gohi4

4
1 I.ATUJUAN Untuk menentukan nilai kalor dari batubara. II. TINJAUAN TEORI Batubara adalah suatu batuan sedimen tersusun atas unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur. Dalam proses pembentukannya, batubara diselipi batuan yang mengandung mineral. Bersama dengan moisture, mineral ini merupakan pengotor batubara sehingga dalam pemanfaatannya, kandungan kedua materi ini sangat berpengaruh. Dari ketiga jenis pemanfaatan batubara yaitu sebagai pembuat kokas, bahan bakar, dan batubara konversi, pengotor ini harus diperhitungkan karena semakin tinggi kandungan pengotor, maka semakin rendah kandungan karbon, sehingga semakin rendah pula nilai panas batubara tersebut. Kemajuan pesat teknologi industri khususnya sejak akhir tahun 1950-an membuat konsumsi energi meningkat sangat pesat. Hal ini membuat pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi, gas alam dan batubara) secara besar-besaran tidak terhindarkan. Bahan bakar fosil yang mudah di eksplorasi dan dapat diperoleh dalam jumlah besar adalah batubara dengan biaya yang tidak terlalu tinggi menjadi sumber energi utama dunia selama berpuluh- puluh tahun. Tetapi pemakaian bahan bakar batubara secara besar-besaran juga membawa dampak yang sangat serius terhadap lingkungan terutama isu global warming dan hujan asam. Batubara memiliki keunggulan dibandingkan bahan bakar fosil lainnya, yaitu: 1. Jumlah batubara yang economically exploitable lebih banyak. 2. Distribusi batubara di seluruh dunia lebih merata. Batubara juga memiliki kelemahan, antara lain: 1. Karena komposisi coal adalah CHONS + Ash, coal identik dengan bahan bakar yang kotor dan tidak ramah lingkungan. 2. Dibanding bahan bakar fosil lainnya, jumlah kandugan C per mol dari batubara jauh lebih besar. Jenis-jenis Batubara Batubara dengan mutu yang rendah, seperti batu bara muda dan sub-bitumen biasanya lebih lembut dengan materi yang rapuh dan berwarna suram seperti tanah. Batubara muda memilih tingkat kelembaban yang tinggi dan kandungan karbon yang rendah, dan dengan demikian kandungan energinya rendah. Batubara dengan mutu yang lebih tinggi umumnya lebih keras dan kuat dan seringkali berwarna hitam cemerlang seperti kaca. Batubara dengan mutu yang lebih tinggi memiliki kandungan karbon yang lebih banyak, tingkat kelembaban yang lebih rendah dan menghasilkan energi yang lebih banyak. Antrasit adalah batubara dengan mutu yang paling baik dan dengan demikian memiliki kandungan karbon dan energi yang lebih tinggi serta tingkat kelembaban yang lebih rendah. Pengolahan batubara Batubara yang langsung diambil dari bawah tanah, disebut batubara tertambang run-of-mine (ROM), seringkali memiliki kandungan campuran yang tidak diinginkan seperti batu dan lumpur dan berbentuk Kimia industri Universitas jambi PENENTUAN CALORIFIC VALUE BATUBARA CARA ISOPERIBOL Gohi Sinabariba F0A013004

Upload: gohi-sinabariba

Post on 12-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

semoga bermanfaat

TRANSCRIPT

  • 1

    I.ATUJUAN

    Untuk menentukan nilai kalor dari batubara.

    II. TINJAUAN TEORI

    Batubara adalah suatu batuan sedimen

    tersusun atas unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen,

    dan sulfur. Dalam proses pembentukannya, batubara

    diselipi batuan yang mengandung mineral. Bersama

    dengan moisture, mineral ini merupakan pengotor

    batubara sehingga dalam pemanfaatannya, kandungan

    kedua materi ini sangat berpengaruh. Dari ketiga jenis

    pemanfaatan batubara yaitu sebagai pembuat kokas,

    bahan bakar, dan batubara konversi, pengotor ini harus

    diperhitungkan karena semakin tinggi kandungan

    pengotor, maka semakin rendah kandungan karbon,

    sehingga semakin rendah pula nilai panas batubara

    tersebut.

    Kemajuan pesat teknologi industri

    khususnya sejak akhir tahun 1950-an membuat

    konsumsi energi meningkat sangat pesat. Hal ini

    membuat pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi,

    gas alam dan batubara) secara besar-besaran tidak

    terhindarkan. Bahan bakar fosil yang mudah di

    eksplorasi dan dapat diperoleh dalam jumlah besar

    adalah batubara dengan biaya yang tidak terlalu tinggi

    menjadi sumber energi utama dunia selama berpuluh-

    puluh tahun. Tetapi pemakaian bahan bakar batubara

    secara besar-besaran juga membawa dampak yang

    sangat serius terhadap lingkungan terutama isu global

    warming dan hujan asam.

