laporan suspensi rekonstitusi cefradin

45
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA “Sediaan Suspensi Rekonstitusi Cefradin” Kelompok 7 Disusun oleh: Almira Wedyagustiffany P17335114045 Dibimbing oleh : Angreni Ayuhastuti, M.Si., Apt.

Upload: almira-wedyagustiffany

Post on 03-Feb-2016

314 views

Category:

Documents


41 download

DESCRIPTION

laporan teknik, sekolah

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA

“Sediaan Suspensi Rekonstitusi Cefradin”

Kelompok 7

Disusun oleh:

Almira Wedyagustiffany

P17335114045

Dibimbing oleh :

Angreni Ayuhastuti, M.Si., Apt.

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG

JURUSAN FARMASI

Page 2: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

SEDIAAN SUSPENSI REKONSTITUSI

CEFRADIN

I. TUJUAN PERCOBAAN

Mampu membuat dan mengevaluasi sediaan suspensi rekonstitusi cefradin

II. LATAR BELAKANG

Dalam bidang industri farmasi, perkembangan teknologi farmasi sangat

berperan aktif dalam peningkatan kualitas produksi obat-obatan. Hal ini banyak

ditunjukkan dengan banyaknya sediaan obat yang disesuaikan dengan karakteristik

dari zat aktif obat, kondisi pasien dan peningkatan kualitas obat dengan

meminimalkan efek samping obat tanpa harus mengurangi atau mengganggu dari efek

farmakologis zat aktif obat ( Oputu, A, dkk., 2013).

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang

terdispersi dalam fase cair. Beberapa suspensi dapat langsung digunakan, sedangkan

yang lain berupa campuran padat yang harus dikonstitusikan terlebih dahulu dengan

pembawa yang sesuai sebelum digunakan (Depkes, 1995).

Praktikum ini dilakukan agar praktikan dapat membuat sediaan suspensi

rekonstitusi dengan membuat formula yang sesuai antara zat aktif dan zat tambahan

serta dapat mengevaluasi sediaan tersebut. Sediaan yang dibuat adalah suspensi

rekonstitusi karena zat aktif (Cefradin) tidak larut dalam air dan sulit larut dalam

etanol. Sediaan suspensi rekonstitusi lebih mudah ditelan dan diabsorpsi daripada

bentuk tablet sehingga mengurangi resiko iritasi pada lambung oleh zat-zat iritan.

Cefradin merupakan golongan antibiotik sefalosporin generasi pertama yang

memiliki efek farmakologi untuk infeksi saluran kemih, infeksi saluran pernapasan

dan kulit, (Hoan, Tan dan Kirana Rahardja, 2007). Sediaan suspensi rekonstitusi ini

ditujukan pada anak umur 3 – 12 tahun untuk pengobatan infeksi saluran pernapasan.

Cara kerja cefradin yaitu dengan menghambat sintesis dinding sel pada Streptococcus

pneumoniae, yang dihambat merupakan reaksi transpeptidase tahap ketiga dalam

rangkaian pembentukan dinding sel, (Riftania, Falahi M., 2009).

Page 3: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

III. TINJAUAN PUSTAKA

1. Bahan aktif

Zat aktif Cefradin

Struktur

(British Pharmacopoeia Volume I & II, hlm 1)

Rumus

molekul

C16H19N3O4S BM = 349.4

(British Pharmacopoeia Volume I & II, hlm 1)

Titik lebur Tidak ditemukan (British Pharmacopoeia Volume I & II, TPC, USP)

Pemerian Serbuk putih atau sedikit kuning, serbuk higroskopik.

(British Pharmacopoeia Volume I & II, hlm 1)

Kelarutan Sedikit larut dalam air, praktis tidak larut di etanol 96%.

(British Pharmacopoeia Volume I & II, hlm 2)

Stabilita Panas : Stabilitas kimia dari suspensirekonstitusi (disimpan di

temperature antara -200-800 . Stabil pada tempat dingin,

temperature 20C-80C. Degradasi terjadi signifikan pada

temperature 400, 600 dan 800 setelah 3 hari, 4 jam dan 1 jam,

kurang dari 10% degradasi terjadi pada -200, 40 dan 250 .

(The Pharmaceutical Codex, hlm 782)

Cahaya : Terlindung dari cahaya. (British Pharmacopoeia, hlm 5)

Air : Larutan dapat cepat terdegradasi dalam kondisi netral atau

basa, pada kondisi asam dapat stabil dalam beberapa hari dalam

kulkas. (The Pharmaceutical Codex, hlm 782)

pH : 3.0 – 5.0 (The Pharmaceutical Codex, hlm 782)

Inkompabilita

s

Agen pengoksidasi

(USP Convention, Safety data sheet)

Keterangan

lain

Antibakteri sefalosporin.

(British Pharmacopoeia Vol. I & II, hlm 1)

Page 4: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

(British Pharmacopoeia, hlm 5)

Kadar

penggunaan

Tidak ditemukan (USP, Clarke’s Analysis of Drugs and Poisons,

British Pharmacopoeia dan TPC)

2. Zat tambahan

a. Sukrosa

Zat Sukrosa

Sinonim Beet sugar; cane sugar; a-D-glucopyranosyl-b-D-fructofuranoside; refined sugar; saccharose; saccharum; sugar. (Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th, hlm 703)

Struktur

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 703)

Rumus molekul C12H22O11

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 703)

Titik lebur 160–1860C (dengan dekomposisi)

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 704)

Pemerian Sukrosa adalah gula yang didapat dari tebu, sugarbeet dll. Tidak

mengandung bahan tambahan lain. Kristal tidak berwarna,

berbentuk bongkahan, atau serbuk kristal putih. Tidak berbau dan

berasa manis.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 704)

