makalah abortus

35
MAKALAH ABORTUS Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu Mata Kuliah Asuhan Kegawatdaruratan Dosen : Widia Ariani, SST Disusun Oleh : Kelompok 2 | Tingkat 2A Asih Sutantri Dennaz Herdianita Lusy Ritmawanty

Upload: sopan-supriadi

Post on 17-Nov-2015

23 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

makalah SCL abortus

TRANSCRIPT

MAKALAHABORTUS

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas IndividuMata Kuliah Asuhan Kegawatdaruratan

Dosen : Widia Ariani, SST

Disusun Oleh :Kelompok 2 | Tingkat 2A

Asih SutantriDennaz HerdianitaLusy Ritmawanty

YAYASAN ADHI GUNA KENCANA BANDUNGAKADEMI KEBIDANAN BHAKTI NUGRAHA SUBANG2015KATA PENGANTAR

Allhamdulilah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah_Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Abortus. Salawat beserta salam kami sanjungkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan sekarang.Terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kami juga menyadari bahw tugas makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan, untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan tugas makalah ini.

Subang, Maret 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iDAFTAR ISI iiBAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang 11.2 Rumusan Masalah 21.3 Tujuan Khusus 21.4 Manfaat 2BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian Aborsi 32.2 Jenis Aborsi 32.3 Penyebab Aborsi 52.4 Resiko Aborsi 62.5 Kasus Aborsi 82.6 Pembahasan 9BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan 113.2 Saran 11DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangAborsi dapat dikatakan sebagai pengguguran kandungan yang di sengaja dan saat ini menjadi masalah yang hangat diperdebatkan. Pengertian aborsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996) abortus (aborsi) didefinisikan sebagai terjadi keguguran janin; melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tak menginginkan bakal bayi yang dikandung itu).Menurut Potter&Perry (2010), setengah dari kehamilan di Amerika Serikat adalah tidak direncanakan; sebagian besar kehamilan yang tidak direncanakan terjadi pada remaja, wanita berusia di atas 40 tahun, dan wanita Afrika-Amerika yang berpenghasilan rendah. Hampir setengah dari kehamilan yang tidak diharapkan berakhir dengan aborsi.Sementara itu, kendati dilarang, baik oleh KUHP, UU, maupun fatwa MUI atau majelis tarjih Muhammadiyah, praktik aborsi (pengguguran kandungan) di Indonesia tetap tinggi dan mencapai 2,5 juta kasus setiap tahunnya dan sebagian besar dilakukan oleh para remaja.Aborsi atau pengguguran kandungan seringkali identik dengan hal-hal negatif bagi orang-orang awam. Bagi mereka, aborsi adalah tindakan dosa, melanggar hukum dan sebagainya. Namun, sebenarnya tidak semua aborsi merupakan tindakan yang negatif karena ada kalanya aborsi dianjurkan oleh dokter demi kondisi kesehatan ibu hamil yang lebih baik.Ketika seorang wanita memilih aborsi sebagai jalan untuk mengatasi kehamilan yang tidak diinginkan, maka wanita tersebut dan pasangannya akan mengalami perasaan kehilangan, kesedihan yang mendalam, dan/atau rasa bersalah.Dalam kasus aborsi yang dianjurkan dokter, perawat tak hanya sebagai conselor atau peran dan fungsi perawat yang lain, tetapi juga dapat menjalankan prinsip dan asas etik keperawatan yang ada untuk membantu pasien menghadapi pilihan yang telah dipilih (aborsi).1.2 Rumusan Masalah1. Apa definisi aborsi?2. Apa saja jenis-jenis aborsi?3. Apa penyebab yang mendorong terjadinya aborsi?4. Bagaimana dampak aborsi?5. Apa contoh kasus aborsi yang terjadi di Indonesia?

