lap.batang

19

Click here to load reader

Upload: mohamadredzka

Post on 24-Oct-2015

85 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lap.batang

Tempat, tanggal dan waktu: Laboratorium Biologi UIN Bandung, 25-11-2013,08:00

WIB.

I. Pendahuluan

A. Tujuan

a Melihat jaringan meristem pada ujung akar dan batang.

b Melihata macam-macam jaringan yang terdapat pada

batang dan tipe stele batang.

B. Dasar Teori

Jaringan dewasa merupakan kelompok sel tumbuhan yang

berasal dari pembelahan sel - sel meristem dan telah mengalami

pengubahan bentuk yang disesuaikan dengan fungsinya

(Diferensiasi). Jaringan dewasa ada yang sudah tidak bersifat

meristematik lagi (sel penyusunnya sudah tidak membelah lagi)

sehingga disebut jaringan permanen. Berdasarkan bentuk dan

fungsinya, jaringan dewasa pada tumbuhan dibedakan menjadi

empat macam jaringan yaitu: jaringan epiderm, jaringan dasar

(parenkim), jaringan penyokong, dan jaringan pengangkut (Fahn,

1991).

Jaringan pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang

dibutuhkan oleh tumbuhan. Ada 2 macam jaringan; yakni xilem

atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh lapis/pembuluh kulit

kayu. Xilem bertugas mengangkut air dan garam-garam mineral

terlarut dari akar ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Xilem ada 2

macam: trakea dan trakeid. Pada trakeid tidak terdapat perforasi

(lubang-lubang), hanya ada celah (noktah), berupa plasmodesmata

yang menghubungkan satu sel dengan sel lainnya. Sedangkan pada

trakea terdapat perforasi pada bagian ujung-ujung selnya. Floem

bertugas mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian

tubuh tumbuhan (Suradinata, 1998).

1

Page 2: Lap.batang

Berdasarkan asal terbentuknya, jaringan meristem

digolongkan menjadi dua, yaitu meristem primer dan meristem

skunder. Meristem primer pemanjangan meristem apikal, berada

pada ujung akar dan pada pucuk tunas, menghasilkan sel-sel bagi

tumbuhan untuk tumbuh memanjang. Meristem sekunder, yaitu

aktivitas penebalan secara progresif pada akar dan tunas yang

terbentuk sebelumnya oleh pertumbuhan primer. Pertumbuhan

sekunder adalah produk meristem lateral, silinder-silinder yang

terbentuk dari sel-sel yang membelah ke samping di sepanjang

akar dan tunas pada tumbuhan berkayu (Campbell dkk., 2003).

Dari jaringan meristem sekunder akan menghasilkan

pertumbuhan sekunder yang menyebabkan batang menjadi

bertambah besar misalnya aktivitas kambium pada batang

tumbuhan dikotil akan menghasilkan pembuluh kayu (xilem) ke

bagian dalam dan pembuluh tapis (floem) ke bagian luar. Selain

itu, terdapat kambium gabus (felogen) yang juga merupakan

bagian dari pertumbuhan sekunder yang disebut periderm.

Kambium gabus terdiri atas tiga bagian yaitu: 1. felem, yaitu

jaringan gabus itu sendiri yang tersusun atas sel - sel mati, 2.

felogen, yaitu bagian kambium gabus yang mengarah ke luar

membentuk felem, 3. feloderm, yaitu bagian vang dibentuk felogen

kearah dalam dan merupakan jaringan yang sifatnva serupa

parenkim dan terdiri atas sel-sel hidup (Sutrian, 1992).

Batang merupakan sumbu dengan daun yang melekat

padanya. Batang berperan untuk mendukung bagian tumbuhan di

atas tanah, selain itu juga sebagai alat transportasi yaitu jalan

pengangkutan air dan zat makanan dari akarke daun dan jalan

pengangkutan hasil asimilasi dari daun ke bagian lain, baik ada

yang di bawah maupun di atas tanah (Hidayat, 1995).

Pada dasarnya pada irisan melintang batang akan tampak

tiga daerah pokok atau tiga sistem jaringan yaitu (Savitri, 2008) :

2

Page 3: Lap.batang

1. Epidermis

Jaringan ini terdiri dari selapis sel yang menyelubungi

batang dan sering kali ditutupi oleh kutikula. Pada beberapa

jenis tumbuhan, epidermis dapat lebih dari satu lapis sel

(epidermis ganda dan multiple epidermis) (Iserep. 1993).

2. Korteks

Korteks merupakan daerah diantara epidermis dan silinder

pembuluh paling luar. Korteks batang sebagian besar terdiri

dari parenkim yang dapat berisi kloroplas (Hidayat. 1995).