Kelarutan Dengan kloroform praktis tidak larut, dengan etanol 1:400, etanol

95% 1:170, propan-2-ol 1:0.5, air 1:0.5 dan 1:0.2 di suhu 1000C

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 704)

Stabilita Stabil pada suhu kamar, berubah menjadi karamel ketika

Page 5: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

dipanaskan di atas suhu 1600C

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 704)

Inkompabilitas Serbuk sukrosa mungkin terkontaminasi oleh yang dapat

menimbulkan inkompabilitas dengan bahan aktif, sukrosa juga

mungkin terkontaminasi oleh sulfit dari proses penyulingan

sukrosa mungkin menyerang/memecahkan tutup alumunium.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 706)

Keterangan lain Kegunaan sukrosa sebagai pengikat untuk granulasi basah, bahan

penyalut untuk tablet, bahan perasa untuk meningkatkan rasa

atau untuk meningkatkan kekentalan

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 703-704)

b. Na CMC

Zat Na CMC

Sinonim Akucell; Aqualon CMC; Aquasorb; Blanose; Carbose D; carmellosum natricum; Cel-O-Brandt; cellulose gum; Cethylose; CMC sodium; E466; Finnfix; Glykocellan; Nymcel ZSB; SCMC; sodium carboxymethylcellulose; sodium cellulose glycolate; Sunrose; Tylose CB; Tylose MGA; Walocel C; Xylo-Mucine.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 119)Struktur

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 119)

Rumus molekul USP mendeskripsikan sodium karboksimetilselulosa merupakan

garam sodium yang berasal dari sebuah polikarboksimetil eter

selulosa.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 119)

Page 6: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

Titik lebur 2270C - 2520C. (Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 119)

Pemerian Putih, hampir putih, tidak berbau, tidak berasa, serbuk granul.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 119)

Kelarutan Praktis tidak larut dalam aseton, etanol 95%, eter dan toluene.

Mudah terdispersi dalam air pada semua suhu.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 119)

Stabilitas Stabil walaupun bersifat higroskopik. Pada kelembaban yang

tinggi CMC Na dapat menyerap > 50% air.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 119)

Inkompabilitas Larutan asam kuat, dan garam iron yang terlarut dan beberapa

logam seperti alumunium, merkuri dan zinc. Tidak sesuai dengan

xanthagum. Pengendapan mungkin terjadi pada pH< 2 dan bila

dicampur dengan etanol 95%. Tidak sesuai dengan gelatin dan

pectin.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 120)

Keterangan lain Coating agent; stabilizing agent; suspending agent; disintegran tablet dan kapsul; tablet binder; peningkat viskositas; agen penyerap air(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 120)

c. Aerosil

Zat Aerosil (Colloidal Silicon Dioxide)

Sinonim Aerosil; Cab-O-Sil; Cab-O-Sil M-5P; colloidal silica; fumed silica; fumed silicon dioxide; hochdisperses silicum dioxid; SAS; silicacolloidalis anhydrica; silica sol; silicic anhydride; silicon dioxidecolloidal; silicon dioxide fumed; synthetic amorphous silica;Wacker HDK.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 185)

Struktur

O = Si = O

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 592)

Rumus molekul SiO2 BM= 60.08

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 185)

Page 7: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

Titik lebur 16000C

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 186)

Pemerian Serbuk amorf, tidak berasa, tidak berbau.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 186)

Kelarutan Praktis tidak larut dalam pelarut organik, air dan asam kecuali

asam fluorida, larut dalam larutan alkali hidroksida panas.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 186)

Stabilitas Aerosil merupakan serbuk higroskopik tetapi menyerap sejumlah

air tanpa mencairkan.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 187)

Inkompatibilitas Inkompatibilas dengan dietilstilbestrol.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 187)

Keterangan lain Kegunaan sebagai adsorben, anticaking, penstabil emulsi,

suspending agent, penghancur tablet.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 187)

d. Natrium benzoat

Zat Natrium Benzoat

Sinonim Benzoic acid sodium salt; Benzoate of soda; E211; Natrii benzoas; Natrium benzoicum; Sobenate; Sodii benzoas; Sodium benzoate.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 627)

Struktur

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 627)

Rumus molekul C7H5NaO2 BM 144.11

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 627)

Titik lebur Tidak ditemukan (HOPE 6th ed, FI IV, Farmakope Jepang)

Pemerian Serbuk putih atau kristal; sedikit higroskopik, tidak berbau atau

Page 8: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

hampir tidak berbau dan memiliki rasa kurang manis dan asin.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 627)

Kelarutan Dalam etanol 95% 1:75 dalam etanol 90% 1:50, dalam air 1:1.8 dan

1: 1.4 pada suhu 100oC.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 628)

Stabilita Larutan cair akan steril oleh autoclaving atau filtrasi. Bagian terbesar harus disimpan di wadah tertutup baik suhu sejuk dan tempat kering.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 627)

Inkompabilitas Inkompatibilitas dengan 4 bagian; gelatin; garam kalsium, garam

ferri, dan garam berkadar besi tinggi termasuk perak, timah hitam

dan merkuri. Pengawetan dapat mengurangi interaksi dengan

kaolin atau surfaktan aniorik.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 628)

Keterangan lain Natrium benzoat digunakan untuk anti pertumbuhan mikroba dalam

kosmetik, makanan atau obat. Digunakan dalam konsentrasi 0.02-

0.5% dalam pemerian oral.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 627-628)

ADI = 5mg/kg

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 629)

Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 627)