1.3 Tujuan Khusus1. Mengetahui definisi aborsi2. Mengetahui jenis-jenis absorsi3. Mengetahui faktor yang mendorong terjadinya aborsi4. Mengetahui dampak aborsi5. Mengetahui contoh kasus aborsi yang terjadi di Indonesia

1.4 ManfaatDapat mengetahui dan menanggapi kasus aborsi berdasarkan prinsip dan asas etik keperawatan

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian AborsiPengertian aborsi menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008) adalah terpencarnya embrio yang tak mungkin lagi hidup (sebelum habis bulan keempat dari kehamilan).Pengertian aborsi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana di Indonesia adalah : 1) Pengeluaran hasil konsepsi pada stadium perkembangannya sebelum masa kehamilan yang lengkap tercapai (38-40 minggu); 2) Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan (berat kurang dari 500 gram atau kurang dari 20 minggu).Pada UU kesehatan, pengertian aborsi dibahas secara tersirat pada pasal 15 (1) UU Kesehatan Nomor 23/1992 disebutkan bahwa dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu. Maksud dari tindakan medis tertentu, yaitu aborsi.Sementara aborsi atau abortus menurut dunia kedokteran adalah kehamilan berhenti sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Apabila janin lahir selamat sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, disebut kelahiran prematur.Wanita dan pasangannya yang menghadapi kehamilan yang tidak diinginkan biasanya mempertimbangkan aborsi. Alasan untuk memilih aborsi berbeda-beda, termasuk mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan atau ketika mengetahui janin memiliki kelainan (Perry&Potter, 2010).

2.2 Jenis AborsiKlasifikasi abortus atau aborsi berdasarkan dunia kedokteran, yaitu:1. Abortus spontaneaAbortus spontanea merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan. Aborsi ini dibedakan menjadi 3 yaitu :a. Abortus imminens, pada kehamilan kurang dari 20 minggu terjadi perdarahan dari uterus atau rahim, dimana janin masih didalam rahim, serta leher rahim belum melebar (tanpa dilatasi serviks).b. Abortus insipiens, istilah ini kebalikan dari abortus imminens, yakni pada kehamilan kurang dari 20 minggu,terjadi pendarahan,dimana janin masih didalam rahim, dan ikuti dengan melebarnya leher rahim(dengan dilatasi serviks)c. Abortus inkompletus, keluarnya sebagian organ janin yang berusia sebelum 20 minggu, namun organ janin masih tertinggal didalam rahim2. Abortus kompletus, semua hasil konsepsi(pembuahan) sudah di keluarkan 3. Abortus provokatusBerbeda dengan abortus spontanea yang prosesnya tiba-tiba dan tidak diharapkan tapi tindakan abortus harus dilakukan. Maka pengertian aborsi atau abortus jenis provokatus adalah jenis abortus yang sengaja dibuat atau dilakukan, yakni dengan cara menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup diluar tubuh ibu atau kira-kira sebelum berat janin mencapai setengah kilogram.Abortus provakatus dibagi menjadi 2 jenis:a)Abortus provokatus medisinalis/artificialis/therapeuticus. Abortus yang dilakukan dengan disertai indikasi medis. Di indinesia yang dimaksud dengan indikasi medik adalah demi menyelamatkan nyawa ibu. Indikasi medis yang dimaksud misalnya: calon ibu yang sedang hamil tapi punya penyakit yang berbahaya seperti penyakit jantung, bila kehamilan diteruskan akan membahayakan nyawa ibu serta janin, sekali lagi keputusan menggugurkan akan sangat dipikirkan secara matang.b)Abortus provokatus kriminalis, istilah ini adalah kebalikan dari abortus provokatus medisinalis, aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya indikasi medik (ilegal). Dalam proses menggugurkan janin pun kurang mempertimbangkan segala kemungkinan apa yang akan terjadi kepada wanita / calon ibu yang melakukan tindakan aborsi ilegal. Biasanya pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau obat-obat tertentu.4. Abortus habitualisAbortus habitualis termasuk abortus spontan namun habit ( kebiasaan) yang terjadi berturut-turut tiga kali atau lebih.5. Missed abortionKematian janin yang berusua sebelum 20 minggu, namun janin tersebut tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih, dan terpaksa harus dikeluarkan. Missed abortion digolongkan kepada abortus imminens.6. Abortus septikTindakan menghentikan kehamilan karena tindakan abortus yang disengaja (dilakukan dukun atau bukan ahli ) lalu menimbulkan infeksi. Perlu diwaspadai adalah tindakan abortus yang semacam bisa membahayakan hidup dan kehidupan

