makalah pcl 4 masalah

21
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara majemuk, dengan penduduknya yang terdiri dari beberapa suku bangsa dan budaya berbeda. Kemajemukan tersebut menimbulkan beberapa kesenjangan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara jika tidak adanya peraturan yang dijunjung tinggi oleh penduduk dan lingkungannya. Pendidikan hadir dengan upaya agar masyarakat Indonesia dapat hidup berdampingan dan sejahtera. Pendidikan memberikan pemahaman mengenai tata cara dan aturan dasar dalam berperilaku, memberikan pengetahuan baru berupa ilmu pengetahuan dan teknologi. Pancasila merupakan dasar negara sekaligus ilmu pengetahuan dasar yang wajib diketahui serta dipahami oleh bangsa Indonesia secara menyeluruh dan dalam setiap lapisan masyarakat. Hal ini dikarenakan dalam pancasila terdapat paradigma yang mencerminkan karakter bangsa Indonesia yang beranekaragam, namun memiliki persatuan yang kokoh dalam membangun bangsanya sebagaimana tercantum dalam penggalan isi Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 sebagai tujuan Negara Indonesia. Pancasila Sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK 1

Upload: nora-dwi-saputri

Post on 08-Nov-2015

222 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

nn

TRANSCRIPT

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangIndonesia merupakan negara majemuk, dengan penduduknya yang terdiri dari beberapa suku bangsa dan budaya berbeda. Kemajemukan tersebut menimbulkan beberapa kesenjangan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara jika tidak adanya peraturan yang dijunjung tinggi oleh penduduk dan lingkungannya. Pendidikan hadir dengan upaya agar masyarakat Indonesia dapat hidup berdampingan dan sejahtera. Pendidikan memberikan pemahaman mengenai tata cara dan aturan dasar dalam berperilaku, memberikan pengetahuan baru berupa ilmu pengetahuan dan teknologi.Pancasila merupakan dasar negara sekaligus ilmu pengetahuan dasar yang wajib diketahui serta dipahami oleh bangsa Indonesia secara menyeluruh dan dalam setiap lapisan masyarakat. Hal ini dikarenakan dalam pancasila terdapat paradigma yang mencerminkan karakter bangsa Indonesia yang beranekaragam, namun memiliki persatuan yang kokoh dalam membangun bangsanya sebagaimana tercantum dalam penggalan isi Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 sebagai tujuan Negara Indonesia.Pancasila tercantum sebagai ilmu dasar diberbagai lapisan pendidikan. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang seiring dengan banyaknya kebutuhan manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih dikenal dengan IPTEK menimbulkan berbagai dampak baik positif maupun negatif. Bangsa Indonesia yang menjadikan pancasila sebagai dasar negara diharapkan dapat menerapkannya dalam perkembangan IPTEK yang telah mendominasi kehidupan di abad ini. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis membuat makalah dengan judul Pancasila Sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK.

1.2 Rumusan Masalah1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Pancasila dan paradigma?1.2.2 Bagaimanakah perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi?1.2.3 Bagaimanakah Pancasila sebagai paradigma perkembangan IPTEK?1.2.4 Bagaimanakah peran serta hubungan Pancasila dalam IPTEK?

1.3 Tujuan Makalah1.3.1 Mengetahui definisi Pancasila dan paradigma.1.3.2 Mengetahui perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi. 1.3.3 Menerangkan dan memahami pentingnya nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai dasar perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi.1.3.4 Memahami peran serta hubungan Pancasila dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi.

1.4 Manfaat Makalah1.4.1 Bagi Para PembacaMakalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pentingnya menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi (IPTEK).1.4.2 Bagi PembacaMakalah ini dapat dijadikan sebagai sumber ilmu baru yang dapat menambah wawasan sehingga bisa dipergunakan sebagai bahan tambahan dalam perkuliahan Pendidikan Pancasila.