3. Stele (Silinder Pusat)

Pada batang tumbuhan dikotil, stele tersusun atas perisikel

(perikambium), berkas pengangkut dan empulur. Tipe stele

yang dikenal dapat dibagi menjadi dua kelompok dasar

yaitu protostele dengan sumbu xylem padat tanpa empulur,

dikelilingi floem dan sifonostele dengan xylem tidak padat,

melainkan memiliki silender parenkim di tengah (Fahn.

1991).

3

Page 4: Lap.batang

II. Metode Kerja

A. Alat dan Bahan

Alat Jumlah Bahan Jumlah

Mikroskop 1 unit Pinus markusi Secukupnya

Cover glass 1 buah Batang Zea mays Secukupnya

Objek glass 1 buah Ricinus communis Secukupnya

Pipet tetes 1 buah Batang Cucurbita sp. Secukupnya

Koas halus 1 buah

Silet 1 buah

B. Cara Kerja

4

Buat preparat sayatan dari bahan Pinus markusi, Zea mays, Ricinus communis, Cucurbita sp.

diamati jaringan-jaringannya, sel trekeid, xilem, floem, dan kambium

Hasil

Page 5: Lap.batang

III. Hasil dan Pembahasan

A. Hasil Pengamatan

a) Sayatan Pinus markusi

Hasil Litelatur

Sayatan melintang

a

b

c

d e

(perbesaran 16x10)Keterangan :

a) Epidermisb) Sel gabusc) Floemd) Kambiume) Xilem

(Heli, 2013)

F

(perbesaran 16x10)Keterangan:

a) EmpulurSayatan membujur

a

b

Gambar

5

Page 6: Lap.batang

(perbesaran: 16x10)Keterangan:

a) Epidermisb) Jaringan pengngkut

b) Sayatan melintang Cucurbita sp.

Hasil Litelatur

a

b

c

(perbesaran 16x10)

Keterangan:

a) Empulur

b) Floem

c) Xilem

(Heli, 2013)

Gambar

c) Sayatan membujur batang Zea mays

Hasil Litelatur

6

Page 7: Lap.batang

a b

c

d

(perbesaran 16x10)

Keterangan :

a) Xilem

b) Epidermis

c) Floem

d) Korteks

(Heli, 2013)Gambar

d) Sayatan melintang Ricinus communis

Hasil Litelatur

a

b

c

d

(perbesaran16x10)

Keterangan :

a) Korteks

b) Floem

c) Kambium

d) Xilem

(Heli, 2013)Gambar

B. Pembahasan

7

Page 8: Lap.batang

Pada praktikum kali ini mengenai pengamatan terhadap

jaringan pengangkut dan batang. Bahan yang digunakan

diantaranya batang Pinus markusi, Ricinus communis, Zea mays,

dan Cucurbita sp.

Sebelum dilakukan pengamatan terlebih dahulu bahan

tersebut dibuat preparat dengan menyayat secara melintang

ataupun membujur, dengan tujuan untuk melihat dan

membandingkan jaringan atau organ apasajakah yang terlihat dari

kedua perlakuan tersebut. Pada sayatan batang Pinus markusi

dengan cara membujur nampak epidermis, korteks, floem,

kambium, xilem, empulur. Sayatan Cucurbita sp. nampak empulur,

floem, xilem. Sayatan pada Zea mayas nampak xilem, epidermis, floem,

korteks dan yang terakhir sayatan pada Ricinus communis nampak

korteks, floem, kambium dan xilem.

Pada keempat preparat tersebut terdapat jaringan pengngkut yaitu

xilem dan floem yang memiliki tugas masing-masing dalam proses

pertumbuhan suatu tumbuhan, seperti yang dijelaskan oleh Suradinata

(1998), bahwa Jaringan pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang

dibutuhkan oleh tumbuhan. Ada 2 macam jaringan; yakni xilem atau

pembuluh kayu dan floem atau pembuluh lapis/pembuluh kulit kayu.

Pada jaringan xilem bertugas untuk mengangkut unsur hara dari akar ke

seluruh bagian tumbuhan dengan melalui bagian-bagian dari xilem

sedangkan pada floem berfungsi sebagai pengngkut makanan dari atas

atau pada daun ke seluruh bagian tumbuhan dari hasil proses potosintesis,

sesuai yang telah dijelaskan oleh Suradinata (1998), Xilem bertugas

mengangkut air dan garam-garam mineral terlarut dari akar ke seluruh

bagian tubuh tumbuhan, sedangkan floem bertugas mengangkut hasil

fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.

