etika_profesi_akuntansi_semester_vii_-_the_sarbanes_oxley_-_act.docx

34
Awal Mula Munculnya SOA Dalam Association Certified Fraud Examiner (ACFE) Annual Fraud Conference ke-14 di Chicago dibuat Sarbanes Oxley Act (SOX atau SOA). Undang-undang ini dibuat sebagai reformasi terbesar di USA khususnya dan dunia pada umumnya untuk penilaian corporate governance sejak dibuatnya Securities Acts of 1933 and 1934. Undang-undang ini dibuat dari Kongres Amerika Serikat terhadap kasus skandal pada beberapa perusahaan besar seperti, Enron dan lainnya, yang juga melibatkan beberapa Kantor Akuntan Publik (KAP) yang termasuk dalam kelompok lima besar “the big five” seperti: Arthur Andersen, PWC, dan KPMG. Semua skandal itu merupakan contoh skema kecurangan yg berdampak sangat buruk bagi pemegang saham, pasar, pegawai dan juga masyarakat luas. Dengan berlakunya undang-undang Sarbanes Oxley 2002 yang ditandatangani oleh Presiden Amerika G. W. Bush pada 30 Juli 2002 diharapkan dapat membawa dampak positif bagi berbagai profesi, antara lain : akuntan publik bersertifikat (CPA); kantor akuntan publik (KAP); perusahaan yang memperdagangkan sahamnya; perantara (broker); penyalur (dealer); pengacara yang berpraktik untuk perusahaan publik; investor perbankan serta para analis keuangan. Penerapan undang-undang tersebut disebabkan oleh bangkrutnya sejumlah perusahaan di Amerika Serikat. Kronologi Skandal Enron dan Perusahaan Lainnya. Skandal kecurangan yang menimpa sejumlah perusahaan kelas dunia (world dass) sebagai bukti gagalnya tata kelola 1

Upload: daidaina

Post on 06-Dec-2015

6 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Etika_Profesi_Akuntansi_Semester_VII_-_The_Sarbanes_Oxley_-_Act.docx

Awal Mula Munculnya SOA

Dalam Association Certified Fraud Examiner (ACFE) Annual Fraud Conference ke-

14 di Chicago dibuat Sarbanes Oxley Act (SOX atau SOA). Undang-undang ini dibuat

sebagai reformasi terbesar di USA khususnya dan dunia pada umumnya untuk penilaian

corporate governance sejak dibuatnya Securities Acts of 1933 and 1934. Undang-undang

ini dibuat dari Kongres Amerika Serikat terhadap kasus skandal pada beberapa perusahaan

besar seperti,  Enron dan lainnya, yang juga melibatkan beberapa Kantor Akuntan Publik

(KAP) yang termasuk dalam kelompok lima besar “the big five” seperti: Arthur Andersen,

PWC, dan KPMG. Semua skandal itu merupakan contoh skema kecurangan yg berdampak

sangat buruk bagi pemegang saham, pasar, pegawai dan juga masyarakat luas.

Dengan berlakunya undang-undang Sarbanes Oxley 2002 yang ditandatangani oleh

Presiden Amerika G. W. Bush  pada 30 Juli 2002 diharapkan dapat membawa dampak

positif bagi berbagai profesi, antara lain :

akuntan publik bersertifikat (CPA);

kantor akuntan publik (KAP);

perusahaan yang memperdagangkan sahamnya; perantara (broker);

penyalur (dealer);

pengacara yang berpraktik untuk perusahaan publik;

investor perbankan serta para analis keuangan.

Penerapan undang-undang tersebut disebabkan oleh bangkrutnya sejumlah perusahaan

di Amerika Serikat.

Kronologi Skandal Enron dan Perusahaan Lainnya.

Skandal kecurangan yang menimpa sejumlah perusahaan kelas dunia (world dass)

sebagai bukti gagalnya tata kelola perusahaan secara internal dan pengaturan yang

dilakukan oleh pemerintah. Kecurangan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, yautu :

pemimpin yg serakah, tidak efektifnya dewan komisaris dan faktor-faktor yg lain.

Skandal tersebut dimulai dari perusahaan Enron dan kemudian diikuti oleh

WorIdCom, Qwest, Tyco, HeaIthSouth, dan lain-lain yg menyebabkan terjadinya kerugian

lebih dari US $7 triliun yang menimpa pasar modal di USA. Sejumlah perusahaan terkenal

tersebut dinyatakan bangkrut.

Enron Corporation

Pemain utama atas kebangkrutan Enron :

• Ken Lay : Lay menduduki jabatan sebagai CEO di perusahaan Enron. Lay

merupakan orang yang menjadi pusat perhatian ketika terjadinya

1

Page 2: Etika_Profesi_Akuntansi_Semester_VII_-_The_Sarbanes_Oxley_-_Act.docx

skandal Enron, karena ia merupakan orang benar-benar

mencurahkan waktu dan pikirannya pada Enron. kemudian

ia  mengundurkan diri pada Januari 2002.

• Jeff Skilling : Skilling adalah partner di perusahaan konsultan ternama yaitu

McKinsey & Company. Ia menduduki berbagai jabatan di Enron

sebelum ditunjuk sebagai Presiden dan Chief Operating Officer

(COO) pada Januari 1997. ia menduduki jabatan tersebut selama

empat tahun lebih.

• Andrew Fastow : Fastow memulai meniti karir di Enron pada tahun 1990.

Sebelum menjabat sebagai Senior Vice President Financial pada

Januari 1997 dan Chief Financial Officer (CFO) pada Maret 1998.

Fastow membentuk dan mengelola persekutuan yang merupakan

cikal bakal dari terjadinya skandal Enron.

- WorIdCom Inc.

Bernard Ebbers, pejabat CEO, mengaku tidak terlibat dalam kecurangan dan

konspirasi terhadap kecurangan akuntansi yang menyebabkan terjadinya kerugian

yang diprediksi lebih dari US$11 milyar. Scott Sullivan, pejabat CEO, mengaku

terlibat dalam kecurangan tersebut dan akan dikonfrontasikan dengan Ebbers.

- Tyco International Ltd.

Dennis Kozlowski, CEO dan Mark Swartz dituduh mencuri uang perusahaan

sebesar US$ 600 juta. Jaksa menyatakan bahwa Pengadilan New York

mengumumkan terjadinya kesalahan dalam mengadili perkara tersebut,  Pengadilan

ulangan yang ke -2 dilaksanakan pada tahun berikutnya. Mark Belnick disangka

melakukan kecurangan yang berupa Larceny.

- Adelphia Communications Corporation.

Setahun setelah terjadinya kecurangan yang nilainya sekitar $600 juta oleh

skandal Enron, salah seorang pejabat menyampaikan pernyataan melalui media

televisi kabel bahwa perusahaan Enron telah memanipulasi laporan keuangannya.

Pada bulan Maret 2002, Adelphia Communications, konglomerat yang bergerak

dibidang televise kabel, mengakui telah menyetujui untuk memberikan pinjaman

kepada keluarga Rigas sebesar $2,3 miliar dolar, tulang punggung keuangan

perusahaan. Dengan adanya transaksi yang mencurigakan ini mendorong

pemerintah untuk melakukan investigasi, yang akhirnya ditemukan kecurangan dan

penggelapan yang nilainya puluhan miliar dolar.

2

Page 3: Etika_Profesi_Akuntansi_Semester_VII_-_The_Sarbanes_Oxley_-_Act.docx

Selain memberikan pinjaman kepada keluarga senilai $2,3 miliar, Departemen

Kehakiman menyatakan bahwa terdakwa telah melakukan berbagai pelanggaran hukum

sebagai berikut :

1. memanipulasi laporan keuangan perusahaan dengan menggelembungkan jumlah

pelanggan;

2. menyebabkan kerugian bagi investor lebih dari $60 miliar;

3. menggunakan dana perusahaan sebesar $252 juta untuk melakukan investasi atas

nama keluarga, dan

4. menggunakan dokumen palsu untuk memperoleh saham Adelphia sebesar $420. 