    Batubara memiliki keunggulan dibandingkan

    bahan bakar fosil lainnya, yaitu:

    1. Jumlah batubara yang economically

    exploitable lebih banyak.

    2. Distribusi batubara di seluruh dunia lebih

    merata.

    Batubara juga memiliki kelemahan, antara lain:

    1. Karena komposisi coal adalah CHONS +

    Ash, coal identik dengan bahan bakar yang

    kotor dan tidak ramah lingkungan.

    2. Dibanding bahan bakar fosil lainnya, jumlah

    kandugan C per mol dari batubara jauh lebih

    besar.

    Jenis-jenis Batubara

    Batubara dengan mutu yang rendah, seperti

    batu bara muda dan sub-bitumen biasanya lebih lembut

    dengan materi yang rapuh dan berwarna suram seperti

    tanah.

    Batubara muda memilih tingkat kelembaban

    yang tinggi dan kandungan karbon yang rendah, dan

    dengan demikian kandungan energinya rendah.

    Batubara dengan mutu yang lebih tinggi

    umumnya lebih keras dan kuat dan seringkali berwarna

    hitam cemerlang seperti kaca.

    Batubara dengan mutu yang lebih tinggi

    memiliki kandungan karbon yang lebih banyak, tingkat

    kelembaban yang lebih rendah dan menghasilkan energi

    yang lebih banyak.

    Antrasit adalah batubara dengan mutu yang

    paling baik dan dengan demikian memiliki kandungan

    karbon dan energi yang lebih tinggi serta tingkat

    kelembaban yang lebih rendah.

    Pengolahan batubara

    Batubara yang langsung diambil dari bawah

    tanah, disebut batubara tertambang run-of-mine (ROM),

    seringkali memiliki kandungan campuran yang tidak

    diinginkan seperti batu dan lumpur dan berbentuk

    Kimia industri

    Universitas jambi

    PENENTUAN CALORIFIC VALUE BATUBARA

    CARA ISOPERIBOL

    Gohi Sinabariba

    F0A013004

  • 2

    pecahan dengan berbagai ukuran. Namun demikian

    pengguna batubara membutuhkan batubara dengan

    mutu yang konsisten. Pengolahan batubara juga disebut

    pencucian batubara (coal benification atau coal

    washing) mengarah pada penanganan batubara

    tertambang (ROM Coal) untuk menjamin mutu yang

    konsisten dan kesesuaian dengan kebutuhan pengguna

    akhir tertentu.

    Pengolahan tersebut tergantung pada

    kandungan batubara dan tujuan penggunaannya.

    Batubara tersebut mungkin hanya memerlukan

    pemecahan sederhana atau mungkin memerlukan proses

    pengolahan yang kompleks untuk mengurangi

    kandungan campuran.

    Untuk menghilangkan kandungan campuran,

    batubara terambang mentah dipecahkan dan kemudian

    dipisahkan ke dalam pecahan dalam berbagai ukuran.

    Pecahan-pecahan yang lebih besar biasanya diolah

    dengan menggunakan metode pemisahan media

    padatan. Dalam proses demikian, batubara dipisahkan

    dari kandungan campuran lainnya dengan diapungkan

    dalam suatu tangki berisi cairan dengan gravitasi

    tertentu, biasanya suatu bahan berbentuk mangnetit

    tanah halus. Setelah batubara menjadi ringan, batubara

    tersebut akan mengapung dan dapat dipisahkan,

    sementara batuan dan kandungan campuran lainnya

    yang lebih berat akan tenggelam dan dibuang sebagai

    limbah.

    Pecahan yang lebih kecil diolah dengan

    melakukan sejumlah cara, biasanya berdasarkan

    perbedaan kepadatannya seperti dalam mesin

    sentrifugal. Mesin sentrifugal adalah mesin yang

    memutar suatu wadah dengan sangat cepat, sehingga

    memisahkan benda padat dan benda cair yang berada di

    dalam wadah tersebut.

    Metode alternatif menggunakan kandungan

    permukaan yang berbeda dari batubara dan limbah.

    Dalam pengapungan berbuih, partikel-partikel

    batubara dipisahkan dalam buih yang dihasilkan oleh

    udara yang ditiupkan ke dalam rendaman air yang

    mengandung reagen kimia. Buih-buih tersebut akan

    menarik batubara tetapi tidak menarik limbah dan

    kemudian buih-buih tersebut dibuang untuk

    mendapatkan batubara halus. Perkembangan teknologi

    belakangan ini telah membantu meningkatkan

    perolehan materi batubara yang sangat baik.