Pada jaringan xilem terdapat dua macam yaitu trakea dan

trakeid, akan tetapi pada pengamtan ini tidak nampak jelas kedua

bagain tersebut dikarnakan dalam proses pengamatannya kurang.

8

Page 9: Lap.batang

Selanjutnya pengamatan terhadap kambium, dari keempat

tumbuhan yang dijadikan pengamatan hanya dua tumbuhan yang

memiliki kambium yaitu pada sayatan batang Pinus markusi, dan

batang Ricinus communis, dikarnakan kedua tumbuhan ini

merupakan tumbuhan dikotil sehingga terdapat kambium, sepseri

yang dijelaskan oleh Sutrian (1992), dari jaringan meristem

sekunder akan menghasilkan pertumbuhan sekunder yang

menyebabkan batang menjadi bertambah besar misalnya aktivitas

kambium pada batang tumbuhan dikotil akan menghasilkan

pembuluh kayu (xilem) ke bagian dalam dan pembuluh tapis

(floem) ke bagian luar.

Dari hasil pengamatan di atas bahwa terdapat perbedaan

dari tumbuahan dikotil dan monokotil, yakni pada tumbuhan

dikotil terdapat kambium seperti pada Pinus markussi dan Ricinus

communis, sedangkan pada tumbuhan monokotil tidak terdapat

seperti pada tumbuhan Zea mays dan Cucurbita sp., akan tetapi

kedua jenis tumbuhan ini memiliki kesamaan diantarnaya sama-

sam memiliki korteks, empulur, jaringan pengngkut. Pada jaringan

pengangkut tumbuhan dikotil teratur pada lingkarannya, sedangkan

pada monokotil jaringan pengnkutnya tidak teratur. Empulur dan

korteks sama-sama terdiri dari parenkim yang dapat mengandung

kloroplas.

9

Page 10: Lap.batang

Kesimpulan

Dari hasil praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa pada sayatan

batang Pinus markusi dengan cara membujur nampak epidermis, korteks, floem,

kambium, xilem, empulur. Sayatan Cucurbita sp. nampak empulur, floem, xilem.

Sayatan pada Zea mayas nampak xilem, epidermis, floem, korteks dan yang

terakhir sayatan pada Ricinus communis nampak korteks, floem, kambium dan

xilem. Keempat bahan ini terdapat jaringan pengangkut yakni xilem dan floem.

Yang termasuk tumbuhan dikotil yakni Pinus markussi dan Ricinus communis

karna pada tumbuhan keduanya terdapat kambium, sedangkan pada monokotil

ialah tumbuhan Zea mays dan Cucurbita sp.

10

Page 11: Lap.batang

Daftar Pustaka

Campbell,Neil A. 2003. Biologi. Erlangga : Jakarta.

Fahn A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. UGM Press : Yogyakarta.

Heli. 2013. Gambar Anatomi Batang Dikoti dan Monokotil.

[http://heli.blogspot.com/2013/08/struktur-dalam-batang-monokotil-dikotil.html]

(01/12/2013/ 09:34 WIB).

Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB : Bandung.

Iserep, Sumardi. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. ITB : Bandung.

Savitri, sandi, Evika, MP. 2008. Petunjuk Praktikum Struktur Perkembangan

Tumbuhan (Anatomi Tumbuhan). UIN Press : Malang.

Suradinata. 1998. Struktur Tumbuhan. Bandung : Angkasa.

Sutrian, Yayan Drs. 1992. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan Tentang Sel

dan Jaringan. PT Rineka Cipta : Jakarta.

11

Page 12: Lap.batang

Hasil Litelatur

Sayatan melintang

a

b

c

d e

(perbesaran 16x10)Keterangan :

f) Epidermisg) Sel gabush) Floemi) Kambiumj) Xilem

(Heli, 2013)

F

(perbesaran 16x10)Keterangan:

b) EmpulurSayatan membujur

a

b

(perbesaran: 16x10)Keterangan:

c) Epidermisd) Jaringan pengngkut

Gambar

12

Page 13: Lap.batang

e) Sayatan melintang Cucurbita sp.

Hasil Litelatur

a

b

c

(perbesaran 16x10)

Keterangan:

d) Empulur

e) Floem

f) Xilem

(Heli, 2013)

Gambar

f) Sayatan membujur batang Zea mays

Hasil Litelatur

a b

c

d

13

Page 14: Lap.batang

(perbesaran 16x10)

Keterangan :

e) Xilem

f) Epidermis

g) Floem

h) Korteks

(Heli, 2013)Gambar

g) Sayatan melintang Ricinus communis

Hasil Litelatur

a

b

c

d

(perbesaran16x10)

Keterangan :

e) Korteks

f) Floem

g) Kambium

h) Xilem

(Heli, 2013)Gambar

14