kimor3
DESCRIPTION
laporan praktikum kimorTRANSCRIPT
-
5/28/2018 kimor3
1/8
Pembahasan
A. Uji Tollens1. Analisa Prosedur
Pada uji tollens langkah pertama yaitu dimasukkan 1 ml larutan AgNO35% kedalam tabung dengan menggunakan pipet ukur. Larutan AgNO3ini adalah reagen
berfungsi sebagai oksidator yang mengoksidasi sampel. Kemudian, ditambahkan
beberapa tetes NaOH sampai endapan menghilang. NH4OH ini merupakan larutan
yang dapat mencegah endapan perak. Lalu ditambahkan masing masing 1 ml
sampel (aseton, fruktosa, glukosa, sukrosa dan formalin) ke dalam tabung reaksi
menggunakan pipet ukur yang telah diberi label nama masing masing sampel.
Pemberian nama pada pipet ukur ini penting dilakukan karena jika hanya ada satu
pipet ukur digunakan maka larutan satu dengan larutan lain akan tercampur
sehingga menyebabkan ketidakakuratan hasil pengamatan. Selanjutnya setiap
tabung reaksi dipanaskan diatas pembakar bunsen kurang lebih selama dua menit.
Pembakaran ini bertujuan untuk mempercepat reaksi karea jika suhu semakintinggi maka energi kinetik pada larutan akan meningkat sehingga reaksi antara
sampel dengan pereaksi juga semakin cepat. Lalu diamati perubahan yang terjadi
pada tiap sampel dan dicatat sebagai hasil pengamatan.
2. Analisa HasilPrinsip uji Tollens adalah membedakan gugus aldehid dan keton dalam suatu
sampel dengan menambahkan reagen Tollens yaitu AgNO3 dimana akan terjadi
reaksi oksidasi reduksi. Gugus aldehid dioksidasi menjadi asam karboksilat
sementara ion Ag+ dalam reagen tollens direduksi menjadi logam Ag. Reaksi
positif ditandai dengan terbentuknya cermin perak pada dinding tabung reaksi.
Reaksi umum antara aldehid dengan pereaksi Tollens adalah sebagai berikut
O O
RCH + Ag2ORCOH + 2Ag
Pada saat sampel glukosa ditambahkan dengan NH4OH sebanyak 9 tetes
larutan warna larutan bening. Kemudian glukosa ditambah dengan pereaksi
tollens belum terbentuk cermin perak. Lalu, setelah dilakukan pemanasan antara
gluktosa dan Ag2O terdapat cermin perak pada bagian tabung reaksi. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi reaksi positif dan di dalam glukosa terdapat gugus
fungsi aldehid. Reaksi antara glukosa dengan Ag2O adalah sebagai berikut :
D-glukosa + Ag2O
asam karboksilat + 2AgPada saat sampel formalin ditambahkan dengan NH4OH sebanyak 11 tetes
larutan warna larutan bening. Kemudian fruktosa ditambah dengan pereaksi
tollens sudah terbentuk cermin perak pada bagian bawah tabung reaksi. Sehingga,
pada formalin tidak dilakukan pemanasan karena tanpa pemanasan sudah
menghasilkan uji postif . Reaksi positif ini menunjukkan bahwa di dalam
formalin terdapat gugus fungsi aldehid. Reaksi antara formalin dengan Ag2O
adalah sebagai berikut
formalin + Ag2Oasam karboksilat + 2Ag
Pada saat sampel fruktosa ditambahkan dengan NH4OH sebanyak 11 tetes
larutan warna larutan bening. Kemudian fruktosa ditambah dengan pereaksi
tollens belum terbentuk cermin perak. Lalu, setelah dilakukan pemanasan antarafruktosa dan Ag2O terdapat cermin perak pada bagian bawah tabung reaksi. Hal
-
5/28/2018 kimor3
2/8
ini menunjukkan bahwa terjadi reaksi positif namun di dalam fruktosa tidak
terdapat gugus fungsi aldehid. Hasil uji positif ini dikarenakan fruktosa
merupakan gula pereduksi yang didalamnya mengandung gugus OH bebas.