Pendiri perusahaan, John Rigas dan anak laki-lakinya, Timothy dihukum karena

melakukan konspirasi dan kecurangan yang menyangkut bank dan saham. Anak laki-laki

Rigas yang lain, Michael dibebaskan dari segala dakwaan.

- HeaIthSouth Corporation.

Richard Scrushy, CEO dituduh menggelembungkan pendapatan

HeaIthSouth sebesar jutaan-dollar US. Sehingga laporan keuangan perusahaan

tersebut kelihatan sangat menarik bagi para investor. Sebanyak 16 orang eksekutif

dari HeaIthSouth juga terlibat dalam kecurangan tersebut.

- Qwest Communications International Inc.

Grant Graham (chief financial officer); Bryan Treadway (asisten controller);

Thomas Hall (senior vice president); dan John walker (vice president), mereka

dituduh terlibat dalam 11 jenis kejahatan, yautu menyangkut konspirasi,

kecurangan menyangkut saham, dan membuat laporan keuangan palsu.

 

Ringkasan isi pokok dari Sarbanes-Oxley Act:

Membentuk independent public company board untuk mengawasi audit terhadap

perusahaan public.

Mensyaratkan salah seorang anggota komite audit adalah orang yang ahli dalam

bidang keuangan.

Mensyaratkan untuk melakukan full disclosure kepada para pemegang saham

berkaitan dengan transaksi keuangan yang bersifat kompleks.

Mensyaratkan Chief Executive Officer (CEO) dan Chief Financial Officer (CFO)

perusahaan untuk melakukan sertifikasi tentang validitas pembuatan laporan

keuangan perusahaannya. Jika diketahui mereka melakukan laporan palsu, mereka

akan dipenjara selama 20 tahun dan denda sebesar US$5 juta.

3

Page 4: Etika_Profesi_Akuntansi_Semester_VII_-_The_Sarbanes_Oxley_-_Act.docx

Melarang kantor akuntan publik dari tawaran jasa lainnya, seperti melakukan

konsultasi, ketika rnereka sedang melaksanakan audit pada perusahaan yang sama.

Hal ini untuk menghindari adanya benturan kepentingan (conflict of interest).

Mensyaratkan adanya kode etik, terdaftar pada Securities and Exchange

Commission (Bapepam-LK), untuk para pejabat keuangan (financial officer)

Ancaman hukuman 10 tahun penjara untuk pelaku kecurangan wire and mail fraud.

Mensyaratkan mutual fund professional untuk menyampaikan suaranya pada wakil

pemegang saham, sehingga memungkinkan para investor untuk mengetahui

bagaimana saham mereka berpengaruh terhadap keputusan.

Memberikan perlindungan kepada individu yang melaporkan adanya tindakan

menyimpang kepada pihak yang berwewenang.

Mensyaratkan penasehat hukum perusahaan untuk mengungkap adanya

penyimpangan kepada pejabat senior dan kepada dewan komisaris, jika perlu;

penasehat hukum tersebut berhenti untuk bekerja sama dengan perusahaan jika

manajer senior tersebut mengabaikan laporan tersebut.

Pro dan Kontra Penerapan Sarbanes-Oxley Act (SOA)

Berikut ini sejumlah kritik terhadap penerapan Sarbanes-Oxley Act (SOA) :

1. Membutuhkan biaya besar (it is too costly)

2. Memiliki dampak negatif bagi perusahaan terhadap persaingan global (it

impacts negatively on a firm’s global competitiveness)

3. Pengeluaran pemerintah juga meningkat untuk menerapkan undangundang

tersebut (government costs also increase to regulate the law)

4. Chief Financial Officer (CFO) bertambah bebannya dan tertekan karena

harus mematuhi akuntabilitas yang dipersyaratkan oleh undang-undang

5. Menurunnya Minat Perusahaan Privat Untuk Menjadi Perusahaan Publik

4

Page 5: Etika_Profesi_Akuntansi_Semester_VII_-_The_Sarbanes_Oxley_-_Act.docx

SARBANES OXLEY ACT

Munculnya Sarbanes Oxley Act ini akibat adanya skandal - skandal keuangan dalam

perusahaan - perusahaan besar di Amerika serikat bahkan terjadi kebangkrutan , hal

tersebut membuat warga amerika terkejut serta warga berasumsi bahwa skandal - skandal

tersebut dapat membahayakan kelangsungan perekonomian di Amerika serikat tersebut.

Oleh karena itu  konggres Amerika Serikat segera mengambil langkah komprehensif

dengan menetapkan undang-undang keuangan yang kemudian dikenal dengan Sarbanes

Oxley Act 2002 atau di sebut Sarbox pada tanggal 30 juli 2002 dan disahkan oleh Presiden

W. Bush. Konggres berasumsi bahwa skandal- skandal keuangan tersebut tidak bisa di lihat

sebagai kasus, namun sebuah indikasi perlunya sebuah peraturan yang lebih ketat yang

mengatur penyiapan dan pemeriksaan laporan keuangan. Dengan ditetapkan peraturan

tersebut diharapkan kepercayaan publik bisa kembali lagi. 

Sarbox terdiri dari 130 halaman dan terbagi menjadi 11 bab. Tujuan dari Sarbox adalah

melindungi investor lewat :

1. Pengungkapan keuangan yang lebih,  Akurat , Tepat waktu , Komprehensif , dan

Dapat dimengerti. 

2. Tata kelola perusahaan yang lebih baik

3. Pengawasan yang lebih ketat dengan pembentukan PCAOB (Public Company 

Accounting Oversight Board).

Pengendalian internal yang lebih baik.  Peraturan ini mengikat semua perusahaan publik

yang mencatatkan bursanya di pasar modal Amerika Serikat (NYSE dan NASDAQ) dan

kantor akuntan yang memeriksanya baik kantor akuntan tersebut berada dalam yurisdiksi

Amerika Serikat maupun bukan.

Undang-undang ini merupakan reformasi terbesar di USA  sejak diterbitkannya

Securities Acts of 1933 and 1934. Oleh sebab itu suatu keharusan bagi para akuntan,

auditor dan fraud examiners untuk mempelajari undangundang ini, dan termasuk juga

Statement on Auditing Standards (SAS) No. 99, agar mengetahui pengaruhnya bagi

organisasi publik, swasta maupun jenis organisasi yang lain serta tanggung jawab apa saja

yang menjadi kewajibannya.

Berikut ini ringkasan isi pokok dari Sarbanes-Oxley Act:

Membentuk independent public company board untuk mengawasi audit terhadap

perusahaan public.

Mensyaratkan salah seorang anggota komite audit adalah orang yang ahli dalam

bidang keuangan.

Mensyaratkan untuk melakukan full disclosure kepada para pemegang saham

berkaitan dengan transaksi keuangan yang bersifat kompleks.

5

Page 6: Etika_Profesi_Akuntansi_Semester_VII_-_The_Sarbanes_Oxley_-_Act.docx

Mensyaratkan Chief Executive Officer (CEO) dan Chief Financial Officer (CFO)

perusahaan untuk melakukan sertifikasi tentang validitas pembuatan laporan

keuangan perusahaannya. Jika diketahui mereka melakukan laporan palsu, mereka

akan dipenjara selama 20 tahun dan denda sebesar US$5 juta.

Melarang kantor akuntan publik dari tawaran jasa lainnya, seperti melakukan

konsultasi, ketika rnereka sedang melaksanakan audit pada perusahaan yang sama.

Hal ini untuk menghindari adanya benturan kepentingan (conflict of interest).

