Dalam mengembangkan kreasi terhadap pilihan-pilihan, ada dua

    konsekuensi yang melekat. Di satu sisi ada niat dan konsekuensi buruk yang

    dapat dilakukan dan diraih, tetapi di sisi lain ada niat dan konsekuensi baik 

    yang dapat dilakukan dan diraih. Konsekuensi baik dan buruk sebagai bentuk 

    risiko dan manaat yang bakal diterimanya yang dalam !slam berdampak pada

     pahala dan dosa.=

     %eempat , /ertanggungjawaban. &egala kebebasan dalam melakukan

     bisnis oleh manusi tidak lepas dari pertanggungjawaban yang harus diberikan

    atas akti1itas yang dilakukan sesuai dengan apa yang ada dalam al-+uran

    $'iap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya$.A

    Kebebasan yang dimiliki manusia dalam menggunakan potensi sumber daya

    mesti memiliki batas-batas tertentu, dan tidak digunakan sebebas-bebasnya,

    melainkan dibatasi oleh koridor hukum, norma dan etika yang tertuang dalam

    al-+uran dan &unnah rasul yang harus dipatuhi dan dijadikan reerensi atau

    acuan dan landasan dalam menggunakan potensi sumber daya yang dikuasai.

    'idak kemudian digunakan untuk melakukan kegiatan bisnis yang terlarang

    atau yang diharamkan, seperti judi, riba dan lain sebagainya. %pabila

    digunakan untuk melakukan kegiatan bisnis yang jelas-jelas halal, maka cara

     pengelolaan yang dilakukan harus juga dilakukan dengan cara-cara yang

     benar, adil dan mendatangkan manaat optimal bagi semua komponen

    24 7aik !ssa eekun, ;p.=it., hlm. .25

     Muslich, ;p.cit., h. , ?ihat +&. %n-*isa (): =, +&. %l-Kahi ("): 9.26 +&. %l Mudassir (5): 4.

    "

  • 8/19/2019 ETIKA_BISNIS_MENURUT_ISLAM.doc

    15/27

    masyarakat yang secara kontributi ikut mendukung dan terlibat dalam

    kegiatan bisnis yang dilakukan.5

    /ertanggunjawaban ini secara mendasar akan mengubah perhitungan

    ekonomi dan bisnis karena segala sesuatunya harus mengacu pada keadilan.

    al ini diimplementasikan minimal pada tiga hal, yaitu: ("), dalam

    menghitung margin, keuntungan nilai upah harus dikaitkan dengan upah

    minimum yang secara sosial dapat diterima oleh masyarakat. (), economic

    return bagi pemberi pinjaman modal harus dihitung berdasarkan pengertian

    yang tegas bahwa besarnya tidak dapat diramalkan dengan probabilitas nol

    dan tak dapat lebih dahulu ditetapkan (seperti sistem bunga). (4), !slam

    melarang semua transaksi alegotoris yang dicontohkan dengan istilah gharar 

    (penipuan).

    D. Telaah E!"a B!sn!s Isla$ Material   Immaterial  Oriented  

    %gama pada dasarnya dapat menjadi dinamisator bagi masyarakat dalam

    menjalankan berbagai akti1itas baik secara indi1idu maupun kelompok.

    Dengan demikian orang yang beragama akan mempunyai sikap mental

    tertentu dan beragam sesuai dengan ajaran yang didalaminya dan tingkat

     pemahaman yang dimiliki terhadap ajaran tersebut. %da beberapa contoh

     perilaku masyarakat yang kurang produkti akibat dari pemahaman yang

    kurang tepat terhadap ajaran agama.

    27

     Muslich, ;p.cit., hlm. 4.28 &yed *awab *a81i, ;p.cit., hlm."34.

