klb_penyuluh_rakor
TRANSCRIPT
Kepala Biro Organisasi Setda Provinsi NTBKepala Biro Organisasi Setda Provinsi NTB
KELEMBAGAAN PENYULUHANKELEMBAGAAN PENYULUHANPERTANIAN, PERIKANAN DAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KEHUTANAN
Kelembagaan Perangkat Kelembagaan Perangkat DaerahDaerah Dibentuk untukDibentuk untuk mengakomodir urusan mengakomodir urusan
pemerintahan dan kebijakan pemerintahpemerintahan dan kebijakan pemerintah yang dilaksanakan.yang dilaksanakan.
Untuk Untuk menyediakan pelayanan publikmenyediakan pelayanan publik, baik , baik pelayanan dasar maupun pengembangan pelayanan dasar maupun pengembangan sektor unggulan (potensi daerah).sektor unggulan (potensi daerah).
JJumlah dan besaranumlah dan besaran organisasinya organisasinya proporsional dengan besarnya layananproporsional dengan besarnya layanan yang diberikan kepada masyarakat sehingga yang diberikan kepada masyarakat sehingga efisien dan efektif efisien dan efektif ((Right SizingRight Sizing))..
Organisasinya Berbasis KinerjaOrganisasinya Berbasis Kinerja.. Kejelasan Kejelasan Tugas Dan FungsiTugas Dan Fungsi..
Kelembagaan Perangkat Kelembagaan Perangkat Daerah (Lanjutan)Daerah (Lanjutan)
PengertianPengertian : unsur pembantu Kepala : unsur pembantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.pemerintahan daerah.
ProvinsiProvinsi, terdiri dari Setda, Setwan, , terdiri dari Setda, Setwan, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan dan Lembaga Lain sebagai bagian Lembaga Lain sebagai bagian dari Perangkat Daerahdari Perangkat Daerah..
Kabupaten/KotaKabupaten/Kota, terdiri dari Setda, , terdiri dari Setda, Setwan, Dinas Daerah, Lembaga Setwan, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, Kelurahan Teknis Daerah, Kecamatan, Kelurahan dan dan Lembaga Lain sebagai bagian Lembaga Lain sebagai bagian dari Perangkat Daerahdari Perangkat Daerah..
NN00
FUNGSI FUNGSI KELEMBAGAANKELEMBAGAAN
NOMENKLATURNOMENKLATUR
11 FUNGSI KOORDINASI, FUNGSI KOORDINASI, PERUMUSAN KEBIJAKAN DAN PERUMUSAN KEBIJAKAN DAN PELAYANAN ADMINISTRASIPELAYANAN ADMINISTRASI
SEKRETARIAT DAERAH SEKRETARIAT DAERAH
22 FUNGSI PELAYANAN FUNGSI PELAYANAN ANGGOTA DPRDANGGOTA DPRD
SEKRETARIAT DPRDSEKRETARIAT DPRD
33 FUNGSI URUSAN WAJIB:FUNGSI URUSAN WAJIB: TUGAS PELAKSANATUGAS PELAKSANA TUGAS KOORDINATIFTUGAS KOORDINATIF TUGAS SPESIFIKTUGAS SPESIFIK
DINASDINAS
BADANBADAN
INSPEKTORAT, SATPOL PPINSPEKTORAT, SATPOL PP
44 FUNGSI URUSAN PILIHANFUNGSI URUSAN PILIHAN DINASDINAS
55 FUNGSI PENDUKUNGFUNGSI PENDUKUNG BADAN, KANTOR, RUMAHBADAN, KANTOR, RUMAH
SAKITSAKIT
Standarisasi Nomenklatur OPD
Tugas dan Fungsi masing-Tugas dan Fungsi masing-masing jenis Perangkat Daerahmasing jenis Perangkat Daerah
BENTUKBENTUK FUNGSIFUNGSI
SETDASETDA Unsur staf yang membantu Unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan, koordinasi penyusunan kebijakan, koordinasi dan pelayanan administrasidan pelayanan administrasi
SETWANSETWAN Unsur pelayanan anggota DPRDUnsur pelayanan anggota DPRD
DINAS DAERAHDINAS DAERAH Unsur pelaksana Unsur pelaksana otonomi daerahotonomi daerah
LEMBAGA LEMBAGA TEKNIS DAERAHTEKNIS DAERAH
Unsur penUnsur pendukung tugas Kepala dukung tugas Kepala DaerahDaerah
LEMBAGA LAINLEMBAGA LAIN Unsur pelayanan administrasi dan Unsur pelayanan administrasi dan teknis, serta penyelenggaraan teknis, serta penyelenggaraan tugas tertentu.tugas tertentu.