2.3 Penyebab AborsiSetiap tindakan pasti ada yang menyebabkannya. Berikut beberapa penyebab aborsi dilakukan :1. UmurUmur menjadi pertimbangan seseorang wanita memilih abortus. Apalagi untuk calon ibu yang merasa masih terlalu muda secara emosional,fisik belum matang, tingkat pendidikan rendah dan masih terlalu tergantung pada orang lain masalah umur yang terlalu tua untuk mengandungpun menjadi penyebab abortus2. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekatJarak kehamilan yang terlalu rapat menjadi alasan abortus, karena jika tidak dilakukan abortus akan menyebabkan pertumbuhan janin kurang baik, bahkan menimbulkan pendarahan hal itu disebabkan karena keadaan rahim yang belum pulih benar

3. Paritas ibuParitas adalah banyaknya kelahiran hidup (anak) yang dimiliki wanita. Resiko paritas tinggi , banyak wanita melakukan abortus.4. Riwayat kehamilan yang laluWanita yang sebelumnya pernah abortus, kemungkinan besar akan dilakukan abortus lagi . penyebabnya yang lainnya masih banyak, seperti calon ibu yang memiliki penyakit berat hingga takut bila ia melahirkan anaknya, anaknya akan tertular penyak it pula, ada juga masalah ekonomi banyak anak banyak pengeluaran dan lain sebagainya.

Selain penyebab di atas, aborsi juga dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu :a) Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini ialah :1) Kelainan kromosom, terutama trisomi autosom dan monosomi2) Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna.3) Pengaruh teratogen akibat radiasi, firus, obat-obatan, tembakaou dan alkoholb) Kelainan pada plasenta, misalnya enderteritis vili korialis karena hipotensi menahun.c) Faktor maternal, seperti pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan, toksoplasmosis.d) Kelainan traktus genitalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester kedua), retroversi uteri, dan kelainan bawaan uterus.

2.4 Resiko AborsiAborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang. Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi.Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi: 1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik2. Resiko gangguan psikologis

1. Resiko kesehatan dan keselamatan fisikPada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku Facts of Life yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:a. Kematian mendadak karena pendarahan hebatb. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagalc. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungand. Rahim yang sobek (Uterine Perforation)e. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat padaanak berikutnya.f. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)g. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)h. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)i. Kanker hati (Liver Cancer)j. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacatpada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.k. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)l. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)m. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)2. Resiko kesehatan mentalProses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.

Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai Post-Abortion Syndrome (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam Psychological Reactions Reported After Abortion di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994).Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini:1. Kehilangan harga diri (82%)2. Berteriak-teriak histeris (51%)3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)4. Ingin melakukan bunuh diri (28%)5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya. Rasa bersalah tersebut dapat menyebabkan stres psikis atau emosional, yaitustres yang disebabkan karena gangguan situasi psikologis (Hidayat, 2007).2.5 Kasus AborsiASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL Ny. S G2P1A0 UMUR 28 TAHUN UMUR KEHAMILAN 12 MINGGU DENGAN ABORTUS INKOMPLIT DI RS KASIH IBU TAHUN 2013