    "=

  • 8/19/2019 ETIKA_BISNIS_MENURUT_ISLAM.doc

    16/27

    &eperti adanya suatu kecenderungan di sebagian umat !slam yang

     bersikap pasrah atau menyerah kepada nasib. al ini barangkali ada

    hubungannya dengan suatu aliran teologi  &abariah  yang percaya bahwa

    semua tindakan dan perilaku manusia sudah ditentukan oleh 'uhan.9 egitu

     juga pemahaman

  • 8/19/2019 ETIKA_BISNIS_MENURUT_ISLAM.doc

    17/27

    diin1estasikan lagi. Di samping tidak ingin beroya-oya, ia juga ingin

     bersikap jujur. &ikap jujur itu juga menimbulkan etos untuk mempertahankan

    kualitas dan tidak menipu kualitas dalam produk yang dibuat.4"  &edang

    kepercayaan kepada akhirat dapat menimbulkan sikap tertentu, yaitu sikap

     bertanggungjawab. 0rang yang tidak percaya kepada akhirat maka tidak 

     percaya juga dengan pahala dan dosa, lalu tidak ada moti1asi untuk berbuat

     baik, karena berbuat benar atau salah sama saja.4 

    Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa jika terjadi hubungan sinergi

    antara aspek keagamaan dengan ekonomi akan menghasilkan prilaku positi 

    yang dapat mendorong produktiitas. ukan sebaliknya seperti apa yang

    dipahami sebagian orang bahwa !slam menghambat kemajuan-kemajuan

    ekonomi.

    &ejarah membuktikan bahwa !slam yang dibawa oleh Muhammad telah

    mampu mengubah keadaan masyarakat. /erubahan yang dilakukan juga tetap

    menjaga kearian lokal di mana nilai-nilai yang positi atau netral yang sudah

    ada pada usu %l-+ardhawi,  %arakteristik Islam# %a&ian 'nalitik, (&urabaya: 7isalah @usti,

    "99), hlm. "32M. Emer Chapra, Islam dan Tantangan konomi, (&urabaya: 7isalah @usti, "999), hlm.

    4A.33

    'a8yuddin %n-*abhani,  embangun "istem konomi 'lternatif dalam -erspektif  Islam, terj. Maghur achid, (&urabaya: 7isalah gusti, "99A), hlm."A".

    "5

  • 8/19/2019 ETIKA_BISNIS_MENURUT_ISLAM.doc

    18/27

     budaya komersial yang ada di kota Mekah. Menurut telaah Keneth Cragg

    dalam bukunya $the e1ent o the +uran$, kitab suci kaum muslimin itu

     banyak mempergunakan istilah-istilah perdagangan untuk menjelaskan

    istilah-istilah keagamaan.4  ahkan al-+uran juga memberi petunjuk 

    langsung mengenai perdagangan, misalnya dalam menganjurkan dipakainya

    sistem pembukuan yang jelas dan jujur dalam perjanjian hutang piutang. 4=

    Demikian juga perintah untuk mempergunakan takaran atau standar dalam

     perdagangan.4A

    Ketika !slam datang, budaya komersial sudah berkembang dengan pesat

    di kota Mekah, sehingga Mekah pun layak disebut sebagai kota dagang.

     *amun perdagangan yang terjadi pada saat itu banyak yang mengandung

    unsur-unsur penipuan dan kecurangan, seperti praktek riba dan model-model

     jual beli yang dilarang di dalam !slam.45  !slam datang bukan untuk 

    menghancurkan budaya komersial itu, tetapi untuk menertibkannya. ahkan

    Muhammad juga berusaha membawa masyarakat adui yang masih primiti 

    kepada tara kebudayaan yang lebih tinggi dengan melakukan penertiban

    melalui penanaman etika baru, dan sistem distribusi kekayaan yang lebih adil

    dan merata.4

     

    7e1olusi !ndustri juga tidak terjadi begitu saja dengan ditemukannya

    mesin uap oleh 2ames att, melainkan didahului oleh berbagai peristiwa.

    34 M. Dawam 7ahardjo, opcit, hlm. 4"".35 +&. %l ba8arah (): .36 +&. %l- !sra ("5): 4=.37

     7achmat &yaei, *iqh uamalah, (andung: /ustaka &etia,333), hlm. 99.38 Dawam 7aharjo, ;p.cit., hlm. 4".

    "

  • 8/19/2019 ETIKA_BISNIS_MENURUT_ISLAM.doc

    19/27

    eilbroner mengatakan bahwa orang-orang Fropa banyak belajar 

     perdagangan dari kaum muslimin melalui perang salib.

    %hli sejarah elanda, 2an 7omein juga mengatakan bahwa orang Fropa

     banyak belajar dari kaum muslimin tentang barang-barang industri. Komoditi

    industri dalam perdagangan dunia saat itu dinyatakan dalam kata-kata %rab.