UPTD/UPTBUPTD/UPTB Unsur pelaksana operasionalUnsur pelaksana operasional
KERANGKA PIKIR PENATAANKERANGKA PIKIR PENATAAN OPD OPD
BEBAN KERJABEBAN KERJAPEMDAPEMDA
BEBAN KERJABEBAN KERJAPEMDAPEMDA
KEWENANGAN WAJIB
POTENSI & KEWENANGAN
PILIHAN
DINASDINAS
LTDLTD
LBG LBG LAIN LAIN
SETDA/ SETDA/ SETWANSETWAN
TIPOLOGIDAERAH
TIPOLOGIDAERAH
SOTKSOTK
PEMDA
DESAINORGANISASI
BERBASISKINERJA
DESAINORGANISASI
BERBASISKINERJA
GROUPING FUNGSI
RUMPUNBIDANG
KEWENANGAN
VISI, MISI VISI, MISI DAERAH & DAERAH & PEMDAPEMDA
5
43
2
1
Lembaga Lain sebagai bagian Lembaga Lain sebagai bagian dari Perangkat Daerahdari Perangkat Daerah
Melaksanakan Melaksanakan kebijakan pemerintahkebijakan pemerintah sebagai amanat peraturan perundang-sebagai amanat peraturan perundang-undangan.undangan.
Pembentukan kelembagaannya sesuai Pembentukan kelembagaannya sesuai ketentuan Pasal 45 ayat (1) PP 41 Tahun 2007 ketentuan Pasal 45 ayat (1) PP 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.tentang Organisasi Perangkat Daerah.
Besaran Organisasi dan EselonisasiBesaran Organisasi dan Eselonisasi ditetapkan oleh Peraturan tersendiri (Perpres ditetapkan oleh Peraturan tersendiri (Perpres atau Permendagri setelah mendapat atau Permendagri setelah mendapat persetujuan dari Menpan).persetujuan dari Menpan).
Khusus untuk Kelembagaan Penyuluhan diatur Khusus untuk Kelembagaan Penyuluhan diatur oleh oleh Peraturan PresidenPeraturan Presiden (masih dalam (masih dalam proses).proses).
Dasar pertimbangan pembentukan Dasar pertimbangan pembentukan Kelembagaan Penyuluhan Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Pertanian, Perikanan dan KehutananKehutanan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang
merupakan agenda pembangunan nasional.merupakan agenda pembangunan nasional. Agenda ini dalam rangka meningkatkan peran dan Agenda ini dalam rangka meningkatkan peran dan
pengelolaan potensi pertanian, perikanan dan kehutanan pengelolaan potensi pertanian, perikanan dan kehutanan yang dimiliki oleh masing-masing daerah.yang dimiliki oleh masing-masing daerah.
Memfasilitasi sistem penyuluhan agar pelaku utama dan Memfasilitasi sistem penyuluhan agar pelaku utama dan pelaku usaha pertanian, perikanan dan kehutanan dapat pelaku usaha pertanian, perikanan dan kehutanan dapat bekerja produktif dengan pendampingan tenaga bekerja produktif dengan pendampingan tenaga penyuluh.penyuluh.