Tanggal Masuk / Jam : 31 Maret 2013 / 09.00 WIBNo. Register : 604884I. PENGKAJIAN1. Identitas PasienNama : Ny. S Nama : Tn. YUmur : 28 tahun Umur : 30 tahunAgama : Islam Agama : IslamSuku Bangsa : Jawa Indonesia Suku Bangsa : Jawa IndonesiaPendidikan : SMA Pendidikan : SMKPekerjaan : Swasta Pekerjaan : SwastaAlamat : Perum Grand Mangesti A11, Gentan, Baki2. Anamnesa (Data Subyektif)1) Keluhan UtamaIbu mengatakan cemas dan perut bagian bawah terasa nyeri mulai tanggal 27 Maret 2013, tanggal 28 Maret 2013 mengeluarkan darah sedikit-sedikit dan tanggal 31 Maret 2013 mulai jam 08.30 WIB mengeluarkan darah banyak bergumpal dari jalan lahir. 2) Riwayat Menstruasia) Menarche : Ibu mengatakan haid pertama kali umur 12 tahun.b) Siklus : Ibu mengatakan siklus haid 28 30 hari.c) Banyaknya : Ibu mengatakan 2 3 kali ganti pembalut.d) Lamanya : Ibu mengatakan lamanya haid 6 7 hari.e) Sifat darah : Ibu mengatakan sifat darah haidnya encer dan warnanya merah.f) Teratur/Tidak teratur : Ibu mengatakan haidnya teratur setiap bulannya.g) Dismenorhea : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami dismenorhea.3) Riwayat Keluarga BerencanaIbu mengatakan setelah kelahiran anak pertama pernah menggunakan KB Suntik 3 bulan selama 2 tahun, tidak ada keluhan kemudian dilepas karena ingin mempunyai anak lagi.4) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang laluNoTgl/ Tahun persalinanTempat pertolonganUsia kehamilanJenis persalinanPenolongPenyulit p/persalinanAnak

JKBBPB

.

5) Riwayat kehamilan sekarang1) HPHT : 28 Desember 20122) HPL : 04 September 20133) Gerakan janin : Ibu mengatakan belum merasakan gerakan janin.4) Obat yang dikonsumsi : Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat lain kecuali obat yang diberikan dari bidan berupa tablet Fe dan vitamin.5) Keluhan-keluhan pada Trimester I : Ibu mengatakan mual dan muntah6) Setiap pagi hari.ANC : Ibu mengatakan 2 kali di bidan pada waktu umur kehamilan 1 bulan dan umur kehamilan 2 bulan.6) Penyuluhan yang pernah didapata) Imunisasi TT : Ibu mengatakan 1 kali, dibidan yaitu pada umur kehamilan 2 bulanb) Kekhawatiran khusus : Ibu mengatakan merasa cemas dan khawatir dengan kondisi kehamilannya saat ini.7) Riwayat Penyakita) Riwayat penyakit sekarangIbu mengatakan tanggal 31 Maret 2013 mengeluarkan darah banyak, bergumpal dari jalan lahir, sejak 3 hari yang lalu perut bagian bawah terasa nyeri dan mengeluarkan darah sedikit.b) Riwayat penyakit keluargaIbu mengatakan dalam keluarganya baik dari pihak dirinya dan pihak suami tidak pernah memiliki riwayat penyakit menurun seperti jantung, DM, hipertensi ataupun penyakit menular seperti TBC, hepatitis dan epilepsi.

8) Pola Sehari-hariNoPola sehari-hariSebelum HamilSaat Hamil

1Pola Nutrisia. Makan FrekuensiJenis MakananMakanan Pantang

b. MinumJenis MinumanFrekuensi

2 kali / hariBeranekaragamTidak ada

Air putih, Teh8 gelas / hari

2 kali / hariBeranekaragamTidak ada

Air putih, Teh, Susu8 gelas / hari

2Pola Eliminasia. BAKFrekuensiWarnab. BABFrekuensiKonsistensi Warna

4 - 5kali / hariKuning jernih

1 x / hariLembekKuning

6 7 kali / hariKuning jernih

1 2 x / hariLembek Kuning kadang kecoklatan

3Pola istirahat dan tidurSiang 1 jam, malam 8 jamSiang 2 jam, malam 8 jam

4Personal HygieneMandi Gosok gigiKeramasPerawatan payudara

Perawatan vulva2 x / hari2 x / hari3 x / mingguTidak pernah

Setelah BAK dan BAB membasuh vulva dari depan ke belakang2 x / hari2 x / hari3 x / minggu1x/ minggu dengan menggunakan baby oil + kapasSetelah BAK dan BAB membasuh vulva dari depan ke belakang