    Dunia !slam pada abad pertengahan merupakan bagian dunia yang maju,

     berbeda dengan keadaan Fropa yang mandeg. &alah satu bentuk kemajuan

    itu, selain dalam bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan, juga dalam bidang

    ekonomi.49

    %da beberapa terma dalam al-+uran yang berkaitan dengan konsep

     bisnis dalam !slam. Diantaranya adalah kata : al Ti&arah, albai6u,

    tadayantum, dan isytara.

    'erma ti&arah, berawal dari kata dasar t&r , ta&ara, ta&ran wa ti&aratan,

    yang bermakna berdagang, berniaga.  't -ti&aratun  walmut&ar B perdagangan

    atau perniagaan, atti&ariyyu wal mut&ariyyuB yang berarti mengenai

     perdagangan atau perniagaan.3

    Dalam al-+uran terma ti&arah  ditemui sebanyak delapan kali dan

    ti&aratuhum  sebanyak satu kali. entuk ti&arah  terdapat dalam surat al-

    a8arah (): , an-*isa (): 9, at-'aubah (9): , an-*ur (): 45, ;atir 

    (4=): 9, as-&ha (A"): "3, pada surat al-2umah (A): "" (disebut dua kali).

    %dapun 'ijaratuhum pada surat al-a8arah (): "A."

    39  Ibid., hlm. 4".40

     Kamus al-Munawwir, (>ogyakarta: /ustaka /rogresi, "9), hlm. "49.41 ;uad %bdul a8i, u6&am alufahrasy, (Kairo: Darul ;ikr, "9"), hlm."=

    "9

  • 8/19/2019 ETIKA_BISNIS_MENURUT_ISLAM.doc

    20/27

    Dalam penggunaan kata tijarah pada ayat-ayat di atas terdapat dua

    macam pemahaman. /ertama, dipahami dengan perdagangan yaitu pada surat

    al-a8arah (): . Kedua, dipahami dengan perniagaan dalam pengertian

    umum. al ini menarik dalam pengertian-pengertian ini, dihubungkan dengan

    konteksnya masing-masing adalah pengertian perniagaan tidak hanya

     berhubungan dengan hal-hal yang bersiat material atau kuantitas, tetapi

     perniagaan juga ditujukan kepada hal yang bersiat immaterial kualitatif. %l-

    +uran menjelaskan:

     %atakanlah &ika Bapakbapak, anakanak, saudarasaudara, istriistri

    kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang 

    kamu khawatirkan kerugiannya dan rumahrumah tempat tinggal yang 

    kamu sukai adalah lebih kamu cintai dari pada 'llah dan 9asul1ya dan

    dari ber&ihad di &alan 'llah maka tungguhlah sampai 'llah mendatangkan

    keputusannya. 2an 'llah tidak memberi petun&uk kepada orangorang 

     fasiq.>?

    @ahai orangorang yang beriman sukakah kamu aku tun&ukkan suatu

     perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari a$ab yang pedihA aitu

    kamu beriman kepada 'llah dan 9asul1ya dan ber&ihad di &alan 'llah

    dengan harta dan &iwamu. Itulah yang labih baik bagi kamu &ika kamu

    mengetahuinya.>

    %yat-ayat di atas menjelaskan tentang petunjuk transaksi yang

    menguntungkan dan perniagaan yang bermanaat, sehingga pelakunya akan

    mendapatkan keuntungan besar dan keberhasilan yang kekal. /erniagaan

    dimaksud adalah tetap dalam keimanan, keikhlasan amal kepada %llah dan

     berjihad dengan jiwa dan harta dengan menyebarkan agama dan meninggikan

    kalimat-*ya. 

    42 Departemen %gama 7!, ;p.cit, +&. %t-'aubah (9): .43  Ibid, +&. %s-&ha (A"): "3-""44

     Musthaa al-Maraghi, Tafsir alaraghi, terjemahan ahrun %bu akar dkk., jilid ,9, 43, (&emarang: /' 'oha /utra, "994), hlm. "=-"A.

    3

  • 8/19/2019 ETIKA_BISNIS_MENURUT_ISLAM.doc

    21/27

    Dari pemahaman di atas dapat diambil pemaknaan bahwa prilaku bisnis

     bukan semata-mata perbuatan dalam hubungan kemanusiaan semata tetapi

    mempunyai siat !lahiyah. %danya sikap kerelaan diantara yang

     berkepentingan, dan dilakukan dengan keterbukaan merupakan ciri-ciri dan

    siat-siat keharusan dalam bisnis. 2ika ciri-ciri dan siat-siat di atas tidak 

    ada, maka bisnis yang dilakukan tidak akan mendapat keuntungan dan

    manaat. %yat-ayat di atas jelas memperlihatkan hakikat bisnis yang bukan

    semata-mata material , tetapi juga immaterial .