Sebagai lembaga yang menjamin berlangsungnya proses Sebagai lembaga yang menjamin berlangsungnya proses penyuluhan terpadu yang efisien, efektif, produktif dan penyuluhan terpadu yang efisien, efektif, produktif dan bersifat sinergis dengan program pengembangan bersifat sinergis dengan program pengembangan komoditas pertanian sesuai dengan potensi daerah.komoditas pertanian sesuai dengan potensi daerah.
Dasar Hukum Penataan Dasar Hukum Penataan Kelembagaan PenyuluhanKelembagaan Penyuluhan UmumUmum
- PP Nomor 41 Tahun 2007 tentang OPD;- PP Nomor 41 Tahun 2007 tentang OPD;- Permendagri Nomor 57 Tahun 2007 tentang - Permendagri Nomor 57 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Penataan OPD.Pedoman Teknis Penataan OPD. KhususKhusus
- UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem - UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan;Kehutanan; - PP Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, - PP Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan dan Pengawasan Penyuluhan Pembinaan dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.
- Peraturan Perundang-undangan teknis lainnya.- Peraturan Perundang-undangan teknis lainnya.
Catatan : Percepatan pembentukan Lembaga Lain sebagai Perangkat Daerah adalah Surat Mendagri Nomor 061/3936/SJ tanggal 19 Desember 2008
Kelembagaan Penyuluhan di Kelembagaan Penyuluhan di daerahdaerah
Badan Koordinasi Penyuluhan di Badan Koordinasi Penyuluhan di Provinsi (Lembaga Non Struktural), Provinsi (Lembaga Non Struktural), didukung oleh Sekretariat sebagai didukung oleh Sekretariat sebagai Lembaga Struktural, eselon IIa.Lembaga Struktural, eselon IIa.
Badan Pelaksana Penyuluhan di Badan Pelaksana Penyuluhan di Kab/Kota sebagai Lembaga Struktural Kab/Kota sebagai Lembaga Struktural II/b.II/b.
Balai Penyuluhan di Kecamatan (UPT Balai Penyuluhan di Kecamatan (UPT BPP) sebagai Unit Struktural Eselon IVa.BPP) sebagai Unit Struktural Eselon IVa.
Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan, Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan, sebagai Unit Kerja Non Struktural yang sebagai Unit Kerja Non Struktural yang dibentuk dan dikelola secara partisipatif dibentuk dan dikelola secara partisipatif oleh pelaku utama. oleh pelaku utama.
Kedudukan Lembaga Kedudukan Lembaga PenyuluhanPenyuluhan
Badan Koordinasi Penyuluhan di Provinsi diketuai Badan Koordinasi Penyuluhan di Provinsi diketuai oleh Gubernur, bertanggung jawab kepada oleh Gubernur, bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Pertanian, Menteri Presiden melalui Menteri Pertanian, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Kehutanan.Kelautan dan Perikanan, Menteri Kehutanan.
Sekretariat Bakorluh, bertanggung jawab kepada Sekretariat Bakorluh, bertanggung jawab kepada Gubernur selaku Ketua Bakorluh.Gubernur selaku Ketua Bakorluh.
Badan Pelaksana Penyuluhan di Kab/Kota, Badan Pelaksana Penyuluhan di Kab/Kota, bertanggungjawab kepada Bupati/Walikota.bertanggungjawab kepada Bupati/Walikota.
Balai Penyuluhan di Kecamatan, Balai Penyuluhan di Kecamatan, bertanggungjawab kepada Kepala Badan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan.Pelaksana Penyuluhan.
Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan, merupakan Unit Pos Penyuluhan Desa/Kelurahan, merupakan Unit Kerja Non Struktural yang dibentuk dan dikelola Kerja Non Struktural yang dibentuk dan dikelola secara partisipatif oleh pelaku utama.secara partisipatif oleh pelaku utama.
