evidence.docx

11
Evidence-based dentistry Evidence selalu berkontribusi pada pengambilan keputusan klinis, namun dengan banyaknya studi klinis dan publikasi jurnal, untuk menemukan dengan riset yang terbaru dan relevan itu sangat sulit. Karena kita bergantung pada studi riset untuk melakukan diagnosa yg efektif, menentukan strategi perawatan, mendapatkan informasi mengenai material dan produk baru, mengetahui cara mencari bukti scientific sangat penting pada saat kita praktik. Karena itu dibuatlah metode baru yg dinamakan Evidence Based Medicine : integrasi hasil riset dengan kemahiran kita secara clinical dan preferensi pasien. Beberapa profesi sudah mengadaptasi definisi ini dan membuatnya spesifik sesuai dgn bidangnya, misalnya ADA mendefinisikan Evidence Based Dentistry sebagai: Pendekatan pada kesehatan rongga mulut yang menuntut adanya integrasi dari penilaian sistematis pada studi riset yang relevan, berhubungan dengan kondisi dan sejatah kesehatan pasien, dengan kemahiran dokter gigi, dan kebutuhan serta preferensi pasien. Evidence-based dentistry (EBD) adalah sebuah pendekatan untuk perawatan kesehatan mulut yang terintegrasi, memiliki penilaian sistematis akan bukti ilmiah klinis (uji klinis) yang relevan, yang berkaitan dengan kondisi oral pasien, catatan dan kondisi medisnya, dengan keahlian klinis dokter gigi dan kebutuhan pasien dalam perawatan dan preferensinya.

Upload: bie2x

Post on 18-Jan-2016

248 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Evidence.docx

Evidence-based dentistry

Evidence selalu berkontribusi pada pengambilan keputusan klinis, namun dengan

banyaknya studi klinis dan publikasi jurnal, untuk menemukan dengan riset yang terbaru dan

relevan itu sangat sulit. Karena kita bergantung pada studi riset untuk melakukan diagnosa yg

efektif, menentukan strategi perawatan, mendapatkan informasi mengenai material dan

produk baru, mengetahui cara mencari bukti scientific sangat penting pada saat kita praktik.

Karena itu dibuatlah metode baru yg dinamakan Evidence Based Medicine: integrasi hasil

riset dengan kemahiran kita secara clinical dan preferensi pasien.

Beberapa profesi sudah mengadaptasi definisi ini dan membuatnya spesifik sesuai dgn

bidangnya, misalnya ADA mendefinisikan Evidence Based Dentistry sebagai: Pendekatan

pada kesehatan rongga mulut yang menuntut adanya integrasi dari penilaian sistematis pada

studi riset yang relevan, berhubungan dengan kondisi dan sejatah kesehatan pasien, dengan

kemahiran dokter gigi, dan kebutuhan serta preferensi pasien.

Evidence-based dentistry (EBD) adalah sebuah pendekatan untuk perawatan

kesehatan mulut yang terintegrasi, memiliki penilaian sistematis akan bukti ilmiah klinis

(uji klinis) yang relevan, yang berkaitan dengan kondisi oral pasien, catatan dan kondisi

medisnya, dengan keahlian klinis dokter gigi dan kebutuhan pasien dalam perawatan dan

preferensinya.

Tujuan utama evidence- base dentistryadalah untuk mendorong dokter gigi

mencari dan memahami bukti- bukti terkini yang tersedia untuk masalah perawatan gigi.

Untuk itu dokter gigi perlu mendapatkan ilmu dan keterampilan yang sebelumnya tidak

diajarkan dalam kurikulum perkuliahan karena adanya perkembangan dan perubahan

ilmu pengetahuan.

Peran evidence- base dentistry :

Menjustifikasi berbagai praktik kedokteran gigi

Mempromosikan produk dan teknologi baru kedokteran gigi

Memilih bukti untuk mendukung sudut pandang tertentu

Hambatan evidence- base dentistry:

- Kurangnya keterampilan dokter gigi dalam merumuskan pertanyaan untuk menghimpun

data evidence- base,

Page 2: Evidence.docx

- Pencarian dan cara mengevaluasi literatur yang tidak efisien,

- Kurang baiknya pelaksanaan penelitian klinis,

- Ketakutan dan ketidakpercayaan dokter gigi akan penggunaan bukti- bukti baru,

- Masalah dengan penyandang dana peraturan otoritas.