Mensyaratkan adanya kode etik, terdaftar pada Securities and Exchange

Commission (Bapepam-LK), untuk para pejabat keuangan (financial officer)

Ancaman hukuman 10 tahun penjara untuk pelaku kecurangan wire and mail fraud.

Mensyaratkan mutual fund professional untuk menyampaikan suaranya pada wakil

pemegang saham, sehingga memungkinkan para investor untuk mengetahui

bagaimana saham mereka berpengaruh terhadap keputusan.

Memberikan perlindungan kepada individu yang melaporkan adanya tindakan

menyimpang kepada pihak yang berwewenang.

Mensyaratkan penasehat hukum perusahaan untuk mengungkap adanya

penyimpangan kepada pejabat senior dan kepada dewan komisaris, jika perlu;

penasehat hukum tersebut berhenti untuk bekerja sama dengan perusahaan jika

manajer senior tersebut mengabaikan laporan tersebut.

Sarbanes oxley act (SOA/SOX) adalah hukum federal Amerika Serikat yang

menetapkan standar baru untuk semua perusahaan publik kelas atas AS, manajemen dan

perusahaan akuntan publik. Hukum ini diberi nama oleh Senator AS Paul Sarbanes (D-

MD) dan Perwakilan AS Michael G. Oxley (R-OH). Sebagai hasil dari SOX,

manajemen puncak sekarang harus lebih individual menyatakan keakuratan informasi

keuangan. Selain itu, denda untuk kegiatan keuangan penipuan jauh lebih parah. Selain

itu, SOX meningkatkan independensi auditor luar yang meninjau keakuratan laporan

keuangan perusahaan, dan meningkatkan peran pengawasan dari dewan direksi.

RUU ini disahkan sebagai reaksi terhadap adanya sejumlah skandal korporasi dan

akuntansi utama yang mencakup Enron, Tyco International, Adelphia, Peregrine

Systems dan WorldCom. Skandal ini mengakibatkan para investor milliaran dollar

menjadi koleps.

Hukum ini berisi 11 judul, atau bagian, dimulai dari  tanggung jawab perusahaan

untuk hukuman pidana, dan membutuhkan Securities and Exchange Commission (SEC)

untuk menerapkan hukum tentang persyaratan yang mematuhi hukum. Harvey Pitt,

ketua 26 dari SEC, memimpin SEC yang diadopsi dari puluhan aturan untuk

melaksanakan Sarbanes-Oxley Act. , Akuntansi Perusahaan Publik Dewan Pengawas,

atau PCAOB, bertugas mengawasi, mengatur, memeriksa dan mendisiplinkan

perusahaan akuntansi dalam peran mereka sebagai auditor perusahaan publik. Tindakan

ini juga mencakup isu-isu seperti independensi auditor, tata kelola perusahaan, penilaian

6

Page 7: Etika_Profesi_Akuntansi_Semester_VII_-_The_Sarbanes_Oxley_-_Act.docx

pengendalian internal, dan pengungkapan keuangan ditingkatkan. Lengan nirlaba

Eksekutif Keuangan Internasional (FEI), Eksekutif Keuangan Research Foundation

(FERF), menyelesaikan studi penelitian yang luas untuk membantu mendukung dasar

tindakan.

Hukum ini disetujui dari DPR Amerika Serikat dengan suara 423 mendukung, 3

menentang, dan 8 abstain dan dari Senat dengan suara 99 mendukung, 1 abstain.

Presiden George W. Bush menandatangani menjadi undang-undang, yang menyatakan

itu termasuk "yang paling jauh dari reformasi praktik bisnis Amerika sejak masa

Franklin D. Roosevelt Era standar rendah dan keuntungan palsu selesai,. Tidak ada

ruang rapat di Amerika berada di atas atau di luar hukum .

7

Page 8: Etika_Profesi_Akuntansi_Semester_VII_-_The_Sarbanes_Oxley_-_Act.docx

Sarbanes Oxley dan Undang-undang Keuangan di Indonesia

Keandalan dan ketepatan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

perusahaan merupakan hal yang penting untuk mendapatkan kepercayaan dari investor.

Di Indonesia dan di Negara maju tingkat keandalan dan ketepatan laporan keuangan

masih belum seperti yang diharapkan. Kongres Amerika bereaksi dengan mengeluarkan

suatu undang‐undang (Act) yang disebut Sarbanes‐Oxley Act. Act ini diharapkan akan

meningkatkan ketepatan (accuracy) dan keandalan (reliability) dari laporan keuangan.

Isi Pokok dari Sarbanes‐Oxley act

1. Peningkatan transparansi dari pengelolaan manajemen sebagai agen yang diserahi

wewenang oleh pemegang saham.

2.  Peningkatan tanggung jawab manajemen sebagai pemilik dari sistem Internal Control

(IC) untuk mengupayakan perbaikan terus menerus terhadap IC yang ada di perusahaan

dengan memaksa direksi membuat pernyataan atas kondisi IC pada saat menyerahkan

laporan keuangan.

3.  Penurunan resiko kecurangan yang dilakukan oleh direksi

4.  Memaksa auditor untuk melakukan atestasi atas pernyataan kondisi IC yang dibuat oleh

direksi, dan dengan demikian mendorong auditor agar lebih serius dan cermat dalam

melihat sistem IC yang diterapkan di perusahaan dan lebih serius lagi memeriksa ada

tidaknya kecurangan yang dilakukan manajemen.

5.  Menjaga independensi auditor dan Kantor Akuntan Publik.

Walaupun kondisi pasar modal di Indonesia belum semaju AS, namun prinsip-

prinsip dasar SOX seperti peningkatan transparansi, tanggung jawab manajemen, dan

lain-lain sangat relevan untuk diterapkan di Indonesia.

Pada saat ini Indonesia sendiri belum memiliki Undang-undang yang mengatur

sistem audit suatu perusahaan sebaik SOX, namun beberapa undang-undang atau

peraturan yang dikeluarkan lembaga resmi tertentu, memiliki kesamaan dengan SOX.

Undang-undang danperaturan tersebut antara lain:

1. Pernyataan Standar Audit (PSA) no 62 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia

(IAI), pernyataan ini berisi mengenai syarat agar kantor Akuntan Publik yang sedang

memeriksa laporan keuangan badan milik negara atau badan yang menerima bantuan

keuangan dari negara untuk memeriksa kondisi kontrol internal.

2.  Bagi industri perbankan, Bank Indonesia  menetapkan peraturan yang mengharuskan

direksi bank untuk membuat pernyataan mengenai kondisi kontrol internalnya dan

tingkat kepatuhan.

3. Badan Pengelola Pasar Modal telah mengeluarkan peraturan Bapepam no:VIII.G.1,

pada Des. 2003 mengenai tanggung jawab direksi terhadap laporan keuangan.

8

Page 9: Etika_Profesi_Akuntansi_Semester_VII_-_The_Sarbanes_Oxley_-_Act.docx

Tanggung jawab tersebut dilakukan  dengan cara menandatangani suatu pernyataan

bahwa direksi bertanggung jawab terhadap kontrol internal perusahaan. Perbedaannya

dengan versi SOX adalah bahwa dalam SOX direksi juga diminta untuk membuat

penilaian terhadap kondisi kontrol internal diperusahaannya.