Kadar penggunaan

Obat oral 0.02 - 0.5%

Parenteral 0.5%

Kosmetik 0.1 - 0.5%

Page 9: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 627)

e. Amilum Maydis

Zat Amilum Maydis

Sinonim Amido; amidon; amilo; amylum; C*PharmGel; Eurylon; fecule;Hylon; maydis amylum; Melojel; Meritena; oryzae amylum; Pearl;Perfectamyl; pisi amylum; Pure-Dent; Purity 21; Purity 826; solani amylum; tritici amylum; Uni-Pure.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 685)

Struktur

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 685)

Rumus molekul (C6H10O5)n

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 686)

Titik lebur Tidak ditemukan (HOPE, Farmakope Indonesia IV)

Pemerian Serbuk sangat halus, berwarna putih

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 687)

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dingin dan atanol 96 %.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 688)

Stabilitas Stabil jika terlindung dari kelembaban tinggi. Menjadi bahan

kimia dan mikrobiologi pada kondisi di bawah normal.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 689)

Inkompatibilitas Agen pengoksidasi.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 689)

Keterangan lain Tablet and capsule diluent; tablet and capsule disintegrant; tablet binder; thickening agent. (Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 685)

Penyimpanan Disimpan pada keadaan tertutup di tempat sejuk, kering.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 689)

Page 10: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

f. PVP

Zat Polyvinylpyrolidone (PVP)

Sinonim E1201; Kollidon; Plasdone; poly[1-(2-oxo-1 pyrrolidinyl)ethylene]; polyvidone; polyvinyl pyrrolidone; povidonum; Povipharm; PVP; 1- vinyl-2-pyrrolidinone polymer.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 581)Struktur

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 581)

Rumus molekul (C6H9NO)n

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 581)

Titik lebur 1500C (Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 582)

Pemerian Serbuk putih sampai krem keputihan, tidak berbau atau hampir

tidak berbau. Serbuk higroskopik.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 581)

Kelarutan Mudah larut dalam asam, kloroform, etanol 95%, keton,

methanol, dan air; praktis tidak larut dalam eter, hidrokarbon,

dan minyak mineral. Dalam air, konsentrasi dari larutan hanya

dibatasi oleh viskositas larutan yang dihasilkan, yang merupakan

fungsi dari nilai.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 581)

Stabilita PVP stabil dalam pemanasan siklus pendek antara 1100-1300C sterilisasi uap dari air tidak mengubah sifat-sifatnya. Larutan berair yang rentan terhadap pertumbuhan jamur dan akibatnya membutuhkan penambahan pengawet yang cocok. Povidon dapat disimpan dalam kondisi biasa tanpa mengalami dekomposisi atau degradasi.(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 581)

Inkompabilitas Akan membentuk molecular dalam larutan dengan sulfatiazole,

Page 11: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

natrium salisilat, asam salisilat, penobarbital dan tannin.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 581)

Keterangan lain Digunakan sebagai disintegrant, suspending agent, tablet binder

dan dissolution enhancer.

ADI = 25 mg/kg

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 581)

Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, di tempat sejuk, kering

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 583)

Kadar penggunaan Carrier for drugs 10–25%Dispersing agent sampai dengan 5%Eye drops 2–10%Suspending agent sampai dengan 5%Tablet binder, tablet diluents, atau coating agent 0.5–5 %

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 582)

g. Aquadest

Zat Air suling (Aqua destillata)

Sinonim Aqua; Aqua purificata; Hydrogen oxide.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 766)

Struktur

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 766)

Rumus molekul H2O

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 766)

Titik lebur 00C

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 766)

Pemerian Jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan cairan tidak berasa.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 766)

Kelarutan Larut dalam pelarut polar.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 766)

Stabilitas Secara kimia stabil pada berbagai wujud (es, cairan dan uap).

Page 12: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 766)

Inkompabilitas Air dapat bereaksi dengan obat-obatan dan eksipien yang rentan

terhadap hidrolisis. Air dapat bereaksi dengan logam alkali,

kalium oksida, magnesium oksida, garam anhidrat membentuk

hidrat, bereaksi dengan beberapa bahan organik dan kalium

karbida.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 768)

Keterangan lain Kegunaan aqua destilata sebagai pelarut untuk pembuatan obat

dan sediaan farmasi.

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 766)

IV. DOSIS

Perhitungan dosis :

Untuk anak sehari 25 mg/kg BB – 50 mg/kg BB (Martindale, hlm 232)

Sehari 2 – 4 kali

1 kali = 25 mg /kg

2 BB = 12.5 mg/kg BB

Anak umur 3 tahun :

1 kali = 15 kg x 12.5 mg/kg BB = 187.5 mg

/ 2.5 ml

1 hari = 15 kg x 25 mg/kg = 375 mg

/ 5 ml

- Kadar sediaan = 0.1875 g

2.5 ml x 100 % = 7.5%

= 7.5 g

100 ml x 60 ml = 4.5 g

Anak umur 7 tahun

1 kali = 23 kg x 12.5 mg/kg = 287.5 mg

0.2875 g4.5 g

x 60 ml = 3.8 ml = 4 ml

Jadi, 1 kali = 287.5 mg

/ 4 ml

1 hari = 23 kg x 25 mg/kg = 575 mg

/ 8 ml

Anak umur 12 tahun

Page 13: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

1 kali = 36 kg x 12.5 mg/kg = 450 mg

0.45 g4.5 g

x 60 ml = 6 ml

Jadi, 1 kali = 450 mg

/ 6 ml

1 hari = 36 kg x 25 mg/kg = 900 mg

/ 12 ml

Dosis anak :

Umur 3 – 7 tahun = sehari 2–4 x 2.5 ml – 4 ml

Umur 7 – 12 tahun = sehari 2-4 x 4 ml - 12 ml

V. TINJAUAN SEDIAAN

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang

terdispersi dalam fase cair. Sediaan yang digolongkan sebagai suspensi adalah

sediaan seperti tersebut di atas, dan tidak termasuk kelompok suspensi yang lebih

spesifik, seperti suspensi oral, suspensi topikal, dan lain-lain. Beberapa suspensi

dapat langsung digunakan, sedangkan yang lain berupa campuran padat yang harus

dikonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai segera sebelum

digunakan. (Depkes, 1995).

Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara intra vena dan intratekal. Suspensi

yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu harus mengandung zat

antimikroba yang sesuai untuk melindungi kontaminasi bakteri, ragi dan jamur

seperti yang tertera pada Emulsa dengan beberapa pertimbangan penggunaan

pengawet antimikroba juga berlaku untuk suspensi. Sesuai sifatnya, partikel yang

terdapat dalam suspensi dapat mengendap pada dasar wadah bila didiamkan.

Pengendapan seperti ini dapat mempermudah pengerasan dan pemadatan sehingga

sulit terdispersi kembali, walaupun dengan pengocokan. Untuk mengatasi masalah

tersebut, dapat ditambahkan zat yang sesuai untuk meningkatkan kekentalan dan

bentuk gel suspensi seperti tanah liat, surfaktan, poliol, polimer atau gula. Yang

sangat penting adalah bahwa suspensi harus dikocok baik sebelum digunakan untuk

menjamin distribusi bahan padat yang merata dalam pembawa, hingga menjamin

keseragaman dan dosis yang tepat. Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup

rapat, (Depkes. 1995).

Page 14: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

VI. SPESIFIKASI SEDIAAN

1. Bentuk sediaan : Suspensi rekonstitusi

2. Warna sediaan : Warna merah

3. Rasa sediaan : Manis

4. Bau : Bau khas

5. pH sediaan : 4.0 – 5.0

6. Kadar sediaan : 7.5 %

7. Volume sediaan :25.913 g

botol

8. Viskositas sediaan: 200 – 500 cp

VII. PENDEKATAN FORMULA

No. Nama Bahan Jumlah Kegunaan

1 Cefradin 7.5 %

bv

Zat aktif

2 CMC Na0.5 %

bv

Suspending agent

3 Sirupus simplex20 %

bv

Pemanis

4 Natrium benzoat0.1 %

bv

Pengawet

5 PVP 1 %

bv

dari massa granul

Bahan pengikat

6 Aerosil 0.2 % bv

Anticaking

7 Amilum5 %

bv

Disintegrant

8 Pewarna merah qs Pewarna

Page 15: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

VIII. PENIMBANGAN

Dibuat sediaan 7 botol (@ 60ml) = 420 ml

IX. PERHITUNGAN BAHAN

Penimbangan atau pembuatan di tambah 10%, maka sediaan dikali 1.1

Jumlah sediaan yang dibuat = 7 botol x 60 ml = 420 ml

= 420 ml x 1.1 = 462 ml = 500 ml

Zat yang dibuat granul (fase dalam)

1. Sukrosa = 20 g

100 ml x 500 ml = 100 g

2. Natrium benzoat = 0.1 g

100 ml x 500 ml = 0.5 g

3. Cefradin = 7.5 g

100 ml x 500 ml = 37.5 g 100 g + 0.5 g + 37.5 g + 0.05 g

+ 25 g = 163.05 g

4. Pewarna = 0.01 g100 ml

x 500 ml = 0.05 g

5. Amilum = 5 g

100 mlx 500 ml = 25 g

6. PVP = 5g

100 g x 163.05 g = 1.6 g

Total massa granulasi = 163.05 g + 1.6 g = 164.65 g

No

.

Nama Bahan Jumlah yang Ditimbang

1. Cefradin 37.5 gram

2. CMC Na 1.8 gram

3. Sirupus simplex 100 gram

4. Natrium benzoat 0.5 gram

5. PVP 1.6 gram

6. Aerosil 0.72 gram

7. Amilum 25 gram

8. Pewarna merah qs

Page 16: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

Massa granul setelah dikeringkan = 153.683 g

Kadar air = 1% ( Dispensasi)

Botol suspensi yang diperoleh = 0.99 x153.683 g

164.65 g x 7 botol

= 6.468 botol = 6 botol

Zat yang dibuat fase luar

1. Na. CMC = 0.5 g

100 ml x 60 ml = 0.3 g x 6 botol = 1.8 g

2. Aerosil = 0.2 g

100 ml x 60 ml =

0.12 g/ botol x 6 = 0.72 g

Massa granul yang dimasukkan ke dalam botol

= 153.683 g+1.8 g

6 botol = 25.913 g / botol

X. PERHITUNGAN ADI

1. Natrium benzoat

ADI untuk natrium benzoat = 5 mgkg

BB

Untuk anak umur 3 tahun = 15 kg x 5 mgkg

= 75 mg

0.1 g100 ml

x 5 ml = 0.005 gram = 5 mg

5 mg 75 mg (memenuhi)

Untuk anak umr 7 tahun = 23 kg x 5 mgkg

= 115 mg

0.1 g100 ml

x 8 ml = 0.008 gram = 8 mg

8 mg ¿ 115 mg (memenuhi)

Untuk anak umr 12 tahun = 36kg x 5 mgkg

= 180 mg

0.1 g100 ml

x 12 ml = 0.012 gram = 12 mg

12 mg ¿ 180 mg (memenuhi)

Page 17: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

2. PVP

Untuk anak umur 3 tahun = 15 kg x 25 mg

kg = 375 mg

1 g100 ml

x 5 ml = 0.05 gram = 50 mg

50 mg ¿ 375 mg (memenuhi)