Keanggotaan Keanggotaan Bakorluh Bakorluh
Terdiri atas Ketua, Sekretaris dan Terdiri atas Ketua, Sekretaris dan anggota sekurang-kurangnya anggota sekurang-kurangnya terdiri dari unsur Bappeda, Dinas terdiri dari unsur Bappeda, Dinas Teknis, serta Lembaga yang Teknis, serta Lembaga yang menangani fungsi Penelitian dan menangani fungsi Penelitian dan Pengembangan.Pengembangan.
Susunan keanggotaan Bakorluh Susunan keanggotaan Bakorluh ditetapkan berdasarkan Peraturan ditetapkan berdasarkan Peraturan Gubernur. Gubernur.
Komisi PenyuluhanKomisi Penyuluhan
Untuk menetapkan kebijakan dan strategi Untuk menetapkan kebijakan dan strategi penyuluhan provinsi Gubernur dibantu Komisi penyuluhan provinsi Gubernur dibantu Komisi Penyuluhan Provinsi, sedangkan untuk Penyuluhan Provinsi, sedangkan untuk membantu Bupati/Walikota dibentuk Komisi membantu Bupati/Walikota dibentuk Komisi Penyuluhan Kabupaten/Kota.Penyuluhan Kabupaten/Kota.
Komisi Penyuluhan bertugas memberikan Komisi Penyuluhan bertugas memberikan masukan kepada Kepala Daerah sebagai bahan masukan kepada Kepala Daerah sebagai bahan penyusunan kebijakan dan strategi penyuluhan.penyusunan kebijakan dan strategi penyuluhan.
Komisi Penyuluhan Provinsi, Kabupaten/Kota Komisi Penyuluhan Provinsi, Kabupaten/Kota diaturdiatur dengan dengan PeraturanPeraturan Kepala Kepala DDaerah.aerah.
Anggota Komisi Penyuluhan terdiri dari para Anggota Komisi Penyuluhan terdiri dari para pakar dan praktisi yang mempunyai keahlian dan pakar dan praktisi yang mempunyai keahlian dan kepedulian di bidang penyuluhan atau kepedulian di bidang penyuluhan atau pembangunan perdesaan.pembangunan perdesaan.
Tata Kerja Lembaga Tata Kerja Lembaga PenyuluhanPenyuluhan WWajib menerapkan prinsip koordinasi, ajib menerapkan prinsip koordinasi,
integrasiintegrasi,, sinkronisasi sinkronisasi dan simplikasi dan simplikasi (KISS) (KISS) di lingkungan di lingkungan internalinternal maupun maupun dengan dengan kelembagaan tingkat Pusat, kelembagaan tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan serta dengan instansi lain Kecamatan serta dengan instansi lain (eksternal) (eksternal) sesuai dengan tugas sesuai dengan tugas masing-masing.masing-masing.
Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi melalui Hubungan Kerja : Konsultatif, melalui Hubungan Kerja : Konsultatif, Kolegial, Fungsional, Struktural dan Kolegial, Fungsional, Struktural dan Koordinatif.Koordinatif.
Tata Kerja (Lanjutan)Tata Kerja (Lanjutan)
Hubungan Kerja Konsultatif, untuk Hubungan Kerja Konsultatif, untuk menyamakan persepsi dalam menyamakan persepsi dalam melaksanakan tugas dan fungsi sesuai melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan wewenang organisasi;dengan wewenang organisasi;
Hubungan Kerja Kolegial, untuk Hubungan Kerja Kolegial, untuk menumbuhkan rasa kebersamaan dan menumbuhkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja;peningkatan produktifitas dan kinerja;
Hubungan Kerja Fungsional, untuk Hubungan Kerja Fungsional, untuk memberikan peran substansial secara memberikan peran substansial secara fungsional dalam melaksanakan tugas fungsional dalam melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan wewenang dan fungsi sesuai dengan wewenang organisasi;organisasi;
Tata Kerja (Lanjutan)Tata Kerja (Lanjutan)
Hubungan Kerja Struktural, untuk Hubungan Kerja Struktural, untuk mengembangkan kepemimpinan secara mengembangkan kepemimpinan secara berjenjang dengan tetap melaksanakan berjenjang dengan tetap melaksanakan tugas, fungsi, dan wewenangnya secara tugas, fungsi, dan wewenangnya secara bertanggung jawab.bertanggung jawab.