2.3.2. Lahirnya Sarbanes-Oxley Act

Sarbanes-Oxley atau kadang singkat Sox, SOA, atau Sarbox adalah hukum federal

Amerika Serikat yang ditetapkan pada tanggal 30 Juli 2002. Undang-undang ini

diprakasai oleh Senator Paul Sarbanes dan Representative Michael Oxley. Sarbox

memiliki nama panjangnya sendiri yaitu Public Company Accounting Reform and

Investor Protection Act yang berarti undang-undang tentang penataan kembali

akuntansi perusahaan publik dan perlindungan terhadap investor. Undang-undang ini

membentuk kerangka kerja untuk memoderinisasi serta mereformasi pengawasan serta

aturan audit perusahaan publik. Sarbox disetujui oleh dewan dan senat yang kemudian

disahkan menjadi hukum oleh Presiden George W.Bush. Undang-undang ini

dikeluarkan sebagai respon dari Kongres Amerika Serikat terhadap berbagai skandal

pada beberapa korporasi seperti WordCom, Adelphia, Tyco International sampai pada

kasus Enron yang melibatkan beberapa KAP yang termasuk dalam “the big five”

seperti Arthur Andersen, KPMG dan PWC.

Semua skandal yang terjadi menyebkan kerugian yang sangat besar tidak hanya

bagi para investor tetapi juga terhadap pegawai perusahaan tersebut dan mengguncang

kepercayaan masyakat terhadap pasar saham dan profesi auditor. Diterbitkannya

undang-undang ini dan ditambah dengan beberapa aturan pelaksanaan dari Securities

Exchange Commission (SEC) dan beberapa self regulatory lainnya diharapkan dapat

meningkatan standar akuntanbilitas dalam korporasi, transparansi dalam pelaporan

keuangan sehingga memperkecil kemungkinan bagi perusahaan ataupun organisasi

untuk melakukan dan menyembunyikan fraud.

2.3.2.1. Profil Paul Sarbanes dan Michael Oxley

Paul Sypros Sarbanes

Lahir di Salisbury, Maryland 3 Februari 1933. Memiliki background

pendidikan Universitas Princeton Balliol College, Oxford Balliol College dan Harvard

Law School. Beliau adalah mantan Senator Amerika Serikat yang mewakili negara

bagian Maryland yang menduduki jabatannya dari tahun 1977-2007.

9

Page 10: Etika_Profesi_Akuntansi_Semester_VII_-_The_Sarbanes_Oxley_-_Act.docx

Sarbanes dikenal karena gayanya yang rendah, sering menghindari pusat

perhatian selama 30 tahun karirnya di Senat . Pada tahun 2002 Sarbanes mensponsori

Sarbanes-Oxley Act , yang menempatkan namanya dalam berita utama.

Michael Garver Oxley

Seorang anggota gereja Lutheran yang lahir di Findlay Ohio, 11 Februari 1944 .

Dia menerima gelar sarjana seni dari Universitas Miami pada tahun 1966 dan gelar

sarjana hukum dari Ohio State University pada tahun 1969. Dia adalah anggota dari

bab Alpha Sigma Chi Fraternity di Miami. Dari tahun 1969 sampai 1972, Oxley

bekerja untuk Biro Investigasi Federal dan menjadi aktif dalam Partai Republik

Ohio.Oxley terpilih sebagai perwakilan AS pada tahun 1981 dalam pemilihan khusus .

Menjabat sebagai Ketua Komite Jasa Keuangan dari Sarbanes-Oxley Act tahun 2002,

yang disediakan untuk pengawasan perusahaan publik untuk mencegah penipuan.

2.3.2.2. Isi Penting Dari Sarbanes-Oxley Act

Sarbanes-Oxley Act terdiri dari 11 title dan 66 section. Berikut ini adalah isi

penting/hal-hal pokok yang ada dalam act tersebut :

Pembentukan Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB)

PCAOB terdiri dari anggota independen dan ditunjuk oleh Securities Exchange

Commision (SEC)(section 101). PCAOB mengawasi auditor perusahaan publik,

menetapkan standar auditing, dan pengendalian mutu untuk audit atas perusahaan

terbuka, serta melakukan pemeriksaan atas pengendalian mutu di kantor-kantor yang

melakukan audit tersebut.

Independensi Auditor

Melarang KAP yang sedang melakukan audit untuk melaksanakan juga pelayanan

non-audit pada klien yang sama (section 201).

Beberapa kategori jasa yang tidak dapat dilaksanakan oleh KAP untuk kliennya :

Pencatatan atau jasa lainnya yang berhubungan dengan catatan akuntansi atau

laporan keuangan.

Desain dan implementasi system informasi keuangan

Layanan penilaian, opini kewajaran, atau kontribusi lain dalam laporan sejenis.

Jasa aktuaria

Jasa outsourcing audit internal

Fungsi manajemen atau sumberdaya manusia

Broker atau dealer, penasihat investasi, atau jasa perbankan investasi.

10

Page 11: Etika_Profesi_Akuntansi_Semester_VII_-_The_Sarbanes_Oxley_-_Act.docx

Layanan hukum dan konsultan ahli yang tidak berkaitan dengan audit.

Jasa lainnya yang dianggap PCAOB tidak boleh dilakukan.

Namun berbagai pengecualian jasa diatas dapat tetap dilakukan oleh KAP kepada

klien non-auditnya atau untuk perusahaan tertutup.

Adanya kewajiban rotasi bagi KAP maupun parter in-charge dari KAP (dibatasi

lima tahun) dalam melakukan audit bagi klien yang sama (section 203)

Auditor harus melapor kepada komite audit (KA) dan tidak saja kepada manajemen

(section 204)

Komite Audit harus terdiri dari anggota independen (section 301)

Komite Audit bertanggung jawab untuk penunjukan dan penyupervisian auditor

(Section 301)

Pengungkapan secara lengkap hal-hal lepas neraca (off balance sheet) yang material.

Dan harus dinyatakan secara eksplisit dalam “diskusi dan analisis manajemen” (section

401).

Laporan keuangan tahunan harus menyertakan pernyataan mengenai tanggung jawab

manajemen atas internal control dan assesmen manajemen terhadap kondisi internal control

yang ada diperusahaan (section 404)

Adanya pinalti akibat penipuan dan kejahatan yang berkaitan dengan penghancuran

dokumen atau kertas kerja audit, penipuan sekuritas, pengubahan dokumen yang digunakan

sebagai proses resmi, dan tindakan yang merugikan pihak yang memberitahukan adanya

kecurangan.

Berdasarkan isi pokok yang telah diuraikan di atas, maka inti pokok dari

Sarbanes-Oxley Act menyangkut :

- Peningkatan transparansi dari pengelolaan manajemen sebagai agen yang diserahi

wewenang oleh pemengang saham. Transparansi yang dituntut tidak hanya meliputi

laporan keuangan formal, namun mencangkup informasi lepas neraca yang

seringkali dijadikan tempat persembunyian kecurangan.

- Peningkatan tanggung jawab manajemen sebagai pemilik dari sistem internal

kontrol untuk mengupayakan perbaikan terus menerus terhadap internal kontrol

yang ada di perusahaan dengan memaksa direksi membuat pernyataan atas kondisi

internal kontrol pada saat menyerahkan laporan keuangan.

- Penurunan resiko kecurangan yang dilakukan oleh direksi karena apabila mereka

melakukan kecurangan, yang berarti telah terjadi kondisi internal kontrol yang tidak

optimal, padahal mereka telah memberikan pernyataan bahwa kondisi internal

11

Page 12: Etika_Profesi_Akuntansi_Semester_VII_-_The_Sarbanes_Oxley_-_Act.docx

kontrol di perusahaan tetap baik, paling tidak direksi dapat dituntut secara pidana

atas kebohongan tersebut.

- Memaksa auditor untuk melakukan asestasi atas pernyataan kondisi internal kontrol

yang dibuat oleh direksi dan dengan demikian mendorong auditor agar lebih serius

dan cermat dalam melihat internal kontrol yang diterapkan perusahaan dan lebih

serius lagi memeriksa ada tidaknya kecurangan yang dilakukan oleh manajemen.