Gugus OH bebas ini akan berikatan dengan reagen sehingga membentuk cermin
perak pada dasar tabung. Reaksi antara fruktosa dengan Ag2O adalah sebagai
berikutFruktosa + Ag2O asam karboksilat + 2 Ag
Pada saat sampel aseton ditambahkan dengan NH4OH sebanyak 14 tetes
larutan warna larutan bening. Kemudian aseton ditambah dengan pereaksi tollens
belum terbentuk cermin perak. Lalu, setelah dilakukan pemanasan antara aseton
dan Ag2O tidak terdapat cermin perak pada bagian bawah tabung reaksi. Hasil uji
negatif ini menunjukkan bahwa di dalam aseton tidak terdapat gugus fungsi
aldehid. Pada aseton terdapat gugus fungsi keton sehingga tidak terjadi reaksi
antara aseton dengan Ag2O. Reaksi antara aseton dengan Ag2O adalah sebagai
berikut
Aseton + Ag2Otidak terdapat reaksi
Pada saat sampel sukrosa ditambahkan dengan NH4OH sebanyak 13 teteslarutan warna larutan bening. Kemudian aseton ditambah dengan pereaksi tollens
belum terbentuk cermin perak. Lalu, setelah dilakukan pemanasan antara aseton
dan Ag2O tidak terdapat cermin perak pada bagian bawah tabung reaksi. Hasil uji
negatif ini menunjukkan bahwa di dalam sukrosa tidak terdapat gugus fungsi
aldehid. Hal ini dikarenakan sukrosa merupakan disakarida yang terdiri dari
glukosa dan fruktosa. Gugus OH bebas dalam fruktosa ini akan berikatan dengan
H pada glukosa sehingga tidak terdapat ikatan antara sampel dengan reagen. Hal
ini yang menyebabkan tidak terdapat cermin perak pada dasar tabung antara
sukrosa dengan Ag2O. Reaksi antara sukrosa dengan Ag2O adalah sebagai berikut
Sukrosa + Ag2Otidak terdapat reaksi
Menurut Brown dan Cristopher, 2011 saat reagen tollens ditambahkan ke
larutan yang memiliki gugus fungsi aldehid, aldehid akan teroksidasi menjadi
anion asam karboksilat dan Ag(I) akan tereduksi menjadi logam perak. Biasanya,
formaldehid dan glukosa merupakan sampel yang digunakan sebagai aldehid
untuk mereduksi Ag(I). Jika reaksi ini dilakukan dengan benar, maka akan
terbentuk cermin perak yang pada tabung reaksi. Dalam proses ini, aldehid juga
teroksidasi asam karboksilat oleh molekul oksigen dan hidrogen peroksida.
Berdasarkan keterangan tersebut maka, hasil pengamatan yang telah kami
lakukan sesuai dengan literatur yaitu senyawa yang mempunyai gugus fungsi
aldehid adalah formalin dan glukosa karena terbentuk cermin perak saat
direaksikan dengan pereaksi tollens.
B. Uji Fehling1. Analisa Prosedur
Pada uji fehling langkah pertama yaitu dimasukkan 5 tetes Fehling A ke dalam
masing masing tabung reaksi dengan menggunakan pipet tetets. Larutan
Fehling A yaitu CuSO4 ini yang merupakan reagen berfungsi sebagai oksidator
lemah yang mengoksidasi sampel. Kemudian, ditambahkan 5 tetes NaOH. NaOH
ini merupakan larutan yang dapat memberikan suasana basa. Langkah selanjutnya
ditambahkan 10 tetes Fehling B yang merupakan oksidator sampel. Fehling B
yang digunakan adalah campuran NaOh dan natrium kalium tatrat. Lalu
ditambahkan masing
masing 1 ml sampel (aseton, fruktosa, glukosa, sukrosadan formalin) ke dalam tabung reaksi menggunakan pipet ukur yang telah diberi
-
5/28/2018 kimor3
3/8
label nama masing masing sampel. Pemberian nama pada pipet ukur ini penting
dilakukan karena jika hanya ada satu pipet ukur digunakan maka larutan satu
dengan larutan lain akan tercampur sehingga menyebabkan ketidakakuratan hasil
pengamatan. Selanjutnya setiap tabung reaksi dipanaskan diatas pembakar bunsen
kurang lebih selama dua menit. Pembakaran ini bertujuan untuk mempercepat
reaksi karea jika suhu semakin tinggi maka energi kinetik pada larutan akanmeningkat sehingga reaksi antara sampel dengan pereaksi juga semakin cepat.