Prinsip evidence- base dentistryadalah menemukan informasi terbaik dengan cepat ketika

dibutuhkan- menilai kualitas- dan memutuskan apakah itu relevan.

Di dalam definisi ini dikatakan bahwa bukti dari riset adalah komponen yang penting

dalam pengambilan keputusan kedokteran, tapi dalam waktu yang sama, tidak menggantikan

skills, penilaian, dan pengalaman, tetapi memberikan dimensi lain dalam proses pengambilan

keputusan yang juga memperhatikan kebutuhan dan preferensi pasien.

Proses ini dinamakan Evidence Based Decision Making: proses yang menggunakan

skill untuk mengidentifikasi, mencari dan menginterpretasi hasil dari studi riset terbaik, yang

beriringan dengan pengalaman dan penilaian dokter gigi tersebut, nilai dan preferensi pasien,

dan situasi dokter gigi dan pasien ketika mengambil keputusan untuk perawatan pasien.

Dalam metode ini, praktisi kesehatan harus:

1. Lebih efisen dan efektif dalam mencari data online yang relevan

2. Kritis dalam mengevaluasi mana yg berguna dan valid

Prinsip dari evidence based decision making:

1. Hanya bukti dari riset tidak cukup untuk mengambil sebuah keputusan.

2. Terdapat hierarchy of evidence untuk membimbing clinical decision making

Pendekatan baru ini dibutuhkan karena:

1. Adanya variasi pada praktik kedokteran

2. Lambatnya pengaplikasian riset pada praktik

3. Mengatur banyaknya informasi

4. Mengubah kompetensi pendidikan agar siswa dapat menjalani lifelong learning

Page 3: Evidence.docx

Evidence based decision making skills and the process:

1. Mengubah masalah atau informasi yang dibutuhkan menjadi pertanyaan klinis

sehingga dapat dicari jawabannya – the PICO process.

2. Mencari menggunakan komputer dengan efisiensi maksimum untuk meemukan

evidence terbaik untuk menjawab pertanyaannya.

3. Mengkritisi validitas dan kegunaan dari evidence yg ditemukan.

4. Mengaplikasikan hasil dari yg sudah dikritisi dalam praktik.

5. Mengevaluasi prosess dan performa kita sebgai dokter.

EBDM memastikan praktik kita sebagai dokter sesuai dengan ilmu yang terbaru dan kita

memberikan perawatan yang secara scientific ada buktinya.

EBDM bukan ttg mengetahui semua jawabannya, namun utk mengetahui bagaimana

membuat pertanyaan yang baik untuk bisa mendapatkan informasi yang relevan untuk

pengambilan keputusan yang lebih baik.

Evidence- base decision making (EBDM)

dentistry adalah proses dengan keterampilan

yang sudah dirumuskan untuk

mengidentifikasi, mencari, dan menafsirkan

hasil bukti ilmiah terbaik yang berhubungan

dengan pengalaman dan penilaian klinis,

preferensi dan nilai pasien, serta keadaan

klinis pasien ketika membuat keputusan

perawatan kedokteran gigi.

Pendekatan EBDM hadir menjawab kebutuhan

untuk meningkatkan taraf kesehatan dengan sumber daya yang efektif dan efisien.

Faktor pendorong pengaplikasian EBDM :

- Variasi dalam praktik,

- Penjabaran dan asimilasi bukti ilmiah dengan praktik,

- Manajemen informasi, dan

- Perubahan kompetensi pendidikan yang menuntut siswa untuk belajar sepanjang hayat.

Page 4: Evidence.docx

Dua prinsip utama dalam EBDM adalah bukti saja tidak cukup untuk membuat keputusan

klinis dan bukti menjadi panduan atau pedoman dalam mengambil keputusan klinis. Faktor

lain yang memperngaruhi pengambilan keputusan klinis adalah tradisi, intuisi, pengalaman

klinis, dan rasional patofisiologis.