- Menjaga independensi auditor dan KAP. Hal ini dilakukan dengan cara

menempatkan komite audit diantara manajemen dan KAP sehingga ada pihak

independen yang menengahi hubungan KAP dengan manajemen.

- Dibentuknya suatu Oversight board yang independen dari pengaruh Ikatan Profesi

Akuntan. PCAOB terdiri dari lima orang dan tidak lebih dari dua orang anggotanya

yang CPA. Anggarannyapun akan diperoleh dari emiten dan bukan dari KAP. Peran

utamanya adalah untuk menentapkan standar pemeriksaan dan standar etika serta

quality review. Dengan melakukan ini maka penetapan standar pemeriksaan dicabut

dari Ikatan Profesi Akuntansi (AICPA) dan diberikan kepada lembaga yang relative

lebih independen. Namun penetapan standar akuntansi tetap berada di pihak

AICPA.

2.3.2.4. Para Pengguna dari Sarbanes-Oxley Act

Sorbox berlaku untuk penerbit dari semua surat berharga atau efek-efek (securities)

dalam semua perusahaan yang diperdagangkan secara terbuka, untuk segala ukuran.

Namun secara spesifik, Sarbox berlaku bagi :

1. Perusahaan yang surat berharganya diperdagangkan di New York Stock Exchange

atau bursa lainnya di AS.

2. Perusahaan dengan lebih dari 500 pemodal dan mempunyai asset $10 juta atau

lebih.

3. Perusahaan dengan lebih dari 300 pemodal, dan memenuhi syarat lain seperti

penerbitan surat-surat utang jangka panjang seperti obligasi.

4. Para pendaftar sukarela, mereka tidak wajib secara hukum, tetapi menerapkan

Sarbox secara sukarela.

5. Perusahaan yang registerasinya masih pending. misal perusahaan yang melakukan

IPO untuk saham atau surat utang.

2.3.2.5. Manfaat Penerapan Sarbanes-Oxley Act Bagi Perusahaan dan Konsumen.

Pengaturan yang ketat dalam Sarbanes-Oxley Act memberikan manfaat bagi para

perusahaan yang menerapkan serta bagi konsumen dari perusahaan tersebut. Manfaat

yang didapat antara lain:

12

Page 13: Etika_Profesi_Akuntansi_Semester_VII_-_The_Sarbanes_Oxley_-_Act.docx

1. Manfaat bagi perusahaan

Perusahaan publik akan memiliki pengendalian intern yang lebih baik, sehingga

akuntanbilitas dan integritas pelaporan keuangannya lebih dapat percaya dan dan

diandalkan.

Kepercayaan investor lebih meningkat.

Memiliki citra positif di mata publik dan para pemegang kepentingan lainnya.

Membantu perusahaan dalam melakukan Good Governance Corporation dengan

baik.

2. Manfaat bagi konsumen perusahaan tersebut

• Mengingkatkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan

• Menghindari adanya kebohongan publik oleh perusahaan

• Konsumen dapat memastikan akurasi laporan keuangan perusahaan.

2.3.3. Dampak Pembentukan Sarbanes-Oxley Act Terhadap Profesi Akuntansi di

Indonesia.

Pembentukan Sarbanes-Oxley Act berdampak terhadap profesi akuntansi di

Indonesia ada beberapa peraturan yang keluarkan di Indonesia terkait dengan

pembentukan Sarbanes-Oxley Act diantaranya :

1. Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Tgl 30 Sept 2002, No. 423/KMK.06/2002

Tentang Jasa Akuntan Publik. Selanjutnya Menteri Keuangan RI pada tanggal 5

Pebruari 2008 menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008

tentang Jasa Akuntan Publik yang merupakan penyempurnaan Keputusan Menteri

Keuangan No. 423/KMK.06/2002 dan No. 359/KMK.06/2003 Tentang Jasa

Akuntan Publik yang dianggap sudah tidak memadai).

2. Keputusan Menteri BUMN Tgl 31 Juli 2002, Nomor: KEP-117/M-MBU/2002

Tetang Penerapan Praktek Good Corporate Governance Pada BUMN.

3. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Tgl 12 Nov 2002,

Nomor: KEP-20/PM/2002. Tentang Independensi Akuntan yang memberikan jasa

audit di Pasar Modal.

4. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Tgl 22 Des 2003,

Nomor: KEP- 40/PM/2003. Tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan

Keuangan.

5. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Tgl24 Sept 2004,

Nomor : KEP – 29/PM/2004, Tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan

Kerja Komite Audit

13

Page 14: Etika_Profesi_Akuntansi_Semester_VII_-_The_Sarbanes_Oxley_-_Act.docx

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

o Ketepatan dan keandalan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dan

pengungkapan atas pelaporan keuangan merupakan faktor penting dalam

meningkatkan kepercayaan investor terhadap suatu perusahaan.

o Tidak hanya manajemen, namun seluruh personil dalam sebuah perusahaan harus

dapat menciptakan dan membangun etika dalam berbisnis.

o Fraud dapat terjadi karena adanya faktor-faktor pendukung dan dapat terjadi di

seluruh lapisan perusahaan.

o Fraud tidak dapat dihilangkan, namun dapat diminimalisasikan dengan menerapkan

internal control yang baik.

o Munculnya berbagai skandal yang terjadi di Amerika merupakan latar belakang

pembentukan Sarbanes-Oxley Act.

o Sarbanes-Oxley Act terdiri dari 11 title dan 66 section yang merupakan undang-

undang tentang penataan kembali akuntansi perusahaan publik dan perlindungan

terhadap investor.

o Kerangka kerja dari Sarbanes-Oxley Act adalah untuk memoderinisasi serta

mereformasi pengawasan serta aturan audit perusahaan publik.

o Penerapan Sarbanes-Oxley Act bagi perusahaan publik akan meningkatkan

kepercayaan investor serta konsumen akan keterandalan laporan keuangan

perusahaan dan kondisi perusahaan.

o Lahirnya Sarbanes-Oxley Act membawa dampak bagi profesi akuntansi di

Indonesia dengan dikeluarkannya berbagai keputusan Menteri dan BAPEPAM.

4.2. Saran

o Pembentukan beberapa peraturan di Indonesia terkait dengan lahirnya Sarbanes-

Oxley Act adalah sebagai bentuk penciptaan peningkatan transparansi yang harus

dikoornisasi lebih lanjut dan tidak hanya mencangkup industri ataupun kepemilikan

tertentu.

o Terungkapnya beberapa skandal korupsi di Indonesia, akibat lemahnya internal

control seharusnya menajadi cambukan bagi pihak- pihak yang berkompeten untuk

menciptakan undang-undang dan peraturan yang serupa dengan Sarbanes-Oxley Act

dan SAS No.9.

14

Page 15: Etika_Profesi_Akuntansi_Semester_VII_-_The_Sarbanes_Oxley_-_Act.docx

PENGARUH SARBANES-OXLEY ACT SECTION 302&404:

KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN PUBLIK, KOMISARIS,

DIREKSI, KOMITE AUDIT, AKUNTAN MANAJEMEN & KAP.

PENGARUH PENERAPAN SARBANES-OXLEY ACT SECTION 302 & 404

TERHADAP KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN

YANG TERCATAT DI PASAR MODAL

Akuntan Manajemen, Komite Audit & Akuntan Publik harus BertanggungJawab jika

terjadi Penyajian Laporan Keuangan yang Menyesatkan Masyarakat (Investor). Dalam

Banyak Kasus; Seringkali Hanya Akuntan Publik yang dipersalahkan jika terjadi kondisi

diatas.