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pancasila dan Paradigma2.1.1 Pengertian PancasilaPancasila, yang berarti lima dasar atau lima asas, adalah nama dasar Negara Republik Indonesia. Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad XIV,yaituterdapat dalam buku Nagarakertagama karangan Prapanca dan buku Sutasoma karangan Tantular. Dalam buku Sutasoma istilah Pancasila di samping mempunyai arti berbatu sendi yang kelima (dari bahasa Sansekerta, juga mempunyai arti pelaksanaan kesusilaan yang lima (Pancasila Krama). Pancasila secara etimologis, Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata Panca dan Syila, Panca artinya lima dan Syila artinya alas atau dasar. Jadi Pancasila artinya lima dasar (aturan) yang harus ditaati dan dilaksanakan. Didalam agama Budha juga terdapat istilah Pancasila yang ditulis dalam bahasa Pali yaitu Pancha Sila yang artinya lima larangan atau lima pantangan sebagai berikut :1. Tidak boleh melakukan kekerasan.2.Tidak boleh mencuri.3.Tidak boleh berjiwa dengki.4.Tidak boleh berbohong.5.Tidak boleh mabuk minuman keras atau obat-obatan terlarang.Pengertian Pancasila secara terminologis, istilah Pancasila dipergunakan oleh Ir.Soekarno yang dicetuskan dalam pidatonya didepan sidang BPUPKI (Dokuritsu Ziumbi Tyoosakai) pada tanggal 1 Juni 1945. Pancasila adalah dasar Negara Indonesia yang merupakan identitas Negara Indonesia dan tidak dimiliki oleh negara lain. Pengertian Pancasila secara Historis, proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr. Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah, khususnya akan dibahas pada sidang tersebut. Masalah tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tampilah pada sidang tersebut tiga orang pembicara yaitu Mohammad Yamin, Soepomo dan Soekarno.Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam sidang tersebut Ir. Soekarno berpidato secara lisan (tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia. Kemudian untuk memberikan nama Pancasila yang artinya lima dasar, hal ini menurut Soekarno atas saran dari salah seorang temannya yaitu seorang ahli bahasa yang tidak disebutkan namanya.Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, kemudian keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 disahkannya Undang-Undang Dasar 1945 termasuk Pembukaan UUD 1945 di mana didalamnya termuat isi rumusan lima prinsip atau lima prinsip sebagai satu dasar negara yang diberi nama Pancasila. Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi bahasa Indonesia dan merupakan istilah umum. Walaupun dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah Pancasila, namun yang dimaksudkan Dasar Negara Republik Indonesia adalah disebut dengan istilah Pancasila. Hal ini didasarkan atas interpretasi historis terutama dalam rangka pembentukan calon rumusan dasar negara, yang secara spontan diterima oleh peserta sidang secara bulat.2.1.2 Pengertian ParadigmaParadigma secara etimologis, paradigma berasal dari bahasa Yunani para bermakna di samping, di sebelah, dan dikenal; diegma berarti suatumodel, teladan, arketif, dan ideal. Sedangkan menurut terminologis, paradigma adalah konstruks berpikir berdasarkan pandangan yang menyeluruh da konseptual terhadap suatu masalah dengan menggunakan teori formal, eksperimentasi, dan metode yang terpercaya. Selain itu, paradigma secara terminologis juga diartikan sebagai pandangan terhadap dunia alam sekitarnya, yang merupakan perspektif umum, suatu cara untuk menjabarkan masalah-masalah dunia nyata yang kompleks. Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan. Menurut Thomas Kuhn, orang yang pertama kali mengemukakan istilah tersebut menyatakan bahwa ilmu pada waktu tertentu didominasi oleh suatu paradigma. Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan.Dengan demikian, paradigma sebagai alat bantu para illmuwan dalam merumuskan apa yang harus dipelajari, apa yang harus dijawab, bagaimana seharusnya dalam menjawab dan aturan-aturan yang bagaimana yang harus dijalankan dalam mengetahui persoalan tersebut. Suatu paradigma mengandung sudut pandang, kerangka acuan yang harus dijalankan oleh ilmuwan yang mengikuti paradigma tersebut.Dengan suatu paradigma atau sudut pandang dan kerangka acuan tertentu, seorang ilmuwan dapat menjelaskan sekaligus menjawab suatu masalah dalam ilmu pengetahuan. Sesuatu dijadikan paradigma berarti sesuatu itu dijadikan sebagai kerangka, acuan, tolok ukur, parameter, arah, dan tujuan dari sebuah kegiatan. Dengan demikian, paradigma menempati posisi tinggi dan penting dalam melaksanakan segala hal dalam kehidupan manusia.