Lima tahap proses evidence- based decision making

1. Merubah informasi tentang masalah atau kebutuhan ke dalam pertanyaan klinis (PICO).

Problem/ population

Bagian pertama dari pertanyaan PICO dimulai dengan kalimat “Untuk pasien

dengan ... “ Kemudian tulis keluhan utama pasien atau kondisi untuk melengkapi

kalimat tersebut.

Intervention

“…intervensi utama yang dipertimbangkan adalah…”

Comparison

Ungkapan perbandingan intervensi perawatan dangan alternatif utamayang

dinyatakan "…dibandingkan dengan…"

Outcome

Page 5: Evidence.docx

Ungkapan dampak yang diharapkan dari perawatan intervensi dan alternatif.

2. Mencari informasi secara terkomputerisasi secara maksimal dan efisien untuk

menemukan bukti yang dapat menjawab pertanyaan.

3. Kritis dalam menilai validitas dan kegunaan dari bukti (level of evidence).

Page 6: Evidence.docx

4. Menerapkan hasil penilaian bukti dalam praktik klinis.

5. Evaluasi proses dan performa.

Page 7: Evidence.docx

Prosedur berikut merupakan 5 langkah dalam evidence-based dentistry :

1. Mengubah informasi yang dibutuhkan (berupa kebutuhan atau masalah) ke dalam

bentuk pertanyaan klinis sehingga dapat dijawab dengan proses PICO.

Membuat pertanyaan yang tepat merupakan kemampuan yang sulit untuk dipelajari,

tetapi merupakan hal yang fundamental dalam evidence-based dentistry. Membuat

pertanyaan dengan metode PICO membuat praktisi fokus pada kepentingan pasien.

Pertanyaan yang baik harus mencakup 4 hal :

a. Patient Problem/ Population (P)

Dalam promosi kesehatan dan kesehatan masyarakat, P dapat berupa populasi,

komunitas, dan individual. Masalah juga diberikan atribut seperti :

- Status kesehatan atau tingkat penyakit

- Umur, jenis kelamin, riwayat kesehatan, medikasi yang sedang dan

telah dilakukan

b. Intervention (I)

Mengidentifikasi intervensi merupakan tahap kedua dalam proses PICO.

Intervensi dapat berupa tes diagnostic spesifik, perawatan, terapi, medikasi,

atau rekomendasi pasien untuk menggunakan suatu produk atau prosedur

tertentu. Pada populasi, intervensi dapat berupa metode pendekatan yaitu

strategi kader untuk mengubah perilaku. Intervensi harus merupakan metode

yang spesifik, misalnya menggunakan Transtheoritical Model untuk mencapai

suatu hasil kesehatan yang diinginkan (misalnya berhenti merokok).

c. Comparison (C)

Tahap ketiga dalam pertanyaan PICO adalah comparison atau perbandingan,

yang merupakan alternatif dari intervensi yang diberikan pada tahap kedua.

Tahap ini merupakan satu-satunya hal yang dapat diisi atau tidak. Dapat

dibandingkan antara suatu intervensi dengan alternatif intervensi atau hanya

suatu intervensi tanpa alternatif. Alternatif intervensi biasanya merupakan

suatu standard yang sudah banyak digunakan (gold standard).

d. Outcome (O)

Page 8: Evidence.docx

Hasil yang dipilih haruslah spesifik, mencakup hal yang mau dicapai atau

ditingkatkan dan harus dapat diukur. Contoh : menghilangkan gejala tertentu,

meningkatkan fungi, dan meningkatkan estetika

.

Gambar di atas merupakan contoh pertanyaan berdasarkan metode PICO

2. Melakukan pencarian komputerisasi dengan efiensi maksimum untuk menemukan

evidence yang paling baik atau relevan untuk menjawab setiap pertanyaan.

3. Memeriksa validitas evidence terhadap validitas dan kegunaannya secara kritis.Setelah menemukan evidence yang paling baik, tahap selanjutnya adalah menentukan relevansinya terhadap pasien dan pertanyaan PICO.

4. Menerapkan hasil dari pencarian atau evidence dalam praktek klinik atau dalam

populasi

5. Mengevaluasi proses.