Untuk anak umr 7 tahun = 23 kg x 25 mg

kg = 575 mg

1 g100 ml

x 8 ml = 0.08 gram = 80 mg

80 mg ¿ 575 mg (memenuhi)

Untuk anak umr 12 tahun = 36 kg x 25 mg

kg = 900 mg

1 g100 ml

x 12 ml = 0.12 gram = 120 mg

120 mg ¿ 900 mg (memenuhi)

XI. PROSEDUR PEMBUATAN

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Kalibrasi botol coklat

- Memasukkan air kran sebanyak 60 ml ke dalam gelas ukur

- Menuangkan air keran ke dalam botol coklat

- Ditandai dengan label pada misniskus bawah air

- Membuang air kran, lalu botol dikeringkan

3. Menghaluskan sukrosa di dalam mortir, gerus ad halus.

4. Mengayak masing-masing bahan yang dibuat di fase dalam yaitu sukrosa,

natrium benzoat, cefradin, pewarna merah, dan amilum dengan ayakan mesh

40.

5. Mengayak masing-masing bahan yang dibuat di fase luar yaitu Na. CMC dan

aerosol dengan ayakan mesh 60.

6. Penimbangan bahan yang sudah diayak dengan menggunakan neraca analitik.

Menimbang cefradin sebanyak 37.5 gram di kertas perkamen besar.

Menimbang sukrosa 100 gram di kertas perkamen besar.

Menimbang natrium benzoat 0.5 gram di kertas perkamen.

Page 18: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

Menimbang Na. CMC sebanyak 1.8 gram di kertas perkamen.

Menimbang PVP sebanyak 1.6 gram di kertas perkamen.

Menimbang aerosil sebanyak 0.12 gram/ botol di kertas perkamen.

Menimbang pewarna sebanyak 0.05 gram di kertas perkamen.

Menimbang amilum sebanyak 25 gram di kertas perkamen besar.

7. Melarutkan PVP yang sudah ditimbang dengan 5 ml etanol 96%.

8. Pembuatan massa granul

Memasukkan sukrosa, natrium benzoat, cefradin, pewarna dan amilum ke

dalam mortir dengan perbandingan setiap bahannya 1 : 1.

Mencampur semua bahan yang ada di dalam mortir ad homogen dengan

menggunakan sudip.

Menambahkan PVP yang telah dilarutkan dengan etanol 96% sedikit demi

sedikit menggunakan pipet sampai terbentuk massa granul yang mudah

dikepal.

Massa granul yang telah terbentuk diayak dengan ayakan mesh 12, lalu

dikeringkan kurang lebih 30 menit dengan cara diangin-anginkan pada

suhu ruang.

9. Menimbang total massa granul setelah dikeringkan dan menghitung kadar air

pada massa granul.

10. Memasukkan aerosil yang sudah ditimbang ke dalam masing-masing botol.

11. Massa granul yang telah ditimbang kembali, dimasukkan ke dalam mortir.

12. Memasukkan Na. CMC ke dalam mortir, campur ad homogen dengan massa

granul.

13. Menimbang campuran massa granul dan Na. CMC dan dimasukkan ke dalam

botol sebanyak 25.913 g.

14. Diberi etiket, brosur dan wadah takar dan dimasukkan ke dalam kemasan

sekunder.

XII. DATA PENGAMATAN EVALUASI SEDIAAN

Page 19: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

No. Jenis Evaluasi Prinsip evaluasi Jumlah

sampel

Hasil

pengamatan

Syarat

Evaluasi Fisika

A 1.Organoleptik

- Warna

- Bau

- Rasa

(Farmakope Indonesia

V: 1521)

Dengan metode visual

dan nonvisual. Untuk

warna dengan indera

penglihatan, bau dengan

indera penciuman, dan

rasa dengan indera

pengecap.

1 botol

Larutan

berwarna

merah,

memiliki bau

khas, rasanya

manis.

Larutan

berwarna

merah,

memiliki bau

khas, dan

rasanya

manis.

2. Bobot jenis

(Farmakope Indonesia

V: 1563)

Menggunakan

piknometer. Menimbang

terlebih dahulu berat

piknometer kosong dan

piknometer berisi larutan

sediaan tersebut, hitung

selisih berat. Massa

bobot jenis didapat

dengan cara hasil selisih

dibagi volume sediaan

yang dimasukkan pada

piknometer.

1 botol g

ml

Sediaan

sekitar 1 g

ml

3. pH sediaan

(Farmakope Indonesia

V: 1563)

Menggunakan pH meter

yang sesuai.1 botol 5.0

pH sediaan

4.0 – 5.0

4. Viskositas

(Farmakope Indonesia

V: 1562)

Menggunakan

viscometer stormer 1 botol 30 cp 200 -500

cp

5.Homogenitas Meneteskan sediaan

dengan pipet tetes ke

kaca arloji, kemudian

diratakan menggunakan

sudip, diamati partikel

homogeny atau tidak.

1 botol Partikel

homogen Partikel

homogen

Page 20: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

Dilakukan triplo.

6. Uji redispersi Masukkan sediaan ke

botol bening kemudian

diputar 1800 .

1 botol Terdispersi

kembali

7. Volume

sedimentasi

Memasukkan sediaan ke

dalam gelas ukur.

Volume yang diisikan

merupakan volume awal

(Ho) dan perubahan

volume (Hv) diukur dan

dicatat selama 1 minggu

1 botolF =

5.210.1

= 0.5

F = HvHo

F ≤ 1

8. Uji waktu

rekonstitusi

Sediaan suspensi kering

ditambahkan air 60 ml.

Dihitung waktu terhadap

kecepatan suspensi

kering terlarut.