2.2 Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi Tekhnologi pada dasarnya sudah ada sejak manusia dilahirkan. Seseorang menggunakan teknologi karena manusia berakal sehingga ia inggin hidup lebih baik, lebih aman dan sebagainya. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini.Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru dengan kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia. Sumbangan IPTEK terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidak dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa perkembangan IPTEK mendatangkan efek negatif bagi manusia. Dalam peradaban modern, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif IPTEK terhadap kehidupan umat manusia.Kini ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan temuan-temuannya melaju pesat, mendasar, spektakuler. IPTEK tidak lagi hanya sebagai sarana kehidupan tetapi sekaligus sebagai kebutuhan kehidupan manusia. Bersamaan dengan itu IPTEK telah menyentuh seluruh segi dan sendi kehidupan, dan merombak budaya manusia secara intensif, yang berakibat terjadinya perbenturan tata nilai dalam aspek kehidupan. Fenomena perombakan tersebut, misalnya :a. Dari budaya agraris-tradisional ke budaya industri modern. Peran mitos digeser oleh peran logos / akal. Yang dituntut adalah prestasi, siap pakai, keunggulan kompetitif, efisiensi, produktif dan kreatif, melupakan kaidah-kaidah normatif.b. Dari budaya nasional-kebangsaan ke budaya global-mondial. Visi, misi, nilai-nilai universal lepas dari ikatan-ikatan primordial kebangsaan, keagamaan. Akibatnya, rasa nasionalisme dan kepribadian bangsamulai luntur.Berkat kemajuan IPTEK, kini masyarakat begitu mudah berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat dunia. Terjadinya proses akulturasi dan pengaruh nilai-nilai kebudayaan antar bangsa secara langsung ataupun tidak langsung dapat mempengaruhi nilai, tata hidup, gaya hidup, sikap hidup, maupun pikiran suatu kelompok masyarakat. Untuk itu diperlukan sikap bijaksana, yaitu kesediaan untuk membuka diri terhadap tuntutan jaman, sekaligus waspada terhadap nilai-nilai sosial budaya dari luar. Hanya nilai-nilai yang sesuai dengan kepribadian kita yang kita serap. Dengan meningkatnya hubungan antar bangsa di dunia, maka pengaruh tata nilai dan budaya luar akan makin tinggi pula masuk ke Indonesia. Akibatnya jika masyarakat tidak mempunyai ketahanan mental, ideologi, dan kewaspadaan, maka dapat menjadi korban globalisasi dan pergaulan antar bangsa.Pengembangan dan penerapan IPTEK harus sejauh mungkin memenuhi kriteria ketepatgunaan, yakni :c. Segi teknis dapat dilaksanakand. Segi sosial akseptablee. Secara ekonomi dapat dipertanggungjawabkan, danf. Secara ekologi tidak menurunkan kualitas hidup