5Pola aktivitas

Ibu mengerjakanpekerjaan rumah tanggaIbu hanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti biasa tetapi lebih ringan

6Pola seksual2 x / minggu tidak ada masalah1 x / minggu tidak ada masalah

9) Imunisasi TT 1 tanggal : Belum TT 2 tanggal : Belum10) Riwayat KB Kontrasepsi yang lalu : KB suntik 1 bulan Keluhan : tidak ada Lamanya pemakaian : 2 tahun Alasan berhenti : ingin punya anak11) Riwayat penyakit sistemik yang pernah dideritaa. Jantung: Tidak pernahb. Ginjal: Tidak pernahc. Asma / TBC: Tidak pernahd. Hepatitis: Tidak pernahe. D.M: Tidak pernahf. Hipertensi: Tidak pernahg. Epilepsi: Tidak pernahh. Lain-lain: Tidak pernah12) Riwayat penyakit KeluargaJantung: Tidak adaHipertensi: Tidak adaD.M: Tidak ada13) Riwayat SosialPerkawinan:Ibu mengatakan bahwa ini perkawinan yang pertama Kehamilan ini: Direncanakan dan diterimaPerasaan tentang kehamilan ini : Ibu merasa senangStatus perkawinan: SyahKawin 1 : Umur : 20 tahun, dengan suami umur: 22 tahunLamanya : 2 tahun, anak : - orangKawin 2 : -3. Pemeriksaan Fisika. Keadaan umum: Lemahb. Kesadaran : Compos mentis

c. TTV1) Tekanan Darah : 100/70 mmHg2) Respirasi: 22x/menit3) Nadi: 88x/menit4) Suhu: 36,5 oCd. Berat badan sebelum hamil: 45 kge. Berat badan saat ini : 46 cmf. Kenaikan BB selama kehamilan : 1 kgg. Tinggi badan : 150 cmh. LILA: 20 cmi. IMT: IMT = (Normal)j. Kepala1) Rambut:Keadaan bersih, tidak rontok, warna rambut hitam, distribusi merata, tekstur lurus2) Muka :Tidak ada oedema dan cloasma gravidarum3) Mata: Konjungtiva pucat, sclera putih4) Telinga a) Simetris: Yab) Pengeluaran: Tidak adac) Fungsi pendengaran:Baik, ditandai ibu dapat menjawab pertanyaan dengan baik5) Hidunga) Simetris: Yab) Fungsi penciuman: Baikc) Polip: Tidak ada6) Mulut dan Gigi: Bersih, tidak ada stomatitis dan caries, gusi tidak berdarahk. Leher1) Kelenjar tyroid: Tidak ada pembengkakan2) Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaranl. Dada dan Payudaraa. Dada1) Bentuk:Simetris2) Bunyi jantung:Normal, tidak ada bunyi mur-mur3) Bunyi paru-paru: Normal, tidak ada wheezing dan stridorb. Payudara1) Bentuk: Simetris2) Keadaan: Bersih3) Putting susu: Menonjol kiri dan kanan4) Benjolan: Tidak ada5) Pengeluaran: Ada berupa colostrum6) Rasa nyeri: Tidak ada7) Lain-lain: Tidak adam. Abdomen1) Inspeksi a) Membesar: Ya, Tidak sesuai usia kehamilanb) Striae : Tidak adac) Bekas luka operasi : Tidak adad) Linea nigra : Adae) Kelainan lain : Tidak ada2) Palpasi a) Leopold I: Tidak dilakukanb) Leopold II: Tidak dilakukanc) Leopold III: Tidak dilakukand) Leopod IV: Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATATanggal 31 Maret 2013 Pukul 09.30 WIB1. Diagnosa Ny. S G2P1A0 umur 28 tahun umur kehamilan 12 minggu dengan abortus inkomplit.2. Data Dasara. Ibu mengatakan ini kehamilan yang keduab. Ibu mengatakan belum pernah keguguranc. Ibu mengatakan cemasd. Ibu mengatakan menstruasi terakhir tanggal 28 Desember 2012e. Ibu mengatakan cemas dan perut bagian bawah terasa nyeri mulai tanggal 27 Maret 2013, tanggal 28 Maret 2013 mengeluarkan darah sedikit dan tanggal 31 Maret 2013 mengeluarkan darah banyak bergumpal dari jalan lahir.3. MasalahIbu merasa cemas dengan perdarahan yang dialaminya dan adanya rasa nyeri pada perut bagian bawah.4. Kebutuhan1) Memberi dorongan moral kepada ibu.2) Memberi informasi tentang keadaan ibu.