Latar Belakang Masalah

Sekandal pelaporan keuangan yang terbesar di awal abad millennium (mulai tahun

2001) dengan melibatkan kantor akuntan publik (kap) the Big Five; Arthur Andersen

dan kliennya perusahaan Enron, Tyco, Worldcom, Adelphia, dll, sehingga menguak

sederet kasus skandal laporan keuangan perusahaan terbuka yang melibatkan the Big

Five lainnya, telah mengakibatkan runtuhnya kepercayaan investor terhadap laporan

keuangan khususnya bagi perusahaan yang tercatat di pasar modal. Bahkan seperti kasus

yang terjadi di indonesia, kasus bank global membuat prinsip transparansi, keterbukaan

dan akuntabilitas merupakan harga mutlak yang harus dibayar demi terciptanya pasar

modal yang sehat dan dapat dipercaya. Untuk mencegah hal tersebut dapat terulang dan

mengembalikan kepercayaan stakeholder terhadap pasar modal maka muncullah

sarbanes-oxley act (Sox) of 2002.

Terdapat 2 (dua) section dari Sarbanes-Oxley Act of 2002 yang mewajibkan

pengungkapan terbaru mengenai efektivitas sistem internal control dari sebuah entitas

(perusahaan). Pertama, section 302, yang mewajibkan CEO dan CFO mengevaluasi

design dan efektivitas dari sistem internal control perusahaan secara periode kuartal

laporan (setiap 3 bulan). Kedua, section 404; mewajibkan annual audit untuk mereview

dan evaluasi atas manajemen internal-control yang harus direview dan diattest oleh KAP

yang mengaudit laporan keuangan tahunan perusahaan.

o Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan diatas, terdapat

beberapa hal yang dapat diidentifikasikan masalah yang dapat kita rumuskan

sebagai berikut:

o Bagaimana pengaruh kualitas komite audit dan auditor independent terhadap

kualitas pengungkapan kelemahan internal control?

15

Page 16: Etika_Profesi_Akuntansi_Semester_VII_-_The_Sarbanes_Oxley_-_Act.docx

o Bagaimana pengaruh pengungkapan Sox, section 302 dan section 404

terhadap kualitas laporan keuangan?

o Bagaimana reaksi pasar terhadap pengungkapan kelemahan internal control

seperti yang disyaratkan Sox, section 302 dan section 404?

Sarbanes-Oxley Act of 2002, merupakan undang-undang yang namanya berasal dari

dua arsitek utamanya, senator paul sarbanes (dari partai demokrat yang mewakili

Maryland) dan congresman michael oxley (dari partai republik, mewakili Ohio). Oleh

kebanyakan orang, undang-undang ini disingkat sebagai Sox, Sarbox, atau Soa.

(Selanjutnya kita akan menggunakan Sox).

Sox juga mempunyai nama panjang, yakni the Public Company Accounting Reform

and Investor Protection Act (terjemahan: undang-undang tentang penataan kembali

akuntansi perusahaan publik dan perlindungan terhadap investor). Perusahaan Public di

sini bermakna perusahaan-perusahaan yang mencatat dan memperdagangkan surat-surat

berharga (efek-efek) mereka di berbagai pasar modal di Amerika.

Dari nama panjangnya dapat disimpulkan bahwa Sox merupakan ketentuan

perundangan yang merombak ketentuan-ketentuan di bidang akuntansi. perombakan

atau penataan kembali ini dimaksudkan (sebagaimana lazimnya ketentuan pasar modal)

untuk melindungi penanam modal. Sox dirancang untuk mencegah terulangnya sekandal

keuangan yang dilakukan Enron, Tyco, Worldcom, Adelphia, dan lain sebagainya.

Sebagai bagian undang-undang pasar modal, Sox ingin memastikan adanya ketaatan

terhadap aturan yang didesain untuk mengamankan kepentingan pemodal dan calon

pemodal. karena itu Sox disebut compliance legislation. Dampaknya dirasakan secara

global, karena perusahaan publik Amerika Serikat berdomisili di banyak penjuru dunia.

termasuk perusahaan Indonesia yang mencatatkan diri di pasar modal Amerika; PT

Telkom Tbk. – juga harus mentaati Sox.

Sox diundangkan pada tanggal 30 juli 2002. ada suatu bagian penting dalam Sox

(section 404) yang mulai berlaku belakangan, yakni pada tanggal 15 november 2004.

Namun, untuk menerapkan section 404 yang rumit ini, perusahaan-perusahaan publik

harus menyiapkan diri sejak diundangkannya Sox di tahun 2002.

(Theodorus M.Tuanakotta, Setengah Abad Profesi Akuntansi: 235- 236)

Tujuan Sox

Terdapat 4 (empat) tujuan utama Sox:

1. membuat manajemen bertanggungjawab

2. memperkuat pengungkapan (disclosures)

3. melakukan review yang teratur (oleh sec; securities and exchange

commission)

4. membuat akuntan bertanggung jawab.

16

Page 17: Etika_Profesi_Akuntansi_Semester_VII_-_The_Sarbanes_Oxley_-_Act.docx

Sox berlaku untuk siapa?

Sox berlaku untuk penerbit dari semua surat berharga atau efek-efek (securities)

dalam semua perusahaan yang diperdagangkan secara terbuka, unutk segala ukuran.

Secara spesifik, Sox berlaku bagi:

1. Perusahaan yang surat berharganya diperdagangkan di New York Stock

Exchange atau bursa lainnya di AS

2. Perusahaan dengan lebih dari 500 pemodal dan mempunyai asset $10 juta

atau lebih

3. Perusahaan dengan lebih dari 300 pemodal, dan memenuhi syarat lain

seperti penerbitan surat-surat utang jangka panjang seperti obligasi.

4. Para pendaftar sukarela, mereka tidak wajib secara hukum,, tetapi

menerapkan Sox secara sukarela.

5. Perusahaan yang registerasinya masih pending. misal perusahaan yang

melakukan IPO untuk saham atau surat utang.

Dampak Sox Terhadap Profesi Akuntansi

Menurut Sox salah satu penyebab terjadinya kekacauan / fraud terhadap laporan

keuangan adalah kondisi hiruk-pikuknya jasa yang diberikan kantor akuntan publik, atau

dikenal dengan multi-disciplinary practice. Untuk menghindari conflict of interest dalam

kode etik akuntan; independent in appearance, sehingga dalam Sox section 201

membatasi jasa-jasa non-audit. jasa-jasa berikut apabila diberikan bersamaan dengan

jasa audit akan bertentangan dengan hukum (unlawful) :

Pembukuan, atau jasa lain berkaitan dengan jasa pencataran akuntansi dan

penyusunan laporan keuangan dari klien yang diaudit.

Desain dan implementasi dari system informasi keuangan.

Jasa appraisal atau valuation service, pendapat mengenai kewajaran (fairness

opinions), atau laporan mengenai sumbangan dalam bentuk jasa

(contribution-in-kind reports)

Jasa aktuarial.

Jasa-jasa audit internal (internal audit outsourcing services) dll.

Selain itu, agar auditor tidak terlalu dekat dengan klien sehingga dapat kehilangan

objektivitasnya, Sox juga mengatur rotasi atau pertukaran auditor. hal ini diatur dalam

Sox section 203, menetapkan rotasi dari lead audit partner dan concurring audit partner

setiap 5 (lima) tahun. (Theodorus M. Tuanakotta, Setengah Abad Profesi Akuntansi:

265- 271)

Seperti telah diungkapkan dan diberikan contoh diatas, dampak Sox ini dirasakan

secara global, karena perusahaan Publik Amerika Serikat berdomisili di banyak penjuru

17

Page 18: Etika_Profesi_Akuntansi_Semester_VII_-_The_Sarbanes_Oxley_-_Act.docx

dunia. Termasuk perusahaan Indonesia yang mencatatkan diri di pasar modal Amerika;

PT Telkom Tbk – juga harus mentaati Sox. Di bawah ini akan dijabarkan substansi yang

terkandung dalam Sox section 302 dan Sox secton 404, sebagai berikut:

Sox section 302 (disclosure controls and procedures) Bostelman (2005:12-14) dan

Telkom Presentation to HCGA (2007:5) menyatakan bahwa Sarbanes Oxley Act section

302 berisi kewajiban :

a. Sertifikasi terhadap laporan keuangan triwulanan oleh CEO dan CFO.

b. CEO dan CFO melakukan sertifikasi kelengkapan dan keakuratan laporan

yang diserahkan kepada US SEC.

c. CEO dan CFO melakukan sertifikasi terhadap efektivitas internal control

menurut bostelman (2005:14), “disclosure controls and procedures is

defined under SEC rules as controls and other procedures of public company

that are designed to ensure that both non-financial and financial information

required to be disclosed by the company in its periodic reports is recorded,

processed, summarized, and reported in a timely fashion.”