1 botol 17 detik< 30 detik

Evaluasi Biologi

2. a. Uji efektivitas

pengawet

(Farmakope Indonesia

V, hlm) 1354)

Menyediakan wadah

bakteriologi tertutup

steril, diinokulasi tiap

wadah dengan satu

inokula baku yang telah

disiapkan, diaduk.

Volume suspensi inokula

yang digunakan antara

0.5% dan 1% dari

sediaan. Kadar mikroba

yang uji yang

ditambahkan sekitar 105

dan 106 koloni/ml

1 botol Dispensasi

Jika sama

sekali tidak

terjadi

koagulasi,

tidak ada

satupun dari

cawan yang

mengandung

koloni.

b. Uji batas mikroba

(Farmakope Indonesia

V, hlm 1347)

Uji menggunakan

mikroba, Candida

albicans, E coli,

Pseudomonas

1 botol Dispensasi 100 koloni

setelah

inkubasi.

Page 21: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

aeruginosa, dan

Staphylococcus aureus

tidak boleh lebih dari

lima fase.

Evaluasi Kimia

3. a. Uji kadar sediaan

(Farmakope Indonesia

V, hlm 599)

Kromatografi lapis tipis

desintometer1 botol Dispensasi

Tidak

kurang dari

0.8% vb

b. Identifikasi Spektrum serapan

inframerah zat yang

telah dikeringkan dan

dilarutkan dalam

kloroform

1 botol Dispensasi

Pengamatan Volume Sedimentasi

Hari ke- 1 2 3 4 5

Pukul 14.25 WIB 13.00 WIB 12.56 WIB 15.30 WIB 15.30 WIB

Ho 10.1 cm 10.1 cm 10.1 cm 10.1 cm 10.1 cm

Hv 10.1 cm 4.3 cm 4 cm 3.8 cm 3.8 cm

Pengamatan Uji Redispersi

Hari ke- Pukul Hasil Pengamatan

1 14.25 WIB Teredispersi kembali

3 12.56 WIB Teredispersi kembali

5 15.30 WIB Teredispersi kembali

XIII. PEMBAHASAN

Page 22: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

Pada praktikum ini dibuat sediaan suspensi rekonstitusi cefradin. Cefradin

dibuat sediaan suspensi rekonstitusi karena cefradin sukar larut dalam air dan

merupakan antibiotik yang kurang stabil dalam air, (Lawrence, 2007). Formula yang

digunakan pada sediaan suspensi rekonstitusi yaitu cefradin sebagai zat aktif, Na

CMC sebagai suspending agent, PVP sebagai bahan pengikat, aerosol sebagai

anticaking, sirupus simpleks sebagai pemanis, natrium benzoat sebagai pengawet,

amilum sebagai disintegran, dan pewarna merah sebagai pewarna pada sediaan.

Cefradin merupakan golongan antibiotik sefalosporin yang memiliki efek

farmakologi untuk infeksi saluran kemih, infeksi saluran pernapasan dan kulit, (Hoan,

Tan dan Kirana Rahardja, 2007). Sediaan suspensi rekonstitusi ini ditujukan untuk

pengobatan infeksi saluran pernapasan. Cara kerja cefradin yaitu dengan menghambat

sintesis dinding sel pada Streptococcus pneumoniae, yang dihambat merupakan reaksi

transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian pembentukan dinding sel, (Riftania,

Falahi M., 2009).

Pembuatan suspensi rekonstitusi cefradin dibutuhkan suspending agent

dikarenakan bahan aktif sukar larut dalam air sehingga memungkinkan terjadi

pengendapan setelah direkonstitusikan. Suspending agent berfungsi sebagai zat untuk

memberikan viskositas dengan demikian menghambat sedimentasi partikel, (Anonim,

2006 ). Suspending agent yang digunakan yaitu Na CMC 0.5 % untuk memperlambat

terjadinya pengendapan pada dasar botol.

Bahan pengikat yang ada dalam formula sediaan berfungsi untuk memberi daya

adhesi pada massa serbuk saat proses granulasi, (Anonim, 2006). Bahan pengikat

dapat diberikan dalam bentuk serbuk ataupun larutan. Bahan pengikat yang digunakan

dalam sediaan ini yaitu PVP dalam bentuk serbuk yang dilarutkan dalam etanol. PVP

yang digunakan sebesar 1% dari jumlah massa granul. Pada proses granulasi, dengan

adanya bahan pengikat (PVP yang sudah dilarutkan) akan membasahi permukaan

partikel yang akan digranul selanjutnya terbentuk liquid bridges antar partikel.

Partikel yang berikatan akan semakin banyak sehingga terjadi pembesaran granul,

(Anonim, 2006).

Disintegran merupakan bahan penghancur pada obat. Penambahan disintegran

pada sediaan suspensi rekonstitusi yaitu amilum 5 %, bertujuan untuk mempercepat

penghancuran massa granul setelah direkonstitusikan dengan sejumlah air.

Zat aktif yang digunakan pada suspensi rekonstitusi sukar larut dalam air

sehingga memungkinkan terjadi pengendapan. Penyimpanan sediaan dalam beberapa

Page 23: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

hari akan menyebabkan pengendapan walaupun telah ditambahkan suspending agent

untuk memperlambat terjadinya proses pengendapan. Pengendapan dalam waktu lama

akan menyebabkan caking pada dasar botol sehingga diperlukan anticaking yaitu

aerosol 0.2%.

Permasalahan lain yang dihadapi dalam pembuatan suspensi rekonstitusi ini yaitu,

cefradin tidak memiliki rasa sehingga dapat mengurangi akseptabilitas pada pasien.

Ditambahkan eksipien sukrosa pada sediaan sebagai pemanis sebanyak 20 % untuk

meningkatkan akseptabilitas pada pasien.