    Kondisi pada saat sampling

    Calorific value dapat dipengaruhi oleh

    kondisi pada saat batubara tersebut di Sampling. Yang

    termasuk dalam kondisi sampling

    adalah :

    Kondisi batubara pada saat disampling

    Size distribusi sample batubara yang diambil

    terlalu besar atau terlalu kecil.

    Cuaca pada saat pengambilan sample.

    Calorivic value adalah nilai kalori yang

    dihasilkan dalam pembakaran batubara. Dan ini adalah

    hal yang paling penting dalam suatu bahan bakar

    termasuk batubara. Satuannya biasa di tulis dalam

    Kkal/Kg, Cal/gram, MJ/kg, Btu/lb.

    Sifat kalori tergantung pada peringkat

    batubara, semakin tingi peringkat batubara semakin

    tinggi nilai kalorinya. Nilai kalori sangat dipengaruhi

    oleh kadar abu dan kadar air suatu batubara, dalam

    batubara yang sama semakin besar kadar air dan atau

    abu maka nilai kalori akan semakin kecil.

    III. PROSEDUR KERJA

    3.1 Alat Dan Bahan

    3.1.1 Alat

    Calorimeter Bomb dilengkapi dengan water

    handling system, water cooler, printer, dsb.

    Kawat nichrome.

    Tabung gas oksigen berisi gas oksigen.

    3.1.2 Bahan

    Batubara

  • 3

    3.2 Skema Kerja

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil

    Hal yang dicari Nilai

    Cawan nikel kosong 8,8862 gram

    Nilai panas 22.890 mj/ks atau

    5474,1 cal/g

    Sampel sisa + cawan

    setelah dipanaskan

    9,131 gram

    4.2 Pembahasan

    Cara kerja kalorimeter bom ( 5E-C5500 )

    Sejumlah tertentu zat yang akan diuji ditempatkan

    dalam cawan platina dan sebuah "kumparan besi

    yang diketahui beratnya (yang juga akan dibakar)

    ditempatkan pula pada cawan platina sedemikian

    sehingga menempel pada zat yang akan diuji.

    Kalorimeter bom kemudian ditutup dan tutupnya

    lalu dikencangkan.

    Setelah itu "bom" diisi dengan O2 hingga

    tekanannya mencapai 25 atm.

    Kemudian "bom" dimasukkan ke dalam

    kalorimeter yang diisi air.

    Setelah semuanya tersusun, sejumlah tertentu

    aliran listrik dialirkan ke kawat besi dan setelah

    terjadi pambakaran, kenaikan suhu diukur.

    Kapasitas panas (atau harga air) bom, kalorim-

    eter, pengaduk, dan termometer ditentukan.

    Prinsip kerja kalorimeter bomb ( 5E-C5500 )

    Kalorimeter bomb merupakan suatu

    piranti lain yang banyak digunakan untuk

    penentuan nilai kalor bahan padat dan cair.

    Pengukuran kalorimeter bomb dilakukan pada

    kondisi volume konstan tanpa aliran atau dengan

    kata lain reaksi pembakaran dilakukan tanpa

    menggunakan nyala api melainkan menggunakan

    gas oksigen sebagai pembakar dengan volume

    konstan atau tegangan tinggi. Prinsip kerjanya

    ialah contoh bahan bakar yang akan diukur

    dimasukan ke dalam benjana logam yang

    kemudian diisi oksigen pada tekanan tinggi. Bom

    itu ditempatkan di dalam bejana berisi air dan

    bahan bakar itu di nyalakan dengan sambungan

    listrik dari luar. Suhu diukur sebagai fungsi waktu

    setelah penyalaan. Pada saat pembakaran suhu

    bom tinggi oleh karena itu keseragaman suhu air

    di sekeliling bom harus dijaga dengan suatu

    pengaduk . Selain itu dalam beberapa hal tertentu

    diberikan pemanasan dari luar melalui selubung

    air untuk menjaga supaya suhu seragam agar

    kondisi bejana air adiabatic.

    Calorific Value atau disebut juga

    Specific Energy, higher heating value merupakan

    parameter yang sangat penting, karena pada

    dasarnya yang dibeli dari batubara adalah energi.