Lalu diamati perubahan yang terjadi pada tiap sampel dan dicatat sebagai hasil
pengamatan.
2. Analisa HasilPrinsip pada uji fehling yaitu membedakan gugus aldehid dan keton dalam
suatu sampel dengan reagen fehling A dan Fehling B dimana fehling A adalah
CuSO4 dan fehling B adalah campuran NaOH dengan natrium kalium tatrat,
Aldehid akan dioksidasi menjadi asam karboksilat, sementara ion Cu2+ akan
tereduksi menjadi Cu+. Reaksi positif ditandai dengan terdapatnya endapan merah
bata. Reaksi antara aldehid dan pereaksi fehling adalahO O
RCH + 2CuORCOH + Cu2O
Pada saat sampel glukosa ditambahkan dengan reagen fehling warna larutan
berubah menjadi hijau muda dan terdapat endapan. Kemudian setelah dilakukan
pemanasan kurang lebih selama 2 menit, terdapat endapan merah bata pada dasar
tabung reaksi. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi reaksi positif dan di dalam
glukosa terdapat gugus fungsi aldehid. Reaksi antara glukosa dengan pereaksi
fehling adalah sebagai berikut :
D-glukosa + 2CuO asam karboksilat + Cu2O
Pada saat sampel formalin ditambahkan dengan reagen fehling warna larutan
berubah menjadi biru kehijauan dan terdapat endapan. Kemudian setelah
dilakukan pemanasan kurang lebih selama 2 menit, terdapat endapan merah bata
pada dasar tabung reaksi. Reaksi positif ini menunjukkan bahwa di dalam
formalin terdapat gugus fungsi aldehid. Reaksi antara formalin dengan Ag2O
adalah sebagai berikut
formalin + 2CuO Asam karboksilat + Cu2O
Pada saat sampel fruktosa ditambahkan dengan reagen fehling warna larutan
berubah menjadi hijau dan terdapat endapan Lalu, setelah dilakukan pemanasan
antara fruktosa dan fehling terdapat merah bata pada bagian bawah tabung reaksi.Hal ini menunjukkan bahwa terjadi reaksi positif namun di dalam fruktosa tidak
terdapat gugus fungsi aldehid. Hasil uji positif ini dikarenakan fruktosa
merupakan gula pereduksi yang didalamnya mengandung gugus OH bebas.