Hubungan Kerja Koordinatif, untuk Hubungan Kerja Koordinatif, untuk menghindari tumpang tindih atau menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara duplikasi program dan kegiatan secara substansial, dan menjamin keselarasan substansial, dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat program dan kegiatan antar perangkat daerah.daerah.
KEPALA
PembiayaanPembiayaan Sumber pembiayaan untuk menyelenggarakan Sumber pembiayaan untuk menyelenggarakan
penyuluhan yang efektif dan efisien disediakan penyuluhan yang efektif dan efisien disediakan melalui APBN, APBD dan sumber lain yang sah.melalui APBN, APBD dan sumber lain yang sah.
Pembiayaan penyelenggaraan penyuluhan meliputi Pembiayaan penyelenggaraan penyuluhan meliputi biaya operasional kelembagaan penyuluhan, biaya biaya operasional kelembagaan penyuluhan, biaya operasional penyuluh PNS, biaya pengadaan operasional penyuluh PNS, biaya pengadaan sarpras, dan biaya tunjangan profesi bagi penyuluh sarpras, dan biaya tunjangan profesi bagi penyuluh yang telah memenuhi syarat kompetensi.yang telah memenuhi syarat kompetensi.
Jumlah tunjangan jabatan penyuluh dan profesi Jumlah tunjangan jabatan penyuluh dan profesi penyuluh PNS didasarkan pada jenjang jabatan penyuluh PNS didasarkan pada jenjang jabatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.yang berlaku.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat membantu pembiayaan penyuluhan yang membantu pembiayaan penyuluhan yang diselenggarakan oleh Penyuluh Swasta dan diselenggarakan oleh Penyuluh Swasta dan Penyuluh Swadaya.Penyuluh Swadaya.
Pembinaan dan Pembinaan dan PengawasanPengawasan Pembinaan dan pengawasan dilakukan terhadap Pembinaan dan pengawasan dilakukan terhadap
kelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan, sarana kelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan, sarana prasarana dan pembiayaan.prasarana dan pembiayaan.
Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyuluhan yang diselenggarakan oleh terhadap penyuluhan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah, Swasta dan Swadaya di tingkat Pemerintah Daerah, Swasta dan Swadaya di tingkat nasional (penetapan NSPK = norma, standar, prosedur nasional (penetapan NSPK = norma, standar, prosedur dan kriteria)dan kriteria)
Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyuluhan yang diselenggarakan oleh terhadap penyuluhan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kab/Kota, Swasta dan Swadaya di tingkat Pemerintah Kab/Kota, Swasta dan Swadaya di tingkat Provinsi (meliputi bimbingan dan penerapan NSPK, Provinsi (meliputi bimbingan dan penerapan NSPK, pelatihan, arahan dan supervisi).pelatihan, arahan dan supervisi).
Bupati/Walikota melakukan pembinaan dan pengawasan Bupati/Walikota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyuluhan yang diselenggarakan oleh terhadap penyuluhan yang diselenggarakan oleh Penyuluh PNS di Kecamatan, Penyuluh Swasta dan Penyuluh PNS di Kecamatan, Penyuluh Swasta dan Swadaya di Kabupaten/Kota. Swadaya di Kabupaten/Kota.
PENUTUPPENUTUP
Dengan terbentuknya Kelembagaan Dengan terbentuknya Kelembagaan Penyuluhan, diharapkan dapat Penyuluhan, diharapkan dapat mewujudkan pertanian, perikanan dan mewujudkan pertanian, perikanan dan kehutanan yang tangguh, produktif, kehutanan yang tangguh, produktif, efisien dan berdayasaing sehingga dapat efisien dan berdayasaing sehingga dapat menyejahterakan masyarakat.menyejahterakan masyarakat.