Penggunaan air sebagai pelarut di dalam sediaan setelah direkonstitusikan dapat

menimbulkan pertumbuhan mikroorganisme karena air merupakan media yang baik

untuk pertumbuhan mikroorganisme dan penggunaan gula sebagai nutrisi

pertumbuhan mikroorganisme. Selain itu sediaan suspensi ini merupakan sediaan

multiple dose sehingga rentan terkontaminasi mikroorganisme, oleh karena itu

ditambahkan natrium benzoat 0.1 % ke dalam pembuatan sediaan yang berfungsi

sebagai antimikroba, (Rowe, 2009).

Zat aktif cefradin berwarna putih sehingga setelah direkonstituskan dengan

sejumlah air sediaan suspensi akan berwarna putih. Hal ini dapat mengurangi

akseptabilitas pada pasien karena warna sediaan kurang menarik sehingga diberikan

pewarna merah 0.01 %.

Pembuatan sediaan dilebihkan 10% untuk menghidari terjadinya kekurangan total

pada sediaan. Pada proses pembuatan dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

seperti saat mencampurkan bahan-bahan di mortir, kemungkinan ada bahan yang

keluar dari mortir atau tumpah sehingga dapat mengurangi total jumlah pada sediaan.

Proses pembuatan suspensi rekonstitusi dengan cara granulasi, sehingga bahan-

bahan yang digunakan perlu diayak terlebih dahulu sebelum dilakukan penimbangan,

kecuali PVP karena dilarutkan dalam etanol. Pengayakan bahan dilakukan untuk

menyeragamkan ukuran partikel bahan.

Pembuatan dengan cara granulasi dilakukan dengan dua fase yaitu, fase dalam

dan fase luar. Bahan yang termasuk fase dalam yaitu sukrosa, natrium benzoat,

cefradin, amilum dan pewarna diayak menggunakan ayakan mesh 40. Bahan yang

termasuk fase luar yaitu, Na. CMC dan aerosol diayak menggunakan ayakan mesh 60.

Bahan yang dibuat fase dalam merupakan bahan yang dijadikan massa granul.

Setelah seluruh bahan dicampurkan di dalam mortir, kemudian ditambahkan PVP dan

etanol 96% dengan cara diteteskan sampai terbentuk massa granul yang dapat dikepal.

Page 24: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

Massa granul yang telah dibuat kemudian diayak menggunakan ayakan mesh 12. Pada

saat praktikum, ayakan yang digunakan adalah mesh 14 sehingga terdapat perbedaan

ukuran granul yang lebih kecil dibanding dengan yang menggunakan ayakan mesh 12.

Granul yang telah terbentuk, lalu dikeringkan dengan cara dianginkan pada suhu

ruang.

Bahan yang dibuat fase luar yaitu Na. CMC dicampurkan dengan granul yang

telah dikeringkan, sedangkan aerosil langsung dimasukkan ke dalam botol setelah

ditimbang. Campuran granul dan Na. CMC kemudian ditimbang dan dimasukkan ke

dalam botol.

Sediaan suspensi rekonstitusi disimpan pada botol kaca berwarna coklat.

Penggunaan botol kaca berwarna coklat bertujuan untuk mencegah rusaknya zat aktif

cefradin apabila terkena cahaya matahari. Penyimpanan harus wadah tertutup rapat

dan pada suhu ruang, (Lawrence. 2007).

Dilakukan uji evaluasi setelah sediaan dibuat. Sediaan dalam botol

direkonstitusikan dengan sejumlah air, kemudian dilakukan evaluasi. Pertama,

dilakukan evaluasi fisika yaitu organoleptik, terdiri dari bau, rasa dan warna,. Evaluasi

ini dilakukan secara fisik menggunakan indra penciuman, pengecap dan penglihatan.

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa sediaan suspensi rekonstitusi cefradin memiliki

bau khas, rasa yang manis, dan berwarna merah karena ditambahkan pewarna merah.

Kedua, melakukan uji bobot jenis sediaan suspensi. Uji bobot jenis ini dilakukan

dengan cara menimbang piknometer kosong, menimbang piknometer berisi air, dan

menimbang piknometer berisi sediaan kemudian didapat hasil perhitungan bobot jenis

sediaan. Bobot jenis sediaan suspensi didapat sebesar 0.88 g/ml.

Ketiga, pengukuran pH sediaan dilakukan setelah aquadest ditambahkan ad 80%,

ditambahkan hingga tanda batas. Dimulai dengan memasukkan indikator pH ke

dalam sediaan, setelah itu dicek sesuai dengan spesifikasi sediaan yaitu pH berada di

rentang 4.0 – 5.0. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa sediaan memiliki pH 5.0.

Keempat, melakukan uji viskositas sediaan suspensi rekonstitusi cefradin. Uji

viskositas ini dilakukan menggunakan viskometer stormer dengan cara mengisikan

sediaan ke tempat yang telah disediakan sampai penuh (sesuaikan jumlah bahan

dengan no spindel). Memilih spindel yang sesuai dengan kekentalan sedian dan

pasang (hati-hati), turunkan hingga spindel tercelup ke dalam bahan sampai tanda

batas. Spindel yang digunakan saat praktikum yaitu nomor 3. Viskositas sediaan yang

didapat sebesar 30 cp. Viskositas yang didapat tidak sesuai dengan syarat spesifikasi,

Page 25: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

karena seharusnya sediaan suspensi memiliki viskositas sekitar 200 cp – 500 cp. Hal

ini terjadi dapat dikarenakan penggunaan suspending agent Na. CMC dengan

kosentrasi rendah, sehingga untuk mendapatkan viskositas yang lebih baik diperlukan

penggunaan suspending agent dengan konsentrasi yang lebih ditingkatkan.