Gugus OH bebas ini akan berikatan dengan reagen sehingga membentuk endapan
merah bata pada dasar tabung. Reaksi antara fruktosa dengan fehling adalah
sebagai berikut
Fruktosa + 2CuO asam karboksilat + Cu2O
Pada saat sampel aseton ditambahkan dengan reagen fehling warna larutan
berubah menjadi biru kehijauan dan terdapat endapan. Kemudian setelah
dilakukan pemanasan kurang lebih selama 2 menit, tidak terdapat endapan merah
bata pada dasar tabung reaksi. Hasil uji negatif ini menunjukkan bahwa di dalamaseton tidak terdapat gugus fungsi aldehid. Pada aseton terdapat gugus fungsi
-
5/28/2018 kimor3
4/8
keton sehingga tidak terjadi reaksi antara aseton dengan Cu2O. Reaksi antara
aseton dengan Ag2O adalah sebagai berikut
Aseton + 2CuOtidak terdapat reaksi
Pada saat sampel sukrosa ditambahkan dengan reagen fehling warna larutan
berubah menjadi biru kehijauan dan terdapat endapan. Kemudian setelah
dilakukan pemanasan kurang lebih selama 2 menit, tidak terdapat endapan merahbata pada dasar tabung reaksi. Hasil uji negatif ini menunjukkan bahwa di dalam
sukrosa tidak terdapat gugus fungsi aldehid. Hal ini dikarenakan sukrosa
merupakan disakarida yang terdiri dari glukosa dan fruktosa. Gugus OH bebas
dalam fruktosa ini akan berikatan dengan H pada glukosa sehingga tidak terdapat
ikatan antara sampel dengan reagen. Hal ini yang menyebabkan tidak terdapat
cermin perak pada dasar tabung antara sukrosa dengan Cu2O. Reaksi antara
sukrosa dengan fehling adalah sebagai berikut
Sukrosa + 2CuO tidak terdapat reaksi
Menurut Brown dan Cristopher, 2011 reagen Fehling merupakan campuran
dari Fehling A dan Fehling B dengan jumlah volume yang sama. Fehling A
adalah larutan tembaga(II) sulfat dan Fehling B adalah sodium hidroksida yangmengandung sodium potassium tatrat (Rochelle salt). Saat reagen Fehling yang
mengandung ion tembaga(II) (Cu2+) di dalam larutan basa dipanaskan dengan
aldehid, ion tembaga(II) berwarna biru tersebut akan tereduksi menjadi ion
tembaga(I) dan membentuk endapan merah bata, Cu2O. Pada saat yang sama,
aldehid akan teroksidasi menjadi asam karboksilat. Berdasarkan keterangan
tersebut maka, hasil pengamatan yang telah kami lakukan sesuai dengan literatur
yaitu senyawa yang mempunyai gugus fungsi aldehid adalah formalin dan
glukosa karena terbentuk endapan merah bata saat direaksikan dengan pereaksi
fehling.
-
5/28/2018 kimor3
5/8
C. Hasil Percobaan Dan Pengamatan :
1. Uji Tollens
No.Nama
SampelReagen
Tollens+NH4OHSampel+Reage
n Tollens(Tanpa
pemanasan
Sampel+Reagen Tollens(Setelah
Pemanasan)
HasilUji
(+) / (-)
1 Fruktosa11 tetes NH
4OH
Warna larutanmenjadi bening
Belumterbentukcermin perak
Terbentukcermin perak
+
2Aseton 14 tetes NH
4OH
Warna larutanmenjadi bening
Belumterbentukcermin perak
Tidakterbentukcermin perak
-
3
Sukrosa 13 tetes NH4OH
Warna larutanmenjadi bening
Belum
terbentukcermin perak
Tidak
terbentukcermin perak
-
4Glukosa 9 tetes NH
4OH
Warna larutanmenjadi bening
Terbentukcermin perak
Terbentukcermin perak
+
5Formalin 11 tetes NH
4OH
Warna larutanmenjadi bening
Terbentukcermin perak
Terbentukcermin perak
+
1. Bahas dan bandingkan data-data hasil uji Tollens dari beberapa sampeldalam percobaan ini!
Uji Tollens merupakan uji yang digunakan untuk membedakan gugus aldehid dengan
keton dalam sampel dengan menambahkan reagen tollens. Hasil uji positif antara sampel
dengan reagen tollens jika terdapat cermin perak yang menandakan adanya gugus aldehid.
Pada uji Tollens penambahan NH4OH bertujuan untuk mencegah terbentuknya endapan
perak. Penambahan NH4OH pada fruktosa membutuhkan 11 tetes sampai larutan berubah
menjadi bening. Pada aseton ditambahkan 14 tetes NH4OH, sukrosa ditambahkan 13 tetes
NH4OH, glukosa ditambahkan 9 tetes NH4OH dan formalin ditambahkan 11 tetes NH4OH.