    %dapun terma bai6   dari kata ba6a, terdapat dalam al-+uran dalam

     berbagai 1ariasinya.  Baya6tum,  yubayi6naka,  yubayi6una,  yubayi6unaka,

     fabayi6hunna, tabaya6tum, baiC, bibai6ikum, biya6un. Dari kata-kata tersebut

    yang paling banyak digunakan adalah kata bai6 , yaitu sebanyak enam kali dan

    yubayiunaka sebanyak dua kali. %dapun kata-kata lainnya masing-masing

    disebutkan satu kali.=

     'lbai6u  berarti menjual, lawan dari isytaraA atau memberikan sesuatu

    yang berharga dan mengambil dari padanya suatu harga dan keuntungannya.

    'erma baiun dalam al-+uran digunakan dalam dua pengertian: /ertama, jual

     beli dalam konteks tidak ada jual beli pada hari 8iamat, karena itu al-+uran

    menyeru agar membelanjakan, mendayagunakan dan mengembangkan harta

     benda berada dalam proses yang tidak bertentangan dengan keimanan dan

     bertujuan untuk mencari keuntungan yang dapat menjadi bekal pada hari

    45

    ;uad %bdul a8i, 'lu6&am ufahrasy,;p.cit, hlm. "".46Kamus al-Munawwir, ;p.=it., hlm. "4.

    "

  • 8/19/2019 ETIKA_BISNIS_MENURUT_ISLAM.doc

    22/27

    kiamat.5  Kedua, al -bai6u dalam pengertian jual beli yang halal, dan larangan

    untuk memperoleh atau mengembangkan harta benda dengan jalan riba.

    Kemudian al-+uran menggunakan terma  Isytara. Kata isytara  dengan

     berbagai ragamnya sebanyak dua puluh lima kali. Dalam bentuk isytara

    disebut satu kali, isytaru tujuh kali, yasytarun lima kali, tasytaru dua kali, dan

     syarau,  syarauhu,  yasyruna,  yasyri, yasytari,yasytaru  masing-masing satu

    kali.9

    &ecara umum kata isytara  dan berbagai ragamnya lebih banyak 

    mengandung makna transaksi antara manusia dengan %llah atau transaksi

    sesama manusia yang dilakukan karena dan untuk %llah, atau juga transaksi

    dengan tujuan keuntungan manusia walaupun dengan menjual ayat-ayat

    %llah.=3

    &elain itu al-+uran juga menggunakan terma tadayantum  yang

    disebutkan satu kali yaitu pada surat al-a8arah (): . %yat ini digunakan

    dalam pengertian muamalah yakni jual beli, utang piutang, sewa menyewa

    dan lain sebagainya yang jika dilakukan tidak secara tunai hendaknya

     pencatatan dengan benar.="

    Dari penjelasan di atas, terlihat jelas bahwa terma bisnis dalam al-+uran

     baik yang terambil dari terma ti&arah, albai, isytara, tadayantum,  pada

    47?ihat +&. %l-a8arah (): =48?ihat +&. %l-a8arah (): 5=49 ;uad %bdul a8i, ;p.=it., hlm. 4"50&eperti beberapa ayat berikut: +&. at-'aubah (): """ digunakan dalam pengertian

    membeli dalam konteks %llah membeli diri dan harta orang-orang mukmin, +&. %l-a8arah ():"AB membeli kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat, +&. %l-a8arah (): AB menjual diridengan kekairan, +&. %l-a8arah (): 93B membeli kesesataan dengan petunjuk, +&. %l-ba8arah(): "5=B menukar iman dengan kekairan, +&. %li !mran (4): "55,"5B menukar ayat %llah dengan

    harga yang sedikit.51+&. %l-a8arah ():