2.3 Pancasila sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK Pancasila bukan merupakan ideologi yang kaku dan tertutup, namun justru bersifat reformatif, dinamis, dan antisipatif. Dengan demikian Pancasilan mampu menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yaitu dengan tetap memperhatikan dinamika aspirasi masyarakat. Kemampuan ini sesungguhnya tidak berarti Pancasila itu dapat mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung, tetapi lebih menekan pada kemampuan dalam mengartikulasikan suatu nilai menjadi aktivitas nyata dalam pemecahan masalah yang terjadi (inovasi teknologi canggih). Kekuatan suatu ideologi itu tergantung pada kualitas dan dimensi yang ada pada ideologi itu sendiri (Alfian, 1992). Ada beberapa dimensi penting sebuah ideologi, yaitu:a. Dimensi Reality.Yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam ideologi tersebut secara riil berakar dalam hidup masyarakat atau bangsanya, terutama karena nilai-nilai dasar tersebut bersumber dari budaya dan pengalaman sejarahnya.b. Dimensi Idealisme.Yaitu nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme yang memberi harapan tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik kehidupan bersama dengan berbagai dimensinya.c. Dimensi Fleksibility.Maksudnya dimensi pengembangan Ideologi tersebut memiliki kekuasaan yang memungkinkan dan merangsang perkembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan dengan ideologi bersangkutan tanpa menghilangkan atau mengingkari hakikat atau jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada hakekatnya merupakan hasil kreatifitas rohani (jiwa) manusia. Atas dasar kreatifitas akalnya, manusia mengembangkan IPTEK untuk mengolah kekayaan alam yang diciptakan Tuhan YME. Tujuan dari IPTEK ialah untuk mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan martabat manusia, maka IPTEK pada hakekatnya tidak bebas nilai, namun terikat nilai nilai. Pancasila telah memberikan dasar nilai nilai dalam pengembangan IPTEK, yaitu didasarkan moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab.Dengan memasuki kawasan IPTEK yang diletakan diatas Pancasila sebagai paradigmanya, perlu dipahami dasar dan arah peranannya, yaitu :a. Aspek ontologiBahwa hakekat IPTEK merupakan aktivitas manusia yang tidak mengenal titik henti dalam upayanya untuk mencari dan menentukan kebenaran dan kenyataan. Ilmu Pengetahuan harus dipandang secara utuh, dalam dimensinya sebagai :1. Sebagai masyarakat, menunjukkan adanya suatu academic community yang dalam hidup keseharian para warganya untuk terus menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan.2. Sebagai proses, menggambarkan suatu aktivitas masyarakat ilmiah yang melalui abstraksi, spekulasi, imajinasi, refleksi, observasi, eksperimentasi, komparasi dan eksplorasi mencari dan menemukan kebenaran dan kenyataan.3. Sebagai produk, adalah hasil yang diperoleh melalui proses, yang berwujud karya karya ilmiah beserta implikasinya yang berwujud fisik ataupun non-fisik.b. Aspek Epistemologi, bahwa pancasila dengan nilainilai yang terkandung didalamnya dijadikan metode berpikir.c. Aspek Askiologi, dengan menggunakan nilai-nilai yang terkandung didalam pancasila sebagai metode berpikir, maka kemanfaatan dan efek pengembangan ilmu pengetahuan secara negatif tidak bertentangan dengan ideal dari pancasila dan secara positif mendukung atau mewujudkan nilai-nilai ideal pancasila.d. Sila-sila pancasila yang harus menjadi sistem etika dalam pengembangan IPTEK, diantaranya:Sila ketuhanan yang maha esa mengkomplementasikan ilmu pengetahuan mencipta, keseimbangan antara rasional dan irasional, antara akal dan kehendak. Berdasarkan sila ini IPTEK tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan dibuktikan dan diciptakan tetapi juga dipertimbangkan maksud dan akibatnya apakah merugikan manusia disekitarnya atau tidak. Pengolahan diimbangi dengan melestarikan.Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, memberikan dasar-dasar moralitas bahwa manusia dalam mengembangkan IPTEK harus bersikap beradab karena IPTEK adalah sebagai hasil budaya manusia yang beradab dan bermoral. Oleh karena itu, pengembangan Iptek harus didasarkan pada hakikat tujuan demi kesejahteraan umat manusia. Iptek bukan untuk kesombongan dan keserakahan manusia. Namun, harus diabdikan demi peningkatan harkat dan martabat manusia.Sila persatuan Indonesia mengkomplementasiakan universalitas dan internasionalisme (kemanusiaan) dalam sila-sila yang lain. Pengembangan IPTEK hendaknya dapat mengembangkan rasa nasionalisme, kebesaran bangsa serta keluhuran bangsa sebagai bagian umat manusia di dunia.Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan mendasari pengembangan IPTEK secara demokratis, artinya setiap ilmuan harus memiliki kebebasan untuk mengembangkan IPTEK juga harus menghormati dan menghargai kebebasan orang lain dan juga memiliki sikap yang terbuka untuk dikritik dikaji ulang maupun di bandingkan dengan penemuan lainnya.Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengkomplementasikan pengembangan IPTEK haruslah menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan yaitu keseimbangan keadilan dalam hubungannnya dengan dirinya senndiri maupun dengan Tuhannya, manusia dengan manusia, manusia dengan masyarakat bangsa dan negara, serta manusia dengan alam lingkungannya.Pemahaman pancasila melalui kelima silanya secara universal dapat masuk kedalam tatanan pembangunan Indonesia melalui perkembangan IPTEK. Pentingnya keselerasan diantara keduanya menjanjikan hubungan yang harmonis dalam membangun sebuah negara yang dicita-citakan. Namun, pada kenyataanya sangat sulit untuk menyeimbangkan keduanya, karena masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang plural, tidak jarang di antara masyarakat tersebut tidak memiliki etika dalam menggunakan teknologi. Hal tersebut sangat tergantung kepada tingkah laku manusia. Hasil iptek harus dapat dipertanggungjawabkan akibatnya, baik pada masa lalu, sekarang, maupun masa depan. Oleh karena itu, diperlukan suatu aturan yang mampu menjadikan pancasila sebagai roh bagi perkembangan iptek di Indonesia. Dalam hal ini pancasila mampu berperan memberikan beberapa prinsip etis pada IPTEK sebagai berikut :a. Martabat manusia sebagai subjek, tidak boleh diperalat oleh iptek.b. Harus dihindari kerusakan yang mengancam kemanusiaan.c. Iptek harus sedapat mungkin membantu manusia melepaskan kesulitan-kesulitan hidupnya.d. Harus dihindari adanya monopoli iptek.e. Harus ada kesamaan pemahaman antara ilmuwan dan agamawan. Bahwa iman dalam agama harus memancar dalam ilmu dan ilmu menerangi jalan yang telah ditunjukkan oleh iman.