Reaksi positif tanpa pemanasan terjadi pada sampel glukosa dan formaldehid atau formalin.Sedangkan reaksi positif setelah pemanasan terjadi pada fruktosa. Dan reaksi negatif terjadi
pada sampel aseton dan sukrosa. Di dalam glukosa dan formalin terdapat gugus aldehid
sehingga menghasilkan reaksi positif dan membentuk cermin perak pada dasar tabung. Pada
fruktosa tidak terdapat gugus aldehid namun hasil uji positif. Hal ini dikarenakan fruktosa
merupakan gula pereduksi yang didalamnya mengandung gugus OH bebas. Gugus OH
bebas ini akan berikatan dengan reagen sehingga membentuk cermin perak pada dasar
tabung. Sedangkan di dalam aseton terdapat gugus keton sehingga jika aseton direaksikan
dengan reagen tollens tidak membentuk cermin perak (tidak ada reaksi). Dalam sukrosa tidak
terdapat gugud fungsi aldehid dan membuat hasil uji negatif. Hal ini dikarenakan sukrosa
merupakan disakarida yang terdiri dari glukosa dan fruktosa. Gugus OH bebas dalam
fruktosa ini akan berikatan dengan H pada glukosa sehingga tidak terdapat ikatan antarasampel dengan reagen. Hal ini yang menyebabkan tidak terdapat cermin perak pada dasar
-
5/28/2018 kimor3
6/8
tabung antara sukrosa dengan Ag2O. Sehingga, sampel yang mengandung gugus aldehid
berdasarkan uji tollens adalah glukosa dan formalin.
2. Uji Fehling
No. Nama Sampel Sampel+ReagenFehling
(Tanpa pemanasan)
Sampel+ReagenFehling (Setelah
Pemanasan)
Hasil Uji(+)/(-)
1Fruktosa Larutan berwarna
hijau, terdapatendapan
Terdapat endapanmerah bata
+
2Aseton Ada endapan
berwarna biruTidak terdapatendapan merahbata
-
3Sukrosa Larutan berwarna
biru kehijauanTidak terdapatendapan merahbata
-
4Glukosa Larutan berwarna
hijau mudaTerdapat endapanmerah bata
+
5Formalin Larutan berwarna
biru kehijauan,terdapat endapan
Terdapat endapanmerah bata
+
2. Bahas dan bandingkan data-data hasil uji Fehling dari beberapa sampeldalam percobaan ini!
Uji Fehling merupakan uji yang digunakan untuk membedakan gugusaldehid dengan keton dalam sampel dengan menambahkan reagen Fehling Adan Fehling B. Reaksi positif ditunjukkan dengan tebentuknya endapan merahbata pada tabung reaksi. Pada fruktosa setelah ditambahkan reagen fehling,larutan berubah menjadi hijau dan terdapat endapan. Setelah pemanasan,terdapat endapan pada tabung reaksi dengan sampel fruktosa. Warna larutanglukosa berubah menjadi hijau muda setelah ditambahkan pereaksi fehling.Seletah dilakukan pemanasan, terdapat endapan merah bata pada tabungreaksi. Warna larutan formalin berubah menjadi biru kehijauan dan terdapatendapan setelah ditambahkan pereaksi fehling. Seletah dilakukan
pemanasan, terdapat endapan merah bata pada tabung reaksi. Pada asetonsetelah ditambahkan reagen fehlung terdapat endapan namun setelahdilakukan pemanasan tidak terdapat endapan merah bata. Warna sukrosalarutan berubah menjadi biru kehijauan setelah ditambahkan reagen fehlingdan tidak terdapat endapan merah bata setelah dilakukan pemanasan.
Hasil uji positif terjadi pada sampel fruktosa, glukosa dan formalinkarena terbentuk endapan berwarna merah bata setelah dilakukanpemanasan. Di dalam glukosa dan formalin terdapat gugus aldehid sehingga
menghasilkan reaksi positif dan membentuk endapan merah bata pada dasar tabung jika
direaksikan dengan fehling. Pada fruktosa tidak terdapat gugus aldehid namun hasil uji
positif. Hal ini dikarenakan fruktosa merupakan gula pereduksi yang didalamnya
mengandung gugus
OH bebas. Gugus OH bebas ini akan berikatan dengan reagensehingga membentuk endapan merah bata pada dasar tabung.