  • 8/19/2019 ETIKA_BISNIS_MENURUT_ISLAM.doc

    23/27

    hakikatnya tidak semata-mata bersiat material , tetapi juga immaterial . Entuk 

    itu pelaku bisnis harus sealu menjaga proesionalisme terhadap sesama dan

    menjaga ketaatan terhadap %llah &wt. Dalam konteks inilah al-+uran

    menawarkan keuntungan dengan suatu bursa yang tidak pernah mengenal

    kerugian, yaitu ti&arah lan tabura.=

    "esungguhnya 'llah membeli dari orangorang mukmin harta dan &iwa

    mereka dan imbalannya mereka memperoleh surga....."iapakah yang lebih

    menepati &an&inya (selain) 'llah, maka bergembiralah dengan &ual beli

     yang kamu lakukan itu, itulah kemenangan yang besar.D

    isnis dalam !slam bertujuan untuk mencapai empat hal utama: (") target

    hasil: proit-materi dan beneit-nonmateri, () pertumbuhan, (4)

    keberlangsungan, () keberkahan.=

    'arget hasil: proit-materi dan beneit-nonmateri, artinya bahwa bisnis

    tidak hanya untuk mencari proit (qimah madiyah atau nilai materi) setinggi-

    tingginya, tetapi juga harus dapat memperoleh dan memberikan beneit

    (keuntungan atau manaat) nonmateri kepada internal organisasi perusahaan

    dan eksternal (lingkungan), seperti terciptanya suasana persaudaraan,

    kepedulian sosial dan sebagainya.

    eneit, yang dimaksudkan tidaklah semata memberikan manaat

    kebendaan, tetapi juga dapat bersiat nonmateri. !slam memandang bahwa

    tujuan suatu amal perbuatan tidak hanya berorientasi pada qimah  madiyah.

    Masih ada tiga orientasi lainnya, yakni qimah  insaniyah, qimah khuluqiyah,

    dan qimah  ruhiyah. Dengan qimah  insaniyah, berarti pengelola berusaha

    52 +uraish &hihab, tika Bisnis dalam @awasan al5ur6an, 2urnal Elumul +uran, *o

    4GI!!G95, hlm. =53

     +&. %t-'aubah (9): """.54 Muhammad !smail >usanto dan Muhammad Karebet idjajakusuma, ;p.cit.,hlm. "

    4

  • 8/19/2019 ETIKA_BISNIS_MENURUT_ISLAM.doc

    24/27

    memberikan manaat yang bersiat kemanusiaan melalui kesempatan kerja,

     bantuan sosial (sedekah), dan bantuan lainnya. 5imah  khuluqiyah,

    mengandung pengertian bahwa nilai-nilai akhlak mulia menjadi suatu

    kemestian yang harus muncul dalam setiap akti1itas bisnis sehingga tercipta

    hubungan persaudaraan yang !slami, bukan sekedar hubungan ungsional atau

     proesional. &ementara itu qimah  ruhiyah berarti akti1itas dijadikan sebagai

    media untuk mendekatkan diri kepada %llah &wt.==

    /ertumbuhan, jika proit materi dan proit non materi telah diraih,

     perusahaan harus berupaya menjaga pertumbuhan agar selalu meningkat.

    Epaya peningkatan ini juga harus selalu dalam koridor syariah, bukan

    menghalalkan segala cara. Keberlangsungan, target yang telah dicapai dengan

     pertumbuhan setiap tahunnya harus dijaga keberlangsungannya agar 

     perusahaan dapat eEis dalam kurun waktu yang lama.

    Keberkahan, semua tujuan yang telah tercapai tidak akan berarti apa-apa

     jika tidak ada keberkahan di dalamnya. Maka bisnis !slam menempatkan

     berkah sebagai tujuan inti, karena ia merupakan bentuk dari diterimanya

    segala akti1itas manusia. Keberkahan ini menjadi bukti bahwa bisnis yang

    dilakukan oleh pengusaha muslim telah mendapat ridla dari %llah &wt., dan

     bernilai ibadah.=A

    III. Penuup

    55

      Ibid., hlm. "9.56  Ibid., hlm. 3.