2.4 Peran serta Hubungan Pancasila dalam IPTEK Negara Indonesia adalah Negara kepulauan, Jumlah pulau di Indonesia menurut data Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia tahun 2004 adalah sebanyak 17.504 buah. 7.870 di antaranya telah mempunyai nama, sedangkan 9.634 belum memiliki nama. Indonesia memiliki perbandingan luas daratan dangan lautan sebesar 2:3. Letaknya sangat strategis, di antara dua samudra yaitu samudra Hindia dan Samudra Pasifik serta dihimpit oleh dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia. Selain itu Negara kita dilintasi oleh garis khatulistiwa yang menyebabkan Indonesia beriklim tropis. Hal ini menyebabkan Indonesia sangat kaya akan fauna dan flouranya. Indonesia memiliki 10% hutan tropis dunia yang masih tersisa. Hutan Indonesia memiliki 12% dari jumlah spesies mamalia dunia dan 16% spesies binatang reptil dan ampibi, serta 1.519 spesies burung dan 25% dari spesies ikan dunia.Sebagian di antaranya adalah endemik atau hanya dapat ditemui di daerah tersebut. Selain memiliki kekayaan alam yang menakjubkan, Indonesia juga sangat kaya akan suku bangsa, budaya, agama, bahasa, ras dan etnis golongan. Sebagai akibat keanekaragaman tersebut Indonesia mengandung potensi kerawanan yang sangat tinggi pula, hal tersebut merupakan faktor yang berpengaruh terhadap potensi timbulnya konflik sosial. Kemajemukan bangsa Indonesia memiliki tingkat kepekaan yang tinggi dan dapat menimbulkan konflik etnis kultural. Arus globalisasi yang mengandung berbagai nilai dan budaya dapat melahirkan sikap pro dan kontra warga masyarakat yang menyebabkan konflik tata nilai.Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat ini menjadi bersifat multi dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri, hal ini seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, informasi dan komunikasi. Serta sarana dan prasarana pendukung didalam pengamanan bentuk ancaman yang bersifat multi dimensional yang bersumber dari permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya.Oleh karena itu. kemajuan dan perkembangan IPTEK sangat diperlukan dalam upaya mempertahankan segala kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia serta menjawab segala tantangan zaman. Dengan penguasaan IPTEK kita dapat tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sesuai dengan sila ketiga yang berbunyi Persatuan Indonesia.Maka dari itu, IPTEK dan Pancasila antara satu dengan yang lain memiliki hubungan yang kohesif. IPTEK diperlukan dalam pengamalan Pancasila, sila ketiga dalam menjaga persatuan Indonesia. Di lain sisi, kita juga harus tetap menggunakan dasar-dasar nilai Pancasila sebagai pedoman dalam mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi agar kita dapat tidak terjebak dan tepat sasaran mencapai tujuan bangsa.