Berdasarkan definisi dari SEC, cakupan disclosure controls and procedures tidak

terbatas pada pengendalian internal atas pelaporan keuangan, tetapi juga pengendalian

untuk memberikan keyakinan atas kepatuhan (compliance) terhadap persyaratan SEC.

definisi dengan maksud yang sama juga dinyatakan oleh PT Telekomunikasi Indonesia,

Tbk secara terperinci. Menurut definisi yang dinyatakan oleh PT Telekomunikasi

Indonesia, Tbk pada keputusan direksi no: kd 76/pw000/pro-iic/2006 tanggal 22

desember 2006, “disclosure controls and procedures (pengendalian dan prosedur

pengungkapan) adalah pengendalian dan prosedur yang dirancang dan dijalankan untuk

memberikan keyakinan yang memadai bahwa semua informasi keuangan dan non-

keuangan yang wajib diungkapkan dalam laporan perusahaan yang disampaikan atau

diserahkan ke otoritas pasar modal (stock exchange) telah dikumpulkan, diperiksa,

dicatat, diproses, diikhtisarkan dan disampaikan secara tepat waktu, akurat dan dapat

diandalkan sesuai dengan tenggang waktu yang telah ditetapkan di dalam peraturan

otoritas pasar modal.”

Sox section 404 (internal control attest) Bostelman (2005:15-16) dan Telkom

Presentation to HCGA (2007:5) menyatakan bahwa Sarbanes Oxley Act section 404

berisi:

a. Tanggung jawab manajemen terhadap internal controls over financial

reporting (icofr)

b. Atestasi manajemen terhadap efektifitas internal control over financial

reporting (icofr) berdasarkan pengujian yang dilakukan

c. Auditor harus melakukan atestasi dan melaporkan evaluasi atas laporan

manajemen menurut Bostelman (2005:31), “Internal control over financial

reporting is a process designed to provide reasonable assurance regarding

the reliability of financial reporting and the preparation of financial

18

Page 19: Etika_Profesi_Akuntansi_Semester_VII_-_The_Sarbanes_Oxley_-_Act.docx

statements for external purposes in accordance with generally accepted

accounting principles.”

Bostelman (2005:15) menyatakan bahwa proses pengendalian internal atas

pelaporan keuangan (internal controls over financial reporting) harus mencakup tiga

elemen, yaitu:

1. Pemeliharaan dokumentasi yang akurat, wajar, dan dalam rincian yang

memadai yang mencerminkan transaksi dan disposisi asset.

2. Keyakinan yang memadai atas pencatatan transaksi sesuai dengan prinsip

akuntansi secara umum.

3. Keyakinan yang memadai terhadap tindakan prevention atau detection pada

hak akuisisi, penggunaan, atau disposisi asset perusahaan Telkom

Presentation to HCGA (2007:16) Internal Control perusahaan dilaksanakan

pada beberapa level kontrol, yaitu :

a. Entity level control

Soft control, pengendalian yang dilakukan oleh top manajemen, seperti:

komitmen dari pimpinan puncak, etika bisnis, dan corporate governance.

b. Transactional level control

Hard control/physical control, pengendalian di dalam proses dan sistem

untuk mengawali, mencatat, melaksanakan, dan melaporkan transaksi

yang telah dilakukan. dengan kata lain, pengendalian internal level

transaksional melibatkan serangkaian aktivitas yang secara umum

bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh akun signifikan beserta

risiko dan pengendalian terkait telah diidentifikasi, dilaksanakan, dan

diuji secara memadai sehingga efektivitasnya dapat terukur.

c. IT general control

Pengendalian atas aplikasi dan sistem pemeliharaan software dan

keamanan akses dalam program aplikasi dan data perusahaan, yang

disesuaikan dengan peran dan tanggung jawab karyawan.

19

Page 20: Etika_Profesi_Akuntansi_Semester_VII_-_The_Sarbanes_Oxley_-_Act.docx

BAPEPAM Menindaklanjuti Sarbanes Oxley Act 2002

Sebagaimana telah diketahui bahwa untuk tahun buku 2004 berdasarkan Keputusan

Ketua Bapepam No.kep.40/pm/2003 tentang tanggung jawab direksi atas laporan keuangan,

direksi emiten wajib membuat surat pernyataan, atau di dalam sarbannes oxley act disebut

director’s certification on financial statement.

Sejak diberlakukan sertifikasi tersebut, timbul pertanyaan kenapa sertifikasi harus

dilakukan. dalam UU PT, tanggung jawab direksi kelihatannya cukup jelas. didalam opini

akuntan, alinea pertama dikatakan bahwa laporan keuangan adalah tanggung jawab direksi,

sedangkan opini adalah tanggung jawab akuntan.

Pertama, membahas substansi dari regulasi yang terkait dengan sertifikasi oleh direksi

atas laporan keuangan. mengapa peraturan ini dikeluarkan? Apa yang dimaksud dengan

fakta material? Karena diisyaratkan bahwa direksi tidak boleh mengungkapkan fakta

material yang tidak benar atau menghilangkan fakta material. apa sebenarnya fakta material

itu? Disamping tanggung jawabnya terhadap laporan keuangan, direksi juga bertanggung

jawab terhadap sistem pengendalian internal.

Kedua, sebelum pernyataan ini ditandatangani oleh direksi, mekanisme atau proses

apa yang harus dikerjakan oleh direksi? Apakah mereka disodorkan langsung dan

tandatangan ataukah ada suatu proses atau mekanisme yang harus dilalui sebelum mereka

dengan yakin dan aman menandatangani surat pernyataan? Termasuk didalamnya peran

komisaris dan komite audit dalam proses tersebut.

Ketiga, setelah ditandatangani, apa implikasinya khususnya dilihat dari aspek hukum ?

Dikeluarkannya peraturan No. VIII.g. 11 tentang tanggung jawab direksi atas laporan

keuangan oleh Bapepam merupakan respon dari Bapepam atas dikeluarkannya Sarbanes

Oxley Act tahun 2002. sebagai undang-undang, Sarbanes Oxley Act diundangkan karena

semakin tingginya tuntutan ditegakkannya prinsip-prinsip good corporate governance

dalam segala aspek praktek dunia usaha.

Pada prinsipnya tanggung jawab direksi atas laporan keuangan bukanlah hal yang baru,

karena pada UU perseroan terbatas tahun 1995 dan UU pasar modal telah diatur secara

implisit tentang tanggung jawab tersebut, namun demikian peraturan Bapepam

mengharuskan direksi untuk secara eksplisit bertanggung jawab atas laporan keuangan

perusahaan, yg dituangkan ke dlm surat pernyataan atas laporan keuangan perusahaan.

Regulasi Bapepam yang mengatur mengenai sertifikasi laporan keuangan oleh direksi

adalah peraturan Bapepam No. VIII.g. 11, namun demikian ada dua peraturan lain yang

terkait dengan peraturan tersebut, yaitu peraturan No. IX.I.6 tentang direksi dan komisaris

perusahaan emiten dan peraturan No. IX.I.5 tentang komite audit.