III. DIAGNOSA POTENSIALPotensial terjadinya syok hipovolemik, kekurangan darah dan infeksi.

IV. TINDAKAN SEGERAKolaborasi dengan dokter obsgyn dan dokter anestesi dengan advisa. Puasakan pasien sampai selesai curettageb. Siapkan tindakan curettagec. Infus RL 20 tpmd. Siapkan O2e. Siapkan anastesi (ketalar 20 mg dan valium 1 ampul IV)

V. RENCANA TINDAKAN Tanggal 31 Maret 2013a. Observasi perdarahan pervaginam dan kontraksi uterus setiap 2 jamb. Observasi tanda-tanda infeksi alat genital berupa demam, nadi cepat,c. perdarahan, berbau, uterus membesar dan lembek, nyeri tekan.d. Beri suport mental pada ibue. Anjurkan ibu untuk berdoaf. Siapkan informed consent tindakan kuretaseg. Hadirkan orang yang dianggap penting bagi ibuh. Siapkan peralatan kuretase dan anjurkan ibu untuk berpuasai. Lakukan perawatan pre curet dengan mengosongkan kandung kemihj. Anjurkan ibu untuk tetap istirahat di tempat tidurk. Kolaborasi dengan dokter SpOG dan dokter anestesi dalam pemberian terapi :1) Infuse RL 20 tetes/ menit2) Penicilin 1 juta UI + cephalosporin 5 mg (3 x 1) sehari

VI. PELAKSANAAN Tanggal 31 Maret 2013 Pukul 10.10 WIBa. Memberitahu keluarga dan ibu tentang kondisi ibub. Menjelaskan kepada keluarga dan ibu tindakan yang akan dilakukanc. Mengobservasi perdarahan pervaginam dan kontraksi uterus setiap jamd. Melakukan informed concent untuk persetujuan tindakan curettagee. Mengobservasi tanda-tanda infeksi alat genital berupa demam, nadif. cepat, perdarahan, berbau, uterus membesar dan lembek, nyeri tekan.g. Memberi suport mental pada ibuh. Menganjurkan ibu untuk berdoai. Menghadirkan orang yang dianggap penting bagi ibuj. Menyiapkan peralatan kuretasek. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan genetalianyal. Melakukan perawatan pre curet dan anjurkan ibu untuk berpuasam. Menganjurkan ibu untuk tetap istirahat di tempat tidurn. Mengkolaborasi dengan dokter SpOG dan dokter anestesi untuk tindakan anestesi / kuretasi dan dalam pemberian terapi :1) Infuse RL 20 tetes/ menit2) Penicilin 1 juta UI + cephalosporin 5 mg (3 x 1) sehariVII. EVALUASI Tanggal 31 Maret 2013 Pukul 21.00 WIBa. Keadaan Umum : CukupKesadaran : ComposmentisVital sign : TD : 110/70 mmHg R : 20 x/menitN : 80 x/menit S : 36,50 Cb. Pengeluaran pervaginam berupa darah dan stolselc. Kontraksi uterus lemah, Jumlah perdarahan kurang lebih 50 ccd. Tidak terjadi tanda-tanda infeksi alat genitale. Ibu telah mengerti dan mampu menerima keadaannya saat ini, tetapi ibu masih merasa cemas dan khawatir dengan keadaannya saat ini.f. Perawatan pre kuret sudah dilakukan dan ibu sudah berpuasa serta kandung kemih telah kosong.g. Ibu sudah beristirahat di tempat tidur.h. Sudah kolaborasi dengan dokter SpOG dan dokter anestesi1) Infuse RL 20 tetes/ menit2) Penicilin 1 juta UI (sudah diinjeksikan pada pukul 10.00 WIB) dan antibiotik cephalosporin 5 mg (3 x 1) seharii. Rencana tindakan kuretase dilakukan jam 21.20 WIB.