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan 3.1.1 Pancasila, yang berarti lima dasar atau lima asas, adalah nama dasar Negara Republik Indonesia. Paradigma merupakan kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolok ukur, parameter, arah dan tujuan dari suatu perkembangan, perubahan, serta proses dalam suatu bidang tertentu.3.1.2 Ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan temuan-temuannya melaju pesat, mendasar, spektakuler. IPTEK tidak lagi hanya sebagai sarana kehidupan tetapi sekaligus sebagai kebutuhan kehidupan manusia. Untuk itu diperlukan sikap bijaksana, yaitu kesediaan untuk membuka diri terhadap tuntutan jaman, sekaligus waspada terhadap nilai-nilai sosial budaya dari luar. Hanya nilai-nilai yang sesuai dengan kepribadian kita yang kita serap.3.1.3 Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang tak lekang oleh waktu. Sila-sila pancasila harus menjadi sumber nilai, kerangka pikir serta basis moralitas bagi pengembangan IPTEK. Sehingga ke depannya segala perkembangan dan kemajuan IPTEK yang telah dicapai tidak salah arah dan tepat pada tujuan, yaitu menciptakan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera dengan kunci dasar persatuan rakyat Indonesia.3.1.4 Hubungan antara pancasila dengan IPTEK tidak dapat lagi ditempatkan saling bertentangan, pancasila tanpa disertai sikap kritis ilmu pengetahuan, akan menjadikan pancasila itu sebagai suatu yang represif dan kontraproduktif. Sebaliknya ilmu pengetahuan tanpa didasari dan diarahkan oleh nilai-nilai pancasila akan kehilangan arah konstruktifnya dan terdistori menjadi suatu yang akan melahirkan akibat-akibat fatal bagi kehidupan manusia.

3.2 SaranSebagai masyarakat Indonesia yang menganut ideologi pancasila, hendaknya dalam mengembangkan maupun memanfaatkan perkembangan IPTEK harus sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dan berdasarkan tujuan untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia baik untuk masa sekarang maupun masa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Hasim, A. L. 2014. Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu. http://anislestarihasim.blogspot.com/2014/01/pancasila-sebagai-dasar-pengembangan.html [diakses tanggal 12 Maret 2015].Kaelan, H. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.Novi, K. 2012. Pancasila sebagai Landasan Pengembangan IPTEK. http://kristiarjati.blogspot/2012/06/pancasila-sebagai-landasan-pengembangan.html [diakses tanggal 12 Maret 2015]. Rukiyati, dkk. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: UNY Press.Rachman, A. 2009. Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi. http://aditiaa.blogspot.com/2009/03/pancasila-sebagai-dasar-pengembangan.html [diakses tanggal 12 Maret 2015].Ziazen, A. 2012. Nilai-nilai Pancasila dan Perkembangan IPTEK. http://alvaziazien.blogspot.com/2012/08/nilai-nilai-pancasila-perkembangan-iptek.html [diakses tanggal 12 Maret 2015].

Pancasila Sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK 14