-
5/28/2018 kimor3
7/8
Sedangkan hasil reaksi negatif terjadi pada sampel sukrosa dan aseton. Di
dalam aseton terdapat gugus keton sehingga jika aseton direaksikan dengan reagen fehling
tidak membentuk endapan merah bata (tidak ada reaksi). Dalam sukrosa tidak terdapat
gugus fungsi aldehid dan membuat hasil uji negatif. Hal ini dikarenakan sukrosa
merupakan disakarida yang terdiri dari glukosa dan fruktosa. Gugus OH bebas dalam
fruktosa ini akan berikatan dengan H pada glukosa sehingga tidak terdapat ikatan antarasampel dengan reagen. Hal ini yang menyebabkan tidak terdapat endapan merah bata
pada dasar tabung.
PERTANYAAN
1. Apa fungsi penambahan larutan AgNO3 5% dalam percobaan uji Tollens?Hampir setiap reagen yang dapat mengoksidasi alkohol juga dapetmengoksidasi aldehid. Hal ini dikarenakan aldehid merupakan hasiloksidasi dari alkohol primer. Pereaksi Tollens yang digunakan dalam ujitollens adalah AgNO
3 yang merupakan oksidator lemah. Penambahan
AgNO3bertujuan sebagai oksidator. AgNO3ini mengoksidasi sampel yangmemiliki gugus fungsi aldehid, -CHO menjadi asam karboksilat COOH.(Sudarmo, 2006)
2. Apa fungsi penambahan larutan NH4OH 6M dalam percobaan uji Tollens?NH
4OH digunakan untuk mencegah pengendapan ion perak sebagai
oksida pada suhu tinggi. Amonia membentuk kompleks larut air denganair sehingga pada saat AgNO3 direaksikan dengan beberapa tetes amoniawarna larutan akan berubah menjadi jernih atau tidak berwarna
(Willbriam, 2007)
-
5/28/2018 kimor3
8/8
KESIMPULAN
Dari praktikum Identifikasi Gugus Fungsi Aldehid dan Keton dapat disimpulkan
bahwa prinsip uji Tollens adalah membedakan gugus aldehid dan keton dalam suatu sampel
dengan menambahkan reagen Tollens yaitu AgNO3 dimana akan terjadi reaksi oksidasi
reduksi. Gugus aldehid dioksidasi menjadi asam karboksilat sementara ion Ag+ dalam reagen
tollens direduksi menjadi logam Ag. Reaksi uji positif ditandai dengan terbentuknya cermin
perak pada tabung reaksi. Sedangkan prinsip uji fehling yaitu membedakan gugus aldehid
dan keton dalam suatu sampel dengan reagen fehling A dan Fehling B dimana fehling A
adalah CuSO4 dan fehling B adalah campuran NaOH dengan natrium kalium tatrat, Aldehid
akan dioksidasi menjadi asam karboksilat, sementara ion Cu2+akan tereduksi menjadi Cu+.
Reaksi uji positif pada uji fehling ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata pada
dasar tabung reaksi.
Pada uji Fehling dan Tollens hasil uji positif terjadi pada sampel glukosa, formalin
dan fruktosa. Di dalam glukosa dan formalin terdapat gugus fungsi aldehid sehingga kedua
sampel bereaksi dengan reagen. Sedangkan pada fruktosa terbentuk uji reaksi positif karena
fruktosa merupakan gula pereduksi yang memiliki gugus OH bebas yang dapat bereaksi
dengan reagen.
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Brown, William dan Christpher. 2011. Organic Chemistry : The OWL Series.Canada : Cangage Learning
Sudarmo, Unggul. 2006.Kimia Organik Jilid III. Jakarta: Erlangga
Willbraham and Michael S.Matta. 2007.Kimia Organik dan Hayati. Bandung: ITB