Ketiga peraturan ini saling berhubungan, dimana peraturan IX.I.6 menerangkan

tanggung jawab direksi atas laporan keuangan secara rinci dan peraturan IX.I.5

menjelaskan tentang peran komite audit dalam melakukan penelaahan atas laporan

keuangan dan pengawasan atas internal control dalam perusahaan.

20

Page 21: Etika_Profesi_Akuntansi_Semester_VII_-_The_Sarbanes_Oxley_-_Act.docx

Bagaimana pengaruh pengungkapan Sox, section 302 dan section 404 terhadap

kualitas laporan keuangan?

Berdasarkan banyak studi, mencatat bahwa pengungkapan Sox section 302 dan section

404 membawa pengaruh yang positif terhadap kualitas laporan keuangan. Ashbauh, Collin,

Kinney,LaFond, Zvi Singer 2008; internal control yang dilakukan perusahaan secara

periodik (setiap 3 bulan sekali) terhadap temuan kelemahan yang material sebagaimana

disyaratkan dalam section 302, serta review dan attestasi oleh KAP (kepatuhan section

404). Menurut PCAOB, 2004 jika auditor menemukan terdapat kelemahan yang material

pada internal control, maka auditor harus memberikan laporan serta menolak memberikan

pendapat.

Beberapa studi lainnya, Lobo dan Zhou, 2006; dengan Sox mencatat bahwa terdapat

penurunan dalam pencatatan akrual-basis, dan meningkatkan kehati-hatian dalam pelaporan

keuangan.

Dengan demikian akan terjadi perubahan dalam mekanisme dokumentasi, evaluasi, dan

laporan terhadap efektifitas internal control, akurasi pada laporan keuangan, sehingga

hasinya tidak hanya bermanfaat untuk perusahaan perusahaan yang memiliki sistem yang

buruk namun bermanfaaat pula untuk semua perusahaan, sehingga akan meningkatkan

kualitas laporan keuangan.

Bagaimana reaksi pasar terhadap pengungkapan kelemahan internal control

seperti yang disyaratkan Sox, section 302 dan section 404?

Inti dari pembahasan ini adalah menilai apakah pengungkapan kelemahan internal

control sangat bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan –investor. Lebih khusus lagi

dampaknya terhadapa reaksi harga saham. Menurut Jacqueline, Linda A.Myers, Catherine

Shakespeare, 2007; yang melakukan observasi terhadap pengungkapan kelemahan yang

(berita) material dalam kurun waktu Hari-H sampai dengan 3 hari setelah pengungkapan,

menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan. Hal ini dimungkinkan karena

investor secara agregat (umum) telah faham bahwa perusahaan sudah merevisi nilai dari

laporan keuangan. Pengungkapan kelemahan yang material ini justru mendorong investor

(pemegang saham) lebih memberikan perhatian terhadap biaya yang akan dikeluarkan demi

perbaikan sistem yang perlu dibenahi. Lagipula kemungkinan masih terdapat kelemahan

material yang belum diungkap sangat kecil, karena masih ada auditor yang akan

memberikan laporan dan berhak untuk menolak memberikan pendapat terhadap internal

control perusahaan apabila terdapat kelemahan material, sesuai dengan Sox section 404.

Dari beberapa penelitian lain disebutkan bahwa, meskipun pada saat setelah

pengungkapan kelemahan internal control secara material, harga saham bisa mengalami

penurunan, namun hal itu hanya terjadi sementara dan dalam interval waktu yang pendek.

Berdasakan hal tersebut diatas, secara umum dengan adanya pengungkapan informasi

tentang kelemahan internal control secara periodik, maka dapat digunakan oleh investor

21

Page 22: Etika_Profesi_Akuntansi_Semester_VII_-_The_Sarbanes_Oxley_-_Act.docx

untuk merevisi rata-rata ekspektasi terhadap nilai perusahaan. Dari sisi perusahaan,

perusahaan akan lebih hati-hati dan selalu melakukan perbaikan secara berkelanjutan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan terhadap identfikasi masalah yang ada, maka dapat kita

buat beberapa kesimpulan mengenai penerapan Sox section 302 dan Sox section 404:

1. Kualitas pengungkapan kelemahan internal control, dalam rangka penerapan Sox

section 302 sangat tergantung pada komposisi anggota dari komite audit. komite

audit yang mempunyai pengalaman keuangan dan akuntansi (financial-accountant

expertise), terlebih lagi yang berpengalaman sebagai auditor, kap, financial

cotroller, dan sejenisnya, akan mampu mendeteksi kelemahan sistem internal

control, serta salah saji laporan keuangan. peran akuntan independent juga sangat

berpengaruh dalam memberikan review, attest, serta memberikan pendapat dalam

laporan auditnya terhadap sistem internal control perusahaan sebagaimana diatur

dalam Sox 404.

2. Dengan adanya Sox section 302 dan Sox section 404, dapat menigkatkan kualitas

laporan keuangan pada khususnya, dan internal control serta performa perusahaan

secara umum. manajemen perusahaan akan lebih hati-hati dalam melakukan

dokumentasi, pencatatan dan pelaporan keuangan. perusahaan juga akan dapat

melakukan perbaikan secara berkelanjutan, paling tidak setiap 3 (tiga) bulan sekali

(kuartal report) oleh komite audit, dan paling tidak 1 (satu) tahun sekali akan di-

attesst melalui annual audit dari KAP. Fenomena yang menarik adalah aturan ini

tidak hanya dilakukan oleh perusahaan yang diwajibkan (perusahaan public) untuk

menerapkan aturan Sox, namun banyak juga dilakukan dengan sukarela oleh

perusahaan non-publik yang secara hukum tidak diwajibkan.

3. Meskipun biaya untuk melaksanakan aturan Sox section 302 dan Sox section 404

ini sangat besar, namun secara umum hampir semua investor sangat mendukung

pelaporan kelemahan internal-control. justru kebanyakan pemegang saham

mewajibkan manajemen perusahan untuk diaudit oleh kap the big-4 yang dinilai

mempunyai independensi dan litigasi yang sangat ketat. hal ini ditunjukkan oleh

hasil penelitian bahwa pada saat hari-h dan 3 (tiga) hari setelah pengungkapan

kelemahan internal control harga saham tidak signifikan mengalami perubahan.

namun investor harus menelaah kembali tentang ekspektasi mereka terhadap nilai

perusahaan.

4. Porsi Hukum harus lebih berimbang dalam memperkarakan pihak-pihak yang

bertanggung jawab (Komisaris, Direksi, Akuntan Manajemen, Komite Audit,

Kantor Akuntan Publik) apabila terjadi salah saji material, penyimpangan, bahkan

manipulasi dalam Laporan Keuangan. Yang tentunya akan merugikan masyarakat

banyak terutama Investor. Dalam banyak kasus, seringkali hanya Akuntan Publik

22

Page 23: Etika_Profesi_Akuntansi_Semester_VII_-_The_Sarbanes_Oxley_-_Act.docx

yang dipersalahkan jika terjadi kondisi diatas. Padahal Keterbatasan Akuntan

Publik untuk dapat mengungkapkan Fraud/ moral Hazard dalam perusahaan yang

diaudit sangat terbatas; waktu, lingkup penugasan, budget. Dan jarang dapat

terungkap jika tidak terdapat Whistle-Blowing (informasi internal). Sementara

Komite Audit sendiri yang ditunjuk sebagai perwakilan publik (seperti

diamanatkan Sox section 404), terbebas dari segala tuntutan hukum. Padahal

mereka telah mendapatkan gaji dan berbagai fasilitas dari Manajemen, lebih

cenderung bersifat formalitas dan hanya menumpang nama.

23