    Nilai CV yang dibutuhkan oleh pengguna

    batubara bervariasi tergantung dari design

    peralatan yang dibuat. Ada yang memerlukan

    Calorific value tinggi, ada yang menengah,

    bahkan ada pula yang kalori rendah. Pada

    prinsipnya batubara yang dibakar pada suatu

    industri atau boiler harus memiliki nilai kalori

    yang sesuai dengan kapasitas energi yang

    ditargetkan dapat tersupply yang telah disesuaikan

    dengan design boiler tersebut. Untuk mencapai hal

    tersebut pengguna batubara biasanya membeli

    batubara dari shipper tertentu yang memiliki nilai

    kalori sesuai dengan yang dibutuhkan dan

    konsisten. Dalam hal ini pengguna batubara

    tersebut menggunakan single type coal. Akan

    tetapi ada pula pengguna batubara yang membeli

    batubara dengan nilai kalori yang bervariasi dari

    yang rendah, sedang ,sampai tinggi. Namun coal

    feed yang dimasukan kedalam boiler nilai

    kalorinya harus tetap sesuai dengan design boiler

    tersebut. Dalam hal ini batubara yang bervariasi

    tersebut diblending. Yang kedua ini biasanya

    disebabkan oleh alasan ekonomi dan di mana

    dengan cara ini harga batubara dapat diatur. Dan

    1 gram batubara

    Dimasukkan pada cawan nikel yang

    sudah ditimbang

    Diikatkan kawat nikrom pada

    electroda bom ( harus bersentuhan

    dengan permukaan sampe l )

    Dimasukkan kedalam kalorimeter

    bom dan di tutup

    Diisi dengan oksigen dengan cara

    parr bomb disambungkan dengan

    oksigen

    Tekan tombol start pada kalorimeter bomb

    Dianalisis data di software

    Nilai panas

  • 4

    juga supaya terjamin bahwa supply batubara yang

    diperlukan dapat terus secara konsisten sehingga

    tidak terjadi kekurangan bahan bakar.

    Menggunakan single supplier biasanya riskan

    konsistensinya karena apabila perusahaan tersebut

    mengalami masalah dan stop produksinya maka

    akan berdampak sangat besar terhadap

    kelangsungan industri tersebut terutama dalam

    supply energi.

    Percobaan ini bertujuan untuk

    menentukan panas pembakaran dengan

    menggunakan bom kalorimeter, dimana prinsip

    dari pada bom kalorimeter adalah bekerja pada

    sistem terisolasi yang tidak ada perpindahan, baik

    energi maupun massa. Hal yang pertama

    dilakukan pada percobaan ini adalah mengisi

    tabung bom kalorimeter dengan sampel batu bara

    sebanyak 1 gram dan kawat sepanjang 10 kal/cm.

    dimana kawat ini membentuk huruf V dan hanya

    menyentuh sampel batu bara tanpa menyentuh

    wadah dari sampel maupun dari dinding tabung

    bom kalorimeter.

    Kemudian mengisi jaket bom

    kalorimeter dengan 2 liter aquadest, tujuan

    penggunaan aquadest yang diletakkan di dalam

    jaket bom kalorimeter adalah untuk menstabilkan

    suhu dalam sistem sehingga panas dalam sistem

    tertutup ini merata pada semua sisi dari bom

    kalorimeter, disamping itu pula aqudest

    merupakan cairan penghantar listrik yang baik.

    Setelah itu tabung bom kalorimeter yang berisi

    sampel tersebut ditutup rapat lalu diberi gas

    oksigen pada tekanan 26-30 atm. Setelah itu

    dimasukkan ke dalam jaket bom kalorimeter

    dengan posisi yang sesuai lalu menyalakan bom

    kalorimeter tersebut.

    Dari analisa data maka

    didapatkan energi panas pembakaran dari sampel

    batubara sebesar 5474,1 kalori/gram. Hal ini

    berarti dalam 1 gram sampel batubara terdapat

    5474,1 kalori setiap gramnya yang ada dalam

    sampel tersebut sedangkan menurut teori batas

    antara batubara muda dan batubara tua terletak

    pada nilai kalori sebesar 5700 Kcal/Kg, hal ini

    berarti nilai kalori yang didapatkan pada

    percobaan sedikit berbeda dengan nilai kalori

    secara teori. Hal ini dapat disebabkan batubara

    yang digunakan pada percobaan sudah tersimpan

    sedikit lama sehingga mengakibatkan sedikit

    perbedaan nilai kalori.

    V. KESIMPULAN

    5.1 Kesimpulan

    Kesimpulan dari percobaan ini

    adalah panas pembakaran dari sampel batu

    bara sebesar 5474,1 kalori/gram.

    DAFTAR PUSTAKA

    Tim pengampuh praktikum teknik

    pembakaran. 2015. Modul praktikum Teknik

    Pembakaran. UNJA ; Jambi