2.6 PembahasanKasus aborsi di atas merupakan kasus aborsi illegal. Karena dilakukan atas dasar malu atau takut terhadap keluarga pelaku, bukan dari saran dokter karena janin memiliki kelainan atau membahayakan kesehatan si ibu. Selain itu, proses aborsi yang dilakukan pun tidak sesuai bidang kedokteran dengan meminum pil sakit kepala bercampur minuman bersoda.Berdasarkan asas etik keperawatan, kasus aborsi yang telah disebutkan di atas diperbolehkan sesuai dengan asas etik autonomy (otonomi) yang dimiliki pelaku aborsi. Pelaku aborsi boleh memilih dan memutuskan untuk melakukan aborsi tanpa paksaan sebab keputusan itu adalah hak dia. Tetapi, melanggar asas beneficience (berbuat baik / manfaat). Karena kasus di atas bukanlah merupakan tindakan yang baik dan tidak memberikan manfaat apa pun, sekalipun alasannya karena takut atau malu atas janin yang dikandungnya pada keluarga dan orang lain.Ketika seorang wanita memilih aborsi sebagai jalan untuk mengatasi kehamilan yang tidak diinginkan, maka wanita tersebut dan pasangannya akan mengalami perasaan kehilangan, kesedihan yang mendalam, dan/atau rasa bersalah (Perry&Potter, 2010).

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanAborsi dapat dikatakan sebagai pengguguran kandungan yang di sengaja dan saat ini menjadi masalah yang hangat diperdebatkan. Klasifikasi abortus atau aborsi berdasarkan dunia kedokteran, yaitu: abortus spontanea, abortus provokatus, abortus habitualis, missed abortion dan abortus septik. aborsi dapat terjadi karena beberapa sebab,yaitu: kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, kelainan pada plasenta, faktor maternal, kelainan traktus genitalia dan malu (aborsi ilegal).Berdasarkan asas autonomy (otonomi), keputusan aborsi yang diambil pada kasus aborsi adalah hak klien (orang yang melakukan aborsi). Tetapi, pada kasus aborsi ilegal seperti contoh, hal tersebut melanggar asas beneficience (asas manfaat / berbuat baik) sebab, aborsi ilegal bukan perbuatan baik dan dapat membahayakan kesehatan pelaku aborsi tersebut.3.2 SaranSaran penulis, seorang perawat yang sedang merawat klien yang akan melakukan aborsi, hendaknya ciptakan suasana yang membuat klien dapat berdiskusi secara terbuka tentang aborsi, agar tidak terjadi pelanggaran terhadap asas-asas yang ada.

DAFTAR PUSTAKAIsmani, Nila. 2000. Etika Keperawatan. Jakarta:Widya Medika.Mansjoer, Arif., Kuspuji T.,dkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta:Media Aesculapius.Mansjoer, Arif., Kuspuji T.,dkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta:Media Aesculapius.Potter, Patricia A. dan Anne G. Perry. 2010. Fundamental Keperawatan Buku 2. Jakarta:Salemba Medika.Hidayat, A.A. Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:Salemba Medika.Sumber Online :Aborsi.org. 2004. Resiko Aborsi. Alamat : http://www.aborsi.org/resiko.htm.Kompas.com.2012. Mahasiswa Aborsi Pakai Pil Sakit Kepala. Alamat : http://megapolitan.kompas.com/read/2012/05/03/15561555/Mahasiswi.Aborsi.Pakai.Pil.Sakit.Kepala.4syamm. 2010. Etika Keperawatan. Alamat : http://4syamm.wordpress.com/2010/12/01/etika-keperawatan.20