Kelima, dilakukan uji homogenitas dengan cara memipet sediaan kemudian

diteteskan pada kaca arloji, lalu diratakan dengan sudip dan diamati kehomogenan

partikel sediaan. Dilakukan sebanyak tiga kali. Hasil evaluasi didapat bahwa sediaan

suspensi homogen, partikel dari sediaan hampir memiliki ukuran seragam.

Keenam dilakukan uji volume sedimentasi. Uji volume sedimentasi dilakukan

selama 5 hari, dihitung dari hari saat proses pembuatan sediaan. Pada hari pertama

dilakukan pengamatan pada pukul 14.25 WIB, didapat Ho = 10.1 cm dan Hv = 10.1

cm. Hari kedua dilakukan pengamatan pada pukul 13.00, didapat Ho = 10.1 cm dan

Hv = 4.3 cm. Hari ketiga dilakukan pengamatan pada pukul 12.56 WIB, didapat Ho =

10.1 cm dan Hv = 4 cm. Hari keempat dilakukan pengamatan pada pukul 15.30 WIB

didapat Ho = 10.1 dan Hv = 3.8 cm dan hari kelima dilakukan pengamatan pada pukul

15.30 WIB didapat Ho = 10.1 dan Hv = 3.8 cm . Didapat rata-rata Ho = 10.1 dan Hv =

5.2 cm, sehingga volume sedimentasi (f) = 0.5.

Ketujuh dilakukan uji waktu rekonstitusi dengan cara sediaan suspensi kering di

dalam botol bening, kemudian ditambahkan air ad 60 ml. Dihitung waktu terhadap

kecepatan suspensi kering terlarut. Dilakukan sebanyak tiga kali. Didapat rata-rata

waktu uji rekonstitusi sedian yaitu 17 detik.

Kedelapam dilakukan uji redispersi dengan cara memasukkan sediaan ke botol

bening kemudian diputar 180o. Mengamati sediaan dapat teredispersi kembali atau

tidak. Uji redispersi diamati selama empat hari, dimulai dari hari saat pembuatan

sediaan, hari kedua setelah pembuatan sediaan, hari keempat setelah pembuatan

sediaan dan hari ke tujuh setelah pembuatan sediaan. Pada hari pertama, botol sediaan

diputar satu kali, sediaan langsung teredispersi kembali. Hari kedua, dibutuhkan

pengocokan botol sebanyak 27 kali samapi seluruh sediaan teredispersi kembali,

dikarenakan adanya sedikit caking pada dasar botol. Hari keempat, dibutuhkan

pengocokan botol sebanyak 30 kali untuk sediaan teredispersi kembali. Pada hari

keempat, caking pada dasar botol semakin banyak dan mengeras sehingga sulit untuk

teredispersi kembali.

Sediaan suspensi rekonstitusi yang disimpan dalam botol akan menyebabkan

pengendapan dan caking pada dasar botol sehingga pada etiket dan brosur harus

Page 26: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

tertera tulisan “Kocok Dahulu Sebelum Digunakan” untuk menjamin distribusi bahan

padat yang merata dalam pembawa, hingga menjamin keseragaman dan dosis yang

tepat, (Depkes, 1995).

XIV. KESIMPULAN

Formulasi yang tepat untuk sediaan yang dibuat adalah sebagai berikut

No

.

Nama Bahan Jumlah Kegunaan

1Cefradin

7.5 % bv

Zat aktif

2CMC Na

0.5 % bv

Suspending agent

3Sirupus simplex

20 % bv

Pemanis

4Natrium benzoat

0.1 % bv

Pengawet

5PVP

1 % bv

dari massa

granul

Bahan pengikat

6 Aerosil 0.2 % bv

Anticaking

7Amilum

5 % bv

Disintegrant

8 Pewarna merah qs Pewarna

Berdasarkan evaluasi fisika yang telah dilakukan, sediaan suspensi rekonstitusi

Cefradin memenuhi syarat walaupun terdapat hasil evaluasi yang tidak memenuhi

syarat spesifikasi yaitu viskositas dan uji resdispersi. Viskositas sediaan didapat 30 cp,

seharusnya sediaan suspensi rekonstitusi memiliki viskositas sekitar 200 cp – 500 cp.

Pada uji redispersi, sediaan membutuhkan waktu cukup lama untuk teredispersi

kembali.

Page 27: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

XV. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Excipient Development for Pharmaceutical, Biotechnology, and

Drug Delivery System. US: CRC Press

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV.

Jakarta: Departemen Kesehatan.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia edisi V.

Jakarta: Departemen Kesehatan.

Hoan, Tan Tjay dan Kirana Raharja. 2007 Obat-Obat Penting, Ed VI. Jakarta:

PT Elex Media Komputindo.

Lawrence. 2007. United Stated Pharmacopeial NF. US: United States.

Lund, W. 1994. The Pharmaceutical Codex 12th edition. The Parmaceutical Press,

London.

Oputu, Arifin., dkk. 2013. Farmasetika Dasar. Universitas Sumatra Utara.

Riftania, Falahi M. 2009. Kajian Penggunaan Antibiotik pada Pasien Anak Rawat

Jalan Terdiagnosa Infeksi Saluran Pernafasan Atas. Skripsi Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Rowe Raymond C, Paul J Sheskey, dan Marian E Quinn.2009. Handbook of

Pharmaceutical excipient 6th. USA: Pharmaceutical Press.

The stationery Office. 2007. British Pharmacopoeia 2007. London: The stationery

Office.

Page 28: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

XVI. LAMPIRAN

Kemasan Sekunder :

Page 29: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

Etiket :

Page 30: Laporan Suspensi Rekonstitusi Cefradin

Brosur :