  • 8/19/2019 ETIKA_BISNIS_MENURUT_ISLAM.doc

    25/27

    Konsep bisnis dalam !slam banyak dijelaskan dalam %l-+uran dengan

    menggunakan beberapa terma, sepertiB ti&arah, albai, isytara dan

    tadayantum. Dari kesemua term tersebut menunjukkan bahwa bisnis dalam

     perspekti !slam pada hakikatnya tidak semata-mata bersiat material yang

    tujuannya hanya semata-mata mencari keuntungan duniawi, tetapi juga

     bersiat immaterial yang tujuannya mencari keuntungan dan kebahagiaan

    ukhrawi. Entuk itu bisnis dalam !slam disamping harus dilakukan dengan

    cara proesional yang melibatkan ketelitian dan kecermatan dalam proses

    manajemen dan administrasi agar terhindar dari kerugian, ia juga harus

    terbebas dari unsur-unsur penipuan ( gharar ), kebohongan, riba dan praktek-

     praktek lain yang dilarang oleh syariah. Karena pada dasarnya akti1itas bisnis

    tidak hanya dilakukan antar sesame manusia tetapi juga dilakukan antara

    manusia dengan %llah. Dalam konteks inilah al-+uran menawarkan

    keuntungan dengan suatu bisnis yang tidak pernah mengenal kerugian yang

    oleh al-+uran diistilahkan dengan $ti&aratan lan tabura. Karena walaupun

    seandainya secara material pelaku bisnis Muslim merugi, tetapi pada

    hakikatnya ia tetap beruntung karena mendapatkan pahala atas komitmenya

    dalam menjalankan bisnis yang sesuai dengan syariah.

    =

  • 8/19/2019 ETIKA_BISNIS_MENURUT_ISLAM.doc

    26/27

    Da'a# Pusa"a

    %l-Maraghi, Musthaa, Tafsir alaraghi, terjemahan ahrun %bu akar dkk.,

     jilid , 9, 43, (&emarang: /' 'oha /utra, "994).

    %l-+ardhawi, >usu,  %arakteristik Islam# %a&ian 'nalitik, (&urabaya: 7isalah

    @usti, "99).

    %n-*abhani, 'a8yuddin, embangun "istem konomi 'lternatif dalam -erspektif 

     Islam, terj. Maghur achid, (&urabaya: 7isalah gusti, "99A).

    agus, ?orens, %amus *ilsafat, (2akarta, @ramedia, "99A).

    a8i, ;uad %bdul, u6&am alufahrasy, (Kairo: Darul ;ikr, "9").

    eekun, 7ai8 !ssa,  Islamic Business thict, (Iirginia: !nternational !nstitute o 

    !slamic 'hought, "995).

    Chapra, M. Emer,  Islam dan Tantangan konomi, (&urabaya: 7isalah @usti,

    "999).

    Departemen %gama 7!, 'l5ur6an dan Ter&emahnya,(2akarta: "993).

    ;auroni, Muhammad dan ?ukman, ogyakarta: /ustaka /rogresi, "9).

    Karim, %diwarman, konomi Islam # "uatu %a&ian konomi akro, (2akarta: !!!'

    !ndonesia, 33).

    Muslich,  tika Bisnis Islami/ 0andasan *ilosofis, 1ormatif, dan "ubstansi

     Implementatif, (>ogyakarta: Fkonisia ;akultas Fkonomin E!!,

    33).

     *a81i, &yed *awab,  thict and conomics# 'n Islamic "yntesis, telah

    diterjemahkan oleh usin %nis:  tika dan Ilmu konomi "uatu

    "intesis Islami, (andung: Mi

  • 8/19/2019 ETIKA_BISNIS_MENURUT_ISLAM.doc

    27/27

    7aharjo, Dawam, Islam danTransformasi "osial konomi, (>ogyakarta: ?embaga

    &tudi %gama dan ;ilsaat, "999).

    7odinson, Ma6ime, Islam dan %apitalisme, terj. %sep hikmat, (andung: !8ra,

    "9).

    &hihab, +uraish, tika Bisnis dalam @awasan al5ur6an, 2urnal Elumul +uran,

     *o 4GI!!G95.

    &useno, ;ran< Magnis + Tokoh tika, (>ogya, Kanisius, "995).

    &yaei, 7achmat, *iqh uamalah, (andung: /ustaka &etia,333).

    'im /enulis 7osda, %amus *ilsafat, (andung, 7osda Karya, "99=).

    >usanto, Muhammad !smail dan Muhammad Karebet idjajakusuma,

     enggagas Bisnis Islami, (2akarta: @ema !nsani /ress, 33).

    Har8a, %nas, 85awaid alubadalat fi al*iqh alIslami9eview of Islamic

     conomics. Iol. " no. . (?eicester: !nternational %ssociation or 

    !slamic Fnonomics, "99").